Anda di halaman 1dari 31

Pembangunan Bendungan Randugunting

di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

BAB I
PENDAHULIAN

1.1 IDENTITAS PERUSAHAAN

Nama Pemrakarsa : Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana,


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Jenis Badan Hukum : Instansi Pemerintah
Alamat : Jl Brigjen S. Sudiarto no 375, Semarang, Jawa Tengah
Status Permodalan : Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Telpon/Fax : 024 – 6723212, 6718554
Email : bendunganpemalijuana@gmail.com
Bidang Usaha/kegiatan : Pembangunan Bendungan Randugunting Kabupaten Blora
Landasan Hukum :
- Keputusan Gubernur Jawa Tengah No: 660.1/26 Tahun
2018, Tentang: Kelayakan Lingkungan Hidup Rencana
Kegiatan Pembangunan Bendungan Randugunting Di
Kabupaten Blora. Oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pemali
Juana Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat. Ditetapkan pada
tanggal 20 Maret 2018.
- Keputusan Gubernur Jawa Tengah No: 660.1/27 Tahun 2018,
Tentang: Izin Lingkungan Rencana Pembangunan Bendungan
Randugunting Di Kabupaten Blora. Oleh Balai Besar Wilayah
Sungai Pemali Juana Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Ditetapkan pada tanggal 20 Maret 2018.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-1
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

Penanggung jawab : Ir. H. Ruhban Ruzziyatno, M.T

1.1.1 Tugas Pokok Pemrakarsa


Melaksanakan pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi
dan pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada sungai, pantai,
bendungan, danau, situ, embung, dan tampungan air lainnya, irigasi, rawa, tambak, air
tanah, dan air baku serta pengelolaan drainase utama perkotaan.
1.1.2 Fungsi Pemrakarsa
a. Penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai;
b. Penyusunan program pengelolaan sumber daya air dan rencana kegiatan
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai;
c. Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan /penerapan pola pengelolaan sumber
daya air dan rencana pengelolaan sumber daya air;
d. Penyusunan studi kelayakan dan perencanaan teknis/desain/pengembangan sumber
daya air;
e. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa serta penetapan pemenang selaku unit
layanan pengadaan (ulp);
f. Penyelenggaraan sistem manajemen mutu dan system manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3);
g. Pengelolaan sumber daya air yang meliputi konservasi dan pendayagunaan sumber
daya air serta pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai;
h. Pengelolaan drainase utama perkotaan;
i. Pengelolaan sistem hidrologi;
j. Pengelolaan sistem informasi sumber daya air;.
k. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air pada wilayah sungai;
l. Pelaksanaan bimbingan teknis pengelolaan sumber daya air yang menjadi
kewenangan provinsi dan kabupaten/kota;
Laporan Pelaksanaan RKL & RPL
Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-2
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

m. Pelaksanaan bimbingan teknis pengelolaan sumber daya air yang menjadi


kewenangan provinsi dan kabupaten/kota;
n. Penyusunan dan penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian izin penggunaan
sumber daya air dan izin pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai;
o. Fasilitasi kegiatan tim koordinasi pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai;
p. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air;
q. Pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik
negara selaku unit akuntansi wilayah;
r. Pelaksanaan pemungutan, penerimaan dan penggunaan biaya jasa
pengelolaan sumber daya air (bjpsda) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
s. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai serta komunikasi
public; Penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja Balai; dan.
t. Menyelenggarakan pemantauan dan pengawasan penggunaan sumber daya
air dan penyidikan tindak pidana bidang sumber daya air.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-3
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

1.1.3 Peran Pemrakarsa


Balai Besar Wilayah Sungai Pemali -Juana adalah unit pelaksana teknis di
bidang konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air dan pengendali daya rusak air pada wilayah sungai
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Sumber
Daya Air

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pemrakarsa

1.2 LATAR BELAKANG


Wilayah Kabupaten Blora terletak di bagian timur Propinsi Jawa Tengah,
merupakan daerah yang relatif kering, sumber air yang ada relatif sedikit (kecil)
dibandingkan dengan daerah lainnya di Propinsi Jawa Tengah. Untuk mencukupi
kebutuhan air baku secara berkelanjutan dengan kondisi sumber daya air yang terbatas
tersebut, diperlukan upaya untuk mengembangkan, mengendalikan, memanfaatkan atau
menggunakan dan melestarikan sumber air yang ada seoptimal mungkin.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-4
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk pengembangan sumber daya air adalah
dengan membangun bendungan di sungai sehingga terbentuk tampungan/waduk di
bagian hulunya. Waduk ini digunakan untuk menampung kelebihan air di musim hujan
sekaligus dapat digunakan untuk pengendalian banjir daerah hilirnya, dan di musim
kemarau tampungan air waduk dapat digunakan untuk mamasok kekurangan air bagi
berbagai kepentingan seperti air irigasi, air baku untuk air minum, industri dan lain-lain.
Bendungan Randugunting di Kabupaten Blora merupakan salah satu proyek
bendungan dalam Proyek Strategis Nasional yang tercantum dalam Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional. Bendungan ini direncanakan akan memberi manfaat sebagai suplai air
irigasi, air baku, dan konservasi. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan, setelah dilakukan
penyusunan detail desain, diperlukan adanya Sertifikasi Desain Bendungan Randugunting
oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sebagai tahapan selanjutnya
dalam perencanaan, sebelum pelaksanaan konstruksi Bendungan. Oleh karena itu pada
Tahun 2017 ini dilakukan pekerjaan Sertifikasi Desain Bendungan Randugunting di
Kabupaten Blora Propinsi Jawa Tengah.
Lokasi Kegiatan proyek pembagunan bendungan Randugunting sesuai dengan rencana
tata ruang wilayah dan/atau rencana tata ruang kawasan. Serta telah memiliki izin
kelayakan lingkunan hidup berdasarkan keputusan gubernur jawa tengah No. 660.1/26
tahun 2018 dan izin lingkungan Nomor 660.1/27 Tahun 2018 Kegiatan pembangunan/
konstruksi dimulai pada Bulan Desember Bidang Pekerjaan Umum yang memiliki skala /
besaran tinggi ≥ 15 m, yaitu 55,20 m, memiliki daya tampung waduk ≥ 500.000 m3
bendungan Randugunting memiliki daya tampung normal sebesar 14,42 Juta m3 dan luas
area genangan ≥ 200 ha sedangkan bendungan Randugunting memiliki luas 262,54 Ha.
Berdasarkan hal tersebut Bendungan Randugunting termasuk dalam kategori “Large
Dam” (Bendungan Besar). Air dari bendungan Randugunting diperuntukan untuk suplai air
baku untuk kabupaten Blora dan pati serta air Irigasi.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-5
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

1.3 LANDASAN HUKUM KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN


Peraturan perundang – undangan yang terkait dengan pelaksanaan studi
AMDAL pembangunan bendungan Randugunting, sebagai landasan hukum kebijakan
pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai berikut:
A. Undang- Undang

• Undang udang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber


Daya Hayati dan Ekosistem
• Undang udang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
• Undang udang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
• Undang udang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
• Undang udang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
• Undang udang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
• Undang udang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua
Aatas Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah
daerah
• Undang udang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
• Undang undang Nomor 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air
B. Peraturan Pemerintah

• Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis


Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
• Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Pencemaran Udara
• Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kuaitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-6
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

• Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian


Usuran Pemerintah di antara Pemerintah, Pemerintah daerah
provinsi dan pemerintah daerah Kabupaten/Kota
• Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional
• Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sumber Daya Alam
• Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Tata Cara
Perubahan Peruntukan dan Fungsi Hutan.
• Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2010 Tentang Bendungan.
• Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai
C. Keputusan Presiden

• Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan


Kawasan Lindung
• Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 Tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
• Perpres Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

D. Peraturan Menteri

• Peraturan menteri Kesehatan No. 416/MENKES/PER/IX/1990


Tentang Syarat-Syarat Pengawasan Kualitas Air
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Nomor 8 tahun 2006
Tentang Pedoman Penyusunan Dampak Lingkungan Hidup
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Nomor 11 tahun 2006
Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang dilengkapi
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Laporan Pelaksanaan RKL & RPL
Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-7
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Nomor 11 tahun 2006


Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang dilengkapi
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Nomor 05 tahun 2008
Tentang Tata Kerja Komisi Penilaian Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Nomor 24 tahun 2009
Tentang Paduan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Nomor 15 tahun 2010
Tentang Persyaratan dan Tata cara lisensi komisi penilai analisis
mengenai dampak lingkungan Hidup.
• Peraturan Menteri Kehutanan No.P.36/Menhut-II/2010 Tentang
Tukar Menukar Kawasan Hutan.
• Permen PUPR No. 6 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
27/Prt/M/2015 Tentang Bendungan
E. Keputusan Menteri

• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.45/PRT/1990 Tentang


Pengendalian Mutu Pada Sumber Sumber Air.
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.48/PRT/1990 Tentang
Pengeloaan atas Air dan sumber Air.
• Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor KEP
48/MENLH/11/1996 Baku Tingkat Kebisingan.
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 37 Tahun 2003
Tentang Metoda Analisis Kualitas Air Permukaan dan pengambilan
Contoh Air Permukaan.

• Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik


Indonesia Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Laporan Pelaksanaan RKL & RPL
Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-8
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

Nomor: 45 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan


Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

F. Keputusan Kepala Bapedal

• Keputusan Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan Nomor


KEP 229 Tahun 1996 Tentang Pedoman Teknis Aspek Sosial Dalam
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
• Keputusan Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan Nomor
124 Tahun 1997 Tentang Panduan Aspek Kesehatan Masyarakat
dalam Penyusunan AMDAL.
• Keputusan Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan Nomor
08 Tahun 2000 Tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan
Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

1.4 LOKASI USAHA DAN ATAU KEGIATAN


Wilayah Administrasi
Sungai Randugunting secara administrasi melintasi 3 kabupaten di Jawa Tengah, yaitu
Kabupaten Blora di bagian hulu dan menjadi batas antara Kabupaten Rembang dan Pati
di bagian hilirnya. Di bagian hulu, sungai ini juga dikenal dengan nama Sungai
Klampok/Banyuasin. secara administrasi terletak di Desa Kalinanas dan Desa Gaplokan,
Kecamatan Japah, Kabupaten Blora.
Lokasi Bendungan Randugunting secara administrasi
a. Sebelah Utara
Berbatasan dengan Desa Ronggo Kabupaten Pati, dan Desa Ronggomulyo
Kabupaten Rembang.
b. Sebelah Barat

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-9
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

Berbatasan dengan Desa Bedingin, Desa Ledok, Desa Kedungbacin dan


Desa Todanan.
c. Sebelah Selatan
Berbatasan dengan Desa Bogem dan Desa Sumberejo
d. Sebelah Timur
Berbatasan dengan Desa Ngiyono

Koordinat
Lokasi pekerjaan Bendungan Randugunting saat ini berada di hulu Sungai
Randugunting dilakukan yang ruas sungainya berada di Sungai Banyuasin, Desa
Kalinanas, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora.
Posisi koordinat UTM X = 528547.400 dan Y = 9240387.400 dengan luas DAS
sebesar 17,981 km2. LOKASI RENCANA
BENDUNGAN
RANDUGUNTING

Gambar 1.2 Lokasi Pembangunan Bendungan Randugunting


Laporan Pelaksanaan RKL & RPL
Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-10
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

1.5 DESKRIPSI KEGIATAN


A. Ringkasan Deskripsi Teknis

Bendungan Randugunting direncanakan memiliki tinggi kurang lebih 31 meter,

luas genangan bendungan 157,468 ha, tampungan 10,4 juta m3 yang terdiri dari

tampungan efektif sebesar 8,61 juta m3 serta tampungan mati sebesar 1,79 juta m3,
digunakan untuk mengairi area irigasi seluas 630 ha per masa tanam dan bisa untuk 3
kali masa tanam untuk dialokasikan hanya untuk DI. Kedungsapen, kab. Rembang dari
total luas 1590 Ha. Untuk air baku 150 Lt/dt dialokasikan untuk Kabupeten Blora 100
Lt/dt dan Kabupaten Pati 50 Lt/dt dapat memenuhi sebanyak 80.131 jiwa sepanjang
tahun untuk proyeksi sampai dengan tahun 2040 serta perediksi banjir sebesar 381,39

m3/ detik. Secara umum data teknis bendungan Randugunting yang akan dibangun
disajikan pada Tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1. Penggunaan Ruang, Sarana dan Prasarana Bendungan Randugunting


No Uraian Keterangan
Genangan
1 Luas genangan bendungan 157,468 Ha
Luas Sabuk hijau 74,598 Ha
2 Tampungan efektif 8.61 juta m3
3 Tampungan mati 1.79 juta m3
4 Elevasi muka air normal + 94.27
5 Elevasi muka air banjir + 96.50
Bendungan
1 Tipe Timbunan random
Tinggi bendungan (dari dasar
2 sungai) 31 m
3 Panjang bendungan 363.35 m
4 Lebar puncak bendungan 10 m
5 Kemiringan lereng hulu 1:3
6 Kemiringan lereng hilir 1 : 2.5
Bangunan Pengelak
1 Tipe Box Culvert
2 Material Beton bertulang
3 Elevasi bangunan pengelak + 81.51
4 Elevasi inlet + 73.00
5 Elevasi outlet + 70.00
6 Panjang 162 m
Pelimpah
1 Tipe pelimpah slide spillway
2 Tipe puncak pelimpah ogee
3 Elevasi puncak pelimpah + 94.7

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-11
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

No Uraian Keterangan
4 Lebar pelimpah 20 m
Saluran Samping
1 Panjang saluran 20.00 m
2 Lebar saluran hulu 12.00 m
3 lebar saluran hilir 15.00 m
4 Elevasi dasar saluran hulu + 89.7
5 Elevasi dasar saluran hilir + 87.5
6 Kemiringan dasar saluran 0.12
7 Kemiringan lereng saluran 0.8
Saluran Transisi 1
1 Panjang saluran 28.57 m
2 Lebar saluran hulu = 15 m dan hilir = 10 m
3 Kemiringan dasar saluran 0.00
4 Elevasi dasar saluran ujung hulu + 87.53
5 Elevasi dasar saluran ujung hilir + 87.50
Saluran Transisi 2
1 Panjang saluran 25.00 m
2 Lebar saluran hulu = 10 m dan hilir = 10 m
3 Kemiringan dasar saluran 0.001
4 Elevasi dasar saluran ujung hulu + 86.53
5 Elevasi dasar saluran ujung hilir + 86.50
Saluran Peluncur
1 Lebar saluran hulu = 10 m dan hilir = 10 m
2 Kemiringan dasar saluran 0.18
3 Elevasi dasar saluran ujung hulu + 86.50
4 Elevasi dasar saluran ujung hilir + 64.00
5 Panjang saluran peluncur 125.00 m
Peredam Energi
1 Tipe USBR Tipe II
2 Panjang 31.00 m
Manfaat
1 Irigasi DI. Kedungsapen 630 Ha
2 Pola tanam Padi - Padi - Palawija
3 Awal tanam Desember I
4 Air Baku 0.10 m3/dt

Sumber : Review Desain Bendungan Randugunting

1. Tata Letak Bendungan


Tata letak bendungan mengacu pada alignment sungai, kondisi topografi
dan kondisi geologi. Bangunan pengelak terletak di sebelah kanan dengan tipe
box culvert. Setelah masa pelaksanaan maka terowongan pengelak akan di tutup
(plugging) dan sebagian akan digunakaan sebagai bagian dari bangunan
pengambilan. Bendungan pengelak akan menjadi satu kesatuan dengan
bendungan utama, dan sekaligus akan menjadi berm/teras hulu dari bendungan
utama. Material bendung pengelak direncanakan sama dengan bendungan

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-12
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

utama, yaitu random.

Bangunan pengambilan direncanakan dengan tipe menara tegak tenggelam.


Intake menara kemudian dihubungkan dengan terowongan dengan kemiringan
(shaf tunnel) untuk ketemu dengan terowongan pengelak. Dilokasi tersebut
saluran pengambilan akan diperkecil dan disambung dengan pipa baja dengan
diameter 1 m dengan panjang 162 m. Untuk keperluan tersebut diperlukan stell
liner (pelapis baja), plugging beton untuk perubahan diameter dari terowongan
ke pipa baja.

Bangunan pelimpah berada di sebelah kiri bendungan dengan tipe pelimpah


samping yang dilengkapi dengan saluran samping, saluran transisi, saluran
peluncur dan peredam energi.

2. Bangunan Pengelak
Secara garis besar inti dari metode pembebasan aliran air dari area
konstruksi bendung (sistem dewatering) adalah dengan mengalihkan aliran air
sungai yang melewati daerah konstruksi bendung dengan suatu konstruksi
bendung sementara di hulu bendung yang kemudian aliran air diarahkan agar
melewati suatu saluran pengalihan. Saluran pengalih ini akan mengarahkan
aliran air ke bagian hilir (downstream) bendung melewati lokasi rencana tubuh
bendung tanpa mengalami limpasan. Saluran pengelak direncanakan terbuat
dari beton bertulang berbentuk conduit.
3. Bangunan Pelimpah

a. Tata Letak & Dimensi Bangunan Pelimpah

Bangunan pelimpah terletak di sebelah kanan dengan pertimbangan


pada kondisi geologi pondasi yang kokoh dan alignmen keluaran bangunan
pelimpah yang bagus, langsung lurus masuk ke sungai kembali. Bangunan
pelimpah terdiri dari :

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-13
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

1. Saluran pengarah
2. Pelimpah
3. Saluran pengatur
4. Saluran transisi
5. Saluran peluncur
6. Kolam Olak/Peredam energi

Bentuk ambang pelimpah direncanakan menggunakan bentuk ambang


standar tipe Ogee, yang dikembangkan oleh Civil Engineering Departement
U.S. Army.

b. Bendungan Utama
1. Tinggi dan Panjang Bendungan

Tinggi bendungan adalah perbedaan antara elevasi permukaan


pondasi dan elevasi mercu bendungan. Permukaan pondasi adalah dasar
kedap air atau dasar dari zone kedap air. Sedangkan mercu bendungan
adalah bidang teratas dari suatu bendungan yang tidak dilalui oleh luapan
air Bendungan untuk bendungan urugan.

Panjang bendungan adalah seluruh panjang mercu bendungan yang


bersangkutan, termasuk bagian yang digali pada tebing-tebing sungai di
kedua ujung mercu tersebut. Apabila bangunan pelimpah atau bangunan
penyadap terdapat pada ujung-ujung mercu, maka lebar bangunan-
bangunan tersebut diperhitungkan pula dalam menentukan panjang
bendungan.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-14
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

Tabel 1.2. Tinggi dan Panjang Bendungan Randugunting


Data Teknis Satuan Bendungan Randugunting
Panjang Bendungan m 363,35
Lebar Pelimpah m 20
Sumber : Review Design Bendungan Randugunting

2. Lebar Puncak Bendungan

Perhitungan lebar puncak bendungan berdasarkan pada pendekatan


yang ada di referensi untuk bendungan tipe urugan dari USBR, Pedoman
Perencanaan Bendungan Urugan (PPBU)-1999 dan Bendungan Urugan
(Suyono Sosrodarsono), dimana penetapan lebar puncak bendungan
merupakan fungsi dari tinggi bendungan. Setelah dilakukan perhitungan,
maka lebar puncak bendungan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.3. Lebar Puncak Bendungan Randugunting


Lebar
No Data Teknis Metode Satuan
Puncak
1 Persamaan 1 (bt = 3,6 x (H) 1/3-3 Suyono m 8.663

2 Persamaan 1 (bt = 8 x (H) 1/3 x 0,03048 Sosrodarson m 7.899


3 Persamaan 3 (bt = 5/3 x (H 0.5)) o USBR 9.718
4 Lebar rencana puncak bendungan m 10.000
PPBU
Sumber : Review Design Bendungan Randugunting, 2015

3. Drainase Tubuh Bendungan

Drainase di dalam tubuh bendungan diperlukan untuk masuk dan


keluar air dengan baik, sehingga tekanan air pori tidak mengangkat tubuh
bendungan.

B. Tahapan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


1. Tahap Pra konstruksi
a. Proses Perizinan dan Sosialisasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengurus semua perizinan
yang diperlukan, baik perizinan pada instansi pemerintah yang terkait baik di
tingkat Daerah dan Pusat. Administrasi dan perijinan lain terkait dengan

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-15
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

kegiatan pembangunan Bendungan Randugunting akan dilakukan secara


bertahap sesuai dengan rencana tahapan kegiatan.
Sosialisasi rencana Pembangunan Bendungan Randugunting dimulai
dengan cara konsultasi publik oleh Dinas Perumahan dan Permukiman
Provivinsi Jawa Tengah dalam rangka penerbitan Penetapan Lokasi yang
dihadiri oleh Bupati Kabupaten Blora, Kanwil BPN Provinsi Jawa Tengah, Kakan
BPN Kabupaten Blora, DLH Provinsi Jawa Tengah,BBWS Pemali Juana
Kajian appraisal terkait dengan perkiraan harga tanah dilaksanakan oleh
KJPP Rahmat dan Rekan dari Semarang
Sosialisasi musyawarah harga yang dilaksanakan di Kecamatan Japah pada
Tanggal 1 Juni 2016. Pada kegiatan tersebut dihadiri oleh BLH Provinsi Jawa
Tengah, BLH Kabupaten Blora, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Blora,
BAPPEDA Kabupaten Blora, Perhutani, Camat Japah, Kapolsek Japah, Kepala
dan Perangkat Desa Kalinanas, tokoh masyarakat Desa Kalinanas, Kepala dan
Perangkat Desa Gaplokan, tokoh masyarakat Desa Gaplokan serta Kepala
Desa Renggomulyo.
b. Pengadaan Lahan
Kebutuhan lahan rencana pembangunan bendungan Randugunting seluas
± 241,428 ha yang terdiri dari lahan yang akan dibebaskan seluas ± 226,028 ha
dan sungai seluas ± 15,400 ha. Lahan yang akan digunakan untuk tapak
pembangunan Bendungan Randugunting merupakan lahan milik Perhutani
seluas ± 193,309 ha, lahan milik warga seluas ± 32,402 ha dan tanah
pemerintah Kab. Blora seluas ± 0,317 ha, sisanya merupakan area aliran
sungai yang tidak dilakukan pembebasan. Lahan kepemilikan masyarakat yang
akan tergenang oleh bendungan untuk wilayah Gaplokan sebagian besar
merupakan lahan pertanian yaitu sebesar 45% dari total luas lahan pertanian
yang ada di desa tersebut sedangkan untuk Desa Kalinanas relatif Sedikit.
Kebutuhan lahan, Tata guna lahan dan kriteria kepemilikan area rencana

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-16
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

pembangunan Randugunting disajikan pada Tabel 2.4 berikut ini.

Tabel 1.4. Kebutuhan Lahan, Tata guna lahan dan Status kepemilikan area rencana pembangunan
Bendungan Randugunting
a. Kebutuhan Lahan Rencana Pembangunan Bendungan Randugunting

No Status Lahan Desa Luas (ha)


Perhutani Total 204,98

Desa Kalinanas 14,31


Desa Gaplokan 17,45
Masyarakat Total 31,76
Total Kawasan Hutan dan Masyarakat 236,74

Pengadaan lahan tidak akan menggunakan mekanisme konsinyasi akan tetapi


mengacu kepada kepada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
diantaranya :

• Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum pada Pasal 2 disebutkan bahwa


Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum dilaksanakan berdasarkan asas :
kemanusiaan; keadilan; kemanfaatan; kepastian; keterbukaan; kesepakatan;
keikutsertaan; kesejahteraan; keberlanjutan dan keselarasan. Adapun
penilaian besarnya nilai Ganti Kerugian dilakukan oleh Penilai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) UU tersebut, dilakukan bidang per bidang
tanah, meliputi:

1) Tanah;

2) Ruang atas tanah dan bawah tanah;

3) Bangunan;

4) Tanaman;

5) Benda yang berkaitan dengan tanah; dan/atau

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-17
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

6) Kerugian lain yang dapat dinilai.

• Perpres Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan

Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah


Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Penilaian terhadap ganti kerugian berdasarkan hasil penilai independen dan
apabila dalam pelaksanaan pembebasan lahan terdapat penolakan dari
masyarakat, maka akan dilakukan kajian terhadap penyebab penolakan tersebut.

Apabila penyebabnya adalah harga, maka dilakukan musyawarah dan


negosisasi harga hingga tercapai kesepakatan. Beberapa prinsip dalam rencana
pemberian ganti rugi kegiatan pembangunan bendungan ini diantaranya :

1) Lahan antara lain luas lahan yang terkena, fungsi tanah produktifitas lahan,

status kepemilikan, harga pasar, Nilai Jual Obyek Pajak. Informasi nilai jual
objek pajak didapat dari Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan
Kabupaten Blora. Besaran kompensasi akan dimusyawarahkan antara Warga
Terkena Proyek dengan pemerintah.

2) Untuk lahan terkena proyek dimana sisanya tidak layak sebagai tempat tinggal,

usaha atau tidak produktif dan warga berkeinginan menjual, maka pemerintah
akan mengganti sisa lahan secara keseluruhan dan prosesnya melalui
musyawarah

3) Untuk tanaman yang terkena proyek harga ganti rugi sesudai dasar/ standar

yang dikeluarkan Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan Dan Perikanan


Kabupaten Blora.

4) Fasilitas publik yang terkena proyek akan diganti dengan bangunan pengganti.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-18
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

2. Tahap Konstruksi
a. Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi
Pelaksanaan konstruksi Pembangunan Bendungan Randugunting dimungkinkan
menggunakan pihak ketiga atau kontraktor. Pihak ketiga ini akan memprioritaskan
tenaga kerja local khususnya dari Desa Kalinanas dan Desa Gaplokan.
Pada tahap konstruksi akan dibutuhkan tenaga kerja berkeahlian khusus (skill)
dan tenaga kerja yang tidak berkeahlian khusus (unskill). Pada tahap ini tenaga
kerja diprioritaskan direkrut dari tenaga kerja lokal dengan mempertimbangkan
tingkat pendidikan dan keahlian.
b. Pembangunan dan Pembangunan Area Kerja dan Base Camp
Bangunan-bangunan fasilitas seperti perkantoran, gudang, laboratorium,
bengkel, motor pool, crushing dan batching plant, jalan-jalan hantar, tempat-
tempat pembuangan hasil galian (disposal area/spoil bank), tempat-tempat
penimbunan sementara (stock pile), lokasi power supply, lokasi water supply, serta
bangunan sementara untuk para karyawan dan pegawai (mess, dapur umum dan
bedeng- bedeng kerja). Barak pekerja/basecamp akan dilengkapi dengan fasilitas
pendukung konstruksi yang meliputi: sarana MCK, parkir dan pos keamanan.
Sumber listrik untuk kegiatan konstruksi ini akan disuplai dari generator set.
Kebutuhan air bersih pada tahap konstruksi untuk para pekerja maupun untuk
kegiatan konstruksi terdiri dari beberapa alternatif diantaranya pemanfaatan
sumur yang ada di lokasi kegiatan, pemanfaatan air sungai Randugunting,
penampungan air hujan serta dimungkinkan penggunaan air melalui penyedia jasa
air bersih yang ada di wilayah studi. Total kebutuhan air domestik pekerja

konstruksi dan kebutuhan air untuk konstruksi sebesar ± 58 m3/hari selama masa
konstruksi berlangsung.
c. Mobilisasi Peralatan dan Material
Material dan peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan prasarana
rencana kegiatan pembangunan Bendungan Randugunting disyaratkan untuk tidak

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-19
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

mencemari lingkungan. Bahan dan peralatan yang digunakan pada tahap konstruksi
rencana Pembangunan Bendungan Randugunting dapat digunakan sebagai sumber
untuk mengetahui dampak yang terjadi selama tahapan konstruksi. Mobilisasi
peralatan dan bahan menggunakan jalan darat yang melalui Jalan Sulang-Sumber
yang merupakan jalan kolektor sekunder.
d. Pekerjaan Persiapan
Pelaksanaan pekerjaan awal pembangunan Bendungan Randugunting yang
akan dilakukan meliputi pembersihan lahan (land clearing) dimana sebelum
dilakukan pekerjaan utama terlebih dulu akan dilakukan pembersihan lahan dari
semua vegetasi dan benda-benda lain yang tidak diperlukan dalam peningkatan
jalan ini. Untuk semak belukar dan benda-benda lain yang tidak diperlukan
dibersihkan dengan buldoser, untuk pepohonan akan ditebang dengan gergaji
rantai (chainsaw). Lapisan tanah dikupas dengan menggunakan bulldozer. Lapisan
tanah didorong dan dikumpulkan pada lokasi tertentu, kemudian dimuat
menggunakan excavator dan diangkut dengan dump truck ketempat lokasi yang
perlu dilakukan penimbunan. Pelaksanaan pekerjaan clearing dan grubbing yang
meliputi :
▪ Daerah rencana lokasi bangunan-bangunan fasilitas;

▪ Daerah rencana inlet dan outlet dari bangunan pengelak;

▪ Daerah sepanjang as bendungan untuk persiapan pekerjaan boring grouting

pada pondasi bendungan; dan


▪ Daerah borrow area/rencana pengambilan batu (quarry)

Pada tahap selanjtunya akan dilaksanakan grouting test pada as bendungan dan
penentuan mix design untuk bermacam-macam beton dan melaksanakan
eksploitasi quarry (pekerjaan quarrying). Pada pelaksanaan pekerjaan awal juga
akan dilakukan penyelidikan dan tes material timbunan, terutama untuk timbunan
inti bendungan (lapisan kedap air) di daerah sekitar rencana waduk yang telah
ditetapkan untuk mengetahui baik kuantitas maupun kualitas. Selanjutnya akan

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-20
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

dilaksanakan penyelidikan di borrow area yang telah ditentukan untuk material


beton (daerah pengambilan pasir dan kerikil), untuk mengetahui baik kualitas
maupun kuantitasnya.
Untuk lokasi jalan masuk menuju lokasi akan menggunakan jalan eksisting
sepanjang 5000 m dengan lebar 7 meter. Untuk pembangunan jalan hantar-akses
menuju area bendungan disesuaikan dengan kondisi eksisting di lokasi kegiatan.

e. Pekerjaan Utama
Secara garis besar pekerjaan utama pembangunan Bendungan Randugunting
adalah pekerjaan cofferdam dan pengelak, pekerjaan bendungan utama dan
pekerjaan pelimpah/ spillway. Uraian terhadap pekerjaan utaman pembangunan
Bendungan Randugunting adalah sebagai berikut :

1) Pekerjaan Cofferdam

Hal pertama kali dalam pelaksanaan pekerjaan untuk pembuatan cofferdam ini
adalah pembuatan kistdam, yaitu suatu konstruksi timbunan yang berfungsi
sebagai pengelakan sungai. Sedikit demi sedikit badan sungai yang ada diberi
material timbunan sembarang untuk bisa mengelakan sungai dan aliran sugai yang
ada diarahkan menuju ke saluran Pengelak. Pada saluran pengelak nantinya akan
di- plugging concrete pada dua bagian, yaitu di bagian hulu dari percabangan
antara Saluran Pengelak dan Saluran Sadap dan yang kedua pada bagian bawah
dari as tubuh bendungan. Saluran pengelak pembangunan Bendungan
Randugunting akan memakai konstruksi beton bertulang dengan mutu beton K-
225. Dengan memakai pompa yang sesuai dengan kapasitas volume air yang ada
diadakan pekerjaan dewatering.

Secara garis besar inti dari metode pembebasan aliran air dari area
konstruksi bendung (sistem dewatering) adalah dengan mengalihkan aliran air
sungai yang melewati daerah konstruksi bendung dengan suatu konstruksi
bendung sementara di hulu bendung yang kemudian aliran air diarahkan agar

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-21
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

melewati suatu saluran pengalihan. Saluran pengalih ini akan mengarahkan aliran
air ke bagian hilir (downstream) bendung melewati lokasi rencana tubuh bendung
tanpa mengalami limpasan. Konstruksi yang dipakai untuk membebaskan daerah
konstruksi bendung adalah cofferdam dan diversion. Cofferdam berfungsi sebagai
bendung sementara/pengelak sedangkan diversion sebagai saluran pengalih/
pengelaknya.

Untuk kemudahan pelaksanaan pekerjaan diversion channel dilakukan


pada waktu debit air kali Randugunting kecil (pada musim kemarau). Perlu diingat
elevasi mulut bagian upstream harus lebih rendah dari elevasi penampang sungai
di upstream agar air bisa mengalir masuk ke diversion channel.
• Cofferdam dibuat sepanjang penampang sungai (Y-Z).

• Penempatan cofferdam upstream harus memperhatikan mulut bagian depan

dari diversion agar aliran air dapat lancar masuk ke diversion.


• Penempatan lokasi cofferdam downstream dibuat dengan memperhatikan

mulut bagian belakang diversion untuk keamanan terhadap fenomena


backwater
• Cofferdam dibuat hanya sekali sampai selesainya pekerjaan bendungan.

• Pembongkaran cofferdam dilakukan hanya ketika bendungan dinilai siap

dioperasikan secara penuh.

2) Pekerjaan Saluran Pelimpah (Spillway)

Bangunan pelimpah terletak di sebelah kiri dengan pertimbangan pada


kondisi geologi pondasi yang kokoh dan alignmen keluaran bangunan pelimpah
yang bagus, langsung lurus masuk ke sungai kembali. Bangunan pelimpah spillway
terdiri dari saluran pengarah, pelimpah, saluran pengatur, saluran transisi, saluran
peluncur dan peredam energi.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-22
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

3) Pekerjaan Bendungan Utama

Pekerjaan bendungan utama pada dasarnya meliputi pembangunan tubuh


bendungan dan perkerasan puncak bangunan. Pekerjaan tubuh bendungan
meliputi :
a) Tubuh Bendungan
• Pembersihan area kerja (land clearing)
• Pengupasan galian tanah dan batuan mekanis
Untuk memudahkan pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan galian maka
dibuatkan patok-patok sebagai batas awal, batas akhir, kemiringan galian
dan elevasi rencana. Profil galian dibuat sedemikian hingga aman dari
aktifitas kerja, namun tetap dapat dipantau dengan mudah. Profil dibuat dari
kayu dan papan yang lurus dan dipasang kokoh.
• Pekerjaan timbunan
Material pembentuk bendungan merupakan bahan batu atau tanah yang
digali dari daerah di sekitar tempat kedudukan bendungan dengan komposisi
menurut kebutuhan dari masing-masing zone pada bendungan. Tubuh
Bendungan Randugunting terbagi dalam bagian (zone) yang masing- masing
mempunyai material dengan spesifikasi tertentu. Masing-masing material
tersebut memiliki kemampuan yang berbeda-beda untuk dialiri air
rembesan.
b) Perkerasan Puncak Bendungan
Perhitungan lebar puncak bendungan berdasarkan pada pendekatan yang ada
di referensi untuk bendungan tipe urugan dari USBR, Pedoman Perencanaan
Bendungan Urugan (PPBU)-1999 dan Bendungan Urugan (Suyono
Sosrodarsono), dimana penetapan lebar puncak bendungan merupakan
fungsi dari tinggi bendungan. Setelah dilakukan perhitungan, maka lebar
puncak bendungan adalah 10 m.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-23
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

4) Pekerjaan Instrumentasi

Pekerjaan instrumentasi pada bendungan berupa peralatan – peralatan yang


digunakan untuk memonitor kondisi bendungan, sehingga bisa dideteksi
kemungkinan – kemungkinan yang terjadi seperti tingkat rembesan air, penurunan
timbunan dan sebagainya. Pekerjaan instrumentasi pada pembangunan Bendungan
Randugunting ini terdiri dari :
• Vibrating Wire Piezometer
• Open Stanpipe Piezometer
• Inclinometer dan Settlement
• Alat ukur Rembesan
• Alat ukur Deformasi Eksternal

Semua peralatan instrumentasi ini kecuali alat ukur deformasi eksternal


dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan timbunan tubuh bendungan. Pemasangan
instrumentasi dilaksanakan secara bertahap, mengikuti progres pelaksanaan
pekerjaan timbunan tubuh bendungan.

f. Demobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi


Setelah selesai pembangunan konstruksi maka tenaga kerja akan dilakukan
pelepasan atau pemutusan hubungan kerja sesuai dengan perjanjian atau
persyaratan yang ditentukan sebelumnya. Pemutusan hubungan kerja harus
diusahakan sesuai dengan prosedur dan aturan yang ada dengan tidak ada pihak
yang merasa dirugikan. Pelepasan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam konstruksi
yang diperkirakan sebanyak ± 280 orang dilakukan secara bertahap, sesuai dengan
pekerjaan yang telah diselesaikan.

2. Tahap Operasi
a. Mobilisasi Tenaga Kerja tahap Operasi
Tahap operasional Bendungan Randugunting akan membutuhkan tenaga kerja.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-24
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

Untuk kegiatan ini dibutuhkan tenaga kerja yang peruntukan sebagai kepala
bendungan, engineer, keamanan serta kebersihan.
b. Pengisian Air Bendungan
Pengisian awal waduk (impounding) merupakan tahapan yang dilakukan
setelah pekerjaan konstruksi selesai dan merupakan saat-saat yang kritis yang harus
dilalui dalam suatu pembangunan bendungan. Tahapan ini dikatakan kritis karena
terjadi perubahan-perubahan lingkungan di sekitar bendungan, karena pada tahap
ini terjadi perubahan kondisi bendungan yang pada awalnya kering menjadi terisi
air. Pada tahapan pengisian awal (impounding) ini air yang mengalir ke bagian hilir
akan terhenti sementara waktu, dan air akan mengalir lagi ke bagian hilir jika air
yang tergenang di dalam waduk telah mencapai suatu elevasi tertentu.
Dalam tahap pengisian awal (impounding) ini jumlah debit inflow yang masuk
ke daerah genangan akan sangat berpengaruh, karena jika inflow yang masuk
sedikit maka waktu pengisian awal (impounding) akan lama dan dapat
mengakibatkan kekeringan di hilir bendungan. Selain itu kondisi daerah genangan
juga akan berpengaruh, karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik yang
berbeda mengenai penyerapan air ke dalam tanah. Pada tahap impounding ini
dilakukan pemantauan supaya untuk menghindari adanya korban jiwa dan untuk
menghindari kerusakan pada struktur bendungan karena jika terlalu cepat tahap
impounding ini maka akan mengakibatkan tekanan yang berlebih dan timbunan inti
bendungan akan mengalami gaya angkat (uplift).
c. Operasional Bendungan
Rencana pemanfaatan Bendungan Randugunting selanjutnya akan digunakan
untuk mensuplai air irigasi dan air baku domestik. Air irigasi dari Bendungan
Randugunting akan disuplai ke D.I. Kedungsapen untuk pengairan lahan seluas 630
ha yang selanjutnya akan digunakan untuk penanaman padi dan palawija.
Pemanfaatan Bendungan Randugunting untuk kebutuhan air baku direncanakan
akan memenuhi kebutuhan air baku di 2 Kabupaten, yaitu Kabupaten Rembang dan

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-25
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang terdiri dari Kecamatan Sumber dan

Kecamatan Bulu dan Kecamatan Japah Kabupaten Blora sebesar 0,10 m3/ detik.
Kegiatan operasional bendungan akan berkoordinasi dengan instansi lain,
pemerintah maupun swasta, dan terutama dengan masyarakat pengguna air.
Hubungan dapat bersifat informal maupun formal melalui kontrak kerjasama.
Kerjasama akan dilakukan dengan dinas pengairan propinsi atau kabupaten, PT PLN,
Badan Lingkungan Hidup, Kepolisian, dll. Program kemanan operasional bendungan
juga akan mencakup pula perencanaan dan pengaturan mengenai pengamanan
atau securiti dalam rangka melindungi/ menjaga bendungan beserta bangunan
fasilitasnya terhadap gangguan yang dapat mengancam keamanan bendungan
seperti sabotase, peperangan, vandalisme dan/atau kondisi darurat lainnya. Segala
jenis kondisi dan bentuk gangguan yang dapat mengancam kemanan bendungan
akan diantisipasi dan dimasukkan kedalam rencana tindak darurat (RTD). Program
keamanan bendungan yang tercantum di dalam RTD akan didukung dengan
pemasangan sistem peralatan Telemetri untuk perkiraan banjir dan peringatan dini
atau Flood Forcasting and Warning System (FFWS). Sistem ini digunakan untuk
memantau kemungkinan datangnya banjir dan sekaligus memberitahukannya
kepada masyarakat secara cepat. Dalam pengoperasian bendungan secara umum
akan tercantum panduan/instruksi tentang kapasitas tampungan waduk; banjir
desain dan penelusuran banjir; perkiraan air masuk; jadwal pengisian dan prosedur
pengeluaran air, petunjuk operasi dan operasi banjir.
d. Pemeliharaan Bendungan
Pemeliharaan merupakan segala upaya/ tindakan yang bertujuan untuk
menjamin kelestarian sumberdaya air dan fungsi bendungan berikut bangunan-
bangunan pelengkap dan prasarana pengairan lainnya termasuk lingkungannya
sesuai dengan rencana umur layanannya. Dua kegiatan pokok pemeliharaan adalah
perawatan atau pemeliharaan rutin dan pekerjaan perbaikan.
Kegiatan pemeliharaan Bendungan ini dilakukan guna mempertahankan

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-26
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

kondisi Bendungan agar tingkat penggunaannya tetap baik. Kegiatan diatas ini
antara lain meliputi kontrol rutin terhadap adanya kerusakan. Lingkup kegiatan
operasional dan pemeliharaan Bendungan Randugunting meliputi pendekatan
aspek teknis dan non teknis. Pendekatan teknis meliputi seluruh upaya
menghambat laju disfungsi sistem Bendungan dan fasilitas pendukungnya yang
bertujuan untuk memperoleh manfaat yang optimal, kelestarian fungsi, mengurangi
beaya rekonstruksi dan rehabilitasi. Pendekatan aspek non teknis dititikberatkan
kepada aspek manajerial, administrasi, pengorganisasian yang mendukung kegiatan
operasi dan pemeliharaan dan metode penyelamatan dini.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-27
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

1.6 PERKEMBANGAN LINGKUNGAN SEKITAR


Perkembangan lingkungan sekitar adalah semua bentuk kegiatan yang berdampak baik
positif maupun negatif berdasarkan hasil analisa dampak lingkungan yang terukur serta
dapat dipahami sumber-sumber dampak. Keberadaan Proyek Pembangunan Bendungan
Randugunting berada dalam wilayah Desa Kalinanas, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora.
Sebagian besar wilayah lokasi pembangunan bendungan randugunting berupa lahan
perhutani dan sebagian kecil jalan milik warga desa sekitar. Perkembangan lingkungan di
sekitar Bendungan Randugunting pada tahap ini merupakan tahap keempat. Laporan
perkembangan lingkungan sekitar per Mei 2020 sampai Oktober2020 yang merupakan
semester 4. Perubahan yang terjadi pada semester 4 ini tidak terlepas dari perubahan
kondisi lingkungan hidup yang dapat dijumpai saat ini di wilayah tersebut, dengan
gambaran umum sebagai berikut:
Bentang Alam (Topografi)
Keberadaan Proyek Pembangunan Bendungan Randugunting berpengaruh besar pada
penampilan bentang alam. Meskipun demikian perubahan tersebut dapat merubah
tatanan sosial, ekonomi dan budaya dan apabila tidak diarahkan dengan baik dapat
merusak tatanan tersebut. Pada semester ini perubahan bentang alam secara signifikan
dapat ditunjukan adanya beberapa bentangan baru. Area Bendungan Randugunting
dulunya merupakan area perhutani dan sebagian kecil merupakan lahan milik masyarakat
desa kalinanas dan desa gaplokan.
1. Perubahan bentang alam yang terjadi pada area pembangunan bendungan
randugunting ini tidak berbeda jauh dari semester sebelumnya, pada semester 4 ini
pekerjaan konstruksi bendungan randugunting per Oktober meliputi pekerjaan
bangunan pelimpah, pekerjaan Jalan dan jembatan, pekerjaan Bendungan Utama
(main DAM), pekerjaan bangunan Fasilitas umum.
Pada pekerjaan pelimpah (spillway) dilakukan pekerjaan galian tanah pada saluran
kemudian dilanjutkan pekerjaan beton dajn proteksi pada saluran, pekerjaan
drainage saluran dan perkuatan tebing- tebing pada saluran. Pekerjaan pelimpah ini

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-28
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

berada di area dekat dengan area main dam dan tidak membuka lahan baru dia area
bendungan randugunting. Perubahan bentang alam yang terjadi yaitu adanya galian
dalam pembuatan saluran, yang awal berupa tanah datar menjadi cekung berbentuk
saluran.
2. Kegiatan pekerjaan jalan dan jembatan di area bendungan yang digunakan sebagai
jalan masuk dan area perbaikan di jalan todanan, perkerjaan berupa pemasangan
uditch pada sepanjang jalan. Sedangkan pekerjaan jembatan berada di area todanan
dan jembatan kalinanas (Japah), pekerjaan berupa pekerjaan pasangan batu dan
pekerjaan pengecoran retaining wall pada jembatan.
3. Pekerjaan Bendungan utama (main DAM) pekerjaan yang dilakukan berupa
pekerjaan grouting dan pekerjaan timbunan horizontal. Kegiatan pekerjaan grouting
berada pada area AS Main Dam dan pada saluran Cut off.
4. Pekerjaan Fasilitas umum dilakukan berupa finishing bangunan permanen dan
pasangan batu. Perubahan bentang alam yang terjadi pada area fasilitas umum
meliputi perataan ataupun galian pada lokasi hutan milik perhutani berupa
perbukitan menjadi menjadi area datar yang digunakan pekerjaan konstruksi
pembangunan bangunan fasilitas.

Pekerjaan Perubahan bentang alam secara visual dari semester 2 pada bulan oktober
2019 dapat dilihat pada gambar 1.3, semester 3 pada gambar 1.4 dan semester 4 pada
bulan Agustus 2020 dan Oktober 2020.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-29
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

Gambar 1.3 Perubahan Bentang Alam di Area Pembangunan Bendungan Randugunting pada Bulan
Oktober 2019

Gambar 1.4 Perubahan Bentang Alam di Area Pembangunan Bendungan Randugunting pada Bulan
April 2020

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-30
Pembangunan Bendungan Randugunting
di Kabupaten Blora (Multiyears Contract)

Gambar 1.5 Perubahan Bentang Alam di Area Pembangunan Bendungan Randugunting pada
Bulan Agustus 2020

Gambar 1.6 Perubahan Bentang Alam di Area Pembangunan Bendungan Randugunting pada Bulan
Oktober 2020

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL


Semester: Agustus 2020- Desember 2020
Bab 1-31

Anda mungkin juga menyukai