Anda di halaman 1dari 74

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

PEKERJAAN :

PEMBANGUNAN KANTOR CAMAT ACEH BESAR

LOKASI :

KECAMATAN MONTASIK KAB. ACEH BESAR

TAHUN ANGGARAN 2012

KONSULTAN PERENCANA :

CV. ACEH CONSULTANT


BANDA ACEH

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 1 dari 74

SYARAT-SYARAT UMUM
BAB I
DEFINISI
Pasal 1
ISTILAH
Yang di maksud dalam syarat-syarat umum ini :
1. Pemilik adalah Pemda Kabupaten Aceh Besar.
2. Pimpinan Proyek (PIMPRO) adalah pejabat yang mewakili Pemerintah
Daerah untuk bertidak selaku pemberi dan pengatur Jalannya pekerjaan yang
diatur di dalam kontrak.
3. Pekerjaannya adalah pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan
kontrak baik pekerjaan permanen maupun pekerjaan penunjang.
4. Direksi adalah pejabat proyek, Instansi atau Badan Hukum yang ditunjuk dan
dan diberi kuasa penuh untuk mengawasi dan mengerahkan pelaksanaan
pekerjaan agar dapat tercapai hasil kerja yang sebaik-baiknya menurut
persyaratan yang ada pada kontrak.
5. Pengawas adalah pejabat proyek, Instansi atau Badan Hukum yang di tunjuk
dan diberi kuasa penuh oleh Pemberi Tugas, untuk membantu Direksi dalam
pengawasan pekerjaan.
6. Peserta lelang adalah rekanan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi
yang diundang dalam pelelangan.
7. Penawar adalah peserta lelang (Badan Usaha yang bergerak dalam Bidang
Jasa konstrusi) yang mengajukan surat penawaran berdasarkan ketentuan
yang berlaku.
8. Kontraktor adalah penawar yang telah ditunjuk oleh pemilik atau Proyek
Manager dan menandatangani kontrak untuk melaksanakan pekerjaan.
9. Kontrak adalah Surat Perjanjian sesuai ketentuan hukum yang berlaku antara
pemilik dan kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan termasuk bagianbagiannya.Nilai Kontrak adalah jumlah nilai uang untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut yang dicantumkan di dalam kontrak.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 2 dari 74

10.Peralatan dan bahan konstruksi adalah peralatan dan bahan yang dipakai
dalam pelaksanaan, penyelesaian dan memelihara pekerjaan permanen dan
tidak merupakan bagian pekerjaan.
11.Bahan adalah semua bahan bangunan yang dipakai untuk melaksanakan
penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan.
12.Lapangan adalah lahan yang disediakan oleh pemilik untuk keperluan
pelaksanaan kontrak.
13.Lembaga penjamin adalah Bank Pemerintah, Bank lain atau lembaga
keuangan lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang menerbitkan Surat
Jaminan.
14.Daftar perincian Biaya Pekerjaan adalah daftar perincian penawaran beserta
perubahan yang berisi pokok-pokok bagian pekerjaan, volume dan

harga

satuan masing-masing pokok/bagian pekerjaan dan jumlah keseluruhan harga


pekerjaan yang merupakan bagian dari dokumen kontrak.
15.Bulan dan hari adalah bulan kalender dan hari kalender.
16.Pemeriksaan /opname adalah bagian mengukur, menilai dan menguji keadaan
dan hasil/kemajuan pekerjaan dan/keadaan serta mutu bahan di lapangan.
17.Penguji adalah pihak yang memeriksa, melihat dan mengetes keadaan dan
mutu pekerjaan dan atau mutu bangunan dan bahan.
18.Pematokan/uitzet adalah penjabaran gambaran-gambaran berupa tanda-tanda
dengan mengambarkan arah, jarak dan ketinggian.
19.Pengukuran adalah kegiatan mengukur panjang, lebar, luas, isi, dan tinggi
hasil pekerjaan dan bahan.
RUANG LINGKUP PROYEK
Pasal 2
KONTRAK DAN DOKUMEN KONTRAK
1 peralatan konstrusi, pekerjaan penunjang dan

segala sesuatu hal yang

diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang tercantum


dalam kontrak.
2 Dokumen kontrak yang terdiri atas penawaran, kontrak, syarat umum,
khusus termasuk addendum, spesifikasi umum/khusus termasuk addendum,

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 3 dari 74

serta gambar adalah merupakan bagian yang tidak terpisah satu sama lain,
dengan urutan sebagai berikut :
2.1

Amandemen kontrak bila ada.

2.2

Kontrak.

2.3

Penawaran.

2.4

Addendum

syarat-syarat

khusus/umum

dan

Berita

Acara

penjelasan lelang.
2.5

Syarat-syarat khusus/umum.

2.6

Addendum spesifikasi khusus/ umum dan Berita Acara penjelasan

lelang.
2.7

Spesifikasi.

2.8

Gambar-gambar ukuran tertulis.

2.9

Gambar-gambar ukuran skala.


Pasal 3
GAMBAR-GAMBAR DAN UKURAN

1 Gambar-gambar yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah :


1

Gambar yang termasuk dalam dokumen lelang.

Gambar perubahan yang disetujui Direksi.

Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi.

2 Gambar-gambar pelaksanaan atau Shopdrawing dan

detailnya harus

mendapat persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan


pekerjaan.
3 Kontraktor harus menyediakan 1 (set) gambar lengkap di tempat pekerjaan.
4 Pada penyerahan terakhir pekerjaan yaitu sesudah selesainya masa
pemeliharaan harus disertai gambar sebenarnya terbangun/terpasang (As
Built Drawing).
5 Semua ukuran harus dinyatakan dalam sistem matrik/cqs.

PENGALIHAN TUGAS
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 4 dari 74

Pasal 4
PENGALIHAN TUGAS DAN SUB KONTRAKTOR
1.

Setiap penyerahan pekerjaan kepada Sub Kontraktor harus mendapat


persetujuan tertulis lebih dulu dari Proyek Manager.

2.

Untuk kontraktor bukan golongan ekonomi lemah diwajibkan untuk


bekerja sama dengan kontraktor/suplier golongan ekonomi lemah setempat
sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada PEN No. 80 thn 2003 dengan
ketentuan tidak boleh menyerahkan pekerjaan utama kepada Sub Kontraktor
serta tidak boleh melebihi 50% dari nilai Kontraktor dan kontraktor tetap
bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan tersebut.
PEMIMPIN PROYEK
Pasal 5
TUGAS DAN WEWENANG KUASA PENGGUNA ANGGARAN
Tugas dan wewenang Proyek Manager di atas sesuai dengan Keputusan

Presiden No. 80 thn 2003, apabila masih diperlukan pengaturan lebih lanjut akan
ditetapkan dalam Dokumen kontrak.
DIREKSI
Pasal 6
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI DAN PENGAWAS
1. Tugas dan wewenang Direksi adalah mengawasi dan

menyerahkan

pekerjaan yang meliputi membuat dan menandatangani Berita Acara Prestasi


Pekerjaan, menyetujui dan menyediakan gambar sesuai dengan pasal 3 ayat
1 dan 2. Memecahkan persoalan yang berhubungan dengan :
i.

Perpanjangan waktu.

ii.

Pekerjaan Tambah/Kurang.

2. Direksi tidak mempunyai wewenang untuk membebaskan Kontraktor dari


tugastugas yang akan mengakibatkan kelambatan pekerjaan atau tambahan
Dalam keadaan darurat yang membayangkan keselamatan jiwa manusia,
pekerjaan dan

harta benda, Direksi berwewenang mengambil tindakan

dengan memerintahkan kontraktor melaksanakan pekerjaan yang menurut


pendapat Direksi perlu segera melapor secara tertulis kepada Proyek Manager.
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 5 dari 74

3. Direksi hanya dapat mengubah syarat-syarat atau kewajiban yang tercantum


dalam kontrak secara tertulis, dengan persetujuan tertulis oleh Projek
Manager.
4. Tugas dan wewenang Komisi Pengawas Desa adalah membantu Direksi dalam
hal mengamati dan mengawasi pelaksanaan serta menguji bahan, tenaga
kerja dan alat yang akan dipergunakan serta hasil pekerjaan.
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 7
KEWAJIBAN UMUM KONTRAKTOR.
Sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak, kontraktor harus melakukan dan
memelihara pekerjaan dengan sungguh-sungguh penuh perhatian dan

teliti.

Disamping itu kontraktor harus mengerahkan semua keperluan tenaga kerja


termasuk tenaga pengawas pelaksanaan, bahan, peralatan kontruksi dan lainlain, keperluan yang bersifat permanen/pokok maupun sementara/ penunjang.
Hal tersebut harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Dokumen
kontrak, maupun persyaratan yang secara wajar diterbitkan perlu untuk
melaksanakan pekerjaan kontrak.
Pasal 8
PEMBUATAN KONTRAK
1. secara langsung, untuk mengadakan suatu kontrak guna melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan dokumen lelang berikut perubahan-perubahannya.
2. Segera setelah terbitnya surat penunjukan pemenang kontraktor diwajibkan
menandatangani kontrak. Proyek Manager dan penawar tidak boleh
merubah, mengganti, menambah ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat
yang tercantum dalam Dokumen lelang sampai kontrak ditandatangani.
3. Kontraktor diwajibkan mengadakan Dokumen kontrak sesuai kebutuhan atas
biaya kontraktor.
Pasal 9
JAMINAN PELAKSANAAN
1. Jaminan

pelaksanaan

diperlukan

apabila

Nilai

kontrak

diatas

Rp.

100.000.000,- (seratus juta rupiah) sesuai KEPPRES No. 80 tahun 2003.


Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 6 dari 74

2. Kontraktor wajib menyerahkan surat jaminan pelaksanaan dalam waktu


yang ditentukan/ditetapkan dalam Dokumen Kontrak setelah menerima
surat-surat penunjukan pemenang dan sebelum kontrak di tandatangani
untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan.
3. Besarnya jaminan pelaksanaan adalah 5% dari nilai kontrak dan harus
dikeluarkan oleh lembaga penjamin.
4. Jaminan pelaksanaan berlaku sejak kontrak ditandatangani sampai dengan
akhir jangka waktu penyelesaian/penyerahan pertama pekerjaan. Jaminan
pelaksanaan dikembalikan kepada kontraktor setelah diterbitkannya berita
acara penyerahan pertama pekerjaan.
5. Dalam

hal

terjadinya

perpanjangan

waktu

penyelesaian

pekerjaan,

kontraktor wajib memperpanjang berlaku jaminan pelaksanaan pekerjaan.


6. Jaminan pelaksanaan dapat dicairkan oleh pemilik serta langsung tanpa
proses pembuktian mutlak dalam pemutusan berdasarkan pasal pemutusan
kontrak.
Pasal 10
PEKERJAAN HARUS MEMENUHI PERSYARATAN
Kontraktor harus melaksanakan, menyelesaikan dan

memelihara pekerjaan

dengan persyaratan dalam dokumen kontrak sehingga disetujui Direksi dan


harus dilaksanakan perintah-perintah tertulis Direksi tentang segala sesuatu
yang langsung dihubungkan dengan pekerjaan.

Pasal 11
PROGRAM KERJA YANG HARUS DIPERSIAPKAN
1. Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kalender sesudah kontrak
ditandatangani kontraktor harus mengirimkan sesuatu rencana kerja
terperinci, yang menunjukkan urutan pelaksanaan bagian-bagian pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
2. Bilamana dikehendaki oleh direksi, kontraktor harus memberitahukan
secara lengkap dan tertulis antara lain :
a. Penjelasan umum tentang pengaturan pelaksanaan pekerjaan.
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 7 dari 74

b. Pengadaan dan penggunan peralatan kontruksi.


c. Pemakaian dan pemeliharaan pekerjaan sementara/ penunjang.
3. Baik pengirim kerja maupun pemberitahuan tersebut kepada Direksi, begitu
pula suatu persetujuan atas rencana dan data tersebut oleh direksi tidak
mengurangi tugas-tugas dan tanggung jawab kontraktor yang ada dalam
dokumen kontrak.
Pasal 12
PELAKSANAAN KONTRAK
1. Kontraktor harus menunjuk seorang pelaksana sebagai wakil kontraktor di
lapangan pekerjaan sampai dengan selesainya masa pemeliharaan guna
memenuhi kewajiban menurut kontrak.
2. Pelaksana tersebut pada ayat 1 harus mempunyai kekuasaan penuh untuk
bertindak sebagai kontraktor dalam memenuhi kewajiban menurut kontrak
dan harus berada terus menerus di tempat pekerjaan serta harus
memberikan seluruh waktunya untuk melaksanakan pekerjaan. Penunjukan
pelaksana tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari direksi.
3. Persetujuan tertulis tersebut setiap waktu dapat ditarik kembali oleh direksi.
Jika surat persetujuan termasuk pada ayat 2 ini ditarik kembali oleh direksi,
maka kontraktor harus segera mengganti dengan pelaksanaan lain yang
disetujui oleh direksi dan tidak mempekerjakannya kembali pada pekerjaan
tersebut. Kontraktor tidak boleh mengganti pelaksana tanpa persetujuan
direksi.
4. Pelaksana yang diberi kuasa harus bertindak untuk dan

atas nama

kontraktor untuk menerima petunjuk-petunjuk yang diperintah dari direksi.


5. Kontaktor dalam rangka pelaksanaan dan

pemeliharaan pekerjaan, harus

mempekerjakan tenaga-tenaga teknik pelaksana, operator, mandor, kepala


tukang yang terampil dan berpengalaman dalam bidang tugasnya masingmasing maupun untuk melaksanakan/melakukan pelaksanakan pekerjaan
yang dipercayakan kepadanya.
6. Direksi

berwenang

untuk

menolak

calon

tenaga

lapangan

atau

memerintahkan untuk mengganti tenaga lapangan yang dianggap tidak


mampu dalam melaksanakan tugas. Tenaga lapangan yang dikeluarkan dari
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 8 dari 74

pekerjaan harus segera diganti oleh kontraktor dengan tenaga lapangan


yang disetujui Direksi.
Pasal 13
PENGUKURAN GARIS DAN KETINGGIAN PERMUKAAN
1

Kontraktor bertanggung jawab atas kebenaran pematokan di lapangan


yang disetujui secara tertulis oleh Direksi.

Kontraktor bertanggung jawab atas untuk menyediakan segala peralatan,


perlengkapan dan

tenaga kerja yang diperlukan dalam hubungannya

pematokan tersebut.
3

Jika pada suatu waktu selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan


timbul kesalahan-kesalahan pada letak, ukuran dan ketinggian permukaan
suatu bagian pekerjaan maka kontraktor dengan biaya sendiri harus
memperbaiki kesalahan sesuai Dokumen kontrak. Kecuali kesalahan tersebut
disebabkan data yang salah yang diberikan secara tertulis oleh Direksi,
maka pembiayaan untuk memperbaiki kesalahan tersebut menjadi tanggung
jawab Proyek Manager.

Pencocokan pematokan di lapangan oleh pengawas, bagaimanapun juga


tidak melepaskan kontraktor dari tanggung jawab atas ketepatan dari
pematokan tersebut dan kontraktor harus melindungi dan menjaga dengan
hati-hati semua patok tetap, bouw plank, patok sementara dan bendabenda lain yang digunakan dalam pematokan.
Pasal 14
PENJAGAAN DAN PENERANGAN
Dalam hubungan dengan pekerjaan, kontraktor dengan biaya sendiri harus
menyediakan lampu penerangan, lampu tanda, gardu penjaga dan pagar, serta
penjagaan dan pemeliharaannya, bilamana dan dimana perlu atau diperlukan
Direksi untuk melindungi pekerjaan atau untuk keselamatan umum.
Pasal 15
PENGAMANAN PEKERJAAN

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 9 dari 74

Selama

masa

bertanggung

pelaksanaan

jawab

atas

dan

pemeliharaan

pengamanan

pekerjaan

pekerjaan,

kontraktor

permanen/pokok

dan

pekerjaan sementara/penunjang dan dalam hal terjadi kerusakan atau kerugian


atas pekerjaan Permanen/pokok dan pekerjaan sementara/penunjang maka
kontraktor harus memperbaiki dan memulihkan kembali seperti semula sesuai
dengan syarat-syarat dalam kontrak dan perintah Direksi. Kecuali akibat
keadaan memaksa (Force Majeure).
Pasal 16
PEMBERSIHAN DAN PERAPIAN LAPANGAN
1

Pada saat penyelesaian pekerjaan, kontraktor harus membersihkan dan


menyingkirkan dari lapangan semua peralatan kontruksi, sisa bahan,
sampah dan segala macam pekerjaan sementara/penunjang. Kontraktor
harus meninggalkan seluruh lapangan dan pekerjaan dalam keadaan bersih
dan rapi, sehingga dapat diterima oleh Direksi.

Bangunan Kantor Camat, oleh Proyek Manager dan Direksi di lapangan,


setelah

proyek

selesai

harus

diserahkan

kepada pemilik, terkecuali

ditetapkan lain di dalam dokumen kontrak.

Pasal 17
TUNTUTAN PIHAK KETIGA
Kontraktor harus membebaskan pemilik, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan,
Direksi dan

pengawas lapangan terhadap tuntutan pihak ketiga karena

kecelakaan, kerusakan, kerugian yang timbul sebagai akibat pelaksanaan


pekerjaan.
Pasal 18
GANGGUAN TERHADAP LINGKUNGAN
1

Semua kegiatan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk pekerjaan


sementara/penunjang yang tercantum dalam dokumen kontrak, harus
dilaksananakan sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan gangguan

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 10 dari 74

yang berarti bagi kepentingan umum, jalan masuk yang menuju ke dalam
batas daerah pekerjaan dan tenaga yang berdampingan.
2

Kontraktor harus membebaskan Proyek Manager dalam memberikan ganti


rugi

berkenaan

dengan

semua

tuntutan

pembayaran,

beban

dan

pengeluaran apa saja yang timbul berkenaan dengan ayat 1 pasal ini dan
hal lain yang masih dalam tanggung jawab kontraktor.
Pasal 19
KECELAKAAN ATAU KERUGIAN YANG MENIMPA PADA PEKERJA
Proyek Manager dan Direksi tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau
ganti rugi yang sah yang harus dibayar dari kecelakaan atau kerugian yang
menimpa setiap pekerja atau orang lain yang dipekerjakan oleh kontraktor.
Kontraktor akan memberikan ganti rugi dan

membebaskan Proyek Manager

dan Direksi dari segala tuntutan terkecuali atas kecelakaan atau kerugian yang
diakibatkan oleh setiap tindakan-tindakan atau kelalaian dari Proyek Manager
dan Direksi, orang-orang atau pembantunya.
Pasal 20
TENAGA KERJA KONTRAKTOR
2

Dalam pengadaan tenaga kerja kontraktor harus menggunakan tenaga


kerja setempat untuk tujuan pemerataan kesempatan kerja meskipun tetap
harus memperhatikan syarat-syarat ketrampilan dan

kemampuan sesuai

dengan petunjuk Direksi.


3

Kontraktor harus mengusahakan sendiri pengerahan tenaga kerja sesuai


dengan peraturan perundangan ketenagakerjaan yang berlaku, yang
mengatur antara lain transport, perumahan, jaminan kesejahteraan,
kecualian kontrak menentukan lain.

Kontraktor harus menyediakan air bersih yang cukup di lapangan untuk


kerluan kontraktor sendiri dan para pekerja.

Kontraktor di dalam semua perjanjian dengan para pekerja harus


menghormati semua perayaan yang resmi, hari libur, hari besar dan hari
penting lainnya sesuai dengan adat istiadat setempat.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 11 dari 74

Dalam hal terjadi suatu pemberhentian pekerja, yang disebabkan oleh


wabah penyakit atau serangan penyakit menular, maka kontraktor harus
mentaati dan melaksanakan peraturan dan tindakan-tindakan lainnya yang
diperintahkan oleh pejabat kesehatan guna mengatasi wabah penyakit atau
serangan penyakit menular tersebut.

Setiap saat kontraktor harus mengambil tindakan penertiban yang dapat


dipertanggung jawabkan secara hukum yang periu untuk mencegah
perbuatan-perbuatan

yang

melanggar

hukum

yang

diakibatkan

oleh

pegawainya atau melindungi orang maupun harta benda yang berat di


sekitar lokasi pekerjaan.
Pasal 21
PENGUJIAN BAHAN
2

Semua bahan dan hasil kerja harus mengikuti uraian dan ketentuan dari
dalam dokumen kontrak dan

sesuai dengan perintah Direksi setiap, saat

dapat diuji di tempat pembuatan atau pabrik atau di lapangan atau di tempat
manapun juga atas permintaan Direksi. Kontraktor harus membantu dan
menyediakan peralatan mesin-mesin tenaga kerja serta bahan-bahan yang
lazimnya diperlukan untuk pemeriksaan pengukuran dan

pengujian setiap

pekerjaan beserta komposisinya, mutu berat atau kuantitas dari bahan yang
digunakan. Kontraktor harus menyediakan contoh bahan uji yang dipilih dan
diminta oleh Direksi untuk diuji sebelumnya dan dipergunakan dalam
pekerjaan.
3

Semua contoh bahan uji harus disediakan dan dibiayai oleh kontraktor
apabila penyediaan contoh bahan uji tersebut dengan jelas ditentukan
didalam dokumen kontrak. Kecuali apabila diatur lain didalam dokumen
kontrak, maka biaya menjadi kewajiban Proyek Manager.
Pasal 22
MEMASUKI LAPANGAN
Direksi atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap waktu dapat
memasuki lapangan tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat
pekerjaan yang sedang dipersiapkan atau di tempat bahan, atau barang yang
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 12 dari 74

dibuat mesin untuk keperluan pekerjaan dan kontraktor harus memberi fasilitas
dan membantu untuk memasuki tempat-tempat tersebut.
Pasal 23
PEMERIKSAAN PEKERJA SEBELUM DITUTUP
2

Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi terlihat sebelum
mendapat persetujuan Direksi, dan kontraktor harus memberi kesempatan
sepenuhnya kepada Direksi untuk memeriksa dan mengatur pekerjaan yang
ditutup atau tidak terlihat.

Bila pekerjaan ditutup tanpa persetujuan Direksi, maka apabila Direksi


meminta untuk membuka kembali untuk diperiksa, biaya membuat dan
menutup kembali merjadi beban kontraktor.

Kontraktor akan memberitahu kepada Direksi pada waktunya, setiap


pekerjaan yang sudah siap atau diperkirakan akan siap untuk diperiksa dan
Direksi tanpa menunda waktu harus datang untuk memeriksa dan mengukur
pekerjaan tersebut. Kecuali apabila Direksi memandang tidak perlu datang
memeriksa, maka Direksi wajib memberikan petunjuk tertulis kepada
kontraktor apa yang harus dilakukan.

Sewaktu-waktu Direksi meminta kontraktor untuk membuka bagian


manapun atau bagian dari pekerjaan atau membuat lobang untuk maksud
pemeriksaan dan setelah pemeriksaan selesai bagian pekerjaan dan lobang
tersebut ditutup kembali bagi semua sesuai dengan petunjuk Direksi.

Apabila bagian manapun dari pekerjaan yang telah sesuai dengan


permintaan Direksi dan ternyata sesuai dengan dokumen kontrak, maka
biaya untuk membuka dan menutup kembali menjadi beban kontraktor.

Pasal 24
MENGELUARKAN BAHAN BONGKARAN, PEKERJAAN DAN BAHAN YANG
TIDAK MEMENUHI SYARAT
1.

Selama pekerjaan berlangsung, Direksi mempunyai wewenang setiap


waktu nemerintahkan kontraktor secara tertulis :

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 13 dari 74

1. Mengeluarkan dari lapangan semua bahan yang menurut pendapat


Direksi tidak sesuai dengan dokumen kontrak, dalam jangka waktu
yang ditentukan dalam perintah tersebut.
2. Mengganti dengan bahan yang memenuhi persyaratan.
3. Mengeluarkan dan

melaksanakan kembali pekerjaan tersebut

sebagaimana seharusnya dilakukan, meskipun telah diuji sebelum


atau yang dibayar yang menurut pendapatan Project Manager
berhak meminta pihak ketiga untuk melaksanakan Pekerjaan
tersebut dan

semua biaya yang diperlukan dapat dipotong dari

tagihan kontraktur.
2.

Dalam hal kontraktor lalai mengerjakan perintah tersebut pada ayat 1


pasal ini Project Manager berhak meminta pihak ketiga untuk melaksanakan
Pekerjaan tersebut dan semua biaya yang diperlukan dapat dipotong dari
tagihan kontraktor.
Pasal 25
PENUNDAAN PEKERJAAN

Berdasarkan perintah tertulis dari Direksi Kontraktor harus menunda kelanjutan


Pekerjaan selama jangka waktu tertentu yang dianggap perlu oleh Direksi.
Selama waktu penundaan, Pekerjaan harus dilindungi dan

dijaga sesuai

Perintah Direksi. Biaya tambahan yang ditimbulkannya akan diberikan oleh


pemilik kecuali jika:
a. Ditentukan secara lain di dalam persyaratan khusus.
b. Karena iklim.
c. Karena demi kebaikan/keselamatan pekerjaan.

Pasal 26
PENGAMANAN KEKAYAAN NEGARA
Kontraktor wajib memeliharan dan

menjaga kondisi kekayaan negara yang

dipinjamkan atau diserahkan kepada kontraktor oleh pemilik terhadap

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 14 dari 74

kerusakan dan perusahaan selama pemakaian atau penggunaan atas beban


kontraktor.
Dengan selesainya pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan kembali kekayaan
milik negara yang dipinjamkan kepadanya dalam kondisi waktu diterimanya,
dikurangi keausan yang normal.
Jika ketentuan ayat 1 dan

2 pasal ini tidak dilaksanakan dengan baik oleh

kontraktor, maka kekayaan milik negara yang dipinjam akan dikembalikan


seperti kondisi semula atas biaya kontraktor dan bagian yang hilang diganti
dengan nilai yang sama. Selanjutnya pemilik dapat dapat membatalkan
peminjaman tersebut apabila ketentuan ayat 1 pasal ini tidak dipenuhi.
Tata cara peminjaman kekayaan milik negara diatur sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan dicantumkan dalam kontrak.
Pasal 27
PENGGUNAAN JASA DAN PRODUKSI DALAM NEGRI
Kecuali ditentukan lain di dalam kontrak, untuk pelaksanaan penyelesaian
pekerjaan, kontraktor harus mengutamakan jasa dan

produksi dalam Negri,

meskipun tetap harus memperhatikan syarat-syarat mutu bahan dan jasa yang
bersangkutan, sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi.
WAKTU MULAINYA PEKERJAAN DAN KETERLAMBATAN
Pasal 28
PENYERAHAN LAPORAN
Setelah

diterbitkannya

surat

penunjukan

maka

Proyek

Manager

akan

menyerahkan lapangan kepada kontraktor, dengan diterbitkannya Surat


Penyerahan Lapangan (SPL), kontraktor harus memulai pekerjaan lapangan
setelah diterbitkannya surat penyerahan lapangan.
Jika kontraktor mengalami kelambatan kerja akibat kegagalan pihak Proyek
Manager untuk menyerahkan lapangan, maka kontraktor dapat mangajukan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan yang menurutnya cukub adil
dan layak.
Pasal 29
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 15 dari 74

WAKTU PENYELESAIAN
Dengan memperhatikan syarat-syarat dalam pasal 31 tentang penyerahan
pertama pekerjaan, maka seluruh pekerjaan harus diselesaikan oleh kontraktor
dalam waktu yang ditetapkan dalam kontrak, yang dihitung dari tanggal
terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja atau diselesaikan dalam waktu yang
diperpanjang atau yang mungkin diizinkan menurut pasal 30.

Pasal 31
PERPANJANGAN WAKTU UNTUK PENYELESAIAN
Apabila jumlah pekerjaan bertambah atau terdapat keadaan-keadaan yang
sifatnya khusus yang mungkin terjadi, sehingga dipandang wajar oleh
kontraktor meminta perpanjangan waktu untuk penyelesaian pekerjaan,
maka Direksi harus memperhatikannya untuk selanjutnya mengusulkan
kepada Proyek Manager jumlah perpanjangan waktu tersebut.
Direksi tidak terikat untuk mempertimbangkan suatu pekerjaan tambah atau
keadaan yang sifatnya khusus agar permohonan tersebut dapat diselidiki
pada waktu yang singkat, kecuali kontraktor dalam waktu 14 (empat belas)
hari kalender atau ditentukan lain dalam kontrak yang sesudah pekerjaan
tambah tersebut dimulai atau keadaan-keadaan yang khusus tersebut timbul,
telah mengirimkan kepada Direksi suatu permohonan tertulis disertai
keterangan-keterangan yang terperinci dan lengkap.
Pasal 31
PENYERAHAN PERTAMA
Menjelang penyelesaian 100 % pekerjaan menurut kontrak, kontraktor dapat
mengajukan secara tertulis kepada Direksi untuk melaksanakan penyerahan
pertama dengan menyebutkan nama wakil kontraktor untuk keperluan
tersebut.
Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah menerima surat tersebut
sebagaimana ayat 1 pasal ini, Direksi memberitahukan secara tertulis kepada
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 16 dari 74

kontraktor mengenai jadwal rencana pemeriksaan pekerjaan oleh panitia


yang ditunjuk oleh Proyek Manager.
Selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah diterbitkan
surat tersebut ayat 2 pasal ini. Panitia yang ditunjukkan oleh Proyek Manager
sudah harus mulai melakukan pemeriksaan di lapangan dan melakukan
pemeriksaan tersebut dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kalender.
Hasil

pemeriksaan

dicantumkan

dalam

Berita

Acara

pemeriksaan

penyelesaian pekerjaan.
Pada Berita Acara pemeriksaan penyelesaian pekerjaan dicantumkan pula
semua

kekurangan

memperbaiki

dan/atau

kekurangan

cacat

dan/atau

hasil
cacat

pengujian.
Direksi

Untuk

memberikan

maksud
waktu

perbaikan kepada kontraktor.


Bila berdasarkan pertimbangan Direksi kekurangan dan/atau cacat tidak
disebabkan oleh kesalahan kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai
dokumen kontrak, maka biaya untuk memperbaiki tersebut menjadi
tanggung jawab pemilik sebagai biaya tambahan.
Dalam hal kekurangan dan/atau cacat berdasarkan pertimbangan Direksi
disebabkan oleh kesalahan kontraktor dalam pelasanaan pekerjaan, maka
biaya untuk perbaikan menjadi tanggung jawab kontraktor.
Setelah waktu perbaikan seperti yang disebut/dimaksud dalam ayat 4 pasal ini,
Direksi melakukan pemeriksaan ulang dan menurut pertimbangan tidak ada
lagi

kekurangan

dan/atau

cacat,

maka

berita

acara

pemeriksaan

penyelesaian pemeriksaan penyelesaian pekerjaan disampaikan pada Proyek


Manager untuk dibuat berita acara penyerahan pertama pekerjaan.
Pasal 32
BERITA ACARA PENYERAHAN PERTAMA PEKERJAAN
Apabila Proyek Manager berdasarkan berita acara penyelesaian pekerjaan
berpendapat bahwa pekerjaan telah selesai dan/atau telah lulus pemeriksaan
dan pengujian akhir dengan memuaskan, maka selambat-lambatnya dalam
waktu 6 (enam) hari kalender setelah pemeriksaan, masa pemeliharaan
dinyatakan mulai berlaku.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 17 dari 74

Pasal 33
DENDA KELAMBATAN
Jika kontraktor tidak dapat menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan waktu yang
ditentukan dalam kontrak atau dalam pasal 30, maka kontraktor dikenakan
denda sebesar 1 (satu permil) dari nilai kontrak untuk setiap hari
kelambatan dan setinggi-tinggi 1 % (sepuluh persen) dari nilai kontrak.
Pejabat Pembuat Komitmen berhakmengurangi hak dari

kontraktor untuk

menagih pembayaran dan memperhitungkan denda tersebut pada ayat 1


pasal ini pada setiap uang tagihan yang menjadi hak kontraktor.
Pengadaan denda akibat keterlambatan tidak membebaskan kontraktor dari
kewajiban untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai kontrak atau
kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab menurut kontrak.
Pasal 34
PEMELIHARAAN KERUSAKAN DAN CACAT
Dalam pasal ini yang dimaksud dengan pemeliharaan adalah jangka waktu yang
dicantumkan dalam kontrak, dihitung dari tanggung jawab penyelesaian
pekerjaan yang dinyatakan oleh Proyek Manager sesuai dengan pasal 32.
Dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender sesudah berakhirnya masa
pameliharaan,

Kontraktor

harus

melakukan

perbaikan,

perubahan-

perubahan, pembangunan kembali, pembetulan-pembetulan kerusakan,


penyempurnaan, pembentukan kesalahan-kesalahan yang terjadi selama
masa pemeliharaan sesuai dengan yang diminta secara yang tertulis oleh
Direksi, berdasarkan hasil pemeriksaan Direksi sebelum berakhirnya masa
pemeliharaan tersebut.
Semua pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh kontraktor dengan biaya
sendiri, bila mana menurut pendapatan Direksi hal itu diperlukan, karena
penggunaan bahan-bahan atau cara pembuatan yang tidak menurut kontrak,
atau berhubungan dengan kelalaian kontraktor dalam memenuhi kewajiban
menurut kontrak. Tetapi bila menurut pendapat Direksi hal itu timbul karena
sebab yang lain, maka biaya Pekerjaan tersebut harus dibayar sebagai
Pekerjaan tambahan.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 18 dari 74

Jika kontraktor tidak berhasil mengerjakan Pekerjaan tersebut sebagaimana


diminta oleh Direksi, maka pemilik berhak melaksanakan Pekerjaan itu
dengan tenaga kerjanya sendiri atau dengan kontraktor lain, bila mana
Pekerjaan tersebut seharusnya menjadi kewajiban kontraktor. Dalam hal ini
pamilik berhak mengurangi biaya tersebut dan uang jaminan pemeliharaan
(Retensi).
Setelah berakhir masa pemeliharaan dan setelah semua kewajiban kontraktor
sesuai ayat 2 pasal ini dipenuhi, sesuai ketentuan pasal 31 ayat 3, maka
berdasarkan diterbitkan Berita Acara Pemeriksaan kedua pekerjaan.
Pasal 35
BERITA ACARA PENYERAHAN KEDUA PEKERJAAN
d. Kewajiban kontrak tidak boleh dianggap selesai sebelum Berita Acara
Penyerahan Kedua pekerjaan disetujui Proyek Manager dan

diterima oleh

pemilik yang menyatakan bahwa pekerjaan telah selesai dan

dipelihara

sesuai dengan kontrak.


e. Apabila Proyek Manager berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Akhir
Pekerjaan, yang dibuat oleh panitia, berpendapat bahwa kontraktor telah
memenuhi semua kewajiban masa pemeliharaan, maka Proyek Manager
selambat-lambat dalam waktu 6 (enam) hari kalender setelah dipenuhi
semua

kewajiban

masa

pemeliharaan,

wajib

menerbit

Berita

Acara

Penyerahan Kedua Pekerjaan.


Pasal 36
JENIS KONTRAK
Apabila kontrak didasarkan atas sistim harga total tetap (lumsum), dalam hal
demikian kontraktor menerima pembayaran atas dasar harga yang tercantum
dalam kotrak.
Apabila kontrak didasarkan atas sistem harga satu (unit price) maka volume
pekerjaan yang tercantum dalam daftar kwantitas dan harga harus dianggap
sebagai pedoman dalam mengajukan harga penawaran. Dalam hal demikian
kontraktor menerima pembayaran atas dasar harga satuan (unit price)
dikalikan dengan volume yang nyata-nyata dilaksanakan di lapangan.
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 19 dari 74

Pasal 37
PERUBAHAN PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN
f. Proyek Manager dapat melakukan beberapa perubahan rencana pekerjaan
atau bagian pekerjaan yang dianggap perlu atau dianggap lebih baik, proyek
mempunyai wewenang untuk melaksanakannya dan kontraktor harus
melakukan hal-hal sebagai berikut :
g. Menambah atau mengurangi pekerjaan yang tercantun dalam
dokumen kontrak.
h. Merubah mutu atau macam pekerjaan.
i. Menghapus sebagian pekerjaan.
j. Merubah elevasi, kedudukan dan dimensi dari bagian-bagian
pekerjaan tersebut.
k. Melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tambahan yang diperlukan
untuk

menyelesaikan

pekerjaan

tambahan

seluruh
tersebut

pekerjaan
tidak

dan

akan

pekerjaan-

mempengaruhi

berlangsungnya kontrak.
l. Perubahan-perubahan pekerjaan tidak boleh dilaksanakan oleh kontraktor
tanpa suatu perintah perubahan. Perintah perubahan tersebut harus
diberikan secara tertulis oleh Direksi/ Proyek Manager. Dalam keadaan
mendesak Direksi/pemimpin proyek dapat memberikan perintah perubahan
secara lisan dan untuk selanjutnya dalam waktu 3 x 24 jam sejak perintah
lisan tersebut Direktur wajib meminta persetujuan/pengesahan tertulis dari
Proyek Manager. Perintah tersebut harus dianggap sebagai perubahan.
m. Kontraktor wajib melaksanakan setiap perubahan bagian pekerjaan dan tidak
melebihi 10 % (sepuluh persen) dari nilai kontrak dan kontraktor tidak
berhak mengajukan kenaikan harga satuan yang telah tercantum dalam
daftar kwantitas dan harga. Bila harga satuan bagian pekerjaan dimaksud
tidak tercantum dalam daftar kwantitas dan harga, maka harga satuan baru
ditetapkan atas dasar persetujuan bersama.
Pasal 38
HAMBATAN YANG MENGAKIBATKAN TAMBAHAN BIAYA
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 20 dari 74

Apabila dalam melaksanakan pekerjaan, kontraktor menjumpai kondisi fisik yang


tidak dapat diramalkan sebelumnya sekalipun oleh kontraktor lain yang
sudah berpengalaman, maka kontraktor harus segera memberi tahu secara
tertulis keadaan tersebut kepada Direksi.
Segera setelah Direksi memeriksa dan menyetujui pemberitahuan tersebut atas
persetujuan Proyek Manager maka Direksi akan memerintahkan tindakan
yang harus dilaksanakan oleh kontraktor dan untuk pekerjaan-pekerjaan ini
akan diperhitungkan dengan nilai kontrak secara keseluruhan.
Direksi / Proyek Manager akan membantu kontraktor dalam hal mengatasi
hambatan/masalah beserta akibatnya yang terjadi demi melancarkan
pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 39
PERBAIKAN-PERBAIKAN MENDESAK
n. Bila terjadi kerusakan terhadap pekerjaan atau bagian pekerjaan oleh karena
kegagalan atau peristiwa lain, selama pelaksanaan maupun selama masa
pemeliharaan, Direksi segera memberitahukan hal tersebut secara tertulis
kepada

kontrator

dan

memerintahkan

kontraktor

untuk

segera

melaksanakan perbaikan.
o. Bila kontraktor tidak bersedia untuk segera melaksanakan perbaikan tersebut
pada ayat 1 pasal ini, maka Direksi dapat menugaskan pihak ketiga untuk
melakukan perbaikan tersebut atas beban dan tanggung jawab kontraktor.
p. Tetapi apabila menurut pendapat Direksi hasil ini timbul karena yang lain
yang bukan kesalahan kontraktor maka biaya tersebut harus dibayar sebagai
pekerjaan tambahan.
Pasal 40
PERALATAN KONSTRUKSI, ALAT DAN BAHAN
Semua peralatan kontruksi, alat bantu dan

bahan yang disediakan oleh

kontraktor, jika dibawa ke lapangan harus dianggap hanya dimaksudkan


untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dan kontraktor tidak boleh
memindahkan, menyerahkan dan

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

menjual barang-barang tersebut atau

Halaman : 21 dari 74

sebagian dari padanya, tanpa izin tertulis dari

Direksi. Izin tersebut tak

dapat dicabut kembali tanpa alasan.


Pemilik harus dibebaskan setiap waktu dari tanggung jawab atas kehilangan
atau kerusakan peralatan kontruksi, alat bantu atau bahan yang diguna
untuk pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 41
KEMAJUAN PEKERJAAN
q. Seluruh bahan, peralatan kontruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan
oleh kontraktor, serta cara, kecepatan pelaksanaan dan

pemeliharaan

pekerjaan harus diselengarakan sedemikian rupa, sehingga dapat diterima


oleh Direksi.
r. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu
menurut penilaian Direksi telah terlambat untuk mengerjakan penyelesaian
pada waktu yang ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka
Direksi harus memberitahukan secara tertulis langkah-langkah yang penting
diambil

guna

melanjutkan

laju

pekerjaan

sehingga

pekerjaan

dapat

diselesaikan pada waktu yang telah diperpanjangkan.


s. Jika kontraktor gagal untuk mengambil langkah-langkah yang perlu untuk
memperlancarkan kemajuan pekerjaan sesuai dengan petunjuk Direksi, maka
Proyek Manager berhak untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dengan
kontraktor lain guna menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang telah
diperpanjangkan dan pemilik berhak untuk mendapat biaya yang diperlukan
atau boleh mengalihkan biaya tersebut dari uang yang menjadi hak
kontraktor atau yang akan dibayar kepadanya.
t. Dalam hal pekerjaan harus dilaksanakan pada malam hari

sebagai akibat

dari kekurangan lancaran laju pekerjaan, kontraktor harus menyediakan dan


memelihara penerangan yang cukup agar kemungkinan pekerjaan dapat
berlangsung secara memuaskan tanpa adanya bahaya. Semua pengaturan
penerangan ini harus memuaskan Direksi dan biayanya dibebankan kepada
kontraktor.
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 22 dari 74

u. Ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perubahan yang perlu


mengenai pekerjaan selama waktu tersebut dalam ayat 4 pasal ini harus
dipatuhi oleh kontraktor.

Pasal 42
LAPORAN
v. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi laporan terperinci dalam
formulir pada waktu yang telah ditentukan oleh Direksi yang antara lain
mencantumkan susunan staf pengawas, jumlah dan macam tenaga kerja
menurut waktu yang diperlukan oleh kontraktor di lapangan, keteranganketerangan tentang peralatan kontruksi dan lain-lain.
w. Kontraktor berkewajiban untuk mempersiapkan dan

menanda tangani

laporan harian yang berisi :


x. Jumlah dan macam bahan atau barang yang berada di lapangan dan
belum dipakai.
y. Jumlah tenaga kerja untuk setiap macam tugas/keterampilan.
z. Jumlah dan

jenis peralatan yang masih dapat digunakan dan

yang

rusak.
aa. Jenis bagian pekerjaan dan pokok-pokok pekerjaan yang dilaksanakan.
bb.Taksiran volume pokok-pokok pekerjaan yang dilaksanakan.
cc. Keadaan cuaca termasuk hujan, angin, banjir dan

peristiwa-peristiwa

alam lain yang mempengaruhi kelangsungan pekerjaan.


dd.Catatan lain berkenaan dengan pelaksanaan, perubahan desain dan lainlain.
Laporan hari tersebut harus diserahkan pada Direksi untuk diperiksa dan
disahkan. Laporan harian yang disahkan memuat rekaman kejadian dan
kenyataan disekitar pelaksanaan pekerjaan harus disimpan dengan baik
oleh Direksi dan kotraktor.
ee.Dalam hubungannya dengan pasal ini juga kontraktor berkewajiban untuk
mempersiapkan dan menyediakan:
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 23 dari 74

ff.

Laporan

mingguan

yang

mencatat

perihal

macam

Pekerjaan

dan

kemajuan pekerjaan.
gg. Laporan bulanan yang mencatat perihal hasil pelaksanaan pekerjaan.
hh. Buku harian yang setiap saat harus tersedia di kantor lapangan dimana
sewaktu-waktu Direksi dapat memberikan instruksi dan

catatan-catatan

dan sebagainya dalam buku harian tersebut.


PasaL43
PENILAIAN KEMAJUAN PEKERJAAN
Direksi memastikan dan

menentukan prestasi pekerjaan dengan jalan

pemeriksaan yang dikerjakan sesuai dengan kontrak.


Apabila Direksi akan melanjutkan pemeriksaan, kontraktor harus datang dan
membantu melakukan pemeriksaan tersebut, serta wajib memberikan
keterangan yang mungkin diperlukan.
Apabila kontraktor tidak datang atau sengaja tidak datang, maka pemeriksaan
yang dilakukan oleh Direksi dan

yang disetujui Proyek Manager, wajib

diambil sebagai pemeriksaan yang benar atas prestasi pekerjaan.


Dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari setelah pemeriksaan tersebut,
kontraktor wajib menyatakan persetujuan / penolakan terhadap hasil
pemeriksaan tersebut.
Pasal 44
UANG MUKA
Kantraktor berhak mendapat dari Proyek Manager uang muka sebesar yang
ditentukan dalam kontrak. Agar uang muka tersebut benar-benar digunakan
untuk persiapan pekerjaan proyek yang bersangkutan, maka kontraktor
harus mengaju permohonan yang disertai rencana pengunaan uang muka
tersebut

untuk

diperiksa

Direksi,

setelah

kontraktor

mengajukan

permohonan yang disertai dengan sesuatu jaminan yang sama dengan


jumlah uang muka.
Pengajuan uang muka tersebut pada ayat 1 pasal ini disertai dengan jaminan
uang muka dan yang nilainya sama sebesar dengan jumlah uang muka

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 24 dari 74

yang harus diberikan oleh lembaga penjamin dan mulai berlaku sejak uang
muka dibayar sampai lunasnya pembangunan kembali uang muka.
Pembayaran kembali uang muka dilakukan dengan cara memotong pembayaran
angsuran secara sebanding.
Dalam hal kontraktor melakukan penyimpangan dari penggunaan uang muka,
maka Proyek Manager dapat memberikan peringatan tertulis sebagai
kelalain dalam pemenuhan ketentuan kontrak.
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 45
PEMBAYARAN ANGSURAN
Pembayaran nilai kontrak apabila dilakukan dengan cara angsuran, maka
banyaknya angsuran ditetapkan dalam kontrak.
Kontraktor berhak mengajukan tagihan pembayaran kepada Proyek Manager,
sesudah

kemajuan

pekerjaan

mencapai

tingkat

prestasi

tertentu

sebagaimana disebutkan dalam kontrak dan kontraktor akan dibayar sesuai


dengan prestasi pekerjaan yang dibuat oleh Direksi.
Pada pembayaran angsuran yang dilakukan pada saat prestasi pekerjaan
mencapai 100% (seratus persen) sebagaimana dinyatakan dengan terbitnya
Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan yang dibuat oleh Proyek
Manager, maka pejabat pembuat komitmen berhak manahan pembayaran
sebesar

jumlah

yang

dicantumkan

dalam

kontrak

untuk

jaminan

pemeliharaan.
Setelah berakhirnya masa pemeliharaan, kontraktor berhak menagih uang
jaminan pemeliharaan tersebut dalam ayat 3 pasal ini dan Pejabat Pembuat
Komitmen wajib membayar kepada kontraktor sebesar tagihan tersebut
setelah

kontraktor

berhasil

menyelesaikan

kewajiban

dalam

masa

pemeliharaan, sesuai dengan Berita Acara penyerahan kedua pekerjaan.


Pasal 46
PEMUTUSAN KONTRAK
ii.

Apabila kontraktor tidak bertindak sesuai dengan ketetapan-ketetapan


kontrak

atau

perintah

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Direksi

atau

mengundurkan

diri

setelah

Halaman : 25 dari 74

menandatangani kontrak atau kontraktor dalam waktu yang telah ditetapkan


tidak memulai pelaksanaan pekerjaan, maka Direksi dapat menentukan
waktu yang wajar dalam mana kontraktor masih diberi kesempatan untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban.
jj.

Apabila kontraktor tidak mentaati peringatan yang dimaksud dalam ayat 1


pasal ini atau dalam pelaksanaan selanjutnya ia masih melakukan kelalaian
yang sama, dan setelah diberi peringatan tertulis tidak tiga kali berturut-turut
dengan tenggang waktu yang wajar dan dengan sendirinya ia dianggap
dalam keadaan yang lala, maka dan Proyek Manager berhak memutuskan
kontrak secara sepihak.

kk.

Apabila kontraktor terlambat menyelesaikan pekerjaan sedemikian rupa


sehinga

denda-denda

yang

dikenakan

akibat

keterlambatan

tersebut

mencapai maka Direksi dapat menentukan waktu yang wajar dalam mana
kontraktor

masih

diberi

kesempatan

untuk

memenuhi

kewajiban--

kewajibannya. Apabila kontraktor gagal menyelesaikan pekerjaan dalam


batas waktu yang telah ditetapkan tersebut pada ayat ini maka Proyek
Manager berwewenang untuk memutuskan kontrak.
ll.

Dalam hal terjadi pemutusan kontrak berdasarkan pasal ini, tanpa


mengurangi hak kontrak untuk memperoleh pembayaran bagi pekerjaan
yang telah dikerjakan termasuk material yang telah disediakan olehnya,
maka kontraktor wajib membayar denda-denda yang pada saat pemutusan
berdasarkan kontrak terhitung, dan karenanya membayar semua biaya
sebagai akibat pemutusan kontrak diderita oleh pemilik terhitung sejak mulai
terjadinya keterlambatan sampai dengan saat pemutusan kontrak. Pemilik
dapat memerintahkan agar sisa pekerjaan dilaksanakan sendiri atau oleh
pihak ketiga atas beban kontraktor.
Akan tetapi kontraktor tidak mempunyai hak apapun atas pembayaran yang
belum dilakukan sebelumnya. Apabila Pekerjaan diselesaikan dengan harga
yang lebih rendah dari pada yang tersebut dalam kontrak, kontrak tidak
mempunyai hak mendapat keuntungan yang diperoleh berupa perbedaan
antara nilai kontrak itu dan nilai setelah seluruh Pekerjaan diselesaikan.

mm. Dalam hal terjadinya pemutusan kontrak berdasarkan pasal ini, pemilik
berwewenang

untuk

menggunakan

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

alat-alat

yang

oleh

kontraktor

Halaman : 26 dari 74

diperuntuhkan bagi pelaksanaan Pekerjaan dan angkutan bagi pelaksanaan


lebih lanjut dan juga untuk mempergunakan bahan-bahan bagi pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditanda tangani di tempat pekerjaan. Proyek Manager
wajib mengusahakan agar alat-alat pelaksanaan Pekerjaan dan angkutan
dimaksud dalam ayat ini selama penggunaannya tidak wajib membayar biaya
dan tidak menanggung resiko apapun kecuali dalam hal kerusakan yang jelas
disebabkan oleh kesalahan penggunaan.
nn.

Dalam hal terjadi pemutusan kontrak berdasarkan pasal ini pemilik sebelum
melaksanakan pemutusan kontrak berwewenang untuk menyita jaminan
pelaksanaan

dan

pencairan

uangnya

untuk

keperluan

pembiayaan

penyelesaian sisa pekerjaan dan akan diperhitungkan kemudian.


oo.

Untuk semua perintah, surat-surat disampaikan dengan perantara jurusita,


gugatan dan tuntutan dimulai pengadilan setelah diputuskan kontrak, pemilik
dan kontraktor tetap berdomisili di tempatnya masing-masing yang telah
dipilh dalam kontrak.

pp.

Untuk pelaksanaan pemutusan kontrak tersebut dalam pasal ini, kontraktor


dan Proyek Manager atau pemilik bersepakat untuk mengesampingkan pasal
kitab undang-undang hukum perdata (KUHP).

qq.

Apabila pemutusan kontrak terjadi bukan akibat dari kesalahan kontraktor


maka kerugian yang diderita oleh kontraktor akibat pemutusan kontrak ini,
diperhitungkan.
PERSELISIHAN
Pasal 48
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Setiap perselisihan atau sengketa yang timbul dari atau yang berhubungan
dangan kontrak, diutamakan penyelesaian melalui musyawarah untuk
memperoleh mufakat.
Apabila

perselisihan/sengketa

masih

belum

dapat

diselesaikan

melalui

musyawarah maka perselisihan diselesaikan melalui panitia Arbitrase.


Apabila digunakan panitia Arbitrase terdiri dari seseorang Arbitrase anggota yang
ditunjuk oleh pemilik, seseorang Arbitrase lain sebagai anggota yang
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 27 dari 74

ditunjuk oleh kontraktor dan seseorang Arbitrase lagi sebagai ketua


merangkap anggota yang ditunjuk oleh kedua anggota tersebut di atas.
Bila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak ditunjuk panitia belum mendapat
kesepakatan mengenai ketua panitia Arbitrase tersebut maka kedua belah
pihak menyerahkan penunjukan ketua pengadilan negeri dari omisili yang
tercantum dalam kontrak.
Keputusan panitia Arbitrase tersebut adalah mengikat dan merupakan keputuan
tersebut.
Semua penyelenggaraan Arbitrase dilaksanakan peraturan Arbitrase yang berlaku.
Apabila denqan cara musyawarah dan

panitia Arbitrase belum mendapat

penyelesaian, maka persalinan diajukan kepengadilan negeri.


Selama proses penyelesaian perselisihan dengan cara musyawarah, Arbitrase atau
pada pengadilan Negeri, kontraktor diharuskan meneruskan pekerjaan
sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan atau menurut perintah
pemilik, dengan memperhitungkan biaya yang akan ditetapkan sebagai hasil
musyawarah Arbitrase atau Keputusan Pengadilan Negeri.
LAIN-LAIN
Pasal 49
SURAT MENYURAT
Surat menyurat antara pemilik, Proyek Manager atau Direksi dan kontrak, harus
dilakukan dengan pengiriman langung disertai tanda terima yang dibubuhi
tanggal, tanda tangan dan

nama jelas penerima. Untuk keperluan tersebut

kontraktor wajib memberi alamat kantor lapangan yang jelas.


Pasal 50
BEA DAN PAJAK
Semua Bea, Pajak, cukai dan
beban dan

pungutan resmi lainnya oleh pemerintah menjadi

tanggung jawab kontraktor. Untuk pembayaran itu kontraktor

tidak menerima pembayaran tambahan dari Proyek Manager.


Bea meterai kontrak harus ditanggung oleh kontraktor.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 28 dari 74

Pasal 51
PERATURAN-PERATURAN TEKNIS YANG MENGIKAT
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kecuali ditentukan lain dalam RKS ini atau
atas petunjuk Direksi, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah
ini :
a. AV 41 atau SU 41:

Algemene

voor

warden

cour

deuitvoering

bij

aanneming van opeenberewerken in Indonesia 28 Mai


1941 atau diterjemahkan syarat-syarat umum.
b. N. 1. 2

: Peraturan Beton Indonesia (PBI, 1988).

c. N. I. 3

: Peraturan umum Bahan Bangunan (PUBB).

d. N. I. 4

: Peraturan cat Peraturan Batu Merah Indonesia (PTI)


1961.

e. N. I. 5

: Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI).

f. N. I. 6

: Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

g. N. I. 7

: PeratranPeraturan M Cement Pertland Indonesia.

h. N. I. 18

: uatan Iundonesia.

i. N.1.19

: sebagai Bahan Bangunan.

2. Untuk bahan yang belum mempunyai peraturan di Indonesia harus dipakai


syarat-syarat yang ditetapkan di Indonesia dipakai syarat-syarat yang
ditetapkan oleh pabrik yang membuat bahan tersebut.
BAB II
SYARAT-SYARAT TEKNIK
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
1.

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pekerjaan Pembangunan Kantor
Camat yang dilaksanakan satu tahap dalam penyelesaian fisik.

Seluruh pekerjaan tersebut di atas mencakup penyediaan bahan, peralatan,


tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan dan Gambar-Gambar Pelaksanaan yang
telah disediakan untuk proyek ini.
PASAL 2
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 29 dari 74

PEKERJAAN PERSIAPAN
1.

Rencana Kerja.
1.1 Kontraktor harus membuat rencana kerja pelaksanaan pekerjaan
dengan Network Planning / Barchart paling lambat 3 (tiga) hari
sebelum SPK (Surat Perintah Kerja), untuk mendapat persetujuan pihak
proyek.
1.2 Rencana Kerja yang telah disetujui harus dipasang di Kantor Lapangan
dan menjadi rencana kerja yang resmi dan mengikat yang akan dipakai
oleh proyek sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu yang
berhubungan dengan keterlambatan prestasi pekerjaan Kontraktor.

2.

3.

Perataan Tanah dan Pemasangan Bouwplank serta Pengukuran


12.1

Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus meratakan


tanah terlebih dahulu untuk memudahkan pengukuran peil lantai.

12.2

Pemasangan bouwplank dari kayu kelas II yang sudah diserut rapih


dan kayu tersebut harus kering betul agar tidak melenting /
melincang.

12.3

Pada pengukuran tanah dan penentuan peil, Kontraktor harus


menyediakan alat-alat ukur yang baik / dapat dipergunakan
(waterpass, theodolith dll.)

Gudang Bahan, Perancah & Direksi Keet.


2.1 Pada pokoknya Kontraktor harus mengusahakan agar semua bahan
bangunan, peralatan dan perlengkapan lainnya yang telah berada di
lapangan disimpan dan terlindung dari kerusakan dan kehilangan,
karena hal tersebut akan menjadi resiko Kontraktor sendiri.
2.1 Kantor Direksi Lapangan beserta perlengkapannya disediakan oleh
Kontraktor, digunakan sampai dengan selesainya pembangunan;
sebelum Serah Terima Pertama Pekerjaan sudah harus diangkut keluar
lokasi pekerjaan oleh Kontraktror.
Seluruh biaya perawatan dan operasionalnya menjadi tanggungan
Kontraktor.

4.

Laporan Harian, Mingguan dan Pemotretan.


4.1

Kontraktor diwajibkan membuat dan menyampaikan laporan dalam


rangkap empat.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 30 dari 74

a. Laporan Harian
Ada laporan yang diisi hari demi hari kerja yang memuat perincian
tentang :
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6

Kapasitas / banyaknya tenaga kerja


Pemasukan bahan bangunan
Kegiatan pelaksanaan pada hari ini
Catatan kejadian lainnya (curah hujan dan lain-lain)
Catatan maupun peringatan dari Pengawas

b. Laporan Mingguan
Adalah laporan berkala mingguan yang berisikan garis-garis besar
dari apa saja yang telah dicantumkan dalam laporan harian, misal
jumlah atau persentasi pekerjaan yang telah dikerjakan maupun
rencana kerja minggu berikutnya.
Laporan Harian & Mingguan dibuat oleh Kontraktor dengan
persetujuan proyek/pengawas.
4.2. Untuk melengkapi laporan maupun dokumentasi secara visual, maka
Kontraktor harus mengadakan pemotretan bagian-bagian pekerjaan /
bangunan yang sedang dalam pelaksanaan.
Kuantitas dan arah pemotretan berapa set foto tersebut harus dicetak
(minimal 2 set) berdasarkan kebutuhan maupun tahapan pada
angsuran pembayaran. Foto / gambar harus dicetak di atas kertas
bromida mengkilap dan berwarna, ukuran jumbo dan diserahkan
berikut negatifnya .

5.

Kesejahteraan Pekerja
5.1 Kontraktor harus menyediakan obat-obatan / PPPK di tempat pekerjaan
/ lokasii proyek.
5.2 Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kecelakaan
yang mungkin terjadi serta atas biaya pengobatannya dan jaminan
sosial lainnya bagi para pekerja proyek tersebut.
5.3 Kontrakktor harus menyediakan air minum yang cukup dan membuat
MCK darurat yang tertutup di lokasi proyek untuk para pekerja.

6.

Pagar Pengaman Halaman Pekerjaan & Pengamanan Sarana.


6.1 Apabila diperlukan, kontraktor harus membuat pagar proyek yang
memadai, dan apabila lokasinya terpaksa dipindah-pindah agar

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 31 dari 74

dilakukan secara terkoordinir dan segala perbaikan-perbaikan menjadi


tanggung jawab Kontraktor.
6.2 Kerusakan pemakaian jalan maupun sarana lain yang ada di halaman
lokasi pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk
memperbaikinya, dan apabila pekerjaan telah selesai, maka perbaikan
perbaikan tersebut menjadi beban / biaya Kontraktor.

7.

Pemeriksaan Bahan Bangunan.


7.1 Sebelum semua Bahan bangunan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini tersedia, terlebih dahulu Kontraktor harus
mengajukan contoh-contoh untuk diperiksa serta mendapatkan
persetujuan dari Pengawas Lapangan, dalam hal ini umumnya
pengawas proyek diberi wewenang sepenuhnya. Cara pemeriksaan
bahan akan ditentukan kemudian.
7.2 Jika terdapat perbedaan pendapat dengan Kontraktor, maka pengawas
proyek akan menuntut pemeriksaan lebih lanjut pada salah satu
laboratorium penyelidikan bahan bangunan, dimana contohnya diambil
dari bahan yang diperselisihkan.
Ongkos-ongkos yang dikeluarkan sehubungan dengan perselisihan ini
menjadi tanggungan Kontraktor.
7.3 Pengadaan air bersih untuk keperluan pelaksanaan proyek menjadi
tanggung jawab kontraktor.

8.

Gambar Kerja dan Revisi / Perbaikan.


8.1 Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar kerja yang belum ada
karena satu dan lain hal, perlu digambar demi kelancaran pelaksanaan.
Sebelum dilaksanakan, gambar tersebut harus mendapat persetujuan
pihak proyek terlebih dahulu.
8.2 Apabila selama pelaksanaan diadakan perubahan dari gambar kerja
sebelumnya, Kontraktor diwajibkan membuat gambar revisi / perbaikan
di atas kutipan / cetak biru dengan tinta berwarna yang menyolok
sebagai bahan pembuatan as built drawing. Gambar revisi tersebut
harus dikirimkan pula pada pihak proyek.

9.

Pelaksanaan Ukuran-ukuran.
9.1 Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan
ukuranbaukuran yang telah ditetapkan dalam rencana kerja dan syaratsyarat serta gambar-gambar kerja.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 32 dari 74

9.2 Kontraktor harus memberitahukan kepada pengawas proyek bila akan


memulai suatu bagian pekerjaan, sehingga pengawas proyek dapat
memeriksa kebenaran ukurannya.
9.3 Kontraktor juga harus mencocokkan ukuran-ukuran satu dengan
lainnya dan segera memberitahukan pada pengawas proyek apabila
terdapat perbedaan.
a.

Tempat bangunan yang sebenarnya ditetapkan oleh Kontraktor dengan


perestujuan pengawas proyek. Dalam gambar uitzet Kontraktor harus
mempergunakan alat ukur waterpass atau theodolith.

9.5 Peil ketinggian lantai ( 0,00 ) diambil 0.80 m di atas permukaan tanah
yang paling tinggi. Penentuan peil ini akan dilakukan oleh direksi
bersama-sama dengan kontraktor. Selanjutnya peil ini harus merupakan
dasar tiap ukuran tiinggi/rendah dan horizontal. Kontraktor harus
membuat ukuran tersebut di luar bangunan dengan kayu ukuran 10x10
cm, dan tanda tetap ini harus dijaga dan dipelihara sampai bangunan
selesai dikerjakan.
9.6 Penentuan titik-titik ketinggian dilakukan dengan selang air ukuran 1/4 n,
sedangkan untuk sudut siku-siku dilkukan dengan benang secara azas
phytagoras.

10. Hal-hal yang erat hubungannya dengan Estetika.


Penempatan hal-hal yang erat hubungannya dengan Estetika harus
mendapat persetujuan Arsitek sebelum dilaksanakan, meliputi penentuan
warna cat, warna keramik dll.
11. Mesin-mesin, Alat Bantu, Alat Sementara dan Pesawat Ukur.
11.1 Kontraktor harus mengusahakan agar di tempat pekerjaan tersedia
cukup mesin-mesin, alat-alat bantu dan alat sementara untuk
melaksanakan pekerjaan sebagai syarat pelaksanaan yang sempurna.
11.2 Bila sewaktu-waktu diperlukan oleh pengawas proyek, Kontraktor harus
dapat menyediakan alat-alat dan pesawat ukur serta tenaga bantu
yang diperlukan untuk memeriksa kebenaran pengukuran / letak
bangunan.
12. Kecelakaan dan Kesulitan

Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan


berlangsung menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 33 dari 74

12.2 Sehubungan dengan di atas, Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak


PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) lengkap dengan isinya
menurut kebutuhan dan menempatkan kotak PPPK ini ditempat yang
mudah dicapai/diambil bila diperlukan.
12.3 Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang terjadi akibat malapetaka alam
diluar dugaan / jangkauan manusia, segala biaya / ongkos pengobatan
menjadi beban Pemberi Tugas sebagai claim (tuntutan) terhadap yang
dinyatakan sebagai Force Majeure.
12.4 Sejauh tidak disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat ini, maka
semua ketentuan umum lainnya yang dinyatakan dalam peraturanperaturan yang dikeluarkan oleh Jawatan / Instansi cq. Undang-undang
Keselamatan Kerja dan lain sebagainya termasuk semua
perubahan/tambahan hingga kini tetap berlaku.
13. P e n g a m a n a n
13.1 Setelah Kontraktor mendapatkan batas-batas daerah kerja dan lain-lain
sebagaimana yang telah diuraikan dalam pasal-pasal sebelumnya,
maka Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang
ada didaerahnya antara lain :
A. Kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang disengaja
atau tidak sengaja.
B. Penggunaan sesuatu yang salah atau keliru (bahan alat-alat dll).
C. Kehilangan-kehilangan bagian atau barang yang berada di
daerahnya yang telah atau belum diserahkan kepadanya oleh pihak
lain, bagian atau barang tersebut antara lain bahan, alat dan lainlain lagi.
13.2

Terhadap semua kejadian yang terjadi telah dinyatakan di atas


Kontraktor harus melaporkan kepada pengawas proyek dalam waktu 1
x 24 jam untuk diteliti dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.

13.3

Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut di atas, Kontraktor


diizinkan untuk mengadakan Komando Pengamanan Pelaksanaan
Proyek Pembangunan Setempat disertai prasarana penunjang antara
lain penerangan malam dan lain sebagainya atas beban biaya sendiri.

13.4 Terhadap segala kerusakan dan kehilangan sesuatu, harus dapat


diselesaikan bersama-sama dengan pengawas proyek dan keamanan
proyek setempat.
13.5 Kontraktor juga bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan atau
kehilangan-kehilangan yang timbul akibat Overmacht (malapetaka alam
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 34 dari 74

atau tekanan-tekanan lain), yang nyata atau hasil pemeriksaan,


pengusutan dan penyelidikan dianggap sebagai Force Majeure.
14. Personalia Kontraktor.
14.1 Kontraktor harus menyampaikan kepada pengawas proyek daftar
dan susunan Organisasi Pelaksana Kontraktor sebelum pelaksanaan
dimulai
14.2

Kontraktor tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain di luar


proyek ini kepada Wakil ataupun Pelaksana Kontraktor yang
ditempatkan di proyek ini.

14.3 Bilamana diketahui Pelaksana Kontraktor atau Wakilnya dan


pembantunya
berhalangan atau sakit, maka Kontraktor harus
menunjuk dan menempatkan penggantinya sampai orang yang
berhalangan tersebut, masuk kerja kembali.
14.4 Tenaga Ahli bertanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan /
pelaksanaan pekerjaan pembangunan, dalam hal ini harus melakukan
pengontrolan ke lapangan setiap hari, minimal menerima laporan bila
berhalangan datang.
15. Jangka Waktu Pelaksanaan
15.1 Jangka waktu berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan adalah 15
(lima belas) hari kalender dengan ketentuan bahwa dimulainya
penyelenggaraan pelaksanaan pekerjaan adalah sejak, tanggal, bulan
dan tahun Surat Perintah Mulai Kerja dikeluarkan.
15.2 Setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja, Kontraktor diwajibkan
mengajukan rencana kerja dari jadwal pelaksanaan proyek/Time
schedule secara terperinci lengkap dengan jenis kegiatan dan grafik
kemajuan pekerjaaan (rencana dan realisasinya) diajukan kepada
pihak proyek untuk mendapatkan persetujuannya.
15.3 Rencana Kerja dan Jadwal pelaksanaan tersebut dibuat rapih, dan jelas
ditanda tangani oleh Direktur/Manager Proyek dan dicap perusahaan
dan disetujui oleh pengawas dan perwakilan proyek.
15.4 Kontraktor diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
rencana kerja dan jadwal, yang telah ditentukan di atas dan tetap
mengikat dan tidak berubah kecuali adanya Force Majeure.
Keterlambatan
penyerahan
kebutuhan
(bahan,
alat
atau
penentuannya) proyek Pengawas Proyek untuk dapat menyetujuinya.
15.5 Rencana Kerja dan jadwal waktu pekerjaan proyek harus selalu berada
di Kantor Kerja Proyek (Direksi Keet).
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 35 dari 74

Seluruh masalah-masalah yang timbul selama berlangsungnya proyek


(kemacetan-kemacetan, keterlambatan dll) serta realisasi kemajuan
pekerjaan, harus dicatat dalam jadwal pelaksanaan tersebut.

PASAL 3
PEKERJAAN GALIAN & URUGAN
1.

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah seperti
tercantum dalam gambar kerja.

2.

Pekerjaan Urugan.
2.1 Dasar Ukuran Tinggi & Pengukuran

2.2

Penentuan tinggi 0.00 bangunan harus diperiksa kembali dan


mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.

Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan


(bouwplank) termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari
kayu kelas II yang tidak berubah oleh cuaca. Pemasangannya
harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sipat datar
(waterpass).

Segala pekerjaan pengukuran


tanggungan Kontraktor.

Tapak bangunan harus dibersihkan dari semua macam tanaman


sampai akar-akarnya.

persiapan

(uitzet)

termasuk

Keadaan Tanah
Kontraktor berkewajiban untuk memeriksa keadaan lapangan sebelum
tender, untuk mendapatkan gambaran mengenai keadaan tanah yang
akan digali, diurug serta menaksir volume tanah galian yang akan
dikeluarkan atau tanah urug yang akan dipakai. Perkiraan ini adalah
semata-mata menjadi resiko dari Kontraktor dan tidak akan diadakan
pertimbangan-pertimbangan dan penyesuaian dikemudian hari.

2.3. Galian
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 36 dari 74

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua penggalian


yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan hukum yang
berlaku.

Galian tanah untuk pondasi, saluran-saluran pipa, septictank dll.


harus disesuaikan dengan yang ditentukan dalam gambar.
Dalamnya semua galian harus mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan. Dasar galian harus bebas dari lumpur, humus dan air,
harus dalam keadaan bersih dan padat, sampai dapat diberi lapisan
pasir urug sesuai gambar.

Dalam keadaan penggalian cukup dalam dan memungkinkan


tanah dapat longsor, Kontraktor harus memasang pengaman galian
sesuai persyaratan yang disertai perhitungan kekuatannya dan
disetujui oleh Pengawas Lapangan.

Lobang galian pondasi diurug kembali dengan tanah bekas galian


pondasi, apabila menurut penelitian direksi tanah tersebut cukup
baik. Dan lobang galian ini haeus ditumbuk hingga padat.

Kontraktor harus melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang


selesai dan menurut pendapatnya sudah dapat digunakan untuk
pemasangan pondasi kepada Pengawas Lapangan untuk dimintai
persetujuan. Semua pekerjaan pondasi yang dilaksanakan tanpa
persetujuan
Pengawas
Lapangan,
dapat
mengakibatkan
dibongkarnya kembali pekerjaan pondasi tersebut. Pekerjaan
pembongkaran dan pemasangan pondasi kembali adalah menjadi
tanggungan Kontraktor.

2.4

Batu-batu
Batu-batu besar yang dijumpai
dikeluarkan atas biaya Kontraktor.

2.5

pada

waktu

penggalian

harus

Batu-batu
Semua kelebihan tanah galian yang mungkin ada, harus dikeluarkan
dari lapangan ke lokasi yang disetujui oleh Pengawas Lapangan,
Kontraktor bertanggung jawab untuk mendapatkan tempat
pembuangan dan membayar ongkos-ongkos yang diperlukan.

2.6 Halangan Yang Dijumpai Waktu Penggalian

Semua akar-akar pohon, batang-batang pohon terpendam, betonbeton tak terpakai atau pondasi-pondasi bata, pipa-pipa drain yang
tak terpakai atau halangan-halangan lain yang dijumpai pada waktu
penggalian harus dikeluarkan atas biaya Kontraktor. Tanah-tanah
yang berlubang akibat halangan-halangan yang dikeluarkan harus
diperbaiki kembali dengan semen : pasir beton dengan
perbandingan 1: 10.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 37 dari 74

Harus dijaga agar pipa-pipa drainase, pipa-pipa gas atau pipa-pipa


air, kabel-kabel listrik yang masih berfungsi yang dijumpai pada
waktu penggalian tidak terganggu atau menjadi rusak.
Bilamana hal ini dijumpai di lapangan, maka Pengawas Lapangan
dan pihak-pihak yang berwenang harus segera diberi tahu dan
mendapatkan instruksi selanjutnya untuk mengeluarkan barangbarang tersebut sebelum penggalian-penggalian yang berdekatan
diteruskan. Bilamana terjadi kerusakan-kerusakan pada barangbarang tersebut di atas, maka Pengawas Lapangan dan pihak-pihak
yang berwenang harus segera diberitahu dan semua kerusakankerusakan harus diperbaiki atas biaya Kontraktor.

2.7 Air Dalam Pondasi


Air yang tergenang di lapangan atau dalam saluran dan galian selama
pelaksanaan pekerjaan dari mata air, hujan atau kebocoran pipa-pipa
selama pelaksanaan pekerjaan harus dipompa keluar atas biaya
Kontraktor.
2.8 Penyangga / Penahan Tanah
Stabilitas dari permukaan selama galian semata-mata adalah tanggung
jawab dari Kontraktor, yang harus memperbaiki semua kelongsorankelongsoran. Kontraktor harus membuat penyangga-penyangga /
penahan tanah yang diperlukan selama pekerjaan dan galian tambahan
atau urugan bila diperlukan.
2.9 Pengawasan Penggalian
Semua galian harus diperiksa terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan
sebelum lapisan lantai kerja, pembesian, pipa-pipa dipasang. Bila
didapatkan keadaan kurang memuaskan pada atau sebelum peil galian
yang tercantum dalam gambar tercapai, maka Kontraktor harus
mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan sebelum galian
selanjutnya dilaksanakan.
2.10 Penyimpangan-penyimpangan pada Penggalian
Semua penyimpangan-penyimpangan penggalian yang disyahkan akan
diukur dari waktu ke waktu oleh Pengawas Lapangan dan Kontraktor
tidak boleh menimbun galian tersebut sebelum pengukuran disetujui.
2.11 Penggalian Dibawah Peil yang seharusnya
Apabila terjadi penggalian di bawah level yang tercantum dalam
gambar tanpa adanya instruksi tertulis dari Pengawas Lapangan, maka
Kontraktor harus mengisi bagian yang telah tergali tersebut dengan
semen : pasir beton (1 : 10). Khusus pondasi harus diisi campuran 1 : 3
: 5 sesuai lantai kerja.
2.12 Lantai Kerja
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 38 dari 74

1. Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak di atas tanah,


maka di bawahnya harus dibuat lantai kerja yang rata.
2. Sebelum lantai kerja ini dibuat, maka semua lapisan tanah di
bawahnya harus dipadatkan dan diratakan dengan baik sampai
mendapatkan permukaan yang padat, rapat dan diperiksa Pengawas
Lapangan terlebih dahulu.
3. Untuk memadatkan tanah digunakan alat pemadat tanah yang harus
disetujui oleh Pengawas Lapangan.
4. Lantai kerja harus dibuat dari campuran semen, kerikil, pasir dengan
perbandingan 1 : 3 : 5. Tebal dan peil lantai kerja harus sesuai
dengan gambar. Jika tidak dinyatakan secara khusus dalam gambar,
maka tebal lantai kerja = 50 mm.
2.13 Pengurugan Tanah / Pemadatan Tanah
5. Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari sampah,
puing-puing bangunan dll. sebelum pengurugan tanah dimulai.
6. Tanah urug untuk mengurug, meratakan dan membuat tebingtebing harus bersih dari bahan organis, sisa-sisa tanaman, sampah
dll.
7. Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang baik dari jumlah
yang dibutuhkan, maka Kontraktor harus mendatangkan tanah urug
yang baik dengan syarat tidak mengandung akar, kotoran dan
bahan organis serta mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan. Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai dengan peil
ketinggian kemiringan dan ukuran-ukuran yang diperintahkan oleh
``
8. Pada daerah timbunan yang basah, Kontraktor harus membuat
saluran-saluran sementara untuk mengeringkan tersebut.
9. Timbunan / urugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan
maks 30 Cm masing-masing lapis, dipadatkan sampai permukaan
tanah yang direncanakan.
10.Pekerjaan timbunan dinyatakan selesai, jika disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
11.Mesin gilas tiidak boleh digunakan di tempat-tempat yang oleh
Pengawas Lapangan dianggap berbahaya atau dengan jarak yang
kurang dari 45 Cm terhadap saluran, batas-batas atau pekerjaanpekerjaan lain yang mungkin menjadi rusak. Untuk hal tersebut
mesin gilas bisa diganti dengan stamper.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 39 dari 74

12.Pengurugan kembali dari bekas galian pondasi harus dilaksanakan


dengan memadatkan tanah urug dalam lapisan-lapisan setebal maks
30 Cm. Pengurugan ini tidak boleh dilaksanakan sebelum diperiksa
oleh Pengawas Lapangan.

PASAL 4
PEKERJAAN BETON
Umum
1.1

Lingkup Pekerjaan .
Yang dimaksud pekerjaan beton adalah semua pekerjaan Konstruksi
Beton untuk bangunan Gedung, dan semua pekerjaan beton lainnya
yang tercantum dalam gambar rencana serta pekerjaan beton yang
dimaksud dalam RKS. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah
pengadaan tenaga Kerja, pengadaan peralatan yang dipergunakan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

2.1

Pedoman Pelaksanaan.
a. PBI 1971 atau ketentuan-ketentuan lain yang disebut dalam
Spesifikasi berikut.
b. Ketentuan-ketentuan seperti yang tercantum dalam NI-2, NI-3, NI5 dan NI-8
c. Peraturan Bangunan Nasional 1978
d. ASTM-USA dan ACI
e. Bila terdapat perbedaan antara gambar Detail/ Konstruksi dan
Gambar arsitektur, sebelum pekerjaan dilaksanakan harus dilaporKan kepada Direksi/Pengawas untuk mendapat keputusan/ peme
Cahan.

Bahan-bahan Umum
3.1 Semua bahan harus merupakan bahan yang berkualitas sangat baik dan
harus diuji dengan standar yang ada seperti Peraturan Bahan
Bangunan Indonesia (NI-3) atau peraturan bahan bangunan lainnya
yang berlaku.
3.2 Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilakukan
pemesanan bahan dalam jumlah besar.
3.3 Pengawas Lapangan harus berpegang teguh pada contoh bahan
kepada
yang telah disetujui sebagai standar bahan yang akan

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 40 dari 74

digunakan dan dipergunakan untuk pengecilan pada saat pengadaan


bahan ke lokasi proyek.
3.4 Semua bahan yang tidak disetujui harus segera dipindahkan keluar
daerah proyek oleh Kontraktor dan semua biaya yang diakibatkan
olehnya ditanggung oleh Kontraktor.
4

Semen
4.1 Semen yang dipakai harus PC yang telah disahkan/ disetujui oleh yang
berwenang dan dalam segala hal memenuhi syarat-syarat yang
dikehendaki oleh Peraturan Beton Bertulang Indonesia, dalam hal ini
dipakai Portland Cemend (PC) klas I yang sesuai dengan pengarahan
yang ditetapkan dalam Standard Indonesia NI- atau Asto A-150 type I,
untuk ini diarahkan memakai produk semen Gresik, atau produk dalam
negri lainnya yang disetujui direksi.

Agregat
5.1 Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih dan tidak boleh
mengandung bahan-bahan yang merusak seperti umpamanya yang
bentuk atau kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan
atau kekalnya konstruksi beton pada setiap umur termasuk daya
tahannya terhadap kerat baja tulangan. Agregat dalam segala hal harus
memenuhi syarat yang dikehendaki/ ketentuan-ketentuan PBI 1971.
Agregat kasar memenuhi persyaratan yang tercantum pada PBI 1971
dan terpenuhi mutu betonnya, dan dalam penggunaannya ditetapkan
memakai batu pecah mesin.

A i r
6.1 Air untuk adukan merawat beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan
atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekas semen. Bila
memakai air tanah maka air/ sumbernya harus diperiksa dan diuji di
laboratorium untuk diketahui bisa tidaknya dipakai sebagian bahan
campuran, dan apabila air tanah yang ada tidak memenuhi syarat
sebagai bahan campuran, maka kebutuhan air bahan campuran harus
disediakan air bersih dari PDAM.

Baja Tulangan.
7. 1
Besi tulangan beton harus disusun/ disimpan dengan cara-cara
sedemikian rupa sehingga bebas dari hubungan langsung dengan
tanah lembab maupu basah, asphalt, oli, minyak. Juga besi tulangan
beton harus disimpan berkelompok berdasarkan ukuran masingmasing. Besi tulangan harus sesuai dengan persyaratan dalam NI-2
Bab 3.7. Semua besi tulangan yang dipakai untuk pekerjaan beton ini
adalah mutu U-24 dan U-39 dengan toleransi diameter tulangan 0,5

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 41 dari 74

mm hasil produksi Krakatau Steel/ yang disetujui Direksi dengan


catatan : untuk tulangan < 12mm dipakai U-24 sedangkan untuk
tulangan > 12 mm dipakai U-39 (ulir/deformed).
7. 2
Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat,
sehingga tidak dapat berubah atau bergeser pada waktu adukan
ditumbuk-tumbukatau dipadatkan.
Baja tulangan dan penutup beton tingginya harus tepat untuk mana
penahan-pena han jarak beton yang telah disetujui dapat dipakai.
Semua rangkaian pembesian beton harus diikat dengan kawat terbuat
dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm.
7. 3
Baja tulangan harus dibengkok/ dibentuk dengan teliti sesuai
dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera dalam gambargambar beton, baja tulangan harus dibengkok dalam keadaan dingin.
7. 4 Mengingat banyaknya produksi baja tulangan dengan mutu yang
berlainan, sehingga ada yang tidak memenuhi persyaratan standart,
maka dipersyaratkan untuk setiap 15 ton besi harus diadakan
pengetesan dilaboratorium dalam hal stress strail dan pelengkungan
180 derajat dan sample yang diambil secara random dengan biaya
sepenuhnya dari pemborong.
7. 5 Besi penulangan beton harus disusun sedemikian rupa, sehingga
bebas dari hubungan langsung dengan tanah basah/lembab dan
disusun berkelompok berdasarkan ukurannya.
7.

6
Toleransi pemasangan penulangan dalam arah horizontal dan
vertikal masing-masing 10 mm dan 5 mm (+ dan dari arah yang
benar).

Cetakan Bexisting.
8. 1 Acuan harus dibuat dan direncanakan begitu rupa sehingga beton
dapat dengan baik ditempatkan dan dipadatkan, tidak terjadi perubahan
bentuk acuan selama pembetonan dilaksanakan maupun terhadap
pengerasan beton.
8. 2
Acuan harus juga cermat dalam kedudukan dan datar, untuk
jenis acuan-acuan tertentu terlebih dahulu pemborong harus
menyerahkan perencanaan gambar acuan tersebut kepada direksi, bila
perlu harus dilengkapi perhitungan dan detail-detailnya yang jelas.
Bila hal tersebut telah mendapatkan persetujuan dari direksi, rencana
acuan tersebut dapat dilaksanakan.
8. 3

Sesuai dengan persyaratan betonnya acuan dapat menggunakan

Papan-papan, atau kayu lapis/ multiplek 12 mm dengan penguat dari baLok usuk 5/7, 6/10 atau konstruksi form-work yang lazim digunakan.
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 42 dari 74

8. 4

Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab keamanan konstruksi

Terletak pada Pemborong, Pemborong harus meminta ijiz direksi/peNgawas lapangan bila mana ia bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi utama.
8. 5

Toleransi bekisting beton struktur dalam arah horizontal dan verti-

Kal masing-masing 3 mm dan 2 mm (+dan- dari arah yang benar).


9

Pengujian.
9. 1
Sebelum melaksanakan pengecoran awal Kontraktor harus
mengadakan trial test dan mix design yang dapat membuktikan bahwa
mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai dari trial test dan mix design
tersebut selanjutnya oleh direksi/ pengawas akan dihitung karakteristik
dari hasil percobaan tersebut yang selanjutnya akan dipergunakan untuk
menilai mutu beton selama pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat PBI
1971 pasal 4.6 dan 4.7.
9. 2
Pada pekerjaan
beton strukturil untuk waktu permulaan
pelaksanaan dibuat 1 (satu) benda uji untuk setiap 3 m3 beton dan dalam
waktu sesingkat-singkatnya harus segera terkumpul 20 benda uji, sedang
setelah berjalan lancar diperlukan 1 benda uji pada setiap 5 m3 beton
dengan minimum 1 benda uji untuk setiap harinya. Segala sesuatu dapat
berpedoman dengan PBI 1971 Ps.4.07.
9. 3
Apabila hasil pemeriksaan pada pasal 4.0 PBI 1971 masih
meragukan maka pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan menunakan
hammer test atau kalau perlu dengan Corl Drilling untuk meyakinkan
penilaian terhadap kualitas beton yan sudah ada sesuai dengan pasal 4.8
PBI 1971.
9. 4
Pembuatan dan pemeriksaan benda-benda uji harus memenuhi
ketentuan-ketentuan dari pasal 4.1 PBI 1971 dilaksanakan oleh
Laboratorium Konstruksi setempat yang disetujui Direksi/ Pengawas atau
laboratorium Departemen Pekerjaan Umum setempat semua biaya yang
timbul akibat pengujian yang tercantum pada ayat ini adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

10

Slump Test.
Slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal adalah
7,5- 10 cm, pemakaian slump harus teratur dan disesuaikan dengan
kebetuan, misalnya untuk daerah-daerah yang pembesiannya rapat dapat
dipergunakan slump yang tinggi.

11

Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan Pengecoran.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 43 dari 74

Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran struktur beton bertulang,


maka pemborong harus memberitahukan Direksi untuk mendapat
persetujuan minimum 1x24 jam sebelum jadwal pengecoran hal ini dapat
dilaksanakan dengan Berita Acara Pengecoran. Jika hal ini tidak
dilaksanakan dengan semestinya atau persiapan pengecoran tidak disetujui
oleh direksi, maka Pemborong tidak diperbolehkan melaksanakan
pengecoran.
12

Angker dan Stek-stek.


Sebelum pengecoran dimulai, Pemborong harus sudah menyiapkan seluruh
stek-stek maupun angker-angker yang diperlukan, pada kolom-kolom,
balok-balok beton yang akan dihubungkan dengan dinding bata dan kecuali
dinyatakan lain pada gambar-gambar, maka stek-stek dan angker-angker
dipasang setiap jarak 1,00m.
Beton yang mengeras, kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain harus
dibuang dari dalam bexisting, masih mengaduk (beton molen) maupun
alat-alat pembawa.
Penulangan harus dimatikan pada posisinya, diperiksa sebelum pengecoran
dilakukan, agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada
waktunya.

13

Selimut Beton .
Selimut Beton ditentukan setebal 3 cm, dan khusus sebagai toleransi
permukaan plat beton ditetapkan + 2 mm dan -2mm dari level yang
ditentukan.

14

Pemadatan Beton
Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat penggetar
(Vibarator) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 300 putaran
dalam 1 menit.
Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruhkan dan dilanjutkan
dengan adukan berikutnya. Penetaran tidak boleh dilakukan langsung
menembus tulangan-tulangan kebagian-bagian adukan yang sudah
mengeras. Kecepatan menaruh adukan yang tergetarkan lebih dari 7,5 cm
tebalnya karena terlalu banyak yang harus dipadatkan.

15

Penyambungan Beton.
a. Batasan
akhiran
pertahapan
pengecoran
harus
diusahakan/diperhitungkan sedemikian sehingga tidak mengurangi/
mengganggu kemampuan konstruksi dan harus sudah mendapatkan
persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
b. Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras,
maka permukaannya harus dibersihkan dan dikasarkan terlebih
dahulu.Bekisting harus dikencangkan kembali dan permukaan
sambungan disiram dengan bahan yang terbuat dari polymerid yang
telah dimodifikasi atau bahan Bording Agents untuk maksud
tersebut dengan persetujuan Pengawasan.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 44 dari 74

c. Untuk pelaksanaan penyambungan konstruksi beton lama dan beton


baru permukaan beton lama supaya dikupas terlebih dahulu sesuai
dengan kebutuhan panjang penyaluran tulangan plat maupun
tulangan balok. Sebelum melaksanakan pengupasan beton lama
pihak Kontraktor terlebih dahulu mengajukan teknik pelaksanaan
atau menurut petunjuk dan pengarahan Direksi/ Pengawas lapangan
mengenai batasan-batasan daerah yang dikupas, selanjutnya
pengecoran pada kupasan lama adukan beton dicampur dengan
bahan Acrylia Bondin Agent & Morsan Additive dengan aturan
pemakaian sesuai dengan petunjuk dalam brosur atau pengarahan
Direksi/Pengawas lapangan.
16

Kelas dan Mutu Beton.


Kecuali bila disebutkan lain, maka campuran dari beton harus sedemikian
sehingga mencapai kekuatan tekan beton karakteristik untuk kubus beton
15x15x15 cm pada umur 28 hari yang penggunaannya sebagai berikut :
1. Beton kelas I dengan mutu B0 untuk pekerjaan nol strukturil seperti lantai
kerja (Work Floor).
2. Mutu K 175 untuk pekerjaan- pekerjaan kolom dan balok praktis atau
bagian-bagian konstruksi beton yang tidak memikul beban.
3. Mutu K 250 untuk pekerjaan struktural untuk bangunan gedung seperti
pondasi beton, sloof, kolom-kolom, balok-balok, ring balk, plat lantai &
tapak pondasi

17

Beton Ready MIX.


a. Dalam
hal
menggunakan
beton
ready
mix,
maka
perusahaan/produsen pengirim harus sudah mendapat persetujuan
Direksi/ Pengawas. Untuk hal ini Kontraktor harus segera
menyampaikan Nama, Alamat dari perusahaan tersebut untuk
mendapat persetujuan.
b. Sebelum mengadakan pengiriman awal produsen ready mix lewat
Kontraktor harus sudah menyampaikan porsi campuran tersebut
harus dapat diberikan sewaktu-waktu apabila diperlukan
Direksi/Pengawasan.
c. Beton ready mix harus sudah digunakan selambat-lambatnya 2
(dua) jam terhitung sejak truk mixer keluar dari plant, atau
dikonsultasikan lebih dahulu dengan Direksi.
d. Setiap pengiriman beton ready mix harus disertakan bon-bon
pengiriman yang dilampiri dengan catatan-cetakan waktu
mencampur bahan dan air di plant, sedang
di dilapangan
Kontraktor harus melengkapi catatan tersebut dengan :
- Waktu Kedatangan
- Waktu saat beton dituangkan

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 45 dari 74

Nomor Kubus percobaan


Slump
Daerah Pengecoran
PASAL 5
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

Lingkup Pkerjaan
1.1.

Pekerjaan ini meliputi penyediakan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
sempurna.

1.2. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan.
Persyaratan Bahan
Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah ex. lokal kwalitas terbaik,
dengan ukuran 6 x 12 x 24 cm, juga siku dan harus sama ukurannya yang
disetujui Pengawas Lapangan.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a.

Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air drum
hingga jenuh.

b.

Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan


air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.

c.

Pemasangan dinding bata dilaksanakan secara bertahap, maksimum 24


lapis setiap hari dan harus diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
Pada dasarnya bidang pasangan dinding batu bata seluas 12 m2 harus
diperkuat dengan rangka beton / kolom praktir. Bila tidak ditentukan
lain, ukuran kolom praktis adalah 12 x 12 Cm dengan tulangan 4 12
dan beugel 8 jarak 15 Cm sampai dengan 20 Cm.
d. Adukan yang dipakai adalah sebagai berikut :

1 Pc : 2 Psr untuk seluruh bidang dinding, mulai dari sloof /


permukaan balok sampai setinggi 20 Cm, khusus permukaan lantai
dan seluruh dinding kamar mandi / toilet sampai setinggi 150 Cm.
Pada pasangan dinding-dinding tepi yang langsung terkena hujan
serta pada tempat-tempat lain yang ditunjukan dalam keterangan
gambar.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 46 dari 74

1 Pc : 4 Psr dilaksanakan untuk pemasangan dinding-dinding bata


lainnya.

e.

Siar (naad) pasangan dinding harus dikerok dan dibersihkan dengan


sapu lidi dan harus senantiasa disirami dengan air sebelum diplester.

f.

Lubang-lubang untuk instalasi harus dipersiapkan terlebih dahulu dan


Kontraktor wajib mengecheck gambar-gambar instalasi untuk
keperluan tersebut.

PASAL 6
PEKERJAAN PELAPIS DINDING
1.

Pekerjaan Plesteran Dinding


1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan

tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan


alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
plesteran, sehingga dapat mencapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik.

b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding

bagian dalam dan di luar serta seluruh detail yang disebutkan /


ditunjukkan dalam gambar.

1.2. Persyaratan Bahan


a. Semen Portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk
untuk seluruh pekerjaan).
b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
d. Penggunaan adukan plesteran :
Adukan 1 pc : 3 psr dipakai untuk plesteran rapat air.
Adukan 1 pc : 5 psr dipakai untuk seluruh plesteran dinding
lainnya.
Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.
1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang
digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Pengawas
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 47 dari 74

Lapangan, dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat-syarat


Pekerjaan ini.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang
beton atau pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh
Pengawas Lapangan sesuai Uraian dan Syarat-syarat Pekerjaan
yang tertulis dalam buku ini.
Dalam pelaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua
petunjuk dalam gambar Arsitektur terutama pada gambar potongan
mengenai ukuran tebal / peil dan bentuk profilnya.
Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam
volume, cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit
dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Untuk bidang kerap air, beton, pasangan dinding batu bata yang
berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan batu
bata di bawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 Cm
dari permukaan lantai untuk kamar mandi, WC / Toilet dan
daerah basah lainnya dipakai adukan plesteran 1 Pc : 3 Psr.
b. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1Pc : 5Psr.
c. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan
sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar), untuk adukan
plesteran finishing harus ditambah dengan additive plamix
dengan dosisi 200 - 250 gram plamix untuk setiap 40 Kg semen.
d. Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan
belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran
aduk perekat tersebut dengan pemasangan tidak melebihi 30
menit terutama untuk adukan kedap air.
a. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai
pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh
bangunan.
b. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari
sisa-sisa bekisting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu
dan semua lubang-lubang bekas pengikat bekistng atau form tie
harus tertutup aduk plester.
c. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang
akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas
permukaan plesterannya).
d. Untuk dinding tertanam didalam tanah harus diberapen dengan
memakai spesi kedap air 1Pc : 3Psr.
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 48 dari 74

e. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada


permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau diketrek
(scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan
finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.
f. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak
dan menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk
patokan kerataan bidang.
g. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding /
kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang
diminta gambar. Tebal plesteran minimum 2.5 Cm, jika ketebalan
melebihi 2.5 Cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan
yang diijinkan Pengawas Lapangan.
h. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya, yang
bertemu dalam satu bidang datar, harus diberi naat (tali air)
dengan ukuran lebar 0,7 Cm, dalamnya 0,5 Cm, kecuali bila ada
petunjuk lain di dalam gambar.
i. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung
atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2
mm. Jika melebihi, Kontraktor berkewajiban memperbaikinya
dengan biaya tanggungan sendiri.
j. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari
terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat.
k. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik,
plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Pengawas Lapangan dengan biaya
atas tanggungan Kontraktor. Selama 7 hari setelah pengacian
selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sampai jenuh
sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
l. Selama pemasangan dinding batu bata / beton bertulang belum
difinish, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap
kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
wajib diperbaiki.
m. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari dua minggu.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 49 dari 74

2.

Pekerjaan Dinding Keramik


2.1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini
untuk mendapatkan hasil yang baik.
2. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan.
2.2.

Persyaratan Bahan
1.

Bahan

Keramik dinding :
1. Jenis
: Keramik Tile
2. Finishing Permukaan : Berglazuur / polish
3. Produksi
: KIA / Roman, atau yang setara
4. Ketebalan
: 6 mm
5. Bahan Perekat
: Adukan 1 Pc : 2 Psr
6. Warna/texture
: Ditentukan kemudian
7. Ukuran
:
20 x 25 Cm ;
atau ditentukan
kemudian seperti tertera dalam gambar.
2.

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan


peraturan-peraturan ASTM, Peraturan Keramik Indonesia (NI19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.

3.

Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu


harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan
persetujuan dari Pengawas Lapangan.

4.

Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan


persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi
Pengawas Lapangan.

5.

Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut, tetapi


dibutuhkan untuk penyelesaian / pengantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Pengawas Lapangan.

2.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Pada permukaan dinding / beton yang ada, keramik
dapat langsung diletakkan, dengan menggunakan
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 50 dari 74

perekat 1 Pc : 2 Psr, diaduk baik memakai larutan


supercement, jumlah pemakaian adalah 10 % dari berat
semen yang dipakai dengan tebal adukan tidak lebih 1,5
Cm atau bahan perekat khusus, dengan memperhatikan
sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera
pada gambar.
2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, warna, motif tiap keramik harus sama tidak
boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
3.

Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong


khusus, sesuai dengan petunjuk pabrik.

4.

Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu


harus direndam air sampai jenuh.

5.

Pola keramik harus memperhatikan ukuran / letak dan


semua peralatan yang akan terpasang di dinding :
Exhaust Fan, panel, stop kontak, lemari gantung dan
lain-lain yang tertera di dalam gambar.

6. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan


dengan gambar.
7. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana
sisa ukuran harus ditentukan serta harus dibicarakan
terlebih dahulu dengan Pengawas Lapangan sebelum
pekerjaan pemasangan dimulai.
8. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garisgaris siar harus benar-benar lurus. Siar arah horizontal
pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya
harus merupakan satu garis lurus.
9. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan
siar sebesar 4-5 mm setiap perpotongan siar harus
membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi
dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk
setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam
persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan
kemudian.
10. Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan
semen hanya boleh dilakukan dengan menggunakan
cairan pembersih untuk keramik.
11. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan
bahan supergrant.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 51 dari 74

PASAL 7
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI
1.

Pekerjaan Sub-Lantai / Screed Rabat Beton


1.1 Lingkup Pekerjaan
o Lingkup pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahanbahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang baik.
o Pekerjaan sub lantai ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar sebagai alas
lantai finishing.
1.2

Persyaratan Bahan

1.

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan


PBI 1971 (NI-2), PVBB 1956 dan NI-8.

Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang


terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
1.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
1.1

Untuk pasangan yang langsung diatas tanah, tanah yang akan


dipasang sub-lantai harus dipadatkan untuk mendapatkan
permukaan yang rata dan padat sehingga diperoleh daya dukung
tanah maksimum, pemadatan dipergunakan alat timbris.

1.2

Pasir urug bawah lantai yang diisyaratkan harus merupakan


permukaan yang keras, bersih dan bebas alkali, asam maupun
bahan organik lainnya yang dapat mengurangi mutu pasangan.
Tebal lapisan pasir urug yang diisyaratkan 10 Cm atau sesuai
gambar, disiram air dan ditimbris sehingga diperoleh kepadatan
yang maksimal.

1.3

Di atas pasir urug dilakukan pekerjaan sub lantai setebal 5 Cm atau


sesuai yang ditunjukkan dalam gambar detail dengan campuran 1Pc
: 3Psr : 5Krl

1.4

Untuk pasangan di atas pelat beton (lantai tingkat), pelat beton


diberi lapisan plester (screed) campuran 1Pc : 3Psr setebal minimum
2 Cm dengan memperhatikan kemiringan lantai, terutama di daerah
basah dan teras.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 52 dari 74

1.5

2.

Sub-lantai beton tumbuk di atas lantai dasar permukaannya harus


dibuat benar-benar rata, dengan memperhatikan kemiringan lantai
di daerah basah dan teras.

Pekerjaan Lantai Keramik


2.1 Lingkup Pekerjaan
a). Lingkup Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan

dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan


ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

b). Pasangan lantai keramik ini dipasang pada seluruh detail

yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar, berikut plint dan nosing
tangga.

2.2 Persyaratan Bahan


a. Lantai Keramik Biasa :
Jenis

: Ceramic Tile

Ukuran

: 40 x 40 Cm, dan KM/WC 20 x 20 cm

a). Produksi

1. Ketebalan
gambar.

Minimum 6 mm atau sesuai dlm

2. Daya resap

: 1%

3. Kekerasan

: Minimum 6 skala Mohs

4. Kekuatan tekan : Minimum 900 kb per Cm2


5. Daya tahan lengkung : Minimum 350 kg/m2
6. Mutu
Firing, tahan

Tingkat satu, Extruded Single


asam dan basa

7. Chemical Resistance :

Konsisten terhadap PVBB70


NI-3 pasal 33D ayat 17-23.

8. Bahan pengisi

: Grout semen berwarna /IGI grout


Spesi 1 Pc : 3 Psr. Pasang, ditambah
Perekat / Carofix 2.

9. Warna

: akan ditentukan kemudian

Lantai sekeliling bangunan serta beberapa tempat lainnya yang


ditunjukkan dalam gambar dipasang lantai rabat beton dengan adukan
1 Pc : 3 Psr : 5 Krl dengan ketebalan 5 Cm dan 8 Cm. Sebelum hasil
pengecoran lantai mengering, permukaannya harus dipoles dengan
adukan 1 Pc : 2 Psr sampai halus atau dibuat kasar dengan pukulan

c).

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 53 dari 74

sapu lidi. Permukaan tersebut harus mempunyai kemiringan sekitar 2 %


ke arah saluran pembuangan / drainase. Pada jarak-jarak tertentu
dibuat alur-alur sesuai dengan pola yang ditentukan dalam gambar.
d). Untuk keramik dalam bangunan dipakai keramik ukuran 40 x 40 cm
permukaanlicin, untuk teras 40 x 40 cm anti slip (kasar permukaan)
dan tangga 40 x40 cm (permukaan kasar).
d. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturanperaturan ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970
dan PVBI 1982.
e.

1.6
2.3

Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir dan air harus


memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PVBB 1970 (NI-3),
PVBI 1982.

Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan contoh-contoh kepada Pengawas Lapangan.
Syarat-syarat Pelaksanaan

2.1 Sebelum dimulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat shop


drawing mengenai pola keramik.
2.2 Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
dan bernoda.
2.3 Adukan pasangan / pengikat dengan adukan 1 Pc : 3 Psr pasang dan
ditambah bahan perekat seperti yang diisyaratkan atau dapat pula
digunakan acian PC murni dan ditambah bahan perekat.
2.4 Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih
(tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.
2.5 Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan
yang benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan
kemiringan didaerah basah dan teras.
2.6 Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik harus sesuai gambar
detail atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Perhatikan lubang
instalasi dan drainage / bak kontrol sebelum dimulai.
2.7 Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar),
harus sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang
berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling berpotongan
tegak lurus sesamanya.
2.8 Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan
seperti yang telah diisyaratkan di atas. Warna keramik yang
dipasang.
2.9 Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong
keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
2.10

Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam


noda pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 54 dari 74

2.11

Keramik yang terpasang harus dibersihkan dari sentuhan / beban


selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat
dari pekerjaan lain.

2.12

Keramik
plint terpasang siku
terhadap lantai, dengan
memperhatikan siarsiarnya bertemu siku dengan siar lantai dan
dengan ketebalan siar yang sama pula.

PASAL 8
PEKERJAAN KUSEN PINTU & JENDELA
1. Lingkup Pekerjaan
Secara umum pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan
bahan-bahan untuk pekerjaan kosen, daun pintu dan jendela sesuai dengan
gambar / detail untuk pekerjaan sebagai berikut :
a. Kusen Kayu dan daun pintu.
b. Kayu pintu, jendela, ventilasi.
c. Daun pintu dan jendela.
2. Persyaratan Bahan
a. Ukuran kusen dan daun pintu sesuai dengan gambar detail dan
merupakan ukuran bersih (ukuran jadi).
b. Ukuran kayu harus sesuai dengan gambar detail dan merupakan ukuran
bersih (ukuran jadi).
c. Kayu/papan harus kering, lurus tidak bermata dan memenuhi syaratsyarat yang dicantumkan dalam PPKI.
d. Kosen dipergunakan Kelas II, sedangkan pintu panel dipergunakan papan
kayu kelas II.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Kusen pintu dan jendela

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 55 dari 74

Semua kayu yang dipakai harus kualitas baik dan tidak boleh
diresidu/dimenie sebelum diperiksa oleh Konsultan Pengawas dan
di setujui Direksi. Semua kosen-kosen dibuat dari kayu kualitas
terbaik, waktu mengangkat harus dijaga agar tetap utuh dan
dalam keadaan belum dimenie, dicat dan sebagainya untuk
diperiksa Konsultan Pengawas/Direksi.
Tiap kosen yang berhubungan dengan dinding diberi angkur 3
(tiga) buah untuk kosen pintu dan 2 (dua) buah untuk kosen
jendela, panjang 15 cm dia 8 dan ditekuk.
b. Daun Pintu dan jendela
Daun pintu dibuat dengan kayu klas II, disyaratkan agar
utamanya Kontraktor memesan langsung pada tempat khusus
pembuat pintu atau pada toko. Kontraktor diperkenankan
membuat sendiri dilapangan pekerjaan apabila memungkinkan.
Apabila menurut penilaian Pengawas pemasangan tidak rapi,
maka Pengawas berhak menolak daun pintu tersebut.

Jendela dibuat model sesuai dengan gambar detail. Kaca untuk jendela
dipasang kaca polos tebal 5 mm. Pasangan kaca harus memperhatikan muai
susut baik dari kusen, maupun bahan kaca tersebut.
PASAL 9
Lingkup Pekerjaan

PEKERJAAN KACA

o Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu


lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
o Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar.
Persyaratan Bahan
o Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih. Pada
umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat
tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik tembus
cahaya, tarik, gilas dan pengambangan (float glass).
o Toleransi Lebar dan Panjang
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik.
o Kesikuan
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 56 dari 74

Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut


serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum
yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
o Cacat-cacat
4 Cacat-cacat lenbaran bening yang diperbolehkan harus sesuai
ketentuan dari pabrik.
5 Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang
yang berisi gas yang terdapat pada kaca).
6 Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan.
7 Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah baik sebagian
atau seluruh tebal kaca).
8 Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang
dan lebar ke arah luar / masuk).
9 Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang
adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang
adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu
pandangan.
10 Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch).
11 Kaca bagian luar bangunan digunakan biru dan didalam ruangan
menggunakan kaca hitam sebagaimana biasanya.
12 Babas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
13 Mutu kaca lembaran yang dipergunakan mutu terbaik.
14 Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm
kira-kira 0,3 mm.
o Bahan kaca
Bahan kaca dan cermin, harus sesuai dengan SII 0 189/78 dan PBVI
1982.
Digunakan produk lokal terbaik, untuk kaca biru dan hitam dengan
ketebalan 5 mm.
o Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuan Pengawas Lapangan

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 57 dari 74

o Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat


pemotongan, harus digurinda / dihaluskan, hingga membentuk
tembereng.
Syarat-syarat Pelaksanaan
o Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini .
o Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
o Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
o Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda tersebut
tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari
potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
o Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan
alat-alat pemotong kaca khusus.
o Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm
masuk kedalam alur kaca pada kusen.
o Pembersihan akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang
lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca.
o Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa
melalui kusen, harus diisi dengan lem silikon warna transparan,
cara pemasangan dan persiapanpersiapan pemasangan harus
mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
o Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada sealant / tepinya, bebas dari
segala noda dan bekas goresan.

PASAL 10
PEKERJAAN KUNCI & ALAT PENGGANTUNG
2 Lingkup Pekerjaan
3.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan daun pintu / daun jendela dan alat-alat bantu yang
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 58 dari 74

dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil


yang baik.
3.2 Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi
seluruh pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu alumunium dan
daun jendela alumunium seperti yang ditujukan / diisyaratkan dalam
detail gambar.
3 Persyaratan Bahan
3.2

Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan


yang tercamtum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan
atau pengantian hardware akibat pemilihan merk, Kontraktor wajib
melaporkan hal tersebut kepada Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.

3.3

Seluruh kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat


alumunium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal
ini dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap anak kunci.

4 Perlengkapan Pintu dan Jendela.


4.2

Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu


8. Semua pintu menggunakan peralatan kunci dari merk Alpha atau
yang setara dengan segala perlengkapannya antara lain : Lock
case, Handle, Back Plate, Anak Kunci dan perlengkapan lain yang
diperlukan.
9. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun
pintu. Dipasang setinggi 90 Cm dari lantai, atau sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan.
10. Pegangan pintu masuk utama dipakai handle dengan jenis yang
ditentukan oleh Pengawas Lapangan atas contoh-contoh yang
disampaikan.

4.3

Pekerjaaan Engsel.
10. Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel
pintu dengan ukuran 5 x 3 x 2 mm 3 buah untuk setiap daun
pintu.
11. Untuk jendela digunakan engsel ukuran 4.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 59 dari 74

4.4

Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan


persetujuan Pengawas Lapangan.

5 Persyaratan Pelaksanaan.
5.2

Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

5.3

Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

5.4

Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)


berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan
dengan keadaan di lapangan. Didalam shop drawing harus jelas
dicamtukan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum
tercakup secara lengkap didalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai
dengan Standar Spesifikasi pabrik.

5.5

Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh


Pengawas Lapangan.
PASAL 11
PEKERJAAN PLAFOND (LANGIT-LANGIT)

1. Lingkup Pekerjaan

Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah memasang rangka atap dan


menutup semua bidang atap bangunan berdasarkan keterangan gambar.
a. Genteng metal dan rangka baja ringan zincalume
b. Plafond Gypsumbond dan rangka furing

2. Persyaratan Bahan
a. Rangka
Baja ringan zincalume C-Truss 75 tebal 0,8 mm, Reng Truss 45,
Bracket, Alat penyambung(Dinabolt 12 cm, Screw 0,75).
Furing kualitan baik
b. Penutup atap
Genteng metal 0,30 mm setara Sakura Roof dan pada setiap
sambungan seng dipasang bubungan metal 0,30 mm setara
Sakura Roof.
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 60 dari 74

c. Plafond
Plafond Gypsumboard tebal 9 mm.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pabrikasi/pembuatan
Sebelum pabrikasi/pembuatan, Pemborong atau bawahan
Pemborong harus menyerahkan 2 (dua) set Gambar Kerja (Shop
Drawing) dan daftar baut-baut sambungan untuk diteliti oleh
Direksi/ Pengawas Lapangan. Jika ada refisi, satu set akan
dikembalikan untuk diperbaiki. Setelah koreksi akhir, Pemborong
harus menyerahkan kembali 2 set gambarlengkap dengan
material bill yang mencakup semua perubahan yang ada.
Gambar pabrikan harus secara jelas menyatakan hal-hal sebagai
berikut :
Semua dimensi Lay out dalam system matrik.
Unit ukuran yang dipakai untuk bentuk struktur dan berat per
unit.
Tipe dan lokasi sambungan-sambungan.
Dimensi bagian-bagian konstruksi, berat dan detail kontruksi.
Semua penggantian dan perubahan detail hanya boleh dilakukan
dengan seizin pengawas.
b. Pemasangan
Cara pemasangan untuk pekerjaan ini diserahkan kepada Pemborong
dengan mendapat persetujuan dari Pengawas. Pemasangan ini harus
mengikuti petunjuk pabrik dan yang terdapat didalam gambar rencana.
Pemasangan bagian-bagian konstruksi harus sesuai dengan
gambar rencana dan bukan petunjuk pemasangan.
Jika terjadi kerusakan, seperti bengkok, bagian yang diatas putus,
dan kesalahan teknis, maka pemborong harus segera
memperbaiki sesuai dengan gambar.
Pemasangan bagian-bagian kontruksi baja ringan dan Furing
harus lurus, kokoh, dan bebas dari puntiran-puntiran, bengkokan
bengkokan, dan sambungan-sambungan yang menganga.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 61 dari 74

PASAL 12
PEKERJAAN PENGECATAN
1.

Lingkup Pekerjaan
1.1 Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
1.2 Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
1.3 Pengecatan semua perlengkapan dan area yang ada pada gambar bila
tidak disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai
dengan petunjuk Pengawas Lapangan.

2.

Standard Pengerjaan (Mock Up)


2.1 Sebelum pengecatan keseluruhan yang dimulai, Kontraktor harus
melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis
cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture,
material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai
sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
2.2 Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas
Lapangan dan bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal
bagi keseluruhan pekerjaan pengecatan.

3.

Contoh Dan Bahan Untuk Perawatan.


3.1 Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis
cat pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 Cm2.
Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicamtupengawasan dengan
jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis (dari dasar s/d
lapisan akhir).
3.2 Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas
Lapangan. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis
oleh Pengawas Lapangan, Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan
mock up seperti tercantum di atas.
3.3 Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan, untuk
kemudian akan diteruskan kepada pemberi tugas, minimal 5 gallon tiap
warna dan jenis cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencamtukan
dengan jelas identitas cat yang ada didalamnya. Cat ini akan dipakai
sebagai cadangan untuk perawatan oleh Pemberi Tugas.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 62 dari 74

4.

Pekerjaan Cat Dinding.


4.1 Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh
plesteran dinding bangunan dan finishing / atau bagian-bagian lain
yang ditentukan gambar.
4.2 Untuk dinding-dinding luar (exterior walls) bangunan digunakan cat
khusus merk ICI Dulux, ICI Catylac, dan Vinilex atau sesuai yang
tercantum dalam Bill of Quantity.
4.3 Untuk dinding-dinding dalam (interior walls) bangunan digunakan cat
merk dan Vinilex atau sesuai yang tercantum dalam Bill of Quantity.
Warna akan ditentukan kemudian.
4.4 Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering,
tidak ada retakretak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada
Pengawas Lapangan.
4.5 Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis
dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang
yang rata.
4.6 Sesudah 7 (tujuh) hari plamur terpasang dan percobaan warna besi
kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul.
Selanjutnya di dinding dicat dengan menggunakan Roller.
4.7 Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang
utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan terhadap bidang
dinding harus dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

5.

6.

Pekerjaan Cat Langit-Langit


5.1

Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit


triplek, pelat beton atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.

5.2

Cat yang digunakan merk Vinilex atau sesuai yang tercantum dalam
Bill of Quantity, warna ditentukan Pengawas Lapangan setelah
melakukan percobaan pengecatan.

6.2

Selanjutnya semua metode / prosedur sama, dengan pengecatan


dinding lapis alkali resistance sealer pada pengecatan langit-langit ini.

6.3

Sambungan multiplek harus diberi flexsible sealant agar tidak terlihat


sebagai retakan sesudah dicat.

Pekerjaan Cat Kayu

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 63 dari 74

6.1 Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah daun pintu panil
multiplek seluruh bagian kayu yang terlihat, dan atau bagian-bagian
lain yang ditentukan gambar, kecuali ditentukan lain.
6.2

Cat yang digunakan adalah merk Catylac, dan Vinilex atau sesuai yang
tercantum dalam Bill of Quantity, jenis Synthetic Enamel, warna
ditentukan Pengawas Lapangan setelah melakukan percobaan
pengecatan.

6.3

Bidang yang dicat diberi minyak kayu merk Catylac, dan Vinilex atau
sesuai yang tercantum dalam Bill of Quantity Vinilex, warna merah 1
lapis, kemudian diplamur dengan plamur kayu merk Catylac, dan
Vinilex atau sesuai yang tercantum dalam Bill of Quantity sampai
lubang-lubang / pori-pori terisi sempurna.

6.4

Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diampelas besi halus dan


dibersihkan dari debu kemudian dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali
dengan menggunakan kuas.

17.1. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk, utuh, rata,
tidak ada bintik-bintik atau gelembung udara dan bidang cat dijaga
terhadap pengotoran.
7.

Pekerjaan Menie Kayu


7.1 Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan permukaan multipleks
plywood yang akan dicat, rangka langit-langit, rangka pintu dan atau
bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
7.2 Menie yang digunakan adalah menie kayu merk Catylac, dan Vinilex
atau sesuai yang tercantum dalam Bill of Quantity warna merah.
7.3 Semua kayu hanya boleh dimenie di tapak proyek dan mendapat
persetujuan Pengawas Lapangan.
7.4 Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu kasar harus
diampelas dengan ampelas kayu kasar dan dilanjutkan dengan ampelas
kayu halus sampai permukaan bidang licin dan rata.
7.5 Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas, dilakukan lapis,
sedemikian rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna dengan
lapisan menie.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 64 dari 74

PASAL 13
PEKERJAAN SANITAIR
1.

Lingkup Pekerjaan
1.1 Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapainya hasil pekerjaan yang
bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya / operasinya.
1.2 Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan /
ditunjukkan dalam detail gambar, uraian dan syarat-syarat dalam buku
ini.

2.

Pekerjaan Bahan
2.1 Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah
didapatkan dipasaran, kecuali bila ditentukan lain.
2.2 Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
perlengkapannya sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik
untuk masing-masing type yang dipilih.
2.3 Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh
pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.
2.4 Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah diisyaratkan dalam
uraian dan syarat-syarat dalam buku.

3.

Syarat-syarat Pelaksanaan.
3.1 Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Pengawas
beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.
3.2 Jika dipandang perlu diadakan penukaran / pengantian bahan,
pengganti harus disetujui Pengawas Lapangan berdasarkan contoh
yang dilakukan Kontraktor.
3.3 Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambargambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara
pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
3.4 Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkan
kepada Pengawas Lapangan.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 65 dari 74

4.

3.5

Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disatu tempat bila ada


kelainan / perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut
terselesaikan.

3.6

Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan


untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.

3.7

Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada


kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan Pemilik.

Alat-alat Sanitair
4.1 Pekerjaan Wastafel
a. Wastafel digunakan adalah merk INA, SAN EI atau setara, lengkap
dengan segala accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya.
Warna akan ditentukan kemudian
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah
diseleksi baik tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacatcacat lainnya dan telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
c. Ketinggian dan kontruksi pemasangan harus disesuaikan gambar
untuk itu serta petunjuk petunjuk dari produsennya dalam brosur.
Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan dibersihkan dari
semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya
tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
4.2

Pekerjaan Kloset
a. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah
merk INA atau yang setara, warna akan ditentukan oleh Pengawas
Lapangan.
b. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah
diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau
cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Pengawas Lapangan.
c. Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua tebal 3 Cm dan
telah dicelup dalam larutan pengawet tahan air, dibentuk seperti
dasar kloset. Kloset disekrupkan pada papan tersebut dengan
sekrup kuningan.
d. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai
gambar, waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan,
sambungan-sambungan pipa tidak ada kebocoran-kebocoran.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 66 dari 74

4.4

Perlengkapan Toilet

Di toilet-toilet umum, dimana ditunjukkan dalam gambar untuk


tempat wudhu, dipasang perlengkapanperlengkapan kran dinding
merk San Ei atau setara.

Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik


tanpa ada cacat-cacat, sudah mendapat persetujuan Pengawas
Lapangan. Letak pemasangan disesuaikan gambar-gambar untuk itu
dan cara-cara pemasangan mengikuti petunjuk-petunjuk dari
produsen seperti diterangkan dalam brosur-brosur yang
bersangkutan.

4.5 Pekerjaan Kran


A. Semua kran yang dipakai merk Sun Ei atau setara dengan chromed
finish.
B. Ukuran disesuaikan keperlauan masing-masing sesuai gambar
plumbing brosur alat-alat sanitair.
C. Stop kran yang dapat digunakan merk Sun-Ei atau setara, bahan
kuningan dengan putaran berwarna hijau, diameter dan
penempatan sesuai dengan gambar.
D. Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar.
4.6

Floor Drain dan Clean Out


1. Floor drain dan clean out yang digunakan adalah floor drain merk
San Ei atau setara, lobang 2 dilengkapi dengan siphon dan penutup
berengsel untuk floor drain dan doperchroom dengan draad untuk
clean out.
2. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar.
3. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan
disetujui Pengawas Lapangan.
4. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai
harus dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan
bentuk dan ukuran, sesuai ukuran floor drain tersebut.
5. Hubungan pipa metal dengan beton / lantai menggunakan perekat
beton kedap air.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 67 dari 74

6. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih
waterpass, dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada
kebocoran.

PASAL 14
PEKERJAAN ARSITEKTUR INTERIOR
1. Lingkup Pekerjaan.
1.1

Pekerjaan meliputi pengadaan, pengangkutan,


penyetelan yang telah ditentukan pada gambar.

pemasangan

1.2

Pekerjaannya meliputi penyediaan sparing-sparing yang diperlukan


untuk penempatan atau peralatan mekanikal dan elektrikal, serta
perlengkapan-perlengkapan kunci dan alat penggantung yang
diperlukan.

2. Persyaratan Bahan.
2.1
2.2

Bahan dan kekuatan kontruksi kayu berpedoman pada PPKI 1961.


Peraturan-peraturan tersebut dipakai sebagai standard minimum.
Kayu Lokal klas I
1. Kayu tidak boleh mengandung cacat seperti retak, pecah, berwarna
putih atau bermata. Warna kayu harus merata.
2. Kayu yang dipakai telah dikeringkan, dengan memakai oven
(kelembaban maksimal 12%) dan telah dilapisi bahan pengawet,
transparan serta untuk menghindar dari serangan hama kayu /
bubuk.

2.3

Teakwood dan Tripleks.


1. Bahan yang dipakai produksi dalam negeri, kualitas terbaik.
2. Permukaan harus rata, halus, mampat, berserat baik, bebas dari
mata kayu serta cacat estetis lainnya.
3. Khusus untuk teak plywood dan teak block, warna urat dann
kembang harus seragam dan mendapat persetujuan perencanan
perencana untuk dipakai

2.4

Baut, Sekrup dan Paku


1. Baut, sekrup dan paku yang dipakai jenis high tension.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 68 dari 74

2. Dimana pada gambar tertulis sekrup dengan penutup (dop), dop


yang dipakai terbuat dari stainless steel.
2.5

Engsel
3. Engsel pintu lengkap bar handle ex. Dekkson, atau sesuai yang
tercantum dalam Bill of Quantity.
4. Engsel jendela ex. Dekkson, atau sesuai yang tercantum dalam Bill
of Quantity

2.6

Kunci
5. Kunci pintu WC memakai type bulat ex. Dekkson atau sesuai yang
tercantum dalam Bill of Quantity.
6. Kunci pintu lain ex. Dekkson atau sesuai yang tercantum dalam Bill
of Quantity

3. Contoh Bahan
3.1

Sebelum memulai pembuatan, Kontraktor harus memperlihatkan


contoh-contoh bahan yang akan dipakai kepada Pengawas Lapangan
untuk diperiksa. Contoh bahan tersebut meliputi seluruh material yang
akan dipakai, baik bahan konstruksi maupun bahan finishing.

3.2

Seluruh contoh bahan harus diperlihatkan sekaligus, tidak boleh secara


bertahap atau sebagian-sebagian. Semua contoh-contoh tersebut
disusun pada panel plywood tebal 6 mm dan diberi keterangan nama
bahan dan peruntukan bahan tersebut pada pekerjaan. Contoh-contoh
tersebut disusun pada dua panel, kedua panel berisi contoh yang sama
kemudian diserahkan ke Pengawas Lapangan.

3.3

Pengawas Lapangan akan memeriksa contoh-contoh tersebut. Jika ada


yang tidak sesuai dengan yang telah ditentukan. Kontraktor wajib
mengajukan contoh pengganti sesuai dengan patokan untuk
pemeriksaan pekerjaan.

3.4

Contoh bahan yang telah disetujui Pengawas Lapangan akan dipakai


sebagai patokan untuk pemeriksaan pekerjaan.

3.6

Kontraktor tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum contohcontoh bahan mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan.

4. Pembuatan Contoh Pekerjaan (Mock- Up)


a.

Sebelum memulai pekerjaan interior, kontraktor diharuskan membuat


contoh (mock up).

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 69 dari 74

Contoh dibuat untuk komponen berikut :


1. 1 unit lemari di bawah meja beton
2. 1 unit lemari gantung
Contoh-contoh tersebut dibuat dengan ukuran sebenarnya serta
dikerjakan sesuai dengan gambar.
4.2

Contoh-contoh tersebut akan diperiksa oleh Pengawas Lapangan. Jika


terdapat ketidak sesuaian antara contoh dengan gambar RKS.
Kontraktor wajib memperbaiki kembali atau mengulang perbuatan
contoh, sesuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan. Kontraktor tidak
diperkenankan melanjutkan pekerjaan sebelum pembuatan unit-unit
contoh di atas mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan.

4.3

Jika contoh pekerjaan telah disetujui Pengawas Lapangan, maka


Kontraktor diperkenankan mengerjakan pekerjaan interior secara
keseluruhan. Dan contoh tersebut akan menjadi patokan untuk
memeriksa pekerjaan lainnya.

5. Syarat-syarat Pelaksanaan
5.1

Pengerjaan Kayu
a.

Kayu harus dikerjakan menurut pola dan urutan pengerjaan yang


ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
1. Bahan kayu yang telah dipola diserut dengan mesin, baru
kemudian dengan serut tangan.
2. Bahan kayu diberi sambungan-sambungan yang diperlukan,
tergantung dari type sambungan yang diperlukan. Sambungan
tenon, ekor burung layang-layang (dove tail), dowel atau type
sambungan lain harus dikerjakan dengan mesin toleransi.

b.

Seluruh komponen kayu jati lokal atau kayu klas 1 seluruh sisinya
yang teraba dan terlihat, harus diampelas halus dan kemudian
diselesaikan (finished).

c.

Penyelesaian pada setiap batang kayu berupa permukaan atau


bulatan menyudut, diselesaikan halus dan merata sehingga tidak
menajam agar tidak mengganggu untuk rabaan atau sentuhan.

d.

Ditempat-tempat yang dipandang perlu konstruksi, harus


diperkuat lagi dengan bantuan sekrup / paku / lem. Apabila
ternyata dalam gambar tidak lengkap, maka pemasangannya
dilakukan dengan cara-cara praktek yang terbaik dan disetujui
oleh Pengawas Lapangan.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 70 dari 74

e.
5.2

Tidak dibenarkan terjadi cacat yang disebabkan oleh pekerjaan


yang tidak rapi, benturan atau gesekan.

Pengerjaan Bahan Kayu Hasil Pengolahan Pabrik

1.Bahan hasil pengolahan pabrik ini berupa teak plywood, multiplex, triplex,
teak block, dll, sesuai gambar kerja.
2.Pemasangan bahan-bahan tersebut kepada elemen penyelesaian interior /
rangkanya harus mengikuti / memenuhi persyaratan teknis pabrik yang
bersangkutan.
3.Pemasangan dengan perekat, paku sekrup, maupun konstruksi penjepit
harus dilakukan sebaik-baiknya, rapi dan kuat, mampat dan tahan terhadap
air.
4.Pekerjaan pemotongan lembaran-lembaran harus teratur menurut sifat, ciri,
ekspresi bahan disesuaikan dengan bentuk-bentuk komponen, sehingga
terdapat penggunaan bahan yang efesien dan serasi mungkin. Jenis bahan
yang dipilih, digunakan motif yang tidak banyak bunganya dan serasi
secara keseluruhan.
5.Pertemuan sudut-sudut, pinggir-pinggir bidang dan sisi-sisi diantara bahanbahan dilaksanakan dengan cara-cara teknis tertentu untuk menghasilkan
hubungan yang siku, rata, mampat, lurus dan rapi.
6.Pekerjaan permukaan-permukaan yang melengkung / bundar dan
sebagainya sesuai gambar kerja harus menghasilkan pekerjaan yang kuat,
rapi dan rata.
5.3

Pengerjaan Alat-alat Perlengkapan

1.Alat-alat perlengkapan disini adalah :


i.

Perlengkapan engsel, tarikan, kunci dll.

ii.

Baut-baut, sekrup,
sebagainya.

iii.

Alat penggantung dan alat-alat lain yang menunjang


sempurnanya elemen-elemen penyelesaian interior.

iv.

Perlengkapan mekanikal dan elektrikal yang terpadu dengan


penyelesaian elemen interior, seperti : stop kontak, saklar,
lampu, air troffer, floor, out-let dan sebagainya.

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

paku,

penguat,

pasak

kayu

dan

Halaman : 71 dari 74

2.Bahan baut sekrup (kepala ceper / cembung) dan paku yang berkualitas
terbaik baut dalam negeri harus dipasang sebaik-baiknya sesuai
persyaratan teknis dalam pelaksanaan pekerjaan.
3.Baut dan sekrup sebelum ditanam kedalam kayu / besi, harus terlebih
dahulu dilakukan pengeboran pada kayu / besi tersebut dengan alat bor
yang berpenampang lebih kecil dari penampang baut / sekrup tersebut,
dengan demikian baut dan sekrup setelah ditanam kedalam kayu / besi
dapat sempurna mampat, kuat tertanam dan rapi.
4.Semua sekrup jenis kepala ceper harus benar-benar mempat pada
permukaan kayu / besi disampingnya. Untuk sekrup jenis kepala cembung,
harus benar-benar mampat pada permukaan kayu.besi. Untuk semua batubatu setelah terpasang harus diberi penutup stainless steel / alumunium
dengan kualitas yang terbaik.
5.Semua ukuran / dimensi paku-paku yang akan dipasang / ditanam harus
sesuai dengan tekanan / kekuatan kayu yang bersangkutan, sehingga
memenuhi persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan.
6.Pasak-pasak kayu untuk semua hubungan
persyaratan teknis, mampat, kuat dan rapi.
5.4

konstruksi harus memenuhi

Pekerjaan Alat-alat Penggantung dan Alat-alat Lain.

1.Pekerjaan konstruksi kayu pada beton mempergunakan sekrup dengan


fisher 2 setiap jarak 40 Cm dan besi beton dengan ramset.
2.Alat-alat penggantung / alat-alat lain yang diperlukan adalah produksi
pabrik, kualitas terbaik dan stainless steel atau bahan anti karat lainnya
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
3.Cara pemasangan / pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi persyaratan
teknis pabrik yang bersangkutan dan tetap rapi serta kuat.
4.Pekerjaan untuk bahan anti karat dapat dilakukan dengan cara finishing
tertentu lainnya yang ditetapkan pabrik dan disetujui Pengawas Lapangan.

PASAL 15
PEKERJAAN BESI & LOGAM NON STRUKTURAL
1.6.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan metal dalam hal ini meliputi :
1. Pekerjaan pemasangan besi plat
Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 72 dari 74

2. Pekerjaan beugel
3. Pekerjaan mur baut tembak untuk penguat kuda-kuda Alumunium
2.

3.

Persyaratan Bahan
2.1

Semua pekerjaan pemasangan besi plat, beugel, mur baut harus terdiri
dari bahan yang bebas karat dan yang disetujui Pengawas Lapangan.

a.

Bahan-bahan besi dan logam harus ditinjau dan diuji baik pada
pembuatan, pengerjaan maupun di lapangan oleh Pengawas Lapangan.
Peninjauan dan pengujian dilaksanakan oleh Kontraktor tanpa adanya
penambahan biaya. Pengujian ini tidak melepas tanggung jawab
Kontraktor terhadap penyediaan bahan yang tidak memenuhi syarat.

2.3

Baja yang digunakan adalah baja ST. 37 dengan jenis dan


ukuran sesuai yang tertera pada gambar.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a.

Semua pekerjaan pemasangan, penyambungan dan perkuatan harus


dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan maksudnya,
termasuk perlengkapannya.

b.

Cara pemasangan menurut ketentuan pabrik yang mengeluarkan


produk yang akan digunakan.

c.

Seandainya detail gambar sambungan tidak tersedia, maka Kontraktor


harus membuat shop drawing untuk mendapatkan persetujuan
Pengawas Lapangan.

d.

Semua bahan-bahan besi dan logam (mur, baut, sekrup dsb.) yang
akan berhubungan dengan udara luar dibuat dari besi yang
digalvanisasi.

e.

Kontraktor diharuskan memperhatikan semua ukuran, sambungan dan


hubungannya dengan material lain, dengan mengikuti semua petunjuk
gambar rencana secara seksama.

f.

Semua pekerjaan logam dan besi yang terpotong harus disetujui oleh
Pengawas Lapangan.

g.

Pekerjaan sambungan dilakukan dengan baut sesuai dengan gambar


rencana.
Pasal 17
PEKERJAAN FINISHING DAN LAIN-LAIN

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 73 dari 74

1.

Guna-guna mendapat hasil pekerjaan yang baik bagi kesempurnaan


pekerjaan, walaupun tidak termasuk dalam bagian-bagian pekerjaan, maka
kontraktor wajib melaksanakannya atau sesuai dengan petunjuk direksi.

2.

Apabila ternyata terdapat ketidaksesuaian antara gambar dan RKS, maka


diambil gambar detail sebagai pedoman dan bila juga tidak sesuai atau
kurang jelas, maka berlaku apa yang tercantum dalam RKS atau meminta
petunjuk direksi.

3.

Sebelum

pekerjaan

diserah

terimakan,

kontraktor

diwajibkan

membersihkan bahan-bahan bangunan. Kotoran-kotoran bekas yang ada


dalam lokasi pekerjaan sehingga pada saat serah terima dilaksanakan
pekerjaan dalam keadaan bersih dan rapi.
4.

Pada waktu diadakan serah terima pertama (IMB) yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah setempat.
a. Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeluarkan oleh pemerintah
daerah setempat.
b. Surat tanda good keep pemasangan instalasi listrik dan berikut akan
gambar pemasangan instalasi dari pihak PLN setempat.

Menyetujui
Pejabat Pelaksana
Kegiatan (PPK)

Banda Aceh 2011


Konsultan Perencana
CV. MAULANA CONSULTANT

Edy Hermansyah, ST, MT


Nip : 19770527 199903 1 006

Safarli, ST
Direktur

Mengetahui/Menyetujui
Kuasa Pengguna Anggaran
Sekretariat
Kabupaten Aceh Besar

Drs. Surya Rayendra


Nip. 19700823 199003 1 005

Rencana Kerja & Syarat-syarat Teknis

Halaman : 74 dari 74

Anda mungkin juga menyukai