Anda di halaman 1dari 38

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN PEMBANGUNAN STADION MINI DESA PANTAI RAJA KEC.


PERHENTIAN RAJA

BAB 1. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Latar belakang Paket Pekerjaan Pembangunan Stadion Mini Desa Pantai Raja Kec.
Perhentian Raja adalah dalam rangka optimalisasi penyediaan sarana dan prasarana
pendukung di Pantai Raja Kec. Perhentian Raja.
2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan
secara garis besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan umum, pekerjaan utama
dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing - masing
pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam
metode ini juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil
gangguan terhadap lingkungan dan lalulintas pekerjaan dan tetap memperhatikan hal
terpenting dalam penerapan sistem kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3K) Atau
RK3K

3. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan berada di Desa Pantai Raja Kec. Perhentian Raja Kabupaten Kampar

4. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan Paket Pekerjaan Pembangunan Stadion Mini Desa Pantai Raja Kec.
Perhentian Raja adalah sebagai berikut :
A PEKERJAAN LANTAI I
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN PENYELENGGARAAN K 3 KONTRUKSI
III. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
IV. PEKERJAAN BETON STRUKTUR
V. PEKERJAAN TANGGA BETON 2 UNIT
VI. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
VII. PEKERJAAN KOZEN , PINTU & JENDELA
VIII. PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN PENUTUP ATAP
IX. PEKERJAAN LANTAI
X. PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG
XI. PEKERJAAN LANGIT - LANGIT
XII. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
XIII. PEKERJAAN ALAT SANITASI
XIV. PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH & KOTOR
XV. PEKERJAAN PENGECATAN
XVI. PEKERJAAN SEPTICTANK
XVII PEKERJAAN PERESAPAN
XVIII PEKERJAAN TOWER AIR BERSIH TEBAL 3 M
XIX PEKERJAAN LAIN-LAIN
B PEKERJAAN LANTAI 2
I PEKERJAAN STRUKTUR
II PEKERJAAN DINDING DAN PLETERAN
III PEKERJAAN TEMPAT DUDUK TRIBUN
IV PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN PENUTUP ATAP
V PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
VI PEKERJAAN PENGECATAN
BAB II METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur

A. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat, dan
kontraktor telah memiliki Shop Drawing.
Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi :
1. Pekerjaan Pasangan Bowplank/Pengukuran
a. Lingkup Pekerjaan
Melakukan proses pengukuran dan pemasangan patok/bouwplank.
Bouwplank berfungsi untuk membuat titik-titik as bangunan sesuai dengan
gambar denah bangunan yang diperlukan untuk penentuan jalur/arah pondasi
dan juga sebagai dasar ukuran tinggi/level/peil penentuan ketinggian lantai.

Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Pas Bowplank


Syarat-syarat memasang bouwplank adalah :
Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah.
Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak
goyang akibat pelaksanaan galian.
Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan
papan bouwplank lainnya.
Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam
bangunan semua).
Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) dari pada
pondasi dan dinding batu bata.
b. Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
perlatan, bahan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan dimulai.
Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
c. Metode Pelaksanaan
Membuat patok berdasarkan titik Bench Mark eksisting yang disetujui
pengawas, direksi dan perencana. Titik BM proyek akan dibuat di lokasi
proyek. BM proyek tersebut dipakai sebagai acuan penentuan koordinat dan
elevasi dalam pekerjaan. Pekerjaan pengukuran akan selalu mandahului
dan memandu seluruh aktifitas Metode Pelaksanaan dilapangan.
Surveyor melakukan stacking out/pengukuran dengan menggunakan
alat untuk menentukan elevasi rencana badan jalan, dan memuat data hasil
pengukuran untuk melakukan rekayasa lapangan dan penyesuaian data BOQ
dan Gambar Kerja. Setiap jenis item uraian pekerjaan harus dilakukan
pengecekan dan survey serta rekayasa guna mendapatkan hasil yang benar.
Alat-alat pengukuran yang dipakai antara lain : Theodolit, Total Station,
Waterpass,(Set)
Pemasangan patok atau marking dengan menggunakan cat dilakukan
seiring dengan jalannya pengukuran, patok dapat dipasang dengan interval
25 m sampai 100 m.
Hasil pengukuran dilapangan akan dituangkan pada Mutual Check Nol (MC
0%) dan pembuatan Shop Drawing oleh bagian Teknik, untuk disetujui oleh
Supervisi dan Direksi dimana ditungkan dalam bentuk Berita Acara
Pemeriksaan Lapangan Bersama, Berita Acara Serah Terima Lapangan
(BA MC 0%), Schedule, dan Rekap MC 0%, sehingga dapat digunakan
dilapangan.
d. Tahapan Pelaksanaan

2. Pekerjaan Pemasangan Papan Nama Kegiatan


Menyiapkan papan nama proyek agar masyarakat sekitar mengetahui bahwa tempat
tersebut akan dibangun sebuah bangunan serta jenis kegiatan dan informasi
mengenai pekerjaan yang akan dikerjakan. Papan nama proyek merupakan informasi
dan wujud transparansi kegiatan kepada masyarakat.
Papan Nama berisi informasi mencantumkan informasi mengenai cakupan
kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain :
a. Nama Kegiatan
b. Pekerjaan yang harus dilaksanakan
c. Nilai kontrak
d. Sumber dana
e. Jangka waktu
f. Nama penyedia jasa
g. Nama Konsultan Pengawas
Papan nama proyek dipasang pada lokasi kegiatan dan mudah dilihat oleh
umum.

B. PEKERJAAN PONDASI
1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi proses pembuatan pengukuran, pembuatan patok,
penggalia tanah dan perapihan hasil galian.
b. Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan.
Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah Pondasi

c. Uraian Pekerjaan

Pemasangan Bowplank , penentuan titik pile +0,00 (BM). Bowplank dipasang


dengan menggunakan kayu kelas III yang berguna penempatan benang
sebagai titik acuan as bangunan pondasi dan tie beam
Pekerjaan penggalian dilakukan secara manual. (Sesuaikan dengan
spesifikasi teknis, apakah proses penggalian dilakukan dengan menggunakan
alat berat atau secara manual)
Type galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual. Untuk kondisi tanah
dimana koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian tegak, jika
koefisien runtuhan tanah besar maka sisi galian miring.
Penggalian dilakukan 10-50 cm lebih besar dari besaran pondasi,
fungsinya sebagai ruang gerak untuk pekerjaan pemasangan bekesting, type
galian sesuaikan dengan kebutuhaan yang dalam galiannya =(-2,8 m) dari
elevasi BM (+0,0).
Harus diatur metode pengalian, pembuangan dan penumpukan tanah.
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk
mengurangi resiko runtuhan tanah masuk kembali ke dalam galian pondasi
.Penempatan hasil galian ditempat +1m dari bibir lubang pondasi agar tidak
terjadi kelongsoran dinding tanah.
Setelah pekerjaan galian dilakukan, hasil galian (dimensi P X L X H)
diperiksa dan dicek terhadap as bangunan bowplank.
d. Tahapan Pekerjaan

2. Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Pondasi


Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian
dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk
menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir
dipadatkan perlapis hingga mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan
gambar kerja dan spesifikasi teknis yang ada yaitu sekitar 5 cm.

Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Urugan pasir bawah pondasi

3. Pekerjaan Cor Lantai Kerja


Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai kerja dengan
campuran beton 1Pc : 3Ps : 5Kr. Sebelum campuran beton diletakkan, dasar tanah
diratakan terlebih dahulu. Tebal dari lantai kerja ini sekitar 5 cm, setelah lantai kerja
mengeras barulah diatasnya diletakkan pondasi Plat Setempat.

4. Pekerjaan Pondasi Tapak / Poer Beton Bertulang Type P1, P2


a. Pekerjaan persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pondasi
telapak.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso,
multiplek, besi beton, kawat beton, paku, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor
listrik, gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang
air, dll.
b. Pekerjaan Penulangan
Untuk pondasi telapak ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran
di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses
pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat.
Cara perakitan tulangan :
Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat
diketahui dari ukuran pondasi telapak.
Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat,
dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada
pondasi setempat tersebut.
Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat
pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.
c. Pekerjaan pemasangan tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi telapak maka untuk pemasangan tulangan
dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini
tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak
turun permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar
tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan
menggunakan pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi
tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah
untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan
tulangan tidak menjadi karat.
Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat
langsung melakukan Pengecoran.
d. Pekerjaan pemasangan bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang
digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting :
Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk
penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan
dengancetok (sendok spesi).
Supaya pondasi beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu
membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi
persaratan tertentu.
Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan
di cor.
Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak
lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
Papan cetakan tidak boleh bocor.
Papan-papan disambung dengan klem/penguat/penjepit.
Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak
terjadi retak.
e. Pekerjaan pengecoran

Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi telapak yaitu :


Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu membuat Job Mix
Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga
didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula
yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas
lapangan untuk disetujui. Pada proyek ini untuk pekerjaan struktur
menggunakan beton readymix mutu K-225.
Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran
seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan
digunakan untuk pengecoran.
Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk
pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang/difabrikasi, semua
ukuran dan perkuatan acuan diperiksa benar dan disahkan oleh
konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal yang melintas area
pengecoran.
Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan
sampah.
Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat
pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan dengan vibrator
sehingga beton dapat padat dan tidak ada sarang tawon.
Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut
dibiarkan mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah
urugan serta disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.

5. Pekerjaan Kolom Pedestal Beton Bertulang


a. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Pengalian, Perakitan besi, Pengurukan Pasir, Pembuatan Lantai
Kerja (LC), Pemasangan Bekisting dan Pengecoran Beton.
b. Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan pabrikasi Besi
Pekerjaan Urug Pasir
Pekerjaan Hampar Lantai Kerja
Pekerjaan bekesting
Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
Cor Beton
c. Metode Pelaksanaan
Setelah penggalian dilakukan, dilanjutkan dengan pengurukan pasir urug
dengan ketebalan sesuai spesifikasi, dilanjutkan dengan penghamparan
Beton sebagai lantai kerja.
Pembesian serta Pengecoran antara Plat Pedestal dan Pondasi Pedestal
dapat dilakukan bersamaan tergantung dari pada dimensi dan design
masing-masing.
Besi Tulangan berbagai diameter (dimater sesuai spesifikasi) dipotong sesuai
dengan ukuran pada gambar kerja dengan menggunakan bar cutter
sedangkan pembengkokan tulangan mengunakan bar bender .
Pemotongan panjang besi tulangan untuk tiang dipotong sepanjang tinggi
kolom terhadap sloof ditambah dengan panjang penyaluran.
Panjang pembengkokan tulangan sengkang dilakukan sesuai dengan
ketentuan bar bending schedule. Untuk sengkang yang dibengkokan sesuai
sudut yang diinginkan maka panjang pengaitnya.
Besi Tulangan dipabrikasi dengan cara mengikatkan tulangan pokok kolom
dengan tulangan sengkang menggunakan kawat bendrat ,jarak dan jumlah
tulangan pokok disesuaikan dengan shop drawing dan bestek.
Perakitan Bekisting, setelah dirakit dilumuri dengan minyak bekisting.
Melakukan job mix design dan job mix formula untuk kualitas beton yang
diinginkan.
Pengecoran Beton dan diratakan dengan menggunakan concrate
vibrator

Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Kolom Pedestal Beton Bertulang

6. Pekerjaan Pas. Pondasi 1 Bata


Apabila kedalaman galian telah sesuai dengan rencana, maka tahap berikutnya
adalah pekerjaaan pembuatan pondasi batu bata. Pertama-tama pada dasar
konstruksi pondasi diberi pasir padat setebal 5 cm, yang bertujuan untuk meratakan
tanah bagian dasar galian. Setelah pemberian pasir padat selesai, proses
selanjutnya pembuatan pondasi batu bata. Pondasi ini dibuat dari bata merah yang
disusun secara teratur dan bertangga yang bentuknya merupakan empat persegi
panjang dan tiap – tiap tangga terdiri dari 3 – 4 lapis. Apabila tiap – tiap ujung
tangga dihubungkan akan merupakan trapezium yang tetap memenuhi syarat
pondasi. Tujuan dari pemasangan pondasi 1 bata adalah untuk menahan beban yang
ada di atasnya, baik itu beban vertikal maupun beban horizontal. Pasangan batu kali
ini diisi dengan adukan semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 3.

7. Pekerjaan Raben Pondasi


Setelah pekerjaan pondasi 1 bata selesai dilaksakan kemudian dilakukan pekerjaan
raben pondasi bata campuran 1:3.

8. Pekerjaan Urugan Tanah Kembali


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah
hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah
tersebut dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan
alat stamper. Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian
lantai yang perlu ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai
dapat berasal dari hasil galian ataupun tanah urug yang didatangkan.
Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan
kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

C. PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pekerjaan Cor Sloof Beton Bertulang
a. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Perakitan besi, Pengurukan Pasir, Pembuatan Lantai Kerja (LC),
Pemasangan Bekisting dan Pengecoran Beton
b. Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :
Pekerjaan pabrikasi Besi
Pekerjaan Urug Pasir
Pekerjaan Hamparan Lantai Kerja
Pekerjaan bekesting
Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
Cor Beton
c. Metode Pelaksanaan
Berikut langkah-langkah dalam pekerjaan sloof beton.
Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job
Mix Formula untuk pekerjaan sloof beton.
Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik
koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu kolom biasanya
menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.

Memasang bekisting sloof seperti pada gambar di samping. Jangan lupa


beton decking atau tahu beton penyangga besi tulangan. Tujuan beton
decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama
proses pengecoran.
Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat.
Ukuran sloof yang digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing.
Untuk mengunci sloof tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa
buat sendiri atau membeli jadi. Jika ingin membuat sendiri menggunakan
as drat ukuran 10 mm, besi polos 10 mm dan plat besi tebal 3-5 mm.
Jarak sloof sangat tergantung dari jarak pasangan kolom. Apabila jarak
kolom sekitar 3-4 m maka jumlah sabuk sloof 2 dengan jarak dibagi rata.
Namun jika jarak kolom lebih dari 4 m maka menyesuaikan dengan prinsip
semakin ke bawah jarak sabuk semakin pendek karena bebannya lebih
besar di bawah.
Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari sloof terhadap
kolom.Untuk mendapatkan sloof struktur yang sempurna, bekisting tidak
boleh miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu
pemasangan pipa support dinilai sangat penting.
Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan
dan mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran
beton sesuai dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran
merata harus dibantu dengan menggunakan alat concreate vibrator.

Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Cor Sloof

2. Pekerjaan Cor Kolom Beton Bertulang


a. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Perakitan besi, Pemasangan Bekisting dan Pengecoran Beton.
b. Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan.
Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :
Pekerjaan pabrikasi Besi
Pekerjaan bekesting
Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
Cor Beton
c. Metode Pelaksanaan
Berikut langkah-langkah dalam pekerjaan kolom beton :
Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job
Mix Formula untuk pekerjaan kolom beton.
Menyiapkan sepatu kolom yang ditarik garis lurusnya dari sloof.
Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik koordinatnya sesuai dengan
gambar perencanaan. Sepatu kolom biasanya menggunakan besi stek yang
dibor pada lantai.
Melakukan perakitan besi tulangan sesuai dengan desain yang telah
ditentukan.
Memasang bekisting kolom. Jangan lupa beton decking atau tahu beton
penyangga besi tulangan. Tujuan beton decking ini untuk menjaga jarak
selimut beton agar tidak berubah selama proses pengecoran.
Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat.
Ukuran sloof yang digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing. Untuk
mengunci balok tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri
dari kayu dan besi atau bisa membeli barang jadi. Jika ingin membuat sendiri
menggunakan as drat ukuran 10 mm, besi polos
10 mm dan plat besi tebal 3-5 mm.

Memasang pipa support Untuk menjaga vertikaliti dari kolom terhadap sloof
dan balok.Untuk mendapatkan kolom struktur yang sempurna, bekisting
tidak boleh miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu
pemasangan pipa support dinilai sangat penting.
Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan
dan mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran
beton sesuai dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran
merata harus dibantu dengan menggunakan alat concreate vibrator.

Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Cor Kolom

3. Pekerjaan Cor Balok Dan Plat Lantai Beton Bertulang


a. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Perakitan Besi, Pemasangan Bekisting dan Pengecoran Beton
b. Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan.
Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan.
Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :
Pekerjaan pabrikasi Besi.
Pekerjaan bekesting.
Pekerjaan Instalasi besi Tulangan.
Cor Beton
c. Metode Pelaksanaan

Berikut langkah-langkah dalam pekerjaan balok beton.


Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job
Mix Formula untuk pekerjaan balok beton.
Memasang bekisting kolom seperti pada gambar di samping. Jangan lupa
beton decking atau tahu beton penyangga besi tulangan. Tujuan beton
decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama
proses pengecoran.
Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.
Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat.
Ukuran balok yang digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing. Untuk
mengunci balok tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri
atau membeli jadi. Jika ingin membuat sendiri menggunakan as drat ukuran
10 mm, besi polos 10 mm dan plat besi tebal 3-5 mm. Jarak balok sangat
tergantung dari jarak pasangan kolom. Apabila jarak kolom sekitar 3-4 m
maka jumlah sabuk balok 4 dengan jarak dibagi rata. Namun jika jarak kolom
lebih dari 4 m maka menyesuaikan dengan prinsip semakin ke bawah jarak
sabuk semakin pendek karena bebannya lebih besar di bawah.
Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari sloof terhadap
kolom.Untuk mendapatkan sloof struktur yang sempurna, bekisting tidak
boleh miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu pemasangan
pipa support dinilai sangat penting.
Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton
sesuai dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata
harus dibantu dengan menggunakan alat concreate vibrator.

4. Pekerjaan Cor Plat Lantai Beton Bertulang


Pelaksanaan pekerjaan konstruksi plat lantai beton dilakukan setelah pekerjaan
kolom sudah selesai. Semua pekerjaan plat lantai ini dilaksanakan di tempat kerja
atau lokasi yang telah direncanakan. Pekerjaan-pekerjaan yang perlu dilakukan
meliputi pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran, dan perawatan.

Persiapan
Persiapan dimulai dari pengukuran untuk mengatur dan memastikan tingkat
kerataan ketinggian plat lantai. Oleh karena itu, pelaksanaan pekerjaan ini
membutuhkan alat bantu theodolit. Kemudian pekerjaan dilanjutkan dengan
membuat bekisting plat lantai. Bekisting tersebut harus sesuai dengan gambar kerja.
Pemotongan plywood yang akan digunakan sebagai bekisting harus cermat
sehingga hasilnya sesuai dengan luasan plat lantai yang akan dibuat. Setelah itu,
proses pembesian plat lantai dilaksanakan di atas bekisting.

Pekerjaan
Pekerjaan plat lantai dimulai dari proses pembekistingan plat. Scaffolding disusun
secara berjajar bersama-sama dengan scaffolding untuk balok. Mengingat posisi plat
lantai lebih tinggi daripada balok, maka scaffolding untuk plat pun harus lebih tinggi
serta dibutuhkan main frame tambahan menggunakan joint pin. Anda bisa
memperhitungkan ketinggian scaffolding plat dengan mengatur bagian base jack dan
U-head jack.
Langkah berikutnya yaitu pemasangan balok kayu 6/12 sebagai girder sejajar
dengan arah cross brace. Kemudian pasang juga suri-suri dengan arah melintangnya
di atas girder tersebut. Setelah itu, plywood dipasang sebagai alas dari plat lantai. Tak
lupa, pasang pula dinding untuk tepi plat yang dijepit menggunakan siku. Plywood ini
harus dipasang serapat mungkin untuk mencegah terbentuknya rongga yang
menyebabkan kebocoran saat dilakukan pengecoran.

Agar beton yang sudah jadi nantinya tidak menempel pada bekisting,
disarankan untuk mengolesi solar sebagai pelumas di semua bekisting yang sudah
terpasang dengan rapat. Cara ini akan memudahkan kita dalam melakukan
pekerjaan pembongkaran bekisting. Manfaat yang lainnya yaitu bekisting tersebut
akan terhindar dari kerusakan yang fatal dan cenderung utuh sehingga masih dapat
digunakan untuk pekerjaan yang selanjutnya. Setelah proses pemasangan bekisting
plat lantai telah selesai dilaksanakan, proses selanjutnya yaitu pengecekan hasil
kerja. Lakukan pengecekan terhadap bekisting yang telah dipasang, terutama
pemeriksaan tinggi level bekisting tersebut. Di sini Anda membutuhkan alat
bantu yaitu waterpass untuk mengecek ketinggian bekisting. Jika hasilnya sudah
sesuai dengan rencana, maka bekisting tersebut pun telah siap untuk digunakan.
Tahap selanjutnya yaitu pembesian plat lantai yang dilaksanakan setelah pembesian
balok. Proses pembesian ini dilakukan secara langsung di atas bekisting plat. Untuk
mempermudah pekerjaan, tulangan-tulangan besi dapat diangkat menggunakan tower
crane untuk dipasang di atas bekisting plat. Lakukan perakitan tulangan besi ini
dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Setelah itu, pasang tulangan besi yang
berukuran D100-200.
Pembesian berikutnya dilakukan secara menyilang, lalu ikat menggunakan
kawat. Letakkan beton deking antara tulangan bawah plat dan bekisting alas plat.
Kemudian pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas serta bagian
bawah plat. Lakukan proses ini sampai pekerjaan pembesian plat lantai selesai.
Kemudian lakukan pengecekan untuk memeriksa hasil kerja pembesian tulangan.
Periksalah penyaluran pembesian plat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan
ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di plat lantai, beton decking, kaki
ayam, dan kebersihannya. Pembongkaran bekisting plat dilakukan setelah 4 hari
pengecoran. Kemudian setelah bekisting ini dibongkar, lanjutkan dengan pemasangan
sapot sebagai penunjang plat lantai dan beban yang ada di atasnya.

Pengecoran
Setelah pekerjaan pembekistingan dan pembesian sudah selesai serta dipastikan
sudah siap, engineer melakukan pengecekan terlebih dulu ke lokasi yang akan dicor.
Jika hasilnya bagus, kemudian engineer membuat surat izin pengecoran untuk
diajukan kepada konsultan pengawas. Konsultan pengawas lalu melakukan survei ke
lokasi yang diajukan di dalam surat tersebut.
Setelah dipastikan sudah bagus semuanya, maka konsultan pengawas akan
menandatangani surat izin pengecoran.
Proses pengecoran plat lantai harus dilakukan bersama-sama dengan pengecoran
balok. Peralatan pendukung yang digunakan untuk pekerjaan pengecoran balok
antara lain bucket, truck mixer, vibrator, lampu kerja, dan papan perata. Setelah
engineer mendapatkan izin pengecoran dari konsultan pengawas, engineer kemudian
menghubungi pihak beaching plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume
yang dibutuhkan.
Pembersihan ulang area yang akan dicor dilakukan menggunakan air
kompresor sampai benar-benar bersih. Bucket disiapkan dan dibersihkan dari debu
atau sisa pengecoran sebelumnya. Setelah itu, siapkan satu keranjang dorong untuk
mengambil sampel dan test slump cor yang diawasi oleh engineer dan pihak pengawas.
Apabila sudah dinyatakan bagus, maka pekerjaan pengecoran pun telah siap untuk
dilaksanakan.
Contoh benda uji diambil bersamaan selama proses pengecoran berlangsung.
Sampel ini cukup diambil beton yang keluar dari truk saja. Kemudian sampel
dituangkan ke bucket. Dari bucket ini, sampel tersebut diangkut menggunakan TC.
Setelah bucket sudah sampai d tempat yang akan dicor, selanjutnya petugas bucket
akan membuka katup bucket untuk mengeluarkan beton segar ke area pengecoran.
Pekerjaan dilanjutkan oleh pekerja cor yang akan meratakan beton segar ke bagian
balok terlebih dahulu, lalu dilanjutkan ke plat. Khusus untuk plat lantai, beton
diratakan memakai scrub secara manual. Kemudian lakukan pengecekan level
menggunakan waterpass. Tahap berikutnya yaitu pemadatan dengan vibrator.
Tujuannya untuk mencegah terbentuknya rongga-rongga udara yang dapat
mengurangi mutu beton. Pekerja vibrator akan memasukkan alat ini ke dalam adukan
selama 5-10 menit di setiap bagian yang dicor.
Setelah semua area balok dan plat lantai sudah terisi adonan beton, pekerjaan
berikutnya yaitu meratakan permukaan beton segar menggunakan balok kayu yang
panjang. Lakukan pekerjaan ini dengan memperhatikan batas ketebalan plat yang
telah ditentukan. Proses ini dilakukan berulang-ulang kali hingga seluruh area cor
telah terisi beton. Untuk mendapatkan hasil yang bagus, proses pengecoran
sebaiknya dilakukan maksimal selama 6-8 jam.

Pembongkaran
Pembongkaran bekisting harus dilakukan pada waktu yang tepat untuk
memperoleh hasil beton yang berkualitas baik serta agar tidak merusak beton
tersebut. Hal ini tidak terlepas dari fungsi bekisting tersebut, selain sebagai cetakan,
berguna juga sebagai penunjang sampai beton benar-benar mengeras. Untuk
pekerjaan plat lantai, pembongkaran bekisting dilaksanakan dalam waktu 4 hari
setelah pengecoran. Sedangkan untuk pekerjaan balok, pembongkaran bekisting
dilakukan setelah 7 hari pengecoran.
Perawatan
Wajib hukumnya melakukan perawatan terhadap adonan beton selama proses
pengeringan berlangsung. Sebab adonan beton yang mengering terlalu cepat
mengakibatkan hasilnya tidak bagus, retak-retak, dan tidak sesuai rencana. Maka
setelah dilaksanakan pengecoran, lakukan upaya perawatan untuk menjaga mutu
beton. Proses perawatan beton ini dilakukan dengan menjaga agar kondisinya
senantiasa basah dengan menyiraminya. Perawatan ini dilaksanakan selama 7 hari
berturut-turut dengan menyirami tanaman sebanyak 2-3 kali/hari.

Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Cor Plat Lantai

D. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN


1. Pekerjaan Dinding Bata

Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata dapat diuraikan sebagai


berikut:
a. Pertama dilakukan persiapan dengan cara membersihkan area yang akan
dipasang dinding bata merah, menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan
material yang dibutuhkan.
b. Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat tanda posisi
kolom praktis, ring balok, dan lubang kusen.
c. Bata merah direndam dulu (sampai gelembung udaranya hilang) sebelum dipakai
untuk mengurangi penyerapan air.
d. Memasang bata merah pada jalur marking serta jalur benang acuan yang
telah dipasang pada profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi lapis sampai
setinggi 1 m dengan menggunakan adukan 1 pc : 5ps untuk pasangan dinding
biasa dan 1pc : 3ps untuk pasangan dinding trasram (komposisi adukan bisa
berbeda tergantung dari persyaratan yang ditetapkan).
e. Pada pelaksanaannya, adukan semen pasir tersebut diaplikasikan secara
merata ke permukaan bata merah.
f. Kemudian bata merah disusun di atas adukan mortar tersebut sambil terus
diperiksa kerataan pasangannya. Kemudian bata merah dipukul perlahan sampai
mencapai elevasi yang diinginkan.
g. Setelah tinggi pasangan bata merah mencapai 1 m kemudian dilanjutkan
dengan cor beton kolom praktis.
h. Periksa kelurusan serta vertikal pasangan bata merah, apabila sudah benar dan
sesuai dengan yang diinginkan maka lanjutkan pemasangan sampai dengan
tinggi maksimum 1 m, kemudian periksa lagi kelurusan dan vertikalnya, setelah
itu dilanjutkan cor kolom praktis dan dilanjutkan pemasangan bata merah sampai
elevasi yang ditentukan dan cor kolom praktis sampai elevasi sesuai gambar
Selanjutnya dilakukan pekerjaan plesteran yang dimulai dengan jalan membuat
kepalaan plesteran pada sisi vertical jarak 2 m sesuai dengan ketebalan yang
diinginkan dengan bantuan unting-unting pada sisi horizontal pada elevasi plafond
atau diujung atas dinding dengan bantuan benang.

2. Pekerjaan Plesteran Dinding


Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, pasangan bata merah disiram/dibasahi
dengan air, kemudian dilakukan pekerjaan plesteran pada dinding secara merata.
Pelsteran dapat menggunakan adukan mortar 1 pc : 2ps untuk pasangan dinding biasa
dan 1pc : 4ps untuk pasangan dinding trasram (komposisi adukan bisa berbeda
tergantung dari persyaratan yang ditetapkan) sampai 10-15 mm atau sampai
ketebalan yang ditentukan. Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang
diinginkan kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen.
Sesudah pekerjaan acian selesai, permukaan dinding difinish dengan plamur tembok.
Untuk dasaran/plamur tembok jika diperlukan dan hanya dipergunakan pada ruangan
interior yang permukaannya tidak rata atau retak-retak. Dinding yang telah selesai
diplamur kemudian diampelas, sehingga memberikan permukaan dinding tembok
yang halus, licin dan rapi. Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya
serta tegak lurus terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak
bergelombang.
Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal. Sebelum
diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan
dinding bata untuk menghindarkan keretakan. Buat adukan untuk plesteran dinding
bata. Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan

lebar 5 cm, dengan alat bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar
alumunium. Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya,
kemudian ratakan dengan raskam dan jidar. Perataan plesteran dengan acuan
kepalaan yang telah dibuat. Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran
sudah kering (cukup umur). Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu
disiram air.

Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian
semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas
gosok.

Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Plesteran Dinding

3. Pekerjaan Pasang Keramik Dinding Km/Wc


a. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding
keramik.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : keramik 30x60 cm, semen PC, pasir,
semen grouting nat, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : meteran, gerinda, palu karet,
waterpass, benang, selang dan air.
b. Pengukuran
Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai
(marking) area untuk kesikuan ruang, level tinggi keramik dan star
pemasangan dinding keramik.
c. Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding keramik
Sebelum pekerjaan pasangan keramik dikerjakan, pastikan sparing ME
sudah terpasang.
Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama
± 24 jam.
Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.
Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan keramik yang
rata dan garis siar/nat yang lurus.
Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum
dipasang.
Pasangan dinding keramik untuk kepalaan pada tanda star awal
pemasangan dengan perekat menggunakan acian. Kemudian dilanjutkan
pemasangan dinding keramik lainnya dengan acuan kepalaan pasangan
keramik yang telah dibuat.
Saat pemasangan, keramik ditekan atau pukul dengan palu karet agar
mendapatkan permukaan yang rata.
Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga untuk
menghindarkan pasangan keramik mudah pecah.
Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik dengan alat
waterpass.
Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan keramik. Setelah itu
baru dilanjutkan pekerjaan grouting/ finish garis siar/nat.

G. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA


Pintu, Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah bangunan.
Pada proyek-proyek besar biasanya mempunyai jumlah pintu yang banyak, sehingga
pelaksanan pekerjaan ini dilapangan memerlukan metode pelaksanaan yang tepat.
Adapun metode pelaksanaan pekerjaan pintu, kusen dan jendela, adalah sebagai
berikut
Persiapan
a. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan
jendela.
b. Approval material yang akan digunakan.
c. Persiapan lahan kerja.
d. Persiapan material kerja, antara lain : Kosen kayu dll.
e. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gergaji, waterpass, meteran, unting-
unting, reevet, gun sealant, selang air dll.
Pengukuran
a. Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan
dipasang kusen apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
Pemasangan kusen kayu
a. Kusen kayu yang telah difabrikasi dipasang bersamaan pada saat pemasangan
dinding bata.
b. Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan
kusen dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka
diganjal sehingga lebih kuat dan tahan lama.
c. Setelah kusen terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan daun pintu dan
jendela setelah dinding bata selesai dipelaster dan dicat.

H. PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP


1. Pekerjaan Pas Kuda - Kuda Baja Ringan
Kuda-kuda atap baja ringan mulai difabrikasi pada saat kolom lantai atas sudah
terpasang, dengan asumsi setelah ring balk selesai dicor, kuda-kuda baja ringan
sudah siap untuk dipasang. Pemotongan baja ringan dilakukan dengan
menggunakan mesin potong baja ringan. Setelah ring balok selesai dicor, diadakan
pengukuran dan setting supaya lebih akurat. Setelah semua ukuran diketahui,
maka atap baja ringan mulai dapat dipasang yang menumpu pada ring balok
dengan perkuatan baut dynabolt. Perkuatan antara rangka baja ringan dengan
menggunakan sekrup (baut). Karena daya tariknya tinggi dan kekakuannya rendah,
maka factor yang sangat menentukan dalam pekerjaan kuda-kuda baja ringan
adalah pengaku (bracing). Sebelum reng baja ringan dipasang, pastikan dahulu
bahwa posisi kemiringan kuda-kuda baja ringan sudah sama dan kuat sehingga
tidak akan ada lagi perubahan. Kuda-kuda baja ringan diberi tanda untuk
pemasangan siku penahan reng. Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan diberi
tanda, kemudian reng dipasang diatas kuda-kuda baja ringan pada posisi plat siku
dengan perkuatan menggunakan sekrup. Penggunaan sistem tumpuan dengan
wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena tumpuan dengan wall-plate
hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalok, jika ringbalok tidak rata.
Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman dynabolt yang tertanam di
dalam ringbalk menjadi berkurang.
Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang dapat
mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang stabil.

Gambar Contoh Pekerjaan pas kuda-kuda baja ringan

2. Pekerjaan Pas Atap Long Span

Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan dan reng terpasang dengan benar (setting)
dilanjutkan dengan pemasangan penutup atap yaitu menggunakan atap long span
tebal 0,3 mm. Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan
kelurusan akhiran reng serta kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan
reng dan kuda-kuda tidak sama mengakibatkan genangan air. Pasang penutup
atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan nok atap.
Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai
dengan aturan yang telah ditentukan (sesuai dengan ukuran spesifikasi bahan
penutup atap). Untuk satu bidang atap yang akan dipasangkan, pengangkatan dan
perletakan sebelum mulai dipasang, posisi rusuk atas
/rusuk bawah harus sama, agar pemasangan dapat dilakukan dengan lancar (tidak
memutar rusuk yang salah letaknya) untuk itu pastikan terlebih dahulu arah mata
anginnya. Tumpangan rusuk dengan celah anti kapiler selalu berada di bawah rusuk
tanpa celah anti kapiler. Pada kondisi kemiringan atap kurang dari 15’ diharuskan
pada ujung lembar puncak atap ditekuk keatas 75’ dengan menggunakan alat tekuk
yang khusus untuk itu. Bila terdapat sambungan pada satu bentang panjang maka cara
pemasangannya dimulai dan diselesaikan terlebih dahulu dari bagian bawah selebar
bentangannya, sedangkan overlap sambungan minimum yang disarankan adalah
200mm. Agar tumpangan rusuk memanjang kedap air disarankan untuk
menggunakan sekerup tumpangan sisi dipasang di tengah jarak tumpangan pada
atap dengan jarak Tumpuan >
950 mm. Tersedia penutup sisi puncak atap dalam bentuk standard sesuai gambar.
Gunakan perekat plinkote dan kain kasa pada alas sambung, pengikatan dengan
paku keling/rivet minimal 2 baris selang seling, terakhir lapisan sealent dari jenis
kedap air dan tahan cuaca dengan lebar sambungan minimal 150 mm. Dilanjutkan
pemasangan perabung, jurai, talang. Pemasangan harus rapi. Pemasangan penutup
atap yang tidak rapi, rata dan berombak harus diperbaiki.

Gambar Contoh Pekerjaan pas atap

3. Pekerjaan Pasang Listplank Papan


Pemasangan rangka lisplank harus benar-benar lurus, sehingga apabila nanti ditutup
akan menghasilkan bidang yang rata dan tidak bergelombang. Lisplank bentuk dan
ukurannya disesuaikan dengan gambar rencana.

Gambar Contoh Pekerjaan pas listplank papan

I. PEKERJAAN LANTAI
1. Pekerjaan Urugan Tanah Bawah Lantai
Mengurug dan menimbun kembali bekas galian atau lainnya pada lokasi yang
ditentukan sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar. Pekerjaan ini
sepenuhnya akan kami laksanakan dengan menggunakan Tenaga Kerja yaitu :
Pekerjan dan Mandor dengan menggunakan alat bantu yang diperlukan. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, bentuk dan mutu pekerjaan harus betul-betul tepat dan
baik. Agar pekerjaan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu,
kami akan melaksanakannya dengan urutan-urutan kerja sebagai berikut :
a. Pertama-tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja, bahan
dan peralatan yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan ini
berlangsung. Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami siapkan kami akan selalu
mengacu kepada Spesifikasi Teknik yang dipersyaratkan.
b. Melaksanakan pekerjaan penimbunan kembali pada lokasi yang telah
ditentukan dan dengan melakukan pemadatan dengan menggunakan alat yang
telah ditentukan.
c. Urugan tanah dihampar dan diratakan dengan tenaga manual hinggan
membentuk ukuran yang sudah ditentukan, sesuai mal yang dibikin disiram dan
dipadatkan dengan alat perata manual, Sistem pemadatan dilakukan perlapis min
per 10-20cm urugan. Timbunan dari bekas galian diambil dari stockpile (timbunan
tanah acak/random fil), dilaksanakan untuk timbunan mengisi ruang antara
bidang ’timbunan filter’ dan tanggul penutup, kantung lumpur dan, lain-lain.

2. Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Lantai


Urugan pasir padat ini biasanya dilakukan pada pekerjaan pondasi, lantai keramik
atau pekerjaan-pekerjaan bangunan yang berafiliasi eksklusif dengan tanah.

3. Pekerjaan Lantai Keramik


a. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai
keramik.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja : keramik tile 40x40 cm, semen PC, pasir, semen
grouting nat, air, dll..
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran,
waterpass, benang, selang dan air.
b. Pengukuran

Lebih dahulu juru ukur/surveyor memilih dan menandai (marking) lokasi


untuk star/awal pemasangan keramik dan level permukaan lantai keramik.

c. Pelaksanaan pekerjaan pasang keramik lantai


Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram
terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
Rendam keramik terlebih dahulu dalam air hingga jenuh sebelum
dipasang.
Buat adukan untuk pasang keramik.
Pasang benang untuk sumbangan mendapat pasangan permukaan
keramik yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m supaya adukan yang
ditebar permukaannya yang rata/flat.
Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada
adukan yang sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan
pemasangan keramik lantai lainnya dengan contoh kepalaan pasangan
keramik yang telah dibuat.
Pada ketika pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet
untuk mendapat permukaan lantai keramik yang rata.
Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa ketika untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik.
Setelah itu gres dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
Pekerjaan terakhir yaitu pencucian permukaan lantai keramik dari
kotoran.
Gambar Contoh pelaksanaan pekerjaan keramik Lantai

J. PEKERJAAN PLAFOND
Lingkup Kerja
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka plafond, pemasangan rangka
plafond PVC sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar kerja
Persiapan Pekerjaan
a. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,schedule, peralat an,
personil kerja pekerjaan dimulai.
b. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
c. Menyediakan tangga pijakan untuk pemasangan gypsum
d. Membersihkan langit-langit yang akan dipasang gypsum
e. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
pemasangan plafond
Metode Pelaksanaan
a. Pengukuran spasi pemasangan rangka dan gantungan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang dianjurkan.
b. Pengukuran tinggi plafond untuk disesuaikan komponen MEP yang akan di
pasangkan diatas plafon.
c. Pekerjaan pasang plafond pada plat lantai / balok yang pertama dilakukan
pasang penggantung rangka (tie rod) dengan menggunan paku tembak.
d. Bila pemasangan pada bagian top / tanpa plat lantai maka gantungan dibuat
pada rangka atap.
e. Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan plafond yang
tidak gelombang.
f. Dilanjutkan dengan memasang rangka plafond, lakukan juga pengecekan
kedataran posisi rangka dengan waterpass. Rangka hollow tulangan utama
menggunakan ukuran 4×4 sedangkan untuk tumpuan plafon rangka hollow ukuran
4×2. Setiap rangka diikat dengan menggunakan screw # 1/8 dengan
menggunakan bor / obeng.
g. Jarak pemasangan tulangan utama (hollow 4×4) dan tulangan tumpuan (hollow
2×4) harus sesuai spesifikasi.
h. Kemudian dilanjukan dengan pemasangan Plafond PVC dengan
menggunakan screew # 1/8 dan bor sekrup.

K. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

a. Urutan pelaksanaan instalasi indoor

Instalasi titik penerangan Kabel NYA 2x2,5 mm2+Conduit


Instalasi Stop Kontak Biasa Kabel NYA 3x2,5 mm2+Conduit
Masukkan kawat pancingan ke dalam pipa conduit sesuai groupnya
Tarik kabel dengan bantuan kawat pancingan tersebut
Tandai kabel kabel sesuai group dengan lakban dan spidol
Sambungan kabel hanya boleh pada tee doos dan dengan las dop
Merger kabel yang telah terpasang

b. Metode Pemasangan Armateur

Siapkan Lampu
Marking plafond dengan kapur/spidol
Lubangi plafond sesuai marking, untuk gypsum koordinasikan dengan
rangka plafond
Pasang kawat gantungan
Pasang lampu dengan melepas kap lampu
Kencangkan kawat gantungan
Sambung ke instalasi
Pemasangan lampu setelah kondisi proyek aman dari pencurian

c. Urutan Pelaksanaan pemasangan saklar dan stop kontak

Marking jalur conduit pada dinding


Bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter
Pasang conduit dan inbow dos
Tunggu sampai dinding plester akhir
Sambungkan saklar dan stop kontak dengan instalasinya
Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.
Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Pas Instalasi Listrik
L. PEKERJAAN SANITASI

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pasangan sanitair ini meliputi, pengadaan barang untuk sanitair, pengukuran,
pemasangan dan perapihan. Yang perlu diperhatikan saat pekerjaan sanitair dilakukan
yaitu separingan dan gambar contoh keramik dan derajat kemiringan anutan air buangan.
Persiapan Pekerjaan

a. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,schedule, peralat an,


personil kerja pekerjaan dimulai.
b. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan.
c. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan

Uraian Pekerjaan

a. Pekerjaan sanitari closet, wastafel, urinoir dan diadaptasi dengan separingan dan
gambar contoh keramik.
b. Sebelum dilakukan pemasangan dilakukan pengukuran terlebih dahulu

(marking area) titik penempatan dan elevasi alat sanitair tersebut. c.


Berikan tanda titik penempatan posisi sanitair.
d. Pemasangan pipa susukan inlet dan outlet.

e. Pastikan posisi inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai
dengan gambar kerja.
f. Pasang alat sanitair sesuai dengan titik yangtelah ditentukan.

g. Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang, sehabis itu lakukan testing fungsi .
Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Sanitasi

PEKERJAAN PENGECATAN
Mencakup pekerjaan pengecatan pada permukaan kayu, plesteran tembok,
plafond, list plafond dan beton.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Cat Dinding

Persiapan

a. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.


b. Approval material yang akan digunakan.
c. Persiapan lahan kerja.

d. Persiapan material kerja

e. Persiapan alat bantu kerja.

Pekerjaan pengecatan

a. Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut


menggunakan kuas.
b. Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.

c. Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
d. Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan
diampelas, sikat kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci
yang tidak rata).

e. Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-
pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
f. Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan
permukaan yang bersih/halus.
g. Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan
diampelas.
h. Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti
jamur/lumut. Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2
(dua) lapis dengan menggunakan cat dinding emultion.
i. Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Cat Dinding & Kolom


BAB IV. METODE KESEHATAN KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L)

A. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini mengatur mengenai pelaksanaan program Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3l) dalam pelaksanaan pekerjaan.

B. PEDOMAN DAN STANDAR


1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.Kep. 1135/MEN/1987 tentang
Bendera Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.: Kep.245/MEN/1990 tentang Hari
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Nasional
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

C. KESELAMATAN KERJA
1. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan
keamanan pekerja, material dan peralatan teknis serta konstruksi.
2. Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi dengan
perlengkapan keselamatan kerja seperti safety line, rambu - rambu, papan
promosi keselamatan, dan lain - lain.
3. Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan memenuhi
aturan dan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku
(Jamsostek).
4. Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan,
untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dari
pekerja lapangan.
5. Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan di
lokasi harus disediakan Alat Pelindung Diri (APO) berupa safety belt, safety helmet,
masker/kedok las terutama untuk dipakai pada pekerjaan pemasangan kuda-
kuda baja dan pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.
6. Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi
semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di lapangan
pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.
7. Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada
Konsultan danmengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban
korban kecelakaan itu.

D. PROSEDUR OPERASI STANDAR (SOP) KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


(K3)
1. Membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
2. SOP diajukan kepada Konsultan untuk dievaluasi.
3. Menyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada Direktur Keselamatan, Ditjen
Perkeretaapian, Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian, PPK, dan
Konsultan.

E. MATRIK PROGRAM K3
1. Safety Health and Environmental Induction Kegiatan ini dilaksanakan setiap ada
tamu ataupun pekerja baru yang memasuki wilayah kerja proyek
2. Safety Health and Environmental Talk Program ini bertujuan untuk sosialisasi dan
pembahasan mengenai seluruh permasalahan penerapan K-3L dan Lingkungan
selama masa pelaksanaan proyek. Pelaksanaan Safety talk setiap 1 minggu sekali
3. Safety Health and Environmental Patrol / Inspection Kegiatan ini dilaksanakan
secara rutin, bertujuan untuk memonitor pelaksanaan K-3L di seluruh lingkungan
proyek dan menjaga konsistensi pelaksanaan K-3L.
4. Safety Health and Environmental Meeting Program SHE meeting dilaksanakan
seminggu sekali dimana dalam kegiatan ini membahas permasalahan dan
kejadian yang terjadi dan rencana tindak lanjut untuk memperbaikinya serta
membahas permasalahan yang mungkin terjadi serta langkah-langkah
pencegahannya.
5. Safety Health and Environmental Audit Program ini dilaksanakan insidental
bertujuan untuk melakukan audit terhadap kedisiplinan dalam pelaksanaan
standar K-3L di lingkungan proyek terhadap peraturan yang diberlakukan dalam
lingkungan perusahaan.
6. Safety Health and Environmental Trainning Pelatihan terhadap seluruh
komponen proyek yaitu karyawan, subkon, mandor dan seluruh pekerja mengenai
K-3L, P3K dan respon terhadap keadaan darurat
7. Housekeeping Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari bertujuan untuk
menjaga kebersihan, kerapihan, kenyamanan di lingkungan kerja.
Gambar Perlengkapan K3

Gambar Pemakaian Perlengkapan K3


F. DIAGRAM ALIR K3
Bangkinang Kota, 19 Juni 2021
Ditetapkan Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen

MUFTI MARHALIM, SH.


NIP. 19690305 199112 1 001

Anda mungkin juga menyukai