DIREKTORAT PENATAAN PERKOTAAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Kota Otonom
26%
49%
BENTUK PERKOTAAN
Perkotaan berbentuk: 1.KOTA, ATAU 2.KAWASAN PERKOTAAN
b. 2 (dua) atau lebih kecamatan yang memiliki ciri perkotaan dan berbatasan langsung dalam 1 (satu) kabupaten; c. 2 (dua) atau lebih kecamatan yang memiliki ciri perkotaan yang berbatasan langsung dalam 2 (dua) atau lebih kabupaten dalam 1 (satu) provinsi;
3
d.
1 (satu) atau lebih kecamatan yang memiliki ciri perkotaan dari 1 (satu) atau lebih kabupaten dan 1 (satu) atau lebih kota yang berbatasan langsung dalam 1 (satu) provinsi; 2 (dua) atau lebih kota yang berbatasan langsung dalam 1 (satu) provinsi;
e.
f.
g. h.
2 (dua) atau lebih kecamatan yang memiliki ciri perkotaan yang berbatasan langsung dari 2 (dua) atau lebih provinsi;
2 (dua) atau lebih kota yang berbatasan langsung dari 2 (dua) atau lebih provinsi; 2 (dua) atau lebih kecamatan yang memiliki ciri perkotaan dari 1 (satu) atau lebih kabupaten dan 1 (satu) atau lebih kota dalam 1 (satu) atau lebih provinsi;
REGIONAL/KABUPATEN
2. Jenis urusan yang dilayani lebih bersifat penanganan masalah rural (irigasi, jalan regional dsb)
3. Penilaian prioritas dilihat dari kacamata cross border antar kecamatan dalam kabupaten
1. Kawasan perkotaan dilihat permasalahannya dari setiap bagian dalam kawasannya 2. Jenis urusan yang dilayani bersifat penanganan masalah perkotaan 3. Penilaian prioritas dilihat kacamata cross border kecamatan dalam kabupaten dari antar
PERKOTAAN
Catatan : Kawasan perkotaan menengah/besar cenderung berada pada wilayah lebih dari 1 kecamatan
7
10
13
MAMPU MEWUJUDKAN PERKOTAAN YANG BERKELANJUTAN DAN TANGGAP TERHADAP ANCAMAN BENCANA LINGKUNGAN
15
2. Kawasan perkotaan metropolitan dibutuhkan perangkat kelembagaan yang khusus namun tidak bersifat general.
16
BAPPEDA
Pada kawasan perkotaan kecil yang masih terdapat pada 1 kecamatan, CAMAT akan diperlengkapi dengan unit-unit urusan yang akan menjalankan fungsi pelayanan perkotaan. Unit-unit urusan tersebut akan berkoordinasi dengan SKPD2 secara teknis fungsional.
Untuk menjamin keterpaduan pengelolaan, terdapat urusan perencanaan kecamatan yang akan berkoordinasi dengan Bappeda Kabupaten. Camat bertanggung jawab langsung 17 pada Bupati
SKPDSKPD SKPD
BAPPEDA
PENGELOLA PERKOTAAN
prov
prov
prov
prov
kab/kota
kab/kota
19
Model-model pola kelembagaan yang direkomendasikan untuk menjamin keterpaduan pengelolaan berbagai bentuk perkotaan Sehingga mampu menangani permasalahan perkotaan.
Diharapkan dengan kelembagaan yang solid serta disesuaikan dengan bentuk perkotaan, mampu menjalankan pengawasan dan pengendalian lingkungan perkotaan lebih baik dan efektif
20
DIREKTORAT PENATAAN PERKOTAAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI
21