Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

Kajian Penyusunan Penetapan Sempadan Sungai Di Kota Padang


AKHIR
SEMENTARA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sempadan sungai (Riparian Zone) adalah zona penyangga antara ekosistem


perairan (sungai) dan daratan. Zona ini umumnya didominasi oleh tetumbuban dan/atau
lahan basah. Tetumbuhan tersebut berupa rumput, semak, ataupun pepohonan sepanjang
tepi kiri dan/atau kanan sungai.

Namun dalam perkembangannya terutama sungai yang masuk dalam wilayah


perkotaan, hampir pada sebagian besar sempadan sungai telah berdiri bangunan,
bahkan di antaranya bersertifikat. Menyikapi hal tersebut, pemerintah perlu segera
melakukan langkah strategis sebagaimana diatur dalam Peraturan PUPR No.
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau.

Sempadan sungai perlu dilindungi dari perkembangan di sekitarnya yang tidak


dinginkan atau tidak sepengetahuan pemerintah, yang dapat mengganggu masalah
lingkungan.

Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air


mu1ai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang
pengalirannya oleh garis sempadan.

Garis sempadan sungai adalah garis batas luar pengamanan sungai. Sempadan
sungai berfungsi sebagai ruang penyangga antara ekosistem sungai dan daratan, agar
fungsi sungai dan kegiatan manusia tidak saling mengganggu.

Menurunnya kapasitas palung sungai karena pendangkalan dan/atau penyempitan


oleh sedimentasi, sampah dan gangguan aliran lain akibat aktivitas manusia di dekat
sungai khususnya di wilayah perkotaan akan mengakibatkan banjir yang semakin hari
makin meningkat resikonya. Berdasarkan Pasal 80 PP Nomor 38 Tahun 2011 tentang
Sungai, dalam waktu paling lama 5 tahun terhitung sejak PP ini berlaku, menteri,
gubernur, bupati/walikota wajib menetapkan garis sempadan pada semua sungai yang ada
dalam kewenangannya.

PT. MULTI KARYA INTERPLAN KONSULTAN BAB I - 1


LAPORAN
Kajian Penyusunan Penetapan Sempadan Sungai Di Kota Padang
AKHIR
SEMENTARA

Garis sempadan ditentukan pada sungai bertanggul dan tidak bertanggul,


baik di dalam maupun di luar kawasan perkotaan, sungai yang terpengaruh pasang air
laut, danau paparan banjir, atau mata air. Penetapan garis sempadan untuk sungai yang
menjadi kewenangan menteri PUPR, ditetapkan dengan peraturan menteri PUPR. Untuk
sungai yang dilimpahkan kewenangannya kepada pemda, ditetapkan dengan perda.
Pemerintah sesuai kewenangannya perlu memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan
sungai, meliputi kegiatan sosialisasi, konsultasi publik, dan partisipasi masyarakat.

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Penetapan garis sempadan sungai dimaksudkan sebagai upaya agar kegiatan


perlindungan, penggunaan, dan pengendalian atas sumber daya yang ada pada suatu kawasan,
dalam hal ini sungai dapat dilaksanakan. Tujuannya adalah agar fungsi sungai tidak
terganggu oleh aktivitas yang ada dan akan berkembang di sekitamya.

Diharapkan, kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber daya
yang ada di sungai dapat memberikan hasil optimal sekaligus menjaga kelestarian fungsi
sungai dari daya rusak air terhadap sungai dan lingkungan. Selain itu, melihat kenyataan
bahwa dalam perkembangan kota, orang sering membangun pada daerah-daerah yang
dianggap masih kosong/tidak bertuan (seperti sempadan sungai) dan dengan berjalannya
waktu, pelanggaran yang sudah dilakukan ini sulit ditertibkan.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan penyediaan tanah untuk pengamanan sungai maka
perlu ditetapkan sempadan sungai agar dapat mengadakan pengawasan dan/atau penguasaan
tanah dikanan-kiri sungai sesuai dengan kepentingan dan karakteristik lokasi.

Adapun sasaran pekerjaan Kajian Penyusunan Penetapan sempadan sungai lebih


rinci adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi dan memahami permasalahan dalam penyusunan penetapan
sempadan sungai di Kota Padang serta peraturan daerah dan dokumen perencanaan
daerah terkait dengan sungai Kota Padang, diantaranya adalah Rencana Tata Ruang,
Peraturan Daerah yang berkaitan dengan Sungai, Dokumen/Rencana Penataan
Kawasan terkait, dll.
b. Melakukan kegiatan pemetaan, analisis kondisi fisik dan lingkungan dalam

PT. MULTI KARYA INTERPLAN KONSULTAN BAB I - 2


LAPORAN
Kajian Penyusunan Penetapan Sempadan Sungai Di Kota Padang
AKHIR
SEMENTARA

rangka menyusun Penetapan Sempadan Sungai.


c. Menyusun data dan langkah kerja bagi Tim Teknis Penetapan Sempadan Sungai.

1.3 DASAR HUKUM

Penyusunan Penetapan Sempadan Sungai didasarkan pada:


a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
b. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara;
e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nornor : 20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kernenterian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/2015 tentang
Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai;
h. Peraturan Menteri PUPR No.28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan
Sungai dan Garis Sempadan Danau;
i. DIPA Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA Sumatera V Nomor: SP.DIPA-
033.06.1.403462/2020 tanggal 12 November 2019.

1.4 LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan Kajian Penyusunan Penetapan Sempadan Sungai di Kota


Padang berada di Kota Padang, Propinsi Sumatera Barat yang pengelolaannya berada
dibawah wilayah kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera V antara lain:
1. Batang.Arau;
2. Batang Kuranji;
3. Batang Air Dingin;
4. Banjir Kanal.

Dengan panjang masing-masing bervariasi antara 10 - 20 Km, dari muara sungai.

PT. MULTI KARYA INTERPLAN KONSULTAN BAB I - 3


LAPORAN
Kajian Penyusunan Penetapan Sempadan Sungai Di Kota Padang
AKHIR
SEMENTARA

1.5 LINGKUP PEKERJAAN

Secara garis besar, ruang lingkup pekerjaan Studi ini adalah:


a. Tahap I Pendahuluan
b. Tahap II Survey Pemetaan dan Inventarisasi
c. Tahap III Penyusunan Laporan

Uraian kegiatan sempadan sungai meliputi antara lain:

a. Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan ini meliputi kegiatan, antara lain:


1. Pengumpulan Data Sekunder
Kegiatan dalam tahapan ini adalah Studi Pustaka dan Legal Aspek, yang meliputi:
a) Studi terdahulu atas perencanaan yang sejenis dan buku-buku perencanaan
pengembangan Sumber Daya Air di Wilayah Sungai Indragiri Akuaman;
b) Pola/Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air di Wilayah Sungai Indragiri
Akuaman;
c) RTRW Provlnsi Sumatera Barat, RTRW Kota Padang;
d) Data statistik daerah lokasi, yang berhubungan dengan dengan laju
pertumbuhan penduduk, kawasan permukiman, industri, tingkat sosial
ekonomi masyarakat, yang terkait dengan pengelolaan sumber daya air;
e) Data hidrologi, klimatologi dan meteorologi;
f) Peta-peta situasi dan topografi lokasi studi;
g) Informasi-informasi lain terkait.

2. Studi Pendahuluan

Data primer yang diperlukan dalam studi ini meliputi:


a) Studi Peta; Pekerjaan ini dimaksudkan untuk melakukan identifikasi topografi
terhadap Sungai Batang Arau, Batang Kuranji, Batang Air Dingin dan Banjir
Kanal terkait dengan penetapan batas sempadan sungai dengan
memperhatikan kondisi palung sungai seperti: peta rupa bumi, peta
geohidrologi, peta geologi dan peta-peta lain.
b) Survey Pendahuluan; Penyedia jasa juga harus melakukan identifikasi di

PT. MULTI KARYA INTERPLAN KONSULTAN BAB I - 4


LAPORAN
Kajian Penyusunan Penetapan Sempadan Sungai Di Kota Padang
AKHIR
SEMENTARA

Sungai Batang Arau, Batang Kuranji, Batang Air Dingin dan Banjir Kanal
berdasarkan studi peta, selanjutnya dilakukan pengukuran topografi.

Data yang dikumpulkan berupa informasi yang didapatkan dari identifikasi kondisi
fisik sungai Kota Padang. Data tersebut ditunjang dengan ketersediaan peta (peta
kota, dan peta kawasan perencanaan dengan skala 1:5000 - 1:25.000); foto-foto (foto
udara/citra satelit dan foto-foto kondisi kawasan perencanaan). Pengidentifikasian
ketersediaan lahan untuk sempadan sungai sesuai dengan kategori lokasi serta
peraturan dan rencana-rencana terkait.

b. Survey Pemetaan dan Inventarisasi

Kegiatan survey pemetaan dan inventarisasi, terdiri dari :


1. Pemetaan topografi, antara lain kegiatan pemetaan potongan melintang
sungai, potongan memanjang sungai, dan gambar detil situasi sekitar ruas
sungai yang akan ditetapkan sempadannya.
2. Inventarisasi data karakteristik geomorfologi sungai, antara lain:
- fluktuasi aliran sungai;
- Perubahan kandungan sedimen di sungai; dan
- kecenderungan perubahan geometri sungai, meliputi lebar dasar sungai,
tinggi tebing, kemiringan memanjang sungai, pembentukan (meander) dan
jalinan (braided), atau rnenganalisisnya dari data-data primer maupun
sekunder yang ada.
3. Inventarisasi data tanggul, antara lain panjang tanggul, dimensi tanggul, dan
kondisi tanggul.
4. Inventarisasi data kondisi sosial budaya .masyarakat setempat, antara lain:
jumlah dan kepadatan penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan
pendapatan penduduk.
5. lnventarisasi data jalan akses bagi peralatan, bahan, dan sumber daya manusia
untuk melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan.
6. Inventarisasi data rinci jumlah dan jenis bangunan yang terdapat di dalam
sempadan. Rincian data yang diperlukan pada tahap ini antara lain berupa
jumlah bangunan yang terdapat dalam sempadan sungai, jenis bangunan
yang terdapat dalam sempadan sungai yang telah telanjur digunakan untuk
PT. MULTI KARYA INTERPLAN KONSULTAN BAB I - 5
LAPORAN
Kajian Penyusunan Penetapan Sempadan Sungai Di Kota Padang
AKHIR
SEMENTARA

fasilitas kota, bangunan gedung, jalan atau fasilitas umum lainnya.


7. Penentuan tepi palung sungai, penentuan dilakukan dengan mempedomani aturan
sesuai permen PUPR no. 28/2015.
8. Pemasangan Patok Ground Control Point (GCP). Pemasangan GCP di lapangan
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a) GCP dibuat dari pilar beton berbentuk pipa dengan diameter 1 inchi.
Terlihat di atas permukaan tanah 20 cm, dan tertanam 40 cm.
b) GCP dipasang premark dengan bentuk silang arah utara-selatan dan
timur barat, dimana GCP berada di pusat persilangan. Ukuran premark
panjang 10 piksel, dan lebar 3 piksel,
c) Premark dibuat dari bahan yang tahan cuaca, tidak mudah robek dan tidak
pudar.
d) Pengukuran GCP mengacu pada ketentuan Pengukuran kerangka kontrol
horizontal dan vertikal.

Jika diperlukan konsultan dapat melakukan Orthophoto dengan menggunakan


Drone (UAV) pada lokasi studi dengan koordinat yang terkoreksi dan sesuai
dengan hasil pengukuran topografi, Hasil pemetaan UAV dibuat dalam format
GIS. dengan resolusi spasial minimal 30 cm.

c. Penyusunan Laporan

1. Analisis Kondisi Fisik Dan Lingkungan


Analisis adalah penguraian atau pengkajian atas data yang telah
berhasil dikumpulkan. Komponen analisis meliputi:
a) Kondisi (kualitas dan kuantitas) fisik lahan, sungai dan bangunan;
b) Kondisi lingkungan dan infrastruktur;
c) Kondisi geomorphologi sungai;
d) Karakteristik dan fungsi sungai;
e) Kondisi Sosial budaya masyarakat.
2. Penyusunan Dokumen Teknis

Hasil tahapan analisis koridisi dan Iingkungan sungai berupa dokumen teknis
yang memuat penetapan garis sempadan sungai.

PT. MULTI KARYA INTERPLAN KONSULTAN BAB I - 6


LAPORAN
Kajian Penyusunan Penetapan Sempadan Sungai Di Kota Padang
AKHIR
SEMENTARA

3. Penyusunan Konsep Surat Penetapan Menteri PUPR.

Menyusun Konsep Keputusan Menteri PUPR tentang Penetapan Sempadan


Sungai di Kota Padang yang berisi matriks sempadan sungai yang setidaknya
memuat lokasi, kategori, kelas, kondisi, syarat sempadan.

1.6 SISTEMATIKA LAPORAN

BAB I Bab ini berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, maksud,
tujuan, sasaran, dasar hukum, lokasi pekerjaan, ruang lingkup dan
sistematika laporan.

BAB II Pada Bab ini dibahan mengenai arahan kebijakan terkait sempadan sungai
seperti arahan dari RTRW Kota Padang dan data-data studi terdahulu.

BAB III Bab ini berisikan tentang Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan berupa data
Kota Padang seperti data hidrologi, geologi, topografi, kependudukan,
sosial ekonomi yang dilengkapi dengan peta dan data mengenai kawasan
studi yaitu sungai Batang Arau, Batang Kuranji, Batang Air Dingin dan
Banjir Kanal serta berisi tentang identifikasi permasalahan yang ditemui
pada masing-masing sungai.

BAB IV Bab ini berisikan tentang Analisa berupa Analisa Kondisi Fisik Sarana
dan Prasarana Sungai, Analisa Data Bangunan dan Infrastruktur, Analisa
Data Rinci Jumlah dan Jenis Bangunan, Analisa Sosial Budaya
Masyarakat, Analisa Penetapan Garis Sempadan Sungai.

PT. MULTI KARYA INTERPLAN KONSULTAN BAB I - 7

Anda mungkin juga menyukai