Anda di halaman 1dari 12

1.

KONSEP GEOGRAFI
1.Lokasi

Konsep lokasi membahas tentang letak atau posisi spasial dari objek tertentu di permukaan b
umi. Secara umum, lokasi terbagi menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.

Lokasi absolut adalah letak atau tempat yang dilihat dari garis lintang dan garis bujur. Lokasi
absolut keadaannya tetap karena berpedoman pada garis astronomis bumi. Contoh lokasi abso
lut yaitu letak astronomis Indonesia pada 6°LU-11°LS dan 95°BT-141°BT. Lalu contoh yang
berkaitan dengan lokasi absolut dalam kehidupan sehari-hari adalah letak Masjid Al Hikmah
ada di 80 LS dan 1110 BT.

Lokasi relatif adalah letak atau tempat yang dilihat dari daerah lain di sekitarnya. Lokasi relat
if dapat berganti-ganti sesuai dengan objek yang ada di sekitarnya. Contoh lokasi relatif adala
h lokasi geografis negara Indonesia yang terletak di antara Samudera Hindia dan Samudera P
asifik, serta Benua Asia dan Benua Australia. Selain itu, contoh yang berkaitan dengan lokasi
relatif dalam kehidupan sehari-hari adalah letak SMPN 2 Kediri ada di sebelah kanan jalan.

2.Jarak

Jarak adalah ruang yang menghubungkan antara dua lokasi atau dua objek. Konsep jarak diba
gi menjadi dua, yaitu jarak mutlak dan jarak relatif. Jarak mutlak adalah jarak dua tempat yan
g diukur berdasarkan garis lurus di udara yang mudah diukur pada peta. Contohnya jarak Sur
abaya – Malang adalah 102 km berdasarkan google maps.

Lalu, jarak relatif bisa dinyatakan pada jarak tempuh, baik yang berkaitan dengan waktu perja
lanan yang diperlukan maupun satuan biaya angkutan. Contoh dalam kehidupan sehari-hari a
dalah jarak Bandung - Pekanbaru dengan pesawat dapat ditempuh dalam waktu 1,5 jam.

3.Keterjangkauan

Konsep geografi ini mengacu pada kemudahan untuk mencapai suatu objek yang dipengaruhi
oleh kondisi geografis suatu wilayah. Keterjangkauan tergantung dari jarak yang ditempuh da
n yang diukur dengan jarak fisik, biaya, waktu, serta berbagai hambatan medan yang dialami.
Seiring majunya teknologi transportasi dan ekonomi membuat keterjangkauan semakin tinggi
sehingga jarak menjadi sangat singkat dan dunia menjadi global yang lebih mudah dijangkau.
Keterjangkauan yang rendah tentu akan berpengaruh terhadap sulitnya pencapaian kemajuan
dan mengembangkan suatu wilayah.
Contoh fenomena yang berkaitan dengan konsep keterjangkauan dalam kehidupan sehari-hari
adalah distribusi bahan pangan dari Kabupaten Pacitan ke Kota Malang lebih mudah daripada
distribusi bahan pangan ke Kabupaten Gunung Kidul.

4. Pola

Konsep ini mengacu pada susunan atau penyebaran fenomena pada ruang muka bumi. Konse
p pola merupakan bentuk interaksi manusia dengan lingkungan atau interaksi alam dengan al
am maupun sosial budaya. Contoh penerapan fenomena yang berkaitan dengan konsep pola a
dalah pola pemukiman penduduk di wilayah pesisir memanjang mengikuti alur garis pantai.

5. Morfologi

Morfologi menggambarkan perwujudan daratan di muka bumi, yang merupakan hasil proses
pengangkatan atau penurunan wilayah melalui proses geologi. Konsep morfologi ini juga ber
kaitan dengan bentuk lahan yang terkena erosi, pengendapan, penggunaan lahan, ketebalan tanah,
dan ketersediaan air. Konsep morfologi berhubungan dengan bentuk permukaan bumi sebagai hasil p
roses alam dan hubungannya dengan aktivitas manusia.

Contoh penerapan konsep morfologi dalam kehidupan sehari-hari adalah bentuk dataran dengan ke
miringan tidak lebih dari 5 derajat adalah wilayah yang cocok digunakan untuk pemukiman dan usah
a pertanian maupun usaha-usaha yang lain.

6. Aglomerasi

Konsep geografi ini adalah kecenderungan persebaran yang bersifat mengelompok pada suatu
wilayah. Konsep aglomerasi ini merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat mengelo
mpok pada suatu wilayah yang relatif sempit dan menguntungkan baik mengingat kesejenisa
n gejala maupun adanya faktor-faktor umum yang menguntungkan. Pola aglomerasi pendudu
k ini dibedakan menjadi tiga yaitu pola mengelompok, pola tersebar secara acak dan pola ters
ebar teratur.

Contoh fenomena yang berkaitan dengan konsep aglomerasi adalah kecenderungan pengelom
pokan tempat tinggal di kota bagi masyarakat yang berasal dari daerah yang sama seperti fen
omena kampung madura, kampung betawi, dan kampung-kampung lainnya.

7. Interaksi dan Interdependensi

Konsep ini berkaitan dengan hubungan timbal balik atau saling ketergantungan antar wilayah.
Setiap wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tetapi memerlukan hubungan den
gan daerah lain sehingga memunculkan hubungan interaksi (timbal balik) dalam bentuk arus
barang, jasa, komunikasi, persebaran ide, dan lain sebagainya.

Contoh fenomena yang berkaitan dengan konsep interaksi dan interdependensi adalah hubung
an antara desa dan kota. Warga kota membutuhkan makanan dari desa, sedangkan warga desa
membutuhkan teknologi dari kota. Kedua interaksi ini didasarkan atas pemenuhan kebutuhan
warganya.

8. Nilai Kegunaan

Nilai kegunaan mengacu pada kelebihan yang dimiliki suatu tempat atau wilayah tertentu dan
memiliki nilai kegunaan yang berbeda berdasarkan fungsinya.

Contoh penerapannya, suatu ruang terbuka hijau suatu kota atau kawasan pemukiman mempu
nyai nilai kegunaan dalam geografi. Nilai guna tersebut terbagi menjadi beberapa fungsi. Fu
ngsi fisis ruang terbuka hijau yaitu untuk daerah resapan air, tempat satwa, dan iklim mikro.
Fungsi sosialnya seperti estetika, dan tempat bermain dari ruang tersebut.

9. Diferensiasi Area

Diferensiasi area menggambarkan keunikan atau karakteristik antara wilayah satu dengan yan
g lainnya. Daerah atau wilayah di permukaan bumi mempunyai kondisi fisik, sumber daya da
n manusia yang berbeda satu sama lain. Berbagai gejala dan problem geografis yang tersebar
dalam ruang mempunyai karakteristik yang berbeda. Kemudian struktur ruang atau distribusi
keruangan suatu wilayah berkaitan dengan wilayah lain.

Contoh fenomena yang berkaitan dengan konsep ini misalnya masyarakat yang tinggal di pesi
sir laut bekerja sebagai nelayan, sedangkan warga yang tinggal di daerah pegunungan bekerja
sebagai petani atau peternak.

10. Keterkaitan Ruang

Geografi adalah ilmu sintesis artinya saling berkaitan antara fenomena fisik dan manusia yan
g mencirikan suatu wilayah dengan corak keterpaduan atau sintesis tampak jelas pada kajian
wilayah. Konsep keterkaitan keruangan menunjukkan tingkat hubungan antar wilayah. Suatu
wilayah dapat berkembang karena adanya hubungan dengan wilayah lain atau adanya saling
keterkaitan antar wilayah dalam memenuhi kebutuhan dan sosial penduduknya.

Contoh fenomena yang dikaji dengan konsep keterkaitan keruangan adalah peristiwa banjir.
Daerah hilir mengalami banjir karena pembangunan yang terjadi di daerah hulu. Hutan di dae
rah hulu yang menjadi sarana resapan air hujan tidak mampu menampung air tersebut. Damp
aknya adalah air langsung mengalir di hilir dan terjadi luapan air atau banjir.

2.OBJEK STUDI GEOGRAFI

a) Objek Material

Objek material adalah segala fenomena yang terjadi yang terjadi pada permukaan bumi baik
berupa fenomena fisik maupun fenomena sosial atau biasa disebut dengan fenomena geosfer
yang meliputi : litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, antroposfer.

Contoh: iklim, jenis tanah, penggunaan lahan, kualitas air, distribusi hewan dan tumbuhan, mi
grasi penduduk, mobilitas penduduk serta struktur keruangan desa

Litosfer adalah lapisan kulit bumi yang terletak antara permukaan bumi sampai kedalaman 1.
000 meter km. Litosfer merupakan tempat bagi makhluk hidup berada, khususnya manusia ya
ng tinggal dipermukaan bumi. Contoh batuan sedimen, batuan beku dan batuan metamorf.

Hidrosfer adalah lapisan air yang terdapat didalam bumi, dipermukaan bumi dan di udara. La
pisan air meliputi laut, sungai, danau, rawah dan air tanah.

Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi. Contoh iklim dan cuaca.

Biosfer adalah lapisan kehidupan yang di dalamnya mencakup seluruh makhluk hidup yang b
erinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.

Antroposfer adalah : lapisan manusia dan kehidupannya di permukaan bumi.

Contoh: mempelajari persebaran aneka budaya dan ragam fisik manusia dalam ruang (wilaya
h).

b) Objek Formal

Objek formal geografi adalah region. Cara pandang geografi terhadap objek formal dilihat da
ri organisasi keruangan (spatial setting) yang meliputi:

Pola sebaran gejala tertentu di permukaan bumi (spatial pattern). Misalnya bencana longsor t
ersebar di daerah pegunungan.

Keterkaitan atau hubungan antara gejala tersebut (spatial system). Misalnya longsor berkaitan
dengan curah hujan, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan.
Perkembangan atau perubahan yang terjadi pada gejala tersebut (spatial process). Misalnya b
encana longsor disebabkan oleh rusaknya ekosistem vegetasi di daerah pegunungan.

3.ASPEK GEOGRAFI

1.Aspek fisik geografi terkait dengan semua fenomena geosfer yang dapat mempengaruhi keh
idupan manusia. Ia mencakup aspek kimiawi, biologis, astronomis dan semua fenomena alam
yang dapat diamati secara langsung. Contohnya seperti sungai, laut, iklim,dancuaca.

Macam-macam aspek fisik geografi meliputi:

 Aspek topologi, yakni aspek yang terkait dengan bentuk permukaan bumi (morfologi),
letak atau lokasi wilayah, luas dan batas-batasnya yang mempunyai ciri khas tertentu.
 Aspek abiotik, yakni aspek yang berkaitan dengan unsur kondisi tanah, hidrologi, dan
iklim yang ada di suatu wilayah.
 Aspek biotik, yakni aspek yang berkaitan dengan unsur tumbuhan, hewan dan manusi
a.

2.Aspek Sosial Geografi Aspek sosial berkaitan dengan aktivitas dan pola hidup manusia (ke
budayaan). Ia dapat meliputi aspek antropologis, politis, hingga ekonomis. Dalam aspek sosia
l, manusia menjadi fokus utama dari kajian geografi. Analisis yang tertuju pada bagaimana po
la penyebaran manusia dalam ruang. Keterkaitan antara perilaku manusia dengan lingkungan
nya juga menjadi fokus perhatian yang utama.

Macam-macam aspek sosial atau non fisik geografi adalah sebagai berikut:

 Aspek sosial, yaitu aspek yang terkait dengan unsur yang terkandung dalam hubungan
antar-manusia. Contoh aspek sosial geografi yakni tradisi, adat istiadat, komunitas, ke
lompok masyarakat dan lembaga-lembaga sosial.
 Aspek ekonomi, yaitu aspek geografi yang meliputi sektor pertanian, perkebunan, pert
ambangan, industri, perdagangan, transportasi, pasar dan kegiatan perekonomian lainn
ya.
 Aspek budaya, yaitu aspek yang berkaitan dengan unsur pendidikan, agama, bahasa d
an kesenian
 Aspek politik, yaitu aspek yang terkait dengan unsur pemerintahan yang berpengaruh
dikehidupanmasyarakat.

4.PRINSIP GEOGRAFI
Prinsip geografi adalah prinsip yang dipakai sebagai landasan, untuk menjelaskan suatu feno
mena yang terjadi. Sebagai contoh, ingin membahas tentang fenomena air terjun. Dari fenom
ena air terjun tersebut akan dibedah soal, letak ketinggian, proses pembentukannya atau hal la
innya. Nah dari hal tersebut akan menggunakan prinsip geografi sebagai landasan.
Ada 4 prinsip geografi yaitu prinsip persebaran, interelasi, deskripsi, dan korologi.

 Prinsip Persebaran (Distribusi) Prinsip penyebaran berkaitan dengan fenomena alam d


an manusia yang tersebar tidak merata di permukaan bumi. Penyebaran fenomena ini
bisa dikaji dan digambarkan pada peta. Contoh Prinsip Persebaran (Distribusi) Adany
a fenomena sumber air tertentu yang tidak dapat dijumpai di semua tempat. Contohny
a permasalahan pencemaran air tidak dijumpai di semua sungai atau laut..
 Prinsip Interelasi Prinsip interelasi menjelaskan fenomena alam dan manusia yang sali
ng berhubungan, antara satu aspek dengan lainnya. Keterkaitan ini dilihat dari fenome
na alam, aspek fenomena alam lain, dan fenomena yang disebabkan oleh manusia. Co
ntohnya Kerusakan hutan di bagian hulu menyebabkan banjir di wilayah hilir
 Prinsip Deskripsi Menjelaskan keterkaitan antara aspek manusia dan lingkungan yang
bisa dideskripsikan. Prinsip ini menjelaskan dan menggambarkan gejala yang dipelaja
ri secara detail. Contohnya Deskripsi bisa dilakukan dengan mencari fakta, gejala, ma
salah, sebab akibat, data kualitatif dan kuantitatif. Selain itu bisa memakai bantuan gr
afik, diagram, dan peta.
 Prinsip Korologi Korologi merupakan paduan antara prinsip penyebaran, interelasi, da
n deskripsi. Prinsip ini menjelaskan fenomena dan manusia, serta interaksinya dalam s
atu ruang. Cohtohnya Contoh prinsip korologi yaitu padi hidup subur di dataran renda
h. Contoh lainnya yaitu bencana atau gejala alam disebutkan wilayah pesebarannya.

5. PENDEKATAN GEOGRAFI

Di dalam pengkajian geografi secara terintegrasi, terdapat tiga pendekatan utama dalam kajia
n ilmu geografi, yaitu sebagai berikut.

1.Pendekatan Spasial (Keruangan)

Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena merupakan studi
tentang keragaman ruang muka Bumi dengan menelaah masing-masing aspek-aspek keruang
annya. Aspek-aspek ruang muka Bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosia
l budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli geografi sangat
memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interrelasi, serta interaksinya. Salah satu
contoh pendekatan keruangan adalah sebagai berikut.

Sebidang tanah harganya mahal karena tanahnya subur. Sebidang tanah harganya mahal kare
na letaknya di pinggir jalan.

Pada contoh tersebut, yang pertama adalah menilai tanahberdasarkan produktifitas pertanian,
sedangkan yang kedua menilai tanah berdasarkan nilai ruangnya yaitu letaknya yang strategis.

2.Pendekatan Ekologi (Lingkungan)

Pendekatan lingkungan didasarkan pada salah satu prinsip dalam disiplin ilmu biologi, yaitu i
nterrelasi yang menonjol antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Di dalam analisis ling
kungan, geografi menelaah gejala interaksi dan interrelasi antara komponen fisikal (alamiah)
dengan nonfisik (sosial). Pendekatan ekologi melakukan analisis dengan melihat perubahan k
omponen biotik dan abiotik dalam keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Misalnya, suatu p
adang rumput yang ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan rumput akan menyebabkan te
rjadinya perubahan lahan dan kompetisi penghuninya.

3.Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)

Analisis kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan di muka Bumi dengan mempe
rhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari masing-masing wilayah secara kompreh
ensif. Contohnya, wilayah kutub tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan wilay
ah khatulistiwa.

6.MEMAHAMI DASAR DASAR PEMETAAN

Pengertian Peta pengertian Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan
skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang ber
beda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar kom
puter. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup mej
a. Peta merupakan gambar sebagian atau keselururhan permukaan bumi dengan perbandingan
tertentu.

peta menurut para ahli yang berkompeten:


Menurut Erwin Rainsz (1948): Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bu
mi yang diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang
datar dan ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas.

Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005): Peta merup
akan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber i
nformasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan pada tingkatan pemb
angunan.

Menurut ICA (International Cartographic Association): Peta adalah gambaran atau representa
si unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari pemukaan bumi yang ada kaitannya deng
an permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu
bidang datar dan diperkecil/diskalakan.

Fungsi Peta Peta berfungsi memberikan informasi kepada pembacanya mengenai letak relatif
suatu daerah terhadap daerah lainnya di permukaan bumi. Letak dapat dibedakan seperti letak
astronomis, letak geografis, dan letak administrasi. Ukuran wilayah, misalnya jarak (panjang),
lebar dan luas wilayah, isi atau volume waduk, volume tanah yang harus digali, dan arah ata
u sudut. Kondisi fisik dan non-fisik suatu daerah, misalnya jumlah penduduk, kepadatan bang
unan, dan sebagainya. Sebagai alat bantu penelitian lapangan, operasi militer, jelajah alam, da
n sebagainya, (Yus, 2011).

Peta apa pun jenisnya, masing-masing mempunyai manfaat, antara lain

 Penunjuk arah, letak, luas, jarak, dan bentuk permukaan bumi,


 Alat informasi, informasi dapat diketahui melalui simbol-simbol dalam peta,
 Alat pembelajaran, dalam hal ini peta dimasukkan dalam beberapa mata pelajaran sep
erti sejarah, geografi dan sebagainya,
 Peta dapat digunakan untuk menjelaskan kondisi lingkungan suatu tempat, dengan pet
a dapat diketahui suatu wilayah berada di daerah tropis, daerah kutub, atau daerah sed
ang,
 Melalui peta tematik kita dapat memperoleh data, misalnya melalui peta kita dapat me
ngetahui tentang kepadatan penduduk suatu daerah,
 Melalui peta orang dapat memperkirakan kemungkinan usaha yang dilakukan.
Dengan peta maka kita dapat mengetahui tentang suatu daerah oleh sebab itu kita dapat mene
ntukan hal apa yang cocok untuk dikembangkan di daerah tersebut. Misalnya di daerah pegun
ungan, maka usaha yang cocok dikembangkan di daerah ini yaitu membuka usaha kebun bua
h atau bunga, (Zaman, 2013).

JENIS PETA

Jenis peta secara garis besar hanya ada dua yaitu peta topografi dan peta tematik. Peta topogr
afi bersifat umum sehingga penyajiannya tidak menonjolkan satu aspek, sedangkan peta tema
tik penyajiannya dengan menonjolkan tema/topik sesuai dengan judul peta itu sendiri. Misaln
ya penyajian jenis jalan di peta topografi tidak menonjol antara satu ruas jalan dengan ruas jal
an yang lain yang jenis jalannya berbeda, ruas jalan tersebut di peta topografi juga tidak boleh
menonjol dibandingkan dengan pola aliran sungai. Tetapi di peta tematik ruas jalan yang statu
snya berbeda akan tampak ditonjolkan dibandingkan dengan aspek lainnya. Peta dasar merup
akan dasar untuk memetakan informasi spasial sehingga informasi informasi tersebut baik sec
ara relatif maupun absolut menempati lokasi geografis yang benar. Peta dasar dapat berupa pe
ta topografi secara lengkap atau sudah dikurangi informasinya agar tidak rancu dengan infor
masi tematiknya. Peta topografi yang sering digunakan sebagai peta dasar dalam pembuatan
peta tematik sudah standar, baik dalam ukuran kertasnya, luas liputannya, maupun penyajian
aspek kartografi lainnya. Peta tematik itu sendiri merupakan suatu peta yang menyajikan info
rmasi khusus yang mempunyai satu tema. Peta tematik banyak sekali macamnya, seperti peta
sistem lahan, peta penggunaan lahan, peta tanah, peta geologi, peta penyebaran jumlah pendu
duk dan sebagainya.

Unsur Unsur Peta:

1.Judul Peta
Judul peta mencerminkan isi pokok peta yang ditampilkan. Misalnya peta Provinsi Jawa Bara
t, berarti peta tersebut menampilkan kondisi wilayah Jawa Barat, mulai lokasi kota/kabupaten
hingga ruas jalan yang menghubungkan antarkota. Judul peta biasanya terdapat pada bagian a
tas gambar peta.

2. Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan
Bumi. Terdapat tiga jenis skala, yakni skala numerik, skala garis, dan skala verbal. Skala me
mungkinkan kita mengetahui luas dan jarak sebenarnya dari ukuran pada peta saja.

3. Garis Lintang
Garis lintang adalah garis imajiner yang melintang terhadap sumbu dari barat ke timur. Garis
lintang menentukan wilayah iklim di permukaan Bumi. Garis lintang terpanjang adalah garis
khatulistiwa atau ekuator yang membagi Bumi menjadi dua bagian, yakni bagian utara dan ba
gian selatan.

4. Garis Bujur
Garis bujur adalah garis imajiner yang membujur dari utara ke selatan. Garis bujur berfungsi
menentukan perbedaan waktu di berbagai wilayah di permukaan Bumi. Selisih waktu pada se
tiap jarak 15 derajat garis bujur adalah 1 jam. Itulah mengapa Indonesia terbagi menjadi 3 zo
na waktu. Garis bujur yang menjadi patokan adalah garis meridian di Greenwich, Inggris.

5. Petunjuk Arah
Petunjuk arah disebut juga tanda orientasi. Petunjuk arah adalah diagram arah mata angin, bia
sanya hanya menunjukkan arah utara ke atas. Ini membantu pembaca peta untuk mengetahui
arah mata angin pada suatu wilayah. Petunjuk arah sangat penting dalam bidang transportasi.

6. Peta Inset
Peta inset adalah gambar peta yang tercantum di luar peta utama, tapi masih termasuk di dala
m garis tepi peta. Ukurannya lebih kecil dan digunakan untuk memperjelas suatu informasi p
ada peta utama. Misalnya peta inset kepulauan Indonesia pada peta utama Provinsi Jawa Bara
t, gunanya untuk menggambarkan di mana letak Provinsi Jawa Barat berada di Indonesia.

7. Simbol Peta
Simbol peta adalah simbol yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu pada peta. Misaln
ya menggambarkan lokasi kota atau jalan. Setidaknya ada tiga simbol pada peta, yakni simbo
l titik, simbol garis, dan simbol wilayah.

8. Legenda
Legenda adalah kumpulan keterangan tentang simbol-simbol yang ada pada suatu peta. Lege
nda memudahkan pembaca peta untuk mengetahui maksud suatu simbol pada gambar peta.

9. Warna Peta
Dalam peta juga terdapat komponen berupa informasi warna peta. Misalnya pada peta geogra
fi, warna hijau menggambarkan dataran rendah, warna kuning menggambarkan dataran tinggi.
Semakin gelap warnanya, maka semakin rendah dataran tersebut. Sebaliknya, semakin cerah
warnanya, maka semakin tinggi dataran tersebut. Kemudian, daratan menggunakan warna hij
au-kuning-merah, sementara laut menggunakan warna biru.

10. Lembaga Pembuat


Informasi tentang lembaga pembuat harus dicantumkan pada peta. Lembaga pembuat peta me
ncakup informasi tentang instansi yang mengeluarkan peta tersebut. Indonesia memiliki bebe
rapa lembaga pembuat peta, antara lain Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Ba
kosurtanal), Direktorat Geologi, dan Jawatan Topografi Angkatan Darat.

11. Tahun Pembuatan


Tahun pembuatan menunjukkan waktu dibuatnya peta tersebut. Data-data bisa berubah dari w
aktu ke waktu, sehingga tahun pembuatan peta harus dicantumkan untuk memberi informasi
kepada pembaca peta apakah peta tersebut masih relevan atau tidak.

12. Keterangan Sistem Proyeksi Peta


Proyeksi peta adalah teknik pemindaian dari bentuk lengkung Bumi ke bidang datar. Proyeksi
dibutuhkan untuk memindahkan bidang bulat atau lengkung ke bidang datar. Terdapat tiga sis
tem proyeksi yang digunakan dalam pembuatan peta, yakni proyeksi azimuthal atau polar, pr
oyeksi kerucut, dan proyeksi silinder.

Anda mungkin juga menyukai