Anda di halaman 1dari 6

KERTAS KERJA PROYEK PERUBAHAN

PEMELIHARAAN PERANGKAT SMFR DI BALMON KELAS II


PEKANBARU MENUJU ISO 9001

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan lingkungan global dan perkembangan teknologi
telekomunikasi yang berlangsung sangat cepat telah mendorong
terjadinya perubahan mendasar, melahirkan lingkungan
telekomunikasi yang baru, dan perubahan cara pandang dalam
penyelenggaraan dan penggunaan telekomunikasi.
Spektrum frekuensi radio merupakan salah satu sumber daya
alam yang terbatas yang merambat di udara, sebagai sumber daya
akan diusahakan agar sumber daya tersebut dapat menghasilkan
manfaat yang semaksimal mungkin untuk masyarakat.
Sebagai sumber daya alam terbatas spektrum frekuensi radio
merupakan salah satu bagian penting dari media penyampaian
informasi telekomunikasi, diharapkan penggunaan spektrum frekuensi
radio harus sesuai dengan peruntukannya serta tidak saling
menganggu.
Dalam hal pengelolaan spektrum frekuens radio sebagai
sumber daya alam terbatas memerlukan mekanisme yang penting
untuk memastikan bahwa sumber daya frekuensi ini dapat digunakan
secara efisien dan efektif oleh pengguna frekuensi radio mengingat
sifat spektrum frekuensi radio dapat merambat ke segala arah tanpa
mengenal batas wilayah negara.
Dengan meningkat dan semakin kompleksnya penggunaan
spektrum frekuensi radio sebagai peralatan monitoring dan fasilitas
lainnya yang digunakan dalam industri telekomunikasi. Penggunaan
frekuensi radio sangat besar manfaat, Menurut Laporan Tahunan

1
Ditjen SDPPI pada tahun 2014 Direktorat Jenderal SDPPI berhasil
mencatat Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNPB) melebihi target,
yaitu sebesar 128%. Secara riil, PNPB Direktorat Jenderal
SDPP adalah sebesar Rp 12.798.095.161.622. Angka ini
jauh melampaui target sebesar Rp 9.953.131.214.574 .
Sementara itu potensi penerimaan PNBP di Balmon Kelas II
Pekanbaru berdasarkan data SIMS UPT Pekanbaru bulan Juli 2015
data penggunaan frekuensi radio di Propinsi Riau Daratan sebanyak
14.000 Stasiun dan memiliki potensi penerimaan PNBP BHP sebesar
Rp. 317.713.485.000,- (Tiga ratus tujuh belas Milyar Tujuh ratus tiga
belas juta empat ratus delapan puluh lima ribu rupiah), kalau dilihat
jumlah angka potensi PNBP yang bisa dihasilkan di Propinsi Riau
Daratan adalah 2,5% (dua koma lima persen) dari jumlah PNBP yang
diperoleh oleh Ditjen SDPPI selama tahun 2014.
Melihat potensi yang sangat besar tersebut untuk itu
diperlukan strategi sistem Pengawasan dan pengendalian Spektrum
Frekuensi Radio dengan dukungan fasilitas perangkat monitoring
frekuensi radio yang selalu siap beroperasi selama 24 jam.
Dalam rangka pengawasan dan pengendalian penggunaan
sumber daya alam terbatas dimaksud diperlukan suatu sarana media
yang dapat mengawasi, memonitoring dan mengukur penggunaan
dari spektrum frekuensi radio tersebut yaitu dengan menggunakan
infrastruktur media perangkat Stasiun Monitoring Frekuensi Radio
(SMFR) yang saling terintegrasi antara satu dengan yang lainnya .
Dengan kebutuhan perangkat monitoring yang handal,
dibutuhkan strategi pemeliharaan yang harus dimiliki dan menjadi
keharusan didalam mendukung sistem Pengawasan dan pengendalian
Spektrum Frekuensi Radio.
Guna optimalisasi pengawasan dan pengendalian spektrum
frekuensi radio tersebut Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi
telah membuat suatu regulasi payung hukum untuk mengawasi

2
penggunaan spektrum frekuensi radio tersebut, sebagaimana yang
tertuang dalam Permen Kominfo Nomor : 03 Tahun 2011
tentang Organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis bidang
monitor spektrum frekuensi radio. Bahwa Balai Monitor Kelas II
Pekanbaru merupakan Unit Pelaksana Teknis adalah satuan kerja
yang bersifat mandiri dilingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya
dan Perangkat Pos dan Informatika (Pasal 1), UPT Pekanbaru
melalui salah satu UPT di Ditjen SDPPI mempunyai Tugas pokok
melaksanakan Kegiatan Pemeliharaan dan Perbaikan (Pasal
2) dengan menyelenggarakan fungsi Pemeliharaan Perangkat
Monitor Spektrum Frekuensi Radio (Pasal 3 huruf a) sehingga
diharapkan dapat terwujudnya perangkat yang memadai dan
perangkat yang siap digunakan 100%. (RPJMN 2014-2019
Direktorat Pengendalian SDPPI).
Pemeliharaan perangkat monitor spektrum frekuensi radio di
Balmon Kelas II Pekanbaru sangat penting, hal ini guna mendukung
kegiatan tusi utama dari Balmon Kelas II Pekanbaru yaitu melakukan
pengawasan dan pengendalian spektrum frekuensi radio, sehingga
kelancaran proses pengawasan dan pengendalian penggunaan
spektrum frekuensi radio di wilayah kerja Balmon Kelas II Pekanbaru
lebih efektif .

B. Area Proyek Perubahan


Balai Monitor Kelas II Pekanbaru mempunyai wilayah kerja
pengawasan dan pengendalian spektrum frekuensi radio meliputi 2
(dua) Kota dan 10 (sepuluh) Kabupaten yang tersebar di wilayah
propinsi Riau Daratan. Penyelenggaraan fungsi pengawasan dan
pengendalian pada Kantor Balmon Kelas II Pekanbaru dipimpin1
(satu) Kepala Balai Monitor dan 2 (dua) Kepala Seksi, yaitu Kepala
Seksi Pemantauan dan Penertiban dengan 8 (delapan) orang
personil, sementara itu Seksi Operasional Pemeliharaan dan

3
Perbaikan untuk melaksanakan tugas Pelayanan dan Pemeliharaan
sebanyak 4 (empat) personil yang terbagi atas 2 (dua) orang yang
bertugas pelayanan dan 2 (dua) orang bertugas melaksanakan
pemeliharaan perangkat monitoring dengan jumlah perangkat 5
(lima) site stasiun monitoring tetap perangkat SMFR dan 5 (lima)
mobil monitoring serta 5 (lima) perangkat portabel monitoring dapat
dikatakan kerja pemeliharaan hasilnya tidak akan optimal, mengingat
jumlah personil dibandngkan dengan jumlah perangkat dan luasnya
wilayah kerja yang perlu mendapatkan pengawasan.
Permasalahan yang selalu timbul dalam kegiatan Pemeliharaan
dan Perbaikan perangkat SMFR adalah adalah :
 Kurang optimalnya operasional perangkat SMFR ;
 Lambatnya respon proses perbaikan perangkat SMFR ;
 Pengadaan spare part perangkat yang sering terlambat ;
 Kurangnya fasilitas sarana penunjang perangkat SMFR (catu daya,
lahan, gedung) ;
 Terbatasnya skill sumber daya manusia.
Upaya yang telah dilakukan untuk mendorong optimalisasi
pemeliharaan dan perbaikan perangkat SMFR adalah pemanfaatan
pihak ketiga yang membantu dalam melakukan pemeliharaan,
transfer knowledge, pelatihan pengggunaan perangkat, pelatihan
identifikasi kerusakan perangkat .

C. Ruang Lingkup
Proyek perubahan ini menyangkut kegiatan peningkatan
kualitas manajemen pemeliharaan SMFR yang merupakan bagian
kegiatan dari Balai Monitor Kelas II Pekanbaru (UPT Pekanbaru)
Direktorat Jenderal SDPPI, Pengembangan yang dimaksudkan
menyangkut implementasi SOP Pemeliharaan, sinkronisasi tugas
pusat dan daerah, integrasi Sistem di UPT, dan monitoring perangkat.

4
Direktorat Jenderal SDPPI tetap fokus dalam
Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pengelolaan
Frekuensi Radio (SPFR) yang meliputi Masterplan
Pembangunan dan Pengembangan SPFR sebagai
pondasi pemenuhan terhadap kebutuhan, perkembangan
teknologi dan pengguna frekuensi, Pembangunan Sistem
Monitoring Frekuensi Radio (SMFR) Tahap VI .
Dari hasil Pembangunan dan pengembangan Sistem Monitoring
Frekuensi Radio (SMFR) sampai dengan tahun 2014, Ditjen SDPPI
sudah membangun dan mengembangkan SMFR di wilayah Indonesia
dengan mencakup 33 Propinsi yang sudah memiliki peralatan dan
Sistem Monitoring Frekuensi Radio baik yang secara kesisteman dan
terintegrasi satu dengan yang lain antar Stasiun Monitoring di
beberapa UPT Ditjen SDPPI maupun yang bekerja secara stand alone
maupun portable .

D. Kriteria Keberhasilan
Dalam agenda perubahan yang dicanangkan oleh
pemerintahan Jokowi- JK, melalui program nawacita terdapat tiga
jalan perubahan antara lain :
1) Menghadirkan negara yang bekerja, melalui pencapaian rasa
aman dan melindungi, pemberantasan korupsi dan penegakan
hukum serta pelayanan publik;
2) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan ;
3) Membangun revolusi karakter bangsa.

Dalam mensukseskan Visi Misi Presiden Jokowi, Kementerian


Komunikasi dan Informatika dalam mendukung salah satu agenda
perubahan yaitu menghadirikan negara yang bekerja, membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah daerah dan desa

5
dalam rangka negara kesatuan. Salah satu upaya pencapaiannya
dilaksanakan melalui pemberantasan korupsi dan penegakan hukum,
telah menjabarkannya dalam program prioritas dengan sasaran
kebijakan peningkatan peran Kementerian Komunikasi dan
Informatika dalam rangka penegakan Hukum. Salah satu strategi
yang diterapkan adalah melakukan pencegahan dan peningkatan
pengawasan dan pengendalian penggunaan spektrum frekuensi
radio.
Pelaksanaan kegiatan pencegahan dan peningkatan
pengawasan penggunaan spektrum frekuensi radio dalam
mendukung program pemerintah diatas merupakan bagian yang
menjadi tugas dan fungsi utama Balai Monitor Kelas II Pekanbaru
sebagai salah garda terdepan Kementerian Kominfo di daerah dalam
hal penegakan hukum di propinsi Riau daratan.
Dalam rangka mendukung kegiatan pengawasan dan
pengendalian frekuensi radio tersebut diperlukan perangkat
monitoring yang selalu siap dioperasikan kapanpun selama 24 jam
khususnya untuk melakukan monitoring frekuensi radio di Kota
Pekanbaru dan daerah Perbatasan dengan negara tetangga Malaysia.
Dengan memperhatikan beberapa kendala di atas, maka perlu
dilakukan inovasi dalam penyelenggaraan pemeliharaan perangkat
SMFR. Solusi-solusi inovatif ini yang akan dikembangkan melalui
Proyek Perubahan adalah melakukan Pemeliharaan perangkat
stasiun monitoring frekuensi radio (SMFR) di Balai Monitor
Kelas II Pekanbaru menuju standar ISO 9001.

Anda mungkin juga menyukai