PEKERJAAN :
LOKASI :
KONSULTAN PERENCANA :
Halaman : 1 dari 74
SYARAT-SYARAT UMUM
BAB I
DEFINISI
Pasal 1
ISTILAH
Yang di maksud dalam syarat-syarat umum ini :
1. Pemilik adalah Pemda Kabupaten Aceh Besar.
2. Pimpinan Proyek (PIMPRO) adalah pejabat yang mewakili Pemerintah
Daerah untuk bertidak selaku pemberi dan pengatur Jalannya pekerjaan yang
diatur di dalam kontrak.
3. Pekerjaannya adalah pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan
kontrak baik pekerjaan permanen maupun pekerjaan penunjang.
4. Direksi adalah pejabat proyek, Instansi atau Badan Hukum yang ditunjuk dan
dan diberi kuasa penuh untuk mengawasi dan mengerahkan pelaksanaan
pekerjaan agar dapat tercapai hasil kerja yang sebaik-baiknya menurut
persyaratan yang ada pada kontrak.
5. Pengawas adalah pejabat proyek, Instansi atau Badan Hukum yang di tunjuk
dan diberi kuasa penuh oleh Pemberi Tugas, untuk membantu Direksi dalam
pengawasan pekerjaan.
6. Peserta lelang adalah rekanan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi
yang diundang dalam pelelangan.
7. Penawar adalah peserta lelang (Badan Usaha yang bergerak dalam Bidang
Jasa konstrusi) yang mengajukan surat penawaran berdasarkan ketentuan
yang berlaku.
8. Kontraktor adalah penawar yang telah ditunjuk oleh pemilik atau Proyek
Manager dan menandatangani kontrak untuk melaksanakan pekerjaan.
9. Kontrak adalah Surat Perjanjian sesuai ketentuan hukum yang berlaku antara
pemilik dan kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan termasuk bagianbagiannya.Nilai Kontrak adalah jumlah nilai uang untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut yang dicantumkan di dalam kontrak.
Halaman : 2 dari 74
10.Peralatan dan bahan konstruksi adalah peralatan dan bahan yang dipakai
dalam pelaksanaan, penyelesaian dan memelihara pekerjaan permanen dan
tidak merupakan bagian pekerjaan.
11.Bahan adalah semua bahan bangunan yang dipakai untuk melaksanakan
penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan.
12.Lapangan adalah lahan yang disediakan oleh pemilik untuk keperluan
pelaksanaan kontrak.
13.Lembaga penjamin adalah Bank Pemerintah, Bank lain atau lembaga
keuangan lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang menerbitkan Surat
Jaminan.
14.Daftar perincian Biaya Pekerjaan adalah daftar perincian penawaran beserta
perubahan yang berisi pokok-pokok bagian pekerjaan, volume dan
harga
Halaman : 3 dari 74
serta gambar adalah merupakan bagian yang tidak terpisah satu sama lain,
dengan urutan sebagai berikut :
2.1
2.2
Kontrak.
2.3
Penawaran.
2.4
Addendum
syarat-syarat
khusus/umum
dan
Berita
Acara
penjelasan lelang.
2.5
Syarat-syarat khusus/umum.
2.6
lelang.
2.7
Spesifikasi.
2.8
2.9
detailnya harus
PENGALIHAN TUGAS
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis
Halaman : 4 dari 74
Pasal 4
PENGALIHAN TUGAS DAN SUB KONTRAKTOR
1.
2.
Presiden No. 80 thn 2003, apabila masih diperlukan pengaturan lebih lanjut akan
ditetapkan dalam Dokumen kontrak.
DIREKSI
Pasal 6
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI DAN PENGAWAS
1. Tugas dan wewenang Direksi adalah mengawasi dan
menyerahkan
Perpanjangan waktu.
ii.
Pekerjaan Tambah/Kurang.
Halaman : 5 dari 74
teliti.
pelaksanaan
diperlukan
apabila
Nilai
kontrak
diatas
Rp.
Halaman : 6 dari 74
hal
terjadinya
perpanjangan
waktu
penyelesaian
pekerjaan,
memelihara pekerjaan
Pasal 11
PROGRAM KERJA YANG HARUS DIPERSIAPKAN
1. Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kalender sesudah kontrak
ditandatangani kontraktor harus mengirimkan sesuatu rencana kerja
terperinci, yang menunjukkan urutan pelaksanaan bagian-bagian pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
2. Bilamana dikehendaki oleh direksi, kontraktor harus memberitahukan
secara lengkap dan tertulis antara lain :
a. Penjelasan umum tentang pengaturan pelaksanaan pekerjaan.
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis
Halaman : 7 dari 74
atas nama
berwenang
untuk
menolak
calon
tenaga
lapangan
atau
Halaman : 8 dari 74
pematokan tersebut.
3
Halaman : 9 dari 74
Selama
masa
bertanggung
pelaksanaan
jawab
atas
dan
pemeliharaan
pengamanan
pekerjaan
pekerjaan,
kontraktor
permanen/pokok
dan
proyek
selesai
harus
diserahkan
Pasal 17
TUNTUTAN PIHAK KETIGA
Kontraktor harus membebaskan pemilik, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan,
Direksi dan
Halaman : 10 dari 74
yang berarti bagi kepentingan umum, jalan masuk yang menuju ke dalam
batas daerah pekerjaan dan tenaga yang berdampingan.
2
berkenaan
dengan
semua
tuntutan
pembayaran,
beban
dan
pengeluaran apa saja yang timbul berkenaan dengan ayat 1 pasal ini dan
hal lain yang masih dalam tanggung jawab kontraktor.
Pasal 19
KECELAKAAN ATAU KERUGIAN YANG MENIMPA PADA PEKERJA
Proyek Manager dan Direksi tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau
ganti rugi yang sah yang harus dibayar dari kecelakaan atau kerugian yang
menimpa setiap pekerja atau orang lain yang dipekerjakan oleh kontraktor.
Kontraktor akan memberikan ganti rugi dan
dan Direksi dari segala tuntutan terkecuali atas kecelakaan atau kerugian yang
diakibatkan oleh setiap tindakan-tindakan atau kelalaian dari Proyek Manager
dan Direksi, orang-orang atau pembantunya.
Pasal 20
TENAGA KERJA KONTRAKTOR
2
kemampuan sesuai
Halaman : 11 dari 74
yang
melanggar
hukum
yang
diakibatkan
oleh
Semua bahan dan hasil kerja harus mengikuti uraian dan ketentuan dari
dalam dokumen kontrak dan
dapat diuji di tempat pembuatan atau pabrik atau di lapangan atau di tempat
manapun juga atas permintaan Direksi. Kontraktor harus membantu dan
menyediakan peralatan mesin-mesin tenaga kerja serta bahan-bahan yang
lazimnya diperlukan untuk pemeriksaan pengukuran dan
pengujian setiap
pekerjaan beserta komposisinya, mutu berat atau kuantitas dari bahan yang
digunakan. Kontraktor harus menyediakan contoh bahan uji yang dipilih dan
diminta oleh Direksi untuk diuji sebelumnya dan dipergunakan dalam
pekerjaan.
3
Semua contoh bahan uji harus disediakan dan dibiayai oleh kontraktor
apabila penyediaan contoh bahan uji tersebut dengan jelas ditentukan
didalam dokumen kontrak. Kecuali apabila diatur lain didalam dokumen
kontrak, maka biaya menjadi kewajiban Proyek Manager.
Pasal 22
MEMASUKI LAPANGAN
Direksi atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap waktu dapat
memasuki lapangan tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat
pekerjaan yang sedang dipersiapkan atau di tempat bahan, atau barang yang
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis
Halaman : 12 dari 74
dibuat mesin untuk keperluan pekerjaan dan kontraktor harus memberi fasilitas
dan membantu untuk memasuki tempat-tempat tersebut.
Pasal 23
PEMERIKSAAN PEKERJA SEBELUM DITUTUP
2
Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi terlihat sebelum
mendapat persetujuan Direksi, dan kontraktor harus memberi kesempatan
sepenuhnya kepada Direksi untuk memeriksa dan mengatur pekerjaan yang
ditutup atau tidak terlihat.
Pasal 24
MENGELUARKAN BAHAN BONGKARAN, PEKERJAAN DAN BAHAN YANG
TIDAK MEMENUHI SYARAT
1.
Halaman : 13 dari 74
tagihan kontraktur.
2.
dijaga sesuai
Pasal 26
PENGAMANAN KEKAYAAN NEGARA
Kontraktor wajib memeliharan dan
Halaman : 14 dari 74
meskipun tetap harus memperhatikan syarat-syarat mutu bahan dan jasa yang
bersangkutan, sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi.
WAKTU MULAINYA PEKERJAAN DAN KETERLAMBATAN
Pasal 28
PENYERAHAN LAPORAN
Setelah
diterbitkannya
surat
penunjukan
maka
Proyek
Manager
akan
Halaman : 15 dari 74
WAKTU PENYELESAIAN
Dengan memperhatikan syarat-syarat dalam pasal 31 tentang penyerahan
pertama pekerjaan, maka seluruh pekerjaan harus diselesaikan oleh kontraktor
dalam waktu yang ditetapkan dalam kontrak, yang dihitung dari tanggal
terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja atau diselesaikan dalam waktu yang
diperpanjang atau yang mungkin diizinkan menurut pasal 30.
Pasal 31
PERPANJANGAN WAKTU UNTUK PENYELESAIAN
Apabila jumlah pekerjaan bertambah atau terdapat keadaan-keadaan yang
sifatnya khusus yang mungkin terjadi, sehingga dipandang wajar oleh
kontraktor meminta perpanjangan waktu untuk penyelesaian pekerjaan,
maka Direksi harus memperhatikannya untuk selanjutnya mengusulkan
kepada Proyek Manager jumlah perpanjangan waktu tersebut.
Direksi tidak terikat untuk mempertimbangkan suatu pekerjaan tambah atau
keadaan yang sifatnya khusus agar permohonan tersebut dapat diselidiki
pada waktu yang singkat, kecuali kontraktor dalam waktu 14 (empat belas)
hari kalender atau ditentukan lain dalam kontrak yang sesudah pekerjaan
tambah tersebut dimulai atau keadaan-keadaan yang khusus tersebut timbul,
telah mengirimkan kepada Direksi suatu permohonan tertulis disertai
keterangan-keterangan yang terperinci dan lengkap.
Pasal 31
PENYERAHAN PERTAMA
Menjelang penyelesaian 100 % pekerjaan menurut kontrak, kontraktor dapat
mengajukan secara tertulis kepada Direksi untuk melaksanakan penyerahan
pertama dengan menyebutkan nama wakil kontraktor untuk keperluan
tersebut.
Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah menerima surat tersebut
sebagaimana ayat 1 pasal ini, Direksi memberitahukan secara tertulis kepada
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis
Halaman : 16 dari 74
pemeriksaan
dicantumkan
dalam
Berita
Acara
pemeriksaan
penyelesaian pekerjaan.
Pada Berita Acara pemeriksaan penyelesaian pekerjaan dicantumkan pula
semua
kekurangan
memperbaiki
dan/atau
kekurangan
cacat
dan/atau
hasil
cacat
pengujian.
Direksi
Untuk
memberikan
maksud
waktu
kekurangan
dan/atau
cacat,
maka
berita
acara
pemeriksaan
Halaman : 17 dari 74
Pasal 33
DENDA KELAMBATAN
Jika kontraktor tidak dapat menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan waktu yang
ditentukan dalam kontrak atau dalam pasal 30, maka kontraktor dikenakan
denda sebesar 1 (satu permil) dari nilai kontrak untuk setiap hari
kelambatan dan setinggi-tinggi 1 % (sepuluh persen) dari nilai kontrak.
Pejabat Pembuat Komitmen berhakmengurangi hak dari
kontraktor untuk
Kontraktor
harus
melakukan
perbaikan,
perubahan-
Halaman : 18 dari 74
diterima oleh
dipelihara
kewajiban
masa
pemeliharaan,
wajib
menerbit
Berita
Acara
Halaman : 19 dari 74
Pasal 37
PERUBAHAN PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN
f. Proyek Manager dapat melakukan beberapa perubahan rencana pekerjaan
atau bagian pekerjaan yang dianggap perlu atau dianggap lebih baik, proyek
mempunyai wewenang untuk melaksanakannya dan kontraktor harus
melakukan hal-hal sebagai berikut :
g. Menambah atau mengurangi pekerjaan yang tercantun dalam
dokumen kontrak.
h. Merubah mutu atau macam pekerjaan.
i. Menghapus sebagian pekerjaan.
j. Merubah elevasi, kedudukan dan dimensi dari bagian-bagian
pekerjaan tersebut.
k. Melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tambahan yang diperlukan
untuk
menyelesaikan
pekerjaan
tambahan
seluruh
tersebut
pekerjaan
tidak
dan
akan
pekerjaan-
mempengaruhi
berlangsungnya kontrak.
l. Perubahan-perubahan pekerjaan tidak boleh dilaksanakan oleh kontraktor
tanpa suatu perintah perubahan. Perintah perubahan tersebut harus
diberikan secara tertulis oleh Direksi/ Proyek Manager. Dalam keadaan
mendesak Direksi/pemimpin proyek dapat memberikan perintah perubahan
secara lisan dan untuk selanjutnya dalam waktu 3 x 24 jam sejak perintah
lisan tersebut Direktur wajib meminta persetujuan/pengesahan tertulis dari
Proyek Manager. Perintah tersebut harus dianggap sebagai perubahan.
m. Kontraktor wajib melaksanakan setiap perubahan bagian pekerjaan dan tidak
melebihi 10 % (sepuluh persen) dari nilai kontrak dan kontraktor tidak
berhak mengajukan kenaikan harga satuan yang telah tercantum dalam
daftar kwantitas dan harga. Bila harga satuan bagian pekerjaan dimaksud
tidak tercantum dalam daftar kwantitas dan harga, maka harga satuan baru
ditetapkan atas dasar persetujuan bersama.
Pasal 38
HAMBATAN YANG MENGAKIBATKAN TAMBAHAN BIAYA
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis
Halaman : 20 dari 74
kontrator
dan
memerintahkan
kontraktor
untuk
segera
melaksanakan perbaikan.
o. Bila kontraktor tidak bersedia untuk segera melaksanakan perbaikan tersebut
pada ayat 1 pasal ini, maka Direksi dapat menugaskan pihak ketiga untuk
melakukan perbaikan tersebut atas beban dan tanggung jawab kontraktor.
p. Tetapi apabila menurut pendapat Direksi hasil ini timbul karena yang lain
yang bukan kesalahan kontraktor maka biaya tersebut harus dibayar sebagai
pekerjaan tambahan.
Pasal 40
PERALATAN KONSTRUKSI, ALAT DAN BAHAN
Semua peralatan kontruksi, alat bantu dan
Halaman : 21 dari 74
Pasal 41
KEMAJUAN PEKERJAAN
q. Seluruh bahan, peralatan kontruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan
oleh kontraktor, serta cara, kecepatan pelaksanaan dan
pemeliharaan
guna
melanjutkan
laju
pekerjaan
sehingga
pekerjaan
dapat
sebagai akibat
Halaman : 22 dari 74
Pasal 42
LAPORAN
v. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi laporan terperinci dalam
formulir pada waktu yang telah ditentukan oleh Direksi yang antara lain
mencantumkan susunan staf pengawas, jumlah dan macam tenaga kerja
menurut waktu yang diperlukan oleh kontraktor di lapangan, keteranganketerangan tentang peralatan kontruksi dan lain-lain.
w. Kontraktor berkewajiban untuk mempersiapkan dan
menanda tangani
yang
rusak.
aa. Jenis bagian pekerjaan dan pokok-pokok pekerjaan yang dilaksanakan.
bb.Taksiran volume pokok-pokok pekerjaan yang dilaksanakan.
cc. Keadaan cuaca termasuk hujan, angin, banjir dan
peristiwa-peristiwa
Halaman : 23 dari 74
ff.
Laporan
mingguan
yang
mencatat
perihal
macam
Pekerjaan
dan
kemajuan pekerjaan.
gg. Laporan bulanan yang mencatat perihal hasil pelaksanaan pekerjaan.
hh. Buku harian yang setiap saat harus tersedia di kantor lapangan dimana
sewaktu-waktu Direksi dapat memberikan instruksi dan
catatan-catatan
untuk
diperiksa
Direksi,
setelah
kontraktor
mengajukan
Halaman : 24 dari 74
yang harus diberikan oleh lembaga penjamin dan mulai berlaku sejak uang
muka dibayar sampai lunasnya pembangunan kembali uang muka.
Pembayaran kembali uang muka dilakukan dengan cara memotong pembayaran
angsuran secara sebanding.
Dalam hal kontraktor melakukan penyimpangan dari penggunaan uang muka,
maka Proyek Manager dapat memberikan peringatan tertulis sebagai
kelalain dalam pemenuhan ketentuan kontrak.
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 45
PEMBAYARAN ANGSURAN
Pembayaran nilai kontrak apabila dilakukan dengan cara angsuran, maka
banyaknya angsuran ditetapkan dalam kontrak.
Kontraktor berhak mengajukan tagihan pembayaran kepada Proyek Manager,
sesudah
kemajuan
pekerjaan
mencapai
tingkat
prestasi
tertentu
jumlah
yang
dicantumkan
dalam
kontrak
untuk
jaminan
pemeliharaan.
Setelah berakhirnya masa pemeliharaan, kontraktor berhak menagih uang
jaminan pemeliharaan tersebut dalam ayat 3 pasal ini dan Pejabat Pembuat
Komitmen wajib membayar kepada kontraktor sebesar tagihan tersebut
setelah
kontraktor
berhasil
menyelesaikan
kewajiban
dalam
masa
atau
perintah
Direksi
atau
mengundurkan
diri
setelah
Halaman : 25 dari 74
kk.
denda-denda
yang
dikenakan
akibat
keterlambatan
tersebut
mencapai maka Direksi dapat menentukan waktu yang wajar dalam mana
kontraktor
masih
diberi
kesempatan
untuk
memenuhi
kewajiban--
mm. Dalam hal terjadinya pemutusan kontrak berdasarkan pasal ini, pemilik
berwewenang
untuk
menggunakan
alat-alat
yang
oleh
kontraktor
Halaman : 26 dari 74
Dalam hal terjadi pemutusan kontrak berdasarkan pasal ini pemilik sebelum
melaksanakan pemutusan kontrak berwewenang untuk menyita jaminan
pelaksanaan
dan
pencairan
uangnya
untuk
keperluan
pembiayaan
pp.
qq.
Setiap perselisihan atau sengketa yang timbul dari atau yang berhubungan
dangan kontrak, diutamakan penyelesaian melalui musyawarah untuk
memperoleh mufakat.
Apabila
perselisihan/sengketa
masih
belum
dapat
diselesaikan
melalui
Halaman : 27 dari 74
Halaman : 28 dari 74
Pasal 51
PERATURAN-PERATURAN TEKNIS YANG MENGIKAT
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kecuali ditentukan lain dalam RKS ini atau
atas petunjuk Direksi, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah
ini :
a. AV 41 atau SU 41:
Algemene
voor
warden
cour
deuitvoering
bij
c. N. I. 3
d. N. I. 4
e. N. I. 5
f. N. I. 6
g. N. I. 7
h. N. I. 18
: uatan Iundonesia.
i. N.1.19
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pekerjaan Pembangunan Kantor
Camat yang dilaksanakan satu tahap dalam penyelesaian fisik.
Halaman : 29 dari 74
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.
Rencana Kerja.
1.1 Kontraktor harus membuat rencana kerja pelaksanaan pekerjaan
dengan Network Planning / Barchart paling lambat 3 (tiga) hari
sebelum SPK (Surat Perintah Kerja), untuk mendapat persetujuan pihak
proyek.
1.2 Rencana Kerja yang telah disetujui harus dipasang di Kantor Lapangan
dan menjadi rencana kerja yang resmi dan mengikat yang akan dipakai
oleh proyek sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu yang
berhubungan dengan keterlambatan prestasi pekerjaan Kontraktor.
2.
3.
12.2
12.3
4.
Halaman : 30 dari 74
a. Laporan Harian
Ada laporan yang diisi hari demi hari kerja yang memuat perincian
tentang :
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
b. Laporan Mingguan
Adalah laporan berkala mingguan yang berisikan garis-garis besar
dari apa saja yang telah dicantumkan dalam laporan harian, misal
jumlah atau persentasi pekerjaan yang telah dikerjakan maupun
rencana kerja minggu berikutnya.
Laporan Harian & Mingguan dibuat oleh Kontraktor dengan
persetujuan proyek/pengawas.
4.2. Untuk melengkapi laporan maupun dokumentasi secara visual, maka
Kontraktor harus mengadakan pemotretan bagian-bagian pekerjaan /
bangunan yang sedang dalam pelaksanaan.
Kuantitas dan arah pemotretan berapa set foto tersebut harus dicetak
(minimal 2 set) berdasarkan kebutuhan maupun tahapan pada
angsuran pembayaran. Foto / gambar harus dicetak di atas kertas
bromida mengkilap dan berwarna, ukuran jumbo dan diserahkan
berikut negatifnya .
5.
Kesejahteraan Pekerja
5.1 Kontraktor harus menyediakan obat-obatan / PPPK di tempat pekerjaan
/ lokasii proyek.
5.2 Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kecelakaan
yang mungkin terjadi serta atas biaya pengobatannya dan jaminan
sosial lainnya bagi para pekerja proyek tersebut.
5.3 Kontrakktor harus menyediakan air minum yang cukup dan membuat
MCK darurat yang tertutup di lokasi proyek untuk para pekerja.
6.
Halaman : 31 dari 74
7.
8.
9.
Pelaksanaan Ukuran-ukuran.
9.1 Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan
ukuranbaukuran yang telah ditetapkan dalam rencana kerja dan syaratsyarat serta gambar-gambar kerja.
Halaman : 32 dari 74
9.5 Peil ketinggian lantai ( 0,00 ) diambil 0.80 m di atas permukaan tanah
yang paling tinggi. Penentuan peil ini akan dilakukan oleh direksi
bersama-sama dengan kontraktor. Selanjutnya peil ini harus merupakan
dasar tiap ukuran tiinggi/rendah dan horizontal. Kontraktor harus
membuat ukuran tersebut di luar bangunan dengan kayu ukuran 10x10
cm, dan tanda tetap ini harus dijaga dan dipelihara sampai bangunan
selesai dikerjakan.
9.6 Penentuan titik-titik ketinggian dilakukan dengan selang air ukuran 1/4 n,
sedangkan untuk sudut siku-siku dilkukan dengan benang secara azas
phytagoras.
Halaman : 33 dari 74
13.3
Halaman : 34 dari 74
Halaman : 35 dari 74
PASAL 3
PEKERJAAN GALIAN & URUGAN
1.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah seperti
tercantum dalam gambar kerja.
2.
Pekerjaan Urugan.
2.1 Dasar Ukuran Tinggi & Pengukuran
2.2
persiapan
(uitzet)
termasuk
Keadaan Tanah
Kontraktor berkewajiban untuk memeriksa keadaan lapangan sebelum
tender, untuk mendapatkan gambaran mengenai keadaan tanah yang
akan digali, diurug serta menaksir volume tanah galian yang akan
dikeluarkan atau tanah urug yang akan dipakai. Perkiraan ini adalah
semata-mata menjadi resiko dari Kontraktor dan tidak akan diadakan
pertimbangan-pertimbangan dan penyesuaian dikemudian hari.
2.3. Galian
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis
Halaman : 36 dari 74
2.4
Batu-batu
Batu-batu besar yang dijumpai
dikeluarkan atas biaya Kontraktor.
2.5
pada
waktu
penggalian
harus
Batu-batu
Semua kelebihan tanah galian yang mungkin ada, harus dikeluarkan
dari lapangan ke lokasi yang disetujui oleh Pengawas Lapangan,
Kontraktor bertanggung jawab untuk mendapatkan tempat
pembuangan dan membayar ongkos-ongkos yang diperlukan.
Semua akar-akar pohon, batang-batang pohon terpendam, betonbeton tak terpakai atau pondasi-pondasi bata, pipa-pipa drain yang
tak terpakai atau halangan-halangan lain yang dijumpai pada waktu
penggalian harus dikeluarkan atas biaya Kontraktor. Tanah-tanah
yang berlubang akibat halangan-halangan yang dikeluarkan harus
diperbaiki kembali dengan semen : pasir beton dengan
perbandingan 1: 10.
Halaman : 37 dari 74
Halaman : 38 dari 74
Halaman : 39 dari 74
PASAL 4
PEKERJAAN BETON
Umum
1.1
Lingkup Pekerjaan .
Yang dimaksud pekerjaan beton adalah semua pekerjaan Konstruksi
Beton untuk bangunan Gedung, dan semua pekerjaan beton lainnya
yang tercantum dalam gambar rencana serta pekerjaan beton yang
dimaksud dalam RKS. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah
pengadaan tenaga Kerja, pengadaan peralatan yang dipergunakan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
2.1
Pedoman Pelaksanaan.
a. PBI 1971 atau ketentuan-ketentuan lain yang disebut dalam
Spesifikasi berikut.
b. Ketentuan-ketentuan seperti yang tercantum dalam NI-2, NI-3, NI5 dan NI-8
c. Peraturan Bangunan Nasional 1978
d. ASTM-USA dan ACI
e. Bila terdapat perbedaan antara gambar Detail/ Konstruksi dan
Gambar arsitektur, sebelum pekerjaan dilaksanakan harus dilaporKan kepada Direksi/Pengawas untuk mendapat keputusan/ peme
Cahan.
Bahan-bahan Umum
3.1 Semua bahan harus merupakan bahan yang berkualitas sangat baik dan
harus diuji dengan standar yang ada seperti Peraturan Bahan
Bangunan Indonesia (NI-3) atau peraturan bahan bangunan lainnya
yang berlaku.
3.2 Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilakukan
pemesanan bahan dalam jumlah besar.
3.3 Pengawas Lapangan harus berpegang teguh pada contoh bahan
kepada
yang telah disetujui sebagai standar bahan yang akan
Halaman : 40 dari 74
Semen
4.1 Semen yang dipakai harus PC yang telah disahkan/ disetujui oleh yang
berwenang dan dalam segala hal memenuhi syarat-syarat yang
dikehendaki oleh Peraturan Beton Bertulang Indonesia, dalam hal ini
dipakai Portland Cemend (PC) klas I yang sesuai dengan pengarahan
yang ditetapkan dalam Standard Indonesia NI- atau Asto A-150 type I,
untuk ini diarahkan memakai produk semen Gresik, atau produk dalam
negri lainnya yang disetujui direksi.
Agregat
5.1 Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih dan tidak boleh
mengandung bahan-bahan yang merusak seperti umpamanya yang
bentuk atau kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan
atau kekalnya konstruksi beton pada setiap umur termasuk daya
tahannya terhadap kerat baja tulangan. Agregat dalam segala hal harus
memenuhi syarat yang dikehendaki/ ketentuan-ketentuan PBI 1971.
Agregat kasar memenuhi persyaratan yang tercantum pada PBI 1971
dan terpenuhi mutu betonnya, dan dalam penggunaannya ditetapkan
memakai batu pecah mesin.
A i r
6.1 Air untuk adukan merawat beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan
atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekas semen. Bila
memakai air tanah maka air/ sumbernya harus diperiksa dan diuji di
laboratorium untuk diketahui bisa tidaknya dipakai sebagian bahan
campuran, dan apabila air tanah yang ada tidak memenuhi syarat
sebagai bahan campuran, maka kebutuhan air bahan campuran harus
disediakan air bersih dari PDAM.
Baja Tulangan.
7. 1
Besi tulangan beton harus disusun/ disimpan dengan cara-cara
sedemikian rupa sehingga bebas dari hubungan langsung dengan
tanah lembab maupu basah, asphalt, oli, minyak. Juga besi tulangan
beton harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran masingmasing. Besi tulangan harus sesuai dengan persyaratan dalam NI-2
Bab 3.7. Semua besi tulangan yang dipakai untuk pekerjaan beton ini
adalah mutu U-24 dan U-39 dengan toleransi diameter tulangan 0,5
Halaman : 41 dari 74
6
Toleransi pemasangan penulangan dalam arah horizontal dan
vertikal masing-masing 10 mm dan 5 mm (+ dan dari arah yang
benar).
Cetakan Bexisting.
8. 1 Acuan harus dibuat dan direncanakan begitu rupa sehingga beton
dapat dengan baik ditempatkan dan dipadatkan, tidak terjadi perubahan
bentuk acuan selama pembetonan dilaksanakan maupun terhadap
pengerasan beton.
8. 2
Acuan harus juga cermat dalam kedudukan dan datar, untuk
jenis acuan-acuan tertentu terlebih dahulu pemborong harus
menyerahkan perencanaan gambar acuan tersebut kepada direksi, bila
perlu harus dilengkapi perhitungan dan detail-detailnya yang jelas.
Bila hal tersebut telah mendapatkan persetujuan dari direksi, rencana
acuan tersebut dapat dilaksanakan.
8. 3
Papan-papan, atau kayu lapis/ multiplek 12 mm dengan penguat dari baLok usuk 5/7, 6/10 atau konstruksi form-work yang lazim digunakan.
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis
Halaman : 42 dari 74
8. 4
Terletak pada Pemborong, Pemborong harus meminta ijiz direksi/peNgawas lapangan bila mana ia bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi utama.
8. 5
Pengujian.
9. 1
Sebelum melaksanakan pengecoran awal Kontraktor harus
mengadakan trial test dan mix design yang dapat membuktikan bahwa
mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai dari trial test dan mix design
tersebut selanjutnya oleh direksi/ pengawas akan dihitung karakteristik
dari hasil percobaan tersebut yang selanjutnya akan dipergunakan untuk
menilai mutu beton selama pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat PBI
1971 pasal 4.6 dan 4.7.
9. 2
Pada pekerjaan
beton strukturil untuk waktu permulaan
pelaksanaan dibuat 1 (satu) benda uji untuk setiap 3 m3 beton dan dalam
waktu sesingkat-singkatnya harus segera terkumpul 20 benda uji, sedang
setelah berjalan lancar diperlukan 1 benda uji pada setiap 5 m3 beton
dengan minimum 1 benda uji untuk setiap harinya. Segala sesuatu dapat
berpedoman dengan PBI 1971 Ps.4.07.
9. 3
Apabila hasil pemeriksaan pada pasal 4.0 PBI 1971 masih
meragukan maka pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan menunakan
hammer test atau kalau perlu dengan Corl Drilling untuk meyakinkan
penilaian terhadap kualitas beton yan sudah ada sesuai dengan pasal 4.8
PBI 1971.
9. 4
Pembuatan dan pemeriksaan benda-benda uji harus memenuhi
ketentuan-ketentuan dari pasal 4.1 PBI 1971 dilaksanakan oleh
Laboratorium Konstruksi setempat yang disetujui Direksi/ Pengawas atau
laboratorium Departemen Pekerjaan Umum setempat semua biaya yang
timbul akibat pengujian yang tercantum pada ayat ini adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
10
Slump Test.
Slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal adalah
7,5- 10 cm, pemakaian slump harus teratur dan disesuaikan dengan
kebetuan, misalnya untuk daerah-daerah yang pembesiannya rapat dapat
dipergunakan slump yang tinggi.
11
Halaman : 43 dari 74
13
Selimut Beton .
Selimut Beton ditentukan setebal 3 cm, dan khusus sebagai toleransi
permukaan plat beton ditetapkan + 2 mm dan -2mm dari level yang
ditentukan.
14
Pemadatan Beton
Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat penggetar
(Vibarator) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 300 putaran
dalam 1 menit.
Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruhkan dan dilanjutkan
dengan adukan berikutnya. Penetaran tidak boleh dilakukan langsung
menembus tulangan-tulangan kebagian-bagian adukan yang sudah
mengeras. Kecepatan menaruh adukan yang tergetarkan lebih dari 7,5 cm
tebalnya karena terlalu banyak yang harus dipadatkan.
15
Penyambungan Beton.
a. Batasan
akhiran
pertahapan
pengecoran
harus
diusahakan/diperhitungkan sedemikian sehingga tidak mengurangi/
mengganggu kemampuan konstruksi dan harus sudah mendapatkan
persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
b. Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras,
maka permukaannya harus dibersihkan dan dikasarkan terlebih
dahulu.Bekisting harus dikencangkan kembali dan permukaan
sambungan disiram dengan bahan yang terbuat dari polymerid yang
telah dimodifikasi atau bahan Bording Agents untuk maksud
tersebut dengan persetujuan Pengawasan.
Halaman : 44 dari 74
17
Halaman : 45 dari 74
Lingkup Pkerjaan
1.1.
1.2. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan.
Persyaratan Bahan
Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah ex. lokal kwalitas terbaik,
dengan ukuran 6 x 12 x 24 cm, juga siku dan harus sama ukurannya yang
disetujui Pengawas Lapangan.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a.
Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air drum
hingga jenuh.
b.
c.
Halaman : 46 dari 74
e.
f.
PASAL 6
PEKERJAAN PELAPIS DINDING
1.
Halaman : 47 dari 74
Halaman : 48 dari 74
Halaman : 49 dari 74
2.
Persyaratan Bahan
1.
Bahan
Keramik dinding :
1. Jenis
: Keramik Tile
2. Finishing Permukaan : Berglazuur / polish
3. Produksi
: KIA / Roman, atau yang setara
4. Ketebalan
: 6 mm
5. Bahan Perekat
: Adukan 1 Pc : 2 Psr
6. Warna/texture
: Ditentukan kemudian
7. Ukuran
:
20 x 25 Cm ;
atau ditentukan
kemudian seperti tertera dalam gambar.
2.
3.
4.
5.
Halaman : 50 dari 74
4.
5.
Halaman : 51 dari 74
PASAL 7
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI
1.
Persyaratan Bahan
1.
1.2
1.3
1.4
Halaman : 52 dari 74
1.5
2.
yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar, berikut plint dan nosing
tangga.
: Ceramic Tile
Ukuran
a). Produksi
1. Ketebalan
gambar.
2. Daya resap
: 1%
3. Kekerasan
7. Chemical Resistance :
8. Bahan pengisi
9. Warna
c).
Halaman : 53 dari 74
1.6
2.3
Halaman : 54 dari 74
2.11
2.12
Keramik
plint terpasang siku
terhadap lantai, dengan
memperhatikan siarsiarnya bertemu siku dengan siar lantai dan
dengan ketebalan siar yang sama pula.
PASAL 8
PEKERJAAN KUSEN PINTU & JENDELA
1. Lingkup Pekerjaan
Secara umum pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan
bahan-bahan untuk pekerjaan kosen, daun pintu dan jendela sesuai dengan
gambar / detail untuk pekerjaan sebagai berikut :
a. Kusen Kayu dan daun pintu.
b. Kayu pintu, jendela, ventilasi.
c. Daun pintu dan jendela.
2. Persyaratan Bahan
a. Ukuran kusen dan daun pintu sesuai dengan gambar detail dan
merupakan ukuran bersih (ukuran jadi).
b. Ukuran kayu harus sesuai dengan gambar detail dan merupakan ukuran
bersih (ukuran jadi).
c. Kayu/papan harus kering, lurus tidak bermata dan memenuhi syaratsyarat yang dicantumkan dalam PPKI.
d. Kosen dipergunakan Kelas II, sedangkan pintu panel dipergunakan papan
kayu kelas II.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Kusen pintu dan jendela
Halaman : 55 dari 74
Semua kayu yang dipakai harus kualitas baik dan tidak boleh
diresidu/dimenie sebelum diperiksa oleh Konsultan Pengawas dan
di setujui Direksi. Semua kosen-kosen dibuat dari kayu kualitas
terbaik, waktu mengangkat harus dijaga agar tetap utuh dan
dalam keadaan belum dimenie, dicat dan sebagainya untuk
diperiksa Konsultan Pengawas/Direksi.
Tiap kosen yang berhubungan dengan dinding diberi angkur 3
(tiga) buah untuk kosen pintu dan 2 (dua) buah untuk kosen
jendela, panjang 15 cm dia 8 dan ditekuk.
b. Daun Pintu dan jendela
Daun pintu dibuat dengan kayu klas II, disyaratkan agar
utamanya Kontraktor memesan langsung pada tempat khusus
pembuat pintu atau pada toko. Kontraktor diperkenankan
membuat sendiri dilapangan pekerjaan apabila memungkinkan.
Apabila menurut penilaian Pengawas pemasangan tidak rapi,
maka Pengawas berhak menolak daun pintu tersebut.
Jendela dibuat model sesuai dengan gambar detail. Kaca untuk jendela
dipasang kaca polos tebal 5 mm. Pasangan kaca harus memperhatikan muai
susut baik dari kusen, maupun bahan kaca tersebut.
PASAL 9
Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN KACA
Halaman : 56 dari 74
Halaman : 57 dari 74
PASAL 10
PEKERJAAN KUNCI & ALAT PENGGANTUNG
2 Lingkup Pekerjaan
3.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan daun pintu / daun jendela dan alat-alat bantu yang
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis
Halaman : 58 dari 74
3.3
4.3
Pekerjaaan Engsel.
10. Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel
pintu dengan ukuran 5 x 3 x 2 mm 3 buah untuk setiap daun
pintu.
11. Untuk jendela digunakan engsel ukuran 4.
Halaman : 59 dari 74
4.4
5 Persyaratan Pelaksanaan.
5.2
Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
5.3
5.4
5.5
1. Lingkup Pekerjaan
2. Persyaratan Bahan
a. Rangka
Baja ringan zincalume C-Truss 75 tebal 0,8 mm, Reng Truss 45,
Bracket, Alat penyambung(Dinabolt 12 cm, Screw 0,75).
Furing kualitan baik
b. Penutup atap
Genteng metal 0,30 mm setara Sakura Roof dan pada setiap
sambungan seng dipasang bubungan metal 0,30 mm setara
Sakura Roof.
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis
Halaman : 60 dari 74
c. Plafond
Plafond Gypsumboard tebal 9 mm.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pabrikasi/pembuatan
Sebelum pabrikasi/pembuatan, Pemborong atau bawahan
Pemborong harus menyerahkan 2 (dua) set Gambar Kerja (Shop
Drawing) dan daftar baut-baut sambungan untuk diteliti oleh
Direksi/ Pengawas Lapangan. Jika ada refisi, satu set akan
dikembalikan untuk diperbaiki. Setelah koreksi akhir, Pemborong
harus menyerahkan kembali 2 set gambarlengkap dengan
material bill yang mencakup semua perubahan yang ada.
Gambar pabrikan harus secara jelas menyatakan hal-hal sebagai
berikut :
Semua dimensi Lay out dalam system matrik.
Unit ukuran yang dipakai untuk bentuk struktur dan berat per
unit.
Tipe dan lokasi sambungan-sambungan.
Dimensi bagian-bagian konstruksi, berat dan detail kontruksi.
Semua penggantian dan perubahan detail hanya boleh dilakukan
dengan seizin pengawas.
b. Pemasangan
Cara pemasangan untuk pekerjaan ini diserahkan kepada Pemborong
dengan mendapat persetujuan dari Pengawas. Pemasangan ini harus
mengikuti petunjuk pabrik dan yang terdapat didalam gambar rencana.
Pemasangan bagian-bagian konstruksi harus sesuai dengan
gambar rencana dan bukan petunjuk pemasangan.
Jika terjadi kerusakan, seperti bengkok, bagian yang diatas putus,
dan kesalahan teknis, maka pemborong harus segera
memperbaiki sesuai dengan gambar.
Pemasangan bagian-bagian kontruksi baja ringan dan Furing
harus lurus, kokoh, dan bebas dari puntiran-puntiran, bengkokan
bengkokan, dan sambungan-sambungan yang menganga.
Halaman : 61 dari 74
PASAL 12
PEKERJAAN PENGECATAN
1.
Lingkup Pekerjaan
1.1 Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
1.2 Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
1.3 Pengecatan semua perlengkapan dan area yang ada pada gambar bila
tidak disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai
dengan petunjuk Pengawas Lapangan.
2.
3.
Halaman : 62 dari 74
4.
5.
6.
5.2
Cat yang digunakan merk Vinilex atau sesuai yang tercantum dalam
Bill of Quantity, warna ditentukan Pengawas Lapangan setelah
melakukan percobaan pengecatan.
6.2
6.3
Halaman : 63 dari 74
6.1 Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah daun pintu panil
multiplek seluruh bagian kayu yang terlihat, dan atau bagian-bagian
lain yang ditentukan gambar, kecuali ditentukan lain.
6.2
Cat yang digunakan adalah merk Catylac, dan Vinilex atau sesuai yang
tercantum dalam Bill of Quantity, jenis Synthetic Enamel, warna
ditentukan Pengawas Lapangan setelah melakukan percobaan
pengecatan.
6.3
Bidang yang dicat diberi minyak kayu merk Catylac, dan Vinilex atau
sesuai yang tercantum dalam Bill of Quantity Vinilex, warna merah 1
lapis, kemudian diplamur dengan plamur kayu merk Catylac, dan
Vinilex atau sesuai yang tercantum dalam Bill of Quantity sampai
lubang-lubang / pori-pori terisi sempurna.
6.4
17.1. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk, utuh, rata,
tidak ada bintik-bintik atau gelembung udara dan bidang cat dijaga
terhadap pengotoran.
7.
Halaman : 64 dari 74
PASAL 13
PEKERJAAN SANITAIR
1.
Lingkup Pekerjaan
1.1 Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapainya hasil pekerjaan yang
bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya / operasinya.
1.2 Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan /
ditunjukkan dalam detail gambar, uraian dan syarat-syarat dalam buku
ini.
2.
Pekerjaan Bahan
2.1 Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah
didapatkan dipasaran, kecuali bila ditentukan lain.
2.2 Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
perlengkapannya sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik
untuk masing-masing type yang dipilih.
2.3 Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh
pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.
2.4 Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah diisyaratkan dalam
uraian dan syarat-syarat dalam buku.
3.
Syarat-syarat Pelaksanaan.
3.1 Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Pengawas
beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.
3.2 Jika dipandang perlu diadakan penukaran / pengantian bahan,
pengganti harus disetujui Pengawas Lapangan berdasarkan contoh
yang dilakukan Kontraktor.
3.3 Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambargambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara
pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
3.4 Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkan
kepada Pengawas Lapangan.
Halaman : 65 dari 74
4.
3.5
3.6
3.7
Alat-alat Sanitair
4.1 Pekerjaan Wastafel
a. Wastafel digunakan adalah merk INA, SAN EI atau setara, lengkap
dengan segala accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya.
Warna akan ditentukan kemudian
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah
diseleksi baik tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacatcacat lainnya dan telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
c. Ketinggian dan kontruksi pemasangan harus disesuaikan gambar
untuk itu serta petunjuk petunjuk dari produsennya dalam brosur.
Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan dibersihkan dari
semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya
tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
4.2
Pekerjaan Kloset
a. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah
merk INA atau yang setara, warna akan ditentukan oleh Pengawas
Lapangan.
b. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah
diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau
cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Pengawas Lapangan.
c. Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua tebal 3 Cm dan
telah dicelup dalam larutan pengawet tahan air, dibentuk seperti
dasar kloset. Kloset disekrupkan pada papan tersebut dengan
sekrup kuningan.
d. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai
gambar, waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan,
sambungan-sambungan pipa tidak ada kebocoran-kebocoran.
Halaman : 66 dari 74
4.4
Perlengkapan Toilet
Halaman : 67 dari 74
6. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih
waterpass, dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada
kebocoran.
PASAL 14
PEKERJAAN ARSITEKTUR INTERIOR
1. Lingkup Pekerjaan.
1.1
pemasangan
1.2
2. Persyaratan Bahan.
2.1
2.2
2.3
2.4
Halaman : 68 dari 74
Engsel
3. Engsel pintu lengkap bar handle ex. Dekkson, atau sesuai yang
tercantum dalam Bill of Quantity.
4. Engsel jendela ex. Dekkson, atau sesuai yang tercantum dalam Bill
of Quantity
2.6
Kunci
5. Kunci pintu WC memakai type bulat ex. Dekkson atau sesuai yang
tercantum dalam Bill of Quantity.
6. Kunci pintu lain ex. Dekkson atau sesuai yang tercantum dalam Bill
of Quantity
3. Contoh Bahan
3.1
3.2
3.3
3.4
3.6
Kontraktor tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum contohcontoh bahan mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan.
Halaman : 69 dari 74
4.3
5. Syarat-syarat Pelaksanaan
5.1
Pengerjaan Kayu
a.
b.
Seluruh komponen kayu jati lokal atau kayu klas 1 seluruh sisinya
yang teraba dan terlihat, harus diampelas halus dan kemudian
diselesaikan (finished).
c.
d.
Halaman : 70 dari 74
e.
5.2
1.Bahan hasil pengolahan pabrik ini berupa teak plywood, multiplex, triplex,
teak block, dll, sesuai gambar kerja.
2.Pemasangan bahan-bahan tersebut kepada elemen penyelesaian interior /
rangkanya harus mengikuti / memenuhi persyaratan teknis pabrik yang
bersangkutan.
3.Pemasangan dengan perekat, paku sekrup, maupun konstruksi penjepit
harus dilakukan sebaik-baiknya, rapi dan kuat, mampat dan tahan terhadap
air.
4.Pekerjaan pemotongan lembaran-lembaran harus teratur menurut sifat, ciri,
ekspresi bahan disesuaikan dengan bentuk-bentuk komponen, sehingga
terdapat penggunaan bahan yang efesien dan serasi mungkin. Jenis bahan
yang dipilih, digunakan motif yang tidak banyak bunganya dan serasi
secara keseluruhan.
5.Pertemuan sudut-sudut, pinggir-pinggir bidang dan sisi-sisi diantara bahanbahan dilaksanakan dengan cara-cara teknis tertentu untuk menghasilkan
hubungan yang siku, rata, mampat, lurus dan rapi.
6.Pekerjaan permukaan-permukaan yang melengkung / bundar dan
sebagainya sesuai gambar kerja harus menghasilkan pekerjaan yang kuat,
rapi dan rata.
5.3
ii.
Baut-baut, sekrup,
sebagainya.
iii.
iv.
paku,
penguat,
pasak
kayu
dan
Halaman : 71 dari 74
2.Bahan baut sekrup (kepala ceper / cembung) dan paku yang berkualitas
terbaik baut dalam negeri harus dipasang sebaik-baiknya sesuai
persyaratan teknis dalam pelaksanaan pekerjaan.
3.Baut dan sekrup sebelum ditanam kedalam kayu / besi, harus terlebih
dahulu dilakukan pengeboran pada kayu / besi tersebut dengan alat bor
yang berpenampang lebih kecil dari penampang baut / sekrup tersebut,
dengan demikian baut dan sekrup setelah ditanam kedalam kayu / besi
dapat sempurna mampat, kuat tertanam dan rapi.
4.Semua sekrup jenis kepala ceper harus benar-benar mempat pada
permukaan kayu / besi disampingnya. Untuk sekrup jenis kepala cembung,
harus benar-benar mampat pada permukaan kayu.besi. Untuk semua batubatu setelah terpasang harus diberi penutup stainless steel / alumunium
dengan kualitas yang terbaik.
5.Semua ukuran / dimensi paku-paku yang akan dipasang / ditanam harus
sesuai dengan tekanan / kekuatan kayu yang bersangkutan, sehingga
memenuhi persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan.
6.Pasak-pasak kayu untuk semua hubungan
persyaratan teknis, mampat, kuat dan rapi.
5.4
PASAL 15
PEKERJAAN BESI & LOGAM NON STRUKTURAL
1.6.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan metal dalam hal ini meliputi :
1. Pekerjaan pemasangan besi plat
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis
Halaman : 72 dari 74
2. Pekerjaan beugel
3. Pekerjaan mur baut tembak untuk penguat kuda-kuda Alumunium
2.
3.
Persyaratan Bahan
2.1
Semua pekerjaan pemasangan besi plat, beugel, mur baut harus terdiri
dari bahan yang bebas karat dan yang disetujui Pengawas Lapangan.
a.
Bahan-bahan besi dan logam harus ditinjau dan diuji baik pada
pembuatan, pengerjaan maupun di lapangan oleh Pengawas Lapangan.
Peninjauan dan pengujian dilaksanakan oleh Kontraktor tanpa adanya
penambahan biaya. Pengujian ini tidak melepas tanggung jawab
Kontraktor terhadap penyediaan bahan yang tidak memenuhi syarat.
2.3
Syarat-syarat Pelaksanaan
a.
b.
c.
d.
Semua bahan-bahan besi dan logam (mur, baut, sekrup dsb.) yang
akan berhubungan dengan udara luar dibuat dari besi yang
digalvanisasi.
e.
f.
Semua pekerjaan logam dan besi yang terpotong harus disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
g.
Halaman : 73 dari 74
1.
2.
3.
Sebelum
pekerjaan
diserah
terimakan,
kontraktor
diwajibkan
Pada waktu diadakan serah terima pertama (IMB) yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah setempat.
a. Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeluarkan oleh pemerintah
daerah setempat.
b. Surat tanda good keep pemasangan instalasi listrik dan berikut akan
gambar pemasangan instalasi dari pihak PLN setempat.
Menyetujui
Pejabat Pelaksana
Kegiatan (PPK)
Safarli, ST
Direktur
Mengetahui/Menyetujui
Kuasa Pengguna Anggaran
Sekretariat
Kabupaten Aceh Besar
Halaman : 74 dari 74