Anda di halaman 1dari 12

Penetapan Kelas Air Kabupaten Tabanan

DAS Tukad Tantangan dan DAS Tukad Selabih

BAB III
Gambaran Umum
3.1 Profil Daerah
3.1.1 Kondisi wilayah

Kabupaten Tabanan adalah salah satu kabupaten di Provinsi Bali, secara


geografis terletak diantara 08o-14’ 30” - 08o 30’ 07” LS dan 114o 54’52” – 115o 12’ 57”
BT. Batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan yaitu sebelah utara berbatasan dengan
Kabupaten Buleleng, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Badung, sebelah
selatan Samudera Hindia dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jembrana.
Letak dan batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 3.1 Letak dan batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan

Secara geografis dan letak wilayah, Kabupaten Tabanan berada di wilayah


Bali bagian tengah dan belahan Bali bagian selatan dimana sistem-sistem alam, sosial
dan ekonominya mempunyai keterkaitan erat dengan wilayah kabupaten/kota
hinterland yaitu Kabupaten Badung, Kota Denpasar, dan Kabupaten Buleleng. Pada

III -1
Penetapan Kelas Air Kabupaten Tabanan
DAS Tukad Tantangan dan DAS Tukad Selabih

sistem perkotaan, Kota Tabanan merupakan bagian dari Kawasan Perkotaan Sarbagita
(Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan) yang merupakan Kawasan Strategis
Nasional (KSN). Luas wilayah Kabupaten Tabanan adalah 839, 33 km 2 atau sekitar
14, 89 % dari luas Provinsi Bali. Secara administratif Kabupaten Tabanan terdiri atas
10 (sepuluh) kecamatan dan 133 desa dinas, 344 desa pekraman (desa adat), dan 816
banjar adat (BPS, Kabupaten Tabanan Dalam Angka, 2018).

A. Topografi

Kabupaten Tabanan terletak pada ketinggian 0 – 2.276 m di atas permukaan


laut (dpl), dimana lahan tertinggi berada di puncak Gunung Batukaru. Topografi
wilayah Kabupaten Tabanan memiliki tiga karakteristik yang berbeda. Bagian selatan
berbatasan dengan Samudera Indonesia merupakan dataran rendah dengan topografi
yang relatif datar, di bagian tengah bergelombang, dan di bagian utara merupakan
daerah perbukitan dan pegunungan dimana terdapat beberapa gunung yaitu Gn.
Batukaru (2.276 m), Gn. Sanghiyang (2.097 m), Gn. Pohen (2.055 m) dan Gn. Adeng
(1.811 m). Lahan menurut ketinggiannya dapat dilihat pada Gambar 3.2.

III -2
Penetapan Kelas Air Kabupaten Tabanan
DAS Tukad Tantangan dan DAS Tukad Selabih

Gambar 3.2 Peta Topografi Wilayah Kabupaten Tabanan


Ditinjau dari ketinggian lahannya, sebanyak 44,81% atau 378,58 km 2 lahan
Kabupaten Tabanan didominasi oleh lahan bergelombang sampai berbukit yang
berada pada ketinggian 100-500 m dpl. Lahan dengan ketinggian ini tersebar di

III -3
Penetapan Kelas Air Kabupaten Tabanan
DAS Tukad Tantangan dan DAS Tukad Selabih

hampir seluruh kecamatan. Lahan dataran rendah dekat pantai dengan ketinggian 0-25
m dpl luasnya 16,39 km2 atau 1,95%, tersebar pada kecamatan berpantai yaitu
Kecamatan Selemadeg Barat, Selemadeg, Selemadeg Timur, Kerambitan, Tabanan
dan Kediri. Lahan dataran rendah dengan ketinggian 25-100 m dpl luasnya 107,90
km2 atau 12,86% juga tersebar di kecamatan berpantai. Lahan dengan ketinggian 500-
1000 m dpl yang merupakan wilayah perbukitan luasnya 265,29 km 2 atau 31,61%
tersebar di Kecamatan Selemadeg, Pupuan, Penebel, Baturiti, Selemadeg Barat dan
Selemadeg Timur. Lahan dengan ketinggian di atas 1000 m dpl dengan luas 76,17
km2 atau 9,08% tersebar di Kecamatan Pupuan, Selemadeg, Penebel dan Baturiti.

B. Kemiringan Lahan

Ditinjau dari kemiringan lahan, sebagian besar lahan Kabupaten Tabanan


berada pada kemiringan lereng 15-40% yaitu luasnya 365,67 km2 (43,57%), tersebar
luas terutama di wilayah bagian barat. Lahan dengan kemiringan lereng 2-15%
dengan luas 249,61 km2 (29,74%) tersebar luas terutama di wilayah bagian timur.
Lahan dengan kemiringan di atas 40% seluas 136,53 km2 (16,27%) terdapat di daerah
pegunungan bagian utara dan sebagian di sisi barat perbatasan dengan Kabupaten
Tabanan. Lahan dengan kemiringan 0-2% seluas 10,43 km2 (10,43%) mendominasi
daerah pantai (Gambar 3.3).

III -4
Penetapan Kelas Air Kabupaten Tabanan
DAS Tukad Tantangan dan DAS Tukad Selabih

Gambar 3.3 Peta Kemiringan Lahan Kabupaten Tabanan

Sebagai salah satu untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan, maka lahan
dengan kemiringan di bawah 40% pada umumnya dapat diusahakan asalkan
persyaratan lain untuk penentuan kesesuaian lahan terpenuhi. Namun, apabila lahan

III -5
Penetapan Kelas Air Kabupaten Tabanan
DAS Tukad Tantangan dan DAS Tukad Selabih

dengan kemiringan di atas 40% perlu mendapatkan perhatian jika dijadikan usaha
budidaya.

C. GEOLOGI

Ditinjau dari sudut geologi berdasarkan Peta Geologi Bali (Purbo-


Hadiwidjojo, 1971), wilayah permukaan Kabupaten Tabanan tersusun oleh formasi
geologi yang beragam. Batuan tertua yang ditemukan adalah batuan hasil muntahan
Gunung Api Jembrana seperti Gunung Klatakan, Gunung Merbuk, dan Gunung Patas
yang terdiri dari lava, breksi dan tufa. Batuan ini menyelimuti daerah sekitar Kaliukir,
Munduk, Tiing Gading hingga Suraberata. Juga ditemui di dekat Desa Kerambitan.
Batuan ini terbentuk pada era kuarter bawah sekitar 6 juta tahun lalu. Batuan yang
lebih muda adalah tufa dan endapan lahar Buyan-Beratan dan Batur yang terbentuk
pada era kuarter. Batuan ini menutupi sekitar setengah Kabupaten Tabanan, terutama
daerah bagian selatan. Sementara pada daerah pegunungan terdapat dua formasi
batuan yaitu batuan hasil ekstrusi Gunung Batukaru dan batuan gunung api dari
kerucut-kerucut subresen Gunung Pohen, Gunung Sangiang dan Gunung Lesong.

Jenis tanah secara umum yang terdapat di Kabupaten Tabanan berdasarkan


Uraian Tanah Tinjau (Bappeda Provinsi Bali, 2004) terdiri dari tanah aluvial, regosol,
andosol dan latosol. Tanah alluvial berasal dari bahan induk endapan laut dan
endapan sungai dengan fisiografi dataran pantai dan bentuk wilayah datar terdapat di
daerah pantai. Kecamatan Selemadeg Barat dan Selemadeg. Tanah jenis regosol
berasal dari bahan induk abu vulkanik dengan fisiografi vulkanik, lembah dan kerucut
vulkan dan bentuk wilayah melandai sampai bergunung, terdapat di Kecamatan
Selemadeg, Pupuan, Penebel dan Baturiti. Tanah jenis andosol berasal dari bahan
induk abu dan tufa vulkan dengan fisiografi lungur vulkan kerucut dan lungur dan
bentuk wilayah berbukit sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Pupuan, Penebel
dan Baturiti. Sedangkan jenis tanah latosol yang merupakan sebagian besar dari jenis
tanah di Kabupaten Tabanan dan tersebar di seluruh kecamatan berupa tanah berasal
dari bahan induk abu dan tufa vulkan intermedier dengan fisografi lungur vulkan
kerucut dan lungur vulkan dan bentuk wilayah melandai, berbukit sampai bergunung.

D. HIDROLOGI
a. Sungai

III -6
Penetapan Kelas Air Kabupaten Tabanan
DAS Tukad Tantangan dan DAS Tukad Selabih

Di wilayah Kabupaten Tabanan terdapat beberapa sungai yang memiliki aliran


sepanjang tahun. Beberapa sungai tersebut memiliki daerah pengaliran sungai yang
cukup luas dan membentuk suatu daerah aliran sungai (DAS), yaitu:

1. Daerah aliran sungai Tukad Yeh Empas luasnya 100,82 km2. Daerah aliran sungai
ini sepenuhnya berada di Kabupaten Tabanan dan bermuara di perbatasan Desa
Sudimara dan Pangkung Tibah.
2. Daerah Aliran Tukad Yeh Ho luasnya 135,76 km2. Semua daerah aliran sungai ini
terletak di Kabupaten Tabanan. Muara sungai ini berada di perbatasan Kecamatan
Selemadeg Timur dan Kerambitan.
3. Daerah aliran sungai Tukad Balian luasnya 152,9 km2. Semua daerah aliran sungai
terletak di Kabupaten Tabanan. Muara sungai ini berada di Surabrata, Desa
Lalanglinggah Kecamatan Selemadeg Barat

Dari sekian sungai yang ada di Kabupaten Tabanan baru 3 sungai yang telah
diinventarisasi memiliki potensi untuk dikembangkan program penyadapan sungai
yaitu Tukad Balian, Tukad Yeh Empas dan Tukad Sungi. Tukad Balian mempunyai
debit aliran andal sebesar 380 lt/detik, Tukad Yeh Empas 200 lt/detik dan Tukad
Sungi 430 lt/detik sehingga total hasil penyadapan air sungai dari tiga sungai tersebut
adalah 1.010 lt/detik atau 31,85 juta m3 /tahun (Rencana Induk Penyediaan Air Bersih
Bali).

b. Danau

Danau Kabupaten Tabanan memiliki sebuah danau dari empat buah danau
yang ada di Provinsi Bali, yaitu Danau Beratan. Danau Beratan terletak di kawasan
Bedugul pada ketinggian sekitar 200 m dpl, memiliki luas permukaan air 3,85 km2
dan luas daerah tangkapan air 13,4 km2. Danau ini memiliki kedalaman rata-rata 12,8
m dan kedalaman maksimum 20 m, serta volume airnya 49,22 juta m3.

c. Mata Air dan Sumur Gali


Berdasarkan data dari laporan Rencana Induk Penyediaan Air Bersih Bali (2000),
sumber mata air yang terdapat di Kabupaten Tabanan adalah 118 buah dan yang telah
dimanfaatkan airnya oleh masyarakat berjumlah 82 titik mata air, dengan debit 3,26
m3 /dt atau 102,81 juta m3 /tahun. Sedangkan jumlah sumur gali sebanyak 22 buah
dengan debit 14,3 lt/detik atau 450.965 m3 /tahun.

III -7
Penetapan Kelas Air Kabupaten Tabanan
DAS Tukad Tantangan dan DAS Tukad Selabih

d. Potensi Air Tanah

Potensi air tanah sangat tergantung dari formasi batuan dan struktur geologi
yang ada di bawah permukaan tanah. Formasi batuan dan struktur geologi akan
mempengaruhi akuifer yang ada di bawah permukaan tanah. Sebagian besar wilayah
Kabupaten Tabanan struktur hidrologinya tergolong memiliki akuifer tidak produktif
yaitu debit kurang dari 2 lt/dt sehingga tidak memungkinkan dikembangkan sebagai
sumber air bersih. Daerah yang hidrologinya sebagai akuifer produktif tinggi dengan
debit lebih dari 10 lt/dt, penyebarannya di Kecamatan Selemadeg Timur, Kerambitan,
Tabanan dan Kediri. Di wilayah pesisir potensi air tanah secara kualitas tidak sesuai
untuk kebutuhan air bersih

III -8
Penetapan Kelas Air Kabupaten Tabanan
DAS Tukad Tantangan dan DAS Tukad Selabih

Gambar 3.4 Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Tabanan


E. KLIMATOLOGI

Iklim di sini adalah tropis. Curah hujan di Tabanan adalah signifikan, dengan
presipitasi bahkan selama bulan terkering. Lokasi ini diklasifikasikan sebagai Af
berdasarkan Köppen dan Geiger. Suhu rata-rata tahunan adalah 25.9 °C di Tabanan.
Curah hujan tahunan rata-rata adalah 2178 mm.

III -9
Penetapan Kelas Air Kabupaten Tabanan
DAS Tukad Tantangan dan DAS Tukad Selabih

Curah Hujan pada daerah studi yakni sepanjang DAS Tukad Tantangan dan
DAS Tukad Selabih adalah 1750-2500 mm per tahun. Curah hujan yang tinggi
menunjukkan bahwa keempat DAS tersebut memiliki potensi air yang cukup besar.
Rata-rata curah hujan bulanan selama 10 tahun terakhir adalah 220 mm per bulan
dengan intensitas paling tinggi antara bulan Oktober hingga Maret. Detail curah hujan
dapat dilihat pada Tabel 5.2 dan Gambar 5.4 Berikut ini.

Tabel 3.1 Curah Hujan Selama 10 tahun terakhir Kabupaten Tabanan


 
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Januari 337 379 385 385 372 504 449 503 168 155 81 257
Februari 262 453 270 270 267 272 309 243 390 408 64 476
Maret 724 285 217 217 413 325 242 333 175 160 63 238
April 135 197 348 348 175 93 191 140 216 214 50 226
Mei 231 282 276 276 105 127 185 191 150 121 56 318
Juni 48 24 227 227 16 7 223 200 194 188 50 105
Juli 23 202 204 204 95 102 15 5 236 219 47 148
Agustus 37 2 141 124 8 12 50 53 186 174 29 38
September 39 208 429 460 14 2 5 2 286 209 22 97
Oktober 155 205 386 381 123 123 62 50 241 300 63 320
November 318 157 512 452 152 86 229 246 370 377 79 501
Desember 368 251 344 353 453 388 496 321 512 488 93 420
rata-rata 223 220 312 308 183 170 205 190 260 251 58 262

3.2 Kegiatan Masyarakat


3.2.1 Penduduk

Letak keempat sungai yang menjadi wilayah studi terletak di Kecamatan


tabanan, kediti, Selemadeg, Selemadeg Timur, Pupuan dan Selemadeg Barat. Kelima
kecamatan tersebut memiliki kepadatan penduduk yang berbeda-beda, untuk
kecamatan Kediri memiliki tingkat kepadatan penduduk paling tinggi yakni 1735
jiwa/km2. Sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Selemadeg Barat
yakni 162 jiwa/km2.

3.2.2 Kegiatan Pertanian

III -10
Penetapan Kelas Air Kabupaten Tabanan
DAS Tukad Tantangan dan DAS Tukad Selabih

Kabupaten Tabanan merupakan salah satu sentral produksi tanaman pangan di


Provinsi Bali. Jumlah produksi tanaman pangan Kabupaten Tabanan adalah yang
terbesar di Provinsi Bali. Tanaman pangan dikelompokkan menjadi dua yaitu padi dan
palawija. Pada tahun 2018 luas panen padi sawah di Kabupaten Tabanan seluas
36.810 Ha, dengan jumlah produksi padi sawah sebanyak 211.178 atau hasil per
hektar 57,37 kwintal. Sedangkan jumlah produksi tanaman palawija pada tahun 2018
nilainya bervariasi. Luas sawah di Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, Kediri,
Selemadeg dan Selemadeg Barat adalah 10781 hektar. Kegiatan pertanian tentunya
membutuhkan ketersediaan air, yang tentunya akan memanfaatkan air sungai yang
melalui daerah-daerah tersebut.

3.2.3 Kegiatan Perkebunan

Selain tanaman pangan, produksi hortikultura semusim dan tahunan juga


menjadi andalan pertanian Kabupaten Tabanan. Kecamatan Pupuan yang dilalui oleh
DAS Tabanan sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan perkebunan, dengan
luasan perkebunan terluas adalah kopi seluas 7759 hektar dan buah buahan antara lain
jeruk, jambu, durian, manga, sawo dan salak sebanyak 459.327 pohon. Sedangkan
total perkebunan terluas di antara kecamatan tersebut adalah kelapa seluas 10.919
hektar. Tujuan mengetahui luasan perkebunan adalah agar dapat memprediksi
pemanfaatan air sungai yang dimanfaatkan untuk kawasan perkebunan, sehingga
dapat diketahui kelas air sesuai dengan manfaatnya.

3.2.4 Kegiatan Peternakan

Peternakan di Kabupaten Tabanan dikelompokkan ke dalam tiga kelompok,


yaitu ternak besar, ternak kecil, dan unggas. Ternak yang termasuk dalam ternak besar
adalah sapi, kerbau, dan kuda. Berikut ini adalah jumlah ternak yang terdapat di
kecamatan Tabanan, Kediri, Pupuan, Selemadeg Barat, Selemadeg Timur dan
Selemadeg

3.2.5 Kegiatan Perikanan

Perikanan di Kabupaten Tabanan dikelompokkan berdasarkan jenis air dimana


ikan hidup, yaitu ikan air tawar dan ikan air laut. Produksi perikanan tangkap tahun

III -11
Penetapan Kelas Air Kabupaten Tabanan
DAS Tukad Tantangan dan DAS Tukad Selabih

2017 adalah 658,64 ton. Terdiri dari 563,1 ton perikanan laut dan 95,54 ton perikanan
umum.

III -12

Anda mungkin juga menyukai