Anda di halaman 1dari 7

Objek Studi Geografi

Objek studi geografi terbagai menjadi 2 yaitu objek material dan objek formal.

1. Objek material meliputi segala sesuatu yang berada di bumi baik benda hidup maupun benda mati dan
lingkungannya. Objek material ini dapat dinamakan fenomena geosfer yang mencakup:

1. Atmosfer, yaitu lapisan udara yang menyelimuti permukaan bumi dari Troposfer hingga Eksosfer.
2. Lithosfer, yaitu lapisan batuan penyusun kulit bumi.
3. Hidrosfer, yaitu lapisan air yang meliputi perairan darat dan lautan.
4. Pedosfer, yaitu lapisan tanah yang merupakan hasil pelapukan dari batuan.
5. Biosfer, yaitu lapisan yang meliputi kesatuan sistem antara hewan, tumbuhan dan manusia.
6. Antroposfer, yaitu lapisan yang menitikberatkan kepada manusia serta aktivitasnya di permukaan
bumi.

2. Objek formal adalah sudut pandang dan cara berpikir (pendekatan) terhadap gejala material di muka
bumi, baik yang sifatnya fisik maupun sosial yang dilihat dari sudut pandang keruangan (spasial). Objek
formal inilah yang membedakan geografi dengan ilmu yang lainnya. Pendekatan geografi terdiri atas
pendekatan keruangan, ekologi dan regional. Dalam geografi selalu ditanyakan mengenai dimana gejala
itu terjadi dan mengapa gejala tersebut terjadi. Ketiga pendekatan tersebut diharapkan “mampu” menjawab
persoalan seputar fenomena yang terjadi di permukaan bumi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah 5 W
+1H

1. What?
2. Where?
3. When?
4. Why?
5. How?
6. Who?

Contoh penerapannya dapat dilihat pada kasus terjadinya banjir. Dalam memandang peristiwa ini
geografi akan menjawab:

1. What? Fenomena apa yang terjadi?

Jawab: Banjir.

2. Where? Dimana banjir tersebut terjadi?

Jawab: Di DKI Jakarta.

3. When? Kapan banjir itu terjadi?

Jawab: Pada musim hujan bulan Februari 2007.


4. Why? Mengapa banjir tersebut dapat terjadi?

Jawab: Karena pengaruh curah hujan yang tinggi dan kondisi lahan yang di Jakarta yang sudah tidak
mampu menyerap air hujan dikarenakan pembangunan yang merusak tatanan ekosistem.

5. How? Bagaimana banjir tersebut berlangsung?

Jawab: Banjir tersebut melanda 50% wilayah DKI Jakarta dan menyebabkan aktivitas perekonomian
masyarakat lumpuh. Kemacetan parah juga melanda jalan-jalan protokol di Dki Jakarta. Ribuan rumah
warga rusak terendam banjir yang hampir mencapai 3 meter.

6. Who? Siapa yang harus bertanggung jawab atas fenomena ini?

Jawab: Pemerintah setempat harus bijak dalam merencanakan pembanguan kota dan masyarakat harus
sadar akan lingkungannya dengan tidak membuang sampah ke saluran air dan sungai. Baca juga:
Perbedaan Pendekatan Keruangan, Kewilayahan dan Kelingkungan
Aspek-aspek Geografi (Fisik & Sosial)
Aspek-aspek Geografi ~ Mengetahui tentang aspek-aspek dalam ilmu geografi akan memberikan sobat
pandangan cakupan apa saja yang termasuk dalam kajian geografi. Cakupan kajian tersebut yang nantinya
akan tertuju pada pembagian cabang-cabang geografi. Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan
menghadirkan penjelasan mengenai aspek-aspek geografi yang mencakup aspek fisik dan aspek sosial.
Semoga bermanfaat. Check this out!!!

Kajian geografi mempunyai ruang lingkup yang luas sehingga disiplin ilmu lainnya banyak yang berkaitan
dengan geografi. Keterkaitan geografi dengan disiplin ilmu lain dapat dibedakan menurut aspek fisik dan
aspek sosial.

A. Aspek Fisik

Aspek fisik geografi mengkaji segala fenomena yang ada di geosfer yang tentunya dapat mempengeruhi
keberlangsungan hidup manusia. Aspek fisik meliputi aspek kimiawi, biologis, astronomis, dan semua
fenomena alam yang langsung dapat diamati.

1. Aspek Topologi
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan letak atau lokasi suatu wilayah, bentuk muka
buminya, luas area dan batas-batas wilayah yang mempunyai ciri-ciri khas tertentu.
2. Aspek Biotik
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur vegetasi (tetumbuhan atau flora,
dunia binatang (fauna) dan kajian penduduk.
3. Aspek Non Biotik
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur kondisi tanah, hidrologi (tata air) baik
perairan darat maupun laut dan kondisi iklim dari suatu wilayah.

Aspek-aspek Geografi

B. Aspek Sosial

Selain aspek fisik, kajian geografi juga mencakup aspek sosial. Geografi mengkaji manusia yang hidup
didalamnya atas keterkaitan dengan fenomena yang terjadi di geosfer. Aspek sosial meliputi aspek
antropologis, politis, ekonomis, dan aspek yang berhubungan dengan pola hidup manusia (kebudayaan).
Pada aspek ini manusia dipandang sebagai fokus utama dari kajian geografi dengan memperhatikan pola
penyebaran manusia dalam ruang dan kaitan perilaku manusia dengan lingkungannya. Ada beberapa
aspek yang dikaji, yaitu:
1. Aspek Sosial

Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur tradisi, adat-istiadat, komunitas, kelompok
masyarakat dan lembaga-lembaga sosial.
Aspek Ekonomi
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur pertanian, perkebunan, pertambangan,
perikanan, industri, perdagangan, transportasi dan pasar.
Aspek Budaya
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur pendidikan, agama, bahasa dan kesenian.
Aspek Politik
Membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur kepemerintahan yang terjadi dalam
kehidupan di masyarakat.

Hubungan geografi dengan aspek ilmu yang lain melahirkan ilmu baru. Sebagai contoh, hubungan geografi
dengan biologi melahirkan ilmu baru yaitu biogeografi, hubungan geografi dengan antropologi melahirkan
antropogeografi, dan hubungan geografi dengan fisika melahirkan geofisika.
Kedua aspek dalam geografi ini menjadi dasar pembagian ilmu geografi menjadi dua cabang utama yaitu
geografi fisik dan geografi manusia.

Geografi fisik mempelajari lanskap atau bentang alam fisik Bumi, misalnya gunung, dataran rendah, sungai,
dan pesisir. Geografi fisik menjelaskan penyebaran kenampakan alam yang bervariasi serta mencari
jawaban tentang pembentukan dan perubahannya dari kenampakan masa lalu.

Geografi manusia mempelajari lanskap atau bentang lahan manusia (budaya), misalnya komponen-
komponen buatan manusia seperti jalan, saluran air, permukiman, pusat kegiatan, dan bangunan. Geografi
manusia mencoba mendeskripsikan dan menjelaskan pola-pola kenampakan manusia dan kegiatannya
serta meneliti hubungan antara manusia dan lingkungannya.
Konsep Essensial Geografi
Dalam mengkaji objek material, ilmu geografi memiliki sepuluh metode atau konsep dasar.

1. Konsep lokasi

Konsep lokasi atau letak merupakan konsep utama yang sejak awal pertumbuhan geografi telah menjadi
ciri khusus ilmu atau pengetahuan geografi. Konsep letak merupakan jawaban atas pertanyaan pertama
dalam geografi, yaitu dimana?

a. Lokasi Absolut

Lokasi absolute menunjukkan letak yang tetap terhadap system grid (kisi-kisi) atau koordinat. Untuk
menentukan lokasi absolute di muka bumi, digunakan system koordinat garis lintang dan bujur yang biasa
disebut letak astronomis. Letak absolute bersifat tetap, tidak berubah, meskipun kondisi tempat yang
bersangkutan terhadap sekitarnya tidak beerubah.

b. Lokasi relatif

Lokasi relatif lebih penting artinya dan lebih banyak dikaji dalam geografi serta lazim disebut sebagai letak
geografis. Artinya lokasi ini berubah-ubah kaitannya dalam keadaan sekitar.

2. Konsep jarak

Jarak sebagai konsep geografi memiliki arti penting dalam kehidupan social, ekonomi, ataupun
kepentingan pertahanan. Jarak mempunyai faktor pembatas yangbersifat alami, meskipun arti pentingnya
bersifat relative sejalan dengan kemajuan kehidupan dan teknologi.

Jarak berkaitan erat dengan lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan atau keperluan poko kehidupan,
seperti air, tanah yang subur dan pusat pelayanan. Jarak dapat dinyatakan dengan ukuran jarak lurus,
diudara yang mudah diukur dengan peta (dengan memperhatikan skala peta). Namun, dapat pula
dinyatakan sebagai jarak tempuh, baik yang berkaitan dengan waktu perjalanan yang diperlukan maupun
dengan satuan biaya angkutan.

Sejalan dengan kemajuan teknologi serta upaya efisiensi,jarak tempuh dan biaya angkutan antara dua
tempat yang berjauhan akan berubah dari waktu ke waktu. Jarak yang semula ditempuh berhari-hari
dengan berjalan kaki, dapat ditempuh dalam waktu beberapa jam dengan kendaraan bermotor kereta api,
dan selanjutnya ditemput dalam waktu beberapa menit dengan menggunakan kapal terbang.

3. Konsep Keterjangkauan

Keterjangkauan (accesbility) tidak selalu berkaitan dengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi
medan atau ada tidaknya sarana angkutan dan komunikasi yang dapat dipakai.

Suatu tempat dapat dikatakan terasing atau terisolasi kalau tempat itu sukar dijangkau (dengan sarana
komunikasi atau angkutan) dari tempat lain, meskipun tempat itu relatif tidak jauh dari tempat lain.
Rintangan medan yang hanya berupa rangkaian pegunungan tinggi, hutan lebat, rawa-rawa, atau gurun
pasir yang luas merupakan penyebab suatu tempat kurang dapat dijangkau dari tempat lain.

Faktor social yang berupa bahasa, adat istiadat, serta sikap pendudu yang berlainan (mencurigai setiap
orang asing sebagai musuh) dapat menjadi factor penyebab kurang terjangkaunya suatu tempat.

Keterjangkauan umumnya berubah akibat perekonomian, perkembangan teknologi. Sebaliknya, tempat


yang keterjangkauannya sangat rendah sulit mencapai kemajuan dan mengembangan perekonomiannya.

4. Konsep pola

Pola berkaitan dengan susunan, bentuk, atau perseberan fenomena dalam ruang muka bumi, baik
fenomena yang bersifat alami (aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan curah hujan) maupun
fenomena social budaya (pemukiman, persebaran penduduk, mata pencaharian, dan jenis rumah tinggal).

Geografi mempelajari pola-pola bentuk dan persebaran fenomena, memahami mana atau artinya, serta
berupaya untuk memanfaatkan dan mengintervensi atau memodifikasi pola-pola agar mendapatkan
manfaat yang besar.
5. Konsep Morfologi

Morfologi menggambarkan perwujudan daratan muka bumi sebagai hasil perangatan atau penurunan
wilayah (secara geologi) yang lazim disebut erosi dan sedimentasi sehinggaada yang berbentuk pulau-
pulau, daratan yang luas pegunungan dengan lereng-lereng tererosi, lembah-lembah dan daratan
aluvialnya. Morfologi juga menyangkut bentuk lahan yang berkaitan dengan erosi dan pengendapan,
penggunaan lahan, tebal tanah, ketersediaan air, serta vegetasi yang dominan.

Bentuk daaratan ataupun plato (dengan kemiringan tidak lebih dari 5 derajat) merupakan perwujudan
wilayah yang mudah digunakan sebagai daerah pemukiman dan usaha pertanian serta usaha-usaha
perekonomian lainnya. Jika diperhatikan peta persebaran penduduk Asia, ternyata penduduk yang padat
terpusat pada lembah-lembah, sungai besar, dan tanah-tanah yang subur. Sebaliknya, wilayah
pegunungan lazimnya merupakan wilayah pegunungan yang jarang penduduknya, bahkan tidak didiami
manusia. Bentuk pulau dengan garis-garis pantai yang panjang memberikan arti khusus mengingat nilai
maritimitas yang tinggi.

6. Konsep Aglomerasi (Menggerombol)

Aglomerasi merupakan kecenderungan penyebaran yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang
relative sempit paling menguntungkan, baik mengingat kesejenisan maupun faktor-faktor umum yang
paling menguntungkan.

Di kota, penduduk cenderung tinggal mengelompo pada tingat yang sejenis sehingga timbul daerah
pemukiman elit, daerah tempat tinggal para pedagang, daerah pemukiman atau kompleks perumnas yang
kebanyakan berpenghuni para pegawai negeri, serta daerah pemukiman kumuh.

Di pedesaan yang masih agraris, penduduk cenderung menggerombol ditanah datar yang subur dan
membentuk perdusunan atau pedesaan. Makin subur tanahdan luas dataran, makin besar desa dan jumlah
penduduknya. Sebaliknya, makin terbatas tanah datar dan juga kurang subur, gerombolan bentuk desa
makin kecil dan terpencar

7. Konsep kegunaan

Nilai kegunaan fenomena atau sumber-sumber dimuka bumi ini bersifat relative, tidak sama bagi
setiaporang atau golangan penduduk. Daerah pantai berpasir yang landai dengan perairan yang jernih
belum tentu memiliki kegunaan yang besar bagi penduduk setempat. Apalagi jika kehidupan penduduk
tersebut berorientasipada pemanfaatan sumber-sumber didaratan dan banyak jalan darat dapat ditempuh.
Sebaliknya bagi masyarakat kota yang hidupnya berkecukupan, daerah pantai bagi sebagian orang
memiliki nilai tinggi, yaitu sebagai tempat rekreasi.

8. Konsep Interaksi dan Interpendensi

Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi objek atau tempat yang satu dan yang lainnya. Setiap
tempatmengembangkan potensi sumber dan kebutuhan yang tidak selalu sama dengan apa yang ada
ditempat lain.Oleh karena itu, senantiasa terjadi interaksi atau bahkan iterpendensi antara yang satu
dengan yang lainnya.

9. Konsep Diferensial Area

Disetiap tempat atau wilayah, terwujud hasil integrasi berbagai unsure atau fenomena lingungan yang
bersifat alam maupun ehidupan. Integrasi fenomena menjadikan suatu tempat atau wilayahyang lain.
Unsur atau tempatfenomena lingkungan bersifat dinamis. Sementara itu, keadaan berubah dan interaksi
atau integrasi juga menghasilkan karateristik yang berubah dari watu ke waktu.

10. Konsep Keterkaitan Ruangan

Keterkaitan ruangan atau asosiasi keruangan menunjukan derajat keterkaitan persebaran suatu
fenomena dengan fenomena yang lain di suatu tempat atau ruangan, baik yang menyangkut fenomena
alam dan tumbuhan, maupun social.
4 Prinsip Geografi dan Contohnya (Prinsip Persebaran,
Interelasi, deskripsi dan korologi)

4 Prinsip Geografi dan Contohnya (Prinsip Persebaran, Interelasi, deskripsi dan korologi)

Sesudah Perang Dunia II, geografi mengalami perkembangan yang cukup pesat atau bisa
dikatakan mengalami modernisasi. Comparative Geography diwarisi oleh geograf Inggris dan Amerika,
kemudian berkembang menjadi Global Geography, dimana seluruh dunia menjadi objek penyelidikannya.
kondisi ini terjadi dipertangahan abad ke-20 dan dikenal dengan era geografi modern

Dalam menelaah gejala geografi dalam kehidupan sehari-hari, ada empat prinsip yang dapat
digunakan, adalah :

1. Prinsip Persebaran, untuk menelaah gejala geografi yang tersebar dipermukaan bumi secara tidak
sama, dan tidak merata, baik bentang gejala fisik maupun biotiknya.
Contoh : Persebaran flora dan fauna, persebaran penduduk, bentang alam dan lain sebagainya.

2. Prinsip Interelasi (keterkaitan) , untuk menelaah hubungan yang saling terkait antara gejala yang satu
dengan gejala yang lain dalam suatu ruang.
Contoh: Letak garis lintang dapat memengaruhi iklim, gerakan penghijauan dapat mencegah banjir dan
tanah longsor, kepadatan penduduk memengaruhi pembangunan disegala bidang , dan lain sebagainya.

3. Prinsip Deskripsi, untuk memberikan penjelasan lebih jauh tentang gejala-gejala dimuka bumi yang
diamati.
Contoh : Disini dapat kita kaji lebih jauh, misalnya apakah hujan itu?, bagaimana hujan dapat terjadi?, apa
manfaat hujan?, dan seterusnya.
Oleh karena itu, dalam memberikan penjelasan dapat disajikan dengan tulisan, diagram, grafik, tabel,
gambar atau peta, dan lain sebagainya.

4. Prinsip Korologi, untuk meelaah gejala, fakta, maupun permasalahan, yang ada disuatu tempat yang
ditinjau dari persebarannya, interelasinya, interaksinya dan integrasinya dalam ruang tertentu.
Contoh : bagaimana persebaran hujan di Indonesia?, mengapa hujan dikawasan Indonesia bagian barat
lebih banyak dibanding dengan yang ada dikawasan Indonesia bagian timur?, apa hubungan hujan dengan
jenis-jenis tanaman? , apa manfaat hujan bagi kehidupan manusia?, dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai