Anda di halaman 1dari 66

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEGIATAN PENYEMPURNAAN PEMBANGUNAN LONGSTORAGE


KALIMATI
SNVT. PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR BRANTAS
TAHUN ANGGARAN 2021

Kementerian Negara : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Satuan Kerja : SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Brantas
Program : Pengelolaan Sumber Daya Air
Hasil (outcome) : 0 liter/detik
Kegiatan : Penyediaan dan Pengelolaan Air Tanah dan Air Baku
Paket Pekerjaan : Kegiatan Penyempurnaan Pembangunan Longstorage
Kalimati
Indikator Kinerja Kegiatan : Berhasilnya Penyempurnaan Pembangunan
Longstorage Kalimati sehingga dapat dimanfaatkan
dengan maksimal
Jenis Keluaran (output) : Unit air baku yang disempurnakan
Volume Keluaran (output) : 1,2 KM

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum / Kebijakan :


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber
Daya Air.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum Yang Merupakan
Kewenangan Pemerintah Yang Dilaksanakan Sendiri

1
6. Peraturan Menteri PU Nomor 21/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum
7. Peraturan Presiden RI Nomor 53 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua atas
Keputusan Presiden RI Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
APBN
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 16 tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
9. Permen PUPR RI Nomor 14/PRT/M/2020 tentang Standard dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Jasa Konstruksi melalui penyedia.
10. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 60 Tahun 2019 Tentang Standar Satuan
Harga Barang/ Jasa Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2020.
11. Permen Keuangan RI Nomor 71/PMK.02/2013 tentang Pedoman Standar Biaya,
Standar Struktur Biaya, dan Indeksasi Dalam Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementrian Negara / Lembaga.
12. Permen Keuangan RI Nomor 17 Mei 2019 tentang Standar Biaya Masukan
Tahun Anggaran 2020.
13. Surat Keputusan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Nomor
90/KPTS/BBWS/K/2018 Tanggal 29 Nopember 2018 tentang Pedoman Harga
Satuan Dasar (HSD) Di Lingkungan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Tahun
Anggaran 2019

2. Gambaran Umum
Pembangunan sumber daya air ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia dan meningkatkan kesejahteraannya. Selama ini, pembangunan
sumber daya air dilakukan melalui empat program, yaitu: (i) program
pengembangan, pengelolaan, dan konservasi sungai, danau, dan sumber air
lainnya; (ii) program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan
jaringan pengairan lainnya; (iii) program penyediaan dan pengelolaan air baku;
serta (iv) program pengendalian banjir dan pengamanan pantai.

Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS Brantas) sebagai salah satu
Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah koordinasi Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air (Ditjen SDA), sampai dengan saat ini telah melaksanakan tugas pengelolaan
sumber daya air di wilayah kerjanya. Salah satunya diwujudkan dengan
pelaksanaan konstruksi infrastruktur sumber daya air berupa Long Storage

2
Kalimati yang digunakan untuk tambahan pasokan air baku bagi masyarakat di
Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Sidoarjo.
Pembangunan Long Storage Kalimati berlangsung dari tahun 2017 sampai
dengan 2019, selama masa pelaksanaan pembangunan tersebut terjadi masih ada
kekurangan. Oleh karena itu perlu adanya Penyempurnaan Pembangunan
Longstorage Kalimati. Sehingga diusulkan pada tahun anggaran 2021 dialokasikan
dana untuk Penyempurnaan Pembangunan Longstorage Kalimati tersebut.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud kegiatan ini adalah Terpenuhinya penyediaan air baku yang bisa memenuhi
kebutuhan air baku domestik dimasa sekarang, dan mendatang yang terjamin kualitas,
kuantitas dan kontinuitasnya Menambah anggaran untuk Penyempurnaan
Pembangunan Longstorage Kalimati.

Tujuan kegiatan adalah untuk menyempurnakan pembangunan Longstorage Kalimati


Kalimati agar berjalan sesuai dengan tujuan dan dapat bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan air baku masyrakat.

C. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan Penyempurnaan Pembangunan Longstorage Kalimati ini di Desa Kwatu
Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto dan Desa Prambon Kecamatan Prambon
Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur.

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pekerjaan ini adalah meliputi pekerjaan perbaikan geomembran dan
pemasangan pipa untuk pembuangan udara

E. KELUARAN YANG DIINGINKAN


Keluaran yang dihasilkan dalam pekerjaan pelaksanaan Unit air baku yang dibangun
(Satuan : 1,2 Km) sesuai dengan dokumen pelaksanaan konstruksi.

Volume dan Satuan Ukur :


No. Uraian Volume Satuan Keterangan
1 Pagar Hand Rail 1,2 KM

3
F. SUMBER PENDANAAN
Sumber pendanaan untuk kegiatan Pembangunan Prasarana Penyediaan Air Baku
Bajulmati ini berasal dari APBN Tahun Anggaran 2021, pada Pejabat Pembuat
Komitmen Air Tanah dan Air Baku I Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan
Jaringan Pemanfaatan Air Brantas Balai Besar Wilayah Sungai Brantas

G. JUMLAH TENAGA YANG DIPERLUKAN


Jumlah tenaga yang diperlukan akan menyesuaikan dengan volume pekerjaan yang
dilaksanakan sesuai dengan hasil pengukuran mutual check.

H. LAPORAN
Dalam pelaksanaan nantinya penyedia jasa diwajibkan membuat antara lain :
- Buku pengukuran
- Buku mutual check 0 % dan 100 %
- Rencana mutu kontrak
- Laporan harian, mingguan dan bulanan (termasuk checklist)
- Shop drawing dan as built drawing
- Foto pelaksanaan (Foto 0%, Foto 50%, Foto 100% dan Foto Pendukung)
- Buku tamu dan buku direksi
- Dokumen pendukung, dll

I. WAKTU PELAKSANAAN YANG DIPERLUKAN


Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah 210 (Dua ratus
sepuluh) hari kalender atau terhitung semenjak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) dari Pejabat Pembuat Komitmen Air Tanah dan Air Baku I, Balai Besar
Wilayah Sungai Brantas, sedangkan untuk masa pemeliharaan ditetapkan selama 365
(tiga ratus enam puluh lima) hari kalender.

J. JADWAL PELAKSANAAN
Bulan
No. Uraian Pekerjaan
I II III IV V VI VII
1 Pekerjaan Persiapan
2 Pekerjaan Perapian Longstorage
3 Pekerjaan Lain – lain

K. SPESIFIKASI TEKNIS
Spesifikasi teknis yang harus digunakan adalah spesifikasi teknis yang telah

4
dipedomankan oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Brantas.
Spesifikasi teknis ini sangat menentukan untuk menghasilkan produk sesuai dengan
standar yang telah ditentukan (Lampiran-1)

L. RENCANA ANGGARAN BIAYA


Sumber pembiayan / anggaran pekerjaan ini berasal dari dana APBN SNVT
Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Brantas Balai Besar Wilayah Sungai Brantas
Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp. 3.625.000.000,00,- (Tiga milyar enam ratus dua
puluh lima juta rupiah) dengan perincian kebutuhan anggaran terlampir (Lampiran-2).

M. PERSYARATAN KUALIFIKASI
Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha Menengan serta
disyaratkan :
1. Klasifikasi Bangunan Sipil
2. Subklasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan, Dam, dan
Prasarana Sumber Daya Air Lainnya (SI 001)

N. PEKERJAAN UTAMA
Pekerjaan utama yang diuraikan dalam metode pelaksanaan pekerjaan meliputi :
1. Pengadaan dan Pemasangan pipa GI Medium A Ø 3"
2. Bekisting
3. Beton K225
4. Penerangan Jalan Umum (PJU) Solarcell

O. PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKKAN


Tidak ada pekerjaaan yang disubkontrakkan pada pekerjaan Penyempurnaan
Pembangunan Longstorage Kalimati

P. IDENTIFIKASI BAHAYA
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya & Resiko K3
Pengadaan dan Pemasangan pipa GI - Tertimpa pipa GI untuk
1 Medium A Ø 3" pemasangan hand rail

5
Q. MACAM, JENIS, KAPASITAS DAN JUMLAH PERALATAN
Macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan ditetapkan sebagai berikut :
No. Jenis Peralatan Kapasitas Jumlah Keterangan
1 Pick Up - 2 Milik / Sewa / Sewa Beli
2 Concrete Mixer Minimal 0.35 m3 2 Milik / Sewa / Sewa Beli
Alat Ukur Total Milik / Sewa / Sewa Beli
3 - 1
Station
4 Mesin Las Listrik 2 Milik / Sewa / Sewa Beli

R. PERSYARATAN PENYEDIA, KUALIFIKASI TENAGA AHLI DAN JUMLAH


PERSONIL

Pengala Jumlah
No. Posisi / Jabatan man (orang) Sertifikat (SKA / SKT)
(Thn)
SKA Ahli Manajemen Konstruksi Muda/ SKA
1 Manager Proyek 3 1 Ahli Manajemen Proyek Muda/ SKA Ahli SDA
Muda (601/602/211)
SKA Ahli Manajemen Konstruksi Muda/ SKA
2 Manager Teknik 3 1 Ahli Manajemen Proyek Muda/ SKA Ahli SDA
Muda (601/602/211)

3 Manager Keuangan 3 1
-
SKT Bidang Teknik Sipil (Kode TS 010/TS
Asisten Manager
4 3 1 029/TS013/TS044/TS038) / SKT Bidang Tata
Teknik
Lingkungan (Kode TT 005/ TT011)
5 Surveyor 3 2 SKT Juru Ukur (Kode TS 004)
6 Draftmen 3 1 SKT Juru Gambar (Kode TS 003)

7 Petugas K3 0 1 Sertifikat K3 Konstruksi

S. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL


Untuk tugas dan tanggung jawab personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
adalah sebagai berikut :
1. Manager Pelaksanaan/ Proyek
- Menyiapkan program pelaksanaan pekerjaan
- Bersama Pengawas mengadakan koordinasi dengan Dinas terkait
- Membuat usulan jadwal pengeringan

6
- Melaksanakan pengecekan terhadap pelaksanaan pengukuran
- Mengadakan pengukuran dan perhitungan MC 0 % dan 100 % bersama Direksi
- Mengendalikan tercapainya target kualitas dan kuantitas per 15 (lima belas)
harian serta mengevaluasi hasil pelaksanaan per 15 (lima belas) harian guna
mencapai tertib administrasi lapangan dan mekanisme pelaporan, seperti yang
tertuang didalam form L-1, L-2, L-3.
- Mengecek kembali terhadap usulan tertulis yang dibuat pelaksana seperti yang
tercantum di form check list sesuai dengan wewenang permintaan ijin.
- Melaporkan kepada Direksi apabila terdapat perbedaan antara gambar dan
situasi lapangan (L-4)
- Mengkoordinir As Built Drawing
- Membuat dan menyampaikan laporan tentang masalah-masalah yang
menyangkut pihak ketiga yang menyebabkan terganggunya penyelesaian
proyek sehingga bisa menyebabkan rasa kurang simpatinya masyarakat
dengan adanya pelaksanaan pekerjaan
- Melaksanaan tugas lainnya atas perintah pimpinan

2. Manager Teknik
- Membuat perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek
- Bersama dengan Project Manager menyusun bahan / materi Rencana Mutu
- Proyek sesuai bagiannya
- Menyiapkan detail materi penyusunan Rencana Anggaran Proyek
- Menyusun schedule bulanan dan mingguan berdasarkan master schedule
kontrak kerja
- Merencanakan kebutuhan SDM dan teknologi
- Merencanakan penggunaan material dan peralatan
- Merencanakan metoda kerja / sistem pelaksanaan bersama dengan Manager
Proyek
- Mengusulkan pengembangan karyawan melalui pendidikan dan pelatihan
- Memimpin / mengarahkan secara langsung para Subkontraktor, Mandor dan
Pelaksana proyek untuk memenuhi persyaratan biaya, mutu, waktu, dan safety
yang telah disepakati
- Melakukan koordinasi dengan bagian lain (internal) terkait untuk kelancaran
pelaksanaan proyek
- Melakukan koordinasi dengan GA (General Affair) terkait dengan urusan umum

7
- Melakukan koordinasi dengan Manager Proyek terkait audit
- Melakukan koordinasi dengan Petugas K3 terkait dengan K3
- Melakukan koordinasi dengan Owner / Konsultan terkait pelaksanaan proyek
- Melakukan koordinasi dengan Suplier / Subkontraktor terkait kelancaran
pelaksanaan proyek
- Melakukan koordinasi dengan Logistik dan Mekanik yang terkait dengan material
dan peralatan
- Melakukan koordinasi dengan Quality Control terkait dengan mutu pekerjaan
- Memproses detail Berita Acara tagihan
- Menyusun detail / materi progress claim untuk disetujui oleh Project
- Manager dan Pemberi Tugas
- Mendistribusikan shopdrawing ke setiap Supervisor
- Memastikan pelaksanaan kerja sehari-hari di lapangan sesuai jadual yang
dibuat.
- Mengendalikan pelaksanaan biaya proyek guna mencapai target biaya, mutu,
waktu dan safety,
- Menyetujui nilai progres pekerjaan Mandor yang diajukan oleh Chief Supervisor
/ Supervisor
- Mengendalikan sumber daya dalam pelaksanaan proyek
- Melakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan (pemilik proyek
/konsultan)
- Melaksanakan, mensosialisasikan, mengembangkan dan mengendalikan
- penerapanperaturan tata tertib, sistem dan prosedur proyek
- Memastikan bahwa aset yang ada di proyek terpelihara dengan baik, termasuk
memastikan alat ukur yang dipakai telah dikalibrasi, ditera dan diverifikasi
- Memfasilitasi kegiatan audit di proyek
- Membuat laporan kegiatan proyek
- Menyiapkan detail materi laporan bulanan bersama Project Manager
- Memotivasi, mengarahkan dan membina bawahan untuk mencapai sasaran
- Melaksanakan pengembangan karyawan dan peningkatan disiplin kerja
bawahan
- Mengusulkan perubahan status karyawan (rotasi, mutasi, promosi, sanksi dan
demosi) sejauh wewenang yang dimiliki
- Melaksanakan tugas lain terkait pekerjaan yang diberikan oleh atasan
- Memastikan keselamatan kerja dan kebersihan lingkungan kerja selama

8
pelaksanaan
- Memastikan tersedianya tenaga kerja, material dan alat yang memadai
- Memastikan tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh mandor/
Subkontraktor
- Memastikan tersedianya dana pembayaran upah / opname mandor
- Memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai IK (Instruksi Kerja) yang berlaku
- Memastikan keselamatan kerja selama pelaksanaan proyek
- Menganalisa hasil kegiatan pelaksanaan proyek untuk melihat kesesuaian antara
rencana dan realisasinya
- Mengontrol penggunaan peralatan safety dan peralatan surveyor
- Mengontrol pelaksanaan pekerjaan Subkontraktor / NSC
- Bersama Manager Proyek mengevaluasi kinerja Subkont berdasarkan hasil kerja
di lapangan untuk masukan kepada Dept. Logistic
- Menganalisa kebutuhan dan pemakaian material maupun peralatan
- Mengontrol personil / SDM proyek serta disiplin kerja bawahan

3. Manager Keuangan
- Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja di proyek untuk pegawai bulanan
sampai dengan pekerja harian dengan spesialisasi keahlian masing-masing
sesuai posisi organisasi proyek yang dibutuhkan.
- Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan
pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang dan lain-lain.
- Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar
oleh owner sebagai pemilik proyek.
- Melayani tamu-tamu intern perusahaan maupun ekstern dan melakukan tugas
umum.
- Mengisi data-data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga kerja,
menyimpan data-data kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji serta
tunjangan karyawan.
- Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta
retribusi.
- Mengurus tagihan kepada pemilik proyek dan menyelesaikan perpajakan serta
retribusi.
- Mengurus tagihan kepada pemilik proyek .

9
- Membantu project manager terutama dalam hal keuangn dan sumber daya
manusia sehingga kegiatan pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik.
- Membuat laporan ke pemerintah daerah setempat dalam pelaksanaan
pekerjaan pembangunan.
- Mencatat aktivitas proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas, alat-alat proyek
dan sejenisnya.
- Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor jika ada.
- Memelihara bukti-bukti kerja sub bagian administrasi proyek serta data-data
proyek.

4. Petugas K3 Konstruksi
- Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sistem manajemen
keselamatan konstruksi. Dima kegiatan sistem manajemen konstruksi
mencakup :
a. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
b. Sosialisasi, promosi dan pelatihan
c. Alat pelindung kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD)
d. Asuransi dan perizinan
e. Personel K3 Konstruksi
f. Fasilitas, sarana, prasarana, dan alat kesehatan
g. Rambu-rambu yang diperlukan
h. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi
i. Lain-lain terkait pngendalian risiko Keselamatan Konstruksi.

5. Asisten Manajer Teknik


- Bersama Direksi lapangan mempersiapkan keperluan sarana administrasi
lapangan
- Bersama Manajer Proyek dan Pelaksana Teknis mempelajari gambar kerja,
rencana kerja dan syarat-syarat teknis yang dilanjutkan dengan orientasi
lapangan.
- Bersama Pengawas Lapangan memantapkan rancangan dan rencana kerja
yang telah dibuat oleh Manajer Proyek yang disetujui oleh Direksi.
- Membuat titik tetap dan as bangunan / saluran
- Menyelenggarakan pengukuran
- Bersama Pengawas lapangan melaksanakan perhitungan volume

10
- Memberikan petunjuk, pengarahan dan pertimbangan pada mandor
- Mencatat setiap langkah kerja sejak awal
- Bersama Pengawas lapangan membuat laporan hasil kemajuan pekerjaan dan
kondisi pelaksanaan setiap 15 harian
- Memeriksa kesiapan pelaksanaan untuk memulai pekerjaan
- Memberikan masukan kepada Direksi yang berguna untuk meningkatkan
kesempurnaan hasil pelaksanaan
- Melaksanakan pengambilan foto-foto
- Menyelenggarakan pertemuan harian dengan mandor
- Mengadakan pemeriksaan kuntitas dan kualitas pekerjaan
- Melakuklan tugas-tugas lain atas perintah pimpinan

6. Surveyor
- Melaksanakan pengukuran, pematokan lokasi pekerjaan yang akan
dilaksanakan
- Mendata hasil pengukuran dan melakukan penggambaran shop drawing untuk
menghitung MC. 0%
- Membuat schedule Shop Drawing dan As Built Drawing
- Membuat shop drawing yang efisien, jelas dan menguntungkan
- Melakukan koordinasi dengan konsultan
- Melakukan control terhadap gambar yang diterima maupun yang dikeluarkan
- Membuat metode kerja yang efektif dan efisien

7. Draftman
- Membuat gambar shop drawing
- Menyesuaikan gambar perencanaan dengan kondisi di lapangan
- Menjelaskan kepada pelaksana lapangan
- Membuat gambar akhir pekerjaan / asbuilt drawing

T. SYARAT-SYARAT BAHAN
Untuk syarat-syarat bahan telah ditetapkan dalam spesifikasi teknis terlampir

U. SYARAT-SYARAT PENGUJIAN BAHAN


Untuk syarat-syarat pengujian bahan juga ditetapkan dalam spesifikasi teknis terlampir

11
V. GAMBAR KERJA
Gambar kerja / Gambar desain terlampir (Lampiran-3)

W. KRITERIA KINERJA PRODUK


Kriteria kinerja produk sangat jelas ditentukan dalam spesifikasi teknis

X. TATA CARA PENGUKURAN


Tata cara pengukuran yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah pengukuran yang
berdasarkan sesuai dengan kuantitas hasil mutual check.

Y. KEJELASAN ANALISA KEBUTUHAN TENAGA AHLI


Diperlukan Tenaga Ahli karena sifat pekerjaan Penyempurnaan Pembangunan
Longstorage ini merupakan pekerjaan kelas menengah.

Z. JANGKA WAKTU SERTIFIKAT GARANSI


Tidak diberlakukan.

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, Oktober 2020

Pejabat Pembuat Komitmen


Air Tanah dan Air Baku I

Harri Pranowo, STMT


NIP. 19780413 200912 1 001

12
PENYEMPURNAAN PEMBANGUNAN LONGSTORAGE KALIMATI

SPESIFIKASI UMUM :
1. Standar :

Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Standar
Nasional Indonesia (SNI).

Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standar Indonesia, maka dapat dipakai
Standar lain yang disetujui oleh Direksi dan sesuai dengan spesifikasi ini.

2. Pembersihan Lapangan :

Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari pepohonan
diameter 15 cm, semak belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon diameter 15
cm, dan semua material tersebut harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan
petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan
dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan
kembali sesuai dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembersihan ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead”
pada analisa harga satuan pekerjaan.

3. Rencana Mutu Pelaksanaan Kontrak :

Penyedia Jasa harus melaksanakan sistem pengendalian dan kepastian kualitas yang
menjamin ketentuan-ketentuan dalam kontrak khususnya kualitas pekerjaan dipenuhi/
diikuti dengan baik sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak (program
mutu).

Penyedia Jasa diwajibkan membuat Rencana Mutu Pelaksanaan Kontrak sebanyak 5 (lima)
buku dijilid rapi dan diserahkan paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah SPMK diterbitkan ke
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan yang dengan jelas menguraikan organisasi,
prosedur pelaksanaan pekerjaan, prosedur intruksi kerja, sumber daya dan mekanisme yang
direncanakan untuk menjamin kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak
termasuk format kerja dan prosedur pengendalian kualitas dalam pelaksanaan pekerjaan
sehari-hari dilapangan.

Adapun daftar isi Rencana Mutu Pelaksanaan Kontrak seperti tertulis dibawah ini, disusun
sebagai panduan dalam pembuatan rencana mutu pelaksanaan kontrak atau disain. Namun
daftar isi rencana mutu ini masih dapat berubah susunannya maupun judulnya, jadi masih
dapat bertambah atau berkurang. Oleh karena itu pembuatan rencana mutu ini harus dapat
menyesuaikan diri dengan rencana kegiatan-kegiatan yang akan dikerjakannya.

Apabila terjadi perubahan item pekerjaan (addendum) maka diperlukan adanya revisi
Rencana Mutu Pelaksanaan Kontrak.

3.1. Rencana Daftar Isi Rencana Mutu tersebut adalah sebagai berikut :
a. Latar Belakang;
b. Informasi Kegiatan;
c. Sasaran Mutu;
d. Persyaratan Teknis dan Administrasi;
e. Struktur Organisasi;
f. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang;
g. Bagan Alir Kegiatan;
h. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan;
i. Jadwal Peralatan;
j. Jadwal Material;
k. Jadwal Personil;
l. Jadwal Arus Kas;
m. Rencana dan Metode verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi dan
pengujian & Kriteria Penerimaan;
n. Daftar Kriteria Penerimaan;
o. Daftar Induk Dokumen;
p. Daftar Rekaman;
q. Lampiran-lampiran.

3.2. Bahan baku untuk pembuatan atau penyusunan Rencana Mutu Pekerjaan
masing-masing adalah sebagai berikut :
a. Spesifikasi Teknik tiap-tiap pekerjaan;
b. Gambar Teknik tiap-tiap pekerjaan;
c. Jadual pelaksanaan pekerjaan;
d. Daftar peralatan yang digunakan dan yang dipasang;
e. Standar prosedur, standar produk dan instruksi kerja;
f. Organisasi pelaksana pekerjaan;
g. Uraian tugas jabatan setiap pejabat pelaksana pekerjaan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada
analisa satuan pekerjaan.
4. Jalan Inspeksi :

Untuk menuju ke lokasi pekerjaan, mengangkut bahan material yang akan dipakai, dan
transportasi pembuangan bahan material tidak terpakai keluar lokasi pekerjaan, dan
pemeriksaan berkala Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan atau Pengguna jasa serta
keperluan lainnya, Penyedia Jasa diwajibkan menyiapkan atau membuat jalan kerja yang
layak guna kegiatan tersebut diatas untuk menunjang dan memperlancar pelaksanaan
pekerjaan.
Jalan kerja yang dimaksud, bisa mempergunakan jalan kampung atau jalan desa yang
sudah ada atau mempergunakan lahan penduduk yang disewa selama jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan dan sudah ada sosialisasi.
Dari waktu ke waktu selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa berkewajiban
memelihara jalan kerja agar selalu layak dilalui sehingga tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan dan masyarakat disekitarnya maupun masyarakat lain yang
juga memerlukan dan melewati jalan kerja tersebut.
Kelancaran fungsi drainase lingkungan disepanjang jalan kerja, juga yang secara langsung
terpengaruh adanya jalan kerja, juga termasuk menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dari
segi pemeliharaannya.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sarana jalan kerja ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

5. Alat Komunikasi :

Penyedia Jasa harus menyediakan sarana komunikasi dan informasi selama pelaksanaan di
lapangan.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap kelancaran komunikasi dan informasi
selama pelaksanaan pekerjaan. Tidak ada pembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua
biaya sudah termasuk dalam harga kontrak serta sudah harus diperhitungkan dalam
“overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan

6. Laboratorium, Peralatan Laboratorium dan Pengujian :

Penyedia Jasa harus menyediakan sarana uji laboratorium atau menunjuk laboratorium
untuk pemeriksaan kualitas pekerjaan dan harus mendapat persetujuan Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap kelancaran pengujian kualitas pekerjaan.
Dan bila tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan biaya, maka semua biaya sudah
termasuk dalam harga kontrak serta sudah harus diperhitungkan dalam “overhead” pada
analisa harga satuan pekerjaan.
7. Sumber Bahan untuk pasangan batu dan beton :

Penyedia Jasa bertanggungjawab untuk pengadaan bahan yang diperlukan untuk konstruksi
beton, pasangan batu. Penyedia Jasa wajib mengusulkan lokasi sumber bahan bangunan/
agregat beton dengan dilampiri hasil uji/ tes laboratorium sesuai dengan ketentuan dalam
Spesifikasi Teknik kepada Konsultan Supervisi dan Pengguna Jasa guna dipelajari dan
disetujui bila ternyata hasil uji laboratorium tersebut sesuai dengan ketentuan dalam
Spesifikasi Teknik.

Pengambilan contoh (sample) agregat beton dan juga contoh beton yang diambil oleh
Penyedia Jasa pada saat proses pengecoran beton sedang berlangsung, harus disaksikan
oleh Konsultan Supervisi dan Pengguna Jasa. Jenis dan jumlah contoh benda uji harus
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik atau perintah dari Konsultan Supervisi
dan Pengguna Jasa. Tanggapan, penilaian dan persetujuan Konsultan Supervisi dan
Pengguna Jasa terhadap hasil uji laboratorium untuk beton dan agregatnya, tidak dapat
dipakai sebagai alasan bagi Penyedia Jasa bebas dari tanggungjawabnya terhadap kualitas,
daya-guna dan hasil kerja pekerjaan beton yang dilaksanakannya. Dalam hal tersebut sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan pasangan / beton yang ditawarkan dan harus sudah
diperhitungkan dalam “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

8. Peralatan :

Semua peralatan yang akan dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk melaksanakan/
menyelesaikan pekerjaan, harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu oleh Penyedia Jasa
kepada Konsultan Supervisi dan Pengguna Jasa sebelum peralatan tersebut dikirim/
mobilisasi ke lokasi pekerjaan.

Bila peralatan tersebut merupakan item/ jenis pekerjaan yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, maka biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk pengadaan,
pengangkutan, penyimpanan dan penanganan/ perawatannya harus sudah termasuk dalam
harga penawaran untuk jenis/item pekerjaan tersebut.

9. Pengujian dan Pemeriksaan :


9.1. Umum :
Pengujian dan pemeriksaan pekerjaan dilakukan Konsultan Supervisi dan Pengguna
Jasa pada waktu pelaksanaan, pabrikasi, pemasangan dan penyelesaiannya
dilapangan sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-Syarat dan Spesifikasi Teknik.

Penyedia Jasa harus memberikan informasi kepada Konsultan Supervisi dan


Pengguna Jasa tentang pengujian yang akan dilakukan agar pengujian tersebut
dilaksanakan dengan kesaksian Konsultan Supervisi dan Pengguna Jasa. Penyedia
Jasa harus menyampaikan hasil pengujian, dan sertifikat yang diperlukan kepada
Konsultan Supervisi dan Pengguna Jasa dalam formulir yang sudah disepakati.
Persetujuan Konsultan Supervisi dan Pengguna Jasa, serta hasil pengujian dan
pemeriksaan tidak dapat menghalangi Konsultan Supervisi dan Pengguna Jasa untuk
menolak material dan peralatan yang akan dipasang dilokasi pekerjaan bila ternyata
tidak memenuhi Spesifikasi.

9.2 Pengujian dan Pemeriksaan di Lokasi Pekerjaan :


Bila tidak ada atau laboratorium dilokasi pekerjaan belum siap dimanfaatkan atau
peralatannya tidak lengkap, maka pengujian harus dilakukan oleh instansi/ badan
usaha lain yang memperoleh persetujuan Konsultan Supervisi dan Pengguna Jasa
atas beban biaya Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Supervisi dan
Pengguna Jasa paling lambat 24 jam sebelum pengujian dan pemeriksaan dilokasi
pekerjaan dilaksanakan. Penyedia Jasa wajib menyediakan tenaga ahli dan tenaga
terampil untuk laboratorium, material dan peralatan/ instrument laboratorium dan
bahan-bahan yang diperlukan dilokasi pekerjaan. Penyedia Jasa bertanggung jawab
atas segala biaya yang dikeluarkan untuk pengujian dan pemeriksaan di lokasi
pekerjaan.

9.3 Pengujian dan Pemeriksaan di Pabrik :


Penyedia Jasa harus menyampaikan secara tertulis dan rinci kepada Konsultan
Supervisi dan Pengguna Jasa tentang jadwal pengujian dan pemeriksaan di pabrik
yang akan dilakukan termasuk pengujian terhadap item tertentu dari peralatan atau
barang guna memastikan kualitasnya memenuhi Spesifikasi Teknik. Hasil pengujian
dan pemeriksaan ini harus dicatat dengan tertib oleh Penyedia Jasa dan disampaikan
kepada Konsultan Supervisi dan Pengguna Jasa. Penyedia Jasa bertanggungjawab
atas segala biaya yang dikeluarkan untuk pengujian dan pemeriksaan di pabrik.

9.4 Pemberitahuan untuk Pengoperasian :


Pengoperasian seluruh pekerjaan hanya dapat dilakukan dengan ijin Konsultan
Supervisi dan Pengguna Jasa atau yang mewakilinya. Pemberitahuan secara lengkap
dan tertulis kepada Konsultan Supervisi dan Pengguna Jasa atau wakilnya harus
disampaikan dengan tenggang waktu yang cukup sebelum dilakukan pengoperasian
untuk memberikan kesempatan baginya melakukan pengaturan yang diperlukan.

Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa, kecuali bila sudah disediakan
secara tersendiri sebagai jenis pekerjaan penunjang dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, dianggap sudah termasuk/ diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan yang
membutuhkan pengujian dan pemeriksaan tersebut.
10. Audit oleh Pengguna Jasa :

Sesuai dengan kewenangannya, Pengguna Jasa berhak melakukan audit dalam kaitannya
dengan :

1. Biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari pemutusan kontrak yang telah di atur
dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak, tentang Penghentian dan Pemutusan Kontrak.

2. Biaya-biaya lainnya yang di klaim Penyedia Jasa dan tidak tercakup dalam Kontrak.

Penyedia Jasa wajib menyimpan dan menjaga dokumen akutansi yang berkaitan dengan 2
(dua) hal di atas.

11. Sosialisasi dan Konsultasi :

Penyedia Jasa wajib melakukan sosialisasi dan konsultasi dengan pemerintah daerah,
perhutani, camat, kepala desa / lurah, HIPPAM / masyarakat setempat sebelum mulai
pelaksanaan pekerjaan untuk membangun saling pengertian dan menghindari salah paham/
masalah serta mengajak partisipasi masyarakat setempat dalam pelaksanaan pekerjaan.

Sosialisasi dan Konsultasi ini harus dilaksanakan Penyedia Jasa paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan dan terlebih dahulu Penyedia Jasa harus
menyerahkan jadwal, isi dan materi sosialisasi kepada Pengguna Jasa paling lambat 14
(empat belas) hari sebelum sosialisasi dan konsultasi dilaksanakan guna mendapat
persetujuan.
SPESIFIKASI TEKNIS :
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Pengukuran
1.1.1. Uitset Trase Saluran
1.1.1.1. Definisi
Pengukuran profil memanjang dan melintang trase saluran
1.1.1.2. Persyaratan
 Interval/jarak paling jauh maksimal 50 m
 Untuk lokasi tikungan interval/jarak menyesuaikan lokasi/kondisi
lapangan
 Untuk lokasi diantara patok terdapat galian perlu diberikan patok
tambahan
 Toleransi/ketelitian hasil pengukuran yang di ijinkan maksimal 10√D
(D adalah panjang pengukuran dalam km sedangkan hasil ketelitian
dalam mm)

1.1.1.3. Metode Pelaksanaan


 Pengukuran harus dilaksanakan dengan metode pergi–pulang, Dan
data hasil pengukuran harus dibuat masing-masing.
 Apabila ada selisih hasil pengukuran dan masih memenuhi toleransi
yang diijinkan maka hasil pengukuran tersebut dapat diterima.
 Apabila selisih hasil pengukuran di luar batas toleransi maka harus
dilakukan pengukuran ulang.

1.1.1.4. Pembayaran
 Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga
 Dilampiri dengan bukti dan data pendukung (buku ukur dan data hasil
pengukuran)
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga dan peralatan yang digunakan, “Overhead”

1.1.2. Pengadaan dan Pemasangan Patok Kayu (Ukuran 5/7)

1.1.2.1. Definisi
Penanda sementara untuk batas-batas pengukuran selama waktu
pelaksanaan

1.1.2.2. Persyaratan
Bahan kayu 5/7 cm klas II panjang 50 cm
1.1.2.3. Metode Pelaksanaan
 Patok kayu dipasang setiap jarak 50 meter.
 Kedalaman minimal 30 cm atau menyesuaikan kondisi lapangan.
 Patok harus dicat dengan warna cerah dan bagian ujung atas dipasang
paku payung.
 Patok dijaga keberadaan selama waktu pelaksanaan sehingga dalam
penempatan patok harus mudah dilihat dan tidak terganggu oleh
aktifitas pekerjaan.

1.1.2.4. Pembayaran
 Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan harga.
 Harga satuan yang dimaksud adalah 0.5 m.
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus
meliputi Upah tenaga, bahan yang dipakai dan peralatan yang
digunakan, “Overhead”.

1.2. Sewa Basecamp dan direksi keet


1.2.1. Definisi
Sewa Basecamp dan Direksi Keet sebagai Kantor di lapangan penyedia jasa di
lokasi pekerjaan untuk menyelenggarakan manajemen pelaksanaan pekerjaan
selama masa kontrak.
1.2.2. Persyaratan
 Sewa Base camp/ Direksi keet
 Ukuran minimal 54 m2
 Tersedia ruang rapat minimal dilengkapi 2 set meja dan kursi serta satu
set proyektor
 Dilengkapi dengan peralatan kerja (PC, Printer, ATK, White Board),
Tersedia listrik dengan daya minimal 900 watt, Fasilitas internet, air
bersih, fasilitas MCK
 Tersedia tempat parkir yang cukup untuk minimal 2 (unit) kendaraan roda
empat dan sepeda motor penyedia jasa dan direksi

1.2.3. Metode Pelaksanaan


 Untuk semua fasilitas harus sesuai dengan persyaratan
 Untuk lokasi-lokasi fasilitas harus persetujuan direksi

1.2.4. Pembayaran
 Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
 Dilampiri dengan bukti dan data pendukung (gambar, foto, denah).
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
“Overhead”
1.3. Fasilitas Kesehatan (P3K) & K3
1.3.1. Definisi
Fasilitas P3K dan K3 ditujukan untuk upaya melindungi dan menjaga kesehatan
dan keselamatan dari para pekerja.

1.3.2. Persyaratan
Fasilitas Kesehatan (P3K) dan K3 harus mempunyai :
 Kotak P3K : 1 Box
 Helm Proyek : 10 Buah
 Rompi Proyek : 10 Buah
 Sepatu Safety : 10 Pasang
 Jas Hujan : 10 Buah
 Rambu-rambu : 1 Ls
1.3.3. Metode Pelaksanaan
Sesuai dengan petunjuk dari direksi

1.3.4. Pembayaran
 Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga dan peralatan yang digunakan, “Overhead”.

1.4. Pembuatan papan nama pekerjaan

1.4.1. Definisi
Papan yang berisi informasi pekerjaan yang dilaksanakan

1.4.2. Persyaratan
 Ukuran 2,20 x1,00 m. Terbuat dari kayu klas II ukuran 8/12 cm dan multiplek
tebal 10 mm
 Isi, tulisan, dan warna papan nama dibuat sesuai dengan gambar dan ditulis
dengan digital printing (banner).
 Papan nama harus tetap terpasang dalam kondisi baik selama masa
pelaksanaan sampai dengan serah terima pekerjaan pertama (PHO).

1.4.3. Metode Pelaksanaan


 Lokasi penempatan papan nama proyek sesuai dengan arahan Direksi
Pekerjaan.
 Papan nama proyek harus sudah dipasang maksimal 14 (empat belas) hari
kalender dari diterbitkannya SPMK.
 Bentuk dan dimensi papan nama proyek sebagai berikut :
1.4.4. Pembayaran
 Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas Harga dan spesifikasi teknis.
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga dan bahan material yang dipakai, “Overhead”
2. PEKERJAAN TANAH
2.1. Galian Tanah Biasa Sedalam ≤ 1 m secara manual
2.1.1. Definisi
Galian tanah untuk tanah biasa dimana kedalamanya kurang dari ≤ 1 m.

2.1.2. Persyaratan
Pekerjaan galian tanah biasa manual dikerjakan dengan menggunakan tenaga
manusia dengan menggunakan alat bantu, seperti cangkul dan keranjang. Dalam
metode pekerjaan galian tanah biasa manual dilakukan dengan menentukan batas-
batas penggalian dan kedalaman galian rencana, setelah batas galian ditentukan,
dilanjutkan dengan penggalian tanah menggunakan alat bantu.
Pekerjaan galian tanah biasa manual meliputi pekerjaan pemotongan tanah untuk
mencapai elevasi rencana yang tidak memungkinkan dikerjakan menggunakan
alat berat.
Penyedia Jasa wajib melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan bersama
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia Jasa wajib mengajukan metode
pelaksanaan pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa harus memberitahu Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan bila
pekerjaan tersebut selesai dikerjakan untuk dilakukan pemeriksaan

2.1.3. Metode Pelaksanaan


 Tanah digali dari permukaan tanah tidak lebih dari 1 meter dengan cara
manual, kemudian hasil galian tersebut diangkat keatas untuk dibuat tangkis /
tanggul dan dirapikan sesuai gambar pelaksanaan.
 Apabila ada kelebihan volume yang disebabkan oleh kondisi di lapangan
harus dibuang keluar.
 Pekerjaan galian tanah sudah termasuk mengangkat dan mengangkut sejauh
kurang dari 30 meter.

2.1.4. Pembayaran
 Pekerjaan galian tanah biasa sedalam ≤ 1 m secara manual dihitung dengan
menggunakan satuan meter kubik (m3).
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga dan “Overhead”
3. PEKERJAAN BETON
3.1. Istilah dan Definisi
3.1.1. Persyaratan Bahan :
A. Bangunan Beton :
a) Semen :
(1) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen
portland yang memenuhi SNI. Apabila menggunakan bahan
tambahan yang dapat menghasilkan gelembung udara, maka
gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 5 %, dan
harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.
(2) Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh
digunakan, kecuali disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan. Jika di dalam satu proyek digunakan lebih dari satu merk
semen, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan
campuran beton sesuai dengan merk semen yang digunakan.
b) Air :
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak,
garam, asam, basa, gula atau organis.
c) Agregat :
(1) Ketentuan Gradasi Agregat :
- Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang
diberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi
tersebut harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat campuran
yang disyaratkan.
- Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran
agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara
baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-
celah lainnya di mana beton harus dicor.
(2) Sifat-sifat Agregat :
- Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh
dari pemecahan batu atau koral, atau dari pengayakan dan
pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir sungai.
- Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan
oleh pengujian SNI dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya bila
contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur yang
berhubungan.
3.1.2. Persyaratan Kerja :
1) Pengajuan Kesiapan Kerja :
a) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan
digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi
seluruh sifat bahan sesuai dengan Pasal ini.
b) Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-
masing mutu beton yang akan digunakan, 30 hari sebelum pekerjaan
pengecoran beton dimulai.
c) Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil pengujian
pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan sehingga data tersebut selalu tersedia apabila
diperlukan.
d) Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada umur 7 hari,
14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran dengan volume beton
setiap 5 m3 (apabila volume kurang dari 5 m3 tidak perlu diadakan
pengujian/ sesuai perintah Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan).
e) Penyedia Jasa harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan terinci
untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh
persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan sebelum
setiap pekerjaan perancah dimulai.
f) Penyedia Jasa harus memberitahu Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan secara tertulis mengenai rencana pelaksanaan pencampuran
atau pengecoran setiap jenis beton untuk mendapatkan persetujuannya
paling sedikit 24 jam sebelum tanggal pelaksanaan, seperti yang
disyaratkan disertai dengan metode pengecoran, kapasitas peralatan
yang digunakan, tanggung jawab personil dan jadwal pelaksanaannya.
2) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan :
a) Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat
yang terlindung dari perubahan cuaca dan diletakkan di atas lantai kayu
dengan ketinggian tidak kurang dari 30 cm dari permukaan tanah serta
ditutup dengan lembaran plastik (polyethylene) selama penyimpanan
dan tidak lebih dari 3 bulan sejak disimpan dalam tempat penyimpanan
di lokasi pekerjaan. Semen tidak boleh ditumpuk melebihi melebihi 8
sak ke arah atas.
b) Penyedia Jasa harus menjaga kondisi tempat kerja terutama tempat
penyimpanan agregat, agar terlindung dan tidak langsung terkena sinar
matahari dan hujan sepanjang waktu pengecoran.
c) Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga jenis
agregat atau ukuran yang berbeda tidak tercampur.
3) Kondisi Tempat Kerja :
Setiap pelaksanaan pengecoran beton harus terlindung dari guyuran air
hujan.
4) Pencampuran dan Penakaran :
a) Rancangan Campuran :
Proporsi bahan dan berat penakaran harus berdasarkan hasil tes
campuran.
b) Campuran Percobaan :
Penyedia Jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan dengan
rancangan campuran serta bahan yang diusulkan dengan disaksikan oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis
instalasi dan peralatan sebagaimana yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
5) Permukaan Tampak :
a) Semua permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padat bersih
dan tidak keropos.
b) Semua permukaan yang tampak harus rata atau bulat.
c) Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dan setiap
beton yang kelihatan cacat harus dibongkar hingga kedalaman tertentu
dan diganti atau diperbaiki dengan cara seperti yang diinginkan oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa .
6) Beton Tahu :
a) Beton Tahu harus dibuat jika akan memasang bagian–bagian bangunan
dari pekerjaan besi.
b) Pada saat pengisian Beton Tahu, haruslah dilakukan berhati–hati,
mempunyai ikatan yang baik dengan pekerjaan besinya.
3.1.3. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pembetonan :
a) Penyiapan tempat kerja :
(i) Penyedia Jasa harus membongkar bangunan lama yang akan diganti
dengan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat
memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang baru.
Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan dalam dari Spesifikasi ini.
(ii) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau
formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi ini, dan harus dibersihkan.
Jika diperlukan harus disediakan jalan kerja yang stabil untuk
menjamin dapat diperiksanya seluruh sudut pekerjaan dengan
mudah dan aman.
(iii) Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton
harus dijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas
tanah yang berlumpur, bersampah atau di dalam air. Apabila beton
akan dicor di dalam air, maka harus dilakukan dengan cara dan
peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar
sumuran atau cofferdam dan atas persetujuan Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan.
(iv) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh bekisting, tulangan dan
benda lain yang harus berada di dalam beton (seperti pipa atau
selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.
(v) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan, maka bahan lantai kerja untuk pekerjaan beton
harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.
(vi) Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh
galian yang disiapkan untuk pondasi sebelum menyetujui
pemasangan acuan, baja tulangan atau pengecoran beton.
(vii) Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi
ketentuan, maka Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah
dimensi atau kedalaman pondasi dan/atau menggali dan mengganti
bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi atau
melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
(viii) Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari
resiko terkena air hujan dengan memasang tenda seperlunya.
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan berhak menunda
pengecoran sebelum tenda terpasang dengan benar. Penyedia Jasa
juga harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena
air pasang atau muka air tanah dengan penanganan seperlunya.
b) Pencampuran Beton :
(i) Perbandingan Campuran
Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan
bahan additive bila diperlukan, dicampurkan bersama – sama dan
digunakan untuk menghasilkan kekuatan yang diharapkan.
(ii) Beton diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari dan umur 28
hari dengan ukuran maksimum agregat dan dibuat mengikuti tabel
di bawah ini :
Tabel 1 Klasifikasi Beton berdasarkan Besarnya Tekanan :

Kuat Kuat Ukuran Nilai Perkiraan


Tekan Tekan agregat factor air kebutuhan
Tipe Campuran umur 7 umur 28 maksimum semen semen
Beton hari hari (mm) maksimum (kg/m3)
(kg/cm2) (kg/cm2) (%)
AR fc’ = 26,4 195 300 20 50 400
MPa (K-300)
A fc’ = 19,3 147 225 40 (20) 50 371
Mpa (K-225)
B fc’ = 14,5 114 175 40 50 326
Mpa (K-175)
C fc’ = 9,8 62 125 40 57 276
MPa (K-125)
D fc’ = 7,4 65 100 40 60 247
MPa (K-100)

Tabel 2 Klasifikasi Jenis Beton :

Tipe Uraian
AR Beton bertulang untuk melapis permukaan lantai bendung,
mercu dan tembok bendung.
A Beton, pipa beton pra cetak, tiang beton pra cetak dan
sebagainya.
B Beton bertulang untuk bangunan lainnya dan linning beton.
C Beton tumbuk.
D Beton tumbuk untuk lantai kerja dan pengisi.
E Beton cyclop K-175 per m3 dengan perbandingan 0,60 m3
beton K-175 dan batu kali 0,44 m3 (karena ada faktor
kehilangan) digunakan untuk bagian tertentu di konstruksi
tubuh embung, pelimpah maupun lainnnya (sesuai design).

(iii) Proporsi campuran untuk masing–masing kelas beton diatas akan


diberikan oleh Direksi, berdasarkan hasil–hasil test percobaan
campuran yang dikerjakan Penyedia Jasa.
(iv) Penyedia Jasa dapat merubah proporsi dari waktu ke waktu untuk
mendapatkan kepadatan maksimum dari beton, kemudahan
pengerjaan, kekentalan dan kekuatan dengan faktor air semen yang
sekecil mungkin dengan persetujuan Direksi tidak ada tambahan
biaya atas perubahan tersebut.
(v). Kandungan air di dalam beton akan diatur oleh Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan, dalam batas yang ditetapkan untuk
mendapatkan faktor air semen pada beton dengan kekentalan yang
benar. Tidak diperkenankan penambahan air untuk mengatasi
mengerasnya beton sebelum ditempatkan. Keseragaman kekentalan
beton pada setiap adukan adalah perlu. Slump dari pada adukan
beton harus mengikuti tabel di bawah ini, setelah beton diendapkan.

Tabel 3 Nilai Slump Beton :

Tipe Tipe Konstruksi Besaran Nilai Slum


Campuran
AR Mercu lantai dan tembok 7,5 – 2,5
bendung.
A Unit beton pra cetak 12,5 – 5,0
Plat dan balok jembatan
Klas I dan Klas II. 15,0 – 7,5
B Plat, dinding, balok dari
tembok dan dermaga. 12,5 – 5,0
Talud pada transisi. 5,0 – 2,5
C Konstruksi massal. 7,5 – 2,5
D Trotoar, gorong-gorong 7,5 – 5,0
pondasi 9,0 – 2,5

c) Penakaran
(i) Penyedia Jasa harus menyediakan alat penakar yang disetujui
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan dan harus memelihara
serta mengoperasikan peralatan seperti yang diperlukan agar secara
tepat mengontrol dan menentukan jumlah dari masing–masing
bahan yang dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
(ii) Jumlah masing–masing bahan yang membentuk beton tersebut
dapat ditentukan dengan timbangan kecuali jumlah air yang diukur
dengan takaran. Meskipun demikian material beton dapat juga
diukur secara volume, bilamana disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan.

d) Mesin Pengaduk Beton :


(i) Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi
kapasitas maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang
dianjurkan pabrik pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan
beton dengan kekentalan dan warna yang merata secara menerus
dan disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
(ii) Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum
melakukan pekerjaan.
e) Truk Pencampur :
(i) Material beton juga dicampur di dalam truk pencampur. Drum–
drum yang ada pada truk pencampur harus berputar dengan
kecepatan yang dianjurkan oleh Pabrik.
(ii) Operasi pencampuran dapat dimulai dalam waktu 30 menit setelah
bahan–bahan pencampur tersebut berada di dalam pencampur,
setelah itu beton dapat diangkut menuju tempat pekerjaan dan satu
jam setelah penambahan air pengecoran harus selesai.
(iii) Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang cepat
mengeras, waktu pencampuran harus kurang dari 1 jam, sesuai
dengan petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
2) Pengecoran :
a) Pelaksanaan Pengecoran :
(i) Penyedia Jasa harus memberitahukan Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan secara tertulis paling lama 24 jam sebelum
memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton
jika pengecoran beton telah ditunda lebih dari 6 jam (final setting).
(ii) Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu
beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton. Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas
pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan, tulangan dan
mengeluarkan persetujuan tertulis untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia Jasa tidak boleh
melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
(iii) Walaupun persetujuan untuk memulai pengecoran sudah
diterbitkan, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan jika
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak
hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran
secara keseluruhan.
(iv) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, bekisting harus
dibasahi dengan air atau diolesi pelumas di sisi dalamnya yang
tidak meninggalkan bekas.
(v) Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga
penempatan dan penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya
pemisahan butiran.
(vi) Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu,
berurutan mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat
menyatu dengan lapisan dibawahnya, adukan beton digetar dari
lapisan bawah dengan alat penggetar (vibrator).
(vii) Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi
tulangan dan bagian – bagian yang ditanam, cetakan dan perancah
belum diperiksa dan disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan secara tertulis.
(viii) Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai
terjadi pemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar
cetakan cukup rapat, dicor terlebih dahulu lapisan selimut beton
setebal 3 cm, dengan spesi yang sama dengan yang dibutuhkan
oleh beton diatasnya.
(ix) Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari
yang ditentukan oleh Direksi, kelebihan ini harus segera dibuang.
Semua pengecoran harus selesai dalam waktu 60 menit telah
keluar dari mesin pengaduk, kecuali jika ditentukan lain oleh
Direksi.
(x) Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika
ditentukan atau disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul
selama pengecoran harus segera dibuang. Beton jangan dicor
diatas beton lain yang baru saja dicor selama lebih dari 30 menit,
kecuali jika ada konstruksi sambungan yang akan ditentukan
kemudian.
(xi) Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus
ditempatkan pada posisi yang benar secara vertikal maupun
horizontal, dengan permukaan dibuat kasar atau bergerigi untuk
menahan gesekan dan membentuk ikatan sambungan beton
berikutnya, seperti yang diinginkan oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan .
(xii) Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat kasar
atau disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan beton
harus tetap lembab dan dilindungi dengan mortel semen
(perbandingan berat) 1 : 2 setebal 1 cm.
(xiii) Beton harus dicor pada posisi dan urutan – urutan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, atau atas petunjuk Konsultan Supervisi
dan Direksi Pekerjaan.
(ix) Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai sambungan
ditentukan pada gambar atau menurut petunjuk Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
(xi) Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan kereta
dorong lebih tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan untuk menjatuhkan
ketempat penampungan sementara dan kemudian diambil lagi
dengan sekop sebelum dicorkan.
(xii) Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan
sebelumnya atau mengikuti petunjuk Direksi dan harus dikerjakan
secara menerus sampai dengan selesai. Bila perlu Penyedia Jasa
harus bekerja lembur untuk mencapai target tersebut.
b) Pemadatan :
(i) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau
dari luar bekisting yang telah disetujui. Jika diperlukan dan
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan,
penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat
yang cocok untuk menjamin kepadatan yang tepat dan memadai.
Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan
campuran beton dari satu titik ke titik lain.
(ii) Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan
semua sudut, di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi
tanpa menggeser tulangan sehingga setiap rongga dan gelembung
udara terisi.
(iii) Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada
hasil pemadatan yang diperlukan.
(iv) Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan
sekurang- kurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif
0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya dapat
menghasilkan getaran yang merata.
(v) Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk memadatkan
beton di dalam acuan harus vertikal sedemikian hingga dapat
melakukan penetrasi sampai kedalaman 10 cm dari dasar beton
yang baru dicor sehingga menghasilkan kepadatan yang
menyeluruh pada bagian tersebut. Apabila alat penggetar tersebut
akan digunakan pada posisi yang lain maka, alat tersebut harus
ditarik secara perlahan dan dimasukkan kembali pada posisi lain
dengan jarak tidak lebih dari 45 cm. Alat penggetar tidak boleh
berada pada suatu titik lebih dari 15 detik atau permukaan beton
sudah mengkilap.
(vi) Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum
terjadi waktu ikat awal (initial setting).
3) Pengerjaan Akhir :
a) Permukaan :
- Kecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera
setelah pembongkaran bekisting. Seluruh perangkat kawat atau logam
yang telah digunakan untuk memegang bekisting, dan bekisting yang
melewati badan beton, harus dibuang atau dipotong kembali paling
sedikit 2,5 cm di bawah permukaan beton. Tonjolan mortar dan
ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan cetakan harus
dibersihkan.
- Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan harus memeriksa
permukaan beton segera setelah pembongkaran bekisting dan dapat
memerintahkan penambalan atas kekurang sempurnaan minor yang
tidak akan mempengaruhi bangunan atau fungsi lain dari pekerjaan
beton. Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan
lekukan dengan adukan semen.
- Jika Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian
lubang besar akibat keropos, pekerjaan harus dipahat sampai ke
bagian yang utuh (sound), membentuk permukaan yang tegak lurus
terhadap permukaan beton.
Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan pasta (semen dan air,
tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang. Selanjutnya
lubang harus diisi dengan adukan yang kental yang terdiri dari satu
bagian semen dan dua bagian pasir dan dipadatkan. Adukan tersebut
harus dibuat dan didiamkan sekira 30 menit sebelum dipakai agar
dicapai penyusutan awal, kecuali digunakan jenis semen tidak susut
(non shrinkage cement).

b) Perawatan Beton :
(1) Perawatan dengan Pembasahan
(i) Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari
pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan
mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air yang
terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang
relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin
hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan
beton.
(ii) Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton mulai
mengeras (sebelum terjadi retak susut basah) dengan
menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air.
Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam
waktu paling sedikit 7 hari. Semua bahan perawatan atau
lembaran bahan penyerap air harus menempel pada permukaan
yang dirawat.
(iii) Jika bekisting tidak dibongkar maka bekisting tersebut harus
dipertahankan dalam kondisi basah sampai bekisting dibongkar,
untuk mencegah terbukanya sambungan-sambungan dan
pengeringan beton.
(iv) Permukaan beton yang digunakan langsung sebagai lapis aus
harus dirawat setelah permukaannya mulai mengeras (sebelum
terjadi retak susut basah) dengan ditutupi oleh lapisan pasir
lembab setebal 5 cm paling sedikit selama 21 hari.
(v) Beton semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi,
harus dibasahi sampai kuat tekannya mencapai 70% dari
kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.
(2) Perawatan dengan Cara Lain :
(i) Selimut kedap air :
Metode ini dilakukan dengan menyelimuti permukaan beton
dengan bahan lembaran kedap air yang bertujuan mencegah
kehilangan kelembaban ari permukaan beton. Beton harus
basah pada saat lembaran kedap air ini dipasang. Lembaran
bahan ini aman untuk tidak terbang/pindah tertiup angin dan
apabila ada kerusakan/sobek harus segera diperbaiki selama
periode perawatan berlangsung.
(ii) Form-In-Place :
Perawatan yang dilakukan dengan tetap mempertahankan
cetakan sebagai dinding penahan pada tempatnya selama waktu
yang diperlukan beton dalam masa perawatan.
3.1.4. Pengendalian Mutu :
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan beton, bekisting dan waterstop harus memuat :

(a) Penerimaan bahan :


Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan)
harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/
memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah
diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada Pekerjaan
Beton dan Bekisting.

(b) Perencanaan Campuran :


1) Ketentuan Sifat-sifat Campuran :
i) Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan
(misalnya dinyatakan dengan nilai “slump”) seperti yang diusulkan
tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui
penggunaannya secara terbatas. Kelecakan (workability) dan tekstur
campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada
pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara atau
gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat
pembongkaran bekisting diperoleh permukaan yang rata, halus dan
padat.
ii) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi
kuat tekan yang disyaratkan, atau yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan, bila pengambilan contoh,
perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990, SNI 03-
4810-1998, SNI 03-2493-1991, SNI 03-2458-1991.
iii) Jika pengujian beton umur 7 hari menghasilkan kuat tekan beton di
bawah kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa tidak
diperkenankan mengecor beton lebih lanjut, sampai penyebab dari
hasil yang rendah tersebut diketahui dengan pasti dan diambil
tindakan-tindakan yang menjamin bahwa produksi beton berikutnya
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
Kuat tekan beton umur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan harus dipandang sebagai pekerjaan yang tidak dapat
diterima dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki.
iv) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan
dapat mencakup pembongkaran dan penggantian seluruh beton.
Tindakan tersebut tidak boleh berdasarkan pada hasil pengujian kuat
tekan beton umur 3 hari saja, kecuali bila Penyedia Jasa dan
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan sepakat dengan
perbaikan tersebut.

2) Penyesuaian Campuran :
i) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru :
Perubahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan
tanpa pemberitahuan tertulis kepada Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan. Bahan baru tidak boleh digunakan sampai
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan menerima bahan
tersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan
atas hasil pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa.
ii) Bahan Tambahan (admixture) :
Bila perlu menggunakan bahan tambahan, maka Penyedia Jasa
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan. Jenis dan takaran bahan tambahan yang akan digunakan
untuk tujuan tertentu harus dibuktikan kebenarannya melalui
pengujian campuran di laboratorium. Ketentuan mengenai bahan
tambahan ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991.
Bila akan digunakan bahan tambahan berupa butiran yang sangat
halus, sebagian besar berupa mineral yang bersifat cementious
seperti abu terbang (fly ash), mikrosilika (silicafume), atau abu slag
besi (iron furnace slag), yang umumnya ditambahkan pada semen
sebagai bahan utama beton, maka penggunaan bahan tersebut harus
berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa
hasil kuat tekan yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang
diinginkan pada Gambar Rencana dan disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Dalam hal penggunaan bahan tambahan dalam campuran beton,
maka bahan tersebut ditambahkan pada saat pengadukan beton.
Bahan tambahan ini hanya boleh digunakan untuk meningkatkan
kinerja beton segar (fresh concrete).
Penggunaan bahan tambahan ini dilakukan dalam hal-hal sebagai
berikut :
- Meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa menambah
air;
- Mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa
mengurangi kelecakan;
- Mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
- Memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
- Meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton;
- Mengurangi kecepatan terjadinya slump loss;
- Mengurangi susut beton atau memberikan sedikit pengembangan
volume beton (ekspansi);
- Mengurangi terjadinya bleeding;
- Mengurangi terjadinya segregasi.
Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan
tambahan campuran beton bisa digunakan untuk keperluan-
keperluan sebagai berikut :
- Meningkatkan kekuatan pada beton muda ;
- Mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses
pengerasan beton, terutama untuk beton dengan kekuatan awal
yang tinggi;
- Meningkatkan kinerja pengecoran beton di dalam air atau di laut;
- Meningkatkan keawetan jangka panjang beton;
- Meningkatkan kekedapan beton (mengurangi permeabilitas
beton);
- Mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat;
- Meningkatkan daya lekat antara beton baru dan beton lama;
- Meningkatkan daya lekat antara beton dan baja tulangan;
- Meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan tumbukan.
Walaupun demikian, penggunaan aditif dan admixture perlu
dilakukan secara hati-hati dan dengan takaran yang tepat sesuai
manual penggunaannya, serta dengan proses pengadukan yang baik,
agar pengaruh penambahannya pada kinerja beton bisa dicapai
secara merata pada semua bagian beton. Dalam hal ini perlu
dimengerti bahwa dosis yang berlebih akan dapat mengakibatkan
menurunnya kinerja beton, atau dalam hal yang lebih parah, dapat
menimbulkan kerusakan pada beton.

3) Pelaksanaan Pencampuran :
a) Penakaran Agregat :
(i). Seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut berat,
untuk mutu beton fc’ < 19,3 MPa diijinkan ditakar menurut
volume sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakan semen
kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian
sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara
dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen.
Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat
pencampur.
(ii). Penakaran agregat harus dilakukan dalam kondisi jenuh kering
permukaan (SSD-saturated surface dry). Apabila hal tersebut
tidak dilakukan maka harus dilakukan koreksi penakaran
sesuai dengan kondisi agregat di lapangan. Untuk
mendapatkan kondisi agregat yang jenuh kering permukaan
dapat dilakukan dengan cara menyemprot tumpukan agregat
dengan air secara berkala paling sedikit 12 jam sebelum
penakaran untuk menjamin kondisi jenuh kering permukaan.
(iii) Penyedia Jasa harus dapat menunjukkan sertifikat kalibrasi
yang masih berlaku untuk seluruh peralatan yang digunakan
untuk keperluan penakaran bahan-bahan beton termasuk
saringan agregat pada perangkat ready mix.

b) Pencampuran :
(i). Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat
menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan.
(ii). Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai
dan alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan
jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.
(iii). Cara pencampuran bahan beton dilakukan sebagai berikut,
pertama masukkan sebagian air, kemudian seluruh agregat
sehingga mencapai kondisi yang cukup basah, dan selanjutnya
masukkan seluruh semen yang sudah ditakar hingga tercampur
dengan agregat secara merata. Terakhir masukkan sisa air
untuk menyempurnakan campuran.
(iv). Waktu pencampuran harus diukur mulai pada saat air
dimasukkan ke dalam campuran bahan kering. Seluruh sisa air
yang diperlukan harus sudah dimasukkan sekira seperempat
waktu pencampuran tercapai.

4) Pengujian Campuran :
a) Pengujian Untuk Kelecakan (Workability) :
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan
oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan
pada setiap pencampuran beton yang dihasilkan, dan pengujian
harus dianggap belum dikerjakan kecuali disaksikan oleh Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan atau wakilnya. Nilai slump pada
setiap campuran tidak boleh berada diluar rentang nilai slump (± 10
– 12 cm) yang disyaratkan.
b) Pengujian Kuat Tekan :
(i) Penyedia Jasa harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah
benda uji per set) untuk pengujian kuat tekan berdasarkan
jumlah beton yang dicorkan untuk setiap kuat tekan beton dan
untuk setiap jenis komponen bangunan yang dicor terpisah
pada tiap hari pengecoran.
(ii) Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa
harus menyediakan benda uji beton berupa Kubus dengan
ukuran 150 mm, lebar 150 mm dan tinggi 150 mm / Silinder
dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dan harus
dirawat
sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut harus
dicetak bersamaan dan diambil dari contoh yang sama dengan
benda uji silinder yang akan dirawat di laboratorium.
(iii) Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kuantitas
pengecoran atau komponen bangunan yang dicor secara
terpisah dan diambil jumlah terbanyak diantara keduanya.
(iv) Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari
pencampuran secara manual, setiap 50 meter kubik beton
harus dibuat 1 set benda uji (apabila volume kurang dari 50
m3 tidak perlu diadakan pengujian/ sesuai perintah Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan) dan untuk setiap komponen
bangunan yang dicor terpisah minimal diambil 3 set benda uji.
(v) Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk pengecoran hasil
produksi ready mix, diambil pada setiap pengiriman (1 set
untuk setiap truk). 1set = 3 buah benda uji
(vi) Setiap set pengujian minimum tersebut harus diuji untuk kuat
tekan beton umur 28 hari.
(vii) Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut
terdapat perbedaan nilai kuat tekan yang > 5% antara dua
buah benda uji dalam set tersebut, maka benda uji ketiga
dalam set tersebut harus diuji kuat tekannya. Hasil kuat tekan
yang digunakan dalam perhitungan statistik adalah hasil dari 2
buah benda uji yang berdekatan nilainya.
(viii) Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan
bahwa kapasitas daya dukung bangunan berkurang, maka
diperlukan suatu uji bor (core drilling) pada daerah yang
diragukan berdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam
hal ini harus diambil paling tidak 3 (tiga) buah benda uji bor
inti pada daerah yang tidak membahayakan bangunan untuk
setiap hasil uji tekan yang meragukan atau terindikasi bermutu
rendah seperti disebutkan di atas.
(ix) Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa
dianggap secara bangunan antara lain cukup baik bila rata-rata
kuat tekan dari ketiga benda uji bor inti tersebut tidak kurang
dari 0,85 fc’, dan tidak satupun dari benda uji bor inti yang
mempunyai kekuatan kurang dari 0,75 fc’. Dalam hal ini,
perbedaan umur beton saat pengujian kuat tekan benda uji bor
inti terhadap umur beton yang disyaratkan untuk penetapan
kuat tekan beton (yaitu 28 hari, atau lebih bila disyaratkan),
perlu diperhitungkan dan dilakukan koreksi dalam
menetapkan kuat tekan beton yang dihasilkan.
5) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan :
a) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria
toleransi yang disyaratkan, atau yang tidak memiliki permukaan
akhir yang memenuhi ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-
sifat campuran yang disyaratkan, harus mengikuti petunjuk yang
diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
b) Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang
belum dikerjakan.
c) Penanganan pada bagian bangunan yang hasil pengujiannya gagal;
d) Perkuatan, pembongkaran atau penggantian sebagian atau
menyeluruh pada bagian pekerjaan yang memerlukan penanganan
khusus.
e) Jika terjadi perbedaan pendapat dalam hal mutu pekerjaan beton
atau adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan dapat meminta Penyedia Jasa
melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin
bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan
adil dengan meminta pihak ketiga untuk melaksanakannya.
f). Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser sesuai
dengan ketentuan dari Spesifikasi ini. Penyedia Jasa harus
mengajukan detail rencana perbaikan untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan sebelum
memulai pekerjaan.
LAMPIRAN :

Tabel A Jumlah pengambilan contoh beton segar :

No. Macam Pengujian Volume Contoh


(Liter)
1 Slump 8
2 Uji Kuat Tekan ( 3 contoh ) 28

Tabel B. Ketentuan Agradasi Agregat :

Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat


Inchi Standart Kasar
Halus
(m) (mm) # 467 # 56 # 67 #7
2 50,8 - 100 - - -
11/2 38,1 - 95 – 100 100 - -
1 25,4 - - 95 – 100 100 -
¾ 19 - 35 – 70 - 90 – 100
½ 12,7 - - 25 – 60 - 100
3/8 9,5 100 10 – 30 - 20 – 55 90 – 100
#4 4,75 95 – 100 0–5 0 – 10 0 – 10 40 – 70
#8 2,36 80 – 100 - 0–5 0–5 0 – 15
#16 1,18 50 – 85 - - - 0–5
#50 0,300 10 – 30 - - - -
#100 0,150 2 - 10 - - - -

Tabel C. Ketentuan sifat campuran :

Kuat Tekan Minimum


Mutu Beton Benda Uji Silinder Benda Uji Kubus
(MPa) (Kg/cm2)
F15 – 30 cm 15 x 15 x 15 cm3
fc’ Sbk’ 7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
(MPa) (kg/cm2)
31,2 K-350 21,0 29,0 250 350
26,4 K-300 18,0 25,0 215 300
19,3 K-225 15,0 21,0 180 250
14,5 K-175 9,5 14,5 115 175
9,8 K-125 7,0 100 80,0 125
3.2. 1 m³ Beton mutu, f’c = 14,5 MPa (K175), slump (12±2) cm, w/c = 0,66
menggunakan molen
3.2.1 Definisi
Pekerjaan beton yang dimaksud adalah campuran antara semen portland, Agregat
halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan
membentuk masa padat. Beton yang dipergunakan untuk pekerjaan diklasifikasi
berdasarkan kuat tekan beton pada umur 28 hari (dengan kuat tekan 175 kg/cm2)
yang diperoleh dari benda uji berbentuk silinder atau kubus serta slump (12±2)
cm, w/c = 0,66

3.2.2 Persyaratan
3.2.2.1 Bahan
 Bahan material cement yang dipakai adalah jenis PPC yang ada dipasaran.
 Air yang dipergunakan harus bersih tidak mengandung Lumpur, minyak,
bahan organic atau bahan kimia.
 Agregat
a) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang
diberikan.
b) Bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut harus diuji dan
harus memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan.
c) Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat
terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara celah-celah di
mana beton harus dicor.
d) Agregat yang digunakan harus bersih, keras dan kuat dan bebas dari
bahan organik.
e) Agregat kasar harus dihasilkan dari pecah mesin dan ukuranya
tergantung Mix Design dan atau gambar konstruksi.
 Bahan campuran tambahan
a) Apabila menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan
gelembung udara maka gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh
lebih dari 5 % dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
b) Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran
beton dalam jumlah tidak boleh lebih dari 5% berat semen selama
proses pengadukan.

3.2.2.2 Persyaratan Kerja


 Penyimpanan semen harus terlindung dari perubahan cuaca dan diletakkan
di atas lantai dengan landasan kayu, ketinggian tidak kurang dari 30 cm dari
permukaan tanah serta ditutup dan tidak lebih dari 3 bulan sejak disimpan
dalam tempat penyimpanan di lokasi pekerjaan. Semen tidak boleh
ditumpuk melebihi melebihi 8 sak ke arah atas.
 Penyedia Jasa harus menjaga kondisi tempat kerja terutama tempat
penyimpanan agregat, agar terlindung dan tidak langsung terkena sinar
matahari dan hujan sepanjang waktu pengecoran.
 Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga jenis
agregat atau ukuran yang berbeda tidak tercampur.

3.2.3 Metode Pelaksanaan


 Lakukan analisa saringan bahan baik agregrat halus dan kasar serta hasil
analisa saringan harus memenuhi batas ambang yang di persyaratkan dalam
analisa saringan.
 Melakukan mix desain dengan bahan yang disetujui oleh direksi melalui
laboratorium perguruan tinggi negeri / swasta dan dinas pemerintahan dan
hasil mix desain harus ada legalitas yang sah serta mencantumkan antara lain
: beton dalam satuan volume dan berat, nilai slump test serta kuat tekan.
 Menyediakan peralatan meliputi : kotak adukan, kotak takaran, molen, tempat
air, dan alat pemadat, sebelum pencampuran dimulai.
 Bekisting dan perancah harus sudah dibentuk sebelum pengecoran di mulai,
sesuai dengan gambar shop drawing yang telah disetujui oleh direksi.
 Menakar / menimbang bahan sesuai mix desain yang dipersyaratkan dengan
menggunakan bahan yang telah disetujui oleh direksi, kemudian dicampur
sehingga mencapai campuran yang homogen.
 Sebelum campuran beton dipasang harus dilakukan uji slump test dan kuat
tekan terlebih dahulu.
 Jumlah minimum benda uji per hari pelaksanaan pengecoran = 1 benda uji
 Frekuensi pembuatan benda uji, diambil kondisi yang paling dulu dipenuhi :
 1 pasang benda uji untuk tiap pengecoran 120 m3 beton
 1 pasang benda uji untuk tiap pengecoran 500 m2 plat lantai beton
 1 pasang benda uji untuk tiap pengecoran 500 m2 dinding beton
 Jumlah total benda uji minimum = 5 buah per mutu beton
 Jika dari frekuensi pembuatan benda uji yang diatur di atas menghasilkan
jumlah benda uji kurang dari 5 buah, maka harus dilakukan randomisasi
dengan interval volume pengujian yang sama, supaya diperoleh minimal
sejumlah 5 buah benda uji
 Toleransi untuk jumlah total pengecoran kurang dari 5 m3, diperbolehkan
tidak dilakukan sampling dan pembuatan benda uji, jika dapat dijamin dan
bukti terpenuhinya kuat tekan diserahkan dan disetujui oleh Pengawas.
 Campuran beton harus dituangkan secara bertahap dan dipadatkan dengan
vibrator.
 Dalam pengecoran harus dilakukan terus menerus sampai konstruksi selesai.
 Apabila pengecoran sudah selesai, permukaannya tidak boleh di plester dan
dalam proses pengeringannya harus selalu disiram dengan air.
 Semua persyaratan beton harus sesuai dengan analisa harga satuan.

3.2.4 Pembayaran
 Beton diukur dengan jumlah meter kubik (m3) pekerjaan beton yang
digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada gambar
kerja atau yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan serta Overhead
dan Profit.

3.3. Bekisting dinding beton expose dengan multiflex 18 mm


3.3.1. Definisi
Cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang
dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
3.3.2. Persyaratan
(1) Umum :
Sebelum pekerjaan beton dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan pekerjaan
bekisting / cetakan supaya memperoleh bentuk konstruksi yang diinginkan.
A. Ketentuan dalam pelaksanaan bekisting/cetakan :
1. Bekisting harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang – bidang, batas –
batas dan ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar
– gambar atau seperti yang ditetapkan oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan.
2. Penyedia jasa harus menyerahkan kepada Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan semua perhitungan dan gambar rencana bekistingnya
untuk mendapat persetujuan bilamana diminta Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan, sebelum pekerjaan dilapangan dimulai. Dalam hal
bekisting ini, walaupun Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan telah
menyetujui untuk digunakan suatu rencana bekisting dari penyedia jasa,
segala sesuatunya yang diakibatkan oleh bekisting tadi tetap sepenuhnya
menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
3. Material untuk bekisting dapat dibuat dari kayu, besi, atau material lain
yang disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Kesemua tipe
material tadi bila digunakan tetap harus memenuhi kebutuhan untuk
bentuk, ukuran, kwalitas dan kekuatan, sehingga didapat hasil beton yang
halus, rata, dan sesuai dimensi yang direncanakan.
4. Bekisting harus benar-benar menjamin agar air yang terkandung dalam
adukan beton tidak hilang atau berkurang. Pengerjaan bekisting harus
sedemikian rupa sehingga hubungan papan bekisting terjamin rapat dan
tidak akan menimbulkan kebocoran. Konstruksi bekisting harus cukup
kaku.
5. Bila diperkirakan akan terendam air, penyedia jasa harus membuat
bekisting kedap air dengan melapisinya menggunakan bahan yang tidak
tembus air sesuai petunjuk Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
6. Semua material yang selesai digunakan sebagai bekisting harus
dibersihkan dengan teliti. Penggunaan bekisting hanya diperbolehkan
sebanyak dua kali. Bekisting yang telah digunakan satu kali dan
kondisinya sudah tidak dapat diterima Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan, harus segera disingkirkan untuk tidak dapat dipergunakan lagi
atau bilamana mungkin diperbaiki agar kembali sempurna kondisinya.
7. Perkuatan balok kayu 5/7 cm dengan jarak maksimal 40 cm dan
pemakaiannya maksimum 2 kali. Kayu yang dipakai adalah kayu kelas II
yang sesuai dengan persyaratan PPKI 1970 atau kayu lokal yang setaraf.
Semua pekerjaan sudut-sudut beton, bilamana tidak dinyatakan lain
dalam gambar harus ditakik 25 mm.
8. Konstruksi dari bekisting, seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-
lain yang memerlukan perhitungan harus diajukan dan disetujui
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
9. Bagian dalam dari bekisting besi dan kayu boleh dipoles dengan non-
staining mineral oil dengan sepengetahuan Konsultan Supervisi dan
Direksi Pekerjaan. Pelumasan tadi harus dilakukan dengan hati-hati agar
cairan tadi tidak mengenai bidang dasar pondasi dan juga pembesian.
10. Bekisting kayu bilamana tidak dipoles minyak seperti tersebut diatas,
harus dibasahi hingga benar-benar basah sebelum pengecoran beton.
11. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih
dari kotoran dan kering dari air.
12. Pembersihan dan pengeringan harus sedemikian rupa hingga terjamin
mutu beton yang baik. Finishing beton bertulang sejauh mungkin
dihindari dan perataan permukaan beton harus dilakukan sesuai petunjuk
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
 Bekisting yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
 Papan untuk bekisting pekerjaan dinding beton dengan ukuran 3/20
cm.
 Bekisting untuk dinding beton tersebut tidak boleh bocor.
 Pemakaian bekisting maksimal 3 kali.
3.3.3. Metode Pelaksanaan
 Mempersiapkan tempat pekerjaan untuk pemasangan bekisting.
 Pemasangan bekisting harus dilaksanakan sebelum pekerjaan pengecoran
beton dikerjakan.
 Pemasangan papan untuk bekisting harus dirapatkan sedemikian rupa agar
tidak bocor pada saat pengecoran beton dilaksanakan.
3.3.4. Pembayaran
 Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yang
telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (m2).
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, “ Termasuk
“Overhead”.

3.4. Pembesian dengan besi polos atau ulir


3.4.1. Definisi
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur yaitu pekerjaan
dinding beton. Pekerjaan ini memegang penting dari aspek kualitas pelaksanaan
mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur.

3.4.2. Persyaratan
 Besi yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan, berstandar SNI dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan (tidak menggunakan material baja
induction furnace).
 Pemasangan besi harus sesuai dengan gambar yang dipersyaratkan dan di
setujui Direksi Pekerjaan.

3.4.3. Metode Pelaksanaan


 Metode pelaksanaan pekerjaan pembesian dengan besi polos atau ulir harus
sesuai dengan gambar.
 Besi yang dipasang harus sesuai dengan berat (kg) yang dipersyaratkan.

3.4.4. Pembayaran
 Volume pekerjaan dihitung berdasarkan gambar pelaksanaan yang telah
disetujui oleh Pengguna Jasa dan diperhitungkan dalam satuan kilogram (Kg).
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan serta
Overhead.

3.5. Bongkar bekisting secara hati-hati (membersihkan dan membereskan puing) *)


3.5.1. Definisi
Membongkar bekisting yang dipakai untuk pekerjaan dinding beton secara manual
apabila pekerjaan dinding beton tersebut telah selesai dilaksanakan.

3.5.2. Persyaratan
Secara umum, kecuali dinyatakan lain oleh Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan, semua bekisting harus disingkirkan dari permukaan beton ketika
kekuatan beton telah mencukupi. Untuk memungkinkan tidak terganggunya
kemajuan pekerjaan dan dapat dengan segera dilakukan langkah perbaikan bila
perlu, bekisting harus secepatnya dibongkar segera setelah beton mempunyai
kekerasan dan kekuatan seperlunya. Bekisting untuk bagian atas dari bidang beton
yang miring, harus dibongkar segera setelah beton mempunyai kekakuan untuk
mencegah berubahnya bentuk permukaan beton. Bilamana diperlukan perbaikan
pada bidang atas beton yang miring, maka perbaikan tadi harus sesegera mungkin,
dan dilanjutkan dengan langkah-langkah penjagaan pada proses pengerasan beton
(curing).

3.5.3. Metode Pelaksanaan


 Pelaksanaan pembongkaran bekisting harus dilakukan secara manual.
 Papan bekisting yang sudah selesai digunakan harus dibuang di luar lokasi
pekerjaan agar lokasi tersebut bersih.

3.5.4. Pembayaran
 Volume pekerjaan dihitung berdasarkan gambar pelaksanaan yang telah
disetujui oleh Pengguna Jasa dan diperhitungkan dalam satuan meter persegi
(m2).
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan serta
Overhead.
4. PEKERJAAN PERPIPAAN
4.1. Pengadaan dan Pemasangan pipa GI Medium Ø 3’’

4.1.1. Definisi
Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa GI Medium Ø 3’’ merupakan
konstruksi yang berfungsi sebagai jaringan distribusi air.

4.1.2. Persyaratan
a. Standar
Semua pipa dan alat penyambung harus didesain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0,98 Mpa (10 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
Standar lain yang digunakan adalah :
 SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji.
 SNI 0039-1987 Pipa Baja Bergalvanis.
 SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
 SNI 07-0822-1989 Baja Karbon strip canai panas untuk pipa.
 SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
 SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar.
 SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi yang
kelabu.
 SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besi tuang kelabu,
penyambung.
 SNI 07-2255-1991 Pipa Baja saluran air.
 SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens, dimensi.
 SNI 07-2196-1991 Flens pipa, toleransi dimensi.
 SN1 07-3080-1991Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular untuk
jaringan pipa bertekanan, bagian 2.
 SNI 07-3025-1992 Persyaratan las - Ketentuan Umum, Persyaratan servis
untuk sambungan las.
 SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu
struktur las.
 SNI 07-3027-1992 Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan dalam
penilaian perusahaan yang menggunakan las sebagai
cara utama pabrikasi.
 SNI 07- 3078-1992 Flens logam - flens besi tuang.
 SNI 07-3073-1992 Penyambung pipa baja tanpa pasuan berulir.
 SNI 07-6398-200 Tata cara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam dan
luar pada pelapisan air dari baja.
 SNI 07-3360-1994 Penyambung pipa baja paduan dengan las tumpu.
 SNI 0039-2013 Pipa Baja Saluran Air dengan atau tanpalapisan seng
 5112527-90 Water Supply Steel Pipe.
 ISO 7/1 Pipe Threads Where Pressure Tight Joins are Made on
The Threads.
 ISO 1459 Metalic Coating - Protection Against Corrosion by Hot
Dip Galvanizing Guilding Principles.
 ISO 1461 Metalic Coating Hot-Dip Galvanized Coating on
Fabricated Ferrous Products Requirments.
 ASTM A 283F Flow and Intermediate Tensile Strenght Carbon Steel
Plates, Shapes and Bars.
 ASTM A 570 Steel, Sheet and Strip, Carbon, Hot Rolled Structural
Quality.
 AWWA C 200 Steel Water Pipe 6 Inches and Larger.
 AWWA C 203 Coal-Tar Protective Coatings and Linings for Steel
Water Pipelines Enamel and Tape Hot Applied.
 AWWA C 205 Cement Mortar Protective Lining and Coating for Steel
Water Pipe 4 Inches and Larger Shop Applied.
 AWWA C 208 Dimensions for Steel Water Pipe Fittings.
 AWWA Manual M11 Steil Pipe Design and Installation.
 AWWA C 210 Liquid Epoxy Coating System for The Interior and
Exterior Steel Water Pipe.
 JIS G 3101 Rotted Steel for General Structure.
 JIS G 3452 Carbon Steel Pipes for Ordinary Piping.
 JIS G 3457 Arc Welded Carbon Steel Pipe.
 JIS B 2311 Steel Butt-Welding Pipe Fitting for Ordinary Use.
 JIS G 3451 Fitting of Coating Steel Pipes for Water Service.
 JIS G 550 Spheroidal Graphite Iron Castings.
 JIS G 5702 Blackheart Malleable Iron Castings.
 JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structures Purposes.
 JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service.
 JIS K 6353 Rubber Goods Pipes for Water Works.

b. Material Dan Fabrikasi


Pipa baja/steel harus dibuat dari plat atau lembaran baja dan sambungannya
menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau pengelasan listrik, dikerjakan
di pabrik, dites dan dibersihkan.
Lembaran atau plat-plat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak
kurang dari 226 N/mm2 (2.300 kg/cm2) dan harus memenuhi standar berikut :
 SNI 07-0949-1989 Plat baja carbon untuk uap dan bejana tekan
 SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa
 SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa
 SNI 0039-2013 Pipa Baja Saluran Air dengan atau tanpalapisan seng
 ASTM A 283, Grade D
 ASTM A 570, Grade 33
 JIS G 3101, Class 2
 JIS G 3452, SGP
 JIS G 3457, STPY
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989
atau 511 2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar
pengelasan harus cukup merata pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara
otomatis, kecuali atas persetujuan Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan
manual dengan prosedur yang sesuai oleh tukang yang berpengalaman.

Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat
di pabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan
pabrik maksimum yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga
pengelasan keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6
meter, kecuali ditentukan lain Direksi/pengguna jasa/barang.

Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang


berlawanan untuk bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, plat
ataupun pelana (saddle) penguat baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam
pipa.

Spesifikasi pipa GI yang digunakan :


Jenis Pipa : Pipa GI (galvanized Hot Dipped)
Standar material : SNI/SII/ISO/ASTM
klas : Medium dengan ketebalan sesuai tabel Ukuran Pipa Medium
pada SNI 0039 tahun 2013

Tabel 4.1 Ukuran Pipa Medium

Diameter dalam Diameter luar Berat nominal


nominal (mm) Tebal pipa tanpa lapis
(mm) seng sebelum
(mm) (inci) Nominal Maks. Min.
diulir (kg/m)
15 ½ 21,3 21,8 21,0 2,6 1,21
20 ¾ 26,8 27,3 26,5 2,6 1,56
25 1 33,8 34,2 33,3 3,2 2,41
32 1¼ 42,5 42,9 42,0 3,2 3,10
40 1½ 48,4 48,8 47,9 3,2 3,56
50 2 60,3 60,8 59,7 3,6 5,03
65 2½ 76,0 76,6 75,3 3,6 6,42
80 3 88,8 89,5 88,0 4,0 8,36
100 4 114,1 115,0 113,1 4,5 12,20
125 5 139,7 140,8 138,5 5,0 16,60
Diameter dalam Diameter luar Berat nominal
nominal (mm) Tebal pipa tanpa lapis
(mm) seng sebelum
(mm) (inci) Nominal Maks. Min.
diulir (kg/m)
150 6 168,3 166,5 163,9 5,0 19,80
200 8 219,1 221,3 216,9 6,4 33,32
250 10 273,0 275,7 270,3 6,4 41,75
300 12 323,8 327,0 320,6 6,4 49,71
350 14 355,6 359,2 352,0 6,4 54,69
400 16 406,4 410,5 402,3 6,4 62,64
450 18 457,0 461,6 452,4 9,5 105,10
500 20 508 513,1 502,9 9,5 117,02
600 24 610,0 616,1 603,9 9,5 140,88
650 26 660,0 666,6 653,4 9,5 152,80
700 28 711,0 718,1 703,9 9,5 164,34
800 32 813,0 821,1 804,9 9,5 188,23
900 36 914,0 923,1 904,9 9,5 211,90
1000 40 1016,0 1026,2 1005,8 12,7 314,22
1050 42 1067,0 1077,7 1056,3 12,7 330,19
1150 46 1168,0 1179,7 1156,3 12,7 361,82
1200 48 1219,0 1231,2 1206,8 12,7 377,79
CATATAN :
+15
Toleransi tebal untuk pipa tebal adalah -10 %

Sumber: SNI 0039:2013

Ketebalan coating hot dipped Galvanized sesuai dengan SNI 07-7033-2004 sesuai dengan
tabel 4.2.

Tabel. 4.2 Ketebalan Minimum Pada Contoh Uji yang Disentrifugal

Benda Kerja dan Ketebalannya Ketebalan Lapisan Lokal Ketebalan Lapisan Rata-
(Minimum) µm Rata (Minimum) µm
Benda kerja berulir:
≥ 20 mm diameter 45 55
≥ 6 mm sampai < 20 mm 35 45
diameter < 6 mm diameter 20 25
Benda Kerja Lain
(termasuk coran)
≥ 3 mm 45 55
< 3 mm 35 45
Sumber: SNI 07-7033-2004

Sistem pengelasan yang digunakan adalah sub merged arc welder/electricresistance welded,
pemeriksaan pengelasan dilakukan X-ray dan Ultrasonic, panjang pipa efektif 6 m, setiap
ujung pipa harus dibuat tirus dan di tutup dengan plastik berwarna biru.

Penandaan Pipa GI
Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan:
 Nama pabrik pembuat atau merek dagang
 Dimensi luar pipa
 Tekanan kerja nominal
 Jenis material yang digunakan
 Seri pipa
 Tanggal produksi

Handling/Penanganan
Pipa GI yang akan diadakan/dikirim ke dalam gudang harus di beri bantalan dan di tata sesuai
petunjuk direksi/pengguna jasa serta dalam penanganan erection lapangan harus menggunakan
crane/forklift. Pengendalian bahaya dan resiko pekerjaan erection menjadi tanggung jawab
penyedia jasa sepenuhnya.

PEMASANGAN PIPA GI

1. Lingkup Pekerjaan
Penyedia jasa tidak diizinkan memulai pelaksanaan pekerjaan sebelum semua alat-alat bantu
yang diperlukan tersedia di lapangan (berlaku untuk instalasi pipa yang diadakan baik oleh
Pemberi Pekerjaan maupun Penyedia jasa). Pipa dan perlengkapannya harus dipasang sesuai
dengan gambar rencana, kecuali bila oleh Direksi/pengguna jasa diberi petunjuk lain. Pada
umumnya gambar rencana menunjukkan tempat yang belum tepat, Direksi/pengguna jasa
akan menunjukkan tempat pipa yang paling tepat.

Sebelum memasang pipa dan perlengkapannya, pipa harus diteliti dan dibersihkan dengan
seksama. Pipa dan perlengkapannya yang berminyak, bergemuk dan lain sebagainya harus
dibersihkan terlebih dahulu sehingga benar-benar bersih, dan yang mungkin telah retak atau
mengalami kerusakan lain khususnya pada ujung-ujung pipa tidak boleh dipergunakan.

Penyedia jasa harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa perletakan pipa dan
penyambungan, dengan cara yang sesuai standart Direksi/pengguna jasa sesuai dengan
spesifikasi dan sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar kerja.
Setiap pipa harus dipasang dengan tepat menurut garis dan kelandaian sesungguhnya dan
sedemikian rupa sehingga pipa yang berbatasan merupakan suatu sambungan yang konsentris
yang tertutup.

Selama pemasangan, alat-alat bantu sementara dengan penopang pipa-pipa pada kedudukan
yang benar harus dipergunakan dan harus diperhatikan agar kerusakan tidak terjadi pada pipa-
pipa. Sedangkan semua alat pengikat pipa (penopang beton, bantalan-bantalan penahan dan
sebagainya) harus berada pada tempatnya dengan benar sebelum pemasangan dan
pemindahan semua peralatan sementara / bantu.

Tidak diizinkan menurunkan pipa ke dalam parit tanpa persiapan-persiapan menggunakan alat
atau perlengkapan lain yang layak dan diperlukan. Bila pipa-pipa diangkat/diturunkan dengan
mempergunakan suatu katrol maka bagian jerat baja yang melingkari pipa harus terbungkus
(dengan karet dan sebagainya).

Valve dan perlengkapan lainnya harus dipasang dengan ukuran kerja yang baik serta harus
bebas dari kotoran dan rintangan terhadap mekanismenya. Penyedia jasa bertanggung jawab
sepenuhnya dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan valve. Setiap valve yang apabila
setelah terpasang tidak berfungsi harus dilepas kembali dan kegagalan tersebut harus
diperbaiki atas beban Penyedia jasa.

Valve dan peralatan/perlengkapan lain harus dipasang pada lokasi yang tepat sesuai dengan
gambar rencana dan apabila ada perubahan harus ada persetujuan dari Direksi/pengguna jasa.

Penyambungan antar pipa yang berbeda jenisnya harus dilakukan sesuai dengan gambar
rencana dan petunjuk Direksi/pengguna jasa.

Setiap kali pekerjaan hari itu berakhir, maka ujung-ujung pipa yang terbuka untuk sementara
waktu harus ditutup dengan balok-balok dari kayu, penyekat-penyekat atau sebagaimana yang
diinstruksikan oleh Direksi/pengguna jasa.

Setiap pipa harus diperiksa dengan seksama sebelum dan sesudah dipasang. Bila kerusakan
terjadi pada pipa-pipa, peralatan-peralatan rakit, valve atau alat-alat bantu perpipaan selama
pemasangan, hal itu harus dilaporkan kepada Direksi/pengguna jasa yang akan mengambil
keputusan, apakah harus diperbaiki atau diganti.

Untuk mencegah penanganan yang tidak perlu, semua batangan pipa harus ditempatkan
sedekat mungkin pada lokasi akhir dari lajur pipa dengan memperhitungkan keamanan lalu
lintas.

2. Penanganan Bahan Pipa, Perkakas, dan Peralatannya


Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan oleh Pemilik
untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama pengangkutan, penurunan,
pemasangan dan penyambungan sampai pada penyelesaian pada pekerjaan. Kerusakan pada
bahan pipa yang dimaksud tersebut harus diperbaiki hingga memenuhi standart spesifikasi
yang ditentukan.

Penyedia jasa harus berhati-hati dalam penanganan pipa-pipa dan lain sebagainya untuk
menjamin tidak terjadi kerusakan pada lapisan-lapisan. Pengait sama sekali tidak
diperbolehkan digunakan untuk mengait pada pinggiran ujung pipa.

Pipa-pipa dan sebagainya tidak boleh diangkut dengan mempergunakan rantai atau tambang,
akan tetapi harus dengan ikatan (sling) lebar yang melingkari pipa-pipa atau alat penyambung.

Pipa-pipa dan fittings harus disimpan terangkat dari permukaan tanah diletakkan di atas
penopang dan harus disangga, diberi bantalan dan dipasak.

Pipa-pipa tidak boleh diletakkan langsung di atas satu sama lain dan tidak boleh ditumpuk
lebih dari 8 (delapan) pipa. Harus dilakukan perawatan khusus untuk menjamin bahwa pipa-
pipa yang fleksibel tertumpu rata dan disangga dengan baik agar pipa-pipa tidak melendut.

Coupling, joints, dan benda-benda lain yang sama harus disimpan dalam keadaan kering,
terangkat dari permukaan tanah gudang atau ruang tertutup.Gudang harus dibuat sedemikian
rupa untuk mempermudah keluar dan masuknya pipa dan pengecekannya dengan
membedakan tumpukan penerimaan atau disimpan secara terpisah dan diberi tanda dengan
jelas.

Apabila ada barang-barang yang disimpan mempunyai batas waktu penyimpanan atau
memerlukan penyimpanan yang khusus, metode penyimpanan harus disetujui
Direksi/pengguna jasa dan sesuai petunjuk dari pabrik.

Penutup ujung-ujung pipa atau pengaman lainnya tidak boleh dibuka sampai pipa-pipa dan
fittings tersebut dipasang di lapangan. Semua pipa dan fitting yang disediakan sebagai
cadangan harus ditutup dan untuk pipa yang dilapisi mortar bagian dalamnya (termasuk
fittings) harus membentuk pelindung lengkap yang dapat melindungi akibat perubahan suhu.

Pipa dan perlengkapannya yang retak/rusak harus segera dilaporkan kepada Direksi/pengguna
jasa untuk diteliti apakah dapat diperbaiki atau harus diganti.

Kehilangan atau kerusakan pipa dan perlengkapannya yang telah diserahkan Penyedia jasa,
menjadi tanggung jawab Penyedia jasa sepenuhnya.

Penyedia jasa wajib melaporkan secara tertulis kepada Direksi/pengguna jasa apabila terjadi
kehilangan atau kerusakan pipa dan perlengkapannya.

Penyedia jasa juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh Pemilik
sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.
Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan baik
sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.

Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki hingga
memenuhi standart spesifikasi yang ditentukan. Dalam hal perkakas dan peralatan tidak dapat
diperbaiki atau hilang, Penyedia jasa harus memberi kompensasi kepada Pemilik.

4.1.3. Metode Pelaksanaan


Pemasangan pipa dilaksanakan sesuai gambar rencana. Pipa yang rusak tidak
diijinkan dipakai pada pekerjaan ini, setelah pemasangan pipa dan bangunan
pelengkapnya selesai maka Penyedia Jasa harus melakukan uji coba pengaliran
air (Running Test) sampai jaringan pipa betul-betul sesuai manfaatnya. Setelah
Running Test berhasil maka harus dibuatkan berita acara Running Test sesuai
petunjuk Direksi pekerjaan.
4.1.4. Pembayaran
 Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yang
telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (m¹)
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga dan bahan material yang digunakan, “ Termasuk “Overhead”.
5. PEKERJAAN PENGECATAN
5.1. Pasangan Pengecatan
5.1.1. Definisi
Pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.

5.1.2. Persyaratan
Cat yang harus dimiliki diantaranya daya sebar, daya tutup, mudah dalam
pengaplikasiannya, dan aman bagi kesehatan lingkungan.

5.1.3. Metode Pelaksanaan


7.1.3.1 Bahan
 Pengecatan bagian luar ( Outdoor ) menggunakan cat tembok yang
berkualitas baik, sintetis dan tahan cuaca.
 Jenis cat finishing / akhir :
1. Jenis Vinyl Acrylic emulsion digunakan sebagai cat finishing
dinding / beton bagian dalam (interior).
2. Jenis Weathershield digunakan sebagai cat finishing dinding/beton
bagian luar (exterior).
3. Pengecatan untuk dinding/beton bagian dalam/luar minimal
dilakukan 2 lapis.
 Warna akan ditentukan sesuai petunjuk Direksi.
 Cat dasar - Digunakan jenis alkali Pimer (untuk dinding/beton bagian
dalam) - Digunakan jenis Sealer (untuk dinding/beton bagian luar) -
Lapisan cat dasar dilakukan minimal 1 lapis sampai rata dan sama
tebalnya.
 Kapasitas/daya sebar maksimal 12 m2/liter untuk pengecatan 1 lapis.
 Pengencer air bersih maksimum 20% per liter.
 Pengeringan minimum setelah 2 jam lapis berikutnya dapat dilakukan.

7.1.3.2 Persyaratan Kerja


 Bahan sebelum digunakan, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Direksi Pengawas, minimal 2 (dua) jenis hasil
produk yang berlainan, untuk mendapat persetujuan Direksi
Pengawas.
 Contoh-contoh yang diserahkan harus disertai brosur dari pabrik yang
bersangkutan.
 Kontraktor harus membuat contoh jadi dari pekerjaan pengecatan
dalam beberapa macam warna, untuk diserahkan kepada Direksi
Pengawas.
 Penukaran/penggantian bahan harus dari mutu sesuai contoh yang
disetujui serta harus dengan persetujuan pihak Direksi Pengawas,
penukaran dan penggantian bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya tanpa adanya tambahan biaya.
 Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan dengan
bahan/ alat mesin amplas elektrik yang bermutu baik, sampai
merupakan bidang permukaan pengecatan yang halus dan licin, segala
persiapan pengecatan telah memenuhi persyaratan dengan baik dan
telah disetujui Direksi Pengawas.
 Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dari debu, serbuk gergaji,
benar-benar bebas dari minyak, dan sebagainya serta kering betul.
 Harus dihindarkan adanya celah-celah/pori-pori serat kayu pada
permukaan pengecatan.
 Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian bahan dilakukan.
 Pengecatan dilakukan minimal 2 (dua) lapis atau hingga dicapai hasil
pengecatan yang tebal, rata dan sama warnanya. Lapis pengulangan
dilaksanakan setelah 2 hari dari pengecatan awal.
 Pengecatan harus dilakukan sejauh mungkin dari pengaruh pekerjaan
lain serta jauh dari tumbuh-tumbuhan

5.1.4. Pembayaran
 Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yang
telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (m 2)
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga dan bahan material yang digunakan, “ Termasuk “Overhead”.
6. PEKERJAAN PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)
6.1. Pasangan Penerangan Jalan Umum (PJU) Solarcell
6.1.1. Definisi
Lampu penerangan jalan adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat
diletakkan/dipasang di kiri/kanan jalan yang digunakan untuk menerangi jalan
maupun lingkungan disekitar jalan yang diperlukan.

6.1.2. Persyaratan
Penerangan Jalan Umum (PJU) Solarcell yang digunakan harus sesuai dengan
SNI berkualitas baik, baru merupakan produk pabrikan. Penerangan Jalan Umum
(PJU) lampu LED all in one (lampu, solar panel dan baterai dalam 1 rumah
lampu) dan bergaransi 5 tahun dengan surat pernyataan dukungan dari distributor.

6.1.3. Metode Pelaksanaan

6.1.3.1. Bahan
 Street Lighting Multi LED 24 W
 Controller Smart Solar Wirelless System 10Ah
 Solar Panel Mono/ Polychristalline 100WP
 Batterry VRLA Gell Deep Cycle 64Ah
 Box Batteray Outdoor Powder Coating Singgle
 Batterry Belt
 Clamp Box
 Street Light Pole Hot Deep Galvanized 5 Meter
 Bracket Solar Panel
 Ancor Bolt M16
 Installation Cable Solar Cell NYYHY 2 X 4mm
 Installation Cable Lamp NYYHY 2 X 4mm
 Skun Battery
 Anti Climbing
 Nut and Bolt
 Terminal Block
 Connectors Block
6.1.3.2. Persyaratan Kerja
 Bahan sebelum digunakan, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Direksi Pengawas untuk mendapat persetujuan
Direksi Pengawas.
 Contoh yang diserahkan harus disertai brosur dari pabrik yang
bersangkutan.
 Pemasangan lampu PJU dilaksanakan sesuai gambar rencana atau
petunjuk Direksi. Lampu PJU yang rusak tidak diijinkan dipakai pada
pekerjaan ini, setelah pemasangan lampu PJU dan bangunan
pelengkapnya selesai maka Penyedia Jasa harus melakukan uji coba
sampai jaringan lampu PJU betul-betul sesuai manfaatnya.

6.1.4. Pembayaran
 Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yang
telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (Unit)
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga dan bahan material yang digunakan, “ Termasuk “Overhead”.
4. PEKERJAAN LAIN-LAIN
4.3.Foto dokumentasi menggunakan camera digital dengan dokumentasi menggunakan
CD dan album foto
4.1.1. Definisi
Foto dokumentasi menggunakan kamera digital dan video drone hasil
pekerjaan di lapangan

4.1.2. Persyaratan
 Mencetak Foto dicetak pada kertas foto ukuran 3 R.
 Foto diambil pada saat sebelum pekerjaan (0%), pada saat pelaksanaan
pekerjaan (50%), dan setelah pelaksanaan pekerjaan selesai (100%) per
50 m serta foto pendukung pekerjaan per 100 m atau sesuai kebutuhan.
 Video drone diambil pada kondisi sebelum pekerjaan (0%) dan
pekerjaan selesai (100%)
 Foto dan video drone harus disetujui oleh direksi pekerjaan
 File foto dan video drone softcopy diserahkan kepada direksi pekerjaan

4.1.3. Metode Pelaksanaan


 Pengambilan foto pekerjaan 0%, 50%, dan 100% pada posisi dan latar
belakang yang sama.
 Harus sesuai dengan arahan direksi lapangan.
 Cetak 1 set foto dokumentasi pekerjaan (1 set yang dimaksud adalah
foto 0%, 50%, dan 100%).

4.1.4. Pembayaran
 Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga (set).
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
Upah tenaga, bahan yang dipakai, peralatan yang digunakan,
“Termasuk “Overhead”.

4.2.Penggandaan dan Penjilidan buku/kontrak/laporan


4.2.1. Definisi
Penggandaan buku /laporan pekerjaan

4.2.2. Persyaratan
 Laporan harus disetujui oleh direksi pekerjaan.
 File laporan softcopy diserahkan kepada direksi pekerjaan.
4.2.3. Metode Pelaksanaan
Sesuai dengan arahan direksi pekerjaan.

4.2.4. Pembayaran
 Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga (set)
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
lain-lain, “ Termasuk “Overhead”.

4.3.Penggandaan dan Penjilidan shop drawing daan as built drawing


4.3.1. Definisi
Penggandaan shop drawing dan as built drawing hasil pekerjaan.

4.3.2. Persyaratan
 Shop drawing merupakan gambar rencana pelaksanaan
 As Built Drawing merupakan gambar hasil pelaksanaan
 Gambar harus disetujui oleh direksi pekerjaan
 File Gambar softcopy diserahkan kepada direksi pekerjaan

4.3.3. Metode Pelaksanaan


Sesuai dengan arahan direksi pekerjaan.

4.3.4. Pembayaran
 Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga (set)
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
lain-lain, “ Termasuk “Overhead”

4.4.Penggambaran dengan CAD ukuran A3


4.4.1. Definisi
Penggambaran data hasil pengukuran di lapangan berupa shop drawing
(gambar kerja) dan as build drawing (gambar hasil pekerjaan).

4.4.2. Persyaratan
 Gambar sesuai dengan hasil pengukuran di lapangan sebagai acuan
pekerjaan
 Gambar harus disetujui oleh direksi pekerjaan sebelum pekerjaan
dimulai
 File gambar softcopy diserahkan kepada direksi pekerjaan

4.4.3. Metode Pelaksanaan


Sesuai dengan arahan direksi pekerjaan.
4.4.4. Pembayaran
 Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga (lbr)
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
lain-lain, “ Termasuk “Overhead”

4.5.Pencetakan 1 lembar gambar ukuran A3


4.5.1. Definisi
Pencetakan hasil penggambaran.

4.5.2. Persyaratan
Mencetak hasil penggambaran yang sudah disetujui direksi pekerjaan.

4.5.3. Metode Pelaksanaan


Sesuai dengan arahan direksi pekerjaan.

4.5.4. Pembayaran
 Dibayarkan berdasarkan Harga Satuan sesuai yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga (lbr)
 Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi
lain-lain, “ Termasuk “Overhead”.
Provinsi : Jawa Timur
Proyek :
Penyempurnaan Pembangunan
Judul Gambar : Longstorage Kalimati
Direncana Kabupaten : Sidoarjo
Diperiksa No. Register :
Pengawas Utama No. Lembar :
DIPERIKSA
Pelaksana Teknik Tanggal : No. Kontrak :
PPK AIR TANAH DAN AIR BAKU I
DISETUJUI
No.Rev. tgl. yang direvisi oleh direnc. diset.
Provinsi : Jawa Timur
Proyek :
Penyempurnaan Pembangunan
Judul Gambar : Longstorage Kalimati
Direncana Kabupaten : Sidoarjo
Diperiksa No. Register :
Pengawas Utama No. Lembar :
DIPERIKSA
Pelaksana Teknik Tanggal : No. Kontrak :
PPK AIR TANAH DAN AIR BAKU I
DISETUJUI
No.Rev. tgl. yang direvisi oleh direnc. diset.
Provinsi : Jawa Timur
Proyek :
Penyempurnaan Pembangunan
Judul Gambar : Longstorage Kalimati
Direncana Kabupaten : Sidoarjo
Diperiksa No. Register :
Pengawas Utama No. Lembar :
DIPERIKSA
Pelaksana Teknik Tanggal : No. Kontrak :
PPK AIR TANAH DAN AIR BAKU I
DISETUJUI
No.Rev. tgl. yang direvisi oleh direnc. diset.

Anda mungkin juga menyukai