Anda di halaman 1dari 19

1.

Mengenai konsep geografi


 KONSEP AGLOMERASI: Pengelompokan/pemusatan fenomena di suatu
kawasan dengan latar belakang adanya unsur-unsur yang lebih memberi dampak
positif (pemukiman, kawasan industri, daerah pertanian dll). CONTOH:
Tangerang merupakan daerah kawasan Indiustri yang dikenal dengan sebutan
kota 1000 pabrik
 KONSEP MORFOLOGI: Berkaitan dengan bentuk muka bumi sebagai hasil
tenaga endogen dan eksogen yang membentuk dataran rendah, dataran tinggi,
lembah, lereng, pulau, dataran aluvial, pegunungan, dan sebagainya. CONTOH:
Daerah selatan D.I. Yogyakarta merupakan daerah perbukitan kapur (karst)
 KONSEP JARAK: Mengacu pada ruang yang terdapat di antara dua obyek atau
jarak antar tempat. CONTOH: JiKA naik pesawat jarak
Jakarta ke Surabaya sekitar 680 km, sedangkan jika perjalanan darat
menggunakan mobil pribadi jaraknya sekitar 790 km
 KONSEP KETERJANGKAUAN: Jarak yang mampu dicapai dengan maksimum
dari satu wilayah ke wilayah lain (terkait dengan kemudahan untuk menjangkau
suatu objek). Keterjangkauan tidak hanya tergantung pada jarak tetapi juga
tergantung pada sarana dan prasarana penunjang lain (kondisi geografis,
transportasi, maupun komunikasi).CONTOH: Harga tanah di daerah yang dekat
jalan raya lebih tinggi dibandingkan harga tanah di daerah yang jauh dari jalan
raya
 KONSEP NILAI KEGUNAAN: Berkaitan dengan nilai guna suatu wilayah yang
dapat dikembangkan menjadi potensi yang menunjang perkembangan wilayah
tersebut dan bersifat relatif, tidak sama bagi setiap orang atau golongan penduduk.
CONTOH: Pantai Tanjung Lesung, Banten mempunyai nilai kegunaan sebagai
sarana rekreasi bagi wisatawan, tetapi bagi masyarakat sekitar digunakan untuk
menopang sektor ekonomi

2. Prinsip geografi (ada 3)


 PRINSIP PERSEBARAN: Digunakan untuk menjelaskan hampir semua
fenomena geografi yang ada di permukaan bumi. Mulai dari pemusatan aktivitas
ekonomi, persebaran penduduk yang tidak merata, keberadaan sumber daya alam,
hingga pola permukiman  yang muncul di suatu wilayah
 PRINSIP INTERELASI: Keterkaitan atau hubungan timbal balik antara satu
fenomena dengan fenomena lainnya dalam suatu ruang
 PRINSIP DESKRIPSI: Memberikan gambaran lengkap mengenai suatu fenomena
geografis. Umumnya banyak membahas mengenai proses, statistik, kronologi, dan
juga gambaran mengenai fenomena tersebut .
 PRINSIP KOROLOGI: Pada dasarnya merupakan gabungan dari ketiga prinsip,
sehingga penelitian geografisnya akan menghasilkan hasil yang lebih
komprehensif dengan melihat suatu fenomena dari semua sudut pandang
3. Pendekatan geografi
 Pendekatan keruangan atau wilayah (spatial approach)merupakan upaya dalam
mengkaji rangkaian persamaan dari perbedaan fenomena geosfer dalam ruang. Di
dalam pendekatan ini yang perlu diperhatikan adalah persebaran penggunaan ruang
dan penyediaan ruang yang akan dimanfaatkan
Contoh:
- sebidang tanah harganya mahal karena terletak di pinggir jalan dan tanahnya
sangat subur.
- perencanaan pembukaan lahan untuk daerah permukiman yang baru, yang harus
diperhatikan adalah morfologinya, ini kaitannya dengan banjir, longsor, keadaan air
tanah, sehingga tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.
 Pendekatan ekologi / kelingkungan (ecological approach) merupakan
pendekatan yang berkaitan dengan interaksi dan interelasi antara manusia dan
lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem yang bersifat
sebab akibat.
Contoh :
- kegiatan manusia dengan menebang pohon di daerah hulu, membuang sampah
tidak pada tempatnya, dan banyaknya permukiman liar di daerah bantaran sungai
dampaknya akan menyebabkan banjir dan tanah longsor.
- petani jaman dulu hanya mampu bercocok tanam setahun sekali dengan
mengandalkan musim hujan, mengingat jumlah penduduk terus bertambah dan
kebutuhan pangan juga bertambah, maka manusia membuat bendungan sehingga
irigasi bisa sepanjang tahun dan ditemukan pula varietas yang bagus dengan usia dan
masa panen yang pendek, sehingga dalam setahun petani bisa panen tiga sampai
empat kali.
 Pendekatan komplek wilayah integrated approach merupakan pendekatan yang
menelaah gejala atau fenomena dengan menggunakan kombinasi antara analisis
keruangan dan analisis ekologi, karena masing-masing wilayah mempunyai karakter
yang berbeda sehingga menimbulkan interaksi untuk saling memenuhi kebutuhannya.
Contoh :
- petani di daerah lahan miring pasti akan melakukan kegiatan pertanian dengan
sistem terassering.
- banjir di Jakarta diakibatkan karena adanya kerusakan wilayah di daerah hulu.

4. Aspek geografi (fisik dan nonfisik)


 Aspek Fisik: Aspek fisik kajian dalam ilmu geografi meliputi unsur-unsur
geosfer yang ada di muka bumi ini. Adapun unsur-unsur tersebut saliang
berkaitan lantaran tergolong dalam satu sifat fisik. Contoh kajian dalam
aspek fisik ini antara lain adalah kajian mengenai tanah, air, iklim, cuaca,
dan perlapisan batuan di Bumi.
Aspek Topologi:Aspek topologi membahas fenomena berkaitan dengan
letak wilayah, bentuk muka Bumi, luas wilayah, dan batas wilayah yang
berciri khas tertentu. Aspek topologi ini menjadi bagian daripada asepk
fisik, lantaran bentuk dan sifatnya terlihat secara nyata oleh kasap mata
ilmu pengetahuan yang ada.
Aspek Biotik:Aspek biotik dalam asepk fisik ilmu geografi ini
memberikan serta membahas karakter fisik manusia, hewan, dan
tumbuhan dalam lingkup biosfer. Oleh karena inilah dalam aspek ini
sangat dekat dalam ilmu biologi, sebagi bagian daripada Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA).
Aspek Nonbiotik: Aspek nonbiotik dalam kajian ilmu geografi ini adalah
aspek yang memberikan penjelasan serta pembahasan mengenai berbagai
bentuk batuan, tanah, air, dan atmosfer yang ada di muka bumi ini. Dalam
Aspek ini juga seringkali geografi dikenal dan dekat dengan kajian dalam
ilmu kebumian.
 Aspek Non Fisik
Pengertian kajian aspek nonfisik dalam studi ilmu geografi adalah
manusia dengan segala hubungan serta dampaknya. Kajian ini seperti
kependudukan, aktivitas budaya, ekonomi, budaya, dan bahkan sampai
pada aktivitas politiknya. Oleh karena itulah dalam bagian aspek kajian
nonfisik ini lebih fokus pada manusia.
Aspek Sosial: Aspek sosial dalam ilmu geografi adalah aspek yang
memberikan penjelasan serta pemembahasan mengenai berbagai bentk
adat, tradisi, kelompok masyarakat, dan lembaga sosial-lembaga sosial
yang ada di dalam kehidupan masyarakat., baik lembaga ekonomi,
lembaga agama, ataupu lembaga hukum.
Aspek Ekonomi: Aspek ekonomi sebagai bagian daripada aspek non fisik
dalam ilmu geografi adalah aspek yang memberikan pemembahasan
mengenai industri, perdagangan, pertanian, transportasi, dan pasar. Sebagi
bagian daripada pembangunan dan kebutuhan skunder dalam hidup
manusia.
Aspek Budaya: Aspek budaya dalam ilmu geografi sebagai bagian
daripada aspek non fisik adalah memberikan pmebahasan mengenai
pendidikan, agama yang ada dalam masyarakat, bahasa, dan berbagai jenis
alat serta lagu keseniannya secara lengkap.
Aspek Politik: Aspek politik dalam asepk ilmu geografi adalah sep kajian
yang memberikan serta membahas kepartaian dan pemerintahan yang ada
di dalam suatu negara. Dalam aspek ini erat kaitannya dengan kekuasaan
yang ada di dalam pemerintahan.
5. Menghitung skala peta (ada 3)
Peta kadaster skala 1 : 5.000 – 1 : 250.000
Peta skala besar adalah peta dengan skala 1:5.000 - 1:250.000
Peta skala sedang adalah peta dengan skala 1:250.000 - 1: 1.000.000
Peta skala kecil adalah peta dengan skala 1:1.000.000

6. Interpretasi (pola, warna, interelasi)


1. Rona dan warna
a. Rona adalah tingkat kecerahan atau kegelapan suatu objek terdapat pada citra dalam
wujud hitam putih
b. Warna, adalah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit,
lebih sempit dari spektrum tampak
2. Bentuk (shape): Merupakan variabel kualitatif yang mencerminkan konfigurasi atau
kerangka obyek, sehingga mudah untuk dikenali
3. Tekstur (texture): Merupakan frekwensi perubahan rona pada citra, yang dinyatakan
dengan kasar, belang-belang, sedang, dan halus
4. Ukuran (size): Merupakan atribut obyek yang meliputi jarak, luas, volume, ketinggian
tempat, dan kemiringan lereng.
5. Pola (pattern) Merupakan susunan keruangan yang dapat menandai bahwa suatu objek
merupakan bentukan manusia atau alamiah
6. Bayangan (shadow): Merupakan sifat yang menyembunyikan detail atau obyek yang
berada di daerah gelap
7. Situs (site): Merupakan letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya, sehingga
mudah untuk dikenali
8. Asosiasi ( association): Merupakan keterkaitan antara obyek satu dengan obyek lain
9. Konvergensi Bukti: Merupakan penggunaan kombinasi unsur-unsur interpretasi
sebagai pengumpulan dan pemilahan bukti untuk menyimpulkan suatu obyek yang
terdapat pada citra
7. Sistem informasi geografis (manfaat & komponen)
Berikut ini manfaat SIG dalam berbagai bidang, antara lain:
1. Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, sejatinya untuk SIG dapat digunakan untuk menentukan
lokasi sekolah, membuat sistem informasi pendidikan dan sebagai alat bantu
pemahaman siswa saat pembelajaran geografi.
2. Geologi, Petambangan dan Perminyakan
Dalam bidang ini SIG dapat digunakan untuk menentukan lokasi keterdapatan
mineral/cebakan bahan galian yang akan dieksploitasi. Selain itu, SIG juga dapat
diamnfaatkan untuk menganalisa limbah yang merupakan hasil buangan industri
tambang.
3. Sumber Daya Alam
Dalam bidang ini SIG berguna untuk inventarisasi, manajemen dan kesesuaian lahan
untuk pertanian, perkebunan, kehutanan, analisa daerah rawan bencana alam, dan
pemantauan daerah kebakaran hutan dan lahan.
4. Perencanaan Wilayah
Dalam bidang ini SIG dapat dijadikan sebagai media untuk perencanaan pemukiman
dan transmigrasi, perencanaan kota, pengembangan desa tertinggal, perencanaan
lokasi industri, pasar, pemukiman dan lainnya.
5. Lingkungan
Dalam bidang ini SIG dapat dijadikan sebagai alat untuk menganalisa dan memantau
pencemaran udara, limbah berbahaya, pencemaran air, sunga, laut, tanah, evaluasi
pengendapan lumpur dan sedimen di pantai dan pemantauan pencemaran minyak di
laut.
6. Hidrologi dan Kelautan
Dalam bidang ini SIG dapat digunakan untuk kegiatan inventarisasi dan manajemen
pengamatan pasang surut laut, manajemen daerah pesisir, manajemen kawasan wisata
laut, taman laut dan hutan bakau.
7. Transportasi dan Perhubungan
Dalam bidang ini SIG dapat dimanfaatkan untuk manajemen pemeliharaan,
perencanaan dan perluasan jaringan jalan tol, rel kereta dan jalan raya, penentuan
jalur transportasi, analisa rawan kemacetan dan bahaya kecelakaan dan pemantauan
jalur mudik.
8. Telekomunikasi
Dalam bidang ini SIG dapat digunakan pada saat perencanaan, pemeliharaan dan
analisa perluasan jaringan telekomunikasi, pembuatan sistem informasi pelanggan
dan fasilitas umum telekomunikasi seperti, telepon umum, warnet dan lainnya. Selain
itu, SIG dapat dimanfaatkan untuk menginventarisasi jaringan telekomunikasi dan
pelanggan TV kabel, antene parabola dan jaringan internet.
9. Ekonomi, Bisnis, dan Marketing
Dalam bidang ini dapat SIG digunakan  untuk menentukan lokasi bisnis prospektif
seperti bank, pasar, mall, ATM, kantor cabang, showroom, outlet makanan, gudang
dan lainnya dengan memerhatikan lokasi konsumen dan pelanggan di sekitar. Selain
itu, SIG bisa digunakan untuk menganalisa rute terpendek yang harus dilalui oleh
salesmen.
10. Perpajakan
Dalam bidang ini SIG dapat digunakan untuk memprakirakan potensi pendapatan dari
sektor pajak dengan membuat sistem informasi untuk penarikan pajak dari sektor
periklanan yang berasal dari perizinan dan pemasangan papan komersil, misalnya
baliho yang terkait dengan data posisi, ruang dan waktu.
11. Militer
Dalam bidang ini SIG dapat diperlukan untuk penyediaan data spasial untuk analisa
rute-rute perjalanan logistik dan peralatan perang, pembuatan peta elektronik yang
dihubungkan dengan radar yang mampu mendeteksi kendaraan atau pesawat musuh
di wilayah teritorial negara.
12. Kesehatan
Dalam bidang ini SIG dapat dimanfaatkan untuk menentukan distribusi penderitan
suatu penyakit, pola atau sebaran pandemi penyakit serta penentuan lokasi unit-unit
pelayanan kesehatan beserta tenaga medisnya.
13. Utilitas
Dalam bidang ini SIG dapat dimanfaatkan dalam proses inventarisasi dan manajemen
informasi jaringan pipa air minum, sistem informasi pelanggan, perencanaan jaringan
tiang listrik, gardu listirk, tower BTS dan lainnya.
8. Penelitian geografi (langkah langkah, dst)

9. Rotasi dan revolusi bumi

10. Tenaga eksogen (tenaga dari luar yg sifatnya merusak) erosi, pelapukan, denodasi,
sedimentasi
 Pelapukan: Pelapukan adalah proses penghancuran massa batuan menjadi
massa tanah. Kamu pasti pernah ngeliat deh rantai/besi yang mengalami karat. Nah,
itu adalah salah satu contoh dari pelapukan. Pada umumnya, proses pelapukan ini
berlangsung dalam jangka waktu yang lama. 
 Erosi: Erosi merupakan proses pengikisan permukaan bumi oleh media yang
melibatkan pengangkatan partikel batuan.

 Sedimentasi: Sedimentasi adalah peristiwa mengendapnya material batuan yang


dibawa oleh angin atau air. Kalau pada erosi dan pelapukan terkesan “merusak” yang
telah ada, sedimentasi justru “menambah” material baru.
 Masswasting: Pergerakan massa tanah (mass wasting) adalah semua
pengangkutan massa tanah menuruni lereng karena adanya pengaruh gravitasi.
Sederhananya, mass wasting ini yang sering kita sebut sebagai “longsor”. Semakin
“tinggi/curam” tanahnya, maka kecepatan pergerakan massa tanahnya juga tinggi.
11. Tenaga endogen (vulkanisme, tektonisme, seisme)
12. Tenaga endogen (tektonisme)
13. Macam macam tanah beserta ciri cirinya (ciri ciri tanah di Indonesia ada 7)
14. Klasifikasi iklim (Kopen & jumun)

 Klasifikasi Iklim Menurut Koppen

Klasifikasi iklim menurut Koppen terbagi menjadi 9. Mulai dari A yakni iklim tropis, B
yaitu iklim kering, C yakni iklim sedang, D yaitu iklim dingin, E iklim kutub, f yang
selalu basah atau hujan bisa jatuh di segala musim, S atau bula kering pada musim panas
di belahan bumi yang bersangkutan. Selanjutnya adalah W atau merupakan bulan kering
(winter) dan yang terakhir adalah hujan cukup atau medium.
Iklim Hujan Tropis (A)

Iklim hujan tropis adalah wilayah yang memiliki temperatur bulanan terdingin sekitar 18
derajat celcius. Iklim ini termasuk kategori iklim yang panas dan dibagi menjadi tiga tipe
yaitu Hutan hujan tropis (Af), Moonsoon tropika (Am) dan Savana (Aw.

Iklim Hujan Kering (B)


Selanjutnya adalah iklim kering atau sub tropis yakni daerah yang memiliki tingkat
penguapan tinggi daripada curah hujan dan temperatur pada bulan yang terdingin
mencapai 18,3 derajat celcius. Iklim di persediaan air bahkan tak mendukung untuk
kehidupan tanaman dan bibagi menjadi dua tipe yakni iklim stepa (Bs) dan juga iklim
padang pasir (Bw), tanaman diantaranya adalah kaktus.

Iklim Hujan Sedang (C)


Berikutnya adalah iklim hujan sedang yang memiliki suhu rata-rata di bulan terpanas
lebih dari 10 derajat celcius. Sama seperti dua jenis iklim sebelumnya, iklim ini dibagi
menjadi tiga tipe yaitu iklim sedang dengan musim panas yang kering (Cs), iklim dengan
musim dingin yang kering (Cw) dan iklim sedang yang lembap (Cf).

Iklim Dingin (D)

Wilayah yang memiliki iklim dingin mempunyai temperatur atau suhu rata-rata di bulan-
bulan terdingin kurang dari -3 derajat celcius. Iklim ini juga dibagi ke dalam dua tipe
yaitu iklim dingin dengan musim panas yang kering (Dw) dan iklim dingin tanpa periode
siang (Df).

Iklim Kutub (E)


Iklim yang terakhir adalah iklim kutub yang memiliki iklim kutub dengan temperatur
rata-rata di bulan terpanas kurang dari 10 derajat celcius. Iklim kutub ini dibagi menjadi
dua tipe yaitu iklim tundra (ET) dan iklim es salju abadi (EF).
 Menurut Jhunghun

1.) Zona Ilkim Panas


Ketinggian tempat antara 0 – 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3° – 22°C.
Tanamannya seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.

2.) Zona Ilkim Sedang


Ketinggian tempat 600 – 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya
seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.

3.) Zona Iklim Sejuk


Ketinggian tempat 1500 – 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° – 11,1°C.
Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.

4.) Zona Iklim Dingin


Ketinggian tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C.
Tanamannya tidak ada tanaman budidaya kecuali sejenis lumut.

14. Siklus air (evaporasi, kondensasi, atfeksi, presipitasi, infiltrasi, perkolasi, run off )
1. Evaporasi, merupakan penguapan air yang berasal dari tubuh air, seperti: laut, sungai,
danau, dan rawa.
2. Transpirasi, merupakan penguapan air yang berasal dari tumbuh-tumbuhan melalui
bagian daun, terutama stomata.
3. Evapotranspirasi, merupakan gabungan antara proses evaporasi dan transpirasi.
4. Kondensasi, merupakan proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat adanya
pendinginan.
5. Adveksi Adveksi adalah proses berpindahnya awan. Adveksi menjadikan awan-
awan menyebar dan berpindah tempat. Misalnya awan di wilayah lautan berpindah
ke wilayah daratan. Awan yang telah terbentuk pada fase sebelumnya akan
berpindah menuju lokasi lain karena pengaruh angin dan perbedaan tekanan udara.
6. Presipitasi, merupakan jatuhnya air, salju, dan es dari atmosfer menuju permukaan
bumi.
7. Run Off (aliran permukaan), merupakan pergerakan aliran air di permukaan tanah
melalui saluran-saluran air.
8. Infiltrasi, merupakan pergerakan masuknya air ke dalam tanah melalui pori-pori
tanah.
9. Perkolasi, merupakan pergerakan air di dalam tanah.

15. Flora Indonesia (barat tengah timur)


 BAGIAN TIMUR
Anggrek Larat.
Pohon Eboni. Pohon Matoa. ...
Pohon Buah Merah. ...
Pohon Cendana. ...
Siwalan atau Pohon Lontar. ...
Pohon Sagu. ...
Kayu Besi atau Pohon Ulin.
 BAGIAN TENGAH
Longuesi (kerabat dekat pohon beringin), Kayu hitam, Anggrek serat( Dendrobium utile)
Cempaka hutan ,Pohon Lontar, Anggrek hitam (Dendrobium black) Ajan kelicung (Diospyros
macrophylla), Cendana (Santalum album), Cengkeh (Cyxygium aromaticum), Ampupu
(Eucalyptusurophylla).

 BAGIAN BARAT
Contoh Flora yang hidup di Indonesia Bagian Barat, seperti Raflesia arnoldii, anggrek, bunga
bangkai, Daun Sang dengan nama latin Johannestijsmania Altifrons, Kantung semar, Pohon
pinus, pohon jati, pohon cemara, Pohon andalas, tembesu, kayu meranti kuning, cempaka
wangi, palem merah, dan kenanga .

17. Taman nasional di Indonesia


18. Bioma (hutan hujan tropis, taiga, tundra, stepa, gurun)

19. Klasifikasi SDA (berdasarkan jenisnya, tempatnya, UUD, lupa)


20. sumber daya alam tambang
21. SDA
22. Ketahanan pangan
23. Budaya nasional
24. Sensus penduduk (canvasser & householder, de jure & de facto)
 Berdasarkan tempat tinggal dibedakan menjadi:
 Sensus de jure: yaitu pencacahan jiwa yang dilakukan sesuai tempat tinggal
(domisili) saat dilakukannya survei oleh petugas yang ditunjukkan berdasarkan KK
 Sensus de facto: yaitu pencacahan jiwa di tempat mereka ditemukan oleh petugas
lapangan (tanpa membedakan mana penduduk asli dan pendatang)
 Berdasarkan metode pengisiannya dibedakan menjadi:
 Metode householder
yaitu pendataan yang dilakukan dengan cara penduduk yang akan
mengisi sendiri daftar pertanyaan kependudukan dari petugas. Untuk
mengisi kuesioner kependudukan ini penduduk diberi jangka waktu
untuk mengisi dan akan diambil oleh petugas pada waktu yang
disepakati. Biasanya metode ini digunakan pada wilayah yang jumlah
penduduknya banyak dan punya taraf pendidikan yang baik sehingga
dapat memahami maksud pertanyaan dan menjawab dengan tepat
 Metode canvasser
yaitu pendataan yang dilakukan oleh petugas dengan mendatangi dan
mewawancara penduduk secara langsung. Petugas secara langsung
mengajukan pertanyaan secara lisan sesuai daftar yang telah dibuat.
Penduduk juga menyampaikan secara lisan kondisi sebenarnya dari
pertanyaan yang diajukan petugas sensus penduduk

25. Kependudukan
26. Menghitung dinamika kependudukan (defedensi ratio, sex ratio, jumlah penduduk total,
jumlah penduduk alami, dan jumlah penduduk aritmatika)
27. Pembangunan berwawasan lingkungan
28. Pembangunan berkelanjutan
29. Kelestarian lingkungan
30. Mitigasi bencana (gempa bumi, tsunami, banjir, longsor)
31. Kearifan lokal
32. Interaksi desa kota
33. Pola desa kota (menyebar, memanjang jalan raya sungai rel kereta api pantai, memusat)
(konsentris, inti ganda, sektoral)
34. Wilayah & perwilayahan (formal, fungsional)
35. Teori interaksi (titik banding, konsentris, inti ganda)
 INTI GANDA

1. Zona 1 : Pusat kota atau CBD


2. Zona 2 : Daerah grosir dan manufaktur, digunakan untuk kawasan niaga dan industri
ringan
3. Zona 3 : Permukiman kelas rendah, digunakan untuk kawasan murbawisma
4. Zona 4 : Permukiman kelas menengah, digunakan untuk kawasan madyawisma
5. Zona 5 : Permukiman kelas tinggi, digunakan untuk kawasan adiwisma
6. Zona 6 : Daerah manufactur berat, sebagai pusat industri berat
7. Zona 7 : Daerah luar CBD : sebagai pusat niaga lain di pinggiran kota
8. Zona 8 : Permukiman suburban, merupakan kawasan madyawisma dan adiwisma
9. Zona 9 : daerah industri suburban, merupakan kawasan industri
 SEKTORAL

 KONSENTRIS
36. Interaksi desa kota
37. Keruangan desa kota
38. Keruangan desa kota
39. Negara maju
40. Negara berkembang
Uraian
41. Tenaga eksogen
Ada di atas
42. Atmosfer
 Lapisan Troposfer: Lapisan Atmosfer yang paling dekat dengan permukaan bumi
yaitu lapisan Troposfer. Lapisan ini berada di ketinggian 0 hingga 18 km di atas
permukaan laut. Lapisan Troposfer memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Tempat terjadinya fenomena iklim seperti, angin, hujan, petir, dan pelangi.
 Memiliki ketebalan yang berbeda-beda disetiap wilayah, yaitu ketebalan di ekuator
sekitar 18 km dpl dan di kutub sekitar 8 km dpl.
 Lapisan atmosfer yang paling tipis.
 Terjadi penurunan suhu udara sekitar 0,5 hingga 0,6 derajat Celcius ketika mengalami
kenaikan setiap 100 m.
 Suhu udara pada lapisan teratas Troposfer mencapai -60 derajat Celcius, sementara di
permukaan laut sekitar 27 derajat Celcius.
 Sekitar 80% massa Atmosfer berada di lapisan Troposfer.
 Terdapat lapisan Tropopause yang letaknya di antara lapisan Troposfer dan Stratosfer.

Lapisan Stratosfer: Lapisan Stratosfer adalah lapisan kedua dari atmosfer bumi. Lapisan
ini  berada pada ketinggian 18 km hingga 60 km dpl. Lapisan Stratosfer memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:

 Terletak di atas lapisan Tropopause dan di bawah lapisan Mesosfer.


 Terdapat lapisan ozon di ketinggian 35 km dpl, yang bermanfaat untuk melindungi
bumi dari sinar ultraviolet yang berlebihan.
 Mempunyai sifat udara yang kering karena tidak mengandung uap air dan berdebu.
 Terdapat dua lapisan udara yang memiliki sifat berbeda, yaitu lapisan Isotermal yang
berada di ketinggian 11 km sampai 22 km dpl dan lapisan Inversi yang berada di
ketinggian 20 km sampai 60 km dpl.
 Terdapat lapisan Stratopause di dalamnya.

 Lapisan Mesosfer: Lapisan Mesosfer merupakan lapisan atmosfer yang berada di


ketinggian 60 km sampai 80 km dpl. Lapisan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Lapisan berada di tengah-tengah seluruh lapisan atmosfer.


 Lapisan Mesosfer menjadi lapisan atmosfer yang melindungi bumi dan hujan meteor.
 Udara pada lapisan ini sangat panas disebabkan adanya pergeseran objek atau benda-
benda yang datang, hingga akhirnya benda-benda tersebut terbakar karena panas
lapisan ini.
 Semakin ke atas suhu udara lapisan ini semakin rendah. Setiap kenaikan 1.000 m,
suhu akan turun 2,5 derajat Celcius sampai 3 derajat Celcius. Pada ketinggian 80 km
dpl suhu udara lapisan ini bisa mencapai -90 derajat Celcius.
 Terdapat lapisan Mesopause, yaitu lapisan antara lapisan Mesosfer dan Termosfer.
 Lapisan Termosfer: Lapisan Termosfer berada di ketinggian 80 km sampai 100 km dpl.
Ciri-ciri lapisan ini adalah sebagai berikut:

 Lapisan tertinggi nomor dua di atmosfer.


 Memiliki temperatur antara -40 derajat Celcius hingga -5 derajat Celcius.
 Suhu udara di lapisan ini sangat panas hingga mencapai lebih dari 1000 derajat
Celcius. Itulah sebabnya lapisan ini disebut dengan lapisan panas atau hot layer.
 Sebagian molekul dan atom udara yang ada di lapisan ini mengalami proses ionisasi.
 Terdapat kemunculan aurora, yaitu pita cahaya warna warni yang ada di langit Kutub
Utara dan Kutub Selatan.

 Lapisan Ionosfer: Lapisan ini berfungsi sebagai penyebar gelombang radio dan
gelombang komunikasi lainnya. Lapisan ionosfer berada pada ketinggian 80 km sampai
1500 km dpl, serta memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Lapisan ini memiliki temperatur 0 hingga lebih dari 70 derajat Celcius.


 Semua atom udara di lapisan ini mengalami ionisasi.
 Terdapat tiga lapisan, yaitu lapisan E atau Kennely-Heavy Side dengan ketinggian 100
km sampai 200 km, lapisan F atau lapisan Appleton dengan ketinggian 200 km sampai
400 km, dan lapisan Atom dengan ketinggian 400 km sampai 800 km.
 Lapisan Eksosfer: Lapisan Eksosfer merupakan lapisan atmosfer terakhir yang jaraknya
paling jauh dari bumi. Lapisan ini berada di ketinggian 800 km sampai 1.500 km dpl.
Lapisan Eksosfer memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Tempat terjadinya gerakan atom atom secara tidak beraturan.


 Merupakan lapisan yang sangat panas.
 Sering disebut sebagai ruang antarplanet dan Geostasioner karena merupakan batas
terluar atmosfer yang membentang dan menyatu dengan angkasa luar.
 Memiliki kandungan gas-gas atmosfer yang sangat rendah.
 Memiliki gaya gravitasi yang sangat kecil karena berada di bagian paling luar dari
bumi.

43. Piramida penduduk (muda, sedang, tua)

44. Ciri ciri masyarakat desa dan kota


 CIRI MASYARAKAT DESA

 CIRI MASYARAKAT KOTA


Ciri Masyarakat Kota
1. Egois, disebabkan karena adanya pengaruh individualis sehingga melahirkan
persaingan antar warga
2. Memiliki pekerjaan yang beraneka ragam, umumnya bergerak di bidang jasa dan
perdagangan
3. Berfungsi sebagai agent of change (agen perubahan), karena berpola pikir terbuka
dalam menerima budaya pengaruh dari luar
4. Kehidupan keagamaan sudah berkurang, karena kesibukan kerja, materialistis,
kontrol sosial rendah, dan emosi keagamaan berkurang
5. Memiliki kesempatan kerja yang luas, terutama pekerjaan formal dan non formal
dengan berbagai bidang kehidupan yang ada
6. Tidak mengenal gotong-royong dalam menyelesaikan permasalahan seperti halnya
warga desa, mereka cenderung individualis
7. Bersifat glamour (mewah), karena banyak uang dalam memenuhi kebutuhan hidup
8. Kesenjangan sosial tinggi, perbedaan antara kaya dan miskin sangat mencolok dan
memberi status sosial bagi masyarakat
9. Tingkat pendidikan tinggi, yan mampu untuk memenuhi kualifikasi lapangan
pekerjaan yang tersedia.
10. Sebagian besar bekerja di bidang industri, tidak terdapat pekerjaan bidang agraris di
wilayah kota

45. manfaat Penginderaan jauh (dibidang iklim, meteorologi, perhubungan, pertanian, geologi)
 Aplikasi penginderaan jauh untuk bidang meteorologi dan klimatologi antara lain yaitu:
Melakukan perekaman terhadap pola awan guna mengetahui bidang pergerakan tekanan
udara, Mengamati iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat perawanan, kandungan
air serta kelembapan di udara, Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi dengan
cara menentukan daerah tekanan tinggi dan tekanan rendah serta daerah hujan badai dan
siklon, Mengamati sistem/pola angin permukaan, Melakukan pemodelan meteorologi dan
kumpulan data klimatologi.
 Di bidang geologi

 Di bidang pertanian
Manfaat pengindraan jauh dalam bidang pertanian:
Prediksi produksi tanaman
Pengawasan kerusakan tanaman
Estimasi areal tanaman
Pengawasan perkembangan tanaman dan waktu panen  
Estimasi kondisi tanah
Pemantauan dan pengelolaan irigasi
 Di bidang perhubungan
Penginderaan jauh di bidang transportasi bermanfaat untuk:
1. Memantau kemacetan dan alur lalu lintas
2. Memantau kecelakaan kendaraan
3. Memantau tindak kejahatan
4. Mematau adanya bencana alam
5. Merancang rute lalu lintas

Anda mungkin juga menyukai