1 Juni 2012 : 78 - 86
Diterima (received): 26 Januari 2012; Disetujui untuk dipublikasikan (accepted): 14 Maret 2012
ABSTRAK
Budaya keselamatan dan ketangguhan terhadap bencana belum terbentuk di tengah
masyarakat, sehingga dampak bencana semakin besar dan masyarakat pun mudah
termakan isu. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman masyarakat terhadap kondisi
lingkungan sekitarnya (local knowledge) belum berkembang secara baik. Salah satu
penyebabnya adalah pembelajaran geografi belum menghasilkan outcome kecakapan
berfikir keruangan secara baik. Salah satu tool yang efektif untuk meningkatkan kecakapan
berfikir keruangan adalah GIS. Makalah ini membahas pentingnya kecakapan berfikir
keruangan (spatial thinking skills) dalam pembelajaran geografi dan terapannya dalam
pembelajaran bencana. GIS menawarkan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi
lingkungan mereka sendiri menggunakan teknologi informasi baru, sehingga bisa
dimanfaatkan untuk meningkatkan kecakapan berfikir keruangan. Meningkatnya spatial
thinking skills menjadikan siswa mengenal kondisi lingkungan sekitarnya dengan baik
termasuk ancaman, kerentanan dan risiko bencananya, sehingga saat terjadi bencana siswa
bisa menyelamatkan diri sendiri, keluarga dan masyarakatnya. Dengan demikian spatial
thinking skills merupakan kompetensi dasar dalam geografi yang bisa diterapkan dalam
pembelajaran bencana dan pada akhirnya bisa ikut membatu meningkatkan budaya
keselamatan dan ketangguhan masyarakat terhadap bencana, sehingga tidak mudah
termakan isu bencana yang tidak benar.
ABSTRACT
Safety and resilience culture to disaster has not been established in the community, so
the impact of disaster tends to increase and the community easily influenced by improper
disaster issues. This indicates that people's understanding to the condition of the
surrounding environment (local spatial knowledge) has not developed properly. One of the
reasons is the learning outcomes of geography education have yet produced good spatial
thinking skills. Therefore, it is considered that GIS could be an effective tool for improving the
spatial thinking skills. This paper discusses the importance of spatial thinking skills in
geography and applied in the learning of disasters. GIS offers students the opportunity to
explore their own environment using new information technologies, which can be used to
enhance spatial thinking skills. The increase of spatial thinking skills make students more
familiar with the condition of their surrounding environment, including threats, vulnerabilities
78
Peran Sistem Informasi Geografis dalam Pembentukan........................................(Yusup, Y., Sugiyanto dan Hadi, P.)
and disaster risks, so that when disaster strikes the students can help themselves, their
families and communities.Thus spatial thinking skills is a basic competence in geography
can be applied in the learning of disaster and could ultimately help to improve safety culture
and community resilience to disasters, therefore they will easily fall in deceptive disaster
issues.
Keywords: Culture of safety and resilence to disaster, Geography, Spatial Thinking Skills,
Disaster Learning
79
Globe Volume 14 No. 1 Juni 2012 : 78 - 86
80
Peran Sistem Informasi Geografis dalam Pembentukan........................................(Yusup, Y., Sugiyanto dan Hadi, P.)
81
Globe Volume 14 No. 1 Juni 2012 : 78 - 86
82
Peran Sistem Informasi Geografis dalam Pembentukan........................................(Yusup, Y., Sugiyanto dan Hadi, P.)
Peran SIG dalam Pembentukan Spatial thinking skills, seperti sudah dikupas di sub
Thinking Skills dalam Konteks bab sebelumnya. Berikut contoh
Pembelajaran Bencana bagaimana membelajarkan geografi
dengan pendekatan PBL-GIS dalam
Untuk menggambarkan peran SIG konteks pembelajaran bencana. Skenario
dalam pembentukan spatial thinking skills, pembelajaran PBL-GIS seperti tampak
akan berangkat dari permasalahan pada Tabel 1, lebih cocok untuk GIS
keruangan yaitu mudahnya masyarakat berbasis desktop yang cukup rumit
termakan isu bencana besar yang tidak pengoperasiannya dan banyak kendala
benar. Seperti isu tsunami yang mengiringi untuk diterapkan di sekolah (Tsou and
Gempa Jogja tahun 2006, atau isu awan Yanow, 2010). PBL-GIS yang dipakai di
panas 60 km, membuat masyarakat sini berbasis Web (Web-based GIS)
Jogjakarta dan sebagian Wilayah Jawa khususnya Google Earth yang memiliki
Tengah panik dan melarikan diri ke daerah fasilitas seperti 3D viewer, profil
yang lebih aman. Kepanikan masyarakat ketinggian, dan historical imagery (Tsou
terkait isu tsunami, menyebar dari daerah and Yanow, 2010; Bodzin, et. al., 2012).
pantai (Parangtritis dan sekitarnya) sampai Fasilitas Google Earth tersebut bisa
dengan daerah lereng gunungapi (Kota dimanfaatkan oleh siswa untuk mengeks-
Jogjakarta/Kabupaten Sleman) bahkan plorasi lingkungan mereka sendiri. Terkait
masyarakat di daerah yang terlindungi pembelajaran bencana, siswa bisa
pegunungan selatan pun, seperti mengidentifikasi bahaya, kerentanan dan
Kabupaten Klaten, ikut melarikan diri. risiko lingkungannya. Sebagai contoh
Hal ini mengindikasikan bahwa pema- dengan memanfaatkan historical imagery,
haman masyarakat terhadap kondisi siswa bisa mengevaluasi dampak tsunami
lingkungan sekitarnya (local spatial Aceh 2004 terhadap Kota Banda Aceh,
knowledge) belum berkembang secara seperti tersaji pada Gambar 1. Di sini
baik (McCall, 2008). Salah satu siswa menggunakan time slider untuk
penyebabnya adalah outcome pembela- memilih citra dengan tanggal pengambilan
jaran geografi belum sampai pada spatial yang paling dekat dengan kejadian
83
Globe Volume 14 No. 1 Juni 2012 : 78 - 86
84
Peran Sistem Informasi Geografis dalam Pembentukan........................................(Yusup, Y., Sugiyanto dan Hadi, P.)
85
Globe Volume 14 No. 1 Juni 2012 : 78 - 86
BNPB. 2010. Rencana Aksi Nasional ledge Quest. Journal of the American
Pengurangan Risiko Bencana (RAN Association of School Librarians.
PRB) 2010-2012. Badan Nasional Volume 36. Number 4 March/April
Penanggulan Bencana. Jakarta. 2008. American Library Associate.
Bodzin, A., Anastasio, D. and Kulo, V. McCall, M.K. 2008. Participatory Mapping
2012. Designing Google Earth and Participatory GIS (PGIS) for CRA,
Activities for Learning Earth and Community DRR and Hazard
Environmental Science. In MaKinster, Assessment. ITC Enschede. Nether-
Trautmann, & Barnett (Eds.) Teaching lands.
Science and Investigating Environ- National Research Council. 2005. Lear-
mental Issues with Geospatial ning to Think Spatially. GIS as a
Technology: Designing Effective Pro- Support System in the K12
fessional Development for Teachers. Curriculum.www.nap.edu/catalog/1101
Dordrecht. Springer. Netherlands 9.html
Building Research Institute (BRI). 2007. Jawa Pos. 2010. Kemdiknas Terapkan
Disaster Education, National Graduate Kurikulum Pendidikan Bencana. Jawa
Institute for Policy Studies (GRIPS). Pos Edisi 1 November 2010.
Geography Education Standards Project Regional Consultative Committee on
(GESP). 1994. Geography for life: Na- Disaster Management (RCC). 2007.
tional Geography Standards. Natio-nal Integrating disaster risk reduction into
Geographic Society. Washington D.C. school curriculum. Asian Disaster
Houtsonen. L., T. Johansson and Ilta- Preparedness Center (ADPC). Klong
Kanerva Kankaanrinta. 2004. GISAS Luang Pathumthan. Thailand
ProjectIntroducing GIS into European Risk RED Report. 2006. Risk Reduction
Secondary School Geography and Education for Disasters. Risk RED.
th
Environmental Education. The 30 California.
Congress of the International Geogra- Sarah Witham Bednarz, tanpa tahun.
phical Union. Glasgow. Problem Based Learning and GIS:
ISDR. 2002. Disaster Reduction and PBL-GIS.
Sustainable Development: Understan- Tsou, M.H. and Yanow, K. 2010.
ding the Links between Vulnerability Enhancing General Education with
and Risk related to Development and Geographic Information Science and
Environment. Background Document Spatial Literacy. URISA Journal. 22(2):
for the World Summit on Sustainable 45-54.
Development (WSSD) No. 5, revised UU RI No. 24 Tahun 2007 tentang
version 17 May 2002. Penanggulangan Bencana.
http://www.unisdr.org Wikipedia Indonesia. 2006. Geografi,
ISDR. 2005. Press Release. Thursday, 3 ensiklopedia bebas berbahasa
October 2005. Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/
ISDR. 2006. Disaster Risk Reduction Geografi
Begins at School. United Nations. Wisner, Ben. 2006. Let Our Children
Geneva. Switzerland. Teach Us. Bangalore. Books for
ISDR. 2007. Disaster Risk Reduction: Change. India
2007 Global Review. Global Platform Yusup, Y. 2010. Embrio Pembelajaran
for Disaster Reduction. UN. Bencana di Kelas: Studi Kasus
Johnson, A.B. 2006. Spatial Thinking, Dinamika Pembelajaran Geografi di
Education, and the Workforce. ESRI SMP/SMA Kabupaten Sragen, MIPS,
Higher Education Solutions Manager. Majalah Ilmiah Ilmu Pengetahuan
Kemp, J. 2008. Lost in Space: On Sosial. Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial.
Becoming Spatially Literate, Know- FKIP. UNS. Surakarta.
86