Anda di halaman 1dari 43

METODE PELEKSANAAN

Nama Kegiatan : Rehap SDN Gagangkepuhsari Kec. Balongbendo


Lokasi : SDN Gagangkepuhsari Kec. Balongbemdo Kab. Sidoarjo
Sumber Dana : APBD Kabupaten Sidoarjo Tahun Anggaran 2020
Pokja : Pokmil 171-2020
Alamat Pokja Pemilihan : Jl. Gubernur Soeryo 1 Sidoarjo
Jangka Watu Penyelesaian : 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender sejak SPMK

BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Latar belakang Paket Rehap SDN Gagangkepuhsari Kec. Balongbendo adalah bagian dalam rangka pengembangan
sarana dan prasarana pendidikan yang berlokasi di daerah Sidoarjo. Peningkatan sarana dan prasarana gedung
sekolah sangat diperlukan dengan semakin pesatnya perkembangan di dunia pendidikan. Pembangunan sarana
dan prasarana gedung sekolah sangat menentukan dalam menunjang tercapainya siswa dan siswi yang cerdas.
Pembangunan prasarana gedung sekolah berupa peningkatan atau penambahan gedung sekolah sesuai dengan
perkembangan dunia pendidikan saat ini.
Dengan ini Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melakukan Rehab SDN
Gagangkepuhsari Kec. Balongbendo , guna meningkatkan mutu atau kaulitas pada bangunan ini, sehingga fasilitas
dalam bangunan ini bisa memadai dan bermanfaat.
II. Maksut dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis besar
uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan persiapan, pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat
dilihat keterkaitan dari masing - masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi teknis yang telah
disyaratkan.
III. Lokasi dan Lingkup Kerja
Lokasi pekerjaan Rehap SDN gagangkepuhasri Ke. Balongbendo Kab. Sidoarjo

Proyek :
Rehab SDN Gagangkepuhsari Ke. Balongbendo

Lokasi Proyek :
SDN Gagang Kepuhsari, Kepuhsari,
Gagangkepuhsari, Kabupaten Sidoarjo, Jawa
Timur

METODE KERJA 1
Rencana Lokasi Rehab SDN Gagangkepuhsari Kec. Balongbendo

IV. Lingkup Pekerjaan


Sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga, maka dapat diketahui lingkup pekerjaan yang dilaksanakan pada
pekerjaan ini terdiri dari :Pekerjaan Tanah

No. Uraian Pekerjaan

I PEKERJAAN PERSIAPAN
II PEKERJAAN PEMBONGKARAN
III PEKERJAAN TANAH
IV PEKERJAAN PONDASI
V PEKERJAAN BETON BERTULANG
VI PEKERJAAN PASANGAN
VII PEKERJAAN LANTAI & KERAMIK
VIII PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU
IX PEKERJAAN PENGGANTUNG & PENGUNCI
X PEKERJAAN PLAFON
XI PEKERJAAN ATAP
XII PEKERJAAN CAT
XIII PEKERJAAN ELEKTRIKAL
XIV PEKERJAAN FINISHING

METODE KERJA 2
Daftar Peralatan Utama Minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan sesuai permintaan dokumen
penawaran

V. Jadwal Waktu Pelaksanaan


Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
atau dengan lain cara ditunjuk oleh Pemberi Tugas sebagai pelaksana pembangunan, segera membuat:
Jadwal waktu pelaksanaan (Time Schedule) untuk disetujui oleh Pemberi Tugas dan Direksi/Konsultan
Pengawas.
Jadwal Waktu Pelaksanaan adalah selama 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender hari kalender.

VI. Menejemen Pekerjaan

Untuk melaksanakan Pekerjaan Peningkatan Jalan ini maka perusahaan kami menyusun dan juga menugaskan
beberapa Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil dengan fungsi dan tugas masing-masing, sesuai dengan bidang
keahlianya.

Uraian Tugas Josb Desk :


 Manajer Pelaksana
 Memimpin jalannya pelaksanaan proyek
 Penanggung jawab dan pengendali dari pelaksanaan proyek

 Petugas K3
 Memberikan pengarahan tentang bahaya dan tingkat resiko pekerjaan
 Memberikan pengarahan tentang penggunaan APD

METODE KERJA 3
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN

A. Pekerjaan Persipan
1. Pembersihan Lokasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang telah dipergunakan. Dan
mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan sebagai tempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang,
dan lain sebaginya kembali ke kondisi awal. Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan
lokasi dari sampah,rumput, dan berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan
dilakukan dengan menggunakan alat sederhana. Sampah-sampah yang dihasilkan dari pekerjaan ini dikumpulkan
di suatu tempat yang telah disetujui oleh pengawas, kemudian baru diangkut dengan menggunakan dump truck
untuk dibuang ketempat pembuangan sampah akhir.
2. Pembuatan Papan Pekerjaan
Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama pekerjaan, papan nama pekerjaan
ini dipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data
proyek antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu
pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll.

3. Pengukuran dan Pasang Bowplank


Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran dilakukan. Pemasangan Bouwplank
(Pematokan) dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak Proyek,Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita
Acara Pematokan. Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi 5/7 cm
yang tertanam cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan bouwplank secara ratabagian atasnya dari papan
bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan
digunakan meteran. Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis ukuran
padapapan bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m
dari As sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok - patok yang terlebih dahulu ditancapkan.

METODE KERJA 4
4. Direksi Keet dan Gudang
Peleksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi waktu dan kualitasnya/mutu
bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk dapat mengelola proyek dengan baik adalah tersedianya
tempat bagi pengawas proyek dan kontraktor yang berupa direksi keet, untuk :
– Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua administrasi proyek.
– Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik, pengawas dan kontraktor
dapat berjalan dengan baik.

5. Administrasi
Administrasi dikerjakan oleh seorang admin yang secara kontinyu membuat laporan harian untuk diserahkan
kepada direksi / konsultan pengawas untuk diperiksa. Kemudian setiap minggu menyusun laporan progress capaian
pekerjaan. Mengambil Foto pelaksanaan 0 persen, diambil minimal 3 gambar pada tiap patok yang memperlihatkan
keadaan sebelu mulai pekerjaan, keadaan dalam tahap pelaksanaan dan keadaan telah selesai. Foto – foto pada
tiap patok diambil searah dengan aliran air dan dalam kondisi latar belakang yang sama. Ketiga gambar diletakkan
dalam album dengan tanggal pengambilan dan disertai dengan penjelasan. Album diserahkan sejumlah yang
ditetapkan oleh Pengawas lapangan Dokumentasi berjalan selama pekerjaan berlangsung atau sampai 100 persen.

6. Pengukuran bersama dengan pihak Konsultan Pengawas dan Direksi ( MC-0 )


Pekerjaan ini dimulai sejak awal proyek, sebagai pekerjaan persiapan,
pekerjaan ini antara lain pekerjaan pengukuran dan bouwplank.
Patok bouwplank harus ditanam ke dalam tanah sampai kuat, sehingga tidak
mudah dicabut/tercabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7 cm. Jarak patok dari
sisi galian minimal 1,00 m dan jarak patok satu dengan patok lainnya maksimal
2,00 m.
Papan bouwplank menggunakan kayu kelas II (dua) ukuran 2/20 cm dan bidang
sebelah atas harus diserut/diketam sampai rata. Penentuan tinggi bouwplank
disesuaikan dengan elevasi rencana dan harus disetujui oleh Pengawas
lapangan
Pemasangan bouwplank harus siku-siku 90°. Untuk mendapatkan garis horisontal
Bouwplank yang maksimal, pemasangan bouwplank dapat dilakukan dengan
menggunakan selang air atau pesawat ukur seperti waterpass, theodolite, dan
Total Station.

7. Mobilisasi dan Demobilisasi


Persyaratan mobilisasi :
1. Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan Basecamp kontraktor dan kegiatan pelaksanaan.
2. Mobilisasi dari semua staf supervisi konstruksi dan semua pekerja yang diperlukan untuk
pelaksanaan.
3. Mobilisasi dan pemasangan peralatan konstruksi dari suatu lokasi asalnya tempat yang digunakan.
4. Pembuatan dan penyerahan suatu program mobilisasi.

METODE KERJA 5
8. Pengajuan Material

9. K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)


a. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor bertanggung
jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, material dan peralatan teknis serta konstruksi.
b. Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi
dengan perlengkapan keselamatan kerja seperti safety line, rambu - rambu, papan promosi
keselamatan, dan lain - lain.
c. Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan dari segala
kemungkinan yang terjadi dengan memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja
yang berlaku (Jamsostek).
a. Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang
selalu dalam keadaan siap
digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dari
pekerja lapangan.
b. Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan di
lokasi harus disediakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa safety belt, safety
helmet, masker/kedok las terutama untuk dipakai pada pekerjaan pemasangan kuda-kuda baja dan
pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.
c. Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan
bersih bagi semua petugas dan pekerja.

METODE KERJA 6
d. Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada Konsultan dan
mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban korban kecelakaan itu.

10. Pemasangan Rambu Pengaman

 Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai sampai selesai pekerjaan, kontraktor harus memasang
rambu pengaman
 Adapun bentuk rambu yang dipasang berupa Papan Peringatan, garis batas pekerjaan, segitiga
pengaman, ataupun tanda-tanda dalam bentuk lain-lain yang bisa mendukung kegiatan ini.
 Adapun isi dari pada dalam bentuk papan peringatan menyesuaikan dengan kondisi lapangan baik
menyatakan ada kegiatan, peringatan dan permohonan maaf ada kegiatan proyek.
 Pemasangan Nama Proyek unuk dilakukan diawal pekerjaan, sebagai upaya pemberitahuan dan
informasi pekerjaan kepada masyarakat setempat bahwa sedang ada kegiatan /pekerjaan resmi
dari dinas terkait kepada penyedia jasa sesuai dengan surat perintah kerja / kontrak.

Rambu-rambu pengaman Dibuat dengan pewarnaan yang mencolok dan dipasang ditempat yang mudah /
jelas terlihat. Contoh peringatan / rambu yang wajib dipasang diproyek antara lain :

METODE KERJA 7
11. Alat Pelindung Diri
Selain rambu peringatan juga disiapkan peralatan untuk pengamanan para pekerja dan semua orang yang terlibat
atau berada di dalam lingkungan proyek ini. Penyimpanan yang baik untuk peralatan ini juga diperhatikan seperti
disimpan di dalam rak kusus yang diberipenomeran atau penandaan yang jelas sesuai nama alat pengaman
tersebut. Alat pengaman diri tersebut terdiri dari :
 Helm Kerja
 Sepatu Boot Kerja
 Rompi Kerja
 Sabuk Pengaman Kerja (untuk yang diposisi ketinggian)
 Jaring Pengaman Kerja
 Penutup Telinga (untuk yang berada dalam kebisingan)
 Masker Hidung

12. Pekerjaan Pagar Pengaman


Pembuatan pagar pengaman proyek dilaksanakan sebelum aktivitas pelaksanaan di lapangan dilakukan.
Tujuannya adalah untuk menjamin keamanan kerja didalam lingkungan proyek dan sekaligus sebagai pemisah
aktifitas diluar dan didalam areal proyek. Pagar pengaman ini dibuat berdinding seng dan disokong oleh tiang-
tiang penyanggah yang kokoh, dibangun mengitari lokasi proyek sehingga dapat memenuhi fungsinya sebagai
pengaman. Pembuatan pagar pengaman proyek membutuhkan waktu pelaksanaan ± 7 hari.
Tahapan Pembuatan :
 Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengukuran untuk menentukan batas-batas yang
termasuk kedalam wilayah proyek.
 Pemasangan papan kayu dan seng gelombang sebagai bahan utama pembuatan pagar pengaman
 Setelah papan dan seng siap untuk dipasang, maka pada bagian dalam pagar akan diberikan kayu
penopang sebagai tumpuan

Peralatan yang digunakan :


 Meteran
 Tang
 Gergaji
 Palu
 Gunting Seng

13. HSE (Health Safety Environment) K3

 Tugas dan tanggung jawab HSE, memastikan semua pekerja dan semua yang terlibat dalam
proyek mematuhi aturan tentang Keselamatan Kesehatan Kerja
 Memantau pelaksanaan sebuah pekerjaan proyek untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan
kerja
 Memastikan semua pekerja terdaftar dalam jaminan keselamatan dan kesehatan kerja BPJS dan
bekerjasama dengan Rumah Sakit terdekat
 Memastikan area pekerjaan bersih dari sampah2 proyek atau limbah
 Menyiapkan peralatan, Sarana penunjang K3 dan Alat Pelindung diri

METODE KERJA 8
 Alat Pemadam Kebakaran (APAR)
 Rambu-rambu K3
 Instruksi Keselamatan Kerja
 Saran Penunjang : MCK, Urinoir, Pompa Air
 Helm, Sepatu kerja, Masker, kotak p3k, Full Body Hardness untuk pekerjaan diketinggian
1. Penyiapan AK3K
- Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP) Org
5.000

2. 'Sosialisasi dan Promosi K3


- Pengarahan K3 ( Safety Briefing) O.H
600.000
- Spanduk K3 Uk.3 x1 m Lbr
1.000
- Poster K3 Uk. 42x60 cm Lbr
1.000
- Papan Informasi K3 Bh
1.000

3 Alat Pelindung Kerja


- Pembatas Area ( Restricted Area ) Ls
1.000

4. Alat Pelindung Diri :


- Topi Pelindung ( Safety Helmet) Bh
7.000
- Pelindung Mata (Goggles Spectacles ) Psg
5.000
- Pelindung Pernapasan dan Mulut (Masker) Bh
5.000
- Rompi Keselamatan Bh
5.000
- Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes ) Psg
5.000

5. Asuransi dan Perijinan :


- BPJS Ketenaga Kerjaan dan Kesehatan Kerja: (Berdasarkan Ls
KEPMENAKER No:KEP-196/MEN/1999, untuk Tenaga Harian Proyek 1.000

6. Fasilitas Sarana Kesehatan


- Peralatan P3K (Kotak P3K,Tandu,Tabung Ls
Oksigen,Obat Luka,Perban) 1.000

7. Personil K3
- Petugas P3K Ls
1.000

METODE KERJA 9
8. Rambu - Rambu
- Rambu Petunjuk Bh
1.000
- Rambu Larangan Bh
1.000
- Rambu Peringatan Bh
1.000
- Rambu Kewajiban Bh
1.000

9. Lain - Lain Terkait Pengendalian Risiko K3


- Alat Pemadam Api Ringan( APAR ) 4 Kg Bh
1.000
- Bendera K3 Bh
1.000
- Bendera Nasional Bh
1.000

Penanganan Kecelakaan Kerja Ringan:

METODE KERJA 10
Penanganan Kecelakaan Kerja Berat

14. Pengujian Beton dan Uji Lap


Test Beton ini dilakukan setiap pekerjaan yang menggunakan ready mix atau cor setempat. Jika kita
menggunakan Ready mix akan ada benda uji di setiap pengecoran. Uji test beton akan di lakukan oleh
pihak ready mix sesuai dengan permintaan kontraktor. Hasik test akan di kirimkan kepada pelaksan
setiap selesai pengerjaan pengecoran. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan pengecoran dilakukan juga
pengecekan Slump Beton

Pengujian Beton
Setiap beton (mobil mixer) yang datang harus diperiksa surat jalannya sesuai dengan pemesanan (mutu
beton, volume, slump, jam keberangkatan, pemakaian bahan additive), diukur dan dicatat slumpnya
dengan alat slump test. Bila tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada, maka beton tersebut harus
dipulangkan dan diganti dengan yang baru sesuai dengan spesifikasi yang telah diajukan pada saat
pemesanan.
Untuk memeriksa mutu beton, diambil sampel beton sesuai spesifikasi sebagai berikut :

METODE KERJA 11
BAB III
METODE PEKERJAAN UTAMA

I. Pekrjaan Pembongkaran
A. Pekerjaan Pembongkaran Plafon
• Sebelum pelaksanaan pembongkaran plafond dimulai, dahulukan pembongkaran istalasi
listrik/kabel yang menempel pada plafond
• Sebelum pembongkaran plafon dilaksanakan semua jaringan istalasi listrik harus sudah terputus
aliran listrik
 Metode pembongkaran yaitu dengan menggunakan perancah sementara yang dapat digeser agar
memudahkan pekerja saat melakukan pembongkaran.
 Proses pembongkaran dimulai dari membongkar penutup plafond dengan cara ngongkel paku
pengikat penutup plafond hingga penutup plafond terlepas dari rangka plafond.
 Setelah seluruh penutup plafond selesai dibongkar kemudian dilanjutkan dengan membongkar
ragka plafond dimulai dari melepaskan sambungan rangka plafond dengan cara mencongkel paku
dengan linggis atau memukul yambungan kayu dengan menggunakan palu hingga sambungan kayu
terlepas keseluruhan.
 Kemudian dilanjutkan dengan membersihkan puing-puing sisa pembongkaran menuju gudang
sementara dan disusun sedemikian rupa agar tidak mengganggu pekerjaan.

B. Pembongkaran Beton Bertulang


 Proses pembongkaran beton biasanya dilakukan menggunakan palu beton (bogem), pahat dan
Jack Drill
 Juga perlu memakai gergaji besi untuk memotong tulangan besi yang masih menancap kuat.
 Bidang kerja pembongkaran jangan terlalu luas, cukup sekitar 1 x 1 m per suatu waktu.
 Jadi bila telah berhasil membongkar bidang beton seluas 1 m2, kemudian dapat berpindah ke
bidang di sebelahnya dengan luas area yang sama.
 Selain akan mempermudah proses pekerjaan, risiko bahaya yang ditimbulkannya pun dapat
diperkecil.
 Pembongkaran cukup dilakukan dengan memukulkan palu beton pada struktur yang akan
dihancurkan, di mulai dari bagian atas ke bawah.
 Bagian struktur yang sulit dihancurkan hanya memakai palu bisa dibantu menggunakan pahatan
ataupun jack Drill.

METODE KERJA 12
C. Pembongkaran Lantai
 Pada pekerjaan ini dimulai dengan melakukan pembongkaran lantai keramik menggunakan pahat
atau mesin breker secara bertahap pada permukaan lantai keramik.
 Puing – puing sisa bongkaran dilakukan pembersihan secara menyeluruh dan dilakukan
pembuangan pada lokasi tertentu diangkut menggunakan mobil pickup atau alat angkut lainnya
Peralatan yang digunakan yaitu :
1. Palu
2. Godam
3. Pahat beton
4. Breker
5. Skop
6. Gerobak

Resiko kecelakaan kerja:


1. Tangan terkena pukulan martil
2. Mata terkena serpihan bongkaran
3. Kaki terkena pecahan puing-puing bongkaran keramik

Penanggulangan kecelakaan kerja


1. Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu savety

D. Pekerjaan Bongkar Atap


 Pembongkaran Genteng
 Membongkar atap dimulai dari sudut tepi bawah, diselesaikan dulu satu baris kearah atas, kemudian
satu baris kesamping, selanjutnya kearah atas dan seterusnya sampai atap genteng terbongkar semua.
 Dalam proses pembongkaran atap genteng dilakukan dengan hati – hati untuk menghindari genteng
terjatuh dan pecah.
 Menurunkan atap genteng dilakukan dengan menggunakan tali (beberapa genteng diikat dengan tali)
dan ditumpuk jauh dari area lokasi pembongkaran atap genteng.
 Melakukan Sortiran/Pemilihan atap genteng yang dipakai kembali dilakukan pada saat akan dilakukan
perumpukan atap genteng, genteng yang dapat dipakai kembali diseleksi, ditumpuk dan ditempatkan
pada area terpisah.
 Kemudian genteng yang pecah dan tidak terpakai lagi kemudian disingkirkan ke luar area agar tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

 Pekerjaan Pembongkaran Karpusan


 Membongkar karpusan dimulai dari ujung tepi sampai dengan ujung tepi

METODE KERJA 13
 Dalam proses pembongkaran karpusan dilakukan dengan hati – hati untuk menghindari material
terjatuh dan pecah.
 Menurunkan atap karpusan dilakukan dengan menggunakan tali (beberapa karpusan diikat
dengan tali) dan ditumpuk jauh dari area lokasi pembongkaran atap karpuas.
 Kemudian material bongkaran di taruh ditempat yang aman dan meminta persetujuan dari direksi
ataupun pengawas
 Pekerjaan Pembongkaran Kaso & Reng Kayu
• Sebelum pembongkaran kaso dan reng pekerjaan pembongkaran genteng harus diselesaikan
dahulu
• Pembongkaran kayu reng dilakukan dahulu kemudian pembongkaran kaso
• Pembongkaran reng kayu dilakuka dari ujung ke ujung dengan melepas paku dengan alat
sederhana (catut atau alat pencongkel paku)
• Setelah pembongkaran reng selesai dilanjut dengan pembongkaran kaso yang dilakukan dari
ujung atas sampai dengan ujung bawah
• Pembongkaran kaso dilakukan seperti pembongkaran reng
• Menurunkan material kaso dan reng dilakukan dengan menggunakan tali (beberapa kaso dan
reng diikat dengan tali) dan ditumpuk jauh dari area lokasi pembongkaran.

 Pekerjaan Pembongkaran Kuda – kuda kayu


• Sebelum pembongkaran kuda-kuda dilakukan, terlebih dahulu pekerjaan pembongkaran kaso dan
reng harus diselesaikan dahulu
• Pembongkaran penutup atap dan nok bubungan dilaksanakan terlebih dahulu dan diturunkan
menggunakan tali seperti menurunkan kaso dan reng
• Kemudian dilakukan pembongkaran balok gordeng dan balok kuda-kuda
• Benda-benda/barang bekas bongkaran yang akan digunakan kembali harus ada persetujuan dari
pengawas lapangan. Segala yang mengakibatkan kerugian yang terjadi sebagai akibat
pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tanggung jawab penuh pihak pelaksana

 Pekerjaan Pembongkrana Listplank


 Sebelum pembongkaran lisplang dilakukan yaitu memasang scaffolding terlebih dahulu untuk
pijan pekerja
 Pembongkaran lisplang dilakuka dari ujung ke ujung dengan melepas paku dengan alat sederhana
(catut atau alat pencongkel paku)
 Menurunkan material lisplang dilakukan dengan menggunakan tali (beberapa kaso dan reng diikat
dengan tali) dan ditumpuk jauh dari area lokasi pembongkaran.

METODE KERJA 14
II. Pekerjaan Tanah
1. Galian Tanah Biasa
 Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan galian ini kami terlebih dahulu mengajukan request
kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan serta arahan nantinya dilapangan.
 Setelah Pelaksanaan pekerjaan selesai dilaksanakan termasuk pembersihan yang terutama adalah
pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank telah selesai dilaksanakan, dan mendapat
persetujuan dari Direksi pekerjaan pertama yang dilakukan adalah melakukan pekerjaan galian
tanah biasa dengan kedalaman dan lebar sesuai dengan gambar pelaksanaan serta sesuai dengan
petunjuk dan arahan dari Direksi pekerjaan.
 Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah Biasa Manual ini akan dilakukan dengan menggunakan tenaga
manusia dengan menggunakan alat bantu, dan jika memungkinkan akan dilakukan dengan alat
bantu lain yang sesuai, dimana pelaksnaan pekerjaan ini akan dilakukanmulai dari bagian beakang
dengan tujuan untuk memudahkan mobilisasi, baik mobilisasi tenaga kerja, atau pembuangan hasil
galian jika diperlukan serta memudahkan dalam mobilisasi material.
 Pelaksanaan pekerjaan Galian Tanah Biasa dengan menggunakan tenaga manusia ini meliputi
pekerjaan pemotongan tanah untuk mencapai elevasi rencana, serta menyediakan perlatan antara
lain : Cangku, sekop, linggis/gancu, keranjang/gerobak dorong dan alat bantu lainnya.
 Dalam Metode pelaksanaan pekerjaan galian tanah biasa dilakukan dengan menentukan batas-
batas penggalian dan kedalaman galian rencana, setelah batas penggalian ditentukan, dilanjutkan
dengan penggalian tanah yang telah ditentukan dan pada akhir galian dirapikan dengan
menggunakan alat bantu.
 Kedalaman Galian berdasarkan kedalaman elevasi rencana sesuai dengan gambar rencana dan
penggunaan dari pekerjaan galian tersebut.
 Untuk hasil galian yang telah digali untuk sementara dibuang disekitar lokasi galian dimana material
hasil galian dapat digunakan untuk urugan kembali.
 Pembentukan profil galian dengan tinggi dan lebar yang memungkinkan untuk kemudahan
pekerjaan pembuatan bekisting dan untuk pekerjaan struktur.
 Apabila diperlukan (kondisi dimana muka air tanah tinggi) dapat dipasang pompa air untuk drainase
secukupnya supaya air dapat segera dipompa keluar, sehingga tidak mengganggu proses pekerjaan.
 Tanah hasil galian yang memenuhi spesifikasi digunakan untuk penimbunan kembali dan yang tidak
memenuhi spesifikasi dibuang ke lokasi pembuangan yang telah ditentukan.
 Saat Penggalian Tanah Biasa sangat dimungkinkan ditemukannya lokasi bekas pembuangan
sampah, banyak potongan kayu, atau tanah berlumpur, bila hal ini dijumpai, maka sebaiknya
benda-benda tersebut akan diangkat.
 Dalam pelaksanaan pekerjaan galian tanah biasa (Manual) ini akan mengutamakan keselamatan
dan kesehatan kerja dengan menggunakan cara standard, dengan menggunakan peralatan safety
untuk para pekerja sesuai peraturan keselamatan yang berlaku, atau sesuai dengan petunjuk dan
arahan Direksi Pekerjaan.

METODE KERJA 15
2. Urugan Tanah Kembali
Mengurug dan menimbun kembali bekas galian atau lainnya pada lokasi yang ditentukan sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar. Pekerjaan ini sepenuhnya akan kami laksanakan dengan menggunakan
Tenaga Kerja yaitu :
 Pertama-tama yang di lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang akan
digunakan selama pelaksanaan pekerjaan ini berlangsung. Jumlah, jenis dan mutu yang akan
kami siapkan kami akan selalu mengacu kepada Spesifikasi Teknik yang dipersyaratkan.
 Melaksanakan pekerjaan penimbunan kembali pada lokasi yang telah ditentukan dan dengan
melakukan pemadatan dengan menggunakan alat yang telah ditentukan.
 Urugan tanah dihampar dan diratakan dengan tenaga manual hinggan membentuk ukuran yang
sudah ditentukan, sesuai mal yang dibikin disiram dan dipadatkan dengan alat perata manual,
Sistem pemadatan dilakukan perlapis min per 10-20cm urugan.Timbunan dari bekas galian
diambil dari stockpile (timbunan tanah acak/random fil), dilaksanakan untuk timbunan mengisi
ruang antara bidang ’timbunan filter’ dan tanggul penutup, kantung lumpur dan, lain-lain.

3. Urugan Pasir Bawah Lantai


Langkah – langkah urugan pasur bawah lantai adalah sebagai berikut :

 Sebelum penghamparan pasir terlebih dahulu dilakukan marking sesuai dengan elevasi yang
sudah ditentukan pada bowplang yang sudah dibuat
 Pada dasar lanati diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
 Pasir dihamparkan dengan menggunakan tenaga manusia dan alat sederhana dan dilakukan
secara berurutan
 Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol ketebalan dari pasir
tersebut
 Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
 Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja

4. Buangan Tanah
 Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan pembuangan tanah ini kami terlebih dahulu mengajukan
request kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan tempat pembuangan
 Material sisa galian yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan akan dibuang disuatu tempat didalam
dan/atau diluar daerah lokasi yang disetujui oleh pemilik sesuai yang ditunjukan dalam gambar atau
Direksi.
 Pembuangan galian diangkut dengan menggunakan dump truck atau pick up dan diangkut ke tempat
pembuangan yang telah ditentukan

III. Pekerjaan Beton Bertulang


1. Beton Sloof
a. Pekerjaan Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap bagian
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : readymix, besi beton, kawat beton, semen PC, pasir,
multiplek, paku, minyak bekesting, balok, kaso, dll.

METODE KERJA 16
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete pump, vibrator, kompresor, cutting well,
theodolith, waterpass, meteran, gergaji, schafolding, raskam, jidar, benang, selang air, dll.

b. Pekerjaan Pengukuran

 Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith melakukan pengukuran dan marking
area untuk titik penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling dari poer, sloof, kolom, balok,
plat lantai, tangga dan dinding penahan tanah.
 Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur
pekerjaan struktur beton yang akan dikerjakan.

c. Fabrikasi Tulangan

 Besi Tulangan yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan
dengan gambar kerja dan RKS.
 Potong wiremeshsesuai dengan ukuran sesuai gambar kerja.
 Sambungani besi Tulangan di ikat dengan menggunakan kawat beton.
 Besi tulangan yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak
membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
 Pemasangan besi tulangan harus sesuai dengan elevasi dan juga dikasih jarak antar bekisting
dengan tumpuan beton decking, agar besi bisa benar-benar pada posisi tengah.

METODE KERJA 17
d. Fabrikasi Bekisting
 Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan
mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.
 Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekesting dapat
menggunakan multiplek atau pasangan batako :
 Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith untuk kesikuan
dan leveling pondasi.
 Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat
baik.
 Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada waktu pengecoran pasangan dinding
batako tidak ambruk/runtuh.
 Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.
 Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
 Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.

e. Pengecoran Beton
 Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job Mix Formula
untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu beton
yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat kontraktor
diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui
 Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton
yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan acuan
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada sarang
tawon.
 Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.

METODE KERJA 18
f. Perawatan Beton
 Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar disemprot air lalu dicure
dengan curing compound.
 Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding disemprot air lalu dicure dengan
curing coumpound construction joint dicure dengan air.
 Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu.
 Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.

2. Beton Kolom
Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah
tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda.Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai
berikut:
a. Penentuan AS Kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan dengan gambar yang
telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan
dll.
Proses pelaksanaan:
 Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing dengan menggunakan
acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM (Bench Mark).
 Buat as kolom dari garis pinjaman
 Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).

b. Pembesihan Kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
 Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat lain yang lebih aman
 Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
 Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat
tanda pada tulangan utama dengan kapur.
 Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang diikat
oleh kawat dengan sistem silang.
 Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan menggunakan catrol ke
lokasi yang akan dipasang.
 Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking sesuai ketentuan.
Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

METODE KERJA 19
c. Pemasangan Bekisting Kolom
Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah selesai dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom.

 Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.


 Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya sampai
dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari masing-masing as kolom.
 Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan dimensi
kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom.
 Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
 Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
 Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
 Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
 Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.

d. Pengecoran Kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
i. Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih dari kotoran
agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
ii. Pelaksanaan pengecoran
 Sebelum pengecoran, melakukan pemesanan ready mix sesuai dengan mutu beton dan
hari/waktu pengecoran.
 Setelah Truck mixer tiba, maka dilakukan slump beton terlebih dahulu dan mengecek surat
jalan apakah sesuai dengan yang telah dipesan
 Pengecoran dilakukan dengan menggunakan Concrete pump
 Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama
proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator. Hal tersebut
dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan
yang maksimal.

METODE KERJA 20
iii. Pembongkaran Bekisting
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:

 Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
 Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton
pada plywood dapat terlepas.
 Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
 Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel bekisting
terlepas.
 Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat dengan tower
crane ke lokasi pabrikasi awal.

iv. Perawatan Beton Kolom


Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon, yaitu dengan disiram 3
kali sehari selama 3 hari.

e. Beton Ring Balok


Langkah kerja pekerjaan pengecoran ring balok adalah sebagai berikut:

a. Pekerjaan Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan membuat ring balok beton bertulang
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan material, antara lain: Portland cement, pasir, split, air, kaso, multiplek 12 mm,
besi beton, kawat beton, dan paku.
 Persiapan alat kerja, antara lain: theodolith ,concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul,
talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, dan selang air.

METODE KERJA 21
b. Pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dengan theodolith dan memberi tanda (marking) untuk posisi
titik perletakan ring balok beton.
c. Pekerjaan Pembesian
 Pembesian dilakukan terpisah, jadi perakitan pembesian tidak dirakit pada area kerja ring
balok
 Setelah semua peralatan tersedia pada lokasi yang jauh dari area kerja ring balok,
selanjutnya pekerjaan pembesian siap dimulai.
 Untuk ring balok (15x20) cm, disiapkan besi dengan ukuran mengacu pada BOQ dan
gambar kerja untuk ukuran besi dan jumlah serta jarak sengkang
 Membuat begel/sengkang besi ukuran besi mengaju pada BOQ dan gambar kerja dengan
jarak pemasangan 15 cm
 Kemudian begel diikatkan dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan ring balok,
pengikatan dibantu dengan tang gegep.
 Setelah semua pembesian selesai, pastikan kembali posisi dan ukuran tiap komponen
pembesian sesuai, serta pastikan juga bahwa kawat beton telah terikat dengan
sempurna.

d. Pekerjaan Bekisting
 Bekisting dipasang dalam 3 sisi, sisi kanan, sisi kiri dan sisi bawah, dipasang dengan
multiplek 12mm sebagai bahan bekisting + tulangan kayu kaso 4/6. .
 Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil yang sesuai, setelah itu
kemudian letakkan bekisting pada tempat yang sudah ditentukan.
 Bekisting diberikan skoor dari kayu reng 3/4 sebagai penguat tekanan saat coran
dituangkan, antar skoor diberi jarak sekitar 30cm dengan skoor lainnya.
 Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai perekatnya, kemudian paku
dipakukan dengan menggunakan palu.

e. Pekerjaan Pengecoran
 Setelah bekisting terpasang dengan baik, bekisting diolesi minyak bekisting kemudian
letakkan pembesian ring balok pada posisinya tepat didalam bekisting.
 Pastikan pembesian telah terletak dengan sempurna pada posisinya didalam bekisting
dengan membuat tahu-tahu beton di bawah dan digantung kiri kanan bagian dalam
bekisting, dengan maksud mendapatkan selimut beton.
 Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton K225 ad. 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl.
 Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke area
pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton. Selama proses pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai
kepadatan maksimal.

f. Pembongkaran Bekisting
 Setelah beton berumur 28 hari (beton konvensional), sementara bekisting samping (tidak
menahan momen) dapat dibuka > 24 jam dimana bentuk beton sudah stabil.
 Pertama-tama, multiplek dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton
pada multiplek dapat terlepas.

METODE KERJA 22
 Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepaskan push pull.
 Kendorkan baut-baut/paku-paku yang ada pada bekisting kolom praktis, sehingga
rangkaian/panel bekisting terlepas.

g. Perawatan Beton Ring Balok


 Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram
/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

IV. Pekerjaan Pasangan


1. Pasangan Dinding Bata
Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata dapat diuraikan sebagai berikut :
 Pertama dilakukan persiapan dengan cara membersihkan area yang akan dipasang
dinding bata merah, menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang
dibutuhkan.
 Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat tanda posisi kolom
praktis, ring balok, dan lubang kusen.
 Bata merah direndam dulu (sampai gelembung udaranya hilang) sebelum dipakai untuk
mengurangi penyerapan air.
Memasang bata merah pada jalur marking serta jalur benang acuan yang telah dipasang
pada profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi lapis sampai setinggi 1 m dengan
menggunakan adukan 1 pc : 5ps untuk pasangan dinding biasa dan 1pc : 3ps untuk
pasangan dinding trasram (komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari persyaratan
yang ditetapkan).
 Pada pelaksanaannya, adukan semen pasir tersebut diaplikasikan secara merata ke
permukaan bata merah.
 Kemudian bata merah disusun di atas adukan mortar tersebut sambil terus diperiksa
kerataan pasangannya. Kemudian bata merah dipukul perlahan sampai mencapai elevasi
yang diinginkan.
 Setelah tinggi pasangan bata merah mencapai 1 m kemudian dilanjutkan dengan cor
beton kolom praktis.

METODE KERJA 23
 Periksa kelurusan serta vertikal pasangan bata merah, apabila sudah benar dan sesuai
dengan yang diinginkan maka lanjutkan pemasangan sampai dengan tinggi maksimum 1
m, kemudian periksa lagi kelurusan dan vertikalnya, setelah itu dilanjutkan cor kolom
praktis dan dilanjutkan pemasangan bata merah sampai elevasi yang ditentukan dan cor
kolom praktis sampai elevasi sesuai gambar

2. Plesteran 1:5
 Selanjutnya dilakukan pekerjaan plesteran yang dimulai dengan jalan membuat kepalaan
plesteran pada sisi vertical jarak 2 m sesuai dengan ketebalan yang diinginkan dengan bantuan
unting-unting pada sisi horizontal pada elevasi plafond atau diujung atas dinding dengan bantuan
benang.
 Kepalaan dibuat dengan cara memasang paku pada sisi atas dinding, memasang lot pada paku
tersebut, kemudian memasang paku di bawahnya dengan jarak 1 atau 2 m sesuai panjang
jidar/sipatan. Lakukan pemlesteran pada vertikal, lebar 10 cm, ratakan dengan jidar. Kepalaan
dibuat setiap jarak 1 m sepanjang dinding yang akan diplester.
 Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, pasangan bata merah disiram / dibasahi dengan air,
kemudian dilakukan pekerjaan plesteran pada dinding secara merata, menggunakan adukan
mortar 1 pc : 5ps untuk pasangan dinding biasa dan 1pc : 3ps untuk pasangan dinding trasram
sampai ketebalan 15 mm atau sampai ketebalan yang ditentukan.
 Selanjutnya adukan plesteran dapat dikamprotkan secara merata.
 Proses pengamprotan dari bawah ke atas di antara ke dua kepalaan plesteran ,setelah itu
ratakan dengan menggunakan kasut dan jidar aluminium hingga rata dan halus. Untuk jidar yang
digunakan harus lebih panjang dari jarak kepalaan plesteran, rata dan lurus. Biarkan plesteran
mengeras 3-4 hari.

METODE KERJA 24
3. Pekerjaan Acian
 Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur)
 Permukaan sebelum di aci terlebih dahulu disiram air
 Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen,
permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok

V. Pekerjaan Lantai & Keramik


1. Pekerjaan Pem. Keramik Lantai warna 40/40
 Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih dahulu sebelum
ditebar adukan pasangan keramik.
 Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
 Buat adukan untuk pasang keramik
 Cari center line ruangan dan pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
lantai keramik yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
 Buat kepalaan adukan jarak 1-1.5 m agar adukan yang ditebar permukaannya rata/flat.
 Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga
 Selanjutnya langkah awal pemasangan keramik pembuatan garis bantu (marking) sebagai
pedoman pemasangan keramik.
 Pemasangan keramik sebagai star point pertama pemasangan diawali dari sudut dinding pintu
untuk menyesuai pasangan antara ruangan. Lalu dilakukan tarik benang arah x dan y serta
memasangnya secara berbaris sebagai patokan.
 Pasang lantai keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah
ditebar dengan menggunakan semen dengan ad 1PC : 4PP sebagai perekat. Kemudian
dilanjutkan pemasangan lantai keramik lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang
telah dibuat.

METODE KERJA 25
 Supaya mendapatkan pasangan keramik yang stabil digunakan alat bantu berupa palu karet
dengan cara mengetuk permukaan keramik untuk mendatarkan / meratakan permukaan
keramik.
 Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
 Setelah pemasangan lantai keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara
yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan
perapihan/finish garis siar/nat
 Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan kain lap basah sampai
bersih.

Pekerjaan Nat Keramik Lantai


 Nad dipasang pada keramik yang sudah berumur 3 atau 4 hari.
 Korek lubang alur nad keramik dgn sikat kawat sampai sedalam ketebalan keramik.
 Bersihkan alur lubang nad dan permukaan keramik dari kotoran.
 Siram alur lubang nad keramik dengan air dan biarkan dalam beberapa menit.
 Tuangkan adonan ke dalam ember. Aduk adonan tersebut sampai rata. Tuangkan adonan
semen acian pada alur lubang nad keseluruh permukaan keramik yang luasnya
telah ditentukan dengan tahapan per 3 X 3 meter.
 Tekan adonan acian yang telah 1/2 kering pada posisi diatas masing-masing alur nad supaya
meresap dan padat.
 Setelah kering, bersihkan sisa semen pada permukaan keramik tersebut dgn busa atau kain.
 Cekungkan alur nad tersebut dengan menggunakan kawat yang telah ditekuk 1/2 lingkaran
atau dgn kepala paku.
 Rapikan pinggiaran keramik dengan skrap.

2. Pekerjaan Pem. Keramik Dinding

 Sebelum pekerjaan pemasangan keramik dikerjakan, pastikan ME sudah terpasang


 Pasanganan dinding bata plesteran terlebih dahulu dan didiamkan selama kurang lebih 24 jam
 Cek kerataan dan kesikuan dinding bata
 Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang
 Menentukan dan menandai (marking) area untuk kesikuan ruang, level tinggi keramik dan star
pemasang keramik dinding

METODE KERJA 26
 Pasangan dinding keramik untuk kepalaan pada tanda star awal pemasangan dengan perekat
menggunakan acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan dinding keramik lainnya dengan acuan
kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat
 Saat pemasangan, keramik ditekan atau dipukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan yang rata
 Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan pasangan keramik
muda pecah
 Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik dengan alat waterpass
 Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara
yang ada dalam adukan pasangan keramik. Setelah baru dilanjutkan pekerjaan grouting/finish
garis siar/nat

VI. Pekerjaan Kusen dan Pintu


1. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Aluminium
Pasang Kusen
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan material kerja dan alat kerja
 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang kusen
aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada
perbaikan.
 Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
 Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape (blue
sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.

METODE KERJA 27
 Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap yaitu pekerjaan
plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di screw fisher menggunakan
fisher S8.
 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen alumunium
dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal dengan bahan dari
hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di isi silicone
sealant
Pasang Daun Pintu dan Daun Jendela
 Ukur lebar dan tinggi kusen pintu dan Jendela.
 Ukur lebar dan tinggi daun pintu dan jendela
 Ketam dan potong daun pintu/daun jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
 Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan toleransi
kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
 Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi
tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm 6 engsel
serta pasang kaso kamper kering sebagai penguat engsel pintu dan jendela.
 Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik kedudukannya,
kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu dan jendela tempat engsel yang sesuai dengan
engsel pada daun pintu dan jendela
 Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang kusen.
 Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu/jendela pada
kusen pintu/jendela.
 Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.
 Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara melepaskan pen.
 Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan
lurus dengan kusen.
Pasang kaca Rayban 5mm
 Kaca dipotong menurut ukuran kusen dengan kelonggaran cukup, sehingga pada waktu kaca
berkembang tidak pecah.
 Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
 Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk
memegang kaca.
 Pasang karet/silicon list kaca dan sealent untuk pengunci/pengikat agar kaca melekat kuat.
 Setelah selesai dipasang, kaca dibersihkan dan yang sudutnya retak/pecah atau tergores
harus diganti.

METODE KERJA 28
2. Pasang Kusen dan Pintu PVC
a. Cek dahulu apakah Ukuran Daun Pintu PVC tersebut telah sesuai Ukurannya dengan keadaan
Sponning Pintu Keramik yang ada dengan cara meletakkan daun pintu pada posisi yang akan
dipasang. Cek Lebar dan Tinggi daun pintu PVC apakah telah mempunyai space/jarak yang cukup
dengan sponning keramiknya.
b. Kalau Space/Jaraknya terlalu sempit atau rapat dengan Sponning Keramik (daun pintu PVC
kebesaran) sebaiknya Daun Pintu PVC tersebut kita perbaiki dahulu dengan cara "memperkecil
ukurannya". Untuk melaksanakan ini, kita butuh alat: Gergaji, Cutter, dan Lem PVC. Setelah
ukurannya menjadi pas, gres kita sanggup melanjutkan Proses Pemasangan.
c. Setelah ukuran Daun Pintu PVC pas/ideal, kita sanggup melaksanakan Proses Pemasangan Daun
Pintu PVC dengan menggunakan Engsel yang telah tersedia (catatan: Engsel Daun Pintu PVC biasanya
cukup 2 buah saja untuk 1 unit Daun Pintu).
d. Pasang kedua Engsel pada Daun Pintu terlebih dahulu (ini sanggup dilakukan di kawasan "bebas".
e. Daun Pintu PVC yang telah terpasang Engsel 2 buah tadi diletakkan pada posisi Sponning Pintu
Keramik Kamar Mandi, dipas-kan keempat sisinya (atas, bawah, kiri, kanan). Lalu dengan
menggunakan Pensil/Spidol, kita tandai posisi Engsel di Sponning Keramik tersebut, berikut dengan
posisi Lubang Sekrup Engselnya.
f. Untuk penyekrupan Engsel pada dinding keramik sebaiknya menggunakan Sekrup dan Fisher (6mm).
Caranya dinding keramik terlebih dahulu di bor dengan menggunakan Mesin Bor (memakai mata bor
beton ukuran 6mm). Dibor sempurna pada titik Lubang Engsel yang telah kita tandai sebelumnya.
Setelah dibor, masukkan Fisher 6 mm tersebut kedalam lubang tersebut.
g. Gantungkan (pasang) Daun Pintu PVC pada posisi kembali, dan lakukan Penyekrupan pada semua
Lubang Engse
h. Lakukan Pemasang Gerendel pada Pintu bab dalam Kamar Mandi, juga dengan Sekrup yang
menggunakan Fisher.

VII. Pekerjaan Penggantung & Pengunci


1. Pekerjaan Kunci Tanam Besar 2x Putaran
 Ukur lebar dan tinggi pintu untuk menentukan letak titik pemasangan kunci yang
disesuaikan dengan tinggi pengguna pintu.
 Tandai titik pemasangan kunci dengan pensil.
 Buat lubang pada titik yang telah ditandai sebelumnya dengan menggunakan pahat kayu,
rapikan kemudian pasanglah kunci dalam posisi yang pas dan tepat.
 Langkah selanjutnya adalah pemasangan kuci bagian akhir, gunakan sekrup untuk
mengencangkannya.
 Pada posisi yang sama dan seimbang sejajar dengan titik pemasangan kunci pada daun
pintu, buat juga lubang pada batang kusen pintu dengan pahat kayu sebagai tempat
striking plate-nya.
 Pasang badan kunci dan pastikan posisi lidah pengait (Latch Bolt) sudah benar dan sesuai
dengan arah bukaan pintu, kemudian pasang plat lawan pada kusen.
 Setelah semua instalasi terpasang, kemudian lakukan pengujian agar kunci dapat
berfungsi dengan sempurna.
 Hasil pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

METODE KERJA 29
2. Pekerjaan Pem. Engsel Pintu dan Jendela
 Tentukan jumlah pasangan engsel (sesuai dengan tinggi pintu/jendela dan ketentuan
gambar kerja)
 Tandai titik – titik pemasangan dengan menggunakan pensil.
 Berdirikan pintu/jendela, dan dalam keadaan yang rata seimbang, tandai juga pasangan
engsel pada bagian kusen tempat akan digantungkannya daun pintu dan daun jendela
serta pasang kaso kamper kering sebagai penguat engsel.
 Kencangkan dengan menggunakan skrup semua perangkat keras engsel, dan pastikan
bahwa posisi engsel telah rapi dan benar.
 Tambahkan pin terakhir yang melekat pada bagian engsel pintudan jendela ke bagian
dinding, dan pastikan bahwa pintu dapat/jendela terbuka dan tertutup dengan bebas.
 Sebagai langkah terakhir, lumasi engsel dengan pelumas.
 Hasil pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

3. Pekerjaan Pem. Grendel Pintu dan Jendela


 Mengukur ketinggian slot Grendel yang akan dipasang pada daun pintu dan daun jendela
 Ukur dan beri tanda dengan pensil tempat pemasangan slot Grendel pintu dan jendela.
 Melakukan pemahatan pada tempat pemasangan Grendel pintu dan jendela yang sudah
ditandai. Lakukan pahatan secara perlahan-lahan, hati-hati, dan lakukan dengan teliti agar
tidak merusak bagian-bagian dari pintu/jendela itu sendiri. Pahat sesuai pola yang sudah
ditentukan, sehingga pada saat proses pemasangan grendel tidak kelebaran ataupun
kekecilan.
 Apabila tempat pemasangan grandel sudah rapi, kemudian memasukkan slot grendel
pada lubang tempat pemasangan slot Grendel tanam. Pasang baut pada sisi atas dan
bawah pada bagian lubang yang sudah ada.

VIII. Pekerjaan Plafon


1. Pekerjaan Rangka Plafond
Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum
 Approval material yang akan digunakan
 Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board 9mm, list gypsum, hollow 2/4 & 4/4, sekrup
gypsum, textile tape, compound, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, schafolding, gerinda,
gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang dan air.
Pengukuran
 Level/peil plafond diukur dahulu dengan memakai theodolith dan dibantu memakai selang air.
 Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau kolom
dengan ketinggian 1 m dari lantai.
Pasang Hollow/Rangka
 Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal ialah pemasangan rangka hollow pada
bab tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
 Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat beton dengan
memakai paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow dengan memakai sekrup
gypsum.

METODE KERJA 30
 Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
 Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan memakai tarikan
benang, sehabis itu penggantung sanggup dimatikan.

2. Pekerjaan Pemasanganan Gypsum


 Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan besar lengan berkuasa serta instalasi
ME sudah terpasang semua, maka lembaran gypsumsanggup mulai dipasang.
 Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
 Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup diubahsuaikan benar, sehingga kepala sekrup
hanya masuk sedikit kedalam permukaan lembaran gypsum dan GRC.
 Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran gypsum dan GRC sebelum
menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
 Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal 30 cm.
 Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling permukaan plafond.
 Untuk gypsum dan GRC, sambungan antara pertemuan diberi textile tape dan di compound
kemudian digosok dengan ampelas untuk mendapat permukaan yang rata/flat.
 Tutup semua kepala sekrup dengan compound kemudian gosok dengan ampelas halus.
 Setelah plafond akibat terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan list plafond gypsum. Untuk
List plafond gypsum dipasang pada pertemuan antara dinding dan plafond dengan perkuatan
memakai compound jenis casting + lem.

METODE KERJA 31
IX. Pekerjaan Atap
Pekerjaan Bongkaran

1 Pek. Kuda-kuda WF kg
1,297.150
2 Pek. Pengelasan WF cm
4,540.000
2 Pek. Gording Besi C 150.50.20.2,3 kg
1,348.580
3 Pasang rangka atap Usuk galvalum m2
207.500
C 75-0.75 dan reng 30 -0,45
4 Besi beton pengaku gording Ø 10 kg
123.890
5 Besi hak angin kg
69.780
6 Baut kg
241.670
7 Plat Flendes 12 mm kg
336.960

1. Material Baja Disiapkan


Material baja yang disiapkan sesuai dengan jenis, spesifikasi dan ukuran yang akan digunakan. bagian
Kolom dan kuda-kuda rafter memakai baja WF, gording menggunakan CNP, UNP, siku dan branching
rod, tie rod, plate sambungan, angkur, dll.

2. Persiapan Plate
Plate banyak dipakai sebagai simpul, sambungan, stifener. Ukuran plate dan ketebalan serta titik
lobang baut menyesuaikan dengan gambar kerja. Ukuran plate dan titik lobang baut harus benar
presisi dengan menggunakan mal/penggaris supaya potongan plate lebih akurat
Plate baja dipotong dengan menggunakan mesin gerinda potong, untuk ukuran baja WF yang besar
sebaiknya menggunakan mesin gerinda potong duduk dengan diameter piring hingga 20″ atau lase
cutting.

METODE KERJA 32
Setelah plate dipotong dan titik baut sudah ditandai, selanjutnya siapkan mesin pons, bor kecil dan
bor utama untuk membuat lobang baut pada plate. Bagian titik dibor dengan bor kecil (misal 5mm)
baru dilanjutkan menggunakan bor utama sesuai diameter baut (misal 16mm).

Setelah pemotongan dan pembuatan lobang baut selesai bersihkan plate dan haluskan dengan
digrinda atau diamplas bagian sisa potongan plate sehingga tidak tajam.

3. Persiapan Balom Rafter


Ukuran WF dipasaran biasanya berbeda dengan panjang bentangan atau tinggi kolom pada kontruksi
baja yang akan dipasang nantinya. baja yang ada harus dipotong sehingga sesuai dengan ukuran dari
gambar kerja. Bagian yang akan dipotong diukur dengan mal/jangkar secara akurat dan presisi
sehingga tidak mengalami kesalahan setelah dipotong. Jika terjadi kesalahan mengakibatkan kerugian
biaya yang cukup besar

4. Settingan
Bagian batang baja dan plate yang sudah disiapkan dari proses sebelumnya, selanjutnya sambungkan
dan setting bagian-bagian tersebut sehingga hasilnya sesuai bentuk, jarak dan ukuran pada gambar
kerja.
Yang harus diperhatikan saat pemasangan dan settingan:
 Tidak boleh ada kemiringan/sudut, panjang melebihi atau kurang
 Dudukan plate, gordeng dan maupun balok anak tidak miring

5. Pengelasan
Cara Pengelasan :
 Bersihkan bagian yang akan dilas dari kotoran atau debu.
 Tebal las disesuaikan dengan beban kontruksi
 Setelah pengelasan bersihkan sisa lasan dan dihaluskan

6. Erection (pengangkatan)
Adalah proses pengangkatan bagian rangka baja seperti kuda-kuda/rafter, kolom yang sudah
disambung dan disetting diangkat untuk dipasang dibagian atas kontruksi untuk difitting dengan
bagian lainnya (kolom-rafter-kuda-kuda, branching, tie rod dll).
Proses pengangkatan kontruksi baja:

METODE KERJA 33
 Untuk beban baja lebih dari 1 ton dan ketinggian lebih dari 10 meter maka pengangkatan
kontruksi Baja sebaiknya menggunakan alat angkat berat seperti hoist, crane/mobile crane,
karena lebih safety dan lebih mudah.
 Beban dibawah 1 ton dengan ketinggian kolom 6m, dapat menggunakan lifting equipment
seperti chain block, hoist yang memiliki daya angkat dari 5 ton.

7. Fitting atau penyambungan diatas rangka


Setelah rangka kuda-kuda/rafter diangkat keatas pakai catrol atau crane dan sampai diposisi nya
pasang baut dan kencangkan sampai plate simpul rafter rapat dengan kolom. Selajutnya ujung rafter
diikat pakai seling (12 mm) dan tarik ujung seling bagian bawah ke pedestal/batok, Begitu seterusnya
sehingga semua bagian rafter dan gording sudah naik dan terpasang diatas kolom. Selanjutnya pasang
branching/ tie rod sebagai pengikat rafter

8. Finishing / Pengecatan
Finishing adalah proses pembersihan, pengecekan dan pengecatan dari kontruksi baja yang sudah
disambungkan pengecatan mulai dari cat dasar dan cat vanishing. Sebaiknya pengecetan dilakukan
dilantai kerja sebelum proses erection (pengangkatan) karena dilakukannya lebih mudah dan lebih
aman.

9. Pasang Rangka Atap Usuk Galvalum


(C 75-0.75 dan reng 30 -0,45)

METODE KERJA 34
Pemasangankonstruksi rangka atap baja ringan

Tumpuan dengan Wall-plate dan Langsung ringbalk

- Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku, dengan
menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu
- Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan
tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
- Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap.
- Mengukur jarak antar kuda-kuda
- Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan kerusakan pada rangkaian
kuda-kuda yang telah selesai dirakit .
- Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda-kuda
dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web
dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang
berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
- Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus
dengan ringbalok menggunakan benang dan lot (unting-unting)
- Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah screw 12
– 14 x 20 HEX.
- Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan balok
penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
- Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai dengan
posisinya dalam gambar kerja.
- Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter)
- Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan garis nok
memiliki ketinggian yang sama (datar)
- Memasang balok nok.

METODE KERJA 35
- Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing dipasang
di atas top-chord dan di bawah reng.
- Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss, jurai dan
rafter
- Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang
digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10-16×16
sebanyak 2 (dua) buah
- Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu
ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang
maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus
diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
- Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah 120 cm.
Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw.
Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri bantalan bracket yang diikat
memakai 2 (dua) buah dynabolt

10. Pekerjaan Pemasangan Bubungan


- Setelah pemasangan genteng selasai maka setelah itu setting atau ukur ukur pemasangan
bubungan
- Tetapi terlebih dahulu cek untuk pemasangan genteng, supaya tidak ada celah sehingga
mengakibatkan kebocoran
- Lakukan pengukuran dengan menggunakan acuan benang untuk kelurusan bubungan
- Bubungan dipasang dan direkatkan dengan mortar spesi 1 Pc : 3 Ps
- Cek pemasangan bubungan dengan acuan benang yang sudah dipasangan

11. Pekerjaan Nok Atap Metal Zincalume


- Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan dan reng terpasang dengan benar (setting) dilanjutkan
dengan pemasangan penutup atap yaitu menggunakan genteng ringan.
- Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng serta
kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-kuda tidak sama
mengakibatkan genangan air.
- Pasang penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan nok atap.
- Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai dengan
aturan yang telah ditentukan (sesuai dengan ukuran spesifikasi bahan penutup atap).

12. Pekerjaan Lisplang


- Persiapkan peralatan dan material yang akan digunakan
- Material yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang diminta
- Potong rangka lisplank sesuai dengan ukuran pada gambar
- Marking area yang akan dipasang rangka listplank
- Pasang tarikan benang sebagai acuan pemasangan rangka untuk cek kelurusan
- Pasang atau stel rangka yang sudah dipotongi dengan acuan benang markingan
- Setelah itu pasang penutup listplank
- Kemudian bersihkan area papan listplank dan cat dengan material cat sesuai spesifikasi

METODE KERJA 36
X. Pekerjaan Cat

1. Plamiran
- Siapkan tenaga kerja, bahan dan alat
- Buat requset pekerjaan dan ajukan kepada Konsultan Pengawas.
- Kerok cat dinding luar dengan suda api.
- Bersihkan permukaan dinding dari debu dan kotoran dengan kain lap.
- Lindungi bahan-bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat
dengan kertas semen, koran dan lakban.
- Gunakan sekrap untuk memperbaiki bagian dinding yang retak dan kurang rata dengan
plamir, tunggu sampai kering. Untuk dinding bagian luar tidak digunakan plamir tapi
digunakan sealer.
- Haluskan plamur/sealer yang telah kering dengan amplas.
- Cek apakah permukaan dinding sudah rata.

2. Cat Dinding Dalam

METODE KERJA 37
- Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut menggunakan kuas.
- Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
- Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas, sikat
kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
- Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-pori/lubang-
lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
- Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan permukaan
yang bersih/halus.
- Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat). Apabila
setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan diampelas.
- Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut. Kemudian
dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan cat
dinding emultion.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

3. Cat Dinding Luar


- Siapkan tenaga kerja, bahan dan alat
- Buat requset pekerjaan dan ajukan kepada Konsultan Pengawas.
- Kerok cat dinding luar dengan suda api.
- Bersihkan permukaan dinding dari debu dan kotoran dengan kain lap.
- Lindungi bahan-bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat
dengan kertas semen, koran dan lakban.
- Gunakan sekrap untuk memperbaiki bagian dinding yang retak dan kurang rata dengan
plamir, tunggu sampai kering. Untuk dinding bagian luar tidak digunakan plamir tapi
digunakan sealer.
- Haluskan plamur/sealer yang telah kering dengan amplas.
- Cek apakah permukaan dinding sudah rata.
- Aduk cat sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
- Lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang yang luas dan dengan kuas untuk
bidang yang sempit
- Jika cat dasar sudah kering lakukan pengecatan ulang tahap selanjutnya sampai finish dan
hasilnya benar - benar rata.

4. Cat Plafond

METODE KERJA 38
- Pastikan permukaan plafond gypsum dan kalsiboard sudah dalam keadaan rata.
- Proteksi area kerja dengan plastic terutama pada bagian lantai dan pintu/jendela untuk
menghindari tumpahan cat.
- Permukaan plafond dibersihkan dahulu dari debu dan kotoran dengan diampelas.
- Kemudian permukaan plafond diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
- Setelah diberi lapisan sealer, dilakukan pengecatan finish untuk permukaan plafond
minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan jenis cat emultion.
- Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

5. Cat Anti Karat Baja


- Haluskan permukaan baja yang mau di cat,dengan cara di sikat kawat dan ampelas
,perhatikan bagian bekas las/welding supaya permukaan nya setelah di dempul menjadi
rata/rapih dan halus.
- Lap permukaan yang mau di cat pastikan tidak ada debu dan tidak kotor.
- Mulai dengan membuka kaleng pastikan aduk cat hingga warnanya merata,tambahkan
thiner secukupnya dan mulai semprot, kalau pakai kuas celup 1/3 kuas ke dalam cat mulai
pengecatan cat dasar (sincromate ,anti karat, epoxy) secara keseluruhan di mulai di area
yang sulit di jangkau contoh: bagian tepi, sudut, tepian yang berbentuk ornamen dan area
yang tinggi.
- Pastikan sapuan cat di lakukan merata dan pengecatan searah dari atas ke bawah atau kiri
kanan dan lanjutkan arah pengecatan yang sama seluruh area, pengecatan di lakukan dua
lapis atau lebih, pastikan lapisan pertama telah kering.
- Setelah lapisan warna kering maka finishing dengan cat warna clear, pernish pelindung
sehingga tahan pudar/kusam,anti gores.

XI. Pekerjaan Elektrikal

1. Instalasi Titik Lampu

METODE KERJA 39
- Siapkan shopdrawing denah komposit plafon yang sudah disetujui
- Marking plafon sesuai denah komposit plafon
- Lubangi plafon sesuai tipe armatur lampu
- Terminasi kabel pada armatur lampu
- Pasang armatur lampu
- Uji lampu fungsi dan grupnya

- Siapkan shopdrawing peletakan saklar dan stopkontak yang sudah disetujui


- Pasang saklar dan stopkontak pada inbow dus yang sudah terpasang sebelumnya
- Ratakan dan luruskan posisi saklar stopkontak dengan menggunakan waterpass
- Sejajarkan posisi saklar dan stopkontak apabila bersebelahan dengan outlet-outlet listrik
dan elektronika lainnya

13. Inst. Stop kontak NYM 3 x 2,5 mm2 + PVC kond. 20 mm


- Tentukan posisi di mana stop kontak akan dipasang di dinding. Jarak minimal stop kontak dari
lantai yang kondusif yaitu 30 cm. Tandai posisi tersebut menggunakan pensil. Kemudian

METODE KERJA 40
tandai pula jalur pemasangan kabel dari sumber listrik ke lokasi stop kontak. Jalur ini nantinya
berkhasiat sebagai daerah penanaman pipa di dalam dinding.
- Kini saatnya melaksanakan pembobokan dinding. Proses ini tidak mengecewakan
membutuhkan tenaga ekstra alasannya yaitu Anda harus menciptakan lubang di dalam
tembok yang kedalamannya sesuai dengan pipa dan tedus.
- Setelah dinding berhasil dibobok sesuai dimensi pipa dan tedus, kini waktunya untuk
memasang kedua komponen ini. Pastikan sumber listrik sudah dalam keadaan off. Ambil
kabel kemudian sambungkan dengan sumber listrik dari kabel terdekat. Jangan lupa tutup
sambungan kabelnya menggunakan isolasi.
- Pipa sebaiknya dirangkai terlebih dahulu sampai panjang dan bentuknya sudah pas. Kemudian
kabel yang sudah tersambung dengan sumber listrik tadi dimasukkan ke dalam pipa. Pastikan
masih ada ujung kabel di ujung pipa. Ujung kabel ini nantinya akan dihubungkan ke stop
kontak. Selanjutnya letakkan pipa tersebut ke dalam lubang dinding. Tahan posisinya
menggunakan beberapa paku.
- Setelah itu, masukkan pula tedus ke dalam lubang posisinya di dinding. Sumpal tedus tersebut
menggunakan kertas yang diremas-remas biar tidak kotor oleh gabungan plesteran beton.
- Buatlah gabungan plesteran beton. Tambal kembali seluruh lubang dinding yang sebelumnya
dibentuk untuk jalur instalasi listrik. Pastikan semua pipa tertutup penuh oleh plesteran.
Adonan plesteran cukup diaplikasikan di sepanjang pipa terlebih dahulu. Tunggu selama
beberapa dikala biar plesteran tersebut mengering.
- Setelah plesteran dinding sudah kering, Anda dapat membuka kertas yang menutupi tedus.
Ambil stop kontak, kemudian buka baut yang ada di belakangnya. Sambungkan kutub nyata
pada kontak dengan kabel nyata serta kutub negatif dengan kabel negatif. Ambil seutas kabel
lagi untuk menghubungkan titik ground ke dalam tembok. Lindungi sambungan kabel ini
menggunakan isolasi.
- Lakukan pengetesan apakah listrik sudah mengalir ke stop kontak dengan cara menyalakan
sumber listrik. Lalu tempelkan ujung tespen ke kutub nyata atau kutub negatif pada stop
kontak. Jika lampu di tespen menyala artinya listrik sudah tersambung dengan baik. Jangan
lupa matikan kembali sumber listrik tersebut sebelum berlanjut ke proses instalasi
berikutnya.
- Setelah semua kabel sudah terpasang pada posisinya, Anda dapat memasukkan bab belakang
stop kontak ke dalam tedus. Tahan posisi stop kontak ini dengan mengencangkan kedua
sekrup yang melengkapinya.
- Tutupi stop kontak menggunakan selembar kertas yang ditahan oleh isolasi. Terapkan
gabungan plester di sekitar stop kontak sampai menutupi semua lubang yang ada di
sekelilingnya. Pastikan gabungan tersebut mempunyai permukaan yang rata. Biarkan
gabungan plester mengering tepat selama 6-8 jam. Barulah kemudian Anda dapat
menggunakan stop kontak ini.

METODE KERJA 41
14. Lampu SL 24 W
- Siapkan Lampu SL 24 W
- Marking plafond dengan kapur/ spidol
- Lubangi plafond sesuai marking, untuk gypsum koordinasikan dengan rangka plafond
- Pasang kawat gantungan
- Pasang lampu dengan melepas kap lampu
- Kencangkan kawat gantungan
- Sambung ke instalasi

15. Lampu SL 15 W
- Siapkan Lampu SL 15 W
- Marking plafond dengan kapur/ spidol
- Lubangi plafond sesuai marking, untuk gypsum koordinasikan dengan rangka plafond
- Pasang kawat gantungan
- Pasang lampu dengan melepas kap lampu
- Kencangkan kawat gantungan
- Sambung ke instalasi

XII. Pekerjaan Finishing


1. Pembersihan Akhir Pekerjaan
 Pada saat penyelesain pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dan
siap untuk dipakai pemilik. Mengembalikan bagian – bagian dari tempat kerja yang tidak
diperuntukkan dalam dokumen kontrak ke kondisi semula
 Pada saat pembersihan akhir, semua pekerjaan diperiksa ulang untuk mengetahui
kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum permbersihan akhir
 Bekas bongkaran atau material sisa diangkut keluar lokasi pekerjaan dan jika bekas
bongkaran yang masih dugunakan kembali maka disimpan ditempat yang telah disetujui
oleh pemilik pekerjaan

BAB IV
PENUTUP

1. Pembersihan Lokasi
Pembersihan Lokasi setelah pekerjaan dilaksanakan dengan mengangkut / membuang sisa
material atau barang - barang lain yang sudah tidak digunakan sehingga tidak menutupi atau merusak
hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan. Pembersihan lokasi juga dilaksanakan untuk mengembalikan
kondisi lokasi yang tidak dikerjakan seperti keadaan sebelum pelaksanaan pekerjaan.

2. Pemeliharaan Bangunan Sebelum Penyerahan Kedua


 Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga masa
pemeliharaan berakhir masih menjadi tanggung jawab penyedia / pelaksana sepenuhnya, antara
lain : Keamanan, penjagaan, penyempurnaan dan pemeliharaan.

METODE KERJA 42
 Apabila penyedia / pelaksana telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak,
maka penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur)
pada penyerahan pekerjaan yang pertama.

Sidoarjo, 22 Juni 2020


CV. LINDA WIRA KARYA

Linda Eka Purnama Sari


Direktur

METODE KERJA 43

Anda mungkin juga menyukai