Metode Pelaksanaan
NAMA PROYEK : Pembangunan Paving Blok Gg. Teratai 2 RT. 03 RW. 01
Kel. Gunung Lengkuas Kec. Bintan Timur
LOKASI PROYEK : Kec. Bintan Timur
SUMBER DANA : APBD KAB. BINTAN 2019
MASA PELAKSANAAN : 60 (ENAM PULUH) HARI KALENDER
Pertama-tama kami mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana pada kesempatan
ini perusahaan kami CV. PRIBUMI JAYA MANDIRI mengikuti proses pelelangan yang akan
dilaksanakan oleh Pejabat Pengadaaan Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman
UNTUK pekerjaan : Pembangunan Paving Blok Gg. Teratai 2 RT. 03 RW. 01 Kel. Gunung
Lengkuas Kec. Bintan Timur. Apabila perusahaan kami terpilih dalam proses Pengadaan
kangusng ini, maka setelah dilakukan penunjukan sebagai pelaksana kegiatan, kami segera
melakukan persiapan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas. Persiapan termasuk
mengurus semua dokumen administrasi yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut diatas.
Setelah semua ini selesai, maka diakukan persiapan teknis pelaksanaan pekerjaan. Turun ke
lapangan untuk pcm, maka setelah itu proses pelaksanaan pekerjaan dimulai tahap demi tahap
sebagaimana kami uraikan berikut ini :
PEKERJAAN PENDAHULUAN
PEKERJAAN PAVING BLOK
PEKERJAAN AKHIR
Lokasi proyek :
PENDAHULUAN
Metode Pelaksanaan
diperlukan Manajemen Proyek yang baik dan struktur organisasi dengan pembuatan pembagian
(Job Description) yang jelas dan penempatan tenaga ahli yang berpengalaman .
Ada tiga garis besar untuk menciptakan berlangsungnya proyek ini bisa berjalan sesuai dengan
yang diatur dalam dokumern penawaran yaitu Proyek ini diselesaikan dalam waktu 60 hari .
General Barchart
SPMK PEKERJAAN
MCO PERSIAPAN
START
PEKERJAAN PAVING
BLOCK
PEKERJAAN
AKHIR
Metode Pelaksanaan
PHO
Metode Pelaksanaan
fungsional. Ditekakkan pula kepemimpinan dan kerjasama serta mendasarkan pada
faktor hasil karya dan usaha pencapainya.
I. Rencana Kebutuhan Infrastruktur, Material Pendukung
Persiapan insfrastruktur Poyek
1) Kesiapan peralatan
Mixer : 1 On Site
Vibrator : 1 On site.
Pompa : 1 Buah
Silinder : 1 Buah
Kerucut abrams : 1 Set
2) Kesiapan Material
Beton K-175
Besi Beton
Plastik Sheet
Karung Goni
Terpal
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pembersihan Lokasi
Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan lokasi dari pohon-pohon/semak,
sampah, sisa bangunan dan lain-lain yang sekiranya dapat mengganggu dalam
pengukuran dan pemasangan bouplank.
Metode Pelaksanaan
1. Galian Tanah Biasa
Persiapan :
1. Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat
seperti bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar.
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk
pengecekan level akhir.
2. Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu
disiapkan turap untuk dapat menahan tanah.
3. Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila
outsoucing material urugan).
Metode Pelaksanaan
Pengurungan dan pemadatan :
1. Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
2. Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
3. Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
4. Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya
terdapat hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan
5. Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa tempat
sebagai sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
6. Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40
cm) dan setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
7. Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper,
baby roller atau alat pemadatan).
8. Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila
diperlukan). Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu
diperiksa
Metode Pelaksanaan
Pemasangan Beton Pembatas Dan Beton Penyokong
Beton pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah satu bagian
perkerasan block beton terkunci yang fungsinya menjepit dan menahan lapisan
paving block agar tidak tergeserpada waktu menerima beban, sehingga blok tetap
saling mengunci. Beton pembatas harus terpasang sebelum penebaran pasir alas.
Bentuk beton pembatas bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka-
ragam ada yang dari beton pracetak, beton cor ditempat, baik secara manual atau
dengan alat slipform. Untuk perkerasan paving blok mutu beton pembatas
yang berhubungan dengan jalur lalu lintas kendaraan minimum fc’ 25,0 MPa.
Bilamana digunakan beton pembatas dari beton pracetak, beton pembatas harus
dipasang di atas beton penyokong agar terjadi ikatan yang baik antara beton
pembatas dan pondasi sehingga tidak mudah tergeser. Untuk itu dilakukan hal
sebagai berikut :
a. Tebarkan selapis beton penyokong setebal minimum 7 cm;
b. Pasang beton pembatas di atas beton penyokong tersebut sewaktu masih
dalamkeadaan basah, sehingga ketinggian dan kelurusaan beton pembatas
sesuai dengan benang pembantu;
c. Tambahkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas;
d. Setelah beton penyokong dalam keadaan setengah kering, barulah ditimbun
dengan tanah, mutu beton penyokong minimum fc’ 17,5 MPA;
e. Beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air sebagai
saluran untuk membuang air hujan; apabila pertemuan antara beton pembatas
dan lapisanblok tidak diberi tali air biasanya beton pembatas mudah terkena
gesekan roda kendaraan. Penebaran Pasir Alas. Pasir alas adalah pasir dengan
ketebalan tertentu sebagai alas perletakan paving blok. Pasir alas harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm
seperti pasir beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau
kotoran lain.
Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang
dari 10% dan bersifat gembur;
Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak
boleh lebih 5 cm; untuk mendapatkan ketebalan yang seragam, agar
menggunakan alat perata yaitu jidar kayu dengan mengikuti rel pembantu
dari blok beton yang disusun sejajar memanjang ; selain itu juga dapat
digunakan benang pembantu sebagai referensi.
Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada
pondasi untuk memperbaiki tinggi pondasi;
Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki
sebelum penebaran pasir alas dimulai
Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang
dapat berfungsi sebagai rel pembantu;
Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan
secara tahap;
Metode Pelaksanaan
Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi
pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat dan dapat
memudahkan pelaksanaan;
Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti
terinjak atau dipakai menumpuk bahan;
Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada sore
hari dapat tertutup seluruhnya oleh paving blok;
Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari
baris terakhir paving blok;
Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya
agar digemburkan dan diratakan kembali;
Volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm adalah ± 5
m3 setiap 100 m2 paving blok.
Pemasangan Pola Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk
membentuk pola yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu
dengan sudut yang tepat terhadap beton pembatas. Lubang-lubang pinggir
kemudian diisi dengan pemadatan. Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat
dihindarkan atau karena pola harus dipertahankan pada tikungan, terutama pada
penggunaan pola tulang ikan, maka sudut pada pola pertemuan atau perubahan
sudut diberi pembatas dengan pola susun bata melintang.
7. Bekisting
Metode Kerja
Pertama-tama kami akan menyiapkan Material atau Bahan dan Peralatan Kerja.
Dalam Pelaksanaannya Pekerjaan ini dikerjakan oleh orang-orang propesional
yaitu, 3 orang Tukang, 6 orang Pekerja dan diawasi 1 orang Mandor, yang sudah
mengerti dengan tugasnya masing-masing.
Acuan/ Bekesting/ Mal harus rapat tidak boleh bocor, permukaannya harus licin,
bebas dari kotoran-kotoran seperti, potongan - potongan kayu dan sebagainya
Metode Pelaksanaan
sebelum pengecoran dilakukan dan pada saat pembongkaran Acuan/ Bekesting/ Mal
jangan sampai merusak permukaan beton.
Bahan Bekesting yang dipakai adalah Bahan Pilihan sesuai dengan spesifikasi
teknis atau yang disetujui oleh pengawas lapangan. Untuk menjamin jarak
bekesting/spacer atau ketebalan selimut baton, antara Bekesting dengan pembesian
harus distel sedemikian rupa atau dapat menggunakan beton doking (bila
disyaratkan).
Atau Pasangan bekesting harus rapi, kuat untuk menahan getaran dan kejutan gaya
tanpa terjadi perubahan bentuk, Celah antara papan/ mal harus rapat agar pada
waktu pengecoran air semen tidak merembes keluar serta bagian dalam bekesting
harus bersih dari kotoran. Bekesting pada struktur tidak boleh dibongkar sebelum 7
(tujuh) hari, demikian juga bekesting untuk mecukupi umur beton, tidak boleh
dibongkar sebelum dianggap cukup bilangannya.
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini akan dekerjakan sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis, serta diterima oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Supervisi.
Metode Pelaksanaan
2. Pengendalian Mutu Peralatan
Perawatan akan peralatan merupakan hal yang penting untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. Peran mekanik akan sangat berguna untuk mencegah tertundanya pekerjaan
akibat dari kerusakan peralatan. Akan tetapi jika kerusakan sudah tidak dapat ditangani oleh
para mekanik, maka peralatan tersebut akan dikirim ke bengkel pusat. Untuk menghindari
penundaan waktu maka pelaksana harus mempunyai cadangan yang dapat digunakan secara
cepat seperti ketika pengecoran dilaksanakan, concrete pump yang digunakan sebanyak 2
buah.
Tenaga kerja dalam suatu proyek merupakan hal yang mutlak. Penempatan tenaga kerja
yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi
dalam suatu pekerjaan proyek, oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga
kerja. Pemilihan mandor untuk melaksanakan pekerjaan secara borongan haruslah tepat.
Maka tim pelaksana harus hati-hati dalam pemilihan mandor, sebab akan menentukan mutu
sekaligus ketepatan waktu selesai proyek. Setiap tenaga kerja yang dibawa oleh para
Metode Pelaksanaan
mandor haruslah sudah mempunyai pengalaman yang sesuai dengan keahliannya, seperti
pembesian, pembobokan, bekisting hingga pengecoran.
4. Pengendalian WAKTU
Pada pelaksanaan dilapangan biasanya akan mengalami problem pada item pekerjaaan
tertentu. Pengendalian Teknis Pekerjaan menunjukkan tahap untuk pengawasan dan kontrol
terhadap kualitas pekerjaan. Hal ini memerlukan suatu menajemen kualitas agar hasil
pekerjaan dapat tercapai mutu sesuai rencana proyek. Jika permasalahan yang dihadapi
memerlukan perhitungan teknis maka pihak engineering akan membuat metode repair yang
kemudian akan diajukan terlebih dahulu kepada konsultan perencana . Namun
apabilaproblem yang dihadapi tidak memerlukan perhitungan teknis seperti melendutnya
Metode Pelaksanaan
bekisting, biasanya dari pihak pelaksana dan dibantu oleh konsultan pengawas akan segera
mencari pemecahannya.Dalam pengendalian mutu ini peran QC (Quality Control) akan
sangat berperan, QC akan mendampingi supervisor dalam pelaksanaan dilapangan.
6. Progress Report
a. Laporan Harian
Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis oleh pihak pelaksana proyek dalam
melakukan tugasnya dan dalam mempertanggungjawabkan terhadap apa yang telah
dilaksanakan serta untuk mengetahui hasil kemajuan pekerjaannya apakah sesuai
dengan rencana atau tidak. Laporan ini dibuat untuk memberikan informasi bagi
pengendali proyek dan pemberi tugas melalui direksi tentang perkembangan proyek.
Metode Pelaksanaan
Dengan adanya laporan harian ini, maka segala kegiatan proyek yang dilakukan tiap
hari dapat dipantau. Laporan harian berisikan data – data antara lain :
3) Keadaan cuaca
b. Laporan Mingguan
Laporan mingguan bertujuan untuk memperolah gambaran kemajuan pekerjaan yang
telah dicapai dalam satu minggu yang bersangkutan, disusun berdasarkan laporan harian
selama satu minggu tersebut. Laporan mingguan berisikan antara lain :
1) Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan.
2) Volume dan prosentase pekerjaan dalam satu minggu itu.
3) Catatan – catatan lain yang diperlukan.
Prosentase pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan minggu tersebut dapat diketahui
dengan memperhitungkan semua laporan mingguan yang telah dibuat, ditambah dengan
bobot prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan pada minggu itu. Dari prosentase
pekerjaan yang telah dicapai pada minggu ini kemudian dibandingkan dengan
prosentase pekerjaan yang telah dicapai pada minggu yang bersangkutan, maka akan
diketahui prosentase keterlambatan atau kemajuan yang telah diperoleh. Laporan
mingguan tidak dapat dipisahkan dengan time schedule pelaksanaan pekerjaan yang
telah disusun oleh pihak Kontraktor dengan persetujuan Project Manager.
c. Laporan Bulanan
Laporan bulanan pada prinsipnya sama dengan laporan mingguan, yaitu untuk
memberikan gambaran tentang kemajuan proyek. Untuk tujuan itu dibuatlah
rekapitulasi laporan mingguan maupun laporan harian dengan dilengkapi foto – foto
pelaksanaan pekerjaan selama bulan yang bersangkutan. Laporan bulanan dilaporkan
kepada Pemilik Proyek (Owner).
Metode Pelaksanaan
teknis yang timbul di lokasi proyek dan perkembangan proyek yang sedang berjalan
serta koordinasi masing – masing unsur proyek yang terlibat langsung.
7. Pengendalian BIAYA
Perlunya pengendalian biaya adalah untuk dapat mengetahui jumlah biaya dengan realisasi
pekerjaan. Fungsi dari pengendalian biaya agar dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) tidak
membengkak dalam pelaksanaannya. Jikapun adanya pembengkakan maka perlunya
evaluasi biaya.
8. Pengendalian K3
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para pekerja
dari segala kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Perlindungan tenaga kerja dalam
suatu proyek dimaksudkan agar tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dalam melakukan
pekerjaannya. Target K3 sendiri adalah ‘zero accident’ selama pelakasanaan di lapangan
sehingga perlunya penyusunan:
a. Safety Plan
b. Security Plan
Prosedur keluar masuk bahan proyek, prosedur penerimaan tamu, identifikasi daerah
rawan di wilayah sekitar proyek, dan prosedur komunikasi di proyek.
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan semua (100%) akan diajukan permohonan untuk
diadakan pemeriksaan terhadap pekerjaan, setelah dinyatakan pekerjaan yang dilakukan bagus
Metode Pelaksanaan
dan cukup akan dilakukan permohonan serah terima pertama (I). Setelah diadakan serah terima
pertama barulah masa pemeliharaan dapat dilaksanakan.
Selama masa pemeliharaan pekerjaan jika terdapat kerusakan pada bangunan maka akan
dipertanggung jawabkan.
1. Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil pelaksanaan
konstruksi fisik. Di dalam masa pemeliharaan ini akan melakukan perbaikan segala cacat
atau kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa konstruksi.
2. Hasil kerja yang masih kurang sempurna akan dilakukan perbaikan sampai memenuhi
spesifikasi untuk diterima oeh pihak owner.
3. Masa pemeliharaan konstruksi akan mengikuti aturan yang ada dalam kontrak terhitung
sejak serah terima pertama pekerjaan konstruksi.
4. Jika ada hasil pekerjaan yang kurang bagus, pada masa perawatan adalah saat bagi
kontraktor untuk memperbaikinya sehingga dapat memberikan produk dengan kualitas
terbaik.
5. Waktu bagi kontraktor untuk menyelesaikan administrasi kontrak seperti laporan
pelaksanaan, gambar asbuilt drawing, foto proyek, tagihan pembayaran dan sejenisnya.
6. Pekerjaan bongkar fasilitas proyek seperti barak pekerja, direksi keet dan macam-macam
perlengkapan pembangunan lainya.
Demikian Metode Pelaksanaan ini kami susun sebagai gambaran bahwa kami mengerti dan bisa
melaksanakan pekerjaan ini dan dokumen ini sebagai persyaratan dalam penawaran. Terima
Kasih
SUMARNO
Direktur
Metode Pelaksanaan