oleh:
Prof. Dr. Muhammad Baiquni, M.A.
PARADIGMA ARCHIPELA GO:
PERSPEKTIF GEOGRAFI REGIONAL
DALAM MENGELOLA KERAGAMAN WILA YAH
KEPULAUAN DAN KELAUTAN INDONESIA
oleh:
Prof. Dr. Muhammad Baiquni, M.A.
B ism ill ah irrahman irra h iel1l
Assalamu 'alaikllln warahmatullahi 1-l'abarakatuh.
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Segala puja dan puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan berkahnya sehingga kita dapat menjalani hidup ini dengan
bahagia. Shelawat dan salam kita haturkan kepada Rasulullah
Muhammad saw, yang menjadi teladan dan menuntun kita mencintai
ilmu untuk mewujudkan akhlak mulia.
Pada hari ini kita berkumpul di Balai Senat Universitas Gadjah
Mada untuk menghadiri Rapat Terbuka Majelis Guru Besar.
Perkenankan saya menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah
Republik Indonesia yang telah memberi kepercayaan melalui
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 1836631A4.3/KP/2013, mengangkat saya sebagai Profesor/Guru
Besar dalam bidang IImu Geografi Regional sejak 1 November 2013.
Pada kesempatan ini, izinkan saya menyampaikan pidato berjudul:
PARADIGMA ARCHIPELAGO:
PERSPEKTIF GEOGRAFI REGIONAL DALAM
MENGELOLA KERAGAMAN WILA YAM KEPULAUAN DAN
KELAUT AN INDONESIA
2
Hadirinyang terhormat,
Pidato ini membahas paradigma archipelago untuk memahami
dan mewujudkJn pengembangan wilayah kepulauan Indonesia yang
bercirikan Bhinneka Tunggal [ka. Latar belakang pemilihan topik
didasarkan pada pel1imbangan berikut: (I) Indonesia merupakan
negara kepulauan (archipelagic state) di wilayah tropis yang memiliki
keragaman ekosistem alam dan budaya terbesar di dunia;
(2) Kepulauan ini memiliki sejarah panjang, lebih dari seribu tahun
silam pemah memiliki peradaban maritim yang terkenal seperti
Sriwijaya dan peradaban agraris yang unggul di sekitar Borobudur dan
Prambanan; (3) Indonesia memiliki posisi geostrategi penting di
antara silang Benua Asia dan Australia serta silang Samudra Hindia
dan Pasifik; (4) Indonesia sedang mengalami transisi perkembangan
pesat yang perlu dikawal agar mampu berdaulat secara politik,
mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya; (5) Saat
ini Indonesia sedang melakukan estafet kepemimpinan yang
diharapkan mampu melakukan transfon11asi menjadi bangsa yang
EMAS, ekonomi maju, masyarakat adil, dan kehidupan sejahtera.
di muka bumi.
"Andaikata di perm/lkaan b/lmi ini tidak ditem/lkan perbedaan serta
keberagaman fenomenafisis, sosial, ekonomi. b/ldaya. maka tidak ada dasar
landasan keberadaan disiplin ilm/l geograji". (Finch, 1957).
Timor Timur yang waktu itu baru saja berintegrasi dengan Indonesia.
Melalui Pembangunan Lima Tahun secara bertahap dilakukan dengan
membenahi infrastruktur dan kelembagaan perdesaan. Selain itu juga
dikembangkan program kewilayahan, antara lain program
transmigrasi, IRDP (Integrated Rural Development Program), KIP
(Kampung Improvement Project), IUIDP (Integrated Urban
Infrastructure Development Project), yang masih banyak dipengaruhi
oleh Bank Dunia dengan para ahli asing.
Pembangunan masyarakat desa pada awal mulanya diilhami
oleh konsep Community Development atau pembangunan masyarakat
yang disponsori oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui program-
program UNESCO. Program pembangunan masyarakat itu
dimaksudkan sebagai usaha yang terdapat di wilayah perdesaan dari
negara-negara sedang berkembang. Karena titik berat pelaksanaannya
ada di wilayah perdesaan itulah, pengertian pembangunan masyarakat
sering diinterpretasikan sebagai pembangunan masyarakat desa
(Suhardjo, 2008; Ellis and Biggs, 200I).
Pembangunan pertanian sebagai basis pertumbuhan ekonomi,
memberikan kesempatan industri dan modemisasi yang berbasis .di
kota untuk mengembangkan pasamya ke desa. Desa mendapat input
pertanian melalui Revolusi Hijau tahun I970-an, dipacu untuk
meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya pangan, bagi
ketercukupan konsumsi semua. Nilai tambah yang diperoleh desa
sebagai bentuk meningkatnya produktivitas, tidaklah mendapat
banyak. Di antara yang diuntungkan dalam program intensifikasi
adalah petani besar, pemilik modal, dan kelompok elite desa yang
dapat menyiasati atau merespons modemisasi pertanian dan perdesaan
(Baiquni dan Susilawardani, 2002; Titus and Burgers, 2008).
Aglomerasi perkotaan mulai terjadi sehingga menuntut
pengelolaan kota yang lebih baik dan kerja sama antarkota yang lebih
efektif. Model pengembangan wilayah mendorong kerja sama kota-
kota terkait di sekitamya, seperti labodetabek, loglosemar,
Gerbangkertasusila, dan Kartamantul. Sementara itu, model kerja
sama regional juga terjadi dalam bentuk pengembangan kawasan
industri dan perdagangan antamegara juga berkembang, seperti Sijori
(Singapura, lohor, dan Riau), IMTGT (Indonesia Malaysia Thailand
14
G = m x TS3
BIODATA
Riwayat Pendidikan
. SDMuhammadiyahXI Mangkuyudan,Surakarta,1974..
. SMPlMadrasah Tsanawiyah Al Islam, Surakarta, 1977.
. SMAIMadrasah Aliyah Al Islam, Surakarta, 1981.
. Sarjana Muda (B.Sc.) Fakultas Geografi, UGM, 1985.
. Sarjana Geografi (Drs.) Fakultas Geografi, UGM, 1988.
. Master of Arts (M.A.) in Development Studies. Institute of Social
Studies, Den Haag, The Netherlands, 1994.
. Doktor IImu Geografi (Dr.) Program Sandwich di UGM dan
Utrecht University, The Netherlands, 2006.
Riwayat Pekerjaan
. PenelitiLPTPSolo, 1988-1996.
. Dosen Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, 1996-kini
. Kepala Puspar (Pusat Studi Pariwisata) UGM, 2010-2012
. Ketua Prodi Master dan Doktor Pariwisata, SPs, UGM, 201O-kini.
Penge10laJurna1
. Redaksi GLOW Quartly of ARECOP Program, 1994-1995.
. EditorJurnalKepariwisataanNasional,PusparUGM.
. Editor Jumal Kepariwisataan Indonesia, Kemenparekraf, RI.
26
Publikasi
. Baiquni, M. 2013 (editor tim) "Ecotourism Destinations in
Archipelago Countries" Gadjah Mada University Press.
. Baiquni, M. 2009. "The Economic and Ecological Crises and Their
Impact on Livelihood Strategies of Rural Households in
Yogyakarta", In Rural Livelihoods, Resources and Coping with
Crisis in Indonesia, ICAS. Amsterdam University Press
. Baiquni, M. 2007. Strategi Penghidupan di Masa Krisis. ideAs.
. Baiquni, M. 2004. Buku Membangun Pusat-Pusat di Pinggiran:
Otonomi di Negara Kepulauan. ideAs & PKPEK.
. Baiquni, M. dan Susilawardani. 2002. Pembangunan Yang Tidak
Berkelanjutan. Refleksi Kritis Pembangunan Indonesia. ideAs.