Anda di halaman 1dari 38

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN


DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA
TAHUN ANGGARAN 2021

Uraian Pendahuluan
1. Latar Pembangunan jaringan jalan dan jembatan sebagai urat nadi perekonomian
Belakang nasional diharapkan mampu menghubungkan jalan lintas di pulau-pulau besar
seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Papua, maupun
meningkatkan penanganan non lintas agar senantiasa dapat berfungsi untuk
mendukung kelancaran arus lalu lintas barang dan jasa dalam rangka percepatan
pemulihan ekonomi dengan tetap menjaga lingkungan.
Jalan Nasional di Provinsi Kalimantan Utara sepanjang 585,17 Km termasuk
jembatannya perlu dijaga kondisi kemantapannya sehingga dapat berfungsi
dengan baik.
Tim perencana yang dibutuhkan pada paket ini adalah Penyedia Jasa Perencana
dan Pengawas Konstruksi (Konsultan) Kualifikasi Menengah (M), Klasifikasi
Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Jasa Teknik Sipil Transportasi
(RE104).
2. Maksud dan Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Direktorat Jenderal Bina
Tujuan Marga cq P2JN Provinsi Kalimantan Utaradalam rangka melaksanakan pekerjaan
perencanaan teknik jalan pada ruas-ruas jalan nasional dan jembatan di Provinsi
Kalimantan Utara.
Tujuan dari kegiatan ini adalah ketersediaan perencanaan teknik jalan dan
jembatan yang berwawasan lingkungan, serta dokumen pelelangan, sesuai
dengan rencana menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tercapainya
mutu pekerjaan perencanaan, perbaikan geometrik jaringan jalan yang berkaitan
dengan jembatan, pemenuhan laik fungsi jaringan jalan yang berkaitan dengan
lokasi jembatan, menjaga kondisi jembatan serta tercapainya penyelesaian
penanganan masalah-masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi tingkat
perekonomian yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jalan yang diinginkan
selama ini dapat tercapai.
3. Sasaran Sasaran yang dicapai dari pekerjaan ini adalah :
1. Tersedianya perencanaan teknik jalan preservasi jalan.dan jembatan

KERANGKA ACUAN KERJA 1


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
2. Tercapainya penyelesaian penanganan masalah sehingga tingkat pelayanan
jalan yang diinginkan selama umur rencana dapat tercapai.
3. Ketersediaan dokumen perencanaan teknik jalan dan jembatan sebagai
bagian dari dokumen pelelangan.
4. Lokasi Kegiatan jasa konsultansi Perencanaan ini dilaksanakan di Ruas Jalan Nasional
Pekerjaan Provinsi Kalimantan Utara yang meliputi Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Nunukan.
5. Sumber Kegiatan ini Menggunakan Sumber Pendanaan dari APBN Murni Tahun
Pendanaan Anggaran 2021 dengan Pagu Dipa sebesar Rp. 1.984.070.000,00 (Satu Miliar
Sembilan Ratus Delapan Puluh Empat Juta Tujuh Puluh Ribu Rupiah) dan
Nilai HPS sebesar Rp. 1.984.070.000,00 (Satu Miliar Sembilan Ratus Delapan
Puluh Empat Juta Tujuh Puluh Ribu Rupiah) termasuk PPN.
6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Masrur, ST.,
Organisasi
Satuan Kerja : Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi
Pejabat
Kalimantan Utara
Pembuat
Komitmen
Data Penunjang
7. Data Dasar Data Lapangan
- Data Penyelidikan tanah yang pernah dilakukan di sekitar lokasi
- Data-data penunjang lainnya
8. Standar Standar Teknis yang digunakan dalam pekerjaan perencanaan teknis adalah
Teknis sebagai berikut :

1. Pd.T.18-2005-B (Pedoman Perencanaan Perkerasan Kaku)


2. Pd.T-01-2002-B (Pedoman Perencanaan Tebal Lapisan Perkerasan
Lentur)
3. RSNI T-14-2004-B (Pedoman Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan)
4. 038/T/BM/1997 (Perencanaan Geometrik Antar Kota)
5. 002/T/BNKT/1991 (Perencanaan Persimpangan Sederhana Jalan
Perkotaan)
6. 01/TBNKT/1992 (Perencanaan Persimpangan Sebidang Jalan)
7. Pt T-02-2002-B (Tata Cara Perencanaan Geometrik Persimpangan
Sebidang)
8. Pd.T.20-2004-B (Perencanaan Bundaran untuk Persimpangan
Sebidang)
9. 06/BM/2005 (Pedoman Perencanaan Putaran Balik (U-Turn)
10. 032/T/BM/1999 (Pedoman Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki pada
Jalan Umum

KERANGKA ACUAN KERJA 2


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
11. 011/T/BM/1995 (Perencanaan Falitas Pejalan Kaki di kawasan
Perkotaan
12. 007/T/BNKT/1990 (Perencanaan Trotoar)
13. 014/T/BNKT/1990 (Perencanaan Pemisah)
14. Pd.T/15-2004-B (Perencanaan Seperator Jalan)
15. Pd.T/17-2004-B (Perencanaan Median Jalan)
16. 015/T/BNKT/1990 (Perencanaan Penghentian Bus)
17. 003/PW2014 (Manua Perencanaan Bangunan Pengaman Gerusan
Pantai Untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan)
18. 010/PW/2004 (Pedoman Pengukuran Topografi Untuk Pekerjaan Jalan
dan Jembatan
19. Pd.T-11-2003 (Perencanaan Timbunan Jalan Pendekat Jembatan)
20. Pd T-06-2004-B (Perencanaan Konstruksi timbunan jalan di atas Gambut
dengan Metode Pra-Pembebanan)
21. 03/BM/009 (Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan Perkuatan Tanah
dengan Geosintetik
22. Pd T.14-2003 (Perencanaan Jalan Beton Semen)
23. Pd T-05-2005-B (Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur
dengan Metode Lendutan
24. 008/T/BM/1999 (Perencanaan Pembuatan Jalan diatas Tanah Gambut
dengan Menggunakan Pondasi Galar Kayu)
25. Pd.T02-2006-B (Pedoman Perencanaan Drainase Jalan)
26. 002/PW/2004 (Manual Perencanaan Bangunan Pengaman Gerusan Air
Sungai Untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan
27. Pd.T-04-2004-B (Perencanaan Gempa Untuk Jembatan)
28. Pt T-12-2005-B (Perencanaan Lantai Jembatan Rangka Baja dengan
Menggunakan Corrugate Steel Plate
29. 009/BM/2008 (Perencanaan Struktur Beton Bertulang untuk Jembatan)
30. 019/BM/2005 (Pengawasan Teknis Pekerjaan Fisik)
31. 08/BM/2005 (Pedoman Umum Pengolaan Lingkungan Hidup Bidang
Jalan)
32. Pt.T-8-2002-B (Pedoman Pembentukan dan Sifat-sifat Dasr Tanah
Lunak
33. Pt.T-9-2002-B (Pedoman Penyelidikan Tanah Lunak, Desain dan
Perkerjaan Lapngan.
34. Pt.M-01-2002-B (Pedoman Geoteknik desain dan Konstruksi.
35. SNI 19-6724-2002 (Jaringan Kontrol Horizontal, Tahun 2002)
36. SNI 19-6988-2004 (Jaring Kontrol Vertikal dengan Metode Sipat Datar,
Tahun 2005
37. Pavement Design AASHTO 1993
38. Manual Desain Pekerasan Jalan No. 02/M/BM/2017

KERANGKA ACUAN KERJA 3


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
Untuk kegiatan Perencanaan struktur jembatan harus mengacu kepada :
a. Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS 1992 dengan
revisi pada :
1) Bagian 2 dengan Pembebanan Untuk Jembatan (SNI 1725:2016)
2) Bagian 6 dengan Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan (RSNI
T-12-2004), sesuai Kepmen PU No.260/KPTS/M/2005.
3) Bagian 7 dengan Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan (RSNI T-
03-2005), sesuai Kepmen PU No.498/KPTS/M/2005
4) SNI 03-6747-2002 Tata Cara Perencanaan Teknis Pondasi Tiang Untuk
Jembatan
5) SNI 03-3446-1994 Tata Cara Perencanaan Teknis Pondasi Langsung
Untuk Jembatan
6) SNI 03-3447-1994 Tata Cara Perencanaan Teknis Pondasi Sumuran
Untuk Jembatan
b. SNI 1726 : 2012 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
c. SNI 3967 : 2008 Spesifikasi Bantalan Elastomer Tipe Polos Dan Tipe
Berlapis Untuk Perletakan Jembatan
d. SNI 2451-2008 Spesifikasi Pilar dan Kepala Jembatan Beton Sederhana
Bentang 5 m Sampai dengan 25 m dengan Fondasi Tiang Pancang
e. Pedoman Penempatan Utilitas Pada Daerah Milik Jalan (Pd T-13-2004-B)
1. Perencanaan jalan pendekat/oprit harus mengacu kepada:
a. Standar perencanaan jalan pendekat jembatan (Pd T-11-2003).
b. Standar-standar perencanaan jalan yang berlaku (terutama berkaitan
dengan geometrik dan perkerasan jalan)
2. Perencanaan bangunan pengaman
a. Manual No. 002/PW/2004 Perencanaan Bangunan Pengaman Air Sungai
Untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan.
b. Pedoman Penentuan Beban Impak Bangunan Pelindung Pilar Jembatan
(SE Menteri PUPR No: 12/SE/M/2015 tanggal 23 April 2015)
3. Untuk perhitungan atau analisa harga satuan pekerjaan mengikuti ketentuan:
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
28/PRT/M/2016 tentang Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum.
4. Pedoman Teknis Penjabaran RKL atau UKL dan untuk penerapan
pertimbangan lingkungan agar mengacu pada dokumen RKL atau UKL dan
SOP (Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup).
5. Ketentuan-ketentuan lain yang relevan bila tidak tercakup dalam ketentuan-
ketentuan diatas, harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas.
6. Dalam penyiapan perencanaan teknik harus mengikuti Pedoman/POS
(Prosedur Operasional Standar) bidang jembatan sebagai berikut:
Pedoman/POS Survey Pendahuluan.
Pedoman/POS Survey Lalu Lintas.
Pedoman/POS Survey Geodesi.
Pedoman/POS Survey Geologi

KERANGKA ACUAN KERJA 4


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
Pedoman/POS Survey Geoteknik.
Pedoman/POS Survey Hidrologi dan Morfologi Sungai.
Pedoman/POS Perencanaan Teknik Jembatan
Pedoman/POS Penyampaian DED Perencanaan Teknis.
Pedoman/POS Sistematika Pelaporan.

7. Perencanaan jalan pendekat mengacu kepada standar Perencanaan


Geometrik Jalan Raya yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga
No. : 038/TBM/1997 dan Manual Design Perkerasan tahun 2017.

8. Perencanaan Rehabilitasi jembatan dilakukan berdasarkan peraturan Bridge


Management System Bina Marga tahun 1993,
9. Studi-studi Tidak Tersedia
Terdahulu

10. Referensi
Memperhatikan Referensi Hukum:
Hukum
1. Undang-Undang No. 02 Tahun 2017 Tentang jasa Konstruksi
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan)
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi. Sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2016
4. Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umun dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 14/PRT/M/2020 tentang standar dan pedoman pengadaan
jasa konstruksi melalui Penyedia.
6. DIPA tahun 2021 Satuan Kerja P2JN Prov. Kalimantan Utara.
Ruang Lingkup
11. Lingkup
Pekerjaan 11.1 Lingkup Kegiatan
1) Persiapan
a) Tujuan
Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk mengumpulkan informasi
awal mengenai kondisi jalan eksisting, topografi, geologi, tata guna
lahan, lalulintas, serta lingkungan
b) Lingkup
(1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala minimum 1 :
50.000

KERANGKA ACUAN KERJA 5


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
(2) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base jaringan
jalan, daerah rawan kecelakaan
(3) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala minimal 1:
250000, daerah rawan bencana, dokumen tanah terdahulu,
dan koridor trase
(4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
(5) Peta tata guna lahan
(6) Melakukan kordinasi dengan instansi terkait dengan di sekitar
lokasi proyek

2) Survey Lapangan
a) Survey Pendahuluan
(1) Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk mengumpulkan
data-data awal berdasarkan aspek-aspek yang diperlukan
yang akan digunakan sebagai dasar/referensi survey
detail/survey berikutnya dan harus dilakukan oleh seorang
ahli.
(2) Lingkup Pekerjaan
Survei pendahuluan dilakukan pada sepanjang ruas jalan
nasional sepanjang 585,17 Km, untuk dipilih segmen
penanganan efektif sepanjang 30 Km serta dilaksanakan
untuk jenis penanganan Berkala jembatan sebanyak 30 unit
jembatan dan Rehabilitasi/Penggantian Jembatan sebanyak 4
unit.
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(a) Survey Pendahuluan Desain Geometrik
1. Menentukan awal proyek (Sta. 0 + 000) dan akhir
proyek yang tepat untuk mendapatkan overlapping
yang baik dan memenuhi syarat geometrik.
Pada penentuan titik awal dan titik akhir pekerjaan,
diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum titik
awal dan 200 m setelah titik akhir pekerjaan seperti
disajikan dalam Gambar 1 berikut:

KERANGKA ACUAN KERJA 6


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
a

Jalan atau Rencana Trase a ( a = 200 meter)


Jalan yang sudah ada Rencana trase jalan
Koridor Pengambilan Data

2a

Gambar 1. Koridor Pengambilan Data


2. Mengidentifikasi medan secara stationing/ urutan jarak
dengan mengelompokkan kondisi : medan datar,
rolling, perbukitan, pegunungan/ bukit curam dalam
bentuk tabelaris.
3. Mengidentifikasi/ memperkirakan secara tepat
penerapan desain geometrik (alinyemen horizontal
dan vertikal) berdasarkan pengalaman dan keahlian
yang harus dikuasai sepenuhnya oleh Highway
Engineer yang melaksanakan pekerjaan ini dengan
melakukan pengukuran-pengukuran secara
sederhana dan benar (jarak, azimut, kemiringan
dengan helling meter) dan membuat sketsa desain
alinyemen horizontal maupun vertikal secara khusus
untuk lokasi-lokasi yang dianggap sulit untuk
memastikan trase yang dipilih akan dapat memenuhi
persyaratan geometrik yang dibuktikan dengan sketsa
horizontal dan penampang memanjang rencana trase
jalan.
4. Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen
horizontal dan vertikal harus sudah diperhitungkan
dengan cermat sesuai dengan kebutuhan
perencanaan untuk lokasi : galian/ timbunan,
bangunan pelengkap jalan, gorong-gorong dan
jembatan (oprit jembatan), persimpangan yang bisa
terlihat dengan dibuatnya sketsa-sketsa serta tabelaris
di lapangan dari identifikasi kondisi lapangan secara
stationing dari awal sampai dengan akhir proyek.
5. Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan
sewaktu mengambil keputusan dalam pemilihan trase

KERANGKA ACUAN KERJA 7


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
dengan anggota team yang saling terkait dalam
pekerjaan ini.
6. Di lapangan harus diberi/ dibuat tanda-tanda berupa
patok dan tanda banjir dengan diberi tanda bendera
sepanjang daerah rencana dengan interval 50 m untuk
memudahkan tim pengukuran, serta pembuatan foto-
foto penting untuk pelaporan dan panduan dalam
melakukan survey detail selanjutnya.
7. Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah
bisa dihitung perkiraan volume pekerjaan yang akan
timbul serta bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya
secara sederhana dan diharapkan dapat mendekati
final design.
(b) Survey Pendahuluan kondisi eksisting perkerasan
1. Inventarisasi terhadap data histori penanganan jalan
2. Identifikasi jenis perkerasan
3. Identifikasi kerusakan perkerasan
(c) Survey Pendahuluan Survey Topografi.
Kegiatan yang dilakukan oleh geodetic engineer pada
survey pendahuluan adalah :
1. Menentukan awal dan akhir pengukuran serta
pemasangan patok beton Bench Mark di awal dan
akhir Proyek
2. Mengamati kondisi topografi
3. Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan
pengukuran khusus serta, morfologi dan lokasi yang
perlu dilakukan perpanjangan koridor
4. Membuat rencana kerja untuk survey detail
pengukuran.
5. Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi/
titik yang akan dijadikan referensi.
(d) Survey pendahuluan Bangunan Pelengkap Jalan
1. Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat data
lokasi/ Stationing, perkiraan lokasinya apa sudah

KERANGKA ACUAN KERJA 8


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
sesuai dengan geometrik serta rencana jenis
konstruksi, dimensi yang diperlukan.
2. Untuk lokasi yang sudah ada, existing perlu dibuatkan
inventarisasinya dengan lengkap antara lain
Stationing, jenis konstruksi, dimensi, kondisi serta
mengusulkan penanganan yang diperlukan. (lihat
format survey inventarisasi jembatan).
3. Untuk lokasi yang ada aliran airnya perlu dicatat tinggi
muka air normal, muka air banjir dan muka air banjir
tertinggi pernah terjadi serta adanya tanda-tanda/
gejala-gejala erosi yang dilengkapi dengan sket lokasi,
morfologi serta karakter aliran sungai dan dilengkapi
foto-foto jika diperlukan.
4. Mendiskusikan dengan team geometrik, geologi,
amdal dan hidrologi apakah data-data dan usul
penempatan lokasi serta usul perencanaan/
penanganan sudah sesuai secara teknis.
5. Membuat sket dan kalau perlu foto-foto beserta
catatan-catatan khusus serta saran-saran yang sangat
berguna dijadikan panduan dalam pengambilan data
untuk perencanaan pada waktu melakukan survey
detail nanti dan pengaruhnya terhadap keamanan/
kestabilan.
(e) Survey Pendahuluan Geologi dan Geoteknik.
Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geologi
dan geoteknik adalah :
1. Melakukan pengambilan data mengenai karakteristik
tanah, perkiraan lokasi sumber material, dan
mengantisipasi dan mengidentifikasi lokasi yang akan
longsor;
2. Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian antara lain Bor,
Sondir, DCP, Test Pit;
3. Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen
jalan;
4. Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik,
bahaya, resiko-resiko, dan batasan-batasan proyek;

KERANGKA ACUAN KERJA 9


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
5. Mencatat pengamatan visual menurut stasiun, patok
kilometer atau informasi lokasi lain seperti GPS.
(f) Survey Pendahuluan Drainase.
Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan
Drainase adalah:
1. Mengumpulkan data curah hujan.
2. Menganalisa luas daerah tangkapan (Catchment
Area).
3. Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan
sehubungan dengan bentuk dan kemiringan yang
akan mempengaruhi pola aliran.
4. Mengamati tata guna lahan.
5. Menginventarisasi bangunan drainase existing.
6. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting.
7. Membuat rencana kerja untuk survey detail.
8. Mengamati karakter aliran sungai/ morfologi yang
mungkin berpengaruh terhadap konstruksi dan saran-
saran yang diperlukan untuk menjadi pertimbangan
dalam perencanaan berikutnya.
Dalam kegiatan perencanaan jembatan, konsultan diwajibkan
mengumpulkan sebanyak mungkin data-data yang diperlukan untuk
penentuan langkah-langkah design. Tujuan survey pendahuluan
adalah untuk mengumpulkan data-data awal yang berdasarkan
aspek-aspek yang diperlukan yang akan digunakan sebagai
dasar/referensi survey detail/ survey berikutnya dan harus
dilakukan oleh seronag ahli utama.

Data-data yang diperlukan sebagai berikut :

a. Data Primer.
 Lokasi Jembatan
 Bahan & Material yang ada (Quary)
 Penampang melintang Sungai
 Jenis Tanah
 Banjir tertinggi yang pernah terjadi
 Situasi Jembatan
 Perkiraan Alignement Jalan

KERANGKA ACUAN KERJA 10


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
 Kondisi tikungan sepanjang Aliran Sungai
 Pengukuran kreep Aliran dan Arah aliran
 Pengamatan benda-benda hanyut
 Data-data lain yang diperlukan dan dianggap penting
 Usulan lainnya dari P2JN Kalimantan Utara

b. Data Sekunder.
 Harga Satuan Upah & Bahan untuk lokasi tersebut.
 Data Curah Hujan harian maximum untuk minimal 20
tahun terakhir.
 Peta Topografi skala 1 : 25.000, 1:50.000, tergantung
kebutuhan.
 Data BMS 2020.

Selama survey pendahuluan, konsultan diwajibkan mengecek


semua data-data diatas di lapangan, memberi koreksi-koreksi
seperlunya serta mengambil keputusan apa yang harus dilakukan
pada saat design.

Tugas dari team antara lain :


 Menentukan tipe pondasi yang paling baik/cocok untuk lokasi
tersebut sehubungan dengan material dan kondisi tanah.
 Menentukan letak, jumlah serta panjang bentang, elevasi
jembatan baru dan lokasi jembatan baru.
 Mencatat banjir serta erosi yang terjadi.
 Membentuk titik referensi dari beton.
 Mencatat material yang tersedia disekitar lokasi jembatan, dan
menyarankan jenis jembatan yang paling efisien sesuai
dnegan material yang tersedia.
 Membuat sketsa situasi jembatan baru terhadap jembatan
lama serta profil sungai pada lokasi jembatan baru dan lama.
 Memberikan rekomendasi untuk tahapan pekerjaan
selanjutnya serta menyarankan lokasi dan jumlah titik bor yang
harus dilaksanakan

Keluaran survey pendahuluan meliputi :


1. Laporan seluruh hasil survey pendahuluan berkaitan dengan
konsep desain yang akan diterapkan dengan

KERANGKA ACUAN KERJA 11


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
mempertimbangkan faktor-faktor berdasarkan seluruh hasil
survey pendahuluan
2. Laporan tindak lanjut survey pendahuluan yaitu survey detail
yang didalamnya memuat beberapa survey detail yang harus
dilakukan termasuk batasan koridor pengambilan data.
b) Survey Topografi
(1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan
tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam
koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan
skala 1:1000 yang akan digunakan untuk perencanaan
geometrik jalan. Pengukuran topografi dilakukan di ruas jalan
pada penggantian jembatan dan jika diperlukan pada
rehabilitasi jembatan dengan mengadakan tambahan
pengukuran detail pada daerah sungai ke arah hulu dan hilir,
juga tempat yang memerlukannya atau pemindahan lokasi
jembatan sehingga memungkinkan didapat re-alignement as
jalan/jembatan sesuai dengan standar yang dikehendaki.

(2) Lingkup Pekerjaan


Survei topografi dilakukan hanya pada lokasi efektif
penanganan sepanjang 30 Km dan pada jembatan yang akan
ditangani dengan rehabilitasi/penggantian
(a) Pemasangan patok-patok
Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran
10x10x75 cm atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi
dengan adukan beton dan di atasnya dipasang nut dari
baut dengan ujung kepala baut (nut) diberi tanda alur silang
(cross grooving), ditempatkan pada tempat yang aman,
mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan
pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang serta pada
awal dan akhir proyek minimal 2 dan ditempatkan pada
daerah yang aman terhadap kemungkinan tercabut atau
berubah posisi dan mudah terlihat, masing-masing 1 (satu)
pasang di setiap sisi sungai/ alur.

KERANGKA ACUAN KERJA 12


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
- Patok BM dipasang/ ditanam dengan kuat, bagian yang
tampak di atas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning,
diberi lambang Bina Marga, notasi dan nomor BM
dengan warna hitam.
- Patok BM yang sudah terpasang, kemudian difoto
sebagai dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai
koordinat serta elevasi.
- Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan
patok kayu yang cukup keras, lurus, dengan diameter
sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm,
bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan
diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam
keadaan khusus, perlu ditambahkan patok bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada
daerah sekitar patok diberi tanda-tanda khusus.
- Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin
dipasang patok, misalnya di atas permukaan jalan
beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik
poligon dan sifat datar ditandai dengan paku seng
dilingkari cat kuning dan diberi nomor.

(b) Pengukuran titik kontrol horizontal


- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan
sistem poligon, dan semua titik ikat (BM) harus dijadikan
sebagai titik poligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100
meter, diukur dengan meteran atau dengan alat ukur
secara optis ataupun elektronis.
- Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit
dengan ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk
menggunakan Total Station/theodolit jenis T2 atau yang
setingkat.

(c) Pengukuran titik kontrol vertikal


- Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali
berdiri/ pembacaan pergi- pulang.
- Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik
pengukuran (poligon, sifat datar, dan potongan
melintang) dan titik BM.

KERANGKA ACUAN KERJA 13


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
- Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan
baik, berskala benar, jelas dan sama.
- Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan
pembacaan ketiga benangnya, yaitu Benang Atas (BA),
Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam
satuan milimeter. Pada setiap pembacaan harus
dipenuhi: 2 BT = BA + BB.
Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam
jumlah slag (pengamatan) yang genap.

(d) Pengukuran situasi


- Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri,
yang mencakup semua obyek yang dibentuk oleh alam
maupun manusia yang ada disepanjang jalur
pengukuran, seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah,
gedung dan sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar diperhatikan
keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yang
cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar.
Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya: sungai,
persimpangan dengan jalan yang sudah ada)
pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan
yang lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.

(e) Pengukuran Penampang Melintang.


Pengukuran penampang melintang harus dilakukan
dengan persyaratan:
Perencanaan Teknis Jalan

Lebar koridor, Interval,


Kondisi
(m) (m)
- Datar, landai, 75 + 75 50
dan lurus
- Pegunungan 75 + 75 25
- Tikungan 50 (luar) + 100 25
(dalam)

Perencanaan Teknis Jembatan

KERANGKA ACUAN KERJA 14


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
Koridor dari Panjang
Area tepi, (m) Pengukuran (m)
-As Sungai 100 + 100 200 ke hulu
200 ke hilir
- As Jalan 50 + 50 200 + 200
Pegunung
- Interval 25 25
an
Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan
alat theodolit.
(f) Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan
dengan sungai atau jalan
- Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-
masing minimum 200 m dari perkiraan garis perpotongan
atau daerah sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih
berpengaruh terhadap keamanan jembatan dengan
interval pengukuran penampang melintang sungai
sebesar 25 meter.
- Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan
masing-masing minimum 100 m dari garis tepi sungai/
jalan atau sampai pada garis pertemuan antara oprit
jembatan dengan jalan dengan interval pengukuran
penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25
meter.
- Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran
penampang melintang dan memanjang baik terhadap
sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek
yang dibentuk alam maupun manusia disekitar persilangan
tersebut.

(3) Persyaratan
(a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang
akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan
dilampirkan dalam laporan.

KERANGKA ACUAN KERJA 15


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
(b) Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai
berikut :
1. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10”√n, (n
adalah jumlah titik poligon dari pengamatan matahari
pertama ke pengamatan matahari selanjutnya atau
dari pengukuran Global Positioning System (GPS)
geodetic yang mempunyai presisi tinggi pertama ke
pengukuran GPS berikutnya).
2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.

(c) Perhitungan
- Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi.
Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-
rata, tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki
sudut (kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan
koreksi yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi
pekerjaan.
- Perhitungan Sifat Datar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal
(ketelitian 0,5 mm), dan harus dilakukan kontrol
perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan
menjumlahkan beda tingginya.
- Perhitungan Ketinggian Detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok
ukur yang dipakai sebagai titik pengukuran detail dan
dihitung secara tachimetris.
- Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistem
komputerisasi.
(d) Penggambaran
- Penggambaran dilakukan menggunakan program bantu
Land Desktop Development under CAD dan yang setara
dengan skala horizontal 1 : 1.000, vertical skala 1 : 100
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.

KERANGKA ACUAN KERJA 16


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
- Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan
harga absis (x) dan ordinat (y)-nya.
- Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1 meter
panjang gambar harus dicantumkan petunjuk arah
Utara.
- Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil
perhitungan dan tidak boleh dilakukan secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya
dan diberi tanda khusus.

(e) Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan


metode penentuan posisi Global Positioning System (GPS)
secara diferensial. GPS atau nama lengkapnya NAVSTAR
GPS merupakan singkatan dari Navigation Satellite Timing
and Ranging Global Positioning System. Metode yang
digunakan adalah metode diferensial dengan
menggunakan lebih dari satu receiver GPS dimana minimal
satu titik digunakan sebagai titik referensi (base station)
dan yang lainnya ditempatkan pada titik yang akan diukur.
Titik referensi yang digunakan adalah titik referensi
Bakosurtanal ataupun Badan Pertanahan Nasional. Untuk
merapatkan titik kontrol horisontal dapat dilakukan
pengukuran menggunakan metode poligon dengan
menggunakan alat Total Station;

(f) Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah sebagai


Sistem koordinat proyeksi Universal Transverse Mercator
(UTM)
Ketentuan proyeksi UTM:

 Proyeksi adalah Transverse Mercator


 Lebar zona adalah 6
 Titik awal setiap zona adalah perpotongan meridian
tengah dan ekuator
 Faktor skala pada meridian tengah ko = 0,9996
 Timur (T) didefinisikan dengan penambahan 500.000
meter kepada nilai x yang dihitung dari meridian tengah

KERANGKA ACUAN KERJA 17


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
 Utara (U) didefinisikan dengan penambahan
10.000.0000 meter kepada nilai y yang dihitung dari
ekuator selatan.
 Zona 1 dimulai dari bujur 180 barat sampai dengan
bujur 174 barat dan seterusnya ke arah Timur sampai
zona 60 untuk bujur 174 timur sampai dengan 180
timur.
 Satuan dalam meter
 Batas lintang 84 Utara dan lintang 80 selatan.
 Notasi koordinat UTM, Timur (T) diletakkan di depan
Utara (U)
 Datum DGN-95

Tabel Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia


Zona Batas Zona Meridian Tengah

46 90-96 93

47 96-102 99

48 102-108 105

49 108-114 111

50 114-120 117

51 120-126 123

52 126-132 129

53 132-138 135

54 138-144 141

(g) Pengukuran dengan menggunakan GPS dilakukan setiap


interval 5000 m (setiap 5 Km)
(h) Pengukuran Titik Kontrol Horisontal Harus menggunakan
Jenis Total Station (TS) dengan Ketelitian 10√n untuk
sudut serta 10√D untuk jarak;
(i) Pengukuran untuk titik control Vertikal harus mengunakan
peralatan Waterpass jenis auto level dengan ketelitian 2
mm.

KERANGKA ACUAN KERJA 18


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan
penampang melintang harus digambarkan pada gambar
polygon, sehingga membentuk gambar situasi dengan interval
garis ketinggian (contour) 1 meter.
Proses pengambilan data untuk Topografi mengacu pada
Pedoman Pengukuran Topografi NO.010/PW/2004, atau
Pedoman yang dipersyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran survey Topografi meliputi :
(a) Laporan survey Topografi meliputi :

- Data pengukuran dan hitungan pengukuran topografi


yang telah diterima.
- Data Koordinat dan elevasi Bench Mark.
- Foto dokumentasi proses pengukuran dan Bench Mark
(b) Peta tofografi (peta transies) dengan skala horizontal 1 :
1000 dan vertikal skala 1 : 100, dengan garis ketinggian
interval 1,00 meter atau disesuaikan dengan jenis
perencanaan yang akan dilakukan
c) Survey Lalulintas.
(1) Tujuan
Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu
lintas, kecepatan kendaraan rata-rata, menginventarisasi jalan
yang ada, serta menginventarisasi jumlah setiap jenis
kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu selama 7 (tujuh)
hari, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata-rata
sebagai dasar perencanaan peningkatan jalan.
(2) Lingkup
Survei lalu lintas dilakukan pada lokasi ruas efektif jalan
sepanjang 30 Km.
(a) Pengumpulan data lalu lintas dilakukan setelah
mengetahui koridor trase lokasi perencanaan yang akan
dilakukan, yang merupakan hasil keluaran dari
pengumpulan data awal berupa titik-titik survey.
(b) Data lalu lintas yang telah didapatkan harus dianalisis
sehingga mendapatkan data yang siap pakai berupa
kondisi LHR eksisting dalam satuan kendaraan/hari dan

KERANGKA ACUAN KERJA 19


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
smp/hari serta kecepatan perjalanan pada kondisi tata
guna lahan tertentu dalam km/jam.
(3) Persyaratan
Standar pengambilan dan perhitungan data harus mengacu
pada buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
036/T/BM/1997, Pedoman Survey Pencatatan Lalulintas
dengan cara Manual Pd/T.19-2004-B, atau Pedoman yang
disyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari survey lalu lintas berupa laporan
yang di dalamnya memuat:
(a) Data LHR untuk perhitungan kapasitas jalan dan
perhitungan perkerasan jalan
(b) Data spektrum beban untuk perhitungan perkerasan jalan
(c) Foto dokumentasi
(d) Data lapangan

d) Survey Drainase dan Hidrologi


(1) Tujuan
Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini
adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/
perilaku aliran air pada bangunan air yang ada (sekitar
jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis hidrologi,
penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir),
perencanaan teknis drainase dan bangunan pengaman
terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang
diperlukan.
(2) Lingkup Pekerjaan
Survei drainase dilakukan sepanjang ruas yang direncanakan
penanganan efektif sepanjang 30 Km
Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini meliputi:
(a) Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum
(mm/hr) paling sedikit dalam jangka 10 tahun pada daerah
tangkapan (catchment area) atau pada daerah yang
berpengaruh terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut bisa

KERANGKA ACUAN KERJA 20


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika dan/ atau
instansi terkait di kota terdekat dari lokasi perencanaan.
(b) Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada
seperti gorong-gorong, jembatan, selokan yang meliputi:
lokasi, dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir.
(c) Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah
hujan rencana, debit dan tinggi muka air banjir rencana
dengan periode ulang 10 tahunan untuk jalan arteri, 7
tahun untuk jalan kolektor, 5 tahunan untuk jalan lokal dan
50 tahunan jembatan dengan metode yang sesuai.
(d) Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk
memberikan masukan dalam proses perencanaan yang
aman.
(e) Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang
diperlukan.
(f) Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/ jembatan
termasuk pengaruhnya akibat adanya bangunan air (aflux).
(g) Merencanakan bangunan pengaman jalan/ jembatan
terhadap gerusan samping atau horisontal dan vertikal.
Untuk Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika dalam
perencanaan jembatan meliputi:
a. Karakteristik daerah aliran (Catchment Area) dari setiap
gejala aliran yang harus dipelajari dengan cermat dari
peta topografi maupun pemeriksaan langsung ditempat
meliputidatacurah hujan,tata guna lahan, jenis
permukaan tanah, kemiringan dan lain-lain.

b. Karakteristik sungai yang meliputi


 Kecepatan aliran dan gejala arah
 Debit dan daerah pengaruh banjir
 Tinggi air banjir, air rendah dan air normal
 Lokasi penggerusan (scouring) sertajenis /sifat
erosi maupun pengendapan
 Kondisi aliran permukaan pada saat banjir

c. Analisa hidrologi yang diperlukan untuk jembatan yang


melintas sungai, sebelum tahap perhitungan
/perencanaan hidrolika dari alur sungai, adalah untuk

KERANGKA ACUAN KERJA 21


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
menentukan

 Debit banjir dalam alur sungai jembatan atau debit


maksimum sungai selama periode ulang banjir
rencana yang sesuai.
 Perkiraan tinggi maksimum muka air banjir yang
mungkin terjadi dan semua karakteristiknya.
 Kedalaman air banjir, air rendah dan air normal.

d. Untuk menentukan elevasi tinggi muka jembatan


diperlukan suatu perkiraan tingg imaksimum banjir yang
mungkin terjadi, ditetapkan dan diperhitungkan dengan
periode ulang banjir rencana atau dalam kurun waktu
rencana sebagai berikut

 Untuk jembatan panjang / besar (konstruksi khusus)


diperhitungkan dengan periodeulang 100 tahunan.
 Untuk jembatan biasa / tetap termasuk gorong-
gorong diperhitungkan dengan periodeulang 50
tahunan.
 Untuk jembatan sementara, perlintasan saluran air
dan jembatan yang melintas diatasnya
diperhitungkan dengan periode ulang 25 tahunan.
 Untuk keperluan analisa hidrologi ditetapkan dengan
periode ulang 50 tahunan.
 Untuk perhitungan scouring berdasarkan jenis tanah
dasar sungai dan debit serta kecepatan aliran arus
sungai.
 Dalam menentukan besar debit banjir maksimum
dalam kurun waktu rencana tersebut, dipakai
pendekatan berdasarkan analisa frekuensi dari suatu
data curah hujan lebat. Disini perlu ditinjau hubungan
/ korelasi antara curah hujan dan aliran sungai.
 Metode untuk menentukan besar debit banjir tersebut
diklasifikasikan menjadi 3 cara yaitu:

a) Carastatistik/kemungkinan-kemungkinan
b) Cara hidrograf /sintetik
c) Rumus empiris/metode rasional

e. Analisa drainase ditetapkan dengan kala ulang (return


period) 25 tahun dan 50 tahun yang pemilihannya

KERANGKA ACUAN KERJA 22


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
terlebih dulu dikonsultasikan dengan pihak Pemberi
Tugas.

Dari hasil survey dan analisa yang dilakukan, antara lain


dapat ditentukan elevasi jembatan dan bangunan
pengaman terhadap gerusan, tumbukan air dan debris
(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar
Nasional Indonesia (SNI) No: 03-3424-1994 atau Standar
Nasional Indonesia (SNI) No: 03-1724-1989 SKBI-1.3.10.1987
(Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk
Bangunan di Sungai), Pedoman Perencanaan Drainase Jalan
Pd.T.02-2006-B, Manual Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan
No.01/BM/05, serta pedoman lain yang dipersyaratkan.
(4) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Survey Drainase adalah berupa
Laporan Drainase yang di dalamnya memuat:
(a) Data identifikasi semua aliran air yang ada dan lintasan-
lintasan drainase
(b) Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta
topografi
(c) Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan tanggal
kejadian)
(d) Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi permasalahan
banjir
(e) Acuan banjir/sumber informasi drainase
(f) Kapasitas aliran air dan debit aliran air permukaan yang
akan diterima oleh drainase yang akan direncanakan
(g) Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase
(h) Dimensi saluran dan gorong-gorong
(i) Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar
sungai/saluran baik erosi umum maupun lokal.

e) Survei Perkerasan Jalan

Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :


(1) Pemeriksaan DCP dan CBR dan Tes Pit

KERANGKA ACUAN KERJA 23


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
(a) Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menilai CBR
lapisan tanah dasar badan jalan yang dilakukan pada ruas-
ruas jalan yang belum beraspal, seperti jalan tanah.
(b) Konsultan harus melengkapi teamnya yang akan
ditugaskan kelapangan dengan alat-alat yang menurut
keperluannya agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
sempurna.
(c) Team tersebut harus dipimpin oleh seorang yang
terpercaya dan ahli dalam bidangnya dan bekerja penuh
dengan tanggung jawab untuk memungkinkan didapatkan
hasil yang optimal.
(d) Cara melaksanakan pengambilan CBR hendaknya
dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku dengan
ketelitian yang tinggi agar interprestasi atau percobaan
yang akan dilakukan nanti tidak akan menjumpai kesulitan.
(e) Cara klasifikasi jenis tanah hendaknya dilakukan menurut
ASTM/AASHTO. Penaman jenis tanah, apabila digunakan
bahasa, bahasa indonesia hendaknya diberi penjelasan
istilah dalam bahasa Inggerisnya dengan cara ditulis
dalam kurung. Dalam hal ini dimaksud untuk
keseragaman penggunaan istilah.
(f) DCP dilakukan pada tiap 200 M sample dikerjakan harus
dilakukan pencatatan : lokasi, evaluasi, tanggal dimulai,
tanggal selesai dan alat yang digunakan.
(g) Tes pit/sumur uji pada tiap 5 km, dilakukan di tepi bahu
jalan dan tepi perkerasan, data-data yang harus dicatat sbb
: lokasi, tanggal, diskripsi setiap lapisan yang ada lengkap
dengan ketebalannya, penggalian dilakukan sampai
dengan tanah dasar/sub grade.
(h) Contoh uji material CBR laboratorium, dilakukan pada
posisi sub grade sumur uji, butir (g) diatas, diambil tanah uji
sekurang-kurangnya 50 kg, dimasukkan karung, dicatat
lokasi dan tanggalnya, test CBR laboratorium dilakukan
dengan rendaman (soaked).
(i) Persyaratan lainnya sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

2) Pengujian Benkelman Beam.


(a) Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui besarnya
nilai lendutan balik dari konstruksi perkerasan jalan yang
beraspal.

KERANGKA ACUAN KERJA 24


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
(b) Pemeriksaan harus dilakukan dengan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
(c) Truk yang dipakai harus dibebani sehingga mencapai
beban gandar belakang sebesar 8,2 ton dengan tekanan
angin ban sebesar 80 psi atau 5,5 kg/cm2.
(d) Pengukuran beban gandar belakang harus dilakukan
dengan menggunakan jembatan timbang atau dengan
alat yang telah terbukti dapat dipakai untuk pengukuran
beban gandar, dan hasil pengukuran beban gandar ahrus
dicatat dengan jelas pada formulir pemeriksaan Benkelman
Beam Terlampir.
(e) Alat Benkelman Beam yang dipakai harus mempunya
ukuran yang standar, misalnya perbandingan batang 1 : 2.
(f) Alat pembacaan (dial Gauge) lendutan harus dalam kondisi
yang baik dan skala ketelitian pembacaan jarum petunjuk
harus dicatat (ketelitian 0,01 mm).
(g) Pemeriksaan balik dilakukan dengan interval pemeriksaan
setiap 100 meter sepanjang ruas jalan beraspal yang telah
ditetapkan.
(h) Selama pemeriksaan, konsultan harus mencatat hal-hal
khusus yang dijumpai seperti kondisi drainase, nama
daerah yang dilalui, cuaca, waktu, peninggian permukaan
jalan dan sebagainya.
(i) Semua data hasil pemeriksaan yang diperoleh dicatat
dalam formulir pemeriksaan Benkelman Beam terlampir.
(j) Persyaratan lainnya sesuai dengan SNI. 03-2416-1991.

3) Penyusunan Laporan.

Penyusupan lapisan penyelidikan perkerasan jalan harus


mencakup seluruh penyelidikan pada lokasi proyek
berdasarkan klasifikasi bahan yang didapat sebagai hasil test.
Kesimpulan dan saran harus berdasarkan data-data dan
peninjauan teknis ekonomis yang lengkap.

f) Survei Inventaris dan detail kondisi jembatan

Berdasarkan data BMS tahun 2020, tim melakukan survei pada


seluruh jembatan yang ada pada jalan nasional untuk kemudian
didetailkan jenis-jenis penanganan yang akan dilakukan. Jembatan

KERANGKA ACUAN KERJA 25


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
yang disurvei adalah jembatan yang akan ditangani dengan program
berkala, rehabilitasi atau rekonstruksi jembatan.
Dimensi dan volume didapatkan pada survei ini.
Keluaran yang dihasilkan adalah :
 Foto/dokumentasi kerusakan
 Detail jenis-jenis penaganan berkala, rehabilitasi jembatan.
 Perkiraan volume dan dimensi kerusakan.

g) Penyelidikan Tanah dan Material Jembatan.

Tujuan yang utama dari penyelidikan tanah dan geoteknik adalah untuk
memberikan informasi tentang kondisi bawah permukaan tanah,
bahaya geoteknik, dan ketersediaan tanah, agregat dan batuan pada
perencana.
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
 Mengadakan peninjauan kembali terhadap semua data
sekunder
 Tanah dan material yang ada dan selanjutnya mengadakan
penyelidikan tanah dan material sepanjang Proyek Jembatan
tersebut, yang akan dilakukan berdasarkan survey langsung
maupun di laboratorium.
 Pada lokasi rencana pondasi jembatan dan bangunan lain yang
besar harus diadakan penyelidikan kondisi sub-surfacenya.
 Menyelidiki lokasi sumber material yang ada disekitar lokasi
proyek beserta perkiraan jumlahnya untuk pekerjaan struktur
jembatan dan bangunan pelengkap lainnya, termasuk
pembuatan jalan pendekatan jembatan, semua ini harus dibuat
petanya.
3) Proses Desain
a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
(1) Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
(2) Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai
sebagai panduan survey pendahuluan.
(3) Menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari
gambar desain, spesifikasi, engineering estimate.
b) Lingkup Pekerjaan

KERANGKA ACUAN KERJA 26


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah :
(1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta, serta
menarik beberapa Alternatif rencana As Jalan/Alinyemen
Horizontal dengan dilakukan pengecekan Alinyemen Vertikal
sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi Standar
Perencanaan Geometrik Jalan dan dibahas bersama-sama
dengan Ahli Tanah dan Perkerasan, Ahli Geodesi,Ahli
Hidrolika,
(2) Melakukan perencanaan alinyemen horisontal dan vertikal
berdasarkan alternatif yang dipakai dengan tetap mengacu
pada standar geometrik jalan antar kota maupun perkotaan.
(3) Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik perkerasan
kaku maupun fleksibel dengan mengacu pada pedoman
perencanaan tebal perkerasan lentur dan tebal perkerasan
kaku.
(4) Melakukan perencanaan drainase dan bangunan
perlengkapan jalan.
(5) Melakukan perencanaan management traffic pada saat
pelaksanaan.
(6) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan dengan
resiko yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan konstruksi.
(7) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan dengan kondisi
geologi.
(8) Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah dan panjang
jembatan, box culvert/ gorong–gorong dan bangunan
pelengkap jalan lainnya yang mungkin akan terdapat pada rute
jalan tersebut.
(9) Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan dalam
laporan perencanaan teknis yang di dalamnya membuat
identifikasi resiko, analisis resiko, penilaian resiko, mitigasi
resiko, alokasi resiko.

c) Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada standar, Pedoman yang
berlaku seperti standar atau pedoman yang tertulis pada acuan
normatif atau referensi lain yang tertuang dalam Kerangka Acuan

KERANGKA ACUAN KERJA 27


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
Kerja. a. Proses desain perencanaan teknis jembatan harus
mengacu kepada Kriteria Desain Perencanaan Jembatan yang ada
pada SE Dirjen Bina Marga No.5/SE/Db/2017 (terlampir)
d) Penggambaran
Penggambaran Desain Jalan:

 Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:1000

 Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:100

 Potongan Melintang Skala Horisontal 1:1200, Skala Vertikal


1:100
Penggambaran Desain Jalan:
1. Plan diatas peta situasi dengan letak jembatan lama dan baru
pada daerah cukup lebar sehingga jelas kedudukan jembatan
tersebut.
Digambar pada skala 1 : 500, yang berisi antara lain :
 Lokasi dan nomor titik kontrol horisontral dan vertikal.
 Lokasi dan nomor potongan melintang.
 Elemen-elemen lengkung horisontal.
 Batas daerah penguasaan (ROW) dan penggunaannya.
 Semua data-data topographi yang penting (rumah, jalan
lama, jenis-jenis tanaman utama dan lain-lain).
 Patok-patok pengukuran.

2. Potongan memanjang.
Digambar dibawah plan tersebut pada butir 1 diatas, dengan
skala 1 : 500 dan vertikal 1 : 100 yang berisi hal-hal sebagai
berikut :
 Tinggi muka tanah asli, muka air normal, muka air banjir
serta elevasi jembatan.
 Nomor potongan melintang.
 Jarak partial progressive.
 Elemen-elemen/data-data lengkung vertikal & horisontal.
 Elemen-elemen data jalan pendekat.

3. Potongan melintang (Cross Section).


Gambar potongan melintang dibuat menurut letak topographis
sesuai dengan keadaan lokasi yang ditentukan diatas kertas
dengan skala horisontal 1 : 200 dan vertikal 1 : 20, stationing
dilakukan pada jarak 0, 10, 25, 50, 100, 150, 200 meter dan
seterusnya dari kepala jembatan.

KERANGKA ACUAN KERJA 28


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
4. Bangunan jembatan.
Untuk tiap jembatan dibuat gambar-gambar :
 Plan serta potonga-potongan seperti butir 1, 2, 3 diatas.
 Denah, potongan memanjang dan melintang jembatan
(pada potongan memanjang harus digambarkan grafik
SPT, grafik sondir, bor log untuk pondasi yang diselidiki
struktur tanahnya).
 Detail-detail bangunan bawah dan bangunan atas.
 Keterangan-keterangan mengenai kelas pembebanan,
mutu bahan harus dicantumkan pada setiap gambar
jembatan.

5. Kelengkapan-kelengkapan lainnya merupakan :


 Title Sheet, lengkap dengan lokasi proyek.
 Gambar lokasi jembatan, lengkap dengan nama jembatan
dan lokasinya.
 Simbol dan singkatan.
 Jadwal Pelaksanaan & Perkiraan Kwantitas.
 Tipikal potongan melintang.
 Dan lain-lain.

6. Standar-standar dari bangunan pengaman lainnya (bangunan


penahan erosi dan lain-lain)

4) Pengendalian proses perencanaan


Pengendalian pada saat proses perencanaan dilakukan agar desain
yang dihasilkan memenuhi persyaratan secara teknis, proses
pengendalian dilakukan terhadap :
a) Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus mendapat
persetujuan dari Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat
komitmen.
b) Konsep desain berdasarkan data survey pendahuluan dan survey
detail yang merupakan review terhadap desain awal harus
diperiksa dan diasistensikan kepada Kepala satuan kerja atau
pejabat pembuat komitmen.
c) Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara bertahap wajib
dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan kepada Kepala Satuan
Kerja /Pejabat Pembuat Komitmen

KERANGKA ACUAN KERJA 29


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
d) Pengecualian terhadap desain yang tidak memenuhi standar harus
mendapat persetujuan dari pejabat setingkat eselon I.
e) Penggunaan teknologi baru dapat digunakan apabila diterima oleh
Tim yang dibentuk oleh pejabat Eselon II dan mendapat
persetujuan dari Direktorat Jenderal Bina Marga.
12. Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
a. Laporan Detail Desain
 Gambar Perencanaan Teknis (Desain) jalan dalam ukuran
kertas A3, agar dapat digunakan pada saat penerapan di
lapangan.
 Laporan perencanaan tebal perkerasan lentur/perkerasan kaku
termasuk analisisnya
 Laporan Geologi/geoteknik yang didalamnya memuat seluruh
penyelidikan tanah serta peta penyebaran tanah serta foto
dokumentasi.
 Laporan Topografi yang didalamnya memuat seluruh data
pengukuran termasuk hasil perhitungan serta foto dokumentasi;
 Laporan drainase yang didalamnya memuat seluruh data survey
hidrologi termasuk analisis perhitungan.
b. Laporan Engineering Estimate
c. Laporan Analisa Resiko
d. Laporan Action Plan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
e. Standar Dokumen Lelang termasuk didalamnya Spesifikasi Teknis
13. Peralatan, Peralatan dan Fasilitas yang berupa kendaraan roda dua dan roda empat serta
Material, fasilitas lainnya harus disediakan sendiri oleh penyedia jasa dengan cara sewa
Personil dan yang akan dibayarkan melalui kontrak. Akomodasi dan fasilitas dimaksud,
Fasilitas dari selengkapnya seperti tercantum pada Rincian Anggaran Biaya.
Pejabat
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang dapat
Pembuat
digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa:
Komitmen
(a) Laporan dan data (bila ada)
(b) Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta foto-foto
(bila ada).
(c) Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas atau wakilnya
yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping, atau project officer
(PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi.

KERANGKA ACUAN KERJA 30


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
14. Peralatan dan Semua peralatan dan material lain yang diperlukan dalam pelaksanaan
Material dari pekerjaaan berdasarkan metode kerja yang dipersyaratkan dan harus disediakan
Penyedia sendiri oleh penyedia jasa.
jasa

15. Lingkup Penyedia jasa berkewajiban dan memiliki kewenangan dalam melakukan seluruh
Kewenangan kegiatan survei yang terkait dengan tahapan perencanaan, melakukan analisa
Penyedia terhadap seluruh data serta menawarkan alternatif-alternatif desain kepada
Jasa Pejabat Pembuat Komitmen. Pemilihan jenis konstruksi yang ramah lingkungan
dan ekonomis serta mampu mengatasi kendala yang diusulkan oleh penyedia
jasa untuk kemudian mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan. Penyedia
jasa juga berkewajiban untuk bertanggungjawab terhadap produk desain sampai
dengan masa pelaksanaan pekerjaan.
16. Jangka Jangka waktu masa layanan ini diperkirakan selama 180 (seratus delapan
Waktu puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal mulai yang tercantum pada Surat
Penyelesaian Perintah Mulai Kerja.
17. Personil Personil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut:

a. Ketua Tim/Team Leader


Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan Madya atau Jembatan
Madya yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh
Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi. Berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan perencanaan teknis selama 5 (lima) tahun. Lebih diutamakan
berpengalaman sebagai ketua tim dan pernah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas
utamanya mengkordinasikan seluruh proses dalam Proses Perencanaan
dari mulai persiapan sampai pada proses desain dan penyiapan dokumen
lelang.

b. Ahli Jalan Raya (Highway Engineer)


Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan Madya yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar

KERANGKA ACUAN KERJA 31


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
negeri yang telah diakreditasi. Berpengalaman melaksanakan pekerjaan
perencanaan teknis selama 4 (empat) tahun, diutamakan berpengalaman
sebagai ahli jalan raya dalam perencanaan teknis jalan, telah mengikuti
pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli
tersebut tugas utamanya menghitung desain geometrik dan perkerasan jalan.

c. Ahli Teknik Jembatan/Struktur (Bridge Engineer).


Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jembatan Madya yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi. Berpengalaman melaksanakan pekerjaan
perencanaan teknis jembatan selama 4 (empat) tahun, diutamakan
berpengalaman sebagai ahli Teknik Jembatan dalam perencanaan teknis
Jembatan, telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an
dari LPJK. Tugas utamanya membantu Team Leader, merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan perencanaan teknis
Jembatan, dan bangunan pelengkap yang diperlukan, serta harus menjamin
bahwa ekonomis dan sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga.

d. Ahli Geoteknik (Geotechnic Engineer)


Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Geoteknik Madya yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil / Geologi Strata. 1.
(S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi. Berpengalaman melaksanakan
pekerjaan perencanaan teknis jembatan selama 4 (empat) tahun.
Diutamakan memliki pengalaman sebagai Ahli tanah dan perkerasan
dalam perencanaan teknis jalan, jembatan, telah mengikuti pelatihan tenaga
ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas
utamanya membantu Team Leader/Ketua Tim dan merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan geologi yang mencakup
pelaksanaan survey geologi, pengolahan dan analisis data geologi, dan
penggambaran data geologi, serta harus menjamin bahwa data tanah yang
disampaikan benar sesuai dengan kondisi lapangan yang akan digunakan
sebagai dasar penentuan pondasi dan bangunan bawah jembatan, dan dapat
memebrikan masukan yang rinci mengenai sumber bahan beserta sifat-sifat

KERANGKA ACUAN KERJA 32


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
bahannya.

e. Ahli Hidrologi (Hydrologi Engineer)


Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Hidrologi / Hidrolika Madya yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil / Pengairan Strata.
1. (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman
melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis selama 4 (empat) tahun.
Diutamakan memliliki pengalaman sebagai ahli hidrologi dalam
perencanaan jalan/jembatan, telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya
membantu Team Leader/Ketua Tim dan merencanakan dan melaksanakan
semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan pengumpulan data hidrologi,
pengolahan dan analisis data hidrologi, dan perhitungan-perhitungan
hidrologi untuk perencanaan bentuk dan dimensi bangunan hidrologi, serta
harus menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan hidrologi yang
dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan
yang rinci mengenai curah hujan dan pola aliran air permukaan untuk tahap
perencanaan teknis jalan dan jembatan.
f. Ahli Geodesi (Geodetic Engineer)
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Geodesi Madya yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK).
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Geodesi/ teknik sipil Strata. 1.
(S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan
pekerjaan sejenis selama 4 (empat) tahun. Diutamakan memiliki
pengalaman sebagai ahli geodesi dalamperencanaan teknis jalan,telah
mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu Team Leader/Ketua Tim dan
melakukan persiapan desain, survei pendahuluan, survei topografi,
perencanaan teknis.
g. Ahli Kuantitas dan Biaya (Cost & Quantity Engineer)
Mempunyai sertifikat keahlian Ahli Teknik Jalan Madya yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK).

KERANGKA ACUAN KERJA 33


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1)
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan
sejenis selama 4 (empat) tahun. Diutamakan memiliki pengalaman sebagai
ahli kuantitas dan biaya dalam perencanaan jalan,telah mengikuti pelatihan
tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut
tugas utamanya membantu Team Leader/Ketua Tim dan melakukan
perencanaan teknis yang berhubungan dengan analisa dan perhitungan
harga satuan serta mengumpulkan data harga bahan/material serta peralatan
untuk proyek-proyek yang sedang berjalan sebagai pebanding.
h. Ahli K3 Konstruksi (Health Safety Environment Engineer)
Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Muda K3 Kontruksi. Tenaga Ahli
yang disyaratkan minimal adalah sarjana (S1) di bidang teknik sipil dan
berpengalaman di bidang perencanaan dan pengawasan jalan minimal 3
(tiga) tahun pada bidang jalan dan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi bidang ke-PU-an.
Tenaga ahli tersebut mempunyai tugas menyusun Rancangan Konseptual
SMKK dalam perencanaan dan pengkajian Konstruksi dengan
mengidentifikasi Keselamatan Konstruksi antara lain dari aspek:
 Lokasi
 Lingkungan
 Sosio-Ekonomi
 Dampak Lingkungan

Untuk menunjang kelancaran tenaga ahli dalam melaksanakan masing-masing


tugasnya tersebut di atas, maka perlu penambahan tenaga pendukung sesuai
dengan kebutuhan, yang terdiri :

1. Asisten Highway Engineer


Harus seorang Sarjana Teknik (S1) Teknik Sipil yang mempunyai
pengalaman sebagai asisten ahli jalan pada pekerjaan pembangunan/
peningkatan/pemeliharaan/perencanaan jalan dan jembatan atau proyek
jalan dan jembatan selama 1 (satu) tahun ekivalen atau D3 dengan
pengalaman minimum 3 tahun Asisten Ahli Jalan Raya berada dibawah
kendali Ahli Jalan Raya dan harus selalu berkoordinasi dengan Ahli Jalan
Raya dan Ketua Tim.

2. Asisten Bridge / Structure Engineer


Harus seorang Sarjana Teknik (S1) Teknik Sipil yang mempunyai
pengalaman sebagai asisten ahli jembatan pada pekerjaan

KERANGKA ACUAN KERJA 34


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
pembangunan/ peningkatan/pemeliharaan/perencanaan jalan dan
Jembatan atau proyek jalan dan Jembatan selama 1 (satu) tahun
ekivalen atau D3 dengan pengalaman minimum 3 tahun. Asisten Ahli
Jembatan berada dibawah kendali Ahli Jembatan dan harus selalu
berkoordinasi dengan Ahli Jembatan dan Ketua Tim.

3. Asisten Cost and Quantity Engineer


Adalah seorang Sarjana S1 Teknik Sipil atau strata yang lebih tinggi
dibidang Teknik Sipil, serta berpengalaman dibidangnya selama minimal
1 (satu) tahun ekivalen atau D3 dengan pengalaman minimum 3 tahun,
dimana tugas asisten Cost and Quantity Engineer adalah membantu
tenaga ahli dalam merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan
yang mencakup pelaksanaan tugas penghitungan volume pekerjaan dan
harga satuan. Asisten cost and quantity engineer berada dibawah kendali
Cost and Quantity Engineer dan harus selalu berkoordinasi dengan Cost
and Quantity Engineer.
.
4. Asisten Geotechnical Engineer
Harus seorang Sarjana Teknik (S1) Teknik Sipil yang mempunyai
pengalaman sebagai asisten ahli pada pekerjaan pelaksanaan
penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium, pengolahan dan
analisis data tanah, dalam pekerjaan pembangunan/ peningkatan/
pemeliharaan/ perencanaan jalan dan jembatan selama 1 (satu) tahun
ekivalen atau D3 dengan pengalaman minimum 3 tahun. Asisten
Geotechnical Engineer berada dibawah kendali Ahli Geoteknik dan
harus selalu berkoordinasi dengan Ahli Geoteknik dan Ketua Tim.

5. Asisten Geodetic Engineer

Harus seorang Sarjana Teknik (S1) Teknik Sipil/Teknik Geodesi yang


mempunyai pengalaman sebagai asisten ahli pada pekerjaan survey
topografi, pengolahan data topografi dan lainnya dalam pekerjaan
pembangunan/ peningkatan/ pemeliharaan/ perencanaan jalan dan
jembatan selama 1 (satu) tahun ekivalen atau D3 dengan pengalaman
minimum 3 tahun. Asisten Geodetic Engineer berada dibawah kendali
Ahli Geodesi dan harus selalu berkoordinasi dengan Ahli Geodesi dan
Ketua Tim.

KERANGKA ACUAN KERJA 35


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
6. Asisten Hidrologi Engineer

Harus seorang Sarjana Teknik (S1) Teknik Sipil yang mempunyai


pengalaman sebagai asisten ahli pada pekerjaan survey dan pengolahan
data Hidrologi, dalam pekerjaan pembangunan/ peningkatan/
pemeliharaan/ perencanaan jalan dan jembatan selama 1 (satu) tahun
ekivalen atau D3 dengan pengalaman minimum 3 tahun. Asisten
Hidrologi Engineer berada dibawah kendali Ahli Hidrologi dan harus
selalu berkoordinasi dengan Ahli Hidrologi dan Ketua Tim.

Untuk mendukung lancarnya pekerjaan perencanaan perencanaan teknis


preservasi jalan jembatan, diperlukan tenaga pendukung dengan posisi
sebagai berikut:

1. CAD Operator
Harus seorang Sarjana Teknik (S1) Teknik Sipil yang mempunyai
pengalaman sebagai CAD Operator pada pekerjaan pembangunan/
peningkatan/pemeliharaan/perencanaan jalan dan Jembatan atau
proyek jalan dan Jembatan selama 1 (satu) tahun ekivalen atau D3
dengan pengalaman minimum 3 tahun. CAD Operator bertanggung
jawab terhadap DED jalan dan jembatan serta harus selalu berkoordinasi
dengan Ketua Tim dan para Tenaga Ahli. Selain itu, CAD Operator harus
menguasai 3D Modelling.

2. Operator Komputer
Kualifikasi minimal yang diperlukan adalah D3 dengan pengalaman
proyek minimal 1 tahun atau SLTA dengan pengalaman proyek minimal
3 tahun.

18. Jadwal Bulan Ke -


Laporan
Tahapan 1 2 3 4 5 6
Pelaksanaan Laporan
Pekerjaan Pendahuluan
Laporan
Antara
Draft Laporan
Akhir
Laporan Akhir

KERANGKA ACUAN KERJA 36


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
Laporan
19. Laporan Laporan Pendahuluan memuat:
Pendahuluan
a. Rencana kerja penyediaan jasa secara menyeluruh
b. Jadwal kegiatan penyedia jasa
c. Hasil survei pendahuluan
d. Foto kondisi eksisiting
Laporan harus diserahkan sebanyak (3) buku laporan.
20. Laporan Laporan Rencana Mutu Kontrak memuat:
Rencana
a. Rencana kerja penyediaan jasa secara menyeluruh
Mutu Kontrak
b. Jadwal kegiatan penyedia jasa
c. Rencana Survei
d. Manajemen Mutu
e. Rencana cashflow pekerjaan
Laporan harus diserahkan sebanyak (3) buku laporan.
21. Laporan Laporan Antara memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari
Antara
1. Laporan Topografi
2. Laporan Hidrologi
3. Laporan Perkerasan dan Kondisi Jalan
4. Laporan Lalu-lintas
5. Laporan Survei Penyelidikan Tanah dan Geologi
6. Laporan Inventaris Kondisi Jembatan
Laporan harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan.
22. Laporan Laporan Akhir memuat seluruh proses yang dilaksanakan serta seluruh
Akhir perhitungan teknis yang digunakan sebagai dasar pembuatan desain. Laporan
akhir diserahkan bersama-sama dengan perhitungan rencana kebutuhan fisik
dan biaya konstruksi, gambar-gambar rencana serta dokumen pengadaan dan
rekomendasi penanganan teknis.
Laporan harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set laporan termasuk gambar A3.
Seluruh pelaporan ini diserahkan kepada Pengguna Jasa selain dalam bentuk
hardcopy, juga dalam bentuk digital, yaitu Soft Copy ke Hard Disk Eksternal 1
Terra Byte.

KERANGKA ACUAN KERJA 37


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN
Hal-Hal lain
23. Produksi Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
dalam Negeri wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi

24. Persyaratan Jika kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
Kerja sama pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan harus dipatuhi dan
harus mengacu pada dokumen lelang.

25. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan yang
Pengumpulan tercantum dalam standar teknis pada angka 8 KAK, referensi hukum pada angka
Data Lapangan 10 KAK, dan dokumen lelang.

26. Alih Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk


Pengetahuan menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan
kepada personil satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen dalam pertemuan pada
saat Ekspose.
27. Cara Pembayaran Prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara Termin.
Pembayaran

Tanjung Selor, September 2020

PPK Perencanaan
Satker P2JN Prov. Kalimantan Utara

Masrur, ST.,
NIP. 197707312009111001

KERANGKA ACUAN KERJA 38


(PR 01) PERENCANAAN TEKNIS PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN

Anda mungkin juga menyukai