Anda di halaman 1dari 12

SPESIFIKASI TEKNIK DAN GAMBAR

1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam Spesifikasi Teknik dan Gambar Rencana adalah untuk
pekerjaan Pengadaan Urugan Dan Paving dapun item pekerjaan meliputi:

I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pengukuran & Bouwplank
2 Papan Nama
3 Pembongkaran Tiang Lampu PJU
4 Pembangunan Pagar Pengaman
5 Mob - Demobilisasi alat berat

II. PEKERJAAN LAHAN


1 Urugan Tanah Padas Muda
2 Perataan dengan Steel Dozer 30 HP

III. PAVING HALAMAN


1 Urugan Pasir Bawah Paving
2 Pasang Paving Conblok K225 t= 6 cm
3 Paving Border Segitiga K.225
4 Pas. Kanstin 40x20x10
5 Cat Marka Parkir t=10 cm warna putih Traffikote Propan, Nippon kote
6 Pemadatan Paving dengan wales 4-6 ton

IV. PEKERJAAN PENERANGAN


1 Galian Pondasi
2 Galian Instalasi Jaringan kabel Tanah
3 Beton Pondasi Tiang Lampu K 175
4 Besi Begel Æ 10
5 Tiang Lampu Pipa Galvanis 4" & 3" H= 7m + Angkur + 2 Tangkai 2m terpasang
6 Lampu LED Street Light HS (60 W) - FF02 produk Philip saka terpasang
7 Kabel Jaringan Twisted NFA 2x2x10 ditanam
8 Kabel NYM 2x2.5mm, Supreme
9 Box Panel Lengkap
10 Saklar MCB 6 A
11 Nomenklatur tanda pada Tiang dan Lampu dengan cat

2. JENIS DAN MUTU BAHAN


a) Bahan-bahan bangunan/ tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila
bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan
yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Pengawas (secara
tertulis).
b) Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa atau
bermacam-macam jenis (merek) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan satu jenis.
c) Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, dimana bahan-bahan bangunan
tersebut mempunyai beberapa mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dengan mutu
1 (satu) atau istilah lainnya KW 1. untuk dipergunakan.
d) Bila rekanan telah menandatangani atau melaksanakanan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan
tersebut harus ditolak (reject) dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 1 x 24 Jam
setelah perintah penolakan dikeluarkan dan segala biaya yang berhubungan dengan kejadian
diatas menjadi tanggung jawab pihak rekanan.
e) Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera disediakan
terlebih dulu sebelum mendatangkan material atas biaya pemborong dan harus sesuai standar.
Contoh tersebut diambil dengan cara begitu rupa sehingga dapat dianggap bahwa bahan
tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti, contoh tersebut disimpan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) III - 1


sampai pekerjaan selesai sebagai dasar penolakan, bila ternyata bahan yang didatangkan
dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifat-sifatnya.
f) Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang,
maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan tipe dari barang-barang yang
memuaskan Pemberi Tugas.

3. URAIAN PEKERJAAN
3.1. Penyediaan Peralatan:
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara
sempurna dan efisien dengan urutan yang diatur, termasuk semua alat-alat pembantu yang
dipergunakan seperti andang, alat pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang
diperlukan oleh rekanan pada saat pelaksanaan pekerjaan, yang mana peralatan tersebut pada
waktu pekerjaan selesai harus segera dibersihkan dari lokasi.
3.2. Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan
a) Kuantitas dan kualitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap
seperti apa yang tertera dalam gambar-gambar kontrak atau diuraikan dalam Rencana Kerja
dan syarat-syarat (RKS). Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan
syarat-syarat dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau
mempengaruhi penerapan atau interpretasi dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
b) Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian dari
gambar dan uraian dan RKS tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tetapi
hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikendaki oleh Pemberi Tugas.
c) Segala pernyataan mengenai kualitas pekerjaan yang mungkin sewaktu-waktu diberikan
kepada pemborong tidak boleh merupakan bagian dari kontrak ini, dan harga-harga yang
dimuat dalam daftar harga tetap digunakan, meskipun ada ketidaksesuaian antara harga-harga
itu dengan apa yang tercantum perkiraan manapun.
d) Harga kontrak ini tidak boleh disesuaikan atau diubah secara bagaimanapun selain menuruti
ketetapan-ketetapan yang tepat dari syarat ini, dan taat kepada pasal-pasal dari syarat-syarat
ini, segala kekeliruan baik mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga kontrak harus
dianggap telah diterima oleh kedua belah pihak yang bersangkutan.

4. GAMBAR – GAMBAR PEKERJAAN


4.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar rencana, gambar detail konstruksi,
gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh konsultan Perencana telah
disampaikan kepada rekanan beserta dokumen-dokumen lain. Rekanan tidak boleh mengubah dan
menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen. Gambar tersebut
tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
4.2. Gambar-gambar Tambahan :
Bila Direksi menganggap perlu, maka Konsultan Perencana harus membuat tambahan gambar
detail (gambar penjelasan) yang disahkan oleh Direksi dan gambar tersebut menjadi milik Direksi.
4.3. Gambar Kerja (Shop Drawing)
Sebelum melakukan pekerjaan, Kontraktor diharuskan melakukan pengukuran ulang secara
keseluruhan bersama–sama direksi lapangan dan dituangkan dalam gambar kerja (Shop Drawing)
yang disetujui oleh direksi sebagai pedoman awal untuk melaksanakan pekerjaan lapangan.
4.4. Asbuild Drawing
Untuk semua pekerjaan yang belum tertuang dalam gambar perencanaan serta perubahan atas
kondisi lapangan pekerjaan dan atau adanya perintah pemberi tugas, Pemborong harus membuat
gambar-gambar yang sesuai dengan yang telah dilaksanakan (asbuild drawing) setelah
memperhatikan perbedaan antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang telah dilaksanakan.
4.5. Gambar-gambar ditempat pekerjaan :
Rekanan harus menyimpan 1 (satu) rangkap gambar kontrak lengkap termasuk Rencana Kerja dan
Syarat-syarat, Berita Aanwijzing, Time schedule, dalam keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas)
termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia di
tempat kerja jika pemberi tugas atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.
4.6. Contoh Barang/bahan yang ditawarkan :

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) III - 2


a) Dalam masa pelaksanaan pekerjaan pembangunan bahan-bahan/barang yang akan
dilaksanakan harus sesuai dengan RKS dan Berita Acara Aanwijzing.
b) Barang/bahan yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan harga satuan bahan/upah
adalah mengikat, rekanan harus menawarkan bahan/barang tersebut sesuai dengan RKS dan
Berita Acara Aanwijzing.
c) Contoh Barang/ Bahan yang ditawarkan tidak dapat dipergunakan bila belum mendapatkan
persetujuan dari Direksi secara tertulis.

5. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIPERGUNAKAN


Berlaku dan mengikat didalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini :
a) PUBB (Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan) NI.3/56.
b) Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI.) 1983.
c) Peraturan-peraturan Pemerintah Kabupaten Trenggalek mengenai bangunan-bangunan.

6. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


a) Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar
detail yang dipakai/ diikuti.
b) Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan
angka (notasi) dalam gambar yang diikuti.
c) Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan/ barang yang dipakai dalam
RKS tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang diikuti.
d) Bila rekanan meragukan tentang perbedaan antara gambar-gambar yang ada baik mengenai
mutu bahan yang dipakai maupun Konstruksi dengan RKS, maka rekanan yang berkewajiban
untuk menanyakan kepada Pengawas/Pejabat Pembuat Komitmen secara tertulis.
e) Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut diatas. Setelah
rekanan menerima dokumen dari Pejabat Pembuat Komitmen dan hal tersebut akan dibahas
dalam rapat penjelasan (Aanwijzing).
f) Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti kembali semua yang ada
untuk disesuaikan dengan Berita Acara Penjelasan.

7. JADWAL PELAKSANAAN
Pada saat rekanan akan memulai pelaksanaan dilapangan atau setelah rekanan menerima SPK dari
Pejabat Pembuat Komitmen harus segera mengadakan persiapan antara lain berupa pembuatan
jadwal pelaksanaan yang berupa Time Schedule Kurva “S”secara tertulis, berisi tahap-tahap
pelaksanaan pekerjaan. Waktu direncanakan dan disesuaikan dengan jangka waktu yang
ditetapkan dalam kontrak dan harus disahkan kepada Kepala Dinas dan Pejabat Pembuat
Komitmen.
Time Schedule tersebut harus selalu berada dilokasi tempat pekerjaan dan di tempel pada dinding
yang rata untuk dapat diikuti dengan perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan
dengan diberikan tanda garis tinta merah. Bila terdapat/terlihat hambatan, semua pihak harus
segera mengadakan langkah-langkah koordinasi untuk penanggulangan hambatan yang akan
terjadi.

8 KUASA PEMBORONG DILAPANGAN


8.1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan :
Pemborong/ Rekanan harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan
kecakapan dan perhatian sepenuhnya yang bertanggung jawab untuk semua alat-alat konstruksi,
cara-cara teknis urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua bagian pekerjaan yang
berada didalam kontrak.

8.2. Pegawai Pemborong Yang Melaksanakan:


a) Sebagai pemimpin pelaksanaan kegiatan sehari-hari pekerjaan, pemborong harus dapat
menyerahkan kepada seorang pelaksana ahli, cakap sesuai dengan bidang keahliannya, yang
diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada ditempat pekerjaan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) III - 3


b) Sebagai penanggung jawab dilapangan pekerjaan pelaksana harus mempelajari dan
mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi
kesalahan-kesalahan baik konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.
c) Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat dilaksanakan apabila
ada ijin tertulis dari Pengawas/ Pejabat Pembuat Komitmen berdasarkan rapat Kegiatan,
menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab pemborong untuk membongkar dan
melaksanakan sesuai gambar dan bestek.
d) Konsultan Pengawas berhak menolak penunjukan seorang pelaksana (Uitvoerder) dari
pemborong berdasarkan pendidikan, pengalaman, tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini
pemborong harus segera menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Direksi.

9. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


9.1. Keamanan dan Kesejahteraan:
Selama pelaksanaan pekerjaan pemborong diwajibkan mengadakan segala yang diperlukan
untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama, sanitasi, air minum dan
fasilitas-fasilitas kesejahteraan, juga diwajibkan memenuhi segala peraturan dan tata tertib,
ordonasi Pemerintah atau Pemerintah Kabupaten / Propinsi setempat.
9.2. Terhadap Wilayah Orang Lain:
Pemborong diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar lokasi dan harus mencegah para
pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.
9.3. Terhadap Milik Umum :
Pemborong harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan hak pemakaian jalan, bersih dari bahan-
bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan
maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung. Pemborong juga bertanggung jawab atas
gangguan dan pemindahan yang terjadi atas perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air,
listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh kegiatan pemborong, maka biaya pemasangan
kembali dan perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab pemborong.

9.4. Terhadap Bangunan Yang Ada :


Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, pemborong bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran bangunan dan sebagainya.
Kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena kegiatan pemborong dalam arti yang luas.
Itu semua diperbaiki oleh Pemborong hingga dapat diterima Pemberi Tugas.
9.5. Keamanan Terhadap Pekerjaan :
Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi, hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh Direksi.
Pemborong harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segala kemungkinan kerusakan,
kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan
oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan dengan melindungi
memakai tutup apa yang dikehendaki atau diinstruksikan.

10. JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH


10.1. Air minum dan air untuk pekerjaan :
a) Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat pekerjaan
untuk para pekerjanya.
b) Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan atau
menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri guna memperhitungkan
pembayaran atau air sumur yang bersih/ jernih dan tawar, bila hal ini meragukan Konsultan
Pengawas dan Direksi, Pemborong harus memeriksakan kelayakan air pada laboratorium.
10.2. Kecelakaan :
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan, pemborong harus segera
mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-
lain menjadi tanggung jawab pemborong.
10.3. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama yang selalu
tersedia didalam setiap saat dan berada ditempat Direksi Keet.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) III - 4


11. ALAT-ALAT PELAKSANAAN, SITUASI DAN PENGUKURAN
a) Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan/ menyiapkan alat-alat, baik
untuk sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan yang diperlukan untuk memenuhi
kualitas hasil pekerjaan antara lain: pompa air, beton mollen dan sebagainya.
b) Penentuan titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan maupun penyipat datar
(waterpass) dan tegak lurusnya bangunan harus ditentukan dengan memakai alat ukur
waterpass instrument, dan atau memakai peralatan standar tukang dengan selang air dan lot
timbang.
c) Kontraktor wajib meneliti situasi, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat
mempengaruhi harga penawarannya.
d) Kelalalian atau kekurangan-telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan Claim/ Tuntutan.
e) Ukuran sesuai yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm (centimeter) atau m
(meter)
f) Duga Elevasi (permukaan atas bawah) ditentukan sesuai dengan gambar siteplan atau
gambar detail
g) Jika diperlukan, dibawah pengawasan Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan
membuat satu titik duga diatas tanah bangunan tiang kayu kelas 1, titik duga dijaga
kedudukannya serta terganggu selama pekerjaan berlangsung dan tidak boleh dibongar
sebelum mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.

12. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


a) Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin dan perintah direksi dengan baik dan
tidak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian dalam
tugas yang diserahkan kepadanya.
b) Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapannya yang disediakan
menurut kontrak dalam keadaan baru, dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik
bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap
defektif.
c) Dalam pengajuan penawaran pemborong harus mempertimbangkan biaya-biaya pengujian/
pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan. Diluar jumlah tersebut pemborong tetap
bertanggung jawab atas biaya-biaya pengiriman yang tidak memenuhi syarat-syarat yang
dikehendaki.

13. PEKERJAAN TIDAK BAIK


a) Pemberi Tugas berhak mengeluarkan instruksi agar pemborong membongkar pekerjaan apa
saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-
bahan atau barang-barang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam
pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan. Ongkos untuk pengerjaan dan sebagainya menjadi
beban pemborong untuk disempurnakan sesuai kontrak.
b) Pemberi Tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerja-an,
pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan/barang apa saja yang tidak sesuai dengan kontrak.
c) Pemberi Tugas boleh (tetapi dengan secara tidak adil atau menyusahkan) mengeluarkan
perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

14. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG


a) Pemborong berkewajiban melaksanakan pekerjaan yang diterima menurut ketentuan bestek
dan menurut gambar-gambar detail yang telah disahkan oleh Pengawas dan melaksanakan
secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut persyaratan-persyaratan teknis untuk
mendapatkan pekerjaan yang baik. Pemborong selanjutnya berkewajiban pula tanpa
tambahan biaya mengerjakan segala sesuatunya demi kesempurnaan pekerjaan atau
memakai bahan-bahan yang tepat, walaupun satu dan lain hal tidak dicantumkan Konsultan
Pengawas dengan jelas dalam gambar dan bestek.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) III - 5


b) Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan secara
tertulis dari Konsultan Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen. Selanjutnya perhitungan
penambahan / pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua
belah pihak, jika tidak tercantum daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
c) Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seijin direksi tertulis adalah tidak sah
dan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.

15. CARA-CARA DAN SYARAT PELAKSANAAN TEKNIS

15.1. Harga Satuan dan Harga Penawaran :


a) Dalam formulir surat Penawaran, penawar harus melengkapi daftar harga satuan
(Analisa). Tiap harga satuan harus meliputi segala perongkosan (overhead) keuntungan
dari segala biaya umum yang dikenakan untuk pekerjaan semacam itu.
b) Harga penawaran yang tercantum (disebut) dalam formulir surat penawaran hanya
dicantumkan dalam rupiah. Jumlah harus dibulatkan dalam ribuan rupiah kebawah.

15.2. Permohonan Untuk Pembayaran :


Setelah Pemberi Tugas/ Pejabat Pembuat Komitmen menerima suatu permohonan untuk
pembayaran maka “Berita Acara Kemajuan Pekerjaan” untuk tiap tahap pembayaran yang
disebut diatas, dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas dan diketahui Pejabat Pembuat
Komitmen apabila kemajuan fisik pekerjaan telah memenuhi persyaratan sesuai dengan
kontrak.

15.3. Ijin Bangunan dan Iklan:


a) Ijin bangunan, biaya dan pengurusannya menjadi beban pemborong dan dihitung dalam
biaya pekerjaan persiapan dalam penawaran.
b) Pemborong tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-batas
lapangan pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa ijin Konsultan Pengawas.
c) Pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan
pekerjaan.
d) Pemborong harus memasang papan nama Kegiatan dilokasi pekerjaan dengan ukuran
0,8x1,2 m2 berwarna dasar putih dengan tulisan hitam, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
terhitung sejak tanggal dikeluarkan SPK.

15.4. Pekerjaan Persiapan :


a) Sebelum rekanan pemborong mengadakan persiapan dilokasi pekerjaan, sebelumnya
harus memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan untuk memulai dengan persiapan
pembangunan kepada Pemerintah Kabupaten setempat, terutama tentang dimana harus
membangun bangunan sementara (Direksi Keet), bahan-bahan bangunan, jalan masuk dan
sebagainya.
b) Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran, Konsultan Pengawas lapangan sudah
harus mulai aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.
c) Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian pekerjaan
dilaksanakan dan diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas untuk
dapat meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.
d) Mobilisasi alat, material dan tenaga kerja sudah harus dimulai untuk persiapan kerja.

15.5. Bahan-bahan Pasangan :


a) Batu Pondasi :
Berasal dari batu kali/ belah (tidak bulat) keras dan padat bersih dari segala kotoran,
kecuali pada lokasi tertentu yang memakai batu karang gunung harus mendapat
persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen / Konsultan Pengawas.
b) Pasir Pasang :

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) III - 6


Untuk semua pekerjaan pemasangan dan pekerjaan plesteran harus memakai pasir pasang
kualitas pasir beton (bukan pasir urug) berbutir kasar/ keras, tajam, bersih dan tidak
mengandung tanah.
c) Semen (PC) :
Standar Semen adalah PC yang berlabel SNI. Kondisi baik dan tidak boleh yang telah
mengeras. Khusus untuk mengerjakan beton konstruksi harus memakai mutu yang sejenis.

15.6. Pekerjaan Bouwplank, Patok Ukuran


a) Tiap bouwplank menggunakan kayu ukuran 5/7, 4/6, 2/3 cm. Untuk kelurusan waterpass
dapat dipergunakan benang woll, tampar/senar, kawat bendrat selama tidak lentur. Untuk
posisi yang harus presisi level dapat dipakai papan kayu yang cukup kuat 2/20 cm dari
kayu diketam halus pada permukaan atasnya (rata) dan bagian atasnya harus dipasang
datar dengan waterpass.
b) Pemasangan bouwplank harus sesuai profil rencana urugan dan bangunan yang akan
dikerjakan.
c) Bouwplank/ patok ukur tidak dilepas/ dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempat
hingga selesai urugan dilaksanakan dan diserahterimakan ke PPK.
d) Bila terjadi ketidak sesuaian antara batas-batas/ letak tanah yang tersedia dengan apa yang
terlukis dalam gambar maka pemborong harus segera memberitahukan secara tertulis
kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
keputusan.

15.7. Pekerjaan Tanah/ Pekerjaan Urugan :


a) Tanah dimana area atau lahan yang akan diurug, harus dibersihkan dari segala kotoran
yang dapat membusuk yang mempengaruhi kepadatan dan stabilitas tanah nantinya.
b) Sebelum dilaksanakan urugan, kontraktor harus melakukan pengukuran lokasi urugan
dengan menggunakan alat/ pesawat ukur yang akurat.
c) Kedalaman urugan sesuai dengan gambar rencana. Hal-hal yang menyimpang akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan lebih atau kurang.
d) Urugan tanah dilakukan lahan yang direncanakan diurug dengan tanah jenis urugan tanah
litosol (tanah berbatu) atau jenis tanah mediteran (tanah berkapur/ padas muda) atau
sesuai persetujuan direksi.
e) Urugan tanah harus menggunakan tanah urug baru dan tidak boleh menggunakan bekas
bongkaran bangunan dan atau urugan yang tidak sesuai spesifikasi teknis.
f) Apabila terdapat kualitas tanah urug yang tidak sesuai spesifikasi, maka Direksi Teknis
maupun konsultan berhak menolak dan membongkar hasil urugan tersebut. Pemborong
diharuskan segera membongkar urugan yang kualitasnya tidak baik.
g) Pemborong harus menyediakan mesin-mesin pompa yang bekerja baik untuk menguras/
mengeringkan (dewatering) genangan-genangan air pada galian dan lobang-lobang
pondasi akibat hujan, air sumber atau sebab-sebab lain sampai dalam keadaan urugan atau
galian yang kering.

15.8. Pekerjaan Perataan Tanah Urug


a) Peil Elevasi Rencana hasil stage out harus dibuat sebanyak mungkin dengan patok-patok
berwarna agar operator dozer mengetahui elevasi rencana urugan.
b) Loading material sebaiknya diawali pada area masuk lahan urug, dimana gundukan
gundukan tanah hasil loading dari dumptruk segera diratakan dengan dozer sampai rata
dan padat dozer, dan dumptruk yang lewat akan otomatis membantu kepadatan lebih
maksimal.
c) Penghamparan urugan dilakukan selapis demi selapis (Maximum tebal per lapis 20 cm)
yang diratakan dan dipadatkan dengan dozer hingga mencapai kerataan/ levelling rencana

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) III - 7


dengan kepadatan yang cukup ketika kendaraan berat lewat diatasnya tidak terjerembab.
Urugan perlapis dilakukan hingga mencapai ketinggian urugan sesuai gambar.

15.9. Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Paving:


a) Permukaan tanah yang akan diurug pasir harus sudah rata sesuai rencana elevasi dan padat
dan bersih dari segala kotoran yang dapat membusuk.
b) Sebelum dilaksanakan urugan, kontraktor harus tahu batas-batas tepi yang akan diurug
paving.
c) Kedalaman urugan sesuai dengan gambar rencana antara 5 – 10 cm. Hal-hal yang
menyimpang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan lebih atau kurang.
d) Loading material sebaiknya dibentuk sedemikian rupa agar sebaran dan perataan pasir
urug lebih mudah. Agar didapatkan permukaan yang lurus dan rata, dapat dipakai jidaran
kayu untuk meratakan pasir urug sebelum paving dipasang.
e) Apabila terdapat kualitas pasir urug yang tidak sesuai spesifikasi, maka Direksi Teknis
maupun konsultan berhak menolak dan membongkar hasil urugan tersebut. Pemborong
diharuskan segera membongkar urugan yang kualitasnya tidak baik.

15.10. Pekerjaan Paving


a) Pekerjaan ini mencakup pelaksanaan pekerjaan perkerasan area kawasan menggunakan
paving blok yang terdiri dari pekerjaan levelling pasir urug dan pemasangan paving blok
dengan pengisian pasir dibagian celah paving guna tidak terjadi interloking.
b) Persyaratan Bahan Persyaratan Paving
 Persiapan pekerjaan paving dimulai dengan pengajuan material paving dengan
membuat sampel minimal 10 buah paving per 1000 buah paving serta untuk masing-
masing bentuk dan mutu untuk diajukan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi
untuk dilakukan tes uji mutu material kepada Laboratorium.
 Bahan paving blok adalah dari beton pracetak ataupun produk pabrikan untuk jalan
dengan mutu K225 Kg/cm2, tebal 6 cm dengan derajat kualitas perkerasan yang saling
mengunci (interlocking) dan harus merupakan kualitas baik yang dapat diperoleh
secara lokal menurut suatu pola pasang yang dapat diterima oleh Direksi.
 Pasir yang digunakan untuk meratakan permukaan yang akan diberi perkerasan dan
untuk membentuk lapisan dasar adalah pasir urug sesuai dengan persyaratan-
persyaratan bahan dan sebagai pengunci antar paving dipakai pasir pasang.
 Paving harus dipasang pada alas pasir dengan tebal 5 cm dan dipadatkan sampai rata.
 Percobaan-percobaan harus diadakan pada berbagai ketebalan pasir lepas (trial test),
sebelum permulaan dari pada pekerjaan, untuk menetapkan ketebalan hamparan yang
tepat, yang diperlukan untuk mencapai ketebalan padat sesuai gambar rencana.
 Paving harus dipotong dengan alat pemotong paving untuk mencocokkan bentuk ruang
sisa dan antara Kerb dan tepian jalan, dan sebagainya.
 Permukaan yang selesai harus merupakan suatu penampilan halus yang seragam
dengan tidak ada paving-paving atau blok-blok yang menonjol ke atas atau ke bawah
posisi permukaan rata-rata. Semua sambungan harus rapi dan rapat, tanpa adukan atau
bahan lainya yang menodai atau melumasi permukaan-permukaan yang telah
selesai/sempurna. Pola pasang harus benar-benar ditepati.
c) Persyaratan pemadatan pasangan paving adalah Wales 4-6 ton. Pemadatan dilakukan
sebelum nut paving diisi/ difiller dengan pasir halus atau abu batu. Pengadaan alat kerja
dan operasionalnya menjadi satu kesatuan metode kerja pelaksana dan termasuk unit
pembayaran pekerjaan paving.
d) Persyaratan Kerja
 Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi hal-hal dibawah ini paling lambat 7
hari sebelum tanggal yang diusulkan dalam penggunaan setiap bahan paving blok
mewakili macam bentuk dan mutu bahan masing-masing 10 buah, 3 buah disimpan
oleh Direksi sebagai rujukan selama Periode Kontrak.
 Pernyataan perihal mengenai kekuatan paving memenuhi standar K 225 kg/ cm2.
 Penyedia Jasa harus mengirim secara harian dalam bentuk tertulis kepada Direksi
segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan dan sebelum persetujuan diberikan
untuk pelaksanaan penghamparan bahan paving berupa Hasil pengujian pengukuran

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) III - 8


permukaan dan data hasil survei pemerik-saan yang menyatakan bahwa toleransi yang
disyaratkan harus dipenuhi.
e) Kondisi Cuaca Yang Diijinkan
Pekerjaan Pemasangan paving tidak boleh dilaksanakan pada permukaan yang basah,
selama hujan atau hujan akan turun.
f) Pelaksanaan Pekerjaan
 Penyedia Jasa diwajibkan memberitahukan kepada Direksi setiap kali suatu bagian
pekerjaan akan dimulai untuk dicek terlebih dahulu ketetapan peil-peil dan ukurannya.
 Sebelum pekerjaan pengukuran dimulai, pemborong wajib membuat serta memasang.
patok-patok ukur yang dibuat dari kayu Klas III yang kuat dengan ukuran 5 x 7 cm
panjang di atas permukaan tanah minimal 30 cm dicat dengan warna merah. Patok-
patok tersebut harus ditanam kuat dan tidak boleh berubah selama pekerjaan
berlangsung dan sampai dengan penyerahan pertama.
 Pekerjaan Tanah dan Lapisan Pondasi Dasar adalah pekerjaan dasar sebelum
pemasangan lapisan permukaaan (paving blok), pemadatan tanah sesuai dengan peil
yang telah ditentukan sehingga didapatkan lapis dasar yang kuat sesuai dengan rencana
jalan.
 Pekerjaan Lapisan Perkerasan (Pemasangan Paving Blok) sebaiknya diletakkan sesuai
dengan instruksi dari pabrikan. Paving conblok dipasang diatas lapisan pasir sebagai
alas dengan ketebalan rata-rata 50 mm.
 Perataan dan pemadatan menggunakan alat pemadat sejenis wales.
 Setelah pemadatan dilakukan, agar paving saling mengikat satu sama lain, diatas
permukaan paving yang telah rata dan padat, disebari pasir halus dan dirataka dengan
jidaran kayu atau sapu lidi agar dapat masuk ruangan nut antara paving conblok,
sehingga menjadikan saling mengunci.
 Percobaan-percobaan harus diadakan pada berbagai ketebalan pasir lepas (trial test),
sebelum permulaan dari pekerjaan, untuk menentukan hamparan ketebalan yang tepat,
yang diperlukan untuk mencapai ketebalan padat sesuai Gambar Rencana. Pekerjaan
jalan dengan blok tidak akan diisi dengan adukan semen.

g) Pengendalian Mutu
 Uji mutu Paving K225 Kg/cm2 dilakukan sebelum paving dipasang. dimana setiap
material loading di lokasi diambil 10 buah per 1000 buah paving untuk diuji kuat
tekannya di Laboratorium Beton.
 Lapisan paving block yang telah selesai harus menghasilkan keseluruhan permukaan
yang tampak/ visual rata (tidak bergelombang), ada kemiringan kearah celah air/
drainase jalan/ parkir sehingga tidak menampung air diwaktu turun hujan, celah-
celah/nat dengan kerenggangan yang sama, potongan paving block rata dan
pola/texture daripada paving block sesuai dengan shop drawing.
 Perbaikan dari lapisan paving block yang tidak memuaskan dan harus seperti yang
diperintahkan oleh Direksi/ Konsultan Pengawas, termasuk pembuangan bahan
berlebihan dan pembersihan permukaan.
 Penyedia Jasa selama waktu pelaksanaan dan pemeliharaan pekerjaan harus merawat
terhadap keutuhan dan kerataan bidang permukaan sampai dengan diterimanya pada
serah terima pekerjaan.
 Sistim pembayaran dilakukan dalam meter persegi (m2).

15.11. Pemasangan Kanstin.


a) Kanstin merupakan produk pabrikasi dan harus merupakan jenis/ tipe yang diperlihatkan
pada Gambar dan kualitas baik (dengan kualitas minimal K.225) yang dapat diperoleh dari
beli produk jadi dan dapat diterima oleh Direksi. Kanstin yang dibuat diluar tempat
proyek, maka Penyedia Jasa harus mengajukan pada Direksi contoh-contoh dari produk
bersama dengan sertifikat pengujian dari pabrik yang membuktikan mutu sebelum bahan-
bahan semacam itu digunakan dalam pekerjaan. Dalam hal dimana pabrik tidak
melaksanakan pengujian dengan memuaskan bagi Direksi maka Penyedia Jasa harus
menguji jenis-jenis tersebut, sebagaimana diarahkan oleh Direksi.
b) Kanstin dan jenis-jenis pabrikasi lainnya harus diletakkan dengan sambungan-sambungan
yang serapat mungkin.
c) Setelah pekerjaan pemasangan paving dan blok-blok Kanstein telah dipasang menurut
ketetapan dari Direksi, maka setiap daerah galian yang tersisa harus diurug dengan bahan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) III - 9


yang disetujui. Bahan ini harus ditempatkan dan dipadatkan secara menyeluruh dalam
lapisan-lapisan yang tidak melebihi kedalaman 15 cm..
d) Pelaksanaan di lapangan.
 Daerah kerja harus dibersihkan dan digali sesuai bentuk dan kedalaman yang diminta,
dan pondasi tempat Kanstin harus dipadatkan sampai rata permukaannya.
 Semua material yang kurang atau lunak harus dipindahkan dan diganti material yang
cocok dan dipadatkan dengan seksama.
e) Pemasangan.
 Kanstin harus dibuat dengan teliti sesuai dengan gambar detail. Garis dan kemiringan
seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi.
 Pemasangan kanstin dipasang menggunakan spesi pasangan.
 Semua kanstin yang dibuat melengkung harus dilaksanakan dengan cetakan lengkung
atau unit-unit pracetak yang melengkung.
f) Sambungan Blok-blok Kanstin dan barang-barang jenis buatan pabrik harus dipasang
dengan sambungan yang sekeras mungkin dengan menggunakan spesi pasangan.
g) Pengendalian Mutu
 Contoh dari semua material yang dipakai dalam pekerjaan harus diserahkan dan
pemeriksaan kualitas dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan spesifikasi ini. Untuk
hal-hal yang tidak diproduksi dilapangan seperti Kanstein, Kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi contoh-contoh produksi yang dilampiri sertifikat.
Pemeriksaan dari pabrik dengan menyebutkan pemeriksaan kualitas sebelum material
itu dipakai dalam pekerjaan. Apabila Direksi tidak puas dengan hasil pemeriksaan
pabrik, kontraktor diwajibkan memeriksa hal tersebut seperti apa yang diperintahkan
Direksi.
 Pasangan Kanstein yang telah selesai harus menghasilkan keseluruhan permukaan
yang tampak/ visual rata/ Lurus ada, celah-celah/ nat dengan kerenggangan yang sama,
dan sesuai dengan pekerjaan paving block serta mempunyai pola/ texture sesuai
dengan shop drawing.
 Perbaikan dari pekerjaan pasangan kanstein yang tidak memuaskan dan harus seperti
yang diperintahkan oleh Direksi, termasuk pembuangan bahan berlebihan dan
pembersihan permukaan.
 Penyedia Jasa selama waktu pelaksanaan dan pemeliharaan pekerjaan harus merawat
terhadap keutuhan dan kerataan serta kerapihan bidang permukaan sampai dengan
diterimanya pada serah terima pekerjaan.
h) Pengukur dan Pembiayaan
 Kuantitas yang diukur seperti tersebut di atas, harus dibayar dengan harga satuan.
Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan
diberikan dalam Daftar Kuantitas, dimana harga dan pembayaran tersebut sudah
merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan semua bahan, pekerja, peralatan,
perkakas dan keperluan biaya lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan
yang mememenuhi ketentuan sesuai dengan bagian dari Spesifikasi ini.
 Sistim pembayaran dilakukan dalam meter panjang (m1).

15.12. Cat Marka Parkir t=10 cm warna putih.


a) Parkir mobil dibuat ukuran 2,5m x 5 m, dan parkir sepeda motor dibuat 0,75m x 2m.
b) Garis tiap zona parkir dibuat lebar 10 cm dengan cat marka Traffikote produk Propan,
Nippon kote produk Nippon paint.
c) Sebelum dicat, permukaan paving harus kering dan rata.
d) Garis cat marka harus dibuat serapi dan selurus mungkin.
e) Pengecatan dibuat minimal 2x lapis.

15.13. Beton Pondasi Tiang Lampu K 175 dan besi Begel dia. 10 mm
a) Sebelum dilaksanakan pengecoran pondasi, landasan beton pondasi diurug pasir tebal 10
cm.
b) Setel angkur yang sudah dibegel dengan besi diameter 10mm, harus sesuai lubang plat
plendes. Pengecoran dapat dilaksanakan setelah.
15.14. Tiang Lampu Pipa Galvanis 4" & 3" H= 7m + Angkur + 2 Tangkai 2m terpasang
a) Tiang Lampu terbuat dari pipa galvanis yang sudah dihotdeep galvanis.
b) Ukuran sesuai gambar detail dan sesuai persyaratan umum tiang PJU.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) III - 10


15.15. Lampu LED Street Light HS (60 W) produk Philip terpasang.
c) Lampu jenis LED dengan kapasitas 60 Watt produk Philip.
d) Rumah lampu (armature) disesuaikan dengan bentuk dan model dalam gambar rencana.
e) Sebelum dipasang, semua lampu harus dites kelayakan nyalanya.

15.16. Kabel Jaringan Twisted NFA 2x2x10 dan NYM 2x2.5mm, Supreme
Pengkabelan mengikuti kaidah peraturan tentang jaringan listrik.

15.17. Box Panel Lengkap dan Saklar MCB 6 A


Perletakan box panel diletakkan pada dekat panel listrik gedung IRNA yang mudah dijangkau.

15.18. Nomenklatur tanda pada Tiang dan Lampu dengan cat


Penomoran dan penandaan kode inventarisir aset RSUD dikonsultasikan kepada PPK untuk
bentuk dan serinya.

16. PEKERJAAN LAIN-LAIN


Yang dimaksud dengan pekerjaan lain-lain adalah pekerjaan-pekerjaan yang tidak tercantum
dalam RKS ini, tetapi pekerjaan tersebut masih berhubungan dengan pekerjaan di lapangan
yang harus diselesaikan. Misalnya: pembersihan lokasi pekerjaan/ pengembalian sesuatu yang
rusak karena pekerjaan di lapangan.

17. PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA:


17.1. Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan waktu
sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, pemborong harus menyerahkan hasil
pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak pada Pejabat Pembuat Komitmen secara
tertulis dan Konsultan Pengawas.
1. Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan kontrak pemborongan
2. Menanggapi / melaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen tentang hasil pekerjaan
pemborong tersebut secara tertulis.
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengadakan rapat direksi mengenai pekerjaan penyerahan
tersebut diatas berdasarkan:
1. Kontrak pemborong
2. Surat penyerahan pekerjaan dari pemborong
3. Surat tanggapan dari Konsultan Pengawas.

18. PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA


Terhitung mulai tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga 180 (Seratus
Delapan Puluh) hari kalender adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi
tanggung jawab sepenuhnya antara lain:
1. Penyempurnaan dan pemeliharaan
2. Pembersihan.
Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak, maka
penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada
penyerahan pekerjaan yang pertama.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) III - 11


19. PENUTUP
Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat RKS ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan–
pekerjaan yang tidak disebut perkataan atau kalimat “diselenggarakan oleh pemborong” maka
harus dianggap seperti disebutkan. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik maka bagian-
bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan / atau disebut kata
demi kata dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebagai
“hal” yang disebutkan. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih
lanjut oleh Pejabat Pembuat Komitmen, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini
dalam Surat Perjanjian Baru (tambahan) yang merupakan bagian dari RKS yang mengikat
kedua belah pihak.

Mengetahui Disusun
Pejabat Pembuat Komitmen Konsultan Perencana
RSUD dr. Soedomo CV. BANA INOVA
Kabupaten Trenggalek

SUPARMAN, SKM, MM.Kes ABDUL MUJIB. ST


NIP. 19630605 198703 1 015 Direktur

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) III - 12

Anda mungkin juga menyukai