0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
41 tayangan6 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip geografi dan pendekatan-pendekatan dalam ilmu geografi seperti pendekatan keruangan, ekologi, dan regional.
2. Ada empat prinsip geografi yang dijelaskan yaitu deskripsi, persebaran, interelasi, dan korologi.
3. Tiga pendekatan utama geografi adalah pendekatan keruangan, ekologi, dan regional yang mempertimbangkan hub
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip geografi dan pendekatan-pendekatan dalam ilmu geografi seperti pendekatan keruangan, ekologi, dan regional.
2. Ada empat prinsip geografi yang dijelaskan yaitu deskripsi, persebaran, interelasi, dan korologi.
3. Tiga pendekatan utama geografi adalah pendekatan keruangan, ekologi, dan regional yang mempertimbangkan hub
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip geografi dan pendekatan-pendekatan dalam ilmu geografi seperti pendekatan keruangan, ekologi, dan regional.
2. Ada empat prinsip geografi yang dijelaskan yaitu deskripsi, persebaran, interelasi, dan korologi.
3. Tiga pendekatan utama geografi adalah pendekatan keruangan, ekologi, dan regional yang mempertimbangkan hub
3.1.5 Mengidentifikasi Prinsip-Prinsip Geografi dalam Kajian Geosfer 3.1.6 Merinci pendekatan geografi dalam kajian Geosfer
PRINSIP GEOGRAFI DAN CONTOH TERAPANNYA
A. Prinsip-Prinsip Geografi Geografi adalah ilmu yang mengkaji fenomena geosfer. Dalam mengkaji fenomena geosfer, geografi memiliki prinsip dan metode tersendiri dalam kajiannya. Prinsip dalam ilmu geografi merupakan dasar dalam menguraikan, mengkaji, menganalisis, serta mengungkapkan gejala, variabel, faktor, dan masalah geografi. Geografi menggunakan empat prinsip sebagai berikut: 1. Prinsip Deskripsi Prinsip deskripsi dapat diartikan sebagai penjelasan lebih lanjut tentang fenomena geografi secara detail. Penjelasan tersebut disertai peta, tabel, grafik, diagram, citra, dan media lain yang mendukung. Pendeskripsian suatu fenomena geografi didasarkan pada fakta, gejala, dan sebab akibat secara kualitatif atau kuantitatif. Contohnya: Penjelasan mengenai persebaran sumber daya alam di Indonesia dilengkapi dengan peta, tabel ataupun diagram. 2. Prinsip Persebaran Prinsip persebaran, artinya bahwa gejala, kenampakan, dan masalah yang terdapat di ruang muka bumi persebarannya sangat bervariasi. Ada yang tersebar secara merata, bergerombol di wilayah-wilayah tertentu, ataupun sama sekali tidak merata. Karena itu, dapat diketahui di daerah mana saja objek tersebut berada? Bagaimana persebarannya? Misalnya, persebaran daerah rawan longsor di Jawa Barat. Oleh karena tidak semua wilayah Jawa Barat merupakan daerah rawan longsor maka di wilayah mana saja terdapat daerah longsor? Jawabannya terdapat di sekitar Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat. Prinsip persebaran menjelaskan bahwa persebaran fenomena dipermukaan bumi bervariasi atau tidak merata. Secara umum fenomena dibedakan menjadi fenomena alam dan fenomena sosial. Prinsip ini juga disebut prinsip distribusi. Contohnya: Persebaran jenis tanah di Indonesia yang berbeda-beda setiap wilayah. 3. Prinsip Interelasi atau Keterkaitan Prinsip interrelasi, artinya bahwa antara komponen atau aspek- aspek lingkungan geografi senantiasa ada hubungan timbal balik atau saling keterkaitan satu sama lain. Prinsip interrelasi didasarkan pada hubungan antara satu gejala dengan gejala lain atau antara objek fisik yang satu dengan objek fisik lainnya, objek fisik dengan sosial, atau sosial dengan sosial lainnya. Misalnya, daerah longsor sangat berkaitan dengan morfologi wilayahnya. Karena Zona Selatan Jawa Barat merupakan wilayah pegunungan maka morfologinya berbukit-bukit, sehingga memiliki banyak lereng yang terjal. Prinsip interelasi menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara fenomena satu dengan fenomena lain dalam satu ruang. Hubungan dapat berupa hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi. Hubungan dapat terjadi antara fenomena fisik dengan fisik, dan fenomena fisik dengan sosial. Contohnya: Tanah longsor terjadi karena adanya penggundulan hutan oleh pihak yang tidak bertangung jawab. 4. Prinsip Korologi Prinsip korologi dapat diartikan sebagai analisis suatu fenomena geosfer menggunakan gabungan dari prinsip deskripsi, persebaran dan interelasi. Dalam analisis menggunakan prinsip ini, fenomena yang terjadi akan di deskripsikan serta dikaji persebaran dan interelasinya dalam suatu ruang. Kondisi ruang akan memberikan suatu corak pada kesatuan gejala, fungsi, dan bentuk. Contonya: Tanaman teh dapat tumbuh subur didaeah pegunungan yang memiliki udara sejuk. ~~$$$)I($$$~~ PENDEKATAN GEOGRAFI A. Pendekatan dalam Ilmu Geografi 1. Pendekatan Keruangan (Spatial Approach) Pada pelaksanaannya, pendekatan ke ruangan ini harus tetap berdasarkan prinsip- prinsip yang berlaku yakni prinsip penyebaran, interelasi dan deskripsi. Sedangkan yang temasuk pendekatan keruangan yaitu pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia dan pendekatan regional. Secara teoritis pendekatan itu dapat dipisahkan satu sama lain, akan tetapi pada satu sama lain. Suatu ruang adalah sebuah kesatuan dan memiliki siste keruangan. Sebuah ruang geografi dengan segala komponen dan subsistemnya membentuk sistem keruangan. Pendekatan sistem adalah metode berfikir sintetik yang diterapkan pada sebuah sistem. Sedangkan yang dimaksud mode berfikir sinektik, yaitu mode berfikir yang didasarkan atas doktrin ekspansionisme. Doktrin ekspansionisme adalah cara meninjau sebuah benda atau masalah sebagai bagian dari keseluruhan yang besar. Dengan menanfaatkan analisis keruangan ini kita dapat mengetahui perbedaan- perbedaan lokasi sebuah daerah, dan sifat-sifat penting yang terdapat didaerah tersebut. Dalam analisis keruangan yang harus diperhatikan adalah: a) Penyebaran penggunaan ruang yang telah ada b) Penyediaan ruang yang akan digunakan untuk perbaikan kegunaan yang telah dirancang sebelumnya. Pendekatan keruangan ini tekanannya pada kerangka analisis yang eksistensi ruang sebagai penekanan. eksistensi ruang dalam perspektif geografi dapat dilihat dari struktur “spatial structure, pola atau “spatial patern” dan proses atau “spatial processes”. Berarti dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan struktur, pola dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan elemen-elemen pembentukan ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimpulkan dalam tiga bentuk utama yaitu kenampakan titik, kenampakan garis, kenampakan bidang. Dari pendekatan keruangan ini, geografiwan mengamati fenomena yang menjadi titik perhatian atas dasar perbedaan lokasi yang tersebar dalam wilayah di permukaan bumi. Dalam istilah sehari-hari sering disebut difusi, artinya pemencaran/penyebaran atau penjalanan sebuah ruang tertentu. 2. Pendekatan kelingkungan (Ecological Approach) Pendekatan ekologi adalah sebuah metodologi untuk mendekati, menelaah dan menganalisis gejala atau masalah geografi menerapkan konsep dan prinsip ekologi. Pandangan dan penelaah ekologi diarahkan kepada hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan alam. Pandangan dan penelaahan ini dikenal sebagai pendekatan ekologi, dapat mengungkapkan masalah hubungan penyebaran dan aktifitas manusia dengan lingkungan alamnya. Pendekatan ekologi pada sebuah daerah (permukiman, pertanian dan sebagainya) maka daerah tersebut ditinjau sebagai bentuk ekosistem hasil interaksi penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya. Studi yang mendalam mengenai interrelasi fenomena-fenomena geosfer tertentu pada wilayah formal dengan variabel kelingkungan inilah yang kemudia dianggap sebagai cirri khas pada pendekatan kelingkungan. Sehingga diharapkan dapat menjawab keenam pertanyaan geografi (what, where, when, why, how, who) dan selalu menyertai setiap bentuk analisis geografi, yang sistematis dapat dicontohkan sebagai berikut: Dalam hal mempelajari banjir dan tanah longsor (sebagai masalah pokok). Pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan tindakan berupa (1) mengidentifikasi kondisi fisik lokasi tempat terjadi banjir dan tanah longsor, dengan mengidentifikasi jenis tanah, topografi, tumbuhan dan hewan, (2) mengidentifikasi gagasan, sikap dan perilaku masyarakat setempat dalam mengolah alam di lokasi tersebut, (3) mengidentifikasi sistem budaya yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, (4) menganalisis hubungan antara sistem budaya dengan hasil dampak yang ditimbulkan, (5) mencari alternatif pemecahan masalah yang terjadi. 3. Pendekatan kewilayahan atau kompleks wilayah (Regional Complex Approach) Pendekatan ini adalah kombinasi antara analisis keruangan dan analisis kelingkungan. Pada pendekatan ini sebagai ajang penelitiannya didekati atau dihampiri dengan dasar konsep “area differentiation” yaitu konsep yang menegetangahkan, interaksi antara wilayah akan berkembang karena adanya perbedaan karakteristik antar wilayah yang satu dengan yang lainnya, dan disamping itu memperhatikan distribusi fenomena yang menjadi sasaran penelitian serta interaksi antara variabel manusia dengan lingkungan alam secara timbal balik. Jadi objek dan sorotan dalam pendekatan kompleks wilayah ini bersifat multivariable baik bersifat horizontal adalah analisis yang menekankan pada keruangan, dan bersifat vertikal yang tekanannya pada lingkungan. Adanya perbedaan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain telah menciptakan hubungan fungsional antara unit-unit wilayah, sehingga tercipta sebuah wilayah, sistem yang kompleks sifatnya dengan analisisnya memerlukan pendekatan yang multivariate pula. Salah satu contoh analisis pendekatan kompleks wilayah antara lain bagaimana memecahkan masalah urbanisasi. Maka untuk pemecahan masalahnya adalah : 1) menerpakan pendekatan keruangan , 2) menerapkan pendekatan kelingkungan, 3) menganalisis keterkaitan antara faktor- faktor diwilayah desa dengan kota. Dalam memahami wilayah hendaknya dilihat sebagai kompleksitas unsur-unsurnya dan dilihat dalam kompleks wilayah atau hubungannya dengan wilayah-wilayah lain. Dari komponen wilayah tersebut terlihat kaitan antara ruang dengan lingkungan, dimana lingkungan yang dimaksud adalah geosfer adalah sistem hasil interaksi dan interdependensi atmosfer, litosfer, pedosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer atau dengan kata lain, geosfer pada ruang permukaan bumi dengan batas tertentu adalah wilayah