KONSEP GEOGRAFI
A. Konsep Ruang
Dimana berbagai jenis konsep dasar geografi tersebut menyediakan kerangka kerja
yang digunakan geografer untuk menafsirkan dan merepresentasikan informasi tentang
dunia. Komponen spasial dalam geografi selalu berkaitan dengan bagaimana susunan
kenampakan dalam struktur bumi. Konsep dasar yang dikenal konsep esensial geografi
sejatinya adalah serangkaian unsur yang penting dalam memahami fenomena geosfer
atau berbagai jenis kejadian geografi. Penjabaran terhadap konsep-konsep tersebut
tentusaja senantisa berkaitan dengan penyebaran relasi, fungsi, bentuk, dan proses yang
terjadi.
1
Adapun konsep dasar geografi menurut para ahli, diantaranya yaitu:
a. Nursid Sumaatmadja, Konsep geografi adalah suatu pola abstrak yang berkaitan
dengan gejala-gejala nyata tentang geografi sehingga dalam konsep geografi
tersebut terdapat nilai guna, keterkaitan ruang, interaksi, serta interdependensi.
b. N. Daldjoeni, Konsep geografi adalah bentuk penghargaan budayawi terhadap
bumi yang mencangkup konsep regional (wilayah), iri khusus keadaan wilayah,
lokalisasi, interaksi keruangan, skala wilayah, dan terkait dengan konsep
perubahan
1. Pengertian Ruang
2
penyediaan ruang yang akan digunakan atau dimanfaatkan untuk pelbagai
kegunaan yang dirancang.
3
utama adalah kelaparan. Maka kelaparan inilah yang menjadi sorotan utamanya.
Artinya dapat dijuga dikatakan ruang di mana kelaparan berlangsung.
Kelaparan di daerah yang bersangkutan diungkapkan jenis-jenisnya,
sebab-sebabnya, penyebarannya, intensitasnya, dan interelasinya dengan gejala
yang lain dan dengan masalah secara keseluruhan. Pokoknya hal-hal yang
berkenaan dengan topik kelaparan harus diungkapkan sedalam-dalamnya,
sehingga diperoleh deskripsi ruang geografi mengenai kelaparan tersebut.
4
apakah dekat dengan sungai, apakah jauh dan sungai, apakah di pantai, dan
demikianlah seterusnya.
Dengan demikian, kita akan dapat pula membuat suatu deskripsi tentang
aktivitas penduduk tadi berdasarkan penyebarannya dalam ruang, dan berdasarkan
interelasi keruangannya dengan gejala-gejala lain serta dengan masalah sebagai
sistem keruangannya.
5
Gambar konsep ruang
6
Pendekatan ekologi pada studi geografi, bukan merupakan metode
pendekatan satu-satunya. Pendekatan ekologi ini merupakan metode pendekatan
pelengkap untuk melakukan pendekatan masalah yang tidak dapat didekati atau
ditelaah oleh metodemetode lainnya.
Jadi apa bedanya antara ruang dan wilayah? Wilayah, sebagaimana yang
telah dijelaskan, merupakan kesatuan alam yang seragam dan/atau kesatuan
masyarakat dengan kebudayaan yang khas sehingga dapat dibedakan satu wilayah
dengan wilayah yang lain. Penamaan wilayah yang bersangkutan tentunya
bergantung pada satuan alam atau kesatuan budaya yang digunakan.
Suatu wilayah dapat ditentukan dalam ukuran yang luas tetapi dapat pula
dalam ukuran yang lebih sempit tergantung dari kerincian dalam
mengindentifikasi kesamaan atau keseragamannya. Contoh wilayah yang luas
misalnya wilayah Asia Tenggara, Wilayah Eropa barat, Wilayah Amerika Latin,
Wilayah Afrika Tengah, dan lain-lain. Wilayah yang disebutkan di atas masing-
7
masing memiliki karakteristik yang khas. Relatif memiliki keseragaman budaya,
keseragaman tingkat peradaban, dan lain-lain sehingga jika diperbandingkan
antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya dapat dibedakan dengan jelas.
Dalam skala yang lebih kecil, ukuran wilayah dapat pula ditentukan. Di
Pulau Jawa memiliki wilayah-wilayah yang dapat dibedakan baik secara fisik
maupun sosialbudaya masyarakatnya. Secara fisik misalnya ada wilayah geologi
Banten, wilayah geologi Zone Bandung, dan lain-lain. Secara sosial-budaya kita
juga mengenal adanya wilayah Pantura (Pantai Utara Jawa), wilayah Kebudayaan
Pasundan, Wilayah Kesultanan Yogyakarta, dan lain-lain. Pewilayahan macam itu
disebut pewilayahan secara formal (formal region) karena mengidentifikasi
wilayah dengan menunjukkan objek-objek yang ada pada wilayah tersebut.
Tidak semua wilayah dapat digambar pada peta tematik dengan tegas,
karena mengalami kesulitan dalam menarik garis yang sebenarnya. Contohnya
wilayah Pantura, merupakan wilayah yang relatif sulit ditentukan karena batas
wilayah Pantai Utara Jawa tidak seluruhnya memiliki ciri yang seragam atau
homogen. Wilayah Pantura hanya didasarkan pada suatu daerah yang dilalui oleh
jalan raya yang “kebetulan” menelusuri tepian pantai utara Pulau Jawa. Istilah
wilayah Pantai Utara Jawa menjadi sangat terkenal pada saat lebaran (Hari Raya
keagamaan) yang mudik memanfaatkan jalur jalan yang membentang dari Jakarta
hingga Surabaya.
Selain wilayah formal, ada pula yang disebut wilayah fungsional (functional
region) atau wilayah nodus yaitu suatu bagian dari permukaan bumi, di mana
beberapa keadaan alam yang berlawanan memungkinkan timbulnya bermacam-
8
macam kegiatan, yang hasilnya berbeda dan saling mengisi dalam keperluan
kehidupan manusia, karena itu sering pula disebut wilayah organik.
9
Pendekatan teritorial, untuk perencanaan suatu wilayah formal.
Perencanaan wilayah macam ini memperhitungkan mobilisasi terpadu dari semua
sumber daya manusia dan sumberdaya alam dari suatu wilayah tertentu yang
dicirikan oleh perkembangan sejarahnya. Sejarah dijadikan salah satu faktor yang
mengikat antar anggota masyarakat sehingga membentuk wilayah terirorial
tertentu. Perencanaan wilayah teritorial atau formal diarahkan untuk peningkatan
perkembangan untuk melayani aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang berada di
dalamnya. Perluasan wilayah dalam pengembangan wilayah formal akan dibatasi
oleh batas wilayah lain yang berbatasan.
Kondisi Bumi pada awal terbentuknya berbeda dengan kondisi sekarang. Pada
saat itu, bahan Bumi masih homogen atau seragam tanpa benua dan samudra.
unsur yang ada di dalamnya terdiir dari silikon, oksida besi, magma dan sebagian
kecil berupa unsur kimia lainnya. Pada awal pembentukan seluruh bagian planet Bumi
relatif dingin, namun lama kelamaan meningkat suhunya menjadi seperti saat ini.
Sejumlah ahli memberikan penjelasan dengan mengajukan tiga faktor penyebab
naiknya suhu di Bumi, yaitu karena adanya akresi, kompresi dan disintegrasi atau
penguraian unsur-unsur radioaktif. Akresi adalah penambahan panas karena bumi
dihujani oleh benda-benda angkasa. Energi dari benda-benda angkasa tersebut
10
berubah menjadi panas. Kompresi adalah proses pemadatan Bumi karena gaya
gravitasi. Bagian dalam bumi menerima tekanan yang lebih besar dibanding bagian
luarnya. Tingginya suhu pada bagian inti Bumi mengakibatkan unsur besi mencair.
Sedangkan disintegrasi adalah proses penguraian unsur-unsur radioaktif seperti
uranium, thorium dan potasium, di mana pada saat proses penguraian diiringi dengan
proses pelepasan panas.
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif
sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur
cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya: pagi hari, siang
hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap
jamnya. Sedangkan iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun
yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi
wilayah yang luas.
Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian,
khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan
dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi dan
suatu waktu, sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari
kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca
dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003). Menurut Rafi’i (1995) Ilmu cuaca atau
11
meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji peristiwa-peristiwa cuaca dalam
jangka waktu dan ruang terbatas, sedangkan ilmu iklim atau klimatologi adalah ilmu
pengetahuan yang juga mengkaji tentang gejala-gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan gejala-
gejala tersebut mempunyai sifat umum dalam jangka waktu dan daerah yang luas di
atmosfer permukaan bumi.
Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang
abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-
elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang.
Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup
memadai tanpa ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman
serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu
berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun
penyimpangan, variasi dan keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti
penting.
D. Konsep Lokasi
Konsep lokasi atau sering disebut juga konsep letak adalah konsep utama sejak awal
pokok lokasi dibedakan menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi
absolut adalah lokasi yang pasti di permukaan bumi yang dapat ditentukan dengan
sistem koordinat garis lintang dan garis bujur. Lokasi tersebut mutlak dan tidak akan
berubah angka koordinatnya. Sedangkan lokasi relatif bersifat dinamis atau dalam ilmu
geografi disebut sebagai letak geografis dikaitkan dengan titik strategis suatu tempat.
Nilai tinggi rendahnya objek dipengaruhi oleh objek lain yang ada kaitannya dengan
12
objek pertama yang menjadi titik perhatiannya. Contoh lokasi relatif pada daerah yang
dingin orang-orang cenderung berpakaian tebal atau hangat.
E. Konsep Jarak
Konsep jarak berkaitan panjang satu objek dengan objek lain. Konsep jarak ini juga
terbagi menjadi dua yaitu jarak absolut dan jarak relatif. Jarak absolut artinya jarak
dalam satuan tertentu atau jarak sebenarnya. Pada jarak relatif digambarkan dalam 3
peta, yaitu peta isokronik mengaitkan jarak dengan waktu; peta isofodik mengaitkan
jarak dengan biaya yang dikeluarkan; dan peta isotacik mengaitkan wilayah dengan
kecepatan angkut yang sama. Konsep jarak dihubungkan dengan keuntungan yang
diperoleh sehingga manusia cenderung memperhitungkan jarak. Contoh jarak relatif,
yaitu harga tanah naik jika dekat dengan pusat kota dibandingkan dengan harga tanah di
pedesaan.
F. Konsep Aksebilitas
Konsep geografi ini mengacu pada kemudahan untuk mencapai suatu objek yang
dipengaruhi oleh kondisi geografis suatu wilayah. Keterjangkauan tergantung dari jarak
yang ditempuh dan yang diukur dengan jarak fisik, biaya, waktu, serta berbagai
hambatan medan yang dialami. Seiring majunya teknologi transportasi dan ekonomi
membuat keterjangkauan semakin tinggi sehingga jarak menjadi sangat singkat dan
dunia menjadi global yang lebih mudah dijangkau. Keterjangkauan yang rendah tentu
13
akan berpengaruh terhadap sulitnya pencapaian kemajuan dan mengembangkan suatu
wilayah.
G. Konsep Pola
Konsep ini mengacu pada susunan atau penyebaran fenomena pada ruang muka
bumi. Konsep pola merupakan bentuk interaksi manusia dengan lingkungan atau
interaksi alam dengan alam maupun sosial budaya. Contoh penerapan fenomena yang
berkaitan dengan konsep pola adalah pola pemukiman penduduk di wilayah pesisir
memanjang mengikuti alur garis pantai.
H. Konsep Morfologi
Konsep morfologi menjelaskan tentang daratan muka bumi adalah hasil penurunan
atau pengangkatan wilayah melalui proses geologi, seperti erosi dan sedimentasi.
Konsep morfologi ini juga berkaitan dengan bentuk lahan yang terkena erosi,
pengendapan, penggunaan lahan, ketebalan tanah, dan ketersediaan air. Bentuk dataran
dengan kemiringan tidak lebih dari 5 derajat adalah wilayah yang cocok digunakan
14
untuk pemukiman dan usaha pertanian maupun usaha-usaha yang lain. Konsep
morfologi berhubungan dengan bentuk permukaan bumi sebagai hasil proses alam dan
hubungannya dengan aktivitas manusia. Contohnya bentuk lahan akan terkait dengan
erosi dan pengendapan, penggunaan lahan, ketebalan lapisan tanah, ketersediaan air, dan
lain-lain.
I. Konsep Algomerasi
Konsep nilai kegunaan berhubungan dengan interaksi manusia dan lingkungan yang
memberikan suatu nilai penting pada aspek-aspek tertentu. Konsep ini dapat dilihat dari
15
ruang terbuka hijau suatu kota atau kawasan pemukiman mempunyai nilai kegunaan
dalam geografi.
Konsep interaksi merupakan hubungan timbal balik antar dua daerah atau lebih
yang dapat menghasilkan kenyataan baru, penampilan, dan masalah. Konsep interaksi
dan interdependensi menyatakan ketergantungan setiap wilayah dalam memenuhi
kebutuhannya sendiri tetapi memerlukan hubungan dengan daerah lain sehingga
memunculkan hubungan interaksi (timbal balik) dalam bentuk arus barang, jasa,
komunikasi, persebaran ide, dan lain sebagainya. Contohnya, interaksi kota dan desa
terjadi karena adanya perbedaan potensi alam. Desa memproduksi bahan baku
sedangkan kota menghasilkan produk industri.
Konsep ini melihat dari kondisi fisik, sumber daya, dan manusia yang berbeda di
daerah atau wilayah. Berbagai gejala dan problem geografis yang tersebar dalam ruang
mempunyai karakteristik yang berbeda. Contoh dari konsep ini dapat dilihat dari
permasalahan perkotaan yang sejenis pada kota yang berbeda memerlukan alternatif
pemecahan masalah yang berbeda sesuai dengan karakteristik keruangannya.
Geografi merupakan ilmu sintesis artinya saling berkaitan antara fenomena fisik dan
manusia yang mencirikan suatu wilayah dengan corak keterpaduan atau sintesis tampak
jelas pada kajian wilayah. Luasnya cakupan objek kajian geografi membawa akibat pada
pokok dan subpokok bahasan yang disajikan dalam pelajaran geografi di bangku
sekolah.
Suatu wilayah dapat berkembang karena adanya hubungan dengan wilayah lain atau
adanya saling keterkaitan antar wilayah dalam memenuhi kebutuhan dan sosial
penduduknya. Contoh: apabila dikaji melalui peta maka terdapat konservasi spasial atau
keterkaitan wilayah antara wilayah A, B, C dan D. kekeringan dan kebanjiran di Jakarta
juga tidak lepas kaitannya dengan terjadinya pengalihan fungsi lahan di daerah hulu
sekitar kawasan Puncak-Cianjur.
16
17