Anda di halaman 1dari 7

KESESUAIAN LAHAN DI DESA SRIGADING KECAMATAN SANDEN

KABUPATEN BANTUL UNTUK TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus undatus)

Suitability of Land in Srigading Village Sanden Subdistrict Bantul Regency to


Plant Dragon Fruit (Hylocereus undatus)

Oleh : Deni Pratama, jurusan pendidikan geografi, fakultas ilmu sosial, universitas
negeri yogyakarta, dennyvai0@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Tingkat kesesuaian lahan


untuk tanaman buah naga; 2) Faktor pembatas kesesuaian lahan untuk tanaman
buah naga; 3) Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi pembatas kesesuaian
lahan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode matching
(mencocokkan) yaitu berusaha mendeskripsikan segala sesuatu yang ada di
lapangan berupa kondisi lahan di daerah penelitian yang kemudian dimatchingkan
dengan syarat tumbuh buah naga. Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan
lahan di Desa Srigading dan sampel diambil di tiga (3) lokasi dengan teknik
purposive sampling. Teknik pengumpulan data meliputi uji laboratorium,
dokumentasi, pengukuran di lapangan. Teknik analisis data dalam penelitian ini
adalah deskriptif antara lain data laboratorium dan data dari lapangan disusun
menjadi satu menjadi data kualitas lahan daerah penelitian, kemudian data kualitas
lahan dimatchingkan dengan syarat tumbuh buah naga.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Tingkat kesesuaian lahan di
Desa Srigading adalah tidak sesuai dalam aspek retensi hara dan sodisitas
(Alkalinitas) yang merupakan faktor pembatas non permanen yang berarti lahan
masih bisa diupayakan untuk tanaman buah naga; 2) Faktor pembatas kesesuaian
lahan antara lain adalah curah hujan, tekstur tanah, kedalaman tanah, KTK tanah,
pH tanah, C-Organik, dan alkalinitas; 3) Upaya perbaikan lahan meliputi
perbaikan ketersediaan air (drainase) dengan cara pembuatan drainase permukaan
untuk mengatasi air permukaan (air hujan). Perbaikan tekstur dengan cara
menambahkan amilioran. Perbaikan KTK liat, pH tanah dan C-Organik dengan
cara penambahan dosis pupuk baik organik atau anorganik. Perbaikan alkalinitas
dengan cara penambahan sulfur dan kapur pertanian. Pencegahan banjir dengan
pembuatan drainase.

Kata kunci: lahan, kesesuaian lahan, matching, buah naga.

Abstract
The aims of this thesis are to find out: 1) the level of land suitability for
plant dragon fruit; 2) restricting factor of land suitability for plant dragon fruit;
3) attempts to manage restricted factor of land suitability.
This research uses the descriptive with matching methods through
quantitative analysis which means the writer tries to describe everything that
happens in the field, such as: land conditions in research area then the result will
be match with matching methods with requirements growth of dragon fruit. The
population in this research is a whole land in Srigading village and sample taken
in three (3) location with purposive sampling technique. Data collection
techniques including laboratorium data, documentation, and measurements in
research area. Data analysis in this thesis is descriptive such as data from
laboratorium and data from measurement of research area are one into a data the
quality of land, and then data quality of land match on with requirement growth
of dragon fruit..
Based on the research, the writer concludes that: 1). The level of land
suitability in Srigading village is not appropriate in nutrient retention and sodisity
(alkalinity) that is restricting factor of impermanent which means the land still
can be fix for preservation of dragon fruit, 2) the restrictic factor of land
suitability among other rainfall, soil texture, depth of land, capacity of kation, pH
soil, C-Organic, and alkalinity, 3) some attempts to manage restricted factor of
land suitability overwhelmed improvement the availability of water by way of
making drainage of surface for overcome surface water (rainfall). Improvements
soil texture with a procedure added some amilioran to land. Some improvements
for capacity of kation soil, pH soil, and C-organik with added some appropriate
doses of organic and anorganic fertililizer. Improvements of alkalinity with added
some sulphur and lime agricultural. Some prevention flood to the creation of
drainage because the dragon fruit intolerant with water too much.

Keywords: land, suitability of land, matching methods, dragon fruit

PENDAHULUAN berusaha. Pembangunan nasional itu


Indonesia adalah negara agraris sendiri didukung oleh pembangunan
karena sebagian besar mata yang ada di daerah.
pencaharian penduduknya adalah di
sektor pertanian. Indonesia terletak di Pembangunan suatu daerah
daerah tropis yang memiliki berbagai pada dasarnya adalah usaha untuk
tipe iklim sehingga berbagai jenis memanfaatkan potensi sumber daya
komoditas pertanian dapat alam, salah satunya adalah lahan.
dikembangkan. Pertanian merupakan Pemanfaatan lahan secara maksimal
salah satu sektor yang sangat penting dapat meningkatkan taraf hidup
dalam pembangunan nasional. Peranan masyarakat dan pendapatan daerah.
sektor pertanian dalam pembangunan Meningkatnya kebutuhan dan
di Indonesia diarahkan untuk persaingan dalam penggunaan lahan,
meningkatkan produksi pertanian guna baik untuk keperluan produksi
memenuhi kebutuhan pangan, yaitu pertanian maupun untuk keperluan lain
meningkatkan pendapatan petani, memerlukan pemikiran yang seksama
membuka kesempatan kerja, dan dalam mengambil keputusan
mendorong pemerataan kesempatan pemanfaatan yang paling
menguntungkan dari sumber daya begitu sulit. Menurut Pengelola Kebun
lahan yang terbatas (Santun R.P Sitorus Buah Naga Teguh Farm Yogyakarta,
: 35). Bangkit, didampingi Suroso rekannya,
mengungkapkan, tanaman buah naga
Buah naga (Hylocereus tidak hanya dilakukan di lahan pasir
undatus), atau dikenal Dragon fruit meski termasuk tanaman keras.
merupakan salah satu komoditi tanah Tanaman juga mampu dibudidayakan
yang masih relatif langka di Indonesia. di lahan non pasir (Kedaulatan Rakyat,
Buah ini memiliki bentuk yang sangat Kamis, 13 Desember 2013).
unik dan cukup memikat untuk dilihat. Berdasarkan pernyataan tersebut
Buah naga sering disebut juga kaktus seharusnya di daerah lahan berpasir
manis atau kaktus madu. Buah naga ditanami buah naga mengingat lahan
bukan buah kaktus biasa yang dikenal berpasir cocok untuk buah naga. Desa
sebagai pricklt pear atau opuntia ficus- Srigading belum mencatat
indica yang merupakan buah yang perkembangan buah naga, baik data
baru dikenal di Indonesia. Budidaya tentang hasil panen dan hal yang
buah naga merupakan salah satu berkaitan tentang buah naga yang
peluang agrobisnis pertanian yang tentunya juga tingkat kesesuaian lahan
cukup menjanjikan. Buah naga dan faktor pembatas lahan dikarenakan
merupakan tanaman komoditi langka buah naga masih termasuk varietas
dengan prospek pasar yang masih baru di dunia pertanian. Harapan
terbuka luas, baik untuk pasar dalam penulis semoga tulisan ini bermanfaat
negeri maupun ekspor (LIPI, 2011:1). untuk perkembangan pertanian buah
naga khususnya di Desa Srigading.
Desa Srigading merupakan salah satu
desa yang terletak di Kecamatan
METODE PENELITIAN
Sanden Kabupaten Bantul Provinsi
Penelitian ini merupakan
Yogyakarta. Desa ini letaknya dekat
penelitian deskriptif kuantitatif.
pesisir Pantai Samas yang lahannya
Penelitian deskriptif yaitu mengarah
mayoritas berupa pasir. Selain bertanah
pada pengungkapan suatu masalah atau
pasir, Desa Srigading berada di
keadaan sebagaimana adanya dan
ketinggian 5 sampai 20 m (dpal) dan
mengungkapkan fakta fakta yang ada,
memiliki lereng yang cukup datar serta
terkadang diberikan interpretasi dan
memliki intensitas cahaya matahari
analisa (Moh. Pabundu Tika, 2005 : 4).
yang cukup untuk tumbuh tanaman
Penelitian kuantitatif adalah penelitian
tropika. Di desa tersebut telah
yang dimaksud untuk mengungkapkan
dibudidayakan tanaman buah naga,
gejala secara holistik-konstektual
disamping tanaman bawang merah dan
melalui pengumpulan data dari latar
cabe merah yang menjadi tanaman
alami dengan memanfaatkan diri
unggulan daerah tersebut. Berdasarkan
peneliti sebagai instrumen kunci.
observasi lapangan dapat dilihat bahwa
Penelitian kuantitatif bersifat deskriptif
pembudidayaan tanaman buah naga di
dan cenderung menggunakan analisis
daerah tersebut belum optimal, serta
pendekatan induktif. Proses dan makna
minimnya penelitian terkait dengan
(perspektif subyek) lebih ditonjolkan
tanaman buah naga ini, padahal buah
dalam penelitian kuantitatif.
naga memiliki nilai ekonomis tinggi
(Sugiyono,2005;6). Penelitian
dan perawatan tanaman yang tidak
deskriptif yang dilakukan dalam 2. Hasil Penelitian Tingkat
penelitian ini dengan menggunakan Kesesuaian Lahan
metode analisis matching atau Tingkat kesesuaian lahan
mencocokkan antara kondisi lahan di (Nnx) artinya lahan tidak sesuai
daerah penelitian dengan syarat tumbuh (N) untuk buah naga dalam aspek
tanaman buah naga. retensi hara (nr) dan sodisitas (xn),
tetapi karena faktor retensi hara
Waktu dan Tempat Penelitian dan sodisitas merupakan faktor
Penelitian ini dilaksanakan pada pembatas non permanen, lahan di
bulan November 2014 sampai dengan Desa Srigading bisa diperdayakan
Juli 2015 di Desa Srigading Kecamatan untuk buah naga dengan
Sanden Kabupaten Bantul. memperbaiki faktor retensi hara
dan sodisitas. Lahan di desa
Populasi Srigading, Kecamatan Sanden,
Populasi dari penelitian ini Kabupaten Bantul, baik blok
adalah kesuluruhan lahan Desa sampel satu (1), dua (2) dan tiga
Srigading Kecamatan Sanden Kaupaten (3) Desa Srigading, Kecamatan
Bantul. Sanden memiliki tingkat
kesesuaian N atau tidak sesuai
HASIL PENELITIAN DAN (dari faktor non permanen) untuk
PEMBAHASAN syarat tumbuh tanaman buah naga.

1. Tingkat Kesesuaian Lahan 3. Faktor Pembatas Lahan


Kesesuaian lahan adalah Berdasarkan matching antara
tingkat kecocokan dari sebidang persyaratan tumbuh tanaman buah
lahan untuk sesuatu penggunaan naga dengan karakteristik lahan di
tertentu yang lebih spesifik dari daerah penelitian, diperoleh hasil
kemampuan lahan. Perbedaan yang menunjukkan bahwa :
dalam kesesuaian ditentukan oleh
hubungan antara keuntungan dan 1) Faktor pembatas kesesuaian
masukan yang diperlukan lahan sampel satu (1)
sehubungan dengan penggunaan Daerah penelitian sampel satu
lahan tersebut. Untuk mengetahui (1) memiliki pembatas
tingkat kesesuaian lahan caranya kesesuaian lahan yaitu curah
adalah dengan mencocokkan atau hujan (S2), tekstur (S3),
matching antara hasil data primer kedalaman tanah (S3), KTK
dan sekunder dengan kelas liat (S2), pH (N), C-Organik
kesesuaian lahan untuk tanaman (S3), dan alkalinitas (N)
buah naga. Data tingkat kesesuaian 2) Faktor pembatas kesesuaian
lahan yang menjadi dasar dari lahan sampel dua (2)
penelitian ini diperoleh melalui Daerah penelitian sampel dua
observasi kemudian dengan uji (2) memiliki pembatas
laboratorium. kesesuaian lahan yaitu curah
hujan (S2), tekstur (S3),
kedalaman tanah (S3), KTK
liat (S1), pH (N), C-Organik f. Perbaikan Alkalinitas,
(S3) dan alkalinitas (N). dilakukan dengan cara
3) Faktor pembatas kesesuaian penambahan unsur sulfur
lahan sampel tiga (3) dan kapur pertanian ke
Daerah penelitian sampel tiga tanah.
(3) memiliki pembatas g. Pencegahan bahaya banjir,
kesesuaian lahan yaitu curah dilakukan dengan cara
hujan (S2), tekstur (S2), membuat drainase
kedalaman tanah (S3), KTK permukaan untuk
liat (S1), pH (N), C-Organik mengurangi resiko banjir.
(S2) dan alkalinitas (N).

4. Upaya Mengatasi Pembatas DAFTAR PUSTAKA


Lahan
1. Upaya perbaikan lahan yang Arsyad, Sinatala. (2006). Konservasi
dilakukan untuk memperbaiki Tanah dan Air. Bogor:IPB
pembatas kesesuaian lahan Press
adalah :
a. Perbaikan untuk mengatasi
Anita Desi Kusumaningtyas. (2009).
ketersediaan air, faktor
Prospek Usaha Tani Salak
curah hujan yaitu dengan
Madu di Desa Wonokerto
pembuatan drainase
Kecamatan Turi Kabupaten
permukaan yaitu untuk
Sleman Daerah Istimewa
mengatasi air permukaan
Yogyakarta. Skripsi.
(air hujan)..
Yogyakarta: UNY.
b. Perbaikan kesuburan yang
meliputi perbaikan tekstur
Bintarto, R. (1982). Metode Analisa
tanah dan kedalaman tanah,
Geografi. Yogyakarta: Gadjah
dilakukan dengan cara
Mada University Press.
pemupukan ekstra atau
penambahan pupuk dan
Bintarto dan Surastopo
penambahan amilioran.
Hadisumarno.(1981). Metode
c. Perbaikan KTK tanah,
Analisa Geografi. Jakarta:
dilakukan dengan cara
Lembaga Penelitian,
penambahan dosis pupuk
Pendidikan, dan Penerangan
atau pemupukan ekstra.
Ekonomi dan Sosial (LP3S)
d. Perbaikan pH tanah,
dilakukan dengan cara
Deni. 2009. Berkebun buah naga,
penambahan dosis pupuk
http://www.deniidi.com/2009/1
atau pemupukan ekstra.
1/analisa-usaha-berkebun-buah-
e. Perbaikan C-Organik
naga.html diakses tanggal 3
dilakukan dengan cara
Januari 2015 pukul 19:47
pemupukan ekstra atau
penambahan pupuk dan
Djaenudin, D., Marwan, Subagyo, dan
penambahan amilioran.
Anny M. 1997. Kriteria
Kesesuaian Lahan untuk
komoditas pertanian. Badan Kecamatan Turi Kabupaten
Penelitian dan pengembangan Sleman. Skripsi. Yogyakarta:
pertanian. Bogor UNY.

Dwi Putranti. 2010. Evaluasi Kurniawati, Yusni. (2012).


Kesesuaian Lahan untuk Pemanfaatan Lahan Perbukitan
Tanaman Jambu Mete untuk Usaha Tani Tanaman
(Anacardium Occidentale) di Jambu Mete (Annarcardium
Kecamatan Karangmojo Occidentale L) di Desa
Kabupaten Gunungkidul. Karangtengah Kecamatan
Skripsi. Yogyakarta: UNY. Imogiri Kabupaten Bantul
Yogyakarta. Skripsi.
Yogyakarta: UNY
FAO. 1976. Framework For Land
Evaluation. ILRI Publication. Lambert, K., A. Syukur dan E.
N0.22. The Netherland. Hanudin. (1993). Petunjuk
Penggunaan Alat dan Dasar-
Fenti Rahayu Setiani. 2010. Kesesuaian Dasar Metode Analisis Kimia
Penggunaan Lahan dan Tanah. Laboratorium Kimia
Produktivitas Usaha Tani dan Keseburan tanah. Jurursan
Melon pada Dataran Bekas Sugiyono. (2009). Metode
Laguna di Desa Parangtritis Penelitian Kuantitatif,
Kecamatan Kretek Kabupaten Kualitatif, dan R & D.
Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Bandung: Alfabeta.
UNY.
Lim, H.K., Chin P.T., Roselina K.,
Hadi Sabari Yunus. (2010). Metodologi Abdul A.A, and Jamilah B.
Penelitian Wilayah 2010. Chemical composition
Kontemporer. Yogyakarta: and DSC thermal properties of
Pustaka Pelajar. two Species of Hylocereus cacti
seed oil: Hylocereus undatus
Hardjowigeno S. Dan Widiatmaka. adna Hylocereus polyrhizus.
2007. Evaluasi Kesesuaian Journal Food Chemistry 119 :
Lahan dan Perencanaan 1326-1331.
Tataguna Lahan. Gadjah Mada
University press: Yogyakarta Mahmudi. (2011). Pengelolaan
Pengetahuna Buah Naga, Budi
Hardjadinata,S. (2010). Budidaya Buah daya dan pemanfaatannya.
Naga. Penebar Swadaya: LIPI: Jakarta.
Jakarta
Nurudin. (2011). Evaluasi Kesesuaian
Kurniasari, Amatullah. (2012). Lahan untuk Tanaman Sawo
Evaluasi Kesesuaian Lahan (acrharas zapota L) Sebagai
untuk Budidaya Tanaman Pendukung Potensi Agrowisata
Nilam (pogostemon cablin di Desa Putat dan Desa
benth) di Desa Girikerto Nglanggeran Kecamatan Patuk
Kabupaten Gunung Kidul. Suparmini, dkk. (2000). Dasar-Dasar
Skripsi. Yogyakarta: UNY. Geografi. Yogyakarta: FIS
UNY
Rayes, L. 2007. Metode Inventarisasi
Sumber Daya Lahan.Andi Sutopo, H.B. (2006). Metodologi
Offset, Yogyakarta. Penelitian Kualitatif. Surakarta:
Universitas Negeri Sebelas
Rokhman, Arif. 2011. Evaluasi Maret.
kesesuaoan lahan untuk
tanaman buaha naga, mahkota Sys, C., E.V. Ranst dan J. Debaveye.
dewa dan rosella di Kabupaten 1991. Principles In Land
Batang. Tesis UGM. Evaluation and Crop
Yogyakarta. Production Calculation. Land
Evaluation Part 1. General
Priyono. 2005. Perbanyakan tanaman Administration for
buah nga berdaging buah merah Development Cooperation.
(hylocereus costaricensis) Brussel.
melalui teknik kultur jaringan.
Berita Biologi 7 (5) : 273-283. Sys, C., E.V. Rants and J. Debaveye.
1991. Methods in Land
Salim, F., tuti S. Dan Titiresmi. 2006. Evaluations. Land Evaluation
Konservasi lahan marginal Part II. General Administration
berpasir melalui penanaman for Development Cooperation.
buah naga (Hylcereus Brussel.
Polyrhizus).Jurnal Teknologi Wahyuningrum, N., C. Nugroh,
Lingkungan 22 : 100-104 Wardojo, beny Harjadi, Endang
Savitri, Sudimin, Sudirman.
Sitorus, S. 1998. Evaluasi Sumberdaya 2003. Klasifikasi kemampuan
Lahan. Tarsito. Bandung dan kesesuaian lahan. Info DAS
15 : 1-106
Suharyono dan Moch Amien. (1994).
Pengantar Filsafat Geografi. Widoyo Alfandi. (2001). Epistimologis
Jakarta: Dirjen Dikti Geografi. Yogyakarta: Gadjah
Depdikbud. Mada University Press.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Yogyakarta, 20 Januari 2015
Reviewer
Sulaeman, Suprapto dan Eviati. 2005.
Analisis Kimia Tanah,
Tanaman, Air dan Pupuk. Balai
Penelitian Tanah. Bogor.
Nurul Khotimah, M. Si.
NIP 19790613 200604 2 001

Anda mungkin juga menyukai