PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN GEDUNG MINA
ASRAMA HAJI TRANSIT TERNATE TAHAP I
PENDAHULUAN
Representative
Management
DO
QA
SHM
K
DVO
Divisi
Oper
asi
Manager
STP
MK3 Officer
K
CB
Caba
ng
PENJELASAN
Berikut ini adalah penjelasan metode pelaksanaan untuk proyek PEMBANGUNAN GEDUNG MINA
ASRAMA HAJI TRANSIT TERNATE TAHAP I, pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN RK3K
3. PEKERJAAN STRUKTUR STANDAR
4. PEKERJAAN ARSITEKTUR STANDAR
5. PEKERJAAN ARSITEKTUR NON STANDAR
6. PEKERJAAN MEKANIKAL STANDAR
7. PEKERJAAN MEKANIKAL NON STANDAR
8. PEKERJAAN ELEKTRIKAL STANDAR
9. PEKERJAAN ELEKTRIKAL NON STANDAR
MOBILISASI ALAT BERAT
• Pada pintu masuk maupun keluar proyek di pasang lampu rotary tanda peringatan HATI-HATI
KELUAR MASUK KENDARAAN PROYEK
• Agar lalu lintas tetap terkendali ada petugas flagman yang mengatur lalu lintas keluar masuk
kendaraan proyek.
STANDAR FASILITAS SEMENTARA
Mulai
Pemeriksaan
Shop Drawing
1 day
Evaluasi & Koreksi
Shop Drawing
Pengawas
Revisi ?
Kontraktor (CV.TELUK MAS)
Revisi
Shop
Drawing
2
days
Tid
ak
Start PERSETUJUAN DAN PENDATANGAN MATERIAL
Persetujuan A
Material
Evaluasi
Material Kontraktor
Pemesanan ke
Vendor
Pengawas
Produksi
Ok Tidak VendorCheck ? Vendor
Disetujui ?
Dikembalikan ke PT.PP Tidak
Repair / Reject
Memeriksa Daftar
Vendor terseleksi Standar Penyimpanan
Kontraktor Contractor
A Finish
SETTING OUT/ METODE PENGUKURAN
MULAI
OK
SELESAI
PEKERJAAN RK3K
I. PENDAHULUAN
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) Konstruksi, pada pasal 19 mengenai Tugas,
Tanggung Jawab dan Wewenang Penyedia Jasa, khususnya
pada butir (b), menyatakan bahwa Penyedia Jasa
menyampaikan RK3K Penawaran sebagai lampiran dokumen
penawaran. Penyampaian RK3K Penawaran menjadi
kewajiban bagi para Penyedia Jasa yang mengikuti lelang.
Isian RK3K Penawaran telah dicontohkan dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2013 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi.
Ketika calon Penyedia Jasa telah ditetapkan sebagai pemenang lelang,
maka selanjutnya Penyedia Jasa yang bersangkutan wajib membuat RK3K
Pelaksanaan seperti yang ditetapkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 05/PRT/M/2014 sebagaimana pada Lampiran 2 dengan
ketentuan:
a. Menyampaikan RK3K yang memuat seluruh kegiatan dalam pekerjaan
yang akan dilaksanakan pada saat rapat persiapan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi atau disebut Pre Construction Meeting (PCM);
b. Menugaskan Ahli K3 Konstruksi untuk setiap paket pekerjaan yang
mempunyai Tingkat Potensi Bahaya K3 Tinggi atau Petugas K3
Konstruksi untuk paket pekerjaan dengan Tingkat Potensi Bahaya K3
Rendah;
c. Menghitung dan memasukkan biaya penyelenggaraan SMK Konstruksi
Bidang PU dalam harga penawaran sebagai bagian dari biaya umum;
d. Membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3 Konstruksi Bidang PU
sebagai bagian dari Dokumen Serah Terima Pekerjaan Pekerjaan pada
akhir kegiatan;
e. Melaporkan kepada PPK dan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan
setempat tentang kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan
penyakit akibat kerja konstruksi dalam bentuk laporan bulanan; 52
f. menindak lanjuti surat peringatan yang diterima dari PPK;
g. bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja apabila tidak menyelenggarakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU sesuai dengan RK3K;
h. Mengikutsertakan pekerjanya dalam program perlindungan
tenaga kerja selama kegiatan pekerjaan konstruksi;
i. Melakukan pengendalian risiko K3 konstruksi, termasuk inspeksi
yang meliputi: 1) Tempat kerja; 2) Peralatan kerja; 3) Cara kerja;
4) Alat Pelindung Kerja; 5) Alat Pelindung Diri; 6) Rambu-rambu;
dan 7) Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan RK3K. RK3K
yang telah dibuat di awal kegiatan tersebut, dipresentasikan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk mendapat
persetujuan.
Tabel Identifikasi Bahaya
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, SKALA PRIORITAS PENGENDALIAN RESIKO K3 DAN PENANGGUNG JAWAB
PENILAIAN RESIKO
SKALA PENGENDALIAN PENANGGUNG
NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA
KEKERAPAN KEPARAHAN TINGKAT RESIKO PRIORITAS RESIKO K3 JAWAB
-Kecelakaan akibat
pengaturan lalu lintas 2. Menyusun Instruksi
kurang baik Kerja
-Kecelakaan akibat
penggunaan peralatan 2. Menyusun Instruksi
kurang baik Kerja
-Kecelakaan akibat terkena 3. Melakukan
peralatan gali pelatihan kerja
4. Penggunaan APD
-Terjatuh pada lubang galian yang sesuai
4 1. Menggunakan Pimpinan Teknik,
Metode kerja Pelaksana
Lapangan,
Pekerjaan Beton Bertulang -Gangguan kesehatan akibat Pelaksana K3
(200kg besi/m3) + Bekisting kondisi kerja secara umum
3. Melakukan pelatihan
-Tertimpa material ready mix kerja
4. Penggunaan APD
-Tangan iritasi terkena semen yang sesuai
6 Pemasangan 1m2 Siaran 1. Menggunakan Pimpinan Teknik,
Camp 1:3 Metode kerja Pelaksana
Lapangan,
-Gangguan kesehatan akibat Pelaksana K3
kondisi kerja secara umum
4. Penggunaan APD
-Tangan iritasi terkena semen yang sesuai
7 Pembersihan Akhir 1. Menggunakan Pimpinan Teknik,
Metode kerja Pelaksana
Lapangan,
-Gangguan kesehatan akibat Pelaksana K3
kondisi kerja secara umum
zone galiangalian
ke 2,dimulai
kedalaman Alat yang diperlukan :
Pekerjaan padagalian
zone 1pada elevasi dengan
dilanjutkan top (Dengan Kondisi tanah Normal)
KESIMPULAN :
PEKERJAAN GALIAN
El. ‐1000
a a
El.‐ 3.600
El.‐ 3.600
a a
Dengan Kompressor
Bersih / Tidak
Kembali
Inspeksi
1. Dibuat
area khusus
untuk
Mencuci Ban
truck
(
c
Management Pembuangan Management Transportasi
Hasil Galian
To Disposal
A
Persiapan - Survey (uitzet) Persiapan
Pan
el Bekisting - Shop drawing Pembesian
Pembersihan
Cek
Diperbaiki T
idak
E
ngineer
Ya Diperbaiki
Tulangan Y
a Fabrikasi
Inspeksi 3
Tidak
P
asang 1
Inspeksi Diperbaiki
Bekisting
Pengecoran
T
idak
Y
a Bongkar
Tidak Selesai
P
asang
B
ekisting
Curing
I
nspeksi 2 Diperbaiki
PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1
PEKERJAAN KOLOM
Pekerjaan bekisting kolom dilakukan dari lantai 1 ke lantai 5,dilakukan secara bertahap sesuai
dengan jadwal pengerjaan. Disambung dengan pekerjaan pembesian dan pekerjaan
pembetonan kedalam bekisting. Lantai dasar sampai lantai 5 dilakukan setelah pekerjaan
basemen selesai. Dengan karakteristik beton K300 dan besi dengan mutu BJ 37.
Pemasangan steck besi kolom dengan panjang Penyambungan besi stek dengan
penjangkaran minimum 40D. tulangan kolom yang telah dipabrikasi.
3 4
Foot of
column
Untuk menjamin ketepatan kolom Pemasangan bekisting kolom. Harus pada as-
nya, dibuat sepatu kolom. diperiksa kelurusan dan vertikalitasnya.
Sabuk bekisting dari besi DETAIL PEKERJAAN KOLOMbersamaan
Bekisting kepala kolom dipasang
dengan bekisting kolom
Tidak
Pengecoran
Inspeksi 1
Diperbaiki
Ya
Curing
Pasang Tulangan
Pembongkaran
Tidak Bekisting
Inspeksi 2 Diperbaiki
Ya Selesai
H Beam dimensi < 70 cm, menggunakan kowel/penjepit bagian bawah
b = 30-40 cm
Kayu Balok 5/7
DESAIN BEKISTING BALOK
Siku setiap 60 cm
1/2b 1/2b kayu 6/12 setiap
90 cm
Kayu 6/12
Kayu Balok 5/7
variable
Kowel 16 mm
U head Jarak 60 cm
Scaffolding
T Frame
PEKERJAAN BALOK DAN PLAT
1 2 3
Pipe support
Scaffolding
b
a
l
o
k
Besi Manual
Besi prefab
1. Pemasangan besi balok dengan cara di prefabrikasi pada sebagian balok induknya.
2. Besi tulangan utama balok dirangkai di bawah lengkap dengan sengkangnya dibuat parsial pada as kolom
tulangan extra di pasang belakangan.
3. Besi balok di rangkai di angkat dimiringkan kemudian di masukkan ke sengkang kolom sesuai posisinya .
PEKERJAAN ARSITEKTUR
STANDAR Dan
PEKERJAAN ARSITEKTUR
NON STANDAR
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian Mutu (Quality Control)
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan, perlu
dilakukan pengendalian mutu (quality control) dengan cara melakukan pemeriksaan secara
teratur, baik
terhadap bahan‐bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara
pelaksanaan
pekerjaan sendiri
Alat‐alat ukur secara berkala dikalibrasi agar selalu dapat berfungsi dengan akurat. Peralatan yang
lain setiap selesai digunakan dibersihkan dan bagian‐bagian yang perlu secara berkala
dilumasi. Setiap
bagian diperiksa barangkali ada suku cadang yang perlu atau sudah waktunya diganti agar
peralatan tersebut
dapat beroperasi dengan baik selama digunakan dan tidak mengalami kerusakan secara tiba‐tiba
ditengah‐
tengah pelaksanaan pekerjaan.
Meskipun untuk hal‐hal tersebut di atas sudah ada penanggung jawabnya langsung, kiranya perlu
SISTEM MANAJEMEN MUTU
Planning
• PembentukanTim Juklak Procurement
Spesialis
• Seleksi Vendor
Manajer Profesional
• Seleksi Subkontraktor
Tim proyek
• Pembuatan Juklak • Seleksi Mandor
Standard Format
Bank Data Engineering
Quality Target
• Presentasi dan Persetujuan Juklak
Di depan Direksi Project Execution
Early Warning System • Training
Juklak
Quality Target
Safety
QIP
INPUTAN
• Quality Control
Assessment Board
Procedures/WI
Handing Over • Monitoring
Head Office
• Defect Form
Branch and DVO
• Continuous Improvement
• Customer Satisfaction
MODEL SISTEM MANAJEMEN MUTU BERDASARKAN PROSES
Perbaikan berkelanjutan dari SMM
Tanggung Jawab
Manajemen
Manajemen Pengukuran
Analisis dan
Sumber Daya
Perbaikan
input Realisasi
Produk Produk/
output
Service
ALIRAN
ALIRAN INFORMASI
AKTIVITAS BERNILAI TAMBAH
QUALITY TARGET PEK. BETON
OK
OK
IN
OUT
P
1/2 P
Kepalaan keramik 1
Benang
Penyelesaian
Kepalaan keramik 1 Keramik tahap 1
Penyelesaian
keramik
tahap 2
Filler Tile
Gambar 1
Diagram
sistem AC
Urutan pelaksanaan Pemasangan Indoor Unit Split Wall Mounted Type
1. Sebelum indoor unit tipe split wall terpasang, maka harus lebih dahulu diukur lebar ruangan, agar pemasangannya tidak miring harus menggunakan water pass.
Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
3. Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :
4. Pekerjaan bobokan dinding
5. Pekerjaan pasangan pipa konduit
6. Pekerjaan wireing
7. Pekerjaan Instalasi komponen penerangan
8. Pekerjaan Instalasi Panel
INSTALLASI PANEL
INDUK
INSTALLASI STOP
KONTAK DAN SAKLAR
METODE INSTALLASI LISTRIK
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
STANDAR Dan
PEKERJAAN ELEKTRIKAL NON
STANDAR
Pemasangan Instalansi Penerangan dan
Stop Kontak
Pekerjaan Elektrikal
Pentanahan/Grounding
• Sistem Pembumian (Grounding)
terdiri dari:
E. Pemupukan
‐ Diberikan Pupuk Kandang 1‐2 karung untuk setiap 3 m2 area tanam.
‐ Pupuk buatan di berikan saat masa pemeliharaan / perawatan.
F. Pemeliharaan / Perawatan
‐ Tanaman harus disiram tiap hari pagi dan sore hari.
‐ Penggemburan tanah (pendangiran) harus di lakukan minimal seminggu sekali.
‐ Pembersihan dari semak‐semak maupun daun kering.
‐ Penyulaman tanaman yang mati.
‐ Pemangkasan tanaman yang sudah lebat.
SEKIAN TERIMAKASIH