Anda di halaman 1dari 157

• MITIGASI RISIKO DAN TITIK KRITIS DALAM

PEKERJAAN KONSTRUKSI.
SERTIFIKAT PBJ
1. Sertifikat Ahli PBJ (L4) dari LKPP Th. 2006

2. Kursus Manajemen Proyek dari Pemprop Jatim Th, 2007

3. TOT PBJ timgkat dasar dari LKPP Th. 2009

4. Pelatihan untuk peningkatan kompetensi Instruktur PBJ dari LKPP Th. 2009

5. Bimtek Permasalahan Kontrak dari LKPP Th. 2011

6. Pelatihan pelatih untuk Diklat Jabatan Fungsional pengelola PBJ dari


DATA DIRI Lkpp Th. 2013

Nama : Suwarno, Ir. M.Si, CCCS 7. Bimtek peningkatan kapasitas stakeholder pengadaan terkait penanganan
permasalahan hukum dari LKPP Th. 2016
Tempat tgl lahir: Jember 16 oktober 1965
Pendidikan formal: S2 UNS 8. Workshop tata cara penyusunan draft kontrak dalam rangka peningkatan
kapasitas ahli kontrak PBJ dari LKPP Th. 2018

9.Diseminasi penyelenggaraan Pelatihan PBJ dengan model pembelajaran


Riwayat pekerjaan. blendedlearning,2019
Pernah bertugas di Deppen, Bappeda, Dinas Pendidikan,
10. Fasilitator PBJ Tingkat lanjut angkatan IV, 2021
Bakesbangpol, BPBD.
11. Anggota Perkumpulan Perancang dan Ahli hukum kontrak Indonesia
sejak th.2017 sd. saat ini Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan
12. Fasilitator kompetensi level 2 dan level 3 th. 2022
Penataan Ruang Kota Madiun
PERENCANAAN PBJ.

Dasar Hukum:

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi


2. PP nomor 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP nomor 22 Tahun 2020 Tentang
Peraturan Pelaksanaan UU no.2 Th, 2017.
3. PP nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
4. PP 16 Tahun 2021 Tentang Peraturan pelaksanaan UU 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung
5. Perpres 12 Th. 2021 Tentang perubahan atas perpres 16 th 2018 ttg PBJ Pemerintah
6. Perlem LKPP nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan PBJ Pemerinta
melalui penyedia
7. Permen PUPR nomor 10 th 2021 Ttg pedoman sistem manajemen keselamatan
konstruksi
8. SE nomor: 15/SE/M/2019 Tentang Tata Cara Penjaminan Mutu dan Pengendalian
Mutu pekerjaan Konstruksi di Kementerian PUPR
Proyek Jembatan Luworo Belum Selesai, Pelaksana
Terancam Didenda Rp 846 Juta MADIUN, Jawa Pos Radar Madiun – Masa pengerjaan proyek rekontruksi
4 January 2023 10:00 AM jembatan Luworo, Pilangkenceng, tinggal empat hari lagi. Padahal, proyek
garapan PT Permata Anugerah Yalasamudra tersebut telah diperpanjang
50 hari. Pun, dikenai denda penalti terhitung sejak 19 November 2022 lalu.
Namun, hingga kemarin (3/1) proyek senilai Rp 16,920.000.000 itu belum
ada tanda-tanda bisa dirampungkan dalam sisa waktu tersebut. Apalagi,
talut di sisi selatan sepanjang delapan meter dan tinggi lima meter retak.
Bahkan, talut di sisi timur ambrol. Pun, aspal jalan masuk jembatan di
sebelah utara yang baru selesai dikerjakan juga ambles. Kendati begitu,
salah seorang staf pelaksana proyek yang tidak berkenan disebutkan
namanya mengklaim progres pengerjaan sudah mencapai 98 persen.
‘’Yang ambrol itu kemungkinan karena urukan tanah masih basah.
Kalau yang retak itu besok mau dibongkar lagi,’’ katanya.
Rijo, salah seorang warga setempat, kecewa dengan pekerjaan
proyek tersebut. Sebab, seharusnya sudah selesai tahun lalu.
Namun, hingga berganti tahun, belum juga rampung. ‘’Ini akses
penting dan mendesak. Warga bahkan sampai membuat jembatan
alternatif sendiri di sebelah baratnya,’’ ungkapnya.
Hingga berita ini ditulis, pihak pelaksana maupun pengawas proyek
CV Lintang Buana Perkasa belum merespons saat dihubungi untuk
dikonfirmasi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Madiun Muhamad Zahrowi selaku pejabat pembuat
komitmen (PPK) juga enggan memberi keterangan. (mg3/sat)
BELUM RAMPUNG: Proyek rekontruksi Jembatan Luworo,
Pilangkenceng masih dalam proses pengerjaan, Selasa (3/1). Masa
perpanjangan tersisa empat hari lagi. (R. BAGUS RAHADI/JAWA POS
Hps 18m
RADAR MADIUN)
Tak Ada Anggaran Tahun 2022, Gedung Kelurahan
Pacitan Mangkrak
Jumat, 07 Januari 2022 - 13:35 Suparlan menambahkan, untuk menyelesaikan
pembangunan itu, butuh anggaran sekitar Rp2 miliar,
sedangkan untuk itu Pemkab Pacitan belum mempunyai
anggaran.
"Kurang lebih Rp2 miliar, untuk dinding lantai dan
perlengkapan lainnya, mau kita ya segera lagi-lagi
anggarannya tidak ada," kata, Suparlan
Bahkan tak hanya itu saja, dia menambahkan ada sekitar
tujuh jembatan pun harus berhenti dibangun misalnya,
Jembatan Gunungsari Kecamatan Arjosari, Kemuning,
Gegeran dan lain sebagainya.
"Karena itu membutuhkan anggaran besar maka untuk
tahun ini belum bisa tergarap. Kita akan lakukan secara
bertahap," terangnya.
Sementara untuk tahun 2022 ini lebih diprioritaskan
pembenahan dan pembangunan jalan diperbatasan dan
pariwisata yang dapat mendukung sektor perekonomian
masyarakat.
"Kita melanjutkan sesuai visi misi Bupati, khususnya
pembangunan jalan-jalan perbatasan ada Ketro Slahung,
Nawangan Jateng dan satu sisi akses wisata misalnya Srau
Matu Karung kita aspal," jelasnya. (*)
TIMES JATIM, PACITAN – Mangkrak karena tak ada anggaran 
Gedung Kelurahan Pacitan, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, Jawa Timur
tahun 2022 kembali gagal dibangun.
Ponorogo (republikjatim.com) - Sedikitnya empat proyek pembangunan dan pelebaran jembatan di wilayah Kabupaten Ponorogo diputus kontrak oleh Dinas
Pekerjaan Umum Perumahan Dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) pada akhir Tahun 2021 kemarin. Keempat proyek pembangunan dan pelebaran jembatan ini
sampai akhir progres yang telah ditentukan dalam kontrak ternyata pelaksana (rekanan) tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya.
Berdasarkan datanya, keempat proyek pembangunan dan pelebaran jembatan yang diputus kontrak oleh DPUPKP Pemkab Ponorogo itu adalah Proyek
Pembangunan Jembatan Doplang di Desa Bajang, Kecamatan Balong, Proyek Pembangunan Jembatan Broto, di Desa Broto, Kecamatan Slahung, Proyek
Pelebaran Jembatan Ngadirojo di Desa Ngadirojo, Kecamatan Sooko dan Proyek Pembangunan Jembatan Mijil, di Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, Ponorogo.
Dari keempat proyek Pembangunan dan Pelebaran Jembatan ini dianggarkan Rp 4 M lebih dan melalui tender lelang. Menariknya, dari ke empat proyek yang
diputus kontrak ini, semua dikerjakan oleh pelaksanan (CV) dari luar Ponorogo. Untuk proyek pembangunan Jembatan Doplang di Desa Bajang, Kecamatan
Balong dikerjakan CV Sekar Taji alamat Desa Janggan, Kecamatan Poncol, Magetan. Untuk jembatan Doplang dari harga Pagu Rp 600 juta dan harga HPS Rp
599,4 juta dan harga penawaran CV Sekar Taji senilai Rp 459,8 juta.

Sedangkan pembangunan jembatan Broto harga Pagu Rp 2,2 miliar harga HPS Rp 2,19 miliar dengan pemenang tender CV Dwi Tunggal Sejati alamat JL Ponoroto
KM 18 Desa Glonggong, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun dengan harga penawaran Rp 1,73 miliar. Proyek Pelebaran Jembatan Ngadirojo harga Pagu Rp 1,6
miliar dan harga HPS Rp 1,59 miliar dengan pemenang tender CV Agung Gumilang alamat Dusun Cemandi, Desa Kunir, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar
dengan harga penawaran Rp 1,19 miliar.
Selanjutnya untuk pembangunan jembatan Mijil di Desa Grogol, Kecamatan Sawoo harga Pagu Rp 1,1 miliar dan HPS Rp 1,09 miliar untuk pemenang tender CV
Mutiara Jaya Kabupaten Trenggalek dengan harga penawaran Rp 835 juta.
"Kondisi proyek sampai akhir tahun belum selesai pekerjaannya. Seperti Jembatan Doplang tidak bisa dilewati karena dipasang besi di atasnya. Karena sejak
hujan deras itu dan banjir sudah tidak ada pekerjanya sampai sekarang," ujar Bejo warga sekitar jembatan kepada republikjatim.com, Selasa (04/01/2022).

Penawaran turun di atas 20%


Gresik (beritajatim.com)- Proyek Islamic Center Gresik yang berlokasi di Desa Kedungpring, Kecamatan Balongpanggang terkesan
mangrak. Proyek senilai Rp 10,9 miliar yang dibangun di era kepimpinan Bupati Sambari Halim Radianto dan Wabup M.Qosim menempati
lahan seluas 1,2 hektar.
Proyek tersebut digarap oleh PT Batara Guru yang seharusnya rampung pada 26 Desember 2021. Tapi, kenyataan di lapangan progres
pembangunan baru berjalan 50 persen. Belum kelarnya pembangunan proyek Islamic Center itu membuat Komisi III Dewan Gresik uring-
uringan. Sehingga, komisi tersebut membuat keputusan mem-black list PT Batara Guru selaku pelaksana proyek.
Sekretaris Komisi III DPRD Gresik, Abdullah Hamdi menuturkan, pemberian sanksi blacklist tidak hanya berlaku pada
proyek itu saja. Tapi, berlaku juga pada sejumlah proyek lain selama dua tahun. Baik proyek lelang di Sistem Pengadaan
Barang dan Jasa Secara Elektronik (SPSE), maupun proyek penunjukan langsung (PL).
“Kami menindak tegas bagi kontraktor yang tidak serius mengerjakan proyek karena tidak mampu menyelesaikan pekerjaan
sesuai target. Diusulkan masuk daftar hitam, sanksinya diputus kontrak kerja dan hanya dibayar sesuai progres saat ini,”
tuturnya, Rabu (5/01/2022).
Seperti diketahui, semula keberadaan islamic center diproyeksikan sebagai spot wisata religi di Gresik bagian selatan.
Namun, proyek senilai miliaran rupiah itu belum selesai pembangunannya dan terkesan mangkrak.
Sesuai planning-nya gedung Islamic Center Gresik. Terdiri atas tiga tower. Di kawasan itu juga dibangun Masjid Akbar,
tempat untuk manasik haji, serta sentra kuliner untuk mewadahi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Adanya gedung
tersebut juga diharapkan bisa menumbuhkan ekonomi masyarakat di Gresik Selatan. [dny/suf]

HPS Rp.10.879.715.000
Kontrak Rp. 8.400.910.024
Penawaran turun di atas 20%.
Beritatrends, Magetan – Langkah Pemerintah Kabupaten Magetan untuk menghidupkan Pasar Baru Magetan sangat
besar, selain untuk belanja keperluan rumah tangga, Pasar baru kini menjadi magnet setelah dibukanya Mal
Pelayanan Publik (MPP) dilantai II (dua). Saat ini, Pemkab Magetan melaksanakan Proyek rehabilitasi Pembangunan
Pasar Baru Magetan itu bersumber dari APBD Kabupaten Magetan dengan nilai kontrak Rp 4.273.579.500. Dengan target
pelaksanaan 180 hari kalender, proyek itu dikerjakan rekanan dari PT Sahabat Karya Sejati asal Makassar, Sulawesi
Selatan. Sedangkan penyedia jasa (pekerja) adalah PT Sahabat Karya Sejati Cabang Yogyakarta.
Menurut informasi yang diterima, dari Proyek Rehabilitasi Pembangunan Pasar Baru Magetan terdapat kendala belum
terbayarnya material yang ada di Rehabilitasi Pembangunan Pasar Baru Magetan, sehingga pihak Subkontraktor
pelaksana proyek Rehabilitasi Pembangunan Pasar Baru Magetan melakukan pembongkaran material yang telah
terpasang.
Hal ini dilakukan oleh pihak Subkontraktor pelaksana proyek Rehabilitasi Pembangunan Pasar Baru atas kekesalanya
hingga saat ini mereka belum terbayarakan, padahal menurut informasi pembayaran pekerjaan sudah dilakukan oleh
pihak Dinas terkait.
Menurut Bagas Surya Nugraha Team Teknis dari pihak Zainul menuturkan PT SKS itu sebetulnya sudah mendapat DP
sebesar 20% dari nilai kontrak, namun kondisi pekerjaannya terhambat diawal. “Dari pihak kita ‘Zainul’ sudah berbuat
baik kepada mereka dan sudah menutup hutang-hutang tenaga yang sempat protes dengan adanya demo yang terjadi di
Pasar Baru Magetan ini. Namun dari pihak PT SKS tidak adanya etika baiknya sama sekali.” jelasnya.
Sampai dengan sekarang ini dari pihak ‘Zainul’ tidak mendapatkan uang sepeserpun dari PT SKS, padahal PT SKS sudah
mendapatkan DP 20% dari nilai kontrak.
“Disini ada kejanggalan diawal, karena tadi saya sudah melakukan mediasi dengan kepala cabang yang ada di Jogja itu
yang bertanda tangan disaat pencairan itu bukan Kepala Cabang tapi staf-stafnya, inikan ada kekurangan dokumen itu
agak terkurang.” ucapnya.
Lebih lanjut, kondisinya saat ini dari pihak ‘Zainul’ sendiri berniat membantu beliau cuman diberhentikan ditengah jalan,
dengan digantikan oleh kepala cabang yang akhirnya diambil alih. “Kondisinya itu kita dialihkan cuman kita tidak
mendapatkan jaminan sepeserpun, dan dari kemarin bulan November kita berusaha ke PPK dari Disperindag Magetan itu
memang dari PPK tidak bisa memediasi, akhirnya kita melangkah lebih jauh dan dibulan ini kita mendapatkan mediasi
oleh PPK dan dipertemukan oleh Kepala Cabangnya PT SKS, cuman kondisinya siang tadi belum ada titik temu antara
pihak ‘Zainul’ dengan PT SKS.” ungkapnya.

Penawaran Turun 20%


Solopos.com, SUKOHARJO – Sejumlah masyarakat Kabupaten Sukoharjo merasa prihatin dengan banyaknya proyek fisik tak rampung tepat Proyek Gedung Pertemuan
waktu. Pengerjaan proyek fisik harus dibarengi dengan pengawasan partisipatif masyarakat dalam pengawalan kebijakan publik dan program Sukoharjo, Kontraktor Cabut
kegiatan pemerintah.
Mantan anggota DPRD Sukoharjo asal Kecamatan Weru, Suryanto, mengatakan partisipasi masyarakat dibutuhkan dalam pengawasan dan Kasasi dan Ajukan Gugatan
pengawalan pengerjaan proyek fisik yang bersumber dari APBD Sukoharjo. Baru
“Sekarang kondisinya berbeda dengan dahulu. Masyarakat yang menyampaikan kritik konstruktif justru dianggap berseberangan dengan
pemerintah. Padahal, pengawasan dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengawal kebijakan publik termasuk pembangunan Gedung Budi - Selasa, 3 Januari 2023 | 14:47
Sasono dan Jembatan Tambakboyo yang tidak tepat waktu,’” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com di Sukoharjo, Selasa (4/1/2022). WIB
Diberitakan sebelumnya, menjelang akhir 2021, sejumlah proyek fisik di Sukoharjo tak rampung tepat waktu padahal pengerjaannya
dianggarkan dalam kontrak tahun tunggal.
Salah satu proyek fisik yang tak rampung tepat waktu adalah pembangunan jembatan gantung di Desa Tambakboyo, Kecamatan Tawangsari
senilai Rp10,8 miliar. Jembatan gantung sepanjang 200 meter itu justru ambruk pada 31 Desember 2021. Ambruknya jembatan gantung viral
di beragam platform media sosial (medsos).
Penawaran turun 73,2%. HPS.Rp.14.873.528.000. kontrak Rp. 10.886.822.000 oleh CV tunung jaya, karang anyar.

Evaluasi Besar-besaran
Proyek fisik lain yang tak rampung tepat waktu dan menjadi sorotan publik adalah pembangunan gedung pertemuan Budi Sasono di Jalan
Veteran. Gedung Budi Sasono digadang-gadang sebagai ikon dan kebanggaan masyarakat Sukoharjo. Kegagalan proyek senilai Rp44,6 miliar
terlihat sejak beberapa bulan menjelang tutup tahun. Deviasi pekerjaan minus hingga sekitar 19 persen.
Lebih lanjut, Suryanto menyampaikan agar DPRD Sukoharjo menjalankan fungsi controlling atau pengawasan terhadap kinerja pemerintah
dalam mengerjakan proyek fisik. Sehingga, kegagalan pengerjaan proyek fisik tak terulang lagi pada 2022.
Dia menganggap semestinya proyek fisik besar yang menelan anggaran puluhan miliar tidak dianggarkan dalam kontrak tahun tunggal
melainkan multiyears. “Jadi seperti dipaksakan harus rampung pada akhir tahun. Padahal, waktu pengerjaannya hanya beberapa bulan.
Sehingga tak mungkin rampung tepat waktu,” ujar dia.
Lebih jauh, Suryanto menilai perencanaan pengerjaan proyek fisik tak dilakukan secara matang. Apabila perencanaan matang mulai dari
proses lelang, penandatangan kontrak kerja sama hingga pengerjaan proyek fisik maka bisa rampung tepat waktu. Dia berharap pemerintah
melakukan evaluasi besar-besaran terhadap seluruh proyek fisik yang tak rampung tepat waktu.
Sebelumnya, Kepala DPUPR Sukoharjo, Bowo Sutopo Dwi Atmodjo, menyatakan ambruknya jembatan gantung di Desa Tambakboyo,
Kecamatan Tawangsari, disebabkan kelalaian manusia atau human error. Kerusakan akibat ambruknya jembatan gantung sepenuhnya
tanggung jawab kontraktor pelaksana lantaran pengerjaan proyek pembangunan jembatan belum rampung. Kontraktor pelaksana telah
berkomitmen merampungkan pengerjaan proyek pembangunan jembatan gantung hingga rampung.
MASALAH ATAU RISIKO?
SIAPA YANG RUGI?
KALAU TURUN DI ATAS 20%, APA YANG TERJADI
1. SELESAI SESUAI KONTRAK?
2. PUTUS KONTRAK?
MITIGASI RISIKO

Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi


risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun Risiko berbeda dengan masalah 
penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana. (uu 24 Th 2007 Ttg Penanggulangan •Risiko adalah sesuatu yang MUNGKIN terjadi 
•“Jika saya lupa mengatur alarm, saya mungkin terlambat bangun tidur dan
Bencana psl.1 angka9) ketinggalan bis ke kantor.”  
Risiko merupakan keadaan yang tidak pasti dan Masalah 
mempunyai dampak negatif terhadap suatu tujuan yang
•Masalah adalah sesuatu yang TELAH terjadi
ingin dicapai. menurut ISO 31000:2018 / standar •“Saya tadi malam lupa mengatur alarm, jadi saya pagi ini terlambat bangun
manajemen risiko dan ketinggalan bis ke kantor.” 

Dengan demikian risiko mempunyai karakteristik:


• merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu
peristiwa; dan
• merupakan ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian

Mitigasi Risiko merupakan tindakan terencana


dan berkelanjutan yang dilakukan oleh
pemilik risiko agar bisa mengurangi dampak dari
suatu kejadian yang berpotensi atau telah
merugikan atau membahayakan
pemilik risiko tersebut.
MITIGASI RISIKO
PADA SAAT PERANCANGAN
SKEMA PELAKSANAAN PENGADAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Pembayaran
Uang Muka

Penunjukan
Mobilisasi
Pengumuman Penyedia
30 hari
Lelang jasa (SPPBJ) PHO FHO
(Serah (Serah
Penetapan SPMK Terima
Terima Akhir
Kontrak Pertama Pekerjaa
Pemenang TTD
n)
PCM
Pekerjaan)
PERANCANGAN/
PERENCANAAN
TEKNIS
Pel
Pelaks. Max Field
Jaminan
Pemasukan CCO
Sanggahan 14 hari Engineering

Penawaran 14Max
hari Masa Pertanggungan

Kegagalan
Bangunan
Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Waktu max 10 tahun

Pemeliharaan
WAKTU KONTRAK Min
14 hari

MASA BERLAKU JAMINAN PELAKSANAAN


UU. nomor 2 Tahun 2017 Ttg Jasa Konstruksi, Pasal 13 ayat (4) Layanan usaha yang dapat diberikan oleh jasa
konsultan konstruksi yang bersifat umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. pengkajian; (hasilnya dokumen berisi: IDENTIFIKASI KEBUTUHAN, TUJUAN, SISTEM PENYELENGGARAAN
KONSTRUKSI, STRATEGI DAN PROGRAM PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI)

b. perencanaan; (meliputi: studi kelayakan bangunan konstruksi dan analisis terkait dampak
lingkungan dan atau analisis dampak lalu lintas)
c. perancangan;
d. pengawasan; dan/atau Psl 65 ayat (2) huruf c, bisa
e. Manajemen penyelenggaraan konstruksi. ditunjuk langsung

PP nomor 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP nomor 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU no.2
Th, 2017 khususnya pasal 47
ayat (5) disebutkan bahwa: “penyelenggaraan perancangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menggunakan
data perencanaan dan data perancangan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Ayat (6) hasil perancangan konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c paling sedikit meliputi:
a. perhitungan, b. desain, c. spesifikasi teknis, d. daftar kauntitas atau daftar keluaran, e. perkiraan biaya, f.
metode pelaksanaan, g. penetapan tingkat kompleksitas pekerjaan, h. kebutuhan sumberdaya konstruksi
beserta rantai pasoknya, i. metode pengoperasian dan pemeliharaan bangunan, j. rencana penjaminan mutu
pekerjaan konstruksi, k. rencana keselamatan konstruksi, L. lokasi lahan.
PP 16 Tahun 2021 Ttg Peraturan pelaksanaan UU 28 Tahun 2002 Ttg Bangunan Gedung,

Psl 4 ayat (2). Fungsi bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:fungsi hunian, keagamaan,
usaha, sosial dan budaya dan fungsi khusus (kriterianya ditetapkan oleh menteri contoh tempat menyimpan depo
amunisi, lab forensic dll). Selain fungi ini dapat berupa fungsi campuran.

Pasal 9 ayat (1) bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 diklasifikasi berdasarkan:
a. tingkat kompleksitas terdiri sederhana, tidak sederhana dan bangunan khusus
b. Tingkat permanensi: BG permanen lebih dari 5 th dan non permanen kurang 5 th
c. Tingkat bahaya risiko kebakaran: tinggi, sedang dan rendah
d. Lokasi: padat, sedang dan renggang
e. Ketinggian bangunan gedung:
1) super tinggi di atas 100 lt
2) Pencakar langit antara 40 sd 100 lt
3) BG bertingkat tinggi lebih dari 8 lt
4) BG bertingkat sedang 5 sd 8 lt
5) BG bertingkat rendah sd. 4 lt
f. Kepemilikan BG
g. Klas BG
Pasal 140

(2) Perencanaan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan penyusunan

rencana teknis yang meliputi


a. Konsepsi perancangan
b. Pra rancangan
c. Pengembangan rancangan, dan
d. Rancangan detail.
(4) Pengembangan BGN untuk bangunan bertingkat di atas 4 (empat) lantai, bangunan dengan luas
total di atas 5.000 m2, klasifikasi bangunan khusus, bangunan yang melibatkan lebih dari satu
penyedia jasa perencanaan maupun pelaksanaan konstruksi, dan atau yang dilaksanakan lebih
dari satu tahun anggaran (multiyears project) harus dilakukan pengawasan pada perencanaan
teknis oleh manajemen konstruksi.

menurut psl 153 ayat (2) huruf a. masuk klasifikasi tidak sederhana.
 Pasal 151 ayat (8). Apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak kerja pelaksanaan konstruksi BGN,
masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi paling sedikit 6 (enam) bulan terhitungan sejak
PHO
UTK BG PPK HARUS
MERESPON
SEKALIGUS CEK

PP 16 Tahun 2021 Ttg Peraturan pelaksanaan UU 28 Tahun 2002 Ttg


Bangunan Gedung, Psl 151 ayat (10). Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) membuat dokumen pelaksanaan
konstruksi meliputi:
a. semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi fisik, termasuk pBG;
b. gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as-built drawings);
c. kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan konstruksi, atau manajemen konstruksi
beserta segala perubahan atau addendumnya;
d. laporan pelaksanaan konstruksi fisik yang terdiri atas laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan,
laporan akhir pengawasan teknis termasuk laporan uji mutu, dan laporan akhir pekerjaan perencanaan teknis
sebagaimana dimaksud pada ayat (4);
e. berita acara pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah atau kurang,
serah terima pertama (provisional hand over), dan serah terima akhir (fina hand over) dilampiri dengan berita
acara pelaksanaan Pemeliharaan pekerjaan konstruksi fisik, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik;
f. kontrak kerja perencanaan teknis;
g. pengetesan dan pengujian (testing and commissioning);
h. foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik;
i. dokumen SMKK;
j. manual operasi dan pemeliharaan Bangunan Gedung, termasuk pengoperasian dan
Pemeliharaan peralatan dan perlengkapan mekanikal, elektrikal, dan perpipaan (plumbing);
k.Garansi atau surat jaminan peralatan dan perlengkapan mekanikal, elektrikal, dan perpipaan
(plumbing);
L. sertifikat BGH, dalam hal ditetapkan sebagai BGH;
m. surat penjaminan atas kegagalan bangunan dari penyedia jasa pelaksanaan konstruksi dan
penyedia jasa pengawasan konstruksi teknis; dan

n. hasil pemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedung.


(PPK HARUS MEMPERHATIKAN INI SEBAGAIMANA AMANAT UU DAN PP
  Pasal 158
(1) Umur bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157 ayat (3) huruf a merupakan
jangka waktu Bangunan Gedung masih tetap memenuhi fungsi dan keandalan bangunan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
(2). Umur BGN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama 50 th.

CATATAN UMUR BGN BEDA DENGAN RENCANA UMUR KONTRUKSI. PASAL 65 AYAT (2) uu.2 TH.2017 ttG
JAKON PENYEDIA JASA WAJIB BERTANGGUNGJAWAB ATAS KEGAGALAN BANGUNAN DALAM JANGKA
WAKTU PALING LAMA 10 THN. Pasal 175
(4) pembayaran biaya perencanaan teknis didasarkan pada pencapaian prestasi atau kemajuan
perencanaan setiap tahapan yang meliputi:
 
a. tahap konsepsi perancangan sebesar 15% (lima belas persen);
b. tahap pra rancangan sebesar 20% (dua puluh persen);
c. tahap pengembangan rancangan sebesar 25% (dua puluh lima persen);
d. Tahap rancangan detail meliputi penusunan rancangan gambar detail dan penyusunan rencana kerja dan syarat, serta rencana
anggaran biaya sebesar 20% (dua puluh persen);
e. tahap tender penyedia jasa pelaksanaan konstruksi sebesar 5% (lima persen); dan
f. tahap pengawasan berkala sebesar 15% (lima belas persen).

Pasal 182
(5) Pembayaran biaya pengawasan konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan sebagai berikut:
a. pengawasan konstruksi tahap pelaksanaan konstruksi fisik sampai dengan serah terima pertama (provisional
hand over) pekerjaan konstruksi paling banyak 90%
b. pengawasan konstruksi tahap pemeliharaanm sampai dengan serah terima akhir (FHO) pekerjaan konstruksi
sebesar 10%.
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERATURAN MENTERI
PERATURAN PEMERINTAH PEKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
UMUM
NOMOR DAN 14PERUMAHAN TAHUN RAKYAT 2O21 NOMOR 6 TAHUN 2021 TENTANG STANDAR
REPUBLIK
TENTANG INDONESIA
PERUBAHAN ATAS NOMOR
PERATURAN KEGIATAN USAHA DAN PRODUK PADA
22/PRT/M/2018
PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 2020 TENTANG PENYELENGGARAAN
TENTANG PERIZINAN BERUSAHA
PERATURAN
PEMBANGUNAN PELAKSANAAN BANGUNAN PERATURAN
UNDANG-UNDANG MENTERI
BERBASIS RISIKO SEKTOR PEKERJAAN
PEKERJAAN UMUM DAN
NOMOR 2 TAHUN
GEDUNG 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI UMUM
NEGARA PERUMAHAN DAN PERUMAHAN RAKYAT
RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1
TAHUN 2022 TENTANG PEDOMAN
PENYUSUNAN PERKIRAAN BIAYA
PEKERJAAN KONSTRUKSI BIDANG
PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
BESARAN REMUNERASI MINIMAL TAHUN 2018
UNTUK TENAGA AHLI NASIONAL BERPENDIDIKAN S1/S2/S3
BERDASARKAN PENGALAMAN PROFESIONAL YANG SETARA (COMPARABLE EXPERIENCES) *)
PROVINSI DKI JAKARTA INDEKS = 1.000
    RUPIAH RUPIAH RUPIAH
         
KUALIFIKASI TENAGA PENGALAMAN PER-BLN PER-BLN PER-BLN
AHLI
     
S1/Setara**) S2/Setara**) S3/Setara**)

 
AHLI MUDA 1 18.000.000 26.500.000 31.000.000
2 19.500.000 28.250.000 33.000.000
 

  1 3 21.000.000 30.000.000 35.000.000


AHLI MADYA 2 4 22.500.000 31,750,000 37.000.000
3 5 24.000.000 33,500,000 39.000.000
  1 4 6 25.500.000 35,500,000 43.000.000
  2 5 7 27.000.000 37,250,000 45.000.000
 
  3 6 8 28.500.000 39,000,000 47.000.000
  4 7 9 30.000.000 41,000,000 49.000.000
 
  5 8 10 31.500.000 42,750,000 51.000.000
  6 9 11 33.000.000 44,500,000 53.000.000
 
7 10 12 34.500.000 46,500,000 55.000.000
 
  8 11 13 36.000.000 48,250,000 57.000.000
  9 12 14 37.500.000 50,000,000 59.000.000
 
  10 13 15 39.000.000 52,000,000 61.000.000
AHLI UTAMA 11 14 16 40.500.000 53,750,000 63.000.000
12 15 17 42.000.000 55,500,000 65.000.000
13 16 18 43.500.000 57,500,000 67.000.000
14 17 19 45.000.000 59,250,000 69.000.000
15 18 20 46.500.000 61,000,000 71.000.000
16 19 21 48.000.000 63,000,000 73.000.000
17 20 22 49.500.000 64,750,000 75.000.000
18 21 23 51.000.000 66,500,000 77.000.000
*) Referensi Besaran Remunerasi Minimal Tahun 2018 (benchmarking DKI Jakarta dengan Indeks = 1.000). Untuk besaran remunerasi minimal
Provinsi lain (diluar DKI Jakarta), dihitung dari besaran remunerasi Provinsi DKI Jakarta dikalikan dengan Indeks Standar Remunerasi Minimal Per
Provinsi sesuai lokasi proyek dilaksanakan (Lampiran II). KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 897/KPTS/M/2017 TENTANG BESARAN
REMUNERASI MINIMAL TENAGA KERJA KONSTRUKSI PADA JENJANG JABATAN AHLI UNTUK LAYANAN JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI
AMANAT KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN DAN
KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI DALAM UU 2/2017
• Penyelenggaraan jasa konstruksi berlandaskan asas keamanan dan keselamatan (psl 2).
• Penyelenggaraan jasa konstruksi bertujuan untuk menata sistem Jasa Konstruksi yang mewujudkan
keselamatan publik dan kenyamanan lingkungan terbangun. (psl 3 huruf d.)

Mutu
Pengelolaa bahan
n Mutu
lingkungan peralatan
hidup
Pengguna dan
penyedia jasa Keselamata
Perlindunga
wajib memenuhi n dan
n sosial
standar K3 dan kesehatan
tenaker
keberlanjutan, kerja
meliputi standar:
Operation Prosedur
and pelaksanaa
Maintenanc n jasa
e Mutu konstruksi
produk
SAFETY DECK GUARD RAILING
PRES I OEN
REPUBLIK INOONESIA

- 106 -

h. standar pengelolaan lingkungan hidup


sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 84H
(1 Pemenuhan Standar Keamanan, Keselamatan,
) Kesehatan, dan Keberlanjutan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 84G ( 1)
ayat
oleh menteri teknis terkait. ditetapkan
(2) Dalam menyusun Standar Keamanan,
Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
untuk produk Jasa Konstruksi, menteri
setiap teknis sebagaimana dimaksud pada ayat
terkait
( 1) memperhatikan kondisi geografis yang rawan
gempa dan kenyamanan lingkungan terbangun.

Pasal 841
(1) Setiap Pengguna Jasa dan Penyedia
' Jasa dalam
penyelenggaraan J asa Konstruksi harus
menerapkan SMKK.
(2) Penyedia J asa yang harus menerapkan SMKK
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
Penyedia Jasa yang memberikan layanan:
a. Konsultansi Manajemen Penyelenggaraan
Konstruksi;
b. Konsultansi Konstruksi pengawasan;
c. Pekerjaan Konstruksi; dan
d. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi.
(3) Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) harus melakukan:
a. identifikasi bahaya;
b. penilaian risiko dan pengendalian risiko atau
peluang berdasarkan tahapan pekerjaan
(work breakdown structure); dan
c. sasaran ...

SK No 077337 A
SCAFOLDING PADA TEMPAT TINGGI
PRES I OEN
REF1UBUK
lNDONESIA

- 111 -

(6) Penjaminan mutu dan pengendalian mutu


Pekerjaan Konstruksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) merupakan bagian dari SMKKyang
menjamin terlaksananya keselamatan keteknikan
Konstruksi guna mewujudkan proses dan hasil
Jasa Konstruksi yang berkualitas.
(7) Penjaminan mutu dan pengendalian mutu
Pekerjaan Konstruksi harus diintegrasikan
dengan SMKK.
(8) Penjaminan mutu dan pengendalian mutu
sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
dilaksanakan oleh personel yang memenuhi
standar kompetensi kerja.
(9) Ketentuan lebih Ianjut mengenai · tata
penjaminan mutu dan pengendaliancara mutu
Pekerjaan Konstruksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) diatur oleh Menteri.

Pasal84L
(1) Untuk pekerjaan pengkajian, perencanaan, dan
perancangan, produk yang dihasilkan yang
tercantum dalam uraian pekerjaan, termasuk
menyusun dokumen Rancangan Konseptual
SMKK sesuai dengan format untuk mendukung
penerapan SMKK.
(2) Rancangan Konseptual SMKKyang disusun pada
pekerjaan pengkajian dan perencanaan paling
sedikit memuat:
a. lingkup tanggung jawab pengkajian
dan/ atau perencanaan;
b. informasi awal terhadap kelaikan antara lain
meliputi lokasi, lingkungan, sosio-ekonomi,
dan/atau dampak lingkungan; dan
c. reko:tnendasi teknis.
(3) Rancangan Konseptual SMKKyang disusun pada
pekerjaan perancangan paling sedikit memuat:
a. lingkup ...

SK No 077342 A
PRESIPEN
REPUBLIK
INDONESIA

- 112 -

a. lingkup tanggung jawab perancang,


termasuk pernyataan bahwa apabila terjadi
revisi desain, tanggung jawab revisi desain
dan dampaknya ada pada penyusun revisi;
b. metode pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi;
c. identifikasi bahaya, mitigasi bahaya, dan
penetapan tingkat risiko;
d. daftar standar
perundang-undangan
dan/atau peraturan
Keselamatan
DALAM KAK KONSULTAN PERANCANGAN
SUDAH ADA KALIMAT YANG BERBUNYI
Konstruksi yang ditetapkan untuk desain;
e. biaya SMKK;dan
f. rancangan
pengoperasian
bangunan.
panduan
dan pemeliharaan
keselamatan
Konstruksi PRODUK AKHIR DARI KONSULTAN
(4) Untuk pekerjaan konsultansi
manajemen Konstruksi,
pengawasan
produk yang dihasilkan
dan PERANCANGAN BERUPA RANCANGAN
tercantum
RKK
dalam uraian
pengawasan dan
pekerjaan, termasuk
RKK manajemen KONSEPTUAL SMKK SEBAGAIMANA
Konstruksi.
(5) Dalam menyusun
sebagaimana
Rancangan
dimaksud
Konseptual SMKK
pada ayat (1), Penyedia
AMANAH DARI PP1 4 TH 2021 PASAL 84L
Jasa pekerjaan
perencanaan
konsultansi
dan perancangan
pengkajian,
wajib memiliki ahli ayat 3
keselamatan dan kesehatan kerja Konstruksi,
atau ahli Keselamatan Konstruksi.
(6) Ahli keselamatan dan kesehatan kerja Konstruksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan
tenaga ahli yang mempunyai kompetensi khusus
di bidang keselamatan dan kesehatan kerja
Konstruksi dalam merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi SMKKyang dibuktikan dengan
Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi.
(7) Ahli ...

SK No 077343 A
RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK
Permen PUPR nomor 10 th 2021 Ttg pedoman sistem manajemen keselamatan konstruksi

1. LINGKUP TANGGUNGJAWAB PENGKAJIANDAN/ATAU PERENCANAAN


2. INFORMASI AWAL TERHADAP KELAIKAN YANG MEPUTI LOKASI, LINGKUNGAN,
RANCANGAN KONSEPTUAL
SOSIO EKONOMI, DAN/ ATAU DAMPAK LINGKUNGAN DAN
SMKK SEBAGAIMANA DIMAKSUD 3. REKOMENDASI TEKNIS
PSL 4 DALAM PASAL 3 AYAT (1) YANG
DISUSUN PADA SAAT
PENGKAJIAN DAN 1. LINGKUP TANGGUNGJAWAB PERANCANG, TERMASUK PERNYATAAN BAHWA JIKA
PERENCANAAN MEMUAT TERJADI REVISI DESAIN, TANGGUNGJAWAB REVISI DESAIN DAN DAMPAKNYA ADA
PADA PENYUSUN REVISI
RANCANGAN KONSEPTUAL
Psl 5. SMKK SEBAGAIMANA DIMAKSUD 2. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
DALAM PASAL 3 AYAT (1) YANG 3. STANDAR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
DISUSUN PADA PEKERJAAN
PERANCANGAN MEMUAT 4. REKOMENDASI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
5. RENCANA MANAJEMEN LALU LINTAS, JIKA DIPERLUKAN
6. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENENTUAN PENGENDALIAN RISIKO,
Psl 3. (3) Utk PL. tenaga ahli
DAN PELUANG (IBPRP). PEKERJAAN KURANG 5O JT RANCANGAN KONSEPTUAL
yang dilibatkan merangkap ahli SMKK HANYA MEMUAT IBPRP.
keselamatan dan kesehatan kerja 7. DAFTAR STANDAR DAN/ATAU PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN
konstruksi dan/ atau ahli KONSTRUKSI YANG DITETAPKAN UNTUK DESAIN
Keselamatan konstruksi 8. PERNYATAAN PENETAPAN TINGKAT RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI
9. BIAYA SMKK SERTA KEBUTUHAN PERSONIL KESELAMATAN KONSTRUKSI
Psl 21 (7)c. risiko kecil ahli K3 atau 10. RANCANGAN PANDUAN KESELAMATAN PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN
petugas KK KONSTRUKSI BANGUNAN
INPRES 2/2022 3. E-Purchasing
SE KPK 14 2022, SE KEPALA LKPP 6 2022, SE KEPALA LKPP 9 2022
Contoh perhitungan TKDN
ANALISA HARGA SATUAN KONSTRUKSI PASANGAN BATU (MENGGUNAKAN BURUH)

PEKERJA JUMLAH HARI KODE TOTAL VOL Upah BIAYA SUB TOTAL Nilai TKDN Keterangan Jumlah Biaya KDN
ORANG (orang-hari) (Rp/Org/Hari) (Rp) (Rp)
Mandor 1 1  1,00 80.000,00 80.000,00   100,00% WNI (berdasarkan 80.000,00
kewarganegaraan)

Tukang 4 1  4,00 80.000,00 320.000,00   100,00% WNI (berdasarkan 320.000,00


kewarganegaraan)

Buruh tak terampil 12 1  12,00 50.000,00 600.000,00   100,00% WNI (berdasarkan 600.000,00
kewarganegaraan)

JUMALH BIAYA UNTUK PEKERJA JUMLAH 1.000.000,00      

MATERIAL   SATUAN KODE TOTAL VOL HARGA SATUAN BIAYA SUB TOTAL      
(Rp) (Rp) (Rp)
Batu gunung   m3   5,00 216.467,09 1.082.335,45   100,00% bahan alam 1.082.335,45
Pasir ayak untuk beton   m3   1,20 221.967,09 266.360,51   100,00% bahan alam 266.360,51
Semen   zak   15,20 85.950,00 1.306.440,00   91,81% Data TKDN Kemenperin 1.199.442,56

Alat bantu   set   0,70 110.000,00 77.000,00   100,00% Pengaruh di bawah 3% 77.000,00
JUMLAH BIAYA UNTUK MATERIAL JUMLAH 2.732.135,96      

PERALATAN JUMLAH HARI KERJA KODE JAM KERJA HARGA SATUAN BIAYA SUB TOTAL      
ALAT (Rp/jam) (Rp) (Rp)
Pompa air diameter 5 cm 30 m3/jm 1 1  2,00 11.956,00 23.912,00   75,00% alat kerja 17.934,00
JUMLAH BIAYA UNTUK PERALATAN JUMLAH 23.912,00      
TOTAL (Rp) 3.756.047,96 96,99%   3.643.072,52

VOLUME: 5,00 SATUAN m3 HARGA SATUAN 751209,59 per m3


NO URAIAN PEKERJAAN ANALISA SATUAN VOLUME HARGA SATUAN (Rp) JUMLAH HARGA (Rp) TOTAL HARGA (Rp) TKDN JUMLAH BIAYA KDN (Rp)
I PEKERJAAN PERSIAPAN                
1 Pengukuran   Km 1 2.000.000,00 2.000.000,00   100,00% 2.000.000,00
2 Direksikeet / Gudang Kerja   Ls Ls 3.500.000,00 3.500.000,00   100,00% 3.500.000,00
3 Dokumentasi dan Pelaporan   Ls Ls 3.000.000,00 3.000.000,00   100,00% 3.000.000,00
4 Papan Nama Kegiatan   Buah 1 500.000,00 500.000,00   100,00% 500.000,00
            Subtotal 9.000.000,00 100,00% 9.000.000,00
II PEKERJAAN TANAH                
1 Galian Tanah untuk Konstruksi   M3 9,88 42.800,00 422.864,00   100,00% 422.864,00
2 Penimbunan Badan Jalan   M3 27,33 59.051,63 1.613.881,05   99,74% 1.609.684,96
            Subtotal 2.036.745,05 99,79% 2.032.548,96
III PEKERJAAN PERKERASAN                
1 Perkerasan Beton K.175   M3 135,66 1.254.571,46 170.195.164,26   95,57% 162.655.518,49
2 Plastik   M2 953,04 12.000,00 11.436.480,00   0,00% -
3 Tulangan   Kg 805,8 29.347,99 23.648.610,34   6,61% 1.563.173,14
4 Begisting   M2 91,59 137.512,35 12.594.756,14   100,00% 12.594.756,14
5 Joint Sealer   M' 627 18.000,00 11.286.000,00   0,00% -
6 Curing Compound   M2 798 5.266,67 4.202.802,66   34,34% 1.443.242,43
7 Aditif Beton   Liter 244,19 25.000,00 6.104.750,00   0,00% -
            Subtotal 239.468.563,40 74,44% 178.256.690,20
IV PEKERJAAN STRUKTUR                
1 Pasangan Batu   M3 21,78 751.209,60 16.361.345,09   96,99% 15.869.224,08
2 Plesteran   M2 72,66 50.247,81 3.651.005,87   98,18% 3.584.557,57
            Subtotal 20.012.350,96 97,21% 19.453.781,65
          JUMLAH 270.517.659,41 77,16% 208.743.020,81

  PERTAMBAHAN NILAI (PPN) = 10% 27.051.765,94


  JUMLAH TOTAL 297.569.425,35
          DIBULATKAN 297.570.000,00

Jumlah Biaya KDN


No Uraian / Item Pekerjaan Jumlah Biaya (Rp) TKDN (Rp)
I PEKERJAAN PERSIAPAN 9.000.000,00 100,00% 9.000.000,00
II PEKERJAAN TANAH 2.036.745,05 99,79% 2.032.548,96
III PEKERJAAN PERKERASAN 239.468.563,40 74,44% 178.256.690,20
IV PEKERJAAN STRUKTUR 20.012.350,96 97,21% 19.453.781,65
JUMLAH 270.517.659,41 77,16% 208.743.020,81
PERTAMBAHAN NILAI (PPN) = 10% 27.051.765,94
JUMLAH TOTAL 297.569.425,35
DIBULATKAN 297.570.000,00
KEAKURATAN BIAYA

Konsep Actual Cost baru diketahui setelah


FS pekerjaan selesai 100%
50%
30% DED

Lelang Selesai
25%

20%

SELESAI
20%
25%

50% 30% Keakuratan Estimasi sangat dipengaruhi oleh kualifikasi


Estimator
MITIGASI RISIKO
PADA SAAT PELAKSANAAN
MITIGASI RISIKO PBJP

PPK merumuskan draft kontrak


sebelum dilakukan pelaksanaan
pemilihan, dengan memperhatikan
Spesifikasi Teknis/Kerangka Acuan
Kerja (KAK) dan Harga Perkiraan
Sendiri (HPS).

Spesifikasi Teknis/KAK, HPS dan


Rancangan Kontrak yang telah
ditetapkan oleh PPK menjadi
Dokumen Persiapan Pengadaan,
kemudian disampaikan kepada
UKPBJ untuk dilaksanakan
pemilihan penyedia.

Identifikasi kebutuhan PBJP adalah kegiatan mencari,


mengumpulkan, meneliti, serta mencatat data dan informasi akan
kebutuhan barang/jasa yang bertujuan untuk mendukung
pencapaian indikator kinerja yang terdapat pada Renja K/L atau
Renja PD
PEMAKETAN JASA KONSTRUKSI
Diatur sebagai berikut:
Ketentuan Pemaketan Jasa Konsultansi Konstruksi untuk:

1
• Nilai pagu anggaran sampai dengan Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Jasa Konsultansi
Konstruksi dengan kualifikasi usaha kecil;
• Nilai pagu anggaran di atas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi dengan kualifikasi usaha menengah; atau
• Nilai pagu anggaran di atas Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Jasa
Konsultansi Konstruksi dengan kualifikasi usaha besar.

2 Ketentuan Pemaketan Pekerjaan Konstruksi untuk:



Pagu anggaran sampai dengan Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Pekerjaan
Konstruksi dengan kualifikasi usaha kecil dan/atau koperasi;
Nilai pagu anggaran di atas Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah) sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
miliar rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Pekerjaan Konstruksi dengan kualifikasi usaha menengah;
• Nilai pagu anggaran di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Pekerjaan Konstruksi dengan kualifikasi usaha besar non badan usaha milik
negara; atau
• Nilai pagu anggaran di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Pekerjaan
Konstruksi dengan kualifikasi usaha besar.
MITIGASI RISIKO PBJ PADA

Persiapan Pengadaan
PPK KURANG CERMAT/ TELITI DALAM MENETAPKAN:

Spesifikasi
Rancangan Kontrak
Teknis/KAK

Uang muka pp 7/2021, jaminan


uang muka, jaminan pelaksanaan,
Harga Perkiraan jaminan
pemeliharaan/sertifikat
Sendiri garansi, dan/atau penyesuaian
harga

Pasal 25
PENGERTIAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN KAK

Spesifikasi adalah Karakteristik total B/J yang dapat memenuhi


kebutuhan pengguna barang/jasa yang dinyatakan secara tertulis

Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah batasan mengenai gambaran


tujuan, ruang lingkup dan struktur sebuah kegiatan yang telah
disepakati untuk memandu suatu kegiatan/agar sesuai dengan apa
yang diharapkan dan menjadi acuan dan rambu-rambu bagi pelaksana.
FUNGSI SPESIFIKASI
PENYUSUNAN SPESIFIKASI TEKNIS/ KAK MENGGUNAKAN
 Produk dalam negeri;
 Produk bersertifikat SNI;  
 Produk usaha mikro dan kecil serta koperasi
 Produk ramah lingkungan hidup

Sumber penyusunan spesifikasi dapat diperoleh dari:


 Pengguna akhir (end user).
 Industri barang/jasa seperti brosur, katalog, dsb,
 Standar dan Informasi Pengujian dari tenaga ahli, komunitas profesional atau peneliti;
 Instansi Pemerintah;
 SDM Pendukung Ekosistem Pengadaan
CONTOH PENYUSUNAN SPESIFIKASI AC

 Quantity : 4 unit
 Pendinginan Kapasitas: 9000
 Timer
 Pemurni udara: Air Purifying System
 Remote Control: Yes
 Konsumsi Daya: 800 Watt
 EER (Btu / JW): 1PK
 Garansi: 1 Tahun (Parts & Jasa) 3 Tahun (Kompresor)
 Memiliki sertifikat SNI IEC 60335-2-40-2009
 Mampu langsung mendinginkan ruangan pada saat dihidupkan dan dapat
beroperasi 24 jam, Lokasi : Kantor Pemprov ABC, lantau 4 ruang serbaguna Jl.
XYZ no. 14 Kota XYZ.
Penyusunan spesifikasi teknis/KAK

Penyebutan merek dimungkinkan terhadap:

Komponen barang/jasa Suku Cadang


( keramik merk roman, toto) (compressor ac daikin)

Bagian dari sistem yang


sudah ada Barang/Jasa dalam
e-Katalog (laptop axio dll)
(server merk Lenovo)

Pasal 19 ayat 2
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah dokumen perencanaan kegiatan yang


berisi penjelasan/keterangan mengenai apa, mengapa, siapa, kapan, di
mana, bagaimana, dan berapa perkiraan biayanya pada pengadaan jasa
konsultansi

KAK merupakan gambaran umum dan penjelasan mengenai kegiatan yang


akan dilaksanakan sesuai.
KERANGKA ACUAN KERJA JASA KONSULTANSI
Paling sedikit berisi:

1 Uraian pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi: latar belakang, maksud


dan tujuan, lokasi pekerjaan, dan produk yang dihasilkan (output)

2 Waktu pelaksanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan


memperhatikan batas akhir efektif tahun anggaran

3 Spesifikasi teknis jasa konsultansi yang akan diadakan mencakup kompetensi


tenaga ahli yang dibutuhkan
PERSIAPAN PBJP MELALUI PENYEDIA OLEH PPK
KETENTUAN UMUM HPS

HPS dihitung secara keahlian dan HPS Disusun paling lama 28 hari
menggunakan data yang dapat kerja sebelum batas akhir :
dipertanggung-jawabkan pemasukan penawaran
(pascakualifikasi) atau pemasukan
dokumen kualifikasi (prakualifikasi)
Nilai HPS tidak bersifat rahasia
namun Rinciannya Rahasia
Dikecualikan untuk pagu ≤ 10 juta,
e-purchasing dan tender pekerjaan
Memperhitungkan keuntungan dan terintegrasi
biaya tidak langsung
HPS bukan sebagai dasar untuk
menentukan besaran kerugian negara

Pasal 26
PENYUSUNAN HPS BERDASARKAN

1. Hasil perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah disusun pada tahap perencanaan
1 pengadaan;

2. Pagu Anggaran yang tercantum dalam DIPA/DPA atau untuk proses pemilihan yang dilakukan
2 sebelum penetapan DIPA/DPA mengacu kepada Pagu Anggaran yang tercantum dalam RKA K/L atau
RKA Perangkat Daerah; dan

33. Hasil reviu perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB) termasuk komponen keuntungan, biaya
administrasi, biaya pengiriman biaya tidak langsung (overhead cost), dan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN).

44. Berdasarkan indeks dari BPS atau berdasarkan inflasi yang telah terjadi.
Data/informasi yang dapat digunakan untuk menyusun HPS antara lain:

1) Harga pasar setempat yaitu harga barang/jasa di lokasi barang/jasa diproduksi/diserahkan/dilaksanakan, menjelang dilaksanakannya
pemilihan Penyedia;
2) Informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah;
3) Informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi. Yang dimaksud dengan asosiasi
adalah asosiasi profesi keahlian, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri. Informasi
biaya/harga satuan yang dipublikasikan termasuk pula sumber data dari situs web komunitas internasional
yang menayangkan informasi biaya/harga satuan profesi keahlian di luar negeri yang berlaku secara
internasional termasuk dimana Pengadaan Barang/Jasa akan dilaksanakan;
4) Daftar harga/biaya/tarif barang/jasa setelah dikurangi rabat/potongan harga (apabila ada) yang dikeluarkan
oleh pabrikan/distributor/agen/pelaku usaha dengan memperhatikan masa berlaku potongan harga dari
pabrikan/distributor/agen/pelaku usaha tersebut;
5) Inflasi tahun sebelumnya, suku bunga pinjaman tahun berjalan dan/atau kurs tengah valuta asing terhadap
rupiah di Bank Indonesia;
6) Hasil perbandingan biaya/harga satuan barang/jasa sejenis dengan Kontrak yang pernah atau sedang
dilaksanakan;
7) Perkiraan perhitungan biaya/harga satuan yang dilakukan oleh konsultan perencana (engineer’s estimate);
8) Informasi harga yang diperoleh dari toko daring;
9) Informasi biaya/harga satuan barang/jasa di luar negeri untuk tender/seleksi internasional; dan/atau
10) Informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan
Metode Perhitungan
METODE ANALISA HARGA SATUAN
HARGA SATUAN PEKERJAAN GALIAN
Biaya Satuan Jumlah
No. Uraian Satuan Kuantitas
(Rp) (Rp)
A Tenaga Kerja
1 Pekerja Jam 0.0669 3,265.00 218.4285
2 Mandor Jam 0.0335 4,920.00 164.82
Jumlah Harga Tenaga 383.25
B Bahan

C Peralatan
1 Excavator Jam 0.0335 250,036.00 8,376.21
2 Dump Truck Jam 0.1116 95,491.00 10,656.80
3 Alat Bantu Lump Sum 1 150.00 150.00
Jumlah Harga Peralatan 19,183.00

Jumlah Harga Peralatan dan Harga Tenaga Kerja 19,566.25


Keuntungan 10% 1,956.63
Harga Satuan Pekerjaan Galian 21,522.88

Contoh keuntungan & biaya overhead yg wajar utk Pek.Konstruksi maksimal 15%
(lima belas perseratus). MENURUT Perlem LKPP 12 th 2021 Ttg pedoman
pelaksanaan PBJ melalui penyedia
• PERMOHONAN PROBABILITY AUDIT
1. Terkait kewenangan dalam menyusun dan menetapkan spesifikasi teknis / Kerangka
Acuan Kerja, apa saja yang sudah Saudara lakukan?
2. Bagaimana proses kerja Saudara dalam menyusun dan menetapkan spesifikasi teknis /
Kerangka Acuan Kerja?
3. Apakah spesifikasi teknis / Kerangka Acuan Kerja yang saudara susun dan ditetapkan
ada justifikasi atau pertimbangan teknisnya? Apa saja?
4. Apakah spesifikasi teknis / Kerangka Acuan Kerja yang saudara tetapkan dibantu oleh
Ahli/Tim Teknis dalam penyusunannya? Apakah sudah Saudara periksa? Bagaimana
DISKUSI RINGAN TERKAIT tata cara Saudara memeriksanya?
KEWENANGAN PPK 5. Apakah spesifikasi teknis / Kerangka Acuan Kerja yang saudara tetapkan terdapat hal-
hal yang berpotensi diskriminatif?
6. Terkait kewenangan menyusun dan menetapkan HPS, apa saja yang sudah Saudara
lakukan?
7. Bagaimana proses kerja Saudara menyusun dan menetapkan HPS?
8. Apakah HPS yang saudara susun dan tetapkan ada justifikasi atau pertimbangan
teknisnya? Apa saja?
9. Apakah HPS yang saudara tetapkan dibantu oleh Ahli/Tim Teknis dalam
penyusunannya? Apakah sudah saudara periksa? Bagaimana tata cara Saudara
memeriksanya?
10. Apa Acuan Saudara dalam menyusun HPS? Perlihatkan bukti penyusunan HPS dan cara
perhitungannya!
11. Apakah Saudara mengetahui adanya diskon dalam nilai HPS ini? Apakah HPS ini
36 mengacu harga pasar? Perlihatkan buktinya!
Penyusunan Rancangan Kontrak
Penyusunan rancangan kontrak dilaksanakan pada tahap Persiapan Pengadaan. Tahapan
ini format dokumen rancangan kontrak sudah disiapkan dan dilakukan penyusunan
dengan memperhatikan Spesifikasi Teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Harga
Perkiraan Sendiri (HPS). Dalam menyusun rancangan kontrak akan dibagi ke dalam dua
metode yaitu :
Rancangan Struktur Isi/Materi
Kontrak/Anatomi Kontrak Rancangan Kontrak Klausul yang terdapat dalam SSUK :
Judul kontrak, nomor kontrak, tanggal Definisi, Penerapan, Asal Material, Dok. Kontrak &
kontrak, kalimat pembuka, para pihak Pendahuluan Informasi, HAKI, Jaminan, Asuransi, Pembayaran,
dalam kontrak, latar belakang Harga, Personil, Penilaian Pekerjaan Sementara,
SSUK
Kewajiban para Pihak, Jadwal Pelaksanaan, Klausul
Pernyataan kesepakatan dan persetujuan para lain yang mendukung
pihak atas lingkup kontrak, nilai/harga kontrak,
penyelesaian pertentangan/perselisihan, Isi
kewajiban, jangka waktu efektif kontrak Klausul yang terdapat dalam SSKK :

SSKK Uang Muka, Jaminan, Sertifikat Garansi,


Sertifikat/Dokumentasi dalam Rangka Impor,
Pernyataan persetujuan
Penutup Penyesuaian Harga, Pembayaran Prestasi
dan tanda tangan
Pekerjaan, Denda, Penyelesaian Perselisihan,
Titik kritis pada tahapan penyusunan kontrak yang tidak dilakukan/tidak sesuai dan kemudian
menyebabkan permasalahan kontrak, antara lain:

1. Penyusunan Rancangan kontrak tidak mengacu ke Model Dokumen Pemilihan.


2. Ketidaktepatan penentuan jenis kontrak, misalnya: penggunaan kontrak lumsum untuk pengawasan Gedung.
3. Tidak memahami penggunaan Daftar Kuantitas dan Harga/Daftar Keluaran dan Harga.
4. Bentuk kontrak tidak sesuai, misalnya pada pembelian mamin rapat senilai Rp2 Juta menggunakan surat perintah
kerja.
5. SSKK, antara lain namun tidak terbatas pada: tidak terisi dengan lengkap, pengisian tidak sesuai, penghapusan
beberapa klausul yang sebenarnya penjelasan dari SSUK, penulisan angka pada klausul SSKK tidak sesuai angka
pada klausul SSUK, serta informasi pada Lampiran A SSKK yang tidak terisi.
6. Kontrak Jasa Konstruksi tidak memperhatikan ketentuan teknis Jasa Konstruksi.
7. Penetapan Rancangan Kontrak oleh PPK tidak melalui persetujuan/penetapan pada lembar ringkasan rancangan
kontrak. Seringkali penyusunan rancangan kontrak dan proses unggah ke SPSE dengan user PPK diserahkan
kepada staf pendukung PPK, tanpa PPK melakukan persetujuan/penetapan pada lembar ringkasan rancangan
kontrak, bahkan tidak melakukan koreksi atas rancangan kontrak tersebut.
8. Setelah PPK mengirimkan dokumen persiapan pengadaan kepada UKPBJ atau Pejabat Pengadaan, terdapat hasil
reviu dokumen persiapan pengadaan yang menjadi temuan atau koreksi atas kesalahan, pada tahapan ini PPK
sering kali tidak melakukan perbaikan.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK PBJ
1 Reviu Laporan Hasil Pemilihan Penyedia
(PENOLAKAN OLEH PPK) Jika tidak
tercapai
Proses
Jika PPK
Penetapan SPPBJ sepakat ?
tidak diserahkan kepada PA/KPA paling
lambat 6 (enam) hari kerja setelah
setuju ? tidak tercapai kesepakatan

Bahan rapat berdasarkan a. Menyetujui penolakan oleh PPK,


Berita Acara Hasil PA/KPA memerintahkan Pokja
Pemilihan (BAHP) Pemilihan/Pejabat Pengadaan untuk
melakukan evaluasi ulang,
Maka PPK harus : penawaran ulang, atau Tender
ulang; atau.
PPK menyampaikan penolakan tersebut kepada b. Menyetujui hasil pemilihan
Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan disertai Penyedia, PA/KPA memerintahkan
dengan alasan dan bukti, dan melakukan PPK untuk menerbitkan SPPBJ
pembahasan bersama Pokja Pemilihan/Pejabat paling lambat 5 (lima) hari kerja.
Pengadaan
Titik kritis pada tahapan ini yang tidak dilakukan/tidak sesuai dan kemudian menyebabkan permasalahan
kontrak, antara lain:

1. PPK tidak menerima dokumen hasil pemilihan secara lengkap dari Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan.
2. PPK tidak melakukan reviu atas laporan hasil pemilihan dan segera menerbitkan SPPBJ, hal ini berakibat
keputusan yang telah dihasilkan oleh Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan otomatis disetujui oleh PPK.
3. Melakukan penolakan hasil pemilihan bukan berdasarkan dokumen BAHP yang diterima, tetapi berrdasarkan
hasil klarifikasi/verifikasi/pembuktian PPK kepada peserta dan/atau pihak lain.
4. Penyampaian penolakan hasil pemilihan tidak disertai alasan dan bukti tetapi hanya berdasarkan opini/asumsi.
5. Tidak melakukan pembahasan bersama Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan terkait perbedaan pendapat atas
hasil pemilihan penyedia.
6. Masih terdapat Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia.
7. Menerbitkan SPPBJ melebihi batas waktu ,yang dipersyaratkan.
8. Penerbitkan dan pengiriman SPPBJ tidak dilakukan melalui SPSE.
9. Tidak melaksanakan rapat persiapan penandatangan Kontrak.
10. Penandatangan kontrak dilakukan tanpa menerima terlebih dahulu Jaminan Pelaksanaan dan melakukan
klarifikasi kepada penerbit jaminan.
11. PPK tidak melakukan pemeriksaan atas nilai penawaran sehingga nilai jaminan pelaksanaan kurang dari yang
ditetapkan, khususnya pada nilai penawaran dibawah 80% (delapan puluh persen).
12. Mengubah substansi hasil pemilihan Penyedia sebelum penandatanganan kontrak, selain ketentuan
mempersingkat waktu pelaksanaan pekerjaan.
13. Mengadakan ikatan perjanjian atau menandatangani Kontrak dengan Penyedia, dalam hal belum tersedia
anggaran belanja atau tidak cukup tersedia anggaran belanja yang dapat mengakibatkan dilampauinya batas
anggaran belanja yang tersedia untuk kegiatan yang dibiayai APBN/APBD.
14. Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang kompleks dilakukan tanpa memperoleh pendapat ahli
hukum Kontrak.
15. Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia tidak memeriksa rancangan Kontrak meliputi substansi, bahasa,
redaksional, angka, dan huruf serta tidak membubuhkan paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak.
16. Penandatanganan Kontrak dilakukan tanpa memenuhi ketentuan, misalnya melampau 14 (empat belas) hari kerja
setelah diterbitkan SPPBJ serta ditandatangani oleh pihak yang tidak berwenang.
17. Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia tidak memeriksa kembali rancangan Kontrak meliputi substansi,
bahasa, redaksional, angka, dan huruf serta tidak membubuhkan paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak.
18. Saat penyerahan personel sertifikat asli tidak dilakukan pemeriksaan dan/atau tidak dengan menghadirkan
personelnya.
• Dalam melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia,
PA/KPA/PPK/Pokja Pemilihan dapat dibantu oleh Tim Teknis,
Tim/Tenaga Ahli, atau Tim/tenaga pendukung Pendukung.

• Tim Teknis dibentuk dari unsur Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah


untuk membantu, memberikan masukan, dan melaksanakan tugas tertentu
terhadap sebagian atau seluruh tahapan Pengadaan Barang/Jasa.

• Tim/Tenaga Ahli dapat berbentuk tim atau perorangan dalam rangka


memberi masukan dan penjelasan/pendampingan/pengawasan terhadap
sebagian atau seluruh pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

• Tim/Tenaga Pendukung dapat dibentuk dalam rangka membantu untuk


urusan yang bersifat administrasi/keuangan kepada PA/KPA/PPK/Pokja
Pemilihan dan membantu PP melakukan pemesanan dalam Pengadaan
Langsung sampai dengan Rp50 juta.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK

2 Penetapan SPPBJ (TENDER DINI SETELAH RKA DISETUJUI)

3 Rapat Persiapan Penandatangan Kontrak

(A. FINALISASI DRAFT KONTRAK. KALAU KOMPLEK HARUS ADA PENDAPAT


DARI AHLI KONTRAK. KALAU KONSTRUKSI AHLI KONTRAK KONSTR.
B. RENCANA TTD KONTRAK
C. KELENGKAPAN DOKUMEN; JAMINAN2
D. HAL2 YANG TELAH DIKLARIFIKASI PADA SAATEVALUASI PENAWARAN
E. APABILA PENYEDIA MUNDUR YANG TDK DITERIMA OLEH PPKON BAIK SEBELUM SPPBJ ATAU SEBELUM TTD KONTRAK MAKA MASUK BLACK LIST DAN
MENUNJUK PENYEDIA CADANGAN APABILA MASA PENAWARANNYA MASIH BERLAKU
Penandatanganan Kontrak
Sebelum penandatanganan kontrak Pejabat Pembuat Komitmen
wajib memeriksa apakah pernyataan dalam Data Isian Kualifikasi
masih berlaku. Apabila salah satu pernyataan tersebut sudah tidak
terpenuhi, maka penandatanganan kontrak tidak dapat dilakukan

Penandatanganan Pejabat Pembuat Komitmen dan


kontrak dilakukan penyedia tidak diperkenankan
mengubah substansi Dokumen
setelah diterbitkan Pemilihan sampai dengan
SPPBJ, dan setelah penandatanganan Kontrak, kecuali
penyedia mempersingkat waktu pelaksanaan
menyerahkan Jaminan pekerjaan dikarenakan jadwal
Pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan
sebelumnya akan melewati batas tahun
anggaran.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK

4 Pelaksanaan Penandantangan Kontrak


a. 14 Hari kerja setelah SPPBJ
b. Di TTD oleh pihak yang berwenang
Dir/pimpinan persh/pengurus koperasi yang ada dalam
akta pendirian. Atau yang diberi wewenang atau kuasa
aslkan pengurus/ karyawan tetap

Penyerahan Lokasi Kerja dan Personel


5 a. Penting agar tanggungjawab beralih ke penyedia

b. Menyerahkan personel sesuai kompetensinya

6a. SPMK / SPP


14 Hari kerja setelah TTd kontrak atau 14 Hari
kerja sejak penyerahan lokasi
b. Surat perintah pengiriman (SPP) untuk mulai
pelaksanaan pengadaan barang. Harus di TTD
penyedia paling lambat 7 Hari kerja sejak SPP terbit
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK
2 7
PEMBERIAN UANG MUKA
7 UM DIBERIKAN KEPADA PENYEDIA SETELAH MENYERAHKAN JAMINAN UM
CATATAN: ANGSURANNYA SESUAI KLAUSUL DI KONTRAK

Pemberian Uang Muka PP 7 th 2021 ttg kemudahan, pelindungan dan pemberdayaan koperasi, UMKM
o Paling tinggi 30% dari nilai kontrak untuk usaha kecil
3 8
o Paling tinggi 20% dari nilai kontrak untuk usaha non-kecil dan Penyedia Jasa Konsultansi
o Paling tinggi 15% dari nilai kontrak untuk Kontrak tahun jamak
o Kurang 50 jt bayar langsung
o Paling rendah 50% untuk pagu anggaran /nilai kontrak 50 – 200 juta untuk kontrak yang dikerjakan UMK serta kopeasi
o Paling rendah 30% untuk pagu anggaran /nilai kontrak 200 juta– 2,5 M untuk kontrak yang dikerjakan UMK serta
kopeasi
o Paling tinggi 30% untuk pagu anggaran/nilai kontrak 2,5 – 15 M untuk kontrak yang dikerjakan UMK serta kopeasi
o Paling tinggi 20% untuk nilai pagu anggaran/kontrak lebih dari 15M

4
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK
2 7
PROGRAM MUTU
8 DISUSUN OLEH PENYEDIA SEBELUM RAPAT PERSIAPAN MINIMAL BERISI
a. informasi mengenai pekerjaan yang
b. organisasi kerja Penyedia;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. prosedur pelaksanaan pekerjaan;

3 8
e. prosedur instruksi kerja; dan/atau f. pelaksana kerja.

9 Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak


Hal-hal yang dibahas dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak:

4 a. reviu kontrak, dan pembagian tugas dan tanggung jawab dari kedua belah pihak;
b. pemutakhiran/pembaharuan rencana pekerjaan seperti tanggal efektif pelaksanaan, dan tahapan pelaksanaan
kontrak.
c. reviu rencana penilaian kinerja pekerjaan sebagai dasar melakukan evaluasi kemajuan pekerjaan;
d. diskusi bagaimana dan kapan dilakukan pelaporan pekerjaan;
e. Tata cara, waktu dan frekuensi pengukuran dan pelaporan yang disesuaikan dengan kondisi pekerjaan;
f. melakukan klarifikasi hal-hal yang masih kurang jelas dan mendiskusikan prosedur untuk manajemen perubahan; dan
g. melakukan klarifikasi rencana koordinasi antar para pihak selama pelaksanaan pekerjaan.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK

2 10 MOBILISASI 7
a. Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan sesuai
waktu yang ditetapkan.
b. Untuk Jasa Konsultansi, mobilisasi dilakukan sesuai dengan
3 lingkup pekerjaan, meliputi:
1. mendatangkan tenaga ahli;
8
2. mendatangkan tenaga pendukung;
dan/atau
3. menyiapkan peralatan pendukung.
c. Mobilisasi bahan/material, peralatan dan personel dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
4
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK

11 PEMERIKSAAN BERSAMA

a. Apabila diperlukan, pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, para pihak bersama-sama melakukan
pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi
lokasi pekerjaan untuk setiap tahapan pekerjaan dan rencana mata pembayaran.
b. Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat menetapkan tim teknis dan PPKon dapat
menetapkan tim ahli atau tenaga ahli.
c. Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama
mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka harus dituangkan dalam adendum Kontrak.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK

12 PENGENDALIAN
Para pihak melakukan pengawasan/pengendalian terhadap
pelaksanaan Kontrak baik secara langsung atau melalui pihak lain yang
ditunjuk. Pengawasan/pengendalian Kontrak dapat dilaksanakan
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama oleh:
a. PPKon;
b. pihak ketiga yang independen;
c. Penyedia; dan/atau
d. pengguna akhir.

Dalam hal terjadi deviasi antara realisasi dengan target pelaksanaan Kontrak atau terjadi Kontrak
Kritis maka para pihak melakukan Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting/SCM). Pejabat
Penandatangan Kontrak memerintahkan Penyedia untuk melaksanakan perbaikan target dan
realisasi pelaksanaan pekerjaan.
Apabila Penyedia tidak mampu mencapai target yang ditetapkan pada SCM maka PPKon
mengeluarkan Surat Peringatan (SP) kepada Penyedia.
Dalam hal telah dikeluarkan SP ketiga dan Penyedia dinilai tidak mampu mencapai target yang
ditetapkan, maka Pejabat Penandatangan Kontrak dapat melakukan pemutusan Kontrak secara
sepihak dan memberikan sanksi kepada Penyedia sesuai ketentuan yang berlaku.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK

Inspeksi Pabrikasi
13 (apabila diperlukan)

Jika diperlukan, para pihak dapat melakukan inspeksi atas proses pabrikasi barang/peralatan
khusus. Jadwal, tempat dan ruang lingkup inspeksi harus sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.

14 Pembayaran Prestasi Pekerjaan


Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan ketentuan:
a. Pembayaran dilakukan dengan mengacu ketentuan dalam Kontrak dan tidak boleh melebihi
kemajuan hasil pekerjaan yang telah dicapai dan diterima oleh PPKon.
b. Pembayaran dilakukan terhadap pekerjaan yang sudah terpasang, tidak termasuk
bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan.
c. Pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan atau sistem termin atau pembayaran secara
sekaligus setelah kemajuan hasil pekerjaan dinyatakan diterima sesuai ketentuan dalam Kontrak.
d. Pembayaran bulanan/termin dipotong angsuran uang muka, uang retensi (untuk pekerjaan yang
mensyaratkan masa pemeliharaan) dan pajak. Untuk pembayaran akhir, dapat ditambahkan
potongandenda apabila ada.
e. Untuk pekerjaan yang di subkontrakkan, permintaan pembayaran dilengkapi bukti pembayaran
kepada subpenyedia/subkontraktor sesuai dengan kemajuan hasil pekerjaan.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK
CCO adalah perubahan dari volume/kuantitas yang mempengaruhi budget, sedangkan adendum itu semua perubahan dalam proyek
15 Perubahan Kontrak dan dokumen kontrak (fisik, administrasi, klaim, eskalasi, dlsb).

Perubahan Kontrak karena perbedaan kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan/atau
spesifikasi teknis/ KAK dalam dokumen kontrak diberlakukan untuk Kontrak Lumsum, Kontrak Harga Satuan,
Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan.
Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan/atau
spesifikasi teknis/KAK yang ditentukan dalam dokumen Kontrak, PPKon bersama Penyedia dapat
melakukan perubahan kontrak, yang meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume yang tercantum dalam Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan;
c. mengubah spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi lapangan; dan/atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan.

Perubahan Kontrak yang disebabkan masalah administrasi, dapat dilakukan sepanjang disepakati kedua belah pihak.
Masalah administrasi yang dimaksud antara lain pergantian PPKon atau perubahan rekening penerima.
Pekerjaan tambah dilaksanakan dengan ketentuan:
a. tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam perjanjian/Kontrak awal;
b. tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah; dan
c. dapat diberikan tambahan waktu untuk pelaksanaan pekerjaan.
Untuk pemeriksaan dalam rangka perubahan kontrak, PPKon dapat menetapkan tim ahli atau tenaga ahli.
Perubahan Kontrak tidak dapat dilakukan pada masa tambahan waktu penyelesaian pekerjaan (masa
denda) akibat dari keterlambatan setelah waktu pelaksanaan kontrak berakhir.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK

16 Penyesuaian Harga

Penyesuaian harga diberlakukan terhadap Kontrak Tahun Jamak yang berbentuk Kontrak Harga Satuan
atau berdasarkan Waktu Penugasan yang masa pelaksanaan pekerjaannya lebih dari 18 (delapan belas)
bulan, dengan ketentuan:
a. Ketentuan, persyaratan, dan tata cara perhitungan penyesuaian harga dicantumkan dalam Dokumen
Pemilihan (rancangan Kontrak) dan/atau perubahan Dokumen Pemilihan, yang selanjutnya dituangkan
dalam Kontrak.
b. Persyaratan perhitungan penyesuaian harga meliputi:
1. penyesuaian diberlakukan mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak pelaksanaan pekerjaan;
2. penyesuaian harga satuan berlaku bagi seluruh kegiatan/mata pembayaran, kecuali komponen
keuntungan, biaya overhead, dan harga satuan timpang sebagaimana tercantum dalam penawaran;
3. penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang tercantum dalam
Kontrak/adendum kontrak;
4. penyesuaian harga satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal dari luar negeri, menggunakan
indeks penyesuaian harga dari negara asal barang tersebut;
5. jenis pekerjaan baru dengan harga satuan baru sebagai akibat adanya adendum kontrak dapat
diberikan penyesuaian harga mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak adendum kontrak tersebut
ditandatangani; dan
6. Indeks yang digunakan dalam hal pelaksanaan kontrak terlambat disebabkan oleh kesalahan
Penyedia adalah indeks terendah antara jadwal kontrak dan realisasi pekerjaan.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK

17 Keadaaan Kahar

Keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak para pihak dalam Kontrak dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi. Tidak
termasuk keadaan kahar adalah hal-hal merugikan yang disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian para pihak.
Dalam hal terjadi keadaan kahar, PPKon atau Penyedia memberitahukan tentang terjadinya Keadaan kahar kepada salah satu pihak secara
tertulis dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak menyadari atau seharusnya menyadari atas
kejadian atau keadaan yang merupakan keadaan kahar. Dalam hal terjadi keadaan kahar, pelaksanaan Kontrak
dapat dihentikan atau dilanjutkan setelah kondisi kahar berakhir. Dalam hal pelaksanaan Kontrak dilanjutkan, para
pihak dapat melakukan perubahan kontrak. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurang-
kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya Kontrak akibat keadaan kahar. Perpanjangan waktu untuk
penyelesaian Kontrak dapat melewati Tahun Anggaran.

Perubahan waktu pelaksanaan akibat keadaan kahar atau peristiwa kompensasi yang melampaui Tahun
Anggaran dapat dilakukan dengan ketentuan:
a. Berdasarkan analisis PPKon akan lebih efektif apabila dilakukan perpanjangan waktu;
b. Berdasarkan analisis PPKon, Penyedia dinilai akan mampu menyelesaikan pekerjaan;
c. Jaminan Pelaksanaannya diperpanjang sesuai dengan masa perpanjangan waktu yang diberikan;
d. PA memberikan komitmen untuk mengalokasikan anggaran pada
Tahun Anggaran berikutnya;
e. Apabila berdasarkan Analisis PPKon tidak memenuhi persyaratan atas, maka dapat dilakukan
tambah dan kurang pekerjaan atau penghentian sementara Kontrak.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK
Penghentian Kontrak atau Berakhirnya
18 Kontrak
Kontrak berhenti apabila terjadi keadaan kahar.
Penghentian Kontrak karena keadaan kahar dilakukan secara tertulis oleh PPKon dengan disertai
alasan penghentian pekerjaan.
Penghentian kontrak karena keadaan kahar dapat bersifat:
a. sementara hingga Keadaan Kahar berakhir; atau
b. permanen apabila akibat keadaan kahar tidak memungkinkan
dilanjutkan/diselesaikannya pekerjaan.
Dalam hal Kontrak dihentikan karena keadaan kahar, maka PPKon wajib membayar kepada
Penyedia sesuai dengan kemajuan hasil pekerjaan yang telah dicapai setelah dilakukan
pemeriksaan bersama atau berdasarkan hasil audit.

Kontrak berakhir apabila pekerjaan telah selesai dan hak dan kewajiban para pihak yang
terdapat dalam Kontrak sudah terpenuhi. Terpenuhinya hak dan kewajiban para pihak adalah
terkait dengan pembayaran yang seharusnya dilakukan akibat dari pelaksanaan kontrak.
Dalam hal kontrak telah berhenti karena pekerjaan telah selesai namun kontrak belum
berakhir, apabila masih terdapat sisa pembayaran yang belum dibayarkan, PPKon melakukan
sisa pembayaran tersebut kepada Penyedia. Misalnya pembayaran atas sisa pekerjaan akibat
keterlambatan yang melewati tahun anggaran atau pembayaran atas penyesuaian harga.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK
19 Pemutusan Kontrak
Pemutusan Kontrak adalah tindakan yang dilakukan oleh PPKon atau Penyedia untuk mengakhiri
berlakunya Kontrak karena alasan tertentu.
PPKon melakukan pemutusan Kontrak apabila:
1. Penyedia terbukti melakukan korupsi, kolusi dan/atau nepotisme,kecurangan dan/atau pemalsuan dalam
proses pengadaan yang diputuskan oleh Instansi yang berwenang.
2. Pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan korupsi, kolusi dan/atau nepotisme dan/atau
pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan benar oleh Instansi
yang berwenang;
3. Penyedia berada dalam keadaan pailit;
4. Penyedia terbukti dikenakan Sanksi Daftar Hitam sebelum penandatanganan Kontrak;
5. Penyedia gagal memperbaiki kinerja setelah mendapat Surat Peringatan sebanyak 3 (tiga) kali;
6. Penyedia tidak mempertahankan berlakunya Jaminan Pelaksanaan;
7. Penyedia lalai/cedera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan;
8. berdasarkan penelitian PPKon, Penyedia tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan;
9. Penyedia Barang/Jasa tidak dapat menyelesaikan pekerjaan setelah diberikan kesempatan menyelesaikan
pekerjaan;
10.setelah diberikan kesempatan kedua sebagaimana dimaksud pada angka 9, Penyedia Barang/Jasa tidak
dapat menyelesaikan pekerjaan; atau
11.Penyedia menghentikan pekerjaan selama waktu yang ditentukan dalam Kontrak dan penghentian ini
tidak tercantum dalam programmutu serta tanpa persetujuan pengawas pekerjaan.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK

Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan Penyedia:


a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh Penyedia atau Jaminan Uang
Muka dicairkan (apabila diberikan); dan
c. Penyedia dikenakan sanksi Daftar Hitam.
Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak secara sepihak oleh PPKon
karena kesalahan Penyedia, maka Pokja Pemilihan dapat menunjuk
pemenang cadangan berikutnya pada paket pekerjaan yang sama atau
Penyedia yang mampu dan memenuhi syarat.
Apabila terjadi Pemutusan kontrak secara sepihak:
a. PPKon melakukan evaluasi atas hasil pekerjaan yang telah dilakukan;
b. PPKon membayar pekerjaan yang telah dikerjakan Penyedia dan dapat dimanfaatkan oleh
PPKon dengan memperhitungkan ketentuan mengenai sanksi dan denda sesuai dengan
Peraturan LKPP tentang Pembinaan Pelaku Usaha Pengadaan Barang/Jasa;
c. PPKon meminta Pokja Pemilihan untuk melakukan penunjukan langsung terhadap
pemenang cadangan (apabila ada) atau PelakuUsaha yang mampu;
d. Proses selanjutnya mengikuti mekanisme penunjukan langsung.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK

Pemutusan Kontrak oleh Penyedia

Penyedia melakukan pemutusan Kontrak apabila:


a. Setelah mendapatkan persetujuan PPKon, Pengawas pekerjaan
memerintahkan Penyedia untuk menunda pelaksanaan pekerjaan
atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik selama
waktu yang ditentukan dalam Kontrak.
b. PPKon tidak menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) untuk
pembayaran tagihan angsuran sesuai dengan yang disepakati
sebagaimana tercantum dalam Syarat-Syarat Kontrak.
Apabila terjadi Pemutusan kontrak secara sepihak:
a. PPKon melakukan evaluasi atas hasil pekerjaan yang telah dilakukan;
b. PPKon membayar pekerjaan yang telah dikerjakan Penyedia dan
dapat dimanfaatkan oleh PPKon;
c. PPKon meminta Pokja Pemilihan untuk melakukan penunjukan
langsung terhadap pemenang cadangan (apabila ada) atau Pelaku
Usaha yang mampu;
d. Proses selanjutnya mengikuti mekanisme penunjukan langsung.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK
20 Pemberian Kesempatan

Dalam hal Penyedia gagal menyelesaikan pekerjaan sampai masa pelaksanaan kontrak
berakhir, PPKon melakukan penilaian atas kemajuan pelaksanaan pekerjaan. Hasil penilaian
menjadi dasar bagi PPKon untuk:

a. Memberikan kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan ketentuan


sebagai berikut:
1. Pemberian kesempatan kepada Penyedia menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50
(lima puluh) hari kalender.
2. Dalam hal setelah diberikan kesempatan sebagaimana angka 1 di atas, Penyedia masih
belum dapat menyelesaikan pekerjaan, PPKon dapat:
a) Memberikan kesempatan kedua untuk penyelesaian sisa pekerjaan dengan jangka waktu
sesuai kebutuhan; atau
b) Melakukan pemutusan Kontrak dalam hal Penyedia dinilai tidak akan sanggup menyelesaikan
pekerjaannya.
c). Pemberian kesempatan kepada Penyedia sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2
huruf a), dituangkan dalam adendum kontrak yang di dalamnya mengatur pengenaan sanksi
denda keterlambatan kepada Penyedia dan perpanjangan masa berlaku Jaminan Pelaksanaan
(apabila ada).
d) Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan dapat melampaui tahun
anggaran.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK

Tidak memberikan kesempatan kepada Penyedia dan dilanjutkan dengan


pemutusan kontrak serta pengenaan sanksi administrative dalam hal antara lain:

1. Penyedia dinilai tidak dapat menyelesaikan pekerjaan;


2. Pekerjaan yang harus segera dipenuhi dan tidak dapat
ditunda; atau
3. Penyedia menyatakan tidak sanggup menyelesaikan
pekerjaan.
21 PERMASALAHAN DAN SOLUSI ATAS PELAKSANAAN KONTRAK

21 Denda dan Ganti Rugi


a. Denda dan ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada Penyedia atau PPKon
sesuai ketentuan yang berlaku karena terjadinya cedera janji/wanprestasi yang tercantum
dalam Kontrak.
b. Cedera janji/wanprestasi dapat berupa kegagalan bangunan, menyerahkan jaminan yang tidak
bisa dicairkan, melakukan kesalahan dalam perhitungan volume hasil pekerjaan berdasarkan
hasil audit, menyerahkan barang/jasa yang kualitasnya tidak sesuai dengan Kontrak
berdasarkan hasil audit, dan keterlambatan penyelesaian pekerjaan.
c. Denda keterlambatan apabila terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Besarnya denda
keterlambatan adalah:
1) 1‰ (satu permil) per hari dari harga bagian Kontrak yang tercantum dalam Kontrak; atau
2) 1‰ (satu permil) per hari dari harga Kontrak.

d. Besaran sanksi ganti rugi adalah sebesar nilai kerugian yang ditimbulkan.
e. Bagian Kontrak adalah bagian pekerjaan dari satu pekerjaan yang ditetapkan dalam dokumen
pemilihan
f. Tata cara pembayaran denda diatur di dalam Dokumen Kontrak.
SE MENTERI PUPR NOMOR
15/SE/M/2019
TENTANG
TATA CARA PENJAMINAN MUTU DAN
PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN
KONSTRUKSI DI KEMENTERIAN PUPR
KEGIATAN PENJAMINAN MUTU DAN PENGENDALIAN MUTU BERKAITAN DENGAN PENYELESAIAN PEKERJAAN AGAR TEPAT WAKTU.

KEGIATAN INI dimulai sejak penandatanganan kontrak sampai tanggal penyerahan akhir pekerjaan dan terbagi dalam 3 tahap, yaitu :

• 1. Tahap Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi TERDIRI DARI;


a. PENYERAHAN LOKASI, b. SPMK, c. PCM, d. UM, e.MOBILISASI

• 2. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi TERDIRI DARI ;


a. PEMERIKSAAN BERSAMA (mc0), b. PENGAJUAN PERSYARATAN UTK MULAI KEGIATAN SETIAP PELAKSANAAN PEKERJAAN,
c. PENGAWASAN MUTU PEKERJAAN, D. PENERIMAAN DAN PEMBAYARAN HASIL PEKRJAAN, E. KONTRAK KRITIS

• 3. Tahap Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi.


A. SERAH TERIMA PEKERJAAN (Provisional hand over/ pho,
B. PEMELIHARAAN HASIL PEKERJAAN,
C. SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FINAL HAND OVER/ FHO,
Tahapan Pelaksanaan Kontrak Pekerjaan Konstruksi

(4) (9)
(2) Tanggal (7) (8)
Penyerahan Pekerjaan Tanggal Tanggal
Mulai Kerja Penyerahan
(1) Lokasi (5) Selesai Penyelesaian
Penanda kerja (3) PCM 100% Akhir
(6) Pekerjaan
tanganan SPMK (PHO) (FHO)
Mobilisasi
kontrak

Pemeriksaan
Maks. Maks. Akhir dan
14 hari 7 hari Proses PHO

Masa Pelaksanaan
Mobilisasi
(Maks 30 hari sejak SPMK, khusus untuk sumber daya untuk memulai awal pekerjaan atau sebagaimana diatur
dalam kontrak)

TAHAP PERSIAPAN TAHAP


TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan = ...... Hari
(Sesuai dengan yang tercantum dalam SPMK)
< MASA KONTRAK
>
Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak
1. Rapat persiapan pelaksanaan kontrak merupakan rapat awal antara PPK, Pengendali Pekerjaan (Direksi

Lapangan/Konsultan MK), Pengawas Pekerjaan (Direksi Teknis/Konsultan Pengawas), Penyedia Jasa

Pekerjaan Konstruksi, tim perencana serta pihak terkait;


2. Rapat persiapan pelaksanaan kontrak atau Pre Construction Meeting (PCM) harus dimulai maksimal 7 hari
setelah terbitnya SPMK dan sebelum mulainya pekerjaan;
3. Tujuan rapat pelaksanaan pelaksanaan kontrak :
- Persamaan pandangan dan pemahaman terkait hal-hal yang mendasar pada pelaksanaan proyek;
- Untuk mendapatkan kesepakatan terhadap pelaksanaan kontrak;
- Penyesuaian seluruh kegiatan dalam RPMK dengan persyaratan-persyaratan dalam dokumen kontrak
- Pemenuhan terhadap kebutuhan data dan informasi terkait proyek;
- Untuk melakukan perubahan kontrak apabila diperlukan.
Hasil rapat persiapan pelaksanaan Kontrak dituangkan dalam Berita Acara Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak. Apabila
dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka harus dituangkan dalam
adendum Kontrak
TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI
PERSIAPAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMELIHARAAN

Penanda Penyerahan SPMK


tanganan lokasi
PCM Pemeriksaan
Bersama (Mutual Perubahan BOQ CCO MC-O
Kontrak kerja
Check)
Rapat Persiapan Adendeum
Pelaksanaan - Penyesuaian
Kontrak/PCM Gambar densain Perubahan
CCO MC-O
dengan Gambar Desain
lapangan
- Menetapkan /
Memastikan
Volume Awal Penyusunan
Gambar Kerja

Pembahasan Permohonan
RMPK Rencana Pelaksanaan memulai
Pekerjaan (Method Statement) pekerjaan
- Metode kerja
- Tenaga kerja yang dibutuhkan PELAKSANAAN
- Material yang digunakan Tidak KONSTRUKSI
- Analisis K3 (Job Safety Analysis) Ya
- Jadwal Mobilisasi Pemeriksaan

Rencana Inspeksi dan Pengujian Memeriksa : Pengawas Pekerjaan


Persetujuan : Pengendali
Pengendalian adalah proses
pengawasan disertai proses
tindak lanjut dari hasil
pengawasan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan
Titik kritis pada tahapan ini yang tidak
dilakukan/tidak sesuai dan kemudian menyebabkan
permasalahan kontrak, yaitu:

1. Rencana Pengelolaan Kontrak yang telah disusun


tidak menjadi tolok ukur pengendalian

2. PPK memilih melakukan pengendalian di akhir


kontrak dengan melakukan mekanisme denda dan
pemberian kesempatan pekerjaan.
TITIK KRITIS DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Penyelesaian pekerjaan tidak


sesuai harapan. (Permasalahan
kualitas dan kuantitas pekerjaan.)

Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan schedule


(apabila penyedia terlambat menyelesaikan pekerjaan sesuai
jadwal, maka PPK harus memberikan peringatan secara tertulis
atau memberlakukan kontrak kritis)
PENYELESAIAN PEKERJAAN TIDAK SESUAI HARAPAN
(PERMASALAHAN KUALITAS DAN KUANTITAS PEKERJAAN)

• ADA PENYEDIA YANG SECARA KUALITAS DAN KUANTITAS TIDAK SESUAI DENGAN KITA HARAPKAN. SECARA ATURAN HARUS
DIPERBAIKI ATAU TIDAK DI BAYAR. NAMUN DI LAPANGAN TIDAK SEMUDAH YANG DIBAYANGKAN. SEORANG PPK AKAN MEMUTAR
OTAK BAGAIMANA SUPAYA PEKERJAAN INI MEMENUHI SEMUA PERSYARATAN YANG TERCANTUM DALAM KONTRAK.

• DISINILAH DITUNTUT SENI MENGHADAPI PENYEDIA YANG TIDAK SESUAI DENGAN KONTRAK.

• ADA BAIKNYA PPK SEBELUM MENANDATANGANI KONTRAK MENCARI TAHU TRACK RECORD PENYEDIA DIMAKSUD.
• SUDAH BUKAN RAHASIA UMUM LAGI DALAM PENGADAAN PBJ KHUSUSNYA DI KONSTRUKSI ADA PENYEDIA YANG MENANG KARENA
SECARA ADMNISITRASI TEKNIS DAN HARGA SERTA KUALIFIKASI MEMANG MEMENUHI (PANDAI MEMBUAT DOKUMEN PENWARAN)
NAMUN DI LAPANGAN PEKERJAANNYA BANYAK YANG TIDAK SESUAI HARAPAN, BAHKAN BANYAK YANG PUTUS KONTRAK.
PENYEBAB KETERLAMBATAN
KETIDAKSIAPAN PENYEDIA DALAM
01 MELAKSANAKAN PEKERJAAN TERUTAMA
DUKUNGAN FINANSIAL
02 ADANYA PERUBAHAN DESIGN
PERENCANAAN DILAKSANAKAN BERSAMAAN
DENGAN KEGIATAN FISIK PADA TAHUN
03 ANGGARAN BERJALAN ( cek PM 14/2020 psl. 16
“Penyelesaian pekerjaan tidak dan PP 22/2020 psl 65 (3) g diganti PP 12 th 2021.
sesuai dengan schedule”

a) PPK MEMBERIKAN PERINGATAN TERTULIS ATAU


MEMBERLAKUKAN KETENTUAN KONTRAK KRITIS
b) KONTRAK KRITIS DIBERLAKUKAN SBB
1. PERIODE I rencana fisik 0 – 70% terlambat di atas 10%
2. PERIODE II rencana fisik 70%-100% terlambat 5%
Kontrak Kritis
 BERDASARKAN PERLEM LKPP nomor 12 Thun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui penyedia, pada

lampiran V (hal.1878) terdapat pada huruf A. 19. Model Dokumen Pemilihan tender pekerjaan konstruksi- dokumen tender pascakualifikasi,

satu file, sistem harga terendah, kontrak harga satuan. Pada Bab IX rancangan kontrak romawi II syarat-syarat umum kontrak huruf B

pelaksanaan, penyelesaian, adendum dan pemutusan kontrak, khususnya pada B2 pengendalian waktu anka 31 ttgketerlambatan pelaksanaan

pekerjaan dan kontrak kritis.

31.1 Apabila penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan seuai jadwal, maka pejabat yang berwenang untuk menandatangani kontrak

harus memberikan peringatan secara tertulis atau memberlakukan ketentuan kontrak kritis

31.2. Kontrak dinyatakan kritis apabila :


 Periode I (rencana fisik pelaksanaan 0%-70% dari kontrak), selisih keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana lebih
besar 10%.
 Periode II (rencana fisik pelaksanaan 70%-100% dari kontrak), selisih keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana lebih
besar 5%.
 Periode II Rencana fisik pelaksanaan 70%-100% dari kontrak, selisih keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana
pelaksanaan kurang dari 5% dan akan melampaui tahun anggaran berjalan.
Deviasi
a. Dalam hal terjadi deviasi antara realisasi dengan target pelaksanaan Kontrak atau terjadi
Kontrak Kritis maka para pihak melakukan Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting/SCM).
Pejabat Penandatangan Kontrak memerintahkan Penyedia untuk melaksanakan perbaikan
target dan realisasi pelaksanaan pekerjaan. 
b. Apabila Penyedia tidak mampu mencapai target yang ditetapkan pada SCM maka Pejabat
Penandatangan Kontrak mengeluarkan Surat Peringatan (SP) kepada Penyedia. 
c. Dalam hal telah dikeluarkan SP ketiga dan Penyedia dinilai tidak mampu mencapai target
yang ditetapkan, maka Pejabat Penandatangan Kontrak dapat melakukan pemutusan
Kontrak secara sepihak dan memberikan sanksi kepada Penyedia sesuai ketentuan yang
berlaku. 
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Penanganan Kontrak Kritis
1. Perlode ·I : Rencana Asik : 0- 70 %, keterlambatan > 10 %
2. Perlode-11 : Rencaca Aslk : 70-100 %, keterlambatan > 5 %
3. Kondlsl : Rencana Aslk : 70-100 %, keterlambatan < 5 %, akan melampaul Tahun
Anggaran.
Pemyataan
Kritis (Pengaw
¢ Kondisi No.1 atau No.2

as) SP-PK Pemutusan


SP-1 (PPK) SP-2 (PPK) SP-3(PPK) (PPK) Kontrak + BAPK

SCM-l+BA

UC-1
SCM-11+ BA

UC-2
SCM-111+ BA

UC-3
II .

: Uji Coba
: Kesalahan Pen edla Jasa

• SP
: BA Pemutusan Kontrak
: Surat Peringatan
• lndlkaslpeke,jaan tldak_akan_selesal,
• TahunAngaranakan.fe_(!aml!J!_u/
r-1\ y
Kondlsl No. 3

Show Cause Meetlng/SCM (Rapat Pembuktlan) :


a. Sebab-sebab keter1ambatan,
b. Langkah-langkah untuk mengejar keter1ambatan,
c. Target kemajuan pekerjaan yang harus dlcapal dan lamanya waktu pencapalan (uJI coba) dan Reschedulllng,
d. Kemungklnan sanksl yang dapat dlkenakan Jlka target tldak tercapal (ujl coba gagal).

Apabila Kontrak Kritis Ditangani Secara Baik, Tidak akan ada keterlambatan pekerjaan 32
yang lebih dari 5% pada akhir masa kontrak
S O P
RAPAT PEMBUKTIAN
(SCM)
Penanganan Kontrak Kritis
Penanganan Kritis Periode I dan Periode II
Pada saat kontrak dinyatakan kritis, Direksi pekerjaan menerbitkan • Apabila penyedia gagal pada uji coba tahap kedua,
surat peringatan kepada kontraktor/penyedia dan selanjutnya
maka diselenggarakan SCM III yang membahas dan
menyelanggarakan Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting)
Dalam SCM PPK, Direksi pekerjaan, direksi teknis dan penyedia
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai

membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba
dicapai oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba
ketiga) yang dituangkan dalam Berita Acara SCM III.
pertama) yang dituangkan dalam Berita Acara SCM Tingkat
• Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus
Pertama.
Apabila penyedia gagal pada uji coba pertama, maka dilaksanakan menerbitkan surat peringatan kepada penyedia atas
SCM II yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik
keterlambatan realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan.
yang harus dicapai oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (Uji
coba kedua) yang dituangkan dalam Berita Acara SCM II.

Apabila uji coba berhasil, namun pada pelaksanaan pekerjaan selanjutnya Kontrak dinyatakan kritis lagi
maka berlaku ketentuan SCM dari awal
Dalam hal setelah diberikan SCM III yaitu Rencana fisik
pelaksanaan 70%-100% dari kontrak, realisasi fisik pelaksanaan
terlambat kurang dari 5% dari rencana dan akan melampaui
tahun anggaran berjalan dan penyedia tidak mampu memenuhi
kemajuan fisik yang sudah ditetapkan, PPK melakukan rapat
bersama atasan PPK sebelum tahun anggaran berakhir, dengan
ketentuan sebagai berikut :
Keterlambatan Penyelesaian Kontrak
dituangkan dalam adendum kontrak yang didalamnya
Jika Penyedia gagal menyelesaikan pekerjaan sampai
01 mengatur waktu penyelesaian pekerjaan, pengenaan
masa pelaksanaan Kontrak berakhir, maka PPK 02 sanksi denda keterlambatan kepada penyedia dan
melakukan penilaian terhadap kemampuan penyedia
perpanjangan jaminan pelaksanaan
Jika dinilai mampu PPK memberikan kesempatan dengan Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk
03 pengenaan sanksi denda keterlambatan.
a. Pemberian kesempatan kepada penyedia
04 menyelesaikan pekerjaan dapat melampaui Tahun
Anggaran (psl 56 ayat 3, Perpres 12 Th.2021)
menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 H
kalender.
PMK nomor : 194/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan
b. Dalam hal setelah diberikan kesempatan
Anggaran Dalam Rangka Penyelesaian Pekerjaan Yang
sebagaimana huruf a, penyedia masih belum dapat
menyelesaikan pekerjaan, pejabat penanda tangan 05 Tidak Terselesaikan Sampai Dengan Akhir Tahun
Anggaran, sebagaimana telah diubah
kontrak dapat:
dengan Permenkeu Nomor : 243/PMK.05/2015.
1. Memberikan kesempatan kedua untuk penyelesaian
sisa pekerjaan dengan jangka waktu sesuai
kebutuhan; atau
PEMBERIAN KESEMPATAN
2. Melakukan pemutusan kontrak dalam hal penyedia
dinilai tidak mampu
Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan dimuat dalam addendum Kontrak yang
didalamnya mengatur:
a. waktu pemberian kesempatan penyelesaian pekerjaan;
b. pengenaan sanksi denda keterlambatan kepada Penyedia;
c. perpanjangan masa berlaku Jaminan Pelaksanaan; dan
d. sumber dana untuk membiayai penyelesaian sisa pekerjaan yang akan dilanjutkan ke Tahun Anggaran
berikutnya dari DPA Tahun Anggran berikutnya, apabila pemberian kesempatan melampaui Tahun Anggaran.
Berita Acara SCM Berisi :
• Uraian Penyebab Keterlambatan • Penetapan jumlah, jenis dan kapasitas
• Pencapaian kemajuan pekerjaan dan peralatan
deviasi keterlambatan • Penetapan jenis dan jumlah bahan/material
• Penetapan jenis pekerjaan yang • Penetapan Sumber Daya Manusia/pekerja
mengalami keterlambatan • Penetapan batas waktu uji coba

• Penetapan jenis pekerjaan yang harus • Penetapan kemajuan pekerjaan dalam


dilaksanakan pada masa uji coba kurun waktu uji coba

• Penetapan metoda pelaksanaan


Berita Acara Show Cause Meeting
No :……………………………………………….
Pada hari ini …… Tanggal …. Bulan …… Tahun …., telah diadakan Rapat Pembuktian Keterlambatan
(Show Cause Meeting) Paket …..
I. Peserta Rapat
1. Unsur Pejabat Pembuat Komitmen : …………………
2. Unsur Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan : ………………..
3. Unsur Koordinator Pengawas Kegiatan : …………………..
4. Unsur Konsultan Perencana : ………………………….
5. Unsur Penyedia Jasa : ……………………………………
II. Rapat dibuka oleh Pejabat Pembuat Komitmen
III. Keterlambatan
a. Progres sampai dengan tanggal : …………………………
- Rencana : …………………. %
- Realisasi : ………………….. %
- Deviasi : ……………………. %
Pekerjaan yang sangat signifikan terhadap pencapaian rencana
tersebut diatas adalah sebagai berikut :
Volume
No Item Pekerjaan Satuan Sisa
Rencana Terlaksana

1 Unit Lanscape

A. Pekerjaan Sipil % 2,337 3,593 1,256

B. Pekerjaan Mekanikal % 3,891 3,984 0,094


Elektrikal Plumbing
2 Unit Gedung Paripurna

A. Pekerjaan Struktur dan % 12,143 4,990 -7,153


Arsitektur
B. Pekerjaan Mekanikal % 7,468 0,370 -7,099
Elektrikal Plumbing
IV. Permasalahan yang ada dilapangan sesuai dengan pengamatan kami yaitu :
1. ………………………………………. (Peralatan)
2. ……………………………………….. (Cash Flow)
3. ………………………………………... (Permasalahan Lainnya)
Sehingga dari keadaan tersebut mengakibatkan pencapaian progress tidak sesuai dengan schedule.

V. Untuk menyelesaikan volume sisa perlu langkah-langkah yang sangat cepat dan tepat antara lain :
1. ………………………………………. (Peralatan)
2. ……………………………………….. (Cash Flow)
3. ………………………………………... (Permasalahan Lainnya)

VI. Dalam rapat pembuktian keterlambatan ini penyedia jasa akan diberi Test Cause untuk menyelesaikan pekerjaan
selama …….. (Hari) kerja ; sebesar ……...%, dengan asumsi ….. %/hari. Adapun pekerjaan yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Pekerjaan yang harus diselesaikan s/d tanggal ……… agar dapat sesuai dengan schedule yang telah disepakati bersama :

No Item Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan Total Harga Bobot (%)

1 Unit Landscape

A. Pekerjaan Sipil

B. Pekerjaan Mekanikal
Elektrikal Plumbing
2 Unit Gedung Paripurna

A. Pekerjaan Struktur
dan Arsitektur
B. Pekerjaan Mekanikal
Elektrikal Plumbing
2. Item dan volume yang akan dijadikan sebagai dasar (target) test case adalah sebagai berikut :

Harga Total Bobot


No Item Pekerjaan Satuan Volume
Satuan Harga (%)
1 Unit Landscape
A. Pekerjaan Sipil
B. Pekerjaan Mekanikal
Elektrikal Plumbing
2 Unit Gedung Paripurna
A. Pekerjaan Struktur
dan Arsitektur
B. Pekerjaan Mekanikal
Elektrikal Plumbing
Jumlah ……….**) ……….*)

Ket : *) : Presentase Test Case untuk pekerjaan utama dan dapat memperkecil keterlambatan
**) : Total Harga Sebagai Cash Flow Test Case
3. Evaluasi kebutuhan peralatan untuk :
 Item Pekerjaan (1) : ………………………
Asumsi Kapasitas : ………………………
Kebutuhan : ………………………
Vol : ……………………….
 Item Pekerjaan (2) : ………………………
Asumsi Kapasitas : ………………………
Kebutuhan : ………………………
Vol : ……………………….
 Item Pekerjaan (3) : ………………………
Asumsi Kapasitas : ………………………
Kebutuhan : ………………………
Vol : ……………………….
 Item Pekerjaan (4) : ………………………
Asumsi Kapasitas : ………………………
Kebutuhan : ………………………
Vol : ……………………….
Untuk mencapai prestasi seperti dalam table diatas, penyedia jasa harus menyediakan :
- ………….unit Dump truck dengan kapasitas ………………. Untuk mengangkut (Item 1,2,3,4)
- Menambah alat ………………… kapasitas …………….
- Menambah alat ………………… (Alat lainnya)

VII. Kesimpulan
1. Cash Flow
Untuk mencapai pada point IV 1 dan 2, penyedia jasa membutuhkan biaya operasional Rp. ……………………/hari
{(Total harga **) dibagi
periode Test Case)}
2. Uji coba dilaksanakan selama …………………..hari mulai tanggal………. s/d ……………Penyedia Jasa PT. …………. Harus
memenuhi target….*)
3. Monitoring akan dilakukan setiap hari kerja dan dilaporkan ke Pengguna Anggaran (PA)
4. Peralatan :
- Menambah alat berupa ………………... Kapasitas ……….., jumlah ………………...Unit
- Menambah alat ……………………………. (Peralatan lainnya)
- Dump Truck …………………… unit
5. Sanksi
Apabila tidak dapat memenuhi program uji coba, maka akan diadakan Show Cause Meeting tingkat ……………………..

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Penyedia Jasa Konsultan Pengawas Pengawas Lapangan

(…………………) (…………………………….) (……………………………………)

Pejabat Pembuat Komitmen

(…………………………………………..)
Berita Acara Show Cause Meeting
Tabel Kemajuan sesuai program uji kemampuan
Daftar Simak Rapat Pembuktian
Tugas dan Tanggung Jawab PPK
1. Mengevaluasi keterlambatan realisasi fisik sesuai jadwal

2. Mengevaluasi factor penyebab keterlambatan

3. Tindak lanjut bila keterlambatan disebabkan keadaan kahar

4. Tindak lanjut bila keterlambatan disebabkan faktor PPK

5. Tindak lanjut bila keterlambatan disebabkan oleh faktor penyedia barang/jasa

a. waktu dan mobilisasi

b. ketersediaan material

c. kelengkapan peralatan

d. kelengkapan personil

e. hubungan dengan pihak ketiga


6. Membuat peringatan tertulis kepada penyedia barang /jasa perihal keterlambatan

7. Menetapkan Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting) antara lain: waktu pelaksanaan scm,

menetapkan agenda rapat, membuat undangan scm

8. Menyelenggarakan Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting)

a. memimpin rapat pembuktian

b. membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai dan jenis pekerjaan

yang harus dilaksanakan penyedia barang/ jasa dalam periode tertentu uji coba

9. Menetapkan Uji Coba (Test Case)

10.Mengadakan monitoring dan evaluasi terhadap capaian kemajuan fisik pada akhir waktu yang

ditentukan

11. Membuat surat peringatan bila realisasi kemajuan fisik tidak tercapai
Konsultan Pengawas (Direksi Teknis)

• Mempersiapkan materi untuk rapat pembahasan


• Menghadiri rapat Show Cause Meeting
• Mengevaluasi keterlambatan realisasi fisik sesuai jadwal
• Mengevaluasi factor penyebab keterlambatan
• Membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai dan jenis pekerjaan yang harus
dilaksanakan penyedia jasa dalam periode tertentu/ uji coba
• Mengadakan monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian kemajuan fisik pada akhir waktu yang telah
ditentukan
• Mengadakan monitoring dan evaluasi hal pencapaian kemajuan fisik uji coba
Kontraktor
• Mempersiapkan materi untuk rapat pembahasan

• Menghadiri rapat Show Cause Meeting

• Menjelaskan faktor penyebab keterlambatan

• Membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai dan jenis pekerjaan

yang harus dilaksanakan penyedia jasa dalam periode tertentu/uji coba


• Menjelaskan rencana kegiatan/metode pelaksanaan pada masa uji coba

• Menjelaskan rencana pengadaan peralatan dan material untuk kegiatan uji coba
SURAT PERINGATAN

Nomor : …..…………….,
…………..20…
Lampiran : Kepada Yth.

Perihal : Peringatan I/II/III ……………………………………


di…………………………………

Sehubungan dengan evaluasi hasil Uji Coba/Test Case ke I /ke II /ke III pekerjaan pada
Paket……………….dan dinyatakan telah gagal memenuhi target uji coba dengan hasil keterlambatan……..%
serta sisa waktu pelaksanaan tinggal…….hari kalender. Maka dengan ini memperingatkan saudara untuk
segera melakukan percepatan pekerjaan untuk mengatasi keterlambatan capaian pekerjaan dan sekaligus
mengundang saudara untuk hadir pada Rapat Pembuktian/Show Cause Meeting Tahap II/III, yang akan
diselenggarakan pada : Hari :……………………….. Tanggal :……………………….. Jam :…………....sd selesai Tempat :
……………………….. Mengingat pentingnya rapat ini maka diharapkan saudara hadir tepat waktu dan dan
menjelaskan rencana kerja untuk mengatasi keterlambatan tersebut. Demikian disampaikan, atas perhatian
dan kerja samanya diucapkan terima kasih.

Pejabat Pembuat Komitmen

(……………………………….)
NIP.
Tembusan :
1. PA
SURAT PEMUTUSAN KONTRAK
…..…………….,…………..20…
Nomor: Kepada Yth.
Lampiran:
Perihal : Pemutusan Kontrak …………………………………… di…………………………………

Sehubungan dengan pekerjaan………………………sesuai Surat Perjanjian (Kontrak) Nomor:…… tanggal……..dan Perubahan Surat Perjanjian (Kontrak)
Nomor:…….. tanggal…….., Surat Peringatan ke….Nomor:……..tanggal ……yang menyebutkan apabila sampai dengan tanggal…….tidak terpenuhi
kewajiban penyedia sebesar prestasi……………….akan dikenakan pemutusan perjanjian(kontrak) dan memperhatikan ketentuan/hal pemutusan
kontrak :
1. Perpres 12 Th. 2021 Tentang perubahan atas perpres 16 th 2018 ttg PBJ Pemerintah
2. Perlem LKPP nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan PBJ Pemerinta melalui penyedia
3. Peraturan LKPP Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Pembinaan pelaku usaha Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
4. Ketentuan pemutusan kontrak dalam Surat Perjanjian (Kontrak) Pekerjaan Nomor:….. tanggal…..pada pasal….. yang tertulis
“……………………………………”
Berdasarkan hal-hal diatas, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sebagai PIHAK KESATU dari kontrak tersebut melakukan pemutusan kontrak dengan
PIHAK KEDUA dengan penjelasan sebagai berikut :
5. Dalam waktu sampai dengan tanggal……………agar segera dilakukan demobilisasi dan serah terima sesuai progress pekerjaan.
6. Pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA yang dapat dinilai akan dibayar sesuai ketentuan kontrak, dan untuk itu PIHAK KEDUA
agar segera mengajukan penagihan pembayaran sesuai ketentuan kontrak mengenai pembayaran. Sebelum pembayaran dilakukan, PPK akan
meminta audit kepada APIP
7. Uang muka yang telah diterima akan diperhitungkan terhadap penagihan dan atau dilakukan pencairan jaminan uang muka.
8. Jaminan Pelaksanaan telah dicairkan dan disetorkan ke Kas Daerah.
9. Terhadap pemutusan kontrak yang diakibatkan oleh kesalahan Penyedia ini, penyedia akan diusulkan untuk dimasukan dalam daftar hitam.
Demikian disampaikan, untuk dilaksanakan.
Pejabat Pembuat Komitmen
(……………………………….)
NIP.
Tembusan :
Apa Langkah dari PPK setelah memutus kontrak?

PPK memutus kontrak yang disebabkan kesalahan penyedia


barang/jasa yang tidak dapat menyelesaikan seluruh
pekerjaan sesuai dengan yang diperjanjikan dalam kontrak,
maka kepada penyedia dikenakan sanksi. Sanksi tersebut
diatur dalam SSUK yang menyatakan bahwa : Dalam hal
pemutusan kontrak dilakukan pada masa pelaksanaan
karena kesalahan penyedia:
a. Jaminan pelaksanaan dicairkan
b. Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia barang/jasa
atau jaminan
uang muka dicairkan
c. Penyedia barang/jasa membayar denda keterlambatan
apabila ada, dan
d. Penyedia barang/jasa dimasukkan dalam daftar hitam

Dalam hal dilakukan pemutusan kontrak secara sepihak


karena kesalahan penyedia, maka Pokja pemilihan dapat
menunjuk pemenang cadangan berikutnya pada pekerjaan
yang sama atau penyedia yang mampu dan memenuhi
syarat (modul 5 JK mengelola kontrak PBJ, hal 82)
S O P
Serah Terima Pekerjaan
Dasar Hukum

PASAL 57 PERPRES 12/2021

(1) Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam Kontrak,
Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk serah terima barang/jasa.
(2) PPK melakukan pemeriksaan terhadap barang/jasa yang diserahkan.
(3) PPK dan Penyedia menandatangani Berita Acara Serah Terima.
PENYEDIA

PASAL 17 AYAT (2) PERPRES 12/2021

Penyedia bertanggung jawab atas:


a. pelaksanaan Kontrak;
b. kualitas barang/jasa;
c. ketepatan perhitungan jumlah atau volume;
d. ketepatan waktu penyerahan; dan
e. ketepatan tempat penyerahan.
TAHAP PENYELESAIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMELIHARAAN

Masa
PHO Pemeliharaan FHO Periode
Akhir Kontrak
Pekerjaan Permintaan Serah Berita Pembayaran Pekerjaan Permintaan
selesai 100% Terima Pertama Acara 95% dari kontrak, 5% Serah Terima
Pekerjaan PHO Jaminan Pemeliharaan Akhir
Pekerjaan
Kontraktor ke PPK PPK dan PPK dan Kontraktor
Kontrakt PPK/Personil
or PPK

er
Perlaksanaan
Pelaksanaan
Pemeriksaan
Pemeliharaan Pekerjaan
Pekerjaan Pemeriksaan Berita PembayaraN
/
PPK – Pegawasan Penyerahan Kontraktor Pemeliharaan Acara Pengembalia
(Fungsi) FHO n Jaminan
Pekerjaan Pekerjaan Pemeliharan
PPK/Personil PPK dan PPK dan
Kontraktor Kontraktor
PPK
PPK ke
PA/KPA Penyerahan
Tidak
Perbaikan Pekerjaan
Pekerjaan
Cek Cek
Ya
PPK ke PA/KPA
Kontraktor
Perbaikan
Pemeriksaan
Pekerjaan Administrasi
Hasil Pekerjaan
Kontraktor
PA/KPA-PPHP

BA Serah Terima
Pekerjaan ke
PA/KPA
PPK dan PPHP
TAHAP SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN

1. Serah Terima Pekerjaan adalah kegiatan penyerahan


pekerjaan yang telah selesai 100% dari Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi kepada Pengguna Jasa dalam kondisi
dan standar sebagaimana disyaratkan dalam kontrak;
2. Pernyataan pekerjaan selesai 100% berdasarkan
rekomnedasi dari Direksi Lapangan/Konsultan MK yang
disampaikan kepada PPK;
3. Rekomendasi Direksi Lapangan/Konsultan MK dikeluarkan
berdasarkan hasil verifikasi lapangan dari Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas;
4. Isi surat rekomendasi Direksi Lapangan/Konsultan MK
mencakup tanggal tentatif pekerjaan selesai 100%, daftar
cacat mutu dan kekurangan (jika ada);
5. Berdasarkan rekomendasi dari Direksi Lapangan/Konsultan
MK, PPK melakukan Serah Terima Pertama Pekerjaan.
Hasilnya dituangkan dalam berita acara serah terima
pertama pekerjaan.
TAHAP SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN

Pekerjaan 100%
Permohonan BAST
Pekerjaan oleh Laporan Hasil Pekerjaan
Kontraktor Pengawasan dari 100% (PHO)
PPK Menugaskan
Pengawas sesuai
Pengawasan
Pekerjaan Kontrak
Pekerjaan

Pelaksanaan
Konstruksi

Penyusunan
Pemeriksaan Perbaikan Verifikasi BA ST
Cacat Mutu Cacat Mutu Mutu oleh Pekerjaan
Pengawasan
Pekerjaan
SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN
(Final Hand Over/FHO)

Permohonan BAST
Akhir Pekerjaan oleh
PHO Kontraktor PPK menugaskan
Tim untuk FHO
Memeriksa

Proses PHO

Verifikasi Penyusunan BAST


Pemeliharaan Akhir Pekerjaan
(Fungsi ) Pekerjaan)
a. Pengujian Akhir Pekerjaan (Test on Completion)

1. Dalam rangka menerima hasil pekerjaan, PPK memerintahkan Direksi


Teknis/Konsultan Pengawas untuk melakukan pemeriksaan dan
pengujian terhadap hasil pekerjaan.

2. Sebelum pelaksanaan pengujian akhir pekerjaan, Direksi


Teknis/Konsultan Pengawas harus memberitahukan kepada PPK tentang
jadwal pelaksanaan pengujian yang telah disepakati dengan Penyedia
Jasa Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi

3. Sebelum tanggal pelaksanaan pengujian, Penyedia Jasa Pekerjaan


Konstruksi harus memeriksa dokumentasi pengendalian mutu (quality
control-QC)
a. Pengujian Akhir Pekerjaan (Test on Completion)

4. Kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Direksi Teknsi/Konsultan


Pengawas dalam pengujian pada akhir pekerjaan :

Mengecek kesesuaian Evaluasi dari semua Direksi Teknis/Konsultan


kinerja secara dokumen terlaksana Pengawas mengevaluasi
keseluruhan dari (as-built document) dokumentasi dari quality
pekerjaan final yang Pengujian sampel assurance (QA) Penyedia
yang menunjukkan
telah selesai dengan random minimum Jasa Pekerjaan
bahwa seluruh
Konstruksi untuk
seluruh persyaratan oleh Direksi pekerjaan telah sesuai
menyakitnkan bahwa
dalam kontrak Teknis/Konsultan dengan persyaratan
seluruh pekerjaan telah
maupun kesesuaian Pengawas (bila pekerjaan dan seluruh selesai sesuai dengan
maksud dari diperlukan) laporan ketidaksesuaian persyaratan pekerjaan
desain/gambar, (Non-confarmance dan seluruh laporan
sebagai contoh Reports/NCR) telah ketidakasesuaian telah
dimensi, ketinggian dll diselesaikan diselesaikan

A B C D
a. Pengujian Akhir Pekerjaan (Test on Completion)

5. Pemeriksaan dan uji fungsi, PPK dan Direksi Teknis/Konsultan Pengawas dapat
mengacu spesifikasi yang ada.
Apabila hasil pemeriksaan terhadap cacat mutu dan uji fungsi belum sesuai, maka
PPK berhak menunda persetujuan BA Serah Terima pekerjaan dan Penyedia Jasa
wajib melakukan perbaikan terhadap hasil pekerjaan sesuai pada kontrak

6. Apabila hasil pemeriksaan telah sesuai dengan


ketentuan yang tercantum dalam Kontrak maka PPK 7. Setelah penandatangan BAST Pekerjaan PPK
dan Penyedia Jasa menandatangani Berita Acara Serah menyerahkan hasil pekerjaan kepada PA/KPA.
Terima (BAST) Pertama Pekerjaan (berita acara PHO)

8. Apabila hasil pemeriksaan administrasi ditemukan


ketidaksesuaian/kekurangan, maka PA/KPA memerintahkan PPK untuk
memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan dokumen administratif. Hasil
pemeriksaan administratif dituangkan dalam berita acara.
b. Rencana Pemeliharaan

1 Setelah pelaksanaan PHO, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus


menjaga kondisi hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan dalam kurun
waktu yang telah ditentukan dalam kontrak.

2 Selama masa pemeliharaan, dibentuk Tim Pemeliharaan yang terdiri dari Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi dan Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.

3 Sebelum dimulainya masa pemeliharaan, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus


menyerahkan program kerja/rencana kegaitan yang akan dilakukan dalam rangka
melaksanakan pemeliharaan, paling sedikit mencakup kegiatan :

a. Pemeriksaan
Kegiatan/tindakan yang dilakukan untuk memastikan apakah
komponen/item/fungsi hasil pekerjaan masih sesuai dengan spesifikasi
b. Pelaksanaan Pmeliharaan dan Perbaikan
Kegaitan/tindakan yang dilakukan untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan
untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan suatu komponen/item/fungsi
hasil pekerjaan
b. Rencana Pemeliharaan

4 Komponen-komponen yang harus dipelihara serta mekanisme


pemeliharaannya, disesuaikan dengan yang tercantum dalam Manual
Operasi dan Pemeliharaan yang harus diserahkan pada saat PHO.

5 Dokumen rencana pemeliharaan diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan


MK
c. Penerbitan Beriat Acara Serah Terima (BAST)
Pertama Pekerjaan

Pada saat pekerjaan telah selesai 100%, Penyedia Jasa


1 Pekerjaan Konstruksi engajukan
11 permohonan Berita Acara
Serah Terima Pekerjaan kepada Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas.

2 PPK akan memeriksa hasil


11 pekerjaan terlebih dahulu,
sebelum mengeluarkan/memandatangani BAST Pekerjaan.

Hasil pemeriksanaan akan ditindaklanjuti dengan


pemberitahuan kepada Penyedia Jasa Pekerjaan Konstuksi
3 11
hal-hal yang harus diselesaikan/diperbaiki oleh Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi agar hasil pekerjaan sesuai
dengan persyaratan dalam kontrak
c. Penerbitan Berita Acara Serah Terima (BAST)
Pertama Pekerjaan

Sebelum mengeluarkan BAST pekerjaan, Direksi


4 11harus memperhatikan hal-hal
Teknis/Konsultan Pengawas
sebagai berikut :

a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi telah menyerahkan


dokumen-dokumen yang dipersyaratkan (antara lain:
manual operasi dan pemeliharaan)

b. Telah dilakukan pengujian terhadap hasil pekerjaan


sesuai dengan persyaratan dalam kontrak (baik pengujian
terhadap standard mutu maupun kinerja/fungsi)
c. Penerbitan Berita Acara Serah Terima (BAST)
Pertama Pekerjaan

Setelah Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi menyelesaikan


5 kewajibannya, Direksi11
Teknis/Konsultan Pengawas
melaporkan hasil pemeriksaan kepada PPK.

Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan telah sesuai


6 dengan ketentuan dalam Kontrak,
11 maka PPK dan Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi menandatangani BAST Pertama
Pekerjaan

BAST Pertama Pekerjaan :


7 a. Tanggal difinitif11pekerjaan selesai 100%
b. Rencana tanggal serah terima akhir pekerjaan
c. Tanggal berita acara serah terima pertama pekerjaan
Contoh Dokumen SOP
Serah Terima Pertama Pekerjaan (P1)
FORMAT BA PEMERIKSAAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
CONTOH
FORMAT BA PEMERIKSAAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
CONTOH

c. Laporan pelaksanaan pengawasan dari konsultan pengawas ke PPK


FORMAT BA PEMERIKSAAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
CONTOH
FORMAT SURAT PERNYATAAN REKANAN
CONTOH
FORMAT PERNYATAAN PENYEDIA JASA KONSTRUKSI TERKAIT PERBAIKAN CACAT MUTU
CONTOH
FORMAT BERITA ACARAS ERAH TERIMA PENYEDIA JASA KEPADA PPK
CONTOH
FORMAT BERITA ACARAS ERAH TERIMA PENYEDIA JASA KEPADA PPK
CONTOH
FORMAT BA SERAH TERIMA PEKERJAAN KONSTRUKSI DARI PPK KE PA
CONTOH
FORMAT BA SERAH TERIMA PEKERJAAN KONSTRUKSI DARI PPK KE PA
CONTOH
MELAKUKAN EVALUASI KINERJA
PENYEDIA BARANG/JASA
SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN
Contoh reward:
1. Repeat order.
2. Terundang dalam tender cepat
3. Menjadi pertimbangan dalam
pengadaan langsung
Penyelesaian Sengketa Kontrak
k
Penyelesaian sengketa kontrak antara PPK dan Penyedia dalam
pelaksanaan kontrak dapat dilakukan melalui:
a
n tr
Ko

⮚ Layanan penyelesaian sengketa kontrak;


⮚ Arbitrase;
⮚ Dewan Sengketa Konstruksi;
DAFTAR
HITAM atau
⮚ Penyelesaian melalui pengadilan.
NASIONAL

LKPP menyelenggarakan layanan penyelesaian


sengketa kontrak

Dewan Sengketa Konstruksi diatur melalui peraturan Menteri


yang membidangi pekerjaan umum dan perumahan rakyat
MITIGASI RISIKO PBJ PADA BULAN DESEMBER

3
Memalsukan Berita Acara
Serah Terima (BAST)
2 pekerjaan.

Melanjutkan pekerjaan pada


“JANGAN
tahun anggaran berikutnya DILAKUKAN”
1 sesuai ketentuan peraturan
Perundang-undangan yang
Memutuskan kontrak secara ada
sepihak sejak berakhirnya
kontrak di bulan Desember
karena penyedia
wanprestasi
“ SEBELUM MENGAMBIL TINDAKAN HENDAKNYA
PPK DAPAT MERUJUK PADA REFERENSI

PERATURAN YANG ADA

Dalam Perpres 12 th 2021 pasal 56 ayat (1), (2) dan (3) menyatakan sebagai berikut:
 
Ayat (1) : "Dalam hal Penyedia gagal menyelesaikan pekerjaan sampai masa pelaksanaan Kontrak berakhir, namun
PPK menilai bahwa Penyedia mampu menyelesaikan pekerjaan, PPK memberikan kesempatan Penyedia untuk
menyelesaikan pekerjaan“.
APABILA PPK MEMILIKI KETERBATASAN TENTANG TEKNIS PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN
HENDAKNYA PPK MEMINTA PENDAPAT TEKNIS SESUAI DENGAN JENIS PEKERJAANNYA.
 
Ayat (2) : "Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dimuat dalam adendum kontrak yang didalamnya mengatur waktu penyelesaian pekerjaan, pengenaan sanksi denda
keterlambatan kepada Penyedia, dan perpanjangan Jaminan Pelaksanaan“

Ayat (3) : "Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dapat melampaui Tahun Anggaran"
Perlu dilakukan addendum:
APABILA PPK Berkaitan dengan masa kontrak (TTd kontrak
MEMBERIKAN sd. FHO) dan masa pelaksanaan kontrak (ttd
kontrak sd PHO), termasuk memperpanjang
KESEMPATAN jaminan pelaksanaannya

DALAM pencantuman sumber anggaran tahun


berikutnya atas sisa pekerjaan yang akan
PELAKSANAAN diselesaikan;
PEKERJAAN Penyedia wajib membuat surat pernyataan
kesanggupan menyelesaikan sisa pekerjaan;
Penyedia tetap dikenakan denda
keterlambatan sebesar 1/1000 x jumlah hari,
CONTOH SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN

 YANG BERTANDA TANGAN DI BAWAH INI:


NAMA : ANDREAS
JABATAN : DIREKTUR UTAMA
BERTINDAK ATAS NAMA : PT MAJU JAYA
NPWP : 01.987.321…..
ALAMAT : JL. NGAGEL JAYA 1 SURABAYA
NO TEL : 031 2334444
 
SEHUBUNGAN DENGAN PENGURUSAN SURAT SURAT KENDARAAN DALAM PENGADAAN MOBIL IMPORT PADA DPU,
BERSAMA INI KAMI MENYATAKAN
1. KAMI SEBAGAI PENYEDIA SANGGUP MENYELESAIKAN SURAT-SURAT KENDARAAN MOBIL…
2. KAMI SEBAGAI PENYEDIA SANGGUP MENYELESAIKAN SURAT-SURAT KENDARAAN MOBIL DALAM WAKTU PALING LAMA
50 HARI KALENDER SEJAK BERAKHIRNYA MASA PELAKSANAAN PEKERJAAN. ATAU MENGACU KEPADA PERMENKEU
243/PMK.05/2015. SELAMA 90 HK
3. KAMI SEBAGAI PENYEDIA BERSEDIA DIKENAKAN DENDA ATAS KETERLAMBATAN PENYESELAIAN PEKERJAAN
4. KAMI SEBAGAI PENYEDIA TIDAK MENUNTUT DENDA/BUNGA APABILA TERDAPAT KETERLAMBATAN PEMBAYARAN ATAS
PENYELESAIAN PENGURUSAN SURAT KENDARAAN YANG DIAKIBATKAN OLEH KETERLAMBATAN PENYELESAIAN REVISI
ANGGARAN, Termasuk apabila tidak dibayar kalau tidak ada PERKADA.
DEMIKIAN SURAT PERNYATAAN INI DIBUAT DAN DITANDA TANGANI UNTUK DIPERGUNAKAN SEBAGAIMANA MESTINYA
 
MADIUN, 4 DESEMBER 2021
YANG MEMBUAT
PENYEDIA
 
PENGADUAN OLEH MASYARAKAT

Pelapor
(Masyarakat, Penyedia,
Pelaku Usaha) Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP)

Menindaklanjuti pengaduan melalui audit,


Aparat Penegak Hukum reviu, pemantauan, atau evaluasi
(APH)/Instansi yang
Berwenang Melaporkan tindak lanjut pengaduan

Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah

Laporan berindikasi KKN yang merugikan


keuangan negara

Pasal 77

Perpres 12 2021
PELAYANAN HUKUM BAGI PELAKU PBJ

DAFTAR
HITAM
1. Pelaku pengadaan (PA/KPA/PPK/PP/Pokja Pemilihan)
NASIONAL

yang terkena permasalahan hukum terkait PBJ wajib


diberikan pelayanan hukum oleh K/L/Pemda
2. Pelayanan hukum diberikan sejak proses penyelidikan
hingga tahap putusan pengadilan
Pelayanan 3. Penyedia, ormas, pokmas penyelenggara swakelola, dan
Hukum pelaku usaha sebagai Agen Pengadaan tidak termasuk
dalam daftar pelaku pengadaan yang mendapatkan
pelayanan hukum dari K/L/Pemda

Pasal 84

Perpres 12 2021
ARAHAN JAKSA AGUNG
Thank you

Anda mungkin juga menyukai