Anda di halaman 1dari 22

UJIAN TENGAH SEMESTER

(UTS)

Disusun sebagai salah satu pemenuhan Tugas Matakuliah


Studi Keruangan dan Sistem Sosial
Dosen Pengampu Dr. Ine Kusuma Aryani, M.Pd.

Disusun oleh:
INDAH AYU NURSITA RAHMAWATI (2220110077)

PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
A. Pengertian, Tujuan dan manfaat Konsep Dasar dan Pendekatan Keruangan
1. Ada 3 (tiga) pendekatan keruangan, mohon dijelaskan!
Jawab:
Pendekatan Keruangan terbagi 3 bagian:
a. Pendekatan Topik
Pendekatan topik adalah pendekatan yang menitik beratkan pada topik utama dari suatu
gejala dan masalah pada studi geografi, misalnya topik utama yang terjadi di Indonesia
adalah gempa bumi yang melanda Yogyakarta, Jawa Tengah dan Pantai Selatan Jawa
Barat.
b. Pendekatan Aktivitas Manusia
Pendekatam aktivitas manusia adalah pendekatan yang fokus utamanya adalah aktivitas
manusia (human activities). Pendekatan ini dapat digunakan untuk mengkaji fenomena
mata pencaharian penduduk di suatu wilayah, serta apakah fenomena ini terjadi di daratan
rendah, pegunungan, atau daerah pantai. Berdasarkan persebaran tersebut dapat pula
diungkapkan interelasinya dengan keadaan kesuburan tanah, hidrologi atau iklim.
c. Pendekatan Region
Pendekatan region adalah pendekatan yang fokus utamanya adalah wilayah tempat suatu
gejala dan masalah geografi tersebut terjadi, misalnya dalam mengkaji gempa bumi di
Yogyakarta, Jawa Tengah dan Pantai Selatan Jawa Barat.
2. Apakah hubungan antara studi keruangan dengan kearifan lokal?
Jawab:
Geografi manusia adalah cabang geografi yang bidang studinya yaitu aspek keruangan
gejala di permukaan bumi, yang mengambil manusia sebagai objek pokok. Gejala manusia
sebagai objek studi pokok, termasuk aspek kependudukan, aspek aktivitas yang meliputi
aktivitas ekonomi, aktivitas politik, aktivitas sosial, dan aktivitas budayanya. Geografi
manusia terbagi lagi ke dalam cabang-cabang: Geografi Budaya, Geografi Penduduk,
Geografi ekonomi, Geografi Industri, Geografi Medis, Geografi Perkotaan, Geografi
Pariwisata, Geografi Sejarah, geografi transportasi, Geografi politik, Geografi permukiman
dan Geografi Sosial (D’Blij dan Murphy, 1998).
Geografi manusia mengkaji mengenai interaksi antara manusia dengan tempat dan
interakasi keruangan. Fellmann, Getis, dan Getis (2008), menyebut aspek ini sebagai aspek
interaksi keruangan. Sosiologi mengkaji mengenai interaksi sosial, sementara geografi
manusia mengkaji mengenai interaksi keruangan. Di dalam kajian ini, geografi manusia
berusaha unuk mengkaji mengenai interaksi manusia dengan lingkungannya, dan interaksi
ruang satu dengan ruang yang lainnya.
Merujuk pada pandangan Fouberg, Murphy dan de Blij (2009:8), geografi manusia
berusaha untuk mengkaji mengenai kepekaan dan rasa memiliki manusia terhadap lokasi,
region dan dunianya. Aspek ini, biasa disebut dengan sense of place. Keragaman rasa
memiliki tempat (sense of place), bukan sekedar terhadap rumah, desa, negara, tetapi juga
terhadap planet bumi ini. Target pelestarian bumi, dan penyelamatan lingkungan, pada
dasarnya bersandar pada besarannya sense of place. Kerusakan lingkungan, adalah contoh
nyata rendahnya sense of place dari manusia.
Human geografi mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan permasalan
pelestarian lingkungan. Upaya menjaga keseimbangan dengan lingkungannya masyarakat
memiliki norma-norma, nilai-nilai atau aturan-aturan yang telah berlaku turun temurun yang
merupakan kearifan lokal sesuai dengan letak geografis daerah setempat.
Human Geografi adalah sub ilmu dari Geografi yang Masyarakat berperan dalam
melestarikan kondisi lingkungan. Peran manusia secara berkelompok (masyarakat) sesuai
dengan lingkup secara geografisnya merupakan kegiatan yang telah mengakar dan menjadi
kebiasaan sehari-hari. Kehidupan masyarakat memiliki keharmonisan antara memenuhi
kebutuhan dengan kondisi lingkungan alam. Mematuhi aturan alam dengan sebuah
kepercayaan dan tradisi menjadikan hal tersebut sebagai kebijakasanaan/kearifan.
Menurut (Witt, 2017) Perspektif geografi manusia dapat membantu memperkenalkan
kearifan lokal secara geografis karena dapat berkontribusi pada keberlangsungan alam secara
canggih dan alamiah. Beberapa ahli geografi berpendapat bahwa kearifan lokal geografis
lebih dari sekedar hubungan emosional (Wright, 2011).
Menurut Suja: 2010, kearifan lokal dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu kearifan sosial
dan kearifan ekologi. Kearifan sosial menekankan pada pembentukan makhluk sosial menjadi
lebih arif dan bijaksana. Kearifan ekologi merupakan pedoman manusia agar arif dalam
berinteraksi dengan lingkungan alam. Kearifan lokal ekologi memandang bahwa manusia
merupakan bagian dari alam. Kearifan lokal sangat erat kaitannya dengan masyarakat
(penduduk) adat atau masyarakat (penduduk) asli, alam dan lingkungan setempat (Kristiyanto:
2017).
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan hubungan antara studi keruangan
dengan kearifan lokal :
a. Gawe Gawah atau Rowah Gawah perayaan selamatan hutan di Lombok NTB.
b. Awig-awig di Bali
c. Mamagang Sawah di Sumatera Barat
d. Kampung Naga di Tasikmalaya Jawa Barat
e. Panginyongan Banjar Negara
3. Apa tujuan dan manfaat konsep dasar keruangan?
Jawab:
Terdapat empat konsep ruang berdasarkan sudut pandang keilmuan:
1. Konsep ruang menurut geografi
Dalam perspektif geografi, seluruh permukaan adalah ruang (space) yang menjadi
tempat hidup mahluk hidup, baik di dalam dan dipermukaan maupun di atas permukaan
bumi. Dengan kata lain, menurut istilah geografi umum yang dimaksud dengan ruang
(space) adalah seluruh permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfera tempat hidup
tumbuhan, binatang, dan manusia. Sedangkan menurut istilah geografi regional bahwa
ruang adalah suatu wilayah yang mempunyai batasan geografi, yaitu batas menurut
keadaan fisik, sosial, atau pemerintahan yang terjadi dari sebagian permukaan bumi dan
lapisan tanah dibawahnya, serta lapisan udara di atasnya. Menurut Sumaatmadja,
mengatakan bahwa wujud ruang dipermukaan bumi berbentuk tiga dimensi, yaitu :
- bentangannya berupa daratan dan perairan,
- sedangkan kearah vertikal berupa lapisan udara,
- dalam ruang ini berlokasi benda hidup dan benda mati serta gejala-gejala yang satu
sama lainnya beriteraksi.
Ilmu geografi sangat menekankan eksistensi ruang sebagai pendekatan kerangka
analisisnya. Analisis keruangan (spatial) mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat –
sifat penting atau serangkaian sifat-sifat penting. Ahli geografi akan bertanya faktor –
faktor apa yang menguasai pola penyebaran dan bagaimanakah pola tersebut dapat
diubah agar penyebarannya menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain, dalam
analisis keruangan harus diperhatikan adalah pertama, penyebaran penggunaan ruang
yang telah ada dan kedua, penyediaan ruang yang akan digunakan atau dimanfaatkan
untuk pelbagai kegunaan yang dirancang.
Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial
structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial processess) (Yunus, 1997). Dalam
konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan struktur, pola dan proses.
Struktur keruangan berkenaan dengan elemen-elemen pembentuk ruang. Elemen-
elemen tersebut dapat disimpulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: (1) kenampakan titik
(point features), (2) kenampakan garis (line features), dan (3) kenampakan bidang
(areal features).
Ruang memiliki tiga dimensi, yakni : permukaan, bagian dalam, dan di atas permukaan
geosfer.
Geosfer merupakan satu istilah yang tidak pernah lepas dari ilmu geografi, karena pada
dasarnya geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya gejala-gejala
maupun fenomena geosfer berdasarkan unsur unsur geosfer.Sedangkan, Fenomena-
fenomena geosfer adalah kejadian-kejadian alam yang menyangkut Atmosfer, litosfer,
biosfer, antroposfer, serta hidrosfer.
a. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan yang menyelimuti dan melindungi sebuah planet di tata
surya dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer
terdapat dari ketinggian 0 km diatas permukaan tanah sampai dengan 560 km diatas
permukaan bumi. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi
sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrim diantara siang dan
malam.
Atmosfer Bumi terdiri atas : Nitrogen (78.17%), Oksigen (20.97%), Argon (0.9%),
Karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), Uap air, dan gas.
Selain kandungan diatas, Lapisan atmosfer bumi juga memiliki lapisan atau bagian-
bagian yang berfungsi untuk melindungi bumi, diantaranya:
 Troposfer
Dengan adanya lapisan ini kehidupan bumi terlindung dari sengatan radiasi yang
dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan lapisan atmosfer yang
lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 cm dari permukaan
tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang
mendadak, angin, tekanan,dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari
berlangsung. (baca : manfaat troposfer)
 Stratosfer
Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi. Disini juga tempat
terbangnya pesawat udara. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya
berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan
dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi
dari sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari untuk menghindari
terjadinya penyebab pemanasan global.
 Mesosfer
Lapisan ini jaraknya kurang lebih 20 mil/40 km diatas permukaan bumi, disini
terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali
turun ketika ketinggian bertambah sampai menjadi sekitar -143°C di dekat
bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi.
Suhu serendah ini memungkinkan terjadinya awan noctilucent, yang terbentuk
dari kristal es.
 Termosfer
Di lapisan termosfer ini dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum
munculnya erat satelit, lapisan ini berguna untuk memancarkan gelombang radio
jarak jauh.
 Eksosfer
Lapisan Eksosfer berada pada bagian terluar dari atmosfer. Tempat adanya
refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritic. Cahaya
matahari yang dipantulkan juga disebut cahaya Zodiakal.

Itulah beberapa lapisan-lapisan Atmosfer yang menyelimuti dan melindungi bumi.


Kita bisa bayangkan jika tidak ada Atmosfer yang melindungi planet bumi yang kita
tinggali ini. Oleh karena itu sudah mestinya Atmosfer bumi ini harus kita jaga dari
sesuatu yang berpotensi merusaknya.
Contoh Fenomena Atmosfer
Untuk contoh dari Atmosfer dalam bentuk materialnya yaitu : adanya Awan, udara
beserta materi penyusun lainnya. Sedangkan contoh Atmosfer dalam bentuk gejala
atau fenomena yaitu terjadinya perubahan unsur-unsur cuaca yang terjadi di belahan
bumi. Yang paling aneh seperti proses terjadinya hujan es yang pernah terjadi di
Bandung, padahal Indonesia merupakan iklim tropis yang sangat aneh terjadi hujan
es.
b. Litosfer
Litosfer berasal dari dua kata berbahasa Yunani, yaitu Lithos yang berarti berbatu
dan sphere yang berarti padat. Jadi, secara harfiah lithosfer adalah lapisan bumi
yang paling luar atau yang biasa disebut dengan kulit bumi. Litosfer bumi meliputi
kerak bumi dan bagian teratas dari mantel bumi yang mengakibatkan kerasnya
lapisan terluar dari planet bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer yang merupakan
bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel bumi. Batas
antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan.
Litosfer tetap pada dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah
secara elastis karena retakan-retakan, sedangkan astenosfer berubah seperti cairan
kental. Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan
terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.

Litosfer terdapat 2 tipe:


 Litosfer Benua : ini berhubungan dengan kerak benua
 Litosfer Samudera : ini berhubungan dengan kerak samudera
 Litosfer Benua memiliki kedalaman 40-200 km, sedangkan Litosfer
Samudera memiliki ketebalan 50-100 km.
Contoh Fenomena Litosfer
Untuk contoh litosfer dalam bentuk materialnya yaitu: batuan dengan semua
jenisnya, gunung-gunung dan ketinggiannya. Dan semua yang berada pada
penampakan permukaan (wajah) bumi. Sedangkan untuk contoh litosfer dalam
bentuk gejala atau fenomena yaitu: Adanya gempa, pergerakan lempeng tektonik
seperti yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia seperti gempa di Jogjakarta dan
lain sebagainya.
c. Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal
dari dua kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di
permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, salju, air tanah, dan uap air yang
terdapat di lapisan udara.
Contoh Fenomena Hidrosfer :
Contoh Hidrosfer dalam bentuk materinya yaitu: air, salju, uap (gas). Contoh
Hidrosfer dalam bentuk fenomena dan gejala geografi yaitu: Tumpukan salju di
pegunungan Jaya Wijaya, Papua-Indonesia. pasang surut air di pantai, arus laut,
pergerakan air tanah dan lain sebagainya.
d. Biosfer
Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air yang
memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam pengertian luas
menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan
seluruh makhluk hidup dan hubungan antar mereka, termasuk interaksinya dengan
unsur litosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-
satunya planet dalam sistem tata surya yang merupakan tempat yang diketahui untuk
mendukung kehidupan.
Contoh Fenomena Biosfer :
Untuk contoh Biosfer dalam bentuk materinya yaitu: adanya flora dan fauna (iosfer).
Sedangkan contoh Biosfer dalam bentuk fenomena dan gejala yaitu: persebaran
flora dan fauna di belahan bumi, habitatnya meliputi kondisi ruangan yang
mendukungnya. Adanya harimau jawa, badak bercula satu, burung garuda,
cendrawasih beserta kehidupan dan habitatnya.
e. Antroposfer
Antroposfer adalah lapisan manusia yang merupakan tema sentral diantara sfera-
sfera. Karena kajian geografi merupakan tema sentral, maka kajian geografis, sering
disebut juga antroposentris.
Contoh Fenomena Antroposfer :
Contoh Anthroposfer dalam bentuk materinya yaitu: kehidupan biologis manusia
meliputi kelahiran dan kematian Contoh Anthroposfer dalam bentuk fenomena dan
gejalanya yaitu: kehidupan sosial manusia, aktivitas ekonomi, budaya dan lain-lain.
Seperti di Indonesia adanya suku Jawa, Sunda, Batak dan lain-lain, dengan segala
kebudayaan yang melekat padanya.
2. Konsep ruang menurut ekologi
Ekologi khususnya ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara manusia dengan
lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem. Prinsip dan
konsep yang berlaku pada bidang ilmu ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
geografi dalam memandang aspek ruang. Menurut ekologi, ruang dipelajari, ditelaah
dan dianalisis sebagai sesuatu gejala atau sesuatu masalah dengan menerapkan konsep
dan prinsip ekologi.
Ruang menurut ekologi sebagai suatu bentuk ekosistem hasil hubungan dan
penyesuaian antara penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungannya pada area
atau daerah tertentu. Jadi dalam hal ini, interelasi manusia dengan alam lingkungan di
sekitarnya dikaji berdasarkan konsep dan prinsip ekologi, atau dengan perkataan lain
dengan menggunakan pendekatan ekologi.
Sebagai sebuah ekosistem, suatu ruang dipandang atau diarahkan kepada hubungan
antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan alamnya. Pada pendekatan
ekologi suatu daerah pemukiman ditinjau sebagai suatu bentuk ekosistem hasil interaksi
penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya. Demikian pula jika kita
mengkaji daerah pertanian, daerah perindustrian, daerah perkotaan dan lain-lain
sebagainya.
Pendekatan ekologi pada studi geografi, bukan merupakan metode pendekatan satu-
satunya. Pendekatan ekologi ini merupakan metode pendekatan pelengkap untuk
melakukan pendekatan masalah yang tidak dapat didekati atau ditelaah oleh
metodemetode lainnya.
3. Konsep ruang menurut ilmu wilayah
Berdasarkan konsep pewilayahan, ruang permukaan bumi dibatasi oleh keadaan fisik,
sosial, dan batas administrasi pemerintahan. Jika satu kesatuan alam permukaan bumi
menunjukkan ciri-ciri yang relatif sama maka dinamakan sebagai ruang geografi
(space). Ciri-ciri yang relatif sama tersebut misalnya seragam dalam hal keadaan fisik
permukaannya, kebudayaan masyarakatnya mempunyai ciri yang khas, dan ruang
tersebut menunjukkan suatu sistem kehidupan dalam keterikatan yang kentara. Ruang
geografi yang memiliki ciri khas tertentu disebut wilayah (region).
Jadi apa bedanya antara ruang dan wilayah? Wilayah, sebagaimana yang telah
dijelaskan, merupakan kesatuan alam yang seragam dan/atau kesatuan masyarakat
dengan kebudayaan yang khas sehingga dapat dibedakan satu wilayah dengan wilayah
yang lain. Penamaan wilayah yang bersangkutan tentunya bergantung pada satuan alam
atau kesatuan budaya yang digunakan.
Dalam geografi, kesatuan wilayah dapat ditentukan berdasarkan pada sejumlah region.
Contoh region (wilayah) yang dicirikan unsur fisik antara lain wilayah geologi
(geological region), wilayah tubuh atau jenis tanah (soil region), wilayah vegetasi
(vegetation region), dan lain-lain; sedangkan wilayah yang namanya didasarkan pada
sosial-budaya manusia misalnya wilayah ekonomi, wilayah sejarah, wilayah perkotaan,
wilayah perdesaan, dan lain-lain.
Suatu wilayah dapat ditentukan dalam ukuran yang luas tetapi dapat pula dalam ukuran
yang lebih sempit tergantung dari kerincian dalam mengindentifikasi kesamaan atau
keseragamannya. Contoh wilayah yang luas misalnya wilayah Asia Tenggara, Wilayah
Eropa barat, Wilayah Amerika Latin, Wilayah Afrika Tengah, dan lain-lain. Wilayah
yang disebutkan di atas masing-masing memiliki karakteristik yang khas. Relatif
memiliki keseragaman budaya, keseragaman tingkat peradaban, dan lain-lain sehingga
jika diperbandingkan antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya dapat dibedakan
dengan jelas.
Dalam skala yang lebih kecil, ukuran wilayah dapat pula ditentukan. Di Pulau Jawa
memiliki wilayah-wilayah yang dapat dibedakan baik secara fisik maupun sosialbudaya
masyarakatnya. Secara fisik misalnya ada wilayah geologi Banten, wilayah geologi
Zone Bandung, dan lain-lain. Secara sosial-budaya kita juga mengenal adanya wilayah
Pantura (Pantai Utara Jawa), wilayah Kebudayaan Pasundan, Wilayah Kesultanan
Yogyakarta, dan lain-lain. Pewilayahan macam itu disebut pewilayahan secara formal
(formal region) karena mengidentifikasi wilayah dengan menunjukkan objek-objek
yang ada pada wilayah tersebut.
Tidak semua wilayah dapat digambar pada peta tematik dengan tegas, karena
mengalami kesulitan dalam menarik garis yang sebenarnya. Contohnya wilayah
Pantura, merupakan wilayah yang relatif sulit ditentukan karena batas wilayah Pantai
Utara Jawa tidak seluruhnya memiliki ciri yang seragam atau homogen. Wilayah
Pantura hanya didasarkan pada suatu daerah yang dilalui oleh jalan raya yang
“kebetulan” menelusuri tepian pantai utara Pulau Jawa. Istilah wilayah Pantai Utara
Jawa menjadi sangat terkenal pada saat lebaran (Hari Raya keagamaan) yang mudik
memanfaatkan jalur jalan yang membentang dari Jakarta hingga Surabaya.
Karena banyak orang yang mengalami kesulitan dalam penentuan batas wilayah, maka
umumnya akan diidentifikasi pada fungsi tertentu yang kemudian dikenal dengan istilah
kawasan. Kawasan industri artinya suatu wilayah yang difungsikan atau dimanfaatkan
untuk pengembangan sejumlah industri. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang
mempunyai kawasan perkampungan, pertanian, kehitanan, dan lain-lain.
Selain wilayah formal, ada pula yang disebut wilayah fungsional (functional region)
atau wilayah nodus yaitu suatu bagian dari permukaan bumi, di mana beberapa keadaan
alam yang berlawanan memungkinkan timbulnya bermacam-macam kegiatan, yang
hasilnya berbeda dan saling mengisi dalam keperluan kehidupan manusia, karena itu
sering pula disebut wilayah organik.

Contoh wilayah fungsional misalnya di suatu wilayah lereng pada sebuah gunung mulai
dari lereng atas sampai dengan lereng kaki, disambung dengan daerah dataran rendah
hingga akhiurnya ke tepi sebuah pantai. Penduduk di lereng atas hidup dari kehutanan,
penduduk di lereng di bawahnya hidup dari perkebunan, penduduk di lereng bawah
hidup dari pertanian, penduduk yang berada di dataran mungkin perkotaan dan hidup
dari usaha pelayanan jasa, sedangkan penduduk yang berada di tepian laut hidup sebagai
nelayan.
Di antara mereka saling membutuhkan dan mengisi kekurangan masing-masing. Untuk
memenuhi kebutuhan hidunya nelayan akan “menyumbangkan” lauk pauk ikan laut
sedangkan dari petani akan membantu beras untuk dimasak menjadi nasi. Kira-kira
orang dari daerah pegunungan yang memiliki sayuran akan menyumbangkan apa?
Dalam wilayah fungsional, semua komponen dapat diperhitungkan peranan dan
hubungan kegiatan antara komponen tersebut. Wilayah formal sebagaimana telah
dijelaskan di atas dapat disebut “wilayah fungsional” asalkan komponen yang berada
dalam wilayah tersebut diperhitungkan keterkaitan dan perannya masing-masing.
Karena itu dalam wilayah fungsional, hal yang khas dari ciri wilayah bukan didasarkan
atas keseragaman atau kesamaannya (sebagaimana pada wilayah formal) tetapi dalam
wilayah fungsional; beberapa kegiatan yang berbeda menjadi komponen-komponen
yang menciptakan suatu sistem kehidupan wilayah fungsional yang menciptakan suatu
sistem kehidupan wilayah fungsional. Kehidupan kota adalah wilayah fungsional karena
kota tidak dapat “hidup” tanpa ada daerah hinterland-nya (wilayah belakang yang
menyediakan hasil-hasil pertanian).

Menurut Jayadinata (1999), adanya wilayah formal dan fungsional dapat memudahkan
bagi para perencana untuk melakukan pendekatan dalam mengembangan wilayah
tersebut. Berdasarkan pembedaan wilayah tersebut, dalam perencanaan wilayah dibagi
dua pendekatan yaitu:
Pendekatan teritorial, untuk perencanaan suatu wilayah formal. Perencanaan wilayah
macam ini memperhitungkan mobilisasi terpadu dari semua sumber daya manusia dan
sumberdaya alam dari suatu wilayah tertentu yang dicirikan oleh perkembangan
sejarahnya. Sejarah dijadikan salah satu faktor yang mengikat antar anggota masyarakat
sehingga membentuk wilayah terirorial tertentu. Perencanaan wilayah teritorial atau
formal diarahkan untuk peningkatan perkembangan untuk melayani aspirasi dan
kebutuhan masyarakat yang berada di dalamnya. Perluasan wilayah dalam
pengembangan wilayah formal akan dibatasi oleh batas wilayah lain yang berbatasan.
Pendekatan fungsional, yaiu suatu perencanaan yang memperhitungkan lokasi berbagai
kegiatan ekonomi dan pengaturan secara ruang dari sistem perkotaan mengenai berbagai
pusat dan jaringan. Dalam perencanaan akan dikembangkan model-model perencanaan
seperti model gravitasi, analisis masukan-keluaran, pusat pertumbuhan, dan lain-lain.
Perluasan wilayah fungsional memperhitungkan dan mengambil manfaat dari keadaan
wilayah lain yang berbatasan dalam interaksi dan memenuhi kebutuhan yang tidak
dimiliki oleh masing-masing wilayah bersangkutan.
Akhirnya dari masing-masing pengertian tentang ruang ternyata memiliki fungsi yang
berbeda-beda, walauapun pada akhirnya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
diklasifikasikan sesuai fungsinya sehingga dapat dilakukan pengaturan ruang agar lebih
nyaman, berguna, dan dapat berkelanjutan.

4. Konsep ruang menurut ilmu perencanaan wilayah


Ruang adalah suatu wilayah yang berisi sarana dan prasarana untuk mendukung
kehidupanmanusia.Sarana dan prasaran tersebut merupakan perpaduan antara unsur
alamiah dengan non-alamiah.

Konsep tempat
Konsep tempat (place) merujuk kepada suatu wilayah di mana orang hidup berada.
Dalam analisis geografi, konsep tempat memiliki peran penting karena kedudukan dan
konstribusi tempat memberi banyak arti dan makna bagi manusia dan organisme lainnya.
Sebut saja geografer Jerman Friederich Ratzel dalam tulisannya Pitche Geographie (1897),
di mana gagasan-gagasan kontemporer tentang determinisme lingkungan diterapkan
terhadap kajian negara. Memfokuskan lokasi strategis pada skala global, pada tahun 1904
Harold Mackinder menyuguhkan toeri daerah poros (pivot area), belakangan dinamakan
kembali dengan heartland theory yang menjadi landasan kajian-kajian geografi (Taylor,
2000: 783).
Belakangan ini, seorang sosiolog Inggris yang berusaha menganalisis peranan
tempat ke dalam ilmu-ilmu sosial adalah Anthony Giddens dengan teori strukturasi
(structuration) dalam karyanya The Constitution of Society (1984), di mana locale menjadi
kata kuncinya. Pengertian locale adalah situasi di mana interaksi sosial terjadi, dan karena
semua interaksi memerlukan orang-orang yang terelibat serta hadir di waktu dan tempat
tertentu, maka locale sering merupakan tempat. Pada gilirannya, locale adalah wilayah
penting di mana interaksi berlangsung dan identitas kelompok berkembang (Johnston,
2000: 761-762).
Tampaknya Giddens, trinspirasi oleh hasil penelitian Torsten Hagerstrand (1982),
seorang ahli geografi Swedia yang mengemukakan teori kontekstualnya mengenai geografi
waktu. Ia menegaskan bahwa proyek-proyek yang melibatkan interaksi antarindividu dapat
dilakukan jika hanya pihak-pihak yang terlibat hadir di tempat tersebut. Mengingat bahwa
sebuah tempat memiliki isi (siapa yang ada di sana) dan waktu (kapan seseorang berada di
situ dan dengan siapa mereka berada) yang merupakan pengaruh-pengaruh penting terhadap
perilaku dan sosialisai individu kelomppok terhadap tempat (Johnston, 2000: 762).
Studi lain tentang pentingnya tempat di kemukakan oleh Massey dalam karyanya
Spatial Division of Labour (1984) mengatakan bahwa masalah geografi dari restrukturisasi
industri dapat dipahami hanya jika konteks tempat terjadi perisriwa tersebut dipahami,
terutama yang menyangkut sifat hubungan sosial yang bervariasi antara satu tempat dengan
tempat lainnya, di mana tempat yang satu dapat lebih menarik bagi investor dibanding
tempat lain. Hal itu mendorong bentuk riset yang substansial, di mana tempat (place)
dipandang sama dengan lokalitas dalam struktur ekonomi, sosial, budaya dan politik diteliti
sebagai sarana dalam memahami hal apa yang membuat lokalitas-lokalitas itu berada dan
apa implikasinya bagi perubahan di masa depan.
Nilai penting karakteristik suatu tempat dalam masa lalu, sekarang dan masa depan
terhadap suatu tempat-tempat yang strategis secara ekonomi, selalu memiliki daya tarik
tersendiri bagi pengembangan politik-ekonomi. Hal itu disebabkan makin meningkatnya
mobilitas dua faktor utama produksi, yaitu modal dan tenaga kerja. Suatu tempat harus
memiliki daya tarik bagi investasi dan pekerja, mereka terlibat dalam manajemennya harus
bekerja sesuai dengan tujuan tersebut. Hal itu telah menimbulkan ketertarikan untuk
menciptakan dan menjual tempat kepada berbagai kelompok bisnis.

Konsep tempat memiliki dua pengertian, yakni:


a. Tempat relatif dan tempat yang mutlak.
Tempat yang mutlak ditentukan oleh letak astronomis, sedangkan tempat relatif
dinyatakan dengan letak secara geografis.
b. Tempat sentral dan tempat terisolir
Tempat sentral adalah tempat yang memiliki lokasi strategis (mudah
dijangkau/asesibilitas),
Tempat terisolir adalah lokasi yang sulit mendapatkan akses baik ke dalam maupun
ke luar.

Teori lokasi
a. Teori lokasi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order)
kegiatan ekonomi. Atau dapat juga diartikan sebagai ilmu tentang alokasi secara
geografis dari sumber daya yang langka, serta hubungannya atau pengaruhnya terhadap
lokasi berbagai macam usaha atau kegiatan lain (activity). Secara umum, pemilihan
lokasi oleh suatu unit aktivitas ditentukan oleh beberapa faktor seperti: bahan baku lokal
(local input); permintaan lokal (local demand); bahan baku yang dapat dipindahkan
(transferred input); dan permintaan luar (outside demand). (Hoover dan Giarratani,
2007)
b. Von Thunen (1826) mengidentifikasi tentang perbedaan lokasi dari berbagai kegiatan
pertanian atas dasar perbedaan sewa lahan (pertimbangan ekonomi). Menurut Von
Thunen tingkat sewa lahan adalah paling mahal di pusat pasar dan makin rendah apabila
makin jauh dari pasar. Von Thunen menentukan hubungan sewa lahan dengan jarak ke
pasar dengan menggunakan kurva permintaan. Berdasarkan perbandingan (selisih)
antara harga jual dengan biaya produksi, masing-masing jenis produksi memiliki
kemampuan yang berbeda untuk membayar sewa lahan. Makin tinggi kemampuannya
untuk membayar sewa lahan, makin besar kemungkinan kegiatan itu berlokasi dekat ke
pusat pasar. Hasilnya adalah suatu pola penggunaan lahan berupa diagram cincin.
Perkembangan dari teori Von Thunen adalah selain harga lahan tinggi di pusat kota dan
akan makin menurun apabila makin jauh dari pusat kota.
c. Weber (1909) menganalisis tentang lokasi kegiatan industri. Menurut teori Weber
pemilihan lokasi industri didasarkan atas prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakan
bahwa lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja di
mana penjumlahan keduanya harus minimum. Tempat di mana total biaya transportasi
dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan yang
maksimum. Menurut Weber ada tiga faktor yang mempengaruhi lokasi industri, yaitu
biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan kekuatan aglomerasi atau deaglomerasi.
Dalam menjelaskan keterkaitan biaya transportasi dan bahan baku Weber menggunakan
konsep segitiga lokasi atau locational triangle untuk memperoleh lokasi optimum.
Untuk menunjukkan apakah lokasi optimum tersebut lebih dekat ke lokasi bahan baku
atau pasar, Weber merumuskan indeks material (IM), sedangkan biaya tenaga kerja
sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi lokasi industri dijelaskan Weber
dengan menggunakan sebuah kurva tertutup (closed curve) berupa lingkaran yang
dinamakan isodapan (isodapane).
d. Teori Christaller (1933) menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota,
dan distribusinya di dalam satu wilayah. Model Christaller ini merupakan suatu sistem
geometri, di mana angka 3 yang diterapkan secara arbiter memiliki peran yang sangat
berarti dan model ini disebut sistem K = 3. Model Christaller menjelaskan model area
perdagangan heksagonal dengan menggunakan jangkauan atau luas pasar dari setiap
komoditi yang dinamakan range dan threshold.
e. Teori Lokasi dari August Losch melihat persoalan dari sisi permintaan (pasar), berbeda
dengan Weber yang melihat persoalan dari sisi penawaran (produksi). Losch
mengatakan bahwa lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang
dapat digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual, konsumen makin enggan membeli
karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal. Losch
cenderung menyarankan agar lokasi produksi berada di pasar atau di dekat pasar.
f. D.M. Smith memperkenalkan teori lokasi memaksimumkan laba dengan menjelaskan
konsep average cost (biaya rata-rata) dan average revenue (penerimaan rata-rata) yang
terkait dengan lokasi. Dengan asumsi jumlah produksi adalah sama maka dapat dibuat
kurva biaya rata-rata (per unit produksi) yang bervariasi dengan lokasi. Selisih antara
average revenue dikurangi average cost adalah tertinggi maka itulah lokasi yang
memberikan keuntungan maksimal.
g. McGrone (1969) berpendapat bahwa teori lokasi dengan tujuan memaksimumkan
keuntungan sulit ditangani dalam keadaan ketidakpastian yang tinggi dan dalam analisis
dinamik. Ketidaksempurnaan pengetahuan dan ketidakpastian biaya dan pendapatan di
masa depan pada tiap lokasi, biaya relokasi yang tinggi, preferensi personal, dan
pertimbangan lain membuat model maksimisasi keuntungan lokasi sulit dioperasikan.
h. Menurut Isard (1956), masalah lokasi merupakan penyeimbangan antara biaya dengan
pendapatan yang dihadapkan pada suatu situasi ketidakpastian yang berbeda-beda. Isard
(1956) menekankan pada faktor-faktor jarak, aksesibilitas, dan keuntungan aglomerasi
sebagai hal yang utama dalam pengambilan keputusan lokasi. Richardson (1969)
mengemukakan bahwa aktivitas ekonomi atau perusahaan cenderung untuk berlokasi
pada pusat kegiatan sebagai usaha untuk mengurangi ketidakpastian dalam keputusan
yang diambil guna meminimumkan risiko. Dalam hal ini, baik kenyamanan (amenity)
maupun keuntungan aglomerasi merupakan faktor penentu lokasi yang penting, yang
menjadi daya tarik lokasi karena aglomerasi bagaimanapun juga menghasilkan
konsentrasi industri dan aktivitas lainnya.
i. Model gravitasi adalah model yang paling banyak digunakan untuk melihat besarnya
daya tarik dari suatu potensi yang berada pada suatu lokasi. Model ini sering digunakan
untuk melihat kaitan potensi suatu lokasi dan besarnya wilayah pengaruh dari potensi
tersebut. Model ini dapat digunakan untuk menentukan lokasi yang optimal.
j. Tidak ada sebuah teori tunggal yang bisa menetapkan di mana lokasi suatu kegiatan
produksi (industri) itu sebaiknya dipilih. Untuk menetapkan lokasi suatu industri (skala
besar) secara komprehensif diperlukan gabungan dari berbagai pengetahuan dan
disiplin. Berbagai faktor yang ikut dipertimbangkan dalam menentukan lokasi, antara
lain ketersediaan bahan baku, upah buruh, jaminan keamanan, fasilitas penunjang, daya
serap pasar lokal, dan aksesibilitas dari tempat produksi ke wilayah pemasaran yang
dituju (terutama aksesibilitas pemasaran ke luar negeri), stabilitas politik suatu negara
dan, kebijakan daerah (peraturan daerah).
k. Menurut teori lokasi, tempat yang sentral cepat berkembang dan menjadi pusat
pertumbuhan ekonomi. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Alfred Weber (1909 :
lokasi industri ditentukan berdasarkan biaya transportasi terendah.
 Kriteria prakondisi pemilihan lokasi industri:
a. Wilayah seragam/homogen (topogrfi dan penduduk)
b. Ketersediaan sumber daya atau bahan mentah upah buruh standar.
c. Biaya transportasi minimal.
d. Tempat merupakan suatu konsep yang terkait pada lokasi dalam ruang dan dapat
membentuk suatu pola.
Terdapat tiga pola persebaran, yaitu :
a. Pola bergerombol;
b. Pola tersebar tidak merata;
c. Pola tersebar merata.

d. Pendekatan Keruangan
1. Sistem Keruangan sebagai suatu pendekatan dalam geografi.
Analisa keruangan mempelajari perbedaan lokasi dengan menekankan pada penyebaran
penggunaanruang dan penyediaan ruang yang akan digunakan.Analisa keruangan
memerlukan data spasial yang terdiri atas data fisis dan data sosial.
2. Difusi keruangan
Terdapat tiga difusi keruangan, yaitu :
a. Difusi ekspansi (expansion diffusion)
Proses penyebaran material atau informasi ke wilayah yang lebih luas.
Difusi ekspansi merupakan proses penyebaran keterangan, materi atau lain sebagainya
berdasarkan satu daerah ke daerah lain melalui suatu populasi. Pada proses ini fakta dan
material akan disebarkan permanen terdapat serta kadang lebih intensif di loka asalnya.
Ini berarti akan terjadi penambahan anggota baru dalam populasi antara dua periode
waktu dan nantinya akan merubah struktur keruangan populasi secara menyeluruh.
Contoh berdasarkan teori ini merupakan anjuran untuk menggunakan internet yang
dimulai sang mereka yg tinggal dekat kota lalu diikuti masyarakat lain yg jauh menurut
kota hingga desa. Difusi perluasan dibedakan sebagai dua yaitu difusi menjalar
(contagious diffusion) dan difusi kaskade (cascade diffusion).
b. Difusi penampungan (relocation diffusion)
Proses berpindahnya material atau informasi ke wilayah lain, di mana di tempat asal
tidakterdapat lagi material atau informasi tersebut.
Difusi relokasi merupakan proses proses yang sama menggunakan penyebaran
keruangan dimana liputan atau materi yg didifusikan meninggalkan daerah usang serta
berpindah ke wilayah baru. Contohnya merupakan transmigrasi dimana terjadi
perpindahan penduduk berdasarkan daerah padat ke daerah yg sporadis penduduknya.

c. Difusi bertingkat (hierarchi diffusion)


Proses penyebaran material atauinformasi secara bertingkat/berjenjang (dari atas ke
bawahatau dari bawah ke atas).

Unsur-unsur Difusi Keruangan (Hagerstrand: 1953):


a. Area atau lingkungan di mana proses difusi terjadi
b. Waktu terjadinya difusi (berlangsung secara berkelanjutan atau periodik)
c. Item atau objek difusi
d. Tempat asal item yang didifusikan
e. Tempat tujuan item yang didifusikan
f. Jalur difusi

B. Pola Keruangan Desa dan Kota


1. Ada beberapa pengertian mengenai desa dan kota, apa yang anda pahami tentang desa
dan kora menurut UU no 5 Tahun 1979 Pasal 1 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
No 2 Tahun 1987 Pasal 1?
Jawab:
 UU No.5 th 1979: Desa adalah suatu wilayah yang ditempati sejumlah penduduk
sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan
terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri
dalam ikatan negara kesatuan RI.
 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 2 Tahun 1987 Pasal 1:
 Kota adalah pusat pemukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan
wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundangan serta pemukiman
yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan kekotaan.
 Perkotaan adalah satuan kumpulan pusat-pusat pemukiman yang berperan di dalam
satuan wilayah pengembangan dan atau wilayah Nasional sebagai simpul jasa.
 Perencanaan kota adalah kegiatan penyusunan dan peninjauan kembali
rencanarencana kota.
2. Jelaskan beberapa dampak pertumbuhan pemukiman yang berpengaruh terhadap
kualitas lingungan dan indicator kualitas hidup manusia?
Jawab:

 Penduduk dalam hal ini sangat berperan penting dalam keseimbangan lingkungan dan
kelangsungan hidupnya, karena semakin banyak jumlah penduduk akan berdampak
negative pada pada lingkungan misalnya pertama, Berkurangnya lahan seperti sawah
dan perkebunan akibat dijadikan sebagai kawasan pemukiman penduduk.
 Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat ini, tentunya berpengaruh pada kehidupan
sosial dan keseimbangan lingkungan. misalnya pengangguran, kemsikinan maupun
ketersediaan produksi pangan dan kelestarian alamnya. Bertambahnya jumlah
penduduk, berdampak pada perubahan sosial masyarakat Indonesia.
 Dampak dinamika kependudukan terhadap lingkungan diantaranya
adalah: permukiman dengan pengelolaan yang tidak terkontrol, meningkatnya
pencemaran lingkungan, terjadinya kerusakan hutan dan alih fungsi lahan.

C. Peta, Atlas dan Globe


1. Jelaskan asal usul tentang atlas, globe dan peta dan apakah guna manfaatnya pada
mata kuliah ini?
Jawab:
 Atlas
Istilah atlas datang dari abad ke-16 di Eropa. Kala itu, ahli geografi dan
kartografer paling terkemuka, Gerardus Mercator, sering menggunakan gambar Titan
Atlas. Atlas dalam mitologi Yunani dikenal sebagai titan atau penguasa bumi yang
dihukum oleh dewa Zeus untuk membawa bola langit di pundaknya. Mercator
menggunakan gambar Atlas sebagai hiasan di kumpulan petanya. Sejak saat itu, istilah
atlas lazim digunakan untuk mendeskripsikan koleksi peta.
Meski istilah atlas datang dari Mercator, ia tidak diakui sebagai pembuat atlas
pertama. Atlas pertama dibuat oleh Abraham Ortelius. Pada tahun 1570, Ortelius
menerbitkan Theatrum orbis terrarum atau Teater Dunia yang dianggap sebagai atlas
modern pertama di dunia.
Manfaat Atlas:
1) Sebagai petunjuk lokasi atau tempat dalam pemetaan suatu wilayah.
2) Sebagai acuan informasi posisi, letak, dan luas suatu lokasi atau wilayah.
3) Sebagai pedoman yang menunjukkan relief penampakan bumi di suatu wilayah
 Globe
Bola bumi pertama kali dibuat oleh astronomi Yunani pada abad ke-3 Sebelum
Masehi. Namun, semua bola bumi yang dibuat tidak ada yang menggambarkan isi
bumi. Satu-satunya yang bertahan dan hampir menyerupai ada di bagian patung
Farnese Atlas.
Kemudian, globe yang menggambarkan keseluruhan dunia lama dibangun di
dunia Islam. Menurut para ahli, salah satu contoh bola bumi tersebut diperkenalkan ke
Beijing oleh astronom Persia, Jamal ad-Din pada 1267. Bola bumi tersebut kemudian
diadopsi menjadi globe yang dibuat oleh Martin Behaim pada 1492. Behaim
merupakan pembuat peta, navigator, dan pedagang Jerman.
Globe lainnya adalah globe Hunt-Lenox pada 1510. Globe tersebut berukuran
seperti jeruk yang dibuat dari dua bagian telur burung unta. Globe Hunt-Lenox
menjadi globe paling tua yang menggambarkan kondisi dunia baru. Sampai saat ini
globe menjadi cukup populer dan banyak ditemukan baik di dunia pendidikan maupun
perkantoran.
Manfaat globe:
1. Menunjukkan bentuk bumi yang benar dan memperlihatkan permukaannya secara
utuh.
2. Menunjukkan sistem pembagian garis lintang dan garis bujur serta besarnya
lingkaran garing lintang secara jelas.
3. Menunjukkan jarak antargaris bujur. Semakin dekat dengan kutub, garis bujur
semakin pendek, bertemu, dan saling memotong.
4. Memperagakan terjadinya siang dan malam
5. Memperagakan gerak rotasi bumi
 Peta
Peta dunia pertama kali dibuat oleh Bangsa Babilonia sekitar 2300 sebelum
masehi. Peta yang diciptakan bangsa ini berbentuk tablet yang dibuat dari bahan tanah
liat. Memang, ilmu kartografi di zaman Yunani kuno ini berkembang sangat pesat.
Saat itu, konsep Aristoteles yang menyebutkan bahwa bumi itu berbentuk bulat telah
banyak diketahui dan diamini oleh benyak ahli filsafat dan ahli bumi lainnya.
Meski tak banyak yang berhasil membuktikan kebenaran konsep Aristoteles
tersebut, namun sangat sedikit orang yang meragukan konsep tersebut. Ilmu Kartografi
mencapai puncak kejayaannya di Yunani dan Roma berkat kerja keras Ptolemaeus,
yang lebih dikenal dengan nama Ptolemy pada 85 sampai 165 sebelum masehi.
Dia berhasil menciptakan sebuah peta dunia yang digambarkan berdasarkan
pembagian Garis Lintang atau Latitude sekitar 60 derajat Lintang Utara (N) sampai
dengan 30 derajat Lintang Selatan (S). Dia juga menulis sebuah karya besar yang
disebutnya “Geographike Hyphygesis” (Guide to Geography), yang merupakan acuan
ilmu Geografi yang mendunia.
Selama periode pertengahan, peta dunia khususnya peta-peta wilayah Eropa
sangat didominasi oleh pengaruh dan cara pandang agama. Peta yang berkembang
pada masa pertengahan ini disebut dengan peta T-O. Pada peta ini Jerusalem
dilukiskan di tengah-tengah bagian timur yang berorientasi pada bagian atas peta.
Pemahaman mengenai bentuk bumi yang bulat secara perlahan mulai
mengalami perkembangan, terlebih saat bangsa Viking melakukan penjelajahan di
utara Atlantik pada abad ke 12. Pada periode ini, Perkembangan kertografi semakin
mengalami kemajuan dengan banyaknya peta dunia yang ditulis tangan oleh bangsa-
bangsa yang berada di wilayah Arab dan Mediterania.
Ilmu Kartografi mengalami kejayaannya pada abad ke-15. Kejayaan ilmu ini
diawali dengan penemuan alat pembuat peta. Peta pada abad ke-15 sudah dicetak
menggunakan papan kayu yang sebelumnya sudah diukir berupa peta. Baru pada abad
ke-16, alat cetak yang terbuat dari tembaga mulai bermunculan. Alat cetak dari
tembaga ini manjadi patokan dasar pembuatan peta hingga teknis fotografis
dikembangkan.
Pada abad ke-16 terdapat seorang ahli pembuat peta dunia yang bernama
Gerardus Marcator yang berasal dari Flandes, sebuah kota di Negara Belgia. Dia
mengembangkan proyeksi silindris untuk pembuatan peta global dan navigation chart.
Dan pada tahun 1569, peta dunia pertama berdasarkan proyeksi silindris ini berhasil
dia terbitkan.
Pada abad-17 sampai saat ini, Ilmu kartografi semakin berkembang.
Pembuatan peta berdasarkan metode-metode ilmiah mampu menggambarkan dunia
secara lebih akurat dan tampak nyata. Pemetaan pada periode modern ini dilakukan
dengan menggabungkan potret udara hasil dari pengindraan jauh dan pengecekan
lapangan.
Pada periode 1980an, paradigma pembuatan peta di atas kertas mulai tergeser
dengan munculnya Geographic Information Systems (GIS), yang memungkinkan
gambaran peta terlihat semakin nyata.

Sumber lain dari Timur tengah – Afrika


Saat itu kalender Masehi menunjuk pada tahun 1929. Sejumlah pengkaji
sejarah berkumpul di Istana Topkapi yang terletak di Konstantinopel, Turki.
Di bangunan megah ini, mereka dengan serius mengamati sekaligus
mendiskusikan segulung peta berusia ratusan tahun. Dibuat di atas kulit rusa berukuran
90x65 cm, peta itu bertarikh Muharam 919 atau 9 Maret-7 April 1513. Hasil analisis
karbon menunjukkan, peta ini benar-benar dibuat pada 1513.
Ini memang bukan sembarang peta. Meski termasuk kuno, peta itu sungguh
membuat para sejarawan itu takjub. Peta ini menggambarkan garis pantai Amerika
Utara dan Selatan dengan pengukuran yang amat tepat.
Peta itu juga menyajikan informasi yang sangat rinci mengenai Amerika,
Samudra Atlantik, Benua Eropa, dan pantai-pantai Afrika yang belum pernah
dijelajahi oleh para pengelana Eropa.
Satu lagi perkara yang membuat para pakar itu kagum adalah peta itu
menunjukkan adanya Benua Antartika, suatu wilayah yang belum ditemukan hingga
tahun 1818. Kemudian, mereka membandingkan jarak  pantai timur Amerika dan
pantai barat Afrika pada peta kuno itu dengan jarak yang sama pada peta termodern
kala itu.
Sekali lagi mereka tercengang, karena peta kuno menyajikan pengukuran yang
sangat akurat. Mereka heran, bagaimana bisa orang yang hidup pada sekitar tahun
1500 membuat peta seakurat itu dengan perangkat teknologi yang tentu masih
sederhana.  
Muhiddin Piri Reis adalah sosok di balik peta hebat itu. Ia adalah pelaut,
laksamana angkatan laut Turki sekaligus kartografer Muslim terkemuka pada abad ke-
16. Bagaimana dia membuat peta yang begitu akurat?
Dalam salah satu bukunya, ia tak segan mengakui bahwa peta itu dibuat
berdasarkan 34 sumber yang berbeda-beda. Ada 20 peta dari zaman Alexander yang
Agung,  delapan peta karya ahli geografi Muslim, empat peta Portugis, dan satu peta
hasil karya Christoper Columbus.
Peta-peta itu kemudian 'disaring', dikaji ketepatannya, dan diubah sesuai
dengan kepakaran Piri Reis di bidang kartografi. Akhirnya, jadilah satu peta dunia
yang menakjubkan. Peta pertama dunia yang paling lengkap ini kelak tak hanya
bermanfaat bagi kekuasaan Turki Utsmani, tapi juga bermanfaat bagi seluruh
penduduk dunia.
Peta berfungsi memberikan informasi kepada pembacanya mengenai letak
relatif suatu daerah terhadap daerah lainnya di permukaan bumi. Letak dapat
dibedakan seperti letak astronomis, letak geografis, dan letak administrasi. Ukuran
wilayah, misalnya jarak (panjang), lebar dan luas wilayah, isi atau volume waduk,
volume tanah yang harus digali, dan arah atau sudut. Kondisi fisik dan non-fisik suatu
daerah, misalnya jumlah penduduk, kepadatan bangunan, dan sebagainya. Sebagai alat
bantu penelitian lapangan, operasi militer, jelajah alam, dan sebagainya.
2. Jelaskan fungsi kontur dalam peta topografi dan berikan bukti bukti bahwa bentuk
bumi itu elipsoida?
Jawab:
 Fungsi garis kontur
1) Penanda ketinggian atau sudut elevasi suatu tempat atau wilayah tertentu;
2) Penanda ada tidaknya bentuk relief sesuai dengan wujud asli di permukaan bumi;
3) Penanda ada tidaknya suatu lereng di suatu tempat atau wilayah tertentu;
4) Penanda besaran sudut kemiringan suatu lereng pada suatu tempat atau wilayah
tertentu;
5) Penanda perhitungan untuk luas daerah genangan dan volume suatu bendungan;
6) Penentu rute suatu jalan atau saluran yang memiliki sudut kemiringan tertentu;
7) Penentu ada tidaknya dua titik di lahan yang tingginya sama dan saling terlihat;
dan
8) Bahan untuk membuat potongan memanjang (long-section).
 bukti bahwa bentuk bumi itu elipsoida
Menurut Geo Hunter ilmuwan inggris yang dipimpin oleh Isaac
Newton berteori bahwa gaya sentrifugal dari rotasi bumi akan 'memaksa' planet kita
ini untuk 'menyebar'. Artinya, bentuk tersebut telah berubah dari timur ke barat karena
berputar pada porosnya.
Pernyataan tersebut didukung oleh ilmuwan Prancis yang menemukan bukti
kuat tentang perubahan bentuk bumi dari bulat ke elips. Pada tahun 1753, ekspedisi
yang dilakukan ilmuwan Prancis mengambil pengukuran pada daerah khatulistiwa di
Peru dan di lingkaran Arktik di Lapland. Dari situ hasilnya bumi memang
mengembung di bagian khatulistiwa sehingga semakin menguatkan teori bahwa bumi
saat ini berbentuk elips.

Tidak hanya itu, penelitian dari satelit Gravity Recover and Climate
Expertiment (GRACE) milik NASA dan German Space Agency, disebutkan bahwa
mengembangnya daerah khatulistiwa disebabkan oleh mencairnya lapisan es di
Greendland dan Antartika.
Sejak awal, keadaan planet bumi memang tidak bulat sempurna akibat rotasi.
Sehingga hal itu membuat air di permukaan bumi lebih banyak berkumpul di kawasan
khatulistiwa dibanding di daerah kutub.
Di pertengahan tahun 1990-an, bumi dinyatakan bertambah gemuk di bangian
tengah. Itu artinya bumi semakin elips. Seperti bola yang ditekan dari atas ke bawah
(gepeng). Lingkang pinggangnya makin mmebesar dan para ilmuwan belum bisa
memastikan penyebabnya.
Menurut simulasi komputer dan analisis yangdilakukan oleh Scott Tremaine
dari Institute for Advandced Study di Princeton, New Jersey dan Tomer Yavetz dari
Princeton University, keadaan ini akan menyelematkan bumi dari jatuhnya satelit.
Apabiila bumi memiliki bentuk bulat sempurna, banyak di antara satelit akan
jatuh ke atsmosfer dan terbakar dalam hitungan bulan atau tahun.

D. Konsep Wilayah dan Perwilayahan


1. Apa yang anda pahami tentang wilayah dan pembagiannya serta pengertian dari tiap-
tiap pembagian wilayah tersebut disertai dengan contoh-contohnya.
Jawab:
Secara umum suatu wilayah terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Wilayah formal
Wilayah ini identik dengan definisi wilayah secara umum, yaitu suatu daerah atau
kawasan di muka bumi yang memiliki karakteristik yang khas sehingga dapat dibedakan
dari wilayah lain di sekitarnya.
2) Wilayah fungsional
Suatu kawasan yang terdiri atas beberapa pusat wilayah yang berbeda fungsinya. Contoh
jelas dari wilayah fungsional adalah perkotaan. Dilihat dari konsepnya, wilayah perkotaan
terdiri atas tiga komponen, yaitu:
a. Nodus atau inti, yang merupakan pusat kota
b. Internal area (hinterland), wilayah sekitar kota yang fungsinya memasok kebutuhan
harian kota tersebut.
c. Eksternal area, merupakan jalur penghubung antara kota wilayah pemasok kebutuhan
kota tersebut.
Secara umum, konsep wilayah dibedakan atas keadaan alamiah dan keadaan tingkat
kebudayaan penduduknya. Berikut penjelasannya:
1) Berdasarkan keadaan alamiah Wilayah tersebut meliputi:
a. Berdasarkan variasi iklim terdapat wilayah tropik, subtropik, sedang, gersang, dan
kutub.
b. Berdasarkan tinggi rendahnya permukaan bumi, terdaoat wilayah daratan rendah,
tinggi, dan pantai.
c. Berdasarkan persebaran vegetasi, terdapat hutan tropis, hutan musim, hutan berdaun
jarum, tundra, stepa, dan sabana.
2) Berdasarkan tingkat kebudayaan penduduk
Wilayah ini dibagi berdasarkan tingkat kebudayan penduduknya, yaitu agraris,
industri, dan perikanan.
Berdasarkan kenampakannya disebut generic region, contohnya area tebu, padi
dan gandum.
Berdasarkan ciri-ciri khusus lokasi dan kekhasan wilayah disebut spesific region,
contohnya wilayah Timur Tengah, Amerika Latin, dan Asia.
2. Apakah perwilayahan itu dan jenis-jenisnya dan bagaimana manfaatnya bagi
kehidupan manusia?
Jawab:
 Perwilayahan adalah usaha membagi-bagi permukaan bumi atau bagian permukaan
bumi tertentu untuk tujuan yang tertentu.
 Perwilayahan dapat ditinjau dari corak atau ragam setiap negara yang beragam.
Perwilayahan dilakukan dengan tiga metode, yaitu:
o Penyamarataan wilayah
Usaha dalam membagi permukaan bumi menjadi beberapa bagian. Hal tersebut
dilakukan dengan cara mengubah atau menghilangkan faktor-faktor tertentu
yang dianggap tidak relevan. Pengubahan atau penghilangan bertujuan untuk
menonjolkan karakter tertentu untuk melakukan penyamarataan wilayah.
o Delitimasi penyamarataan wilayah
Delitimasi dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Delitimasi kualitatif
Merupakan cara penentuan batas terluar suatu wilayah berdasarkan
kenampakan-kenampakan yang dominan pada suatu tempat. Di dalam
konsep wialyah, ditekankan bukan batas wilayah melainkan inti wilayah
tersebut.
Contoh, pembagian wilayah Indonesia dalam sepuluh wilayah
pembangunan.
2) Delitimasi kuantitatif
Cara penentuan batas wilayah berdasarkan ukuran-ukuran yang bersifat
kuantitatif. Ukuran tersebut diambil dari data yang terkumpul kemudian
digambarkan ke dalam peta sehingga memberikan gambaran persebaran
data tersebut secara keruangan
o Klasifikasi wilayah
Klasifikasi wilayah merupakan usaha untuk menggolongkan wilayah secara
sistematis ke dalam bagian-bagian tertentu. Di dalam penggolongan tersebut,
perlu diperhatikan keseragaman sifat dan semua individu yang ada dalam
wilayah yang bersangkutan.
Terdapat dua klasifikasi wilayah, yaitu:
1) Perbedaan jenis dan klasifikasi wilayah
Perbedaan jenis sangat diperlukan untuk mendapatkan gambaran
karakteristik suatu wialyah.
2) Perbedaan tingkat dan klasifikasi wilayah
Guna membuat perbedaan tingkat dalam klasifikasi wilayah dapat
dilakukan dengan menggunakan metode interval dan metode hierarkis.

E. Bentang Alam dan Bentang Budaya


1. Apa yang anda pamahi tentang bentang alam dan bagaimana akibat diatropisme secara
umum dibagi 2 sebutkan dan jelaskan!
Jawab:
 Bentang alam merupakan suatu unit geomorfologis yang dikategorikan berdasarkan
karakteristik seperti elevasi, kelandaian, orientasi, stratifikasi, paparan batuan, dan jenis
tanah (wikipedia, 2019). Bentang alam menurut Susilawati (2019) adalah suatu bentuk
bentangan tanpa adanya campur tangan manusia atau bersifat netral.
 Diatropisme adalah proses pembentukan kembali kulit bumi, pembentukan gunung-
gunung, plato-plato, lembah-lembah, lipatan-lipatan, dan retakan-retakan. Diatropisme
dibagi dua jenis yaitu epirogenesa dan orogenesa. Epirogenesa merupakan
pengangkatan massa benua (kontinental) dengan kecepatan yang relatif lambat,
sedangkan orogenesa merupakan perubahan kulit bumi dengan laju kecepatan yang
relatif lebih singkat dari epirogenesa.
2. Apa yang anda pahami tentang bentang budaya dan berikan contohnya!
Jawab:
Bentang budaya meliputi segala fenomena di permukaan bumi yang berhubungan dengan
aktivitas manusia. Interaksi antara manusia dan lingkungannya menghasilkan berbagai
kegiatan, seperti industri, perdagangan, pasar, perkebunan, dan pendidikan. Wilayah-
wilayah yang ditempati sekelompok masyarakat memiliki batas-batas tertentu, baik berupa
batas alamiah seperti sungai, gunung, laut, maupun batas sosial atau budaya seperti tugu
dan jalan yang dibuat oleh manusia (Susilawati, 2019). Contoh obyek sosial dalam bentuk
bentang budaya antara lain sebagai berikut:
 Jalan raya adalah jalan yang besar, lebar, dan beraspal sehingga dapat dilalu oleh
kendaraan besar seperti truk dan bus.
 Rel adalah jalan kereta api yang dibuat dari batangan besi.
 Pelabuhan udara adalah tempat di daratan yang digunakan untu aktifitas pesawat
terbang dan penggunaannya, baik untuk penumpang maupun barang.
 Pelabuhan laut, pelabuhan pantai, atau pelabuhan samudera adalah tempat yang
digunakan untu merapat dan bersandarnya kapal-kapal laut serta berbagai kegiatannya.
 Lahan pertanian atau lahan garapan adalah tanah dengan luas tertentu yang dapat
digunakan untuk berbagai aktifitas cocok tanam, contohnya sawah dan ladang.

F. Persebaran gejala alam dan persebaran Biosfer


1. Untuk menganalisis fenomena geosfer dapat menggunakan prinsip-prinsip geografi, apa
yang anda pahami tentang geografi tersebut?
Jawab:
Geosfer dapat diartikan sebagai keseluruhan dari lapisan yang ada di bumi dan juga
merupakan kumpulan dari komponen fisik dan nonfisik yang ada di dalam bumi.
Geosfer sebagai sebuah fenomena juga memiliki pengertian yang hampir sama.
Fenomena geosfer adalah sejumlah kejadian alam yang berkaitan dan terjadi di dalam lapisan-
lapisan yang ada di permukaan bumi.
Geosfer juga merupakan objek kajian material ilmu geografi yang mendalami segala
proses dan fenomena yang terjadi pada kelima lapisan tersebut yaitu lapisan atmosfer, litosfer,
biosfer, antroposfer, serta hidrosfer.
Terdapat lima objek kajian geosfer dalam ilmu geografi, di antaranya:
1. Atmosfer
Atmosfer secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu lapisan udara yang
menyelimuti permukaan bumi. Kajian yang berkaitan dengan atmosfer biasanya berbicara
tentang suhu, udara, cuaca, dan iklim yang berada di permukaan bumi.
Adapun dispilin ilmu yang mengkaji fenomena di atmosfer ialah meteorologi
(ilmu tentang cuaca) dan klimatologi (ilmu tentang iklim).
2. Hidrosfer
Kajian geosfer tentunya akan mengkaji seluruh fenomena yang berkaitan dengan
perairan yang ada di muka bumi. Lapisan perairan di bumi disebut sebagai hidrosfer.
Untuk melakukan kajian mengenai hidrosfer, ada beberapa cabang ilmu yang
digunakan untuk mendalami fenomena di dalam hidrosfer. Contoh cabang ilmu yang
mengkaji lapisan hidrosfer adalah oseanografi (ilmu kelautan) dan hidrologi.
3. Litosfer
Litosfer adalah lapisan bumi yang berupa lapisan kerak bumi yang terdiri dari
lapisan batuan dan hasil sedimentasinya. Kajian litosfer erat kaitannya dengan lapisan
permukaan bumi, batuan, tanah, dan sebagainya.
Ilmu yang mempelajari tentang lapisan litosfer adalah geologi (ilmu kebumian),
geomorfologi (ilmu yang mengkaji bentuk bumi dan permukaannya) dan pedologi (ilmu
tanah).
4. Biosfer
Biosfer merupakan lapisan bumi yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup.
Kajian biosfer berkaitan erat dengan interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
5. Antroposfer
Antroposfer merupakan lapisan yang berkaitan dengan kehidupan manusia di
dalam bumi. Kajian antroposfer berkaitan dengan masalah-masalah kependudukan atau
demografi.
2. Berikan penjelasan tentang dua gejala alam yang ada dan terjadi serta berikan contoh-
contohnya!
Jawab:

Macam – Macam Gejala Alam


1) Gejala Alam Biotik
Gejala alam biotik merupakan gejala alam berupa peristiwa yang timbul akibat interaksi
antar komponen biotik (mahluk hidup) dalam ekosistem.
Secara bahasa <Bio= artinya adalah mahluk hidup. Maka Gejala alam biotik
merupakan gejala
alam yang berkaitan dengan sifat mahluk yang hidup, misalnya bernafas, tumbuh dan
berkembang,
transport aktif, berkembang biak dan sebagainya. Gejala alam biotik ini ditunjukkan oleh
keadaan
makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan maupun pada manusia.
Secara bahasa <Bio= artinya adalah mahluk hidup. Maka Gejala alam biotik
merupakan gejala
alam yang berkaitan dengan sifat mahluk yang hidup, misalnya bernafas, tumbuh dan
berkembang,
transport aktif, berkembang biak dan sebagainya. Gejala alam biotik ini ditunjukkan oleh
keadaan
makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan maupun pada manusia.
Secara bahasa <Bio= artinya adalah mahluk hidup. Maka Gejala alam biotik
merupakan gejala
alam yang berkaitan dengan sifat mahluk yang hidup, misalnya bernafas, tumbuh dan
berkembang,
transport aktif, berkembang biak dan sebagainya. Gejala alam biotik ini ditunjukkan oleh
keadaan
makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan maupun pada manusia.
Secara bahasa “Bio” artinya adalah makhluk hidup. Maka gejala alam biotik merupakan
gejala alam yang berkaitan dengan sifat makhluk yang hidup, misalnya bernafas, tumbuh
dan berkembang, transport aktif, berkembang biak dan sebangainya. Gejala alam biotik ini
ditunjukkan oleh makhluk hidup, baaik tumbuhan, hewan maupun manusia.

Gejala biotik dibedakan menjadi dua, yakni gejala alam kebendaan dan gejala alam
kejadian.

a) Gejala alam kebendaan biotik merupakan keadaan atau ciri ciri khusus yang dimiliki
oleh mahkluk hidup. Sebagai contoh: Tumbuhan putri malu ( Mimosa pudica )
memiliki ciri ciri bunganya berwarna merah muda , batangnya berduri , dan daunnya
menutup jika disentuh.
b) Gejala alam kejadian biotik merupakan rangkaian kegiatan atau aktifitas yang
dilakukan oleh semua makhluk hidup seperti tumbuh , bergerak , berkembang biak,
menanggapi rangsang, dan mengeluarkan zat sisa. Sebagai contoh: Kupu kupu itu
sedang terbang kesana kemari , mencari madu . Dan mengisap sari sari bunga tersebut.
Sebagai contoh : Lebah belang terbang disekitar bunga mawar merah yang batangnya
berduri untuk mengambil madu.
Komponen Biotik : Lebah belang dan bunga mawar merah. Kira-kira yang manakah
yang gejala alam kejadian dan gejala alam kebendaan komponen biotik ?
Gejala alam kebendaan komponen biotik: Pola belang pada lebah , warna merah dan
duri pada mawar.
Gejala alam kejadian komponen biotik: Terbang dan mengambil madu.
Gejala alam biotik dapat berdampak positif maupun negatif, diantaranya:
a) Contoh gejala alam biotik yang berdampak positif
 aktivitas cacing tanah yang dapat menyuburkan sawah
Berdasarkan hasil penelitian Dr. Ni Luh Kartini, seorang ahli tanah dari
Universitas Udayana-Bali. Lahan pertanian yang mengandung cacing tanah
memang lebih subur dibandingkan yang tidak. Aktivitas yang dilakukan cacing
tanah mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara N, P, dan K di dalam tanah.
Unsur-unsur tersebut merupakan unsur pokok bagi pertumbuhan tanaman. Selain
itu, lubang bekas galian cacing tanah akan memperbaiki sistem aerasi dan drainase
secara alami di dalam tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur.
b) Contoh gejala alam biotik yang berdampak negatif
 Hama tanaman merajalela
Hama tanaman yang menyerang tanaman budidaya di persawahan maupun kebun
merupakan salah satu contoh gejala alam biotik. Faktor yang menyebabkan
permasalahan tersebut yaitu terbunuhnya musuh alami hama tersebut, baik karena
penggunaan pestisida yang berlebihan atau karena hadirnya predator musuh alami.
 Penyebaran virus flu burung
Virus flu burung atau H5N1 muncul sebagai akibat terjadinya mutasi genetik pada
berbagai jenis unggas. Adanya perpindahan yang tidak dapat dikendalikan, unggas-
unggas yang terinfeksi akan menularkan virus ini pada unggas lain di tempat
barunya. Penyebaran virus ini pun dapat menjangkiti manusia.
 Penyebaran virus HIV
Virus ini hingga saat ini belum ditemukan vaksinnya. Virus ini pada mulanya hanya
ditemukan pada hewan sebangsa simpane di Benua Afrika. Namun karena
kesamaan jumlah kromosom, virus ini akhirnya dapat menjangkiti manusia.
Penyebarannya virus ini sangat sulit untuk dikendalikan karena metode
penularannya sangat bervariasi.
 Punahnya spesies langka
Kelangkaan spesies hewan maupun tumbuhan merupkan bentuk gejala alam biotik.
Fenomena ini terjadi akibat dari lambatnya laju perkembangbiakan spesies-spesies
tersebut. Selain itu, dipengaruhi juga oleh adanya perburuan liar. Beberapa contoh
spesies langka di dunia yang terancam punah misalnya badak bercula satu,
trenggiling, macan sumatera, panda, gajah, burung cendrawasih, dan lain
sebagainya.

2) Gejala Alam Abiotik


Gejala alam abiotik merupakan gejala alam berupa peristiwa yang timbul akibat interaksi
antar komponen abiotik dalam ekosistem.
Secara bahasa <Abio= artinya tidak hidup. Maka gejala alam abiotik terjadi
antarkomponen abiotik
(yang tidak hidup) pada suatu ekosistem. Gejala alam abiotic dapat kita amati.
Secara bahasa “Abio” artinya tidak hidup. Maka gejala alam abiotic terjadi antar
komponen abiotic (yang tidak hidup) pada suatu ekosistem.
Peranan komponen biotik dalam mempengaruhi terjadinya gejala alam abiotik bisa
dikatakan hampir tidak ada. Gejala alam abiotik berkaitan dengan sifat fisik dan kimia
yang diluar makhluk hidup. Karakteristik atau sifat gejala alam abiotik diantaranya yaitu
wujud, bentuk, warna, ukuran, bau, rasa, tekstur.

Gejala abiotik dibedakan menjadi menjadi, yakni gejala alam kebendaan dan gejala alam
kejadian.
a) Gejala alam kebendaan abiotik merupakan keadaan atau ciri ciri benda tak hidup.
Sebagai contoh : sifat udara : menempati ruang , dapat bergerak bebas , volumenya
tidak tetap , dan tidak berwarna ; Air dapat bergerak bebas sesuai dengan keadaan
ruang dan volumenya tetap; Tanah ada yang berwarna merah , hitam ,dan kuning ;
Tanah dapat merupakan tanah liat , tanah lempung , tanah gembur ; cahaya dapat
menembus udara dan air; batu ada yang kecil dan ada yang besar , ada yang berwarna
hitam ada pula yang berwarna cokelat ; Api bercahaya , warnanya merah atau ungu ;
Api mempunyai sifat panas sehingga dapat membakar .
b) Gejala alam kejadian abiotik merupakan peristiwa yang terjadi pada benda tidak
hidup.Sebagai contoh : udara berpindah dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat
yang bertekanan rendah ; Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah ;
Salju turun pada musim dingin.

Gejala alam abiotik dapat berdampak positif maupun negatif, diantaranya:


Beberapa contoh gejala alam biotik antara lain:
a) Contoh gejala alam abiotik yang berdampak positif
 Terjadinya Hujan
Hujan merupakan presipitasi awan yang dihasilkan oleh kondensasi uap air. Hujan
terjadi melalui serangkaian siklus hidrologi yang berulang-ulang. Fenomena ini
menyeimbangkan ekosistem yang ada di bumi. Selain itu, hujan juga bermanfaat
bagi kelangsungan hidup manusia. Seperti pada sektor pertanian, perikanan, dan
Industri. Adanya hujan juga menyediakan cadangan air untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
Hujan yang turun dapat berbentuk gerimis, tapi terkadang berbentuk hujan sangat
deras dan lebat hal ini lah yang dapat memberikan dampak negatif berupa banjir.
 Gerak Rotasi Bumi dan Gerak Semu Harian Bintang
Gerakan ini memengaruhi terjadinya siang dan malam serta dijadikan dasar untuk
menunjukkan waktu. Hal tersebut sangat bermanfaat untuk menentukan berbagai
hal pada kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Misalnya adalah membantu
burung hantu dan kelelawar yang secara alamiah tidak dapat melihat dengan jelas
jika berada di tempat yang terang. Adanya siang dan malam ini membuat hewan
hewan dapat menentukan kapan saatnya melakukan aktivitas, dan kapan saatnya
beristirahat. Manfaat lainnya yaitu terjadinya pasang surut air laut. Adanya hal ini,
dijadikan dasar bagi para nelayan berlayar untuk melakukan pencarian ikan yang
ada di laut.
 Angin
Angin adalah aliran udara dalam jumlah yang besar diakibatkan oleh rotasi bumi
dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin dapat
bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah.
Sehingga dapat dikatakan bahwa komponen utama penyebab terjadinya angin
perbedaan suhu udara dan tekanan udara. Angin bermanfaat untuk menunjang
proses penyerbukan tanaman (anemogami) maupun bermanfaat bagi kehidupan
organisme lainnya.
 Pelangi
Munculnya pelangi merupakan salah satu gejala alam yang kemunculannya
sangtalah sulit diprediksi. Tapi biasanya muncul setelah hujan, meskipun tidak
selalu setelah hujan ada pelangi. Pelangi terbentuk karena adanya pembiasan
cahaya.Cahaya matahari yang melewati tetesan hujan akan dibiaskan. Melalui
proses pembiasan ini akan terjadi pemisahan cahaya putih menjadi warna
spectrum menjadi  warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu atau
mejikuhibiniu. Selanjutnya warna-warna itu mengalami pemantulan di belakang
tetes hujan, yang mengakibatkan cahaya tampak melengkung menjadi pelangi.
b) Contoh gejala alam abiotik yang berdampak negatif
 Gunung Meletus
Gunung meletus adalah fenomena yang timbul akibat terdorongnya endapan
magma perut bumi oleh gas bertekanan tinggi di dalam gunung berapi. Terjadinya
gunung meletus dapat menyebabkan kerugian secara material dan korban jiwa,
dampak positif yang dihasilkan adalah tanah-tanah di sekitar letusan gunung
berapi umumnya akan menjadi lebih subur dan cocok bagi kegiatan budidaya
tanaman mereka. Indonesia merupakan negara yang memiliki paling banyak
gunung berapi aktif di seluruh dunia.
 Tsunami
Tsunami bisa didasarkan konsekuensi atas dibangkitkan interaksi antara gerakan
dasar laut, danau, atau reservoir dengan air di atasnya, misalnya yang ditimbulkan
oleh dislokasi dan longsor. Letusan gunung api, atau tumbukan meteor atau benda
langit lainnya yang masuk ke dalam perairan juga mampu menimbulkan tsunami.
 Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan salah satu bencana alam geologis yang terjadi karena
adanya pergerakan massa batuan atau tanah. Pengertian tanah longsor juga dapat
diartikan peristiwa berpindahnya material dari tempat yang tinggi ke tempat yang
lebih rendah. Material ini berupa batuan dan tanah. Tanah longsor umumnya
berlangsung pada malam hari sesudah seharian terjadi hujan lebat. Terjadinya
peristiwa ini hanya dapat diprediksi lokasinya saja, tapi waktu terjadinya tidak
dapat diprediksi. Wilayah yang memiliki kerawanan terkena tanah longsor adalah
wilayah yang bergunung- gunung dan menonjol dengan struktur yang tidak kuat.
 Banjir
Banjir merupakan peristiwa terendamnya daratan karena adanya aliran air yang
berlebihan sehingga tidak mampu lagi diserap oleh tanah. Banjir secara umum
diakibatkan karena volume air di sungai atau danau berlebih sehingga meluap dan
keluar dari bendungan atau batasan yang semestinya sehingga sering
mengakibatkan kerusakan pada bangunan-bangunan bahkan menelan korban jiwa.
 Gempa
Gempa merupakan gejala alam berupa sebuah getaran hebat yang disebabkan
oleh peristiwa-peristiwa alami misalnya patahan pada kulit bumi, letusan gunung
berapi, dan runtuhan lereng pegunungan. Gempa bumi bisa terjadi di dalam laut.
Jika kekuatannya lebih dari 6,2 Skala Richter dapat mengakibatkan gelombang
pasang dan tsunami.
 Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, atau kebakaran semak, merupakan
kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi dapat memusnahkan rumah-rumah dan
lahan pertanian disekitarnya. Kebakaran ini dapat disebabkan oleh fenomena
alamiah berupa petir dan musim kemarau berkepanjangan, tapi dapat juga terjadi
karena kecerobohan manusia, dan pembakaran.

Anda mungkin juga menyukai