1. LATAR BELAKANG
A. Dasar Hukum
1. Dasar Hukum
Dasar Hukum pelaksanaan kegiatan ini adalah :
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
d. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28/2000 Tentang Usaha dan
Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000 Tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2000 Tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi
h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas PP No. 28 Tahun 2000 Tentang Usaha dan Peran Masyarakat
Jasa Konstruksi
i. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas PP No. 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
j. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 92 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Kedua Atas PP No. 28 Tahun 2000 Tentang Usaha dan Peran
Masyarakat Jasa Konstruksi
k. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air
l. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 72/PMK.02/2013 tentang Standar Biaya
Masukan Tahun Anggaran 2014
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 21/PRT/M/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum
n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum Yang Merupakan
Kewenangan Pemerintah Dan Dilaksanakan Sendiri
o. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14 Tahun 2013 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum
B. Gambaran Umum
Sungai Batang Kuranji merupakan salah satu sungai yang secara utuh berada dalam
wilayah administrasi Kota Padang Ibukota dan pusat pemerintahan Provinsi Sumatera
Barat. Sungai ini merupakan salah satu DAS pada Wilayah Sungai Indragiri – Akuaman
dengan total luas DAS 202,7 km2 terdiri dari 5 sub daerah aliran sungai yaitu Sub DAS
Batang Sungai Sapiah, Sub DAS Batang Danau Limau Manih, Sub DAS Batang Sungkai,
Sub DAS Batang Bukik Tindawan dan Sub DAS Batang Padang Janiah. Batang Kuranji
mengalir dari hulu bukit barisan dengan elevasi tertinggi + 1.605 mdpl pada puncak
Bukit Tinjau Laut dan bermuara ke pantai padang dengan panjang sungai utama ± 32,41
km dan panjang total beserta seluruh anak sungainya sepanjang 274,75 Km. Curah
hujan rata-rata tahunan pada DAS Batang Kuranji adalah antara 3.500 – 4.000
mm/tahun yang termasuk kategori curah hujan yang tinggi. Besarnya curah hujan ini
juga menjadi salah satu variabel pemicu tingginya tingkat kebencanaan pada aliran
Sungai Batang Kuranji.
Banjir Bandang / debris flow adalah merupakan salah satu bencana yang sangat
dikhawatirkan terjadi pada sungai Batang Kuranji dikarenakan alirannya yang melintasi
daerah padat pemukiman dengan topografi yang terjal dan jenis material pembentuk
dasar dan tebing sungai dominan terdiri dari batuan andesit, tanah yang mengandung
tufa, silika dengan kohesi yang relatif rendah sehingga mudah lepas jika terkena air dan
menjadi material debris pada saat debit tinggi. Potensi kebencaaan yang tinggi akibat
faktor alamiah sungai Batang Kuranji ditambah lagi dengan ulah manusia yang
melakukan penambangan material galian C terutama pada segmen tengah aliran sungai
yang secara langsung berkorelasi mengakibatkan tingginya laju penurunan dasar sungai
sehingga lebih jauh berdampak pada hancurnya infrastruktur bangunan air dan
pelindung tebing akibat gerusan lokal (scouring).
Jika ditelaah lebih jauh sehubungan dengan bencana debris (non vulkanik) yang terjadi
pada Sungai Batang Kuranji, tercatat kejadian banjir bandang atau lazim disebut
masyarakat setempat sebagai galodo pada tahun 1988 dan tanggal 16 Maret 2008 pada
aliran Batang Kuranji dan Batang Limau Manih tepatnya di Kelurahan Limau Manih
Kecamatan Pauh yang menimbulkan korban jiwa dan rusaknya beberapa kawasan
disepanjang aliran sungai berupa pemukiman, pertanian, fasilitas umum dan
infrastruktur ke PU-an serta tertimbunnya badan sungai. Dua kejadian bencana
tersebut disusul dengan bencana galodo lainnya pada tahun 2012 yang terjadi dua kali
yaitu pada Tanggal 24 Juli 2012 dan Tanggal 12 September 2012.
Banjir bandang yang terjadi pada hari Selasa tanggal 24 Juli 2012 jam 19.00 Wib di Kota
Padang pada lokasi yang sama tepatnya di Kelurahan Limau Manih dan Kelurahan Batu
Busuk Kecamatan Pauh Kota Padang. Peristiwa bencana ini diakibatkan oleh hujan
lebat berdurasi 3,5 jam dengan curah hujan 145 mm (data hujan STA. Batu Busuk)
dengan indikasi adanya pembendungan alami / natural dam pada hulu sungai
sementara kejadian banjir bandang berikutnya yang terjadi pada Tanggal 12 september
2012 diakibatkan oleh curah hujan 165,8 mm dengan durasi selama 5 jam dengan
rincian informasi dan kerugian sebagaimana ditunjukkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Data Bencana Banjir Bandang Sungai Batang Kuranji Tahun 2012
Gambar 1. Dampak Banjir Bandang Sungai Batang Kuranji Tahun 2012
Sebagai upaya tanggap darurat kejadian bencana yang terjadi pada Tahun 2012 pada
Sungai Batang Kuranji, BWS Sumatera V telah melaksanakan pekerjaan pemasangan
bronjong sepanjang 1,7 Km dengan total biaya sebesar Rp. 33.128.506.000,-. Lokasi
pekerjaan dan ilustrasi bronjong yang terpasang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Melihat pada skala prioritas penangan yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan
yang ada maka untuk saat ini yang paling utama adalah diperlukan intervensi dalam
mengendalikan aliran debris dan mengurangi laju penurunan dasar sungai terutama di
segmen tengah yang cukup tinggi akibat aktivitas penambangan galian C oleh
masyarakat. Pada segmen tengah terdapat sebaran lokasi penambangan galian C yang
secara signifikan telah menyebabkan terjadinya degradasi dasar sungai yang
mengakibatkan pada kerusakan infrastruktur sungai dan tebing sungai.
Salah satu infrastruktur yang mengalami kerusakan cukup parah adalah bangunan
Checkdam Gunung nago yang berada ± 100 m di hilir Bendung Irigasi Gunung Nago.
Kerusakan terjadi pada tubuh checkdam akibat terjadinya degradasi dasar sungai. Pada
TA 2012 telah dilaksanakan kegiatan tanggap darurat dengan membangun struktur
bronjong secara series sebanyak 3 Buah melintang sungai, namun pada akhir TA 2013
yang lalu kondisi kerusakan Checkdam mulai bertambah parah dimana hampir separuh
tubuh checkdam hancur berikut struktur bronjong yang ada juga mengalami kerusakan
sedang hingga parah. Gambar dibawah ini mengilustrasikan kondisi bangunan
checkdam dimaksud berikut bronjong series pada Akhir TA 2013.
Sebagai langkah penanganan akhir dari rangkaian penanganan pengendalian banjir dan
sedimen Batang Kuranji secara komprehensif akan dilaksanakan pembangunan tanggul
banjir dan jalan inspeksi pada segmen hilir guna melindungi masyarakat dari bahaya
banjir disamping pelaksanaan normalisasi sungai secara periodik dibawah kegiatan
operasi dan pemeliharaan SDA guna mengantisipasi pendangkalan sungai akibat
sedimentasi.
B. Tahapan Pelaksanaan
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup kegiatan pelaksanaan pengawasan pekerjaan Supervisi Pembangunan
Sarana/Prasarana Pengendali Banjir dan Sedimen Batang Kuranji Tahap I adalah
sebagai berikut :
1) Melaksanakan Pengawasan Kuantitas dan Mutu Pekerjaan
Konsultan akan bertindak sebagai wakil Pengguna Jasa (Owner’s
Representative) dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan dan menjamin
bahwa semua hasil pekerjaan sesuai dan memenuhi syarat perencanaan
teknis serta spesifikasi teknis dokumen kontrak. Uraian detail pekerjaan
pengawasan sebagai berikut:
a. Melaksanakan pengawasan harian terhadap pelaksanaan pekerjaan
sehingga dapat menjamin kebenaran atas material yang digunakan dan
metoda pelaksanaan sesuai kaidah teknis sebagaimana diatur dalam
dokumen kontrak serta peraturan-peraturan/Juklak/Juknis yang
diterbitkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum ataupun lembaga
standarisasi lain terkait;
b. Memberikan instruksi maupun penjelasan secara tertulis dengan cara
yang sejelas-jelasnya terhadap pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan
oleh kontraktor dengan terlebih dahulu berkonsultasi secara periodik
kepada pengguna barang/jasa sehingga diperoleh kuantitas dan mutu
pekerjaan yang sesuai;
c. Memeriksa dan menyetujui rencana kerja kontraktor, metoda
pelaksanaan dan sumber bahan/material yang akan digunakan di
lapangan dan memastikan bahwa bahan/material dimaksud telah
memenuhi spesifikasi teknis.
d. Melakukan monitoring, evaluasi dan verifikasi terhadap pengujian
material telah sesuai sebagaimana disyaratkan dalam dokumen kontrak;
e. Memeriksa dan menyetujui semua gambar-gambar teknis (design
drawing, shop drawing, dan as-bulit drawing);
f. Memeriksa dan memberikan instruksi tertulis kepada kontraktor dengan
persetujuan direksi pekerjaan untuk memperbaiki semua
kerusakan/kekurangan pekerjaan segera setelah ditemukan
pekerjaan/bagian pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan dalam
spesifikasi teknis;
g. Membuat rencana mutu kontrak pelaksanaan pekerjaan pengawasan
sekaligus mereview rencana mutu kontrak yang diajukan kontraktor dan
menyusun serta menyepakati bersama dengan direksi pekerjaan
prosedur pelaksanaan pekerjaan yang mensinergikan rencana mutu
kontrak pengawasan dan pelaksanaan konstruksi.
h. Bersama Direksi Pekerjaan melaksanakan rapat bulanan dengan pihak
kontraktor sebagai evaluasi atas pelaksanaan pekerjaan dan menuangkan
hasil rapat dalam berita acara rapat bulanan yang ditandatangani para
pihak.
2) Membantu dalam proses Review Design, dengan rincian sebagai berikut:
a. Melakukan pengumpulan data lapangan (pengukuran) dan
penggambaran secara akurat sehingga dapat dijadikan dasar review
design untuk perubahan-perubahan yang direkomendasikan/diperlukan;
b. Melakukan Review Design bekerjasama dengan Tim Unit Perencanaan
BWS Sumatera V dan Direksi Pekerjaan terhadap design yang ada sesuai
dengan perubahan-perubahan yang direkomendasikan / diperlukan;
c. Menyiapkan perkiraan biaya dan perubahan dokumen kontrak
sehubungan dengan review design tersebut.
3) Melakukan pengukuran volume pekerjaan secara periodik sehingga
didapatkan hasil yang benar dan akurat serta mendokumentasikannya
secara bertahap hingga pekerjaan dinyatakan selesai. Hasil pengukuran
volume ini dilaporkan dalam laporan bulanan dan dapat dijadikan dasar
untuk perubahan kontrak maupun alat verifikasi dalam pengajuan tagihan
kontraktor.
4) Melakukan pengambilan dokumentasi (foto) untuk setiap item pekerjaan
dengan kondisi 0%, 50% dan 100%. Dokumentasi ini diperlukan sebagai
backup untuk foto dokumentasi yang diambil oleh pihak kontraktor dalam
hal terjadi kealpaan pengambilan dokumentasi maupun sebagai data
pembanding jika terjadi dispute.
5) Melakukan pengawasan atas penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3) serta melakukan rapat periodik dengan
kontraktor untuk mengevaluasi penerapan SMK3 sekaligus bertindak
sebagai safety inspector yang mewakili pengguna jasa.
6) Menyampaikan laporan tertulis secara berkala sedikitnya setiap bulan sekali
dalam laporan bulanan kepada pengguna jasa perihal progres pekerjaan
serta masalah yang dihadapi dan usulan pemecahannya. Laporan dilampiri
foto dokumentasi.
7) Menyiapkan perhitungan tagihan untuk eskalasi biaya.
8) Menjamin bahwa semua laporan (report) diserahkan tepat pada waktunya
dan dibuat sesuai aturan yang berlaku serta memuat semua catatan
kemajuan berikut hal-hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan. Pelaporan dimaksud meliputi:
a. Menyiapkan dan menyerahkan Laporan Bulanan pada setiap awal bulan
berikutnya dimana didalamnya terdapat laporan atas kemajuan
pelaksanaan pekerjaan secara fisik dan keuangan serta rencana bulan
berikutnya dilengkapi dengan uraian permasalahan (jika ada), potensi
masalah dan rencana tindak lanjut;
b. Dalam hal memerlukan penanganan segera, konsultan dapat melaporkan
langsung secara lisan dan kemudian dilengkapi dengan laporan tertulis
atas permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan. Laporan
itu juga harus memuat usulan pemecahannya yang ditawarkan pihak
konsultan;
c. Membuat catatan harian tentang pekerjaan yang dilaksanakan, bahan-
bahan/material yang dipakai, personil yang terlibat, peralatan yang
digunakan, keadaan cuaca, dan hal lainnya yang dinilai perlu untuk
dicatat;
d. Melakukan pengarsipan yang baik terhadap korespondensi/surat-
menyurat dengan pihak kontraktor, pengguna jasa, dan lain-lainnya;
e. Melakukan penatausahaan dokumen dengan baik terhadap hasil uji
material, sertifikat pembayaran (Payment Certificated), pengukuran
volume pekerjaan dilapangan, back up data perhitungan, dokumentasi
serta gambar teknis (design drawing, shop drawing & as-built drawing).
f. Melakukan inspeksi sebelum inspeksi akhir dan membuat laporan
tentang pelaksanaan inspeksi dimaksud serta melaporkan kekurangan-
kekurangan hasil pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan (jika ada);
g. Menyiapkan laporan penyelesaian pekerjaan untuk Pengguna Jasa yang
memuat kendala serta masalah yang dihadapi selama pekerjaan dan
langkah penyelesaiannya dilengkapi lampiran yang meliputi : dokumen
perubahan kontrak, gambar as-built drawing, dan hasil-hasil uji material.
9) Bekerjasama dengan Direksi Pekerjaan pada Kegiatan Sungai dan Pantai II
SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera V Provinsi Sumatera Barat
dalam hal-hal yang menyangkut masalah-masalah teknis, tugas itu meliputi:
a. Bersama-sama dengan Direksi Pekerjaan memeriksa dan menyetujui
laporan kemajuan pelakanaan pekerjaan, backup data pengajuan termijn,
dan proses pembayaran akhir pekerjaan fisik;
b. Mengusulkan pemecahan terhadap kesulitan-kesulitan pelaksanaan
dimasa datang dengan memberikan gambaran/sketsa dan perhitungan-
perhitungan yang disusun bersama Direksi Pekerjaan untuk kemudian
dilaksanakan oleh kontraktor;
c. Membuat usulan penyelesaian atas klaim kontraktor, penyelesaian
pertikaian, perpanjangan waktu kontrak atau hal-hal lainnya;
d. Mendampingi Direksi Pekerjaan dalam kunjungan-kunjungan kerja pihak
lain yang dijadwalkan ke lokasi pekerjaan;
e. Mendampingi pemeriksaan oleh auditor internal maupun eksternal dan
mempersiapkan jawaban atas temuan auditor (jika ada);
f. Memeriksa kesesuaian seluruh item pekerjaan yang dilaksanakan oleh
kontraktor dengan fungsi yang dibutuhkan seperti: Direksi keet, bengkel
(work shop), gudang, listrik & air kerja, peralatan, dan lainnya.
D. Tenaga Ahli
1. Supervisi Engineer/Team Leader/Ketua Tim (8 OB)
Mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Sumber Daya Air dengan kompetensi
sub klasifikasi Ahli Sungai dan Danau. Supervisi Engineer disyaratkan minimal
seorang Sarjana Teknik Sipil Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
Supervisi / Pengawasan Konstruksi. Mempunyai pengalaman sebagai pengawas
sumber daya air selama 7 (tujuh) tahun. Diutamakan yang pernah bekerja di
Provinsi Sumatera Barat. Sebagai Supervisi Engineer / Team Leader, tugas
utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim
kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai. Lingkup Tugas dan tanggungjawab supervisi engineer ketua Tim adalah
sebagai berikut:
a. Tugas:
i) Memastikan perencanaan teknis dalam hal kelengkapan dan
kesesuaiannya untuk dilaksanakan serta memfasilitasi perubahan yang
dibutuhkan untuk mengadopsi kondisi lapangan yang ada;
ii) Memastikan seluruh prosedur pelaksanaan kegiatan telah sesuai
dengan aturan dan ketentuan yang berlaku, mereview gambar rencana
sebelum pekerjaan dilaksanakan untuk memastikan kelengkapan dan
kesesuaiannya;
iii) Memberikan masukan untuk perencanaan pelaksanaan kegiatan
konstruksi dan pengawasan serta pengadaan material dan bahan;
iv) Mengkoordinasikan seluruh input dan produk konsultan;
v) Mereview dan menyesuaikan konsep laporan yang dihasilkan
konsultan;
i) Melakukan pengukuran dan verifikasi atas tagihan kontraktor;
ii) Mengawasi dan mengevaluasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan;
iii) Memastikan dilakukannya pengujian material dan pemenuhan
sertifikasi mutu sebagaiman disyaratkan;
iv) Mereview dan menyetujui gambar kerja, gambar purna laksana,
metoda pelaksanaan, dll;
v) Memastikan dijalankannya prosedur keselamatan kerja sesuai dengan
SMK3;
vi) Melakukan pemeriksaan kuantitas dan kualitas secara keseluruhan dan
penerapan manajemen mutu;
vii) Menyiapkan gambar purna laksana (as-built drawings) dan laporan
akhir;
viii)Melakukan koordinasi dengan pihak eksternal dan pengguna jasa
b. Tanggungjawab:
i) Bertanggungjawab atas manajemen pelaksanaan kontrak dan
penugasan konsultan supervisi secara keseluruhan;
ii) Bertanggungjawab terhadap kegiatan pengawasan atas kuantitas dan
mutu pekerjaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan
dalam dokumen kontrak konstruksi;
iii) Bertanggung jawab atas pencapaian output kegiatan pengawasan
termasuk terlaksananya tugas dan tanggung jawab seluruh anggota tim
yang berada dibawahnya;
iv) Bertanggungjawab atas penyiapan seluruh kelengkapan administrasi
dan pelaporan pelaksanaan kegiatan supervisi secara benar, runtut dan
tepat waktu;
v) Bertanggungjawab menyelesaikan segala permasalahan yang timbul
dalam tim yang dipimpinnya maupun masalah lain yang terjadi sebagai
akibat dari pelaksanaan kegiatan pengawasan dengan pihak lain;
vi) Bertanggungjawab kepada pihak pengguna jasa dalam mencapai output
kegiatan secara tepat waktu, mutu dan biaya serta selalu menjaga
kerahasiaan informasi dan dokumen yang menurut sifatnya adalah
rahasia.
Keluaran dari kegiatan ini harus dapat tercapai sesuai dengan pembangunan fisik yaitu
dalam kurun waktu 3 Tahun Anggaran (28 Bulan).
Nalvian, SST, MT
NIP. 19681125 199603 1 001