Anda di halaman 1dari 12

KONSEP GEOGRAFI

(POLA, MORFOLOGI, AGLOMERASI)

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah IPS II

Dosen Pengampu: Fitria Martanti, M. Pd.

Disusun oleh :

Muhammad Ahwan (23106053110)


Nihayatul Husna (23106053103)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geografi adalah ilmu yang mempelajari semua fenomena di permukaan bumi,


baik fenomena alami maupun fenomena kehidupan serta proses-proses yang terjadi,
seperti interaksi, interelasi serta independensi antara manusia dan alam dengan sudut
pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan. Selain itu,
dipelajari pula pola persebaran di permukaan bumi. Ruang lingkup yang dipelajari
geografi pada intinya meliputi tiga hal, yaitu penyebaran umat manusia di permukaan
bumi, hubungan timbal balik antara masyarakat manusia dengan alam lingkungan dan
region (wilayah yang memiliki karakter tersendiri) (Sumaatmadja, 1981: 10).

Konsep geografi adalah konsep yang digunakan untuk memahami dan


mempelajari fenomena perubahan alam dan aspek sosial. Konsep esensial geografi
terdiri dari sepuluh konsep, namun dalam makalah ini hanya akan dibahas secara
detail mengenai tiga konsep esensial geografi, di antaranya konsep pola, konsep
morfologi dan konsep aglomerasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian geografi dan konsep geografi ?
2. Apa pengertian konsep pola dan contohnya ?
3. Apa pengertian konsep morfologi dan contohnya ?
4. Apa pengertian konsep aglomerasi dan contohnya ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian geografi dan konsep geografi
2. Mengetahui konsep pola dan contohnya
3. Mengetahui konsep morfologi dan contohnya
4. Mengetahui konsep aglomerasi dan contohnya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Geografi dan Konsep Geografi


a. Pengertian Geografi
Geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu geo dan graphein. Geo berarti
bumi, sedangkan graphein berarti lukisan atau tulisan. Istilah geografi juga
dikenal dalam bahasa Inggris yaitu geography. Di Indonesia sebelum tahun 1974
dikenal dengan istilah ilmu bumi. Pengertian bumi dalam geografi tersebut tidak
hanya berkenaan dengan fisik alamiah bumi saja, melainkan juga meliputi segala
gejala dan prosesnya, baik itu gejala dan proses alamnya maupun gejala dan
proses kehidupannya. Oleh karena itu dalam hal gejala dan proses kehidupan
yang ada di dalamnya termasuk kehidupan tumbuh-tumbuhan, binatang dan
manusia sebagai penghuni bumi tersebut.
Berikut beberapa definisi geografi menurut para ahli:
 Erasthotenes: Geografi adalah penulisan tentang bumi, hal ini didasari
karena geografi pada masa itu perkembangannya membicarakan
keadaan daerah-daerah lain (geo = bumi, graphein = tulisan).
 Strabo: Menyebutkan bahwa geografi erat kaitannya dengan
karakteristik tertentu mengenai suatu tempat dengan memperhatikan
hubungan antara berbagai tempat secara keseluruhan.
 Karl Ritter: Geografi merupakan studi tentang daerah yang berbeda-
beda di permukaan bumi (diferensiasi area) dalam keragamannya.
 Eisworth Huntington: Geografi adalah studi tentang alam dan
persebarannya, melalui relasi antara lingkungan dengan aktivitas atau
kualitas manusia.
 R. Bintarto: Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di
permukaan bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di permukaan
bumi, baik secara fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup
beserta permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan
regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan
pembangunan.

3
 Seminar dan Lokakarya Peningkatan Kualitas Pengajaran
Geografi, tahun 1988, di Semarang: Geografi adalah ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut
pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.
b. Konsep Geografi
Dalam memahami geografi sebagai ilmu yang mengkaji manusia
dengan lingkungannya dalam kesatuan ruang, ada beberapa konsep geografi
yang harus dipahami. Konsep geografi merupakan hal pokok yang menjadi
kekhasan ilmu geografi dalam menjelaskan berbagai fenomena geografis.
Konsep esensial geografi merupakan konsep yang digunakan untuk
memahami dan mempelajari fenomena atau obyek kajian geografi yaitu
perubahan aspek fisik dan aspek sosial.
Dalam kegiatan seminar dan lokakarya ahli geografi tahun 1988 dan
1989 menghasilkan kesepakatan mengenai konsep esensial geografi yang
terdiri dari sepuluh konsep, di antaranya:
1. Konsep lokasi. Konsep yang menganalisis suatu letak, yang terbagi
menjadi letak absolut/mutlak dan letak relatif/geografis. Contohnya,
Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra. Hal ini
menunjukkan sebagai lokasi relatif/ letak geografis. Sedangkan untuk letak
absolut contohnya adalah suatu letak astronomis wilayah.
2. Konsep jarak. Analisis konsep ini menitikberatkan suatu keuntungan
yang diperoleh, sehingga jarak dapat mempengaruhi suatu kegiatan
manusia. Contohnya, pabrik semen cenderung didirikan dekat dengan
sumber bahan mentah karena jarak mempengaruhi proses produksi produk.

3. Konsep keterjangkauan. Analisis konsep ini menitikberatkan daya


jangkau, atau mudah/sulitnya singgah ke suatu tempat. Contohnya,
perjalanan dari Jakarta ke Sukabumi lebih sulit karena melalui jalan darat
yang sering terhambat oleh jalur jalan raya yang memiliki banyak titik
kemacetan. Berbeda dengan perjalanan dari Jakarta ke negara Singapura
karena keterjangkauan mudah melalui adanya sarana bandar udara.

4. Konsep pola. Suatu konsep yang menganalisis karakteristik khas suatu


fenomena geografi. Contohnya, pola aliran sungai yang menyerupai akar,

4
atau pola pemukiman penduduk yang memanjang sejajar dengan garis
pantai.

5. Konsep morfologi. Konsep ini menganalisis bentuk-bentuk muka bumi


sebagai hasil adanya kegiatan endogen dan eksogen. Contohnya, gunung
anak krakatau mengalami erupsi pada akhir tahun 2018 sehingga
mengakibatkan adanya perubahan penampang morfologinya, bahkan
ketinggian dari penampangnya pun mengalami perubahan.

6. Konsep aglomerasi. Konsep ini menganalisis pengelompokan suatu


obyek geografi. Contohnya, di daerah gurun yang gersang minim akan
persebaran flora/tumbuhan dan persebaran tumbuhan khasnya cenderung
mengelompok di kawasan oasis yang potensial adanya sumber daya air.

7. Konsep nilai kegunaan. Konsep ini menganalisis manfaat suatu obyek


geografi, sehingga akan mengetahui nilai guna obyek tersebut seperti apa.
Contohnya, di Jawa Barat terdapat Pantai Pelabuhan Ratu. Bagi
masyarakat kota Bogor yang tidak memiliki laut, pantai tersebut memiliki
nilai guna sebagai obyek wisata. Berbeda dengan masyarakat pesisir
Pelabuhan Ratu, nilai guna pantai tersebut untuk tempat tinggal, mencari
nafkah, dan juga berwisata.

8. Konsep interaksi dan interdependensi. Konsep ini menganalisis suatu


interaksi/ hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara obyek
geografi. Contohnya, di pedesaan memiliki potensi sumber daya pangan
dan sumber daya tersebut dijual ke kota yang membutuhkannya karena
tidak memiliki potensi tersebut. Sedangkan kota menghasilkan produk
barang jadi hasil olahan industri, kemudian produk tersebut dipasarkan ke
desa yang membutuhkan sandang.

9. Konsep diferensiasi area. Konsep ini menganalisis suatu perbandingan


dan perbedaan antar fenomena obyek geografi. Contohnya, di daerah
Kecamatan Rancaekek tejadi fenomena angin puting beliung, sedangkan di
Sukabumi terjadi peristiwa longsoran lahan.

5
10. Konsep keterkaitan ruang. Contohnya, di daerah dataran tinggi memiliki
keadaan suhu yang rendah, sehingga tanaman teh dapat tumbuh baik di
kawasannya, para pemetik teh cenderung tinggal di daerah tersebut.

B. Konsep Pola

Konsep pola berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran fenomena


dalam ruang muka bumi baik fenomena yang bersifat alami, seperti aliran sungai,
persebaran vegetasi, jenis tanah, curah hujan, atau fenomena sosial budaya, seperti
permukiman, persebaran penduduk, pendapatan, mata pencaharian dan tempat tinggal.
Geografi mempelajari pola-pola bentuk dan persebaran fenomena untuk memahami
makna atau artinya, serta berupaya untuk memanfaatkan dan mengintervensi atau
memodifikasi pola-pola yang ada agar mendapatkan manfaat yang lebih besar.

 Contoh Konsep Pola

Konsep pola terbagi menjadi dua jenis, yaitu konsep pola alami (terbentuk
oleh alam) dan konsep pola buatan (terbentuk oleh sosial budaya). Berikut masing-
masing contoh berdasarkan jenis-jenis tersebut:
1. Konsep pola alami
Konsep pola alami merupakan konsep yang hadir tanpa campur tangan manusia
atau terjadi begitu saja. Contoh yang terlihat di dalamnya melibatkan tempat-
tempat, tanaman, hewan, dan sebagainya.

 Pola persebaran vegetasi

Vegetasi ialah komunitas tumbuhan yang ada di suatu kawasan. Persebaran


jenis tumbuhan yang ada di daerah tertentu dipengaruhi oleh kondisi alam,
seperti iklim, fisiografi, edafik (tanah), tingkat pancaran matahari, dan
sebagainya.
 Pola aliran sungai
Pola atau arah aliran sungai selaras disebabkan karena struktur geografis suatu
daerah. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor alami, yakni bebatuan, tingkat
erosi, topografi, kemiringan, dan sebagainya. Ada banyak pola aliran sungai,

6
di antaranya pola dendritik, rektangular, trellis dan lainnya. Bentuk siku-siku
pada aliran sungai menunjukkan aliran sungai rektangular.

2. Konsep pola buatan

Berbanding terbalik dengan yang alami, konsep pola buatan adalah konsep yang
terjadi dengan campur tangan manusia. Contoh dari konsep pola ini dapat berupa
fenomena yang berasal dari budaya masyarakatnya, di antaranya:

 Pola permukiman penduduk

Pola permukiman penduduk umumnya mengikuti karakteristik tempat


atau alam yang ditinggali. Biasanya, warga membangun rumah pada tempat-
tempat yang memudahkan dirinya. Walau mengikuti karakter lingkungan,
namun pembangunan ini melibatkan campur tangan manusia. Itulah mengapa,
pola ini dikatakan sebagai konsep pola buatan yang dipengaruhi sosial budaya.

Contoh pola permukiman yang umum terjadi ialah pola permukiman


penduduk di wilayah pesisir memanjang mengikuti alur garis pantai. Hal itu
dilakukan untuk memudahkan penduduk dalam melakukan kegiatan ekonomi,
yakni mencari ikan di laut. Selain itu, pola permukiman di daerah dataran
rendah biasanya mengelompok, di daerah sungai akan memanjang mengikuti
alur aliran sungai, di daerah pegunungan akan menyebar, bentuk permukiman
di perkotaan contohnya di Jakarta dibangun berdekatan atau berhimpitan satu
dengan yang lain.

 Pola mata pencaharian


Mata pencaharian penduduk dari suatu wilayah umumnya memiliki pola
tertentu. Misalnya, kota yang berdekatan dengan pantai penduduknya
mayoritas akan berprofesi sebagai nelayan.
 Pola jenis rumah
Jenis rumah dari suatu wilayah biasanya menyesuaikan dengan alam serta
kebudayaan setempat. Hal tersebut tercermin dari rumah adat yang ada di
Indonesia. Bentuk dari rumah-rumah tersebut tergantung pada kondisi alam
dan sumber dayanya.

7
C. Konsep Morfologi

Salah satu konsep penting dalam geografi adalah morfologi yaitu konsep yang
menggambarkan relief (bentuk permukaan bumi) yang berbeda-beda sehingga
kegunaannya pun berbeda. Konsep morfologi mengacu pada gambaran dan bentuk
suatu tempat di permukaan bumi sebagai hasil tenaga endogen dan eksogen. Tenaga
endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi, di antaranya adalah tektonisme,
vulkanisme dan gempa bumi. Sedangkan tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal
dari permukaan bumi, di antaranya adalah pelapukan, erosi dan sedimentasi. Menurut
Drs. Marhadi SK, M.Si. dalam modul pembelajaran yang berjudul Hakikat
Geografi, morfologi menggambarkan daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan
atau penurunan wilayah melalui proses geologi. Lazimnya disertai erosi dan
sedimentasi sehingga terbentuk pulau, daratan luas, pegunungan, lereng, lembah, dan
daratan aluvialnya.

Dalam buku Geografi: Menyingkap Fenomena Geosfer karya Ahmad Yani


dan Mamat Ruhimat morfologi juga menyangkut bentuk lahan yang terkait dengan
erosi, pengendapan, penggunaan lahan, ketebalan tanah, dan ketersediaan air. Konsep
ini meliputi penggambaran garis kontur, ketinggian tempat, irisan melintang, dan
relief permukaan bumi sebenarnya. Konsep morfologi membantu kita memahami
bagaimana fitur-fitur ini terbentuk, berinteraksi, dan berubah seiring waktu. Mengutip
Budi Handoyo dalam buku Pengantar Geografi: Penguatan Berpikir Spasial konsep
morfologi menunjukkan bentuk permukaan bumi. Beberapa faktor yang
mempengaruhi pembentukan morfologi bumi diantaranya adalah aktivitas geologi,
erosi, deposisi, dan pergerakan lempeng benua.

 Contoh Konsep Morfologi

Konsep morfologi berhubungan dengan bentuk permukaan bumi sebagai hasil


proses alam dan hubungannya dengan aktivitas manusia. Melalui konsep ini manusia
akan dimudahkan untuk mengetahui potensi suatu lahan atau wilayah. Apabila
seorang individu memiliki sebidang lahan pada daerah yang memiliki kemiringan
lereng cukup curam, maka lahan tersebut tidak cocok untuk digunakan dalam
membangun rumah. Hal tersebut akan berpotensi pada terjadinya tanah longsor.
Dataran tinggi di Dieng salah satu gambarannya, di mana bentuk permukaan bumi

8
pada keadaan alam tersebut tampak seperti pegunungan. Berikut contoh konsep
morfologi dalam geografi:

1. Gunung berapi dan pegunungan terbentuk dari aktivitas vulkanik dan akumulasi
material magma. Contoh gunung berapi di Indonesia adalah Gunung Merapi dan
Gunung Kelud.
2. Aliran sungai yang mengalir dari dataran tinggi ke dataran yang lebih rendah
memiliki pola aliran yang bermacam-macam seperti Sungai Amazon di Amerika
Selatan.

3. Pulau adalah sebuah daratan yang dikelilingi air di semua sisinya. Proses
pembentukannya dapat melalui aktivitas vulkanik, erosi, atau pengangkatan tanah.
Contohnya Pulau Jawa di Indonesia, Pulau Hawai di Pasifik.

4. Semenanjung merupakan hamparan tanah yang menghubungkan daratan utama


dengan laut atau samudera. Terbentuk melalui proses akumulasi sedimen atau
pengangkatan tanah, seperti Semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal) dan
Semenanjung Malaya.

5. Pegunungan Himalaya memiliki morfologi yang unik dengan puncak-puncak


tertinggi di dunia, lembah-lembah dalam, dan gletser-gletser besar.

6. Pantai Parangtritis memiliki morfologi bervariasi, termasuk gumuk pasir yang luas
tipe sand dunes dan barchan.

7. Kota Venice, Italia memiliki morfologi yang khas dengan sistem kanal yang rumit
dan bangunan-bangunan yang terapung di atas air.

8. Gurun Sahara memiliki morfologi yang didominasi oleh padang pasir luas dan
oase-oase yang terisolasi.

9. Delta Sungai Mississippi memiliki morfologi yang berubah-ubah karena terus-


menerus terbentuk dan mengalami perubahan akibat pengendapan sedimen
sungai.

10. Gunung Rinjani memiliki morfologi unik dari keberadaan danau-danau kawah
yang lebar dan dalam. Selain itu, kawasan gunung vulkanik ini juga
membentuk air terjun yang airnya biru seperti air laut.

9
D. Konsep Aglomerasi

Salah satu konsep esensial geografi adalah aglomerasi. Menurut Kuncoro


dalam Analisis Spasial dan Regional: Studi Aglomerasi dan Kluster Industri (2002),
konsep aglomerasi berkaitan dengan konsentrasi spasial dari kegiatan ekonomi
penduduk di suatu wilayah. Konsep aglomerasi membantu menjelaskan fenomena
aktivitas ekonomi, populasi, atau fasilitas tertentu yang cenderung berkumpul atau
bergerombol di wilayah tertentu. Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran
yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit yang paling
menguntungkan baik mengingat kesejenisan gejala maupun adanya faktor-faktor
umum yang menguntungkan.

Aspek aglomerasi penduduk mempunyai suatu gejala kecenderungan


mengelompok pada suatu tempat tertentu yang dianggap paling menguntungkan.
Masyarakat petani cenderung untuk mengelompok di wilayah dataran yang subur,
sehingga membentuk permukiman. Masyarakat kota cenderung untuk hidup
mengelompok dengan masyarakat yang memiliki strata sederajat. Akibatnya, akan
muncul permukiman elite dan permukiman kumuh. Aglomerasi (pemusatan)
penduduk akan memudahkan penyediaan sarana pendidikan (sekolah), sarana
kesehatan (puskesmas, rumah sakit), atau sarana ekonomi (pasar, pertokoan). Dengan
adanya aglomerasi akan menimbulkan efisiensi yang tinggi dalam pemasaran atau
pelayanan umum. Salah satu keuntungan yang didapat dengan adanya aglomerasi
penduduk yang padat ialah dimungkinkannya sistem ekonomi aglomerasi yang
memanfaatkan jumlah penduduk yang besar sebagai daerah pemasaran atau
pelayanan. Akan tetapi, hanya meliputi wilayah yang sempit. Ini berarti
memungkinkan efisiensi yang tinggi dalam produksi pengangkutan barang maupun
pemasangan atau pengadaan sarana-sarana untuk pelayanan umum.

 Contoh Konsep Aglomerasi


Pola aglomerasi penduduk dibedakan menjadi tiga yaitu pola mengelompok,
pola tersebar secara acak atau tidak teratur, dan pola tersebar teratur bersifat alami
atau kehidupan. Integrasi setiap fenomena menjadikan satu tempat atau wilayah
mempunyai corak tersendiri sebagai suatu region yang berbeda dari tempat atau
wilayah yang lain. Berikut contoh konsep aglomerasi dalam geografi:

10
1. Tangerang dijuluki Kota Seribu Pabrik karena menjadi wilayah aglomerasi
industri manufaktur, atau tempat banyak pabrik beroperasi.
2. Kampung Pecinan di berbagai kota di Indonesia, yaitu wilayah aglomerasi
pemukiman masyarakat Tionghoa di Indonesia. sebuah pemukiman di daerah
perkotaan yang penduduknya memiliki kesamaan asal daerah atau budayanya,
seperti masyarakat pecinan.

3. Kampung Arab Condet di Jakarta Timur, yaitu wilayah aglomerasi pemukiman


masyarakat Arab di Indonesia.

4. Kampung Inggris di Pare, Kediri, yaitu wilayah aglomerasi pendidikan bahasa


Inggris karena banyak berdiri lembaga kursus bahasa di area tersebut.

5. Kawasan Rungkut Industri di Surabaya yang menjadi tempat konsentrasi banyak


pabrik.

6. Silicon Valley di California, Amerika Serikat, yaitu wilayah aglomerasi teknologi


karena terdapat banyak perusahaan teknologi terkemuka dunia berkumpul di area
tersebut.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Geografi adalah studi tentang alam dan persebarannya, melalui relasi antara
lingkungan dengan aktivitas atau kualitas manusia. Dalam memahami geografi
sebagai ilmu yang mengkaji manusia dengan lingkungannya dalam kesatuan ruang,
ada beberapa konsep geografi yang harus dipahami, di antaranya adalah konsep pola,
konsep morfologi dan konsep aglomerasi.

Konsep pola adalah suatu konsep yang menganalisis karakteristik khas suatu
fenomena geografi. Contohnya, pola aliran sungai yang menyerupai akar, atau pola
pemukiman penduduk yang memanjang sejajar dengan garis pantai. Konsep
morfologi adalah konsep yang menganalisis bentuk-bentuk muka bumi sebagai hasil
adanya kegiatan endogen dan eksogen. Contohnya, Pegunungan Himalaya memiliki

11
morfologi yang unik dengan puncak-puncak tertinggi di dunia, lembah-lembah dalam,
dan gletser-gletser besar. Konsep aglomerasi adalah konsep yang menganalisis
pengelompokan suatu obyek geografi. Contohnya, Tangerang dijuluki Kota Seribu
Pabrik karena menjadi wilayah aglomerasi industri manufaktur, atau tempat banyak
pabrik beroperasi.

DAFTAR PUSTAKA

Harmanto, Gatot dan Rudi Hartono. 2020. Kamus Geografi Edisi Tematik dan Visual.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Heri, Yunan. 2020. Geografi Sosial. Guepedia: The First On-Publisher in Indonesia.
Kuncoro, Mudrajad. 2002. Analisis Spasial dan Regional: Studi Aglomerasi dan
Kluster Industri Indonesia. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Siska, Yulia. 2017. Geografi Sejarah Indonesia. Yogyakarta: Garudhawaca.
Widiyati, Ana. IPS-Geografi untuk Siswa SMA-MA. Bandung: Srikandi Empat Widya
Utama.
Yani, Ahmad dan Mamat Ruhimat. 2007. Geografi: Menyingkap Fenomena Geosfer.
Bandung: Grafindo Media Pratama.

12

Anda mungkin juga menyukai