Anda di halaman 1dari 23

RENCANA KERJA & SYARAT-SYARATNYA Dokumen Pelelangan

BAB IX
SYARAT-SYARAT TEKNIS DAN BAHAN

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Pelaksanaan Pekerjaan meliputi, pembersihan lokasi, mengadakan, mengerjakan, mengangkut bahan-bahan, mengadakan
tenaga kerja serta menyatakan harus dilaksanakan sesuai untuk mendapatkan penyelesaian pekerjaan dengan sempurna.
1.2. Pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor selesai sama sekali hingga memuaskan pemberi tugas. Dalam mana termasuk
menyingkirkan segala bahan-bahan/sisa pembongkaran dan lain-lain yang sudah tidak dipergunakan.
1.3. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah : Rehabilitasi Ruang Kelas Beserta Perabotnya SMA Negeri 22 Maluku Tengah
1.4. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak di tanda tanganinya SPMK.
1.5. Komposisi peralatan yang dibutuhkan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan :

No Nama Peralatan Kapasitas Jumlah


1 Dump Truck 3-4 ton 1 Unit
2 Concret Mixer 1 M3 1 Unit
3 Generator Set 5 KVA 1 Unit
4 Scafolding - 10 Set
5 Peralatan Tukang - 1 Set
6 Water tank - 1 Buah

PASAL 2
UKURAN

2.1. Ukuran Penduga.


Ukuran penduga adalah indek ukuran, yang merupakan patokan pengambilan ukuran untuk ketinggian maupun
kedalaman. Patok ukuran Penduga berupa balok sepanjang 200 cm berpenampang 5 x 5 cm yang semua sisinya diketam
rata,dimeni 2 x dan ditanam/di pancang tegak lurus sedalam 100 cm didalam tanah areal bangunan.
2.2. Ukuran pokok / peil (+/- 0,00) adalah tinggi lantai dasar bangunan yang direncanakan, ditentukan + 0.30 M dari
permukaan jalan atau permukaan tanah yang telah matang/disesuaikan dengan gambar kerja. Selanjutnya semua
ketinggian dan kedalaman dalam gambar diambil dari tinggi +/- 0,00 ini.
2.3. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan bouwplank, pemborong harus yakin bahwa semua permukaan tanah baik
kenyataan maupun garis transis dengan gambar kerja adalah betul.
2.4. Jika merasa tidak puas dengan ketelitian permukaan tanah, pemborong harus melaporkan secara tertulis kepada pengawas
lapangan yang selanjutnya akan dipertimbangkan dan diselesaikan bersama.

PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPANDAN PEMBONGKARAN

3.1. Papan Nama Proyek


Kontraktor harus memasang papan nama proyek yang berisi tulisan sesuai : Nama Proyek, Nama Pekerjaan, Nomor
Surat Perjanjian (kontrak), Harga Pekerjaan, Waktu Pelaksanaan, Nama Kontraktor, Nama Konsultan Pengawas
dan Nama Konsultan Perencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaanatau sesuai dengan peraturan PEMDA
setempat.

3.2. Pemagaran dengan seng gelombang tinggi 2 m


1. Tiang Pagar dari Dolken kombinasi rangka kayu klas II, penutup pagar menggunakan Zink BJLS 0,20.
2. Pagar sementara boleh dibongkar sesudah selesai pekerjaan.
3.3. Pekerjaan Pembongkaran
1. Pekerjaan ini mencakup pembongkaran gedung baik keseluruhan ataupun sebagian, dan pembuangan sisa bangunan
dan struktur lain yang dibongkar sehingga memungkinkan pembangunan atau perluasan atau perbaikan struktur yang
mempunyai fungsi yang sama seperti struktur yang lama (atau bagian dari struktur) yang akan dibongkar.
2. Pekerjaan harus juga meliputi pembuangan bahan ke tempat yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan, yang meliputi
baik pembuangan atau pengamanan, penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan dari kerusakan atas
bahan yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan

Rehabilitasi Ruang Kelas Beserta Perabotnya SMA Negeri 22Maluku Tengah | SPESIFIKASI TEKNIS 1
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARATNYA Dokumen Pelelangan
3. Bilamana pelebaran, perpanjangan atau peningkatan lain terhadap bangunan, atau bagian struktur lainnya,
pembongkaran semacam ini harus dilaksanakan tanpa menimbulkan kerusakan pada bagian struktur yang akan
dipertahankan. Setiap kerusakan atau, kehilangan, bagian yang diamankan atau dilepas sementara, atau setiap
kerusakan pada bagian struktur yang akan dipertahankan akibat kelalaian Kontraktor, harus diperbaiki kembali atas
biaya Kontraktor.
4. Pekerjaan pembongkaran bangunan yang berakibat mengganggu pelayanan publik sudah harus diperhitungkan oleh
pihak kontraktor.
5. Semua bahan yang diamankan tetap menjadi milik Pemilik yang sah sebelum pekerjaan pembongkaran dilakukan.
Tidak ada bahan bongkaran yang akan menjadi milik Kontraktor.
3.4. Papan Bangunan (bowplank)
1. Papan bangunan dari kayu klas II, ukuran tebal 3 cm.
2. Papan bangunan boleh dibongkar sesudah selesai pekerjaan.

3.5. Penyediaan air kerja.


Air kerja untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor dan harus bersih dan tidak
mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lainnya yang dapat merusak beton, baja
tulangan atau jaringan kawat baja, serta mencukupi bagi keperluan selama pelaksanaan proyek berjalan.

3.6. Bangunan sementara untuk Direksi, gudang dan bangsal kerja :


1. Luas bangunan sementara untuk Direksi, bangsal kerja ini luasnya disesuaikan dengan kebutuhan, untuk kantor
Direksi dilengkapi dengan meja kursi tamu.
2. Bangunan ini dibuat oleh Kontraktor dan menjadi milik Proyek yang tidak boleh dibongkar kecuali atas perintah
Direksi.
3. Bangunan Direksi berdinding papan kayu klas II, rangka kayu klas II, penutup atap seng BjLS 020, lantai dengan
pelur/semen langit-langit triplek serta diberikan ventilasi pintu, jendela dan ventilasi secukupnya.
4. Gudang, bangsal kerja serta kantor Kontraktor dibuat oleh Kontraktor dengan luas bangunan ditentukan secukupnya
oleh Direksi.

PASAL 4
PEKERJAAN GALIAN

4.1. Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau batu bahan lain
dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini
2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan galian pondasi, saluran air dan selokan, untuk formasi galian
atau pondasi pipa, pembuangan atau strukturnya, untuk pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah humus,
untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan permukaan
tanah/ strepping, dan umumnya untuk pembentukan profil dan penampang yang sesuai dengan Spesifikasi ini dan
memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
3. GalianTanah mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam
Gambar untuk Struktur. Galian Tanah terbatas untuk galian lantai pondasidan struktur pemikul beban lainnya selain
yang disebutkan dalam Spesifikasi ini.
Pekerjaan galian tanahmeliputi : penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan;
pembuangan bahan galian yang tidak terpakai; semua keperluan drainase, pemompaan, penimbunan, penurapan,
penyokong; pembuatan tempat kerja atau cofferdam beserta pembongkarannya.
4. Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup rata
dan harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi
genangan.

4.2. Prosedur Penggalian


1. Ukuran galian tanah untuk pondasi sesuai dengan gambar.
2. Tanah bekas galian pondasi harus ditimbun / diangkut keluar papan bouwplank sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu pekerjaan selanjutnya.
3. Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air dengan cara menimba, memompa atau cara-cara
lain yang dianggap baik atas beban biaya kontraktor.
4. Galian tanah tidak boleh dibiarkan terlalu lama, tetapi setelah galian disetujui oleh pengawas lapangan harus segera
dimulai tahap pelaksnaan pekerjaan berikutnya.
5. Galian yang dalam atau berada didekat suatu bangunan, bangunan yang ada harus diadakan dan dipasang penyangga
pinggiran galian. Kontraktor bertanggung jawab penuh bila terjadi longsoran atau kerusakan-kerusakan yang
diakibatkannya.
Rehabilitasi Ruang Kelas Beserta Perabotnya SMA Negeri 22Maluku Tengah | SPESIFIKASI TEKNIS 2
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARATNYA Dokumen Pelelangan
PASAL 5
PEKERJAAN TIMBUNAN

5.1. Timbunan tanah kembali.


Tanah bekas galian bila dijadikan tanah urugan harus bersih dari sampah-sampah maupun batu-batuan dan segala macam
kotoran lainnya.

5.2. Urugan tanah.

1. Umum
a) Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang
disetujui untuk pembuatan timbunan untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan
umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi
penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui.
b) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi tiga jenis, yaitu timbunan biasa,
timbunan pilihan dan timbunan pilihan diatas tanah rawa.
c) Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti dinyatakan dalam batas-batas kadar air yang disyaratkan
atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut dengan
menggunakan alat bantu secara berulang-ulang dengan selang waktu istirahat selama penanganan, dalam cuaca
cerah. Alternatif lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat dicapai dengan menggaru dan
membiarkan bahan gembur tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti dengan bahan kering yang lebih
cocok.
2. Bahan
a) Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui Direksi.
b) Timbunan Biasa
 Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan galian tanah atau bahan
galian batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan
dalam pekerjaan permanen seperti yang diuraikan dalam Pasal 3.1.1. (1) dari Spesifikasi ini.
 Bahan yang dipilih sebaliknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai
A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut “Unifiedatau Casagrande Soil Classification
System”. Bila pengunaan tanah yang berplastisitas tinggi tiadak dapat dihindarkan, bahan tersebut digunakan
hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung
atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm
lapisan jalan. Sebagai tambahan, timbunan untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus
memiliki CBR tidak kurang dari 6% setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100% kepadatan kering
maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-1989.
 Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25 atau derajat pengembangan yang
diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai “veri high” atau “extra high”, tidak boleh digunakan sebagai
bahan timbunan nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas/ PI (SNI 03-1966-1989) dan
persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994).
3. Penghamparan Dan Pemadatan Timbunan
a) Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang
sebagaimana diperintahkan Direksi Pekerjaan.
b) Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan (termasuk
penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 – 20 cm bagian permukaan atas
dasar pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk timbunan yang ditempatkan diatasnya.
c) Bilamana timbunan akan ditemaptkan pada lereng bukit atau ditempatkan diatas timbunan lama atau yang baru
dikerjakan, maka lereng harus dipotong bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan
pemadatan dapat beroperasi di daerah lereng lama sesuai seperti timbunan yang dihampar horizontal lapis demi
lapis.
d) Timbunan harus ditempatkan kepermukan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata yang bila
dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal. Bilaman timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan
tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.
e) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan kepermukaan yang telah disiapkan pada
saat cuaca cerah dan disebarkan. Panumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan,
terutama selama musim hujan.
f) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan dengan peralatan pemadat
yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
g) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3%
dibawah kadar air optimum sampai 1% diatas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai

Rehabilitasi Ruang Kelas Beserta Perabotnya SMA Negeri 22Maluku Tengah | SPESIFIKASI TEKNIS 3
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARATNYA Dokumen Pelelangan
kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-
1742-1989.
h) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar dalam
lapisan horizontal dengan tebal gambar tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis
atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan dibawah maupun ditepi pipa harus
mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa
terdukung sepenuhnya.

5.3. Urugan pasir.


Pengurugan pasir digunakan untuk :
1. Dibawah pondasi
2. Dibawah lantai bangunan
3. Ditempat-tempat lain yang ditunjukkan dalam gambar rencana.

Tebal urugan disesuaikan dengan gambar rencana.

PASAL 6
PEKERJAAN PASANGAN & PLESTERAN

6.1. Pondasi Batu Karang.


Pondasi dibuat dari pasangan batu karang dengan adukan 1pc :4ps.
Batu karang yang dipergunakan dapat dipakai dari batu yang diperoleh disekitar lokasi proyek, dengan kualitas yang
bermutu tinggi, kuat dan bersih dan mendapat persetujuan direksi dan pengawas.Pekerjaan pondasi batu karang dimulai
setelah seluruh galian diperiksa dan disetujui oleh Pengawas lapangan/Direksi.Apabila lubang galian untuk pondasi
terdapat genangan air maka sebelum pasangan dimulai lubang tersebut harus dikeringkan. Jika pemasangan pondasi
terpaksa dihentikan maka ujung penghentiannya harus bergigi agar pada penyambungan baru berikutnya terjadi ikatan
yang kokoh dan sempurna serta didalam pondasi sama sekali tidak boleh terdapat rongga atau celah.
Bentuk dan ukuran pondasi sesuai dengan yang tercantum pada gambar rencana atau petunjuk Direksi.

6.2. Pasangan Batu Ornamen / Minimalis.


Terbuat dari pasangan batu bata/semen/bataco dengan adukan 1pc :5ps dan ukuran serta bentuk harus sesuai dengan
gambar rencana atau petunjuk Direksi.
6.3. Pasangan dinding batu bata/ (batu tela/bata semen/batako )
1. Pasangan dinding dibuat dari batu tela merah dengan adukan 1pc : 5psr
2. Dinding kedap air adukan 1pc : 2psr, dipasang pada :
 Pasangan batu bata setinggi sampai dengan + 0,20 m dari atas lantai.
 Pasangan Saluran air hujan/air kotor dan septicktank
 Dinding KM/WC setinggi + 1,60 m dari atas lantai
3. Ukuran tebal dinding 15 cm setelah diplester.
4. Pada prinsipnya dinding harus diperkuat dengan kolom praktis, atau diperkuat setiap luasan 12 m2.
Diusahakan adukanperekat selalu dalam keadaan belum mengeras. Jarak waktu pencampuran adukan perekat dengan
pemasangan tidak lebih dari 30 (tiga puluh) menit terutama untuk adukan kedap air.
Penempatan klos kayu, angker, dan pemasangan alat-alat lain dalam pasangan ini harus diperhatikan dan disesuaikan
dengan gambar yang ada dan petunjuk pengawas lapangan.
Selama pasangan dinding ini belum difinishing, kontraktor wajib untuk memelihara dan menjaga dari kerusakan atau
pengotoran bahan. Jika pada saat akan difinishing, kontraktor harus memperbaikinya atas biaya tanggungan
kontraktor sampai dinyatakan diterima oleh pengawas lapangan.
6.4. Pasangan Dinding Bata Ringan ( bahan alternatip )
1. Pasangan dinding bata ringan menggunakan merk Hebel atau yang setara, sedangkan adukan menggunakan Thin
Bed Mortar atau yang setara
2. Gunakan 'waterpas' untuk menyamakan ketinggian benang dan gunakan 'theodolite' bila diperlukan. Tarik benang
antara sudut-sudut dinding untuk menentukan posisi dan kerataan dinding.
3. Prinsip pemasangan hampir sama dengan pasangan batu bata.
 Untuk lapisan dasar, gunakan adukan PM -210 atau setara. Tebarkan adukan tersebut secara merata. Gunakan
cetok untuk merapikan kelebihan adukan di sepanjang tepian.
 Letakkan blok yang sudah diceri 'thin bed mortar' PM-110 atau setara di ujung dinding tepat pada pertemuan
benang. Tekan hingga ketebalan adukan 10 mm. Periksa kembali level blok dengan menggunakan 'waterpas'.
Lakukan langkah yang sama untuk setiap ujung dinding.
 Untuk merekatkan bagian vertikal blok digunakan 'thin bed mortar' PM-100 atau setara.

Rehabilitasi Ruang Kelas Beserta Perabotnya SMA Negeri 22Maluku Tengah | SPESIFIKASI TEKNIS 4
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARATNYA Dokumen Pelelangan

 Setelah meletakkan blok pada masing-masing ujung dinding, letakkan blok lapis kedua dengan 'thin bed mortar'
PM-100 atau setara. Langkah ini penting untuk dudukan benang dan mencegah pergerakkan blok di ujung
dinding pada saat meletakkan blok-blok lain pada lapis pertama.
4. Blok-blok dan panel Hebel di lokasi proyek harus dilindungi dari air dan hujan.
6.5. Plesteran
1. Plesteran dilakukan setelah selesainya pemasangan pipa kabel listrik dan pipa air atau instalasi lain yang akan
dipasang dan ditentukan dalam persyaratan teknis khusus.
2. Sebelum diplester, dinding harus disiram dengan air sehingga jenuh air.
3. Plesteran dan acian dengan adukan 1pc : 4ps dan atau 1pc : 5ps, sedangkan plesteran dan acian kedap air adalah
plesteran dengan adukan 1pc : 2ps.
4. Plesteran dan acian kedap air digunakan untuk memplester
 Pada pasangan batu bata kedap air
 Plesteran beton, tali air, plint atau sudut-sudut dinding.
 Dinding saluran air.

PASAL 7
PEKERJAAN BETON
7.1. Umum
1. Pekerjaan yang disyaratkan dalam Seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton, termasuk tulangan,
sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan garis elevasi, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar,
dan sebagaimana yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
2. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan
lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.
3. Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam Kontrak haruslah seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau Seksi lain yang berhubungan dengan Spesifikasi ini, atau sebagaimaan diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan. Beton yang digunakan dalam Kontrak ini haruslah mutu beton berikut ini:
K-225& K-175 : digunakan untuk struktur beton bertulang seperti kolom, balok dan ring balok dan sloof beton
dan plat beton.
K-175 : digunakan untuk struktur beton tanpa tulangan seperti rabat lantai dan pasangan batu kosong
yang diisi adukan, pasangan batu serta Beton Siklop sebagai pengisi pondasi sumuran
K-100, K-125 : digunakan sebagai lantai kerja,
Syarat dari PBI NI-2 1997 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam
Kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam
Spesifikasi ini yang harus dipakai.
4. Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan dengan data pengujian yang
memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan.
5. Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-masing mutu beton yang diusulkan untuk
digunakan 30 hari sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.
6. Kontraktor harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh pengujian pengendalian mutu yang
disyaratkan sedemikian hingga data tersebut selalu tersedia atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
7. Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi pengujian kuat tekan beton yang berumur 3
hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran
7.2. Bahan
1. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen portland yang memenuhi AASHTO M85 kecuali
jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang dapat
menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan. Terkecuali diperkenankan oleh Direksi
Pekerjaan, hanya satu merk semen portland yang dapat digunakan didalam proyak.
2. Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan
yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai dengan; dan harus
memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian.
Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan,
maka harus diadakan perbandinagn pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan memakai air yang diusulkan
dan dengan memakai air suling atau minum. Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan
air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90% kuat tekan mortar dengan air suling atau minum pada periode
perawatan yang sama.
3. Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak labih dari ¾ dari jarak minimum
antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton harus dicor.

Rehabilitasi Ruang Kelas Beserta Perabotnya SMA Negeri 22Maluku Tengah | SPESIFIKASI TEKNIS 5
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARATNYA Dokumen Pelelangan
4. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras, kuat yang diperoleh dengan pemecah
batu (rock) atau berangkal (boulder), atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.
5. Batu untuk beton siklop harus terdiri dari batu yang disetujui mutunya, keras dan awet dan bebas dari retak dan
rongga serta tidak rusak oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing bebas dari kotoran, minyak dan bahan-
bahan lain yang mempengaruhi ikatannya dengan beton.
7.3. Pencampuran Dan Penakaran.
1. Campuran Percobaan
Kontraktor harus menentukan proporsi campuran serta bahan yang diusulkan dengan membuat dan menguji
campuran percobaan, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan
yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan. Campuran percobaan tersebut dapat diterima asalkan
memenuhi ketentuan sifat-sifat campuran yang disyaratkan dalam Tabel di bawah.

Tabel Batasan Proporsi Takaran Campuran


Mutu Ukuran Agregat Rasio Air/ Semen Maks. Kadar Semen Min.
Beton Maks. (mm) (terhadap berat) (kg/m3 dari campuran)
37 0,45 315
K300 25 0,45 335
19 0,45 365
K175 - 0,57 300
K125 - 0,60 250

2. Ketentuan Sifat-sifat Campuran


Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan dan “slump” yang dibutuhkan seperti
yang disyaratkan dalam Tabel dibawah, atau yang disetujui Direksi Pekerjaan, bila pengambilan contoh, perawatan
dan pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22), Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23), SNI 03-2493-
1991 (AASHTO T126), SNI 03-2458-1991 (AASHTO T141)

Tabel Ketentuan Sifat Campuran


Kuat Tekan Krakteristik Min (kg/cm2) “SLUMP” (mm)
Mutu Benda Uji Kubus Benda Uji Silinder Tidak
15 x 15 x 15 cm3 15 cm x 30 cm Digetarkan Digetarkan
Beton
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
K350 225 350 190 290 40 - 60
K275 175 275 145 230 40 - 60
K225 150 225 125 190 20 - 50 50 - 100
K175 115 175 95 145 30 - 60 50 - 100
K125 80 125 70 105 20 - 50 50 - 100

3. Penakaran Agregat
 Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen kemasan dalam sak, kuantitas
penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau
kebulatan dari jumlah sak semen. Agregat harus diukur beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak
boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
 Sebelum penakaran agregat harus dibasahi sampai jenuh dan dipertahankan dalam kondisi lembab, pada kadar
yang mendekati keadaan jenuh-kering permukaan, dengan menyemprot tumpukan agregat dengan air secara
berkala. Pada saat penakaran, agregat harus telah dibasahi paling sedikit 12 jam sebelumnya untuk menjamin
pengaliran yang memadai dari tumpukan agregat.
4. Pencampuran
 Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga
dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan.
 Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat untuk mengukur dan
mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.
 Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar, dan selanjutnya alat
pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.

Rehabilitasi Ruang Kelas Beserta Perabotnya SMA Negeri 22Maluku Tengah | SPESIFIKASI TEKNIS 6
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARATNYA Dokumen Pelelangan

 Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan kedalam campuran bahan kering. Seluruh air
yang diperlukan harus dimasukkan sebelum waktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu
pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar
waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
 Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi Pekerjaan dapat menyetujui pencampuran
beton dengan cara manual, sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan
cara manual harus dibatasi pada beton non-struktural.
7.4. Pelaksanaan Pengecoran
1. Penyiapan Tempat Kerja
 Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga agar senantiasa kering dan beton
tidak boleh dicor diatas tanah yang berlumpur atau bersampah atau didalam air. Atas persetujuan Direksi
Pekerjaan beton dapat dicor didalam air dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada
dasar sumuran atau cofferdam.
 Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus dimasukkan kedalam
beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat
pengecoran.
 Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi sebelum menyetujui pemasangan
acuan atau bahan tulangan atau pengecoran beton dan dapat meminta Kontraktor untuk melaksanakan pengujian
penetrasi kedalam tanah keras, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup tidaknya
daya dukung dari tanah dibawah pondasi.
2. Acuan
 Acuan dari tanah, bilaman disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping
serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas
harus dibuang sebelum pengecoran beton.
 Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk
mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
 Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir struktur yang tidak terekspos,
tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus digunakan untuk permukaan beton yang terekspos.
Seluruh sudut-sudut tajam Acuan harus dibulatkan.
 Acuan harus dibuat sedemikian hingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
3. Pengecoran
 Kontraktor harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai
pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamana pengecoran telah ditunda lebih dari 24 jam.
Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
 Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak disisi dalamnya
dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
 Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi (contruction joint) yang
telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
 Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang telah dicor masih
plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.
 Air tidak boleh dialirkan diatas atau dinaikkan kepermuakaan pekerjaan beton dalam waktu 24 jam setelah
pengecoran.

4. Konsolidasi
 Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang telah disetujui. Bilamana
diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual
dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan
untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain didalam cetakan.
 Penggetar harus dibatasi waktu pengunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa
menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
 Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan kedalam beton basah secara vertikal sedemikian
hingga dapat melakukan penetrasi sampai kedasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada
seluruh kedalaman pada bagian tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan
kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih
dari 30 detik, juga tidak boleh menyetuh tulangan beton.
5. Beton Siklop

Rehabilitasi Ruang Kelas Beserta Perabotnya SMA Negeri 22Maluku Tengah | SPESIFIKASI TEKNIS 7
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARATNYA Dokumen Pelelangan

 Pengecoran beton siklop yang terdiri dari campuran beton kelas K175 dengan batu-batu pecah ukuran besar.
Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati, tidak boleh dijatuhkan dari tempat yang tinggi atau ditempatkan secara
berlebihan yang dikhawatirkan akan merusak bentuk acuan atau pasangan-pasangan lain yang berdekatan. Semua
batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan. Volume batu pecah tidak boleh melebihi sepertiga
dari total volume pekerjaan beton siklop.
 Untuk dinding-dinding penahan tanah atau pilar yang lebih tebal dari 60 cm dapat digunakan batu-batu pecah
berukuran maksimum 25 cm, tiap batu harus cukup dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm; batu pecah
tidak boleh lebih dekat dari 30 cm dalam jarak terhadap permukaan atau 15 cm dalam jarak terhadap permukaan
yang akan dilindungi dengan beton (coping)

7.5. Pengerjaan Akhir


1. Pembongkaran Acuan
 Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan struktur yang sejenis lebih awal
30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah dibawah pelat, balok, gelagar, atau
struktur busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit 85%
 Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan ornamen, sandaran (railling),
dinding pemisah (parapet), dan permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit
9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca.
2. Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)
 Bagian atas pelat, dan permukaan horizontal lainnya sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus
digaru dengan mistar bersudut untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera setelah
pengecoran beton dan harus diselesaikan secara manual sampai halus dan rata dengan menggerakkan perata kayu
secara memanjang dan melintang, atau oleh cara lain yang cocok, sebelum beton mulai mengeras.
 Perataan permukaan horizontal tidak boleh menjadi licin, harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan,
atau cara lain sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sebelum beton mulai mengeras.
3. Perawatan Dengan Pembasahan
 Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan
gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh
temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya
pada semen dan pengerasan beton.
 Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras, dengan menyelimutinya dengan bahan
yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit
3 hari. Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat kebawah untuk
mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara.
 Lantai beton sebagai lapis aus harus dirawat setelah permukaannya mulai mengeras dengan cara ditutup oleh
lapisan pasir pelembab setebal 5 cm paling sedikit selama 21 hari.
 Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat-sifat kekuatan awal yang tinggi atau beton yang dibuat
dengan semen biasa yang ditambah bahan tambah (aditif), harus dibasahi sampai kekuatannya mencapai 79%
dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.
7.6. Baja Tulangan
1. Bahan
 Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu U24
 Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan beton pracetak dengan mutu K250
seperti yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini, terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan.
Kayu, bata, atau bahan lain tidak boleh diijinkan sebagai tumpuan.
 Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi AASHTO M32 - 90.

2. Pembuatan Dan Penempatan


 Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus dibengkokkan secara dingin dan
sesuai dengan prosedur ACI 315, menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,
bengkokkan-bengkokkan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah
banyak.
 Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok.
 Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan selimut beton minimum yang
disyaratkan dalam Pasal 7.3.1.(5) di atas, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
 Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada saat
pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak
diperkenankan.

Rehabilitasi Ruang Kelas Beserta Perabotnya SMA Negeri 22Maluku Tengah | SPESIFIKASI TEKNIS 8
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARATNYA Dokumen Pelelangan

 Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan pada Gambar. Penyambungan
(splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan pada Gambar, tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis
dari Direksi Pekerjaan. Setiap penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga
penyambungan setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik
dengan tegangan tarik minimum.
 Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih, disetujui, maka panjang tumpang tindih minimum haruslah 40
diameter batang dan batang tersebut harus diberikan kait pada ujungnya.
 Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenankan, terkecuali terinci dalam Gambar atau secara khusus diijinkan
oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis. Bilamana Direksi Pekerjaan menyetujui pengelasan untuk sambungan,
maka sambungan dalam hal ini adalah sambungan dengan panjang penyaluran penuh yang memenuhi ketentuan
dari AWS D 2.0. Pendinginan terhadap pengelasan dengan air tidak diperkenankan.
 Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton sehingga tidak terekspos.
 Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, dengan bagian tumpang tindih dalam
sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman. Anyaman harus dipotong untuk mengikuti bentuk pada kerb
dan bukaan, dan harus dihentikan pada sambungan antara pelat.
 Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup lama, maka seluruh baja
tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen acian (semen dan air saja).
 Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untuk memikul perlengkapan
pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban konstruksi lainnya.

PASAL 8
PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP

8.1. Rangka atap kayu.


Yang dimaksud dengan rangka atap adalah Pekerjaan :
1. Rangka Atap menggunakan bahan Konstruksi Kayu
2. Pada dasarnya konstruksi kayu rangka atap (kuda-kuda, gapit, ikatan angin, gording, jurai, skor jurai, skor nok,
konsul) ukuran dan cara pengerjaanya sesuai gambar kerja
3. Gording, Reng & Usuk.
Reng menggunakan kayu kelas II atau sesuaikan dengan gambar.
4. Balok dan papan nok/bubungan
Balok bubungan digunakan kayu kelas I, untuk papan nok digunakan kayu kelas I.
5. Papan tepi/listplank.
 Papan tepi/listplang double digunakan kayu kelas I atau sesuaikan dengan gambar.
 Papan ini harus diserut pada semua permukaan sehingga rata dan lurus, pada sambungan papan ini
digunakan sambungan ekor burung.
 Kemudian papan listplank ini dimeni serta dicat mengkilat.

8.2. Penutup Atap.


1. Penutup atap digunakan Genteng Metal merek Sakuraroof atau yang setara, dan atau Atap atau disesuaikan dengan
Gambar Rencana.
2. Talang atap, talang lembah atau talang patahan atap, digunakan bahan zink datar/licin BJLS 0,25 mm.
3. Manumata dibuat dari kayu papan klas I sesuai dengan gambar rencana.
4. Pihak Kontraktor/pelaksana harus menunjukkan contoh yang akandigunakan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuannya.
5. Sebelum penutup atap terpasang, terlebih dahulu dipasang Alluminium Foil / Sisalation
6. Pemasangan penutup atap harus rata, rapi dan lurus dengan menggunakan ukuran atau menggunakan benangan
agar gelombang menjadi satu garis lurus.

PASAL 9
PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA
9.1. Kusen Pintu Kayu (interior)& Kusen Jendela Aluminium (Exterior)
Kusen Pintu Kayu hanya terpasang pada bagian ineterior bangunan, terkecuali ada beberapa yang menggunakan Kusen
Pintu Aluminium, atau disesuaikan dengan gambar.
1. Bahan Kayu.

Rehabilitasi Ruang Kelas Beserta Perabotnya SMA Negeri 22Maluku Tengah | SPESIFIKASI TEKNIS 9
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARATNYA Dokumen Pelelangan

 Kayu yang digunakan harus kayu kelas I sesuai PKKI-1961 (NI-5) lampiran 1. Kayu berkualitas baik, tua kering
dan tidak bercacat pecah-pecah dan tidak terdapat kayu mudanya (spint) sesuai pasal 111 PKKI-1961 mutu A
 Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu yang didalam dan pekerjaan kayu halus, harus kurang dari
15 %. Untuk pekerjaan kayu kasar harus kurang dari 20 %. Kelembaban tersebut ditentukan oleh kayu yang
dikirim ketempat pekerjaan-pekerjaan dan harus konstan sampai bangunan selesai.
 Selama pelaksanaan, mutu dan pekerjaan kayu harus dijaga dengan menyimpannya ditempat kering, terlindung
dari hujan dan panas, terutama kosen-kosen dan rangkla pintu yang telah disteril.
 Herfarin sebagai bahan pelekat digunakan untuk menempelkan lembaran teakwood atau tripleks.
2. Pelaksanaan
 Kayu untuk kosen, rangka pintu/jendela, rangka partisi dan bidang-bidang tampak yang di plitur/teak oil harus
benar-benar rata, licin dan diselesaikan dengan memuaskan.
 Semua sambungan kosen dan rangka harus dikerjakan dengan penuh keahlian tepat dan rapi.
 Semua sambungan kayu penunjang, lubang dan pen harus dimeni.
 Semua pekerjaan kayu yang akan dipolitur harus diketam rata dan licin serta tidak ada lubang/mata kayunya.
 Semua kusen yang berhubungan dengan dinding atau kolom beton harus dilengkapi dengan angkur besi
diameter 8 mm panjang 12 cm, sebanyak 3 buah untuk setiap sisi.
 Semua kusen dapat disetel dan dipasang apabila telah mendapat persetujuan secara tertulis dari Direksi.
3. Bahan Aluminium.
 Kusen aluminium yang digunakan adalah Kusen aluminium meni cokelat ata Kusen aluminium meni hitam
 Selama pelaksanaan, mutu dan pekerjaan harus dijaga dengan menyimpannya ditempat kering, terlindung dari
hujan dan panas, terutama kosen-kosen dan rangka pintu yang telah disteril.

9.2. Daun Pintu Kayu & Daun Pintu Kaca Tempred


Pintu Utama terbuat dari Kaca Tempered 12 mm + accesories lengkap, daun pintu panel kayu klas I terpasang pada
interior bangunan, atau disesuaikan dengan gambar.
Konstruksi daun pintu disesuaikan dengan detail pada gambar.
Tiap Daun pintu dipasang 3 (tiga) buah engsel kupu-kupu dari kuningan yang berkualitas baik (untuk daun pintu panel
kayu). Sedangkan untuk daun pintu aluminium dipasang 2 (dua) buah engsel kupu kupu. Daun pintu dilengkapi dengan
kunci tanam besar kualitas baik dengan 2 (dua) putaran.
Semua daun pintu panel kayu, sebelum dicat harus dihaluskan lebih dahulu dengan kertas gosok serta apabila ada lubang-
lubang kecil pada sambungan harus ditutup dengan dempul.Perletakan daun pintu tersebut dapat dilihat pada gambar
rencana.
9.3. Daun jendela
Daun jendela terbuat dari bahan Kayu Kelas 1 kombinasi kaca clear 5 mm dengan bentuk dan dimensi sesuaikan Gambar.
Daun jendela dilengkapi dengan 2 (dua) buah engsel yang berkualitas baik, dan dilengkapi dengan kait angin sebanyak 2
buah (sepasang).Untuk penguncian jendela digunakan grendel dengan kualitas baik.

PASAL 10
KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG
10.1. Kaca
Kaca digunakan kaca polos tebal 5 mm untuk semua jendela.Kaca harus dipasang menurut ukuran kusen dengan
kelonggran cukup, sehingga pada waktu kaca mengembang tidak pecah dan kaca yang telah dipasang harus tertanam
rapih dan kokoh pada rangka terutama pada sudut sudutnya. Kaca yang dipasang pada kusen semua sudutnya harus
ditumpulkan dan sisi tepinya digosok hingga tidak tajam. Setelah selesai dipasang , kaca harus dibersihkan dan yang
sudutnya retak/pecah atau tergores harus diganti.
Grendel Pintu/Jendela.
Grendel pintu memakai grendel slot. Grendel slot dipasang pada daun pintu yang engkel.
Grendel jendela memakai grendel aluminium , dipasang 1 (satu) buah untuk setiap daun jendela.
10.2. Engsel
Engsel yang digunakan adalah engsel kuningan ukuran 3" kwalitas baik untuk daun jendela dan ukuran 4" untuk daun
pintu.
Untuk daun pintu digantung dengan engsel sebanyak 3 buah (pintu panel kayu) dan sebanyak 2 buah untuk pintu
aluminium, serta untuk daun jendela dipasang 2 buah engsel.
10.3. Kunci
Yang dimaksud adalah kunci tanam yang dipasang pada sisi ketebalan daun pintu merk Gradino atau setara .

Rehabilitasi Ruang Kelas Beserta Perabotnya SMA Negeri 22Maluku Tengah | SPESIFIKASI TEKNIS 10
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARATNYA Dokumen Pelelangan
Kunci tanam dipasang harus lengkap dengan plat anak kunci sebanyak 3 buah dan plat-plat penyangkut lidah-lidah
kunci.
Kunci KM/WC dilengkapi dengan plat dan tanda penunjuk/indikator kosong/isi yang terlihat dari sisi luar kamar mandi.

PASAL 11
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

11.1. Bahan.
Lantai keramik yang digunakan adalah yang memenuhi standar dengan kwalitas KW-1 ex. Lokal.
Lantai keramik dan kayu untuk pelapis lantai dan dinding yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sesuai dengan
spesifikasi dari ruang yang digunakan. Ukuran yang digunakan adalah :
 Lantai Keramik 40/40 cm putih polos dan atau keramik 60/60 cmmotif granito merk sekualitas Mulia/Roman/Asia
Tile atau yang setara
 Lantai Keramik 25/25 cm,merk sekualitas Mulia/Roman/Asia Tile atau yang setara atau disesuiakan dengan gambar
kerja
 Dinding Keramik 25/40 cm, merk sekualitas Mulia/Roman/Asia Tile atau yang setara disesuiakan dengan gambar
kerja
 Rabat Beton 1:3:5 tebal 5 dan 7 cm (sesuaikan Gambar).
11.2. Lantai Keramik dan Dinding Keramik
1. Lantai keramik 30/30 cm dipasang pada tangga naik pintu utama, Lantai keramik 50/50 cm dipasang di semua
ruang,keramik tersebut dipasang diatas rabat beton 1:3:5.
2. Lantai KM/WC menggunakan Keramik 25/25 cm dan untuk Dinding menggunakan Keramik 25/40 cm, Keramik ini
dipasang dengan adukan 1pc : 3ps dan tebal 1,5 cm.
3. Pola pemasangan dan warna keramik yang digunakan ditentukan oleh pengawas lapangan atau ditentukan lain serta
pemasangannya harus rata dan waterpass sesuai dengan ketinggian yang ditentukan, yang tidak berhubungan dengan
tembok harus dipasang ubin pinggul.
4. Nat-nat ubin tidak boleh lebih dari 4 mm yang diisi/dicor dengan cairan semen warna sesuai warna ubin maupun
keramiknya. Nat-nat harus merupakan garis lurus.
5. Pemotongan ubin maupun keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin pemotong tegel, bekas-bekas
pemotongan harus dihaluskan dengan mesin gurinda.

11.3. Rabat Beton 1:3:5 tebal 8 cm(tanpa diberi wiremesh ulir diameter 6mm).
1. Lantai beton tumbuk 1 pc : 3 ps : 5 krl dipasang disekeliling bangunan dan dibawah lantai keramik, atau tempat-
tempat lain yang disebutkan dalam gambar pelaksanaan.
2. Rabat beton dipasang sampai pinggir dalam saluran air hujan.
3. Tebal rabat beton 8 cm, atau sesuai dengan gambar pelaksanaan.

PASAL 12
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFOND& PARTISI

12.1. Pekerjaan rangka langit-langit dan penutupnya.


1. Rangka langit-langit / gantungan plafond dipakai rangka kayu klas II
2. Pelaksanaan pekerjaan ini harus memperhatikan adanya pekerjaan elektrikal yang sudah terpasang sebelum
melaksanakan penutupan langit-langit.
3. Pelaksanaan rangka langit-langit adalah 50x 100 cm atau menyesuaikan ukuran tiap panilnya, untuk setiap jarak
maksimal 3 m harus dipasang balok induk kearah bentang pendek. Agar diperhatikan bahwa gantungan plafond harus
dipasang, sehingga langit - langit benar - benar kaku.
4. Permukaan rangka langit-langit bagian bawah harus diserut halus dan rata, sebelum dipasang penutup langit-langit
rangka harus benar-benar rata dan waterpass secara keseluruhan.
5. Langit-langit bangunan dan ruang utama menggunakan Tripleks 4 mm(lihat gambar) dan List profil kayu 5 cm.

12.2. Pekerjaan rangka dinding dan penutupnya.


1. Rangka dinding partisi dipakai Rangka Canal steel frame
2. Pelaksanaan pekerjaan ini harus memperhatikan adanya pekerjaan elektrikal yang sudah terpasang sebelum
melaksanakan penutupan dinding.
3. Pelaksanaan rangka partisi adalah 50x 100 cm atau menyesuaikan ukuran tiap panilnya.
4. Permukaan rangka partisi harus rata, sebelum dipasang penutup partisi rangka harus benar-benar rata dan waterpass
secara keseluruhan.
5. Partisidinding ruang komputer & ruang penyuluh menggunakan Kalsiboard 6 mm (lihat gambar).

Rehabilitasi Ruang Kelas Beserta Perabotnya SMA Negeri 22Maluku Tengah | SPESIFIKASI TEKNIS 11
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARATNYA Dokumen Pelelangan
PASAL 13
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

13.1. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini :


1. Kabel NYM dan NYY hasil produksi Kabelindo, Metalindo atau produksi lain yang telah mendapat pengakuan
PLN dengan tulisan LMK pada kabel tersebut.
2. Instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan kabel ukuran 2,5 mm atau ditentukan lain berdasarkan
kebutuhan daya pada beberapa stop kontak khusus.
3. Peralatan stop kontak dan titik lampu menggunakanproduksi setaraPANASONIC, sedangkan
sekeringkast/MCB menggunakan produksi dalam negeri kwalitas baik.
4. Ukuran kabel toevoer dari tempat meter PLN kekotak Panil listrik induk dan dari panil induk kepanil pembagi
menggunakan kabel menurut perhitungan instalatur yang mengerjakan pemasangan instalasi listrik tersebut dan
disetujui PLN.
13.2. Pemasangan instalasi titik penerangan.
1. Jenis kabel yang digunakan adalah NYM ukuran 2 x 2,50 mm dan 3 x 2,50 mm.
2. Pemasangan instalasi yang berhubungan dinding harus tertanam dalam dinding (inbow), kabel NYM masuk dalam
pipa PVC diameter 1/2" dan tempat skakelar menggunakan dos plastik yang tertanam dalam dinding.
3. Sambungan kabel yang terletak diatas langit-langit dilindungi dengan isolasi doos plastik dan doop porselen.
4. Semua kabel yang terletak diatas langit-langit harus diklem dengan klem plastik dan tarikan kawatnya harus dibuat
lurus dan siku pada setriap belokan (tidak boleh melintas).
5. Komponen titik lampu/skakelar yang digunakan adalah produksi sekwalitasPANASONIC.

13.3. Pemasangan Instalasi stop kontak


1. Jenis kabel yang digunakan adalah NYM 3 x 2,5 mm atau digunakan ukuran lain sesuai kebutuhan menurut gambar
rencana, sedangkan komponennya merk setara PANASONIC.
2. Pemasangan instalasi yang berhubungan dengan dinding harus tertanam didalam tembok (inbouw), kabel NYM
masuk dalam pipa PVC diameter 1/2" dan tempat stop kontaknya memakai doos plastik.
3. Semua stop kontak menggunakan arde terpusat dimana arde stop kontak dihubungkan dengan arde kotak panil.
4. Penarikan kabel diatas langit-langit harus menggunakan klem dari plastik, dipasang lurus dan siku pada tiap
belokan.
5. Sambungan kabel diatas langit-langit harus dilindungi oleh isolasi doos plastik dan dop porselen.

13.4. Sekring kas/MCB


1. Sekring kas/MCB berisi 3 (tiga) grup dengan kapasitas masing-masing sakering 6 Ampere ditempatkan dalam ruang
yang ditentukan dalam gambar rencana.
2. Kotak sakering dilengkapi dengan sakelar induk berkapasitas 50 Ampere.
3. Kabel toevoer dari meter PLN ke kotak panil/sakering menggunakan jenis NYY dengan ukuran yang sesuai
menurrut perhitungan Instalatur listrik yang bersangkutan.
4. Arde sakering terdiri dari pipa galvanised yang ditanam dalam tanah sampai mencapai air tanah yang dihubungkan
dengan kabel BC ukuran 6 mm sampai kekotak sakering.

13.5. Sekring kas/MCB


1. Pekerjaan listrik harus dilakukan sesuai dengan PUIL
2. Instalatur listrik yang melaksanakan pekerjaan ini harus mempunyai SIKA dari PLN dengan kelas yang sesuai
dengan luas pekerjaannya.
3. Instalatur listrik harus melakukan dan instalasinya harus diperiksa dengan alat merger yang disaksikan oleh
Direksi.
4. Hasil testing dan pengecekan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh PLN untuk dapat ialiri listrik
5. Semua peralatan instalasi harus berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan.
6. Selama masa pemeliharaan Instalatur harus menempatkan tenaga operator yang diperlukan.
7. Kontraktor Utama harus bertanggung jawab atas hasil pekerjaan dari Instalatur listriknya.
8. Instalasi listrik dipersiapkan untuk tegangan 220 V.

PASAL 14
INSATALASI AIR BERSIH

14.1. Instalasi pipa air menggunakan pipa GIP dan atau pipa PVC jenis AW dengan ketentuan :
1. Untuk pipa air bersih menggunakan pipa diameter ½“ dan 3/4" serta 1½ “.
2. Untuk pipa air kotor / limbah hujan/ mesin menggunakan pipa diameter 3"& pipa diameter 2” dan dihubungkan ke
saluran terbuka.

Rehabilitasi Ruang Kelas Beserta Perabotnya SMA Negeri 22Maluku Tengah | SPESIFIKASI TEKNIS 12
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARATNYA Dokumen Pelelangan
3. Pihak Kontraktor/pelaksana harus menunjukkan contoh yang akan digunakan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuannya.
4. Pemasangan pipa tidak boleh ada kebocoran terutama pada dengan mengikuti gambar atau petunjuk direksi.

PASAL 15.
PEKERJAAN SANITAIR

15.1 Bahan
1. Yang dimaksud adalah perlengkapan Sanitair adalah westafel dan closet , sanitair setara TOTO harus berbahan jenis
keramik, produksi pabrik kualitas baik.
2. Pengerjaan pemasangan sanitair harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan dipastikan memiliki kedudukan
yang kuat dan tahan lama.

PASAL 16
PEKERJAAN CAT
16.1. Bahan
1. Pengertian cat disini meliputi : Emulsi,pernis, sealer cement emulsion filter dan pelapis – pelapis yang dipakai
sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir.
2. Cat pigment harus dimasukkan dalam kaleng untuk cat tembok maximum 15 liter, untuk cat kayu maximum 10 kg,
untuk cat logam 12 kg, dimana tertera nama perusahaan pembuatnya, petunjuk pemakaian formula, warna dan
tanggal pembuatnya.
3. Semua cat yang dipakai harus mendapat persetujuan Direksi.
4. Pelamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan cat kayu digunakan merk cat yang terpilih.
5. Cat meni yang digunakan sesuai dengan cat jadi dan sesuai dengan penggunaan cat.
6. Untuk melamine, politur, teak oil dan pernis yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari direksi.
7. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik sesuai dengan bahan yang diencerkan.
16.2. Macam Pekerjaan
1. Mengecat semua dinding, eksterior dan interior dengan cat tembok seperti dinyatakan dalam gambar.
2. Mengecat dengan kayu semua dengan bidang permukaan kayu yang nyata-nyata harus dicat seperti dinyatakan dalam
gambar.
3. Mengecat dengan cat besi mengkilat semua profil baja yang digunakan sebagai unsur struktural dan bangunan non
struktural.
4. Mempolitur dan menteak oil bidang permukaan kayu, seperti panel-panel dan pintu teakwood/ polywood dan
sebagainya seperti tertera dalam gambar.
5. Memenie untuk semua bidang permukaan kayu akan dicat termasuk bidang sambungan dan potongan kayu serta
dengan meni besi untuk semua.
6. Mengecat semua bidang plafon dari tripleks/teakwood/plywood dan atau Heksaboard / Kalsiboard / Gypsumboard

16.3. Syarat – sayarat pelaksanaan


1. Pekerjaan cat untuk mengecat dinding & plafond
Permukaan dinding yang akan dicat, permukaannya harus telah diaci/diplamir terlebih dahulu dan diampelas hingga
permukaan tersebut rata dan halus. Sedangkan untuk pengecatan plafond memakai cat air dan permukaannya plafond
perlu diplamir terlebih dahulu.
Pekerjaan cat dinding dan cat plafon dilakukan sampai warnanya rata, minimal 2 (dua) kali pengecatan. Permukaan
yang akan dicat harus telah disetujui secara tertulis oleh Direksi lapangan. Cat dinding yang digunakan adalah cat
metrolite dan politur untuk plafond atau yang sekwalitas dengannya. Warna cat akan ditentukan kemudian.
2. Pekerjaan cat untuk mengecat semua unsur kayu yang terihat.
Yang termasuk dalam pekerjaan yang dicat adalah rangka kusen, daun pintu/daun jendela, listplank dan permukaan
lainnya yang terlihat. Sebelum pekerjaan cat warna/cat kayu ini dilaksanakan, seluruh permukaan kayu harus
dimenie, diplamir dan diampelas hingga halus.
Pekerjaan cat dilakukan sampai warnanya rata, minimal 2 (dua) kali pengecatan.

Rehabilitasi Ruang Kelas Beserta Perabotnya SMA Negeri 22Maluku Tengah | SPESIFIKASI TEKNIS 13
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARATNYA Dokumen Pelelangan
PASAL 17
PEKERJAAN PELENGKAP

17.1 Laporan - Laporan.


Kontraktor/Pelaksana diharuskan membuat/mempersiapkan dan menandatangani laporan-laporan yang berupa :
1. Laporan harian.
 Jumlah dan macam bahan/barang yang ada dilapangan dan belum dipakai/ dipergunakan.
 Jumlah dan jenis peralatan yang masih dapat digunakan dan yang rusak.
 Jenis bagian pekerjaan & pekerjaan permanen yang dilaksanakan.
 Taksiran volume pekerjaan permanen yang dilaksanakan.
 Keadaan cuaca termasuk hujan, angin, banjir dan peristiwa-peristiwa alam lain yang mempengaruhi
kelangsungan pelaksanaan pekerjaan.
 Catatan lain yang berkenaan dengan pekerjaan, perubahan design dan lain-lain.
Laporan harian tersebut harus diserahkan kepada Direksi untuk diperiksa dan disahkan. Laporan harian yang
disahkan yang merupakankan rekaman kejadian dan kenyataan disekitar pelaksanaan pekerjaan harus disimpan
dengan baik oleh Direksi dan Kontraktor.
2. Laporan mingguan.
Dalam hubungannya dengan pasal ini juga, Kontraktor berkewajiban untuk mempersiapkan dan menyediakan :
 Laporan mingguan yang mencatat perihal macam pekerjaan dan laporan kemajuan pekerjaan.
 Laporan bulanan yang mencatat perihal hasil pelaksanaan pekerjaan.
 Buku harian yang setiap saat harus tersedia dikantor lapangan dimana sewaktu-waktu Direksi dapat memberikan
perintah dan catatan-catatan dan sebagainya dalam buku harian tsb.

PASAL 18
PEKERJAAN AKHIR/PENYELESAIAN PEKERJAAN
18.1. Sebelum penyerahan pertama yang direncanakan, Kontraktor harus meneliti semua bagian pekerjaan. Pekerjaan yang
belum sempurna harus segera diperbaiki dengan penuh tanggung jawab.
18.2. Pada waktu penyerahan pekerjaan, ruangan-ruangan, halaman harus sudah selesai dibersihkan dari segala macam sampah
/ kotoran.
18.3. Kontraktor harus mengusahakan penyelesaian seluruh pekerjaan ini sebaik – baiknya sehingga memuaskan Direksi serta
pemberi pekerjaan, serta tidak melakukan perbaikan.
18.4. Setelah Penyerahan Kedua (II) semua barang – barang dan peralatan milik Kontraktor harus segera dikeluarkan dari lokasi
proyek.

AMBON, MEI 2021

Disetujui Oleh, Dibuat oleh,


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK)

TTD

( ....................................... )
Nip. ........................... SIRHAN JUL CHAIDIR, S.SOS, M.SI
NIP. 19780102 200012 1 003

Mengetahui,...................... )
Nip. ............................

Rehabilitasi Ruang Kelas Beserta Perabotnya SMA Negeri 22Maluku Tengah | SPESIFIKASI TEKNIS 14
GAMBAR KERJA

Rehabilitasi Ruang Kelas


T.A. : DAK 2021
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU
DINAS PENDIDIKSN DAN KEBUDAYAAN
Jl. A. Yani SK625 - Ambon

KEGIATAN
2700

Rehabilitasi Ruang Kelas beserta


100 300 300 300 300 300 300 300 300 300 100 Perabotnya

LOKASI
100

SMA Negeri 22
Maluku Tengah

2 DIKETAHUI

Pejabat Pembuat Komitmen


(PPK)
800

RKB RKB RKB


± 0.00 ± 0.00 ± 0.00
SIRHAN JUL CHAIDIR, S.SOS, M.SI
NIP. 19780102 200012 1 003

DISETUJUI

Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan


(PPTK)
SELASAR
200

SELASAR
-- 0.03
0.03

Victor Philipi Wenno, S.Sos, M.Si


NIP. 19790226 200012 1 003

1
DENAH KONSULTAN PERENCANA
CV. KINAMI
Skala 1 : 200
DIGAMBAR TTD

Darwis W

NAMA GAMBAR SKALA

DENAH 1 : 100

KODE. GBR NO. LBR JMLH. LBR

01 08
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU
DINAS PENDIDIKSN DAN KEBUDAYAAN
Jl. A. Yani SK625 - Ambon

KEGIATAN

Rehabilitasi Ruang Kelas beserta


+6.05 Perabotnya

LOKASI

SMA Negeri 22
Maluku Tengah

DIKETAHUI
+350
Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK)

SIRHAN JUL CHAIDIR, S.SOS, M.SI


NIP. 19780102 200012 1 003

DISETUJUI

Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan


±0.00 (PPTK)

-0.94
Victor Philipi Wenno, S.Sos, M.Si
NIP. 19790226 200012 1 003

200 800 100


KONSULTAN PERENCANA
CV. KINAMI

DIGAMBAR TTD

Darwis W

NAMA GAMBAR SKALA

POTONGAN 1 : 100

KODE. GBR NO. LBR JMLH. LBR

02 08
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU
DINAS PENDIDIKSN DAN KEBUDAYAAN
Jl. A. Yani SK625 - Ambon

KEGIATAN

Rehabilitasi Ruang Kelas beserta


Perabotnya

LOKASI

SMA Negeri 22
Maluku Tengah

DIKETAHUI

Pejabat Pembuat Komitmen


(PPK)

SIRHAN JUL CHAIDIR, S.SOS, M.SI


NIP. 19780102 200012 1 003

DISETUJUI

Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan


(PPTK)

Victor Philipi Wenno, S.Sos, M.Si


NIP. 19790226 200012 1 003

KONSULTAN PERENCANA
CV. KINAMI

DIGAMBAR TTD

Darwis W

NAMA GAMBAR SKALA

TAMPAK 1 : 100

KODE. GBR NO. LBR JMLH. LBR

03 08
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU
DINAS PENDIDIKSN DAN KEBUDAYAAN
Jl. A. Yani SK625 - Ambon

KEGIATAN

Rehabilitasi Ruang Kelas beserta


Perabotnya

LOKASI

SMA Negeri 22
Maluku Tengah

DIKETAHUI

Pejabat Pembuat Komitmen


(PPK)

SIRHAN JUL CHAIDIR, S.SOS, M.SI


NIP. 19780102 200012 1 003

DISETUJUI

Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan


(PPTK)

Victor Philipi Wenno, S.Sos, M.Si


NIP. 19790226 200012 1 003

KONSULTAN PERENCANA
CV. KINAMI

DIGAMBAR TTD

Darwis W

NAMA GAMBAR SKALA

TAMPAK 1 : 100

KODE. GBR NO. LBR JMLH. LBR

04 08
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU
DINAS PENDIDIKSN DAN KEBUDAYAAN
Jl. A. Yani SK625 - Ambon

KEGIATAN
2700

Rehabilitasi Ruang Kelas beserta


100 300 300 300 300 300 300 300 300 300 100 Perabotnya

LOKASI
100

SMA Negeri 22
Maluku Tengah

2 DIKETAHUI

Pejabat Pembuat Komitmen


(PPK)
800

RKB RKB RKB


± 0.00 ± 0.00 ± 0.00
SIRHAN JUL CHAIDIR, S.SOS, M.SI
NIP. 19780102 200012 1 003

DISETUJUI

Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan


(PPTK)
SELASAR
200

SELASAR
-- 0.03
0.03

Victor Philipi Wenno, S.Sos, M.Si


NIP. 19790226 200012 1 003

1
DENAH KONSULTAN PERENCANA
CV. KINAMI
Skala 1 : 200
DIGAMBAR TTD

Darwis W

NAMA GAMBAR SKALA

DENAH 1 : 100

KODE. GBR NO. LBR JMLH. LBR

05 08
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU
DINAS PENDIDIKSN DAN KEBUDAYAAN
Jl. A. Yani SK625 - Ambon

KEGIATAN

Rehabilitasi Ruang Kelas beserta


+6.05 Perabotnya

LOKASI

SMA Negeri 22
Maluku Tengah

DIKETAHUI
+350
Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK)

SIRHAN JUL CHAIDIR, S.SOS, M.SI


NIP. 19780102 200012 1 003

DISETUJUI

Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan


±0.00 (PPTK)

-0.94
Victor Philipi Wenno, S.Sos, M.Si
NIP. 19790226 200012 1 003

200 800 100


KONSULTAN PERENCANA
CV. KINAMI

DIGAMBAR TTD

Darwis W

NAMA GAMBAR SKALA

POTONGAN 1 : 100

KODE. GBR NO. LBR JMLH. LBR

06 08
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU
DINAS PENDIDIKSN DAN KEBUDAYAAN
Jl. A. Yani SK625 - Ambon

KEGIATAN

Rehabilitasi Ruang Kelas beserta


Perabotnya

LOKASI

SMA Negeri 22
Maluku Tengah

DIKETAHUI

Pejabat Pembuat Komitmen


(PPK)

SIRHAN JUL CHAIDIR, S.SOS, M.SI


NIP. 19780102 200012 1 003

DISETUJUI

Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan


(PPTK)

Victor Philipi Wenno, S.Sos, M.Si


NIP. 19790226 200012 1 003

KONSULTAN PERENCANA
CV. KINAMI

DIGAMBAR TTD

Darwis W

NAMA GAMBAR SKALA

TAMPAK 1 : 100

KODE. GBR NO. LBR JMLH. LBR

07 08
PEMERINTAH PROVINSI MALUKU
DINAS PENDIDIKSN DAN KEBUDAYAAN
Jl. A. Yani SK625 - Ambon

KEGIATAN

Rehabilitasi Ruang Kelas beserta


Perabotnya

LOKASI

SMA Negeri 22
Maluku Tengah

DIKETAHUI

Pejabat Pembuat Komitmen


(PPK)

SIRHAN JUL CHAIDIR, S.SOS, M.SI


NIP. 19780102 200012 1 003

DISETUJUI

Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan


(PPTK)

Victor Philipi Wenno, S.Sos, M.Si


NIP. 19790226 200012 1 003

KONSULTAN PERENCANA
CV. KINAMI

DIGAMBAR TTD

Darwis W

NAMA GAMBAR SKALA

TAMPAK 1 : 100

KODE. GBR NO. LBR JMLH. LBR

08 08

Anda mungkin juga menyukai