Anda di halaman 1dari 16

METODE PELAKSANAAN

CV. PRIBUMI JAYA MANDIRI

Metode Pelaksanaan
NAMA PROYEK : Pembangunan Paving Blok Gg. Teratai 2 RT. 03 RW. 01
Kel. Gunung Lengkuas Kec. Bintan Timur
LOKASI PROYEK : Kec. Bintan Timur
SUMBER DANA : APBD KAB. BINTAN 2019
MASA PELAKSANAAN : 60 (ENAM PULUH) HARI KALENDER

Pertama-tama kami mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana pada kesempatan
ini perusahaan kami CV. PRIBUMI JAYA MANDIRI mengikuti proses pelelangan yang akan
dilaksanakan oleh Pejabat Pengadaaan Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman
UNTUK pekerjaan : Pembangunan Paving Blok Gg. Teratai 2 RT. 03 RW. 01 Kel. Gunung
Lengkuas Kec. Bintan Timur. Apabila perusahaan kami terpilih dalam proses Pengadaan
kangusng ini, maka setelah dilakukan penunjukan sebagai pelaksana kegiatan, kami segera
melakukan persiapan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas. Persiapan termasuk
mengurus semua dokumen administrasi yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut diatas.
Setelah semua ini selesai, maka diakukan persiapan teknis pelaksanaan pekerjaan. Turun ke
lapangan untuk pcm, maka setelah itu proses pelaksanaan pekerjaan dimulai tahap demi tahap
sebagaimana kami uraikan berikut ini :

Uraian Singkat Pekerjaan :

PEKERJAAN PENDAHULUAN
PEKERJAAN PAVING BLOK
PEKERJAAN AKHIR

Lokasi Proyek danLingkup Pekerjaan

Lokasi proyek :

 Kec. Bintan Timur

Hal–hal yang diperhatikan untuk mempelancar proses pelaksanaan pekerjaan dilapangan :

A. Rencana Metode Pelaksanaan


I. Barchart
II. Kurva S
B. Rencana Management Proyek
I. Management Proyek
II. Struktur Organisasi
III. Job Description
C. Rencana Penanganan Peralatan dan Perlengkapan
I. Rencana Kebutuhan Peralatan
II. Rencana Kebutuhan Infrastruktur, Material dan Pendukung

PENDAHULUAN

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam Pelaksanaan Proyek Pembangunan


Paving Blok Gg. Teratai 2 RT. 03 RW. 01 Kel. Gunung Lengkuas Kec. Bintan Timur. Maka

Metode Pelaksanaan
diperlukan Manajemen Proyek yang baik dan struktur organisasi dengan pembuatan pembagian
(Job Description) yang jelas dan penempatan tenaga ahli yang berpengalaman .

Pelaksanaan pekerjaan proyek harus dimulai dengan penyusunan perencanaan, serta


penyusunan jadwal dan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan perencana diperlukan
pengendalian .

Lingkup Manajemen Proyek

Ada tiga garis besar untuk menciptakan berlangsungnya proyek ini bisa berjalan sesuai dengan
yang diatur dalam dokumern penawaran yaitu Proyek ini diselesaikan dalam waktu 60 hari .

A. RENCANA METODE PELAKSANAAN


 Tahapan Pelaksanaan Proyek
 PEKERJAAN PERSIAPAN
 PEKERJAAN PAVING BLOCK
 PEKERJAAN AKHIR

 General Barchart

SPMK PEKERJAAN
MCO PERSIAPAN
START

PEKERJAAN PAVING
BLOCK

PEKERJAAN
AKHIR

Metode Pelaksanaan
PHO

B. RENCANA METODE PELAKSANAAN


A. Management Proyek
MANAGEMEN Proyek (Menyelesaikan sesuai Waktu, Budget, dan Mutu)
Managemen Proyek adalah semua Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
koordinasi suatu proyek dari awal(Gagasan) Hingga berakhirnya Proyek Untuk
Menjamin Pelaksanaan Proyek secara tepat waktu, tepat biaya dan tetap mutu.
 Implikasi ciri-ciri Proyek dalam Praktek yang harus dipahami :
1. Proyek harus Dimanajemeni atas dasar Per Phase Dari Siklus Hidupnya
dengan Tanggung jawab yang Maksimun serta perencanaan Dan Pengendalian
Yang Terintegrasi
2. Orientasi Pada Proses dan Produk
3. Organisasi Proyek harus terkait terus-menerus dengan Organisasi induknya
4. Keputusan-keputusan pada phase phase Sebelumnya mempunyai dampak yang
luas dalam waktu dan biaya penyelesaianproyek.
 Kebutuhan Akan Manajemen Proyek
Manajemen Proyek belum menjamin sepenuhnya terlaksana proyek, perlu
didukung pengembangan teknologi. Manajemen Proyek lebih menekankan
perencanaan pengendalian dibanding dengan manajemen dari depertemen

Metode Pelaksanaan
fungsional. Ditekakkan pula kepemimpinan dan kerjasama serta mendasarkan pada
faktor hasil karya dan usaha pencapainya.
I. Rencana Kebutuhan Infrastruktur, Material Pendukung
 Persiapan insfrastruktur Poyek

 Jalan akses truck Pembawa Material


 Lahan parkir dan Maneuver Truck
 Area cuci mixer
 Sistem drainase ( pembuangan air hujan)
Persiapan Laboratorium
 Persiapan Site ( gerobak kerucut abrams, Rojokan, palu, senter, alat bantu
komunikasi, meteran thermocouple)
 Persiapan personal menggunakan shif (kepala paln, supervisoe, staff, teknisi,
dan lain – lain. )
Persiapan Material & Water Supply
Digunakan untuk keutuhan cuci mixer, washing box dan lain – lain.

1) Kesiapan peralatan
 Mixer : 1 On Site
 Vibrator : 1 On site.
 Pompa : 1 Buah
 Silinder : 1 Buah
 Kerucut abrams : 1 Set

2) Kesiapan Material
 Beton K-175
 Besi Beton
 Plastik Sheet
 Karung Goni
 Terpal

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pembersihan Lokasi
Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan lokasi dari pohon-pohon/semak,
sampah, sisa bangunan dan lain-lain yang sekiranya dapat mengganggu dalam
pengukuran dan pemasangan bouplank.

2. Papan Nama Proyek


Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan.
Papan Nama Proyek ini dibuat dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan
dicat dasar warna yang sesuai dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi informasi
mengenai cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain :
 Nama Kegiatan
 Pekerjaan yang harus dilaksanakan
 Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
 Sumber dana dan Jangka waktu
 Nama penyedian jasa

II. PEKERJAAN PAVING BLOCK

Metode Pelaksanaan
1. Galian Tanah Biasa

Penggalian dilakukan secara mekanis yaitu penggalian tanah dengan menggunakan


alat manual. Kita akan melakukan penggalian ini dengan mengikuti gambar
rencana.
Cara Pelaksanaan:
a) Galian tanah harus terlebih dahulu melakukan pengukuran posisi, lebar galian
sesuai dengan ukuran pada gambar
b) Pada proses galian, tinggi galian harus di awasi agar jangan melebihi atau
kurang dari kedalaman galian yang dibutuhkan.
c) Galian tanah yang tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan harus dibuang ke
luar areal kerja
d) Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan harus
mendapat persetujuan dari pengawas.
e) Pekerjaan galian harus diusahakan cukup aman dari longsoran.

2. Pek. Adukan Pasangan Bawah Kansteen t = 5 cm


 Sebelum cor siar di hampar, lokasi yang penghamparan dibersihkan terlebih
dahulu.
 Campuran cor siar disesuaikan dengan spesifikasi dan ketebalan hamparan
disesuaikan dengan gambar.
 Permukaan kanstin yangterkena corsair dibersihkan terlebih dahulu.

3. Pek. Kansteen Pracetak


1. Untuk pekerjaan pemasangan kanstin pada perkerasan jalan rigid baru yang
akan dilakukan pekerjaan pembetonan, stek besi kanstin di tanam ke dalam batu
kali (sebagai retraining wall badan jalan ataupun dapat dirakitkan langsung pada
tulangan perkerasan jalan
2. Setelah pekerjaan pembetonan pada perkerasan jalan, langkah berikutnya
adalah mulai dari tahapan pekerjaan pembesian untuk kanstin dan pemasangan
bekisting dan pembetonan kanstin.
3. Apabila diperlukan pekerjaan finishing untuk merapikan kanstin, maka tahapan
berikutnya adalah pekerjaan plesteran dan aci permukaan kanstin yang telah
dilakukan pekerjaan pembetonan.

4. Pek. Urungan Pasir

 Persiapan :
1. Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat
seperti bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk
pengecekan level akhir.
2. Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu
disiapkan turap untuk dapat menahan tanah.
3. Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila
outsoucing material urugan).

Metode Pelaksanaan
 Pengurungan dan pemadatan :
1. Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
2. Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
3. Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
4. Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya
terdapat hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan
5. Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat
sebagai sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
6. Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40
cm) dan setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
7. Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper,
baby roller atau alat pemadatan).
8. Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila
diperlukan). Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu
diperiksa

5. Pek. Paving Blok (Motif Cacing), t = 8 cm


Pelaksanaan pemasangan paving blok dibagi dalam beberapa tahap, seperti dibawah
ini :
Pekerjaan Persiapan
1.1. Pemeriksaan Pondasi
Sebelum pelaksanaan pemasangan paving bloak perlu dilakukan pemeriksaan
terhadappondasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus rata, tidak
bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan untuk
memperbaiki ketidak-sempurnaan pondasi.
 Permukaan pondasi untuk jalan kendaraan harus mempunyai kemiringan
2,5% untuk trotoar 2%
 Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau
penyokong

1.2. Lokasi Titik Awal


 Titik awal ini penting diperhatikan khususnya lokasi dengan tanah miring;
pemasangan ini harus berawal dari titik terendah agar paving bloak yang
telah terpasang tidak bergeser;
 Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi; hindarkan
pemasangan secara acak.

1.3. Benang Pembantu


Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu ada
alat pembantuyaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap
jarak 4 m sampai 5 m.Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang
saluran, bak bunga atau konstruksi lain,maka harus ada benang pembantu
tambahan agar pola block terkunci tetap dapatdipertahankan.

Metode Pelaksanaan
Pemasangan Beton Pembatas Dan Beton Penyokong
Beton pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah satu bagian
perkerasan block beton terkunci yang fungsinya menjepit dan menahan lapisan
paving block agar tidak tergeserpada waktu menerima beban, sehingga blok tetap
saling mengunci. Beton pembatas harus terpasang sebelum penebaran pasir alas.
Bentuk beton pembatas bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka-
ragam ada yang dari beton pracetak, beton cor ditempat, baik secara manual atau
dengan alat slipform. Untuk perkerasan paving blok mutu beton pembatas
yang berhubungan dengan jalur lalu lintas kendaraan minimum fc’ 25,0 MPa.
Bilamana digunakan beton pembatas dari beton pracetak, beton pembatas harus
dipasang di atas beton penyokong agar terjadi ikatan yang baik antara beton
pembatas dan pondasi sehingga tidak mudah tergeser. Untuk itu dilakukan hal
sebagai berikut :
a. Tebarkan selapis beton penyokong setebal minimum 7 cm;
b. Pasang beton pembatas di atas beton penyokong tersebut sewaktu masih
dalamkeadaan basah, sehingga ketinggian dan kelurusaan beton pembatas
sesuai dengan benang pembantu;
c. Tambahkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas;
d. Setelah beton penyokong dalam keadaan setengah kering, barulah ditimbun
dengan tanah, mutu beton penyokong minimum fc’ 17,5 MPA;
e. Beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air sebagai
saluran untuk membuang air hujan; apabila pertemuan antara beton pembatas
dan lapisanblok tidak diberi tali air biasanya beton pembatas mudah terkena
gesekan roda kendaraan. Penebaran Pasir Alas. Pasir alas adalah pasir dengan
ketebalan tertentu sebagai alas perletakan paving blok. Pasir alas harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm
seperti pasir beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau
kotoran lain.
 Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang
dari 10% dan bersifat gembur;
 Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak
boleh lebih 5 cm; untuk mendapatkan ketebalan yang seragam, agar
menggunakan alat perata yaitu jidar kayu dengan mengikuti rel pembantu
dari blok beton yang disusun sejajar memanjang ; selain itu juga dapat
digunakan benang pembantu sebagai referensi.
 Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada
pondasi untuk memperbaiki tinggi pondasi;
 Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki
sebelum penebaran pasir alas dimulai
 Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang
dapat berfungsi sebagai rel pembantu;
 Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan
secara tahap;

Metode Pelaksanaan
 Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi
pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat dan dapat
memudahkan pelaksanaan;
 Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti
terinjak atau dipakai menumpuk bahan;
 Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada sore
hari dapat tertutup seluruhnya oleh paving blok;
 Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari
baris terakhir paving blok;
 Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya
agar digemburkan dan diratakan kembali;
 Volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm adalah ± 5
m3 setiap 100 m2 paving blok.
Pemasangan Pola Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk
membentuk pola yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu
dengan sudut yang tepat terhadap beton pembatas. Lubang-lubang pinggir
kemudian diisi dengan pemadatan. Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat
dihindarkan atau karena pola harus dipertahankan pada tikungan, terutama pada
penggunaan pola tulang ikan, maka sudut pada pola pertemuan atau perubahan
sudut diberi pembatas dengan pola susun bata melintang.

6. Pek. Beton Cor K-175


Metode Kerja
Pengecoran Kolom Beton Bertulang menggunakan Beton K-175 menggunakan
ready mix. Setelah pembesian dan pemasangan bekisting selesai, dan diperiksa oleh
konsultan pengawasan serta owner, kontraktor akna lngsung memesan ready mix
unuk pengecoran. Setiap pemesanan ready mix sampai dilokasi kami akan meminta
untuk dilakukan slumpt test. Setelah hasil slump test sesuai dengan yang
dipersyartkan degan mutu beton K-175, selanjutnya dilangsungkan pengecoran.
Didalam pengecoran pekerja wajib menggunakan vibrator concrete untuk
memadatkan.
Dalam pengerjaan ini mengacu pada gambar rencana dan spesifikasi teknis yang
telah ditetapkan serta diterima Direksi Lapangan dan Konsultan Supervisi.

7. Bekisting
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja.
Dalam Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional
yaitu, 3 orang Tukang, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor, yang sudah
mengerti dengan tugasnya masing-masing.
Acuan/ Bekesting/ Mal harus rapat tidak boleh bocor, permukaannya harus licin,
bebas dari kotoran-kotoran seperti, potongan - potongan kayu dan sebagainya

Metode Pelaksanaan
sebelum pengecoran dilakukan dan pada saat pembongkaran Acuan/ Bekesting/ Mal
jangan sampai merusak permukaan beton.
Bahan Bekesting yang dipakai adalah Bahan Pilihan sesuai dengan spesifikasi
teknis atau yang disetujui oleh pengawas lapangan. Untuk menjamin jarak
bekesting/spacer atau ketebalan selimut baton, antara Bekesting dengan pembesian
harus distel sedemikian rupa atau dapat menggunakan beton doking (bila
disyaratkan).
Atau Pasangan bekesting harus rapi, kuat untuk menahan getaran dan kejutan gaya
tanpa terjadi perubahan bentuk, Celah antara papan/ mal harus rapat agar pada
waktu pengecoran air semen tidak merembes keluar serta bagian dalam bekesting
harus bersih dari kotoran. Bekesting pada struktur tidak boleh dibongkar sebelum 7
(tujuh) hari, demikian juga bekesting untuk mecukupi umur beton, tidak boleh
dibongkar sebelum dianggap cukup bilangannya.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.

III. PEKERJAAN LAIN-LAIN


1. Pembersihan Akhir
Pekerjaan Pembersihan Akhir merupakan pekerjaa pembersihan lokasi pekerjaan
dari sisa sisa material kerja. Sisa Materialpekerjaan akan dirapikan sesuai kondisi
semula dan dibawa ke pembuangan / Tempat sampah/ Gudang.

F. RENCANA KERJA METODE KENDALI MUTU

I. RENCANA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pengawasan dan Pengendalian mutu


Pengawasan dan Pengendalian mutu dalam suatu proyek merupakan hal yang penting, sebab
akan menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan apakah telah sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan. Tinjauan pengendalian dalam proyek yang harus diperhatikan adalah:
pengendalian mutu bahan dan peralatan, pengendalian tenaga kerja, pengendalian waktu, teknis,
biaya serta pengendalian kesehatan keselamatan kerja (K3).

1. Pengendalian Mutu Bahan


Kualitas bahan dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai ketentuan dalam
spesifikasi yang telah direncanakan, sehingga pengendalian mutu bahan sangatlah penting
akan keberhasilan pembangunan dalam suatu proyek.Pelaksanaan harus sesuai dengan
spesifikasi teknis yang telah dipersyaratkan

QUALITY CONTROL PENGADAAN MATERIAL

Metode Pelaksanaan
2. Pengendalian Mutu Peralatan

Perawatan akan peralatan merupakan hal yang penting untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. Peran mekanik akan sangat berguna untuk mencegah tertundanya pekerjaan
akibat dari kerusakan peralatan. Akan tetapi jika kerusakan sudah tidak dapat ditangani oleh
para mekanik, maka peralatan tersebut akan dikirim ke bengkel pusat. Untuk menghindari
penundaan waktu maka pelaksana harus mempunyai cadangan yang dapat digunakan secara
cepat seperti ketika pengecoran dilaksanakan, concrete pump yang digunakan sebanyak 2
buah.

3. PengendaliaN TENAGA KERJA

Tenaga kerja dalam suatu proyek merupakan hal yang mutlak. Penempatan tenaga kerja
yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi
dalam suatu pekerjaan proyek, oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga
kerja. Pemilihan mandor untuk melaksanakan pekerjaan secara borongan haruslah tepat.
Maka tim pelaksana harus hati-hati dalam pemilihan mandor, sebab akan menentukan mutu
sekaligus ketepatan waktu selesai proyek. Setiap tenaga kerja yang dibawa oleh para

Metode Pelaksanaan
mandor haruslah sudah mempunyai pengalaman yang sesuai dengan keahliannya, seperti
pembesian, pembobokan, bekisting hingga pengecoran.

4. Pengendalian WAKTU

Untuk menghindari adanya keterlambatan pelaksanaan maka perlunya pengendalian waktu


yang berdasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu
proyek akan berpengaruh pada cost. Maka untuk mempermudah pelaksaan
dilapangan, manager sebaiknya membuat schedule yang lebih sederhana akan tetapi tetap
mengacu pada time schedule yang dikeluarkan oleh engineering sebab tidak semua paham
akan pembacaan master schedule. Agar dapat berlangsung tepat waktu, maka time
schedule digunakan sebagai kontrol untuk mengatur tingkat prestasi pekerjaan dengan
lamanya pelaksanaannya. Sehingga pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan
kapan harus dimulai dapat terjadwal dengan baik, sehingga kemungkinan keterlambatan
dapat diperkecil.
Manfaat dari time schedule antara lain :
 Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batasan waktu dan
pelaksanaan tiap pekerjaan yang dilaksanakan.
 Sebagai koordinasi bagi pimpinan proyek terhadap semua pelaksanaan pekerjaan.
 Sebagai tolak ukur kemajuan pekerjaan di setiap harinya, sehingga progress
report setiap waktu dapat dilihat.
 Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap pelaksanaan pekerjaan.
Setiap item pekerjaan pada time schedule mempunyai prosentase bobot sendiri-sendiri
sedangkan Time schedule menyatakan pembagian waktu terperinci untuk setiap jenis
pekerjaan, mulai dari permulaan sampai akhir pekerjaan sehingga kumulatif prosentase
bobot pekerjaan ini akan membentuk kurve S. Untuk kurva S terdiri dari kurva S rencana
dan kurva S realisasi. Fungsi kurva S adalah :
 Menentukan waktu penyelesaian tiap bagian pekerjaan proyek.
 Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek.
 Mengetahui progress pekerjaan yang dihasilkan dilapangan dengan perencanaan,
sehingga dapat menjadi bahan evaluasi.

5. Pengendalian TEKNIS PEKERJAAN

Pada pelaksanaan dilapangan biasanya akan mengalami problem pada item pekerjaaan
tertentu. Pengendalian Teknis Pekerjaan menunjukkan tahap untuk pengawasan dan kontrol
terhadap kualitas pekerjaan. Hal ini memerlukan suatu menajemen kualitas agar hasil
pekerjaan dapat tercapai mutu sesuai rencana proyek. Jika permasalahan yang dihadapi
memerlukan perhitungan teknis maka pihak engineering akan membuat metode repair yang
kemudian akan diajukan terlebih dahulu kepada konsultan perencana . Namun
apabilaproblem yang dihadapi tidak memerlukan perhitungan teknis seperti melendutnya

Metode Pelaksanaan
bekisting, biasanya dari pihak pelaksana dan dibantu oleh konsultan pengawas akan segera
mencari pemecahannya.Dalam pengendalian mutu ini peran QC (Quality Control) akan
sangat berperan, QC akan mendampingi supervisor dalam pelaksanaan dilapangan.

Untuk pengendalian teknis memerlukan analisis permasalahan yang timbul dilapangan


sesuai yang diamati, begitu juga langkah yang akan diambil sebagai penyelesaian dari
problem yang ada.

Beberapa pengujian hasil pekerjaan di lapangan untuk memastikan hasil pelaksanaan


memenuhi persyaratan spesifikasi mutu yang di persyaratkan Uji Mutu/ Teknis/ Fungsi
yaitu :

6. Progress Report

Pengendalian hasil pekerjaan di lapangan dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan


dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi proyek. Laporan
kemajuan proyek dikerjakan secara berkala untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dari
proyek itu.

a. Laporan Harian
Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis oleh pihak pelaksana proyek dalam
melakukan tugasnya dan dalam mempertanggungjawabkan terhadap apa yang telah
dilaksanakan serta untuk mengetahui hasil kemajuan pekerjaannya apakah sesuai
dengan rencana atau tidak. Laporan ini dibuat untuk memberikan informasi bagi
pengendali proyek dan pemberi tugas melalui direksi tentang perkembangan proyek.

Metode Pelaksanaan
Dengan adanya laporan harian ini, maka segala kegiatan proyek yang dilakukan tiap
hari dapat dipantau. Laporan harian berisikan data – data antara lain :

1) Waktu dan jam kerja

2) Pekerjaan yang telah dilaksanakan maupun yang belum

3) Keadaan cuaca

4) Bahan – bahan yang masuk ke lapangan

5) Peralatan yang tersedia di lapangan

6) Jumlah tenaga kerja di lapangan

7) Hal – hal yang terjadi di lapangan

b. Laporan Mingguan
Laporan mingguan bertujuan untuk memperolah gambaran kemajuan pekerjaan yang
telah dicapai dalam satu minggu yang bersangkutan, disusun berdasarkan laporan harian
selama satu minggu tersebut. Laporan mingguan berisikan antara lain :
1) Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan.
2) Volume dan prosentase pekerjaan dalam satu minggu itu.
3) Catatan – catatan lain yang diperlukan.
Prosentase pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan minggu tersebut dapat diketahui
dengan memperhitungkan semua laporan mingguan yang telah dibuat, ditambah dengan
bobot prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan pada minggu itu. Dari prosentase
pekerjaan yang telah dicapai pada minggu ini kemudian dibandingkan dengan
prosentase pekerjaan yang telah dicapai pada minggu yang bersangkutan, maka akan
diketahui prosentase keterlambatan atau kemajuan yang telah diperoleh. Laporan
mingguan tidak dapat dipisahkan dengan time schedule pelaksanaan pekerjaan yang
telah disusun oleh pihak Kontraktor dengan persetujuan Project Manager.

c. Laporan Bulanan
Laporan bulanan pada prinsipnya sama dengan laporan mingguan, yaitu untuk
memberikan gambaran tentang kemajuan proyek. Untuk tujuan itu dibuatlah
rekapitulasi laporan mingguan maupun laporan harian dengan dilengkapi foto – foto
pelaksanaan pekerjaan selama bulan yang bersangkutan. Laporan bulanan dilaporkan
kepada Pemilik Proyek (Owner).

d. Rapat Koordinasi Bulanan


Rapat koordinasi bulanan diadakan dengan dihadiri oleh panitia pembangunan, Owner,
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor Utama. Dalam rapat ini
dibahas hal – hal yang berhubungan dengan pelaksanaan serta masalah – masalah

Metode Pelaksanaan
teknis yang timbul di lokasi proyek dan perkembangan proyek yang sedang berjalan
serta koordinasi masing – masing unsur proyek yang terlibat langsung.

7. Pengendalian BIAYA

Perlunya pengendalian biaya adalah untuk dapat mengetahui jumlah biaya dengan realisasi
pekerjaan. Fungsi dari pengendalian biaya agar dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) tidak
membengkak dalam pelaksanaannya. Jikapun adanya pembengkakan maka perlunya
evaluasi biaya.

8. Pengendalian K3

Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para pekerja
dari segala kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Perlindungan tenaga kerja dalam
suatu proyek dimaksudkan agar tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dalam melakukan
pekerjaannya. Target K3 sendiri adalah ‘zero accident’ selama pelakasanaan di lapangan
sehingga perlunya penyusunan:

a. Safety Plan

Identifikasi bahaya kerja, dan penanggulangannya, rencana penempatan alat-alat


pengamanan seperti pagar pengaman, jarring pada tangga dan tepi bangunan, railing
serta rambu-rambu K3 serta rencana penempatan alat-alat kebakaran (tabung pemadam
api), dan lain-lain.

b. Security Plan

Prosedur keluar masuk bahan proyek, prosedur penerimaan tamu, identifikasi daerah
rawan di wilayah sekitar proyek, dan prosedur komunikasi di proyek.

RENCANA PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN

Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan semua (100%) akan diajukan permohonan untuk
diadakan pemeriksaan terhadap pekerjaan, setelah dinyatakan pekerjaan yang dilakukan bagus

Metode Pelaksanaan
dan cukup akan dilakukan permohonan serah terima pertama (I). Setelah diadakan serah terima
pertama barulah masa pemeliharaan dapat dilaksanakan.

Selama masa pemeliharaan pekerjaan jika terdapat kerusakan pada bangunan maka akan
dipertanggung jawabkan.

Kegiatan dalam masa pemeliharaan proyek :

1. Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil pelaksanaan
konstruksi fisik. Di dalam masa pemeliharaan ini akan melakukan perbaikan segala cacat
atau kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa konstruksi.
2. Hasil kerja yang masih kurang sempurna akan dilakukan perbaikan sampai memenuhi
spesifikasi untuk diterima oeh pihak owner.
3. Masa pemeliharaan konstruksi akan mengikuti aturan yang ada dalam kontrak terhitung
sejak serah terima pertama pekerjaan konstruksi.
4. Jika ada hasil pekerjaan yang kurang bagus, pada masa perawatan adalah saat bagi
kontraktor untuk memperbaikinya sehingga dapat memberikan produk dengan kualitas
terbaik.
5. Waktu bagi kontraktor untuk menyelesaikan administrasi kontrak seperti laporan
pelaksanaan, gambar asbuilt drawing, foto proyek, tagihan pembayaran dan sejenisnya.
6. Pekerjaan bongkar fasilitas proyek seperti barak pekerja, direksi keet dan macam-macam
perlengkapan pembangunan lainya.

Demikian beberapa tentang masa pemeliharaan proyek.

Demikian Metode Pelaksanaan ini kami susun sebagai gambaran bahwa kami mengerti dan bisa
melaksanakan pekerjaan ini dan dokumen ini sebagai persyaratan dalam penawaran. Terima
Kasih

Bintan, 15 Juli 2019


CV. PRIBUMI JAYA MANDIRI

SUMARNO

Direktur

Metode Pelaksanaan

Anda mungkin juga menyukai