Anda di halaman 1dari 83

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN


BALAI PELAKSANA PENYEDIAAN PERUMAHAN SULAWESI I
SATUAN KERJA PENYEDIAAN PERUMAHAN
PROVINSI GORONTALO

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI
PROVINSI GORONTALO

LOKASI :
KABUPATEN POHUWATO
PROVINSI GORONTALO

TAHUN ANGGARAN 2021


BAGIAN I
PERSYARATAN UMUM DAN PEKERJAAN PENDAHULUAN

PASAL 1
PERSYARATAN UMUM

1.1. Latar Belakang


Pada tahun 2020, Presiden telah menginstruksikan kepada seluruh Kementerian/Lembaga
melalui Inpres Nomor 4 tahun 2020 untuk melakukan refocusing anggaran bagi penanganan
krisis kesehatan sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 telah berdampak
pula pada pelaksanaan pembangunan TA 2021 Direktorat Rumah Khusus, sehingga harus
dilakukan refocusing. Mengacu pada PP Nomor 43 Tahun 2020 tentang Perubahan atas PP
Nomor 23 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam
Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian
Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional, salah
satu kebijakan yang telah dilakukan pemerintah dan akan dilanjutkan tahun 2021 ini adalah
Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Salah satu strategi pelaksanaan Program PEN
yang sudah berjalan adalah Padat Karya Tunai (PKT). Program PKT merupakan program
pemberdayaan masyarakat, khususnya yang miskin dan marginal, bersifat produktif yang
mengutamakan pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja, dan teknologi lokal untuk
menambah pendapatan, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Skema PKT pada Pembangunan Rumah Khusus ini merupakan kegiatan pemberdayaan 1
pekerja lokal (tenaga kerja unskilled) untuk setiap pembangunan 1 unit rumah khusus. Pekerja
lokal ini harus berasal dari masyarakat setempat yang dibuktikan dengan KTP lingkup
Kabupaten dan masih bersifat produktif dalam proses pelaksanan pembangunan dan nantinya
akan diberikan upah/pendapatan secara tunai dan berkala. Adapun calon penyedia jasa akan
menyediakan sekitar 3 orang tenaga kerja skilled dengan klasifikasi keahlian setingkat tukang
pada setiap 1 unit pembangunan rumah khusus.
Pembangunan Rumah Khusus dengan skema PKT ini, mulai TA 2021 ditargetkan untuk
mengadopsi rancang bangun rumah dengan basis kearifan lokal dan rancang Tapak
Perumahan yang berwawasan lingkungan. Rumah berbasis kearifkan lokal berarti
memanfaatkan potensi alam, budaya, adat istiadat serta gaya hidup (kebiasaan) masyarakat
setempat sehingga menghasilkan keseimbangan antara budaya penghuni dengan bentuk
rumah yang ditempati.
Lewat program Pembangunan Rumah Khusus Padat Karya Tunai berkearifan lokal ini yang
disertai dengan PSU ini, diharapkan dapat memberikan multiplier effect terhadap banyak
sektor masyarakat. Dengan terlaksananya kegiatan ini, Kementerian PUPR melalui Direktorat
Jenderal Perumahan sedikit banyak ikut berkontribusi dalam mendukung program pemerintah
dalam pemulihan ekonomi nasional. Selain itu, kegiatan ini sekaligus akan membantu dalam
pemenuhan target penyediaan rumah baru layak huni bagi masyarakat yang membutuhkan
mengurangi backlog kepemilikan rumah.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 Pasal 28 H ayat (1), bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
1
Permukiman menegaskan bahwa rumah adalah satu kebutuhan dasar manusia dalam rangka
peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Saat ini kondisi pemenuhan kebutuhan
perumahan di Indonesia masih belum terealisasi sepenuhnya sebagai akibat dari pertambahan
penduduk setiap tahunnya yang tidak diimbangi dengan ketersediaan perumahan. Direktorat
Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai
Pelaksana Penyediaan Perumahan Sulawesi I dengan unit pelaksana Satuan Kerja Perumahan
Provinsi Gorontalo melakukan pekerjaan Pembangunan Rumah Khusus sebagai bentuk
tanggung jawab negara dalam melindungi segenap bangsa Indonesia dengan melakukan
penyelenggaraan perumahan melalui rumah khusus yang layak bagi kehidupan yang sehat,
aman, harmonis, dan berkelanjutan khususnya bagi Masarakat Berpenghasilan Rendah di
Gorontalo yang berada di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.
Dalam pelaksanaan Pembangunan Rumah Khusus Beserta PSU Padat Karya Tunai Provinsi
Gorontalo, diperlukan adanya tindakan perencanaan terhadap proses pelaksanaan konstruksi
dalam bentuk Detail Engineering Design, yang diharapkan dapat mencapai hasil konstruksi
yang diinginkan sesuai dengan tujuannya baik dari segi mutu dan waktu. Mengingat
kompleksitas permasalahan baik teknis maupun administrasi yang akan dibangun.
a. Identifikasi typology rumah susun serta penganganan sesuai yang dapat dilakukan sesuai
dengan kebutuhan yang ada;
b. Quality dan Quantity Control untuk menjaga kesesuaian perencanaan dengan standar dan
berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan proses serta hasil
pelaksanaan pekerjaan konstruksi pembangunan rumah susun terkait;
c. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi yang tidak pasti dan mengatasi kendala
terbatasnya waktu pelaksanaan;
d. Laporan (opname) Pendahuluan serta Laporan Teknis/Khusus yang diperlukan sebagai
dasar perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Rumah Khusus Beserta
PSU Padat Karya Tunai Provinsi Gorontalo;
e. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem informasi yang baik untuk kemajuan
pekerjaan.

1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran


Maksud dari Maksud dari kegiatan ini adalah mendukung Program Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN) TA 2021 akibat dampak Covid-19 terhadap perekonomian melalui Pembangunan
Rumah Khusus Beserta PSU. Spesifikasi Teknis Pembangunan Pembangunan Rumah Khusus
Beserta PSU Padat Karya Tunai Provinsi Gorontalo ini merupakan petunjuk bagi pelaksanaan
pekerjaan konstruksi terkait yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang
harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas
manejemen pelaksanaan konstruksi. Dalam penugasan ini diharapkan Penyedia Jasa
Konstruksi dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran
yang memadai sesuai spesifikasi dan standar teknis yang tercantum dalam spesifikasi teknis ini.

Tujuan dalam Pekerjaan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Rumah Khusus Beserta


PSU Padat Karya Tunai Provinsi Gorontalo adalah:
a. Terselenggaranya pembangunan rumah khusus beserta PSU berbasis lingkungan dan
kearifan lokal sesuai dengan rencana, tepat waktu dan tepat mutu.
b. Membantu pemulihan ekonomi masyarakat setempat melalui skema PKT (Padat Karya
Tunai).

Sasaran dari kegiatan Pembangunan Rumah Khusus ini adalah:


a. Terarahnya pelaksanaan program pembangunan Rusun Khusus pada khususnya, dan
perumahan permukiman pada umumnya.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
2
b. Terlaksananya pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kegiatan pembangunan
perumahan rumah khusus sejak tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelelangan,
tahap pelaksanaan hingga kesiapan pemanfaatan.
c. Terkendalikannya proses perencanaan konstruksi dan pelaksanaan konstruksi rumah
khusus secara berkualitas, tepat waktu, dalam batas biaya yang tersedia, serta
diselenggarakan secara tertib teknis dan administrasi.
d. Terdokumentasikan dan terinformasikan hasil pelaksanaan kegiatan mulai dari kegiatan
perencanaan (pra konstruksi), saat konstruksi dan sampai pada tahap pasca konstruksi
serta kesiapan pemanfaatannya.
e. Tersusunnya laporan hasil pelaksanaan kegiatan mulai dari persiapan, perencanaan,
pelaksanaan konstruksi sampai pada pelaksanaan konstruksi selesai dan siap untuk
dimanfaatkan serta dikelola.
f. Terlaksananya pekerjaan Pembangunan Rumah Khusus yang berkualitas, tepat waktu,
tepat mutu, dalam batas biaya yang tersedia serta diselenggarakan secara tertib teknis
maupun administrasi kontrak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

1.3. Penerima Manfaat


a. Manfaat Langsung
Penerima Manfaat Langsung adalah Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kabupaten
Pohuwato Provinsi Gorontalo
b. Manfaat Tidak Langsung
Penerima manfaat tidak langsung adalah Pemerintah Daerah, penyedia jasa serta
konsultan dan pemangku kepentingan lainnya yang menjadi mitra kerja.

1.4. Strategi Pencapaian Keluaran


a. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan padat karya pembangunan rumah khusus harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1) Mengutamakan tenaga kerja lokal disekitar lokasi pembangunan rumah khusus;
2) Tenaga kerja ditujukan bagi masyarakat kurang mampu;
3) Jumlah tenaga kerja minimal 4 (empat) orang per 1 (satu) unit rumah yang dibangun,
dengan ketentuan jumlah tenaga kerja membutuhkan keterampilan (skilled labor)
minimal sebanyak 3 (tiga) orang dan tenaga kerja tidak membutuhkan keterampilan
(unskilled labor) minimal 1 (satu) orang;
4) Dalam pembayaran tenaga kerja disesuaikan dengan Upah Minimum
Provinsi/Kabupaten;
5) Menggunakan material lokal sesuai dengan spesifikasi teknis;
6) Lebih mengutamakan tenaga manusia dari pada peralatan mesin;
7) Pembayaran upah dapat dilaksanakan setiap hari atau pada akhir Minggu (hari Sabtu)
disesuaikan dengan situasi di lokasi pekerjaan; serta
8) Metode pelaksanaan lebih lanjut dijelaskan pada BAB selanjutnya dalam Spesifikasi
Teknis ini.
b. Ketentuan Tenaga Kerja
1) Tenaga Kerja Tidak Terampil
Tenaga Kerja Tidak Terampil (Unskilled labor) adalah tenaga kerja yang tidak memiliki
keterampilan, pelatihan, atau pendidikan khusus untuk melaksanakan pekerjaan
bidang ke-PUPR-an, antara lain meliputi kenek, buruh, dengan ketentuan lebih lanjut
sebagai berikut:

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
3
a) Penduduk setempat lokasi pembangunan rumah khusus yang dibuktikan
dengan Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang yang masuk ke dalam satu kabupaten pembangunan
rumah khusus (diutamakan Penerima Manfaat Rumah Khusus);
b) Usia lebih atau sama dengan 18 (delapan belas) tahun;
c) Belum memiliki pekerjaan/masih menganggur;
d) Sehat jasmani dan rohani;
e) Tunduk dan taat terhadap peraturan yang ditetapkan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi/Penyedia Jasa Konsultansi/PPK;
f) Mempunyai etos kerja yang baik
2) Tenaga Kerja Terampil
Tenaga Kerja Terampil adalah Tenaga kerja yang memiliki kualifikasi penuh yang
diperlukan atau memenuhi syarat untuk melaksanakan pekerjaan bidang ke-PUPR-an
baik manual ataupun mekanis pada umumnya terdiri atas pekerja, tukang, mandor
dan kepala tukang, dengan ketentuan lebih lanjut sebagai berikut:
a) Dapat merupakan penduduk setempat lokasi pembangunan rumah khusus yang
dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan yang
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang yang masuk ke dalam satu kabupaten
pembangunan rumah khusus;
b) Usia lebih atau sama dengan 18 (delapan belas) tahun;
c) Belum memiliki pekerjaan/masih menganggur;
d) Sehat jasmani dan rohani;
e) Tunduk dan taat terhadap peraturan yang ditetapkan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi/Penyedia Jasa Konsultansi/PPK;
f) Mempunyai etos kerja yang baik;
g) Memiliki keterampilan dan pengalaman sebagai tukang dalam pembangunan
rumah.
c. Ruang Lingkup
Sesuai dengan latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran di atas, maka kegiatan ini
dibatasi pada ruang lingkup kegiatan Pembangunan Rumah Khusus beserta PSU dengan
metode Padat Karya Tunai adalah sebagai berikut:
1) Pekerjaan Persiapan
2) Pekerjaan Pembangunan Rumah Type 28 Kopel (25 Unit)
a) Pekerjaan Pembersihan & Pengukuran
b) Pekerjaan Struktur
c) Pekerjaan Arsitektur
d) Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal & Plumbing
e) Pekerjaan Utilitas Rumah
f) Pekerjaan Sarana Luar dan Utilitas
3) Pekerjaan Pembangunan Prasarana Sarana dan Utilitas (PSU) Lingkungan
4) Pekerjaan RK3K Konstruksi

1.5. Lokasi Pekerjaan


Lokasi Pekerjaan Pembangunan Pembangunan Rumah Khusus Beserta PSU Padat Karya Tunai
Provinsi Gorontalo ini adalah Desa Bumbulan, Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwato,
Provinsi Gorontalo dengan titik koordinat lokasi 0°29'10.5"N 122°05'24.6"E atau 0.486262,
122.090152.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
4
1.6. Indikator Keluaran & Keluaran
a. Indikator Keluaran (Kualitatif)
Tersedianya rumah khusus yang layak huni beserta PSU bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah di Kabupaten Pohuwato.
b. Keluaran (Kuantitatif)
Terbangunnya Rumah Khusus sebanyak 50 unit.

1.7. Sumber Dana


Biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Pembangunan Rumah
Khusus Beserta PSU Padat Karya Tunai Provinsi Gorontaloadalah sebesar Rp. 7.596.750.000
(Tujuh Milyar Lima Ratus Sembilan Puluh Enam Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)
berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2021 yang
dialokasikan untuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal
Perumahan, yang dibebankan pada Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Gorontalo
Tahun Anggaran 2021.

1.8. Nama dan Organisasi Peja bat Pembuat Komitmen


Dalam pekerjaan Pembangunan Rumah Khusus ini, Pejabat Pembuat Komitmen yang
bertanggung jawab serta bertindak sebagai Pengguna Jasa adalah PPK Rumah Susun dan
Rumah Khusus, yang bertugas pada Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Gorontalo

1.9. Masa Pelaksanaan Pekerjaan


Masa pelaksanaan yang ditentukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini, dihitung sejak Tanggal
Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK sampai dengan Tanggal Penyerahan Pertama
Pekerjaan, adalah selama 78 (Tujuh Puluh Delapan) Hari Kalender, dengan Masa Pemeliharaan
dihitung sejak Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan sampai dengan Tanggal Penyerahan
Akhir Pekerjaan selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender. Rencana pembangunan
akan dimulai pada 1 September 2021 dan akan berakhir pada 17 November 2021.

Bulan ke-
No. Uraian Kegiatan
1 2 3
1. Pembangunan Fisik Rumah Khusus beserta PSU
2. Melakukan koordinasi dan rapat pembahasan secara berkala
3. Serah Terima Pertama (PHO)

1.10. Kualifikasi Badan Usaha


Penyedia Jasa Konstruksi mempunyai kualifikasi dan persyaratan sebagai berikut:
a. Kualifikasi Usaha : K (Kecil)
b. Klasifikasi : Bangunan Gedung
c. Sub-Klasifikasi : Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Hunian Tunggal dan Kopel
(BG001)
“Pekerjaan Pelaksanaan (termasuk di dalamnya pembangunan
baru, penambahan, serta peningkatan) dari bangunan
perumahan yang terdiri dari satu atau dua tempat tinggal
maksimum 2 lantai..”

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
5
1.11. Tenaga dan Sarana Kerja
a. Tenaga Tenaga Ahli/Tenaga Terampil
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. Adapun personal manajerial yang
dipersyaratkan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut.

Pengalaman Sertifikat Kompetensi


No. Jabatan Jurusan/Bidang
Kerja (Tahun) Kerja
SKT Pelaksana
Manajer
1. 3 Tahun Arsitektur/Sipil Bangunan Perumahan/
Pelaksanaan/Proyek
Permukiman (TA 023)
Petugas K3
2. 2 Tahun Arsitektur/Sipil Sertifikat K3
Konstruksi

b. Tenaga Kerja Tidak Terampil


Tenaga Kerja Tidak Terampil (Unskilled labor) adalah tenaga kerja yang tidak memiliki
keterampilan, pelatihan, atau pendidikan khusus untuk melaksanakan pekerjaan bidang
ke-PUPR-an, antara lain meliputi kenek, buruh, dengan ketentuan lebih lanjut sebagai
berikut:
a) Penduduk setempat lokasi pembangunan rumah khusus yang dibuktikan dengan
Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan yang dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang yang masuk ke dalam satu kabupaten pembangunan rumah khusus
(diutamakan Penerima Manfaat Rumah Khusus);
b) Usia lebih atau sama dengan 18 (delapan belas) tahun;
c) Belum memiliki pekerjaan/masih menganggur;
d) Sehat jasmani dan rohani;
e) Tunduk dan taat terhadap peraturan yang ditetapkan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi/Penyedia Jasa Konsultansi/PPK;
f) Mempunyai etos kerja yang baik
c. Tenaga Kerja Terampil
Tenaga Kerja Terampil adalah Tenaga kerja yang memiliki kualifikasi penuh yang
diperlukan atau memenuhi syarat untuk melaksanakan pekerjaan bidang ke-PUPR-an baik
manual ataupun mekanis pada umumnya terdiri atas pekerja, tukang, mandor dan kepala
tukang, dengan ketentuan lebih lanjut sebagai berikut:
a) Dapat merupakan penduduk setempat lokasi pembangunan rumah khusus yang
dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan yang dikeluarkan
oleh pejabat yang berwenang yang masuk ke dalam satu kabupaten pembangunan
rumah khusus;
b) Usia lebih atau sama dengan 18 (delapan belas) tahun;
c) Belum memiliki pekerjaan/masih menganggur;
d) Sehat jasmani dan rohani;
e) Tunduk dan taat terhadap peraturan yang ditetapkan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi/Penyedia Jasa Konsultansi/PPK;
f) Mempunyai etos kerja yang baik;
g) Memiliki keterampilan dan pengalaman sebagai tukang dalam pembangunan rumah.
d. Peralatan Bekerja
Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat-alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
6
No. Peralatan Kapasitas Jumlah Kepemilikan

1. Dump Truck 4 M3 2 Unit Milik/Sewa/Sewa Beli

2. Concrete Mixer 0.5 M3 3 Unit Milik/Sewa/Sewa Beli

3. Motor Grader 120 HP 1 Unit Milik/Sewa/Sewa Beli

1.12. Program Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (RK3)


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi serta
Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/SE/M/2020
tentang Persyaratan Pemilihan Dan Evaluasi Dokumen Penawaran Pengadaan Jasa
Konstruksi Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
14 Tahun 2020 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui
Penyedia, maka Pelaksana Konstruksi wajib menyelenggarakan Program K3 untuk
pembangunan rumah susun yang dikategorikan memiliki risiko keselamatan sedang ini
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Risiko keselamatan konstruksi sedang mensyaratkan: Ahli Muda K3 Konstruksi
dengan pengalaman 3 (tiga) tahun; atau Ahli Madya K3 Konstruksi tanpa syarat
pengalaman;
b. Memastikan Rencana K3 Proyek sudah dibuat sesuai dengan standar dan
dikirimkan kepada pihak yang berkepentingan. Rencana K3 proyek harus
disetujui Pimpinan dan dimutakhirkan setiap ada perubahan;
c. Memastikan seluruh alat berat dan peralatan yang digunakan memiliki sertifikasi
yang masih berlaku.
1) Harus dilakukan inspeksi pramobilisasi sebelum diizinkan memasuki lokasi
kegiatan;
2) Alat harus diinspeksi oleh instansi pemerintah yang berwenang atau
tenaga teknis yang berkualifikasi sebelum digunakan (pemeriksaan uji);
3) Pastikan umur alat sesuai dengan persyaratan.
d. Memastikan perlindungan terhadap pihak ke-3 dan lingkungan sekitar sudah
direncanakan dengan aman. Seluruh area konstruksi harus tertutup jaring
pengaman selama masa konstruksi, dipastikan tidak ada potensi benda jatuh
keluar area.
e. Memastikan seluruh alat berat dioperasikan oleh operator yang memiliki SIO
(Surat Izin Operasi) dan masih berlak. Hanya operator yang memiliki SIO (Surat
Izin Operasi) yang boleh mengoperasikan alat berat.
f. Dalam kondisi berbahaya harus mampu menghentikan pekerjaan. Lapor
kepada penanggung jawab pekerjaan atau departemen terkait dan lakukan
rapat persiapan (TBM) kembali.
g. Melaksanakan inspeksi alat berat dan peralatan setiap akan digunakan dan
melaksanakan inspeksi rutin K3.
h. Membuat laporan berkala Kinerja K3 dan dilaporkan kepada pihak yang
berwenang dan pihak yang berkepentingan. Laporan ke instansi pemerintah
yang berwenang dan unit K3 setiap minggu, memuat Kinerja K3, daftar alat
berat dan operator, rencana, dan aktual K3.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
7
i. Pemakaian alat pelindung diri dalam proyek pembangunan wajib bagi semua
personil yang ada di proyek. Pemakaian alat pelindung diri perorangan merupakan
suatu keharusan dan setiap karyawan diharapkan untuk secara aktif memberikan
saran-saran dalam menyeleksi alat pelindung diri yang digunakan dan membantu
dalam melaksanakan program K3 pada proyek konstruksi ini. Alat-alat pelindung
diri perorangan terdiri dari :
1) Pelindung Kepala 6) Pelindung Tangan
2) Pelindung Kaki 7) Pelindung Pendengaran
3) Pelindung Badan/Jatuh dari 8) Pelindung Pernafasan
ketinggian 9) Pakaian Pelindung
4) Pelindung Wajah 10) Pakaian Kerja dan Kartu Identitas
5) Pelindung Mata
j. Papan Informasi K3
Semua proyek harus membuat papan informasi K3 yang berisi kinerja K3 dan
informasi K3 lainnya, papan informasi pekerjaan dan potensi bahaya pada setiap
lokasi kerja, memasang rambu dan banner sesuai dengan potensi bahaya pada
lokasi kerja.
Papan informasi ditempatkan di dua sisi yaitu pada bagian depan proyek dan
bagian belakang proyek. Pada bagian depan proyek dengan rincian sebagai
berikut:
1) Bagian Depan
a) Statistik kecelakaan kerja, FR, SR, safe man-hour, total man-hour, LTI
terakhir;
b) Pekerjaan hari ini dan JSA;
c) Pekerjaan hari ini, penggunaan alat berat, lisensi dan nama
penanggung jawab;
d) Alur proses prosedur kerja aman setiap item pekerjaan;
e) Sisa waktu pelaksanaan proyek dan progress;
f) Alur proses tanggap darurat dan no. telepon penting;
2) Bagian Belakang
Monitoring izin kerja dan dokumen dan asuransi CAR dan BPJS Proyek.
k. Pencegahan dan pengendalian COVID-19
Skema protokol pencegahan COVID-19 dalam penyelenggaraan jasa konstruksi
dilaksanakan sesuai dengan Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 02 Tahun 2020 tentang Protokol Pencegahan penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, yang
ditentukan sebagai berikut:
1) Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan COVID-19
a) Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib membentuk Satgas Pencegahan COVID-
19 yang menjadi bagian dari Unit Keselamatan Konstruksi;
b) Satgas Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada angka 1) dibentuk
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut;
c) Satgas Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada angka 1) berjumlah
paling sedikit 5 (lima) orang yang terdiri atas:
i. 1 (satu) Ketua merangkap anggota; dan
ii. 4 (empat) Anggota yang mewakili Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
8
d) Satgas Pencegahan COVID-19 memiliki tugas, tanggung jawab, dan kewenangan
untuk melakukan:
i. sosialisasi;
ii. pembelajaran (edukasi);
iii. promosi teknik;
iv. metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan;
v. berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID-19 Kementerian
PUPR melakukan Identifikasi Potensi Bahaya COVID19 di lapangan;
vi. pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19 kepada semua
pekerja dan tamu proyek;
vii. pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian
mobilisasi/demobilisasi pekerja;
viii. pemberian vitamin dan nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas
pekerja;
ix. pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan; dan
x. melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang positif
dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan
merekomendasikan dilakukan penghentian kegiatan sementara
2) Identifikasi Potensi Bahaya COVID-19 di lapangan.
a) Satgas Pencegahan COVID-19 berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan
COVID-19 Kementerian PUPR untuk menentukan:
i. Identifikasi potensi risiko lokasi proyek terhadap pusat sebaran
penyebaran COVID-19 di daerah yang bersangkutan;
ii. Kesesuaian fasilitas kesehatan di lapangan dengan protokol penanganan
COVID-19 yang dikeluarkan oleh Pemerintah; dan
iii. Tindak lanjut terhadap Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
b) Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut teridentifikasi:
i. Memiliki risiko tinggi akibat lokasi proyek berada di pusat sebaran;
ii. Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien
iii. Dalam Pengawasan (PDP); atau
iv. Pimpinan Kementerian/Lembaga/Instansi/Kepala Daerah telah
mengeluarkan peraturan untuk menghentikan kegiatan sementara akibat
keadaan kahar.
Maka Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat diberhentikan
sementara akibat Keadaaan Kahar;
c) Penghentian Penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana di maksud huruf
b di atas dilakukan sesuai ketentuan pada Lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Instruksi Menteri 02 Tahun 2020.
d) Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut karena sifat dan
urgensinya tetap harus dilaksanakan sebagai bagian dari penanganan dampak
sosial dan ekonomi dari COVID-19, maka Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
tersebut dapat diteruskan dengan ketentuan:
i. Mendapatkan persetujuan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR); dan
ii. Melaksanakan protokol pencegahan COVID-19 dengan disiplin tinggi dan
dilaporkan secara berkala oleh Satgas Pencegahan COVID-19
3) Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Lapangan
a) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan ruang klinik kesehatan
di lapangan yang dilengkapi dengan sarana kesehatan yang memadai, antara
lain tabung oksigen, pengukur suhu badan nir-sentuh (thermoscan), pengukur
tekanan darah, obat-obatan, dan petugas medis;

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
9
b) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memiliki kerjasama operasional
perlindungan kesehatan dan pencegahan COVID-19 dengan rumah sakit
dan/atau pusat kesehatan masyarakat terdekat untuk tindakan kahar
(emergency);
c) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan fasilitas tambahan
antara lain: pencuci tangan (air, sabun dan hand sanitizer), tisu, masker di
kantor dan lapangan bagi seluruh pekerja dan tamu; dan
d) Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan vaksin, vitamin dan
nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas pekerja.
4) Pelaksanaan Pencegahan COVID-19 di lapangan
a) Satgas Pencegahan COVID-19 memasang poster (flyers) baik digital maupun
fisik tentang himbauan/anjuran pencegahan COVID-19 untuk disebarluaskan
atau dipasang di tempat-tempat strategis di lokasi proyek;
b) Satgas Pencegahan COVID-19 bersama petugas medis harus menyampaikan
penjelasan, anjuran, kampanye, promosi teknik pencegahan COVID-19 dalam
setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari (safety morning talk);
c) Petugas medis bersama para Satuan Pengaman (Security Staff) melaksanakan
pengukuran suhu tubuh kepada seluruh pekerja, dan karyawan setiap pagi,
siang, dan sore;
d) Satgas Pencegahan COVID-19 melarang orang (seluruh pekerja dan tamu) yang
terindikasi memiliki suhu tubuh ≥ 38 (tiga puluh delapan) derajat celcius datang
ke lokasi pekerjaan;
e) Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) COVID-19, pekerjaan harus diberhentikan sementara oleh Pengguna Jasa
dan/atau Penyedia Jasa paling sedikit 14 (empat belas) hari kerja.
f) Petugas Medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan evakuasi
dan penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan peralatan
kerja; dan
g) Penghentian sementara dilakukan hingga proses evakuasi dan penyemprotan
disinfektan, serta pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga kerja
yang pernah melakukan kontak fisik dengan tenaga kerja yang terpapar telah
selesai.
5) Ketentuan peraturan tentang Tindak Lanjut Terhadap Kontrak Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi mengacu pada Lampiran II Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 02 Tahun 2020 tentang Protokol Pencegahan penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
l. Fasilitas Minimal Bahaya Keselamatan Kerja
Proyek konstruksi harus merencanakan, menganggarkan, dan membuat fasilitas
proteksi bahaya nyata yang ada di setiap pekerjaan konstruksi baik proyek
bangunan maupun pekerjaan renovasi. Standar yang dibuat ini adalah standar
minimum, setiap Penyedia Jasa Konstruksi dapat melakukan improvisasi atau
menerapkan standar yang lebih tinggi. Pengelola Proyek akan melakukan inspeksi
secara berkala dan mendadak untuk memastikan fasiltas proteksi bahaya dibuat
dan dipelihara hingga memenuhi standar keselamatan kerja.

1.13. Sarana Kerja


Pelaksana Konstruksi wajib memasukkan Jadwal Kerja.
Pelaksana Konstruksi juga wajib memasukkan identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan
keahlian masing masing anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang
digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pelaksana Konstruksi wajib menyediakan

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
10
tempat penyimpanan bahan / material di tapak yang aman dari segala kerusakan, kehilangan
dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana yang digunakan harus benar
benar baik yang memenuhi persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan kerja di
tapak dapat tercapai.

1.14. Gambar Dokumen


a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam Gambar yang ada dalam Buku
Uraian Pekerjaan ini, maupun perbedaan yang terjadi akibat keadaan di tapak, Pelaksana
Konstruksi wajib melaporkan hal tersebut kepada Konsultan Pengawas secara tertulis
untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di tapak setelah Konsultan Pengawas
berunding terlebih dahulu dengan PPK / Direksi Teknis. Ketentuan tersebut diatas tidak
dapat dijadikan alasan oleh Pelaksana Konstruksi untuk memperpanjang waktu
pelaksanaan.
b. Apabila terdapat perbedaan antara dokumen-dokumen sebagai berikut:
1) Dokumen Gambar – gambar dan Berita Acara Perubahan;
2) Spesifikasi Teknis dan Berita Acara Perubahan;
3) BOQ;
Maka:
a) Apabila item pekerjaan terdapat dalam sekurang-kurangnya salah satu dari tiga
dokumen diatas dan tidak terdapat pada dua dokumen lainnya, maka item
pekerjaan tersebut wajib dikerjakan dan merupakan bagian biaya kontrak dan
sebelumnya dikonsultasikan dengan pihak-pihak yang berwenang / pemutus dan
harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas dan PPK.
b) Apabila terdapat item pekerjaan yang ada pada sekurang-kurangnya dua
dokumen diatas, tetapi berbeda spesifikasinya, maka spesifikasi yang dipakai
adalah spesifikasi yang tercantum dalam dokumen, menurut hirarki sebagai
berikut:
i. Dokumen Gambar – gambar dan Berita Acara Perubahan
ii. BOQ
iii. RKS
c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Pelaksana Konstruksi diwajibkan
memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti, peil,
ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang, dan lain lain sebelum memulai pekerjaan.
Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang belum tercantum dalam
gambar Pelaksana Konstruksi wajib melaporkan hal tersebut secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas dan Konsultan Pengawas memberikan keputusan ukuran mana yang
akan dipakai dan dijadikan pegangan setelah berunding dulu dengan Perencana.
d. Pelaksana Konstruksi tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran yang
tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas. Bila
Hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan menjadi tanggungjawab Pelaksana
Konstruksi baik dari segi biaya maupun waktu.
e. Pelaksana Konstruksi harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing dua
salinan, segala gambar spesifikasi teknis, addendum, berita acara perubahan dan gambar
pelaksanaan yang telah disetujui dan ditempatkan di Direksi Keet. Dokumen ini harus
dapat dilihat Konsultan Pengawas disetiap saat sampai dengan serah terima kesatu,
dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.
f. Untuk kontrak pekerjaan ini sifatnya Lampsum, apabila ada perbedaan perhitungan
volume, Pelaksana Konstruksi tidak akan mempersalahkan dikemudian hari.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
11
1.15. Gambar Pelaksanaan dan Contoh Material
a. Gambar pelaksanaan meliputi Gambar kerja (shop drawing), diagram MEP merupakan
data yang disiapkan oleh Pelaksana Konstruksi atau Sub Pelaksana Konstruksi.
b. Contoh material material / bahan yang disediakan Pelaksana Konstruksi untuk
menunjukkan jenis bahan, kelengkapan dan kualitas bahan, akan dipakai oleh Konsultan
Pengawas untuk menilai pekerjaan dan atas persetujuan PPK / Direksi Teknis.
c. Pelaksana Konstruksi menyerahkan segera semua gambar pelaksanaan dan contoh
material yang disyaratkan dalam dokumen kontrak kepada PPK / Direksi Teknis. Pelaksana
Konstruksi harus melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan
Dokumen Kontrak jika ada hal yang demikian.
d. Dengan menyerahkan gambar pelaksanaan dan contoh material yang telah ditanda
tangani Pelaksana Konstruksi, dianggap Pelaksana Konstruksi telah meneliti dan
menyesuaikan setiap gambar atau contoh material tersebut dengan dokumen kontrak.
e. Konsultan Pengawas akan memeriksa dan menolak atau menyetujui Gambar pelaksanaan
atau contoh material material dalam waktu paling lama 24 jam, sehingga tidak
mengganggu jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-syarat dalam
Dokumen kontrak dan syarat-syarat keindahan.
f. Pelaksana Konstruksi akan melakukan perbaikan yang diminta Konsultan Pengawas dan
menyerahkan kembali segala gambar pelaksanaan dan contoh material sampai disetujui.
g. Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar pelaksanaan dan contoh material,
tidak membebaskan Pelaksana Konstruksi dari tanggungjawabnya atas perbedaan
dengan dokumen kontrak, apabila perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas.
h. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar pelaksanaan atau contoh material yang harus
disetujui Konsultan Pengawas, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan tertulis
dari PPK / Direksi Teknis / Konsultan Pengawas.
i. Gambar pelaksanaan atau contoh material harus dikirim kepada Konsultan Pengawas
dalam dua salinan, Konsultan Pengawas akan memeriksa dan mencantumkan tanda
“Telah Diperiksa Tanpa Perubahan” atau ”Telah Diperiksa Dengan Perubahan” atau
“Ditolak”. Satu salinan diserahkan oleh Konsultan Pengawas untuk arsip sedangkan yang
kedua dikembalikan kepada Pelaksana Konstruksi untuk dibagikan atau diperlihatkan
kepada Sub Pelaksana Konstruksi atau yang bersangkutan lainnya.
j. Katalog dan / atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan kepada Konsultan Pengawas
bila katalok dan / atau barang cetakan tersebut sudah jelas dan tidak perlu diubah. Barang
cetakan ini harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing- masing jenis dan
diperlakukan sama seperti butir di atas.
k. Contoh material yang telah disetujui oleh PPK / Direksi Teknis / Konsultan Pengawas
disimpan di Direksi Keet.
l. Contoh material yang dikehendaki oleh PPK / Direksi Teknis harus segera disediakan atas
biaya Pelaksana Konstruksi. Contoh material tersebut jika telah disetujui, disimpan di
Direksi Keet untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan-bahan atau cara
pengerjaan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh material, baik kualitas maupun
sifatnya.

1.16. Jaminan Kualitas


a. Pelaksana Konstruksi menjamin kepada PPK dan Konsultan Pengawas, bahwa semua
material untuk pekerjaan ini adalah baru dan memenuhi spesifikasi yang ditentukan,
kecuali ditentukan lain oleh PPK / Direksi Teknis, serta Pelaksana Konstruksi akan
melaksanakan semua pekerjaan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta
sesuai dengan dokumen kontrak.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
12
b. Apabila diminta, Pelaksana Konstruksi wajib memberikan bukti mengenai hal-hal tersebut
dalam butir 1.6.1
c. Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa pekerjaan telah
diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggungjawab Pelaksana
Konstruksi sepenuhnya.

1.17. Subsitusi
Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya:
Material Peralatan, perkakas, aksesoris yang tidak disebutkan nama pabriknya dalam
Spesifikasi Teknis, Pelaksana Konstruksi harus mengajukan secara tertulis nama negara dari
pabrik yang menghasilkannya. Katalog dan selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan
secara benar bahwa produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan
kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan.

1.18. Material dan Tenaga Kerja


Seluruh material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan material harus tahan
terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap
pekerjaaan harus mempunyai ketrampilan. Dan peralatan yang dipergunakan masih dapat
berfungsi. Pelaksana Konstruksi harus melengkapi Surat Sertifikat yang sah untuk setiap
personal ahli.

1.19. Klausul Disebutkan Kembali


Apabila dalam dokumen tender ini ada klausul yang disebutkan kembali pada butir lain, maka
ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan
masalahnya. PPK dibebaskan dari patent dan lain-lain segala tuntutan terhadap hak-hak
khusus. Hak tersebut menjadi tanggung jawab penyedia kontruksi.

1.20. Koordinasi Pekerjaan


Untuk kelancaran pekerjaan ini harus melaksanakan koordinasi dengan pemangku
kepentingan yang terlibat di dalam proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut kegiatan ini
harus dikoordinir oleh Pelaksana Konstruksi lebih dahulu agar gangguan dan konflik dapat
dicegah. Memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari konflik, serta
harus mendapat persetujuan dari PPK / Direksi Teknis / Konsultan Pengawas.

1.21. Perlindungan Terhadap Orang, Harta Benda, dan Pekerjaan


a. Perlindungan terhadap kepentingan umum. Pelaksana Konstruksi harus menjaga jalan
umum, jalan kecil dan jalan jangan terhalang oleh peralatan, bahan-bahan bangunan dan
sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan
kaki selama kontrak berlangsung.
b. Orang-orang yang tidak berkepentingan.
Pelaksana Konstruksi harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki
tempat pekerjaan.
c. Perlindungan terhadap bangunan yang ada:
Selama masa pelaksanaan kontrak, Pelaksana Konstruksi bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan, saluran pembuangan dan sebagainya
di tempat pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan operasi Pelaksana
Konstruksi, dalam arti kata luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Pelaksana Konstruksi
sampai seperti kondisi semula.
d. Pengamanan pekerjaan:
Pelaksana Konstruksi bertanggungjawab penuh atas pengamanan, penerangan dan
perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak,

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
13
siang dan malam. Pemberi Tugas tidak bertanggungjawab terhadap Pelaksana Konstruksi
dan Sub Pelaksana Konstruksi, atas kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan dan
peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.
e. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pelaksana Konstruksi harus mengadakan K3 di lapangan, dan memelihara fasilitas
kesejahteraan dan tindakkan pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan
tamu yang datang kelokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti disyaratkan harus
memuaskan Pemberi Tugas dan juga harus menurut ketentuan Undang-undang yang
berlaku, dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 5 / 2014
tentang Pedoman Sistem Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
f. Gangguan pada tetangga
1) Sebelum memulai pekerjaan Pelaksana Konstruksi melakukan sosialisasi dengan
masyarakat sekitar
2) Dalam pelaksanaan segala pekerjaan yang akan menyebabkan gangguan pada
lingkungan, Pelaksana Konstruksi harus selalu berkoordinasi dengan Konsultan
Pengawas dan Pemberi Tugas.

1.22. Peraturan Hak Paten


Pelaksana Konstruksi harus melindungi pemilik (Owner) terhadap semua “Claim” atau
tuntutan, biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merek dagang
atau nama produksi, hak cipta pada semua material dan peralatan yang dipergunakan dalam
proyek.

1.23. Iklan
Pelaksana Konstruksi tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam
sempadan (batas) site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.

1.24. Peraturan Teknis yang Digunakan


a. Dalam melaksanakan pekerjaan kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan
dan tambahannya:
1) Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia. (DTPI)
2) Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
3) Spesifikasi Bahan Bangunan (SNI 03-6861-2002).
4) Peraturan dan Ketentuan Lain yang dikeluarkan oleh Jawatan / Instansi Pemerintah
setempat yang bersangkutan dengan masalah bangunan.
b. Untuk melaksanakan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan mengikat pula:
1) Gambar Perencanaan yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas termasuk juga Gambar detail (shopdrawings) yang dibuat oleh
Pelaksana Konstruksi dan sudah disahkan atau disetujui PPK / Konsultan Pengawas.
2) Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
3) Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
4) Rincian negosiasi beserta lampiran-lampirannya.
5) Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang telah disetujui.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
14
PASAL 2
TEMPAT DAN URAIAN PEKERJAAN

2.1. Keterangan Umum


Pekerjaan ini harus diselesaikan sesuai dengan yang dimaksud dalam RKS, Gambar
Perencanaan dan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta agenda yang disampaikan
selama pekerjaan. Pekerjaan ini terletak di Kabupaten Boalemo.

2.2. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
serta metode kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pada spesifikasi teknis diatur seluruh pekerjaan berdasarkan peraturan dan ketentuan
yang berlaku, baik yang bersifat daerah, nasional maupun internasional serta berdasarkan
jenis bahan / material, cara pelaksanaan (metode) dan sistem yang dibutuhkan.
c. Pada spesifikasi teknis diatur seluruh pekerjaan berdasarkan peraturan dan ketentuan
yang berlaku, baik yang bersifat daerah, nasional maupun internasional serta berdasarkan
jenis bahan / material, cara pelaksanaan (metode) dan sistem yang dibutuhkan.
d. Seluruh pekerjaan akan dikelola oleh Konsultan Pengawas, yaitu dalam hal koordinasi,
Pengawasan yang mencakup mutu hasil kerja (kualitas), waktu pelaksanaan (schedule)
dan pembiayaan.
e. Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan estetika, penentuan warna harus terlebih
dahulu dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas serta mendapat persetujuan dari
Pemberi Tugas.
f. Lingkup Pekerjaan ini meliputi :
1) Pekerjaan Persiapan dan Pembersihan Lapangan
2) Pekerjaan Pengamanan Lapangan dan Pengadaan Sarana
3) Penentuan Tinggi Peil ( Level ) dan Ukuran
4) Pekerjaan Galian dan Urugan Tanah
5) Pekerjaan Pondasi
6) Pekerjaan Beton
7) Pekerjaan Lantai Kerja
8) Pekerjaan Rangka Atap dan Penutup Atap
9) Pekerjaan Pasangan
10) Pekerjaan Plesteran dan Acian Dinding
11) Pekerjaan Plafond
12) Pekerjaan Finishing Lantai
13) Pekerjaan Daun Pintu
14) Pekerjaan Pengecatan
15) Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Jendela
16) Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci
17) Pekerjaan Kaca
18) Pekerjaan Sanitair dan Aksesories
19) Septictank, Peresapan dan Sumur Resapan
20) Pekerjaan Drainase
21) Pekerjaan Sistem Distribusi Daya Listrik
22) Penerangan dan Kotak Kontak
23) Pekerjaan Plumbing

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
15
2.3. Peraturan-peraturan yang Dipakai
Peraturan–peraturan / standar setempat yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah:
Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa di pakai
a. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002
b. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002
c. SNI Kayu 2002
d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972; NI-8
e. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
f. Ketentuan-ketentuan Umum Untuk Pelaksanaan Pelaksana Konstruksi Pekerjaan Umum
(A.V.) no 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 14571
g. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana, Pejabat Pembuat Komitmen dan Tim
Pengelola Proyek
h. Keputusan rapat evaluasi pelaksanaan pekerjaan
i. Standard Normalisasi Jerman (D.I.N.)
j. American Society for Testing and Material (A.S.T.M)
k. American Concrete Institute (A.C.I)
l. Semen Portland harus memenuhi NI-8, SU 0013-81 dan ASTM C 1500-78A
m. Pasir beton Kerikil / Split Air yang digunakan harus memenuhi PUBI 82
n. Pengendalian seluruh pekerjaan beton harus sesuai dengan persyaratan PBI 1971 (NI-2)
PUBI 1982 dan (N1-8)
o. Standar dari bahan waterproofing mengikuti prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan
standar-standar lainnya seperti : NI.3, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803, dan 704
p. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun
1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan dalam SII 0458-81
q. Pengendalian seluruh pekerjaan cat, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan dan memenuhj persyaralan pada PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4
r. Bahan cat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI
1982 pasal 53, BS No.3900:1970/1971, AS.K-41 dan NI.4. serta mengikuti ketentuan-
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan

2.4. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Semua jenis pekerjaan harus dibuat shop drawing dan diajukan kepada Konsultan
Pengawas untuk diperiksa dan disetujui.
b. Semua bahan material, terutama finishing utama sebelum dikerjakan, Pelaksana
Konstruksi harus mengajukan 2 atau 3 buah contoh material produk yang setara kepada
Konsultan Pengawas, selanjutnya Konsultan Pengawas mengajukan bahan material
tersebut kepada PPK / Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuannya
c. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti : wama cat, keramik, politur dan
sebagainya harus mendapat persetujuan dari PPK / Direksi Teknis terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang
mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
d. Pelaksana Konstruksi harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis-
operatif dari pabrik material yang bersangkutan termasuk mengajukan cara perawatan /
maintenance seluruh bahan / material bangunan sebagai informasi bagi Konsutan
Pengawas dan kelak dapat digunakan oleh Pemilik Bangunan.
e. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan agar dapat
melakukan penyelesaian / penggantian dalam suatu pekerjaan, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
16
f. Semua material yang dikirim ke tapak / lapangan harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong / kaleng yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan tipe dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat
g. Bahan harus disimpan dulu di tempat yang kering, berventlilasi baik, terlindung dan
bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik
h. Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana Konstruksi diharuskan memeriksa tapak /
lapangan yang tejadi disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya
pekerjaan.
i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Pelaksana
Konstruksi harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas. Pelaksana Konstruksi
tidak diperkenankan melakukan pekerjaan di tempat tersebut sebelum kelainan /
perbedaan diselesaikan
j. Setiap produk yang diajukan oleh Main / Sub Kontraktor harus dilengkapi dengan cara
perawatan / maintenance dari produk tersebut yang :
1) Sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik yang bersangkutan
2) Sesuai dengan persyaratan / peraturan setempat
3) Disetujui oleh Konsultan Pengawas.
k. Untuk setiap pekerjaan cat, maka Pelaksana Konstruksi:
1) Harus melakukan pengecatan secara full system
2) Harus mengajukan sistem pangecatan dan jenis cat
3) Harus mengajukan urutan kerja
4) Harus mengajukan bukti pesanan kepada pabrik cat sesuai dengan jumlah kebutuhan
kegiatan

PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEMBERSIHAN LAHAN

3.1. Lingkup Pekerjaan


a. Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan.
b. Penyediaan pengangkutan, peralatan-peralatan, kendaraan-kendaraan/ alat-alat besar
yang menunjang pelaksanaan kegiatan baik yang menyewa maupun milik perusahaan.
c. Persiapan Lapangan.
Pembersihan lapangan dan sisa-sisa bangunan lama yang dianggap mengganggu
pelaksanaan kegiatan.

3.2. Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Pengukuran
Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana Konstruksi harus mengadakan pengukuran-
pengukuran lapangan dan pematokan untuk dapat menentukan patok-patok utama
bagi pembangunan. Biaya pengukuran dan pematokan sepenuhnya ditanggung oleh
Pelaksana Konstruksi.
b. Sarana Kegiatan
Pelaksana Konstruksi harus memperhitungkan sarana kegiatan berupa fasilitas
penerangan dan penyediaan air bersih yang cukup pada saat pelaksanaan pekerjaan,
serta membuat jalan masuk ke dalam tempat kegiatan dimana kekuatan struktur dari
jalan tersebut mampu menerima keluar masuknya angkutan-angkutan material.
c. P.P.P.K.
Pelaksana Konstruksi selama pelaksanaan harus menyediakan kotak obat-obatan untuk
P.P.P.K.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
17
d. Keamanan Kegiatan
Pelaksana Konstruksi harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga
keamanan kegiatan, baik barang-barang milik perusahaan maupun Direksi.
e. Pemeliharaan bangunan
Pelaksana Konstruksi harus memperhitungkan biaya pemeliharaan, kebersihan dan
tanggung jawab atas kerusakan-kerusakan akibat kesalahan teknis selama waktu
pemeliharaan.
f. Kontrol Kualitas Bahan
Kecuali ditentukan lain Pelaksana Konstruksi harus sudah mempertimbangkan semua
biaya sehubungan dengan kontrol kualitas bahan kepada pihak ketiga. Pelaksana
Konstruksi harus menyediakan alat-alat praktis untuk memeriksa bahan tersebut.
g. Penggunaan dan Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis ini disiapkan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
Syarat seluruh bangunan-bangunan dan pekerjaan-pekerjaan lainnya sebagai kesatuan
yang tidak dapat terpisahkan, kecuali disebutkan lain. Maka setiap bab dalam
persyaratan ini, disesuaikan dengan yang dinyatakan dalam gambar kerja. Keterangan-
keterangan tambahan tertulis dan perintah dari Konsultan Pengawas/Perencana.
Standard-standard yang dipakai terutama adalah standard-standard yang berlaku,
sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang standarnya belum dibuat dan diberlakukan
di negara ini, maka harus digunakan Standar-standar Intemasional yang berlaku atau
setidak-tidaknya standar dari negara-negara produsen bahan yang menyangkut
pekerjaan tersebut.
h. Penjelasan RKS dan Gambar
1) Pelaksana Konstruksi wajib meneliti semua Gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2) Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka
yang mengikat / berlaku adalah RKS, bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar
yang lain, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku,
begitu pula apabila dalam bestek (RKS) tidak dicantumkan sedangkan gambar ada,
maka gambarlah yang mengikat.
3) Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Pelaksana Konstruksi wajib menanyakan
kepada Konsultan Pengawas dan Pelaksana Konstruksi mengikuti keputusannya.
i. Brosur dan Data Teknis

PASAL 4
PEKERJAAN PENGAMANAN LAPANGAN DAN PENGADAAN SARANA

4.1. Bouwkeet (Bangunan Sementara)


Pelaksana Konstruksi harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara
(Bouwkeet) untuk digunakan sebagai ruang kerja / kantor direksi dan staf petugas lapangan,
sebagai ruang rapat koordinasi, dan gudang penyimpanan dan perlindungan bahan bangunan.
Setelah berakhirnya pekerjaan, Pelaksana Konstruksi wajib membongkar dan menyingkirkan
bangunan sementara tersebut dari lokasi.

4.2. Pembangkit Tenaga Sementara


Setiap pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan yang dipergunakan untuk
pekerjaan harus disediakan oleh Pelaksana Konstruksi, termasuk pemasangan sementara
kabel-kabel, meteran dan sebagainya. Setelah pekerjaan selesai Pelaksana Konstruksi wajib

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
18
menyingkirkan semua barang tersebut dari lokasi pekerjaan, yang semua beban menjadi
tanggung jawab Pelaksana Konstruksi.

4.3. Air Kerja.


Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila mungkin didapat dari sumber yang
sudah ada di lokasi kegiatan dan sebelumnya harus dikoordinasikan kepada Penanggung
Jawab Kegiatan.

4.4. Jalan Masuk


Tempat Pekerjaan dan Jalan Sementara / jalan masuk ke tempat pekerjaan harus diadakan
oleh Pelaksana Konstruksi bilamana diperlukan atau disesuaikan dengan kebutuhan dan
kepentingan lokasi kegiatan tersebut. Selama pekerjaan Pelaksana Konstruksi harus
memelihara seluruh jalan-jalan sementara dan sebagainya yang mungkin diperlukan untuk
memasuki bagian pekerjaan dan menyingkirkan / membersihkan kembali pada waktu
penyelesaian pekerjaan atau jika diperintahkan juga memperbaiki segala kerusakan yang
diakibatkan.

4.5. Iklan
Pelaksana Konstruksi tidak diijinkan memuat/memasang iklan dalam bentuk apapun di
dalam Iokasi kegiatan, tanpa izin Pihak Penanggung Jawab Kegiatan.

4.6. Pencegahan Pelanggaran Wilayah


Pelaksana Konstruksi diharuskan memagari/mengamankan daerah operasinya di sekitar
tempat pekerjaan.

4.7. Orang-orang yang tidak Berkepentingan


Pelaksana Konstruksi harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki
tempat pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah demikian kepada staf pelaksana
yang bertugas dan para penjaga.

4.8. Perlindungan Terhadap Milik Umum


Pelaksana Konstruksi harus menjaga agar jalan umum, dan hak memakai jalan, bersih dari
alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu
lintas, baik bagi kendaraan umum maupun pejalan kaki, selama kontrak berlangsung.
Pelaksana Konstruksi harus bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang
terjadi atas utilitas (Perlengkapan umum) seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya
yang disebabkan oleh operasi-operasi Pelaksana Konstruksi
4.9. Perlindungan Terhadap Bangunan yang Ada
Selama masa-masa pelaksanaan Kontrak, Pelaksana Konstruksi bertanggung jawab penuh
atas segala kerusakan, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di
tempat pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena operasi-
operasi Pelaksana Konstruksi dalam arti kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh
Pelaksana Konstruksi hingga dapat diterima oleh Penanggung Jawab Kegiatan.

4.10. Penjagaan dan Pemagaran Sementara


Pelaksana Konstruksi bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perilindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang malam.
Penanggung Jawab Kegiatan tidak bertanggung jawab terhadap Pelaksana Konstruksi, dan
Sub Pelaksana Konstruksi, atas kehilangan dan kerusakan bahan-bahan bangunan atau
peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam peiaksanaan. Pelaksana Konstruksi wajib

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
19
mengadakan, mendirikan dan memelihara pagar sementara dari seng gelombang tinggi 3 m
dengan finishing cat, semua material seng yang dipakai harus baru dan tidak berkarat

4.11. Pemasangan Jaring Pengaman


Pelaksana Konstruksi harus memasang jaring pengaman sebanyak 3 (tiga) sisi lokasi proyek
selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, biaya pemasangan menjadi beban Pelaksana
Konstruksi.

4.12. Perlindungan Pekerjaan


Pelaksana Konstruksi bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk
bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi di tempat pekerjaan, hingga kontrak
selesai dan diterima oleh Penanggung Jawab Kegiatan.

4.13. KM / WC Proyek
Pelaksana Konstruksi harus menyediakan KM / WC untuk pekerja dari kendaraan (toielet
mobil) minimal 1 unit, untuk melayani keperluan pekerja dalam hal kebersihan selama
pekerjaan berlangsung.

4.14. Gangguan Pada Tetangga


Segala pekerjaan yang menurut Penanggung Jawab Kegiatan mungkin akan menyebabkan
gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan sesuai pengarahan
Penanggung Jawab Kegiatan, dan semua resiko akibat gangguan ini menjadi beban
Pelaksana Konstruksi.

4.15. Pelaksanaan Pekerjaan di luar Lokasi Pekerjaan.


Apabila Pelaksana Konstruksi melaksanakan pekerjaan di luar lokasi pekerjaan supaya
memberitahukan kepada Konsultan Pengawas atau PPK untuk diadakan pemeriksaan.

4.16. Alat Bantu dan Alat Kerja.


Pelaksana Konstruksi wajib mengadakan peralatan kerja tukang secara memadai dan alat
bantu kerja yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung termasuk alat berat yang
diperlukan dan menjamin semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan aman, semua
alat bantu dan alat kerja yang dipergunakan menjadi beban Pelaksana Konstruksi.

4.17. Bahan-bahan dan Tenaga Pelaksanaan


Semua bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus dalam keadaan 100% baru, dalam keadaan
baik dan sesuai dengan yang dimaksud. Contoh material bahan harus disetujui secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas sebelum pemasangan.
Pelaksana Konstruksi harus menempatkan di lapangan secara penuh (Life time) seorang
Koordinator yang ahli dibidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat
mewakili Pelaksana Konstruksi dengan predikat baik.

4.18. Gambar Terlaksana


Pelaksana Konstruksi harus membuat catatan-catatan yang cermat dari pelaksanaan dan
penyesuaian di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar
sebagai gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing). As Built Drawing harus segera di
serahkan kepada Konsultan Pengawas setelah pekerjaan selesai beserta blue printnya
sebanyak tiga set.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
20
BAGIAN II
PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL 1
PEKERJAAN PENENTUAN TINGGI PEIL (LEVEL) DAN UKURAN

1.1. Patokan Tinggi Peil Bangunan


Untuk Rumah Menapak, lantai terletak pada ± 0,00 m atau + 0,30m dari muka level jalan
lingkungan. Untuk Rumah Panggung, lantai terletak pada ± 0,00 m atau + 1,20m dari muka
level jalan lingkungan.

1.2. Penentuan Bila Terdapat Perbedaan Ukuran


Pelaksana Konstruksi harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas sebelum
pelaksanaan suatu pekerjaan.
Pemakaian ukuran yang keliru sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan menjadi
tanggung jawab Pelaksana Konstruksi.

1.3. Penggunaan Peralatan (Instrumen)


Pelaksana Konstruksi diharuskan menggunakan peralatan (Instrumen) yang diperlukan (dan
tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut, dan ukuran tegak secara tepat dan
dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu dihindari cara pengukuran dengan perasaan,
penglihatan dan secara kira-kira.

PASAL 2
PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN

2.1. Lingkup Pekerjaan


a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi: semua penggalian, penimbunan kembali, pengurugan di bawah
lantai, pengerjaan tanah kasar dan alur pipa-pipa sub-drainase serta pekerjaan teknis.
Penggalian dan penimbunan kembali untuk pekerjaan mekanikal dan elektrikal
termasuk pada pasal ini.
c. Semua penggalian tanah dan pengurugan tanah kembali harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar dan semua petunjuk yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas,
selama berlangsungnya pekerjaan.

2.2. Syarat-Syarat Penggalian


a. Pekerjaan penggalian pondasi, sloof dan poer dan lain lain, dapat dilaksanakan secara
konvensional dan semua peralatan yang dibutuhkan harus disediakan oleh Pelaksana
Konstruksi, baik yang menyangkut peralatan untuk pekerjaan persiapan maupun
peralatan untuk pekerjaan penggaliannya sendiri dan alat-alat bantu yang
diperlukannya.
b. Sebelum pekerjaan penggalian dapat dilaksanakan, Pelaksana Konstruksi wajib untuk
mengajukan permohonan tertulis kepada Konsultan Pengawas yang menyebutkan

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
21
tanggal akan dimulai-nya pekerjaan penggalian, uraian teknis tentang cara-cara
penggalian yang akan dilaksanakan.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan penggalian ini, Pelaksana Konstruksi wajib
melaksanakan pekerja-an pencegahan atau kelongsoran tanah, pekerjaan
penanggulangan air tanah yang menggenang, pekerjaan perbaikan bila terjadi
kelongsoran dan lain sejenisnya.
d. Semua galian harus dilaksanakan sampai diperoleh panjang galian, kedalaman,
kemiringan dan lengkungan yag sesuai dengan yang tertera di dalam gambar.
e. Bila kedalaman penggalian terlampaui kedalaman yang dibutuhkan sebagaimana yang
tertera di dalam gambar, Pelaksana Konstruksi harus menimbun dan memadatkannya
kembali dengan pasir urug, dan semua biaya tambahan yang diakibatkannya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
f. Bila kondisi dari tanah pada kedalaman yang ditentukan di dalam gambar ternyata
meragukan, Pelaksana Konstruksi harus secepatnya melaporkan hasil tersebut kepada
Konsultan Pengawas secara tertulis, agar dapat diambil langkah-langkah yang
dianggap perlu.
g. Permukaan tanah yang sudah selesai digali dan telah mencapai kedalaman rencana
harus dipadatkan kembali untuk mendapatkan permukaan yang padat, rata.
Pemadatan tanah digunakan alat pemadat tanah yang sebelumnya disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
h. Pelaksana Konstruksi harus melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang telah selesai
dan menurut pendapatnya sudah dapat digunakan untuk pemasangan pondasi /
pekerjaan berikutnya kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan persetujuannya.
i. Semua kelebihan tanah galian harus dikeluarkan dari lapangan ke lokasi yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Pelaksana Konstruksi bertanggungjawab untuk
mendapatkan tempat pembuangan dan membayar ongkos-ongkos yang diperlukan.
j. Air yang tergenang dilapangan, atau dalam saluran dan galian selama pelaksanaan
pekerjaan dari mata air, hujan atau kebocoran pipa-pipa harus dipompa keluar atau
biaya Pelaksana Konstruksi.
k. Hambatan yang Dijumpai Waktu Penggalian
1. Semua akar-akar pohon, batang-batang pohon terpendam, beton-beton tak
terpakai atau pondasi-pondasi bata, septick tank bekas, pipa drainase yang tak
terpakai, batu-batu besar yang dijumpai pada waktu penggalian harus dikeluarkan
atas biaya Pelaksana Konstruksi.
Tanah yang berlubang akibat hambatan yang dijumpai harus diperbaiki kembali
dengan pasir beton : semen dengan perbandingan 10 : 1
2. Instalasi umum yang tertanam dan masih berfungsi seperti pipa drainase, pipa air
minum, pipa gas, kabel listrik yang dijumpai pada waktu penggalian diusahakan
tidak terganggu atau menjadi rusak.
Bilamana hal ini dijumpai maka Konsultan Pengawas dan PPK / Direksi Pengawas
harus segera diberitahu dan mendapatkan instruksi selanjutnya untuk
mengeluarkan instalasi tersebut sebelum penggalian yang berdekatan diteruskan.
Bilamana terjadi kerusakan-kerusakan pada instalasi tersebut diatas, maka
Konsultan Pengawas dan PPK / Direksi Pengawas harus segera diberitahu dan
semua kerusakan- kerusakan harus diperbaiki atas biaya Pelaksana Konstruksi.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
22
2.3. Syarat-Syarat Urugan
a. Yang dimaksud disini ialah pekerjaan pengurugan / timbunan yaitu dimana permukaan
tanah yang direncanakan lebih tinggi dari permukaan tanah asli, sebagaimana tertera
dalam gambar rencana.
b. Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak, akar pohon,
sampah, puing bangunan dan lain-lain sebelum pengurugan dimulai.
c. Tanah yang digunakan untuk mengurug harus bersih dari bahan organis, sisa-sisa
tanaman, sampah dan lain-lain. Tanah yang digunakan untuk timbunan.
d. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis tebal maksimal hamparan 25 cm setiap
lapisan, kemudian tanah tersebut dilembabkan sebelum dilakukan pemadatan
minimal setara MTR 80 dengan cbr 4% rendam air.
e. Pelaksanaan pengurugan / penimbunan dapat menggunakan mesin gilas dan pada
daerah yang oleh Konsultan Pengawas dianggap berbahaya atau dengan jarak lebih
kurang 45 cm dari saluran atau batas-batas atau pekerjaan-pekerjaan yang mungkin
menjadi rusak digunakan Stamper.
f. Semua urugan kembali di bawah atau disekitar bangunan dan pengerasan harus sesuai
dengan gambar rencana. Material untuk penimbunan ini harus memenuhi spesifikasi
yang ditentukan.
g. Tanah sisa urugan atau tanah yang tidak dapat dipakai harus dibuang keluar tapak atau
atas petunjuk Konsultan Pengawas, dengan biaya Pelaksana Konstruksi.

PASAL 3
PEKERJAAN URUGAN PASIR

3.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pasal ini menguraikan semua pekerjaan urugan pasir yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor, seperti pengurugan pasir dibawah Pile Cap, Sloof, lantai, dibawah
perkerasan-perkerasan dan lain-lain sebagainya serta pekerjaan pemadatan urugan
pasir tersebut, sebagaimana yang tertera pada gambar.
b. Pengurugan Pasir harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di
dalam PUBI 1979 (NII-3) ayat 12.1.
c. Menyediakan tenaga kerja , peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.

3.2. Persyaratan Bahan


Pasir urug yang akan dipakai harus bersih dan cukup keras, sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam PUBI 1971 ayat 12.1. Pasir laut dapat digunakan, asal dicuci secara
memadai.

3.3. Syarat Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum pengurugan pasir dilaksanakan Pelaksana Konstruksi wajib untuk memeriksa
ketinggian dari tanah atau konstruksi dibawahnya untuk meyakinkan bahwa ketinggian
yang ada telah sesuai dengan gambar, dan bahwa tanah dibawahnya telah dipadatkan
sehingga didapat permukaan yang rata dan padat.
b. Hasil pemeriksaannya ini harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas, yang akan
segera melakukan pemeriksaan, berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut. Konsultan
Pengawas akan menolak atau memberikan persetujuannya untuk pelaksanaan
pekerjaan pengurugan pasir.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
23
c. Pengurugan pasir harus dilaksanakan dengan cara menebarkan, meratakan dan
memadatkan secara mekanik sampai diperoleh ketebalan dan ketinggian yang sesuai
dengan gambar perencanaan.
d. Urugan pasir tidak boleh ditutup oleh konstruksi atau pekerjaan lain sebelum disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas berhak untuk membongkar pekerjaan
diatasnya, bilamana urugan pasir tersebut belum disetujui olehnya.
e. Tebal dan peil urugan pasir harus sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan secara
khusus dalam gambar, maka tebal urugan pasir minimal = 10 cm.

PASAL 4
PEKERJAAN LANTAI SCREED

4.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan lantai screed meliputi area di atas plat-plat atap, serta untuk seluruh detail
seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.

4.2. Persyaratan Bahan


a. Semen Portland yang digunakan harus mutu terbaik tipe I, dari satu hasil produk yang
disetujui Konsultan Pengawas serta memenuhi syarat-syarat dalam NI-8, SII 0013-81 dan
ASTM C150-78A.
b. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 11 dan SII
0404-80.
c. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 9, AFNOR P 18-303 dan NZA
3121 / 1974
d. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam NI-2,
NI-8 dan PUBI 1982.

4.3. Gambar Detail Pelaksanaan


a. Pelaksana Konstruksi wajib membuatshop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
b. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
c. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak:
d. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang beium tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
e. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
24
4.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya.
b. Lantai screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton tumbuk atau plat beton
telah dibersihkan dari segala kotoran, debu dan bebas dari pengaruh pekerjaan yang
lain.
c. Bahan lantai screed merupakan campuran dari bahan PC dan pasir dengan
perbandingan 1pc: 3ps
d. Lapisan atas / finish lantai screed adalah acian PC tanpa campuran bahan lain, yang
dilapiskan ke seluruh permukaan lantai dan diratakan. Tebal acian minimum 2 (dua) mm
setelah diratakan dan dilicinkan, atau bahan / material lain sesuai yang disebutkan /
disyaratkan dalam gambar detail atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
e. Tebal adukan Iantai screed termasuk acian minimal dibuat 50 mm atau sesuai yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas, dari adukan 1 pc : 3 ps. Permukaan Iantai screed
harus betul-betul rata, kecuali bila disyaratkan lain, bebas cacat (retak-retak), sehingga
siap dipasang keramik dan bahan finishing lainnya.
f. Sebagai persiapan sebelum Iantai screed dilakukan, alas Iantai screed harus dibersihkan
dengan sikat kawat dan air, supaya agregate muncul dan memberi ikatan yang baik
dengan screed. Cara lain adalah membuat permukaan beton menjadi kasar dengan cara
yang disetujui KonsultanPengawas. Setelah dibersihkan, alas lapisan dibasahi
(semalam) dan setelah kering dilapis cairan semen (air semen) maximum 20 menit,
selanjutnya screed dicor.
g. Screed harus selalu dibasahi selama 7 hari.

PASAL 5
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

5.1. Lingkup Pekerjaan


a. Menyediakan tenaga kerja, bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti pada gambar-gambar atau disebutkan dalam
spesifikasi ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu belah/batu kali untuk pondasi lantai dasar
dan bagian-bagian lain yang dianggap perlu.
5.2. Persyaratan Bahan
a. Batu belah/batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu besar yang dibelah-
belah menjadi ukuran normal dan harus memenuhi P.U.B.I.(NI-3-1970).
b. Semen Portland harus memenuhi NI-18.
c. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
d. Air harus memenuhi PBVI-1982 pasal 9.

5.3. Syarat – Syarat Pelaksanaan


a. Pelaksana Konstruksi harus membuat shopdrawing dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas pada bagian-bagian yang akan dimulai pekerjaan. Shopdrawing harus
diajukan paling lambat 1 (satu) hari sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan tersebut.
b. Galian tanah harus sudah selesai dan sudah diperiksa oleh Konsultan Pengawas dan
dinyatakan diterima.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
25
c. Pada bagian bawah pasangan pondasi harus dipasang urugan pasir dengan tebal
minimal 10 cm.
d. Pondasi tersebut harus dipasang dengan campuran 1 pc : 5 pasir.
e. Pasangan batu belah tersebut harus dikerjakan dengan cara yang baik, batu kali harus
keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak.
f. Batu kali yang digunakan paling tidak memiliki 3 sisi bekas pecahan
g. Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk yang
ditunjukan dalam gambar. Tiapbatu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga
semua hubungan batu melekat satu dan lainnya dengan sempurna, semua batu harus
dipasang diatas lapisan adukan dan dicetak ditempatnya sehingga tegak. Adukan harus
mengisi penuh rongga antara batu untuk mendapatkan masa yang kuat dan menyatu.

PASAL 6
PEKERJAAN BETON

6.1. Lingkup Pekerjaan


a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis, balok, lantai beton, lantai rabat
beton, Pondasi Telapak dengan cerucuk kayu untuk bangunan yang dimaksudkan
termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekisting/acuan, dan semua pekerjaan
beton yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Ketentuan ketentuan dalam pekerjaan beton dalam pasal ini mengikat untuk pekerjaan
beton nonstruktur

6.2. Persyaratan Bahan


a. Semen
Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement yang telah mengacu
standart SNI. Penyedia Jasa harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang
baik untuk mencegah terjadinya kerusakan. Semen yang menggumpal, sweeping,
tercampur dengan kotoran atau kena air/lembab tidak diijinkan untuk digunakan dan
harus segera dikeluarkan dari proyek.
b. Agregat Kasar
Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dan mempunyai ukuran
terbesar 2 cm.
c. Agregat Halus
Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari pemecah batu dan harus
bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih dari 50%
substansi-substansi yang merusak beton.
d. Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau garam serta
zat-zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
e. Baja Tulangan
1) Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratan PBI NI-2 1971, dengan
tegangan leleh karakteristik (fy) = 400Mpa atau baja BJTS 400
2) Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak dan karat serta bahan-bahan lain yang
mengurangi daya lekat.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
26
3) Untuk pembuatan tulangan untuk batang-batang lurus atau dibengkokan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang disesuaikan dengan dengan
persyaratan yang tercantum pada SNI 2847:2013 Kecuali ada petunjuk yang lain
dari perencana.
4) Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehinaga posisi dari tulangan sesuai
dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama
pengecoran berlangsung.
5) Toleransi pembuatan tulangan disesuaikan dengan persyaratan P.B.I. 1971.
6) Toleransi baja tulangan
Diameter, ukuran sisi atau Variasi dalam berat Toleransi Diameter
jarak antara dua permukaan yang diperbolehkan
yang berlawanan
< 10 mm 7% 0,4 mm
10 < d < 16 mm 5% 0,4 mm
7) Sambungan tulangan dan penjangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan
untuk itu yang tercantum dalam SNI 2847:2013
8) Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan Penyedia Jasa harus menyerahkan sertifikat resmi dari
laboratorium khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
f. Cetakan Beton
Dapat menggunakan kayu kelas II, multipleks dengan tebal minimal 9 mm atau plat baja,
dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam PBI NI-2 1971.
g. Mutu Beton
Mutu beton harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan karakteristik :
1) σbk = 100 kg/cm2.. untuk konstruksi beton B0 seperti lantai kerja dan screeding lantai.
2) σbk = 175 kg/cm2.[K175]. untuk konstruksi beton seperti ring balk, kolom praktis.
h. Kawat Pengikat dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.
i. Cacat pada Beton
Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Konsultan Pengawas / Direksi
Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti
berikut :
1) Konstruksi beton yang keropos
2) Konstruksibeton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya tidak
sesuai dengan gambar.
3) Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
4) Konstruksi beton yang tidak berisikan kayu atau benda lain.
5) Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan
diganti dengan yang baru, kecuali Konsultan Pengawas / Direksi Pengawas
menyetujuiuntuk diadakan perbaikan atau perkuatandari cacat yang ditimbulkan
tersebut. Untuk itu Pelaksana Konstruksi harus mengajukan usulan-usulanperbaikan
yang kemudian akan di teliti / diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut
dianggap memungkinkan.

6.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Konstruksi harus memberikan
contoh material, misalnya : besi, koral, pasir PC untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
b. Digunakan mutu U24. Besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas dari cacat
seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
27
1971) Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
c. Tulangan yang dipakai untuk pekerjaan sloof, kolom praktis, balok lintel, dan ring balk
menggunakan tulangan D10 mm dengan sengkang Ø 8 – 150 kecuali dinyatakan lain
dalam gambar.
d. Apabila tidak ditunjukkan dalam gambar, kolom praktis dan ring balk harus dipasang
disetiap pasangan dinding seluas maksimal 9 m2, atau setiap jarak 3 m.
e. Angkur-angkur dinding dipasang setiap jarak 50 cm tulangan Ø 8 mm dengan panjang
angkur 60 cm.
f. Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton adalah (K175) dan harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.
g. Pembuatan tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan kait-kait
dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai SNI DT-91-0008-2007.
h. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar
konstruksi.
i. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja
dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam SNI DT-91-0008-2007.
j. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
k. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat
pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral / split yang dapat memperlemah
konstruksi.
l. Kawat pengikat besi beton / rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton /
rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI DT-91-0008-2007.
m. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
n. Untuk pondasi cerucuk dipasang cerucuk sesuai gambar menggunakan kayu Gelam Ø12
cm sampai kedalaman yang menyesuaikan kondisi lapangan dengan minimal 3 m

6.4. Pekerjaan Stek


Pekerjaan stek kolom, stek tangga dan stek kolom praktis
a. Besi stek kolom harus memenuhi syarat-syarat spesifikasi / peraturan yang berlaku.
b. Besi beton harus terpasang sesuai dengan Gambar Kerja dan turut dicor sampai batas
permukaan atas sloof
c. Besi tetap lurus setelah selesai pekerjaan cor.
d. Stek tulangan D10

6.4. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan


a. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.
b. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.
c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Pelaksana Konstruksi.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
28
d. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam SNI DT-91-
0008-2007).

PASAL 7
PEKERJAAN BETON NON STRUKTUR

7.1. Lingkup Pekerjaan


a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi beton kolom praktis, beton ring balok untuk bangunan yang
dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekisting / acuan, dan semua
pekerjaan beton yang bukan struktur, sesuai yang ditunjukkan di dalam gambar.

7.2. Persyaratan Bahan


a. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atas
persetujuan Perencana dan Supervisi dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah
mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan Semen
Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelambaban, bebas dari
air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan
semen.
b. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, Lumpur
dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan
dalam PBI 1971.
c. Koral Beton / Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/Penimbunan pasir koral
beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut
tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali
dan bahanbahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI-3
pasal 10. Apabila dipandang perlu PPK dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang
dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Pelaksana Konstruksi.
e. Besi Beton
Digunakan mutu BJTS 400 besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat
seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi persyaratan (sni). Bila
dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
f. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material,
misalnya : besi, koral, pasir PC untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
g. Contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan dipakai sebagai standard /
pedoman untuk memeriksa / menerima material yang dikirim oleh Pelaksana ke Tapak.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
29
7.3. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak/kemasan aslinya yang masih tersegel
dan berlabel pabriknya.
b. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan
bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
d. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan.
Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban Pelaksana Konstruksi.

7.4. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K175 dan harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.
b. Pembesian
1) Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai
PBI-1971.
2) Pemasangan dan penggunaan tulangan beton. harus disesuaikan dengan gambar
konstruksi.
3) Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja
dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971.
4) Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Konsultan Pengawas.
c. Cara Pengadukan
1) Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
2) Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh
Supervisi.
3) Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa
slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 7,5 cm dan maksimum
10 cm.
d. Pengecoran Beton
1) Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuranukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
2) Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan Pengawas.
3) Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat
pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral /s plit yang dapat memperlemah
konstruksi.
4) Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka
tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
e. Pekerjaan Acuan / Bekisting
1) Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan
/ yang diperlukan dalam gambar.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
30
2) Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran
dilakukan.
3) Acuan harus rapat (tidak bocor), pemiukaannya licin, bebas dari kotoran, potongan
kayu, tanah / Lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan harus
mudah dibongkar tanpa merusak pemiukaan beton.
4) Kontraktor harus memberikan contoh material (besi, koral / split, pasir dan Semen
Portland) kepada Konsultan Pengawas, untuk mendapatkan persetujuan sebelum
pekerjaan dilakukan.
5) Bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang aman,
sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai persyaratan.
6) Kawat pengikat besi beton / rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
Økawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton / rangka
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI 1971).
7) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
8) Beton harus dibasahi paling sedikit selama tujuh hari setelah pengecoran.
f. Pekerjaan Pembongkaran Acuan / Bekisting
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Konsultan
Pengawas. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.
g. Syarat Pengamanan Pekerjaan
1) Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran.
2) Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan
lain.
3) Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Pelaksana Konstruksi.
4) Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI Th.1971)

PASAL 8
PEKERJAAN BEKISTING

8.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pasal ini menguraikan semua pekerjaan perancangan, pembuatan, pemasangan dan
pembongkaran semua bekisting beton yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor, sesuai
dengan kebutuhan dalam menyelenggarakan pekerjaan beton, sebagaimana yang tertera
didalam gambar. Pada dasarnya, bekisting adalah konstruksi bantu yang mendukung beton
yang belum mengeras.
b. Semua Bekisting Beton harus dilaksanakan dengan mengikuti semua persyaratan yang
tercantum didalam RKS ini, PBI 1971, PUBI 1982, PKKI 1961 dan semua Perintah yang
disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama pelaksanaan Pekerjaan.

8.2. Persyaratan bahan


Semua bekisting beton yang akan dipakai harus kuat, tidak berubah bentuk waktu di isi adukan
dan tidak bocor. Bahan yang dipakai dapat berupa kayu yang bermutu baik dan tidak mudah

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
31
lapuk, besi atau bahan lainnya yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Bekisting harus dirakit
dengan menggunakan paku kayu, baut atau lainnya dengan ukuran yang sesuai.

8.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan gambar-gambar rencana dari bekisting
kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui, sebelum pekerjaan dimulai. Gambar tersebut
harus mencantumkan secara jelas konstruksi dan bahan dari bekisting, sambungan-
sambungannya, kedudukannya dan sistim rangkanya. Semua biaya yang diperlukan
sehubungan dengan perencanaan bekisting ini harus sudah termasuk ke dalam biaya
konstruksi.
b. Bekisting harus direncanakan untuk dapat memikul beban konstruksi dan getaran yang
ditimbulkan oleh alat penggetar. Defleksi maksimum dari bekisting antara tumpuan harus
dibatasi sampai 1/400 bentang antar tumpuan. Bilamana menggunakan konstruksi
bekisting dari kayu, maka untuk kolom dan pekerjaan beton lainnya harus dipakai papan
dengan ketebalan minimum 2,5 cm, balok 5/7, 6/10 dan dolken 8/11.
c. Bekisting harus ditunjang dengan batang besi yang kokoh dan untuk mencegah terjadinya
defleksi maka bekisting dibuat anti lendutan keatas sebagai berikut :
1) Semua balok atau pelat lantainya 0,2 % lebar bentang pada tengah-tengah bentang.
2) Semua balok Cantilever dan pelat lantainya 0,4 % dari bentang, dihitung dari ujung
bebas
d. Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang perlu,
sehingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk konstruksinya adalah sesuai
dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang tertera pada gambar.
e. Semua bekisting tersebut harus dirakit kedalam bentuk, ukuran garis dan dimensi yang
tertera dan yang dibutuhkan, untuk memperoleh kedudukan, ketinggian dan posisi yang
tepat. Konstruksinya harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mudah dicabut bila tidak
dipalu atau dicongkel. Bekisting harus dibuat cukup rapat agar adukan tidak lolos pada saat
pengecoran.
Pada tempat yang tertutup atau sukar dijangkau, pembukaan sementara harus disediakan
untuk membuang benda yang tidak dinginkan.
f. Bilamana sebelum atau selama pekerjaan pengecoran, bekisting menunjukkan tanda
penurunan yang besar, yang menurut pendapat Konsultan Pengawas akan menyebabkan
kedudukan (peil) akhir tidak dapat mencapai kedudukan yang semestinya, maka Konsultan
Pengawas berhak untuk memerintahkan dibongkarnya pekerjaan beton yang sudah
dilaksanakan dan mewajibkan Pelaksana Konstruksi untuk memperkuat bekisting tersebut
sampai dianggap cukup kuat. Semua biaya yang timbul karenanya menjadi tanggungjawab
dari Pelaksana Konstruksi.

8.4. Pembongkaran Bekisting


a. Bekisting untuk bagian beton yang mana saja yang tidak memikul beban struktur dapat
dibongkar setelah beton cukup mengeras.
b. Bekisting untuk bagian struktur dan pekerjaan lainnya yang memikul beban struktur harus
dibiarkan untuk sekurang-kurangnya sampai beton mencapai kekuatan yang
dipersyaratkan seperti yang disebutkan dibawah ini, atau seperti yang diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
32
LAMA PRESENTASE
1. BAGIAN STRUKTUR
PEMBONGKARAN KEKUATAN RENCANA
Bagian tengah balok 28 hari 100
Pelat lantai 21 hari 80
Dinding beton 2 hari 25
Kolom beton 4 hari 25
Bekisting tepi balok 2 hari 25

c. Bekisting untuk bagian beton yang mana saja yang tidak memikul berat struktur dapat
dibongkar setelah beton cukup mengeras.
d. Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga keamanan
konstruksi tetap terjamin, terjaga dan sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada PBI
1971 NI-2

PASAL 9
PEKERJAAN PERANCAH LUAR

9.1. Lingkup Pekerjaan


Pasal ini menguraikan pekerjaan perancah luar yang harus dilaksanakan pada saat pelaksanaan.
9.2. Persyaratan bahan
a. Peralatan yang digunakan sebagai perancah luar adalah scaffolding yang lengkap serta
bagian luarnya dipasang jaring-jaring luar.
b. Scaffolding yang dipakai harus kuat dan lengkap terdiri dari batang-batang silang beserta
perkuatannya. Sedangkan untuk jaring-jaring luar terbuat dari anyaman tambang plastik
atau nylon.

9.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Perancah luar dipasang pada sekeliling bangunan dengan cara-cara yang benar sehingga
tidak membayakan pekerja, bangunan yang dikerjakan maupun keadaan sekelilingnya.
b. Perancah luar harus dipasang minimal sama dengan bangunan yang dikerjakan dan dicat
dengan warna yang mencolok.
c. Untuk naik turun gedung selama pelaksanaan berlangsung, pada perancah luar harus
dipasang tangga dilengkapi dengan border mendatar.
d. Sedangkan untuk jaring-jaring luar dipasang pada scaffolding secara kuat, rapih dan tidak
kendor. Jaring ini harus tahan terhadap tiupan angin dan memberi perlindungan serta rasa
nyaman bagi yang bekerja pada dinding luar.
e. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Konsultan pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
f. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada kelainan /
perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

9.4. Aplikasi
Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli berpengalaman (ahli dari pihak pemberi
garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan "metode pelaksanaan" sesuai
dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Khusus
untuk bahan waterproofing yang dipasang ditempat yang berhubungan langsung dengan
matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra voilet atau apabila disyaratkan
dalam gambar pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka dibagian lapisan atas dari lembar
waterproofing ini harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan, dimana lapisan ini
dapat berupa screed maupun material finishing.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
33
9.5. Pengamanan Pekerjaan
a. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan,
terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
b. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau Pemakai
pada waktu pekerjaan ini dilakukan dilaksanakan maka Kontraktor harus memperbaiki /
mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya yang
timbul untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Pelaksana Konstruksi.
9.5. Pengujian
Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan – percobaan dengan cara merendam minimal
selama 3 x 24 jam di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air pelaksanaan pekerjaan dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

PASAL 10
PEKERJAAN STRUKTUR KAYU

10.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan Struktur Kayu ialah bagian-bagian yang dalam gambar rencana dinyatakan
sebagai Konstruksi struktur kayu.
b. Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut Kontraktor harus membuat shop drawing dari
pekerjaan struktur kayu. Gambar kerja meliputi detail-detail pemasangan, pemotongan,
penyambungan, pengaku, ukuran-ukuran dan lain-lain yang secara teknis diperlukan,
terutama untuk fabrikasi dan pemasangan.
10.2. Material
a. Material Kayu yang digunakan:
Minimal Kayu kelas kuat II, kuat karakteristik:
s lt min : 100 kg/cm2
s tr// min : 85 kg/cm2
s tk// min : 25 kg/cm2
τ // min : 12 kg/cm2
b. Material harus bebas dari cacat, dan bebas dari rayap.

10.3. Fabrikasi & Pelaksanaan


a. Umum
1) Tukang-tukang yang digunakan harus dari tenaga-tenaga ahli pada bidangnya dan
melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk-petunjuk Supervisi.
2) Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi
ini akan ditolak dan harus segera diperbaiki.
b. Pemotongan
Struktur Kayu harus dipotong dengan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil
pemotongan harus diselesaikan siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata
menurut ukuran yang diperlukan.
c. Alat Sambang
Pemasangan jumlah dan posisi alat sabung mengacu pada gambar rencana dengan spasi
antar alat sambung adalah 7 x diameter alat sambung.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
34
BAGIAN III
PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1
PEKERJAAN PASANGAN DINDING

1.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

1.2. Persyaratan Bahan


a. Batu Bata Merah ukuran 6 x 12 x 24 cm atau yang umum di dapat di lokasi kegiatan, yang
dipasang adalah dari mutu yang terbaik, produk lokal dan disetujui Konsultan Pengawas
dan harus memenuhi NI-10
b. Semen Portland yang digunakan satu merek dan harus memenuhi NI-18.
c. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
d. Air yang digunakan adalah air bersih tidak mengandung zat lain seperti asam, minyak,
lumpur dan harus memenuhi PUBI -1982 Pasal 9.

1.3. Gambar Detail Pelaksanaan


a. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
b. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak:
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas.

1.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya.
b. Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, warna dan tekstur bahan
harus seragam.
c. Pasangan batu bata merah, dengan menggunakan aduk campuran 1 pc : 5 pasir
pasangan.
d. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof
sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding di daerah basah setinggi
160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang pada gambar menggunakan
simbol aduk trasram / kedap air digunakan aduk rapat air dengan campuran 1 pc : 3 pasir
pasang.
e. Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex. Lokal dengan kualitas terbaik, siku
dan sama ukurannya, atau yang disetujui Konsultan Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
35
f. Sebelum digunakan batu bata merah harus direndam dalam bak air atau drum hingga
jenuh.
g. Setelah batu bata merah terpasang dengan aduk, nat / siar-siar harus dikerok sedalam 1
cm dan bersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
h. Pasangan dinding batu bata merah sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
i. Pemasangan dinding batu bata merah dilakukan bertahap, setiap tahap berdiri
maksimum 10 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
j. Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih besar dari 12 m² ditambahkan kolom dan balok
penguat (kolom dan balok praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4
Ø 12 mm, beuguel Ø 8 mm jarak 20 cm.
k. Pembuatan lubang pasangan untuk perancah / steiger sama sekali tidak diperkenankan.
l. Pembuatan lubang pada pasangan batu bata merah yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton Ø 8 mm jarak
50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang ditanam dalam pasangan batu bata merah sekurang-kurangnya 30 cm
kecuali ditentukan lain.
m. Pasangan batu bata merah untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm, pelaksanaan harus cermat,
rapi dan benar-benar tegak lurus.
n. Dinding batu bata merah yang baru dipasang harus dibasahi dengan air terus menerus
selama paling sedikit 7 hari dan tidak diperkenankan terkena sinar matahari langsung.
o. Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan balok/sloof harus dipasang
angkur besi beton dengan Ø 8 panjang 50 cm dan beton yang berhubungan langsung
dengan dinding bata harus diketrik atau dikasarkan dulu agar pasangan tembok dapat
merekat dengan baik.
p. Siar-siar pasangan bata harus dikerok dan dibersihkan sebelum spesie menjadi kering
sehingga membentuk lekukan agar supaya plesteran dapat merekat dengan baik.

1.5. Syarat Pemeliharaan


a. Pelaksana Konstruksi wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak / cacat, perbaikan
dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
b. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pelaksanaan, maka
Pelaksana Konstruksi wajib memperbaiki sampai dinyatakan diterima oleh PPK, biaya
yang timbul untuk pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Pelaksana Konstruksi
c. Pelaksana Konstruksi wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari kerusakan.
d. Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
Pelaksana Konstruksi.

PASAL 2
PEKERJAAN PLESTERAN, KAMPROT, ACIAN DINDING DAN TALI AIR

2.1. Lingkup Pekerjaan


a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan,
peralatan termasuk alat bantu dan alat angkut diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan plesteran sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
36
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding batu batu bata merah
di dalam maupun di luar bangunan, pekerjaan selokan dan sesuai disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar.
c. Pekerjaan plesteran ini dimaksudkan untuk plesteran dinding baru dan untuk plesteran
dinding lama yang dikelupas lapisan plesterannya.

2.2. Persyaratan Bahan


a. Semen Portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh pekerjaan).
b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
d. Penggunaan adukan plesteran :
1) Adukan 1 pc : 3 pasir, dipakai untuk plesteran rapat air atau untuk seluruh plesteran
trasram.
2) Adukan 1 pc : 5 pasir, dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya.
3) Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC atau tertentu atas
pentujuk Konsultan Pengawas.

2.3. Gambar Detail Pelaksanaan


a. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
b. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak:
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas.

2.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya.
b. Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, warna dan tekstur bahan
harus seragam.
c. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas dan persyaratan tertulis dalam
uraian dan syarat pekerjaan ini.
d. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau
pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Konsultan Pengawas sesuai uraian dan
syarat pekerjaan yang tertera dalam spesifikasi teknis.
e. Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
Untuk bidang kedap air, beton, pasangan batu bata yang berhubungan dengan udara
luar, dan semua pasangan batu bata dibawah permukaan tanah sampai ketinggian 30
cm dari permukaan lantai dan 160 cm dari permukaan lantai untuk kamar mandi, WC /
Toilet dan daerah basah lainnya dipakai plesteran 1 pc : 3 pasir.
Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan water proofing setara sikka raintide,
dengan perbandingan bagian 1 liter untuk 0,75 m².

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
37
Untuk bidang lain diperlukan plesteran campuran 1 pc : 5 pasir.
Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran
yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur delapan hari (kering
benar), untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan addivite plamix
dengan dosis 300
250 gram plamir untuk setiap 50 kg semen.
Semua jenis aduk perekat tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu
pencampuran aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit
terutama untuk adukan kedap air.
f. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi
pipa, listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
g. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting
dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas
pengikat bekisting harus tertutup aduk plester.
h. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish
dengan cat dipakai plesteran halus (acian diatas permukaan plesterannya).
i. Untuk dinding tertanam di dalam tanah diberapen dengan memakai spesi kedap air 1 pc
: 3 pasir pasangan.
j. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaanya diberi alur-alur
garis horizontal atau diketrek (scarth) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan finishingnya, kecuali yang menerima cat.
k. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 meter, dipasang tegak dan menggunakan
keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.
l. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang
dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal pelsteran
maksimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang
dizinkan Konsultan Pengawas.
m. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang
datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 1 cm, kecuali bila
ada petunjuk dalam gambar atau ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
n. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m, jika melebihi Pelaksana Konstruksi
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya dari Pelaksana Konstruksi.
o. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering,
selama 7 (tujuh) hari terus menerus dan melindungi dari terik panas matahari langsung
dengan bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
p. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan
Pengawas dengan biaya dari Pelaksana Konstruksi. Setelah acian selesai, acian harus
dibasahi terus menerus sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari.
q. Selama pemasangan dinding batu bata / beton bertulang sebelum difinish, Pelaksana
Konstruksi wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan
pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan menjadi tanggung jawab Pelaksana Konstruksi
dan wajib diperbaiki.
r. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur
lebih dari 2 (dua) minggu.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
38
PASAL 3
PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

3.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang baja ringan yang telah dilapisi lapisan anti karat.
b. Rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
1) Rangka utama atas (top chord)
2) Rangka utama bawah (bottom chord)
3) Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
4) Rangka gording (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama
dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.
c. Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
1) Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
2) Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop Permanen (Fabrikasi),
3) Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi kegiatan.
4) Penyediaan tenaga kerja beserta alat / bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
5) Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka
kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate / murplat), gording, sekur overhang,
ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku).
6) Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

d. Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:


1) Pemasangan penutup atap
2) Pemasangan kap finishing atap
3) Talang selain jurai dalam
4) Accesories atap

3.2. Persyaratan Material Rangka Atap


a. Material struktur rangka atap: Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)
1) Baja Mutu Tinggi G 550
2) Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
3) Tegangan Maksimum 550 Mpa
4) Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
5) Modulus geser 80.000 Mpa

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
39
b. Lapisan anti karat - Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi,
dua jenis lapisan anti karat (coating):
1) Galvanised (Z220)
a) Pelapisan Galvanised
b) Jenis Hot-dip zinc
c) Kelas Z22
d) Ketebalan pelapisan 220 gr/m²
e) Komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran
2) Galvalume (AZ100)
a) Pelapisan Zinc-Aluminium
b) Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
c) Kelas AZ100
d) Ketebalan pelapisan 100 gr/m²
e) Komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.
3) Multigrip (MG)

4) Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk
menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
a) Galvabond Z275
b) Yield Strength 250 MPa
c) Design Tensile Strength 150 MPa

c. Alat Sambung (Screw)


Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen
rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai
berikut:
1) Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
2) Panjang (termasuk kepala baut) 16 mm
3) Kepadatan Alur 16 alur / inci
4) Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
5) Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm
d. Kekuatan Mekanikal
1) Gaya geser satu baut 5,10 KN
2) Gaya aksial 8,60 KN
3) Gaya Torsi 6,90 KN

3.3. Persyaratan Pra Konstruksi


a. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan
rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat).
b. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan
pada dokumen tender.
c. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar
kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung pada
setiap titik buhul.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
40
d. Perubahan bahan / detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas,
dan Pihak Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
e. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi di workshop permanen
dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan
(fabrikasi).
f. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan penyedia
jasa Rangka Atap Baja ringan.
g. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan akreditasi
nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).

3.4. Persyaratan Pelaksanaan


a. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja
ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang
berkompeten.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan
mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang
dilengkapi dengan kontrol torsi.
d. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata
air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.
e. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai
untuk tumpuan kuda-kuda.
f. Pihak kontraktor bersedia menyediakan contoh genteng Spandek yang akan dipakai
sebagai penutup atap, agar pihak Pelaksana Konstruksi baja ringan dapat memasang
gording dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng Spandek tersebut
sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi kegiatan.
g. Jaminan Struktural
1) Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan
maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi
kuda-kuda, pengaku-pengaku dan gording.
2) Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan
Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang
tercantum pada “Cold formed code for structural steel” (Australian Standard / New
Zealand Standard 4600 : 1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead
and live loads Combination” (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”
(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan
“Screws-self drilling-for the building and construction industries” (Australian
Standard 3566).

PASAL 4
PEKERJAAN PENUTUP ATAP GENTENG SPANDEK DAN LISPLANK

4.1. Lingkup Pekerjaan


a. Menyediakan tenaga kerja, bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan dengan hasil yang baik dan diterima oleh Konsultan Pengawas.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan penutup atap seperti yang ditunjukkan dalam
gambar sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
41
4.2. Persyaratan Bahan
a. Genteng dan nok yang digunakan adalah Genteng Spandek. Ukuran panjang, lebar dan
tebal genteng Spandek dan nok harus sama untuk seluruh atap. Overlaping minimal 100
mm.
b. Permukaan genteng Spandek dan nok harus mulus, tidak terdapat cacat, retak, gompel
dan lain lain. Bentuk genteng Spandek dan nok harus sama untuk masing masing
jenisnya
c. Bahan yang didatangkan ke lapangan telah diseleksi, dalam keadaan baik dan tidak
cacat.
d. Kontraktor wajib bertanggung jawab terhadap hasil akhir dan selama masa jaminan
dengan hasil baik.

4.3. Syarat-syarat pelaksanaan


a. Seluruh pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi dari produsen
termasuk jarak gording, kemiringan atap dan overlap antara genteng Spandek, kanopi
dibuatkan tali air dan atau sesuai dengan petunjuk / persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Kontraktor diwajibkan mengikuti semua gambar detail yang berhubungan dengan
pekerjaan atap genteng Spandek, nok dan mekanisme kerja yang ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
c. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan yang terkait sebelumnya telah
diterima oleh Konsultan Pengawas dan telah menyetujui untuk pelaksanaan.
d. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh installer yang telah berpengalaman melaksanakan
pemasangan pekerjaan sejenis dengan bahan yang sama dan dengan hasil yang baik.
e. Kontraktor bertanggung jawab terhadap hasil akhir dan selama masa jaminan dengan
hasil baik dan wajib memperbaiki atau mengganti yang rusak baik yang terlihat maupun
yang tersembunyi hingga menjadi baik dengan seluruh biaya ditanggung Pelaksana
Konstruksi.
f. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai
untuk tumpuan kuda-kuda.

PASAL 5
PEKERJAAN PLAFON

5.1. Lingkup Pekerjaan


a. Termasuk dalam pekerjaan plafon ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan
termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
plafon, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi plafon Gypsum Board dan GRC Board, sesuai disebutkan
dalam gambar dan sesuai petunjuk dari Konsultan Pengawas.

5.2. Persyaratan Bahan


Plafon Gypsum Board 9 mm
Persyaratan Bahan : Gypsum Board 9 mm
a. Ukuran : Standard pabrik, tebal 9 mm (120 x 240) cm
b. Warna : Finishing cat emulsion acrylic
c. Type : Warna ditetapkan kemudian.
d. Rangka : 1) Hollow 40x40 mm
2) List Plafon Kayu kelas II 10 x 30 mm

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
42
5.3. Gambar Detail Pelaksanaan
a. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
b. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak:
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas. Dan harus memuat :
1) Penunjukkan lay-out
2) Posisi untuk manhole (inspection manhole)
3) Gambar-gambar koordinasi yang menunjukkan koordinasi ME dan / atau
perlengkapan plumbing dan fixtures (lampu, sprinkler, dan sebagainya) bila ada,
serta design ceiling dan konstruksinya.

5.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Pengiriman dan penyimpanan
1) Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya.
2) Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, basah, dan tidak
melengkung, warna dan tekstur bahan harus sama.
3) Contoh material ukuran sebenarnya yang menunjukkan pola dan warna. Kontraktor
harus membuat Mock-up yang mewakili sistem pemasangan ceiling.
4) Material harus disimpan dalam ruangan, ditutup, ditumpuk rata, terangkat dari
lantai dan terlindung dari air, yang semuanya sesuai petunjuk pabrik.
b. Ketentuan Pemasangan
1) Periksa area yang dijadwalkan akan dipasang unit ceiling penggantung ini untuk
mengetahui ketidakrataan, ketidaksamaan dan kelembaban yang mungkin
mempengaruhi kualitas dan pelaksanaan dan pelaksanaan pekerjaan.
2) Berilah tanda dan perkiraan kemungkinan celah untuk akses dan lokasi yang sulit
sebelum pemasangan.
3) Jangan memasang ceiling mendahului pekerjaan mekanikal dan elektrikal dan untuk
itu diperlukan pemeriksaan sampai kesiapan menyeluruh telah dilakukan dan
pekerjaan lain tersebut telah selesai seluruhnya.
4) Bila terdapat rekomendasi dari pabrik memiliki perbedaan berarti dari spesifikasi
disini, harus memakai rekomendasi dari pabrik, kecuali bahwa spesifikasi disini harus
diberlakukan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
5) Dipasang sedemikian rupa dengan penguat-penguat sehingga menghasilkan
permukaan yang rata, horisontal dan tidak bergelombang / melendut.
6) Semua nat harus lurus, pertemuannya tegak lurus dan rapi.
7) Dalam hal pemotongan, harus menggunakan alat pemotong (cutter) mekanik.
8) Hasil pemasangan tersebut harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
9) Setelah seluruh pekerjaan selesai, bersihkan panel ceiling dari bekas telapak tangan,
kotoran, lemak, dan benda-benda asing lain.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
43
PASAL 6
PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM

6.1. Lingkup Pekerjaan


a. Menyediakan tenaga kerja, bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan kusen pintu dan jendela aluminium sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan kusen pintu dan jendela aluminium, termasuk
kaca, engsel, daun pintu dan jendela rangka aluminium, handle pintu, aksesoris jendela
dan aksesoris lain yang dibutuhkan atau seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam
gambar.

6.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan Rangka Aluminium
1) Profil Alumunium bermutu baik
2) Alloy / Billet : menggunakan bahan asli, tidak terbuat dari bahan-bahan scrap / sisa,
standard bahan 6063
3) Standard : SII – 0692 – 82
4) Tebal Anodising : 22 micron (minimal)
5) Ukuran Profil : minimal 45 mm x 100 mm (4”)
6) Tebal Profil : minimal 1.33 mm
7) Finish & warna : Natural
8) Pemakaian : sesuai gambar
Aksesoris & Perlengkapannya
1) Sekrup, hardware & parts menggunakan stainless steel
2) Angkur-angkur tanam : Baja
3) Bagian yang berhubungan dengan alumunium diberi lapisan galvanized 25 micron,
bagian lain diberi zinchromat type alkid
b. Bahan perekat
Sealent yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan fungsinya, untuk structural
glazing, curtain wall atau fungsi lain dengan rekomendasi dari pabrik, pemakaian 1 tube
maksimal 150 cm
c. Bahan finishing :
Finishing untuk permukaan kusen dan daun pintu / jendela lihat Door Schedule
d. Bahan Panel Daun Pintu.
Daun pintu dengan honeycomb engineering door.
e. Bahan finishing :
Finishing untuk permukaan kusen dan daun pintu / jendela lihat Door Schedule

6.3. Gambar Detail Pelaksanaan


a. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
b. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak:
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
44
6.4. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail sesuai
dengan gambar detail dari perencana.
c. Seluruh pekerjaan kusen dan daun pintu / jendela harus dikerjakan di workshop,
penyimpanan kusen, pintu / jendela di workshop atau ditempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena suaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
d. Semua profil dilapisi plastic PVC atau polythiline film
e. Pengiriman barang harus hati-hati dan tidak boleh terjadi kerusakan
f. Setiap unit pintu dan jendela alumunium yang dikirim ke lapangan harus sudah diperiksa
kualitasnya.
g. Harus diperhatikan semua sambungan siku / sudut untuk rangka aluminium maupun
rangka kayu dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan / menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh
ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
h. Semua material berbahan kayu tampak harus diserut rata, halus, lurus dan siku-siku satu
sama lain sisi-sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan.
i. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pada pekerjaan kusen
harus dipasang klos-klos dari kayu bangkirai panjang minimal 30cm pada engsel-engsel pintu dan
engsel jendela
j. Setelah pemasangan kusen atau daun pintu Kontraktor diwajibkan memberikan
perlindungan sedemkian rupa sehingga terhindar dari kerusakan – kerusakan oleh
benturan-benturan benda – benda lain dan dari kelembaban ataupun terkena cuaca
langsung.
k. Semua unit pintu dan jendela alumunium yang sudah terpasang harus selalu dalam keadaan
terproteksi dengan plastik pelindung agar tidak tergores maupun cacat dan kotor.
l. Screw dipakai M8 harus dipasang dengan jarak maksimal 75cm
m. Setelah pemasangan kusen atau daun pintu & jendela Pelaksana Konstruksi diwajibkan
memberikan perlindungan sedemikian rupa sehingga terhindar dari kerusakan-
kerusakan oleh benturan-benturan benda-benda lain dan dari kelembaban ataupun
terkena cuaca langsung.
n. Apabila terjadi cacat atau kerusakan-kerusakan baik yang terlihat maupun yang
tersembunyi, Kontraktor wajib memperbaiki ataupun mengganti dengan yang baru
sampai dengan disetujui oleh Konsultan Pengawas dengan seluruh biaya ditanggung
oleh Kontraktor.

PASAL 7
PEKERJAAN DAUN PINTU, DAUN JENDELA, ROSTER DAN GLASSBLOK

7.1. Lingkup Pekerjaan


a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, hingga dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
45
b. Pekerjaan pembuatan rangka kayu, pintu honeycomb engineering door dan jendela
rangka aluminium dipasangkan pada pintu-pintu dan seluruh detail seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

7.2. Persyaratan Bahan


a. Pintu Honeycomb Engineer Door
1) Bahan rangka pintu dari aluminium yang telah dipersyaratkan pada Pasal 6, ukuran
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
2) Bagian yang berhubungan dengan alumunium diberi lapisan galvanized 25 micron,
bagian lain diberi zinchromat type alkid
3) Angkur-angkur tanam : Baja
b. Pintu Kamar Mandi WC
1) Pintu PVC standar dilengkapi dengan jalusi
2) Ukuran : 70 x 195 cm
3) Tebal Profil : minimal 1.33 mm
4) Finish dan warna : Warna Biasa ditentukan kemudian
5) Pemakaian : sesuai gambar
c. Jendela Rangka Kayu (Bovenlight)
1) Bahan jendela rangka kayu dari kayu Kamper yang telah dikeringkan, mutu I, kelas
kuat II dan kelas awet I-II, ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
2) Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya. Kelembaban bahan kayu yang
digunakan, disyaratkan maksimum 12%.
3) Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI - 5 (PKKI tahun
1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan dlm SII 0458-81.

7.3. Gambar Detail Pelaksanaan


a. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
b. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak:
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas.
e. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Konstruksi diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dengan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola layout/penempelan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-
detail.

7.4. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola, layout / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan pintu ditempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
46
c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu agar tetap terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan kerapihan, tidak boleh ada lubang atau cacat
bekas penyetelan.
d. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku satu sama lain
sisi ukuran rangka kayu merupakan ukuran jadi.
e. Penyambungan rangka daun pintu dibuat sistim lubang dan pen dengan paku / pasak
kayu atau bambu serta digunakan lem kayu yang bermutu dan produk dalam negeri dari
merk seperti yang telah disyaratkan dan disetujui Konsultan pengawas. Pekerjaan daun
pintu dilakukan dibengkel penyambungan rangka dan penempelan seluruh bahan panel,
dilakukan dengan sistem pres di pabrik.
f. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Konsultan
pengawas, tanpa meninggalkan bekas / cacat pada permukaan kayu yang tampak.
g. Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan semua
peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

PASAL 8
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

8.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, perlengkapan daun pintu / daun
jendela dan alat Bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan
pada daun pintu kayu dan jendela seperti yang ditunjuk / disyaratkan dalam detail
gambar.

8.2. Persyaratan Bahan.


a. Semua “Hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku Spesifikasi Teknis, bila terjadi perubahan atau penggantian “Hardware”
akibat dari pemilihan merek, Pelaksana Konstruksi wajib melaporkan hal tersebut
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal
c. Merek yang digunakan Dekson dan Solid

8.3. Perlengkapan Pintu Dan Jendela.


Untuk ketentuan perincian tipe dan jenis perlengkapan yang digunakan antara ini :
a. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu :
1) Untuk daun jendela kaca dipakai pengunci yang kuat dengan finish serasi dengan
door hardware.
2) Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 105 cm dari lantai pada klos kayu yang tertanam dalam kusen, atau sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Pekerjaan Engsel :
1) Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu yang kuat,
dipasang sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah untuk setiap daun dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel.
Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun
pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
2) Untuk jendela digunakan engsel samping yang kuat

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
47
c. Pekerjaan aksesories jendela
1) Pengunci Jendela menggunakan grendel yang kuat dan baik
2) Pengunci boven light menggunakan Springknip setara produk Grendel dan engsel
yang digunakan.
d. Bahan-Bahan :
Untuk ketentuan tipe dan jenis perlengkapan yang digunakan harus diambil dari agen
resmi produsen dan harus mendapatkan surat garansi.
e. Pelaksana Konstruksi wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.

8.4. Persyaratan Pelaksanaan.


a. Engsel atas dipasang + 25 cm (as) dari permukaan atas pintu.
1) Engsel bawah dipasang + 25 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
2) Engsel tengah dipasang + 25 cm dari tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
b. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 25 cm dari permukaan pintu,
engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
c. Penarik pintu (door pull) dipasang 1050 mm (as) dari permukaan lantai.
d. Pemasangan lockease, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas, apabila hal
tersebut tidak tercapai, Pelaksana Konstruksi wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
e. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
f. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
g. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan dan disetujui Konsultan Pengawas. Di dalam shop drawing harus jelas
dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar dokumen kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi Produsen.

PASAL 9
PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

9.1. Lingkup Pekerjaan


a. Menyediakan tenaga kerja, bahan peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehinga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh kaca eksterior seperti yang disebutkan /
ditunjukkan dalam detail gambar.

9.2. Persyaratan Bahan


a. Kaca adalah bahan terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses,
gilas dan pengambangan (Float Glass), mempunyai permukaan yang rata dan tidak
bergelombang.
b. Bahan Kaca
Kaca jendela/pintu :

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
48
1) Produksi kaca adalah dari Asahimas.
2) Jenis float glass.
3) Warna Bening
4) Tebal 5 mm
c. Toleransi Lebar dan Panjang.
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan oleh
produsen sesuai standard SII.
d. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan
yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm
per meter.
e. Cacat–Cacat.
1) Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari
pabrik.
2) Kaca yang digunakan harus bebas dari gelombang (ruang-ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca).
3) Kaca yang digunakan harus sesuai dengan komposisi kimia yang dapat menganggu
pandangan.
4) Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca).
5) Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah
luar atau masuk).
6) Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis
timbul yang tembus padangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah
dan mengganggu pandangan.
7) Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch), bebas
lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
8) Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
9) Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm.
f. Bahan Kaca :
Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1962, digunakan setara produk
Mulia
Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
g. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digerinda
/ dihaluskan, hingga membentuk tembereng.

9.3. Gambar Detail Pelaksanaan


a. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
b. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak:
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
49
9.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya.
b. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan dalam buku ini dan mengikuti semua persyaratan / petunjuk dari produsen.
c. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur, tanda-
tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat pemotongan kaca
khusus.
f. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam alur
kaca pada frame / rangka.
g. Pembersih akhir dari kaca menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan
cairan pembersih kaca yang baik.
h. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digerinda/
dihaluskan, hingga membentuk tembereng.

PASAL 10
PEKERJAAN FINISHING LANTAI DAN DINDING KERAMIK

10.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pelapisan lantai dan dinding pada tempat-tempat yang ditunjukan dalam gambar.
b. Pelapisan lantai dan toilet

10.2. Persyaratan Material / Bahan


a. Prinsip
1) Semua jenis bahan/material harus disetujui oleh Konsultan Pengawas / Pejabat
Pembuat Komitmen / Direksi Pengawas.
2) Penempatan material harus sesuai dengan fungsinya.
3) Semua pekerjaan finishing lantai harus dikerjakan setelah pekerjaan pendukung
dibawahnya yaitu water proofing untuk KM / WC dan area yang diminta dalam gambar,
rabat beton untuk lantai dasar dan pasir urug untuk semua lantai sudah diselesaikan
dan dinyatakan diterima oleh Pengawas
4) Pasangan pelapis ini merupakan pekerjaan final sehingga harus diyakini bahwa
pekerjaan-pekerjaan yang mendahuluinya sudah selesai secara tuntas.
5) Pelaksana Konstruksi harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga) set kepada
Konsultan pengawas/Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan persetujuan
(tekstur dan warna), selanjutnya dipakai sebagai standar dalam memeriksa/menerima
bahan yang dikirim ke lapangan.
6) Pelaksana Konstruksi wajib menyerahkan/menyediakan cadangan bahan sebanyak
2,5% dari keseluruhan bahan yang dipasang.
b. Bahan Perekat dari Semen, Pasir dan Air harus memenuhi syarat :
1) Portland Cement (PC)
a) Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I atau II yang memenuhi
Standard Semen Indonesia (NI-8 1964 dan ASTM C -150).
b) Semen harus disimpan di tempat yang terlindung dari cuaca luar, kelembaban dan
air, serta dijaga jangan sampai terjadi kontaminasi. Penyimpanan semen harus
mengikuti ketentuan-ketentuan material saat ini.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
50
c) Semen harus disimpan dengan teratur dan rapi sesuai urutan kedatangannya dan
pemakaiannya harus diusahakan sesuai dengan urutan kedatangannya sehingga
tidak ada semen yang terlalu lama penyimpanannya.
d) Umur semen yang akan digunakan tidak boleh lebih dari 2 (dua) bulan.
e) Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.
f) Jumlah semen yang disimpan harus diperhitungkan agar cukup banyak untuk
menghindarkan kemacetan pekerjaan yang diakibatkan oleh keterlambatan
pengiriman.
g) Harus dijaga agar tidak terjadi proses pelembaban pada semen yang sedang dalam
pengangkutan ataupun penyimpanan.
h) Kadar alkali maksimum 0,40 %. Bahan perekat yang merupakan produk industri
dapat digunakan atas persetujuan Konsultan pengawas/Pejabat Pembuat
Komitmen.
i) Bahan perekat tersebut berbahan dasar semen, pasir silica dan mengandung
Polymeric Binder dan atau berbahan dasar Synthetic Latex. Produk yang dapat
dijadikan referensi adalah produk ex AM.
2) Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras,
bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.
3) Air
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam
dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
c. Persyaratan Keramik dan material lainnya.
1) Harus dapat dijamin ketersediaan Keramik yang sama/homogen dalam jumlah yang
mencukupi untuk menjamin keseragaman penampilan dan estetika.
2) Pemasangan Keramik untuk lantai harus sudah dipasang lapis perkerasan rabat beton
atau lantai kerja / spesi tebal 5cm, diatas perkerasan rebat beton dipasang urug pasir
setebal 10cm
3) Bahan pengisi nat harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas / Pejabat Pembuat
Komitmen / Konsultan Pengawas
4) Pekerjaan pemasangan Keramik dipasang menggunakan adukan 1 pc : 5 ps
5) Semua Keramik PC dan jenisnya harus memenuhi syarat sbb :
a) Kualitas : Kelas I
b) Ketebalan minimum : 2 cm
c) Warna : Ditentukan kemudian
d) Mutu dan Merek : KW 1
e) Ukuran :
Lantai : 30 x 30 cm
Lantai KM / WC : 20 x 20 cm tekstur KM
Dinding KM / WC : 20 x 20 cm tekstur KM

10.3. Gambar Detail Pelaksanaan


a. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
b. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak:
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
51
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas.

10.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan
contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
b. Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, warna dan tekstur bahan harus
seragam
c. Pelaksanaan hanya dapat dimulai setelah :
1) Diterbitkannya surat persetujuan material dari Konsultan Pengawas / Pejabat Pembuat
Komitmen.
2) Gambar kerja / shop drawing pemasangan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas /
Pejabat Pembuat Komitmen.
3) Pekerjaan yang berkaitan mendahului pemasangan pelapis lantai seperti plafond,
instalasi listrik, telepon, pipa-pipa, pemadatan lantai telah selesai dilaksanakan dengan
baik dan diterima oleh Konsultan Pengawas / Pejabat Pembuat Komitmen.
d. Pada ruangan lantai harus sudah dipasang urug pasir setebal 10 cm dipadatkan dan rabat
beton setebal 5 cm
e. Pada pemasangan lantai kamar mandi / WC harus sudah terpasang waterproofing dan
sudah dilakukan pengujian rendam selama 3 hari dengan hasil pengujian baik dan tidak
bocor, serta sudah terpasang urug pasir dipadatkan dengan ketebalan minimal 5 cm
f. Dipasang pada seluruh lantai dan dinding yang telah ditentukan/ditunjukkan dalam detail
gambar.
g. Sebelum dipasang harus dicuci sampai permukaannya bersih dari segala kotoran (tanah,
lumpur, minyak dan cat).
h. Siar-siar diisi dengan grout semen dan cairan penambah zat pengisi, nat / perekat adhesive
produk yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Pejabat Pembuat Komitmen.
i. Kerusakan atau Cacat.
Bila terjadi kerusakan / cacat, Pelaksana Konstruksi diwajibkan untuk memperbaiki kembali
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung
jawab Pelaksana Konstruksi dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
j. Pipa Sparing dan atau Jaringan Pipa.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan pipa sudah harus
terpasang pada tempatnya. Pelaksana Konstruksi harus mempelajari gambar kerja dan
koordinasi dengan pekerjaan plumbing dan mekanikal dibawah pengarahan Konsultan
Pengawas / Pejabat Pembuat Komitmen.

PASAL 11
PEKERJAAN PENGECATAN

11.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini termasuk namun tidak terbatas pada penyediaan tenaga kerja, bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan pengecatan sehingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna untuk operasional.
b. Persiapan permukaan bidang yang akan dicat.
c. Pengecatan permukaan dengan bahan yang telah ditentukan.
d. Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan plesteran, beton, Spandek
(logam), kayu / plywood, plafond dan / atau bagian lain sesuai dengan yang tertera pada
gambar dan yang tidak disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
52
11.2. Persyaratan Bahan
a. Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1) Alkali Resisting Primer / Alkali Resistant Sealer untuk cat interior dan eksterior pada
bidang permukaan plesteran, beton, plywood, plafond setara Dulux
2) Quick-Drying Spandek Primer Chromate / Zinc Chromate Primer untuk bidang
permukaan besi dan logam lainnya.
b. Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1) Vynil Acrylic Emulsion / Acrylic Emulsion untuk cat interior pada bidang permukaan
plasteran, beton, plywood, plafond, dan sejenisnya setara Dulux warna ditentukan
kemudian
2) Acrylic Emulsion Exterior Grade Fungi / Acrylic Resin / Weathershield untuk cat
eksterior pada bidang permukaan plesteran, beton, atau lainnya. Setara Dulux
warna ditentukan kemudian
3) Synthetic Super Gloss / Synthetic Enamel setara Dulux untuk cat pada bidang
permukaan kayu dan besi meliput, daun pintu dan daun jendela dan railing seperti
ditunjukan pada gambar.
c. Merek yang digunakan yaitu; Dulux, Mowilex, Jotun dan Propan
d. Persyaratan lain
1) Semua material cat, baik cat dasar cat akhir maupun bahan pengencernya, harus
merupakan produk asli keluaran satu produsen yang sama
2) Tidak dibenarkan melakukan pencampuran cat sendiri (mengoplos) atau
menggunakan material yang berbeda dengan yang telah ditentukan / disyaratkan
oleh produsen.

11.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Contoh dan Bahan Untuk Perawatan
1) Pelaksana Konstruksi harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada lembaran Plywood ukuran 30 x 30 cm2 , dan pada bidang tersebut harus
dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari
cat dasar s/d lapisan akhir).
2) Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas dan
harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
b. Pekerjaan Persiapan
1) Sebelum pengecatan dimulai, Pelaksana Konstruksi harus membuat Mock-Up pada
satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang akan dijadikan
contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang yang akan
dipakai sebagai Mock-Up ini akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
2) Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan Pengawas,
bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan
pengecatan.
3) Pemeriksaan Kelembaban Tembok
Untuk mengetahui kelembaban tembok gunakan alat PROTIMETER MINI yaitu alat
untuk mengukur kelembaban atau kadar air.
Untuk memeriksa tembok apakah cukup kering untuk dicat, tutup permukaan
tembok dengan Plastik yang tidak bocor / sobek sebesar 30 x 30 cm dan ke empat
sisinya dengan double tape adhesive. Biarkan selama 24 jam untuk membaca kadar
air atau kelembaban, tusukkan jarum electrode alat PROTIMETER MINI sampai
menembus plastik tersebut. Untuk pengecatan dengan cat dasar air, pembacaan

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
53
meter harus pengecatan dengan cat dasar minyak, pembacaan meter harus
menunjukkan daerah warna hijau (kadar air kurang dari 14%).
Bila tidak ada alat tersebut dapat juga dilakukan pemeriksaan secara Visual dan
dirasakan dengan telapak tangan.
Jika warna permukaan tembok / dinding masih berwarna abu-abu tua sampai hitam
dan kalau dipegang terasa lembab atau dingin, menunjukkan kadar air dalam
tembok masih hangat, menunjukkan tembok belum cukup kering untuk dilakukan
pengecatan.
4) Pemeriksaan Kadar Alkali Tembok
Cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan kertas lakmus. Gunakan
kertas lakmus pH ( INDIKATOR PAPIER NATURALIT ) untuk pH 5,5 – 9,0 dari
perusahaan MERCK.
Tempelkan potongan kertas lakmus yang telah disobek sebesar 2 – 3 cm pada
permukaan tembok yang telah dibasahi dengan air bersih. Lakukan pada beberapa
tempat.
Bila kertas lakmus berubah warna menjadi hijau kebiru-biruan sampai hijau muda
menandakan kadar alkali sekitar pH 7, permukaan tembok siap untuk dicat.
Bila kertas lakmus berubah warna menjadi biru sampai biru tua menandakan pH lebih
besar pH 8 yang berarti kadar alkali masih tinggi. Tembok belum layak untuk dicat.
c. Pekerjaan Pengecatan Dinding
1) Permukaan dinding yang akan dicat harus kering minimal telah berusia 28 hari dan
bebas dari kotoran, debu, minyak, olie dengan pH max. 7. Apabila permukaan
dinding kadar alkalinya masih diatas pH 7 meskipun plesteran telah cukup lama maka
bidang dinding tersebut harus dicuci terlebih dahulu menggunakan larutan Asam
HCL dengan kadar 10% kemudian bilas dengan air bersih dan biarkan dinding
mengering.
2) Selanjutnya dinding diampelas permukaannya selanjutnya dibersihkan dengan air
dan biarkan dinding mengering, jika terdapat pengkristalan / pengapuran bidang
dinding tersebut harus dicuci dengan larutan WASHING COMPOUND kemudian bilas
dengan air bersih sampai larutan tersebut tidak tersisa dan biarkan mengering.
d. Pengecatan harus dilakukan oleh Aplikator dan wajib mengikuti semua persyaratan
teknis aplikasi dari produsen tanpa terkecuali.
e. Apabila terjadi kerusakan baik yang terlihat maupun yang tersembunyi dan tidak
disebabkan oleh Pemilik atau Pemakai maka Pelaksana Konstruksi wajib memperbaiki
seluruh pekerjaan yang rusak sampai dengan disetujui oleh Konsultan Pengawas dengan
seluruh biaya ditanggung Pelaksana Konstruksi.
f. Pelaksana Konstruksi harus menyerahkan material pengecatan kepada Konsultan
Pengawas untuk kemudian akan diteruskan kepada Pemilik tiap warna dan jenis cat yang
dipakai sebanyak 5% dari volume masing-masing atau atas persetujuan Konsultan
Pengawas. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencatumkan dengan
jelas identitas cat yang ada didalamnya, cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk
perawatan oleh Pemilik.
g. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada
gelembung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran. Kalau terdapat
bidang cat yang cacat Kontraktor harus segera memperbaiki tanpa ada penambahan
biaya.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
54
BAGIAN IV
PEKERJAAN SANITARI

PASAL 1
PEKERJAAN SANITARI DAN AKSESORIS

1.1. Lingkup Pekerjaan


a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja
bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaian / operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan / ditunjukkan dalam detail
gambar atau sesuai dengan persyaratan dan standard yang berlaku.

1.2. Persyaratan Bahan


a. Semua material yang dipakai harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan
dipasaran, kecuali bila ditentukan lain.
b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telah direkomendasikan oleh produsen untuk masing-masing tipe yang
dipilih.
c. Semua tipe sanitair dan perlengkapan yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, tidak ada bagian yang gumpil, retak, atau cacat tersembunyi lainnya dan telah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
d. Tipe sanitair yang digunakan :
1) Kloset Jongkok
a) Produksi : Toto dan American Standar
b) Warna : Ditentukan kemudian.
c) Kualitas : Kw 1
2) Floor drain
a) Jenis : Stainless
b) Produksi : SAN EI, Onda
c) Warna : Ditentukan kemudian.
d) Kualitas : (Kw 1).
3) Sink Cuci Piring
a) Jenis : Stainless
b) Produksi : lokal
c) Warna : Ditentukan kemudian.
d) Kualitas : (Kw 1).
4) Talang PVC
a) Jenis : Plastik
b) Produksi : Maspion
c) Warna : Ditentukan kemudian.
d) Kualitas : (Kw 1).
5) Dipakai kran Stainless Steel.
Semua tipe kran sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari PPK / Direksi
Pengawas.

1.3. Syarat – Syarat Pelaksanaan


a. Semua sanitair dan kelengkapannya sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada PPK /
Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan;

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
55
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian sanitair dan kelengkapannya
sampai dengan disetujui oleh PPK / Direksi Pengawas berdasarkan contoh yang diberikan
Pelaksana Konstruksi;
c. Sebelum pemasangan dimulai, Pelaksana Konstruksi harus meneliti gambar yang ada
dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari tipe, bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail sesuai gambar dan
dikoordinasikan dengan PPK / Direksi Pengawas. Bila ada perbedaan antara gambar
dengan gambar, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Pelaksana Konstruksi
harus segera melaporkan kepada PPK / Direksi Pengawas;
d. Pelaksana Konstruksi tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
perbedaan di gambar dan di lapangan sebelum ada persetujuan dari PPK / Direksi
Pengawas;
e. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan gambar serta
petunjuk pemasangan dari produsen yang diterangkan dalam brosur-brosur
bersangkutan;
f. Pemasangan sanitair harus baik, rapi, lurus, dan dibersihkan dari kotoran, noda, serta
penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada yang bocor;
g. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjan dan fungsinya; dan
h. Pelaksana Konstruksi wajib memperbaiki / mengulang / mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Pelaksana
Konstruksi selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

PASAL 2
PEKERJAAN SEPTIK TANK DAN PERESAPAN

2.1. Lingkup Pekerjaan


a. Termasuk dalam pekerjaan Septictank dan Peresapan ini adalah penyediaan tenaga
kerja bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaian / operasinya.
b. Pekerjaan ini terdiri dari galian tanah, Septic tank, pasangan batu bata merah trasraam,
pekerjaan plesteran trasraam, cor beton bertulang tutup septik tank dan peresapan.

2.2. Persyaratan Material/Bahan


a. Pada dasarnya semua jenis bahan / material harus disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) / Direksi Pengawas.
b. Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I atau II yang memenuhi Standard
Semen Indonesia.
c. Semen harus disimpan di tempat yang terlindung dari cuaca luar, kelembaban dan air,
serta dijaga jangan sampai terjadi kontaminasi. Penyimpanan semen harus mengikuti
ketentuan yang berlaku.
d. Semen harus disimpan dengan teratur dan rapi sesuai urutan kedatangannya dan
pemakaiannya harus diusahakan sesuai dengan urutan kedatangannya sehingga tidak ada
semen yang terlalu lama penyimpannnya.
e. Umur semen yang akan digunakan tidak boleh dari 2 (dua) bulan.
f. Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.
g. Jumlah semen yang disimpan harus diperhitungkan agar cukup banyak untuk
menghindarkan terhambat pekerjaan yang diakibatkan oleh keterlambatan pengiriman.
h. Harus dijaga agar tidak terjadi proses pelembaban pada semen yang sedang dalam
pengangkutan ataupun penyimpanan.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
56
i. Kadar alkali maksimum 0,40 %. Bahan perekat yang merupakan produk industri dapat
digunakan atas persetujuan PPK / Direksi Pengawas.
j. Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir yang tajam, keras, bersih dari
tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan organik.
k. Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam dan
kotoran lainnya.

2.3. Gambar Detail Pelaksanaan


a. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan disesuaikan dengan keadaan lapangan.
b. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak.
c. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi Pengawas.

2.4. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Penggalian septik tank dan peresapan harus dilakukan dengan hati-hati dan
memperhatikan kondisi eksisting.
b. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman yang
perlu untuk septik tank dan peresapan
c. Penggalian tanah septik tank dan peresapan mencakup pemindahan tanah serta batu-
batuan lain yang dijumpai dalam pekerjaan.
d. Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah sehingga dicapai kedalaman yang melebihi
apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan dari pada galian harus diurug kembali
dengan pasir dan dilakukan pemadatan sesuai yang dipersyaratkan biaya akibat pekerjaan
tersebut ditanggung oleh Kontraktor
e. Semua tanah galian harus langsung diangkut keluar dari lokasi proyek, tidak dibenarkan
menimbun hasil galian di lokasi proyek dengan alasan untuk pekerjaan urugan ataupun
dengan alasan lainnya, sebelum dilakukan pembuangan keluar lokasi supaya
dikonsultasikan ke PPK / Direksi Pengawas,
f. Dinding resapan dibuat dari pasangan batu bata merah dengan melihat gambar
perencanaan.
g. Dibagian atas resapan ditutup cor beton tebal 15 cm.
h. Pipa penghubung dari Septik tank ke peresapan dipakai pipa PVC diameter 100 (4 inch)
i. Pemasangan Septik tank dan pembuatan peresapan harus dikerjakan oleh tenaga yang
berpengalaman dalam bidang ini.
j. Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam dan
kotoran lainnya.

PASAL 3
PEKERJAAN DRAINASE

3.1. Lingkup Pekerjaan


a. Termasuk dalam pekerjaan drainase ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan peralatan
dan alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaian atau operasinya.
b. Pekerjaan ini meliputi suatu galian tanah, yang digunakan sebagai landasan pondasi
konstruksi jalan dengan kemiringan melintang yang benar sebelum dipasang suatu lapisan
yang baru pada suatu permukaan jalan.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
57
c. Pembuatan drainase baru, terdiri dari pasangan drainase / gorong-gorong dan
pemasangan gorong-gorong beton, dan plat duiker

3.2. Persyaratan Material / Bahan


a. Ketebalan, lebar dan tinggi pasangan drainase / gorong-gorong seperti yang ditunjukkan
pada gambar standar sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dan ditentukan, kecuali
dinyatakan lain secara tertulis.
b. Ketebalan, lebar dan panjang gorong-gorong seperti yang ditunjukkan pada gambar
perencanaan sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan, terkecuali dinyatakan lain
secara tertulis.
c. Permukaan masing-masing pasangan drainase / gorong-gorong pada setiap pasangan
harus rata, lurus dan siku tidak boleh berbeda dari permukaan normal.
d. Lebar dan tinggi galian tanah harus digali dan diatur dilapangan sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pengawas.

3.3. Gambar Detail Pelaksanaan


a. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
b. Pelaksana Konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak:
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi Pengawas.

3.4. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Drainase / gorong-gorong mula-mula harus dipasang dengan menggunakan mal dari kayu
balokan sebagai acuan untuk memasang tali agar dalam pemasangan nanti tidak bengkok
dan lari dari ukuran gambar kerja. Pembentukan akhir untuk persiapan pembuatan
pasangan drainase / gorong-gorong serta perbaikan kerusakan yang mungkin terjadi
selama pelaksanaan, baru dikerjakan sesudah sambungan dan elevasinya sudah disiapkan.
b. Contoh bahan yang digunakan, termasuk semen, pasir, dan kerikil untuk pekerjaan
drainase / gorong-gorong harus diperiksa dan disetujui Direksi Pengawas sebelum
pekerjaan dimulai.
c. Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat dikarenakan
jeleknya penanganan atau gagalnya kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi,
harus diperbaiki oleh kontraktor sampai memuaskan PPK / Direksi Pengawas tanpa ada
biaya tambahan.
d. Drainase / gorong-gorong dengan bahan terpilih untuk pemasangan yang digunakan
sebagai bahan dasar.
e. Lokasi pemasangan drainase / gorong-gorng dibersihkan dari segala kotoran dan
tumbuhan yang mengganggu pekerjaan.
f. Bagian sisi luar beton tepi diberi penahan baru dan disesuaikan dengan keadaan lokasi.
g. Semua pekerjaan diatas ukuran, jarak dan bahan dipergunakan sesuai gambar terlampir
dan menurut petunjuk Direksi Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
58
BAGIAN V
PEKERJAAN MEKANIKAL/PLUMBING DAN ELEKTRIKAL

PASAL 1
PEKERJAAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK

1.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan dan alat pemasangan serta perbaikan selama masa
pemeliharaan untuk sistem distribusi daya listrik.
Item pekerjaan tersebut terdiri dari :
a. Kwh Meter standar PLN
b. Generator set
c. MCB Box
d. Kabel daya tegangan rendah 1 KV
e. Armatur lampu penerangan AC 220 Volt
f. Kotak Kontak / Stop Kontak AC 220 Volt
g. Saklar perubah posisi arus (Close Open Switch)
h. Pekerjaan lainya yang tidak disebutkan di sini yang menunjang pekerjaan-pekerjaan
tersebut di atas.

1.2 Daftar Material

NO ITEM MERK
1. Kabel tegangan rendah NYM, NYY, NYFGBY Supreme, Kabelindo, Kabel Metal
2. Conduit, flexible conduit Clipsal, EGA, Legrand
3. MCB Schneider, ABB
4. Box MCB Hager
5. Saklar, Stop kontak Schneider, Panasonic, MK
6. Fitting lampu Broco
7. Bohlam Philips

PASAL 2
PEKERJAAN PENERANGAN DAN KOTAK KONTAK

2.1. Bahan dan Peralatan


a. Lampu dan Armature
Lampu dan armature harus sesuai dengan yang dimaksud dalam gambar detail elektrikal:
1) Semua armature yang terbuat dari bahan metal harus mempunyai terminal
pembumian
2) Kabel-kabel harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri sehingga tidak menempel
pada ballast.
3) Armature lampu dari merk setara Philips
b. Pengetesan
Test penyalaan dilakukan setelah instalasi terpasang. Pada test penyalaan ini akan diuji
mutu instalasi

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
59
c. Jaringan Instalasi
Proses pemasangan jaringan dengan menggunakan kabel tanah mengikuti ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
1) Pemasangan kabel tanah di dalam tanah harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa
sehingga kabel tersebut terhindar dari kerusakan mekanis dan kimiawi yang mungkin
timbul pada tempat dimana kabel tersebut dipasang.
2) Pelaksanaan pemasangan kabel yang tidak dapat memenuhi kedalaman 1,20 meter,
maka penanaman kabelnya dilakukan sebagai berikut :
a) Minimum 0,80 meter di bawah permukaan tanah yang dilewati kendaraan
b) Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah yang tidak dilewati kendaraan
(pedestrian) Kabel tanah harus diletakan pada pasir atau tanah halus, galian tanah
tersebut harus stabil, kuat, rata dengan ketentuan tebal lapisan pasir atau tanah
halus tersebut tidak lebih dari 10 cm di sekelilling kabel tanah tersebut.
3) Pada bagian atas pasir urug halus dipasang beton cetak pelindung kabel dengan ukuran
40 cm x 20 cm x tebal 7 cm.
4) Pada kondisi dimana terdapat kabel PLN tegangan menengah atau tinggi maka kabel
tanah harus di tempatkan di atas kabel PLN (jarak 30 cm).
5) Pada persilangan dimana terdapat kabel tanah dan kabel lainya harus diambil salah satu
tindakan pengamanan yang disebutkan dalam ketentuan di bawah ini, kecuali jika salah
satu kabel yang bersilangan itu terletak dalam satu saluran.
a) Di atas kabel tanah yang terletak di bawah, harus dipasang tutup pelindung dari
lempengan atau pipa beton atau sekurang-kurangnya dari bahan yang tahan lama
atau yang sederajat.
b) Di atas kabel yang terletak di atas, dipasang pipa pvc atau dari bahan lain yang
cukup kuat, tahan lama dan tahan api. Pipa ini harus dipasang menjorok keluar
sekurang-kurangnya 0,5 meter dari kabel yang terletak di bawah diukur dari sisi luar
kabel.
d. Kotak-kontak biasa (KKB)
Kotak-kontak biasa (KKB) yang dipakai adalah kotak-kontak satu fasa. Semua kotak-kontak
harus memiliki terminal fasa, netral dan pentanahan. Kotak-kontak Biasa ditempatakan 60
cm dari lantai rata dinding dan Kotak-kontak harus dari satu tipe dengan rating 250 Volt, 10
Amp. Dengan Merk Setara Broco
e. Sakelar Dinding
Sakelar harus dari satu tipe yaitu untuk pemasangan rata dinding dengan ketinggian 120 cm
dari lantai danmempunyai rating 250 Volt,10 Amp dari jenis single atau double dengan merk
setara Broco
f. Kotak untuk sakelar dan kotak-kontak
Kotak dari bahan PVC dengan kedalaman minimal 35 mm, kotak harus mempunyai terminal
pentanahan. Sakelar dan kotak-kontak dipasang dalam kotak dengan menggunakan baut.
g. Kabel instalasi
1) Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan kotak kontak harus kabel inti tembaga
dengan insulasi PVC, berinti lebih dari satu (NYM). Kabel harus mempunyai penampang
minimum 2,5 mm2.
2) Kode warna insulasi kabel harus memenuhi ketentuan dalam PUIL 2011 sebagai berikut:
a) Fasa R, S, T : Merah, Kuning, Hitam
b) Netral : Biru
c) Pembumian : Hijau dan Kuning
3) Sambungan kabel harus dibuat baik secara listrik dengan menggunakan konus
penyambungan(lasdop) plastic atau konektor lain yang di setujui DIreksi Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
60
4) Sambungan kabel hanya boleh dilakukan dalam kotak penyambungan(T-doos).
5) Di dalam pipa tidak boleh ada sambungan kabel.
6) Kabel harus dari merk Supreme, Kabelindo, Kabel Metal.
7) Lasdop dari merk 3 M, T & B
h. Pipa instalasi pelindung kabel
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk instalasi listrik.
Pipa, elbow junction box dan kelengkapan lainnya harus sesuai antara satu dan lainnya.
Diameter yang dipakai adalah 20 mm dan 25 mm. Pipa flexible harus dipasang untuk
melindungi kabel antara junction box dan armature lampu. PVC conduit dari setara Clipsal.

2.2. Pemasangan
a. Pemasangan lampu-lampu
1) Semua fixture penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang-tukang
yang berpengalaman dengan cara yang harus disetujui oleh Direksi Pengawas dan
seperti ditunjukan dalam gambar.
2) Pada waktu diselesaikan pemasangan fixture penerangan, seluruhnya harus dalam
keadaan yang baik dan siap untuk bekerja dalam kondisi sempurna serta bebas dari
semua cacat / kekurangan.
3) Pada waktu pemeriksaan akhir semua fixture dan semua perlengkapan harus siap
menyala.
4) Semua fixture dan perlengkapan harus bersih dari debu, plester dan lain2.
5) Semua reflector, kaca, panil pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak sebelum
pemeriksaan akhir harus diganti oleh Pelaksana Konstruksi tanpa biaya tambahan.
b. Sakelar dan kotak-kontak biasa Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi
pemasangan saklar adalah 120 cm dari permukaan lantai dan untuk kotak-kontak biasa
harus 60 cm dari permukaan lantai.
c. Kwh meter 1 phasa 220V / 50Hz di tempatkan di dinding luar bangunan dengan ketinggian
200 cm dari permukaan lantai.

2.3. Pengujian
a. Pengujian seluruh sistem diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai. Pengujian
sistem terdiri dari:
1) Pengujian sambungan-sambungan
2) Pengujian tahanan isolasi tiap sikrit
3) Pengujian tahanan pembumian
4) Pengujian pemberian tegangan
b. Paling lambat 2 minggu sebelum pengujian dilaksanakan, Pelaksana Konstruksi harus
sudah mengaju- kan jadwal dan prosedur pengujian kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
Pelaksana Konstruksi harus membuat catatan hasil pengujian. Segala biaya untuk
penyelenggaraan pengujian ditanggung oleh Pelaksana Konstruksi. Pelaksana Konstruksi
harus melakukan general test penerangan selama 3 x 24 jam

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
61
PASAL 3
PEKERJAAN PLUMBING

3.1. Lingkup Pekerjaan


a. Sistem pemipaan air bersih didalam bangunan seperti ditunjukan dalam gambar lengkap
dengan katup penyetop, elbow, sambungan –T, fitting dan perlengkapan lain yang
diperlukan.
b. Pompa distribusi ke sanitair yang akan melayani bangunan dengan kapasitas serta headnya
sebagaimana ditunjukan oleh gambar plambing.
c. Untuk menjalankan pompa distribusi air bersih mendapatkan suplai daya listrik 1 phasa.
d. Semua alat plumbing(fixture) yang direncanakan dipasang di luar dan dalam bangunan,
termasuk fitting, kran dan alat-alat lain yang diperlukan.
e. Sistem pemipaan air kotor dan air kotoran dari setiap fixture di dalam bangunan hingga ke
jaringan pembuangan air kotor dan air kotoran, lengkap dengan pipa ven beserta
penunjangnya seperti ditunjukan dalam gambar perencanaan.

3.2. Bahan Dan Peralatan


a. Pipa air bersih
Pipa distribusi air bersih yang ditanam di dalam tanah, dinding maupun pipa cabang untuk
instalasi air bersih ke setiap alat plumbing(fixture) terbuat dari PVC class AW
Pipa air dingin dari merk Rucika setara
b. Pipa air kotor
Pipa air kotor dari floor drain dan kitchen zink dapur terbuat dari pipa PVC klas AW tekanan
kerja 7,5 Kg/cm2
Pipa PVC dari merk : Rucika setara
c. Pipa air kotoran
Pipa air kotoran dari closet jongkok terbuat dari pipa PVC klas AW tekanan kerja 7,5 Kg/cm 2
Pipa PVC dari merk : Rucika setara
d. Pipa air hujan
Pipa untuk air hujan dari roof drain talang atas terbuat dari pipa PVC klas AW tekanan kerja
7.5 Kg/cm2. Pipa PVC dari merk : Rucika setara
e. Untuk Floor drain atau pembuangan saluran air kotor kamar Mandi terbuat dari bahan
stainless stell.
f. Setiap bahan pipa, fitting dan peralatan-peralatan yang akan dipasang pada instalasi harus
memiliki merk yang jelas dari pabrik pembuatnya.

3.3. Perancangan
a. Pengisian tangki atas dilakukan oleh 1 buah pompa sumur dangkal yang terletak pada
gambar perencanaan dan kondisi lapangan yang bekerja secara otomatis menggunakan
radar plampung. Fungsi radar plampung air pompa akan off / berhenti bila ketinggian air
pada tangki atas telah mencapai ketinggian yang telah ditetapkan atau air pada tanki air
atas akan habis pompa akan bekerja secara otomatis.
b. Air bersih yang sudah di tampung di tangki air atas kemudian didistribusikan secara
gravitasi melalui pipa tegak air bersih dan menuju ke instalasi kamar Mandi dan dapur.

3.4. Pemasangan
a. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik, dan semua pembongkaran
bagian-bagian bangunan lainya hanya boleh dilaksanakan setelah mendapatkan ijin tertulis
dari PPK / DIreksi Pengawas, pemasangan harus dibuat secara rinci oleh Pelaksana

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
62
Konstruksi. Hal ini agar dapat diketahui dengan tepat letak/ukuran lubang pada dinding
yang diperlukan untuk jalur pipa. Pelaksana Konstruksi bertanggung jawab atas
ukuran(dimensi)dan lokasi lubang-lubang tersebut. Apabila diperlukan, dilakukan
pembobokan / penambalan tanpa tambahan biaya.
b. Pelaksana Konstruksi bertanggung jawab atas penyediaan lokasi pemasangan yang tepat.
Pemasangan pada lokasi bangunan yang dicor dengan beton dilakukan oleh Pelaksana
Konstruksi struktur atas petunjuk Pelaksana Konstruksi Plumbing.
c. Selama pemasangan berlangsung, Pelaksana Konstruksi harus menutup ujung pipa yang
terbuka untuk mencegah tanah, debu, dan kotoran lain masuk ke dalam pipa.
d. Semua sambungan yang menghubungkan pipa dengan ukuran yang berbeda harus
menggunakan reducing fitting. Sedapat mungkin belokan atau el-bow dengan jenis long
radius. Belokan atau el-bow short radius hanya boleh digunakan apabila kondisi setempat
tidak memungkinkan memakai long radius, dan Pelaksana Konstruksi harus
memberitahukan hal ini kepada Direksi Pengawas. Fiting dan alat yang menimbulkan
tahanan aliran air yang tidak wajar tidak boleh digunakan.
e. Penggantung atau penumpu pipa harus terikat secara kuat pada bangunan dengan
menggunakan dynabolt atau fischer dilengkapi dengan kontruksi baja bila memang
diperlukan.
f. Setiap pipa cabang utama yang masuk ke lantai harus dilengkapi dengan katup penyetop
(gate Valve).
g. Semua peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam pekerjaan ini harus disediakan
dan dilaksanakan oleh Pelaksana Konstruksi tanpa menuntut biaya tambahan.

3.5. Pengujian
Setelah pipa dipasang, seluruh jaringan pipa air bersih harus diuji dengan tekanan uji sebesar
2 (dua) kali tekanan kerja (Working Pressure) selama paling kurang 12 (duabelas) jam tanpa
mengalami kebocoran.
a. Apabila suatu bagian dari pipa akan ditutup oleh tembok atau konstruksi bangunan lainya,
maka bagian tersebut harus diuji dengan cara yang sama seperti yang tertulis diatas
sebelum ditutup dengan tembok atau konstruksi bangunan lainnya.
b. Pelaksana Konstruksi harus menguji semua motor yang telah terpasang pada beban
normal dan menyerahkan hasil pengujian kepada Direksi pengawas untuk arsip Pemberi
Tugas.
c. Pelaksana Konstruksi harus melakukan penyetelan yang perlu pada semua alat-alat
pengaturan otomatis.
1) Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ada kerusakan maka Pelaksana
Konstruksi harus mengganti bagian yang rusak tersebut dan pengujian diulang sampai
hasil pengujianya diterima oleh DIreksi Pengawas.
2) Penggantian bagian yang rusak tersebut harus dengan yang baru. Penambalan dengan
bahan apapun tidak diperkenankan.

3.6. Persetujuan Bahan Dan Peralatan


a. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah Pelaksana Konstruksi memperoleh
kontrak pekerjaan, Pelaksana Konstruksi harus mengajukan daftar yang lengkap dari
pabrik atau perusahaan yang membuat atau memproduksi alat atau bahan yang akan
dipasang untuk memperoleh persetujuan dari PPK / Direksi Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
63
b. Setelah daftar tersebut disetujui, Pelaksana Konstruksi harus menyerahkan brosur-brosur
dari alat / bahan yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
c. Pelaksana Konstruksi bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaannya karena
bila ada perubahan dari contoh bahan atau peralatan yang akan dipasang untuk
mendapatkan persetujuan dari PPK / Direksi Pengawas.

3.7. Daftar Material

No. ITEM MERK


1. Pipa air bersih Setara Rucika class AW
2. Pipa air kotor, air kotoran dan air hujan Setara Rucika class AW
3. Fiting-fiting Setara Rucika
4. Pompa hisap/pompa listrik sumur dangkal Setara Sanyo
5. Sanitar setara INA
6. Closet jongkok CE 7 Setara INA
7. Kran Setara SAN EI
8. Floor drain dan Roof Drain Setara SAN EI

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
64
BAGIAN VI
PEKERJAAN PRASARANA, SARANA & UTILITAS

PASAL 1
PEKERJAAN JALAN BETON

1.1. Umum
Pekerjaan ini meliputi pembuatan Perkerasan Beton Semen (Perkerasan Kaku) dan Lapis
Pondasi Bawah yang dilaksanakan sesuai dengan dengan ketebalan dan bentuk penampang
melintang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh
Konsultan Pengawas.

1.2. Bahan
a. Beton yang dipasok sebagai Campuran Siap Pakai (Ready Mix) oleh pemasok yang
berada di luar proyek harus memenuhi ketentuan SNI 03-4433-1997. Kecuali disebutkan
lain harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b. Untuk menjaga kualitas dan kontinuitas produksi beton, Kontraktor Pelaksana harus
menyediakan fasilitas peralatan Batching Plant dengan jarak maksimal 15 km dari lokasi
pekerjaan atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
c. Bahan pokok untuk mutu perkerasan beton semen adalah beton K250.
d. Agregat halus harus memenuhi SNI 03-6820-2002 dan Pasal 7.1.2.(3) dari Spesifikasi
selain yang disebutkan di bawah ini. Agregat halus harus terdiri dari bahan yang bersih,
keras, butiran yang tak dilapisi apapun dengan mutu yang seragam, dan harus:
1) Mempunyai ukuran yang lebih kecil dari ayakan ASTM No. 4 (4,75mm).
2) Sekurang-kurangnya terdiri dari 50% (terhadap berat) pasir alam.
3) Jika dua jenis agregat halus atau lebih dicampur, maka setiap sumber harus
memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Seksi ini.
4) Setiap fraksi agregat halus buatan harus terdiri dari batu pecah yang memenuhi
Pasal 5.3.2.(3)dan haruslah bahan yang non-plastis jika diuji sesuai SNI 1966 : 2008.
.

Sifat Ketentuan Metoda Pengujian


Berat Isi Lepas minimum 1.200 kg/m3 SNI 03-4804-1998
Penyerapan oleh Air maksimum 5% SNI 1969 : 2008

e. Agregat Kasar untuk Perkerasan Beton Semen


Agregat kasar harus memenuhi AASHTO M80 selain dari yang disebutkan di bawah ini.
Ampas besi dari tungku sembur yang didinginkan dengan udara dapat digunakan tetapi
ampas besi dari pabrik baja tidak dapat digunakan.

Ketentuan Metoda Pengujian


Kehilangan akibat Abrasi Tidak melampaui 35% SNI 2417 : 2008
untuk 500 putaran
Berat Isi Lepas Minimum 1.200 kg/m3 SNI 03-4804-1998

Berat Jenis Minimum 2,1 SNI 1970 : 2008

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
65
Penyerapan oleh Air Ampas besi: maks 6% SNI 1970 : 2008
lainnya: maks. 2,5%
Bentuk partikel pipih dan Masing-masing maks 25% ASTM D-4791
lonjong dengan rasio 3:1
Bidang Pecah (2 atau lebih) Minimum 80% SNI 7619 : 2012

f. Semen dan Abu Terbang


Semen harus memenuhi Spfesifikasi SNI dan Abu Terbang harus memenuhi SNI 03-2460-
1991. Abu Terbang maksimum yang dapat digunakan adalah 25 % dari berat bahan
pengikat hanya untuk pemakaian Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I dan tidak dapat
digunakan untuk pemakaian semen tipe Portland Composite Cement (PCC) dan Portland
Pozzolana Cement (PPC).
g. Air
Perbandingan air dan semen untuk agregat kering didasarkan pada persyaratan
kekuatan beton, tetapi tidak boleh lebih dari 0,40 berat total semen atau sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas
h. Membran Kedap Air
Membran yang kedap air di bawah perkerasan harus berupa lembaran polyethene
dengan tebal 125 mikron. Bila diperlukan sambungan, maka harus dibuat tumpang tindih
sekurang-kurangnya 300 mm.
i. Bahan Tambahan
Bahan Tambahan kimiawi yang digunakan harus sesuai dengan AASHTO M194-06. Bahan
tambahan yang mengandung calcium chloride, calcium formate, dan triethanolamine
tidak boleh digunakan.
j. Bahan Untuk Perawatan
Bahan Membran untuk Perawatan haruslah cairan berpigmen putih yang memenuhi
AASHTO M148 atau bahan lain yang disetujui Direksi Pekerjaan. Bahan membran tanpa
warna atau bening tidak akan disetujui.
k. Bahan Penutup Sambungan (Joint Sealer) dan Bahan Pengisi Sambungan (Joint Filler)
1) Bahan penutup yang dituang untuk sambungan harus memenuhi ketentuan SNI 03-
4814-1998 dan AASHTO M 173.
2) Bahan pengisi yang dibentuk sebelumnya untuk sambungan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan AASHTO M33, AASHTO M 153, AASHTO M 213, SNI 03-4432-
1997, SNI 03-4815-1998, atau AASHTO M220, sebagaimana yang disebutkan dalam
Gambar atau oleh Konsultan pengawas dan harus dilubangi untuk memberikan
tempat untuk uji jika disyaratkan dalam Gambar. Bahan pengisi untuk setiap
sambungan harus dikerjakan dalam selembar tunggal untuk lebar dan kedalaman
yang diperlukan untuk sambungan kecuali jika disetujui lain oleh Konsultan
Pengawas. Bilamana penggunaan lebih dari selembar disetujui untuk suatu
sambungan, tepi-tepi lembaran harus diikat dengan rapat, dan dipasang dengan
akurat terhadap bentuk, dengan cara distapler atau cara pengikat handal lainnya
yang dapat diterima Konsultan Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
66
3) Keseragaman Campuran Beton
Sifat-sifat campuran beton harus sesuai dengan tebel berikut ini:\

Ketentuan, Ditunjukkan sebagai


Perbedaan Maksimum yang
Pengujian diijinkan pada Hasil Pengujian
dari Benda Uji yang diambil dari
Dua Lokasi dalam Takaran Beton

Berat per meter kubik yang dihitung berdasarkan


16
bebas rongga udara (kg/m3)

Kadar rongga udara, volume % dari beton 1

Slump (mm) 25
Kadar Agregat Kasar, berat porsi dari setiap benda
6
uji yang tertahan ayakan No.4 (4,75 mm), %
Berat Isi mortar bebas udara (tidak kurang dari 3
silinder akan dicetak dan diuji untuk tiap-tiap
1,6
benda uji) berdasarkan rata-rata dari pengujian
semua benda uji yang akan dibandingkan, %
Kuat tekan rata-rata pada umur 7 hari untuk
setiap benda uji, berdasarkan kuat rata-rata dari 7,5
pengujian semua benda uji yang dibandingkan, %.

4) Pengambilan Benda Uji (Sampling)


a) Untuk tujuan ini, suatu lot akan didefinisikan sampai 50 m3 yang dibentuk
dengan acuan bergerak dan sampai 30 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan
tetap.
b) Untuk setiap lot, dua pasang benda uji balok harus dicetak untuk pengujian
kuat lentur, sepasang yang pertama untuk 7 hari dan sepasang lainnya pada
umur 28 hari.
c) Bilamana hasil pengujian kuat lentur diatas tidak mencapai 90% dari kuat lentur
yang disyaratkan dalam Tabel 5.3.2.(3) maka pengambilan benda uji inti (core)
di lapangan,minimum 4 benda uji, untuk pengujian kuat tekan dapat dilakukan.
Jika kuat tekan benda uji inti (core) yang diperoleh ini mencapai kuat tekan
yang diperoleh dari campuran beton yang sama, yang digunakan untuk
pengujian kuat lentur sebelumnya, maka produk beton ini dapat diterima
5) Perlengkapan Pemindahan Beban (Load Transfer Devices)
a) Bila digunakan dowel, maka harus dipasang sejajar dengan permukaan dan
garis sumbu perkerasan beton, dengan memakai penahan atau perlengkapan
logam lainnya yang dibiarkan tertinggal dalam perkerasan.
b) Ujung dowel harus dipotong dengan rapi agar permukaannya rata. Bagian
setiap dowel yang diberi pelumas sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar, harus dilapisi sampai merata dengan bahan aspal atau bahan pelumas
yang disetujui, agar bagian dowel tersebut tidak ada melekat pada beton.
Penutup (selubung) dowel dari PVC atau logam yang disetujui Konsultan

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
67
Pengawas, harus dipasang pada setiap batang dowel hanya digunakan dengan
sambungan ekspansi. Penutup atau selubung tersebut harus berukuran pas
dengan dowel dan ujungnya yang tertutup harus kedap air.
c) Sebagai pengganti rakitan dowel pada sambungan kontraksi, batang dowel
bisa diletakkan dalam seluruh ketebalan perkerasan dengan perlengkapan
mekanik yang disetujui Konsultan Pengawas.
d) Sebelum menghampar beton, toleransi alinyemen dari masing-masing dowel
pada lokasi manapun sebagaimana yang diukur pada rakitan dowel haruslah ±
2 mm untuk dua per tiga jumlah dowel dalam sambungan, ± 4 mm untuk satu
dari sisa sepertiga jumlah dowel dalam sambungan, dan ± 2 mm antar dowel
yang berdampingan dalam arah vertikal maupun horisontal. Pada saat
pengecoran posisi dowel harus bisa dijamin tidak berubah
6) Penutup Sambungan (Sealing Joint)
a) Sambungan harus ditutup, dengan bahan penutup, segera mungkin setelah
periode perawatan beton berakhir dan sebelum perkerasan dibuka untuk lalu
lintas, termasuk peralatan Penyedia Jasa. Sebelum ditutup, setiap sambungan
harus dibersihkan dari bahan yang tidak dikehendaki, termasuk bahan
perawatan (membrane curing compound) dan permukaan sambungan harus
bersih dan kering ketika diisi dengan bahan penutup.
b) Bahan penutup (joint sealer) yang digunakan pada setiap sambungan harus
memenuhi detil yang ditunjukan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan Konsultan Pengawas.
c) Bahan penutup yang digunakan secara panas harus diaduk selama pemanasan
untuk mencegah terjadinya pemanasan setempat yang berlebihan. Penuangan
harus dilakukan sedemikian hingga bahan penutup tersebut tidak tumpah pada
permukaan beton yang terekspos. Setiap kelebihan bahan penutup pada
permukaan beton harus segera disingkirkan dan permukaan perkerasan
dibersihkan. Penggunaan pasir atau bahan lain sebagai bahan peresap
terhadap bahan penutup ini tidak diperkenankan
7) Pelaksanaan Pengecoran Beton
a) Beton harus dicor dengan ketebalan sedemikian rupa dan dihamparkan secara
mekanis sedemikian rupa untuk mencegah segregasi. Penghamparan harus
dilakukan secara menerus di antara sambungan melintang tanpa sekatan
sementara. Penghamparan secara manual diperlukan harus dilakukan dengan
memakai sekop bukan perlengkapan perata (rakes). Pekerja tidak boleh
menginjak hamparan beton yang masih baru dengan memakai sepatu yang
dilekati oleh tanah atau kotoran lainnya.
b) Bilamana beton yang dicor bersambungan dengan lajur perkerasan yang telah
selesai terlebih dahulu, dan peralatan mekanik harus dioperasikan di atas lajur
tersebut, kekuatan beton lajur itu harus sudah mencapai sekurang-kurangnya
90% dari kekuatan yang ditentukan untuk beton 28 hari. Bilamana hanya
peralatan penyelesaian yang akan melewati lajur yang ada, penghamparan
pada lajur yang bersebelahan dapat dilakukan setelah umur beton tersebut
mencapai 3 hari.
c) Beton harus dipadatkan secara merata pada tepi dan sepanjang acuan,
sepanjang dan pada kedua sisi setiap sambungan, dengan menggunakan
vibrator yang dimasukkan ke dalam beton. Vibrator tidak boleh menyentuh

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
68
langsung perlengkapan sambungan atau sisi acuan. Vibrator tidak boleh
digunakan lebih dari 5 detik pada setiap tempat.
d) Beton harus dituangkan sedekat mungkin dengan sambungan ekspansi dan
sambungan kontraksi tanpa merusaknya, tetapi tidak dituangkan langsung dari
corong curah atau penampung (hopper) ke arah perlengkapan sambungan
kecuali jika penampung (hopper) tersebut telah ditempatkan sedemikian rupa
sehingga penumpahan beton tidak menggeser posisi sambungan.
e) Ceceran beton yang tertumpah pada permukaan beton yang telah selesai
dihampar harus disingkirkan dengan cara yang disetujui.
8) Perawatan (Curing)
Permukaan Perkerasan Beton Semen yang terekspos harus segera dirawat dengan
penyemprotan bahan perawatan yang disetujui, disemprot segera setelah
permukaan tersebut selesai dikasarkan dengan sikat sesuai dengan kondisi berikut
ini:
a) Bahan perawatan harus dalam bentuk lapisan yang menerus dan tak terputus,
dan disemprotkan dengan merata dalam 2 kali penyemprotan:
i. Pertama-tama dalam waktu 15 menit setelah kondisi air permukaan tidak
mengkilap
ii. Yang kedua 10 sampai 30 menit setelah itu atau sebagaimana disarankan
pabrik pembuatnya.
b) Pada permukaan dengan acuan tetap, penyemprotan pertama haruslah dalam
30 menit setelah penggarukan dan yang kedua haruslah 15 sampai 45 menit
sesudahnya.
c) Alat penyemprot yang dapat beroperasi penuh merupakan prasyarat untuk
penghamparan perkerasan.
d) Masing-masing penyemprotan harus dengan kadar yang sesuai dengan
sertifikat pengujian untuk perawatan yang efisien, harus memenuhi nilai
minimum 0,20 ltr/m2, kecuali bahwa:
Untuk lokasi yang disemprot selain dengan alat penyemprot mekanik, kadar
penyemprotan harus lebih tinggi 25% dari kadar yang disebutkan dalam
sertifikat pengujian untuk perawatan yang efisien, harus memenuhi nilai
minimum 0,20 ltr/m2. Lokasi ini termasuk permukaan untuk sambungan dan
ruas-ruas dengan tepi acuan bergerak yang ditunjang oleh acuan sementara
pada saat penyemprotan awal.
e) Setiap ruas yang penyemprotannya tidak memenuhi syarat harus disemprot
ulang dalam waktu 6 (enam) jam dengan kadar penyemprotan yang telah diuji
tidak kurang dari kekurangan dua kali penyemprotan semula.
f) Lapisan perawatan harus dipertahankan utuh dalam bentuk selaput
(membrane) yang menerus dan tidak patah sampai kekuatan lapangan sebesar
300 kg/cm2dicapai. Setiap kerusakan selaput perawatan (curing membrane)
harus diperbaiki dengan penyemprotan manual pada lokasi yang cacat.
g) Sebagai tambahan, apabila melakukan penghamparan pada segmen baru baik
arah melintang atau arah memanjang, maka pada perkerasan beton yang telah
dicor sebelumnya dengan umur kurang dari 7 hari harus dilakukan
penyemprotan ulang minimum 2 m pada sisi yang bersebelahan baik melintang
atau memanjang, dan dapat diperluas pada lokasi yang sering dilalui orang
selama pengecoran pada sambungan konstruksi.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
69
h) Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus yang saat selesai dikerjakan harus segera
dirawat paling tidak sampai 70% kekuatan yang disyaratkan tercapai.
Perawatan permukaan harus dilaksanakan dengan salah satu metoda berikut :
Penutupan dengan lembaran plastik yang kedap sampai lapis perkerasan
berikutnya dihampar, tertambat kokoh terhadap tiupan pada permukaan dan
mempunyai sambungan tumpang tindih sekurang-kurangnya 300 mm dan
dipasang sedemikian hingga kadar air di bawahnya tidak menguap keluar.
i) Seluruh permukaan disemprot dengan merata dengan bahan perawatan
berpigmen putih.
j) Pengabutan yang berkesinambungan menutup seluruh permukaan dan
mempertahankan kondisi kadar air yang permanen selama seluruh durasi
perioda perawatan. Perawatan dengan pembasahan yang sebentar-sebentar
tidak dapat diterima.

PASAL 2
PEKERJAAN DRAINASE

2.1. Lingkup Pekerjaan


a. Termasuk dalam pekerjaan drainase ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan peralatan
dan alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaian atau operasinya.
b. Pekerjaan ini meliputi suatu galian tanah, yang digunakan sebagai landasan pondasi
konstruksi jalan dengan kemiringan melintang yang benar sebelum dipasang suatu
lapisan yang baru pada suatu permukaan jalan.
c. Pembuatan drainase baru, terdiri dari pasangan drainase/gorong-gorong dan
pemasangan gorong-gorong beton.

2.2. Persyaratan Bahan


a. Ketebalan, lebar dan tinggi pasangan drainase / gorong-gorong seperti yang ditunjukkan
pada gambar standar sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dan ditentukan, kecuali
dinyatakan lain secara tertulis.
b. Ketebalan, lebar dan panjang gorong-gorong seperti yang ditunjukkan pada gambar
perencanaan sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan, terkecuali dinyatakan
lain secara tertulis.
c. Permukaan masing-masing pasangan drainase / gorong-gorong pada setiap pasangan
harus rata, lurus dan siku tidak boleh berbeda dari permukaan normal.
d. Lebar dan tinggi galian tanah harus digali dan diatur dilapangan sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pengawas.

2.3. Gambar Detail Pelaksanaan


a. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
b. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
70
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi Pengawas.

2.4. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Drainase / gorong-gorong mula-mula harus dipasang dengan menggunakan mal dari
kayu balokan sebagai acuan untuk memasang tali agar dalam pemasangan nanti tidak
bengkok dan lari dari ukuran gambar kerja. Pembentukan akhir untuk persiapan
pembuatan pasangan drainase / gorong-gorong serta perbaikan kerusakan yang
mungkin terjadi selama pelaksanaan, baru dikerjakan sesudah sambungan dan
elevasinya sudah disiapkan.
b. Contoh bahan yang digunakan, termasuk semen, pasir, dan kerikil untuk pekerjaan
drainase / gorong-gorong harus diperiksa dan disetujui Direksi Pengawas sebelum
pekerjaan dimulai.
c. Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat dikarenakan
jeleknya penanganan atau gagalnya kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi,
harus diperbaiki oleh kontraktor sampai memuaskan PPK / Direksi Pengawas tanpa ada
biaya tambahan.
d. Drainase / gorong-gorong dengan bahan terpilih untuk pemasangan yang digunakan
sebagai bahan dasar.
e. Lokasi pemasangan drainase / gorong-gorng dibersihkan dari segala kotoran dan
tumbuhan yang mengganggu pekerjaan.
f. Bagian sisi luar beton tepi diberi penahan baru dan disesuaikan dengan keadaan lokasi.
Semua pekerjaan diatas ukuran, jarak dan bahan dipergunakan sesuai gambar terlampir
dan menurut petunjuk Direksi Pengawas.

PASAL 3
PEKERJAAN U DITCH

3.1. Pekerjaan Persiapan


Sebelum melakukan pemasangan u-ditch perlu dilaksanakan pekerjaan persiapan terdiri dari:
a. Survey lokasi dan pengukuran awal
b. Koordinasi dengan pihak terkait
c. Pembuatan direksi keet, barak pekerja dan gudang
d. Pembuatan rambu lalu lintas
e. Pengaturan akses masuk lokasi pekerjaan
f. Pengaturan tata letak material dan peralatan
g. Mobilitas peralatan
h. Pembuatan shop drawing

3.2. Fabrikasi Beton Pracetak U Ditch


Segera setelah mendapatkan kontrak kerja, kontraktor berkoordinasi dengan direksi kemudian
melakukan pengukuran awal di lapangan, dan selanjutnya kontraktor mengajukan shop
drawing kepada direksi. Dengan disetujuinya shop drawing tersebut menjadi acuan untuk

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
71
fabrikasi beton pracetak u-dtich. Pada umur minimal 7 hari, beton pracetak bisa dimobilisasi ke
lapangan. Pekerjaan saluran beton pracetak u-ditch segera dimulai.
Beton pracetak yang paling banyak volumenya dipasang paling awal. Tahapan pelaksanaan
pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH adalah sebagai berikut:
a. Pengukuran
Pengukuran meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan elevasi. Elevasi yang tertera
pada shop drawing diterapkan di lapangan dengan memasang patok-patok dan
bouwplank untuk menyimpan elevasi.
b. Galian Tanah
Setelah patok dipasang, pekerjaan galian bisa dimulai. Elevasi galian dikontrol
berdasarkan elevasi yang sudah disimpan pada patok.Penggalian tanah menggunakan
excavator. Dalam waktu 1 hari target panjang galian minimal adalah 7,2 m untuk
memenuhi kemampuan alat berat dalam memasang beton pracetak yaitu 6 unit.
c. Pembuangan Tanah Bekas Galian
Selama excavator mengerjakan galian, 1 unit dump truck siap di sisi galian untuk
menampung tanah bekas galian. Tanah bekas galian tersebut langsung dibuang ke luar
proyek dan di sisi rencana saluran disiapkan sebagian material bekas galian untuk
digunakan pengurugan kembali. Dengan demikian area di sisi galian relatif bersih dan
setiap saat siap ditempati stock beton pracetak u-dtich.
d. Urugan Sirtu
Tahapan setelah galian mencapai panjang 7,2 m adalah pengurugan sirtu. 1 hari sebelum
pengurugan, sirtu harus siap di sisi galian. Untuk segmen selanjutnya sirtu didatangkan
bertahap berdasarkan kebutuhan setiap segmen galian. Ketebalan urugan sirtu adalah
250 mm. Pengurugan menggunakan excavator dengan bantuan tenaga manusia untuk
meratakannya.
e. Lantai Kerja
ada umumnya ketebalan lantai kerja adalah 50 mm dengan mutu beton K125 atau B0.
Permukaan lantai kerja dibuat serata mungkin dan dikontrol elevasinya berdasarkan
elevasi yang sudah disimpan pada patok-paton bantuan. Kerataan lantai kerja sangat
menentukan kerapian elevasi beton pracetak u-ditch yang dipasang di atasnya.
f. Pemasangan Beton Pra Cetak U-Ditch
Beton pracetak U-ditch yang sudah berumur lebih dari 7 hari dari fabrikasi dikirim ke
lokasi dan di stok di lokasi dekat pemasangan.

3.3. Gambar Detail Pelaksanaan


a. Pemindahan BETON PRACETAK U-DITCH dari stock yard ke tempat pemasangan
menggunakan forklift dengan kapasitas sesuai berat material. Biasanya kapasitan
forklift yang harus disediakan adalah 2 x berat material.stock yard beton pracetak u-
ditch.
b. Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH menggunakan excavator atau crane
tergantung pada berat material yang diangkat. Biasanya kapasitas crane atau excavator
= 5 x berat material yang diangkat. Pemasangan dilakukan setelah cor lantai kerja
berumur minimal 1 hari. Target pemasangan setiap hari rata-rata 6 unit.
c. Di atas BETON PRACETAK U-DITCH sebaiknya dipasang caping beam dari beton cor di
tempat, berfungsi untuk menjaga posisi beton pracetak u-dtich agar tidak bergeser ke
kiri atau ke kanan oleh desakan tanah setelah pengurugan kembali.
d. Pengelasan plat penyambung antar beton pracetak u-dtich Pekerjaan nat Spasi antar
BETON PRACETAK U-DITCH ditutup dengan spesi.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
72
PASAL 4
PEKERJAAN GORONG-GORONG

4.1. Sarana Bekerja


Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan Tenaga Ahli/Tenaga
kerja yang cukup sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, Alat-alat bantu dan bahan
bangunan dimana saat akan dibutuhkan selalu siap di lokasi pekerjaan. Pekerjaan harus
dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan dalam gambar rencana,
rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) Berita Acara penjelasan pekerjaan dan mengikuti
petunjuk dari Konsultan Pengawasan dan konsultan supervise.

4.2. Situasi dan Ukuran


a. Koordinator lapangan wajib meneliti situasi lokasi, terutama keadaan tanah, siat dan
luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi penawarannya Koordinasi
dengan pihak terkait.
b. Kelalaian atau kekurangtelitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan klaim.
c. Ukuran satuan yang digunakan semuanya dinyatakan dalam satuan CGS.
d. Pemasangan papan bouplank diba$ah penga$asan konsultan dan Konsultan Penga$asan
dengan patok yang dipancang kuat-kuat dan papan terentang dengan ketebalan ) cm yang
diketam rata pada sisinya

4.3. Pekerjaan Persiapan


a. Sebelum kegiatan fisik dikerjakan, pemborong diharuskan memasang papan nama proyek
yang sesuai dengan ukuran dan model yang ditetapkan dalam kontrak atau ketentuan lain.
b. Pemborong diharuskan membuat oto dokumentasi sebelum pekerjaan dikerjakan
(Progress pekerjaan 0%.
c. Pemborong diharuskan membuat Kantor lapangan dan gudang penyimpanan untuk
menampung bahan, alat dan pekerja atau karyawan sesuai dengan kebutuhan kontraktor.
d. Pemborong diwajibkan mendatangkan bahan, alat dan pekerja yang terlatih dalam
melaksanakan pekerjaan.
e. Jenis dan kualitas bahan yang diperlukan dalam pekerjaan ini harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawasan.
f. Mobilisasi dan demobilisasi bahan, alat dan pekerja menjadi tanggung jawab pemborong.
g. Setelah segala pekerjaan fisik selesai, pemborong harus membersihkan lokasi pekerjaan
dari sisasisa pekerjaan isik (Pembersihan akhir) Persetujuan berakhirnya pekerjaan
pembersihan akhir ditentukan oleh Konsultan Pengawasan.

4.4. Pekerjaan Tanah


a. Kedalaman Galian tanah disesuaikan dengan gambar kerja dan disetujui oleh direksi teknik.
b. Pekerjaan Galian pada daerah pasir terlebih dahulu harus menggunakan cover Dam (
Penahan gerusan pasir dan Penahan arus air).

4.5. Urungan/Timbunan Tanah


a. Semua pasir urug yang digunakan haruslah mempunyai gradasi yang baik yaitu mempunyai
butiran-butiran yang sama besarnya.
b. Sedangkan untuk keperluan urugan, pasir yang dipakai kadar lumpurnya tidak lebih 10%.
c. Urugan tanah untuk tiap-tiap pekerjaan harus dilaksanakan selapis demi selapis dimana
tiap-tiap lapis setebal 20 cm dipadatkan dan harus bersih dari kotoran-kotoran organik-
organik dan sebagainya.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
73
d. Urugan pasir dan urugan tanah harus mempedomani ukuran – ukuran telah ditentukan
sesuai gambar bestek.

4.6. Pekerjaan Pasangan


a. Pekerjaan Pasangan Batu menggunakan Campuran 1 PC : 4 PS.
b. Spasi antara batu minimal 3 Cm.
c. Pori – Pori / Rongga pada susunan batu harus di isi dengan spasi hingga padat dengan
adukan.
d. Susunan Batu Menggunakan batu berdiameter kurang lebih 60 Cm dan semakin tinggi
susunan batu semakin kecil diameter batu.
e. Pasangan Batu ini digunakan diameter batu 10 Cm – 60 Cm.
f. Batu yang digunakan pada pasangan tersebut adalah Batu kali.
g. Pasangan Batu pada daerah air harus digunakan caver dam sebagai penahan arus air.

4.7. Pekerjaan Beton


Semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari:
a. Bekas bongkaran pekerjaan, bekas galian.
b. Pembongkaran los kerja, bahan dan direksi keet.
c. Pembongkaran steiger.
d. Perbaiki kembali bagian pekerjaan yang rusak, serta penyempurnaan seluruh pekerjaan.
Bahan – bahan bekas bongkaran atau berasal dari galian tanah menjadi milik kontraktor,
barak bekas kerja, gudang bahan, kantor lapangan dan perlengkapannya, serta perancah –
perancah atau papan cetak beton menjadi milik proyek.

PASAL 5
PEKERJAAN LANDSCAPE

5.1. Umum
a. Uraian
Pekerjaan Landscape meliputi semua pekerjaan pertamanan, perkerasan dan jalan
lingkungan pada ruang luar, maupun bentukan -bentukan, serta bagian-bagian lainnya
pada lokasi yang ditunjuk pada Gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjsan. Pada
pekerjaan ini sudah termasuk persiapan, rnenempatan material, dan transport
pengangkutan dari luar, tanah taman, pupuk, urukan dan pengaspalan jalan maupun
material paving sebagal perkerasan lahan untuk sirkulasi dan masa pemeliharaan sesuai
waktu yang ditentukan dalam kontrak.
b. Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat
1) Sebelum memulai pekerjaan Landscape Kontraktor harus membuat schedule dan
Gambar Rencana yang telah ada, termasuk membuat jadwal waktu (schedule
lengkap) tentang semua jenis dan volume pekerjaan serta komponen/bahan.
2) Kontraktor harus membuat satu bidang contoh untuk memberi gambaran jenis dan
macam tanaman supaya bisa dilihat secara visual sebelum semuanya dilaksanakan
dalam rangka mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
3) Bilamana terdapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan rencana Gambar dan
ketentuan yang disyaratkan, harus segera dlperbaiki atas biaya dan tanggung jawab
Kontraktor hlngga dapat dlterima oleh Direksi Pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
74
c. Jadwal Kerja
1) Kontraktor harus membuat/menyiapkan semua komponen bahan dan peralatan
Landscape sesuai dengan kebutuhan aplikasi dilapangan.
2) Pastikan bahwa semua tanaman dan Landscape terpasang dengan benar dan
terpasang sempuma sesuai ketentuan bestek dan kontrak jika ada yang cacat dan
mati maka harus segera dibenahi atau diganti.

5.2. Pertamanan
a. Bahan
Yang dimaksud disini adalah tanaman yang mempunyai besaran tertentu dan jenis
tanaman meliputi ketentuan dalam kontrak yang terbagi sebagai berikut:
1) Tanaman rumput penutup lahan taman:
a) Menggunakan jenis tanaman rumput yang telah ditentukan dalam spesifikasi
sebagai penutup dan pengisi Iahan taman sesuai rencana.
b) Termasuk urugan tanah subur dan pemupukan.
c) Kontraktor tidak boleh melakukan aktivitas pembibitan di lokasi, sehingga pada
saat penanaman harus terlihat penuh sesuai dengan penempatan pada areal
yang ditunjuk.
2) Pohon Jambu Mete:
a) Menggunakan Pohon Jambu Mente dan rumput sebagai penutup dan pengisi
bentukan taman.
b) Termasuk urugan tanah subur dan pupuk.
c) Kontraktor tidak boleh melakukan aktivitas pembibitan di lokasi, sehingga pada
saat penanaman harus terlihat penuh sesuai dengan penempatan pada areal
Yang ditunjuk.
b. Pelaksanaan
1) Pekerjaan Pembentukan Landscape:
a) Permukaan bidang harus sesuai dengan petunjuk gambar detail dan spesifikasi
yang ditulis dalam kontrak.
b) Bidang harus rata halus dibersihkan dari semua kotoran-kotoran yang melekat,
kemudian dibersihkan dengan kompresor 4 Bar.
c) Setelah bidang siap di coating jika mengharuskan pakai pelindung cuaca pada
permukaan bidang rata, semua siar dan benangan dibuat rapi dan lurus. Lapisan
dalam kondisi baik dan kering.
2) Tanaman Perdu:
a) Permukaan dan ketinggian pohon harus rata dan sama umumya sehingga terlih
at lurus jika ditanam dan dapat sebagai pembentuk bidang taman.
b) Bagi tanaman yang baru dipasang harus disiram dan dirawat sesuai standart
penanaman pohon sehingga subur dan jika ada yang mati harus segera diganti.
c) Setelah ditanam maka selama kontrak belum selesai dan dalam masa
pemeliharaan, maka kontraktor masih harus menggaransi dan bertanggung
jawab penuh terhadap tanaman dan harus merawat sampai benar-benar bisa
diterima oleh Direksi
3) Tanaman Kertas:
a) Permukaan dan ketinggian pohon harus sesuai dengan yang diharuskan dalam
rencana kontrak sehingga benar-benar sesuai dengan gambar rencan dan
sebelum pekerjaan dimulai harus mengajukan gambar shop drawing terlebih
dahulu kepada direksi pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS – PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
75
OUTLINE SPESIFIKASI

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
LOKASI : DESA BUMBULAN, KECAMATAN PAGUAT, KABUPATEN POHUWATO
SUMBER DANA : APBN
TAHUN : 2021

SPESIFIKASI
No. MATERIAL
URAIAN MATERIAL PRODUSEN / SPESIFIKASI SETARA
Pondasi Pondasi setempat batu kali
1

2 Struktur bangunan Sloof, kolom, balok beton ( sesuai RKS dan Gambar )

3 Dinding pengisi Bata merah


4 Rangka atap Baja Ringan CR 75-065
5 Penutup Atap, Nok Metal berpasir
6 Kusen dan Pintu Jendela
a. Kusen jendela Aluminium 3" Natural 1,3 mm Alexindo, Indalec
b. Kusen pintu Aluminium 3" Natural 1,3 mm Alexindo, Indalec
c. Pintu:
§ Pintu Utama dan pintu kamar Enginering door WKM, Daiken, Seijin
§ Pintu KM/WC Pintu PVC Super
Daun Jendela dengan Alumunium 3", Alexindo, Indalec
d. Jendela ketebalan kaca t: 5mm Asahimas, Mulia
7 Finishing Lantai
a. Teras luar keramik doff 30x30cm Mulia, KIA, Asia Tile
b. Umum / dalam keramik gloss 30x30cm Mulia, KIA, Asia Tile
c. Toilet keramik doff 20x20cm Mulia, KIA, Asia Tile
8 Plafond
a. Teras luar Kalsiboard 6mm Elephant, GRC Board, MKG
b. Umum / dalam Gypsumboard 9mm Jayaboard, Elephant, Knauff
c. Toilet Kalsiboard 6mm Elephant, GRC Board, MKG
9 Finishing Dinding
a. Interior Cat Interior, Acrilic Emulsion Mowilex, Propan, Catilac

b. Eksterior Cat Exterior, Wheatershield Mowilex, Propan, Catilac

c. Toilet keramik 20x20cm + cat glossy

10 Hardware
a. Pengunci pintu Slot tanam 2 lever kualitas medium, finish SS Dekson, Griff, Paloma
b. Engsel pintu Engsel kupu-kupu nylon 4”, finish SS Dekson, Griff, Paloma
c. Engsel Jendela Engsel kupu-kupu nylon 3”, finish SS Dekson, Griff, Paloma
d. Pengunci jendela Grendel jendela standard, finish SS Dekson, Griff, Paloma
11 Sanitary
a. Kloset Kloset Jongkok keramik INA, Amstad, Toto
b. Kran air Stainless Stell Onda, Washer, San Ei
c. Floor drain Stainless Stell Onda, Washer, San Ei
d. Sink Stainless Stell
e. Kran Sink Stainless Stell Onda, Washer, San Ei
12 Plumbing
a. Pipa Air Bersih PVC 1 “, ½” dan ¾” kelas AW Wavin, Rucika, Vinilon
b. Pipa Air Kotor PVC 3” dan 4” kelas D Wavin, Rucika, Vinilon
c. Fitting Wavin, Rucika, Vinilon
d. Toren Air Fiber 500L, anti mikroba, UV20+ Excel, Penquin, Biotech
e. Bio Septik Septic tank bio, 2M3 Biotech, Biofill, Biocell
13 Elektrikal
a. Kabel tegangan rendah NYM,NYA NYM 3 x 2,5 mm Supreme, Kabelindo
b. Armature lampu Artolite, Philips
c. Stok kontak, saklar Clipsal, Panasonic, ATT

Gorontalo, Juni 2021


Dibuat oleh
PPK Rumah Susun dan Rumah Khusus
Satuan Kerja Penyediaan Perumahan
Provinsi Gorontalo

FAHARUDDIN, S.T.
NIP. 198304112010011003
LAMPIRAN IDENTIFIKASI K3
TABEL IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, PENGENDALIAN RESIKO K3, PROGRAM K3 DAN BIAYA

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS BESERTA PSU PADAT KARYA TUNAI PROVINSI GORONTALO
LOKASI : DESA BUMBULAN, KECAMATAN PAGUAT, KABUPATEN POHUWATO
SUMBER DANA : APBN
TAHUN : 2021

DESKRIPSI RISIKO
No.
Tingkat Tingkat Tingkat
Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya (Skenario Bahaya)
Kekerapan Keparahan Resiko
1 2 3 4 5 6
I Pekerjaan Struktur
A. Pekerjaan Tanah 112
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 2 4 8
b. Jatuh dari Ketinggian 2 4 8
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 2 2 4
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 4 3 12
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 2 3 6
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 2 2 4
i. Terhirup Material Berbahaya 4 2 8
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 4 2 8
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 3 4 12
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 4 4 16
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 2 4 8
B. Pekerjaan Pondasi 112
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 2 4 8
b. Jatuh dari Ketinggian 2 4 8
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 2 2 4
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 4 3 12
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 2 3 6
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 2 2 4
i. Terhirup Material Berbahaya 4 2 8
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 4 2 8
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 3 4 12
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 4 4 16
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 2 4 8
C. Pekerjaan Sloof 94
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 3 3 9
b. Jatuh dari Ketinggian 2 2 4
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 2 2 4
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 4 3 12
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 2 3 6
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 2 2 4
i. Terhirup Material Berbahaya 4 2 8
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 4 2 8
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 2 3 6
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 3 3 9
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 2 3 6
D. Pekerjaan Kolom 112
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 3 4 12
b. Jatuh dari Ketinggian 3 3 9
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 2 2 4
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 4 3 12
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 2 3 6
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 3 4 12
i. Terhirup Material Berbahaya 4 2 8
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 4 2 8
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 2 3 6
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 3 3 9
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 2 4 8
E. Pekerjaan Dinding 116
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 3 3 9
b. Jatuh dari Ketinggian 3 4 12
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 3 3 9
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 4 3 12
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 3 3 9
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 3 3 9
i. Terhirup Material Berbahaya 4 3 12
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 3 3 9
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 2 2 4
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 2 2 4
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 3 3 9
F. Pekerjaan Ring Balk 116
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 3 3 9
b. Jatuh dari Ketinggian 3 4 12
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 3 3 9
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 4 3 12
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 3 3 9
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 3 3 9
i. Terhirup Material Berbahaya 4 3 12
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 3 3 9
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 2 2 4
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 2 2 4
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 3 3 9
G. Pekerjaan Sopi-Sopi 116
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 3 3 9
b. Jatuh dari Ketinggian 3 4 12
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 3 3 9
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 4 3 12
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 3 3 9
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 3 3 9
i. Terhirup Material Berbahaya 4 3 12
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 3 3 9
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 2 2 4
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 2 2 4
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 3 3 9
II Pekerjaan Arsitektur
A. Pekerjaan Lantai 103
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 2 2 4
b. Jatuh dari Ketinggian 2 2 4
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 3 3 9
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 4 3 12
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 3 3 9
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 3 3 9
i. Terhirup Material Berbahaya 4 3 12
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 3 3 9
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 2 2 4
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 2 2 4
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 3 3 9
B. Pekerjaan Plafond 116
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 3 3 9
b. Jatuh dari Ketinggian 3 4 12
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 3 3 9
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 4 3 12
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 3 3 9
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 3 3 9
i. Terhirup Material Berbahaya 4 3 12
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 3 3 9
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 2 2 4
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 2 2 4
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 3 3 9
C. Pekerjaan Atap 128
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 3 5 15
b. Jatuh dari Ketinggian 4 5 20
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 4 3 12
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 4 3 12
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 3 3 9
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 4 3 12
i. Terhirup Material Berbahaya 3 3 9
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 3 3 9
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 2 2 4
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 2 2 4
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 2 2 4
D. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela 116
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 3 3 9
b. Jatuh dari Ketinggian 3 4 12
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 3 3 9
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 4 3 12
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 3 3 9
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 3 3 9
i. Terhirup Material Berbahaya 4 3 12
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 3 3 9
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 2 2 4
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 2 2 4
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 3 3 9
E. Pekerjaan Plesteran 96
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 2 3 6
b. Jatuh dari Ketinggian 2 2 4
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 2 2 4
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 4 3 12
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 2 3 6
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 2 2 4
i. Terhirup Material Berbahaya 4 2 8
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 4 2 8
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 3 3 9
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 3 3 9
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 2 4 8
F. Pekerjaan Pengecatan 96
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 2 3 6
b. Jatuh dari Ketinggian 2 2 4
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 2 2 4
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 4 3 12
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 2 3 6
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 2 2 4
i. Terhirup Material Berbahaya 4 2 8
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 4 2 8
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 3 3 9
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 3 3 9
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 2 4 8
E. Pekerjaan Meja Dapur 96
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 2 3 6
b. Jatuh dari Ketinggian 2 2 4
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 2 2 4
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 4 3 12
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 2 3 6
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 2 2 4
i. Terhirup Material Berbahaya 4 2 8
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 4 2 8
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 3 3 9
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 3 3 9
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 2 4 8
F. Pekerjaan Logo 96
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 2 3 6
b. Jatuh dari Ketinggian 2 2 4
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 2 2 4
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 4 3 12
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 2 3 6
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 2 2 4
i. Terhirup Material Berbahaya 4 2 8
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 4 2 8
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 3 3 9
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 3 3 9
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 2 4 8
III Pekerjaan MEP
A. Pekerjaan Instalasi Listrik 116
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 3 3 9
b. Jatuh dari Ketinggian 3 3 9
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 2 2 4
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 3 3 9
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 3 3 9
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 3 3 9
i. Terhirup Material Berbahaya 3 3 9
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 3 3 9
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 2 3 6
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 3 3 9
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 4 4 16
B. Pekerjaan Plumbing 108
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 3 3 9
b. Jatuh dari Ketinggian 3 3 9
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 2 2 4
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 4 3 12
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 3 3 9
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 2 3 6
i. Terhirup Material Berbahaya 3 3 9
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 3 3 9
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 2 3 6
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 3 3 9
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 2 4 8
IV Pekerjaan Prasarana, Sarana & Utilitas
A. Pekerjaan Jalan & Drainase 93
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 3 3 9
b. Jatuh dari Ketinggian 2 2 4
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 2 2 4
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 3 3 9
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 2 3 6
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 2 2 4
i. Terhirup Material Berbahaya 3 3 9
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 3 3 9
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 2 3 6
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 3 3 9
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 2 3 6
V Pekerjaan Penyambungan Listrik & Pekerjaan Pengeboran Bor Sumur Dangkal
A. Pekerjaan Penyambungan Listrik 93
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 3 3 9
b. Jatuh dari Ketinggian 2 2 4
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 2 2 4
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 3 3 9
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 2 3 6
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 2 2 4
i. Terhirup Material Berbahaya 3 3 9
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 3 3 9
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 2 3 6
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 3 3 9
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 2 3 6
B. Pekerjaan Penyambungan Air Bersih PDAM 93
a. Tertimpa Alat Kerja atau Material 3 3 9
b. Jatuh dari Ketinggian 2 2 4
c. Terperosok/Terpeleset (Licin) 2 2 4
d. Tertusuk Material atau Peralatan Tajam 3 3 9
e. Infeksi pada Luka maupun Lecet 3 3 9
f. Terjepit Peralatan atau Material 3 3 9
g. Kepala Terbentur 2 3 6
h. Perancah/Scaffolding Ambruk 2 2 4
i. Terhirup Material Berbahaya 3 3 9
j. Iritasi Kulit dan Mata Akibat Material 3 3 9
k. Getaran Tinggi dari Peralatan 2 3 6
l. Suara Keras yang Melampaui Ambang Batas Toleransi Pendengaran 3 3 9
m. Tersengat Arus Listrik Tegangan Rendah Maupun Tinggi 2 3 6
TOTAL 2128
RATA-RATA 8.18
TINGKAT RESIKO TERTINGGI JATUH DARI KETINGGIAN NILAI 20

Anda mungkin juga menyukai