PEKERJAAN PEMBANGUNAN
LANJUTAN GEDUNG SEKRETARIAT & SISKOAT (A)
DAN MESJID (B)
REVITALISASI PENGEMBANGAN ASRAMA HAJI
EMBARKASI PADANG
KONSULTAN PERENCANA
1 PEKERJAAN PENUTUP ATAP Atap Asphalt Single Roof GAF, TAMKO, ATLAS
3 DINDING PARTISI
4 Dinding Pemisah Ruang Rapat Sesuai Gambar Kerja Kenari partisi type KP 100
Alumunium dari jenis alumunium alloy yang memenuhi ketentuan SNI 07-0603-
1989 dan ATSM B221 M, clear anodized minimal 16 mikron yang diberi lapisan
4 KUSEN, PINTU DAN JENDELA YKK, Alexindo, Mahotta
warna akhir polish snolok di pabrik dalam warna sesuai Skema warna yang
ditentukan kemudian.
6 ENGINEERING DOOR 1. Rangka finger joint laminated board lebar 10 cm dan tebal 30 mm HI GARD DOOR, HANADOOR, DAIKEN
2. Isi dalam honeycomb core
3. lapis short dan long core 5 mm
4. lapis HPL sekelas TACO
7 PENUTUP DAN PENGISI CELAH Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan bahan penutup dan pengisi - Untuk non Struktural produk Dow Corning 795
celah Silicone Building Sealant, GE Silglaze N 10, IKA
Glazing Netral atau yang setara.
8 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT Produk yang sesuai daerah tropis, ketebalan minimal 9 mm, plafond dan 12 mm Jayaboard, Knauff atau setara
,untuk dinding dan ukuran modul sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, atau setara.
Papan gipsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS 2588, BS 1230
atau ASTM C 36.
Rangka : buatan Jof Metal, Buman, Jayabord
2 Keramik Berglasur 200mm x 200mm , 300mm x 300mm atau 100mm x 200mm Glazuur Type Non-slip Roman, Asia Tile, Genova
10 x 20 dan atau 10 x 30
3 Floor Hardener Heavy Duty Fosroc, atau Hitchins
2 Batu Alam Marmer / Marble 30 x 30 cm, 30 x 60 cm Nero Assoluto, Serpigiante, Imperial red
Batu Goa . 20 x 20 cm ( Produksi Pabrik) Ex. Cisangkan
Tebal ACP 4 mm, Alumunium 0.3 mm, Alloy 3003, PVDF, Pemasangan Rangka
3 Alumunium Composite Panel Alpolic, Seven, Alucobond
Hollow Alumunium
Page 1 of 2
JENIS MATRIAL KLAS / KLASIFIKASI MERK
11 PEKERJAAN CAT
1 Cat Eksterior Weathershield, Solvent Base Mowilex, Jotun, Propan
2 Cat Interior Acrylic Emulsion Water Base / Co Polymer Mowilex, Jotun, Propan
5 Cat Epoxy Epoxy Enamel / Dust Proof Paint Mowilex, Jotun, Propan
12 PEKERJAAN KACA
1 Kaca Polos Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass yang datar
dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi Asahimas
ketentuan SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987,
Kaca reflective merupakan kaca yang diberi lapisan pelindung untuk merefleksikan
2 Kaca Jendela, Reflected Glass 6 mm sinar matahari, seperti stopsol supersilver glass produk Asahimas atau setara. Asahimas
Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan merata, tanpa cacat
3 Kaca Cermin, Mirror Glass 5 mm Asahimas
dan dari kualitas baik seperti Miralux dari adari Asahimas atau yang setara.
Kaca reflective merupakan kaca yang diberi lapisan pelindung untuk merefleksikan
4 Kaca Reflective stopsol supersilver glass produk Asahimas
sinar matahari, seperti stopsol supersilver glass produk Asahimas atau setara.
Kaca es harus merupakan kaca jenis figured glass polos yang datar dan
5 Kaca Es/Sandblasted Glass ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi
ketentuan SII, seperti buatan Asahimas atau yang setara. Asahimas
Kaca tahan panas harus terdiri dari float glass yang diperkeras dengan cara
6 Kaca Tahan Panas/Tempered Glass dipanaskan sampai temperatur sekitar 700oC dan kemudian didinginkan secara
mendadak dengan seprotan udar secar merata pada kedua permukaannya Asahimas
Kaca berwarna harus merupakan lembaran kaca polos yang diberi warna dengan
7 Kaca Berwarna/Tinted Glass.
menambahkan sedikit logam pewarna pada bahan baku kaca, tipe Panasap buatan Asahimas
13 PEKERJAAN SANITAIR
1 Water Closet Duduk Bahan porselen, lengkap dengan stop kran dan peralatan TOTO type CW 702J/SW784JP atau
lain (warna standard) American Standart
2 Water Closet Jongkok Bahan porselen, lengkap dengan stop kran dan peralatan TOTO type CE 9/TV 150 NWV12 atau
lain (warna standard) American Standart
3 Wastafel Meja Porselen lengkap dengan keran, siphon dan perlengkapan TOTO tipe L 521 V1A, L 830 V3 atau
lain (warna standard) American Standart
4 Wastafel Gantung Porselen lengkap dengan keran, siphon dan perlengkapan TOTO tipe L 237 V1B atau American Standart
lain (warna standard)
5 Sink dapur TOTO atau setara
Page 2 of 2
OUTLINE SPESIFIKASI MATERIAL
PEMBANGUNAN LANJUTAN GEDUNG SEKRETARIAT & SISKOAT (A) DAN MASJID (B)
REVITALISASI PENGEMBANGAN ASRAMA HAJI EMBARKASI PADANG
PEKERJAAN STRUKTUR
JENIS MATRIAL KLAS / KLASIFIKASI MERK
I. PEKERJAAN STRUKTUR
A. PEKERJAAN UP STRUCTURE
1 Kolom Beton Bertulang
B. PEKERJAAN WATER PROFFING Berdasarkan : ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 DAN 407 Fosroc, Degusa, Slury atau setara.
c. Baja Profil
Mutu baja profil beserta tegangan leleh baja yang disyaratkan adalah ST-37
dengan tegangan leleh baja sebesar 2400 kg/cm2 sesuai SII
OUTLINE SPESIFIKASI MATRIAL
PEMBANGUNAN LANJUTAN GEDUNG SEKRETARIAT & SISKOAT (A) DAN MASJID (B)
REVITALISASI PENGEMBANGAN ASRAMA HAJI EMBARKASI PADANG
MEKANIKAL,ELEKTRIKAL,PLAMBING DAN SISTEM TATA UDARA
DAFTAR ISI
BAB I
PENJELASAN UMUM
A. PENJELASAN UMUM
I. URAIAN UMUM
BAB II
PERSYARATAN TEKNIS ARSITEKTUR
I. PEMBERSIHAN / PEMBONGKARAN DAN PENGUKURAN
1.1. PERMUKAAN ATAS LANTAI ....................................................................... II - 1
1.2. PEMBERSIHAN HALAMAN ......................................................................... II - 1
1.3. PAPAN BANGUNAN .................................................................................... II - 1
BAB III
PERSYARATAN TEKNIS STRUKTUR
BAB IV
PERSYARATAN TEKNIS MEKANIKAL PLUMBING &
TATA UDARA
BAB V
PEKERJAAN SISTEM LISTRIK ARUS KUAT
I. PEKERJAAN DISTRIBUSI LISTRIK
1.1. KETENTUAN UMUM ..................................................................................... V-1
1.2. PERATURAN DAN STANDAR YANG DIIKUTI ............................................ V-1
1.3. PERATURAN ................................................................................................. V-1
1.4. LINGKU PEKERJAAN ................................................................................... V-2
BAB VI
PEKERJAAN SISTEM LISTRIK ARUS LEMAH
6.1. PEKERJAAN SISTEM DETEKSI & ALARM KEBAKARAN
6.1.1. KETENTUAN UMUM ......................................................................... VI - 1
6.1.2. RUANG LINGKUP PEKERJAAN ...................................................... VI - 2
6.1.3. PROSEDUR PELAKSANAAN ........................................................... VI - 3
6.1.4. DESKRIPSI SISTEM DETEKSI & ALARM KEBAKARAN ................ VI - 5
6.1.5. PERSYARATAN MCFA SEBAGAI PUSAT KONTROL .................... VI - 9
6.1.6. SERTIFIKASI INITIATING DEVICES ................................................ VI - 12
6.1.7. SPESIFIKASI TANDA ALARM .......................................................... VI - 16
6.1.8. PERSYARATAN BAHAN INSTALASI & PENERANGAN ................. VI - 17
BAB VII
PENUTUP
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : I - 1
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
BAB I
PENJELASAN UMUM
I. URAIAN UMUM
1.1. PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini adalah meliputi Pekerjaan Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat &
Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B) Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi
Padang.
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang,
buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus dilaksanakan dan diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS,
Gambar-gambar Rencana, Bill of Quantity (BoQ), Berita Acara Rapat Penjelasan
Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan selama pelaksanaan.
e. Metode Pembayaran mengacu pada kontrak unit price (harga satuan) yaitu kontrak
pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap, untuk setiap satuan/unsur
pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat
sementara, pembayarannya didasarkan Pada hasil pengukuran bersama atas volume
Pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa.
1.2. BATASAN/PERATURAN
Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :
a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
c. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan Barang /
Jasa Pemerintah.
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 07/PRT/M/2019 tetang Standar dan
Pedoman Jasa Konstruksi melalui penyedia
g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : I - 2
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya
yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS, gambar-
gambar pelaksanaan dan BoQ, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor
wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan Pengawas Lapangan /
Konsultan Manajemen Konstruksi .
Pada prinsipnya antara dokumen yang satu dengan yang lainnya adalah saling
melengkapi.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka
gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka
yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas Lapangan/MK lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali
bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas Lapangan/MK.
4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap
sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Bila terdapat perbedaan antara BoQ dan Gambar, antara lain:
a. Bila di Gambar ada di BoQ tidak ada acuan adalah gambar
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : I - 3
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
b. Bila di BoQ ada dan di Gambar tidak ada acuan BoQ (dikeluarkan Gambar
addendum oleh perencana)
6. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan
pekerjaan.
1. Pekerjaan Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung
Masjid (B) Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang tersebut secara
umum meliputi pekerjaan standar maupun non standar.
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Sipil / Struktur
c. Pekerjaan Arsitektur
d. Pekerjaan Mekanikal
e. Pekerjaan Elektrikal
f. Pekerjaan Plumbing
g. Pekerjaan lain-lain yang jelas – jelas terkait
a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang
sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan
lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam AV-41 dan SNI serta ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan
contoh bahan yang akan digunakan kepada Pengawas Lapangan yang akan
diajukan User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-
bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak
oleh Pengawas Lapangan tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari
halaman pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan ternyata masih
dipergunakan oleh Kontraktor, maka Pengawas Lapangan memerintahkan untuk
membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : I - 5
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam,
asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air
untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan
rekomendasi laboratorium.
Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas:
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut
pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut
pasir pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
3.1. SITUASI/LOKASI
a. Lokasi proyek adalah di lahan Asrama Haji Embarkasi Padang di Kabupaten Padang
Pariaman. Lokasi proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana
keadaannya waktu penjelasan / Aanwijzing, Kontraktor hendaknya mengadakan
penelitian dengan seksama mengenai kondisi struktur dan atap gedung tersebut.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : I - 6
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan
sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat
seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau
mengurangi kekuatan konstruksi.
Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut
harus cukup terjamin.
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan.
Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Pengawas.
3.4. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman
kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas
sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-
fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan
terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor,
los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor sementara
beserta seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari. Kualitas dan peralatan
yang harus disediakan adalah sebagai berikut :
a. Ruang : ukuran 50 m2
b. Konstruksi : rangka kayu ex borneo, lantai plesteran, dinding double plywood
tidak usah dicat, atap asbes gelombang
c. Fasilitas : air dan penerangan listrik
d. Furnitur : 15 meja kerja 1/2 biro dan 15 kursi
2 meja rapat bahan plywood 18 mm ukuran 120 x 240 cm,
dan 20 kursi
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : I - 7
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Kontraktor harus memasang pagar sementara yang sifatnya melindungi dan menutupi lokasi
yang akan dibangun dengan persyaratan kualitas sebagai berikut :
a. Bahan dari BWG 32 dengan rangka kayu dicat sementara.
b. Tinggi pagar minimum 2,1 m.
c. Ruang gerak selama pelaksanaan dalam lokasi berpagar harus cukup leluasa untuk
lancarnya pekerjaan.
d. Pada tahap selanjutnya Kontraktor harus menyediakan/memasang pengaman
secukupnya disekeliling konstruksi bangunan untuk mencegah jatuhnya bahan-bahan
bangunan dari atas yang membahayakan baik pekerja maupun aktivitas lain disekitar
bangunan.
Kontraktor bisa menggunakan kembali pagar yang sudah ada dengan melakukan perbaikan-
perbaikan terlebih dahulu bila diperlukan.
Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman
proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm
dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah
setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk
apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar
dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang
ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar
dari halaman proyek.
a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm
yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran
5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam
halus pada bagian atasnya.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : I - 8
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 1
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
BAB II
PEKERJAAN ARSITEKTUR
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari lokasi bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan
harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan
bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak
diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.
a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm
yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran
5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam
halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.
a. Tanah halaman dibentuk sesuai rencana tapak antara lain jalan, parkir, terrace pintu
masuk, plaza, sehingga diperoleh ketinggian-ketinggian permukaan seperti yang
ditentukan dalam gambar pelaksanaan. Pekerjaan tanah (grading) dan
pengerukan/pengurugan (cut and fill) harus dilakukan dengan peralatan-peralatan yang
memadai dan dilaksanakan menurut ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku.
b. Bahan-bahan tanah untuk pengurugan bisa berasal dari hasil galian atau didatangkan
dari luar proyek, dengan syarat harus bebas dari kotoran, batu-batu besar, dan tumbuh-
tumbuhan. Pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis, tiap lapis tidak lebih dari 20
cm, dan dipadatkan dengan menggunakan stamper dan timbris.
c. Tanah yang berhumus atau yang masih terdapat tumbuh-tumbuhan diatasnya harus
dibuang dahulu permukaan bagian atasnya (top soil) sedalam 20 cm, khususnya pada
daerah bangunan sampai dengan 3 m disekelilingnya.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 2
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
d. Tanah bekas galian dan leveling harus dikeluarkan dari lingkungan tapak lokasi
pembangunan.
a. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pembentukan muka tanah, saluran-saluran air
dan lain-lain seperti ditunjukkan dalam gambar kerja. Penggalian harus dikerjakan
sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam gambar baik kedalaman, kemiringan
maupun panjang dan lebarnya. Khusus galian tanah untuk basement mengacu kepada
persyaratan perencanaan struktur.
b. Lubang pondasi dan lubang galian lainnya harus diusahakan selalu dalam keadaan
kering (bebas air), untuk itu harus disediakan pompa-pompa air yang siap pakai dengan
daya dan jumlah yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan.
a. Pekerjaan ini meliputi pengurugan kembali bekas galian untuk pasangan pondasi dan
peninggian halaman. Urugan harus dilakukan selapis demi selapis dengan ketebalan
tidak lebih dari 20 cm untuk setiap lapisan dan ditimbris sampai padat.
Semua benda-benda yang ditemukan selama pekerjaan tanah berlangsung, terutama pada
saat pembongkaran dan penggalian tanah, menjadi milik proyek.
a. Urugan pasir dilaksanakan untuk di bawah paving block atau bahan perkerasan jalan,
saluran-saluran, bak-bak kontrol dan dibawah pasangan lantai bangunan.
b. Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air. Ukuran dari
ketinggian urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi (sesudah
dalam keadaan padat).
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat – alat bantu yang dibutuhkan,
bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat – tempat seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :
Pasangan batu bata dan bata ringan
Adukan
Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding
dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan.
Dinding partisi
Sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 3
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
1. Keterangan.
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batu bata dan
bata ringan disusun ½ bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk
pekerjaan ini.
1. Batu Bata.
Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam negeri eks
daerah setempat dari kualitas yang baik dengan ukuran 5 x 10,5 x 22 cm yang dibakar
dengan baik, warna merah merata, keras dan tidak mudah patah, bersudut runcing
dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang bisa
diperoleh di suatu daerah mungkin tidak sama dengan ukuran tersebut diatas, harus
diusahakan supaya ukuran bata yang akan dipakai tidak terlalu menyimpang. Kualitas
bata harus sesuai dengan pasal 81 dari A.V. 1941. Kontraktor harus menunjukkan
contoh terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan. Pengawas Lapangan berhak
menolak bata dan menyuruh bongkar pasangan bata yang tidak memenuhi syarat.
Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat pekerjaan.
Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 25 kg/cm2, sesuai
ketentuan SNI 15-2094-2000.
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (Indocement,
Semen Padang, Tiga Roda atau produk daerah setempat yang mempunyai kualitas
standar konstruksi).
Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang keras,
bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai mengeras tidak boleh
digunakan kembali.
Adukan dan plesteran untuk pasangan batu bata harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 4
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
3. Beton Bertulang
Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu : sloof, kolom praktis
dan ringbalk.
Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis, ringbalk) adalah
1 pc : 2 pasir : 3 kerikil.
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk
seluruh pekerjaan). Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan zat-zat
organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas
dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan SNI yang berlaku.
Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut
masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.
Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan harus rapat
sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru boleh dibongkar setelah
beton mengalami proses pengerasan.
Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan
bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar
dipasang tegak lurus.
Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40
cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen harus
dibuat balok lantai 12/12 atau dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan
harus dijaga kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela
disekitar kusen-kusen harus diisi dengan aduk
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 5
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Pekerjaan ini mencakup pngangkutan, pengadaan bahan, tenaga kerja dan alat kerja serta
pemasangan partisi dan perlengkapannya, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi
Teknis ini.
1. Umum
Semua bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan partisi harus berasal dari produk
yang dikenal seperti disebutkan dalam Spesifikasi ini dan sesuai dengan persetujuan
Konsultan MK.
2. Rangka Metal.
Rangka metal untuk pemasangan dan penumpu panel partisi harus terbuat dari bahan
baja ringan lapis seng dan alumunium seperti Zincalume atau Galvalum, dalam bentuk
dan ukuran yang dibuat khusus untuk pemasangan papan gipsum (92, 35 & 32),
sebagai rangka partisi, seperti buatan Jof Metal, Buman, Jayabord.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 6
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
3. Papan Gipsum.
Papan gipsum untuk panel partisi harus dari tipe standar seperti buatan Jayaboard,
Knauf, Elephant yang memiliki ketebalan minimal sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
1. Umum.
Pabrikasi partisi harus dilaksanakan sesuai dengan pentunjuk Gambar Detail
Pelaksanaan yang telah disetujui, serta sesuai petunjuk Konsultan MK.
Setiap kesalahan yang disebabkan karena kesalahan pengukuran dimensi harus
menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.
Partisi pertama yang dibuat harus disetujui Konsultan MK sebelum memulai produksi
masal.
2. Pemasangan.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, semua panel partisi dari papan gipsum dan
kaca akan terdiri dari :
- Rangka Metal :
- Batang tegak,
- Batang tepi atas, bawah dan tengah/pembagi.
Dengan bentuk, dimensi dan ketebalan sesuai standar pabrik pembuat minimal lebar 92
tinggi 35, 32 tebal 0.75 BMT.
- Alat pengencang.
- Panel dari papan gipsum dan kaca.
Panel partisi harus dipasang dengan cara sedemikian rupa untuk mengurangi jumlah
sambungan sebanyak mungkin.
Setiap pertemuan papan gipsum harus dikerjakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Panel partisi kemudian dipasangkan ke rangka metal dan dikencagkan dengan sekrup
khusus standar yang direkomendasikan pabrik gypsum dan rangka stutnya.
Metode pemasangan dan pengencangan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat papan untuk panel partisi dan sesuai dengan Gambar Detail Pelaksanaan yang
telah disetujui.
Pertemuan dengan atap, lantai dan dinding atau kolom bangunan harus diselesaikan
dengan hati-hati dan rapi sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.
Bahan pengisi celah harus diaplikasikan dengan cara yang rapi pada setiap pertemuan.
4. Penyelesaian.
Panel Partisi.
Panel partisi dari papan gipsum harus diselesaikan dengan cara-cara yang
direkomendasikan pabrik pembuat papan gipsum, seperti disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan panel partisi berbahan papan gipsum harus
diberi lapisan cat dalam warna yang sesuai ketentuan Skema Warna yang diterbitkan
kemudian, atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Bahan cat dan cara
pelaksanaannya harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 7
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Papan gipsum untuk panel partisi harus dari tipe standar yang memiliki ketebalan minimal
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja. Produk Jayaboard, Knauft, Elephant.
Bahan dari Elephant atau setara. Ketebalan 9 mm & 12 mm.
Penyambungan antara gypsum board yang bertemu dengan gypsum board menggunakan
semen penyambungan dan metal sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuatnya.
Penggunaan gypsum sebagai dinding partisi dipasang dengan menggunakan rangka hollow
4/4 atau 2/4 cm, dengan jarak vertikal dan horizontal maksimal 60 cm dan atau disesuaikan
dengan kebutuhan dari desain partisi / treatment dinding tersebut. Pada bagian sudut
dinding vertikal harus menggunakan corner beat yang berfungsi sebagai pelindung dinding
gypsum atau benturan benda keras.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Umum.
Pabrikasi partisi harus dilaksanakan sesuai dengan pentunjuk Gambar Detail Pelaksanaan
yang telah disetujui, serta sesuai petunjuk Konsultan MK.
Setiap kesalahan yang disebabkan karena kesalahan pengukuran dimensi harus menjadi
tanggung jawab Kontraktor, tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.
Partisi pertama yang dibuat harus disetujui Konsultan MK sebelum memulai produksi masal.
Pemasangan.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, semua panel partisi dari papan gipsum dan
kaca akan terdiri dari :
- Rangka Metal :
- Batang tegak,
- Batang tepi atas, bawah dan tengah/pembagi.
Dengan bentuk, dimensi dan ketebalan sesuai standar pabrik pembuat minimal lebar
92 tinggi 35, 32 tebal 0.75 BMT.
- Alat pengencang.
- Panel dari papan gipsum dan kaca.
Panel partisi harus dipasang dengan cara sedemikian rupa untuk mengurangi jumlah
sambungan sebanyak mungkin.
Setiap pertemuan papan gipsum harus dikerjakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Panel partisi kemudian dipasangkan ke rangka metal dan dikencangkan dengan sekrup
khusus standar yang direkomendasikan pabrik gypsum dan rangka stutnya.
Metode pemasangan dan pengencangan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat papan untuk panel partisi dan sesuai dengan Gambar Detail Pelaksanaan yang
telah disetujui.
Pertemuan dengan atap, lantai dan dinding atau kolom bangunan harus diselesaikan dengan
hati-hati dan rapi sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.
Bahan pengisi celah harus diaplikasikan dengan cara yang rapi pada setiap pertemuan.
Panel partisi, bingkai atau rangka partisi dan bagian yang bersebelahan harus dilindungi dari
kerusakan setiap saat. Setelah selesai pekerjaan, semua daerah kerja harus dibersihkan dan
ditinggalkan dalam keadaan bersih tanpa bekas.
Penyelesaian.
Panel Partisi.
Panel partisi dari papan gipsum harus diselesaikan dengan cara-cara yang
direkomendasikan pabrik pembuat papan gipsum, seperti disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan panel partisi berbahan papan gipsum harus diberi
lapisan cat dalam warna yang sesuai ketentuan Skema Warna yang diterbitkan kemudian,
atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Bahan cat dan cara pelaksanaannya harus
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Bahan yang digunakan adalah panel akustik fabrikasi setara produk Kenari partisi type KP
100 dengan kriteria sebagai berikut :
a. Ketebalan panel 50 mm
b. Lebar panel 480 mm sesuai dengan gambar pelaksanaan
c. Tinggi panel 2600 mm sesuai dengan gambar pelaksanaan
d. Bahan permukaan adalah particle board, reinforced material
e. Bahan pengisi panel dalam glass wool, paper roll core
f. Rangka alumunium flame dengan finishing powder coating
g. Rail dan runner yang digunakan adalah type center stacking
h. Vertical and horizontal contack adalah dengan memakai type rubber cushion.
Bahan yang digunakan adalah panel solid phendic berkualitas tinggi yang diperuntukan
untuk daerah basah / tingkat kelembaban tinggi produk MARATHON Cubicles seri 30-50
atau pro Cubix type SCL 13.
Karakteristik bahan sebagai berikut :
a. Permukaan panel dengan finishing melamine (malt/dof) yang tahan terhadap bahan
kimia, disifectant, dan bahan pembersih lainnya termasuk bara / api rokok.
b. Kaki panel terbuat dari nylon atau baja ringan anti korosi.
c. Tinggi panel terpasang 2100 mm, termasuk 150 mm peninggian dari atas lantai KM/WC
d. Ketebalan panel minimum 13 mm
e. Hardware yang digunakan adalah yang disyaratkan oleh pembuat panel kompartemen
toilet
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus), seperti
dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
1. Contoh Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada MK untuk disetujui
terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau kotoran lain
yang merusak.
Perbandingan butir – butir harus seragam mulai dari yang kasar sampai pada yang
halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
Bahan Tambahan.
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedpan terhadap air dan menambah daya lekat
harus berasal dari merek yang dikenal luas, seperti Super Cement, Febond SBR,
Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau yang setara.
Acian Khusus.
Acian khusus untuk permukaan pasangan batu bata harus terdiri dari bahan semen,
tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang telah dicampur rata dalam
keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air dalam
jumlah tertentu, seperti MU-200 buatan PT Cipta Mortar Utama.
3. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik yang bersifat
merusak.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 10
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada dasarnya
semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji sesuai ketentuan AASHTO
T26 dan / atau disetujui Konsultan MK.
2. Pencampuran.
Umum.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat pencampur
yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk kemudian ditambahkan
sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali.
Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal 1 sampai 2
menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah pencampuran tidak
diijinkan digunakan.
Adukan Khusus.
Adukan khusus untuk pasangan batu bata ringan harus dicamput sesuai petunjuk dan
rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
4. Pemasangan.
Plesteran Batu Bata.
Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan pembersihan
selesai.
Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran dibagi –
bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos – kelos sementara dari bambu.
Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang.
Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan
dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan tidak kepingan –
kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan akan
dilapis dengan bahan lain.
Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 11
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
6. Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga plesteran
menjadi rata, halus, tidak ada bag yang bergelombang, tidak ada bag yang retak dan
setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus selalu
menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh, sekurang –
kurangnya dua kali setiap harinya.
Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan cara
yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.
5.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun pintu
dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan bahan, tenaga
dan peralatan untuk pekerjaan ini,.
- Keseragaman warna,
- Berat,
- Karat,
- Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100kg/ m2 untuk masing-masing tipe.
- Ketahanan terhadap udara minimal 15 m3/jam,
- Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15kg/m2.
Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail, pemasangan rangka dan
bingkai, pengencangan dan sistem pengukuran seluruh pekerjaan, harus disiapkan oleh
Kontraktor dan diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
Semua dimensi harus diukur dilokasi pekerjaan dan di tunjukkan dalam Gambar Detail
Pelaksanaan.
Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir penyetelan
semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan pekerjaan yang tercakup
dalam Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja.
Pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus diadakan sesuai ketentuan Gambar Kerja,
bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan cacat.
Segera seteklah didatangkan, pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus ditumpuk
dengan baik ditempat yang bersih dan kering dan dilindungi terhadap kerusakan dan
gesekan, sebelum dan setelah pemasangan.
Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan, plesteran, cat
dan lainnya.
5.4.6. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang meliputi
kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu, jendela dan lainnya
seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode selama 1 tahun setelah pekerjaan
yang rusak dengan biaya Kontraktor.
5.5.1. Alumunium
Alumunium untuk kusen pintu/jendela dan untuk daun pintu/jendela adalah dari jenis
alumunium alloy yang memenuhi ketentuan SNI 07-0603-1989 dan ATSM B221 M,
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 14
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
dalam bentuk profil jadi yang dikerjakan di pabrik, dengan lapisan clear anodized
minimal 16 mikron yang diberi lapisan warna akhir polish snolok di pabrik dalam warna
sesuai Skema warna yang ditentukan kemudian.
Tebal profil minimal 1,3 mm, seperti merek YKK, Alexindo, Mahotta dengan ukuran 4” x 1
¾” dan bentuk sesuai Gambar Kerja. Dimensi profil dapat berubah tergantung jenis profil
yang nanti disetujui.
kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi dengan perlengkapan
standar dari pabrik pembuatan.
5.5.6. Screw
Nomor Produk : K-6612A, CP-4008, dan lain – lain
Bahan : Stainless Steel (SUS)
5.6.1. Fabrikasi
Pekerjaan febrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum Gambar Detail
Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Pengawas Lapangan.
Semua komponen harus difebrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk dan ukuran
aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.
5.6.2. Pemasangan
Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan sebagai acuan dan
contoh untuk pemasangan berikutnya.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 15
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen; alumunium telah
terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh Lacquer Film atau plastic tape agar
kosen tetap terjamin kebersihannya.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan, pembuatan dan pemasangan
pintu-pintu besi berikut kusen dan perlengkapan lainnya yang sesuai standar untuk
pekerjaan ini.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 16
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Pekerjaan ini dilaksanakan pada ruang-ruang seperti pintu untuk ruang tangga darurat,
ruang ME dan ruang lainnya seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar yang
meliputi :
- Fire door Steel door
- Hardware terpasang
6.2. REFERENSI
Material kusen dan daun pintu baja juga harus memenuhi persyaratan - persyaratan
khusus sebagai berikut:
a. Kusen pintu terbuat dari lembaran pelat baja (cold rolled steel sheet).
1. Ketebalan plat untuk kusen 3 mm untuk Fire Door (pintu tahan api) dan yang
telah melalui pengujian dan dinyatakan memenuhi persyaratan sebagai pintu
tahan api oleh lembaga-lembaga pengujian dengan standar internasional antara
lain Underwriters Laboratories (UL) dengan standar Amerika (ASTM), yaitu UL
10B.
Dan ketebalan plat 2 mm untuk kusen pintu baja lainnya.
2. Selain Fire Door, pada sekeliling kusen / threshold pada sisi bukaan pintu ditanam
Magnetic Gasket Seal, yang berfungsi untuk meredam suara dan termal yang
mengalir melalui celah pintu.
3. Angkur baja 15 mm sebagai pengikat kusen ke kolom.
4. Dilengkapi kotak pengaman baja untuk lidah lockcase dan stang flushbolt dari
kotoran mortar.
b. Daun pintu terbuat dari lembaran pelat baja (cold rolled steel sheet).
1. Ketebalan plat 1.5 mm untuk Fire door. Berbentuk Rebated Door dilengkapi
dengan bibir pintu selebar 24 mm di sekeliling daun pintu yang merupakan satu
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 17
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
kesatuan plat dengan plat permukaan pintu, sehingga permukaan pintu menjadi
rata. Ketebalan daun pintu untuk seluruh tingkatan fire rating 1, 2 atau 3 jam
adalah 55 mm. Bagian dalam daun pintu disi Rock Wool dengan density 110
kg/m3 sebagai isolator panas (sesuai DIN 4102 : Part 1), agar pada saat terjadi
2. kebakaran, kenaikan suhu permukaan plat pintu pada sisi yang tidak terbakar
tidak melebihi 450oF (232oC) pada 30 menit pertama yang telah melalui
pengujian dan dinyatakan memenuhi persyaratan sebagai pintu tahan api oleh
lembaga-lembaga pengujian dengan standar internasional antara lain
Underwriters Laboratories (UL) dengan standar Amerika (ASTM), yaitu UL 10B.
3. Ketebalan plat 0.8 mm untuk Steel door Doralux series dibuat dengan sistem
penangkupan tanpa las sehingga permukaan pintu sangat rata dan kaku tanpa
ada bekas las. Ketebalan daun pintu adalah 40 mm. Bagian dalam daun pintu
disi Injection Polyurethane dengan kepadatan 33-35 kg/m3 sebagai isolator suara
dan panas
4. Angkur baja 15 mm sebagai pengikat kusen ke kolom.
5. Semua pintu metal harus di finishing dengan powder coating minimal 200 micron.
Warna akan ditentukan kemudian.
c. Perlengkapan pintu seperti engsel, flushbolt, handle dan lockset yang digunakan
pada telah melalui pengujian dan dinyatakan memenuhi persyaratan tahan api oleh
lembaga-lembaga pengujian dengan standar internasional antara lain Underwriters
Laboratories (UL) dengan standar Amerika (ASTM), yaitu UL 10B. Sebagai berikut :
1. Engsel BQ-H04 merek SIMONSWERK tipe KO 5-F/13, terbuat dari bahan baja
digalbani dengan hardened steel axial ball bearing, dengan diameter knuckle
22 mm dan diameter security pin 14 mm, sistem pemasangan yaitu dilas pada
sisi kusen maupun daun pintu. Sesuai dengan DIN 18082.
Untuk Doralux menggunakan engsel tipe V 8087 N terbuat dari bahan baja
digalbani dengan hardened steel axial ball bearing, dengan diameter knuckle 15
mm dan diameter pin 10 mm, sistem pemasangan yaitu dilas pada sisi kusen
dan di-skrup pada sisi daun pintu.
2. Flushbolt merek GRIMM tipe P/N 5259, dipasang di daun pintu non-aktif pada
pintu ganda dengan satu penguncian untuk menggerakkan stang ke atas dan
bawah pintu.
Flushbolt panic device untuk fire door menggunakan merk Corbin tipe PFS 200.
3. Handleset Fire Door menggunakan type Panic Bar Handle Corbin Handleset
Airttight door, Acoustic door, Radiation door menggunakan setara Griff 7201.10-
F1.
Handleset Doralux menggunakan setara merk Griff 1205/2012-F1.
4. Lockcase Fire door menggunakan system anti panic dengan setara merk Griff
2202.X4R.
Lockcase Radiation door menggunakan lubang tempat cylinder tidak simetris
untuk menghindari kebocoran radiasi.
5. Cylinder menggunakan jenis yang dapat dibuat system masterkey untuk menjamin
keamanan dan kepraktisan sesuai bagan organisasi.
d. Pabrikan
Pabrik yang membuat pintu-pintu diatas harus memiliki ISO minimal ISO 2001-
2000, dan khusus pintu anti radiasi harus melampirkan salinan sertfikan
rekomendasi layak fungsi dari BATAN atau yang sudah dikalibrasi oleh Badan
Metrologi. Pintu yang digunakan adalah produk BOSTINCO, MARKS.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 18
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Bahan Kayu
1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PPKI tahun 1961)
dan persyaratan lain yang tertulis dalam bab material kayu.
2. Kayu yang dipakai harus cukup tua , lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
3. Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12%-14%.
4. Untuk kayu yang dipakai adalah kayu meranti batu dengan mutu baik dan atau setara,
keawetan kelas I dan kelas kuat I – II dan sudah di vacuum antirayap. Ukuran daun pintu
yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 19
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
5. Daun pintu dengan konstruksi kayu LVL meranti dan lapisan PVC sheet di kedua sisi
pintu dan sudah waterproof. Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar detail (kecuali
ditentukan lain dalam gambar).
Bahan Perekat
Untuk perekat digunakan lem kayu (waterbase) yang bermutu baik menggunakan merk
henkel dengan kandungan minimum formalin di angka 0.3%.
Bahan Finishing
Finishing untuk permukaan plywood menggunakan lapisan PVC laminated Sheet ketebalan
minimal 0,15 mm, mutu terbaik.
Daun Pintu
Laminated PVC Sheet yang dipasang pada permukaan plywood, adalah dengan cara di-
press di workshop, tanpa pemakuan. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup
galvanized atas persetujuan Pengawas atau MK tanpa meninggalkan bekas cacat
permukaan yang tampak.
Lembaran plywood harus dipasang rata, tidak bergelombang dan merekat dengan
sempurna.
Permukaan plywood boleh di dempul.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 20
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan tenaga kerja, alat-alat dan bahan-
bahan serta pemasangan kaca dan cermin beserta aksesorinya, pada tempat-tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Kaca Polos.
Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass yang datar
dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi
ketentuan SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987, seperti tipe Indoflot buatan
Asahimas.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Kaca Berwarna/Tinted Glass.
Kaca berwarna harus merupakan lembaran kaca polos yang diberi warna dengan
menambahkan sedikit logam pewarna pada bahan baku kaca, seperti tipe Panasap
buatan Asahimas.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja sedang warna kaca
harus sesuai ketentuan dalam Skema Warna.
Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan merata, tanpa cacat dan
dari kualitas baik seperti Miralux dari adari Asahimas.
Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Kaca Reflective.
Kaca reflective merupakan kaca yang diberi lapisan pelindung untuk merefleksikan sinar
matahari, seperti stopsol supersilver green glass produk Asahimas.
Neoprene/Gasket.
Neoprene/Gasket atau bahan sintetis lainnya yang setara untuk perlengkapan
pemasangan kaca pada rangka alumunium.
Dimennsi Neoprene/Gasket yang dibutuhkan disesuaikan dengan ketebalan kaca dan
jenis profil alumunium yang digunakan.
8.5.1. Umum.
Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja adalah ukuran yang
mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan besarnya toleransi harus
diukur ditempat oleh Kontraktor berdasarkan ukuran di tempat kaca atau cermin tersebut
akan dipasang, atau menurut petunjuk dari Pengawas Lapangan, bila dikehendaki lain.
Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca, ketebalan
kaca dan kualitas kaca.
Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Lapangan.
Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik.
Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam bidang pekerjaannya.
Persiapan Permukaan.
- Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi dan bagian-
bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa mereka dapat bergerak
dengan baik.
- Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan terkunci atau
tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca selesai.
Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai petunjuk
pabrik.
- Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab dan lapisan
bahan kimia yang berasal dari pabrik.
Pemasangan Cermin.
Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang memiliki dop penutup
stainless steel.
Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikian rupa sehingga cermin terpasang rata dan
kokoh pada tempatnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan
pengunci pada semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan atau
Spesifikasi Teknis.
9.3.1. Contoh
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang akan
dipakai harus diserahkan kepada Konsultan MK untuk disetujui, sebelum dibawa kelokasi
proyek.
9.3.3. Ketidaksesuaian.
Pengawas Lapangan berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang
diakibakan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.
9.4.1. Umum
Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik, buatan
pabrik yang dikenal dan disetujui.
Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembapan lebih dari
70%.
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan harus
sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.
a. Umum.
Kunci untuk semua pintu luar dan dalam (kecuali pintu kaca dan pintu KM/WC)
harus sama atau setara dengan merek Dekson, Isseo, Kuppe dengan sistem Master
Key model U handle.
Semua kunci harus terdiri dari :
- Kunci tipe silinder yang terbuat dari bahan nikel stainless steel atau kuningan
dengan 2 kali putar, dengan 3 (tiga) buah anak kunci.
- Hendel/pegangan bentuk gagang atau kenop diatas plat yang terbuat dari bahan
nikel stainless steel hair line.
- Badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang terbuat dari bahan baja lapis seng
dengan jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan jenis bahan daun pintu (besi,
kayu atau alumunium), yang dilengkapi dengan lidah siang (latch bolt), lidah
malam (dead bolt), lubang silinder, face plate, lubang untuk pegangan pintu dan
dilengkapi strike plate.
Engsel.
- Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu kayu dan alumunium tipe ayun
dengan bukaan satu arah, harus dari tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing
berukuran 102mm x 76mm x 3mm, seperti tipe SELL 0007 buatan Dekson, Isseo,
Kuppe.
- Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel untuk semua
daun jendela harus dari tipe friction stay dari ukuran yang sesuai dengan ukuran
dan berat jendela. Produk Dekson, Isseo, Kuppe. Engsel tipe kupu-kupu dengan
Ball Bearing untuk jendela harus berukuran 76mm x 64mm x 2mm, produk
Dekson, Isseo, Kuppe.
Hak Angin.
Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu produk Cisa, Kend,
Dekson.
Pengunci Jendela.
Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel tipe friction stay harus dari jenis spring
knip produk Cisa, Kend, Dekson.
Gembok.
Gembok produk Dekson, Isseo, Kuppe dalam warna solid brass untuk pintu-pintu
pelayanan atau sesuai petunjuk dalan Gambar Kerja.
Pull Handle
Pegangan pintu yang memakai floor hing atau semi frame less menggunakan handle
buka setara produk Dekson, Isseo, Kuppe.
Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt chrome/stainless steel hair
line finish, kecuali bila ditentukan lain.
Perlengkapan Lain.
Door closer : eks Dekson, Isseo, Kuppe
Gasket
Ketentuan pemasangan gasket pada pintu adalah sebagai berikut :
Airtight - PEMKO S2/S3
Fireproof - PEMKO S88
Smokeproof - PEMKO S88
Soundproof - PEMKO 320 AN
Weatherproof - PEMKO S2/S3
Dust Strike
Tipe Dust Strike yang digunakan adalah :
Type lantai/threshold - Glynn Johnson DP2
Untuk lantai marmer - Modrtz 7053
9.5.1. Umum.
Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan persyaratan
serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada tempatnya,
untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buah engsel
dan setiap daun jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu harus dilengkapi
dengan 1 (satu) buah hak angin, sedangkan daun jendela dengan friction stay harus
dilengkapi dengan 1 (satu) buah alat pengunci yang memiliki pagangan.
Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah engsel.
Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci, silinder, hendel/pelat,
kecuali untuk pintu KM/WC yang tanpa kunci silinder.
Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunakan pin yang bersatu dengan bingkai
bawah pemegang pintu kaca.
Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan menggunakan friction stay
yang merangkap sebagai hak angin, dengan cara pemasangan sesuai petunjuk dari
pabrik pembuatnya.
Penempatan engsel harus sesuai dengan arah buakaan jendela yang diinginkan seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela harus dilengkapi dengan sebuah
pengunci.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan bahan penutup dan pengisi celah
termasuk diantaranya, tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :
Celah antara kusen pintu / jendela dengan dinding.
Celah antara dinding dengan kolom bangunan.
Celah antara peralatan dengan dinding, lantai atau langit – langit.
Celah antara langit – langit dan dinding.
Dan celah – celah lainnya yang memerlukannya, seperti disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis terkait.
Contoh dan data teknis / brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan/MK untuk mendapatkan persetujuan sebelum pengadaan bahan ke
lokasi proyek.
Semua bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baru, utuh / masih disegel, bermerek
jelas dan harus disimpan di tempat yang kering, bersih dan aman, dan dilindungi dari
kerusakan yang diakibatkan oleh kondisi udara.
10.5.1. Persiapan.
Semua permukaan yang akan menerima bahan penutup dan pengisi celah harus bebas dari
debu, air, minyak dan segala kotoran.
Bahan metal atau kaca yang berhubungan dengan dinding harus dibersihkan dengan bahan
pembersih yang tidak mengandung minyak seperti methyl.
Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan pipa besi , baja dan stainless
steel, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi pengadaan bahan, tenaga
kerja dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan ini mencakup antara lain :
Railing : koridor, upstand balcon, fasilitas penyandang cacat dan tangga darurat.
Contoh bahan – bahan beserta Sertifikat Pabrik yang mencakup sifat mekanik, data teknis /
brosur bahan metal bersangkutan, harus diserahkan kepada Konsultan MK untuk disetujui
terlebih dahulu sebelum pengadaan bahan ke lokasi proyek.
Sebulan sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar
Detail Pelaksanaan dan daftar bahan untuk disetujui Konsultan MK. Daftar berikut harus
tercakup dalam Gambar Detail Pelaksanaan :
Spesifikasi teknis bahan
Dimensi bahan
Detail fabrikasi
Detail penyambungan dan pengelasan
Detail pemasangan
Data jumlah setiap bahan
Semua bahan yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik yang menyatakan
bahwa bahan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Semua bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan aman sehingga terhindar dari
segala jenis kerusakan, baik sebelum dan selama pelaksanaan.
11.3.4. Ketidaksesuaian.
Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan kesalahan /
ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan dan lainnya.
Konsultan MK berhak menolak bahan maupun pekerjaan fabrikasi yang tidak sesuai
dengan Spesifikasi Teknis maupun Gambar Kerja.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 28
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dan beban yang diakibatkan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa adanya tambahan biaya dan
waktu.
11.4.1. Umum.
Pipa railing untuk tangga darurat menggunakan pipa BSP 2” di cat duco.
Mutu pipa yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan ASTM A-36
Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang yang dipasangkan
dan yang paling cocok untuk maksud yang bersangkutan.
Railing tangga utama menggunakan pipa stainles steel 2” tebal 0.75 mm produk lokal.
Semua kelengkapan yang perlu demi kesempurnaan pemasangan harus diadakan,
walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau RKS ini.
11.5.1. Umum.
Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Pengawas untuk
disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan kualitas pengelasan dan penghalusan untuk
standar dalam pekerjaan ini.
Pengerjaan harus yang sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus diselesaikan bebas
dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
Pengerjaan di bengkel ataupun di lapangan harus mendapat persetujuan Pengawas.
Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Tenaga kerja
yang melakukan hal ini harus benar-benar ahli dan berpengalaman.
Semua bagian yang dilas harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan
permukaan sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti clip keling dan lain-
lain yang tampak harus sama dalam finish dan warna dengan bahan yang diikatnya.
Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan
maksudnya termasuk perlengkapannya. Lubang-lubang untuk baut harus dibor dan di-
punch.
Pemasangan (penyambungan dan pemasangan accesorise) harus dilakukan oleh tukang
yang ahli dan berpengalaman. Semua railling tangga utama harus terbungkus
crome/stainles steel kecuali disebutkan lain.
Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, kecuali ditentukan
lain.
Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam penggambaran,
tata letak dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.
12.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup pembuatan dan pemasangan langit-langit dengan berbagai bahan
penutup langit-langit sesuai dengan gambar dan RKS, meliputi penyediaan alat, bahan dan
tenaga untuk keperluan pekerjaan ini.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga kerja, peralatan bantu dan pemasangan
papan gipsum dan aksesori pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
dan Spesifikasi Teknis ini.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 29
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
12.4.4. Ketidaksesuaian.
Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi jumlah maupun pemasangan dan
lainnya.
Bila bahan-bahn yang didatangkan atau difabrikasi ternyata menyimpang atau tidak
sesuai yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor wajib menggantinya
dengan yang sesuai.
Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.
Semen Penyambung.
Semen penyambung papan gipsum harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat papan gipsum.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 30
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Rangka.
Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan gipsum harus dibuat dari bahan baja
ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan ukuran yang dibuat khusus untuk
pemasangan papan gipsum, seperti buatan Jof Metal, Buman, Jayabord.
Alat Pengencang.
Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat papan gipsum yang memenuhi ketentuan AS 2589.
Perlengkapan Lainnya.
Perlengkapan lainnya untuk pemasangan papan gipsum, antara lain seperti tersebut
berikut, harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan gipsum :
- Perekat
- Pita kertas berperforasi,
- Cat dasar khusus untuk permukaan papan gipsum.
- Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar papan gipsum terpasang
dengan baik.
12.6.1. Umum.
Sebelum papan gipsum dipasang, Kontraktor harus memeriksa kesesuaian
tinggi/kerataan permukaan, pembagian bidang, ukuran dan konstruksi pemasangan
terhadap ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan waterpas pada tempat yang sama.
Pemasangan papan gipsum dan kelengkapannya harus sesuai dengan petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuatnya.
Jenis/bentuk tepi papan gipsum harus dipilih berdasarkan jenis pemasangan seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
12.6.2. Pemasangan.
Rangka papan gipsum untuk pemasangan di langit-langit, partis atau tempat-tempat
lainnya, yang terdiri dari bahan baja yang sesuai dari standar pabrik pembuatnya yang
dibuat khusus untuk pemasangan papan gipsum seperti disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis ini.
Papan gipsum dipasang kerangkanya dengan sekrup atau dengan alat pengencangan
yang direkomendasikan, dengan diameter dan panjang yang sesuai.
Sambungan antara papan gipsum harus menggunakan pita penyambung dan perekat
serta dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat papan gipsum.
12.6.3. Pengecatan.
Permukaan papan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan permukaan
yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
Kemudian permukaan papan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus
untuk papan gipsum untuk menutupi permukaan yang berpori.
Setelah cat dasar papan gipsum kering kemudian dilanjutkan dengan pengaplikasian cat
dasar dan atau cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis dalam warna akhir sesuai
ketentuan Skema yang akan diterbitkan kemudian.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 31
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
13.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup pemasangan pelapis dinding ruangan-ruangan dalam maupun luar
bangunan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan RKS ini, meliputi penyediaan alat,
bahan dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini. Ruangan yang dilapisi keramik sesuai
dengan gambar dan schedule finishing.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin keramik pada tempat-
tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.
Umum.
Ubin harus dari kualitas yang baik / KW 1 dan dari merek yang dikenal yang memenuhi
ketentuan SNI.
Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya tidak
siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.
- Step nosing dari keramik berglaris degan ukuran sesuai standar dari pabrik
pembuat.
Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema Warna yang sudah
ditentukan pada pembangunan tahap sebelumnya.
Adukan.
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat
dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.
Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Konsultan MK, harus memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI 118.1,
118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103 (khusus daerah basah),
AM 30 Mortarflex, ASA Fixall.
Persiapan.
Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-
benar selesai.
Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air bersih/air
kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah pasangan ubin ini
telah diselesaikan terlebih dahulu.
Pemasangan.
Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimu;lai, plesteran harus dalam keadaan
kering, padat, rat dan bersih.
Adukan untuk pasangan ubin dinding luar dan bagian lain yang harus kedap air harus
terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan campuran 1
semen dan 5 pasir.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan
lain dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan ubin pada dinding harus diberikan pada permukaan plesteran
dan permukaan belakang ubin, kemudian diletakkan pada tempat yang sesuai dengan
yang direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yamg terpasang tetap lurus dan rat.
Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.
Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 33
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rat dan seragam, saling tegak lurus.
Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi,
bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan warna
keramiknya dan disetujui Konsultan MK.
Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan
dengan kain lunak yang baru dan bersih.
Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari
penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai
pengarahan dari Pengawas Lapangan.
Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan dinding luar dan dalam, atau
pada tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.
Bahan-bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, bebas dari segala cacat,
dan dilengkapi dengan label dan data teknis.
Marmer / Marble.
Kualitas fisik marmer minimum yang akan dilaksanakan adalah sesuai dengan ASTM
C615 dengan kepadatan 160 pcf, absorsi 0,4%, kuat tekan 19.000 psi dan rupture
modulus 1500 psi.
Ukuran marmer adalah 30 x 30 cm, 30 x 60 cm atau ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Permukaan granit dengan penyelesaian polished, dan honed sesuai dengan yang
ditentukan dalam Gambar Kerja.
Jenis marmer yang digunakan : Nero Assoluto, Serpigiante, Imperial red atau setara
Batu Candi.
Kualitas fisik batu yang disarankan adalah sesuai standar nasional yang berlaku.
Ukuran batu Candi adalah 20 x 20 cm, atau ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Permukaan batu dengan penyelesaian permukaan rata.
Pasir :
Sesuai dengan standar ASTM C144 atau standar nasional yang berlaku.
Mortar dan Grouting :
Non staining sesuai dengan standar ASTM C270 atau Spesifikasi Teknis.
Persiapan.
Batu harus benar – benar bersih sebelum dipasang dengan dicuci menggunakan sikat
plastik serta air bersih.
Pekerjaan atau instalasi lain yang terkait dalam pekerjaan pemasangan batu ini harus
dipelajari terlebih dahulu serta di-marking sesuai dengan gambar pelaksanaan
Pemasangan.
Batu harus dipasang oleh tukang yang ahli serta apabila diperlukan batu dapat dipotong
di lapangan dengan menggunakan mesin pemotong.
Toleransi pemasangan antar batu pada dinding tidak lebih dari 9 mm untuk setiap 6 m
tinggi pasangan.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 35
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan seluruh penutup facade serta canopy
entrance, Alumunium Composite Panel (ACP) yang sesuai gambar rencana dan spesifikasi
teknis ini.
Sesuai dengan standar pelaksanaan fabrikan alumunium composite panel yang dipilih,
sebagai contoh gambar berikut ini :
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 36
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan teras-teras
termasuk plin dan tangga, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi
penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin keramik pada tempat-
tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.
Umum.
Ubin harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal yang memenuhi
ketentuan SNI.
Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya tidak
siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.
Homogeneus Tile
- Homogeneus Tile yang dipakai ukuran 600 X 600 mm. Semua bahan buatan
dalam negeri (produk Granito, Sierra Tiles, Roman Granit) dan digunakan
untuk ruangan yang telah ditentukan dalam schedule finishing.
Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema Warna yang sudah
ditentukan pada pembangunan tahap sebelumnya.
Adukan.
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat
dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.
Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, harus memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI
118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103 (khusus daerah
basah), AM 30 Mortarflex, ASA Fixall atau yang setara.
Persiapan.
Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-
benar selesai.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 38
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air bersih/air
kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah pasangan ubin ini
telah diselesaikan terlebih dahulu.
Pemasangan.
Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dan bagian lain yang harus kedap air harus
terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan
lain dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan diatas lapisan pasir dengan
ketebalan sesuai Gambar Kerja.
Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yamg terpasang tetap lurus dan rat.
Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.
Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rat dan seragam, saling tegak lurus.
Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi,
bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan warna
keramiknya dan disetujui Konsultan MK.
Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari
penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai
pengarahan dari Konsultan MK.
Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan kerja, pemasangan adukan
cair pada pekerjaan – pekerjaan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan / atau petunjuk
Konsultan MK.
Adukan Encer.
Adukan encer harus dibuat dari bahan dasar semen, dan harus memiliki karakteristik
minimal sebagai berikut :
Merupakan campuran siap pakai.
Tahan terhadap pukulan dan getaran
Jenis non-shrinkage, non-metallic, dan tidak beracun
Memenuhi standar ASTM C-1107
Memiliki kuat tekan minimal 610 kg/cm2 pada umur 7 hari, sesuai ASTM C-109
atau 650 kg/cm2 sesuai BS 1881 part 116.
Seperti Sika Grout 214-11, Conbextra GPXtra dari Fosroc, atau Hitchins yang disetujui
Konsultan MK.
Air .
Air sebagai bahan pencampur / pengencer harus air yang bersih seperti disyaratkan
dalam Spesifikasi Teknis.
Cetakan / Acuan.
Bahan cetakan / acuan dibuat dari bahan besi pelat atau kayu lapis dengan ketebalan
yang sesuai, yang dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan ukuran dan bentuk yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Cetakan / acuan harus sama pada semua tempat yang menhendaki ukuran dan bentuk
yang sama.
Cetakan / acuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga adukan encer dapat dialirkan
seluruhnya selama pelaksanaan. Jalan masuk yang baik harus disediakan.
Cetakan / acuan harus duah disiapkan dan bagian yang akan menerima adukan encer
harus dibersihkan dari minyak, gemuk dan segala kotoran lainnya yang akan
mengurangi daya lekat. Debu harus ditiup keluar dari cetakan.
Angkur – angkur, baut pengencang dan pelat landasan harus sudah tepat elevasinya
sebelum penuangan adukan encer.
Cuaca.
Cuaca pada saat akan melaksanakan pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan
dari pabrik pembuat adukan encer bersangkutan.
Pelaksanaan.
Adukan encer dapat dituangkan atau dipompakan ke dalam cetakan / acuan atau sesuai
petunjuk pabrik pembuat. Penggetaran halus akan memperlancar aliran.
Penggunaan tali atau rantai akan memperlancar aliran pada bagian yang berjarak lebih
dari 100 cm (gerakan menggergaji dari tali atau rantai melancarkan aliran adukan encer
– cara ini harus dilakukan sedemikian rupa agar tidak terbentuk ruang kosong).
Aliran adukan encer harus tetap terjaga sampai adukan encer mengisi rongga cetakan
dan telah memenuhi seluruh panjang cetakan pada sisi lainnya. Penempatan adukan
encer harus dilakukan dari salah satu sisi saja.
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga
kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya,
sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan standar
pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.
Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan mengambil 1 liter
contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secar acak dari kaleng/kemasan yang
masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk
memperoleh contoh yang benar-benar dapat mewakili.
Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di atas 2
(dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300mm x 300mm untuk
masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi disimpan
Pengawas Lapangan guna memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang
bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
15.5.1. Umum.
Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor takaran
pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat,
yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai
dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek dagang
dengan cat akhir yang akan digunakan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai harus
berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi Mowilex, Jotun, Propan.
Cat Epoxy digunakan untuk permukaan dinding sesuai gambar rencana dan skedule
finishing dengan ketebalan 600 mikron untuk dinding dan 1000 mikron untuk lantai. Bahan
yang digunakan adalah setara produk PT Propan Raya atau setara.
15.5.3. Undercoat.
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.
Permukaan Gipsum.
Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan permukaan yang
cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
Kemudian permukaan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus untuk
gipsum, untuk menutup permukaan yang berpori, seperti ditentukan dalam Spesifikasi
Teknis.
Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai ketentuan
Spesifikasi ini.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 43
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Proses Pengecatan.
- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan kedaan
cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 44
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering),
sesuai ketentuan berikut.
a. Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
c. Permukaan Interior dan Eksterior Pelesteran dengan Cat Akhir Berbahan Dasar
Minyak.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality
gloss finish.
d. Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc chromate
primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss
finish.
- Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan ketentuan
dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk digunakan.
Metode Pengecatan.
- Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat diberikan
dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
- Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau disemprotkan
dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan secara lengkap tenaga kerja, alat-alat, bahan-bahan dan
pelaksanaan pekerjaan lapisan transparan pada seluruh permukaan kayu halus sesuai
petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Penyimpanan.
Bahan lapisan transparan harus disimpan dalam ruang yang kering dengan ventilasi
yang cukup, terlindung dari cuaca, air dan api. Penyimpanan tidak boleh langsung di
atas tanah.
Umum.
Bahan-bahan untuk pekerjaan lapisan transparan harus dalam kaleng/kemasan yang
masih tertutup (disegel) dan jelas menunjukkan merek dagang, nomor formula atau
spesifikasi nomor pabrik, warna, petunjuk dari pabrik dan nama pabrik yang seluruhnya
masih absah pada saat pemakaian.
Cat-cat yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang, seperti IMPRA produksi
PT Propan Raya atau setara yang disetujui.
- PenutupPori-pori.
Penutup pori-pori Impra SS-121, digunakan sebagai cat dasar.
Cat akhir Impra Meuble Lack NC-141, digunakan sebagai cat akhir, dengan
penyelesaian semi kilap/satin.
Amplas.
Jenis amplas sesuai dengan ketentuan dalam butir 5.2. dari Spesifikasi Teknis ini dan
disetujui Pengawas Lapangan.
Umum.
- Pekerjaan lapisan transparan dilaksanakan pada seluruh permukaan kayu halus
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, kecuali bila ditentukan lain.
- Lapisan II.
1 bubuk pewarna dalam warna sesuai ketentuan Skema Warna yang diterbitkan
terpisah. Ketika masih basah, sapu bubuk pewarna dengan boal kapas atau
semprotan untuk menyebarkannya sehingga diperoleh warna yang merata.
Sebelum mengaplikasikan lapisan berikutnya, lapisan sebelumnya, yang akan
mengering dalam waktu minimal 3 jam, harus diamplas dengan kertas amplas
halus dan setelah bubuk pewarna kering, permukaan kayu dibersihkan dengan
kain kering untuk menyingkirkan bubuk yau yang berlebih.
Aplikasi bubuk warna harus dengan allat penyemprot sesuai rekomendasi pabrik
pembuat.
- Lapisan III.
1 atau 2 lapis sealer sebagai cat dasar. Biarkan lapisan mengering dalam waktu
minimal 3 jam, dan kemudian amplas dengan kertas amplas no. 400. ulangi
proses ii sekali lagi untuk memperoleh permukaan yang rata dan halus.
Aplikasi sealer harus dengan alat yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat.
- Lapisan IV.
1 atau 2 lapis lapisan cat (top coat) dalam tipe/jenis penyelesaian sesuai
ketentuan Skema Warna yang diterbitkan kemudian atau sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan.
Aplikasi cat akhir harus dengan alat penyemprot sesuai rekomendasi pabrik
pembuat.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 47
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Metode Pengaplikasian.
Pengerjaan lapisan transparan dilaksanakan dengan menggunakan alat-alat yang sesuai
dengan petunjuk dari pabrik pembuat.
Bagian ini mencakup semua pekerjaan fixed furniture ditunjukkan dalam gambar, meja
counter, Panel, dll sesuai gambar rencana. Pekerjaan ini, meliputi penyediaan alat, bahan
dan tenaga untuk keperluan.
Contoh Bahan.
Kualitas Pekerjaan.
Kayu lapis yang terdiri dari pecahan – pecahan atau bahan – bahan sisa pada
bagian tengahnya tidak boleh digunakan.
Jumlah minimal lapisan untuk kayu lapis harus terdiri 3 lapis untuk tebal 4
sampai dengan 6 mm, 4 lapis untuk tebal 9 sampai dengan 15 mm dan 7 lapis
untuk tebal 18 sampai dengan 25 mm, sesuai ketentuan SNI 01-2704-1999.
Kayu lapis yang akan digunakan harus memiliki ketebalan sesuai petunjuk
Gambar Kerja dan digunakan pada tempat – tempat seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
Alat Pengencang.
Semua alat pengencang yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini, seperti paku, sekrup,
baut, angkur dan lainnya harus dari baja lapis galban / seng dalam ukuran sesuai
petunjuk Gambar Kerja atau sesuai kebutuhan standar yang berlaku.
Laminasi.
Laminasi dengan tebal minimum 0.8 mm dengan proses HPL (High Pressure Laminated)
harus tahap terhadap panas dan memiliki warna serta corak yang akan ditentukan
kemudian, seperti buatan Formica, Resopal, Decoform, Supreme Decoluxe atau yang
setara.
Perekat.
Semua lem dan perekat yang digunakan harus dari jenis kedap air, seperti produk
neoprene based / synthetic resin based seperti FOX atau yang setara.
Pengawetan.
Semua jenis kayu dan kayu lapis yang dipasang tetap dalam bangunan atau struktur
harus sudah diberi bahan pengawet.
Bila kayu yang telah diawetkan dipotong, maka bagian permukaan yang dipotong
tersebut harus diulas dengan bahan pengawet yang sama.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 49
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Pengerjaan.
Pekerjaan kayu yang telah selesai harus diamplas, bebas dari bekas mesin dan alat,
kikisan, serta kayu yang timbul atau cacat lain di permukaan yang terlihat. Sambungan
harus rapat sedemikian rupa untuk mencegah penyusutan. Sambungan pasak harus
disetel dengan lem dan diberi baji dan untuk pekerjaan interior harus disemat.
Lapisan Pelindung.
Penyelesaian untuk semua permukaan kayu harus menggunakan cat duko atau melamic
sesuai ketentuan gambar perencanaan. Lapisan pelindung untuk meja (top
Table/counter top) menggunakan pelapisan dengan HPL (High Pressure Laminated)
Susut (Mengkerut).
Persiapan, penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan kayu halus sedemikian
rupa, hingga susut di bagian mana saja dan ke arah manapun tidak akan mengurangi /
mempengaruhi kekuatan dan bentuk dari pekerjaan kayu yang sudah jadi. Juga tidak
menyebabkan rusaknya bahan – bahan yang bersentuhan.
Pembersihan.
Semua tatal, puntung kayu dan kayu bekas harus dibersihkan secara teratur dan pada
waktu penyelesaian pekerjaan.
Semua bekas yang sudah tidak dapat digunakan lagi dan sampah – sampah harus
disingkirkan dan dimusnahkan.
15.1. KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan asesoris yang berhubungan seperti
ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang diperlukan.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 50
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti ditunjukkan
dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang diperlukan.
Bak cuci tangan tipe dinding ahrus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak bagian
luar alat-alat tersebut berada 800mm di atas lantai, kecuali bila ditunjukkan lain dalam
Gambar Kerja.
Bak cuci tangan tipe pemasangan di meja harus dipasang pada ketinggian sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja.
Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian rupa pada meja/kabinter
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Urinoir harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak tepi bagian depan alat ini
berada 530mm diatas lantai untuk orang dewasa dan 330mm untuk anak-anak, atau
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat
perlengkaan sanitasi atau sesuai persetujuan Pengawasan Lapangan.
Pemanas air dengan tenaga listrik harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari
pabrik pembuatnya, pada tempat-empat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan
pekerjaan elektrikal harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.
Pemasangan alat-alat sanitair lain
Kaca cermin dan tempat alat-alat pada wastafel harus dipasang sipat datar dan
diskrupkan pada dinding. Barang-barang yang akan dipakai harus tidak bercacat
sedikitpun. Floor drain harus dipasang dengan saringannya, dan dipasang rapih.
Semua sela-sela antara floor drain dengan lantai, harus diisi dengan adukan 1 Pc : 2
Ps. Pasangan harus sedemikian sehingga bidang atas floor drain rata dan sebidang
dengan bidang lantai. Paper holder hanya dipasang pada toilet yang closetnya duduk.
Tempat sabun hanya dipasang pada toilet yang ada bak airnya saja. Tinggi pemasangan
pada dinding 100 cm di atas lantai.
Aksesori.
Kecuali ditentukan lain, aksesori untuk daerah basah, seperti kamar mandi harus sesuai
atau setara dengan produk berikut dan terdiri dari :
- Tempat sabun cair : tipe T 126 AR dari Toto.
- Tempat sabun padat : tipe TX 2 B dan S 156 N dari Toto.
- Tempat kertas tisu : tipe TS 116 R dari Toto.
- Kait handuk : tipe TX 4 B, TX 701 AC dan TS 115 S dari Toto.
- Gantungan baju : tipe TS 118 WS dari Toto.
Cermin.
Kecuali ditentukan lain harus menggunakan cermin dengan tebal 6mm dengan ukuran
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan cermin harus merupakan produk jadi seperti
tipe TX 716 A buatan Toto.
Semua aksesoris harus dipasang menurut petunjuk pabrik dan Gambar Kerja, kecuali
bila dinyatakan lain secara tertulis.
Letak/posisi pemasangan dan jumlah setiap jenis aksesori harus dengan petunjuk dalam
Gambar Kerja.
Kontraktor bertanggung jawab melengkapi semua aksesori daerah basah yang
diperlukan sehingga pemasangan terlaksana dengan baik.
Cermin berupa produk jadi harus dipasang sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya,
sedang cermin selain produk jadi harus dipasang sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja
dan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 08800.
Perlengkapan plambing seperti kloset, wastafel dan lainnya dapat dilihat dalam
Spesifikasi Teknis.
Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan tenaga kerja, alat – alat dan bahan berikut
pemasangan penutup Atap Asphalt Single Roof, seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
a. Contoh Bahan.
Contoh dan brosur bahan – bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus
diserahkan lebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui,
sebelum pengadaan bahan – bahan ke lokasi proyek.
b. Gambar Detail Pelaksanaan.
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan kepada
Pengawas Lapangan, Gambar Detail Pelaksanaan yang mencakup ukuran – ukuran,
cara pemasangan dan detail lain yang diperlukan, untuk diperiksa dan disetujui.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 53
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
a. Umum.
Semua bahan – bahan yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini harus seluruhnya
dalam keadaan baru berkualitas baik secara telah disetujui Pengawas Lapangan.
b. Sirap Asphalt Single Roof
1. Sirap Asphalt yang dipakai jenis Asphalt roof tebal 3 mm dengan bebatuan berikut
bubungannya dan flasingnya.
2. Penutup atap harus terbuat dari bahan Asphalt berkualitas tinggi, serta memiliki
karakteristik minimal sebagai berikut :
a. Lapisan 1 : Adhesive self- pastern with hot melt
b. Lapisan 2 : Wineral surface granules
c. Lapisan 3 : Weathering grade asphalt
d. Lapisan 4 : Glass fiber mat
e. Lapisan 5 : Quart anti Slip sand
3. Pemasangan genteng Asphalt sesuai dengan standar yang disaratkan oleh pabrik
sesuai dengan jenis yang dipilih, warna akan ditentukan kemudian.
1. Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk pekerjaan ini.
2. Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan insulasi penutup atap, meliputi
pemasangan multipleks, ROOFMESS dan alumunium foil.
b. Bahan
1. Umum.
Semua bahan isolasi harus baru, bebas dari kerusakan dan dari kualitas terbaik,
dari pabrik pembuat atau pemasok yang dikenal : merk LNG
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 54
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
2. Glasswool.
Glasswool harus terdiri dari serat – serat kaca dan thermosetting resin yang
antara dan harus memiliki karakteristik sebagai berikut :
Ringan
Nilai penghantar panas maksimal 0.033 W/mK pada 100C
Kepadatan minimal 24 kg/m3
Ketebalan 50 mm atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Seperti tipe PW5024 merek Polyfoil, INS-2450 merek Insfoil atau yang setara.
4. Alumunium Foil.
Alumunium foil harus memiliki karakteristik sesuai standar pabrik pembuatnya,
antara lain sebagai berikut :
Jenis double sided terdiiri dari 5 (lima) lapis laminasi yang terdiri dari 2 (dua)
lapis alumunium foil, 1 (satu) lapis bitumen adhesive, 1 (satu) lapis kertas kraft
dan 1 (satu) lapis bitumen adhesive yang diperkuat dengan pintalan serat
kaca.
Daya pantul permukaan aluminium 95%.
Ketahanan terhadap bocor sesuai ASTM D781
Berat nomila 200 gr/m2
Ketebalan nominal 0.21 mm
Seperti Insfoil 920 atau Harvi Foil 314.
5. Pita Perekat.
Pita perekat untuk alumunium foil harus memiliki karakteristik sesuai standar dari
pabrik pembuatnya, antara lain sebagai berikut :
Tebal tanpa pelapis 80 mikron
Tebal dengan pelapis 135 mikron
Tingkat ketahanan terhadap api memenuhi ketentuan BS 476 part 7 class 1.
Seperti Paratape eks Australia atau PPC No. 403F eks Selandia Baru atau
yang setara.
6. Roofmesh.
Roofmest untuk menopan alumunium foil pada bagian bawah atap bangunan harus
dari jaring kawat baja las lapis seng / galbani celup panas dengan diameter minimal
1.5 mm yang diproduksi dengan sistem las titik pada setiap titik pertemuannya
sehingga membentuk spasi 75 mm x 75 mm.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Umum.
Semua isolasi bangunan harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari
pabrik pembuat dan / atau sesuai Gambar Kerja.
Isolasi bangunan, antara lain harus dipasang pada tempat – tempat berikut :
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 55
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
2. Pemasangan.
Isolasi bangunan harus dipasang lengkap dengan semua penyambung untuk
mencegah ruang – ruang kosong.
Isolasi di atas langit – langit harus ditempatkan dalam posisi menyilang rangka
langit – langit dengan bagian tepi – tepinya bertumpuk untuk mencegah
masuknya panas.
Kawat lapis seng / galbani diameter 2 mm harus dikaitkan dan ditempatkan
secara diagonal di atas isolasi pada langit – langit dalam modul yang memadai
untuk menjaga isolasi tetap pada tempatnya.
Isolasi bangunan di bawah penutup atap berupa lembaran alumunium foil yang
ditempatkan di atas roofmesh atau sesuai petunjuk Gambar Kerja. Semua tepi
dan sambungan akhir harus diberi lewatan minimal sesuai rekomendasi dari
pabrik pembuatnya, dan sambungan tersebut kemudian ditutup dengan pita
perekat.
Isolasi peredam suara untuk ruang diesel / unit pembangkit listrik harus
dipasang sesuai Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui dengan tetap
mengacu pada Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
16.7. Pekerjaan Talang /Pipa Air hujan Untuk Talang dan saluran air yang ter-exposed
Menggunakan bahan Talang Baja FLO – RAIN ( FLO –RAINLINE)
Lingkup pekerjaan ini adalah pemasangan dan perakitan rangka atap dengan baja yang
meliputi perhitungan struktur, Spesifikasi Teknis dan desain oleh pabrikan yang ditunjuk,
berikut pengadaan aplikator yang direkomendasi oleh pabrik penghasil :
Sistem rangka atap
Reng
Ikatan angin
Dan aksesori pelengkap lainnya untuk melengkapi pemasangan.
a. Australian Standard :
AS 1163 – Structural Steel Hollow Sections
AS 1170 – Loading Code,
Part 1 : Dead and Live Loads and Load Combinations
Part 2 : Wind Loads
AS 1538 – Cold Formed Structures Code
AS 1554 – Structural Steel Welding Code
AS 4100 – Steel Structures Code
AS 1397 – Steel Sheet and Strip – Hot Dipped Zinc Coated and Aluminium / Zinc
Coated
AS 3566 – Self Drilling Screws for The Building and Construction Industries
AS 1650 – Hot Dipped Galvanized Coatings on Ferrous Articles.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 56
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
b. Penyerahan.
Kontraktor harus menyerahkan data – data berikut :
Data produk untuk setiap tipe rangka baja ringan dan aksesori.
Data analisa struktur yang tertutup dan ditanda tangani enjinir profesional yang
dipilih yang bertanggung jawab untuk mempersiapkannya.
Sertifikat pabrik yang ditanda tangani oleh pabrik pembuat rangka baja ringan yang
menyatakan bahwa produk mereka memenuhi persyaratan, termasuk ketebalan
baja tanpa lapisan, tegangan leleh, tegangan tarik, elongasi total dan ketebalan
lapisan pelapis metal.
Sebagai pengganti sertifikat pabrik, serahkan laporan pengujian dari agensi
pengujian yang terdaftar yang membuktikan kesesuaiannya dengan persyaratan –
persyaratan.
Sertifikat tukang las yang ditanda tangani Kontraktor yang menyatakan bahwa
tukang las memenuhi persyaratan – persyaratan yang ditetapkan dalam butir
Jaminan Mutu.
c. Jaminan Mutu.
Pekerjakan fabrikator dan pemasang yang telah berpengalaman dengan bahan,
desain rangka baja ringan yang sejenis, dan dengan catatan pengalaman proyek
yang berhasil.
Standar pengelasan harus memenuhi ketentuan AWS D1.1 atau AS 1554 edisi
terakhir.
Rangka baja ringan harus disimpan di ruang yang memiliki ventilasi cukup untuk
mencegah kondensasi dan dilindungi dengan penutup tahan air.
a. Manufaktur / Fabrikator.
Sesuai dengan ketentuan – ketentuan, manufaktur / fabrikator sistem rangka baja ringan
yang dapat memenuhi standar (eks produk, Magna , Bluescope)
b. Spesifikasi bahan
19.5. PEKERJAAN
a. Fabrikasi.
b. Pemasangan.
1. Umum.
Harus memenuhi persyaratan fabrikasi seperti disebutkan di atas.
Lengkapi dengan ikatan angin, balok di atas bidang bukaan dinding, siku – siku
penulangan, pengaku, aksesori dan alat pengencang yang sesuai dengan
persyaratan engineer pabrik pembuat.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 58
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Pasang rangka baja ringan dan aksesori agar vertikal, tegak lurus empat sisi,
sesuai dengan garis yang telah ditentukan, dan dengan sambungan yang
kencang.
Pasang bagian rangka dalam satu bagian panjang utuh bila memungkinkan.
Lengkapi dengan ikatan angin sementara yang dibiarkan pada tempatnya
sampai rangka baja ringan menjadi stabil secara permanen.
Sambungan muai harus dibuat terpisah dari rangka baja ringan dengan cara
sesuai persyaratan. Do not bridge building expansion and control joints with
cold-formed metal framing. Independently frame both sides of joints.
Pasang rangka baja ringan dalam batas variasi toleransi maksimal yang
diijinkan dari vertikal, elevasi, dan garis yang telah ditentukan, 3 mm dalam 300
cmm (1 : 1000).
Bagian rangka baja individual harus ditempatkan maksimal 3 mm dari lokasi
rencana. Kesalahan kumulatif tidak boleh dari persyaratan pengencangan
minimal pelapis, penutup atau bahan penyelesaian lainnya.
c. Perbaikan Perlindungan.
Persiapkan dan perbaiki lapisan seng yang rusak pada rangka baja High Tensil yang
telah difabrikasi dan dipasang dengan cat perbaikan lapisan seng yang sesuai dengan
rekomendasi pabrik pembuat.
20.1. UMUM
1) Uraian:
Pekerjaan Landscape meliputi semua pekerjaan pertamanan, perkerasan dan jalan
lingkungan pada ruang luar, maupun bentukan -bentukan, serta bagian-bagian lainnya pada
lokasi yang ditunjuk pada Gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjsan. Pada pekerjaan
ini sudah termasuk persiapan, rnenempatan material, dan transport pengangkutan dari luar,
tanah taman, pupuk, urukan dan pengaspalan jalan maupun material paving sebagal
perkerasan lahan untuk sirkulasi dan masa pemeliharaan sesuai waktu yang ditentukan
dalam kontrak
3) Jadual Kerja :
a) Kontraktor harus membuat/menyiapkan semua komponen bahan dan peralatan
Landscape sesuai dengan kebutuhan aplikasi dilapangan.
b) Pastikan bahwa semua tanaman dan Landscape terpasang dengan benar dan
terpasang sempuma sesuai ketentuan bestek dan kontrak jika ada yang cacat dan mati
maka harus segera dibenahi atau diganti
Setiap memulai pekerjaan Landscape harus sepengetahuan dan seijin Direksi Pekerjaan
20.2. PERTAMANAN
A. BAHAN
Yang dimaksud disini adalah tanaman yang mempunyai besaran tertentu dan jenis tanaman meliputi
ketentuan dalam kontrak yang terbagi sebagai berikut:
1. Tanaman rumput sebagai penutup lahan kosong taman
2. Tanaman perdu sebagai elemen pengisi bentukan taman
3. Tanaman Semak sebagai pembentuk taman
4. Tanaman keras sebagal point pengarah
5. Tanaman Hias sebagai pengisi ruang yang memertukan daya tarik aktivitas
6. Tanaman penanda sebagai elemen pelengkap ruang
7. Elemen keras sebagai hiasan pelengkap taman
e) Ketinggian tanaman keras minimal untuk jenis palm adalah 3 meter batang
f) Ketinggian tanaman beringin dan buah sejenisnya minimal ketinggian batangnya 2 m
B. PELAKSANAAN
2) Tanaman perdu:
a) Permukaan dan ketinggian pohon harus rata dan sama umumya sehingga terlihat lurus jika
ditanam dan dapat sebagai pembentuk bidang taman
b) Bagi tanaman yang baru dipasang harus disiram dan dirawat sesuai standart penanaman
pohon sehingga subur dan jika ada yang mati harus segera diganti
c) Setelah ditanam maka selama kontrak belum selesai dan dalam masa pemeliharaan, maka
kontraktor masih harus menggaransi dan bertanggung jawab penuh terhadap tanaman dan
harus merawat sampai benar-benar bisa diterima oleh Direksi.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 61
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
3) Tanaman keras;
a) Permukaan dan ketinggian pohon harus sesuai dengan yang diharuskan dalam rencana
kontrak sehingga benar-benar sesuai dengan gambar rencan dan sebelum pekerjaan dimulai
harus mengajukan gambar shop drawing terlebih dahulu kepada direksi pekerjaan
b) Bagi tanaman yang baru dipasang harus disiram dan dirawat sesuai standart penanaman
pohon sehingga subur dan jika ada yang mati harus segera diganti
c) Setelah ditanam maka selama kontrak belum selesai dan dalam masa pemeliharaan, maka
kontraktor masih harus menggaransi dan bertanggung jawab penuh terhadap tanaman dan
harus merawat sampai benar-benar bisa diterima oleh Direksi.
6) Persetujuan Bahan:
Sebelum mengadakan pembelian bahan dan pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan contoh-
contoh bahan dan tanaman dan metode pelaksanaan maupun shop drawing untuk mendapatkan
persetujuari Direksi Pekerjaan.
A) BAHAN
Yang dimaksud disini adalah perkerasan jalur sirkulasi meliputi ketentuan dalam kontrak
yang terbagi sebagai berikut:
1. Pasangan perkerasan pembentuk jalur hijau
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 62
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
2. Pasangan paving sebagai penutup jalur pejalan kaki dan sirkulasi keliling dan
seputar bangunan
3. Pasangan lantai beton dilapis batu alam, koral sikat dan paras sebagai jalan masuk
kendaraan dan areal entrance.
4. Pasangan urugan limestone dan pengaspalan termasuk lapisan agregat/biscours A
dan B
5. Perkerasan pembentuk jalur hijau:
a) Menggunakan jenis bahan jadi atau pabrikasi yang berupa kanstin .
b) Menggunakan material pasangan berupa batako yang dibentuk sesuai dengan
disain sebagai pern bates
c) Menggunakan bahan perkerasan beton yang dilapis batu alam atau koral sikat
sebagai pembentuk jalan sirkulasi dan entrance
7. Pasangan lantai beton dilapis batu alam koral sikat dan parasi
a) Beton pelapis tebal 12 cm dengan wire mesh M-6
b) Penempel batu alam dan koral sikat menggunakan media semen yang telah
dicampur additive atau menggunakan product spesialist setara SIKA atau
Fosroc, atau semen setara MU
c) Motif batu alam atau koral sikat harus mempunyai warna yang senada dan
selaras dalam satu area dan memakai siar atau nak dari logam berupa kuningan
atau aluminium tebal minimal 5 mm
B). PELAKSANAAN
b. Bidang harus rata halus dibersihkan dari semua kotoran-kotoran yang melekat, kemudian
dibersihkan dengan kompresor 4 Bar.
c. Setelah bidang siap di diaspal jika mengharuskan pakai pelindung cuaca pada permukaan
bidang rata, semua lapisan dibuat rapi rata dan lurus. Lapisan dalam kondisi baik dan kering.
2) Persetujuan Bahan:
a. Sebelum mengadakan pembelian bahan dan pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan
contoh-contoh bahan dan tanaman dan metode pelaksanaan maupun shop drawing untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
UMUM
a. Uraian
a) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan
tanah atau batu atau bahan lain dari lokasi atau sekitarnya yang diperlukan untuk
menyelesaikan dari pekerjaan dalam Kontrak ini.
b) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk penyiapan pekerjaaan pembuatan saluran air /
selokan, penyiapan badan jalan, dinding penahan tanah dan pembuatan tangga serta
pekerjaan-pekerjaan perataan tanah yang diperlukan sehubungan penentuan elevasi
sesuai gambar, untuk formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau
struktur lainnya, untuk pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah humus, untuk
pekerjaan stabilitasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan
konstuksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan bahan
perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan penampang yang sesuai
dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c) Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini berlaku untuk semua jenis
galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan pekerjaan galian dapat berupa :
i) Galian Biasa
ii) Galian Batu
iii) Galian Struktur
d) Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian
batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan
beraspal.
e) Galian batu harus mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 meter kubik atau
lebih dari seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut Direksi Pekerjaan adalah tidak
praktis atau bahan lainnya yang menurut Direksi Pekerjaan adalah tidak praktis menggali
tanpa menggunakan alat bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan. Galian ini
tidak termasuk galian yang menurut Direksi Pekerjaan dapat dibongkar dengan penggaru
(ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 64
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
f) Galian struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang
disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk struktur. Setiap galian yang didefinisikan
sebagai galian biasa atau Galian Batu tidak dapat dimasukkan dalam Galian Struktur.
Galian struktur terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok beton penahan
tanah, dan struktur pemikul beban lainnya selain yang disebut dalam Spesifikasi ini.
Pekerjaan galian struktur mencakup : penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan; pembuangan bahan galian yang tidak terpakai; semua keperluan
drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong; pembuatan tempat kerja atau
cofferdam beserta pembongkarannya.
Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh
Direksi Pekerjaan sebelum bahan ini dipandang cocok untuk proses daur ulang.
b. Toleransi Dimensi
a) Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan beraspal
tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm dari yang ditentukan dalam Gambar atau yang
diperintah oleh Direksi Pekerjaan pada setiap titik, sedangkan untuk galian perkerasan
beraspal tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang disyaratkan.
b) Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air
permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin
pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.
c. Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan
a) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut Seksi ini, sebelum memulai pekerjan,
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan, gambar detail penampang
melintang yang menunjukkan elevasi tanah asli sebelum operasi pembersihan dan
pembongkaran, atau penggalian dilaksanakan.
b) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan gambar detail seluruh struktur
sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong
(shoring), pengaku (bracing), cofferdam, dan dinding penahan rembesan (cut-off-wall), dan
gambar-gambar tersebut harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum
melaksanakan pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh struktur sementara yang
diusulkan.
c) Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan untuk setiap galian untuk tanah dasar,
formasi atau pondasi yang telah selesai dikerjakan, dan bahan landasan atau bahan
lainnya tidak boleh dihampar sebelum kedalaman galian, sifat dan kekerasan bahan
pondasi disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan, seperti yang disebutkan dalam
pasal-pasal dalam spesifikasi ini.
d) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu catatan tertulis tentang
lokasi, kondisi dan kuantitas perkerasan beraspal yang akan dikupas atau digali.
Pencatatan pengukuran harus dilakukan setelah seluruh bahan perkerasan beraspal telah
dikupas atau digali.
d. Pengamanan Pekerjaan Galian
a) Kontraktor harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan pekerja,
yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada disekitar lokasi
galian.
b) Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan mampu
menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus dipertahankan sepanjang
waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harus dipasang
bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, Kontraktor
harus menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan
dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keamanan pekerja maka galian tanah yang
lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1 meter atau sebagaimana
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
c) Peralatan berat untuk memindahkan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak
diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian parit untuk gorong-
gorong pipa atau galian pondasi untuk struktur, terkecuali bilamana pipa atau struktur
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 65
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
lainnya yang telah terpasang dalam galian dan galian tersebut telah ditimbun kembali
dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan telah dipadatkan.
d) Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut-off wall) atau cara lainnya untuk mengalihkan
air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan cukup kuat untuk
menjamin bahwa keruntuhan mendadak yang dapat membanjiri tempat kerja dengan cepat,
tidak akan terjadi.
e) Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian, dimana
kepala mereka, yang meskipun hanya kadang-kadang saja, berada di bawah permukaan
tanah, maka Kontraktor harus menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi kerja
yang tugasnya hanya memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian,
peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia
pada tempat kerja galian.
f) Apabila menggunakan bahan peledak untuk galian batu, bahan tersebut harus disimpan,
ditangani dan digunakan dengan hati-hati dan dibawah pengendalian yang ekstra ketat
sesuai dengan Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku. Kontraktor harus
bertanggung jawab dalam mencegah pengeluaran atau penggunaan yang tidak tepat atas
setiap bahan peledak dan harus menjamin bahwa penanganan peledakan hanya
dipercayakan kepada orang yang berpengalaman dan bertanggung jawab.
g) Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang
cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian
terbuka pada lokasi jalur lalu lintas maupun lokasi bahu jalan harus diberi rambu tambahan
pada malam hari berupa drum yang dicat putih (atau yang sejenis) beserta lampu merah
atau kuning guna menjamin keselamatan para pengguna jalan, sesuai dengan yang
diperintah Direksi Pekerjaan.
e. Jadwal Kerja
a) Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan dengan
pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang mulus (sand), dengan
mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman akibat hujan dan gangguan dari
operasi pekerjaan berikutnya.
b) Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan dengan
pelaksanaan setengah badan jalan sehingga jalan tetap terbuka untuk lalu lintas pada
setiap saat.
c) Bilamana lalu lintas pada jalan terganggu karena peledakan atau operasi-operasi
pekerjaan lainya, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu atas jadwal
gangguan tersebut dari pihak yang berwenang dan juga dari Direksi Pekerjaan.
d) Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan maka setiap galian perkerasan beraspal
harus ditutup kembali dengan campuran aspal pada hari yang sama sehingga dapat
dibuka untuk lalu lintas.
struktur permanen atau pekerjaan lainnya selesai. Pembongkaran harus dilakukan sedemikian
sehingga tidak mengganggu atau merusak struktur atau formasi yang telah selesai.
Bahan bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap menjadi milik Kontraktor atau bila
memenuhi syarat dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, dapat dipergunakan untuk pekerjaan
permanen dan dibayar menurut Mata Pembayaran yang relevan sesuai dengan yang terdapat
dalam Daftar Penawaran.
Setiap bahan galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam saluran air harus
dibuang seluruhnya setelah pekerjaan berakhir sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
saluran air.
Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh Kontraktor harus
ditinggalkan dalam suatu kondisi yang rata dan rapi dengan tepi lereng yang stabil dan saluran
drainase yang memadai.
a. Prosedur Umum
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan dalam
gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua
bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan
batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanen.
Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap
bahan di bawah dan di luar batas galian.
Bilamana galian yang tereskpos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam
keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak memenuhi
syarat, maka bahan tesebut harus seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan
timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis formasi
untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan, atau
pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut harus digali 15 cm lebih
dalam sampai permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada
permukaan yang tereskpos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya
lebih besar dari 15 cm harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan
cara menimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan dipadatkan.
Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika, menurut pendapat
Direksi Pekerjaan, tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara atau suatu penggaru
(ripper) hidrolis berkuku tinggi, Direksi Pekerjaan dapat melarang peledakan dan
memerintahkan untuk menggali batu dengan cara lain, juka, menurut pendapatnya, peledakan
tersebut berbahaya bagi manusia atau struktur disekitarnya, atau bilamana dirasa kurang
cermat dalam pelaksanaannya.
Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan anyaman
pelindung ledakan (heavy mesh blashing) untuk melindungi orang, bangunan dan pekerjaan
selama peledakan. Jika dipandang perlu peledakan harus dibatasi waktunya seperti yang
diuraikan oleh Direksi Pekerjaan.
Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau cara lainnya,
sehinga tepi-tepi potongan harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan serata mungkin. Batu
yang lepas atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil atau menimbulkan bahaya terhadap
pekerjaan atau orang harus dibuang, baik terjadi pada pemotongan batu yang baru maupun
yang lain.
b. Galian pada tanah dasar Perkerasan dan Bahu Jalan, Pembentukan Berm, Selokan dan Talud
Ketentuan dalam Seksi 4, penyiapan Badan Jalan, harus berlaku seperti juga ketentuan dalam
Seksi ini.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 68
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
ii) Pekerjaan tambah sebagai akibat dari longsoran lereng atau struktur sementara penahan
tanah atau air (seperti penyokong, pengaku, atau cofferdam) yang sebelumnya telah
diterima oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis.
Pekerjaan galian untuk selokan drainase dan saluran air, kecuali untuk galian batu, tidak akan
diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini. Pengukuran dan Pembayaran harus dilaksanakan
menurut ketentuan pemasangan gorong gorong dari Spesifikasi ini.
Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk pemasangan gorong-gorong pipa, tidak akan diukur
untuk pembayaran, kompensasi dari pekerjaan ini dipandang telah dimasukkan ke dalam
berbagai harga satuan penawaran untuk masing-masing bahan tersebut, sesuai dengan
ketentuan pemasangan gorong gorong dari Spesifikasi ini.
Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk memperoleh bahan konstruksi dari sumber bahan
(borrow pits) atau sumber lainnya di luar batas-batas daerah kerja tidak boleh diukur untuk
pembayaran, biaya pekerjaan ini dipandang telah dimasukkan dalam harga satuan penawaran
untuk timbunan atau bahan perkerasan.
Pekerjaan galian dan pembuangan yang diuraikan dalam prosedure penggalian selain untuk
tanah, batu dan bahan perkerasan lama, tidak akan diukur untuk pembayaran.
b) Pekerjaan galian yang dapat dimasukkan untuk pengukuran dan pembayaran menurut Seksi
ini akan tetap dibayar sebagai galian hanya bilamana bahan galian tersebut tidak digunakan
dan dibayar dalam Seksi lain dari Spesifikasi ini.
c) Bilamana bahan galian dinyatakan secara tetulis oleh Direksi Pekerjaan dapat digunakan
sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Kontraktor sebagai bahan
timbunan, maka volume bahan galian yang tidak terpakai ini dan terjadi semata-mata
hanya untuk kenyamanan Kontraktor dengan exploitasi sumber bahan (borrow pits) tidak
akan dibayar.
d) Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh
bidang-bidang sebagai berikut :
Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang melalui titik
terendah dari tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai
galian biasa atau galian batu sesuai dengan sifatnya
Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi
Pengukuran volurne tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang diuraikan di atas atau
sebagai pengembangan tanah selama pemancangan, tambahan galian karena
kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.
.
c) Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dengan jarak yang melebihi 5 km harus diukur
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 70
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
untuk pembayaran sebagai volume di tempat dalam kubik meter bahan yang dipindahkan per
jarak tempat penggalian sampai lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan dalam
kilometer.
c. Dasar Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan
pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-
masing Mata Pembayaran yang terdaffar di bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebut
merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan termasuk cofferdam, penyokong,
pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaan galian sebagaimana diuraikan dalam Seksi ini.
Bilamana cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, terrnasuk dalam Mata
Pembayaran yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka pekerjaan ini akan dibayar
menurut Harga Penawaran dalam lump sum sesuai dengan ketentuan berikut ini; pekerjaan ini
mencakup penyediaan. pembuatan. pemeliharaan dan pembuangan setiap dan semua
cofferdam, penyokong, pengaku, sumuran, penutupan, pengendali air (water control) dan
operasi-operasi lainnya yang diperlukan untuk diterimanya penyelesaian galian yang termasuk
dalam pekerjaan dari Pasal ini sampai suatu kedalaman yang ditentukan.
20.7. TIMBUNAN
20.7.1 UMUM
a. Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup pengadaaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan
tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan
kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk
membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang
melintang yang disyaratkan dalam gambar atau disetujuidireksi pekerjaan.
b) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan Seksi ini harus dibagi tiga jenis, yaitu timbunan
biasa, timbunan pilihan dan timbunan pilihan di atas tanah rawa.
Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer) untuk
meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah saluran air dan lokasi
serupa dimana bahan yang plastis solid dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat
juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan
lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan
lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.
Timbunan pilihan di atas tanah rawa akan digunakan untuk melintasi daerah yang rendah
dan selalu tergenang oleh air, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak dapat
dialirkan atau dikeringkan dengan cara yang diatur dalam Spesifikasi ini.
c) Pekerjaan yang tidak termasuk bahan timbunan yaitu bahan yang dipasang sebagai
landasan untuk pipa atau saluran beton, maupun bahan drainase porous yang dipakai
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 71
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
untuk drainase bawah permukaan atau untuk mencegah hanyutnya partikel halus tanah
akibat proses penyaringan.
d) Pekerjaan ini juga mencakup timbunan batu dengan manual atau dengan derek, dikerjakan
sesuai dengan Spesifikasi ini dan sangat mendekati garis dan ketinggian yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Toleransi Dimensi
a) Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau lebih rendah
dari yang ditentukan atau disetujui.
b) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki
kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
c) Pembukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil
yang ditentukan.
d) Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau
dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
c. Standar Rujukan
Standar Nasional lndonesia (SNI) :
SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah Dengan
(AASHTO T 88 -90) Alat Hidrometer
SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande
(AASHTO T 89- 90)
SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis
(AASHTO T 90 -87)
SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan Untuk Tanah
(AASHTO T 99 -90)
SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah
(AASHTO T 180 -90)
SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Alat
(AASHTO T 191- 86) Konus Pasir
SNI 03-1744-1989 : Metode Pengujian CBR Laboratorium
(AASHTO T 193-81)
AASHTO :
AASHTO T 145 -73 : Classification of Soils Aggregate Mixture for Highway
Construction Purpose
AASHTO T 258 -78 : Determining Expansive Soils and Remedial Actions
b) Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut ini kepada Direksi Pekerjaan paling lambat
14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan pertama kalinya sebagai
bahan tirnbunan :
i) Dua contoh masing-masing 50 Kg untuk setiap jenis bahan, satu contoh harus
disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama Periode Kontrak ;
ii) Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk bahan
timbunan, bersama-sama dengan hasil pengujian laboratorium yang menunjukkan
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 72
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
c) Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut ini dalarn bentuk tertulis kepada Direksi
Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan, dan sebelum mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan tidak diperkenankan menghampar bahan lain di atas
pekerjaan timbunan sebelumnya :
i) Hasil pengujian kepadatan seperti yang disyaratkan dalam Pasal jaminan mutu
ii) Hasil pengukuran permukaan dan data survei yang menunjukan bahwa toleransi
permukaan yang disyaratkan dalam Pasal toleransi dimensi dipenuhi
e. Jadwal Kerja
a) Timbunan badan jalan pada Jalan lama harus dikerjakan dengan menggunakan
pelaksanaan setengah lebar jalan sehingga setiap saat jalan tetap terbuka untuk lalu
lintas.
b) Untuk mencegah gangguan terhadap Pelaksanaan abutment dan tembok sayap jembatan,
Kontraktor harus menunda sebagian pekerjaan timbunan pada oprit setiap jembatan di
lokasi-tokasi yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, sampai waktu yang cukup untuk
mendahulukan pelaksanaan abutment dan tembok sayap, selanjutnya dapat
diperkenankan untuk menyelesaikan oprit dengan lancar tanpa adanya resiko gangguan
atau kerusakan pada pekerjaan jembatan.
c) Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti dinyatakan dalam batas-batas kadar
air yang disyaratkan dalam timbunan pilihan atau seperti yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaruk bahan tersebut dengan menggunakan motor
grader atau alat lainnya secara berulang-ulang dengan waktu istirahat selama penanganan
dalam cuaca cerah. Alternatif lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat dicapai
dengan menggaruk dan membiarkan bahan gembur tersebut, Direksi Pekerjaan dapat
memerintahkan agar bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti dengan bahan
kering yang lebih cocok.
d) Timbunan yang telah dipadat dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi
ini, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain, biasanya tidak memerlukan
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 73
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
pekerjaan perbaikan asalkan sifat-sifat bahan dan permukaan masih memenuhi ketentuan
dalam Spesifikasi ini.
e) Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-sifat bahan dari
Spesifikasi ini haruslah seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi
pemadatan tambahan, penggemburan yang diikuti dengan penyesuaian kadar air dan
pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian bahan.
f) Perbaikan timbunan yang rusak akibat gerusan banjir atau menjadi lembek setelah pekerjaan
tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan haruslah Seperti yang
disyaratkan dalam Pasal perbaikan terhadap timbunan dari Spesifikasi ini.
20.7.2 BAHAN
a. Sumber Bahan
Bahan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai dengan pasal "Bahan dan
Penyimpanan" dari Spesifikasi ini.
b. Timbunan Biasa
a) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan galian
tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan yang
memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti yang diuraikan
dalam bagian umum dari pasal mengenai galian dari Spesifikasi ini.
b) Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang "berplastisitas tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO Ml45 atau sebagai CH menurut "Unified
atau Casagrande Soil Classification System”. Bila penggunaan tanah yang berplastisitas
tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar
dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau
kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan
pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau
tanah dasar bahu jalan. Sebagai tambahan, timbunan untuk lapisan ini bila diuji dengan
SNI 03-1744-1989, harus merniliki CBR tidak kurang dari 6% setelah perendaman 4 hari
bila dipadatkan 100% kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh
SN1 03-174Z-1989.
c) Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau derajat
pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau "extra
high", tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan
antara Indeks Plastisitas / PI -(SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-
3422-1994).
c. Timbunan Pilihan
a) Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai "Timbunan Pilihan” bila digunakan pada
lokasi atau untuk maksud dimana timbunan pilihan telah ditentukan atau disetujui secara
tertuIis oleh Direksi Pekerjaan. Seluruh timbunan lain yang digunakan harus dipandang
sebagai timbunan biasa (atau drainase porous bila ditentukan atau disetujui sebagai hal
tersebut sesuai dengan Pasal Drainase Poreus dari Spesifikasi ini).
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 74
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
b) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari. bahan tanah
atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan biasa dan sebagai
tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung, dari maksud penggunaannya,
seperti diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal seluruh
timbunan piIihan harus, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, memiliki CBR paling
sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering
maksimum sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
c) Bahan timbunan piIihan yang akan digunakan bilamana pemadatan dalam keadaan jenuh
atau banjir yang tidak dapat dihindari, haruslah pasir atau kerikil atau bahan berbutir
bersih lainnya dengan Indeks Plastisitas maksimum 6%.
d) Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi timbunan
atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup, bilamana dilaksanakan
dengan pemadatan kering normal maka timbunan pilihan dapat berupa timbunan batu atau
kerikil lempungan bergradasi baik atau Iempung pasiran atau lempung berplastisitas
rendah: Jenis bahan yang dipilih dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan tergantung
pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun atau pada tekanan yang
akan dipikul.
b. Penghamparan Timbunan
a) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang
disyaratkan dalam Pasal toleransi dimensi.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 75
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat
mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.
b) Tanah timbun umumnnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang
telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan
untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan terutama selama musim hujan.
c) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan
sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan
drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di antara kedua
bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis yang sedikit demi
sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous dilaksanakan.
d) Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengan
sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur. Akan
tetapi, sebelum penimbunan kembali diperIukan waktu perawatan tidak kurang dari 8 jam
setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity,
pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum
penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau
pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.
e) Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar lereng timbunan lama harus disiapkan
dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan dibuat
bertangga sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan lama sedemikian sampai
diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya timbunan yang diperlebar harus dihampar
horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar yang kemudian harus
ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan
jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat
mungkin dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana
diperlukan.
c. Pemadatan Timbunan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerja sampai mencapai
kepadatan yang disyaratkan dalam Pasal jaminan mutu
b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada
dalam rentang 3% di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum.
Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum
yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
c) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari
bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta
mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut. Lapis
penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah yang
disyaratkan dalam Pasal jaminan mutu di bawah.
d) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji
kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelun lapisan berikutnya
dihampar.
e) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan
sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang
sama. Bilamana memungkinkan lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas
pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat
menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
f) Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau
struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada kedua
sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama.
g) Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment, tembok
sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka tempat-tempat
yang bersebelahan dengan struktur tidak boIeh dipadatkan secara berlebihan karena
dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang berlebihan pada struktur.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 76
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
h) Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan timbunan yang bersebelahan dengan ujung
jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment
sampai struktur bangunan atas telah terpasang.
i) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas,
harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan
dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timris (tamper) manual dengan berat
minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian
khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa
terdukung sepenuhmya.
j) Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air dimana
timbunan terendam dengan peralatan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
luar dan bergerak ke arah sumbu jalan, dan harus dilanjutkan sarnpai tidak ada gerakan yang
tampak di bawah peralatan berat. Setiap lapis harus terdiri dari batu bergradasi menerus dan
seluruh rongga pada permukaan harus terisi dengan pecahan-pecahan batu sebelum lapis
dihampar. Batu tidak boleh digunakan pada 15 cm lapisan teratas timbunan dan batu
berdimensi lebih besar dari 10 cm tidak diperkenankan untuk disertakan dalam lapisan teratas
ini.
d. Percobaan Pemadatan
Kontraktor harus bertanggung jawab dalam memilih metode dan peralatan untuk mencapai
tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamama Kontraktor tidak sanggup mencapai kepdatan
yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti :
Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan peraIatan pemadat dan
kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan. Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya harus digunakan dalam menetapkan
jumlah lintasan, jenis peralatan pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan berikutnya.
a. Pengukuran Timbunan
a) Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang diperlukan,
diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus berdasarkan gambar
penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau profil galian sebelum setiap
timbunan ditempatkan dan sesuai dengan garis, kelandaian dan elevasi pekerjaan
timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima. Metode perhitungan volume bahan haruslah
metode luas bidang ujung, dengan menggunakan penampang melintang pekerjaan yang
berselang jarak tidak lebih dari 25 m.
b) Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang disetujui,
termasuk setiap timbunan tambahan yang diperlukan sebagai akibat penggalian bertangga
pada atau penguncian ke dalam lereng lama, atau sebagai akibat dari penurunan pondasi
tidak akan dimasukkan kedalam volume yang diukur untuk pembayaran kecuali bila :
i) Timbunan yang diperlukan untuk mengganti bahan tidak memenuhi ketentuan atau
bahan yang lunak sesuai dengan Pasal mengenai timbunan dari Spesifikasi ini, atau
untuk mangganti batu atau bahan keras lainnya yang digali menurut bahan dari
Spesifikasi ini.
ii) Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak stabil
atau gagal bilamana Kontraktor tidak dianggap bertanggung jawab menurut Pasal
perbaikan timbunan dari Spesifikasi ini.
iii) Bila timbunan akan ditempatkan di atas tanah rawa yang dapat diperkirakan terjadinya
konsolidasi tanah asli. Dalam kondisi demikian maka timbunan akan diukur untuk
pembayaran dengan salah satu cara yang ditentukan menurut pendapat Direksi
Pekerjaan berikut ini :
Dengan pemasangan pelat dan batang pengukur penurunan (settlement) yang
harus ditempatkan dan diamati bersama oleh Direksi Pekerjaan dengan
Kontraktor. Kuantitas timbunan dapat ditentukan berdasarkan elevasi tanah asli
setelah penurunan (settlement). Pengukuran dengan cara ini akan dibayar
menurut Mata Pembayarann timbunan pilihan dan hanya akan diperkenankan
bilamana catatan penurunan (setllement) didokumentasi dengan baik.
Dengan volume gembur yang diukur pada kendaraan pengangkut sebelum
pembongkaran muatan di lokasi penimbunan. Kuantitas timbunan dapat ditentukan
berdasarkan penjumlahan kuantitas bahan yang dipasok, yang diukur dan dicatat
oleh Direksi Pekerjaan, setelah bahan di atas bak truk diratakan sesuai dengan
bidang datar horisontal yang sejajar dengan tepi-tepi bak truk. Pengukuran dengan
cara ini akan dibayar menurut Mata Pembayaran yang sesuai dan hanya akan
diperkenankan bilamana kuantitas tersebut telah disahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 78
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
b) Timbunan yang dihampar untuk mengganti tanah yang dibuang oleh Kontraktor, untuk
dapat memasang pipa, drainase beton, gorong-gorong, drainase bawah tanah atau
struktur, tidak akan diukur untuk pembayaran dalam Seksi ini, dan biaya untuk
pekerjaan ini dipandang telah termasuk dalam harga satuan penawaran untuk bahan
yang bersangkutan, sebagaimana disyaratkan menurut Seksi lain dari Spesifikasi ini.
Akan tetapi, timbunan tambahan yang diperlukan untuk mengisi bagian belakang
struktur penahan akan diukur dan dibayar menurut Seksi ini.
c) Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan, atau untuk
mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup sumber bahan,
tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran tirnbunan.
d) Drainase porous akan diukur menurut Spesifikasi ini dan tidak akan termasuk dalam
pengukuran dari Seksi ini.
e) Kuantitas yang diukur Untuk pembayaran timbunan batu pilihan harus dalam jumlah
meter kubik atau ton, diukur diukur dilapangan, dari jenis yang ditunjukan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, disediakan, dipasang, dan diterima, tidak termasuk galian.
Pengukuran dalam volume atau tonase akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Dasar Pembayaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut berapapun yang
diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masing-masing harga yang
dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran terdaftar di bawah,
dimana harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan,
pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh
biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari
pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
a. Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar
atau permukaan jalan kerikil lama, untuk penghamparan Lapis Pondasi Agregat seperti
didalam gambar rencana.
b) Untuk jalan kerikil, pekerjaan dapat juga mencakup perataan berat dengan motor grader
untuk perbaikan bentuk dengan atau tanpa penggaruan dan tanpa penambahan bahan
baru.
c) Pekerjaan ini meliputi galian minor atau penggaruan serta pekerjaan timbunan minor yang
diikuti dengan pembentukan, pemadatam, pengujian tanah atau bahan berbutir, dan
pemeliharaan permukaan yang disiapkan sampai bahan perkerasan ditempatkan
diatasnya, yang semuanya sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi .
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 79
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
c. Toleransi Dimensi
a) Ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah satu
centimeter dari yang disyaratkan atau disetujui.
b) Seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata serta memiliki kelandaian yang
cukup, untuk menjamin berlakunya aliran bebas dari air permukaan.
d. Standar Rujukan
Standar rujukan yang relevan adalah yang diberikan dalam Pasal standart rujukan dari
Spesifikasi ini.
f. Jadwal Kerja
a) Gorong-gorong, tembok kepaIa dan struktur minor lainnya di bawah elevasi tanah dasar
atau permukaan jalan, termasuk pemadatan sepenuhnya atas bahan yang dipakai untuk
penimbunan kembali, harus telah selesai sebelum dimulainya pekerjaan pada tanah dasar
atau permukaan jalan. Seluruh pekerjaan drainase harus berada dalam kondisi berfungsi
sehingga menjamin keefektifan drainase, dengan demikian dapat mencegah kerusakan
tanah dasar atau permukaan jalan oleh aliran air permukaan.
b) Bilamana permukaan tanah dasar disiapkan terlalu dini tanpa segera diikuti oleh
penghamparan lapis pondasi bawah, maka permukaan tanah dasar dapat menjadi rusak.
Oleh karena itu, luas pekerjaan penyiapan tanah dasar yang tidak dapat dilindungi pada
setiap saat harus dibatasi sedemikian rupa sehingga daerah tersebut yang masih dapat
dipelihara dengan peralatan yang tersedia dan Kontraktor harus mengatur penyiapan
tanah dasar dan penempatan bahan perkerasan dirnana satu dengan lainnya berjarak
cukup dekat.
a) Ketentuan yang ditentukan dalam Pasal yang berhubungan dengan perbaikan Galian dan
Timbunan yang tidak memenuhi ketentuan, harus juga berlaku bilamana berhubungan
dengan semua pekerjaan Penyiapan Badan Jalan, bahkan untuk tempat-tempat yang tidak
memerlukan galian atau timbunan.
b) Kontraktor harus memperbaiki dengan biaya sendiri atas setiap alur (rutting) atau
gelombang yang terjadi akibat kelalaian pekerja atau lalu lintas atau oleh sebab lainnya
dengan membentuk dan memadatkannya kembali, menggunakan mesin gilas dengan
ukuran dan jenis yang diperlukan untuk pekerjaan perbaikan ini.
c) Kontraktor harus memperbaiki, dengan cara yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,
setiap kerusakan pada tanah dasar yang mungkin terjadi akibat pengeringan, retak, atau
akibat banjir atau akibat kejadian alam lainnya.
20.8.2. Bahan
Tanah dasar dapat dibentuk dari Tirnbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Lapis Pondasi, Lapis
Agregat atau Drainase Porous, atau tanah asli di daerah galian. Bahan yang digunakan
dalam setiap hal haruslah sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, dan sifat-
sifat bahan yang disyaratkan untuk bahan yang dihampar dan membentuk tanah dasar
haruslah seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi untuk bahan tersebut.
dimana harga dan pembayaran tersebut sudah mencakup kompensasi penuh untuk
seluruh pekerjaan dan biaya lainnya yang telah dimasukkan untuk keperluan
pembentukan pekerjaan penyiapan tanah dasar seperti telah diuraikan dalam Seksi
ini.
20.9.1. Umum
a. Uraian
Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan,
pembasahan dan pemadatan agregat bergradasi di ats permukaan yang telah disiapkan
dan telah disiapkan sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan, dan memelihara lapis
pondasi agregat yang telah selesasi sesuai yang disyaratkan. Pemrosesan harus
meliputi, bila perlu, pemecahan, pengayakan, pemisahan, pencampuran dan operasi
lainnya yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi ketentuan dari
Spesifikasi ini.
b. Toleransi Dimensi
a) Permukaan lapis akhir harus sesuai dengan Gambar, dengan toleransi di bawah ini.
Bahu Jalan tanpa penutup aspal dengan Lapis Pondasi Memenuhi Pasal
Agregat Kelas B 4.2.1.(3)
(hanya pada lapis permukaan)
c. Pada permukaan semua lapis pondasi agregat tidak boleh terdapat ketidak rataan yang
dapat menampung air dan semua punggung (comber) permukaan ini harus sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam Gambar.
d. Tebal total minimum Lapis Pondasi Agregat Kelas A dan Kelas B tidak boleh kurang dari
satu sentimeter dari tebal yang disyaratkan.
e. Tebal minimum Lapis Pondasi Agregat Kelas A tidak boleh kurang dari satu sentimeter
dari tebal yang disyaratkan.
f. Pada permukaan lapis pondasi agregat kelas A yang disiapkan untuk lapisan resap
pengikat atau pelaburan permukaan, bilamana semua bahan yang terlepas harus
dibuang denan sikat yang keras, maka penyimpangan maksimum pada kerataan
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 82
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
permukaan yang diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m, diletakkan sejajar atau
melintang sumbu jalan, maksimum satu sentimeter.
g. Standar Rujukan
c) Lapis pondasi agregat yang telalu basah untuk pemadatan seperti yang ditentukan
dalam rentang kadar air yang disyaratkan dalam Pasal pemadatan atau seperti
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan cara menggaru
bahan tersebut dengan berulang-ulang pada cuaca kering dengan peralatan yang
disetujui disertai waktu jeda dalam pelaksanaannya. Alternatif lain, bilamana
pengeringan yang memadai tidak dapat diperoleh dengan cara tersebut diatas,
maka Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar bahan tersebut dibuang dan
diganti denan bahan kering yang memenuhi ketentuan.
d) Perbaikan atas Lapis Pondasi Agregat yang tidak memenuhi kepadatan atau sifat-
sifat bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan tambahan, peggaruan
disertai penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali, pembuangan dan
penggantian bahan, atau menambah suatu ketebalan dengan bahan tersebut.
20.9.2. Bahan
a. Sumber Bahan
Bahan Lapis pondasi agregat harus dipilih dari sumber yang disetujui sesuai dengan
Seksi Bahan dan Penyimpanan, dari Spesifikasi ini.
b. Penghamparan
a) Lapis pondasi agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang merata
dan harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan dalam Pasal
pemadatan Kadar air dalam bahan harus tersebar secara merata.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 85
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
b) Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata agar
menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan.
Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut
diusahakan sama tebalnya.
c) Lapis pondasi agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode
yang disetujui yang tidak menyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar dan
halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan
bahan yang bergradai baik.
d) Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran
terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm,
kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
c. Pemadatan
a) Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus
dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100% dari
kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti ditentukan oleh SNI 03-
173-1989, metode D.
b) Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet
digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja diangap
mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari Lapis Pondasi Agregat.
c) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang
35 di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum, dimana kadar
air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum
modifikasi (modified) yang ditentukan oleh SNI 03-173-1989, metode D
d) Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi
sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber
“superelevasi”, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak
sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus
dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut
terpadatkan secara merata.
e) Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tidak terjangkau mesin
gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang
disetujui.
d. Pengujian
a) Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk persetujuan awal
harus seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, namun harus mencakup
seluruh jenis pengujian yang disyaratkan minimum pada tiga contoh yang mewakili
sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih untuk mewakili rentang mutu bahan
yang mungkin terdapat pada sumber bahan tersebut.
b) Setelah persetujuan mutu bahan lapis pondasi agregat yang diusulkan, seluruh
jenis pengujian bahan akan diulangi lagi, bila menurut pendapat Direksi Pekerjaan
terdapat perubahan mutu bahan atau metode produksinya.
c) Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus dilaksanakan untuk
mengendalikan ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
tetapi untuk setiap 1000 m kubik bahan yang diproduksi paling sedikit harus
meliputi tidak kurang dari lima (5) pengujian indeks plrastisitas, lima (5) pengujian
gradasi partikel, dan satu (1) penentuan kepadatan kering maksimum
menggunakan SNI 03-1743-1989, Metode D. Pengujian CBR harus dilakukan dari
waktu ke waktu sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
d) Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin diperiksa,
menggunakan SNI 03-2827-1992. Pengujian harus dilakukan sampai seluruh
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 86
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
kedalaman lapis tersebut pada lokasi yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi
tidak boleh berselang lebih dari 200 m.
a. Cara Pengukuran
Lapis pondasi agregat harus diukur sebagai jumlah meter kubik dari bahan yang sudah
dipadatkan, lengkap di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus didasarkan atas
penampang melintang yang ditunjukkan pada gambar bila tebal yang diperlukan
merata, dan pada penampang melintang yang disetujui Direksi Pekerjaan bila tebal
yang diperlukan tidak merata, dan panjangnya diukur secara mendatar sepanjang
sumbu jalan.
c. Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga
Satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk masing-masing Mata Pembayaran yang
terdaftar di bawah ini dan termasuk dalam Daftar Kuantitas dan Harga, yang harga
serta pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan,
pemasokan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, pemeliharaan
permukaan akibat dilewati oleh lalu lintas, dan semua biaya lain-lain yang diperlukan
atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang
diuraikan dalam Seksi ini.
20.10.1. Umum
a. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lapisan perata terbuat dari agregat yang
distabilisasi oleh aspal. Pekerjaan ini dilaksanakan dimana biaya untuk menggunakan
campuran aspal panas tidak mencukupi dan oleh karena itu hanya digunakan pada
lokasi yang terbatas seperti pekerjaan pengembalian kondisi.
b. Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los
(AASHTO T96 – 87) Angeles
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 87
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
AASHTO :
AASHTO M20 – 70 : Penetration Graded Asphalt Cement
AASHTO M140 – 88 : Emulsified Asphalt
British Standard :
BS 812 Part I : 1975 : Flakiness Index
20.10.2. Bahan
a. Umum
Bahan harus terdiri dari agregat pokok, agregat pengunci, agregat penutup (hanya
digunakan untuk lapis permukaan) dan aspal.
Setiap fraksi agregat harus disimpai terpisah untuk mencegah tercampurnya antar fraksi
agregat dan harus dijaga agar bersih dari benda – benda asing lainnya.
o Agregat pokok dan pengunci harus bilamana diuji dengan SNI 03-1968-1990,
memenuhi gradasi yang diberikan pada tabel di bawah ini :
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 88
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
c. Aspal
Bahan aspal haruslah salah satu dari berikut ini :
o Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70 yang memenuhi AASHTO M20.
o Aspal emulsi CRS1 atau CRS2 yang memenuhi ketentuan Pd S-01-1995-03
(AASHTO M208) atau RS1 atau RS2 yang memenuhi ketentuan AASHTO M140.
o Aspal cair penguapan cepat (rapid curing) jenis RC250 atau RC800 yang
memenuhi ketentuan Pd S-03-1995-03, atau aspal cair penguapan sedang
(medium curing) jenis MC250 atau MC800 yang memenuhi ketentuan Pd S-02-
1995-03.
Jenis aspal lainnya mungkin dapat digunakan dengan persetujuan Pengawas Lapangan.
Kuantitas agregat dan aspal harus diambil dari tabel di bawah ini dan harus disetujui
terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan sebelum pekerjaan dimulai. Penyesuaian
takaran ini mungkin diperlukan selama Kontrak jika dipandang perlu oleh Pengawas
Lapangan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang disyaratkan.
Catatan :
Aspal residu adalah bitumen tertinggal setelah semua bahan pelarut atau pengemulsi telah
menguap.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 89
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
20.10.4. Pelaksanaan
a. Persiapan Lapangan
Permukaan yang diperbaiki dengan Penetrasi Macadam harus disiapkan seperti di
bawah ini :
o Profil memanjang atau melintang harus disiapkan menurut rancangan potongan
melintang.
o Permukaan harus bebas dari benda-benda yang tidak diinginkan seperti debu dan
bahan lepas lainnya. Lubang – lubang dan retak – retak harus diperbaiki sesuai
dengan ketentuan.
o Permukaan aspal lama harus diberikan Lapis Perekat sesuai dengan ketentuan,
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Lapangan.
o Metode Mekanis
Penghamparan dan pemadatan agregat pokok
Truk penebar agregat harus dijalankan dengan kecepatan yang sedemikian
rupa hingga kuantitas agregat adalah seperti yang disyaratkan dan
diperoleh permukaan yang rata.
Pemadatan awal harus menggunakan alat pemadat 6-8 ton yang bergerak
dengan kecepatan kurang dari 3 km/ja. Pemadatan dilakukan dalam arah
memanjang, dimulai dari tepi luar hamparan dan dijalankan menuju ke
sumbu jalan. Lintasan penggilasan harus tumpang tindih (overlap) paling
sedikit setengah lebar alat pemadat. Pemadatan harus dilanjutkan sampai
diperoleh permukaan yang rata dan stabil (minimum 6 lintasan).
Penyemprotan aspal
Temperatur aspal dalam distributor harus dijaga pada temperatur yang
disyaratkan untuk jenis aspal yang digunakan. Temperatur penyemprotan
dan takaran penyemprotan harus disetujui oleh Pengawas Lapangan
sebelum pelaksanaan dimulai dan harus memenuhi rentang yang
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : II - 90
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
o Metode Manual
Penghamparan dan pemadatan agregat pokok
Jumlah agregat yang ditebar di atas permukaan yang telah disiapkan harus
sebagaimana yang disyaratkan. Kerataan permukaan dapat diperoleh
dengan keterampilan penebaran dan menggunakan perkakas tangan
seperti penggaru.
Penyemprotan aspal
Penyemprotan aspal dapat dikerjakan dengan menggunakan penyemprot
tangan (hand sprayer) dengan temperatur aspal yang disyaratkan. Takaran
penggunaan aspal harus serata mungkin dan pada takaran penyemprotan
yang disetujui.
o Tebal lapisan; tebal padat untuk lapisan penetrasi macadam harus berada di dalam
toleransi 1 cm. Pemeriksaan untuk ketebalan lapis penetrasi macadam harus
seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Lapangan.
o Kerataan permukaan sewaktu pemadatan. Pada setiap tahap pemadatan, kerataan
permukaan harus dijaga. Bahan harus ditambah pada tiap tempat di mana terdapat
penurunan.
o Kerataan pemadatan agregat pokok. Kerataan harus diukur dengan menggunakan
mistar lurus yang panjangnya 3 meter. Punggung jalan yang ambles tidak melebihi
dari 8 mm.
o Sambungan memanjang dan melintang harus diperiksa dengan cermat.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 1
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
BAB III
PERSYARATAN TEKNIS STRUKTURAL
3. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian
pekerjaan dan syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi serta
keputusan Pengawas Lapangan.
4. Situasi
Kontraktor harus menyediakan pekerja yang ahli dalam cara-cara pengukuran alat penyipat
datar, slang plastik, alat penyiku, prisma silang, segitiga siku-siku dan alat-alat penyipat
tegak lurus dan peralatan lain yang diperlukan guna ketetapan pengukuran.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 2
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Semua benda dan permukaan seperti pohon akar dan tonjolan serta rintangan-rintangan
bangunan beserta pondasinya dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah
pembangunan yang tercantum dalam gambar harus dibersihkan dan dibongkar kecuali untuk
hal-hal di bawah ini :
1. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak
mudah rusak yang letaknya minimum ± 1 meter di bawah dasar pondasi.
3. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan
lubang-lubang lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan
dipadatkan.
3.4. OBSTACLE
1. Kriteria obstacle berupa konstruksi beton pasangan batu kali, pasangan dinding
tembok besi-besi tua dan lain-lain. Bekas perlindungan maupun bekas kontruksi
bangunan lama (bila ada) yang cara pembongkarannya memerlukan metoda khusus
dengan menggunakan peralatan yang lebih khusus pula (misalnya : concrete breaker,
compressor, mesin potong) dibandingkan dengan peralatan yang digunakan pada
pekerjaan galian tanah.
2. Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian
dan lain-lain harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang
ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua peralatan yang diperlukan
pada paket pekerjaan ini harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
3. Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang
diakibatkan oleh semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap
material/barang-barang yang sudah terpasang (existing)
Yang termasuk pekerjaan perbaikan kondisi tanah adalah semua pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan tanah meliputi :
Leveling
Pemadatan Tanah
Penggalian, pengurugan ( Pematangan lahan)
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 3
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Penimbunan dilakukan sampai pada peil dan kemiringan yang ditentukan sesuai Gambar
Kerja.
Sebelum penimbunan, daerah kawasan harus dibersihkan dari semua kotoran, rumput,
humus dan akar tanaman.
Penimbunan baru dilakukan setelah tanah yang selesai dibersihkan itu dipadatkan
mencapai 90% kepadatan maksimum modified proctor.
Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis, tiap lapisan tidak boleh lebih dari 20
cm tebal sebelum dipadatkan atau 15 cm setelah dipadatkan.
Tanah yang dipadatkan harus mencapai 90 % kepadatan maksimum yang dapat dicapai
pada kadar air optimum yang ditentukan dengan Modified AASHTO T-99, kecuali tanah
setebal 30 cm di bawah sub base course harus mencapai 90% compacted (dari modified
proctor).
Selama pemadatan harus dikontrol terus kadar airnya, sebelum pemadatan kadar air
dari fill material harus sama dengan kadar air optimum dari hasil test Compaction
Modified Proctor dari contoh fill material.
Apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih kecil dari bahan optimum, maka fill
material harus diberi air sehingga menyamai kadar air optimum. Sebaliknya bila kadar air
bahan timbunan/fill material lebih besar dari kadar air optimum, maka fill material harus
dikeringkan terlebih dahulu atau ditambah dengan bahan timbunan yang lebih kering.
Pemadatan harus dilakukan pada cuaca baik, bila hujan dan air tergenang, pemadatan
dihentikan. Diusahakan air dapat mengalir dengan membuat saluran-saluran drainage
sehingga daerah pemadatan selalu kering.
Setiap lapis dari daerah yang dipadatkan harus ditest dengan 'Field Dry Density Test'
untuk mengetahui kepadatan tanah yang dicapai serta Moisture Content. Satu test untuk
setiap 400 m2 untuk tanah yang dipadatkan.
Apabila tanah yang dipadatkan < 1,6 ton/m3, maka tanah tersebut harus diganti
dengan tanah lain atau dicampur pasir sehingga tanah tersebut menjadi >1,6
ton/m3.
Apabila tanah yang dipadatkan telah mencapai nilai 90% compacted dari modified
proctor (untuk lapisan sub grade setebal 30 cm di bawah base) tetapi tidak mencapai
soaked CBR minimum = 4, maka tanah (sub grade) tersebut harus diganti dengan fill
material yang pada 90% maksimum compacted mencapai nilai soaked CBR = 4.
Setelah galian tanah kontruksi lantai dilakukan, kemudian permukaan tanah lapisan sub
grade tersebut dilakukan pengetesan CBR = 4, apabila ternyata permukaan atas sub
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 4
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
grade tersebut tidak mencapai nilai soaked CBR = 4, maka tanah tersebut harus digaru /
digali setebal 30 cm sehingga menjadi gembur, kemudian dilakukan pemadatan,
sehingga nilai soaked CBR = 4 bisa tercapai.
Yang termasuk pekerjaan ini ialah semua pekerjaan dalam kawasan bangunan tersebut,
meliputi :
Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan pembuatan sub base course dan base course ialah
pembuatan lapisan sirtu yang terdiri dari agregat kasar (kerikil keras dan batu-batu bulat)
yang bercampur dengan pasir clay, sesuai Gambar Kerja serta Persyaratan Pelaksanaan
dan Uraian Pekerjaan.
Persyaratan Umum
- Semua bahan-bahan yang dipergunakan harus memenuhi peraturan-peraturan /
normalisasi-normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti PUBB, PBI, PMI dan lain-
lain.
- Sirtu dipergunakan dalam lapisan sub base course dan base course ini harus
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi /Perencana.
Agregat kasar
- Setiap luas 400 m2 per lapis pemadatan harus dilakukan field test untuk mengetahui CBR
yang tercapai akibat pemadatan yang dilakukan.
- Untuk mencapai minimal kepadatan yang diinginkan (CBR 30) dipakai rollers dengan berat
10 ton atau lainnya yang setaraf dan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
/Perencana. Kecuali untuk daerah-daerah sempit diantara yang tidak dapat dilalui oleh
rollers, pemadatan dilakukan dengan menggunakan stamper/compactor dengan kapasitas 2
ton atau yang setaraf dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
- Agregat harus disebarkan secara merata dengan mempergunakan blade graders agar
didapat campuran yang uniform.
Tebal tiap lapisan 10 cm, dipadatkan dengan '3 wheel power rollers' berat 8 ton sampai
dengan 10 ton atau pneumatic rollers lainnya yang setara dan disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 6
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
- Permukaan tiap lapisan harus dijaga kebersihannya dari rumput-rumput/ akar/humus sampai
diletakkan lapisan berikutnya.
- Pemadatan base course harus mencapai nilai minimal CBR 80 untuk jalan dan CBR 60 untuk
lantai.
- Setiap luas 400 m2 per lapis pemadatan harus dilakukan field test untuk mengetahui CBR
yang tercapai akibat pemadatan yang dilakukan.
- Pemadatan base course untuk daerah-daerah yang tidak dapat dilalui oleh rollers 8 sampai
10 ton, sehingga tidak akan mencapai nilai CBR 80 dan CBR 60, maka bahan base course
tersebut diganti dengan beton tumbuk mutu K-125 yang tebalnya 25 cm, ukuran sesuai
dengan Gambar Kerja.
- Untuk daerah-daerah lain yang masih dapat dilalui rollers yang beratnya 8 ton
sampai 10 ton, bahan base course adalah tetap seperti point pertama di atas dan harus
mencapai nilai minimal CBR 80 untuk jalan dan CBR 60 untuk lantai dengan ketebalan
sesuai Gambar Kerja.
3.7.1. UMUM
Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar atau
diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan spesifikasi berikut ini :
a. SNI 2847: 2013 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung dan
Penjelasan
b. SKSNI - 1991 Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung
c. PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
d. ACI - 304 ACI 304.1R-92, State-of-the Art Report on Preplaced
Aggregate Conc. for Structural and Mass Concrete, Part 2
ACI 304.2R-91, Placing Concrete by Pumping Methods,
Part 2
e. ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete
f. ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates
g. ACI - 318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete
h. ACI - 301 Specification for Structural Concrete of Building
i. ACI - 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1
ACI 212.2R-71, Guide for Use of Admixture in
Concrete, Part 1
j. ASTM - C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement
Concrete
k. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed
Concrete by the Pressure Method
l. ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing
Concrete
m. ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete
n. ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test
Specimens in the Field
o. ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and
Sawed Beams of Concrete
p. ASTM - C309 Standard Specification for Liquid Membrane Forming
Compounds for Curing Concrete
q. ASTM - D1752 Standard Specification for Performed Spange Rubberand
Cork Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and
Structural Construction
r. ASTM - D1751 Standard Specification for Performed Expansion Joint Fillers
for Concrete Paving and Structural Construction (Non-
extruding and Resilient Bituminous Types)
s. SII Standard Industri Indonesia
t. ACI - 315 Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete
u. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for
Concrete Reinforcement.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 8
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
v. ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel
Bars for Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for
reinforcing bars, Grade 40, for stirrups and ties.
w. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.
3.7.3. PENYERAHAN-PENYERAHAN
Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh Kontraktor
kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum jadwal
pelaksanaan pekerjaan beton.
Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum pengiriman;
Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Direksi Lapangan sedikitnya 5 hari kerja
sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan laboratorium, baik hasil percobaan bahan
maupun hasil percobaan campuran (Mix Design dan Trial Mix) yang diperuntukan proyek
ini.
Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk memperlancar
pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum memulai
pengecoran.
Umum
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan untuk test
berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standard referensi untuk
menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat campuran yang diperlukan.
Adukan/campuran beton
Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing untuk
umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau
lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi Lapangan.
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya 3 minggu
sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus sesuai dengan mutu
standard PBI 1971. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Direksi Lapangan
tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta pembiayaannya adalah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix harus
diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan, merk
semen yang berbeda atau supplier beton yang lain.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 9
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen terhadap
agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana
proposional atau perbandingan yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan kekuatan dari
berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran dengan memakai nilai faktor air-
semen yang berbeda-beda.
Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder beton
diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI Committee - 304, ASTM C 94-98.
Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan dilakukan pada
hari yang tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu
volume rata-rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck drum (diambil yang
volumenya terkecil). Disamping itu jumlah maximum dari beton yang dapat terkena
penolakan akibat setiap satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh
Direksi Lapangan.
Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan
28 hari.
Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di lokasi pengecoran
dan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan. Apabila digunakan metoda pembetonan
dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala
macam jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari
ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.
Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam
Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji bahan yang disetujui
oleh Direksi Lapangan.
Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan disimpan
dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk keperluan
pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek
bangunan tersebut selesai dilaksanakan.
Pengujian slump
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump
harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak
diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Lapangan.
"Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton dengan
mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil akhir yang
bebas keropos, ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak
adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan
pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi syarat batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan
pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 10
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi
normal :
Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai
maksimum 1,5 cm.
Percobaan tambahan
3.7.5. BAHAN-BAHAN/PRODUK
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-
peraturan Indonesia.
1. SEMEN
a. Mutu semen
Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-
0013-82, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk,
kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras
hanya boleh dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis
secara tegas oleh Direksi Lapangan.
jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai
dengan jenis semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu
(semen tipe 1).
b. Penyimpanan Semen
Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat untuk
melindungi terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.
Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai dengan
sertifikat test dari pabrik.
Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5 %.
"Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah disetujui
untuk seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti merk semen selama
pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi
Lapangan.
2. AGREGAT
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80
"Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80, maka
harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras,
bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang
ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 12
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari
batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan
besar butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-
butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat kekal,
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila
kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.
Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan 4
mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif di
atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 %
berat.
Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung
dari pengotoran bahan-bahan lain.
3. AIR
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan
kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada
laboratorium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : Beton Klas -
Bo
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 13
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
3.8.1. Umum
a. Kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan, semua beton haruslah beton ready-mixed yang
didapatkan dari sumber yang disetujui Direksi Lapangan, dengan takaran, adukan serta
cara pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi persyaratan di dalam ASTM C94-
78a, ACI 304-73, ACI Committee 304.
b. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai dengan
yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol bersama-sama
oleh kontraktor dan supplier beton ready-mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat
diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di laboratorium.
c. Pemeriksaan.
Bagi Direksi Lapangan diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat pengantaran
contoh atau pemeriksaan yang dapat dilalui setiap waktu. Denah dan semua peralatan
untuk pengukuran, adukan dan pengantaran beton harus diperiksa oleh Direksi
Lapangan sebelum pengadukan beton.
d. Persetujuan.
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang akan
dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang terusak oleh waktu dan perlengkapan/penyelesaian
pekerjaan. Jangan memproses sampai keadaan perbaikan memuaskan. Jangan memulai
pekerjaan beton sampai hasil percobaan, adukan beton dan contoh-contoh benda uji
disetujui oleh Direksi Lapangan. Lagipula, jangan memulai pekerjaan beton sampai
semua penyerahan disetujui oleh Direksi Lapangan.
h. Kendaraan Pengangkut
Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan peralatan pengukur air
yang tepat.
i. Pelaksanaan Pengadukan
Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah semen
dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
j. Penuangan Beton
Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari alat pengaduk di
kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 jam atau
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 14
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas, batas waktu
tersebut di atas harus diperpendek sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila dipergunakan retarder
yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
k. Keadaan Khusus
Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan slump beton
maka Kontraktor harus segera meminta petunjuk atau keputusan Direksi Lapangan
dalam menentukan apakah adukan beton tersebut masih memenuhi kondisi normal yang
disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air ke dalam adukan beton dalam
kondisi tersebut.
l. Penggetaran
Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus sesuai dengan ACI 309R-87
(Recommended Practice for Consolidation of Concrete). Sedapat mungkin penggetaran
beton dilakukan dengan concrete-vibrator (engine/electric).
a. Persiapan
1) Kontraktor harus menyiapkan jadwal pengecoran dan menyerahan kepada Direksi
Lapangan untuk disetujui paling lambat 1 (satu) minggu sebelum memulai kegiatan
pengecoran.
Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan air
sepanjang waktu, baik di titik sumur, pompa, drainase ataupun segala perlengkapan
dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik untuk pengadaan bagi maksud
penyempurnaan.
Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian manapun, kecuali bila galian
tertentu telah bebas air dan lumpur.
4) Penulangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-logam yang
ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak, karat besi dan pergerakan lain
ataupun lapisan yang dapat mengurangi rekatan. Kereta pengangkut adukan beton
yang beroda tidak boleh dijalankan melalui tulangan ataupun disandarkan pada
tulangan. Pada lokasi dimana beton baru ditempelkan ke pekerjaan beton lama, buat
lubang pada beton lama, masukkan pantek baja, dan kemas cairan tanpa adukan
nonshrink.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 15
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
6) Penutup Beton
Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan persyaratan
SKSNI 1991.
7) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk
itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan
mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap
meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar
merata.
b. Pengangkutan
Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71, ACI Committe 304
dan ASTM C94-98.
2) Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan
waktu pengikatan yang menyolok antara adukan beton yang sudah dicor dan yang
akan dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring hanya dapat dilakukan setelah
disetujui oleh Direksi Lapangan. Dalam hal ini, Direksi Lapangan mempertimbangkan
persetujuan penggunaan talang miring ini, setelah mempelajari usul dari pelaksana
mengenai konstruksi, kemiringan dan panjang talang itu. Batasan tinggi jatuh
maximum 1,50 m.
3) Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan, apabila
diperlukan waktu pengangkutan yang panjang. Jangka waktu tersebut dapat
diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan kontinue secara
mekanis.
Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai bahan-
bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang ditentukan dalam
pasal 3.8. PBI '71.
c. Pengecoran
1) Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committee 304, ASTMC
94-98.
2) Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin kecetakan akhir dalam
posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.
3) Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak disebutkan lain
atau disetujui Direksi Lapangan.
4) Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 1,0 m.
Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor ataupun
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 16
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
5) Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan asing tidak
boleh dituang ke dalam struktur.
d. Pemadatan beton
1) Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat penggetar/vibrator,
untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang kerikil.
2) Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type "immersion",
beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih kecil dari diameter 180 mm
dan 6000 RPM untuk kepala penggetar berdiameter 180 mm, semua dengan
amlpitudo yang cukup untuk menghasilkan kepadatan yang memadai.
3) Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada keadaan
darurat di lapangan dan lokasi penempatannya sedekat mungkin mendekati tempat
pelaksanaan yang masih memungkinkan.
Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah horisontal karena hal
ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah
mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm dari
cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar
tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak terlepas dari betonnya
dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana betonnya
sudah mengeras.
Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan pada
umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 - 50 cm. Berhubung dengan itu, maka
pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis
demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.
Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak
mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat), yang
pada umumnya tercapai setelah maximum 30 detik. Penarikan jarum ini dapat
diisi penuh lagi dengan adukan.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 17
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga daerah-
daerah pengaruhnya saling menutupi.
Penghentian pengecoran hanya bilamana dan padamana diijinkan oleh Direksi Lapangan.
Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton basah bila
pengecoran dihentikan, adakan tanggulan untuk pekerjaan ini.
a. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar pelaksanaan harus direncanakan
sedemikian sehingga mampu meneruskan geser dan gaya-gaya lainnya.
b. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom harus ada
waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada beton dari kolom untuk
mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan kepala-kepala kolom harus dianggap
sebagai bagian dari sistem lantai dan harus dicor secara monolit dengan itu.
c. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di tengah-
tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak berkurang. Apabila
pada balok ditengah-tengah bentangnya terdapat pertemuan atau persilangan dengan
balok lain, maka siar pelaksanaan ditempatkan sejauh 2 kali lebar balok dari pertemuan
atau persilangan itu.
d. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran dan
serpihan beton yang rapuh.
e. Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan harus cukup
lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan.
a. Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam PBI 1971 NI-2 Bab 6.6. dan ACI
301-89.
b. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya
dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal
dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi
semen serta pengerasan beton.
1. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai dilaksanakan dan harus
berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu jika tidak ditentukan lain.
Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 38 oC.
2. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam
keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton tersebut pelaksanaan perawatan
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 18
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan
menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan
atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat di pakai
tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Lapangan.
Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada cetakan Bab 1; PBI-
'71; ACI-301 dan ACI-347.
Pindahkan atau perbaiki, semua pelat yang tidak memenuhi peraturan ini seperti yang
dicantumkan. Kemiringan lantai beton untuk pengaliran seperti tercantum. Apabila pelat
gagal mengalir, alihkan aliran dari bagian lantai yang salah lalu akhiri lagi dengan lapisan
atas sehingga kemiringan pengaliran sesuai dengan gambar.
Buat kesempatan untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk mengadakan
pengaliran dari aliran.
b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya
tidak sesuai dengan gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 19
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
e. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang tercantum dalam
dokumen kontrak .
f. Atau yang menurut pendapat Direksi Lapangan pada suatu pekerjaan akhir, atau dapat
mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun dari suatu pekerjaan,
tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi.
g. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan
diganti dengan yang baru, kecuali Direksi Lapangan dan konsultan menyetujui untuk
diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu
Kontraktor harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan
diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.
h. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan dipakai dalam
pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari Direksi Lapangan.
Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan
memuaskan.
i. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada beton dan
semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau penggantian harus
ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.
j. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi Direksi
Lapangan.
k. Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena penyusutan dan
sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada pembongkaran cetakan, Direksi
Lapangan harus diberitahu secepatnya, dan tidak boleh diplester atau ditambal kecuali
diperintahkan oleh Direksi Lapangan. Pengisian/injeksi dengan air semen harus
diadakan dengan perincian atau metoda yang paling memadai/cocok.
a. Selama pengadukan
Dalam udara panas, bahan-bahan beton dingin sebelum dicampur (memakai es sampai
air dingin), agar pemeliharaan dari suhu beton masih dalam batasan yang disyaratkan.
Tidak diijinkan pemakaian air hujan untuk menambah campuran air.
1. Umum
Adakan pemeliharaan penutup selama pengecoran dan perawatan dari beton untuk
melindungi beton terhadap hujan dan terik matahari.
4. Perlindungan Bahan-bahan
a. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dengan semprotan udara
bertekanan (compressed air) atau sejenisnya.
b. Kurang lebih 10 menit sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton lama yang sudah
dibersihkan, harus dilapisi dengan bonding-agent kental dengan kuas ex SIKA, Fosroc
atau setara.
c. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama harus dilapisi dengan
bahan perekat beton polyvinyil acrylic (polyvinyl acrylic concrete bonding agent) seperti
disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus dilapisi dengan
bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen (epoxy cement base concrete
bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
e. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan semen murni atau
bahan perekat beton yang dilapiskan pada permukaan beton lama mengering.
Adakan variasi penyelesaian struktur beton keseluruhan pembetonan seperti terlihat pada
gambar dan perincian disini.
2. Semua pengikat-pengikat dari logam, termasuk yang dari spreaders, harus dipotong
kembali dan lubang-lubang dirapikan. Semua tambalan bila diijinkan (pengisian dari
cetakan yang diikat dengan tekanan) harus diselesaikan sedemikian untuk dapat
melengkapi dalam perbedaan pada penyelesaian beton.
Tambalan pada suatu pekerjaan beton textured concrete work harus diselesaikan
dengan tangan untuk mencapai permukaan yang diperlukan.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 21
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
1. Permukaan beton terlindung harus termasuk beton yang diberi lapisan termasuk
lapisan arsitektur, kecuali cat atau bahan lapisan yang fleksibel dan terlindung dari
tampak pada penyelesaian struktur.
2. Beton terlindung dan beton unexposed perlu ditambal dan diperbaiki dari keropos
dan kerusakan-kerusakan permukaan sebagaimana semestinya sebelum ditutup
permukaannya.
c. Penambalan Beton
Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang terdiri dari 1 (satu)
bagian semen (yang diatur dengan semen putih atau tambahan bahan pewarna bila
diijinkan untuk menyesuaikan dengan warna disekitarnya) dengan 2 1/2 (dua setengah)
bagian pasir dengan air secukupnya untuk mendapatkan adukan yang diperlukan.
Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan mutu yang sebenarnya.
Siapkan panel-panel contoh (30 cm persegi) dan biarkan sampai berumur 14 hari
sebelum keputusan akhir dibuat dan penambalan dikerjakan.
Olah lagi adukan seperti diatas sampai mencapai kekentalan yang tertinggi yang
diijinkan untuk pengecoran. Sikat bagian yang akan ditambah dengan bahan perekat
yang terdiri dari pasta campuran air dan semen murni serta tambalkan adukan bila
bahan perekat masih basah.
Hentikan penambalan sedikit lebih luas di sekeliling bagian yang ditambal, biarkan untuk
kira-kira satu sampai dua jam untuk memberi kesempatan terhadap penyusutan dan
penyesuaian penyelesaian (finish flush) dengan permukaan sekelilingnya.
2) Beton yang ditandai untuk mempunyai penyelesaian akhir dengan memakai merek
lain, harus bebas dari segala minyak, karet ataupun lainnya yang dapat
menyebabkan terjadinya lekatan pada penyelesaian.
3) Pemeliharaan dari penyelesaian beton harus dimulai sedini mungkin setelah selesai
pengerjaan.
Penyelesaian yang monolit harus diadakan untuk lantai beton expose, dimana
permukaan agregat dikehendaki.
Penyelesaian lantai beton yang monolit harus mencapai level dan kemiringan yang
tepat yang dapat dilakukan dengan atau tanpa screed dengan power floating yang
dilakukan secara merata.
Permukaan harus dapat bertahan sampai semua air permukaan menghilang dan
beton telah mengeras serta bekerja. Permukaan yang diperbolehkan harus ditrowel
dengan besi untuk mencapai permukaan yang halus.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 22
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Apabila permukaan menjadi keras, harus ditrowel dengan besi untuk kedua kalinya
untuk mendapatkan kekerasan, kehalusan tapi tidak berlapis, padat, bebas dari
segala tanda-tanda/bekas trowel dan kerusakan-kerusakan lain.
Untuk keperluan pelat lantai beton expose dengan beban berat, perkerasan beton harus
diadakan dengan kepadatan sebagai berikut :
Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan benda-
benda asing, semprot dan bersihkan.
Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan petunjuk. Gunakan
lapisan pasir dan semen pada lapisan dasar secepatnya sebelum mengecor lapisan
penutup (topping).
Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan yang
dikehendaki.
Pada lantai parkir, lantai atap, perkerasan lantai harus diadakan seperti diperinci
pada : 4.3.13.c.2.
Secara umum harus sesuai dengan ACI 207.1R-87, ACI 207.2R-90 dan ACI 207.3R-
79 Revised 1985.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, kontraktor harus menentukan metoda dari
perbandingan, cara pengadukan, pengangkutan, pengecoran serta pengontrolan
temperatur dan cara perawatan, yang harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
untuk mendapatkan persetujuan.
Bahan-bahan.
Semen
Semen haruslah semen ordinary, moderate-heat atau semen portland yang
tahan terhadap sulfat.
Agregat
Ukuran maksimum dari agregat kasar harus seperti telah diperinci sebelumnya.
Kecuali dinyatakan lain pada catatan, agregat harus mengikuti ketentuan
tentang bentuk dan ukuran dari potongan melintang serta jarak bersih dari
tulangan-tulangan beton, dan seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 23
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Bahan-bahan untuk campuran beton yang akan dipakai haruslah dari bahan
yang mempunyai suhu serendah mungkin.
i. Proporsi/Perbandingan Campuran.
Bila penentuan perbandingan campuran berdasarkan umur beton 28 hari, maka umur
beton juga perlu diperinci. Dalam hal ini desain perbandingan campuran harus
ditentukan sesuai dengan metoda yang telah diperinci atau disetujui oleh Direksi
Lapangan.
j. Penulangan
Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari bentuk tulangan
tidak berubah selama pengecoran.
Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai dengan bab ini pasal C.4. tentang
pembesian.
Sesudah beton dicor, permukaan harus dibasahi serta dilindungi terhadap pengaruh
langsung dari sinar matahari, pengeringan yang mendadak dan lain-lain.
Untuk mengetahui kenaikan temperatur beton serta pemeriksaan dalam proses
perawatan beton maka temperatur permukaan dan temperatur di dalam beton harus
diukur bilamana perlu setelah pengecoran beton dilaksanakan.
Apabila temperatur di bagian dalam beton mulai meningkat maka perawatan beton
harus sedemikian sehingga tidak mempercepat kenaikan temperatur tersebut.
Perhatian dicurahkan agar temperatur pada permukaan beton menjadi tidak terlalu
rendah dibandingkan dengan temperatur di dalam beton.
Setelah temperatur di dalam beton mencapai maksimum, maka permukaan beton
harus ditutupi dengan kanvas atau bahan penyekat lainnya untuk mempertahankan
panas sedemikian rupa sehingga bagian dalam dan luar beton atau penurunan
temperatur yang mendadak di bagian dalam beton. Selanjutnya sesudah bahan
penutup tersebut diatas dibuka permukaan tetap harus dilindungi terhadap
pengeringan yang mendadak.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 24
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Campuran beton yang direncanakan utuk adukan beton yang dibuat harus
berdasarkan pada kekuatan beton umur 28 hari.
Bila campuran beton yang direncanakan tersebut sudah dibuat maka perkiraan
kekuatan tekan beton dalam struktur harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan
khusus untuk itu atau sesuai instruksi Direksi Lapangan.
Cara perawatan dari benda uji untuk pengujian kekuatan tekan beton guna dapat
menetukan waktu yang sesuai untuk pembongkaran cetakan beton sesuai dengan
persyaratan khusus untuk itu atau sesuai persetujuan Direksi Lapangan.
Selama masa pemeliharaan, beton harus dilindungi dari kerusakan akibat mekanik,
tegangan-tegangan akibat beban utama, kejutan besar (heavy shock) dan getaran yang
berlebihan.
m. Percobaan Beton
b. Percobaan Laboratorium.
Contoh-contoh untuk test kekuatan harus diambil sesuai dengan PBI-71 NI-2, ASTM
C-172, ASTM C-31.
1. Hammer test, percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM C-805-79.
Apabila hasil dari percobaan ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka
harus dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.
2. Drilled Core Test, harus sesuai dengan ASTM C42-94. Apabila hasil dari
percobaan drilled core ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus
dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.
Kecuali ditentukan lain, secara umum harus sesuai dengan ACI-301 (Specification
for Structural Concrete for Building). Apabila didapati beberapa toleransi yang dapat
dipakai bersamaan, maka harus diambil/dipakai adalah yang terhebat/terkeras.
5. Lain-lain
c. Installation/Pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan taburi (slush) dengan semen murni.
Tekankan grout sedemikian agar mengisi kekosongan/celah-celah dan
membentuk lapisan seragam dibawah pelat. Haluskan penyelesaian pada
permukaan beton expose dan adakan perawatan dengan
pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari.
Non-Shrink Grout
Campurkan dan tepatkan dibawah pelat dasar baja struktur dan ditempat lain dimana
non-shrink grout diperlukan, sesuai dengan instruksi dan rekomendasi yang
tercantum dari pabrik. Technical service harus dikerjakan oleh perusahaan/pabrik.
Grout yang terdiri dari accelatator inorganis, pengurangan air, atau "fluidifiers" harus
tidak boleh mempunyai penyusutan kering lebih besar dari persamaan semen pasir
dan campuran air seperti percobaan di bawah ASTM C 596. Semua grout harus
menurut syarat petunjuk dari CRD-C611-80 (flow cone).
4. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI 1971. Dalam hal
ini Direksi Lapangan harus segera diberitahukan untuk persetujuannya,
sebelum fabrikasi dilakukan.
5. Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang
berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-
batang dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan terperinci di dalam
gambar atau seperti petunjuk Direksi Lapangan dan, bila disyaratkan,
penyediaan penulangan untuk dinding blok beton.
Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar
atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan
spesifikasi berikut ini :
k. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed
Concrete by the Pressure Method
l. ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing
Concrete
o. ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and
Sawed Beams of Concrete
u. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for
Concrete Reinforcement.
v. ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel
Bars for Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for
reinforcing bars, Grade 40, for stirrups and ties.
Penyerahan-penyerahan
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 28
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
a. Gambar pelaksanaan
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum pengiriman;
Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Direksi Lapangan sedikitnya 5 hari
kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan laboratorium, baik hasil
percobaan bahan maupun hasil percobaan campuran (Mix Design dan Trial Mix)
yang diperuntukan proyek ini.
a. Umum
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan
untuk test berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standard
referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat
campuran yang diperlukan.
d. Adukan/campuran beton
Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-
masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada
minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji
tersebut dapat disetujui oleh Direksi Lapangan.
Ukuran-ukuran
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan
kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran
dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda.
Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan
dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji
bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan
disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk
keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun
sesudah proyek bangunan tersebut selesai dilaksanakan.
e. Pengujian slump
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai
slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama
sekali tidak diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
f. Percobaan tambahan
3.9.3. BAHAN-BAHAN/PRODUK
1. Semen
a. Mutu semen
2. Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-
80 "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80,
maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras,
bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 32
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah
butir-butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali,
bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm
apabila kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.
Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak
beton.
Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas
ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa
kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat.
3. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-
bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat
baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan,
maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
Semua pelat, balok, pile-cap dan dinding basement : K-300 (f’c = 25 MPa)
Semua kolom dan dinding beton : K-300 (f’c = 25 MPa)
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 33
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : Beton
Klas - Bo
3.10. PEMBESIAN
Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai surat
keterangan percobaan dari pabrik.
Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik minimal 4
contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk
setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan
oleh Direksi Lapangan.
Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di
laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya direkomendasi oleh
Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang dapat
dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan terhadap
kekuatan rekatan harus dibersihkan.
Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat dari
baja lunak.
Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari Laboratorium.
Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
a. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan tulangan polos
mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-gambar
struktur.
Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 10 mm harus baja lunak dengan tegangan
leleh 2400 kg/cm2.
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 10 mm harus baja
tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.
Kecuali dalam gambar ditentukan ukuran diameter 10mm (polos, Fy=2400kg/cm2.
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang
ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).
e. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk semua
tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil dari
semua kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik.
Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971
atau A.C.I. 315.
Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan etiket/label yang
mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.
Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan. Gudang di atas tanah
harus kering, daerah yang bagus saluran-salurannya, dan terlindung dari lumpur, kotoran,
karat dsb.
3.11.1. Persiapan
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 35
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat lepas, serta
bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada
tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin rekatannya.
b. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
a. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi dengan bagian
lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk mengindari
keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada lubang-lubang (openings) /
bukaan.
b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga sebelum
dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi yang
benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan jarak.
2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk memperoleh
lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga jarak, kursi
penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat (seperti pasir,
kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu
beton yang mutunya paling sedikit sama dengan beton yang akan dicor.
4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk
itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan
mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan
jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang
sebanyak minimum 4 buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan
jarak ini harus tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada
tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung pada
cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perhatian khusus
perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang
dibengkok yang harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.
1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang
merusak tulangan itu.
2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak
boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkokkan
atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar
rencana atau disetujui oleh perencana.
5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau
diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh
mencapai suhu lebih dari 850 oC.
6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam
pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100 oC yang bukan pada
waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus
diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.
7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh
perencana.
9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali
diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan.
1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh
perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada pemotongan dan
pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperti tercantum dalam
ayat-ayat berikut.
2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan terhadap
panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4).
3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk jarak
lebih dari 60 cm.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 37
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
4. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi
sebesar ± 6 mm.
3. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan terbesar.
Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan di
tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang
dimana memungkinkan.
5. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata Cara
Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan lain.
Jangan melakukan penghentian / pengakhiran lembar wire mesh antara tumpuan balok atau
tepat diatas balok dari struktur menerus.
Keseimbangan pengakhiran dari lewatan dalam arah lebar yang berdampingan untuk
mencegah lewatan yan menerus.
Wire mesh harus ditahan pada posisi yang benar selama pengecoran.
3.11.4. Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan
Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh dilakukan pada
pembengkokan di suatu batang, pengelasan pada persilangan (las titik) harus diijinkan
kecuali seperti di anjurkan atau disahkan oleh Direksi Lapangan. ASTM specification harus
dilengkapi dengan keperluan jaminan kehandalan kemampuan las dengan cara ini.
Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom dengan
menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan (pada kolom) harus
disediakan dan dipakai.
1. Umum
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 38
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
A. Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan
Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971
NI-2, ACI 347, ACI 301, ACI 318.
B. Lingkup Pekerjaan
C. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau
diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard atau
spesifikasi terakhir sebagai berikut :
D. Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai
dengan jadwal yang telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera, untuk
menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari kontraktor
lain.
1. Kwalifikasi Mandor Cetakan Beton (Formwork Foreman)
2. Data Pabrik
3. Gambar kerja
4. Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.
4. Bahan-bahan/Produk
A. Perancangan Perancah
1. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang
belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan
dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi Lapangan.
Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah
dan pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya
untuk harga satuan perancah.
2. Perancangan/Desain
3. Acuan
1. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang
kering dioven dengan lebar nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua
papan harus bebas dari mata kayu yang besar, takikan, goncangan kuat,
lubang-lubang dan perlemahan-perlemahan lain yang serupa.
2. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar.
Cetakan dari papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan
permukaan-permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan
mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-
sudut dan perubahan bidang.
3. Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk
stabilitas dan untuk mencegah lepas/terurainya adukan. Cetakan papan
harus dikencangkan pada penunjang plywood dengan kondisi akhir dari
paku yang ditanam tidak terlihat.
Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan.
F. Jalur Kayu
G. Melapis Cetakan
2. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan form-oil (bahan
untuk melepaskan beton) dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi.
Pakai lapisan sesuai dengan spesifikasi perusahaan sebelum tulangan
dipasang atau sebelum cetakan dipasang.
H. Pengikat Cetakan
I. Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada
pelaksanaan beton haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada pekerjaan.
1. Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir.
Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani yang
lebih baik/tebal, dibentuk untuk menerima angkur ekor burung dari besi
seperti dispesifikasikan.
Pemasangan pipa saluran listrik dan lain-lain yang akan tertanam di dalam beton
:
1. Penempatan saluran/pemimpaan harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan di
dalam PBI 1971 NI-2 Bab 5.7.
2. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-
bagian struktur beton bila tidak ditunjuk secara detail di dalam gambar.
Di dalam beton perlu dipasang sleeve/selongsong pada tempat-tempat
yang dilewati pipa.
3. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan didalam gambar,
tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.
4. Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian
yang tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja
tulangan yang terpasang, maka kontraktor segera mengkonsultasikan
hal ini dengan Direksi Lapangan.
5. Tidak dibenarkan untuk membengkokkan/memindahkan baja tulangan
tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa
saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Direksi Lapangan.
6. Semua bagian-bagian/peralatan tersebut yang ditanam dalam beton
seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya
dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang sebelum pengecoran
beton dilaksanakan.
7. Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada
posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran
dilakukan.
8. Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan
kepada pihak lain untuk memasang bagian-bagian/peralatan tersebut
sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
9. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong
pada benda/peralatan yang akan ditanam dalam beton yang mana
rongga tersebut diharuskan tidak terisi beton harus ditutupi dengan
bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan
pengecoran beton.
5. Pelaksanaan
A. Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 43
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor harus memantau terus menerus
agar bisa dicegah penyimpangan-penyimpangan yang mungkin ada.
B. Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan
dari beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan
(openings), celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-
proyeksi seperti diperlukan.
Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air
dan dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan
kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang-penunjang
cetakan.
Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 44
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
jawab untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan
lokasi yang tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk
pemeriksaan.
Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik
pada arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan
konstruksi kecuali seperti diperlihatkan lain pada gambar.
Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1,
Tolerances for Reinforced Concrete Building.
Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada
permukaan beton yang diekspose.
Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi
bawah dari balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai
mencapai kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok
yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai dibawahnya bekerja penuh.
Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor harus
benar-benar yakin bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang mempunyai
"plumbness"/kemiringan lebih atau kurang dari 10 mm, yang dibuktikan dengan
data dari surveyor yang diserahkan sebelum pengecoran.
C. Pengikat Cetakan
E. Chamfers
Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan
dipasang. Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat
permukaan dari cetakan sekedar berminyak bila beton maupun pada pertemuan
beton yang diperkeras dimana beton basah akan dicor/dituangkan.
G. Pekerjaan Sambungan
H. Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung dari
beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan
secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-titik
lain dimana diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari bagian
dalam dari cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari bukaan
pembersihan berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan.
Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa
pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose
untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan.
Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose dengan
permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagian-
bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
J. Dinding-dinding
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 46
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
K. Waterstops
Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat
dibongkar tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut,
offsets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat.
Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose dengan
menggunakan peralatan ataupun description ataupun tidak diijinkan. Lindungi
semua ujung-ujung dari beton yang tajam dan secara umum pertahankan
keutuhan dari desain.
Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang
diakibatkan oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada
bagian yang terlihat hanya boleh dipakai ulang hanya pada potogan-potongan
yang identik.
Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil
pada bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan
ada bekas jalur akibat dari plywood yang robek atau lepas seratnya.
R. Hal Lain-lain
Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam
hubungan dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian
diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun tidak.
Dilarang menanamkan pipa di dalam kolom atau balok kecuali pipa-pipa tersebut
diperlihatkan pada gambar-gambar struktur atau pada gambar kerja.
A. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi penyediaan bahan dan pemasangan waterproofing pada permukaan plat beton atap,
plat lantai beton basement, tempat daerah basah (toilet) dan tanki / ground reservoar
penampungan air atau sesuai dengan gambar kerja.
B. BAHAN
a. Untuk struktur pelat dan dinding basement, ground tank menggunakan bahan additive
yang dicampurkan ke dalam adukan beton di batching plant. Produk yang digunakan
dari Cementaid, Sika atau sejenisnya yang setara.
b. Untuk pelat atap dan daerah basah lainnya seperti toilet dan sebagainya
menggunakan lembaran dari Produk Bituthene 2000 atau sejenisnya yang setara.
Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tebal bahan minimum 1,50 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang
merata dan konstan.
b. Kedap air dan uap, termasuk bagian-bagian yang akan disusun overlapping nanti.
c. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
d. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 49
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
4. Pengujian
a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada
laboratorium yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya
Kontraktor harus menunjukkan sertifikat keaslian barang dari supplier disertai data-
data teknis komposisi unsur material pembentuknya.
b. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan
bersih.
6. Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tebal bahan minimum 1,50 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang
merata dan konstan.
b. Kedap air dan uap, termasuk bagian-bagian yang akan disusun overlapping nanti.
c. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
d. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
7. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan tertutup (belum dibuka)
dan masih tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
8. Untuk pelat lantai, sloof, pile cap, dinding penahan tanah (sirwall) dan beton ground
reservoar menggunakan beton kedap air (waterproofing dengan sistem integral), merk
yang direkomendasikan setara Fosroc, Degusa, Slury.
9. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan
bersih.
10. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya, baik
sebelum atau selama pelaksanaan.
11. Pengujian
a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada
laboratorium yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya
Kontraktor harus menunjukkan sertifikat keaslian barang dari supplier disertai data-
data teknis komposisi unsur material pembentuknya.
kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik
untuk mutu material, serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu
pelaksanaan pemasangannya.
C. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada pengawas, lengkap dengan
ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan
Pengawas.
Material yang tidak disetujui harus diganti segera tanpa biaya tambahan. Jika dipandang
perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan pengganti harus telah
mendapat persetujuan dari pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan harus
dibersihkan sampai kondisi yang dapat disetujui oleh pengawas. Peil dan ukuran harus
sesuai dengan gambar.
3. Cara-cara dan pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan serta petunjuk dari pengawas.
4. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, kontraktor
harus segera melaporkan kepada pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
E. CONTOH
1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan
jaminan keaslian material dari pabrik.
2. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
3. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas
dalam jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan
contoh-contoh bahan tersebut.
4. Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna
memperjelas usulan material yang diajukannya.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : III - 51
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
F. PELAKSANAAN
a. Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus bebas dari kotoran
yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan lain-lain.
b. Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan membuat kemiringan
dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan 0,5 kg/m2 dengan semen slurry
bonding agent lain yang setara. Kemiringan screeding beton sekurang-kurangnya 2%,
selanjutnya Kontraktor melapor Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan.
c. Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi kaki-kaki
bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan air (minimal 30 cm). Pertemuan
bidang horizontal dan vertikal harus dipasang polyster mesh. Disekeliling pipa-pipa
pembuang harus dibobok untuk kemudian diisi dengan semen non shrink.
d. Aplikasi pemasangan oleh tenaga ahli dan persyaratan dari produsen :
Campuran waterproofing adalah semen slurry 3 kg/m2 dicampur dengan bonding agent
(additive) sehingga mencapai ketebalan minimum 3 mm.
f. Pada pekerjaan beton yang bersinggungan dengan air dan digunakan untuk lalu lintas
manusia, water proofing yang digunakan harus memiliki campuran butiran berbatu keras.
g. Untuk semua waterproofing yang terpasang harus diadakan uji coba terhadap
kebocoran selama 24 jam atau hingga dapat dipastikan tidak terdapat bukti adanya
kebocoran.
j. Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang di tempat yang berhubungan
langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet
maka di atasnya harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan, atau
petunjuk pengawas, dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun material finishing
lainnya.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 1
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
BAB IV
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN
MEKANIKAL, PLUMBING & TATA UDARA
1.2.1.3. Seal
Seal harus sesuai dengan ketentuan berikut,
a. Untuk shut-off head kurang dari 10 kg/cm2 boleh menggunakan
'stuffing-box with gland packing seal'
b. Untuk shut-off head 10 kg/cm2 atau lebih harus menggunakan
'mechanical seal'.
1.2.1.4. Casing
Harus dari bahan Stainless steel dan mampu menahan tekanan
minimum sebesar 1.5 kali 'shut-off head', dengan sambungan sisi hisap
dan tekan dari jenis flange standard.
1.2.1.6. Kelengkapan
a. Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup searah pada sisi
tekan, katup penutup dan 'flexible connection' pada sisi hisap
maupun sisi tekannya dan dilengkapi strainer pada sisi hisap
pompa.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 3
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
1. Pipa dan fitting air bersih dalam Gedung menggunakan bahan jenis Poly
Prophylene (PPR), sedangkan untuk Pipa air bersih di Site / Luar gedung dan
Atap bangunan menggunakan Pipa jenis GIP
2. Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum
pada pasal terdahulu dan segala sesuatu yang tercantum dalam buku Pedoman
Plambing Indonesia.
3. Contoh-contoh bahan dan konstruksi harus diajukan kepada Direksi
Pengawas/Manajemen Konstruksi untuk diperiksa dan disetujui, selambat-
lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum pembuatan dan pemasangan.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 6
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
1.3.3. Desinfeksi
1. Desinfeksi dilakukan setelah seluruh sistem pemipaan air bersih dapat berfungsi
dengan baik, dan sebelum penyerahan pertama.
2. Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan Chlorine ke dalam sistem dengan
cara injeksi.
3. Dosis Chlorine adalah 50 ppm.
4. Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa harus dibilas dengan air bersih sehingga
kadar Chlor tidak melebihi 0,2 ppm.
2.2.2. Sambungan
1. Untuk pipa kelas S-12.5 dengan diameter 50 Mm atau lebih kecil mengguna-kan
perekat solvent cement.
2. Untuk pipa kelas S-16 dengan diameter lebih besar dari 50 mm menggunakan
sambungan dengan rubber-ring bell and spigot.
9. Pada waktu pemasangan pipa, galian tanah untuk perletakkan pipa harus tidak
boleh ada air sama sekali dan bagian dalam pipa harus diperiksa kembali
kebersihannya.
10. Peil dari perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka tanah/jalan harus sesuai
dengan Gambar rencana/bestek.
11. Tikungan /belokan tanpa elbow/bend dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
sudut sambungan antara pipa tidak boleh lebih besar dari yang diijinkan oleh
pabrik pipa yang bersangkutan.
12. Untuk pipa PVC, disekeliling pipa agar diberi urugan tanah kembali sesuai
dengan gambar rencana/bestek.
13. Pipa tidak boleh digantung memakai kawat, tali,kabel atau kayu untuk pekerjaan
plumbing dikerjakan sebagian seperti perpipaan untuk air kotor dan bersih yang
berhubungan dengan langsung dengan struktur bangunan.
14. Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa.
15. Fitting harus dari jenis "injection moulded" sedangkan "Welded fitting" sama
sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan dalam sistem pemipaan.
16. Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair atau
COMBINATION WYE-45 atau LONG RADIUS BEND dengan clean out.
17. Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cm di atas muka banjir alat
sanitair tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%.
18. Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
19. Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm di
atas atap dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
20. Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada pipa
air kotor dan bekas.
21. Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini, harus diadakan koordinasi dengan
pekerjaan-pekerjaan struktur mengingat adanya penembusan-penembusan
beton lantai maupun dinding.
22. Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar
pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam gambar
tersebut.
23. Di setiap floor drain dilengkapi dengan UTrap, untuk mencegah masuknya gas
yang berbau kedalam ruangan.
24. Pada saluran buangan dari prepation area dapur, sebelum masuk ke inlet, sistem
permipaan air kotor bangunan, harus dipasang penyaring kotoran dari bahan
stainless steel untuk mencegah penyumbatan di dalam pipa.
25. Pada jalur perpipaan air kotor dan bekas yang mengandung lemak dipasang
clean out di setiap belokan dan pada pipa vertikal utama (di setiap pintu
shaft).
26. Sedangkan jalur pemipaan buangan dari laboratorium, area kamar operasi dan
lain-lain, air yang mengandung infeksius dibuang ke bak netralisasi terlebih dulu.
27. Begitu juga pemipaan buangan dari area dapur umum harus dipisahkan dari
lemak di grease trap.
28. Persyaratan material (kelas, standard dan lainnya), ketentuan cara pemasangan
seperti yang dicantumkan pada bab terdahulu 'Persyaratan Teknis ME'.
3.3.2. Sambungan
a. Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih kecil dari 50 mm meng- gunakan
solvent cement.
b. Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih besar dari 50 mm menggunakan
sambungan rubberring.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 10
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
No Matrial Merk
1. Pipa Air Bersih PPR GF TORRO
2. Pipa Air Bersih GIP Medium class Bakrie, Spindo
3. Pipa Air Kotor,Bekas & Hujan (PVC Wavin, Rucika, Vinilon
AW class)
4. Valve (Gate, Ball, Butterfly) Kitzawa,Toyo
5 Roof Tank FRP Multitech,Induro.
6 Pompa Air Bersih, Submersible. Equal,Ebara,Grundfos
7. STP Biofil System Bio Septic, MultiBiotech/Multitech
Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja, pembuatan
dan pemasangan sumur resapan yang lengkap seperti ditentukan dan / atau
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan sumur resapan meliputi hal – hal berikut, tetapi tidak dibatasi pada :
Pekerjaan pengukuran
Pekerjaan Galian untuk lubang sumur
Pemasangan sumur resapan dan pemipaan
urugan kembali dan pemadatan
4.3.4. Ketidaksesuaian
Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan / ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, kapasitas, jumlah maupun
pemasangan dan lain – lain.
Semua perlengkapan pemipaan yang didatangkan atau dipasang tanpa tanda /
merek harus disingkirkan dan diganti dengan yang sesuai tanpa tambahan biaya
kepada Pemilik Proyek.
4.4.4. Pemipaan
Pipa dan sambungan harus dari pipa PVC dengan sambungan tipe solvent cement,
memiliki tegangan kerja 8 kg/cm 2 yang memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis
02500.
Diameter yang dibutuhkan harus sesuai dengan kebutuhan desain.
4.4.5. Adukan
Adukan, bila dibutuhkan, harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis – Adukan
dan Plesteran.
4.5.2. Pemasangan
Sumur resapan harus dikonstruksi, dipasang dan ditempatkan sesuai dengan
kedalaman, diameter dengan detail sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja,
Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui dan Spesifikasi Teknis ini.
Bahan pengisi harus ditempatkan pada elevasi dan dengan ketebalan sesuai
ketentuan dalam Gambar Kerja.
Penutup lubang sumur resapan lengkap dengan lubang periksa yang dibuat dari
beton bertulang, harus dipasang sedemikian rupa sehingga duduk dengan rapat
dan aman pada tempatnya.
Karaktersitik Efluent,
Suhu : 250C
Ph :6-9
BODs : < 30 mg/l
COD : < 100 mg/l
NH3 bebas : 10 mg/l
TSS : < 30 mg/l
Bakteri E-Coli : < 50.000/l
Deskripsi Interkoneksi
interkoneksi air : pipa pvc type aw ukuran 1”- 4”
interkoneksi udara : pipa galvanis ukuran 1”--2”
B. Persyaratan Teknis
Main Fire Pump harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1) Jenis : single stage centrifugal horizontal split casing pump,
single suction, base mounted flexible coupled dengan motor.
2) Casing : cast iron.
3) Impeller : bronze, balans secara dinamik dan hidraulik.
4) Wear. rings : bronze
5) Shaft : stainless steel
6) Shaft sleeve : stainless steel Seals,
7) Untuk shut-off head kurang dari 10kG/cm2 boleh menggunakan
'stuffing-box with gland packing seal'
8) Untuk shut-off head 10kG/cm2 atau lebih harus menggunakan
'mechanical seal'
9) Bearings : grease lubricated
10) Penggerak : motor listrik dan motor diesel khusus
untuk Fire Pumps.
11) Karaker aliran: refer to NFPA 20/1990
C. Karakteristik Pompa
1) Casing harus dari bahan cast-iron dan mampu menahan tekanan
minimum sebesar 1.5 kali 'shut-off head', tetapi tidak kurang dari 250
psi, dengan sambungan sisi hisap dan tekan dari jenis flange standard.
2) Shut-off head tidak boleh melebihi 140 % dari head kerja pompa.
3) Mampu memompa air 150 % dari kapasitas kerja dengan head pompa
65% dari head kerja.
E. Isolasi Getaran
Harus dilengkapi dengan peredam getar seperti pada gambar dan ketentuan
pada bagian 01.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 18
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
F. Kelengkapan
1) Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup searah pada sisi
tekan, katup penutup dan 'flexible connection' pada sisi hisap maupun
sisi tekannya dan dilengkapi strainer pada sisi hisap pompa.
2) Setiap pompa harus dilengkapi dengan pengukur tekanan (pressure
gage) dengan katup isolasi, dipasang sesuai dengan gambar.
3) Setiap pompa harus dilengkapi dengan pemipaan drain untuk
penampungan drain dari casing dan seal, yang dialirkan melalu
saluran pada baseplate, menuju ke saluran air hujan terdekat.
4) Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup pelepas udara, penutup
poros, flange dengan mur baut pengikat, baut untuk pondasi dan
kelengkapan lainnya.
G. Diesel Engine
H. Jockey Pump
A. Enclosure
Harus NEMA type 3R atau setaraf, kedap hujan dan kedap suara (rain tight
and waterproof) dan untuk dipasang pada daerah terlindung dari sinar
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 19
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
matahari langsung, dicat anti korosi dengan finish warna merah terang.
Dilengkapi dengan floor mounted feet.
B. Sensor
Sistem beroperasi dengan sensor tekanan (mercury contact pressure switch)
yang ditempatkan di luar dari enclosure/kotak panel kontrol.
C. Saklar pemutus/disconnect-switch
Dari jenis mekanisme tuas tunggal yang sekaligus menggerakkan secara
berurutan saklar pemutus dan circuit breaker, dilengkapi dengan mekanisme
interlock sehingga tutup kotak panel kontrol tidak dapat dibuka bila saklar
pemutus atau circuit breaker pada posisi 'masuk/on'.
D. Operasi
- Sistem starter otomatis diatur oleh pressure switch dan akan terus berjalan
sampai dimatikan secara manual.
- Sistem dilengkapi dengan 'manual starter' atau disebut juga 'emergency
run'.
- Incoming power dimonitor dengan 'Power-on pilot light'.
E. Kelengkapan
- Manual starter (push-button),
- Manual stop (push-button),
- Rotating switch untuk 'emergency run' dan 'shut down'
- Pressure switch dengan range 0-21 kG/cm2.
- Water flow meter dan recorder.
- Alarm pada kegagalan start pompa.
F. Kualitas
- Memenuhi persyaratan NFPA 20.
Electrical driven Fire Pump Controller harus dari salah satu jenis di bawah ini:
Part-winding/Wye-delta reduced current starting.
Primary resistant reduced current starting.
Autotransformer reduced voltage starting.
A. Enclosure
Harus NEMA type 3R atau setaraf, kedap hujan dan kedap suara (rain tight
and waterproof) dan untuk dipasang pada daerah terlindung dari sinar
matahari langsung, dicat anti korosi dengan finish warna merah terang.
Dilengkapi dengan floor mounted feet.
B. Sensor
Sistem beroperasi dengan sensor tekanan (mercury contact pressure switch)
yang ditempatkan di luar dari enclosure/kotak panel kontrol.
C. Saklar pemutus/disconnect-switch,
Dari jenis mekanisme tuas tunggal yang akan sekaligus menggerak- kan
secara berurutan saklar pemutus dan circuit breaker, dan dilengkapi dengan
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 20
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
mekanisme interlock sehingga tutup kotak panel kontrol tidak dapat dibuka
bila saklar pemutus dan/atau circuit breaker pada posisi 'masuk/on'.
D. Operasi
Sistem starter otomatis diatur oleh pressure switch dan akan terus
berjalan sampai dimatikan secara manual.
Sistem dilengkapi dengan 'manual starter' atau disebut juga 'emergency
run'.
Incoming power dimonitor dengan 'Power-on pilot light'.
E. Kelengkapan
a. Manual starter (push-button),
b. Manual stop (push-button),
c. Rotating switch untuk 'emergency run' dan 'shut down'
d. Pressure switch dengan range 0-21 kG/cm2.
e. Water flow meter dan recorder.
f. Alarm pada kegagalan start pompa.
g. Kualitas : Memenuhi persyaratan NFPA 20.
2) Engine-trouble',
3) 'Switch mis-set signal' Kelengkapan lainnya sesuai dengan standard
pabrik pembuat panel kontrol.
6.3.6. Pemipaan
a. Bahan yang digunakan dalam sistem pemipaan secara umum harus
mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada pasal 1.1.2 dan segala
sesuatu yang tercantum pada National Fire Codes artikel, NFPA No. 24-1990
seperti disebut terdahulu atau Black Steel Pipe (BSP) SCH 40.
b. Pipa, fitting dan segala peralatan bantu sistem pemipaan harus dipasang
sesuai dengan segala yang tercantum pada gambar perancangan.
c. Katup-katup penutup harus dari jenis 'SUPERVISED' dan dihubungkan
dengan Central Fire Alarm (FACP) dan/atau Local Master Fire Alarm Control
Panel (LMFAC) sesuai dengan rancangan dan peralatan yang
terpasang/ditawarkan dari Sistem Pengindera Kebakaran.
d. Pipa dan perlengkapannya (fitting, katup dan lainnya)harus mengikuti standard
ANSI, dalam hal ini adalah :
1) ANSI; kelas 300 PSI : untuk katup dan peralatan sejenisnya.
2) ASTM A.53; Sch.40 : untuk pipa galvanis.
3) ANSI B.16; 5,9,10,11 : untuk screwed, flanged, welded fittings.
1. Sprinkler Head
a. Jenis : Pendant type untuk Area kerja dan Parkir
dan Wall type untuk area kamar
b. K factor : 5.65
c. Orifice : 15 mm
d. Suhu leleh : 57 0 C
5. Landing Valve
a. Jenis : Oblique cast iron landing valve dicat merah terang,
b. Ukuran : 2.5 inch
c. Kelengkapan : cap and chain, hose coupling, rising OS & Y stem,
handwheel operated, cadmium plated escutcheon.
d. Standard,kelas : ANSI, 300 psi WOG.
6. Hydrant Pillar
a. Jenis : two-way hydrant pillar, cast iron dicat merah
b. Kelengkapan : cap and chain, hose coupling, hydrant keys
c. Ukuran : 4x2.5 inch
d. Standard : ANSI, 300 psi WOG.
7. Siamesse Connection
a Jenis : bronze two-way.
b. Kelengkapan : check-valve, hose coupling, cap and chain
dilengkapi cadmium plated escutcheon.
c. Dimensi : 4x2.5x2.5 inch
d. Standard : ANSI, 300 psi WOG.
9. Orifice Plate
a. Harus dipasang pada setiap katup pengatur cabang pemipaan sprinkler dan
katup pengeluaran selang hidran untuk mengatur tekanan air pada keadaaan
operasi sehingga sesuai dengan kriteria tekanan yang ditentukan oleh
standard yang diikuti.
b. Orifice plate boleh tidak dipasang bila ternyata dalam pemeriksaan ulang
terhadap tekanan air menunjukkan besar tekanan yang memenuhi kriteria
tekanan yang ditentukan oleh standard yang diikuti.
a. Portable Fire Extinguisher yang digunakan berisi bahan pemadam jenis dry
chemical powder kelas A, B, C sedangkan khusus untuk area Ruang Mesin /
Panel listrik menggunakan jenis CO2 dengan kapasitas tabung sesuai dengan
kelas pemadaman 2A-10B/NFPA.10 atau 2A/SKBI atau minimum 6 kG.
b. Extinguisher Head (Operating Head) dari jenis High Strength Non Corrosive
dan dilengkapi dengan Discharge Hose yang mempunyai Discharge Nozzle.
c. Tabung APAR dipasang di dalam kotak FHC.
a. Pengujian yang harus dilakukan untuk sistem Sprinkler, Hidran halaman dan
Pipa-Tegak hidran ini mengikuti segala ketentuan yang dicantumkan pada
NFPA pada buku dengan nomer berikut ini, No. 19-1990 - No. 20-1990 - No.
24-1990.
b. Dengan demikian segala metoda dan cara pengujian baik untuk pengujian
sistem maupun pengujian pemipaan yang terdapat pada referensi di atas
adalah mengikat dan merupakan bangian yang tidak terpisahkan dari
Dokumen Pelelangan/Pelaksanaan /Kontrak (Gambar dan Buku Spesifikasi).
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 24
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
2. Bahan
Untuk pembuangan air (drain) dipergunakan pipa PVC Klas AW.
3. Peralatan
Pipa kondensasi drain harus diperlengkapi dengan bak kontrol, leher angsa
serta peralatan lain yang perlu. Harus diberikan lapisan isolasi sampai
sepanjang kira-kira 2 meter atau sampai dengan dimana tidak terjadi
pengembunan bagian luar pipa, isolasi harus dari bahan fibre glass,
polyurethene atau styrofoam type D.1. atau yang sejenis dari bahan tahap api
(fire resistant) setebal 1”. Bagian luar hendaknya dicat sesuai dengan warna
yang disetujui oleh Direksi lapangan.
4. Penembusan Dinding
Bilamana menembus dinding, lantai dan lain-lain, pipa ini harus diberi lapisan
getaran dan dilindungi dengan pipa yang lebih besar ukurannya.
1. Umum
Pemborong harus memasang condensing unit untuk split system dengan
jenis, ukuran dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
Unit ini hendaknya factory buitt dan telah diuji pabriknya berdasarkan test
yang dilakukan sesuai dengan ASHRAE standar 14-67
2. Kompressor
Kompressor hendaknya dari jenis semi/heremetic didinginkan oleh gas
refrigerant dan motor yang dilindungi secara inherent
3. Koil Kondenser
Koil kondenser harus dari tembaga dengan fin dari alumunium yang
direkatkan secara mekanis. Koil ini telah diuji terhadap kebocoran, telah di
dehidrated dan diisi gas refrigerant secukupnya dari pabrik.
4. Fan Kondenser
Fan kondenser dari jenis propeller, pembuangan tegak ke atasl ke samping
dan dihubungkan langsung dengan fan motor.
5. Fan Motor
Fan motor hendaknya dari jenis permanent split capicator yang dilindungi
secara inherent serta mempunyai bantalan peluru yang dilumasi secara tetap.
6. Dinding
Dinding dan rangka hendaknya telah dicat anti karat dan sesuai untuk
pemasangan di luar.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 26
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
7. Peredam Getaran
Hendaknya pada semua kaki mesin ini dipasang peredam getaran yang
sesuai dengan persyaratan pabriknya.
1. Umum
Pemborong harus memasang evaporator blower unit untuk split system
dengan jenis, ukuran dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi dan
gambar. Unit ini hendaknya factory built dan telah diuji oleh pabriknya.
Berdasarkan test yang dilakukan sesuai dengan AMCA Standard 210-
1967,Test Code For Air Moving Devices dan ARI Standard 410-1964 Standard
For Forced Circulation Air Cooling and Air Heating Coil.
2. Fan
Hendaknya dipakai fan dari jenis forward curved dan direncanakan khusus
untuk unit ini. Alas motor harus dapat menyediakan variasi jarak antara
sumbu-sumber yang dapat diatur dengan skrup-skrup. Fan hendaknya
dilengkapi dengan pulley yang dapat diatur pitchnya untuk mengatur
kecepatan fan. Semua unit fan hendaknya mempunyai peluru dengan
bantalannya yang dapat dilumasi dari luar dengan mudah. Fan hendaknya
memiliki performansi sesuai dengan ARI standard 430-1966. Sistem fan
hendaknya telah ditimbang dan dibalance secara statis maupun dinamis di
dalam rumah fan oleh pabriknya.
3. Dinding
Dinding unit minimal dari plat besi ukuran 20 gauge. Semua panel atau lubang
berpintu harus dapat dengan mudah dan cepat dibuka. Rangka hendaknya
diperlengkapi dengan titik-titik penyangga yang telah diperkuat. Dinding dan
rangka hendaknya dilapisi dengan cat anti karat. Bak pengembunan air
hendaknya terletak di bawah koil pendingin dan harus cukup besar untuk
menampung segenap pengembunan uap air dari koil pada kondisi
maksimumnya.
4. Koil Pendingin
Koil pendingin harus dari tembaga dengan fin dari alumunium yang direkatkan
secara mekanis. Koil ini telah diuji terhadap kebocoran di pabriknya.
5. Isolasi
Dinding unit ini hendaknya diisolasi mulai dari masuknya sampai pada
keluarnya udara pada unit. lsolasi harus cukup kuat, tebal serta berat jenisnya
harus cukup untuk menghalangi terjadinya pengembungan. Isolasi harus
tahan terhadap aliran udara dan tahan api sesuai dengan persyaratan NFPA
Standard 90-A.
Tempat penampungan air pengembunan harus diisolasi untuk menghindari
terjadinya pengembunan di bagian luamya.
6. Peredam Getaran
Hendaknya semua kaki mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai
dengan persyaratan pabriknya.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 27
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
1. Umum
Hendaknya semua pipa refrigerant dikerjakan secara hati-hati dan sebaik
mungkin. Semua bagian-bagian pipa ini harus bersih, kering dan bebas dari
debu dan kotoran. Hendaknya dipakai pipa tembaga jenis yang dihydrated dan
sealed. Sambungan hendaknya sependek mungkin.
2. Sambungan
a. Pipa jenis hard drawn tubing harus disambung dengan perantaan
wrought copper fitting atau nonporous brass fitting. Dianjurkan dipakai
solder perak dengan dtiupkan gas mupia seperti Nitrogen kering ke
dalam pipa yang sedang disambung untuk menghindarkan
terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
b. Solder lunak semacam 50-50 tidak boleh digunakan. Solder 95-5 dapat
dipergunakan kecuali pada pipa discharge gas panas.
c. Pipa jenis soft drawn tubing dapat disambung dengan solder, nyala api
atau lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Bilamana precharged
refrigerant lines disediakan oleh pabrik, hendaknya diperhatikan benar-
benar instruksi pabrik.
d. Bila terjadi kelebihan pipa precharged hendaknya dibentuk gulungan
dan disangga pada bidang mendatar.
3. Konstruksi
4. Pengisian Refrigerant
c. Tekanan sistem setelah pengisian freon tidak boleh lebih dari yang
disyaratkan oleh pabriknya.
5. Isolasi Pipa
Pipa suction line refrigerant harus diisolasi dengan isolasi panas seperti
armaflex, bradflex.
Isolasi hendaknya ditutup dengan lapisan isolasi uap air jenis metal jacket dan
cat putih. Pipa harus disangga pada setiap jarak 2 meter dan pada setiap
belokan dan percabangan.
6. Saringan udara
a. Sistem VRF / VRV dengan Refrigerant R410a dengan jenis indoor Duct type,
Cassette type, Ceiling Suspended type dan Wall Type
b. Mesin Kompresor bekerja secara Variable menyesuaikan putaran motor dan
konsumsi daya listrik dengan kebutuhan beban pendinginan yang berubah -
rubah dengan menggunakan teknologi inverter dan Variable Refrigerant Flow.
c. Peralatan-peralatan yang digunakan pada sistem ini adalah,
- Indoor unit
- Outdoor unit dengan Kompresor DC Twin rotary Inverter
- Separation Tube untuk pencabangan antar indoor
- Individual digital remote control
d. Operasi sistem AC,
Dalam pengoperasiannya, pengatur temperatur ruangan dilakukan dengan
thermostat yang dapat diatur melalui pusat kontrol menggunakan Energy
Management System sebagai pusat kendali system AC yang terintegrasi dengan
Building Automation System.
e. Kondisi desain,
- Suhu ruangan : 75 + 4 0F
- Kelembaban nisbi : 60 + 10 % RH
- Fresh air ventilation : ASHRAE Standard 62-1981.
a. Tipe Pipa tembaga harus mengikuti standar ASTMB 280 untuk penggunaan
dengan Gas Refrijeran R410a (Ramah Lingkungan)
b. Harus mengikuti 'Safety Code for Mechanical Refrijeration ASA-B9.1-1965' dan
Code for Refrijerant Piping ASA-B3.5-1962.
c. Apabila terdapat ketidak sesuaian antara Gambar Perencanaan dengan
peraturan/Rekomendasi dari Manufacturer, maka Kontraktor harus melaporkan
kepada Direksi untuk mendapatkan penyelesaian.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 30
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
1. Sambungan,
a. Harus dengan Branzed Joints with Sweat Fitting.
b. Harus menggunakan Forged / Extruded Copper Fitting sesuai dengan
standard ASA-B.16.181963.
c. Harus dengan proses Hard Solder.
d. Filter Material dengan 'Silver Base Alloy' Melting for 1000 0F.
e. Sambungan ke peralatan di sesuaikan dengan outlet dari peralatan tersebut.
f. Proses soldering/brazing harus dilakukan dengan mengalirkan gas Nitrogen
pada bagian dalam pipa, untuk menghindari penumpu-kan jelaga pada
bagian dalam pipa sambungan/fitting/elbow.
2. Belokan-belokan harus menggunakan elbow, tidak diizinkan mem-bengkokan
pipa untuk membuat belokan.
3. Pemasangan isolasi baru boleh dilakukan setelah pipa ditest.
4. Pressure Test dan Leaking Test untuk semua sambungan dan Jalur pipa
dilakukan dengan tekanan gas N2 (Nitrogen) selama 2 x 24 Jam dengan
tekanan minimal 400Psi
5. Setelah dilakukan Pressure dan Leaking test, dilakukan FLUSHING dengan N2
untuk membersihkan bagian dalam pipa dari berbagai material yang tidak
diinginkan dalam proses aliran gas refrijeran tipe R410a.
6. Pipa harus benar-benar lurus dan diikat dengan klem kedudukan pipa.
8.5.1. VRF inverter system, jenis Duct ,Cassette & Wall type.
8.5.1.1. Ketentuan Umum,
a. Harus dari jenis AC VRF Inverter atau VRV, model Duct , Cassette,
Ceiling Suspended dan Wall type secara lengkap berikut Aksesories
dan system kontrol operasinya (thermostat, Separation Tube, Filter
udara dan kontrol-kontrol lainnya).
b. Kapasitas mesin harus dapat mengatasi beban pendinginan sesuai
yang tercantum dalam gambar Skedul Peralatan AC & Fan.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 33
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
9.1.1. Umum
a. Berikut ini adalah penjelasan secara umum mengenai ventilasi dan ventilator,
untuk spesifikasi teknis yang khusus, disesuaikan dengan spesifikasi yang
tertera pada gambar schedule mesin.
b. Peralatan ventilasi harus dipasang sesuai dengan yang tertera dalam gambar
dan atau yang dipersyaratkan di bawah ini. Seluruh pemasangan ventilasi
mekanik harus memenuhi persyaratan setempat, ordonansi dan atau peraturan
yang berlaku.
c. Pemborong harus menyediakan dan memasang kipas angin sesuai dengan
gambar dan spesifikasi. Semua fan dari jenis centrifugal in line duct atau
ditentukan sesuai spesifikasi di bawah ini yang telah dibalance statis maupun
dinamis dan diuji oleh pabriknya.Setelah terpasang fan tidak boleh menimbulkan
suara yang berlebihan. Semua fan dipasang karet sekelilingnya (peredam
getaran) sebelum dipasang.
d. Seluruh fan harus disetujui penggunaannya oleh Konsultan MK sebelum
pekerjaan pemasangan dilakukan.
d. Exhaust fan harus memiliki damper yang secara otomatis bekerja dengan
motor dengan kata lain bila exhaust fan dimatikan untuk dampernya harus
dapat tertutup dan sebaliknya.
e. Exhaust fan tidak boleh melebihi tingkat kebisingan 40 db. Cara pemasangan
dengan rangka kayu yang dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat
dibuka/pasang kembali untuk maintenance.
9.1.3. Ducting
a. Seluruh ducting ventilasi mekanik yang dibutuhkan harus sesuai dengan bab
ducting (cerobong udara), baik dimensi, bentuk, maupun bahannya. Seluruh
ducting ventilasi mekanik tidak perlu diisolasi.
b. Pemborong diwajibkan untuk mengajukan persetujuan terlebih dsplit ductlu
kepada Konsultan mengenai produk, type dan spesifikasi peralatan yang
akan digunakan dalam proyek ini.
9.1.4.2. Konstruksi
a. Harus dari jenis Adjustable Pitch Axial-Flow Fan factory adjusted dan
fixed pada sudut tertentu sesuai dengan kebutuhan dengan standar
produk
b. Form of running dengan motor berada pada sisi hulu dari arah aliran
udara.
9.1.4.3. Impeller
a. Harus dari bahan die-cast aluminium alloy dengan kekuatan sesuai
standard ARI (S&P)
b. Harus seimbang secara dinamis maupun statis.
c. Kipas harus dari jenis AIRFOIL atau AEROFOIL.
d. Harus direct coupled dengan motor penggeraknya.
9.1.4.4. Casing
a. Harus dari bahan hot dip galvanized cold-rolled steel dicat anti korosi
dengan bahan chlorinated rubber paint
b. Casing dari jenis long-type casing yang menutupi impeller dan
motor.
c. Dilengkapi bell-mouth inlet and fan outlets untuk sambungan dengan
saluran udara.
9.1.4.5. Motor
a. Dari jenis non-ventilated squirrel-cage induction type, dust-grease-
corrosion-roof motor dengan insulation class F.
b. Dapat digunakan untuk menghisap udara pada temperatur yang
berkisar antara 50-75 0C.
a. Dilakukan setelah semua unit dihubungkan dengan sistem saluran udara dan
seluruh komponen dalam saluran telah selesai dipasang.
b. Pekerjaan yang harus dilakukan :
1) Mengatur jumlah aliran udara yang dibutuhkan oleh setiap ruangan sesuai
dengan yang tertera pada gambar.
2) Mengatur splitter damper dan volume damper sehingga jumlah udara yang
mengalir ke setiap ruangan sesuai dengan kebutuhan ruangan tersebut.
c. Balancing dinyatakan selesai bila aliran air telah sesuai dengan kebutuhan
mesin Air Conditioning dengan ketelitian pengaturan +10% atau - 5%.
e. Air chamber dibuat dari bahan yang sama dengan louver dan dicat dengan
anti corrosive paint.
9.3.10.3. Register
Harus dari bahan aluminium, dilengkapi dengan sponge rubber
gaskets untuk mencegah kebocoran.
Supply registers harus dari jenis adjustable double deflection.
Dilengkapi dengan air volume damper dari jenis group operated,
opposed blade, adjustable type yang diatur dengan kunci melalui
sisi muka register.
Exhaust dan return register harus dibuat sama dengan supply
register dengan kekecualian dari jenis single deflection.
9.3.10.4. Grilles
Harus memenuhi ketentuan yang sama dengan register dengan
kekecualian tanpa volume damper.
9.3.10.5. Damper
1. Volume damper
Volume damper harus dari jenis louvers volume dampers kecuali
bila dinyatakan secara jelas di dalam gambar sebagai splitter
dampers.
Splitter dampers dipasang pada setiap percabangan untuk
saluran udara supply/return/exhaust.
Louvers volume dampers dipasang pada percabangan saluran
udara utama, percabangan pada plenum atau lainnya sesuai
dengan indikasi pada gambar.
Kelengkapan dampers, harus dilengkapi casing, blades dari baja
galvanis tebal min. 1,2 mm, worm gear, extension rod assy dan
kelengkapan lainnya untuk pengoperasian.
Louvers dampers harus factory fabricated
Splitter dampers harus dibuat ditapak dari BjLS 100-K dengan
self locking operating assy (threaded swivel assy on threaded
steel rod) dengan universal joint untuk sambungan antara batang
dengan pelat.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 40
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
2. Backdraft dampers
Material Blade harus dari jenis yang material yang ringan (
Alumunium sheet )
Dari jenis shop/factory fabricated backdraft damper.
Blades harus balans secara statis sehingga dapat terbuka/
tertutup dengan sendirinya akibat adanya aliran udara dan akan
menutup secara gravitasi bila aliran terhenti.
9.3.10.7. Lain-lain
Access door untuk saluran udara,
a. Harus dipasang pada sisi hulu dan hilir setiap filter, coil, damper,
dan peralatan lainnya sesuai dengan indikasi pada gambar untuk
keperluan pengaturan,pemerik saan dan pembersihan.
b. Dibuat dengan ukuran 46x46cm atau sebesar mungkin sesuai
dengan ukuran ducting kecuali dinyatakan lain.
c. Panel pintu harus dari baja tebal 1.4 mm, 2(dua) lapis dengan
lapisan isolasi di tengahnya dengan engsel dan bukaan pintu dari
bahan baja galvanis dengan rubber gasket pada tepi-tepi pintu.
d. Dilengkapi dengan jendela (observation windows) dengan double
glass.
c. Seluruh saluran udara harus dibuat dari pelat BjLS yang baru dan
bersih / bebas dari karat atau cacat-cacat lainnya dan berasal dari
tempat penyimpanan yang dilindungi atap dan dinding.
d. Dimensi yang ditulis / disebut dalam gambar maupun buku
spesifikasi adalah ukuran bersih sisi dalam saluran, dengan
demikian untuk saluran dengan infill lining harus diberikan koreksi
terhadap dimensi saluran baja tersebut.
e. Dinding saluran udara harus bebas dari gelombang maupun
gelembung-gelembung setempat, untuk itu pemotongan dan
penekukan/lipatan pelat harus dibuat dengan mesin (mesin potong
pelat atau mesin tekuk).
f. Perubahan ukuran dan belokan.
g. Pembersihan saluran udara,
Pembersihan saluran udara harus dilakukan sebelum outlet
terminal dipasang dan sebelum ceiling dan carpet pada
Pekerjaan Finishing dipasang.
Sebelum fan dijalankan, saluran udara harus dibersihkan dari
segala kotoran yang melekat, debu, lemak, bekas-bekas
pengerjaan dan segala jenis kotoran lainnya.
Selama pekerjaan berlangsung, saluran yang telah selesai
dikerjakan harus ditutup dengan rapat menggunakan pelat baja
untuk menghindarkan kotoran masuk ke dalam saluran.
Bila ditemukan kotoran yang cukup mengganggu maka saluran
udara harus dibongkar untuk dibersihkan dan kemudian bila
masih memungkinkan dapat dipasang kembali.
h. Perapat untuk saluran udara
Seluruh sambungan pada saluran udara harus diberi perapat dari
jenis fire resistant duct sealer untuk mendapatkan saluran udara
yang kedap terhadap kebocoran. Sealant tersebut harus dioleskan
pada saat fabrikasi.
Khusus untuk kitchen exhaust duct dan bath room exhaust duct,
sambungan dibuat dengan solder atau dapat juga dengan sealing
packing seams.
Sambungan (connection) antara saluran.
Sambungan antara saluran harus dengan sambungan flange, dari
bahan besi siku yang diikat dengan paku keling terhadap saluran
udara, dan diberi sealing packing untuk menjamin kedap udara.
Baja siku yang digunakan harus mengikuti ketentuan seperti tabel berikut:
Ukuran Flange paku keling Sambungan
Sisi terpanjang
Baja Siku
Saluran saluran Jarak dia. Pitch dia. Pitch
(mm)
(inch)
s/d 12" 25x25x3 1800 4.5 65 8.0 100
Ukuran sisi terpanjang angle steel seam reinforced air duct (mm)
saluran (INCH)
tinggi seam jarak maks.
19" - 30" 30 x 30 x 3 900
31" - 42" 40 x 40 x 5 900
ukuran sisi
dimensi siku
terpanjang Standing seam (mm)
(mm)
saluran (INCH)
1(satu) buah perkuatan di
70" - 88" 40x40x5
tengah
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 43
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
9.3.11.7. Filter
Filter / Pree Filter
a. Harus dari jenis Semi cleanable low velocity filter tebal ½ inchi.
b. Filter harus dipilih dari kelas effisiensi 55-75 % pada dop test.
c. Filter harus dipasang pada konstruksi, rangka baja galvanis,
sehingga membentuk panel-panel.
d. Filter harus dari jenis yang dapat mampu menyaring lemak.
e. Pada sela-sela antara flange filter housing dan ducting harus diisi
dengan gasket untuk menjamin kerapatan sambungan, tidak
diperkenankan adanya kebocoran pada sambungan antara duct
dengan filter housing.
f. Filter housing harus diberi penggantung khusus ke pelat beton
atau dudukan khusus, dalam arti bahwa housing tidak boleh
membebani saluran udara.
g. Accees-door ditentukan dari samping.
h. Rangka penggantung tidak boleh menghalangi access-door dari
filter housing.
No Matrial Merk
1. Unit Air Conditioning VRF Sistem Samsung, Mitsubishi, Panasonic
2. Pipa Refrigerant Kemlba,Denji,Crane enfield
3. Pipa Pengembunan (PVC) Rucika, Wavin, Vinilon
4. Isolasi Pipa Refrijran,Pengembunan Armafalex,Thermaflex
5. PolyUrethan TD Duct, TDi, First Duct
9.5.1.1. Umum
1. Bab ini melengkapi seluruh pekerjaan pemipaan dan adalah
tanggung jawab pemborong untuk mengikuti gambar dan
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 46
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
3. Tidak boleh ada pipa yang ditumpu atau digantungkan pada pipa lain. Semua
pegantung untuk pipa yang terisolir tidak boleh menembus bahan isolasi.
Semua pipa dalam ruangan masih harus ditumpu dengan penumpu yang
mencegah penerusan getaran (vibration eluminating, hanger, rubber in
shear).
5. Kepadatan tidak boleh kurang dari 2 lb/cuft (32 kg/ m3) suhu 650
dan F K-value = 0.23 BTU/in-hr-F. Produk yang dapat diterima
adalah armaflex , thermalex ,Bradford .
6. Alluminium Foil (Vapour Barrier)
7. Minimal terdiri atas empat lapis bahan yang dilaminasi dibawah
tekanan dan suhu sehingga membentuk suatu lembar fleksible
yang berlapis banyak (multiple flexible sheet). Mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
a. Permeansi = 0.02 perms (1.13 ng/NS maksimum)
b. Tensile Strength = longitudinal : 10-13-KN/m transverse : 6-8
KN/m
c. Fire Resistant, smoke develoved = 0-1 : heat evolded = 0
d. Non Corrosion
e. Beach puncture : 0.75-1.0 J (TAPPI T 803 m )
f. Flame spread & ignicability : 0
Merk produk yang dapat diterima adalah sebagai berikut : Thermofoil 730/731,
silition. Untuk duct foil tape, yang dapat diterima adalah produk ; Saba Idenden.
1. Isolasi Ducting
Bilamana tidak ditentukan lain secara terpisah maka penentuannya adalah
sebagi berikut :
a. Duct pengambilan udara segar (fresh air duct) dan duct pembuangan
udara kotor (exhaust duct) tidak perlu diberi lapisan isolasi.
b. Semua duct udara supply dan duct udara balik untuk sistem air
conditioning dan refrigeration harus diberi lapisan isolasi sesuai dengan
gambar spesifikasi.
c. Semua duct yang diexpose terhadap penglihatan (bahan alluminium
sheet), harus diberi lapisan isolasi dalam tebal 1” bahan fibre glass atau
styrophor yang fire resistent dan self extinguishing sesuai persyaratan
ASTM-C 166. Ducting tidak perlu diberi lapisan isolasi luar.
d. Duct yang berada dibawah atap atau pada lantai teratas harus dilapisi
isolasi dari fibre glass setebal 2” (5 cm) yang kepadatan minimumnya satu
pound per kubik feet atau dengan suatu lapisan isolasi panas lainnya
yang ekuivalent khusus untuk instalasi air conditioning/refrigeration
dengan harga koefisien perpindahan panas konduksi maksimum 0.23
pada suhu udara rata-rata 750 F sesuai dengan persyaratan ASTM 166
dan tahan api (fire resistance). Duct ini hendaknya dilapisi dengan suatu
lapisan weather proof vapour barrier seperti aluminium foil dua sisi yang
tahan api dan diperkuat dengan adhesive band serta kraft paper dengan
pemasangan yang menjamin keawetan dan tidak menimbulkan
kebocoran. Untuk duct yang tidak berada dibawah atap atau tidak pada
lantai teratas, tebal lapisan isolasi adalah 1” (2.5 cm BTU-
in/hr.SQFT.deg.F) dengan lapisan vapour barrier aluminium foil satu sisi
(single sided) yang tahan api (fire resistance) diperkuat dengan adhesive
band.
4. Pengerjaan Isolasi
Isolasi pipa dengan performed polyurethene dikerjakan dengan terlebih
dahulu dilapisi flinkote dimana PVC vapour barrier harus overlap pada
sambungan (joint). Demikian juga halnya isolasi pipa dengan polystyro foam.
9.7.1.1. Standard
Sebagai pegangan pelaksanaan pekerjaan ini digunakan standar dari
THE GUIDE dari ASHRAE, SMACNA dan NFPA No. 90A.
9.7.1.2. Umum
1. Gambar dan spesifikasi hanya menunjukkan panjang tiap ukuran
cerobong, peralatan dalam ducting dan susunan jalur sistem
cerobong udara. Bila ada penyimpangan dan gambar kontrak
yang dirasa perlu untuk diperbaiki oleh Pemborong, maka detail
penyimpangan serta alasannya diserahkan secara tertulis untuk
disutujui oleh Konsultan MK dan Konsultan Perencana.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 50
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
9.7.2.2. Pemipaan
1. Ketentuan Teknis Pemipaan
a. Pemborong wajib mempergunakan pipa penyalur air dingin
yang terbuat dari bahan Black Steel Pipe kelas Medium BS
1387 yang diproduksi sesuai dengan ketentuan dalam
Standard Industri Indonesia Nomor 016181 dan tidak
bertentangan dengan ketentuan dalam BRITISH STANDARD
1387/1967 dimana peralatan bantunya yang dipakai dari kelas
150 LBS.
b. Pipa condenser terbuat dari pipa baja galvanized kelas
menengah yang diproduksi sesuai dengan ketentuan dalam
Standard Industri Indonesia No. 016181 dan British Standard
No. 1386/1967 dan peralatan bantunya yang dipakai dari kelas
150 LBS.
c. Pipa pembuangan air kondensasi adalah pipa PVC class AW
beserta semua peralatan bantu pemipaan yang mampu
menahan tekanan kerja sebesar 10 kg/cm², dan untuk pipa
yang menembus lantai, dinding harus diberi sleeve pipa
dengan diameter 1,5 kali diameter pipa lalu disealant sebagai
anti bocor dan pipa kondensasi dipasang kurang lebih 5cm
dari dinding atau lantai serta kemiringannya 1mm.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 55
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
untuk pipa sampai dengan 1,5" dan berukuran 0,75" bagi pipa
yang lebih besar dari 1,5".
i. Pemborong harus menyediakan dan memasang air vent
otomatis pada setiap titik tertinggi dari sistim pemipaan dan
pada setiap titik-titik tertinggi dari setiap inlet dan outlet pipa ke
AHU/FCU/Mesin atau disetiap circuit yang perlu adanya
tambahan air vent dengan alasan mempercepat pembuangan
udara ataupun adanya udara yang terperangkap walaupun
tidak ditunjukkan pada gambar rencana.
j. Untuk Gate Valve dengan diameter sampai 2" dapat dipakai
type ball valve sedangkan diameter diatas 2" dipakai type
Butterfly Valve dengan Cast Iron body dan disc, EPDM seat,
lever atau Handwheel.
k. Balancing Valve harus dari type plug cock yang dilengkapi
dengan penunjuk pembukaan katup dan lubang untuk
mengukur perbedaan tekanan, untuk menentukan jumlah
aliran yang mengalir, dimana diukur dengan alat ukur digital
(measuring device) yang sudah diprogram untuk type-type
balancing valve tersebut.
l. Control Valve (Two Way Valve) yang dipilih harus mendapat
persetujuan perencana (CV yang dipilih) dengan perkiraan
bahwa total pressure drop akibat balancing valve dan two way
valve minimum 8 psi pada design flow.
m. Alat ukur temperatur harus mempunyai dua bacaan dalam °F
dan °C dan mempunyai batas-batas tempera¬tur yang
diperlukan dan dipasang dimana sumur dari thermometer
harus betul-betul tercelup kedalam media yang diukur.
n. Tangki Pemuaian (Expansion Tank) dari bahan Fibre Glass
Reinforced Plastic (FRP) dari campuran duro¬plast plastic
dengan penguatan Fibre Glass yang memiliki tensilestrength
18.000 psi, dan tahan terhadap udara, sinar matahari dan tidak
berbau dan pada sisi luar tangki diisolasi dengan Armaflex /
Thermaflex tebal 1½" dan dilengkapi dengan pelindung
jacketing tanki dari bahan allumunium tebal 0,6 mm, dan juga
dilengkapi dengan alat-alat bantu seperti venting udara, over
flow, drain, glass pengukur level air dalam tanki dan lobang
periksa.
k. Untuk Fresh Air yang disupply oleh Fresh Air Fan masing-masing
melalui ducting fan, dan melalui Air to Air Heat Exchanger
sebelum masuk kedalam AHU Room, demikian juga untuk
exhaust dari toilet melaui exhaust fan sebelum keluar ke udara
luar melaui Air to Heat Exchanger dan pada waktu system Fresh
Air Fan on, maka Exhaust Fan dan Air to Air Heat Exchanger juga
on dengan interlock system secara otomatis dan dapat dirubah
secara manual. Sedangkan Fan untuk Fresh Air dari type variable
speed (inverter) yang diatur akibat duct pressure sensor, Pressure
Differential Controller menyensor perubahan dari tekanan didalam
ducting akibat perubahan tekanan static dari filter agar supply
udara fresh air oleh fan menjadi constant volume.
l. Untuk seluruh Fresh Air yang disupply oleh Fan Fresh Air melaui
Filter sesuai Filter AHU.
m. Exhaust parkir dalam keadaan normal dan kebakran harus Fire
Rated Duct.
n. Pada waktu terjadi kebakaran, unit-unit AHU, Fan, Ciller, Pompa,
dll mati sedangkan Exhaust Fan Parkir jalan, semuanya itu
berjalan secara otomatis akibat adanya indikasi dari Fire Alarm
dan kontraktor VAC harus menghubungkan antara kontrol unit AC
/ Fan dengan konrol Fire Alarm dengan kabel kontrolnya.
o. Pressurisasi Fan bekerja secara otomatis apabila mendapatkan
indikasi / deteksi kebakaran dari fire alarm ataupun adanya sinyal
secara manual dari break glass karena itu kontraktor VAC harus
menghubungkan antara kontrol pressurisasi Fan dan Fire Alarm.
Selain itu kontrakator VAC harus memasang smoke detektor pada
ducting masuknya udara dari pressurisasi Fan sehingga apabila
pressurisasi Fan bekerja akibat indikasi dari Fire Alarm dan
kebutuhan udara yang dihisap tersebut mengandung asap maka
pressurisasi Fan tersebut secara otomatis akan mati. Pressurisasi
Fan harus dilengkapi dengan variable speed (Inverter) dengan
sensor, pressure difference yang diletakkan ditangga paling
bawah dan diset pada tekanan 0,35 "WG, sehingga apabila
tekanan pada tangga kebakaran telah tercapai, maka sensor akan
memerintahkan Fan untuk menurunkan kecepatan melalui inverter
pressurisai Fan dimatikan secara manual.
10.2. STANDARD
Sebagai pegangan pelaksanaan pekerjaan ini digunakan standar dan THE GUIDE
dari ASHRAE, SMACNA dan NFPA No. 90A.
10.3. UMUM
1. Gambar dan spesifikasi hanya menunjukkan dimensi, peralatan, dan susunan
dan diffuser, grille atau register yang harus dipasang. Bila ada penyimpangan
serta alasannya harus diserahkan secara tertulis pada Direksi Lapangan dan
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 64
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
10.4. MATERIAL
Bahan diffuser, grille dan register yang dapat diterima adalah dari alumunium
anodized profile dengan ketebalan minimum 18 US Gauge.
10.5. PEMASANGAN
1. Pemborong ini harus menyediakan semua duct register boxes, duct adapters
grilles, diffuser dan peralatan tambahan lainnya, sehingga instalasi lengkap
terpasang dan dapat bekerja dengan baik. Seluruh unit diffuser, grille dan
register harus mempunyai noise level criteria tidak lebih dari NC 40.
2. Pemasangan diffuser dan grille harus tepat berdasarkan gambar. Seluruh
diffuser dan grille yang dipasang pada dinding tembok dan lain-lain harus
mempunyai rangka plesteran (plaster frame) agar dapat dipasang rata dan tidak
retak. Seluruh diffuser dan grille harus dipasang rapat dan diberi karet gasket.
3. Seluruh adjustable volume damper yang terpasang, harus dapat diatur dan
dikunci dari luar. Untuk jenis diffuser yang digabungkan dengan armature lampu
(integrated light air troffer), Pemborong hanya mengerjakan penyambungan
ducting flexible round saja ke troffer tersebut.
4. Semua diffuser harus dari jenis aspirating dan memiliki diffusing cone minimal 4
(empat) buah. Diffuser yang dapat diterima adalah buatan lokal.
5. Di belakang dan bagian dalam semua diffuser, grille dan register dicat warna
hitam enamel setelah dilapis dengan cat mual (prime coat).
10.6. DIMENSI
1. Ukuran diffuser, grille dan register yang ada hendaknya disesuaikan dengan
keadaan. Ukuran dapat dirubah asalkan luas penampang sama atau lebih besar.
2. Ukuran yang didapat dari register boxes atau plenum harus menunggu ukuran-
ukuran terakhir dari grilee yang telah disetujui Arsitek. Penempatan yang
tepat/sesungguhnya dari diffuser dan grilee harus mendapatkan persetujuan
Arsitek. Diffuser harus dipasang dengan equalizing deflector dan damper.
10.7.1. Umum
Seluruh pekerjaan pengujian, balancing, kalibrasi dan setting yang perlu
dilakukan terhadap peralatan dan kontrol dilaksanakan oleh Kontraktor.
1. Kontraktor harus menyediakan personil yang cakap dan berpengalaman
untuk pelaksanaan seluruh pengujian.
2. Kontraktor harus melaksanakan seluruh pengujian atau test dan balancing
peralatan sistem air conditioning dengan disaksikan oleh Pemberi Tugas,
Konsultan, Pengawas serta pihak-pihak lain yang diperlukan kehadirannya.
3. Pelaksanaan TAB (Testing Adjusting & Balancing) secara mendasar minimal
harus mengikuti standard yang berlaku secara umum seperti standar NEBB,
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 65
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting dan balancing untuk
seluruh sistem tata udara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan besaran-
besaran pengukuran yang sesuai seperti yang terlihat dalam gambar rencana,
sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan rencana.
4. Pengukur listrik
- Voltmeter
- Ampermeter
5. Pengukur tekanan
- Manometer/pressure gauge
2. Temperatur
Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembaban pada setiap ruangan,
diffuser, grille, register, fresh air intake, exhaust.
4. Listrik
- Pengukuran dan pengujian kuat arus dengan tegangan RPM, setiap
phase pada unit compressor, motor dan sistem pengaturan listrik yang
ada. Harus dibandingkan dengan besaran/kapasitas yang direncanakan
atau data pabriknya.
- Tes berikut ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor dengan dihadiri oleh
seorang ahli yang ditunjuk Direksi :
o Tahanan isolasi - section dan overall
o Pentahanan
o Tahanan kontinyu pada konduktor dan sheating section and overall
o Phasing, termasuk keseimbangan phase tidak lebih dari 10%
o Full load (bila disyaratkan)
o Seluruh thermal overload pada starter harus diperiksa dan settingnya
dicatat
o Seluruh jaringan / circuit harus di-mergered
o Seluruh instalasi harus disetujui oleh PLN dan Konsultan
13. Black steel pipe schedule 40 yang dipakai adalah produksi Bakrie Brothers,
Spindo,Reser, SPS.
14. Gate and Globe Valves Screw Type yang dipakai adalah produksi Kitz,
Showa, Oventrop, reser, Toyo
15. Gate and Globe Valves Flange Type yang dipakai adalah produksi Toyo, Kitz,
Hitachi, oventrop,Reser.
16. Balancing Valve yang dipakai adalah produksi MNG, TA, Flowcon, Siemens,
Oventrop, Danfoss,Reser.
17. Check Valve (Swing Check) yang dipakai adalah produksi Toyo, Hitachi,
Astam, Super check, Techno check atau Socla.
18. Butterfly Valve yang dipakai adalah produksi Key Stones, Amri, Kitz atau
Oventrop.
19. Ball Float Valve yang dipakai adalah produksi Pati, Toyo, Kitz atau Oventrop.
20. Strainer yang dipakai adalah produksi Toyo, atau Kitaza¬wa.
21. Flexible Connector (pipeworks) yang dipakai adalah produksi Tozen, Toefle,
atau Proco.
22. Pressure Gauge yang dipakai adalah produksi Nagano, Johnson.
23. Thermometer yang dipakai adalah produksi Toyo, Nagano, Johnson, atau
Kitazawa.
24. Expansion Joint (pipeworks) yang dipakai adalah produksi Yoshitake, Mason.
25. UPVC pipe yang dipakai adalah produksi Sinar Lucky, Pralon, Rucika.
26. Copper pipe yang dipakai adalah produksi Wednesbuy Type L, Kembla,
Wolfrein.
27. Galvanized Steel Sheet yang dipakai adalah produksi Lokfom.
28. Flexible Duct yag dipakai adalah produksi Modulflet.
29. Promate boards untuk Duct insulation fire rated adalah produksi Promat.
30. Polythelyne insulation yang dipakai adalah produksi Thermaflex.
31. Pair Copper Pipe c.w insulation untuk AC Split yang dipakai adalah produksi
Inaba Denko.
32. Fibreglass Insulation yang dipakai adalah produksi Parawool, atau ACI, AB
Wool.
33. Rockwall insullation yangh dipakai adalah produksi ACI, Isover, ABR
34. Aluminium Foil yang dipakai adalah produksi Thermo¬foil 731, Flame Stop
525, AB foil.
35. Adhesive tape yang dipakai adalah produksi SABA, Duct Sung, AB tape.
36. Grilles (supply, return, exhaust, fresh air) yang dipakai adalah produksi
Comfort Aire, atau Modul.
37. Glass Cloth yang dipakai adalah produksi Colan.
38. Linier S/A diffusser yang dipakai adalah produksi Comfort Aire, Modul.
39. Square S/A diffusser yang dipakai adalah produksi Comfort Aire, Modul.
40. Access Door yang dipakai adalah produksi lokal.
41. Fire Dampers yang dipakai adalah produksi lokal.
42. Air Filters yang dipakai adalah produksi American Air Filter, Cambridge.
43. Air Filter Elektrostatic adalah produksi Honeywell.
44. Silencer yang dipakai adalah produksi Woods, IAC (Industrial Acustics
Company).
45. Anti Vibration Mounting yang dipakai adalah produksi Mason.
46. Motor penggerak pompa yang diapakai adalah produksi Siemens, Asea,
Lorey Sommer atau Electrim.
47. Pabrik pembuat panel adalah Siemens Indonesia, Ega Tekelindo Prima,
Unimakmur, Simetri, Omni Panel.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : IV - 70
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Siskoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
48. Komponen panel yang dipergunakan adalah produksi Siemens, Merlin Gerin,
Telemechanique, Mitsubishi.
49. Komponen alat ukur yang dipakai adalah produksi AEG, Mitshubishi.
50. Pipa Pelindung kabel yang dipakai adalah produksi Ega, Double-H.
51. Kabel TR yang dipakai adalah produksi Supreme, Kabelindo, Kabelmetal.
52. Kabel Tahan Api yang dipakai adalah produksi Sumitomo, Fuji .
53. Rak/tangga kabel yang dipakai adalah produksi Interach, Nobi, Metosu.
54. Flow meter yang dipakai adalah produksi Fisher dan Porter, Danfos.
55. Lain lain bahan dan peralatan yang dipergunakan dan belum ditentukan
dalam ketentuan ini, merupakan kewajiban Pemborong untuk
mengusulkannya dan harus dijelaskan didalam penawaran.
56. Pemborong wajib mempergunakan satu hasil produksi untuk setiap jenis
bahan dan peralatan.
57. Apabila Pemborong mengalami kesulitan didalam mendapatkan bahan dan
peralatan yang sesuai dengan ketentuan ini dan sesuai dengan penawaran
yang diajukan serta sesuai dengan hasil negosiasi, maka Pemborong dapat
mengajukan usulan perubahan secara tertulis disertai data data yang
lengkap. Apabila usulan tersebut ditolak oleh Pemberi Tugas dan atau
Manajemen Konstruksi, maka semua resiko menjadi tanggung jawab
Pemborong sepenuhnya.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : V - 1
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
BAB V
PEKERJAAN SISTEM LISTRIK ARUS KUAT
1.3. PERATURAN
a. Undang-undang Rep. Indonesia No. 28 th. 2002 Tentang Bangunan Gedung.
b. Peraturan Menteri PU No. 26/PRT/M/2008 th. 2008. Tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
c. Peraturan Menteri PU No. 02/PRT/2015 th. 2015. Tentang Bangunan
Gedung Hijau.
e. Instalasi Daya.
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk
menghubungkan panel-panel daya dengan outlet-outlet daya dan peralatan-
peralatan listrik, seperti Exhaust Fan, Motor-motor Listrik pada peralatan
Sistem Mekanikal serta peralatan lain sesuai dengan Gambar Perencanaan
dan Buku Persyaratan Teknis.
f. Instalasi Penerangan.
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang menghubungkan panel-
panel penerangan dengan fixture lampu, baik di dalam maupun di luar
bangunan, sesuai dengan Gambar Perencanaan dan Buku Persyaratan
Teknis.
g. Fixture Lampu.
Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah armature lampu, fitting, ballast,
starter, capacitor, lampu-lampu dan peralatan-peralatan lain yang
berhubungan dengan item pekerjaan sesuai dengan standard pabrik yang
dipilih.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : V - 4
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
k. Peralatan bantu/pendukung
Peralatan bantu / pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan
kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau
terinci di dalam Gambar Perencanaan dan Persyaratan Teknis.
b. Pada saat sumber catu daya utama dari PLN mengalami gangguan, secara
otomatis seluruh pasokan daya dilayani oleh sumber daya cadangan yang
berasal dari Diesel Generating Set.
c. Pada keadaan darurat (terjadi kebakaran), secara otomatis seluruh beban
dimatikan oleh signal listrik yang dikirimkan dari sentral Sistem Deteksi &
Alarm Kebakaran (FACP) kecuali daya listrik untuk mencatu beban-beban
khusus seperti Electric Fire Pump, Fuel Pump lift kebakaran, peralatan bantu
evakuasi.
f. Plat tutup harus dikerjakan dengan baik dan setiap siku dari plat tutup ini
harus benar-benar 90o. Plat penutup kerangka panel harus disekrup dengan
rapi yang dilengkapi cincin plastic sebelum cincin besi terhadap kerangka
panel. Plat penutup ini harus dapat dilepas-lepas.
g. Panel dilengkapi dengan tutup atas atau tutup bawah yang dapat dilepas-
lepas dan harus disiapkan lubang serta Compression Cable Glad untuk
setiap incoming dan outgoing feeder.
h. Pada dinding belakang atau/dan samping diperlukan membuat lubang-
lubang ventilasi yang cukup. Lubang ventilasi ini harus dibuat dengan cara
punch dan rapi. Pada bagian dalam dari dinding yang diberi ventilasi yang di-
punch harus dilengkapi tambahan dinding yang diberi lubang punch, hal ini
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : V - 6
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
untuk menjaga masuknya benda-benda atau tusuk akan pada bagian bagian
yang bertegangan dari peralatan panel.
i. Engsel yang digunakan harus kuat dan tidak menonjol dan harus diusahakan
tersembunyi serta rapi. Kunci dan handle pintu harus dari type Spagnolet
dengan tungkai penguat bawah dan atas dan dari bahan yang dilapisi
vernikel.
j. Rangka, penutup, cover plate dan pintu seluruhnya harus diberi cat dasar
dan dilapisi dengan powder coating warna abu-abu.
k. Panel yang berada di luar bangunan harus mempunyai index protection 557.
l. Ukuran panel diusahakan standart ukuran panel dan disediakan ruang yang
cukup apabila terdapat penambahan peralatan.
m. Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang
diketanahkan (grounding) dan busbar pentanahan, yang berfungsi untuk
dudukan ujung kabel pentanahan.
4.2. CAPASITOR
a. Capasitor yang digunakan untuk memperbaiki faktor daya pada sistem
distribusi listrik tegangan rendah mempunyai spesifikasi teknis sebagai
berikut:
1) Kapasitas : sesuai dengan gambar
2) Tegangan kerja : 380 Volt
3) Frekuensi : 50 Hertz
4) Jumlah phasa :3
b. Capasitor yang digunakan terdiri dari beberapa 'unit capasitor' dan harus
dapat beroperasi terhubung/terputus (switching) ke/dari sistem bagian per
bagian sebanyak sesuai dengan kebutuhan, dengan kapasitas switching
sebesar 25 kVAR per step.
c. Kontraktor harus menyediakan sebanyak 20% dari jumlah kapasitor yang
terpasang untuk spare.
4.3. PENGAMAN
a. Pengaman yang digunakan untuk tiap-tiap bagian capasitor menggunakan
Miniature Circuit Breaker.
b. Pengaman yang digunakan untuk pengaman rangkaian capasitor
mempunyai spesifikasi teknis sebagai berikut :
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : V - 9
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
kurva fotometrik termasuk Light Output Ratio – LOR, DLOR, ULOR & TLOR,
supplier juga harus menyertakan jaminan keaslian produk dan garansi untuk
semua tipe armature.
2. Semua armature lampu harus dibuat oleh satu pabrikan dengan kualitas
yang sesuai dengan Standar IEC.
2. Cover Prismatic
1) Armature lampu harus terbuat dari plat baja tebal 0,7mm (termasuk
finishing) dengan penyelesaian cat powder putih (ISO 2913-60) ,
dengan kapasitas lampu sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
2) Housing armature terbuat dari plat baja cold rolled berkekuatan tinggi
dengan finishing cat bubuk berwarna putih (ISO 2913 – 60), menjamin
refleksi yang tinggi (reflection rate diatas 0,8), setiap sambungan
disambung dengan pengelasan halus dan dijamin kualitas dan
kekuatannya.
3) Armature memiliki Cover Prismatic yang terbuat dari plat polimer
PMMA yang tahan terhadap benturan. Cover juga memiliki proteksi UV
untuk menjamin stabilitas dan penyebaran cahaya yang baik.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : V - 18
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
3) Armatur juga harus memiliki reflektor yang terbuat dari bahan alumunium
dengan tingkat kemurnian tinggi, berteknologi T-POT reflector sehingga
posisi lampu dapat diatur dengan mudah.
Escape lighting
Escape lighting yang dimaksud adalah lampu penerangan darurat untuk
menjamin kelancaran dan keamanan evakuasi pada saat terjadi darurat
kebakaran.
Emergency Exit
Emergency Exit yang dimaksud adalah lampu penerangan darurat untuk
penunjuk jalan keluar yang aman pada saat terjadi darurat kebakaran.
- Frekuensi : 50 Hertz
7.2.3. Pemasangan
a. Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian
grounding rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 M dan
masing masing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak ebih dari 1
Ohm.
b. Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang tertutup. Tutup
bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle. Bak kontrol
ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan tempat
pengukuran tahanan pembumian grounding rod. Ukuran bak kontrol harus
sesuai dengan Gambar Perencanaan.
c. Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahan
gangguan mekanis.
d. Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang tertanam di dalam
tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan penyambungan
dengan peralatan yang diketanahkan harus menggunakan mur-baut atau
sesuai dengan Gambar Perencanaan.
e. Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod harus
menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Penyambungan
ini dilakukan di dalam bak kontrol.
f. Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum di dalam
Gambar Perencanaan.
g. Sistem pembumian harus terpisah dari sistem pembumian :
1) Pembumian instalasi sistem penangkal petir,
2) Pembumian sistem telepon,
3) Pembumian sistem tata suara,
4) Pembumian sistem pengindera kebakaran/fire alarm.
5) Pembumian sistem MATV.
6) Pembumian sistem jaringan komputer LAN dan komputernya sendiri
a. Air terminal yang digunakan adalah type non radio aktif dengan ketentuan
mampu melindungi seluruh bangunan serta sekelilingnya dari sambaran
petir dan tidak mempengaruhi peralatan elektrik yang ada didalam
bangunan.
b. Air Terminal dari jenis Electrostatis lightning terminal.
c. Spizen yang digunakan Merk EF, Viking , Kurn, Erico, Thomson, Thomas.
d. Dudukan air terminal yang terbuat dari fibre glass dengan diameter 70 mm
dan ketinggian minimum 2,5 meter.
e. Pemasangan dudukan air terminator harus tahan terhadap pengaruh
goncangan dan angin.
f. Air terminal yang dipakai harus mendapat izin atau rekomendasi dari
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia atau instansi lain yang
berwenang.
g. Air terminal yang dipakai dengan menggunakan air terminal dari jenis bukan
radioaktif.
h. Detail dan tata letak instalasi penangkal petir sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
i. Air terminal harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri arus listrik
yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan.
j. Elektroda penangkal petir harus dihubungkan dengan hantaran turun
k. Pemasangan penangkal petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga
semua bagian atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai
basement harus dapat terlindung oleh sistem instalasi penangkal petir.
8.5.4. Dokumentasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan, pemborong diwajibkan
menyerahkan dokumentasi-dokumentasi sebagai berikut :
3 (tiga) set : Gambar-gambar instalasi terpasang (As built
drawing) yang telah diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
3 (tiga) set : Hasil Pengukuran tahanan pentanahan.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : VI - 1
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
BAB VI
PERSYARATAN SISTEM LISTRIK ARUS
LEMAH
2. Cakupan Pekerjaan
Cakupan pekerjaan ini harus termasuk pengadaan semua material, peralatan,
tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan
pemeliharaan yang lengkap sempurna untuk seluruh pekerjaan sistem
pengindera kebakaran seperti dipersyaratkan di dalam buku ini dan ditunjukkan
di dalam Gambar Perencanaan. Dalam pekerjaan ini harus termasuk sertifikat
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : VI - 2
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
3. Sistem Instalasi
Melaksanakan instalasi perkabelan sistem secara rapi dan sempurna serta
menyediakan dan memasang perlengkapan deteksi kebakaran berupa :
a. Master control fire alarm panel
b. Photoelectric Smoke Detector
c. Combination rate of rise and fixed temperature detector
d. Heat / Fixed temperature detector
e. Manual Break Glass push button, auxilliary contact dan relay
f. Alarm bell
g. Indicator red lamp
h. Fireman’s telephone, dan jack fireman’s telephone
i. Announciator aktif
j. Electrinic relay for water pump interconnection, pressuration fan,
power panel of air handling unit.
c. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai
dengan Surat Keterangan Keaslian Barang (Letter of Origin) dari pabrik
pembuatnya (Manufacturer) atau agen utamanya (Authorized Dealer/Agent).
f. Dalam hal ini dalam MCFA harus dilengkapi dengan software mapping yang
bisa memvisualisasikan lokasi detector yang memberikan gejala awal
kebakaran atau peringatan dini, serta dapat melakukan logging dari historical
data seluruh detetektor yang dipasang di setiap ruangan di setiap bangunan.
g. Peralatan MCFA harus diletakkan dalam meja kontrol.Dalam hal ini
Kontraktor harus mengkoordinasikan bentuk dan ukuran meja kontrol dengan
Perencana Arsitek/Interior.
2. Annunciator Panel
a. Yang dimaksud dengan annunciator adalah bagian sistem yang
menghubungkan antara peralatan input (peralatan deteksi) dan output unit
(alarm system, actuator unit) dan lainnya dengan pusat kontrol.
b. Annunciator panel bertujuan untuk memonitor apabila ada kejadian fire atau
fault alarm pada zoning mana saja terjadinya gangguan tersebut.
3. Peralatan Pendeteksi dan Manual Break Glass
Peralatan pendeteksi dapat dikelompokkan menjadi:
a. Pendeteksi kondisi area/ruang/tempat yang terdiri dari :
1) Rate of rise and fixed temperature detector, fixed temperature detector,
Optical smoke detector dan manual station untuk mendeteksi kebakaran
dalam ruangan.
2) Water level kontrol untuk mendeteksi kondisi air dalam reservoar dan
bahan bakar dalam tanki bahan bakar.
3) Flow switch untuk mendeteksi adanya aliran air dalam pipa, dalam hal
ini aliran air yang terjadi pada Pipa kebakaran
b. Pendeteksi operasi peralatan yang disupervisi yang disesuaikan dengan jenis
dan kerja dari peralatannya.
c. Wiring system menggunakan kelas 'A'.
d. Tiap area dilengkapi dengan manual break glass / push button yang
dikerjakan secara manual bilamana ditekan dan dilaksanakan apabila
detector belum bekerja dengan menekan tombol break glass / push button,
akan membunyikan bell alarm baik untuk lantai tersebut maupun bell dicontrol
panel.
Kemampuan Operasi
1. Ketentuan Umum
Sistem FACP harus mampu melakukan fungsi monitoring yaitu memonitor :
a. kejadian atau kondisi ruang/tempat yang dilengkapi dengan peralatan deteksi
yang sesuai dengan tujuan penggunaannya,
b. Kondisi operasi peralatan yang disupervisi.
c. Sistem harus mampu melakukan fungsi Alerting dan Signaling yaitu bila
terjadi kondisi yang tidak normal, maka sistem secara otomatis akan
memberikan tanda tanda tertentu dan memerintahkan CCTV di dalam Sistem
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : VI - 7
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
3. Self Diagnostic
a. Pusat kontrol harus mampu melakukan System Self Diagnostic, yaitu
penyampaian indikasi adanya gangguan / ketidak normalan kondisi yang
terjadi pada pusat kontrol atau sistem itu sendiri.
b. Gangguan yang dapat diindikasikan yaitu :
1) Gangguan pada jaringan
2) Terputusnya jalur kabel ke detector
3) Terputusnya fuse untuk Alarm Bell
4) Terputusnya suplai daya dari battery
- System test
- System reset berfungsi untuk mengembalikan panel kontrol dalam
kondisi normal
- Fire report
- Battery check berfungsi untuk mengetahui kondisi battery back-up
- Disconnection check
- Auto-reset
- Detector reset
- Accumulation function
- Transfer berfungsi untuk memindahkan sinyal operasi ke peralatan lain
- Fire hydrant control and
b. Lampu-lampu indikator
- Power ON yang menyatakan sistem mendapatkan supply daya listrik
yang sesuai battery power.
- Telepon menyala bila ada panggilan emergency melalui jack telepon di
panel panel kombinasi peralatan fire alarm detector pada hydrant box.
- Fire hydrant berkedip-kedip bila pompa fire hydrant aktif ditekan,
disconnection menyala bila terdapat jalur instalasi yang terputus.
c. Sounders
- Pre-signal buzzer
- Buzzer dan
- Telephone buzzer.
d. Accesories
- Voltmeter dan
- Handset fireman’s telephone.
e. Battery dan Automatic Battery Charger untuk MCFA
1) Catu Daya Primer menggunakan sistem tegangan 220V - AC, 50 Hz, 1
phasa, sistem 3 kawat dan dilengkapi dengan 'Electronics Voltage
Stabilizer' sehingga fluktuasi tegangan sumber berada pada batas kerja
Pusat Kontrol dan interface unit.
2) Pusat Kontrol dan interface unit dilengkapi dengan standby battery unit
(24V-DC) jenis nicad, rechargeable yang dilengkapi dengan Chargernya.
3) Jika Primary Supply mengalami kegagalan, maka secara otomatis beban
akan dilayani oleh Stand by Battery.
4) Stand by Battery harus mampu melayani sistem selama 24 jam dalam
Normal Operation dan ditambah 60 menit dalam keadaan general alarm
(terjadi bahaya kebakaran).
5) Battery charger yang dikehendaki bekerja secara automatic maupun
manual dan merupakan Rectifier system.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : VI - 11
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
4. Konstruksi Enclosure
a. Enclosure harus merupakan Factory made dimana pintu enclosure dilengkapi
dengan kunci.
b. Khusus untuk switch-switch kontrol diberi pintu khusus yang di lengkapi
dengan kunci, sehingga jika akan dilakukan pengontrolan dari switch control
tersebut tidak perlu membuka seluruh pintu enclosure.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : VI - 12
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
c. Enclosure harus dilapisi dengan cat dasar dan diberi cat akhir dengan warna
merah enamel.
d. Kelengkapan-Kelengkapan Lain :
1) Peralatan Recording dan printing Alarm.
2) Peralatan Monitoring yang terdiri dari LCD Display.
3) Peralatan hand set telephone emergency sebanyak 5 buah.
4) Peralatan lain sesuai dengan fungsi sistem yang diharapkan.
2. Detektor Asap
Detektor asap yang digunakan terdiri dari dua jenis yakni detektor asap tipe
optikal (Optical Smoke Detector) dan tipe ionisasi (Ionization smoke detector)
dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Optical Smoke Detector
1) Optical Smoke Detector yaitu detector menggunakan system sensor
cahaya. Arah cahaya berasal dari transmitter akan dipantulkan oleh
partikel asap masuk ke receiver sehingga membuat detector active.
Semakin banyak pantulan yang masuk ke receiver, maka detector akan
semakin active.
2) Dalam hal ini Photoelectric Type Smoke Detector (Optical) bekerjanya
berdasarkan pembiasan cahaya lampu LED di dalam ruang detector
karena adanya asap yang masuk dengan kepadatan tertentu.
3) Optical Smoke Detector harus dapat diprogram tingkat sensitivitas (2
posisi) dan mempunyai indikator alarm (LED) yang menyala jika kondisi
alarm.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : VI - 13
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
5) Smoke Ionisasi cocok untuk mendeteksi asap dari kobaran api yang
cepat (fast flaming fires), tetapi jenis ini lebih mudah terkena false alarm,
karena sensitivitasnya yang tinggi.
c. Heat Detector
1) Prinsip kerja Heat Detector sebenarnya hanya saklar bi-metal biasa.
Saklar akan terhubung saat terdeteksi panas. Dalam hal ini dua kabel
dimasukkan ke terminal Zone-Com pada panel alarm. Jika dipasang pada
panel Fire Alarm, maka terminalnya adalah L dan LC. Kedua
kabelnya boleh terpasang terbalik, sebab tidak memiliki plus-minus.
Sedangkan sifat kontaknya adalah NO (Normally Open).
2) Heat Detector dibedakan dalam jenis ROR ( Rate of Rise ) Heat Detector
dan Fixed Tempereture Detector.
3) Rate of Rise and Fixed Temperature Detector yang digunakan
mempunyai Rate of Rise Setting sebesar 10 o C/menit dan fixed
temperature setting 60 oC.
4) Rate of Rise and Fixed Temperature Detector harus mampu men deteksi
di dalam suatu ruangan minimal seluas 40M2 pada ketinggian ceiling 4,5
M.
d. Rate of Rise Heat Detector
1) Dalam hal ini Heat Detector berfungsi sebagai alat pendeteksi kenaikan
suhu panas, jenis ROR ( Rate of Rise ) merupakan jenis detektor yang
paling banyak digunakan.
2) Detektor panas ini selain pertimbangan harganya yang paling ekonomis
ROR memiliki kemampuan aplikasi yang cukup luas.
3) Area deteksi sensor detektor panas ini mampu mencapai 50 m2 pada
ketinggian plafon 4 meter, sedangkan untuk penempatan yang lebih tinggi
area deteksinya berkurang menjadi hanya berkisar 30 m2, disarankan
pemasangan ROR tidak melebihi ketinggian 8m.
4) Heat Detector banyak digunakan karena detektor ini bekerja berdasarkan
kenaikan temperatur secara lebih cepat dalam suatu ruangan biarpun
masih berupa hembusan panas. Umumnya pada suhu 55 0C hingga 630C
sensor deteksi panas sudah dapat bekerja dan mengaktifkan alarm bel,
sehingga diharapkan bahaya kebakaran tidak sampai meluas ke tempat
yang lain.
2. Syarat-syarat Fisik
a. Bahan atau paralatan dari klasifikasi atau type yang sama diminta merk atau
dibuat oleh pabrik yang sama.
b. Setiap bagian dari peralatan yang jumlahnya jelas, maka jumlah harus
merupakan suatu unit yang lengkap.
c. Semua peralatan utama sistem ini disarankan produksi AS atau Eropa.
d. Semua bahan atau peralatan harus baru, dalam arti bukan barang bekas atau
hasil perbaikan.
e. Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup.
3. Persyaratan Pengerjaan
a. Kecuali kabel untuk keperluan Emergency Call (Voice Communication)
semua wiring (kabel) instalasi baik yang ada di dalam FACP maupun di luar
panel kontrol harus digunakan kabel jenis twisted shielded AWG 18 dari
bahan tembaga dan solid tembaga untuk Bell, indicator lamp, manual call
point, and power supply.
b. Kecuali instalasi untuk control point, Terminal Tripping, Telephone
emergency, electric strike, fire damper, extract fan dan semua instalasi ke
circuit yang ada menggunakan kabel jenis isolasi PVC dengan ukuran luas
penampang kabel minimal 1,5 mm2 atau sesuai Rekomendasi dari produk
terpilih.
c. Instalasi untuk control point, Terminal Tripping, Telephone emergency,
electric strike, fire damper, extract fan menggunakan jenis kabel tahan api
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : VI - 18
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
4. Persyaratan Instalasi
a. Instalasi yang terpasang pada daerah langit-langit tanpa plafon dicor dalam
plat betton lengkap doos-doos penyambungan menggunakan pelindung pipa
conduit.
b. Pada daerah langit-langit dengan plafon instalasi terpasang / diklem setiap
100 cm menggunakan pelindung pipa conduit uPVC type high Impact.
c. Instalasi dibawah plafon terpasang wall mounted ke dinding batu bata
memakai pelindung pipa uPVC conduit diameter 20 mm.
d. Dalam shaff diklem ke dinding shaff memakai pelindung pipa uPVC conduit
diameter 20 mm.
e. Control panel terpasang floor mounted ke dinding batu bata lantai dasar
menurut rencana setinggi 150 cm diatas lantai.
f. Detector terpasang outbow menghadap ke arah bawah plafon atau digantung
pada pelat beton.
g. Manual Break Glass push button terpasang inbow di kolom atau dinding batu
bata setinggi 150 cm diatas ubin lantai.
h. Bell alarm terpasang opbouw pada dinding batu bata atau kolom setinggi 220
cm diatas lantai.
i. Lampu indicator red lamp dipasang pada dinding atau kolom diatas alarm bell
setinggi 240 cm diatas lantai.
j. Battery dan charger terpasang dalam kotak kabinet control station.
k. Instalasi kabel harus mengikuti persyaratan didalam PUIL 2011 dan NFPA.
l. Pada waktu selesainya pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi Fire
Alarm harus dalam kondisi baik dan bebas cacat.Bagian-bagian yang rusak
harus diganti oleh Pemborong atas biaya Pemborong.
m. Pemborong wajib mengadakan perbaikan terhadap kerusakan-kerusakan
yang diakibatkan kecerobohan para pekerja, baik untuk pekerjaan fire alarm
maupun pekerjaan lain yang mengalami kerusakan.
n. Dalam hal ini peralatan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik, rusak
ataupun cacat harus diganti dan diperbaiki oleh Pemborong untuk dicoba (di-
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : VI - 19
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain
untuk pemasangan, test commissioning seluruh sistem tata suara seperti
dipersyaratkan di dalam buku ini dan seperti ditunjukkan di dalam gambar
rancangan. Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain
yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara
terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan
operasi sistem tata suara.
1) Pekerjaan instalasi sistem tata suara pada proyek ini, meliputi pengadaan
bahan dan peralatan, pemasangan, pengujian-pengujian dan perbaikan-
perbaikan selama masa pemeliharaan, sehingga untuk sistem sound system
dapat berfungsi dengan baik, sesuai yang dikehendaki pekerjaan.
2) Dalam hal ini lingkup pekerjaan dimaksud termasuk pengadaan semua
material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, test
commissioning seluruh sistem tata suara seperti dipersyaratkan di dalam
buku ini dan seperti ditunjukkan di dalam gambar rancangan. Dalam
pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan pekerjaan lain yang
berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara
terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi
dan operasi sistem tata suara.
3) Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di jelaskan
baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar
rancangan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai
dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini.Bila ternyata terdapat perbedaan
antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai
dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
b. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di jelaskan baik
dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar rancangan,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan
pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : VI - 21
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti
bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal
ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
c. Produk Tata Suara yang direkomendaikan adalah buatan dari TOA, Bosch atau
produk lain yang dinyatakan setara oleh perencana, MK dan Pemberi Tugas.
d. Uraian dari lingkup pekerjaan tata suara yang dimaksud, adalah Sistem Tata
untuk Public Address' yaitu Tata Suara untuk koridor, lobby utama dan lain-lain
yang terdiri dari :
5. Test Commissioning
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan test commissioning dengan tahapan
sebagai berikut,
a. Pengecekan instalasi secara parsial yang terpasang di setiap lantai dari
sub TBT sampai titik instalasi speaker yang berada pada tiap ruangan
untuk tahanan isolasi (merger = 1000 kOhm) dan fungsi jaringan sesuai
gambar rancangan.
b. Pengecekan instalasi dari sub TBT ke sub TBT dan dari M-TBT ke
peralatan utama Tata Suara dengan metoda yang sama seperti tersebut
diatas.
c. Akhirnya, pengecekan menyeluruh secara lengkap untuk kepentingan
operasional seperti yang ditunjukan dalam gambar rancangan dan
spesifikasi teknis ini.
d. Setiap tahapan pengecekan harus sepengetahuan/diketahui Direksi
Pengawas/MK.
1. Tujuan Penggunaan
a. SistemTata Suara ini digunakan untuk Public Address mempunyai 3(tiga)
tujuan, yaitu:
1) Back Ground Music
2) Paging and Messaging
3) Emergency Call
b. Pemasangan Sistem Tata Suara untuk Public Address ini diatur
sedemikian rupa, sehingga mempunyai urutan prioritas seperti tersebut
di bawah ini :
1) Emergency Call
2) Paging and Messaging
3) Back Ground Music
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : VI - 23
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
2. Kemampuan Operasi
a. Public Address
Pemasangan/pengaturan Sistem Tata Suara Public Address System
sedemikian rupa sehingga mampu dioperasikan,
1) Untuk keperluan paging, messaging dan untuk keperluan tertentu
harus dapat dilakukan secara remote dari ruang kontrol, yaitu :
a) Menghidupkan sistem tata suara jika saat itu sedang
di'mati'kan
b) Menghentikan back ground music yang sedang
berlangsung.
c) Menghidup'kan speaker yang di'mati'kan dari pengatur
tingkat kuat suara di setiap ruangan yang dilengkapi
dengan sistem tata suara.
d) Mengambil alih fungsi seluruh speaker yang terpasang di
dalam bangunan untuk keperluan paging dan messaging
atau emergency call, walaupun pada saat itu sedang
difungsikan sebagai sarana back ground music.
e) Mengembalikan fungsi sistem tata suara ke keadaan
semula, yaitu sebelum dioperasikan untuk paging dan
messaging atau emergency call.
f) Pangilan paging berbasis android remote microphone.
g) Local audio system yang menunjang untuk kegiatan
mengajar dan pemutaran multimedia.
h) Fasilitas rekaman yang mampu merekam kegiatan
mengajar. Data berupa file yang dapat diputar di software
pemutar suara seperti windows media player / win amp.
i) Memiliki fasilitas priority.
j) Memiliki fasilitas timer untuk keperluan bell, ataupun
announcement yang terjadwal.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : VI - 24
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
5) Music Sources
Sistem ini terdiri dari:
CD audio
USB
SD card
c. Car call
Untuk perangkat tata suara area carcall perangkat harus
terintegrasi dengan paging system gedung.
Paging carcall dapat dilakukan tiap gedung melalui paging remote
microphone. Juga dapat dilakukan paging dari pusat (gedung
rektorat) ke seluruh area parkir baik secara indifidual paging
ataupun all call.
Speaker yang digunakan adalah type horn speaker dengan
sensitifity 107dB atau lebih besar.
Horn speaker merupakan hi-impedance type dengan operational
signal voltage100volt atau 70volt.
Speaker dapat di mounting menggunakan tiang ataupun wall
bracket.
6.2.3. INSTALASI
kemampuan peralatan yang ada pada setiap produk yang dipilih, sehingga
pengoperasian dari Sistem Tata Suara tersebut tetap berada kemampuan
puncak.
8. Kontraktor Sistem Tata Suara berkewajiban men-chek dan menyesuaikan kabel
instalasi agar dapat berfungsi dan bekerja dengan baik dan sesuai dengan
persyaratan teknis dan rekomendasi dari produk sistem tata suara yang terpilih.
9. Pipa instalasi tata suara harus dibedakan dengan pipa-pipa untuk keperluan
utilitas lainnya.
10. Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak
kabel dan lain lain sama dengan persyaratan penun-jang untuk instalasi
sistem daya listrik dan penerangan.
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut :
6.3.6 KABEL
Instalasi telepon menggunakan kabel TIC (Analog Phone) dan UTP
(Unshielded Twisted Pair) Cat 5E (IP Phone) dengan spesifikasi sbb :
• Max. capacitance unbalance = 330 PF/100 m
• Max. DC resistance = 9,38 ohm/100 m.
• Max. DC resistance unbalance = 5,0 %
• Gauge = 24 AWG
• Outside diameter = 14,12 mm
• Operating temp. range = -20oC to 60oC
b. Kabel yang masuk dan keluar ke/dari FDF harus memakai kabel gland
dan tanda untuk mengindentifikasikan rute kabel dengan memakai “cabel
marking”.
c. Semua Junction MDF/TB harus ditanahkan.
d. MDF/TB diperkuat kelantai dengan 4 buah dynabolt 5/8 “ x 2” .
e. MDF/TB dipasang ke dinding dengan memakai dynabolt ½ “ x 2”
sebanyak 4 buah pada ketinggian 150 cm.
2) Kabel
a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel.
b. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang
pada tangga kabel.
Kabel tray dan tangga kabel untuk instalasi sistim elektronik menggunakan
kabel tray Sound System.
5) Konduit
Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem dengan
ukuran sesuai gambar perencanaan dfan warna conduit sadle klem
sesuai spesifkasi.
Tidak boleh ada sambungan pada install kabel telepon.
Instalasi yang berada pada plan room menggunakan Steel Conduit.
6.3.8 PENGUJIAN
Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik
pembuat.
kontinu 24 jam dalam waktu 1 bulan, atau seperti yang telah ditetapkan dalam
berita acara penjelasan lelang.
4. Pengadaan dan pemasangan unit kamera CCTV berikut peralatan bantunya
sehingga dapat berfungsi dengan baik sesuai tujuan dari diadakannya pekerjaan
video surveillance ini.
5. Instalasi Sistem, pekerjaan ini meliputi pengkabelan lengkap dengan conduit,
sparing, metal doos untuk fixture unit, percabangan dan penyambungan serta
peralatan bantu lainnya.
6. Lokasi penempatan unit kamera CCTV telah ditunjukkan dalam gambar namun
menjadi kewajiban kontraktor untuk melakukan penyesuaian sehingga secara
geometri didapatkan cakupan yang terbaik sebagaimana dikehendaki dalam
buku spesifikasi ini.
Yang dimaksud dengan intalasi Camera adalah secara lengkap dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Semua kamera bermuara ke sebuah Panel sentral yang berfungsi untuk
mengontrol Proses perekaman data dari kamera.
b. Dari Panel sentral tersebut disambungkanpadaTV monitor.
c. Ruang lingkup instalasi Camera
- Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi Camera lengkap
dengan peralatan-peralatan yang diperlukan termasuk Switching,
Video Wall di ruang monitor, TV Monitor dan Komputer PC sehingga
system bisa berfungsi dengan baik sesuai dengan perencanaan.
- Menyelesaikan seluruh perijinan /sertifikat yang diperlukan sehingga
dapat menjamin kelancaran pekerjaan hingga dilakukan serah terima
pekerjaan.
- Melaksanakan pengujian terhadap instalasi dengan disaksikan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi yang akan menyatakan bahwa
instalasi berfungsi dengan baik dan dapat diterima.
- Melaksanakan pemeliharaan sistem (garansi) sekurang-
kurangnya selama 12(duabelas) bulan, termasuk penyediaan suku
cadangannya.
Alat dasar Video Surveillance System terdiri dari NVR, IP Kamera, Workstation dan
Network Switch.
NVR dapat menyediakan hubungan jaringan data serta daya untuk kemudahan
instalasi dan pemeliharaan Video Surveillance System
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : VI - 34
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Video
- Tampilan Mode Picture-in-Picture, sequential mode, multi- display mode
- Compression H.264
Recording
Continuous/manual/ schedule recording Alarm recording/
- Recording Mode
multiple alarm recording schedules
Playback
Play, pause, stop, reverse play, next/previous frame,
- Playback Mode
next/previous video file, different speed control
By date & time, timeline, event, and intelligent video
- Search Mode
analytics (IVA)
Security
Operation System Linux-embedded
Record of the users currently logged on and previously
On-line Users List
logged on to the NVR
Specify the connections to be allowed and denied to
Host Access Control
access NVR
The right to monitor and playback each camera can be
User Management
separately, defined for each user
Detailed event logs of system warning, hard disk error,
Event Logs network disconnection, and users’ networking service, and
data access.
Peralatan bantu
1. Bracket Camera
2. Fixed Camera Adafter
3. Peralatan bantu lainnya untuk membantu system
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : VI - 35
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Persyaratan Umum
1. Kamera harus merupakan produk resmi produsen, dirancang untuk /
penggunaan industri komersial.
2. Kamera harus didasarkan pada komponen standar dan teknologi terbukti
menggunakan protokol terbuka (Onvif) dan dapat dipublikasikan.
3. Semua peralatan (Video Surveillance System) yang disediakan harus didukung
oleh minimal satu tahun garansi produsen.
Sertifikasi dan Standar
- EN55022, EN55024
- IEC / EN / UL 60950-1
- FCC Subpart 15
- VCCI
Spesifikasi Produk
IP Kamera harus mempunyai specs sebagai berikut :
1) Dapat beroperasi dalam kondisi antara -20oC sampai +60oC
2) Beroperasi dalam rentang kelembaban <90% RH (bukan kondensasi).
3) Dilengkapi dengan slot untuk MicroSD kapasitas min. 64GB
4) Memiliki 2 sumber daya listrik: AC/DC dan PoE/PoE+
a) Memiliki flexibilitas voltase input ±25% di Ethernet Port
b) PoE sesuai dengan IEEE 802.3af Tipe 1 atau PoE+ sesuai dengan IEEE
802.3at Tipe 2
Spesifikasi Hardware
IP Kamera harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
1) Sensor CMOS berkualitas tinggi 1/3" progressive scan atau lebih baik
2) Dirancang untuk menyediakan video di resolusi
a. HDTV 1080p (1920x1080) pada 30 frame per detik dengan
menggunakan H.264
b. 4MP (2560×1440) pada 25 frame per detik dengan menggunakan
H.265
3) Lensa dengan Maximum Aperture F1.6 atau lebih baik (angka F lebih kecil lebih
baik)
4) Mampu menangkap gambar berwarna pada 0.02 lux dan 0 lux (Infra Red) untuk
jarak 30 meter dengan IR Cutfilter Otomatis
5) Dapat diakses secara bersamaan untuk/dari 3 tujuan/fungsi yang berbeda (triple
streaming)
6) Memiliki Kemampuan untuk corridor mode (9:16)
7) Tersertifikasi untuk IP66
8) Mendukung protokol-protokol L2TP, IPv4, IGMP, ICMP, ARP, TCP, UDP,
DHCP, PPPoE, RTP, RTSP, DNS, DDNS, NTP, FTP, UPnP, HTTP, HTTPS,
SMTP, SNMP, SIP, QoS
9) Mendukung ONVIF
Fungsionalitas Kejadian
1. Kamera harus dilengkapi dengan fungsi kejadian yang terintegrasi, yang bisa
dipicu oleh:
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : VI - 36
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Spesifikasi Workstation
OS Microsoft Windows 10 - 64-bit
CPU Intel Core i7 atau lebih baik
Memory 8GB DDR3
Network Card Gigabit Ethernet
Display Resolution 1920 x 1080
HDD 1TB atau lebih besar
Mouse/Keyboard Logitech
Monitor 32" atau lebih besar (mendukung 1080i)
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : VI - 37
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
1. Kabel instalasi yang digunakan harus dari produk unit yang terpilih dengan type
cabel UTP CAT 5E atau Cat 6 sesuai dengan gambar peencanaan.
2. Semua kabel instalasi harus dimasukkan ke dalam conduit/sparing yang sesuai
(minimal 3/4").
3. Semua instalasi harus dilengkapi dengan kabel supervisi atau harus memenuhi
instalasi CCTV system.
4. Hal ini harus diperhatikan dalam pemilihan jumlah kabel untuk setiap titik
instalasi.
5. Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti konduit, sparing, dan
lain lain sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi daya listrik.
Berikut di bawah ini adalah referensi produk yang dikehendaki dalam spesifikasi
ini:
- Merk Peralatan Utama, Camera : AXIS, BOSCH, SONY
- Merk Video Data Storage System QNAP, NUUO, DIS, Setaraf
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : VI - 38
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
a. Semua material yang disupply dan dipasang oleh Pemborong harus baru dan
material tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis, material-material
haruslah dari produk dengan kwalitas baik dan dari produk yang terbaru. Untuk
material-material yang disebut dibawah ini, maka Pemborong harus menjamin
bahwa barang tersebut adalah baik dan baru, serta sebelum pemasangan harus
mendapat persetujuan tertulis dari Perencana/MK.
b. Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui, karena
menyimpang dari spesifikasi tanpa biaya extra.
c. Untuk komponen dari material, yang mungkin sering diganti harus dipilih yang
mudah diperoleh di pasaran bebas.
Untuk semua material yang ditawarkan, maka Pemborong wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan: merk, type, model, kelas, lengkap dengan
brosur/katalog sesuai daftar berikut:
1. UTP Cable Cat 5a atau 6 : Avaya, Belden
2. RJ45 : AMP Original
3. Cabinet rack
4. Switch / Hub: 3-COM, D-Link, TP-Link, HP
5. Conduit Pelindung Kabel: EGA, Clipsal.
a. Pekerjaan instalasi sistem LAN / DATA pada gedung ini, meliputi pengadaan
bahan dan peralatan, pemasangan, pengujian-pengujian dan perbaikan-
perbaikan selama masa pemeliharaan, sehingga untuk sistem DATA dapat
berfungsi dengan baik, sesuai yang dikehendaki
h. Mengenai Perlakuan terhadap kabel Fiber Optik itu sendiri, kabel tidak akan
dilucuti semua dari hasbel kemudian ditanam (sistim angka delapan), karena
sangat beresiko kabel fiber optic akan tertekuk atau melilit.
i. Untuk memperlancar jalannya penarikan, maka pekerja akan dilengkapi
dengan handytalkie ditempat-tempat yang diperlukan.
j. Pekerjaan penarikan tentunya akan dilaksanakan secara hati-hati untuk
menghindari terjadinya kerusakan pada alat penarik, kabel serat optik dan
tidak menimbulkan kecelakaan kerja.
c. Seluruh kabel UTP harus determinasi pada RJ-45 19” Patch Panel Cat 6
pada sisi lainya, kabel determinasi pada RJ-45 Cat 6 yang terpasang pada
faceplate. Setiap 24 port patch panel harus dilengkapi dengan sebuah cable
management.
d. Setiap satu port patch panel harus di lengkapi dengan sebuah patchcord
minimum 1,5 meter.
f. Pada semua kegiatan instalasi, kabel data harus dilindungi dengan pipa PVC
Conduit atau ducting tertutup sepanjang route/jalur instalasi kecuali terdapat
di dalam tray cable.Tidak boleh diinstal lintas lantai kecuali dengan
menggunakan communications cabling riser atau ducting.
h. Setiap data outlet dan port panel harus dilengkapi dengan label permanent
yang jelas dan menggambarkan pengenal unit outlet port.
1. Spesifikasi Switch
No Deskripsi spesifikasi yang dikehendaki Qty UOM
1 Switch Layer 3+ bersifat modular dengan jumlah slot 1 Unit
chasis sebanyak 8 modular
2 Memiliki 12ports 10/100/1000TX (RJ45)
3 Memiliki 12ports 10GbE (XFP) unpopulated
4 Dapat dilakukan stacking ( 2 x 80Gbps) yang terdapat
di bagian belakang chasis
5 Mendukung power supply yang saling redundant
6 Memiliki spare fan module
7 Mendukung jumbo frames
8 Merupakan switch yang dapat melakukan routing
static dan dinamis untuk IPv4 & IPv6
9 Mendukung Built-In Self Test (BIST), Ping polling,
Port mirroring, Trace route, Optical Digital Diagnostic
Monitoring
10 Electro Magnetic Compatibility : EN55022 class A,
FCC class A, VCCI class A
11 Standards : UL60950-1, CAN/CSA-C22.2 No. 60950-
1-03, EN60950-1, EN60825-1, AS/NZS 60950
12 Europe and China Restrictions on Hazardous
Substances (RoHS) Compliance
13 Memiliki failover kurang dari 2 detik
1. Bahan
Cable Tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated), terbuat
dari bahan besi lunak (hot rolled mild steel sheet) dengan sisi-sisi di tekuk ke
dalam. Keseluruhan permukaan cable tray harus digalvanisir (hot dip
galvanized).
Lebar cable tray ditentukan oleh banyaknya kabel yang ditampung. Untuk
jumlah kabel yang banyak, lebar tray adalah 30 cm dengan ketebalan tray 10
cm.
Spesifikasi Cable Tray dari produk / Merk Tri star, Tri Abadi, Interack
2. Penggantung / Penyangga
Untuk cable tray yang dipasang menggantung. Ujung penggantung di ulir
untuk memungkinkan pengaturan ketinggian (leveling) dari cable tray.
Untuk penyangga / penumpu (bracket) harus dipilih sedemikian rupa agar
menghasilkan penyangga yang kokoh.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : VI - 43
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
Penyediaan & pemasangan Rack System yang dimaksud adalah pengadaan dan
pemasangan Sistem Rack yang akan digunakan sebagai tempat perletakan Server,
tempat perletakan Core Switch, perletakan media Storage untuk penyimpanan data
dan hasil perekaman video dari CCTV serta terminasi kabel network baik yang ada di
dalam ruang Server maupun keluar masuk dari ruang Server.
Penyediaan & pemasangan Security System Ruang Server yang dimaksud adalah
pengadaan dan pemasangan CCTV khusus dan beberapa alat elektronik (seperti
Smoke Detector, Access Control, EMS)yang diperlukan untuk memberikan system
pengamanan & monitoring terhadap operasional Ruang Server dari adanya bahaya
kebakaran, pemantauan aktivitas dalam Ruang Server berikut dengan ruang
penunjang di sekitarnya, pemantauan kondisi power serta pembatasan hak akses
untuk memasuki ruang Server .
Berikut ini adalah spesifikasi teknis dari setiap perangkat yang dibutuhkan untuk
mendukung desain di dalam pembangunan Ruang Server:
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : VI - 44
Konstruksi Fisik :
Pembangunan Lanjutan Gedung Sekretariat & Sisikoat (A) dan Gedung Masjid (B)
Revitalisasi Pengembangan Asrama Haji Embarkasi Padang
BAB VII
PENUTUP
1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi
didalam pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan
setelah ada perintah tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam
pekerjaan tambahan.
2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana
perlu dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi
menurut pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu
lagi dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut
tidak dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.
3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran
Biaya, maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih
dahulu untuk mendapatkan kepastian.