DIREKTORAT LALU LINTAS PERHUBUNGAN DARAT
JL. M E D A N M E R D E K A B A R A T No. 8 J A K A R T A P U S A T 1 0 1 1 0
Tahun Anggaran 2018
1 PENDAHULUAN
Landasan Hukum
Latar Belakang
Maksud,Tujuan & Ruang Lingkup
Lokasi Studi
Diagram Metodologi Pelaksanaan Kegiatan
Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 61
Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan, sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 20
Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim;
7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 73 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan
Danau, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 58 Tahun 2007
tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 73 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan
Angkutan Sungai dan Danau;
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2012 tentang Alur-Pelayaran Sungai dan Danau;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan
Penetapan Wilayah Sungai;
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 86 Tahun
2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Perhubungan;
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 112 Tahun 2017 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di
Lingkungan Kementrian Perhubungan;
12. Perda Provinsi Jambi Nomor 10 Tahun 2013 tentang RTRW Provinsi Jambi Tahun 2013-2033;
13. Perda Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 12 Tahun 2013 Tentang RTRW Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Tahun 2013-2033; dan
14. Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur ruang lingkup kegiatan ini.
Latar Belakang
Sungai, danau dan penyeberangan sebagai moda yang
latar belakang
tidak terpisahkan dari moda transportasi darat memerlukan
Lokasi Studi
• Lokasi studi berada di DAS
Pengabuan di Provinsi Jambi.
• DAS Pengabuan merupakan
bagian dari WS Pengabuan –
Lagan.
• Koridor sungai utama yaitu
Sungai Pengabuan.
Sungai Pengabuan
Diagram Alur Pelaksanaan Kegiatan
Durasi: 1 (satu) Bulan Durasi: 3 (tiga) Bulan Durasi: 2 (dua) Bulan Durasi: 1 (satu) Bulan
Sebelah timur : Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Bangka 4 Batang Hari 5.804
Belitung; 5 Muaro Jambi 5.326
Sebelah selatan : Provinsi Sumatera Selatan; dan 6 Tanjab Timur 5.445
Sebelah barat : Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Bengkulu. 7 Tanjab Barat 4.649
8 Tebo 6.461
9 Bungo 4.659
10 Kota Jambi 205,43
11 Sungai Penuh 391,50
Provinsi Jambi 50.160,05
Persentase Luas Wilayah di Provinsi Jambi
Luas Perairan 3.274,95
0,78
0,41
9,29 6,69
15,31
12,88
9,27 12,33
10,86
11,57
10,62
Provinsi Jambi
Demografi
Jumlah Penduduk Provinsi Jambi Tahun 2015
Jumlah Penduduk Provinsi Jambi tahun 2015 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi Jambi sebesar 3.402.052 jiwa. Trend penduduk selama tahun 2011 – 2015 cenderung
meningkat.
Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2016
Provinsi Jambi
Perekonomian
PDRB Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah) Tahun 2013‐2015
No Lapangan Usaha 2013 2014 2015
1 2 3 4 5
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 33.312.292 37.972.925 43.819.800
B Pertambangan dan Penggalian 34.000.224 35.442.650 29.476.852
C Industri Pengolahan 14.489.363 15.841.430 17.134.439
D Pengadaan Listrik dan Gas 53.260 63.370 76.147
Pengadaaan Air, Pengelolaan Sampah,
E 184.011 201.641 223.233
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 8.818.724 10.280.741 11.168.211
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
G 12.046.460 14.167.092 17.249.970
Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 3.787.176 4.269.563 4.979.744
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.320.290 1.596.130 1.779.129
J Informasi dan Komunikasi 3.992.190 4.443.387 5.385.598
K Asuransi 1.939.325 2.100.437 2.418.257
L Real Estate 1.939.325 2.100.437 2.418.257
M,N Jasa Perusahaan 1.422.357 1.578.528 1.804.713
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan
O 4.520.002 6.018.912 7.563.198
Jaminan Sosial
P Jasa Pendidikan 4.427.523 4.522.682 5.111.004
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.222.743 1.471.272 1.667.230
R,S,T,U Jasa Lainnya 1.184.444 1.295.927 1.483.650
Provinsi Jambi 129.976.040 144.807.643 155.110.348
Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2016
Provinsi Jambi
Jaringan Transportasi
Kondisi Jalan
Kabupaten Status
No Rusak Jumlah
/Kota Jalan Baik Sedang Rusak
Berat
Nasional 71.556 26.688 10.509 7.185 115.938
1 Kerinci
Provinsi 34.078 7.450 0.450 0.025 42.003
Nasional 136.147 12.367 1.985 1.601 152.100
2 Merangin
Provinsi 125.548 5.550 9.600 3.750 144.448
Nasional 123.864 4.187 0.949 0.000 129.000
3 Sarolangun
Provinsi 71.650 34.825 45.750 40.740 192.965
Nasional 120.030 24.121 2.069 0.000 146.220
4 Batang Hari Provinsi 16.676 44.470 60.175 54.043 175.364
Kabupaten 51.075 0 0 0 51.075
Nasional 126.679 6.060 2.492 0.000 135.231
5 Muaro Jambi
Provinsi 86.073 20.000 3.500 2.425 111.998
Nasional 48.664 19.128 12.193 1.915 81.900
6 Tanjab Timur
Provinsi 41.203 31.250 17.025 6.800 96.278
Nasional 100.390 49.070 17.215 21.715 188.390
7 Tanjab Barat
Provinsi 12.006 11.725 6.525 8.235 38.491
Nasional 71.675 10.792 8.007 35.786 126.260
8 Tebo
Provinsi 92.687 34.975 8.475 3.025 139.162
Nasional 110.629 9.510 2.185 0.095 122.419
9 Bungo
Provinsi 65.075 19.500 10.588 7.721 102.884
Nasional 46.301 7.017 0.536 0.483 54.337
10 Kota Jambi
Provinsi 41.396 2.458 0.050 0.050 43.954
Nasional 32.893 17.199 7.223 8.415 65.730
11 Sungai Penuh
Provinsi 3.545 0.500 0 0 4.045
Jumlah 2015 1,629.840 398.842 227.501 204.009 2,460.192
Di sektor jaringan transportasi, umumnya seluruh wilayah di Provinsi Jambi telah terjangkau jaringan jalan. Semua
ibukota kecamatan telah dapat dicapai dengan kendaraan roda empat, kecuali beberapa desa terpencil. Untuk
perhubungan laut dan udara, di Provinsi Jambi terdapat satu Pelabuhan Udara yaitu Sultan Thaha yang terletak 5 km
dari ibukota Provinsi dan empat buah pelabuhan laut yaitu Talang Duku, Kuala Tungkal, Muaro Sabak, dan Nipah Panjang
serta satu pelabuhan penyeberangan yaitu Pelabuhan Ro-Ro Kuala Tungkal.
Rencana Jaringan Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan di Provinsi Jambi
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Berhala dan Kabupaten 5 Renah Mendaluh 47.372
Tanjung Jabung Timur. 6 Muara Papalik 33.638
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batanghari dan 7 Pengabuan 44.013
Kabupaten Tebo. 8 Senyerang 42.663
9 Tungkal Ilir 22.209
10 Bram Itam 31.266
11 Seberang Kota 24.307
12 Betara 57.021
13 Kuala Betara 30.767
Jumlah 537.516
Persentase Lus Wilayah
Tungkal Ulu
6% 6% Merlung
6%
11% Batang Asam
Tebing Tinggi
5% Renah Mendaluh
19% Muara Papalik
6%
Pengabuan
Senyerang
4%
Tungkal Ilir
8% 6% Bram Itam
Seberang Kota
8% 9% Betara
6%
Kuala Betara
Kependudukan
Merlung 16.725 54
50.000
Pengabuan, 25.510
Tungkal Ilir, 72.173
Betara, 28.692
Senyerang, 23.509
Batang Asam 29.539 28
Renah Mendaluh, 14.241
JUMLAH
40.000
Kuala Betara, 13.995
Tebing Tinggi 43.353 126
Muara Papalik, 11.498
Bram Itam, 15.588
Tungkal Ulu, 13.272
Merlung, 16.725
Seberang Kota, 8.716
Renah Mendaluh 14.241 30
Tebing Tinggi, 43.353
30.000
Muara Papalik 11.498 34
20.000 Pengabuan 25.510 58
Senyerang 23.509 55
10.000
Tungkal Ilir 72.173 719
0 Bram Itam 15.588 50
PENDUDUK
Seberang Kota 8.716 72
Penduduk lebih terkonsentrasi pada Kecamatan Tungkal Ilir dengan Betara 28.692 50
jumlah penduduk 72.173 jiwa atau sekitar 22,73 % jumlah penduduk
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Kuala Betara 13.995 75
Sumber:
JumlahTanjung Jabung Barat dalam Angka, 2017
316.811 63
Tanaman Pangan
Sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang
sangat penting di Tanjung Jabung Barat. Pada
tahun 2016 luas panen padi sawah dan ladang
mencapai 25.603 ha dengan produktivitas sebesar
36,38 kw/ha dan produksi sebanyak 93,139 ton
GKG (Gabah Kering Giling)
Perikanan
Posisi Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang
berada di tepi laut sekaligus di sepanjang aliran
sungai menjadikan kegiatan perikanan layak
diperhitungkan untuk meningkatkan Produktivitas
perekonomian. Perikanan Laut
Perkebunan
Komoditi perkebunan yang terdapat di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu kelapa
sawit, kelapa, kopi, pinang, karet dan coklat.
Kehutanan
Sebagian besar hutan di Tanjung Jabung Barat
merupakan hutan produksi.
Kawasan Hutan
Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Perekonomian
Pada tahun 2016, sektor yang memiliki peranan Perkembangan PDRB Tanjung Jabung Barat
paling besar dalam perekonomian Kabupaten
Tanjung Jabung Barat adalah Pertambangan dan Uraian 2014 2015 2016
Penggalian sebesar 33,03 persen. PDRB ADHK
(2000=100)
Kategori urutan kedua yang memiliki peranan (Triliun Rp) 24,55 25,45 26,25
cukup besar dalam perekonomian kabupaten ini PDRB ADHB
adalah kategori Pertanian, Kehutanan, dan (Triliun Rp) 29,24 29,47 31,44
Perikanan dengan sumbangan terhadap Laju Pertumbuhan
Ekonomi
perekonomian daerah sebesar 27,72 persen. (persen) 6,41 3,64 3,14
Transportasi
menurun masing-masing 2,54 persen dan Banyaknya Kendaraan Umum di Terminal (unit)
6,53 persen. Kedatangan 3.753 3.878 **
Keberangkatan 2.793 3.311 **
Permukaan Jalan Kabupaten Tanjung Jabung Barat (persen), 2016
Rencana Jaringan Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan di Tanjab Barat
Pengabuan sebagaimana dimaksud meliputi:
1. Pengabuan umum lalu lintas angkutan sungai, danau dan penyeberangan sungai Pengabuan;
2. Terminal Pasar Kuatik;
3. Terminal Tangga Raja Ulu; dan
4. Terminal Ampera.
Alur pelayaran meliputi:
1. Alur Sungai Pengabuan dengan jalur Kuala Tungkal – Parit Pudin - Teluk Nilau – Senyerang –
Sungai Kayu Aro – Teluk Ketapang - S. Rambai – Lumahan – Tebing Tinggi - Taman Raja dan
daerah sekitarnya.
2. Alur Sungai Betara dengan jalur Kuala Tungkal – Kuala Sei. Betara – Serdang Jaya Kecamatan
Betara; dan
3. Alur Lintas penyeberangan Dabo – Kuala Tungkal – Kampung Balak – Tanjung balai Karimun.
KM 0
Total Panjang Sungai Pengabuan yang disurvei adalah 167,76 Km dari total sepanjang 202 KM
dengan mempertimbangkan aspek aktivitas transportasi dan pelayaran di DAS Pengabuan.
Lebar sungai paling besar terdapat di Muara yaitu 1.382,69 m, dan yang terendah terpadat di
hulu sungai yaitu 23,52 m
Kedalaman rata-rata sungai adalah -7 m dengan kedalaman tertinggi -12 m dan terendah di
muara kuala tungkal yakni – 4 m
Kecepatan arus rata-rata mencapai 0,05 m/s di hulu sedangkan di muara mencapai 0,080 m/s.
Terdapat 10 TUKS di
Sepanjang Sungai
Pengabuan baik yang masih
aktif maupun yang tidak
aktif lagi.
Kegiatan permukiman di tepian sungai akan membuka areal hutan di sana. Hal ini akan
mengurangi kawasan hutan. Dampak dari kegiatan permukiman adalah sungai menjadi kotor
akibat pola penanganan sampah/limbah rumah tangga yang seringkali langsung masuk ke
sungai. Dampak berikutnya adalah potensi sedimentasi pada sekitar permukiman akibat
keberadaan rumah yang memasuki bantaran sungai.
2 Perindustrian Dampak:
Keberadaan industri di sekitar sungai memberikan potensi dampak lingkungan buangan limbah
sisa produksi. Meskipun penanganan limbah dilakukan secara internal di kawasan industri, potensi
dampak masih tetap ada terutama dampak pencemaran air ke Sungai Pengabuan.
3 Perikanan Dampak:
Kegiatan perikanan yang dijumpai di alur Sungai Pengabuan adalah perikanan menggunakan
jaring dan keramba. Kegiatan ini pada dasarnya memberikan dampak positif berupa peningkatan
perekonomian masyarakat. Namun demikian, keberadaan jaring dan keramba ikan di alur Sungai
Pengabuan menimbulkan dampak negatif berupa berkurangnya ruang untuk lalu-lintas kapal
sungai. Kapal-kapal yang paling banyak terpengaruh adalah kapal sungai kecil yang memang
beroperasi di pinggir sungai dengan draft kapal yang dangkal.
1 2 3
STA – 000
STA – 091
Lokasi kawasan pembangkitan gelombang (Fetch) lokasi Muara Sungai Pangabuan
Fetch adalah daerah pembentukan gelombang yang diasumsikan memiliki
kecepatan dan arah angin yang relatif konstan.
Refraksi/Difraksi Arah Tenggara
Pasang Surut (Titik Pelabuhan Kuala Tungkal)
Grafik Hasil Pengamatan Pasang Surut
Pemodelan Arus
kondisi pasang
kondisi surut
Kualitas Air
Hilir Tengah
Hulu
kondisi sample air pada Sungai Pengabuan memiliki kondisi TSS yang cukup tinggi
sehingga pada lokasi tersebut dalam hal ini wilayah sekitar Pelabuhan Kuala Tungkal
sering terjadi sedimentasi yang mengakibatkan pendangkalan terutama pada
kolam dan lokasi sandar kapal di depan Pelabuhan Kuala Tungkal.
Sedimentasi
Sifat Fisika Tanah
Berat Jenis Partikel Porositas Total
No Kode Sampel
(gr/cm3) (%)
1 STA 1 (Hulu) 2,59 30,95
2 STA 2 (Tengah) 2,51 96,82
3 STA 3 (Hilir) 2,57 92,85
Pengujian Tanah
Parameter Analisis
Tekstur
No Kode Sampel
%
Sand Slit Clay
1 STA 1 (Hilir) 68 19 12
2 STA 2 (Tengah) 3 61 36
3 STA 3 (Hulu) 7 55 38
Debit Sintetik Harian DAS Pengabuan
meter;
memiliki lebar alur antara 100 (seratus) sampai
dengan 250 (dua ratus lima puluh) meter; dan
memiliki ruang bebas dibawah bangunan
yang melintas diatas sungai antara 10
Lebar Alur Untuk Satu Kapal
(sepuluh) meter sampai dengan 15 (lima
belas) meter.
Alur-pelayaran kelas III 1,5 B 1,8 B 1,5 B
memiliki kedalaman sungai dan danau lebih B
kecil dari 5 (lima) meter;
memiliki lebar alur lebih kecil dari 100 (seratus)
Kapal
meter; dan
memiliki ruang bebas dibawah bangunan
yang melintas lebih kecil dari 10 (sepuluh)
meter.
Peraturan Menteri No. PM 52 Tahun 2012 Tentang
Alur-Pelayaran Sungai Dan Danau Lebar = 1,5B + 1,8B
3. Penunjuk arah alur pelayaran yang masih belum menjangkau hingga ke arah hulu; dan
51 Pangabuan STA‐050 0° 55' 25.2961" 103° 02' 45.6311" 9 69,525 46,444 ‐ 115,969 KELAGIAN TEBINGTINGGI TANJUNGJABUNG BARAT 3
52 Pangabuan STA‐051 0° 56' 21.7318" 103° 03' 1.4798" 9 101,922 14,818 ‐ 116,74 KELAGIAN TEBINGTINGGI TANJUNGJABUNG BARAT 3
53 Pangabuan STA‐052 0° 56' 54.7637" 103° 02' 48.0758" 9 68,073 25,629 ‐ 93,702 KELAGIAN TEBINGTINGGI TANJUNGJABUNG BARAT 3
54 Pangabuan STA‐053 0° 57' 18.8959" 103° 03' 19.7421" 9 79,262 27,278 ‐ 106,54 KELAGIAN TEBINGTINGGI TANJUNGJABUNG BARAT 3
55 Pangabuan STA‐054 0° 58' 11.4343" 103° 02' 53.1328" 10 93,903 10,476 ‐ 104,379 KELAGIAN TEBINGTINGGI TANJUNGJABUNG BARAT 3
56 Pangabuan STA‐055 0° 59' 5.0570" 103° 03' 19.9426" 8 70,707 39,646 ‐ 110,353 TELUK PENGKAH TEBINGTINGGI TANJUNGJABUNG BARAT 3
57 Pangabuan STA‐056 0° 59' 44.9124" 103° 03' 44.9835" 8 95,325 41,331 ‐ 136,656 TELUK PENGKAH TEBINGTINGGI TANJUNGJABUNG BARAT 3
58 Pangabuan STA‐057 1° 00' 28.7262" 103° 03' 58.7666" 10 82,998 27,082 ‐ 110,08 TELUK PENGKAH TEBINGTINGGI TANJUNGJABUNG BARAT 3
59 Pangabuan STA‐058 1° 00' 31.4269" 103° 03' 23.2186" 10 47,067 12,934 ‐ 60,001 TELUK PENGKAH TEBINGTINGGI TANJUNGJABUNG BARAT 3
60 Pangabuan STA‐059 0° 59' 49.8555" 103° 02' 48.3387" 8 40,075 59,527 ‐ 99,602 TELUK PENGKAH TEBINGTINGGI TANJUNGJABUNG BARAT 2
61 Pangabuan STA‐060 1° 00' 27.7471" 103° 02' 31.8936" 10 53,023 26,037 ‐ 79,06 TELUK PENGKAH TEBINGTINGGI TANJUNGJABUNG BARAT 3
62 Pangabuan STA‐061 1° 00' 58.7631" 103° 02' 26.9612" 8 44,345 41,163 ‐ 85,508 TELUK PENGKAH TEBINGTINGGI TANJUNGJABUNG BARAT 3
63 Pangabuan STA‐062 1° 00' 22.4761" 103° 01' 44.6716" 8 41,191 39,02 ‐ 80,211 TELUK PENGKAH TEBINGTINGGI TANJUNGJABUNG BARAT 3
64 Pangabuan STA‐063 1° 00' 4.2516" 0 103° 01' 8.9313" 11 65,538 ‐ 34,594 100,132 TELUK PENGKAH TEBINGTINGGI TANJUNGJABUNG BARAT 3
65 Pangabuan STA‐064 1° 00' 45.3266" 103° 01' 49.3353" 8 39,618 23,758 ‐ 63,376 TANJUNG BOJO BATANGASAM TANJUNGJABUNG BARAT 3
66 Pangabuan STA‐065 1° 01' 25.3931" 103° 02' 27.6576" 8 41,224 15,347 ‐ 56,571 TANJUNG BOJO BATANGASAM TANJUNGJABUNG BARAT 3
67 Pangabuan STA‐066 1° 01' 39.5679" 103° 01' 59.8720" 8 41,073 21,936 ‐ 63,009 TELUK PENGKAH TEBINGTINGGI TANJUNGJABUNG BARAT 3
68 Pangabuan STA‐067 1° 01' 56.9749" 103° 01' 45.5987" 7 41,008 16,49 ‐ 57,498 TANJUNG BOJO BATANGASAM TANJUNGJABUNG BARAT 3
69 Pangabuan STA‐068 1° 01' 58.9525" 103° 02' 36.7422" 7 36,943 23,369 ‐ 60,312 TELUK PENGKAH TEBINGTINGGI TANJUNGJABUNG BARAT 3
70 Pangabuan STA‐069 1° 02' 21.8261" 103° 02' 46.3825" 9 42,492 22,95 ‐ 65,442 TAMAN RAJA TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
71 Pangabuan STA‐070 1° 03' 4.1771" 103° 03' 22.0112" 6 32,109 24,313 ‐ 56,422 PEMATANG TEMBESU TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
72 Pangabuan STA‐071 1° 02' 56.4874" 103° 02' 37.0388" 7 39,731 12,758 ‐ 52,489 TAMAN RAJA TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
73 Pangabuan STA‐072 1° 03' 37.4708" 103° 02' 9.1810" 7 32,901 11,668 ‐ 44,569 TAMAN RAJA TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
74 Pangabuan STA‐073 1° 04' 6.5594" 0 103° 02' 3.0453" 7 40,01 8,515 ‐ 48,525 PEMATANG TEMBESU TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
75 Pangabuan STA‐074 1° 03' 58.3868" 103° 02' 28.2670" 6 38,905 29,925 ‐ 68,83 TAMAN RAJA TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
76 Pangabuan STA‐075 1° 04' 47.5544" 103° 02' 48.7915" 5 51,836 ‐ ‐ 51,836 TAMAN RAJA TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
77 Pangabuan STA‐076 1° 04' 56.1369" 103° 03' 7.2502" 4 52,673 ‐ ‐ 52,673 PEMATANG TEMBESU TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
78 Pangabuan STA‐077 1° 05' 28.1459" 103° 02' 58.2331" 4 40,516 ‐ ‐ 40,516 PEMATANG TEMBESU TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
79 Pangabuan STA‐078 1° 06' 1.9037" 0 103° 03' 2.5236" 4 74,668 ‐ ‐ 74,668 TAMAN RAJA TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
80 Pangabuan STA‐079 1° 06' 28.2138" 103° 03' 35.4419" 6 33,436 21,168 ‐ 54,604 TAMAN RAJA TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
81 Pangabuan STA‐080 1° 06' 27.4165" 103° 03' 46.6596" 4 36,921 ‐ ‐ 36,921 TAMAN RAJA TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
82 Pangabuan STA‐081 1° 07' 0.4138" 103° 04' 14.6276" 4 36,937 ‐ ‐ 36,937 PELABUHAN DAGANG TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
83 Pangabuan STA‐082 1° 07' 21.7950" 103° 04' 15.8806" 4 43,92 ‐ ‐ 43,92 PELABUHAN DAGANG TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
84 Pangabuan STA‐083 1° 07' 42.9086" 103° 04' 56.5078" 4 31,775 ‐ ‐ 31,775 PELABUHAN DAGANG TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
85 Pangabuan STA‐084 1° 08' 13.7783" 103° 05' 0.5774" 4 25,798 ‐ ‐ 25,798 PELABUHAN DAGANG TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
86 Pangabuan STA‐085 1° 08' 24.8365" 103° 05' 25.7863" 5 45,113 ‐ ‐ 45,113 PELABUHAN DAGANG TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
87 Pangabuan STA‐086 1° 08' 23.7346" 103° 05' 54.1938" 4 35,44 ‐ ‐ 35,44 PELABUHAN DAGANG TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
88 Pangabuan STA‐087 1° 08' 39.3031" 103° 06' 30.6899" 5 29,731 ‐ ‐ 29,731 KUALA DASAL TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
89 Pangabuan STA‐088 1° 09' 6.3167" 103° 06' 40.7965" 4 23,646 ‐ ‐ 23,646 KUALA DASAL TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
90 Pangabuan STA‐089 1° 09' 49.0303" 103° 06' 42.1034" 4 23,524 ‐ ‐ 23,524 KUALA DASAL TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
91 Pangabuan STA‐090 1° 10' 16.0064" 103° 06' 56.0452" 5 37,204 ‐ ‐ 37,204 KUALA DASAL TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
92 Pangabuan STA‐090 + 1316 1° 10' 33.9112" 103° 06' 53.4857" 4 38,312 ‐ ‐ 38,312 7 JEMBATAN KUALA DASAL TUNGKALULU TANJUNGJABUNG BARAT 3
KATA PENGANTAR
1 INFORMASI UMUM
1.1 DESKRIPSI UMUM SUNGAI PENGABUAN
1.2 UKURAN DAN SATUAN
1.3 BATASAN UMUM BUKU PETUNJUK PELAYARAN INI
1.4 CARA MEMBACA PETA ALUR PELAYARAN
1.5 JENIS DAN ARTI RAMBU SUNGAI DAN DANAU
2 KARAKTERISTIK ALUR PELAYARAN SUNGAI
2.1 TABEL KELAS ALUR
2.2 PANJANG
2.3 LEBAR
2.4 KEDALAMAN
2.5 RUANG BEBAS DI BAWAH BANGUNAN MELINTANG DI ATAS SUNGAI
2.6 RADIUS TIKUNGAN
2.7 PASANG SURUT
2.8 ARUS
2.9 ANGIN
2.10 SEDIMEN SUNGAI
2.11 FASILITAS ALUR PELAYARAN SUNGAI PENGABUAN
3 KARAKTERISTIK LALU LINTAS KAPAL
3.1 JENIS KAPAL YANG BEROPERASI
3.2 POLA LALU LINTAS KAPAL
3.3 LOKASI POTENSI RAWAN KECELAKAAN
3.4 PERKIRAAN DAMPAK LALU LINTAS KAPAL
4 KARAKTERISTIK LALU LINTAS KAPAL
3.1 ALAT KOMUNIKASI
3.2 PENGISIAN BBM
3.3 POTRET KELEMBAGAAN
KESIMPULAN DAN
7 REKOMENDASI
KESIMPULAN
1. Setiap ruas di sepanjang koridor tidak memiliki keseragaman dari faktor kedalaman dan lebar dalam
kelas alur yang dimaksud mengingat alur Sungai Pengabuan merupakan alur pelayaran alamiah serta
sudah pernah mengalami rekayasa lebih lanjut dalam pemanfaataannya (pengerukannya) namun
keberlanjutan perawatannya kurang sehingga saat ini kembali terjadi pendangkalan di daerah muara.
2. Potret Alur Sungai Pengabuan menunjukan variasi yang merata yaitu memiliki lebar rata-rata 220,53
meter dan kedalaman di muara yaitu 4-5 meter sedangkan rata-rata kedalaman keseluruhan 7,83
meter.
3. Hambatan pelayaran yang ditemui yaitu masalah pasang surut periodik yang terjadi di daerah muara
(Kuala Tungkal) selain itu hambatan yang umumnya ditemui yaitu berupa tikungan-tikungan karena
karakteristik Sungai Pengabuan yang cenderung berbelok-belok dan adanya keramba serta jaring ikan
yang membentang hingga ke tengah-tengah alur pelayaran.
4. Berdasarkan kondisi eksisting tidak ditemukan ruas alur yang layak ditetapkan sebagai alur pelayaran
kelas 1, secara teknis hanya masuk ke dalam kategori alur pelayaran kelas 2 dan 3.
5. Daerah muara sebenarnya memiliki karakteristik teknis yang memadai untuk ditetapkan sebagai kelas
1 namun terhambat oleh faktor pasang surut periodik dan sedimentasi yang tinggi.
REKOMENDASI
1. Mengingat banyaknya rencana pengembangan yang diarahkan di muara Sungai Pengabuan dan
tingginya aktivitas kegiatan angkutan sungai baik yang mengarah ke hulu ataupun ocean going maka
dapat dipertimbangkan penetapan kelas 1 di daerah muara tentu saja diperlukan upaya lebih lanjut
(pengerukan, pembuatan check dam, bendung konsolidasi dan pemeliharaan prasarana pengairan);
2. Aktivitas kapal tongkang dan kapal Ro-ro (ocean going vessel) dengan draft sekitar 3-4 meter yang
melintasi mengindikasikan kepentingan untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi alur kelas 1
sehingga diperlukan studi lebih lanjut untuk pengerukan di daerah muara sungai.
3. Direkomendasi penambahan titik-titik dan kebutuhan fasilitas alur pelayaran sungai sesuai dengan
yang diusulkan yaitu 158 rambu petunjuk, 33 rambu perintah dan 1 rambu peringatan untuk
menunjang keselamatan pelayaran sungai ; dan
4. Direkomendasikan studi lanjut untuk pengerukan dan pemeliharaan di daerah muara agar peningkatan
kelas 1 dapat tercapai, saat ini kedalaman rata-rata di daerah muara 4-5 meter dengan tunggang
pasang 4,3 m;
5. Diperlukan program dan arahan pemberdayaan masyarakat agar dapat memonitor dan evaluasi
terhadap perkembangan sosial ekonomi masyarakat serta tingkat kesadaran masyarakat dalam ikut
berperan dalam pengelolaan DAS Pengabuan.