Kata geografi berasal dari bahasa Yunani: geo berarti bumi dan graphein berarti tulisan. Jadi, secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang bumi. a. Pengertian Geografi menurut Erathosthenes Geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bentuk muka bumi b. Pengertian Geografi menurut Bintarto: Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi,menganalisis keadaan alam dan penduduk, serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalamruang dan waktu. c. Pengertian geografi menurut Strabo Geografi erat kaitannya dengan faktor lokasi, karakterisitik tertentu dan hubungan antar wilayah secara keseluruhan. Pendapat ini kemudian disebut konsep Natural Atrribut of Place d. Geografi menurut hasil Semlok 1988 adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. B. Konsep esensial geografi dan contoh terapannya 1. Konsep lokasi,yaitu suatu letak obyek di permukaan bumi. Lokasi, adalah konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer. Konsep lokasi dibagi atas : a) Lokasi Absolut, lokasi menurut letak lintang dan bujur yang bersifat tetap disebut juga dengan letak secara astronomis. Contoh : Kota Samarinda terletak pada koordinat 0°21’81″–1°09’16″ LS dan 116°15’16″– 117°24’16″ BT. b) Lokasi Relatif, lokasi relativ disebut juga sebagai letak geografis. Artinya lokasi ini berubah ubah sesuai den- gan keadaan disekitarnya. Contoh : Terminal Bungurasih secara administratif masuk kab. Sidoarjo tapi secara fungssional masuk kota Surabaya 2. Konsep Jarak, yaitu panjang antara dua / lebih tempat suatu objek. Konsep jarak terdiri atas : a. Jarak Mutlak, satuan panjang yang diukur dengan satuan panjang (meter, desimeter,kilometer…) Contoh : jarak Surabaya- Tulungagung adalah 157 Km b. Jarak Relatif, jarak tempuh yang menggunakan satuan waktu. Contoh : Kota Balikpapan – Samarinda dapat ditempuh dalam waktu dua jam dengan moda transportasi darat, dan 10 menit dengan transportasi udara. 3. Konsep Keterjangkauan, konsep yang menyangkut ketercapaian untuk menjangkau suatu tempat, sarana apa yang digunakan, atau alat komunikasi apa yang digunakan dan sebagainya. Contoh : Kabupaten Malinau lebih mudah dijangkau dengan menggunakan sarana transportasi sungai, seperti kapal dan ketinting. 4. Konsep Pola, berupa gambar atau fenomena geosfer seperti pola aliran sungai, pola pemukiman, lipatan patahan dan lain-lain. Contoh : Pemukiman penduduk di tepian Sungai Mahakam, Samarinda tampak memanjang mengikuti arah aliran sungai jika dilihat dari udara. 5. Konsep Morfologi, menunjukkan bentuk muka bumi sebagai hasil tenaga endogen dan eksogen yang membentuk dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan. Contoh : Pesisir Pulau Kalimantan rata-rata berelief rendah dan berawa. Sementara bagian perbatasan dengan Serawak relief tampak lebih tinggi, bergelombang dengan tanaman hutan tropik yang berfariasi. 6. Konsep Aglomerasi, pengelompokan fenomena di suatu kawasan dengan latar belakang adanya unsur-unsur yang lebih memberi dampak positif. Contoh : Di Jakarta kita mengenal adanya Kampung Ambon dan Kampung Melayu. Penamaan wialyah semacam ini juga terjadi di daerah lain. Jika ditelusuri asal muasalnya proses ini sesuai dengan konsep dasar geografi aglomerasi. 7. Konsep Nilai Kegunaan, manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang. Contoh : Suatu wilayah belum tentu menguntungkan bagi penduduknya, tetapi mungkin sangat bermanfaat bagi penduduk yang lainnya. 8. Konsep Interaksi , keterkaitan ruang antara gejala satu dengan yang lain, misalnya interaksi antara desa dengan kota akibat perbedaan budaya, sumber daya alam, dll. Contoh : Banyak tengkulak dari kota Samarinda membeli sayuran di daerah Lempake, Sebaliknya banyak penduduk Lempake berbelanja pupuk dan peralatan pertanian di kota Samarinda. 9. Konsep Diferensiasi Area, yakni fenomena yang berbeda antar suatu tempat dengan tempat lainnya dipermukaan bumi. Dapat dicermati dari corak yang dimiliki oleh suatu wilayah dengan wilayah yang lainnya. Contoh : Daerah pesisir Pulau Kalimantan banyak tersebar hutan bakau, sementara di bagian tengah banyak tersebar hutan hujan tropis yang lebat. 10. Keterkaitan keruangan, hubungan antara penyebaran suatu unsur dengan unsur yang lain pada suatu tempat. Contoh: Keberadaan suatu mata air panas, sumber-sumber gas dan danau-danau vulkanik aktif pasti berhubungan dengan aktifitas vulkanik di kawasan tersebut. C. Obyek studi geografi 1. Objek Material Semua materi yang menjadi sasaran atau kajian ilmu geografi, berupa fenomena yang terjadi dimuka bumi, baik yang bersifat alamiah maupun yang bersifat sosial budaya yang berhubungan dengan keruangan atau region. Objek material yang umum dan luas adalah geosfer (lapisan bumi), yang meliputi: a. Litosfer (lapisan keras), merupakan lapisan luar dari bumi kita. Lapisan ini disebut kerak bumi dalam ilmu geologi. Yaitu lapisan batu-batuan yang dikaji dalam Geologi, Geomorfologi, Petrografi, dll. b. Atmosfer (lapisan udara), cuaca dan iklim yang dikaji dalam Klimatologi dan Meteorologi, dll. c. Hidrosfer (lapisan air), meliputi perairan di darat maupun di laut yang dikaji dalam Hidrologi dan Oceanografi, berupa lautan, danau, sungai dan air tanah. d. Biosfer (lapisan tempat hidup/kehidupan), Terdiri atas hewan, tumbuhan (flora, fauna) yang dikaji dalam Biologi dll. e. Anthroposfer (lapisan manusia), yaitu lapisan yang merupakan tema sentral (diutamakan) di antara lapisan- lapisan lainnya 2. Objek Formal Cara pandang dan cara berfikir dalam mempelajari geografi serta analisis terhadap objek material dari sudut pandang keruangan atau spasial. Dari pandangan objek formal, muncul beberapa pertanyaan sesuai 5W + 1H (What, when, where, why, who, how). D. Prinsip geografi dan contoh terapannya a. Prinsip persebaran, artinya persebaran bentang alam di permukaan bumi tidak merata sehingga setiap wilayah akan berbeda dengan wilayah lain. Contohnya persebaran jumlah transmigran di Indonesia tidak merata, ada suatu wilayah yang jumlahnya besar dibandingkan dengan yang lain sesuai dengan luas wilayahnya. b. Prinsip interelasi, artinya fenomena geosfer yang satu mempunyai hubungan dengan fenomena geosfer yang lain, gejala yang satu berkaitan dengan gejala yang lain. Contohnya sebagian besar penduduk desa bermata pencaharian sebagai petani karena masih tersedianya lahan untuk digarap. c. Prinsip deskripsi, artinya untuk menggambarkan fenomena geosfer memerlukan deskripsi, melalui tulisan, tabel, gambar atau grafik. Contohnya peta persebaran lempeng tektonik di dunia. d. Prinsip korologi, artinya dengan menganalisis suatu wilayah berdasarkan ketiga prinsip sebelumnya maka suatu wilayah akan mempunyai karakteristik tertentu. Prinsip ini merupakan simbol dari geografi modern. Contohnya suhu udara di perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan. Hal ini disebabkan salah satunya karena banyaknya sinar matahari yang dipantulkan oleh bangunan-bangunan yang ada di perkotaan. E. Pendekatan geografi dan contoh terapannya Pendekatan Spasial (Keruangan): Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena merupakan studi tentang keragaman ruang muka bumi dengan menelaah masing-masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli geografi sangat memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interelasi serta interaksinya. Misalnya adalah sebidang tanah yang harganya mahal karena tanahnya subur dan terletak di pinggir jalan. Pada contoh tersebut, yang pertama adalah menilai tanah berdasarkan produktivitas pertanian, sedangkan yang kedua menilai tanah berdasarkan nilai ruangnya yaitu letak yang strategis. Pendekatan Ekologi (Lingkungan) : yaitu interelasi yang menonjol antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Di dalam analisis lingkungan geografi menelaah gejala interaksi dan interelasi antara komponen fisikal (alamiah) dengan nonfisik (sosial). Pendekatan ekologi melakukan analisis dengan melihat perubahan komponen biotik dan abiotik dalam keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Misalnya, suatu padang rumput yang ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan rumput akan menyebabkan terjadinya perubahan lahan dan kompetisi penghuninya. Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah) : Analisis kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan di muka bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari masing-masing wilayah secara komprehensif. Contohnya, wilayah kutub tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan wilayah khatulistiwa F. Aspek geografi 1. Aspek Fisik Aspek geografis yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia adalah aspek fisik. Membahas unsur-unsur geosfer yang bersifat fisik. Aspek fisik dalam geografi yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, antara lain: a. Iklim dan unsur-unsurnya Iklim merupakan elemen geografis penting yang dapat mempengaruhi kegiatan manusia. Kondisi Iklim di permukaan bumi bervariasi. Pengaruh iklim terhadap kegiatan manusia: -Nelayan mulai pergi ke laut (berlayar ke laut) di malam hari, karena mereka menggunakan angin lahan, sebaliknya pada siang hari, nelayan kembali ke tanah dengan menggunakan angin laut. -Sekitar bulan Oktober-April petani dari Asia mulai bekerja di tanah mereka, karena dalam bulan-bulan yang memiliki musim hujan. b. Relief/Batuan Bumi: Relief bumi adalah tinggi rendahnya permukaan bumi. Relief bumi merupakan aspek fisik geografi yang mempengaruhi kehidupan manusia maupun tumbuhan. c. Gempa bumi: Gempa, baik tektonik maupun vulkanik, sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Jumlah gempa kali terjadi dipengaruhi oleh posisi geologi. 2. Aspek sosial Aspek sosial geografi yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, misalnya adalah penduduk, mobilitas penduduk, dan penyebaran penduduk. a. Populasi : Salah satu aspek sosial yang mempengaruhi kehidupan manusia adalah jumlah penduduk. Potensi besar penduduk dapat mendukung atau menghambat pembangunan. b. Mobilitas Penduduk : Aspek sosial geografi yang sesuai dengan mobilisasi penduduk adalah urbanisasi. Urbanisasi pengaruh penduduk perkotaan dan pedesaan. Fenomena yang bisa kita lihat di daerah perkotaan sebagai dampak dari urbanisasi adalah penyebaran dan tingkat kriminalitas kumuh yang tinggi. Sementara itu, fenomena yang muncul di daerah pedesaan adalah menurunnya produktivitas pertanian sebagai dampak dari kehilangan pekerjaan muda. c. Pola penyebaran Penduduk yang seragam penyebaran penduduk adalah sebagai berikut: berikut: Pembangunan tidak merata, pemanfaatan sumber daya alam tidak optimal dan lahan pertanian berkurang karena digunakan untuk perumahan.