Anda di halaman 1dari 26

HAKEKAT GEOGRAFI

A. Konsep-Konsep Geografi

1. konsep lokasi,yaitu suatu letak obyek di permukaan bumi.contohnya pantai


Parangtritis yang terletak di Bantul,Yogyakarta.

2. konsep jarak,yaitu jarak dari satu tempat ke tempat lain. Jarak dibagi menjadi
2:
- jarak absolut, yaitu jarak yang sesungguhnya.
- jarak relative, yaitu jarak yang berdasarkan pertimbangan tertentu,misal
rute,waktu biaya,dll.contoh:jarak Yogya(sleman) - Solo(manahan) dapat
ditempuh selama 2,5 jam menggunakan mobil

3. konsep keterjangkauan,yaitu suatu daerah yang mudah atau sulit terjangkau


karena perbedaan sarana komunikasi,Iptek,dan transportasi didaerah yang satu
dengan daerah yang lain.contohnya penduduk di daerah pegunungan sulit
dijangkau daripada penduduk yang tinggal di daerah dataran rendah karena
kurangnya sarana komunikasi,IPTEK,dan transportasi yang ada di daerah
pegunungan daripada di didataran rendah.

4. konsep pola,yaitu persebaran pola pemukiman di suatu daerah.contohnya :


tempat pemukiman penduduk di Jakarta yang semakin banyak.

5. konsep morfologi,yaitu bentuk alam karena peristiwa alam seperti erosi,tanah


longsor gempa bumi dll.contoh terbentuknya lipatan bumi karena gempa bumi.

6. konsep aglomerasi,yaitu pola pola pengelompokkan/konsentrasi penduduk di


suatu daerah.contohnya orang-orang perkotaan lebih senang tinggal di
perumahan elit.

7. konsep nilai kegunaan,yaitu nilai - nilai suatu tempat yang mempunyai


kegunaan berbeda berdasarkan fungsinya.contoh tempat wisata mempunyai
kegunaan berbeda bagi setiap orang.

8. konsep interaksi dan interdependensi,yaitu ketergantungan satu tempat


dengan tempat yang lain.contoh daerah kota dan desa saling membutuhkan
bantuan.
9. konsep deferensiasi areal, yaitu fenomena/kekhasan suatu tempat dengan
tempat yang lain.contoh kota yogya terkenal dengan bakpia patuk sementara
kota gunung kidul terkenal dengan makanan geplak.

10. konsep keterkaitan keruangan, yaitu derajat keterkaitan antar wilayah


dengan alam/sosialnya.contohnya suatu daerah yang didiami suatu penduduk
dan mempunyai suatu keterkaitan.

B. Pendekatan Geografi

1. Pendekatan keruangan, artinya geografi selalu melihat ruang dalam


pengertian tiga dimensi, yaitu atas (atmosfer), bawah (litosfer), dan luasan
(hidrosfer, biosfer, dan antroposfer).
Contohnya fenomena banjir di jakarta selain memerlukan penanganan di dalam
kota itu sendiri juga memerlukan penanggulangan dari wilayah sekitarnya
sehingga untuk mengatasinya diperlukan pendekatan keruangan.

2. Pendekatan ekologi atau kelingkungan, artinya geografi selalu melihat


bagaimana hubungan dan keterkaitan antara aspek fisikal dan makhluk hidup
lainnya pada ruang permukaan bumi.
Contohnya fenomena kebakaran hutan dengan berbagai permasalahannya lebih
baik dikaji secara ekologi karena terkait dengan interaksi antara manusia
dengan lingkungan yang tidak dibatasi dengan batas administrasi.

3. Pendekatan kompleks wilayah, artinya geografi selalu melihat ruang sebagai


wadah yang memiliki keunikan atau perbedaan dengan wilayah lainnya sebagai
hasil interelasi dan integrasi antara aspek fisik dan manusia yang berada di
dalamnya.
Contohnya pembangunan suatu wilayah erat kaitannya dengan potensi yang
dimiliki wilayah tersebut sehinggga erat dengan karakteristik wilayah tersebut,
untuk itu pendekatan yang dapat digunakan dalam konteks ini adalah
pendekatan kompleks wilayah.

C. Prinsip Geografi

1. Prinsip Persebaran, untuk menelaah gejala geografi yang tersebar


dipermukaan bumi secara tidak sama, dan tidak merata, baik bentang gejala
fisik maupun biotiknya.
Contoh : Persebaran flora dan fauna, persebaran penduduk, bentang alam dan
lain sebagainya.

2. Prinsip Interaksi , untuk menelaah hubungan yang saling terkait antara gejala
yang satu dengan gejala yang lain dalam suatu ruang.
Contoh: Letak garis lintang dapat memengaruhi iklim, gerakan penghijauan
dapat mencegah banjir dan tanah longsor, kepadatan penduduk memengaruhi
pembangunan disegala bidang , dan lain sebagainya.

3. Prinsip Deskripsi, untuk memberikan penjelasan lebih jauh tentang gejala-


gejala dimuka bumi yang diamati.
Contoh : Disini dapat kita kaji lebih jauh, misalnya apakah hujan itu?,
bagaimana hujan dapat terjadi?, apa manfaat hujan?, dan seterusnya.
Oleh karena itu, dalam memberikan penjelasan dapat disajikan dengan tulisan,
diagram, grafik, tabel, gambar atau peta, dan lain sebagainya.

4. Prinsip Korologi, untuk meelaah gejala, fakta, maupun permasalahan, yang


ada disuatu tempat yang ditinjau dari persebarannya, interelasinya,
interaksinya dan integrasinya dalam ruang tertentu.
Contoh : bagaimana persebaran hujan di Indonesia?, mengapa hujan
dikawasan Indonesia bagian barat lebih banyak disbanding dengan yang ada
dikawasan Indonesia bagian timur?, apa hubungan hujan dengan jenis-jenis
tanaman? , apa manfaat hujan bagi kehidupan manusia?, dan seterusnya.

D. Aspek Geografi

1. Aspek Fisik, adalah aspek yang mengkaji segala fenomena geosfer yang
memengaruhi keberlangsungan hidup manusia. Aspek fisik seperti aspek
astronomis, kimiawi, biologis dan semua fenomena alam yang langsung dapat
diamati. 
a) Aspek Topologi, adalah aspek yang membahas letak atau lokasi suatu
wilayah, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah
dengan ciri khas tertentu. 
b) Aspek Biotik adalah aspek yang membahas mengenai hal yang
berkenaan terhadap unsur vegetasi (tumbuhan atau flora, dunia
binatang (fauna) dan kajian penduduk. 
c) Aspek Non Biotik adalah aspek yang membahas unsur kondisi tanah,
hidrologi (tata air) baik perairan darat maupun luat dan kondisi iklim
suatu wilayah.

2. Aspek Sosial adalah aspek yang mengkaji hubungan manusia dengan


fenomena geosfer. Aspek sosial meliputi dari aspek politik, antropologis,
ekonomis dan apske berhubungan dengan pola hidup manusia (kebudayaan).
Aspek sosial, manusia dipandang sebagai fokus utama kajian geografi dengan
memperhatikan pola penyebaran manusia dalam ruang dan hubungan perilaku
manusia terhadap lingkungannya. Macam-macam aspek yang dibahas dalam
aspek sosial adalah sebagai berikut..
a) Aspek Sosial, adalah aspek yang membahas mengenai unsur tradisi,
adat-istiadat, komunitas, kelompok masyarakat dan lembaga-lembaga
sosial. 
b) Aspek Ekonomi, adalah aspek yang membahas mengenai unsur
pertanian, perkebunan, pertambangan, perikanan, industri, perdagangan,
transportasi dan pasar. 
c) Aspek Budaya, adalah aspek yang membahas mengenai unsur
pendidikan, agama, bahasa dan kesenian. 
d) Aspek Politik, adalah aspek yang membahas mengenai unsur
kepemerintahan yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat. 
DINAMIKA PLANET BUMI SEBAGAI RUANG
KEHIDUPAN

A. Proses Terbentuknya Bumi

Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Akan tetapi, bentuk
permukaan bumi selalu mengalami perubahan. Perubahan-perubahan tersebut
akan terus terjadi sepanjang masa, baik secara perlahan maupun secara cepat.
Proses perubahan bentuk permukaan bumi disebabkan oleh tenaga geologi.
yaitu tenaga yang berasal dari dalam bumi (endogen) dan tenaga yang berasa.
dari luar bumi (eksogen). Kekuatan tenaga endogen dapat menyebabkar.
terjadinya gunung api dan gempa bumi yang sangat dahsyat, sedangkan tenaga
eksogen merupakan tenaga yang merusak bentuk-bentuk permukaan bumi dari
luar.
Dalam terbentuknya bumi tidak diketahui secara pasti tapi yang diketahui
bahwa proses terbentuknya bumi tidak lepas dari proses terbentuknya tata surya
yang menurut pendapat para ahli yang mengemukakan teori-teorinya proses
terbentuknya tata surya yang merupakan juga proses terbentuknya bumi. Teori-
teori tersebut antara lain.

1. Teori Kabut (Nebula)

a. Immanuel Kant
Immanuel Kant merupakan seorang filsuf dan ilmuwan Jerman. Pada tahun
1755, ia membuat hipotesis yang meyatakan bahwa tata surya terbentuk
oleh gumpalan kabut (nebula) yang terdiri atas bermacam-macam gas.
Nebula tersebut berpilin lambat. Gas-gas yang berukuran besar menarik
gas-gas yang berukuran kecil sehingga membentuk gumpalan gas yang
mirip dengan cakram. Ketika cakram tersebut memepat, sebagian besar gas
berada di pusat cakram. Pusat cakram membentuk gumpalan kabut
bermassa besar yang kemudian menjadi Matahari. Adapun gas-gas di
bagian tepi mengalami penurunan suhu dan menyusut membentuk planet-
planet yang mengelilingi Matahari.

b. Piere Simon de Laplace


Piere Simon de Laplace merupakan seorang ahli fisika Prancis. Pada tahun
1796 ia menyatakan bahwa tata surya berasal dari kabut panas yang
berpilin.
Karena kabut selalu memancarkan panas di alam semesta yang dingin,
kabut tersebut mengalami penyusutan dan membentuk bola gas.
Penyusutan itu menyebabkan pilinan bola gas makin cepat. Akibatnya
terjadi oemepatan di kedua kutubnya dan melebar di bagian ekuator
menyerupai gelang-gelang karena penumpukan gas.
Pilinan bola gas yang makin cepat menyebabkan sebagian massa gas di
ekuator makin menjauh dari bola gas, kemudian membentuk bola-bola gas
yang lebih kecil dan mengelilingi bola gas awal. Bola-bola gas kecil
tersebut kemudian mendingin menjadi planet, sedangkan bola gas awal
menjadi Matahari.

2. Teori Planetesimal

Teori planetesimal dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton pada tahun


1905. Teori planetesimal menyatakan bahwa tata surya berasal dari gumpalan
kabut yang berbentuk spiral atau pilin sehingga disebut kabut pilin.
Di dalam kabut itu terdapat material-material padat yang disebut
planetesimal. Tiap-tiap planetesimal mempunyai orbit bebas sehingga terjadi
tabrakan- tabrakan. Dengan adanya gaya gravitasi, terbentuklah gumpalan-
gumpalan yang besar dan lebih pampat. Gumpalan terbesar terletak di tengah
(pusat) kabut dan menjadi pusat peredaran yang kemudian disebut Matahari.
Adapun gumpalan-gumpalan yang lebih kecil menjadi planet-planet yang
secara bersama-sama ber- revolusi terhadap Matahari.

3. Teori Pasang Surut

Teori pasang surut pertama kali disampaikan oleh Buffon (1707 – 1788).
Buffon menyatakan bahwa tata surya berasal dari adanya materi Matahari
yang terlempar akibat bertumbukan dengan sebuah komet. Teori
pasang surut yang dikemukakan Buffon kemudian diperbaiki oleh dua orang
ilmuwan Inggris, yaitu Sir James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1919.
Jeans dan Jeffreys menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh efek pasang
gas-gas pada Matahari.
Efek pasang itu disebabkan oleh gaya gravitasi sebuah bintang besar
yang melintasi Matahari.
Gas-gas panas tersebut kemudian terlepas dari Matahari dan mulai
mengelilingi Matahari. Selanjutnya, gas-gas panas berubah menjadi bola-bola
cair. Tiap-tiap bola secara perlahan mendingin dan membentuk lapisan keras
di sekelilingnya menjadi planet-planet can satelit-satelit.

4. Teori Awan Debu (Proto Planet)

Teori proto planet dikemukakan oleh seorang ahli astronomi Jerman, Carl
von Weizsaecker pada tahun 1940. Teori proto planet kemudian
disempurnakan antara lain oleh Gerard P. Kuiper pada tahun 1150.

Teori proto planet menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh gumpalan
awan gas dan debu yang jumlahnya sangat banyak. Lebih dari 15.000 juta
tahun yang lalu salah satu gumpalan mengalami pemampatan dan menarik
partikel-partikel debu membentuk gumpalan bola. Pada saat itulah terjadi
pilinan.

Dengan adanya pilinan, gumapalan bola menjadi pipih menyerupai


cakram, yaitu tebal dibagian tengah dan pipih dibagian tepinya. Bagian tengah
yang tebal berpilin lebih lambat dari pada bagian tepinya. Partikel-partikel di
bagian tengah saling menekan sehingga menimbulkan panas dan cahaya.
Bagian tengah itu kemudian menjadi matahari. Partikel-partikel di bagian tepi
yang berpilin lebih cepat menyebabkan gumpalan-gumpalan awan gas dan
debu terpecah-pecah menjadi gumpalan-gumpalan yang lebih kecil.
Gumpalan-gumpalan itu kemudian membeku menjadi bahan planet dan
satelitnya. Oleh karena itu, bahan-bahan planet tersebut disebut protoplanet
dan teorinya disebut teori protoplanet.

5. Teori Bintang Kembar

Teori bintang kembar dikemukakan oleh seorang ahli astronomi Inggris R.A.
Lyttleton sekitar tahun 1930-an. Teori itu menyatakan bahwa galaksi kita
berisi banyak kombinasi bintang kembar.

Oleh karena itu, Lyttleton juga menganggap Matahari memiliki sebuah


bintang sebagai kembarannya. Bintang kmbaran Matahari tersebut kemudian
meledak menjadi unsur-unsur gas dan terperangkap oleh gaya gravitasi
Matahari. Awan gas kemudian mendingin membentuk planet- planet dan
satelit-satelitnya yang mengelilingi Matahari dan membentuk tata surya.
Adapun proses pembentukan planet dan satelit sama dengan teori pasang surut.
FENOMENA GEOSFER

A. Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan yang menyelimuti dan melindungi sebuah planet di


tata surya dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi,
atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km diatas permukaan tanah sampai dengan
560 km diatas permukaan bumi. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan
menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrim
diantara siang dan malam.

Atmosfer Bumi terdiri atas:

 Nitrogen (78.17%)
 Oksigen (20.97%)
 Argon (0.9%)
 Karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%)
 Uap air dan gas

Selain kandungan diatas, Lapisan atmosfer bumi juga memiliki lapisan atau
bagian-bagian yang berfungsi untuk melindungi bumi, diantaranya:

1. Troposfer, dengan adanya lapisan ini kehidupan bumi terlindung dari sengatan
radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan lapisan
atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 cm
dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca,
perubahan suhu yang mendadak, angin, tekanan,dan kelembaban yang kita
rasakan sehari-hari berlangsung.
2.  Stratosfer,  Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi. Disini juga
tempat terbangnya pesawat udara. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola
suhunya berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena
bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon
ini menyerap radiasi dari sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari
untuk menghindari terjadinya penyebab pemanasan global.
3. Mesosfer ,  Lapisan ini jaraknya kurang lebih 20 mil/40 km diatas permukaan
bumi, disini terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini,
suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah sampai menjadi sekitar -
143°C di dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas
permukaan bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadinya awan
noctilucent, yang terbentuk dari kristal es.
4. Termosfer , Di lapisan termosfer ini dapat memantulkan gelombang radio.
Sebelum munculnya erat satelit, lapisan ini berguna untuk memancarkan
gelombang radio jarak jauh.
5. Eksosfer , Lapisan Eksosfer berada pada bagian terluar dari atmosfer. Tempat
adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu
meteoritic. Cahaya matahari yang dipantulkan juga disebut cahaya Zodiakal.

Contoh Fenomena Atmosfer

Untuk contoh dari Atmosfer dalam bentuk materialnya yaitu : adanya Awan,
udara beserta materi penyusun lainnya. Sedangkan contoh Atmosfer dalam bentuk
gejala atau fenomena yaitu terjadinya perubahan unsur-unsur cuaca yang terjadi di
belahan bumi. Yang paling aneh seperti proses terjadinya hujan es yang pernah
terjadi di Bandung, padahal Indonesia merupakan iklim tropis yang sangat aneh
jika terjadi hujan es.

B. Hidrosfer

Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer
berasal dari dua kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan.
Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, salju, air tanah, dan
uap air yang terdapat di lapisan udara.

Contoh Fenomena Hidrosfer 

Contoh Hidrosfer dalam bentuk materinya yaitu: air, salju, uap (gas). Contoh
Hidrosfer dalam bentuk fenomena dan gejala geografi yaitu: Tumpukan salju di
pegunungan Jaya Wijaya, Papua-Indonesia. pasang surut air di pantai, arus laut,
pergerakan air tanah dan lain sebagainya.

C. Litosfer
lithosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau yang biasa disebut dengan
kulit bumi. Litosfer bumi meliputi kerak bumi dan bagian teratas dari mantel bumi
yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet bumi. Litosfer ditopang
oleh astenosfer yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih
dalam dari mantel bumi. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal
responnya terhadap tegangan. Litosfer tetap pada dalam jangka waktu geologis
yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sedangkan
astenosfer berubah seperti cairan kental. Litosfer terpecah menjadi beberapa
lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi
yang terjadi dalam astenosfer.
Litosfer terdapat 2 tipe:

 Litosfer Benua          : ini berhubungan dengan kerak benua


 Litosfer Samudera    : ini berhubungan dengan kerak samudera
 Litosfer Benua memiliki kedalaman 40-200 km, sedangkan Litosfer Samudera
memiliki ketebalan 50-100 km.

Contoh Fenomena Litosfer

Untuk contoh litosfer dalam bentuk materialnya yaitu: batuan dengan semua
jenisnya, gunung-gunung dan ketinggiannya. Dan semua yang berada pada
penampakan permukaan (wajah) bumi. Sedangkan untuk contoh litosfer dalam
bentuk gejala atau fenomena yaitu: Adanya gempa, pergerakan lempeng tektonik
seperti yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia seperti gempa di Jogjakarta dan
lain sebagainya.

D. Biosfer
Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air
yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam pengertian
luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan
seluruh makhluk hidup dan hubungan antar mereka, termasuk interaksinya dengan
unsur litosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-
satunya planet dalam sistem tata surya yang merupakan tempat yang diketahui
untuk mendukung kehidupan.

Contoh Fenomena Biosfer

Untuk contoh Biosfer dalam bentuk materinya yaitu: adanya flora dan fauna

Sedangkan contoh Biosfer dalam bentuk fenomena dan gejala yaitu: persebaran
flora dan fauna di belahan bumi, habitatnya meliputi kondisi ruangan yang
mendukungnya. Adanya harimau jawa, badak bercula satu, burung garuda,
cendrawasih beserta kehidupan dan habitatnya.
KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

A. Kependudukan

Yang dimaksud dengan kependudukan adalah hal-hal yang berhubungan dengan


struktur, jumlah, jenis kelamin, umur, perkawinan, kehamilan, kelahiran, kematian
dan lain-lain hingga ketahanan yang berhubungan dengan ekonomi, soisal, budaya
serta politik.

Sumber data kependudukan

1. Sensus penduduk
Berdasarkan tempat tinggal penduduk, sensus dibedakan menjadi:
a) De facto, Sensus de facto yaitu cara menghitung jumlah penduduk
terhadap warga yang ditemukan pada saat pencacahan berlangsung,
walaupun orang tersebut bukan warga asli pada wilayah yang sedang
diadakan sensus.
b) De jure, Sensus de jure dilakukan dengan cara melakukan
penghitungan terhadap warga penduduk asli dari daerah yang sedang
dilakukan sensus. Jadi, andaikataditemukan orang yang bukan asli
penduduk di sana pada saat sensus, maka tidak dimasukkan dalam
penghitungan. Untuk membedakan antara penduduk asli dan bukan asli
ialah dari kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu
Keluarga (KK).

Berdasarkan metode pengisiannya, sensus dibedakan menjadi:


a) Metode Canvasser, yaitu pelaksanaan sensus di mana petugas
mendatangi tempat tinggal penduduk dan mengisi daftar pertanyaan.
Keunggulan metode ini, data yang diperoleh lebih terjamin
kelengkapannya dan penduduk sulit untuk memalsukan data. Sedangkan
kekurangannya adalah waktu yang diperlukan lebih lama karena jumlah
petugas yang terbatas dan wilayah yang luas.
b) Metode Householder, yaitu pelaksanaan sensus di mana pengisian
daftar pertanyaan dilakukan oleh penduduk sendiri. Kelebihan cara ini
adalah waktu yang diperlukan lebih cepat karena petugas tidak harus
mendata satu per satu penduduk. Daftar pertanyaandapat dikirimkan
atau dititipkan pada aparat desa. Sedangkan kekurangannya adalah data
yang diperoleh kurang terjamin kebenarannya karena ada kemungkinan
penduduk tidak mengisi data sesuai dengan kondisi sebenarnya.

2. Survey Penduduk

Survei adalah salah satu metode menjaring data penduduk dalam beberapa
peristiwa demografi atau ekonomi dengan tidak menghitung seluruh responden
yang ada di suatu negara, melainkan dengan cara penarikan sampel (contoh
daerah) sebagai kawasan yang bisa mewakili karakteristik negara tersebut

Komposisi data penduduk

a. Piramida Penduduk
Struktur penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dinamakan piramida
penduduk. Bentuknya adalah sebagai berikut :

1. Rasio Jenis Kelamin (sex ratio)


Sex ratio menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk laki-
laki dan perempuan. Adanya perbandingan jumlah penduduk laki-laki
dengan jumlah penduduk wanita dapat digunakan untuk memperkirakan
atau memprediksi keadaan jumlah penduduk di masa datang.
Kemungkinan terjadinya ledakan penduduk akan lebih besar, kalau jumlah
penduduk wanita lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.
Untuk mengetahui sex ratio suatu wilayah digunakan rumus sebagai
berikut:
Sex Ratio = jumlah penduduk laki-laki   x 100
                 jumlah penduduk perempuan

2. Angka Beban Ketergantungan (dependency ratio)


rasio ketergantungan (dependency ratio) atau angka beban
ketergantungan adalah suatu angka yang menunjukkan besar beban
tanggungan kelompok usia produktif atas penduduk usia nonpoduktif. Usia
produktif adalah usia penduduk antara 15 tahun sampai 59 tahun. Disebut
produktif karena pada usia ini diperkirakan orang ada pada rentang usia
masih bisa bekerja, baik di sektor swasta maupun sebagai Pegawai Negeri
Sipil. Sedangkan usia tidak produktif adalah usia penduduk yang ada di
rentang 60 tahun keatas. Pertimbangannya, bahwa pada usia ini penduduk
dipandang sudah tidak produktif lagi bekerja atau tidak diperkenankan lagi
bekerja, baik di sektor swasta ataupun sebagai pegawai negeri.
Rumus yang digunakan dalam melakukan perhitungan angka beban
tanggungan adalah sebagai berikut:

Dependency Ratio =  jumlah penduduk usia non produktif   x 100


                                   jumlah penduduk usia produktif 

B. Sumber Daya Alam

Berdasarkan pembentukannya atau berdasarkan kemungkinan pemulihannya,


sumber daya alam diklasifikasi menjadi berikut ini.
1. Sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable resource)
Sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sumber daya alam dimana
alam mampu mengadakan pertumbuhan baru dalam waktu relatif cepat,
sumber daya ala mini tidak dapat habis. Pembaharuannya terjadi dengan dua
jalan, yaitu sebagai berikut.
a) Reproduksi, pembaharuan ini terjadi pada sumber daya alam hayati,
karena tumbuhan dan binatang dapat berkembang biak sehingga
jumlahnya selalu bertambah. Meskipun demikian, jika pengolahannya
tidak tepat, sumber daya alam hayati dapat punah.
b) Siklus, pembaharuan dengan siklus terjadi pada sumber daya alam air
dan udara, keduanya terjadi dalam proses melingkat membentuk
siklus. Dengan demikian selalu terjadi pembaharuan.

2. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui


Sumber daya alam ini jumlahnya statis karena tidak ada penambahan atau
pembentukannya sangat lambat bila dibandingkan dengan umur manusia,
pembentukan kembali membutuhkan waktu ratusan tahun bahkan jutaan
tahun. Sumber daya alam tidak dapat diperbarui kebanyakan didapat dari
bahan galian. Menurut cara terbentuknya bahan galian dibedakan menjadi
berikut ini.
a) Bahan galian magmatik, yaitu bahan galian yang terjadi dari magma
dan bertempat di dalam atau berhubungan dan dekat dengan magma.
b) Bahan galian pematit, yaitu bahan galian yang terbentuk di dalam
diatrema dan dalam bentukan instrusi (gang, apofisa).
c) Bahan galian hasil pengendapan, yaitu bahan galian yang
terkonsentrasi karena pengendapan di dasar sungai atau genangan air
melalui proses pelarutan ataupun tidak.
d) Bahan galian hasil pengayaan sekunder, yaitu bahan galian yang
terkonsentrasi karena proses pelarutan pada batuan hasil
pengendapan.
e) Bahan galian hasil metamorphose kontak, yaitu batuan sekitar
magma yang karena bersentuhan dengan magma berubah menjadi
mineral ekonomik.
f) Bahan galian hidrotermal, yaitu resapan magma cair yang
membeku di celah-celah struktur lapisan bumi atau pada lapisan yang
bersuhu relatif rendah.

Berdasarkan kepentingan bagi negara, dalam Undang-undang No. 11 Tahun


1976, sumber daya alam diklasifikasikan menjadi berikut ini.
1)        Golongan A, yaitu golongan bahan galian strategis, bahan galian ini
penting untuk pertahanan/keamanan negara atau menjamin perekonomian
negara. Misal minyak bumi, batu bara, tembaga, aluminium, timah, nikel,
dan sebagainya.
2)        Golongan B, yaitu golongan bahan galian vital, bahan galian ini penting
untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Contoh emas, perak, seng, batu
permata, asbers, wolfram, dan sebagainya.
3)        Golongan C, yaitu bahan galian yang tidak termasuk ke dalam golongan A
maupun B. Contoh bahan galian yang termasuk bahan industri. Misal batu-
batuan, pasir, dan batu kapur.

C. Lingkungan Hidup

Secara umum lingkungan hidup dapat di bagi 2, yaitu sebagai berikut:


1. Lingkungan Biotik (lingkungan organik), merupakan komponen makhluk
hidup yang menghuni planet bumi, terdiri atas mikroorganisme, seperti
bakteri dan virus, tumbuhan, hewan, dan manusia.
Secara khusus, lingkungan biotik diklasifikasikan menjadi:
a) produsen, dalam hal ini tumbuhan yang memproduksi sumber bahan
makanan bagi makhluk hidup lainnya;
b) konsumen, yaitu hewan serta manusia; dan
c) pengurai, yang merupakan mikroorganisme yang merombak dan
menghancurkan sisa-sisa organisme yang telah mati. Termasuk ke
dalam kelompok pengurai adalah jamur, bakteri, dan cacing tanah.

2. Lingkungan Abiotik, adalah segala kondisi yang terdapat di sekitar


makhluk hidup yang bukan organisme hidup, antara lain adalah batuan,
tanah, mineral dan sinar matahari, lingkungan ini disebut juga lingkungan
anorganik. Lingkungan abiotik merupakan kondisi yang terdapat di
sekeliling makhluk hidup berupa benda mati (unsur anorganik), seperti
batuan, tanah, mineral, dan udara. Lingkungan abiotik dinamakan juga
lingkungan anorganik.

D. Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan


masa kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi
kebutuhan dari generasi yang akan datang.

Pembangunan berkelanjutan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Memberi kemungkinan pada kelangsungan hidup dengan jalan melestarikan


fungsi dan kemampuan ekosistem yang mendukungnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
b. Memanfaatkan sumber daya alam dengan memanfaatkan teknologi yang tidak
merusak lingkungan.
c. Memberikan kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk
berkembang bersama-sama di setiap daerah, baik dalam kurun waktu yang
sama maupun kurun waktu yang berbeda secara berkesinambungan.
d. Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk
memasok, melindungi, serta mendukung sumber alam bagi kehidupan secara
berkesinambungan.
e. Menggunakan prosedur dan tata cara yang memerhatikan kelestarian fungsi
dan kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan, baik masa kini
maupun masa yang akan datang.
INFORMASI GEOGRAFI

A. Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu
melalui suatu sistem proyeksi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut
kartografi.
Syarat-syarat peta yang baik, antara lain :
a) Konform, yaitu bentuk dari sebuah peta yang digambar serta harus
sebangun dengan keadaan asli atau sebenarnya di wilayah asal atau di
lapangan.
b) Ekuidistan, yaitu jarak di peta jika dikalikan dengan skala yang telah di
tentukan sesuai dengan jarak di lapangan.
c) Ekuivalen, yaitu daerah atau bidang yang digambar di peta setalah
dihitung dengan skalanya, akan sama dengan keadaan yang ada di
lapangan.

B. Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh adalah pengumpulan informasi tentang suatu objek atau daerah
dari kejauhan, biasanya menggunakan data yang diambil dari satelit, pesawat, atau
kendaraan bawah air. Pada sistem penginderaan jauh, metode yang digunakan
kebanyakan meliputi fotografi, radar, spektroskopi, dan magnet.
Penginderaan jauh biasanya digunakan untuk mengetahui, memperkirakan
potensi, dan melokalisir daerah rawan bencana.

Komponen-komponen Penginderaan Jauh, antara lain :


1. Sumber Tenaga
2. Atmosfer
3. Interaksi antara Tenaga dan Objek
4. Sensor
5. Data Input
6. Pengguna Data (User)
C. Sistem Informasi Geografis (SIG)
SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data
geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat
lunak komputer yang berfungsi: 
a). Akuisi dan verifikasi data
b). kompilasi data
c). penyimpanan data
d). perubahan dan updating data
e). menyimpan dan pertukaran data 
f). manipulasi data
g). pemanggilan dan presentasi data
h). analisis data

1. Manfaat SIG dalam bidang Telekomunikasi


a) Fasilitas dan pemetaan kawasan.
b) Rute pemetaan kabel
c) Pengembangan ‘halaman kuning’ secara elektronik
d) Aplikasi penanganan pelanggan
e) Pengembangan penyimpanan data
f) Pemilihan penempatan fasilitas
g) Sistem penanganan kegagalan sambungan

2. Keunggulan SIG
a) Mudah dalam mengolah data.
b) Pengumpulan data dan penyimpanannya hemat tempat dan ringkas.
c) Mudah diulang kalau sewaktu-waktu diperlukan.
d) Mudah diubah kalau sewaktu-waktu ada perubahan.
e) Mudah dibawa, dikirim, dan ditransformasikan
f) Aman, karena dapat dikunci dengan kode
g) Relative lebih murah dibandingkan dengan gambar 3 dimensi
h) Berdasarkan data SIG dapat dilakukan pengambilan keputusan dengan
tepat dan cepat.

3. Kelemahan SIG
a) Sumberdaya manusia harus menguasai teknologi komputer
b) Teknologi yang ada terus berkembang sesuai dengan zaman
c) Biaya yang dikeluarkan relatif mahal
d) Penanganan tentang data yang bentuk 3D buruk
e) Sulit untuk menyajikan data temporal
f) Format data dan standar file data beragam
g) Model objek terbatas
h) Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai
teknologi informasi
KEWILAYAHAN

A. Pola Keruangan

1. Pola keruangan desa


ditinjau dari pola tata guna lahannya, ada empat bentuk perdesaan yang
banyak dijumpai di Indonesia. Keempat bentuk desa tersebut adalah sebagai
berikut.
a) Bentuk desa linear atau memanjang mengikuti jalur jalan raya
atau alur sungai.
b) Bentuk desa yang memanjang mengikuti garis pantai.
c) Bentuk desa terpusat.
d) Bentuk desa yang mengelilingi fasilitas tertentu.

Menurut perkembangan dan kemampuan masyarakatnya, desa dapat


dibedakan dalam tiga tingkat, yaitu sebagai berikut.
a) Desa swadaya, adalah desa yang telah terdaftar dalam wilayah
administrasi pemerintahan dan masyarakatnya telah hidup menetap.
Mereka memanfaatkan sumber daya alam dan potensi-potensinya
secara tradisional sehingga disebut juga desa tradisional.
b) Desa swakarya adalah peralihan atau transisi dari desa swadaya
menuju desa swasembada. Oleh karena itu, desa swakarya juga disebut
desa transisi. Desa swakarya ialah desa yang masyarakat nya telah
berkeinginan memanfaatkan dan mengembang kan sumber daya alam
dan potensinya untuk membangun daerahnya.
c) Desa swasembada, sering disebut desa berkembang yang merupakan
fase tertinggi dari proses perkembangan desa di Indonesia. Desa
swasembada adalah desa yang masyarakatnya telah mampu
memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam dan potensinya
sesuai dengan kegiatan pembangunan regional.

2. Pola Keruangan Kota


Dilihat dari kualitas perkembangannya, tahapan kota dapat dibedakan menjadi
enam tingkatan, yaitu sebagai berikut.
a) Tahap Eopolis adalah tahap perkembangan desa yang sudah teratur
sehingga organisasi masyarakat penghuni daerah tersebut sudah mulai
memperlihatkan ciri-ciri perkotaan. Tahapan ini merupakan peralihan
dari pola kehidupan desa tradisional ke arah kehidupan kota.
b) Tahap Polis adalah tahapan suatu daerah kota yang masih bercirikan
sifat-sifat agraris atau berorientasi pada sektor pertanian. Sebagian
besar kota-kota di Indonesia masih berada pada tahapan ini.
c) Tahap Metropolis adalah kelanjutan dari tahap polis. Tahap ini
ditandai oleh sebagian besar orientasi kehidupan ekonomi penduduknya
mengarah ke sektor industri.
d) Tahap Megalopolis adalah suatu wilayah perkotaan yang ukurannya
sangat besar, biasanya terdiri atas beberapa kota metropolis yang
menjadi satu membentuk jalur perkotaan.
e) Tahap Tyranopolis adalah tahapan kota yang kehidupannya sudah
dikuasai oleh tirani, kemacetan, kekacauan pelayanan, kejahatan, dan
kriminalitas.
f) Tahap Nekropolis adalah tahapan perkembangan kota yang menuju ke
arah kota mati.

B. Interaksi Desa-Kota

Ada tiga faktor utama yang mendasari atau mempengaruhi timbulnya


interaksi antarwilayah, yaitu sebagai berikut.
a) Adanya Wilayah-Wilayah yang Saling Melengkapi (Regional
Complementary).
b) Adanya Kesempatan untuk Berintervensi (Intervening
Opportunity)
c) Adanya Kemudahan Transfer atau Pemindahan dalam Ruang
(Spatial Transfer Ability).

zona-zona interaksi antara wilayah perkotaan dan perdesaan membentuk


pola-pola konsentrik, yaitu sebagai berikut.
a) City diartikan sebagai pusat kota
b) Suburban (sub daerah perkotaan), adalah suatu wilayah yang
lokasinya berdekatan dengan pusat kota. Wilayah ini merupakan
tempat tinggal para penglaju (penduduk yang melakukan mobilitas
harian ke kota untuk bekerja).
c) Suburban fringe (jalur tepi subdaerah perkotaan), adalah suatu
wilayah yang melingkari sub-urban, atau peralihan antara kota dan
desa.
d) Urban fringe (jalur tepi daerah perkotaan paling luar), adalah
semua batas wilayah terluar suatu kota. Wilayah ini ditandai dengan
sifat-sifatnya yang mirip dengan wilayah kota, kecuali dengan
wilayah pusat kota.
e) Rural urban fringe (jalur batas desa dan kota), adalah suatu
wilayah yang terletak antara kota dan desa yang ditandai dengan pola
penggunaan lahan campuran antara sektor pertanian dan
nonpertanian.
f) Rural (daerah perdesaan).
Teori titik henti

Teori titik henti adalah teori yang digunakan untuk mengetahui


jarak maksimal daerah hinterland perdagangan sebuah kota. Teori Titik Henti
juga dapat digunakan dalam memperkirakan penempatan lokasi industri atau
pusat pelayanan masyarakat. Penempatan dilakukan di antara dua wilayah yang
berbeda jumlah penduduknya agar terjangkau oleh penduduk setiap wilayah.
Rumus Teori Titik Henti adalah sebagai berikut:

Keterangan :

DAB = Jarak lokasi titik henti yang diukur dari lokasi A

DBA = Jarak lokasi titik henti yang diukur dari lokasi B

DAB = DBA = Jarak antara lokasi A dan B

PA = Jumlah populasi di lokasi A

PB = Jumlah populasi di lokasi B


Contoh :

Jumlah wisatawan di obyek wisata A setiap hari adalah 25.000 orang


sedangkan di Obyek Wisata B adalah 50.000 orang setiap hari. Jarak antara
obyek wisata A dengan B adalah 30 km, maka lokasi yang baik untuk
didirikan fasilitas penginapan yang dapat melayani kedua tempat tersebut
adalah:

Jadi, lokasi ideal dalam penempatan fasilitas penginapan sehingga terjangkau


oleh wisatawan di obyek wisata A maupun B adalah 12,43 km dari obyek
wisata A atau 17,57 dari obyek wisata B.

C. Wilayah Dan Pewilayahan

1. Wilayah, adalah bagian atau daerah di permukaan bumi yang dibatasi oleh
kenampakan tertentu yang bersifat khas yang membedakan dari daerah lain,
misalnya wilayah hutan berbeda dengan wilayah pertanian, wilayah kota
berbeda dengan wilayah pedesaan.
Wilayah Terbagi menjadi 2, yaitu :
a) Wilayah formal, adalah suatu wilayah yang dibentuk oleh adanya
kesamaan kenampakan termasuk didalamnya kenampakan fisik muka
bumi, iklim, vegetasi, tanah, bentuk lahan dan penggunaan lahan.
b) Wilayah fungsional, adalah wilayah yang memiliki beberapa pusat
kegiatan yang saling berhubungan menurut jenis dan karakteristik
khusus. Wilayah fungsional dapat diartikan sebagai wilayah yang
memiliki kaitan fungsional antar pusat kegiatan atau antar bagian.
Wilayah fungsional merujuk pada pola polarisasi dan membentuk
keragaman unik.

2. Pewilayahan, adalah adalah usaha untuk membagi-bagi  permukaan bumi


atau bagian permukaan bumi tertentu untuk tujuan tertentu pula.
perwilayahan dapat dilakukan dengan dua metode,yaitu :
a) Penyamarataan (generaliszation) wilayah, adalah suatu proses atau
usaha untuk membagi permukaan bumi atau bagian dari permukaan
bumi tertentu menjadi beberapa bagian.
b) klasifikasi wilayah(Regional classification), adalah usaha untuk
menggolongkan wilayah secara sistematis ke dalam bagian-bagian
tertentu.

D. Pusat Pertumbuhan

Pusat pertumbuhan merupakan suatu wilayah yang berkembang secara pesat


khususnya kegiatan ekonomi sehingga menjadi pusat pembangunan daerah.
Perkembangan pusat pertumbuhan di suatu wilayah ditentukan oleh faktor-
faktor sebagai berikut.
a) Sumber Daya Alam
Daerah yang mempunyai kekayaan sumber daya alam berpotensi menjadi
pusat pertumbuhan. Sebagai contoh, penambangan bahan tambang yang
bernilai ekonomi tinggi di suatu wilayah merangsang kegiatan ekonomi,
memberikan kesempatan kerja, dan meningkatkan pendapatan daerah serta
berpengaruh terhadap munculnya kegiatan ekonomi penunjang.

b) Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia sangat berperan dalam pembentukan pusat
pertumbuhan di suatu wilayah. Tenaga kerja yang ahli, terampil, andal,
kapabel, dan profesional dibutuhkan untuk mengelola sumber daya alam.
Pusat pertumbuhan akan berkembang dan pembangunan berjalan lancar
apabila tersedia sumber daya manusia yang andal.

c) Kondisi Fisiografi/Lokasi
Kondisi fisiografi/lokasi memengaruhi perkembangan pusat pertumbuhan.
Lokasi yang strategis memudahkan transportasi dan angkutan barang, sehingga
pusat pertumbuhan berkembang cepat. Sebagai contoh, daerah dataran rendah
yang berelief rata memungkinkan pusat pertumbuhan berkembang lebih cepat
dibanding daerah pedalaman yang berelief kasar atau berpegunungan.
d) Fasilitas Penunjang
Pusat pertumbuhan akan lebih berkembang apabila didukung oleh fasilitas
penunjang yang memadai. Beberapa fasilitas penunjang antara lain jalan, jaringan
listrik, jaringan telepon, pelabuhan laut dan udara, fasilitas air bersih, penyediaan
bahan bakar, serta prasarana kebersihan.

Pengaruh pusat pertumbuhan yang semakin berkembang terhadap sosial budaya


antara lain sebagai berikut.
a) Penduduk termotivasi untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan guna
mengatasi masalah akibat perubahan social budaya.
b) Terjadi percampuran budaya (akulturasi) antara penduduk pendatang dan
penduduk lokal serta antarpenduduk pendatang sendiri.
c) Arus informasi dari luar wilayah semakin meningkat.
d) Status sosial akan meningkat seiring peningkatan kesejahteraan hidup.
e) Perubahan sikap penduduk terhadap disiplin waktu, penggunaan uang, dan
pemilikan kebutuhan hidup.

E. Negara Maju dan Negara Berkembang

Ciri-Ciri Negara Maju :

 Angka Pengangguran Rendah.


 Pendapatan Per Kapita Tinggi.
 Laju Pertumbuhan Hidup Rendah.
 Kemajuan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Semakin Cepat Dan Pesat.
 Industri Dan Jasa Menjadi Sektor Perekonomian Utama.
 Menghargai Waktu Dan Kesetaraan Gender Dijunjung Tinggi.
 Sistem Pendidikan Yang Baik.

Ciri-Ciri Negara Berkembang :

 Mata pencaharian sebagian besar dari penduduknya adalah bertani.


 Industri yang ada pada umumnya berlatar belakang agraris.
 Tingkat pendidikan rendah
 Timbul krisis lingkungan hidup
 Pendapatan perkapita rendah.
 Angka kelahiran dan kematian tinggi.
 Keadaan perekonomian kurang atau tidak maju.
 Angka kriminalitas tinggi.
 Kurangnya lapangan pekerjaan.
KISI-KISI UJIAN NASIONAL SMA/MA

GEOGRAFI

Disusun Oleh :
RINALDI ARIA CHANDRA

2017
DAFTAR ISI

 HAKEKAT GEOGRAFI
A. KONSEP GEOGRAFI
B. PENDEKATAN GEOGRAFI
C. PRINSIP GEOGRAFI
D. ASPEK GEOGRAFI
 DINAMIKA PLANET BUMI SEBAGAI RUANG
KEHIDUPAN
A. BUMI
 FENOMENA GEOSFER
A. ATMOSFER
B. HIDROSFER
C. LITOSFER
D. BIOSFER
 KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
A. KEPENDUDUKAN
B. SUMBERDAYA ALAM
C. LINGKUNGAN HIDUP
D. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
 INFORMASI GEOGRAFI
A. PETA
B. PENGINDERAAN JAUH
C. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
 KEWILAYAHAN
A. POLA KERUANGAN
B. INTERAKSI DESA-KOTA
C. WILAYAH DAN PEWILAYAHAN
D. PUSAT PERTUMBUHAN
E. NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

Anda mungkin juga menyukai