Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak akan pernah berhenti. Masalah pangan merupakan
hal penting yang menjadi perhatian khusus karena menyangkut hajat hidup orang banyak di tengah
gencarnya isu krisis pangan global yang disebabkan tidak seimbangnya antara peningkatan jumlah penduduk
dengan produksi pangan yang ada. Kondisi tersebut tentunya juga akan berpengaruh di Provinsi Kalimantan
Timur khususnya Kabupaten Kutai Kartanegara, sehingga perlu adanya upaya antisipasi sejak dini untuk
membangun kawasan pangan di daerah.
Dalam rangka meningkatkan pendapatan petani dan mendukung pemenuhan pangan nasional, Pemerintah
Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pertanian dan Perternakan telah melaksanakan
berbagai pembangunan sarana dan prasarana pertanian diantaranya Pembangunan Embung, Jalan Usaha
Tani (JUT), Jaringan Irigasi, Dam Parit, Perluasan Sawah dan lain-lain, dimana kegiatan infrastruktur
pertanian tersebut diarahkan untuk mendukung upaya-upaya pemerintah dalam rangka peningkatan
ketersediaan pangan.
Peranan infrastruktur Pertanian dalam pembangunan pertanian semakin strategis dan penting, hal ini
berkaitan dengan upaya pencapaian sasaran program khususnya program peningkatan nilai tambah.
Salah satu Infrastruktur Pertanian khususnya Jalan Usaha Tani merupakan salah satu komponen dalam
subsistem hulu yang diharapkan dapat mendukung subsistem Jalan Usaha Tani, subsistem pengolahan dan
subsistem pemasaran hasil pertanian (tanaman pangan, holtikultura perkebunan dan perternakan).
Pada saat ini banyak lokasi lahan pertanian belum mempunyai/ terdapat Jalan Usaha Tani yang memadai
sehingga dapat menghambat masyarakat tani dalam berusaha dilahannya.
Didalam UU No. 38 Tahun 2004 tentang jalan terdapat Klosul jalan khususnya yaitu jalan yang
pembangunan dan pembinaannya merupakan tanggung jawab departemen terkait. Sehubungan dengan
itu Jalan Usaha Tani di kategorikan jalan khusus sehingga pembinaannya menjadi tanggung jawab
Departemen Pertanian.
Agar kegiatan dan pelaksanaan pembangunan Jalan Usaha Tani dimaksud dapat berjalan dan sesuai
sasaran maka sangat diperlukan suatu kegiatan perencanaan yang merancang dan mendesain seluruh
bentuk pembangunan serta seluruh tahapan pelaksanaan pembangunan konstruksi sehingga memenuhi
kriteria teknis baik kualitas, kuantitas, biaya dan administrasi kegiatan.
Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan Pekerjaan Perencanaan Teknis Pembangunan Jalan
Usaha Tani yang berada di Desa Long Temuyat Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Malinau untuk
mewujudkan perencanaan yang komprehensip dan aplikabel dengan karakter desain yang
menyatu dengan lingkungannya, yang meliputi:
b. Merencanakan jalan yang memenuhi aspek estetika struktur namun proposional dengan
biaya.
Tujuan Umum dari pekerjaan ini adalah untuk menghubungkan akses jalan tranportasi darat
menuju Lokasi pertanian dan perkebunan di Desa Long Temuyat, sehingga terwujud
pengembangan wilayah pertanian berdasarkan keselarasan pembagian dan kesesuaian
pertumbuhan secara holistik, berkelanjutan, berwawasan lingkungan dan memberdayakan
masyarakat.
Tujuan pokok dari pekerjaan ini adalah melaksanakan pekerjaan Perencanaan Teknis
pembangunan jalan (Detail Engineering Design) lengkap dan terinci sedemikian rupa sehingga
tercapai penyesuaian terhadap tingkat optimum dari investasi serta pentahapan pelaksanaan
dalam batas-batas kemampuan pembiayaan.
2.3 SASARAN
Sasaran yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah konsultan perencana yang diserahi tugas ini
wajib menyediakan jasa-jasanya semaksimal mungkin untuk menyelenggarakan pekerjaan
perencanaan teknis, sehingga diperoleh hasil pekerjaan berupa:
d. Mendata segala permasalahan yang ada selama perencanaan teknis dan kemungkinan
terjadinya permasalahan-permasalahan saat pelaksanaan fisik di lapangan, beserta solusi
pemecahannya.
Lokasi paket Pekerjaan Perencanaan Teknis Jlan Usaha Tani berada di Kecamatan Kayan Hulu
Kabupaten Malinau Desa Long Temuyat.
Dalam hal melaksanakan perencanaan mengacu kepada NSPM (Norma, Standar, Pedoman,
Manual) Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum, seperti tertuang pada
daftar referensi seperti tersebut di bawah ini ditetapkan dan dipakai sebagai dasar perencanaan
teknis, namun tidak terbatas pada referensi berikut:
2. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Pedoman Gambar Standar
Pekerjaan Jalan dan Jembatan Volume Dua No. 04/BM/2005
6. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Pedoman Teknik Tata Cara
Pelaksanaan Pondasi Cerucuk Kayu di Atas Tanah Lembek dan Tanah Gambut No.
029/T/BM/1999
7. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Standar Pembebanan Untuk
Jembatan No. RSNI T-02-2005
9. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Pedoman Stabilisasi Dangkal
Tanah Lunak Untuk Konstruksi Timbunan Jalan (Dengan Semen dan Cerucuk) No. PD T-11-
2005-B
10. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Pedoman Teknik Tata Cara
Pembuatan Jalan Di Atas Tanah Gambut Dengan Menggunakan Pondasi Galar Kayu No.
009/T/BM/1999
11. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Pedoman Pekerjaan Tanah
Dasar No. 003/BM/2006
12. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Manual Hidrolika Untuk
Pekerjaan Jalan dan Jembatan No. 01/BM/2005
13. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah,
Manual Perencanaan Bangunan Pengaman Gerusan Air Sungai Untuk Konstruksi Jalan dan
Jembatan No. 002/PW/2004
14. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Peraturan Perencanaan
Teknik Jembatan Jilid 1 (BMS - Bridge Design Code Vol. 1)
15. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Peraturan Perencanaan
Teknik Jembatan Jilid 2 (BMS - Bridge Design Code Vol. 2)
16. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, BMS - Bridge Design Manual
Vol. 1
17. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, BMS - Bridge Design Manual
Vol. 2
18. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Sistem Manajemen
Jembatan : Panduan Penyelidikan Jembatan (BMS)
19. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Bridge Management System :
Standard Spesifications For Bridge Construction Vol. 1
20. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Bridge Management System :
Standard Spesifications For Bridge Construction Vol. 2
21. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah,
Pedoman Perencanaan Beban Gempa Untuk Jembatan No. PD T-04-2004-B
22. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Panduan Survai
Pendahuluan Jembatan di Daerah Perkotaan No. 04/P/BNKT/1991
23. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Standar Gorong- Gorong
Persegi Beton Bertulang (Box Culvert) Tipe Single
24. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Standar Gorong- Gorong
Persegi Beton Bertulang (Box Culvert) Tipe Double
25. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Standar Gorong- Gorong
Persegi Beton Bertulang (Box Culvert) Tipe Triple
26. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Standar Bangunan Atas
Jembatan Gelagar Beton Pratekan Tipe T - Kelas B
27. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Standar Bangunan Atas
Jembatan Gelagar Beton Pratekan Tipe T - Kelas A
28. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Standar Jembatan Gelagar
Komposit Bentang Jembatan 8 - 20 m MBI /A/B
29. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Gambar Standar Rangka
Baja Bangunan Atas Jembatan Kelas A dan B No. 07/BM/2005
30. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Spesifikasi Konstruksi
Jembatan Tipe Balok T Bentang s/d 25 m Untuk Beban BM 100 No. 1748-1989-F
31. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Standar Konstruksi Jembatan
Type Pretensioned Precast Concrete Voided Slab Bentang 5 - 16 m Klas Muatan BM 100
32. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Pedoman Perencanaan lantai
Jembatan Rangka Baja Dengan Menggunakan Corrugated Steel Plate (CSP) No. PD T-12-
2005-B
33. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Pedoman Pelaksanaan
Pemasangan Siar Muai Jenis Asphaltic Plug Untuk Jembatan No. PD T-13-2005-B
34. Badan Standarisasi Nasional, Standar Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan No. SNI
T-12-2004
35. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Manual Perencanaan
Struktur Beton Bertulang Untuk Jembatan No. 009/BM/2008
36. Badan Standarisasi Nasional, Standar Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan No. RSNI
T-03-2005
37. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Pedoman Pelaksanaan
Pekerjaan Beton Untuk Jalan dan Jembatan No. PD T-07-2005-B
38. Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Spesifikasi Umum Pekerjaan
Jalan dan Jembatan 2010 Revisi 3
39. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Bridge Management System :
Guidelines For Preparation Of Spesifications
40. Badan Standarisasi Nasional, Standar Pilar dan Kepala Jembatan Beton Sederhana Bentang
5 - 25 m Dengan Pondasi Tiang Pancang No. SNI 2451 : 2008
41. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Standar Konstruksi Jembatan
Type Pretensioned Precast Concrete Girder I Beam Span 20 - 35 m Klas Muatan BM 100
42. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Pedoman Pelaksanaan
Pemasangan Bantalan Karet Pada Jembatan No. PD T-06-2005-B
43. Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Panduan Analisa Harga
Satuan Pekerjaan Jalan dan Jembatan Berdasarkan Spesifikasi Umum Pekerjaan Jalan dan
Jembatan 2010 Revisi 3
44. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Prosedur Operasional
Standar Perencanaan Teknis Jembatan
45. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Standar Metode
Perhitungan Debit Banjir No. SK SNI M-18-1989-F
46. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah,
Metode, Spesifikasi dan Tata Cara Bagian 1 : Tanah, Longsoran
47. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah,
Metode, Spesifikasi dan Tata Cara Bagian 3 : Beton, Semen, Perkerasan Beton Semen
48. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah,
Metode, Spesifikasi dan Tata Cara Bagian 7: Struktur Bangunan
49. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah,
Metode, Spesifikasi dan Tata Cara Bagian 12 : Jembatan
50. Referensi peraturan atau buku-buku yang sesuai dengan bidang perencanaan.
2) Menyiapkan peta dasar yang berupa peta topografi dan peta-peta pendukung
lainnya (peta geologi, tata guna tanah, hidrologi, dan sebagainya) yang dipakai
untuk menentukan lokasi jembatan yang sesuai.
4) Mempelajari dan menganalisa data curah hujan pada daerah rencana jembatan
melalui station-station pengamatan cuaca yang telah ada ataupun pada Jawatan
Meteorologi setempat, termasuk data banjir, erosi dan lain sebagainya.
5) Menganalisa secara visual keadaan tanah dasar pada daerah rencana jembatan.
7) Mengumpulkan data harga satuan material, upah buruh, biaya pembebasan lahan
dan sebagainya yang berkaitan dengan rencana pekerjaan.
11) Mengumpulkan data-data sekunder lainnya yang diperlukan dan dianggap penting.
12) Membuat laporan lengkap dan memberi saran yang diperlukan untuk pelaksaaan
survei dan pekerjaan konstruksi, dengan memperbandingkan alternatif lokasi
jembatan yang diambil.
1) Survey Geometrik
e) Dari hasil survey recon ini, secara kasar harus sudah bisa dihitung perkirakan
volume pekerjaan yang akan timbul serta bisa dibuatkan perkiraan rencana
biaya secara sederhana dan diharapkan dapat mendekati desain final.
2) Survey Topografi
2.6. KELUARAN
Keluaran yang diharapkan dari pekerjaan ini diperoleh hasil pekerjaan berupa:
3. Pendataan segala permasalahan yang ada selama perencanaan teknis dan kemungkinan
terjadinya permasalahan-permasalahan saat pelaksanaan fisik di lapangan, beserta solusi
pemecahannya.
1. Pengukuran Topografi
Pengukuran topografi adalah sebagai proses pengumpulan data permukaan bumi yang
selanjutnya data hasil ukuran dipresentasikan dalam bentuk peta perencanaan dengan
menggunakan skala tertentu. Dalam prosedur operasional standar perencanaan jembatan
yang ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga,
Direktorat Bina Teknik, Januari 2009, pelaksanaan survey topografi (geodesi) dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Pekerjaan Perintisan
1) Pekerjaan perintisan berupa merintis atau membuka sebagian daerah yang akan
diukur sehingga pengukuran dapat berjalan lancar.
2) Peralatan yang dipakai untuk perintisan adalah parang, kampak dan sebagainya.
3) Perintisan diusahakan mengikuti koridor yang telah diplot di atas peta topografi
atau atas petunjuk PPK.
b. Pekerjaan pengukuran
1) Sebelum melakukan pengukuran harus diadakan pemeriksaan alat yang baik yang
sesuai dengan ketelitian alat dan dibuatkan daftar hasil pemeriksaan alat tersebut.
2) Awal pengukuran dilakukan pada tempat yang mudah dikenal dan aman, dibuat
titik tetap (BM) yang diambil dari titik triangulasi atau lokal.
3) Awal dan akhir kegiatan hendaknya diikatkan pada titik-titik tetap (BM).
b) Sisi poligon atau jarak antara titik poligon maksimal 100 meter diukur dengan
peges ukur (meteran).
e) Titik-titik ikat (BM) harus diukur sudutnya dengan alat yang sama dengan alat
pengukuran poligon, jaraknya diukur dengan pegas (meteran)/jarak langsung,
ketelitian poligon adalah sebagai berikut:
- Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10” kali akar jumlah titik
poligon.
- Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal kegiatan, dan pada setiap
jarak 5 km (kurang lebih 60 titik poligon) pada titik akhir pengukuran.
- Pengamatan matahari pada tiap titik dilakukan dalam 4 seri (4 biasa dan 4
luar biasa).
a) Jenis alat yang digunakan untuk pengukuran ketinggian adalah cukup dengan
alat waterpass jenis NAK-2 atau yang setingkat.
c) Rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, dalam arti pembagian
skala jelas dan sama.
e) Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT) dan Benang Bawah (BB),
mempunyai kontrol pembacaan : 2BT = BA + BB.
7) Pengukuran Situasi
e) Tempat-tempat sumber material jalan yang terdapat di sekitar jalur jalan perlu
diberi tanda di atas peta dan di photo (jenis dan lokasi material).
b) Alat yang digunakan adalah jenis Theodolit atau alat ukur lain yang
mempunyai ketelitian yang sama.
a) Pengukuran penampang melintang pada daerah yang datar dan landai dibuat
setiap 50 m dan pada daerah-daerah tikungan/pegunungan setiap 25 m.
b) Pada daerah yang menikung, dari as jalan ke arah luar 25 m dan ke arah
dalam 75 m.
b) Patok Km dan Hm yang ada pada tepi jalan harus diambil dan dihitung
koordinatnya. Ini dimaksudkan untuk memperbanyak titik referensi pada
penemuan kembali sumbu jalan yang direncanakan.
c) Daerah yang diukur 200 meter panjang masing-masing oprit jembatan, 100
meter pada kiri dan kanan as jalan pada daerah sungai, 50 meter kiri dan
kanan as jalan yang mencakup patok DMJ.
a) Patok beton dibuat dengan ukuran 15x15x60 cm dan harus dipasang 2 (dua)
buah, masing-masing pada awal/akhir, dan pada patok antara, dipasang
dengan interval 1 km dan berpotongan antara rencana jalan dengan sungai 2
buah seberang-menyeberang.
e) Patok poligon maupun patok station diberi tanda cat kuning dengan tulisan
hitam yang diletakan di sebelah kiri ke arah jalannya pengukuran.
c) Gambar ukur yang berupa gambar situasi dalam kertas millimeter dengan
skala 1:1000 untuk situasi jalan dan skala 1:500 untuk situasi jembatan.
d) Ketinggian titik detail harus tercantum dalam gambar ukur begitu pula semua
keterangan-keterangan penting. Ketinggian titik tersebut perlu dicantumkan.
Analisa dan pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang dibutuhkan, selanjutnya
dikelompokkan sesuai identifikasi tujuan permasalahan, sehingga diperoleh penganalisaan
pemecahan yang efektif dan terarah. Adapun analisa yang dilakukan adalah:
1. Membahas berbagai permasalahan berdasarkan hasil pengumpulan data primer dan data
sekunder
Jangka waktu penyelenggaraan perencanaan teknis ini ditetapkan selama 30 (tiga puluh hari
kalender) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja oleh Pejabat
Pembuat Komitmen. Dalam jangka waktu tersebut, konsultan sudah harus menyelesaikan dan
menyerahkan semua hasil pekerjaan dalam bentuk Detail Engineering Design beserta laporan-
laporannya kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Kebutuhan Tenaga Ahli untuk Pekerjaan Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan di Desa
Teras Baru Kec. Tanjung Palas seperti tersebut di bawah ini:
1. Ketua Tim (Team Leader) pendidikan minimal S1 Teknik Sipil dengan pengalaman 3 tahun
dan memiliki SKA Ahli Muda Teknik Jembatan.
2. Ahli K3 pendidikan minimal S1 Teknik Sipil dengan pengalaman 2 tahun dan memiliki SKA
Ahli Muda K3.
Kebutuhan asisten tenaga ahli (Assistant Professional Staff) yang diperlukan untuk Pekerjaan
Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan di Desa Teras Baru Kabupaten Bulungan seperti
tersebut di bawah ini:
A. Tenaga Ahli
Berjumlah 1 (satu) orang dengan kualifikasi pendidikan minimal S1, memiliki SKA Ahli Muda
Jalan, Memiliki NPWP, melampirkan foto copy Ijazah dan KTP serta berpengalaman
dibidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
Tugas utama dari Pelaksana pekerjaan jalan adalah bertanggung jawab pada hal-hal sebagai
berikut:
o Melakukan kajian terhadap potensi-potensi fisik lahan dan interaksinya dengan lingkungan
sekitarnya;
2) Ahli K3 Konstruksi
Berjumlah 1 (satu) orang dengan kualifikasi pendidikan minimal S1, memiliki SKA Ahli Muda
K3 Konstruksi, Memiliki NPWP, melampirkan foto copy Ijazah dan KTP serta berpengalaman
dibidangnya sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.
Tugas utama dari Pelaksana pekerjaan jalan adalah bertanggung jawab pada hal-hal sebagai
berikut:
o Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3
konstruksi
o Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika diperlukan
o Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan darurat
B. Tenaga Terampil
Berjumlah 1 (satu) orang dengan kualifikasi pendidikan minimal SMA, memiliki Sertifikat
Ketrampilan (SKT) yang sesuai serta berpengalaman dibidangnya sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun dan melampirkan foto copy Ijazah dan KTP.
Tugas dari Juru Ukur/Teknisi Survey Pemetaan adalah melakukan survey, pengukuran dan
pemetaan terhadap obyek di lapangan serta membantu tugas ahli estimasi biaya dan
memberikan saran yang berkaitan dengan pengendalian biaya pembangunan/ kegiatan agar
tidak melampaui rencana anggaran yang telah ada.
Tugas dari Juru Gambar/Draftman – Sipil adalah membuat gambar pra rencana bangunan
dan gambar perencanaan yang menjadi pedoman dalam menghitung rencana anggaran
biaya bangunan serta pelaksanaan pembangunan yang selanjutnya diserahkan kepada pihak
pengguna.
C. Tenaga Pendukung
Berjumlah 1 (satu) orang, dengan latar belakang pendidikan minimal lulusan SMK/sederajat,
melampirkan foto copy Ijazah dan KTP dan berpengalaman dibidangnya sekurangkurangnya
3 (tiga) tahun.
Tugas dari tenaga administrasi adalah membantu team dalam pelaksanaan administrasi
kantor dan proyek serta membantu team dalam penyusunan laporan pekerjaan dari awal
hingga akhir pekerjaan
2.15. PELAPORAN
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan ditulis dalam Bahasa Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh pemberi
tugas dengan ukuran kertas format A4 dan diserahkan kepada pemberi tugas, setelah
dilakukan asistensi dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen melalui Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan yang ditunjuk. Laporan ini diserahkan selambat-lambatnya pada minggu
pertama setelah diterbitkan SPMK dan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
2. Laporan Akhir
Laporan akhir merupakan rangkuman dan penyempurnaan dari semua tanggapan dan
perubahan yang disepakati dalam pembahasan.
Laporan akhir ditulis dalam Bahasa Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh pemberi tugas
dengan ukuran kertas format A4 dan diserahkan kepada pemberi tugas, setelah dilakukan
asistensi dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen melalui Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan yang ditunjuk. Laporan ini diserahkan selambat-lambatnya pada minggu keempat
setelah diterbitkan SPMK dan dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan.
Juru Ukur/Teknis
PT. ARENCO Melakukan Survey, pengukuran dan
3 Yakop A.K.Lay Lokal Survey Surveyor 1
BINATAMA pemetaan terhadap objek di lapangan
Pemetaan
Membuat gambar pra rencana jalan
dan gambar perencanaan yang
Juru
PT. ARENCO menjadi pedoman dalam menghitung
4 Zul Akbar Lokal Gambar/Drafma Juru Gambar 1
BINATAMA rencana anggaran biaya dan
n-Sipil selanjutnya diserahkan kepada pihak
pengguna
Membantu Team dalam pelaksanaan
Operator Administrasi kantor dan proyek serta
PT. ARENCO
5 Arlinda Yati Oroh, S.Sos Lokal Komputer/Tenag Administrasi membantu team dalam penyusunan 1
BINATAMA
a Administrasi laporan pekerjaan dari awal hingga
akhir pekerjaan
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI, ASISTEN TENAGA AHLI DAN TENAGA PENUNJANG
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN JALAN USAHA TANI
MASUKAN PERSONIL
ORANG
No NAMA PERSONIL Bulan ke -
BULAN
1 2 3 4
NASIONAL
1 Team Leader 1
2 Ahli K3 1