PEKERJAAN KONSTRUKSI.
SERTIFIKAT PBJ
1. Sertifikat Ahli PBJ (L4) dari LKPP Th. 2006
4. Pelatihan untuk peningkatan kompetensi Instruktur PBJ dari LKPP Th. 2009
Nama : Suwarno, Ir. M.Si, CCCS 7. Bimtek peningkatan kapasitas stakeholder pengadaan terkait penanganan
permasalahan hukum dari LKPP Th. 2016
Tempat tgl lahir: Jember 16 oktober 1965
Pendidikan formal: S2 UNS 8. Workshop tata cara penyusunan draft kontrak dalam rangka peningkatan
kapasitas ahli kontrak PBJ dari LKPP Th. 2018
Dasar Hukum:
Sedangkan pembangunan jembatan Broto harga Pagu Rp 2,2 miliar harga HPS Rp 2,19 miliar dengan pemenang tender CV Dwi Tunggal Sejati alamat JL Ponoroto
KM 18 Desa Glonggong, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun dengan harga penawaran Rp 1,73 miliar. Proyek Pelebaran Jembatan Ngadirojo harga Pagu Rp 1,6
miliar dan harga HPS Rp 1,59 miliar dengan pemenang tender CV Agung Gumilang alamat Dusun Cemandi, Desa Kunir, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar
dengan harga penawaran Rp 1,19 miliar.
Selanjutnya untuk pembangunan jembatan Mijil di Desa Grogol, Kecamatan Sawoo harga Pagu Rp 1,1 miliar dan HPS Rp 1,09 miliar untuk pemenang tender CV
Mutiara Jaya Kabupaten Trenggalek dengan harga penawaran Rp 835 juta.
"Kondisi proyek sampai akhir tahun belum selesai pekerjaannya. Seperti Jembatan Doplang tidak bisa dilewati karena dipasang besi di atasnya. Karena sejak
hujan deras itu dan banjir sudah tidak ada pekerjanya sampai sekarang," ujar Bejo warga sekitar jembatan kepada republikjatim.com, Selasa (04/01/2022).
HPS Rp.10.879.715.000
Kontrak Rp. 8.400.910.024
Penawaran turun di atas 20%.
Beritatrends, Magetan – Langkah Pemerintah Kabupaten Magetan untuk menghidupkan Pasar Baru Magetan sangat
besar, selain untuk belanja keperluan rumah tangga, Pasar baru kini menjadi magnet setelah dibukanya Mal
Pelayanan Publik (MPP) dilantai II (dua). Saat ini, Pemkab Magetan melaksanakan Proyek rehabilitasi Pembangunan
Pasar Baru Magetan itu bersumber dari APBD Kabupaten Magetan dengan nilai kontrak Rp 4.273.579.500. Dengan target
pelaksanaan 180 hari kalender, proyek itu dikerjakan rekanan dari PT Sahabat Karya Sejati asal Makassar, Sulawesi
Selatan. Sedangkan penyedia jasa (pekerja) adalah PT Sahabat Karya Sejati Cabang Yogyakarta.
Menurut informasi yang diterima, dari Proyek Rehabilitasi Pembangunan Pasar Baru Magetan terdapat kendala belum
terbayarnya material yang ada di Rehabilitasi Pembangunan Pasar Baru Magetan, sehingga pihak Subkontraktor
pelaksana proyek Rehabilitasi Pembangunan Pasar Baru Magetan melakukan pembongkaran material yang telah
terpasang.
Hal ini dilakukan oleh pihak Subkontraktor pelaksana proyek Rehabilitasi Pembangunan Pasar Baru atas kekesalanya
hingga saat ini mereka belum terbayarakan, padahal menurut informasi pembayaran pekerjaan sudah dilakukan oleh
pihak Dinas terkait.
Menurut Bagas Surya Nugraha Team Teknis dari pihak Zainul menuturkan PT SKS itu sebetulnya sudah mendapat DP
sebesar 20% dari nilai kontrak, namun kondisi pekerjaannya terhambat diawal. “Dari pihak kita ‘Zainul’ sudah berbuat
baik kepada mereka dan sudah menutup hutang-hutang tenaga yang sempat protes dengan adanya demo yang terjadi di
Pasar Baru Magetan ini. Namun dari pihak PT SKS tidak adanya etika baiknya sama sekali.” jelasnya.
Sampai dengan sekarang ini dari pihak ‘Zainul’ tidak mendapatkan uang sepeserpun dari PT SKS, padahal PT SKS sudah
mendapatkan DP 20% dari nilai kontrak.
“Disini ada kejanggalan diawal, karena tadi saya sudah melakukan mediasi dengan kepala cabang yang ada di Jogja itu
yang bertanda tangan disaat pencairan itu bukan Kepala Cabang tapi staf-stafnya, inikan ada kekurangan dokumen itu
agak terkurang.” ucapnya.
Lebih lanjut, kondisinya saat ini dari pihak ‘Zainul’ sendiri berniat membantu beliau cuman diberhentikan ditengah jalan,
dengan digantikan oleh kepala cabang yang akhirnya diambil alih. “Kondisinya itu kita dialihkan cuman kita tidak
mendapatkan jaminan sepeserpun, dan dari kemarin bulan November kita berusaha ke PPK dari Disperindag Magetan itu
memang dari PPK tidak bisa memediasi, akhirnya kita melangkah lebih jauh dan dibulan ini kita mendapatkan mediasi
oleh PPK dan dipertemukan oleh Kepala Cabangnya PT SKS, cuman kondisinya siang tadi belum ada titik temu antara
pihak ‘Zainul’ dengan PT SKS.” ungkapnya.
Evaluasi Besar-besaran
Proyek fisik lain yang tak rampung tepat waktu dan menjadi sorotan publik adalah pembangunan gedung pertemuan Budi Sasono di Jalan
Veteran. Gedung Budi Sasono digadang-gadang sebagai ikon dan kebanggaan masyarakat Sukoharjo. Kegagalan proyek senilai Rp44,6 miliar
terlihat sejak beberapa bulan menjelang tutup tahun. Deviasi pekerjaan minus hingga sekitar 19 persen.
Lebih lanjut, Suryanto menyampaikan agar DPRD Sukoharjo menjalankan fungsi controlling atau pengawasan terhadap kinerja pemerintah
dalam mengerjakan proyek fisik. Sehingga, kegagalan pengerjaan proyek fisik tak terulang lagi pada 2022.
Dia menganggap semestinya proyek fisik besar yang menelan anggaran puluhan miliar tidak dianggarkan dalam kontrak tahun tunggal
melainkan multiyears. “Jadi seperti dipaksakan harus rampung pada akhir tahun. Padahal, waktu pengerjaannya hanya beberapa bulan.
Sehingga tak mungkin rampung tepat waktu,” ujar dia.
Lebih jauh, Suryanto menilai perencanaan pengerjaan proyek fisik tak dilakukan secara matang. Apabila perencanaan matang mulai dari
proses lelang, penandatangan kontrak kerja sama hingga pengerjaan proyek fisik maka bisa rampung tepat waktu. Dia berharap pemerintah
melakukan evaluasi besar-besaran terhadap seluruh proyek fisik yang tak rampung tepat waktu.
Sebelumnya, Kepala DPUPR Sukoharjo, Bowo Sutopo Dwi Atmodjo, menyatakan ambruknya jembatan gantung di Desa Tambakboyo,
Kecamatan Tawangsari, disebabkan kelalaian manusia atau human error. Kerusakan akibat ambruknya jembatan gantung sepenuhnya
tanggung jawab kontraktor pelaksana lantaran pengerjaan proyek pembangunan jembatan belum rampung. Kontraktor pelaksana telah
berkomitmen merampungkan pengerjaan proyek pembangunan jembatan gantung hingga rampung.
MASALAH ATAU RISIKO?
SIAPA YANG RUGI?
KALAU TURUN DI ATAS 20%, APA YANG TERJADI
1. SELESAI SESUAI KONTRAK?
2. PUTUS KONTRAK?
MITIGASI RISIKO
Penunjukan
Mobilisasi
Pengumuman Penyedia
30 hari
Lelang jasa (SPPBJ) PHO FHO
(Serah (Serah
Penetapan SPMK Terima
Terima Akhir
Kontrak Pertama Pekerjaa
Pemenang TTD
n)
PCM
Pekerjaan)
PERANCANGAN/
PERENCANAAN
TEKNIS
Pel
Pelaks. Max Field
Jaminan
Pemasukan CCO
Sanggahan 14 hari Engineering
Penawaran 14Max
hari Masa Pertanggungan
Kegagalan
Bangunan
Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Waktu max 10 tahun
Pemeliharaan
WAKTU KONTRAK Min
14 hari
b. perencanaan; (meliputi: studi kelayakan bangunan konstruksi dan analisis terkait dampak
lingkungan dan atau analisis dampak lalu lintas)
c. perancangan;
d. pengawasan; dan/atau Psl 65 ayat (2) huruf c, bisa
e. Manajemen penyelenggaraan konstruksi. ditunjuk langsung
PP nomor 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP nomor 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU no.2
Th, 2017 khususnya pasal 47
ayat (5) disebutkan bahwa: “penyelenggaraan perancangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menggunakan
data perencanaan dan data perancangan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ayat (6) hasil perancangan konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c paling sedikit meliputi:
a. perhitungan, b. desain, c. spesifikasi teknis, d. daftar kauntitas atau daftar keluaran, e. perkiraan biaya, f.
metode pelaksanaan, g. penetapan tingkat kompleksitas pekerjaan, h. kebutuhan sumberdaya konstruksi
beserta rantai pasoknya, i. metode pengoperasian dan pemeliharaan bangunan, j. rencana penjaminan mutu
pekerjaan konstruksi, k. rencana keselamatan konstruksi, L. lokasi lahan.
PP 16 Tahun 2021 Ttg Peraturan pelaksanaan UU 28 Tahun 2002 Ttg Bangunan Gedung,
Psl 4 ayat (2). Fungsi bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:fungsi hunian, keagamaan,
usaha, sosial dan budaya dan fungsi khusus (kriterianya ditetapkan oleh menteri contoh tempat menyimpan depo
amunisi, lab forensic dll). Selain fungi ini dapat berupa fungsi campuran.
Pasal 9 ayat (1) bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 diklasifikasi berdasarkan:
a. tingkat kompleksitas terdiri sederhana, tidak sederhana dan bangunan khusus
b. Tingkat permanensi: BG permanen lebih dari 5 th dan non permanen kurang 5 th
c. Tingkat bahaya risiko kebakaran: tinggi, sedang dan rendah
d. Lokasi: padat, sedang dan renggang
e. Ketinggian bangunan gedung:
1) super tinggi di atas 100 lt
2) Pencakar langit antara 40 sd 100 lt
3) BG bertingkat tinggi lebih dari 8 lt
4) BG bertingkat sedang 5 sd 8 lt
5) BG bertingkat rendah sd. 4 lt
f. Kepemilikan BG
g. Klas BG
Pasal 140
(2) Perencanaan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan penyusunan
menurut psl 153 ayat (2) huruf a. masuk klasifikasi tidak sederhana.
Pasal 151 ayat (8). Apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak kerja pelaksanaan konstruksi BGN,
masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi paling sedikit 6 (enam) bulan terhitungan sejak
PHO
UTK BG PPK HARUS
MERESPON
SEKALIGUS CEK
CATATAN UMUR BGN BEDA DENGAN RENCANA UMUR KONTRUKSI. PASAL 65 AYAT (2) uu.2 TH.2017 ttG
JAKON PENYEDIA JASA WAJIB BERTANGGUNGJAWAB ATAS KEGAGALAN BANGUNAN DALAM JANGKA
WAKTU PALING LAMA 10 THN. Pasal 175
(4) pembayaran biaya perencanaan teknis didasarkan pada pencapaian prestasi atau kemajuan
perencanaan setiap tahapan yang meliputi:
a. tahap konsepsi perancangan sebesar 15% (lima belas persen);
b. tahap pra rancangan sebesar 20% (dua puluh persen);
c. tahap pengembangan rancangan sebesar 25% (dua puluh lima persen);
d. Tahap rancangan detail meliputi penusunan rancangan gambar detail dan penyusunan rencana kerja dan syarat, serta rencana
anggaran biaya sebesar 20% (dua puluh persen);
e. tahap tender penyedia jasa pelaksanaan konstruksi sebesar 5% (lima persen); dan
f. tahap pengawasan berkala sebesar 15% (lima belas persen).
Pasal 182
(5) Pembayaran biaya pengawasan konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan sebagai berikut:
a. pengawasan konstruksi tahap pelaksanaan konstruksi fisik sampai dengan serah terima pertama (provisional
hand over) pekerjaan konstruksi paling banyak 90%
b. pengawasan konstruksi tahap pemeliharaanm sampai dengan serah terima akhir (FHO) pekerjaan konstruksi
sebesar 10%.
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERATURAN MENTERI
PERATURAN PEMERINTAH PEKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
UMUM
NOMOR DAN 14PERUMAHAN TAHUN RAKYAT 2O21 NOMOR 6 TAHUN 2021 TENTANG STANDAR
REPUBLIK
TENTANG INDONESIA
PERUBAHAN ATAS NOMOR
PERATURAN KEGIATAN USAHA DAN PRODUK PADA
22/PRT/M/2018
PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 2020 TENTANG PENYELENGGARAAN
TENTANG PERIZINAN BERUSAHA
PERATURAN
PEMBANGUNAN PELAKSANAAN BANGUNAN PERATURAN
UNDANG-UNDANG MENTERI
BERBASIS RISIKO SEKTOR PEKERJAAN
PEKERJAAN UMUM DAN
NOMOR 2 TAHUN
GEDUNG 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI UMUM
NEGARA PERUMAHAN DAN PERUMAHAN RAKYAT
RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1
TAHUN 2022 TENTANG PEDOMAN
PENYUSUNAN PERKIRAAN BIAYA
PEKERJAAN KONSTRUKSI BIDANG
PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
BESARAN REMUNERASI MINIMAL TAHUN 2018
UNTUK TENAGA AHLI NASIONAL BERPENDIDIKAN S1/S2/S3
BERDASARKAN PENGALAMAN PROFESIONAL YANG SETARA (COMPARABLE EXPERIENCES) *)
PROVINSI DKI JAKARTA INDEKS = 1.000
RUPIAH RUPIAH RUPIAH
KUALIFIKASI TENAGA PENGALAMAN PER-BLN PER-BLN PER-BLN
AHLI
S1/Setara**) S2/Setara**) S3/Setara**)
AHLI MUDA 1 18.000.000 26.500.000 31.000.000
2 19.500.000 28.250.000 33.000.000
Mutu
Pengelolaa bahan
n Mutu
lingkungan peralatan
hidup
Pengguna dan
penyedia jasa Keselamata
Perlindunga
wajib memenuhi n dan
n sosial
standar K3 dan kesehatan
tenaker
keberlanjutan, kerja
meliputi standar:
Operation Prosedur
and pelaksanaa
Maintenanc n jasa
e Mutu konstruksi
produk
SAFETY DECK GUARD RAILING
PRES I OEN
REPUBLIK INOONESIA
- 106 -
Pasal 84H
(1 Pemenuhan Standar Keamanan, Keselamatan,
) Kesehatan, dan Keberlanjutan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 84G ( 1)
ayat
oleh menteri teknis terkait. ditetapkan
(2) Dalam menyusun Standar Keamanan,
Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
untuk produk Jasa Konstruksi, menteri
setiap teknis sebagaimana dimaksud pada ayat
terkait
( 1) memperhatikan kondisi geografis yang rawan
gempa dan kenyamanan lingkungan terbangun.
Pasal 841
(1) Setiap Pengguna Jasa dan Penyedia
' Jasa dalam
penyelenggaraan J asa Konstruksi harus
menerapkan SMKK.
(2) Penyedia J asa yang harus menerapkan SMKK
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
Penyedia Jasa yang memberikan layanan:
a. Konsultansi Manajemen Penyelenggaraan
Konstruksi;
b. Konsultansi Konstruksi pengawasan;
c. Pekerjaan Konstruksi; dan
d. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi.
(3) Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) harus melakukan:
a. identifikasi bahaya;
b. penilaian risiko dan pengendalian risiko atau
peluang berdasarkan tahapan pekerjaan
(work breakdown structure); dan
c. sasaran ...
SK No 077337 A
SCAFOLDING PADA TEMPAT TINGGI
PRES I OEN
REF1UBUK
lNDONESIA
- 111 -
Pasal84L
(1) Untuk pekerjaan pengkajian, perencanaan, dan
perancangan, produk yang dihasilkan yang
tercantum dalam uraian pekerjaan, termasuk
menyusun dokumen Rancangan Konseptual
SMKK sesuai dengan format untuk mendukung
penerapan SMKK.
(2) Rancangan Konseptual SMKKyang disusun pada
pekerjaan pengkajian dan perencanaan paling
sedikit memuat:
a. lingkup tanggung jawab pengkajian
dan/ atau perencanaan;
b. informasi awal terhadap kelaikan antara lain
meliputi lokasi, lingkungan, sosio-ekonomi,
dan/atau dampak lingkungan; dan
c. reko:tnendasi teknis.
(3) Rancangan Konseptual SMKKyang disusun pada
pekerjaan perancangan paling sedikit memuat:
a. lingkup ...
SK No 077342 A
PRESIPEN
REPUBLIK
INDONESIA
- 112 -
SK No 077343 A
RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK
Permen PUPR nomor 10 th 2021 Ttg pedoman sistem manajemen keselamatan konstruksi
PEKERJA JUMLAH HARI KODE TOTAL VOL Upah BIAYA SUB TOTAL Nilai TKDN Keterangan Jumlah Biaya KDN
ORANG (orang-hari) (Rp/Org/Hari) (Rp) (Rp)
Mandor 1 1 1,00 80.000,00 80.000,00 100,00% WNI (berdasarkan 80.000,00
kewarganegaraan)
Buruh tak terampil 12 1 12,00 50.000,00 600.000,00 100,00% WNI (berdasarkan 600.000,00
kewarganegaraan)
MATERIAL SATUAN KODE TOTAL VOL HARGA SATUAN BIAYA SUB TOTAL
(Rp) (Rp) (Rp)
Batu gunung m3 5,00 216.467,09 1.082.335,45 100,00% bahan alam 1.082.335,45
Pasir ayak untuk beton m3 1,20 221.967,09 266.360,51 100,00% bahan alam 266.360,51
Semen zak 15,20 85.950,00 1.306.440,00 91,81% Data TKDN Kemenperin 1.199.442,56
Alat bantu set 0,70 110.000,00 77.000,00 100,00% Pengaruh di bawah 3% 77.000,00
JUMLAH BIAYA UNTUK MATERIAL JUMLAH 2.732.135,96
PERALATAN JUMLAH HARI KERJA KODE JAM KERJA HARGA SATUAN BIAYA SUB TOTAL
ALAT (Rp/jam) (Rp) (Rp)
Pompa air diameter 5 cm 30 m3/jm 1 1 2,00 11.956,00 23.912,00 75,00% alat kerja 17.934,00
JUMLAH BIAYA UNTUK PERALATAN JUMLAH 23.912,00
TOTAL (Rp) 3.756.047,96 96,99% 3.643.072,52
Lelang Selesai
25%
20%
SELESAI
20%
25%
1
• Nilai pagu anggaran sampai dengan Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Jasa Konsultansi
Konstruksi dengan kualifikasi usaha kecil;
• Nilai pagu anggaran di atas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi dengan kualifikasi usaha menengah; atau
• Nilai pagu anggaran di atas Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Jasa
Konsultansi Konstruksi dengan kualifikasi usaha besar.
•
Pagu anggaran sampai dengan Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Pekerjaan
Konstruksi dengan kualifikasi usaha kecil dan/atau koperasi;
Nilai pagu anggaran di atas Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah) sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
miliar rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Pekerjaan Konstruksi dengan kualifikasi usaha menengah;
• Nilai pagu anggaran di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Pekerjaan Konstruksi dengan kualifikasi usaha besar non badan usaha milik
negara; atau
• Nilai pagu anggaran di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Pekerjaan
Konstruksi dengan kualifikasi usaha besar.
MITIGASI RISIKO PBJ PADA
Persiapan Pengadaan
PPK KURANG CERMAT/ TELITI DALAM MENETAPKAN:
Spesifikasi
Rancangan Kontrak
Teknis/KAK
Pasal 25
PENGERTIAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KAK
Quantity : 4 unit
Pendinginan Kapasitas: 9000
Timer
Pemurni udara: Air Purifying System
Remote Control: Yes
Konsumsi Daya: 800 Watt
EER (Btu / JW): 1PK
Garansi: 1 Tahun (Parts & Jasa) 3 Tahun (Kompresor)
Memiliki sertifikat SNI IEC 60335-2-40-2009
Mampu langsung mendinginkan ruangan pada saat dihidupkan dan dapat
beroperasi 24 jam, Lokasi : Kantor Pemprov ABC, lantau 4 ruang serbaguna Jl.
XYZ no. 14 Kota XYZ.
Penyusunan spesifikasi teknis/KAK
Pasal 19 ayat 2
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
HPS dihitung secara keahlian dan HPS Disusun paling lama 28 hari
menggunakan data yang dapat kerja sebelum batas akhir :
dipertanggung-jawabkan pemasukan penawaran
(pascakualifikasi) atau pemasukan
dokumen kualifikasi (prakualifikasi)
Nilai HPS tidak bersifat rahasia
namun Rinciannya Rahasia
Dikecualikan untuk pagu ≤ 10 juta,
e-purchasing dan tender pekerjaan
Memperhitungkan keuntungan dan terintegrasi
biaya tidak langsung
HPS bukan sebagai dasar untuk
menentukan besaran kerugian negara
Pasal 26
PENYUSUNAN HPS BERDASARKAN
1. Hasil perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah disusun pada tahap perencanaan
1 pengadaan;
2. Pagu Anggaran yang tercantum dalam DIPA/DPA atau untuk proses pemilihan yang dilakukan
2 sebelum penetapan DIPA/DPA mengacu kepada Pagu Anggaran yang tercantum dalam RKA K/L atau
RKA Perangkat Daerah; dan
33. Hasil reviu perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB) termasuk komponen keuntungan, biaya
administrasi, biaya pengiriman biaya tidak langsung (overhead cost), dan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN).
44. Berdasarkan indeks dari BPS atau berdasarkan inflasi yang telah terjadi.
Data/informasi yang dapat digunakan untuk menyusun HPS antara lain:
1) Harga pasar setempat yaitu harga barang/jasa di lokasi barang/jasa diproduksi/diserahkan/dilaksanakan, menjelang dilaksanakannya
pemilihan Penyedia;
2) Informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah;
3) Informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi. Yang dimaksud dengan asosiasi
adalah asosiasi profesi keahlian, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri. Informasi
biaya/harga satuan yang dipublikasikan termasuk pula sumber data dari situs web komunitas internasional
yang menayangkan informasi biaya/harga satuan profesi keahlian di luar negeri yang berlaku secara
internasional termasuk dimana Pengadaan Barang/Jasa akan dilaksanakan;
4) Daftar harga/biaya/tarif barang/jasa setelah dikurangi rabat/potongan harga (apabila ada) yang dikeluarkan
oleh pabrikan/distributor/agen/pelaku usaha dengan memperhatikan masa berlaku potongan harga dari
pabrikan/distributor/agen/pelaku usaha tersebut;
5) Inflasi tahun sebelumnya, suku bunga pinjaman tahun berjalan dan/atau kurs tengah valuta asing terhadap
rupiah di Bank Indonesia;
6) Hasil perbandingan biaya/harga satuan barang/jasa sejenis dengan Kontrak yang pernah atau sedang
dilaksanakan;
7) Perkiraan perhitungan biaya/harga satuan yang dilakukan oleh konsultan perencana (engineer’s estimate);
8) Informasi harga yang diperoleh dari toko daring;
9) Informasi biaya/harga satuan barang/jasa di luar negeri untuk tender/seleksi internasional; dan/atau
10) Informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan
Metode Perhitungan
METODE ANALISA HARGA SATUAN
HARGA SATUAN PEKERJAAN GALIAN
Biaya Satuan Jumlah
No. Uraian Satuan Kuantitas
(Rp) (Rp)
A Tenaga Kerja
1 Pekerja Jam 0.0669 3,265.00 218.4285
2 Mandor Jam 0.0335 4,920.00 164.82
Jumlah Harga Tenaga 383.25
B Bahan
C Peralatan
1 Excavator Jam 0.0335 250,036.00 8,376.21
2 Dump Truck Jam 0.1116 95,491.00 10,656.80
3 Alat Bantu Lump Sum 1 150.00 150.00
Jumlah Harga Peralatan 19,183.00
Contoh keuntungan & biaya overhead yg wajar utk Pek.Konstruksi maksimal 15%
(lima belas perseratus). MENURUT Perlem LKPP 12 th 2021 Ttg pedoman
pelaksanaan PBJ melalui penyedia
• PERMOHONAN PROBABILITY AUDIT
1. Terkait kewenangan dalam menyusun dan menetapkan spesifikasi teknis / Kerangka
Acuan Kerja, apa saja yang sudah Saudara lakukan?
2. Bagaimana proses kerja Saudara dalam menyusun dan menetapkan spesifikasi teknis /
Kerangka Acuan Kerja?
3. Apakah spesifikasi teknis / Kerangka Acuan Kerja yang saudara susun dan ditetapkan
ada justifikasi atau pertimbangan teknisnya? Apa saja?
4. Apakah spesifikasi teknis / Kerangka Acuan Kerja yang saudara tetapkan dibantu oleh
Ahli/Tim Teknis dalam penyusunannya? Apakah sudah Saudara periksa? Bagaimana
DISKUSI RINGAN TERKAIT tata cara Saudara memeriksanya?
KEWENANGAN PPK 5. Apakah spesifikasi teknis / Kerangka Acuan Kerja yang saudara tetapkan terdapat hal-
hal yang berpotensi diskriminatif?
6. Terkait kewenangan menyusun dan menetapkan HPS, apa saja yang sudah Saudara
lakukan?
7. Bagaimana proses kerja Saudara menyusun dan menetapkan HPS?
8. Apakah HPS yang saudara susun dan tetapkan ada justifikasi atau pertimbangan
teknisnya? Apa saja?
9. Apakah HPS yang saudara tetapkan dibantu oleh Ahli/Tim Teknis dalam
penyusunannya? Apakah sudah saudara periksa? Bagaimana tata cara Saudara
memeriksanya?
10. Apa Acuan Saudara dalam menyusun HPS? Perlihatkan bukti penyusunan HPS dan cara
perhitungannya!
11. Apakah Saudara mengetahui adanya diskon dalam nilai HPS ini? Apakah HPS ini
36 mengacu harga pasar? Perlihatkan buktinya!
Penyusunan Rancangan Kontrak
Penyusunan rancangan kontrak dilaksanakan pada tahap Persiapan Pengadaan. Tahapan
ini format dokumen rancangan kontrak sudah disiapkan dan dilakukan penyusunan
dengan memperhatikan Spesifikasi Teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Harga
Perkiraan Sendiri (HPS). Dalam menyusun rancangan kontrak akan dibagi ke dalam dua
metode yaitu :
Rancangan Struktur Isi/Materi
Kontrak/Anatomi Kontrak Rancangan Kontrak Klausul yang terdapat dalam SSUK :
Judul kontrak, nomor kontrak, tanggal Definisi, Penerapan, Asal Material, Dok. Kontrak &
kontrak, kalimat pembuka, para pihak Pendahuluan Informasi, HAKI, Jaminan, Asuransi, Pembayaran,
dalam kontrak, latar belakang Harga, Personil, Penilaian Pekerjaan Sementara,
SSUK
Kewajiban para Pihak, Jadwal Pelaksanaan, Klausul
Pernyataan kesepakatan dan persetujuan para lain yang mendukung
pihak atas lingkup kontrak, nilai/harga kontrak,
penyelesaian pertentangan/perselisihan, Isi
kewajiban, jangka waktu efektif kontrak Klausul yang terdapat dalam SSKK :
1. PPK tidak menerima dokumen hasil pemilihan secara lengkap dari Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan.
2. PPK tidak melakukan reviu atas laporan hasil pemilihan dan segera menerbitkan SPPBJ, hal ini berakibat
keputusan yang telah dihasilkan oleh Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan otomatis disetujui oleh PPK.
3. Melakukan penolakan hasil pemilihan bukan berdasarkan dokumen BAHP yang diterima, tetapi berrdasarkan
hasil klarifikasi/verifikasi/pembuktian PPK kepada peserta dan/atau pihak lain.
4. Penyampaian penolakan hasil pemilihan tidak disertai alasan dan bukti tetapi hanya berdasarkan opini/asumsi.
5. Tidak melakukan pembahasan bersama Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan terkait perbedaan pendapat atas
hasil pemilihan penyedia.
6. Masih terdapat Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia.
7. Menerbitkan SPPBJ melebihi batas waktu ,yang dipersyaratkan.
8. Penerbitkan dan pengiriman SPPBJ tidak dilakukan melalui SPSE.
9. Tidak melaksanakan rapat persiapan penandatangan Kontrak.
10. Penandatangan kontrak dilakukan tanpa menerima terlebih dahulu Jaminan Pelaksanaan dan melakukan
klarifikasi kepada penerbit jaminan.
11. PPK tidak melakukan pemeriksaan atas nilai penawaran sehingga nilai jaminan pelaksanaan kurang dari yang
ditetapkan, khususnya pada nilai penawaran dibawah 80% (delapan puluh persen).
12. Mengubah substansi hasil pemilihan Penyedia sebelum penandatanganan kontrak, selain ketentuan
mempersingkat waktu pelaksanaan pekerjaan.
13. Mengadakan ikatan perjanjian atau menandatangani Kontrak dengan Penyedia, dalam hal belum tersedia
anggaran belanja atau tidak cukup tersedia anggaran belanja yang dapat mengakibatkan dilampauinya batas
anggaran belanja yang tersedia untuk kegiatan yang dibiayai APBN/APBD.
14. Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang kompleks dilakukan tanpa memperoleh pendapat ahli
hukum Kontrak.
15. Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia tidak memeriksa rancangan Kontrak meliputi substansi, bahasa,
redaksional, angka, dan huruf serta tidak membubuhkan paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak.
16. Penandatanganan Kontrak dilakukan tanpa memenuhi ketentuan, misalnya melampau 14 (empat belas) hari kerja
setelah diterbitkan SPPBJ serta ditandatangani oleh pihak yang tidak berwenang.
17. Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia tidak memeriksa kembali rancangan Kontrak meliputi substansi,
bahasa, redaksional, angka, dan huruf serta tidak membubuhkan paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak.
18. Saat penyerahan personel sertifikat asli tidak dilakukan pemeriksaan dan/atau tidak dengan menghadirkan
personelnya.
• Dalam melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia,
PA/KPA/PPK/Pokja Pemilihan dapat dibantu oleh Tim Teknis,
Tim/Tenaga Ahli, atau Tim/tenaga pendukung Pendukung.
Pemberian Uang Muka PP 7 th 2021 ttg kemudahan, pelindungan dan pemberdayaan koperasi, UMKM
o Paling tinggi 30% dari nilai kontrak untuk usaha kecil
3 8
o Paling tinggi 20% dari nilai kontrak untuk usaha non-kecil dan Penyedia Jasa Konsultansi
o Paling tinggi 15% dari nilai kontrak untuk Kontrak tahun jamak
o Kurang 50 jt bayar langsung
o Paling rendah 50% untuk pagu anggaran /nilai kontrak 50 – 200 juta untuk kontrak yang dikerjakan UMK serta kopeasi
o Paling rendah 30% untuk pagu anggaran /nilai kontrak 200 juta– 2,5 M untuk kontrak yang dikerjakan UMK serta
kopeasi
o Paling tinggi 30% untuk pagu anggaran/nilai kontrak 2,5 – 15 M untuk kontrak yang dikerjakan UMK serta kopeasi
o Paling tinggi 20% untuk nilai pagu anggaran/kontrak lebih dari 15M
4
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK
2 7
PROGRAM MUTU
8 DISUSUN OLEH PENYEDIA SEBELUM RAPAT PERSIAPAN MINIMAL BERISI
a. informasi mengenai pekerjaan yang
b. organisasi kerja Penyedia;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
3 8
e. prosedur instruksi kerja; dan/atau f. pelaksana kerja.
4 a. reviu kontrak, dan pembagian tugas dan tanggung jawab dari kedua belah pihak;
b. pemutakhiran/pembaharuan rencana pekerjaan seperti tanggal efektif pelaksanaan, dan tahapan pelaksanaan
kontrak.
c. reviu rencana penilaian kinerja pekerjaan sebagai dasar melakukan evaluasi kemajuan pekerjaan;
d. diskusi bagaimana dan kapan dilakukan pelaporan pekerjaan;
e. Tata cara, waktu dan frekuensi pengukuran dan pelaporan yang disesuaikan dengan kondisi pekerjaan;
f. melakukan klarifikasi hal-hal yang masih kurang jelas dan mendiskusikan prosedur untuk manajemen perubahan; dan
g. melakukan klarifikasi rencana koordinasi antar para pihak selama pelaksanaan pekerjaan.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK
2 10 MOBILISASI 7
a. Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan sesuai
waktu yang ditetapkan.
b. Untuk Jasa Konsultansi, mobilisasi dilakukan sesuai dengan
3 lingkup pekerjaan, meliputi:
1. mendatangkan tenaga ahli;
8
2. mendatangkan tenaga pendukung;
dan/atau
3. menyiapkan peralatan pendukung.
c. Mobilisasi bahan/material, peralatan dan personel dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
4
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK
11 PEMERIKSAAN BERSAMA
a. Apabila diperlukan, pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, para pihak bersama-sama melakukan
pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi
lokasi pekerjaan untuk setiap tahapan pekerjaan dan rencana mata pembayaran.
b. Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat menetapkan tim teknis dan PPKon dapat
menetapkan tim ahli atau tenaga ahli.
c. Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama
mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka harus dituangkan dalam adendum Kontrak.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK
12 PENGENDALIAN
Para pihak melakukan pengawasan/pengendalian terhadap
pelaksanaan Kontrak baik secara langsung atau melalui pihak lain yang
ditunjuk. Pengawasan/pengendalian Kontrak dapat dilaksanakan
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama oleh:
a. PPKon;
b. pihak ketiga yang independen;
c. Penyedia; dan/atau
d. pengguna akhir.
Dalam hal terjadi deviasi antara realisasi dengan target pelaksanaan Kontrak atau terjadi Kontrak
Kritis maka para pihak melakukan Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting/SCM). Pejabat
Penandatangan Kontrak memerintahkan Penyedia untuk melaksanakan perbaikan target dan
realisasi pelaksanaan pekerjaan.
Apabila Penyedia tidak mampu mencapai target yang ditetapkan pada SCM maka PPKon
mengeluarkan Surat Peringatan (SP) kepada Penyedia.
Dalam hal telah dikeluarkan SP ketiga dan Penyedia dinilai tidak mampu mencapai target yang
ditetapkan, maka Pejabat Penandatangan Kontrak dapat melakukan pemutusan Kontrak secara
sepihak dan memberikan sanksi kepada Penyedia sesuai ketentuan yang berlaku.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK
Inspeksi Pabrikasi
13 (apabila diperlukan)
Jika diperlukan, para pihak dapat melakukan inspeksi atas proses pabrikasi barang/peralatan
khusus. Jadwal, tempat dan ruang lingkup inspeksi harus sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.
Perubahan Kontrak karena perbedaan kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan/atau
spesifikasi teknis/ KAK dalam dokumen kontrak diberlakukan untuk Kontrak Lumsum, Kontrak Harga Satuan,
Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan.
Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan/atau
spesifikasi teknis/KAK yang ditentukan dalam dokumen Kontrak, PPKon bersama Penyedia dapat
melakukan perubahan kontrak, yang meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume yang tercantum dalam Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan;
c. mengubah spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi lapangan; dan/atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan.
Perubahan Kontrak yang disebabkan masalah administrasi, dapat dilakukan sepanjang disepakati kedua belah pihak.
Masalah administrasi yang dimaksud antara lain pergantian PPKon atau perubahan rekening penerima.
Pekerjaan tambah dilaksanakan dengan ketentuan:
a. tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam perjanjian/Kontrak awal;
b. tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah; dan
c. dapat diberikan tambahan waktu untuk pelaksanaan pekerjaan.
Untuk pemeriksaan dalam rangka perubahan kontrak, PPKon dapat menetapkan tim ahli atau tenaga ahli.
Perubahan Kontrak tidak dapat dilakukan pada masa tambahan waktu penyelesaian pekerjaan (masa
denda) akibat dari keterlambatan setelah waktu pelaksanaan kontrak berakhir.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK
16 Penyesuaian Harga
Penyesuaian harga diberlakukan terhadap Kontrak Tahun Jamak yang berbentuk Kontrak Harga Satuan
atau berdasarkan Waktu Penugasan yang masa pelaksanaan pekerjaannya lebih dari 18 (delapan belas)
bulan, dengan ketentuan:
a. Ketentuan, persyaratan, dan tata cara perhitungan penyesuaian harga dicantumkan dalam Dokumen
Pemilihan (rancangan Kontrak) dan/atau perubahan Dokumen Pemilihan, yang selanjutnya dituangkan
dalam Kontrak.
b. Persyaratan perhitungan penyesuaian harga meliputi:
1. penyesuaian diberlakukan mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak pelaksanaan pekerjaan;
2. penyesuaian harga satuan berlaku bagi seluruh kegiatan/mata pembayaran, kecuali komponen
keuntungan, biaya overhead, dan harga satuan timpang sebagaimana tercantum dalam penawaran;
3. penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang tercantum dalam
Kontrak/adendum kontrak;
4. penyesuaian harga satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal dari luar negeri, menggunakan
indeks penyesuaian harga dari negara asal barang tersebut;
5. jenis pekerjaan baru dengan harga satuan baru sebagai akibat adanya adendum kontrak dapat
diberikan penyesuaian harga mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak adendum kontrak tersebut
ditandatangani; dan
6. Indeks yang digunakan dalam hal pelaksanaan kontrak terlambat disebabkan oleh kesalahan
Penyedia adalah indeks terendah antara jadwal kontrak dan realisasi pekerjaan.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK
17 Keadaaan Kahar
Keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak para pihak dalam Kontrak dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi. Tidak
termasuk keadaan kahar adalah hal-hal merugikan yang disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian para pihak.
Dalam hal terjadi keadaan kahar, PPKon atau Penyedia memberitahukan tentang terjadinya Keadaan kahar kepada salah satu pihak secara
tertulis dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak menyadari atau seharusnya menyadari atas
kejadian atau keadaan yang merupakan keadaan kahar. Dalam hal terjadi keadaan kahar, pelaksanaan Kontrak
dapat dihentikan atau dilanjutkan setelah kondisi kahar berakhir. Dalam hal pelaksanaan Kontrak dilanjutkan, para
pihak dapat melakukan perubahan kontrak. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurang-
kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya Kontrak akibat keadaan kahar. Perpanjangan waktu untuk
penyelesaian Kontrak dapat melewati Tahun Anggaran.
Perubahan waktu pelaksanaan akibat keadaan kahar atau peristiwa kompensasi yang melampaui Tahun
Anggaran dapat dilakukan dengan ketentuan:
a. Berdasarkan analisis PPKon akan lebih efektif apabila dilakukan perpanjangan waktu;
b. Berdasarkan analisis PPKon, Penyedia dinilai akan mampu menyelesaikan pekerjaan;
c. Jaminan Pelaksanaannya diperpanjang sesuai dengan masa perpanjangan waktu yang diberikan;
d. PA memberikan komitmen untuk mengalokasikan anggaran pada
Tahun Anggaran berikutnya;
e. Apabila berdasarkan Analisis PPKon tidak memenuhi persyaratan atas, maka dapat dilakukan
tambah dan kurang pekerjaan atau penghentian sementara Kontrak.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK
Penghentian Kontrak atau Berakhirnya
18 Kontrak
Kontrak berhenti apabila terjadi keadaan kahar.
Penghentian Kontrak karena keadaan kahar dilakukan secara tertulis oleh PPKon dengan disertai
alasan penghentian pekerjaan.
Penghentian kontrak karena keadaan kahar dapat bersifat:
a. sementara hingga Keadaan Kahar berakhir; atau
b. permanen apabila akibat keadaan kahar tidak memungkinkan
dilanjutkan/diselesaikannya pekerjaan.
Dalam hal Kontrak dihentikan karena keadaan kahar, maka PPKon wajib membayar kepada
Penyedia sesuai dengan kemajuan hasil pekerjaan yang telah dicapai setelah dilakukan
pemeriksaan bersama atau berdasarkan hasil audit.
Kontrak berakhir apabila pekerjaan telah selesai dan hak dan kewajiban para pihak yang
terdapat dalam Kontrak sudah terpenuhi. Terpenuhinya hak dan kewajiban para pihak adalah
terkait dengan pembayaran yang seharusnya dilakukan akibat dari pelaksanaan kontrak.
Dalam hal kontrak telah berhenti karena pekerjaan telah selesai namun kontrak belum
berakhir, apabila masih terdapat sisa pembayaran yang belum dibayarkan, PPKon melakukan
sisa pembayaran tersebut kepada Penyedia. Misalnya pembayaran atas sisa pekerjaan akibat
keterlambatan yang melewati tahun anggaran atau pembayaran atas penyesuaian harga.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK
19 Pemutusan Kontrak
Pemutusan Kontrak adalah tindakan yang dilakukan oleh PPKon atau Penyedia untuk mengakhiri
berlakunya Kontrak karena alasan tertentu.
PPKon melakukan pemutusan Kontrak apabila:
1. Penyedia terbukti melakukan korupsi, kolusi dan/atau nepotisme,kecurangan dan/atau pemalsuan dalam
proses pengadaan yang diputuskan oleh Instansi yang berwenang.
2. Pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan korupsi, kolusi dan/atau nepotisme dan/atau
pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan benar oleh Instansi
yang berwenang;
3. Penyedia berada dalam keadaan pailit;
4. Penyedia terbukti dikenakan Sanksi Daftar Hitam sebelum penandatanganan Kontrak;
5. Penyedia gagal memperbaiki kinerja setelah mendapat Surat Peringatan sebanyak 3 (tiga) kali;
6. Penyedia tidak mempertahankan berlakunya Jaminan Pelaksanaan;
7. Penyedia lalai/cedera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan;
8. berdasarkan penelitian PPKon, Penyedia tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan;
9. Penyedia Barang/Jasa tidak dapat menyelesaikan pekerjaan setelah diberikan kesempatan menyelesaikan
pekerjaan;
10.setelah diberikan kesempatan kedua sebagaimana dimaksud pada angka 9, Penyedia Barang/Jasa tidak
dapat menyelesaikan pekerjaan; atau
11.Penyedia menghentikan pekerjaan selama waktu yang ditentukan dalam Kontrak dan penghentian ini
tidak tercantum dalam programmutu serta tanpa persetujuan pengawas pekerjaan.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK
Dalam hal Penyedia gagal menyelesaikan pekerjaan sampai masa pelaksanaan kontrak
berakhir, PPKon melakukan penilaian atas kemajuan pelaksanaan pekerjaan. Hasil penilaian
menjadi dasar bagi PPKon untuk:
d. Besaran sanksi ganti rugi adalah sebesar nilai kerugian yang ditimbulkan.
e. Bagian Kontrak adalah bagian pekerjaan dari satu pekerjaan yang ditetapkan dalam dokumen
pemilihan
f. Tata cara pembayaran denda diatur di dalam Dokumen Kontrak.
SE MENTERI PUPR NOMOR
15/SE/M/2019
TENTANG
TATA CARA PENJAMINAN MUTU DAN
PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN
KONSTRUKSI DI KEMENTERIAN PUPR
KEGIATAN PENJAMINAN MUTU DAN PENGENDALIAN MUTU BERKAITAN DENGAN PENYELESAIAN PEKERJAAN AGAR TEPAT WAKTU.
KEGIATAN INI dimulai sejak penandatanganan kontrak sampai tanggal penyerahan akhir pekerjaan dan terbagi dalam 3 tahap, yaitu :
(4) (9)
(2) Tanggal (7) (8)
Penyerahan Pekerjaan Tanggal Tanggal
Mulai Kerja Penyerahan
(1) Lokasi (5) Selesai Penyelesaian
Penanda kerja (3) PCM 100% Akhir
(6) Pekerjaan
tanganan SPMK (PHO) (FHO)
Mobilisasi
kontrak
Pemeriksaan
Maks. Maks. Akhir dan
14 hari 7 hari Proses PHO
Masa Pelaksanaan
Mobilisasi
(Maks 30 hari sejak SPMK, khusus untuk sumber daya untuk memulai awal pekerjaan atau sebagaimana diatur
dalam kontrak)
Pembahasan Permohonan
RMPK Rencana Pelaksanaan memulai
Pekerjaan (Method Statement) pekerjaan
- Metode kerja
- Tenaga kerja yang dibutuhkan PELAKSANAAN
- Material yang digunakan Tidak KONSTRUKSI
- Analisis K3 (Job Safety Analysis) Ya
- Jadwal Mobilisasi Pemeriksaan
• ADA PENYEDIA YANG SECARA KUALITAS DAN KUANTITAS TIDAK SESUAI DENGAN KITA HARAPKAN. SECARA ATURAN HARUS
DIPERBAIKI ATAU TIDAK DI BAYAR. NAMUN DI LAPANGAN TIDAK SEMUDAH YANG DIBAYANGKAN. SEORANG PPK AKAN MEMUTAR
OTAK BAGAIMANA SUPAYA PEKERJAAN INI MEMENUHI SEMUA PERSYARATAN YANG TERCANTUM DALAM KONTRAK.
• DISINILAH DITUNTUT SENI MENGHADAPI PENYEDIA YANG TIDAK SESUAI DENGAN KONTRAK.
• ADA BAIKNYA PPK SEBELUM MENANDATANGANI KONTRAK MENCARI TAHU TRACK RECORD PENYEDIA DIMAKSUD.
• SUDAH BUKAN RAHASIA UMUM LAGI DALAM PENGADAAN PBJ KHUSUSNYA DI KONSTRUKSI ADA PENYEDIA YANG MENANG KARENA
SECARA ADMNISITRASI TEKNIS DAN HARGA SERTA KUALIFIKASI MEMANG MEMENUHI (PANDAI MEMBUAT DOKUMEN PENWARAN)
NAMUN DI LAPANGAN PEKERJAANNYA BANYAK YANG TIDAK SESUAI HARAPAN, BAHKAN BANYAK YANG PUTUS KONTRAK.
PENYEBAB KETERLAMBATAN
KETIDAKSIAPAN PENYEDIA DALAM
01 MELAKSANAKAN PEKERJAAN TERUTAMA
DUKUNGAN FINANSIAL
02 ADANYA PERUBAHAN DESIGN
PERENCANAAN DILAKSANAKAN BERSAMAAN
DENGAN KEGIATAN FISIK PADA TAHUN
03 ANGGARAN BERJALAN ( cek PM 14/2020 psl. 16
“Penyelesaian pekerjaan tidak dan PP 22/2020 psl 65 (3) g diganti PP 12 th 2021.
sesuai dengan schedule”
lampiran V (hal.1878) terdapat pada huruf A. 19. Model Dokumen Pemilihan tender pekerjaan konstruksi- dokumen tender pascakualifikasi,
satu file, sistem harga terendah, kontrak harga satuan. Pada Bab IX rancangan kontrak romawi II syarat-syarat umum kontrak huruf B
pelaksanaan, penyelesaian, adendum dan pemutusan kontrak, khususnya pada B2 pengendalian waktu anka 31 ttgketerlambatan pelaksanaan
31.1 Apabila penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan seuai jadwal, maka pejabat yang berwenang untuk menandatangani kontrak
harus memberikan peringatan secara tertulis atau memberlakukan ketentuan kontrak kritis
SCM-l+BA
UC-1
SCM-11+ BA
UC-2
SCM-111+ BA
UC-3
II .
: Uji Coba
: Kesalahan Pen edla Jasa
• SP
: BA Pemutusan Kontrak
: Surat Peringatan
• lndlkaslpeke,jaan tldak_akan_selesal,
• TahunAngaranakan.fe_(!aml!J!_u/
r-1\ y
Kondlsl No. 3
Apabila Kontrak Kritis Ditangani Secara Baik, Tidak akan ada keterlambatan pekerjaan 32
yang lebih dari 5% pada akhir masa kontrak
S O P
RAPAT PEMBUKTIAN
(SCM)
Penanganan Kontrak Kritis
Penanganan Kritis Periode I dan Periode II
Pada saat kontrak dinyatakan kritis, Direksi pekerjaan menerbitkan • Apabila penyedia gagal pada uji coba tahap kedua,
surat peringatan kepada kontraktor/penyedia dan selanjutnya
maka diselenggarakan SCM III yang membahas dan
menyelanggarakan Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting)
Dalam SCM PPK, Direksi pekerjaan, direksi teknis dan penyedia
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai
membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba
dicapai oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba
ketiga) yang dituangkan dalam Berita Acara SCM III.
pertama) yang dituangkan dalam Berita Acara SCM Tingkat
• Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus
Pertama.
Apabila penyedia gagal pada uji coba pertama, maka dilaksanakan menerbitkan surat peringatan kepada penyedia atas
SCM II yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik
keterlambatan realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan.
yang harus dicapai oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (Uji
coba kedua) yang dituangkan dalam Berita Acara SCM II.
Apabila uji coba berhasil, namun pada pelaksanaan pekerjaan selanjutnya Kontrak dinyatakan kritis lagi
maka berlaku ketentuan SCM dari awal
Dalam hal setelah diberikan SCM III yaitu Rencana fisik
pelaksanaan 70%-100% dari kontrak, realisasi fisik pelaksanaan
terlambat kurang dari 5% dari rencana dan akan melampaui
tahun anggaran berjalan dan penyedia tidak mampu memenuhi
kemajuan fisik yang sudah ditetapkan, PPK melakukan rapat
bersama atasan PPK sebelum tahun anggaran berakhir, dengan
ketentuan sebagai berikut :
Keterlambatan Penyelesaian Kontrak
dituangkan dalam adendum kontrak yang didalamnya
Jika Penyedia gagal menyelesaikan pekerjaan sampai
01 mengatur waktu penyelesaian pekerjaan, pengenaan
masa pelaksanaan Kontrak berakhir, maka PPK 02 sanksi denda keterlambatan kepada penyedia dan
melakukan penilaian terhadap kemampuan penyedia
perpanjangan jaminan pelaksanaan
Jika dinilai mampu PPK memberikan kesempatan dengan Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk
03 pengenaan sanksi denda keterlambatan.
a. Pemberian kesempatan kepada penyedia
04 menyelesaikan pekerjaan dapat melampaui Tahun
Anggaran (psl 56 ayat 3, Perpres 12 Th.2021)
menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 H
kalender.
PMK nomor : 194/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan
b. Dalam hal setelah diberikan kesempatan
Anggaran Dalam Rangka Penyelesaian Pekerjaan Yang
sebagaimana huruf a, penyedia masih belum dapat
menyelesaikan pekerjaan, pejabat penanda tangan 05 Tidak Terselesaikan Sampai Dengan Akhir Tahun
Anggaran, sebagaimana telah diubah
kontrak dapat:
dengan Permenkeu Nomor : 243/PMK.05/2015.
1. Memberikan kesempatan kedua untuk penyelesaian
sisa pekerjaan dengan jangka waktu sesuai
kebutuhan; atau
PEMBERIAN KESEMPATAN
2. Melakukan pemutusan kontrak dalam hal penyedia
dinilai tidak mampu
Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan dimuat dalam addendum Kontrak yang
didalamnya mengatur:
a. waktu pemberian kesempatan penyelesaian pekerjaan;
b. pengenaan sanksi denda keterlambatan kepada Penyedia;
c. perpanjangan masa berlaku Jaminan Pelaksanaan; dan
d. sumber dana untuk membiayai penyelesaian sisa pekerjaan yang akan dilanjutkan ke Tahun Anggaran
berikutnya dari DPA Tahun Anggran berikutnya, apabila pemberian kesempatan melampaui Tahun Anggaran.
Berita Acara SCM Berisi :
• Uraian Penyebab Keterlambatan • Penetapan jumlah, jenis dan kapasitas
• Pencapaian kemajuan pekerjaan dan peralatan
deviasi keterlambatan • Penetapan jenis dan jumlah bahan/material
• Penetapan jenis pekerjaan yang • Penetapan Sumber Daya Manusia/pekerja
mengalami keterlambatan • Penetapan batas waktu uji coba
1 Unit Lanscape
V. Untuk menyelesaikan volume sisa perlu langkah-langkah yang sangat cepat dan tepat antara lain :
1. ………………………………………. (Peralatan)
2. ……………………………………….. (Cash Flow)
3. ………………………………………... (Permasalahan Lainnya)
VI. Dalam rapat pembuktian keterlambatan ini penyedia jasa akan diberi Test Cause untuk menyelesaikan pekerjaan
selama …….. (Hari) kerja ; sebesar ……...%, dengan asumsi ….. %/hari. Adapun pekerjaan yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Pekerjaan yang harus diselesaikan s/d tanggal ……… agar dapat sesuai dengan schedule yang telah disepakati bersama :
No Item Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan Total Harga Bobot (%)
1 Unit Landscape
A. Pekerjaan Sipil
B. Pekerjaan Mekanikal
Elektrikal Plumbing
2 Unit Gedung Paripurna
A. Pekerjaan Struktur
dan Arsitektur
B. Pekerjaan Mekanikal
Elektrikal Plumbing
2. Item dan volume yang akan dijadikan sebagai dasar (target) test case adalah sebagai berikut :
Ket : *) : Presentase Test Case untuk pekerjaan utama dan dapat memperkecil keterlambatan
**) : Total Harga Sebagai Cash Flow Test Case
3. Evaluasi kebutuhan peralatan untuk :
Item Pekerjaan (1) : ………………………
Asumsi Kapasitas : ………………………
Kebutuhan : ………………………
Vol : ……………………….
Item Pekerjaan (2) : ………………………
Asumsi Kapasitas : ………………………
Kebutuhan : ………………………
Vol : ……………………….
Item Pekerjaan (3) : ………………………
Asumsi Kapasitas : ………………………
Kebutuhan : ………………………
Vol : ……………………….
Item Pekerjaan (4) : ………………………
Asumsi Kapasitas : ………………………
Kebutuhan : ………………………
Vol : ……………………….
Untuk mencapai prestasi seperti dalam table diatas, penyedia jasa harus menyediakan :
- ………….unit Dump truck dengan kapasitas ………………. Untuk mengangkut (Item 1,2,3,4)
- Menambah alat ………………… kapasitas …………….
- Menambah alat ………………… (Alat lainnya)
VII. Kesimpulan
1. Cash Flow
Untuk mencapai pada point IV 1 dan 2, penyedia jasa membutuhkan biaya operasional Rp. ……………………/hari
{(Total harga **) dibagi
periode Test Case)}
2. Uji coba dilaksanakan selama …………………..hari mulai tanggal………. s/d ……………Penyedia Jasa PT. …………. Harus
memenuhi target….*)
3. Monitoring akan dilakukan setiap hari kerja dan dilaporkan ke Pengguna Anggaran (PA)
4. Peralatan :
- Menambah alat berupa ………………... Kapasitas ……….., jumlah ………………...Unit
- Menambah alat ……………………………. (Peralatan lainnya)
- Dump Truck …………………… unit
5. Sanksi
Apabila tidak dapat memenuhi program uji coba, maka akan diadakan Show Cause Meeting tingkat ……………………..
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
(…………………………………………..)
Berita Acara Show Cause Meeting
Tabel Kemajuan sesuai program uji kemampuan
Daftar Simak Rapat Pembuktian
Tugas dan Tanggung Jawab PPK
1. Mengevaluasi keterlambatan realisasi fisik sesuai jadwal
b. ketersediaan material
c. kelengkapan peralatan
d. kelengkapan personil
7. Menetapkan Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting) antara lain: waktu pelaksanaan scm,
b. membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai dan jenis pekerjaan
yang harus dilaksanakan penyedia barang/ jasa dalam periode tertentu uji coba
10.Mengadakan monitoring dan evaluasi terhadap capaian kemajuan fisik pada akhir waktu yang
ditentukan
11. Membuat surat peringatan bila realisasi kemajuan fisik tidak tercapai
Konsultan Pengawas (Direksi Teknis)
• Membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai dan jenis pekerjaan
• Menjelaskan rencana pengadaan peralatan dan material untuk kegiatan uji coba
SURAT PERINGATAN
Nomor : …..…………….,
…………..20…
Lampiran : Kepada Yth.
Sehubungan dengan evaluasi hasil Uji Coba/Test Case ke I /ke II /ke III pekerjaan pada
Paket……………….dan dinyatakan telah gagal memenuhi target uji coba dengan hasil keterlambatan……..%
serta sisa waktu pelaksanaan tinggal…….hari kalender. Maka dengan ini memperingatkan saudara untuk
segera melakukan percepatan pekerjaan untuk mengatasi keterlambatan capaian pekerjaan dan sekaligus
mengundang saudara untuk hadir pada Rapat Pembuktian/Show Cause Meeting Tahap II/III, yang akan
diselenggarakan pada : Hari :……………………….. Tanggal :……………………….. Jam :…………....sd selesai Tempat :
……………………….. Mengingat pentingnya rapat ini maka diharapkan saudara hadir tepat waktu dan dan
menjelaskan rencana kerja untuk mengatasi keterlambatan tersebut. Demikian disampaikan, atas perhatian
dan kerja samanya diucapkan terima kasih.
(……………………………….)
NIP.
Tembusan :
1. PA
SURAT PEMUTUSAN KONTRAK
…..…………….,…………..20…
Nomor: Kepada Yth.
Lampiran:
Perihal : Pemutusan Kontrak …………………………………… di…………………………………
Sehubungan dengan pekerjaan………………………sesuai Surat Perjanjian (Kontrak) Nomor:…… tanggal……..dan Perubahan Surat Perjanjian (Kontrak)
Nomor:…….. tanggal…….., Surat Peringatan ke….Nomor:……..tanggal ……yang menyebutkan apabila sampai dengan tanggal…….tidak terpenuhi
kewajiban penyedia sebesar prestasi……………….akan dikenakan pemutusan perjanjian(kontrak) dan memperhatikan ketentuan/hal pemutusan
kontrak :
1. Perpres 12 Th. 2021 Tentang perubahan atas perpres 16 th 2018 ttg PBJ Pemerintah
2. Perlem LKPP nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan PBJ Pemerinta melalui penyedia
3. Peraturan LKPP Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Pembinaan pelaku usaha Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
4. Ketentuan pemutusan kontrak dalam Surat Perjanjian (Kontrak) Pekerjaan Nomor:….. tanggal…..pada pasal….. yang tertulis
“……………………………………”
Berdasarkan hal-hal diatas, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sebagai PIHAK KESATU dari kontrak tersebut melakukan pemutusan kontrak dengan
PIHAK KEDUA dengan penjelasan sebagai berikut :
5. Dalam waktu sampai dengan tanggal……………agar segera dilakukan demobilisasi dan serah terima sesuai progress pekerjaan.
6. Pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA yang dapat dinilai akan dibayar sesuai ketentuan kontrak, dan untuk itu PIHAK KEDUA
agar segera mengajukan penagihan pembayaran sesuai ketentuan kontrak mengenai pembayaran. Sebelum pembayaran dilakukan, PPK akan
meminta audit kepada APIP
7. Uang muka yang telah diterima akan diperhitungkan terhadap penagihan dan atau dilakukan pencairan jaminan uang muka.
8. Jaminan Pelaksanaan telah dicairkan dan disetorkan ke Kas Daerah.
9. Terhadap pemutusan kontrak yang diakibatkan oleh kesalahan Penyedia ini, penyedia akan diusulkan untuk dimasukan dalam daftar hitam.
Demikian disampaikan, untuk dilaksanakan.
Pejabat Pembuat Komitmen
(……………………………….)
NIP.
Tembusan :
Apa Langkah dari PPK setelah memutus kontrak?
(1) Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam Kontrak,
Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk serah terima barang/jasa.
(2) PPK melakukan pemeriksaan terhadap barang/jasa yang diserahkan.
(3) PPK dan Penyedia menandatangani Berita Acara Serah Terima.
PENYEDIA
Masa
PHO Pemeliharaan FHO Periode
Akhir Kontrak
Pekerjaan Permintaan Serah Berita Pembayaran Pekerjaan Permintaan
selesai 100% Terima Pertama Acara 95% dari kontrak, 5% Serah Terima
Pekerjaan PHO Jaminan Pemeliharaan Akhir
Pekerjaan
Kontraktor ke PPK PPK dan PPK dan Kontraktor
Kontrakt PPK/Personil
or PPK
er
Perlaksanaan
Pelaksanaan
Pemeriksaan
Pemeliharaan Pekerjaan
Pekerjaan Pemeriksaan Berita PembayaraN
/
PPK – Pegawasan Penyerahan Kontraktor Pemeliharaan Acara Pengembalia
(Fungsi) FHO n Jaminan
Pekerjaan Pekerjaan Pemeliharan
PPK/Personil PPK dan PPK dan
Kontraktor Kontraktor
PPK
PPK ke
PA/KPA Penyerahan
Tidak
Perbaikan Pekerjaan
Pekerjaan
Cek Cek
Ya
PPK ke PA/KPA
Kontraktor
Perbaikan
Pemeriksaan
Pekerjaan Administrasi
Hasil Pekerjaan
Kontraktor
PA/KPA-PPHP
BA Serah Terima
Pekerjaan ke
PA/KPA
PPK dan PPHP
TAHAP SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN
Pekerjaan 100%
Permohonan BAST
Pekerjaan oleh Laporan Hasil Pekerjaan
Kontraktor Pengawasan dari 100% (PHO)
PPK Menugaskan
Pengawas sesuai
Pengawasan
Pekerjaan Kontrak
Pekerjaan
Pelaksanaan
Konstruksi
Penyusunan
Pemeriksaan Perbaikan Verifikasi BA ST
Cacat Mutu Cacat Mutu Mutu oleh Pekerjaan
Pengawasan
Pekerjaan
SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN
(Final Hand Over/FHO)
Permohonan BAST
Akhir Pekerjaan oleh
PHO Kontraktor PPK menugaskan
Tim untuk FHO
Memeriksa
Proses PHO
A B C D
a. Pengujian Akhir Pekerjaan (Test on Completion)
5. Pemeriksaan dan uji fungsi, PPK dan Direksi Teknis/Konsultan Pengawas dapat
mengacu spesifikasi yang ada.
Apabila hasil pemeriksaan terhadap cacat mutu dan uji fungsi belum sesuai, maka
PPK berhak menunda persetujuan BA Serah Terima pekerjaan dan Penyedia Jasa
wajib melakukan perbaikan terhadap hasil pekerjaan sesuai pada kontrak
2 Selama masa pemeliharaan, dibentuk Tim Pemeliharaan yang terdiri dari Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi dan Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
a. Pemeriksaan
Kegiatan/tindakan yang dilakukan untuk memastikan apakah
komponen/item/fungsi hasil pekerjaan masih sesuai dengan spesifikasi
b. Pelaksanaan Pmeliharaan dan Perbaikan
Kegaitan/tindakan yang dilakukan untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan
untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan suatu komponen/item/fungsi
hasil pekerjaan
b. Rencana Pemeliharaan
3
Memalsukan Berita Acara
Serah Terima (BAST)
2 pekerjaan.
Dalam Perpres 12 th 2021 pasal 56 ayat (1), (2) dan (3) menyatakan sebagai berikut:
Ayat (1) : "Dalam hal Penyedia gagal menyelesaikan pekerjaan sampai masa pelaksanaan Kontrak berakhir, namun
PPK menilai bahwa Penyedia mampu menyelesaikan pekerjaan, PPK memberikan kesempatan Penyedia untuk
menyelesaikan pekerjaan“.
APABILA PPK MEMILIKI KETERBATASAN TENTANG TEKNIS PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN
HENDAKNYA PPK MEMINTA PENDAPAT TEKNIS SESUAI DENGAN JENIS PEKERJAANNYA.
Ayat (2) : "Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dimuat dalam adendum kontrak yang didalamnya mengatur waktu penyelesaian pekerjaan, pengenaan sanksi denda
keterlambatan kepada Penyedia, dan perpanjangan Jaminan Pelaksanaan“
Ayat (3) : "Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dapat melampaui Tahun Anggaran"
Perlu dilakukan addendum:
APABILA PPK Berkaitan dengan masa kontrak (TTd kontrak
MEMBERIKAN sd. FHO) dan masa pelaksanaan kontrak (ttd
kontrak sd PHO), termasuk memperpanjang
KESEMPATAN jaminan pelaksanaannya
Pelapor
(Masyarakat, Penyedia,
Pelaku Usaha) Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP)
Pasal 77
Perpres 12 2021
PELAYANAN HUKUM BAGI PELAKU PBJ
DAFTAR
HITAM
1. Pelaku pengadaan (PA/KPA/PPK/PP/Pokja Pemilihan)
NASIONAL
Pasal 84
Perpres 12 2021
ARAHAN JAKSA AGUNG
Thank you