Anda di halaman 1dari 54

Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda

Paket (E-U.14)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Program Pembinaan jembatan merupakan salah satu usaha Pemerintah untuk menunjang sasaran
Pembangunan Nasional.

Salah satu aspek pembinaan Jembatan yang sangat terkait dengan pemerataan pembangunan prasarana
Jalan dan Jembatan yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi permukaan Jalan dan Jembatan
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan lalu lintas yang diakibatkan oleh
perkembangan ekonomi yang makin meningkat.

Departemen Pekerjaan Umum, Cq Direktorat Jenderal Bina Marga adalah aparat dari Pemerintah
Indonesia yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam pembinaan jembatan, baik yang
lokal, Provinsi maupun Nasional

Maksud dan kegunaan dari Perencanaan Jalan dan Jembatan di Provinsi Kalimantan Timur melalui
Pekerjaan Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda (Paket E-U.14) Samarinda adalah :

Untuk lebih memudahkan dan meningkatkan kelancaran arus Transportasi dan sebagai penghubung
ruas jalan sehingga diharapkan dapat menekan kepadatan dan biaya operasional kendaraan di masa
mendatang, serta memperpendek jarak tujuan.

Secara umum dapat ikut membantu pengembangan keadaan sosial ekonomi di daerah sekitar lokasi
yang ditingkatkan/dibangun.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur
dalam rangka melaksanankan Pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan yang berwawasan lingkungan
serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana menggunakan standar prosedur yang berlaku guna
tercapainya penyelesaian penanganan masalah – masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi
tingkat perekonomian yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jalan yang diinginkan selama ini dapat
tercapai.

1.3 LOKASI PROYEK

Adapun lokasi Pekerjaan Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda, pada Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2012 dengan waktu pelaksanaan 3 (Tiga) Bulan tersebut
adalah di Ruas Jalan Perniagaan, Kelurahan Dadi Mulya/ Sidodadi Kecamatan Samarinda Ulu, yang

Laporan Pendahuluan

I-1
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

membelah Sungai Karang Mumus, Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur atau pada titik
Koordinat LS 00º 29’ 041”/ LE 117º 09’ 036”.
Lokasi Proyek dapat dilihat pada lampiran 1.

1.4 DATA PROYEK

Kegiatan : Perencanaan Pembangunan Jembatan


Pekerjaan : Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Pemberi Tugas : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur
Konsultan :
Sumber Dana : APBD Provinsi Tahun Anggaran 2012
Nomor Kontrak : 603/02-E-U.14/KONT/KPA/VIII/2012
Tanggal Kontrak : 27 Agustus 2012
SPMK No. :-
Tanggal SPMK :-
Lokasi : Kota Samarinda
Nilai Kontrak : Rp. 171.050.000,00
Waktu Pelaksanaan : 3 (Tiga) Bulan

1.5 RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Jasa Konsultasi berupa Konsultan Teknik. Dengan Tanggung Jawab Konsultan Perencanaan
Teknik Jalan dan Jembatan adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan Survey dan Perencanaan Teknik Jalan Dan Jembatan penyadia jasa sesuai
standar perencanaan ;
2. Menyediakan dokumen pelelangan pengadaan jasa konstruksi, daftar kuantitas dan gambar
tipikal sebagai bahan pelelangan konstruksi ;
3. Menyediakan Perencanaan Teknik Detail, Gambar Detail dan Perhitungan Volume
Pekerjaan ;
4. Merevisi perencanaan Teknik Jalan Dan Jembatan sesuai kebutuhan setelah pemeriksaan final
dari pengguna jasa, serta menyiapkan addendum dokumen kontrak yang diperlukan pada saat
3 bulan pertama pada tahap pelaksanaan konstruksi fisik ;

5. Mengindentifikasi dampak lingkungan dan sosial serta permasalahan road safety


(Keselamatan Jalan), menyusun rekomondasi penanganan dan memastikan bahwa
rekomondasi tersebut dituangkan dalam rencana teknik detail, gambar detail dan perhitungan
volume.

Konsultan juga harus berkoordinasi dengan Pemimpin Kegiatan menggunakan rekomendasinya dan
membantu penyediaan informasi sesuai kebutuhan, dengan sepengetahuan pengguna Jasa.

Laporan Pendahuluan

I-2
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

BAB II
PERSIAPAN PELAKSANAAN DESAIN

2.1 PERSIAPAN PELAKSANAAN DESAIN

2.1.1 TUJUAN

Laporan Pendahuluan

I-3
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

Desain ini bertujuan :

a. Mempersiapkan dan mengumpulkan data – data awal.


b. Menetapkan desain sementara dari awal untuk dipakai sebagai panduan survey pendahuluan.
c. Menetapkan Ruas yang akan disurvey

2.1.2 LINGKUP PEKERJAAN

Kegiatan pekerjaan ini meliputi :

a. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan dan jembatan yang akan didesain.
b. Mempersiapkan peta –peta dasar (sesuai dengan jenis pekerjaan), berupa :
1. Citra Satelit dan Photo Udara (bila diperlukan terutama untuk pembangunan
jalan/jembatan baru)
2. Peta Topografi Skala 1 : 250.000 s/d 1 : 25.000 atau lebih besar.
3. Peta geologi skala 1 : 250.000 s/d 1 : 25.000
4. Peta Tata Guna Lahan.
c. Melakukan Koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait baik di pusat maupun di daerah
termasuk juga mengumpulkan informasi harga satuan /upah di sekitar lokasi proyek yang
sedang berjalan.
d. Mengumpulkan dan mempelajari laporan – laporan yang berkaitan dengan permasalahan
lingkunan dan sosial pada wilayah yang dipengaruhi atau mempengaruhi jalan/jembatan yang
akan direncanakan termasuk laporan lokasi – lokasi rawan kecelalakaan lalu lintas.

2.2 SURVEY DAN INVESTIGASI

Survey Lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data di lapangan sampai
dengan tingkat ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti kondisi lapangan
actual yang ada dan sasaran penanganan yang hendak dicapai. Konsultan Perencana dengan
persetujuan Pengguna Jasa harus menghindari suatu kondisi bahwa informasi terlalu berlebihan atau
terlalu minimal.

Jenis – Jenis Survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis
pekerjaan penanganan yang dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana Konstruksi kelak sebagai acuan
dasar, apabila tidak ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil survey pendahuluan,
jenis- jenis survey dan investigasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah
sebagaimana tabel di bawah ini:

TABEL RUANG LINGKUP SURVEY DAN INVESTIGASI UNTUK JALAN DAN


JEMBATAN

No Jenis Survey atau Investigasi Pelapisan Ulang  Pelebaran


Perkerasan Lama  Rekonstruksi Perkerasan
 Realinemen
 Konstrusi Baru (Jalan dan
Jembatan)

Laporan Pendahuluan

I-4
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

 Penggantian Jembatan

1 Survey Pendahuluan Ya Ya

2 Investigasi Jalan dan Jembatan Ya Ya

3 Investigasi Perkerasan Lama Ya Ya

4 Survey Topografi dan Guna Lokasi Tertentu Ya


Lahan

5 Investigasi Geoteknik dan Jika Perlu Ya


Geologi

6 Survey Hidrologi dan Hidrolika Jika Perlu Ya

7 Survey Lalu Lintas Jika Perlu Ya

8 Investigasi Jembatan Jika Perlu Ya

2.2.1 SURVEY PENDAHULUAN

1. TUJUAN

Sasaran Survey pendahuluan atau Reconnaissance Survey Dan Preliminary Survey adalah :

A. Pengumpulan informasi menyangkut ruas jalan dan bangunan struktur yang ada sekunder dan
berbagai sumber yang relevan untuk maksud menetapkan survey detail berikutnya yang
diperlukan.
B. Pencatatan kondisi perkerasan secara umum dan perkiraan penyebab kerusakan yang telah
dan mungkin akan terjadi
C. Perkiraan secara umum tentang penanganan yang diperlukan, baik pada perkerasan maupun
pada pekerjaan – pekerjaan lainnya di luar perkerasan, lajur pedestrian, drainase, perbaikan
lereng timbunan dan galian, perbaikan geometri jalan, jembatan dan bangunan – bangunan
struktur lainnya, dan peningkatan keselamatan jalan.
D. Identifikasi lebar ruang milik jalan, dan perkiraan kebutuhan pembebasan lahan
E. Identifikasi dampak penting lingkungan, sebagai bahan pertimbangan dalam perlingkupan,
dalam proses penyaringan lingkunan yang akan menghasilakan output berupa jenis dokumen
lingkungan yang dibutuhkan.

Laporan Pendahuluan

I-5
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

F. Identifikasi lokasi – lokasi yang memerlukan penanganan khusus untuk peningkatan


keselamatan jalan
G. Penyiapan koordinasi dengan institusi – institusi yang berkaitan.

2. RUANG LINGKUP

Sebelum survey pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu Tim Survey harus menyiapkan dan
mempelasjari data pendukung, yang meliputi tetapi tidak terbatas pada antar lain :

A. Dokumen Studi – studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan atau studi lingkunan ;
B. As Built Drawing di lokasi yang bersangkutan dari penanganan sebelumnya (jika ada) ;
C. Peta – peta yang relevan ;
D. Data kecelakaan dari POLRI
E. Dan sebagainya

Survey pendahuluan dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan survey dan berjalan kaki, sesuai
dengan kebutuhan untuk memperoleh data atau informasi yang ditargetkan sebagaimanan ditentukan
didalam sasaran tersebut diatas.

Pengambilan data lapangan untuk maksud survey pendahuluan harus dilaksanakan sepanjang ruas
jalan (dari station awal ruas sampai dengan station akhir ruas) dengan interval paling jauh setiap 50
meter atau setiap kali ada perubahan kondisi lapangan.

3. KELUARAN

Laporan mengenai jenis survey detail berikutnya yang harus dilaksanakan yang mengutarakan antara
lain lokasi survey dan cakupan yang diperlukan. Diagram Strip Longitudinal, mulai dari titik akhir
ruas yang memuat gambaran :

A. Kondisi perkerasan, termasuk jenis – jenis kerusakan yang terjadi.


B. Lokasi dan Kondisi jembatan dan bangunan – bangunan struktur lainnya.
C. Lokasi yang membutuhkan perbaikan/peningkatan penampang melintang.
D. Informasi dalam bentuk tabel atau daftar, yang lebih memerinci hal-hal tersebut dalam
diagram strip longitudinal tersebut. Gambar-gambar atau peta-peta yang menunjukkan.
E. Sketsa alinyemen horizontal dan alinyemen vertical.
F. Batas-batas ruang milik jalan dan kemungkinan diperlukannya pengadaan tanah.
G. Lokasi deposit material jalan yang diperkirakan dapat dimanfaatkan, seperti quarry pasir,
batu, atau bahan timbunan.
H. Kondisi alam tertentu yang dapat atau akan mempengaruhi konstruksi jalan, seperti misalnya
sungai, danau, laut, lembah, jurang, bukit, gunung, dan sebagainya.
I. Lokasi bangunan-bangunan tertentu sepanjang ruas jalan yang diperkirakan dapat atau akan
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun pelayanan lalu lintas jalan.
J. Foto-foto lapangan, sesuai dengan keperluan.

Dampak penting lingkungan yang teridentifikasi, dimasukkan kedalam proses penyaringan yang akan
menghasilkan output berupa jenis dokumen lingkungan yang diperlukan, antara lain :

Laporan Pendahuluan

I-6
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

1. Amdal, atau
2. UKL / UPL, atau
3. SOP saja

Apabila diperlukan dokumen amdal, maka konsultan akan menyusun Amdal. Apabila diperlukan
dokumen UKL/ UPL, maka konsultan akan menyusun KAK UKL/ UPL. Apabila hanya dibutuhkan
SOP, konsultan perlu memprediksi besaran dampak dan lokasinya.

2.2.2 INVENTARISASI JEMBATAN

1.TUJUAN

Sasaran kegiatan ini adalah pengumpulan data secara umum menyangkut fitur-fitur utama dan
bangunan-bangunan struktur utama pada ruas jalan yang sedang akan didesain, dan melengkapi hasil
survey pendahuluan yang sudah dilaksanakan, sebagai bahan masukan untuk perencanaan survey
detail yang akan dilakukan berikutnya.

2. RUANG LINGKUP

A. INVESTARISASI JEMBATAN
Pelaksanaan Inventarisasi jembatan dilakukan untuk :
1. Mendapatkan informasi mengenai exiting jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang
ditinjau, mencakup antara lain :
a. Nama, lokasi, tipe, dan kondisi umum jembatan ;
b. Dimensi jembatan, yang meliputi bentang, lebar, ruas bebas, dan jenis lantai ;
c. Kondisi dan tipe/ jenis bangunan bawah dan pondasi ;
d. Penanganan perbaikan atau pemeliharaan yang diperlukan, termasuk perkiraan
kuantitas jenis-jenis pekerjaannya ;
e. Kondisi aliran sungai ;
f. Dan lain sebagainnya yang memerlukan perhatian pada saat paerencanaan teknis atau
pada saat pelaksanaan konstruksi.
2. Pengambilan foto-foto kondisi exiting jembatan tersebut, termasuk foto yang
memperhatikan kondisi aliran air sungainya. Disamping hal yang ditentukan tersebut
dalam butir 1) di atas, Inventarisasi jembatan harus mengacu juga kepada pedoman-
pedoman BMS untuk kegiatan pemeriksaan jembatan.

B. SURVEY KESELAMATAN

Survey keselamatan jalan dilakukan untuk melihat data yang telah dikumpulkan sebelumnya,
guna mengidentifikasi secara langsung permasalahan keselamatan jalan. Tingkat keselamatan
jalan dapat dilihat dan beberapa indikasi antara lain :

Laporan Pendahuluan

I-7
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

1. Black Spot/ Daerah rawan kecelakaan.


Lokasi dengan jumlah kecelakaan dengan korban tewas yang cukup tinggi.

2. Ketersediaan fasilitas pejalan kaki.


Ketersediaan fasilitas bagi pejalan kaki pada lokasi-lokasi tertentu, misalnya: antara
permukaan dengan sekolah/ pasar/ tempat ibadah.

3. Hambatan samping.
Hambatan samping adalah proyek/ aktivitas adi sepanjang jalan yang dapat mengganggu
pengendara dalam memacu kendaraannya. Hambatan samping dapat berupa : pasar
tumpah, pedagang kaki lima, parkir sepanjang jalan, pejalan kaki di badan jalan, dll.

3. KELUARAN

A. Informasi yang komprehensif mengenai data inventarisasi jembatan, untuk dipergunakan


sebagai input untuk tahapan perencanaan teknis mendetail dan dapat dipergunakan untuk
estimasi awal kuantitas sebagian pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan jembatan yang
diperlukan; dan diharapkan dituangkan dalam format-format yang kompetibel dengan bahan
masukan untuk program BMS.
B. Laporan mengenai kondisi keselamatan jalan akan dianalisa dan hasilnya berupa tindakan-
tindakan investigasi kecelakaan lalu lintas yang akan digunakan sebagai bahan masukan bagi
rencana detail (misalnya : pelebaran bahu jalan, pembuatan jembatan khusus bagi pengguna
jalan tak bermotor, pemasangan lampu, dll). Laporan konsultan juga akan meliputi
kemungkinan diperlukannya pengadaan tanah untuk perbaikan road safety serta penyesuaian
desain/ justifikasi teknis bila diperlukan.

2.2.3 PENGUKURAN TOPOGRAFI


1. TUJUAN
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan
ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor
yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1 : 1000 yang akan digunakan
untuk perencanaan geometrik jalan, serta 1:500 untuk perencanaan jembatan dan
penanggulangan longsoran.

2. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pemasangan patok-patok

a. Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10 x 10 x 75 cm atau pipa


paralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan di atasnya dipasang neut
dan baut, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat, patok BM dipasang
setiap 1 (satu) km dan pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang minimal 3,
masing-masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai/ alur dan 1 (buah) disekitar
sungai yang posisinya aman dari gerusan air sungai.

Laporan Pendahuluan

I-8
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

b. Patok BM dipasang/ ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah setinggi
20 cm, dicat warna kuning, diberi lambing prasarana wilayah, notasi dan nomor BM
dengan warna hitam.
c. Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi yang
dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.
d. Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup
keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm,
bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan
kuat, bagian yang masih nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam
keadaan khusus, perlu ditambahkan patok bantu agar mudah dikenal.
e. Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi
tanda-tanda khusus atau diberi pagar.
f. Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas
permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan
sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.

2. Pengukuran

a. Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon, dan


semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
b. Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan
meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.
c. Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian baca
dalam detik. Disarankan untuk menggunakan theodolit jenis 12 atau yang setingkat.
d. Pengamanan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir pengukuran dan
untuk setiap interval 5 km di sepanjang trase yang diukur. Apabila pengamatan
matahari tidak bias dilakukan, disarankan menggunakan alat GPS portable (Global
Positioning System). Setiap pengamatan matahari harus dilakukan dalam 2 sen (4
biasa dan 4 luar biasa).

3. Pengukuran titik kontrol vertical

a. Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri/ pembacaan pergi-


pulang.
b. Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon, sifat
datar, dan potongan melintang) dan titik BM.
c. Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar, jelas
dan sama.

Laporan Pendahuluan

I-9
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

d. Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga benangnya,
yaitu benang atas (BA), benang tengah (BT), dan benang bawah (BB), dalam
satuan millimeter. Pada setiap pembacaan harus dipenuhi : 2 BT = BA + BB.
e. Dlam satuan seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag (pengamatan)
yang genap.

4. Pengukuran situasi

a. Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup


semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada disepanjang jalur
pengukuran, seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.
b. Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan
titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada (lokasi-lokasi
khusus misalnya : sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran
harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
c. Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodotit.

5. Pengukuran penampang melintang


Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan persyaratan :

Tabel pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan persyaratan :

Interval (m)
Interval (m)
kondisi Lebar Koridor (m) Jembatan
Jalan Baru
Longsoran
Datar, Landai dan
75 + 75 50 25
Lurus
Pegunungan 75 + 75 25 25
50 (Luar) + 100
Tikungan 25 25
(Dalam)

Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan alat theodolit.

6. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau jalan
a. Koridor pengukuran kearah hulu dan hilir masing-masing minimum 200 m dan
perkiraan garis perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih
berpengaruh terhadap keamanan jembatan dengan interval pengukuran penampang
melintang sungai sebesar 25 meter.
b. Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-masing minimum 100 m
dan garis tepi sungai/ jalan atau sampai pada garis pertemuan antara oprit jembatan
dengan jalan dengan interval pengukuran penampang melintang rencana trase jalan
sebesar 25 meter.
c. Perhitungan koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara pengamatan matahari
yang satu dengan pengamatan berikutnya.Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas
dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki

Laporan Pendahuluan

I-10
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus
dilakukan di lokasi pekerjaan.
d. Perhitungan sifat dasar.
Perhitungan sifat dasar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan
harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan
menjumlahkan beda tingginya.
e. Perhitungan ketinggian detail.
Perhitungan ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang
dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.
f. Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan system komputerisasi.

7. Keluaran

a. Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000 untuk jalan dan
1 : 500 untuk jembatan.
b. Garis-garis grid dibuat setiap 10 cm.
c. Coordinator grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan
ordinal (y)-nya.
d. Pada setiap lembar gambar dan / atau setiap 1 meter panjang gambar harus
dicantumkan petunjuk arah utara.
e. Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak
boleh dilakukan secara grafis.
f. Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai x, y, z-nya dan diberi tanda
khusus.

Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang
harus digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi dengan
interval garis ketinggian (contour) 1 meter.

2.2.4 SURVEY LALU LINTAS


1. TUJUAN
Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu lintas, kecepatan kendaraan
rata-rata menginventarisasi jalan yang ada, serta menginventarisasi jumlah setiap jenis
kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam satuan waktu, sehingga dapat lalu lintas
jalan rata-rata sebagai dasar perencanaan jalan dan jembatan.

2. RUANG LINGKUP
Survey lalu lintas meliputi kegiatan :
1. Survey volume kendaraan
Seluruh jenis kendaraan yang lewat baik dari arah depan maupun dari arah belakang
harus dicatat. Setiap lajur minimal 2 orang dengan peralatan yang digunakan 1 orang 1
counter serta format survey yang telah ditentukan.

a. Pos+pos perhitungan lalu lintas yang terbagi dalam beberapa tipe pos :

Laporan Pendahuluan

I-11
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

1. Pos kelas A : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak pada ruas jalan
dengan jumlah lalu lintas yang tinggi dan mempunyai LHR 10.000
kendaraan.
2. Pos kelas B : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak pada ruas jalan
dengan jumlah lalu lintas yang sedang dan mempunyai 5.000 LHR
10.000 kendaraan.
3. Pos kelas C : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak pada ruas jalan
dengan jujmlah lalu lintas yang rendah dan mempunyai LHR 5.000
kendaraan.

b. Pemilihan lokasi pos


1. Lokasi pos harus mewakili jumlah lalu lintas harian rata-rata dari ruas jalan
tidak terpengaruh oleh angkutan ulang alik yang tidak mewakili ruas
(commuter traffic).
2. Lokasi pos harus mempunyai jarak pandang yang cukup untuk kedua arah,
sehingga memungkinkan pencatatan kendaraan dengan mudah dan jelas.
3. Lokasi pos tidak dapat ditempatkan pada persilangan jalan.

c. Tanda pengenal pos


1. Setiap pos perhitungan lalu lintas rutin mempunyai nomor pengenal, terdiri
dari satu huruf besar dan diikuti oleh tiga digit angka. Huruf besar A, B, dan C
memberikan identitas mengenai tipe kelas pos perhitungan.
2. Tiga digit angka berikutnya identik dengan nomor ruas jalan dimana pos-pos
tersebut terletak.
3. Apabila pada suatu ruas jalan mempunyai pos perhitungan lebihb dari satu,
maka kode untuk pos kedua, digit pertama diganti dengan 4 dan seterusnya.
Urutan pos hendaknya dimulai dari kilometer kecil kearah kilometer besar
pada ruas jalan tersebut.
Contoh :
a. Di ruas jalan 002 ada beberapa pos kelas A, penulisan nomor posnya :
A002 ; A302 ; A402 sampai dengan A902.
b. Di ruas jalan 157 ada beberapa pos kelas B, penulisan nomor posnya :
B157 ; B357 ; B457 sampai dengan B957.
c. Diruas jalan 057 ada beberapa pos kelas C, penulisan nomor posnya :
C057 ; C357 ; C457 sampai dengan C957.

d. Periode perhitungan
1. Pos kelas A
Untuk pos kelas A perhitungan dilakukan dengan periode 40 jam selama 2 hari
mulai pukul 06.00 pagi pada hari pertama dan berakhir pada pukul 22.00 pada
hari kedua.
2. Pos kelas B

Laporan Pendahuluan

I-12
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

Untuk pos kelas B, pelaksanaan perhitungan seperti pada pos kelas A.


Pelaksanaan perhitungan pada pos-pos kelas B sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
3. Pos kelas C
Perhitungan dilakukan dengan periode 16 jam mulai pukul 06.00 pagi dan
berakhir pada pukul 22.00 pada hari yang sama yang ditetapkan untuk
pelaksanaan perhitungan.

e. Pengelompokan kendaraan
Dalam perhitungan jumlah lalu lintas, kendaraan dibagi kedalam kelompok
mencangkup kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor.

Gabungan /
Jenis kendaraan yang masuk kelompok
Kelompok
1 Sepeda motor, Skuter, Sepeda Kumbang dan Kendaraan Roda Tiga

2 Sedan Jeep dan Station Wagon

3 Oplet, Pick Up Oplet, Suburban, Combi, Mini Bus

4 Pick Up, Mocro Truck, Mobil Hantaran, Pick Up Box

5A Bus Kecil

5B Bus Besar

6 Truck 2 sumbu

7A Truck 3 sumbu

7B Truck Gandeng

7C Truck Semi Trailer

Kendaraan Tidak Bermotor, sepeda, Becak, Andong/ Dokar, Gerobak


8
Sapi

Pengenalan ciri kendaraan

1. Sepeda kumbang : Sepeda yang ditempeli mesin 75 cc (max).


2. Kendaraan bermotor roda 3 antara lain : Bemo dan Bajaj.

Laporan Pendahuluan

I-13
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

3. Kecuali Combi, umumnya sebagai kendaraan penumpang umum maximal 12


tempat duduk seperti mikrolet, angkot, minibus, pick-up yang diberi penaung
kanvas/ pelat dengan rute dalam kota dan sekitarnya atau angkutan pedesaan.
4. Umumnya sebagai kendaraan barang maximal beban sumbu belakang 3,5 ton
dengan bagian belakang sumbu tunggal roda tunggal (STAT).
5A.Bus kecil adalah sebagai kendaraan penumpang umum dengan tempat duduk
antara 16 s/d 26 buah, seperti kopaja, metromini, elf dengan bagian belakang
sumbu tunggal roda ganda (STRG) dan panjang kendaraan maksimal 9 m dengan
sebutan bus ¾.
5B.Bus besar adalah sebagai kendaraan penumpang umum dengan tempat duduk
antara 30 s/d 50 buah, seperti bus malam, bus kota, bus antara kota yang
berukuran 12 m ( ) dan STRG.
6. Truk 2 sumbu adalah sebagai kendaraan barang dengan beban sumbu belakang
antara 5-10 ton (MST 5,8 dan STRG).
7A.Truk 3 sumbu adalah sebagi kendaraan barang dengan 3 sumbu yang letaknya
STAT dan STRG (sumbu ganda roda ganda)
7B.Truk gandeng adalah sebagai kendaraan no. 6 dan no. 7 yang diberi gandengan
bak truk dan dihubungkan dengan batang segitiga. Disebut juga Full Trailer
Truck.
7C.Truk semi trailer atau truk tempelan adalah sebagai kendaraan yang terdiri dari
kepala truk dengan sumbu 2 – 3 sumbu yang dihubungkan secara sendi dengan
pelat dan rangka bak yang beroda belakang yang mempunyai 2 atau 3 sumbu
pula.

3. PERSYARATAN
Standart pengambilan dan perhitungan data harus mengacu pada buku manual kapasitas
jalan Indonesia.

2.2.5 SURVEY PERKERASAN JALAN


1. Tujuan
Survey perkerasan jalan bertujuan untuk mengetahui nilai struktural yang sudah ada.Untuk
perkerasan jalan aspal yang masih utuh, pengukuran nilai sisa perkerasan dilakukan dengan
mengukur lendutan balik dengan alat bengkelmen beam. Untuk jalan perkerasan aspal yang sudah
rusak atau jalan kerikil/ tanah nilai stukturalnya didapat dengan mengukur CBR tanah dasar
dengan DCP test.

2. Ruang Lingkup
1. Pemeriksaan Lendutan Balik
Lendutan balik dapat dilakukan dengan berbagai macam alat, salah satu yang biasa digunakan
adalah dengan bengkelmen beam.
Pemeriksaan harus dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
A. Pengukuran beban gandar belakang harus dilakukan dengan menggunakan jembatan timbang
atau dengan alat lain yang telah terbukti dapat dipakai untuk pengukuran beban gandar, dan
hasil pengukuran beban gandar harus dicatat dengan jelas.

Laporan Pendahuluan

I-14
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

B. Alat Benkelman beam yang dipakai harus mempunyai ukuran yang standar misalnya,
perbandingan batang 1 : 2. Dimensi geometrik dari benkelmen beam harus dicatat dengan jelas.
C. Alat pembacaan (Dial Gauge) lendutan harus pada kondisi yang baik dan skala ketelitian
pembacaan jarum penunjuk harus dicatat.
D. Pemeriksaan lendutan balik dilakukan dengan interval pemeriksaan maksimal setiap 200 m
sepanjang ruas jalan beraspal yang telah ditetapkan.
E. Hal-hal yang khusus yang dijumpai seperti kondisi drainase, nama daerah yang dilalui, cuaca,
waktu peninggian permukaan jalan dan sebagainya harus dicatat.
F. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus di catat dengan jelas (Patok km/ STA).

2. Pemeriksaan Daya Dukung Tanah Dasar Dengan Alat DCP (Dynamic Cone
Penetrometer)
Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
A. Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan ukuran yang ada.
B. Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan maksimal 200 meter.
C. Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan lapisan tanah dasar.
D. Harus dicatat ketebalan dan jenis bahan perkerasan yang ada seperti lapisan sirtu, lapisan
telford, lapisan pasir dan sebagainnya.
E. Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari permukaan lapisan tanah dasar,
kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat keras (lapisan batuan).
F. Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan-keadaan kondisi drainase, cuaca, waktu
dan sebagainnya.
G. Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan harus dicatat dengan jelas.

3. Naasra
Survey naasra dapat dilakukan dengan tahapan berikut :
A. Sebelum digunakan untuk survey, kendaraan harus dijalankan 10 menit untuk pemanasan
hidrolik peredam kejut.
B. Pada titik awal ruas jalan yang disurvey teknisi harus

4. Metode dan Peralatan yang dibutuhkan


Untuk pelaksanaan kegiatan benkelmen beam kendaraan truk harus sesuai dengan muatan
gandar yang disyaratkan pada survey BB yaitu 8 ton dengan tekanan angin ban sebesar 80 Psi
(harus sesuai dengan SNI 03-2416-1991), dan untuk kegiatan DCP (harus sesuai dengan SNI)
03-1743-1989), sedangkan untuk kegiatan NAASRA (harus sesuai dengan panduan survey
kekerasan permukiman jalan dengan alat ukur NAASRA), proses pengambilan data harus
mengacu pada format yang telah standar.

3. Survey Geologi dan Geoteknik


1) Tujuan
Tujuan penyelidikan geologi dan geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk melakukan
pemetaan penyebaran tanah/ batuan dasar termasuk kisaran kabel tanah pelapukan, memberikan
informasi mengenai stabilitas tanah, menentukan jenis dan karakteristik tanah untuk keperluan
bahan jalan dan struktur, serta mengidentifikasi lokasi sumber bahan termasuk perkiraan

Laporan Pendahuluan

I-15
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

kuantitasnya. Sangat disarankan untuk menggunakan Geoguide bilamana terdapat suatu kondisi
tanah dasar yang lunak (Soft Soil).

2) Ruang Lingkup
1. Penyelidikan Geologi
Penyelidikan meliputi pemetaan geologi permukaan detail dengan peta dasar topografi skala 1
: 250.000 s/d skala 1 : 100.000. pencatatan kondisi geoteknik disepanjang rencana trase jalan
untuk setiap jarak 500 – 1000 meter dan pada lokasi jembatan dilakukan menggunakan
lembaran isian.
A. Penyelidikan lapangan
Meliputi pemeriksaan sifat tanah (konsistensi, jenis tanah, warna, perkiraan prosentase butiran
kasar/ halus) sesuai dengan metode USCS.
B. Pemetaan
Jenis batuan yang ada disepanjang trase jalan dipetakan, batas-batasnya ditetapkan dengan
jelas sesuai dengan data pengukuran untuk selanjutnya diplot dalam gambar rencana dengan
skala 1 : 2000 ukuran A3. Pemetaan mencakup jenis struktur geologi yang ada antara lain :
sesar/ patahan, kekar, perlapisan batuan, dan perlipatan.
Lapukan batuan dianalisis berdasarkan pemeriksaan sifat fisik (kimia) kemudian hasilnya
diplot di atas peta geplogi teknik termasuk didalamnya pengamatan tentang :
 Gerakan tanah
 Tebal pelapukan tanah dasar
 Kondisi drainase alami, pola aliran air permukaan dan tinggi muka air tanah
 Tata guna lahan
 Kedalaman rawa (apabila rencana trase jalan tersebut harus melewati daerah rawa)

2. Penyelidikan Geoteknik
Kegiatan Penyelidikan Geoteknik Meliputi :
A. Pengambilan Contoh Tanah Dari Sumuran Uji
Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji 25 – 40 kg untuk setiap contoh tanah.Setiap
contoh tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor sumur uji, lokasi, kedalaman).
Penggalian sumuran uji dilakukan pada setiap jenis satuan tanah yang berbeda atau
maksimum 5 km bila jenis tanah sama, dengan kedalaman 1 – 2 m. Setiap sumuran uji yang
digali dan contoh tanah yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat jelas identitas
nomor sumur uji, dan lokasi. Ukuran test pit panjang 1,5 m (Utara – Selatan) lebar 1,0 m, log
sumuran uji digambarkan dalam 4 bidang, dengan diskripsi yang lengkap dan 1 kolom untuk
unit satuan batuan.

B. Pengambilan Contoh Tanah Tak Terganggu


Pengambilan contoh tanah tak terganggu dilakukan dengan cara bor tangan menggunakan
tabung contoh tanah (“Split Tube” untuk tanah keras atau “Piston Tube” untuk tanah lunak).
Setiap contoh tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor bor tangan, lokasi, kedalaman).
Pemboran tangan dilakukan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan ditimbun (untuk
perhitungan penurunan) dengan ketinggian timbunan lebih dari 4 meter dan pada setiap

Laporan Pendahuluan

I-16
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

lereng) dengan kedalaman galian lebih dari 6 meter, dengan interval sekurang-kurangnya 100
meter dan/ atau setiap perubahan jenis tanah dengan kedalaman sekurang-kurangnya 4
meter.Setiap pemboran tangan dan contoh tanah yang diambil harus difoto.Dalam foto harus
terlihat jelas identitas nomor bor tangan, dan lokasi.Semua contoh tanah harus diamankan
baik selama penyimpanan di lapangan maupun dalam pengangkutan ke laboratorium.

C. Pemboran Mesin
Pemboran mesin dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan berikut :
1. Pada dasarnya mengacu pada ASTM D2 1 13-94.
2. Pedalaman dilakukan dengan menggunakan system putar (Rotary Drilling) dengan
diameter mata bor minimum 75 mm.
3. Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan maksimum 1 putaran
perdetik.
4. Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm perdetik.
5. Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak dilakukan dengan
menggunakan Bentonite (Drilling Mud) atau casing dengan diameter minimum 100
mm.
6. Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus menjamin bahwa tidak terjadi
tekanan yang berlebih pada tanah.
7. Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2 m atau lebih. Posisi
dasar casing minimal berjarak 50 cm dari posisi pengambilan sampel berikutnya.

D. Pemboran Tangan
Pemboran tangan dilakukan dengan mengacu pada ASYM D 4719.

E. Pengujian Kompaksi Batu Gamping


Suatu studi untuk menilai kelayakan batu gamping sebagai bahan timbunan dilakukan dengan
memperhatikan :
1. Perilaku pemadatan laboratorium
2. Persyaratan material untuk timbunan termasuk yang berkaitan dengan kekuatan dan
konsistensi material.
3. Sifat kimia yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan dan air terhadap durabilitas
kinerja timbunan.

F. Sondir (Pneutrometer Static)


Sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras, menentukan lapisan-
lapisan tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan daya lekat tanah setiap kedalaman yang
diselidiki, alat ini hanya dapat digunakan pada tanah berbutir halus, tidak boleh digunakan
pada daerah alluvium yang mengandung komponen berangkal dan kerakal serta batu gamping
yang berongga, karena hasilnya akan memberikan indikasi lapisan tanah keras yang salah.

Ada dua macam alat sondir yang digunakan :


1. Sondir ringan dengan kapasitas 2,5 ton.
2. Sondir berat dengan kapasitas 10 ton.

Laporan Pendahuluan

I-17
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm, pekerjaan sondir
dihentikan apabila pembaca pada manometer berturut-turut menunjukkan harga > 150 kg/
cm2, alat sondir terangkat ke atas, apabila pembacaan manometer belum menunjukkan angka
yang maksimum, maka alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakkan pada baja kanal
jangkar.
Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (QC) atau perlawanan penetrasi konus dan jumlah
hambatan pelekat (JHP).Grafik yang dibuat adalah perlawanan penetrasi konus (QC) pada
tiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekat (JHP) secara komulatif.

3) Lokasi Quarry
Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan, struktur jembatan, maupun untuk bahan
timbunan (Borrow Pit) diutamakan yang ada disekitar lokasi pekerjaan. Bila tidak dijumpai,
maka harus menginformasikan lokasi quarry lain yang dapat dimanfaatkan. Penjelasan
mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi
pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul dalam proses penambangan,
dilengkapi dengan foto-foto.
3. Persyaratan
a) Pengujian lapangan
Metode pekerjaan lapangan lainnya harus sesuai dengan persyaratan seperti yang dijelaskan
pada label pengujian lapangan pada halaman berikut :

Tabel Pengujian Lapangan

No Pengujian Acuan Keterangan


1 Resistivity ASTM G57-78 -
Termasuk Split ASTM Pada daerah rencana jembatan,
2 Standart Penetration test D 1 586-94 Spoon harus mencapai kedalaman
Sampling lapisan keras
3 Stand Pipe AASHTO 1252-84

b) Pekerjaan laboratorium
Pekerjaan laboratorium dilaksanakan sesuai ketentuan yang tercantum pada tabel berikut :
Tabel Spesifikasi Pengujian Tanah di Laboratorium.

No Pengujian Acuan Keterangan


Sifat Indeks
ASTM D 2216-
1 Kadar Air
92
ASTM D 427-93
2 Batas Susut
ASTM D 4318-
3 Batas Plastis Fresh Condition
93
SK SNI M-07-
4 Batas Cair Oven Dried 100
1989-F
SNI-03-3423-
5 Analisa Saringan
1994
ASTM D 854-92
6 Berat Jenis Gunakan : Wet Method

Laporan Pendahuluan

I-18
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

SNI-1742-1989
7 Berat Isi
K.H Head Vol 1
8 Chiloride Content
1984
K.H Head Vol 1
9 Carbonate Content
1984
K.H Head Vol 1
10 Sulphate Content
1984
Sifat Kuat Geser
Tanah
11 Direct Shear SNI 03-2813-  Fresh sample dengan
1992 ASTM D penjenuhan
3080-90  Fresh sample tanpa penjenuhan
 Fresh sample di oven 70 C
selama satu hari
Sifat Penampatan
Tanah
12 Swelling ASTM D 4546-  Fresh condition
90  Dioven 40 C dan 70 C selama
satu hari
Kepadatan

13 pemadatan
Sifat Kelulusan
K.H Head Vol 1 Manual of soil laboratory testing.
14 permeability
1984 Gunakan metode falling head

4. Survey Hidrologi dan Hidraulik


1. Tujuan
Tujuan survey hidrologi dan hidrolika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah untuk
mengumpulkan data hidrologi dan karakter / perilaku aliran air pada bangunan air yang ada
(sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir
rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan drainase dan bangunan pengaman terhadap
gerusan, river training (pengarah arus) yang diperlukan.

2. Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini meliputi :
A. Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum (mm/hr) paling sedikit dalam jangka 10
tahun pada daerah tangkapan (catchment area) atau pada daerah yang berpengaruh terhadap
lokasi pekerjaan, data tersebut bisa diperoleh dari badan meteorologi dan geofisika dan / atau
instansi terkait di kota terdekat dari lokasi perencanaan.
B. Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti gorong-gorong, jembatan, selokan
yang meliputi : lokasi, dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir.

Laporan Pendahuluan

I-19
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

C. Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit dan tinggi muka
air banjir rencana dengan periode ulang 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahun untuk jalan
kolektor, 5 tahunan untuk jalan lokal dan 50 tahunan jembatan dengan metode yang sesuai.
D. Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan masukan dalam proses
perencanaan yang aman.
E. Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan.
F. Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/ jembatan termasuk pengaruhnya akibat
adanya bangunan air (aflux)
G. Merencanakan bangunan pengaman jalan / jembatan terhadap gerusan samping atau
horizontal dan vertical.

3. Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada standar nasional Indonesia (SNI) No. 03-
3424-1994 atau standart nasional Indonesia (SNI) No. 03-1724-1989 SKBI 1.3.10.1987 (tata
cara perencanaan hidrologi dan hidrolika untuk bangunan di sungai)

4. Pengelolaan Lingkungan Dan Sosial


Rencana teknik jalan dan jembatan harus terintegrasi dengan pertimbangan lingkungan, social
dan keselamatan jalan. Upaya pengelolaan yang dapat dilakukan antara lain, namun tidak
terbatas pada, poin-poin di bawah ini :

5. Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan


Berdasarkan pelingkupan yang dilakukan dalam tahap survey pendahuluan dapat didentifikasi
jenis dokumen lingkungan yang perlu disusun.
1. Tujuan
Tujuan dari studi pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan adalah :
A. Mengidentifikasi komponen kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan.
B. Mengidentifikasi komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak sebagai
akibat adanya proyek peningkatan / pembangunan jalan.
C. Memprediksi dan mengevaluasi besarnya dampak lingkungan yang ada.
D. Merumuskan saran tindak lanjut yang dapat dilaksanakan oleh proyek atau instansi lain
yang terkait guna mengurangi dampak negatif atau meningkatkan dampak positif, yang
dijabarkan dalam rumusan umum pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan.

2. Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan yang tercakup dalam kegiatan ini adalah :
1. Data Sekunder
Halaman tidak bisa dibaca
A. Halaman tidak bisa dibaca
B. Halaman tidak bisa dibaca
C. Halaman tidak bisa dibaca
D. Air permukaan tanah

Laporan Pendahuluan

I-20
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

Yang perlu ditelaah pada air permukaan adalah tingkat sedimentasi badan air sekitar
proyek yang mungkin terjadi akibat terbawannya tanah yang terkupas oleh air hujan,
dan genangan air/ banjir yang pernah terjadi.

E. Udara
Penggalian tanah, pengangkutan material dan pengoperasian alat-alat berat akan
merubah kualitas udara. Disini dikaji sejauh mana adanya perubahan penurunan
kualitas udara yang berpengaruh terhadap makhluk hidup sekitarnya.

F. Kebisingan
Dilakukan penelaahan terhadap perubahan tingkat kebisingan yang mungkin terjadi
yang ditimbulkan oleh kendaraan umum maupun pribadi pada lokasi proyek terhadap
penduduk setempat.

 Komponen Biologi
 Komponen Sosial – Ekonomi
 Aspek Sosial – Budaya
 Utilitas

4) Merumuskan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan dalam penanganan


dampak sejak dari tahap pra konstruksi, konstroksi sampai pasca konstruksi antara lain
:
 Sumber dampak
 Komponen lingkungan yang terkena dampak
 Upaya pengelolaan lingkungan
 Upaya pemantauan lingkungan

5) Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait antara lain Subdit Bina Teknik Dit.
Dirjen Bina Marga
G. Persyaratan
Persyarat perundang-undangan yang mendukung pelaksanaan studi pengelolaan
lingkungan dan pemantauan lingkungan adalah :
A. Undang-undang Republik Indonesia No. 38 tahun 2004, tentang jalan.
B. Undang-undang No. 14 tahun 1992, tentang LLAJR.
C. Undang-undang No. 26 tahun 2007, tentang penataan ruang.
D. Undang-undang No. 23 tahun 1997, tentang pengelolaan lingkungan hidup.
E. Peraturan pemerintah No. 34 tahun 2006, tentang jalan.
F. Peraturan pemerintah No. 27 tahun 1999, tentang analisis mengenai dampak lingkungan.
G. Peraturan presiden No. 36 tahun 2005 dan No. 65 tahun 2006, tentang pengadaan tanah bagi
pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum.

Laporan Pendahuluan

I-21
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

H. Permeneg LH No. 11/ MENLH / 006, tentang jenis rencana, usaha dan/ atau kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan hidup.
I. Permeneg LH No. 68 tahun 2006, tentang pedoman penyusunan analisis mengenai dampak
lingkungan hidup.
J. Keputusan menteri KLH No. 02/ MENKLH/6/1988, tentang pedoman penetapan buku mutu
lingkungan.
K. Keputusan menteri lingkungan hidup No. 86/2002. Tentang pelaksanaan upaya pengelolaan
lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan.
L. Keputusan menteri Kimpraswil 17/KPTMS/M/2003, tentang penetapan jenis usaha dan/ atau
kegiatan bidang Kimpraswil yang wajib dilengkapi dengan UKL/ UPL.
M. Peraturan daerah terkait (PERDA).

Keluaran

Rumusan upaya pengolaan lingkungan memberikan rekomendasi penanganan dampak lingkungan


dan dituangkan dalam rencana teknik detail, gambar detail dan perhitungan volume
pekerjaan.Konsultan, berkoordinasi dengan subdit teknik lingkungan, dirjen bina marga,
melaksanakan pemantauan lingkungan dalam setiap tahapan dan memastikan bahwa seluruh
rekomendasi lingkungan dilaksanakan.

4. Survey Kebutuhan Lahan dan Sosial


Sebagai upaya untuk menghindari terjadinya hambatan pekerjaan akibat permasalahan pengadaan
tanah dan keresahan masyarakat, perlu dilakukan survey kebutuhan lahan dan identifikasi social di
lapangan.Survey kebutuhan lahan dan sosial diperlukan bila berdasarkan survey pendahuluan
teridentifikasi perlunya pengadaan tanah.

1.Tujuan
Tujuan dan survey kebutuhan lahan dan sosial adalah :
1) Perkiraan luasan lahan yang dibutuhkan.
2) Identifikasi jenis dan jumlah bangunan yang perlu dibebaskan.
3) Identifikasi potensi permasalahan yang mungkin muncul akibat adanya proses pengadaan
tanah.
4) Pertimbangan justifikasi teknis akibat kendala lahan dan/ atau sosial.

2.Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan yang tercakup dalam kegiatan ini adalah :
1) Data kebutuhan lahan
Survey kebutuhan lahan bukan merupakan survey detail yang melibatkan pengukuran di
lapangan, melainkan survey sekunder di instansi-instansi terkait mengenai gambar persil
lahan serta jumlah dan jenis bangunan di sekitar lokasi yang kemungkinan perlu
dibebaskan. Dengan menggunakan gambar tipikal, luasan lahan, yang diperlukan serta
jumlah dan jenis bangunan yang akan terkena dampak dapat diidentifikasi. Pengumpulan

Laporan Pendahuluan

I-22
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

data meliputi survey harga tanah, baik berdasarkan NJOP maupun harga pasar yang berlaku
saat ini, serta harga perkiraan pembongkaran bangunan untuk jenis dan tipe tertentu.

2) Wawancara di lapangan
Kondisi sosial masyarakat dapat diidentifikasi melalui wawancara di lapangan terhadap
para pemuka serta tokoh masyarakat yang berada di sekitar lokasi jalan. Focus group
discussion dapat digunakan sebagai forum sosialisasi bagi pemilik pekerjaan serta
diseminasi mengenai program yang akan dilaksanakan sehingga dapat menumbuhkan
kesadaran dan kesediaan warga sekitar proyek untuk turut mensukseskan pekerjaan proyek.
Aspirasi masyarakat yang muncul di lapangan harus dicatat dan menjadi masukan baik bagi
desain (misalnya : permintaan pembangunan pagar halaman) maupun pelaksanaan
pekerjaan (misalnya : disertakannya tenaga lokal dalam pekerjaan fisik).

3) Analisa kebutuhan dan justifikasi teknis


Dalam upaya memecahkan masalah yang sifatnya khusus (misalnya : tidak dapat
dilaksanakan pengadaan tanah), desain harus menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Untuk itu perlu disusun suatu laporan justifikasi teknis, yang didalamnya memuat
pertimbangan dan analisa dilakukannya perencanaan khusus tersebut di lapangan.

3.Keluaran
Hasil survey kebutuhan lahan dan sosial akan menjadi bahan masukan bagi perencanaan teknis
dan desain. Konsultan membuat laporan hasil survey yang memuat antara lain, namun tidak
terbatas pada :
1) Luasan lahan yang dibutuhkan beserta status dan guna lahan eksisting.
2) Identifikasi luas lahan, jumlah dan jenis bangunan yang perlu dibebaskan.
3) Perkiraan biaya yang dibutuhkan.
4) Identifikasi potensi sosial yang dapat membantu memperlancar proses pengadaan tanah
(misalnya : kearifan masyarakat lokal yang bersedia melepaskan hak atas tanahnya untuk
kepentingan umum, dll), potensi negative yang muncul serta upaya mitigasi yang dapat
dilakukan.
5) Masukan dan pertimbangan justifikasi teknis akibat kendala lahan dan/ atau sosial.

4.Landscape
Pada lokasi-lokasi tertentu, misalnya : menuju daerah perkotaan, perlu dipertimbangkan
melakukan beautification dalam bentuk landcape.

Laporan Pendahuluan

I-23
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

5.Keselamatan Lalu Lintas


Dalam perencanaan harus dipertimbangkan aspek keselamatan pengguna jalan, baik selama
pelaksanaan pekerjaan maupun pasca konstruksi. Perencanaan harus menjamin bahwa semua
elemen yang direncanakan memenuhi persyaratan desain yang ditetapkan dan sesuai dengan
kondisi lingkungan setempat. Untuk meningkatkan keselamatan jalan, harus dipertimbangkan
tindakan-tindakan mitigasi kecelakaan lalu lintas kedalam rencana detail (mislanya : pelebaran
bahu jalan, pembuatan jembatan khusus bagi pengguna jalan tak bermotor, pemasangan lampu,
dll), kebutuhan fasilitas penjalan kaki dan pengurangan terhadap side friction. Konsultan perlu
mengidentifikasi kebutuhan pengadaan lahan dalam meningkatkan keselamatan jalan, termasuk
pembuatan penyesuaian desain apabila diperlukan.

6. Perangkat Lunak Perencanaan


Dalam melaksanakan perencanaan bisa manual atau dengan menggunakan perangkat lunak
yang kompatibel seperti perangkat lunaki MOSS atau ACAD.

7. Perencanaan Teknis Jembatan


Rujukan yang dipakai untuk perencanaan struktur jembatan baik bangunan atas dan bawah
dalam pekerjaan ini adalah :

A. Bridge Management System (BMS) 1992 bagian BDC (Bridge design code) dengan revisi :
1. Bagian 2 dengan pembebanan untuk jembatan (5k. SNI T-02-2005), sesuai Kepmen PU
No. 498/ KPTS/ M/ 2005.
2. Bagian 6 dengan perencanaan struktur beton dan jembatan (SK. SNI 1-12-2004), sesuai
kepmen PU No. 360/ KPTS/ M/ 2004.
3. Bagian 7 dengan perencanaan struktur baja dan jembatan (SK. SNI 1-03-2005), sesuai
Kepmen PU No. 498/ KPTS/ M/ 2005.

B. Kondisi khusus yang tidak terdapat dalam BMS 1992 (dan revisinya) dapat menggunakan
AASHTO atau peraturan lain yang sejenis dengan mendapat persetujuan dari pengguna
jasa.

Laporan Pendahuluan

I-24
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

8.Perencanaan Stabilitas Lereng


Perhitungan stabilitas lereng dilakukan guna memberikan informasi tentang berapan tinggi
maksimum dan kemiringan lereng desain galian yang aman dari keruntuhan. Perhitungan
stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat fisik tanah setempat yang
diperoleh dari contoh tabung (undistrub sample) dan beberapa dari test triaxial atau direct
shear.Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini yaitu C = kohesi tanah, = sudut geser

tanah dan = berat isi tanah. Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi
maksimum yang aman) dilakukan dengan menggunakan rumus grafik taylor. Salah satu
contoh rumus yang dapat digunakan adalah :

Dimana : Na = Angka stabilitas taylor


C = Kohesi tanah (ton/ )
H = Tinggi lapisan tanah (m)
W = Berat isi tanah basah (ton/ )
Fk = Faktor keamanan (Fk > 1,251 lereng aman)
Angka stabilitas (Na) disapat dengan memplot nilai sudut geser dalam tanah ( ) dengan sudut

lereng desain ( ) ke dalam grafik taylor.


Factor lereng (F) digunakan asumsi :
Fk > 1,251 lereng aman

Fk = 1,251 lereng dalam keseimbangan

Fk < 1,251 lereng tidak aman

9.Perencanaan Stabilitas Badan Jalan


Kondisi stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi yang ada, jenis dan
karakteristik batuan dan kondisi lereng. Pengkajian stabilitas badan jalan harus mencakup 3
hal, yaitu gerakan tanah atau longsoran yang sudah ada di lapangan, perkiraan longsoran yang
mungkin taerjadi (hasil analisis) akibat jenis, arah dan struktur lapisan batuan serta longsoran
yang dapat terjadi akibat pembangunan jalan. Untuk ketiga hal di atas harus diidentifikasi
jenis gerakan, factor penyebabnya dan usaha-usaha penanggulangannya.

Laporan Pendahuluan

I-25
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

10. Penggambaran
1.9.1 Rancangan (Draft Perencanaan Teknik)
Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dan setiap detail perencanaan dan
mengajukan kepada pengguna jasa untuk diperiksa dan disetujui.
Detail perencanaan teknis yang perlu dibuat konsep perencanaannya antara lain :
A. Alinyemen horizontal (plan) digambar diatas peta situasi skala 1 : 1000 untuk jalan dan 1 :
500 untuk jembatan dengan interval garis tinggi 1,0 m dan dilengkapi dengan data yang
dibutuhkan.

B. Alinyemen vertical (profile) digambarkan dengan skala vertical 1 : 1000 untuk jalan dan 1 :
500 untuk jembatan dan skala vertical 1 : 100 yang mencakup data yang dibutuhkan.

C. Potongan melintang (cross section) digambarkan untuk setiap titik STA (interval 50 m),
namun pada segmen khusus harus dibuat dengan interval lebih rapat. Gambar potongan
maelintang dibuat dengan skala horizontal 1 : 100 dan skala vertical 1 : 50. Dalam gambar
potongan melintang harus mencakup :
 Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan
 Profil tanah asli dan profil / dimensi damija (ROW) rencana
 Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan
 Data kmiringan lereng galian / timbunan (bila ada)

D. Potongan melintang tipikal (tipikal cross section) harus digambarkan dengan skala yang
pantas dan memuat semua informasi yang diperlukan antara ,lain :
 Gambar konstruksi existing yang ada
 Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian yang
berbeda-beda
 Penampang pada daerah perkotaan dan daerah luar kota
 Rincian konstruksi perkerasan
 Penampang bangunan pelengkap
 Bentuk dan konstruksi bahu jalan dan medan
 Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada)
E. Gambar standar yang mencakup antara lain : gambar bangunan pelengkap, drainase, rambu
jalan, marka jalan dan sebagainya.
F. Ganbar detail bangunan bawah dan bangunan atas jembatan
G. Keterangan mengenai mutu bahan dank kelas pembebanan

11. Gambar Rencana (Final Design)


Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan perencanaan disetujui oleh
pengguna jasa dengan memperhatikan koreksi dan saran yang diberikan. Gambar rencana
akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah diperbaiki dan dilengkapi dengan :

Laporan Pendahuluan

I-26
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

A. Sampul luar (cover) dan sampul dalam


B. Daftar isi
C. Peta lokasi proyek
D. Peta lokasi sumber bahan material (quarry)
E. Daftar simbol dan singkatan
F. Daftar bangunan pelengkap dan volume
G. Daftar rangkuman volume pekerjaan

BAB III
RENCANA KERJA

3.1 Uraian

Laporan Pendahuluan

I-27
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

Konsultan perencanaan dalam hal ini sebelum memulai kegiatan pekerjaan dimaksud terlebih
dahulu mengadakan konsultasi dengan pemimpin proyek.
Pembantu pemimpin proyek yaitu untuk mendapatkan informasi umum mengenai ruas-ruas
jalan dan jembatan yang akan ditangani.
Konsultan harus berusaha untuk mendapatkan informasi umum mengenai kondisi ruas jalan
dan jembatan yang akan disurvey, sehingga dapat mempersiapkan hal-hal yang diperlukan
untuk pelaksanaan survey di setiap ruas.
Agar pelaksanaan pekerjaan dapat selesai jadwal yang telah ditetapkan dengan harga
pelaksanaan yang wajar serta memberikan keluaran atau hasil pekerjaan yang cermat yang
antisipatif terhadap masalah lingkungan maka diperlukan suatu program kerja yang rinci, alur
kerja yang baik dengan mengacu pada kerangka acuan kerja (KAK)
Secara umum, kegiatan ini akan diawali dengan melakukan persiapan dan mobilisasi
dilanjutkan dengan melaksanakan survey lapangan dan diakhiri dengan pembuatan laporan
akhir.

3.2 Persiapan dan Mobilisasi


Agar pelaksanaan pekerjaan dapat selesai sesuai jadwal yang telah ditetapkan dengan harga
pelaksanaan yang wajar serta menghasilkan pekerjaan perencanaan jalan yang cermat,
ansipatif terhadap masalah, baik yang menyangkut teknis maupun non teknis efektif dan
efisien.
Untuk hal tersebut maka diperlukan suatu program kerja yang rinci, alur kerja yang baik
dengan mengacu pada kerangka acuan kerja (KAK) serta standar yang berlaku pada Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur.
Program kerja konsultan merupakan rencana kegiatan yang dilakukan TIM dalam
melaksanakan penyelesaian pekerjaan ini. Program kerja ini secara garis besar di bagi dalam
5 (lima) tahapan kegiatan yaitu :
Tahap persiapan
Tahap evaluasi
Tahap koordinasi
Tahap penggambaran
Tahap pelaporan

3.3 Tahap persiapan


Segera setelah konsultan menerima surat perintah kerja dari pemberi tugas, maka konsultan
segera mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam masa persiapan ini. Konsultan
akan mengumpulkan data-data/ gambar-gambar standar yang pernah dikeluarkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum cq. Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur.
Dalam tahap persiapan ini juga disiapkan rencana skema gambar yang akan dibuat beserta
format-formatnya.
Secara umum kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pwersiapan ini adalah sebagai berikut :
1. Menyelaraskan tugas dan tanggung jawab diantara tim kerja
2. Berkoordinasi dengan instansi-instansi yang terkait

Laporan Pendahuluan

I-28
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

3. Menyiapkan dan mengumpulkan materi data-data awal sebagai berikut :


Perencanaan Geometrik
Digunakan standar geometric jalan, yaitu tata cara perencanaan geometric jalan antar
kota No. 38/T/BM/1997 dan perencanaan geometric jalan perkotaan BM-Maret 1992.
Perencanaan drainase sesuai dengan standar perencanaan drainase permukaan jalan
SNI No. 03-3424-1994 dan mengkonodasi factor keselamatan, pengendalian
hanyutan, polusi peralatan dan lainnya. Keselamatan lalu lintas mempertimbangkan
aspek keselamatan penggunaan jalan, selama pelaksanaan maupun pasca konstruksi.

Stabilitas Lereng
Perhitungan dan perencanaan dilakukan untuk memberikan data-data keinginan
maksimum dan kemiringan lereng desain galian yang aman dari keruntuhan. Data ini
diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat fisik tanah setempat dari contoh
tabung (undisturbed sample) test triaxial atau direct shear.

Stabilitas Badan Jalan


Diintefikasi dari segala struktur geologi yang ada, jenis dan karakteristik bantuan atau
kondisi lereng. Pengkajian akan dilakukan terhadap gerakan tanah atau longsoran
yang sudah ada dilapangan, perkiraan longsoran yang mungkin terjadi akibat jenis,
arah dan struktur lapisan batuan serta longsoran yang dapat terjadi akibat
pembangunan jalan.

Perencanaan perkerasan
Perhitungan akan merujuk pada petunjuk perencanaan tebal perkerasan lentur jalan
raya dengan metode analisa komponen SKBI-2.3.26.1987, UDC : 625.73 (02), aguide
to the structural design of bitumen surfaced roads in tropical and sub-tropikal
countries – overseas road note 32, overseas centre TRL 1993, ASSHTO guide for
design of pavement structures 1993, ausroads pavement design 2000, road design
system, analisa lalu lintas dilakukan untuk menetapkan konstruksi yang akan dipakai,
LHR yang dikonversi ke dalam nilai ESA. Memilih jenis bahan dan mengutamakan
material setempat.

Perencanaan struktur (jembatan)


Perhitungan dalam perencanaan baik bangunan atas atau bawah merujuk pada
pedoman perencanaan pembebanan jembatan jalan raya, SKBI No. 1.2.28, UDC :
624.042 : 642.2, bridge design code and manual BMS’92, AASHTO 1996, ACI dan
design code lainnya yang berikut.

Perencanaan bangunan pelengkap dan pengaman jalan

Laporan Pendahuluan

I-29
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

Perencanaan ini akan merujuk pada pedoman pemasangan rambu dan marka jalan
perkotaan undang-undang lalu lintas No. 14 1992, standar box culvert bipran 1992,
serta gambar standar pekerjaan jalan subdit PSP 2002.

Penggambaran

A. Rancangan (Draft) perencanaan teknis berupa :


Alinyemen horizontal (PLAN) skala 1 : 1.000 untuk jalan, 1 : 500 untuk jembatan
dengan interval garis tinggi 1 meter.
Alinyemen vertikal (profile) skala 1 : 1.000 untuk jalan, 1 : 500 untuk jembatan
dengan skala vertikal 1 : 100.
Potongan melintang (cross section) skala horizontal 1 : 100, skala vertikal 1 : 50
untuk srtiap STA dengan interval 50 meter.
Potongan melintang tipikal (tipical cross section) dengan skala yang wajar serta
memuat semua informasi yang dibutuhkan.
Ganbar-gambar bangunan pelengkap, drainase, rambu jalan, marka jalan dan
lainnya yang merupakan standar design.
Gambar detail bangunan bawah dan atas jembatan.
Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.

B. Rancangan Rencana Akhir (Final Design)


Gambar rencana lengkap setelah rancangan perencanaan disetujui oleh proyek
dengan memperhatikan koreksi dan saran yang diberikan.
Perhitungan kuantitas pekerjaan pelaksanaan fisik.
Perhitungan ini disusun per item pekerjaan sesuai spesifikasi yang telah
ditentukan.
Perhitungan perkiraan biaya pelaksanaan fisik.
Merupakan analisa perhitungan perkiraan harga satuan dasar upah, bahan dan
peralatan yang akan digunakan di lokasi pekerjaan serta perkiraan kebutuhan
biaya pekerjaan konstruksi yang mengacu pada panduan analisa harga satuan No.
028/T/BM/1995 DJBM.
Spesifikasi akan mengacu pada aturan yang berlaku di Dep. PU wil. Kaltim.

Segera setelah konsultan ditunjuk untuk menangani pekerjaan ini, mobilisasipun


segera dimulai. Personil-personil yang akan menangani pekerjaan dan peralatan-
peralatan yang dibutuhkan segera disiapkan.

Kepada tenaga-tenaga pelaksanaan survey akan diberikan penjelasan-penjelasan


tambahan dan pelatihan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan ini agar dapat
bekerja seefektif mungkin.

Laporan Pendahuluan

I-30
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

Konsultan akan membuat metode pelaksanaan pekerjaan mengenai semua tahapan


kegiatan yang akan dilaksanakan. Metode pelaksanaan ini akan digunakan sebagai
acuan pemantauan kemajuan pekerjaan konsultan. Kemajuan pekerjaan dihitung
berdasarkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan akan menjadi dalam
pemantauan oleh pemberi tugas.

Kontak dan diskusi dengan pemberi tugas terus diadakan sesuai dengan kebutuhan,
seperti permintaan formulir-formulir survey, surat-surat pengantar keinstansi-instansi
di daerah, peta-peta serta pembicaraan-pembicaraan tentang koordinasi dengan
pemberi tugas.

Team leader konsultan dan tenaga ahli yang terlibat bersama dengan project officer
akan mendiskusikan segala sesuatu yang menyangkut pelaksanaan survey lapangan.

Cara pengisian formulir akan dubahas dengan seksama terutama mengenai segala
macam situasi dan kondisi lapangan yang mungkin akan dihadapi beserta alternative
solusi atas berbagai masalah yang mungkin timbul.

Pengalamn-pengalaman berharga pada survey-survey yang lalu akan dibahas guna


menyempurnakan prosedur dan metode kerja yang akan digunakan.

Formulir-formulir survey, buku-buku petujuk dan peta-peta yang diperoleh dari


pemberi tugas akan disimpan dengan baik, seperti alat-alat tulis, meteran, kamera,
map beserta perlengkapan-perlengkapan lainnya.

Informasi-informasi serta data-data awal tentang wilayah studi dicari dan


dikumpulkan seperti jalan Negara dan Provinsi, situasi dan kondisi transportasi
setempat, lokasi ibukota provinsi dan lain sebagainya.

Konsultan berpendapat bahwa langkah awal yang berupa persiapan ini akan sangat
menentukankeberhasilan pelaksanaan seluruh pekerjaan, sehingga persiapan tim kerja
ini akan benar-benar dilakukan dengan seksama dan matang sebelum mereka
berangkat ke lapangan.

Selian itu juga dilakukan dtusi kepustakaan mempelajari buku-buku laporan, studi-
studi terdahulu yang ada hubungannya dengan wilayah perencanaan.Dalam hal ini
mencoba melihat peran dan fungsi wilayah perencanaan dalam skala wilayah yang
lebih luas sebelum melaksanakan survey lapangan.

3.4 Survey pendahuluan (Recoinnaissance Survey)


Survey pendahuluan (recoinnaissance survey) bertujuan untuk mengumpulkan data
pendukung untuk melaksanakan survey detail dan mengumpulkan data lainnya untuk
melengkapi data survey detail, sebelum survey pengukuran topografi, drainase, hidrologi,
penyelidikan tanah dan perencanaan detail di laksanakan.
Pada peninjauan lapangan dan penentuan trase jalan yang dipilih oleh High-way Enginner
(HE) diharuskan membuat draft alinyemen horizontal maupun vertikal untuk daerah-daerah
yang dianggap tidak dapat/ tidak akan dapat memenuhi standar perencanaan geometrik.

Laporan Pendahuluan

I-31
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

Kemudian HE harus mencari trase lain yang benar-benar dapat memenuhi standar
perencanaan geometric dimaksud yang dibuktikan dengan pembuatan draft dari penarik
alinyemen horizontal dan vertikal (untuk yang sudah ada jalan, bila tidak memenuhi standar
geometric perlu diadakan relokasi).

Hal ini berlaku untuk :


1. Pekerjaan lanjutan
Pekerjaan lanjutan yang dimaksud adalah pekerjaan desain yang melanjutkan
pekerjaan yang lalu, karena jumlah panjangnya sudah memenuhi dan dilanjutkan
pada program saat ini.

2. Akhir pekerjaan
Akhir pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan desain, dimana akhir dari
pekerjaan tersebut harus berhenti pada lokasi dapat diperkirakan dan dilanjutkan
(memenuhi persyaratan geometrik), apabila pekerjaan keseluruhan panjang ruas
belum dapat diselesaikan pada paket pekerjaan saat ini.Hal ini untuk mengatasi
kesulitan apabila pekerjaan tersebut dilanjutkan pada paket-paket mendatang,
STA akhir tidak diperkenakan dihentikan pada lokasi yang tidak memenuhi
persyaratan geometrik.
 Mempelajari loksai trase jalan dan daerah-daerah sekitarnya dari segi
geografis, secara umum serta kesampaian lokasi trase jalan yang akan
diselidiki.
 Menganalisa secara visual keadaan tanah dasar pada daerah rencana trase
jalan.
 Mengumpulkan data yang diperlukan untuk kemungkinan diperlukan
pemasangan jembatan, gorong-gorong dan bangunan pelengkap lainnya
serta perkiraan dimensi.
 Membuat foto dokumentasi lapangan pada lokasi-lokasi yang penting
untuk butiran di atas.
 mengumpulkan data yang berupa informasi mengenai harga satuan dan
biaya hidup sehari-hari.
 Mengumpulkan informasi sumber material (quarry) yang diperlukan
untuk pekerjaan konstruksi dan mengestimasikan volumenya.
 Membuat laporan lengkap perihal pada butir A s/d H memberikan saran-
saran yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi dengan
memperbandingkan alternative trase jalan relokasi yang diambil.

Laporan Pendahuluan

I-32
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

3.5 Pengukuran topografi jalan

Maksud dan Tujuan


Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan
ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan didalam koridor yang ditetapkan
untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1 : 1.000 yang akan digunakan untuk
perencanaan geometrik jalan, serta 1 : 500 untuk perencanaan jembatan dan penanggulangan
longsoran.
Tata cara pengukuran topografi menggunakan buku panduan dari Direktorat Jendral Bina
Marga yang berlaku. Untuk pemetaan topografi pada daerah relative kecil (pemetaan situasi)
dapat dilakukan dengan cara tachimetry, pengambilan data dari setiap obyek yang dipilih
akan berupa data posisi dalam system koordinasi polar.
Kemudian untuk keperluan penggambaran peta situasi dan untuk keperluan perencanaan
teknis selanjutnya, data dalam system polar ini dikonversi menjadi data posisi dalam
koordinat katersian (x,y,z). kegiatan yang dilakukan pada tahap ini :
Pengukuran titik kontrol horizontal (apabila menggunakan alat konversional).
Pengukuran titik kontrol vertikal (apabila menggunakan alat konvensional).
Pengukuran situasi (apabila menggunakan alat konvensional).
Pengukuran penampang melintang.
Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai dan jalan.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam maupun
manusia disekitar persilangan tersebut.

3.6 Lingkup pekerjaan


Pekerjaan pengukuran topografi untuk perencanaan jalan secara umum, yaitu :
Pekerjaan perintisan untuk pengukuran
Pekerjaan pengukuran lapangan
Pengolahan data
Penggambaran
Pelaporan

3.7 Pekerjaan perintisan untuk pengukuran

Laporan Pendahuluan

I-33
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

Pekerjaan perintis bertujuan membuka jalur pengukuran agar pelaksanaan pengukuran dapat
berjalan dengan lancar. Yang dimaksud dengan pekerjaan perintisan adalah merintis atau
membuka sebagian daerah yang akan diukur dan menetapkan tanda-tanda yang sudah
ditemukan kembali untuk menentukan arah sumbu jalan yang akan direncanakan.

Peralatan yang dipakai untuk perintisan adalah gergaji mesin atau sejenisnya dan peralatan
konvensional (parang, kampak, dsb).
Perintisan diusahakan mengikuti koridor yang telah diplot di atas peta kerja atau atas petunjuk
pemberi tugas.Peta kerja dibuat di atas peta topografi atau foto udara dengan skala kecil.

3.8 Pekerjaan pengukuran lapangan


Pekerjaan pengukuran topografi sedapat mungkin dilakukan sepanjang rencana AS jalan
(mengikuti koridor rintisan) dengan mengadakan pengukuran-pengukuran tambahan pada
daerah persilangan dengan sungai dan jalan lain sehingga memungkinkan diperoleh AS jalan
sesuai dengan standar yang ditentukan.
Dalam pemetaan situasi, secara umum pengukuran lapangan terdiri dari :
Pemasangan patok
Pengukuran kerangka dasar horizontal (KDH)
Pengukuran kerangka dasar vertikal (KDV)
Pengukuran situal/ detail
Pengukuran profil
Pengukuran situasi khusus

5.9.1 Pemasangan Patok


Pada pemetaan situasi untuk perencanaan jalan, ada beberapa jenis patok yang harus
dipasang. Patok-patok tersebut adalah patok Benchmark, patok poligon, dan patok
profil.

 Patok Benchmark

Patok benchmark adalah titik kerangka dasar pemetaan dilapangan, dipasang 2


patok benchmark pada masing-masing titik pemasangan.
BM bulat terbuat dari pipa PVC berukuran (8 x 100 cm) yang diisi dengan beton,
dan ditanam sedemikian rupa sehingga bagian patok yang muncul di atas tanah 15
cm, patok BM bulat ditanam berpasangan dengan interval 1.000 meter dicat
kuning serta hitam untuk penomoran. Penanaman disesuaikan dengan singkatan
nama kabupaten yang disurvey.

 Patok Poligon

Patok poligon adalah patok yang merupakan titik polygon di lapangan. Patok
poligon terbuat dari kayu dengan ukuran (4 x 6 x 60) cm, dan ditanam sedemikian
rupa sehingga bagian patok yang muncul di atas tanah 10 cm. Patok poligon
dipasang dengan interval maksimum 100 meter.

Laporan Pendahuluan

I-34
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

 Patok Profil
Patok profil adalah patok yang merupajkan titik pengukuran potongan memanjang
di lapangan.Patok profil dapat terbuat seperti patok polygon dapat juga berupa
paku yang ditanam pada aspal jalan dan dilingkari dengan cat kuning sebagai
tanda.
Patok BM harus dicat warna kuning dengan penamaan warna hitam, sedangkan
patok poligon dan patok profil diberi cat merah dan diletakkan disebelah kiri
kearah jalannya pengukuran.

5.9.2 Kerangka Dasar Horizontal


KDH merupakan pengukuran yang tidak boleh dilewatkan dalam suatu pekerjaan
pemetaan, KDH merupakan titik-titik lapangan (yang diwakili pilar beton, patok
kayu, paku atau bentuk lainnya), yang melingkupi daerah pemetaan.
Titik KHD di lapangan berfungsi sebagai titik ikat pada pengukuran detail, dan
sebagai titik tetap/ referensi untuk keperluan pekerjaan perencanaan selanjutnya,
misalnya untuk pekerjaan stake out. Setiap titik KDH akan mempunyai harga
koordinat (x,y).
Pengukuran KDH dilakukan menggunakan metode poligon dengan bentuk jaring
mengikuti bentuk trase jalan.Pada setiap titik poligon dilakukan pengukuran sudut,
dan pada setiap sisi poligon dilakukan pengukuran jarak.
Peralatan yang digumakan untuk pengukuran KDH adalah :

 Theodolith Wild T-2 (atau sejenis) untuk pengukuran sudut.


 Alat ukur jarak elektronis EDM untuk pengukuran jarak pada daerah yang
lurus atau datar (apabila dibutuhkan).
 Roll meter (50 meter) untuk pengukuran jarak pada daerah yang berbukit dan
menikung.

Untuk keperluan orientasi arah utara dilakukan pengamatan matahari disalah satu sisi
jaring poligon.Pengamatan dilakukan 2 seri.

Setiap koordinat kartesian menggunakan sistem nasional, jika memungkinkan dengan


melakukan peningkatan terhadap titik triangulasi terdekat. Jika tidak memungkinkan
dapat dilakukan koordinat lokal.

Sebagai kontrol pengukuran dilakukan pengamatan matahari dengan interval 5 km,


dan pada awal dan akhir pengukuran dikontrol dengan pengukuran Handy GPS.
Kesalahan pengukuran sudut yang diperbolehkan 10” N, dimana N adalah banyaknya
titik sudut poligon.

Pengukuran KDH pada awal dan akhir pekerjaan dioverlapkan 200 meter dengan
team pengukuran lain searah dengan pelaksanaan pengukuran.

Laporan Pendahuluan

I-35
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

5.9.3 Kerangka Dasar Vertikal

Seperti halnya KDH, pengukuran KDV juga harus dilakukan sebagai dasar pekerjaan
pemetaan. Kalau-kalau KDH merupakan sistem kerangka dasar kearah horizontal,
maka KDV berfungsi sebagai titik ikat kearah vertikal. Titik KDV adalah juga
merupakan KDH, sehingga dengan demikian kerangka dasar pemetaan selain
mempunyai koordinat (x,y) juga akan memiliki elevasi (z) atau secara lengkap
menjadi koordinat (x,y,z).
Datum adalah titik tetap, seperti TTG, peil pelabuhan, peil jembatan, atau titik
referensi lainnya.Jika tidak memungkinkan dapat digunakan koordinat lokal.

Alat ukur yang digunakan adalah waterpass (sejenis Wild NAK-2) dengan rambu
ukur yang dilengkapi Nivo rambu.

Jaringan KDV merupakan jaring tertutup, dengan toleransi ( 10 mm D (km) ), dimana


D adalah panjang jalur pengukuran.

Pengukuran KDV pada awal dan akhir pekerjaan dioverlapkan 200 meter dengan
team pengukuran lain searah dengan pelaksanaan pengukuran.

5.9.4 Pengukuran Situasi Detail

Pengukuran situasi adalah pengukuran setiap obyek yang dipilih untuk


dipetakan.Pengukuran dilakukan dari setiap titik kerangka yang telah ada sebelumnya
(hasil pengukuran Kdan KDV).

Pengukuran situasi menggunakan metode tachymetri.Setiap data yang diambil, diberi


kode (deskripsi) yang berbeda untuk memudahkan dalam tahap selanjutnya
(pengolahan data dan penggambaran).

Alat ukur yang digunakan adalah Theodolith Wild T-O yang dilengkapi dengan
rambu ukur.

Pengukuran situasi meliputi :


 Pengukuran elevasi pada titik-titik ekstrim.
 Pengukuran situasi sungai, alur, saluran irigasi.
 Pengukuran detail bangunan air (elevasi, bentuk dan dimensi) seperti jembatan,
gorong-gorong dan lainnya.
 Pengukuran titik Brak-Line, seperti tepi saluran, tepi sungai, tepi danau, dinding
lembah / bukit, garis pantai dan lainnya.

5.9.5 Pengukuran Profil


Untuk keperluan pekerjaan tanah (earth work), seperti penggalian dan penimbunan
tanah, diperlukan data profil memanjang dan melintang guna mengetahui besarnya
volume tanah yang akan digali maupun ditimbun.

Laporan Pendahuluan

I-36
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

Profil memanjang bertujuan untuk menentukan ketinggian titik sepanjang garis


rencana jalan, sedangkan profil melintang diperlukan untuk maengetahui profil
lapangan pada arah tegak lurus garis rencana jalan.

Penampang Memanjang

Pengukuran penampang memanjang dilakukan sepanjang sumbu rencana jalan,


kecuali pada tempat dimana terdapat kemungkinan adanya realinyemen. Elevasi titik
diambil maksimum 25 meter atau setiap ada perubahan terrain yang mencolok.

Apabila terdapat pertemuan dengan jalan eksesting, maka sumbu dan lebar jalan
tersebut harus diukur serta dicantumkan dalam gambar.

Peralatan yang digunakan sama dengan peralatan yang digunakan untuk melakukan
pengukuran KDV, yaitu Waterpass dan rambu ukur yang dilengkapi nivo rambu.

Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang dilakukan bersamaan dengan pengukuran situasi,
dan dengan alat yang sama.

Pengukuran dilakukan setiap interval memanjang :


 50 meter pada jalur lurus dan landai
 25 meter pada daerah tikungan dan perbukitan

Untuk trase jalan baru, elevasi tidak diambil setiap 5 meter atau setiap perbedaan
terrain yang mencolok, dengan lebar koridor :

 75 meter kiri dan 75 meter kanan dari sumbu jalan pada daerah lurus, dan
 50 meter kearah luar dan 75 meter kearah dalam dari sumbu jalan pada
daerah tikungan.

Untuk trase melalui jalan existing lebar koridor pengukuran adalah :

 50 meter kiri dan 50 meter kanan dari sumbu jalan pada daerah lurus, dan
 25 meter kearah luar dan 75 meter kearah dalam dari sumbu jalan pada
daerah tikungan.

5.9.6 Pengukuran Situasi Khusus

Pengukuran situasi khusus dilakukan jika rencana trase jalan berpotongan dengan
sungai / jalur/ saluran irigasi, jalan nasional / provinsi / kabupaten eksisting, proyek
pembangunan (konstruksi) jalan.

 Perpotongan Dengan Sungai


Daerah sekitar sungai yang diukur meliputi :
 200 meter kiri dan kanan dari sumbu sungai

Laporan Pendahuluan

I-37
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

 100 meter kiri dan kanan dari sumbu jalan rencana

Pengukuran dilakukan untuk memperkirakan ketinggian air tertinggi daerah sungai,


profil sungai, dan rencana bentang jembatan.

 Perpotongan Dengan Jalan Eksisting


Daerah sekitar jalan eksisting yang diukur meliputi :
 100 meter kiri dan kanan dari sumbu jalan eksisting
 100 meter kiri dan kanan dari sumbu jalan eksisting, dan profil jalan
eksisting.

 Perpotongan Dengan Proyek Pembangunan Jalan


Daerah sekitar jalan sedang dalam pembangunan yang diukur meliputi :
 100 meter kiri dan kanan dari sumbu jalan proyek
 100 meter kiri dan kanan dari sumbu jalan rencana

Pengukuran meliputi situasi jalan eksisting, dan jalan proyek.

5.9.7 Perhitungan Dan Penggambaran


 Pengamatan Matahari
Pencatatan pengamatan dan perhitungan azimuth matahari menggunakan formulir
standar Subdit. Jalan Dit. Bintek Bina Marga. Tabel almanac matahari
menggunakan tabel yang dikeluarkan Dit Top TNI-AD pada tahun berjalan.

 Perhitungan Koordinat

 Perhitungan koordinat polygon utama didasarkan pada titik-titik ikat yang


dipergunakan.
 Penggambaran titik-titik polygon harus didasarkan pada hasil perhitungan
koordinat, tidak boleh secara grafis.
 Gambar ukur yang berupa gambar situasi dalam kertas millimeter dengan
skala 1 : 1.000.
 Ketinggian titik detail harus tercantum dalam gambar ukur begitu pula
semua keterangan-keterangan yang penting, ketinggian titik tersebut perlu
dicantumkan.
 Dibuat setiap seksi, antara pengamatan matahari yang satu dengan yang
berikutnya, dan dikaitkan pada titik ikat (BM) yang ada. Koreksi sudut
diberikan tidak sama rata, melainkan pada sisi yang lebih pendek
diberikan koreksi yang lebih besar.

 Perhitungan Sifat Datar / Waterpass


Perhitungan sifat datar dengan 4 desimal harus dilakukan kontrol pada setiap
halaman, yaitu jumlah beda tinggi harus sama dengan jumlah pembacaan benang
tengah rambu belakang dikurangi dengan jumlah pembacaan benang tengah rambu
muka.

 Perhitungan Ketinggian Detail

Laporan Pendahuluan

I-38
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok yang dipakai sebagai titik
pengukuran detail, dihitung secara Tachymetris.

 Penggambaran Titik-Titik Polygon


Harus digamabar pada kertas millimeter dengan skala 1 : 1.000 garis-garis grid
harus digambar pada setiap jarak 10 cm pada gambar, dan diberi absis (x) maupun
ordinat (y) yang benar, serta dicantumkan arah utara pada jarak-jarak tertentu
(kira-kira 2 meter di gambar). Penggambaran titik-titik polygon didasarkan pada
hasil perhitungan koordinat, tidak boleh ada garis. Untuk titik-titik (BM), titik-titik
mati, atau titik-titik baru harus dicantumkan pada koordinat lengkap (x,y,z), dan
diberi tanda khusus yang sesuai.

 Penggambaran Detail Situasi


Gambar ukuran yang berupa gambar situasi harus digambar berdasarkan titik
polygon dengan skala 1 : 1.000 dan interval kontur 1 m. ketinggian titik-titik detail
harus tercantum dalam gambar ukur, begitu pula semua keterangan-keterangan
yang penting. Penulisan data ketinggian cukup dengan dua decimal (sampai
dengan cm).

5.10 Survey Lalu Lintas


4.10.1. Maksud Dan Tujuan
Maksud dari survey lalu lintas ini bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu lintas,
kecepatan kendaraan rata-rata, menginventarisasi jalan yang ada, serta
menginventarisasi jumlah setiap jenis kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu
dalam satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata-rata sebagai dasar
perencanaan jalan.
Survey lalu lintas meliputi kegiatan :
 Survey volume kendaraan dilakukan di dua tempat yaitu :
 Ruas jalan
 Persimpangan

 Survey beban gandar kendaraan


Setiap ruas minimal harus dilakukan survey beban gandar kendaraan pada
satu titik lokasi pada salah satu pos pengamatan volume lalu lintas.

Standar pengambilan dan perhitungan data harus mengacu pada buku manual desain
jalan Indonesia (IRDM) dan manual kapasitas jalan Indonesia.

Laporan Pendahuluan

I-39
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

4.10.2. Teknis Penyelidikan


Untuk perencanaan teknis jalan, perkiraan volume lalu lintas ditentukan dengan
menggunakan hasil survey volume lalu lintas di dekat jalan tersebut minimal 3 x 24 jam
pada suatu lokasi pengamatan dan analisa pola lalu lintas disekitar lokasi jalan. Survey
lalu lintas harus memperoleh data :
 Jumlah kendaraan
 Jenis kendaraan beserta jumlah tipa jenisnya
 Konfigurasi sumbu dari setiap jenis kendaraan
 Beban masing-masing sumbu kendaraan

Perkiraan faktor pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana didasarkan atas
pertumbuhan volume Lalu lintas pada tahun-tahun sebelumnya.

Kriteria Design

Standar rencana lalu lintas yang dipakai berpegang pada buku peraturan standar
spesifikasi perencanaan geometric jalan raya No. 13/1970 atau yang terbaru dari
direktorat jendral prasarana wilayah. Kelas-kelas ini didasarkan pada lalu lintas harian
rata-rata yang diperkirakan (LHR) selama 5 tahun sesudah konstruksi dan
diperbandingkan kepada tabel klasifikasi transport (DLLAJR) sebelumnya.

Harus dicatat bahwa LHR yang diperkirakan selama 5 tahun sesudah konstruksi
termasuki baik :

 Kenaikan awal segera sesudah jalan yang direhabilitasi telah dibuka untuk lalu
lintas
 Kenaikan normal arus lalu lintas tahunan
 Juga dipertimbangkan mengenai kelas rencana lalu lintas, campuran lalu lintas
dan beban gandar standar (BGS).

5.11 Survey Geologi


3.11.1. Maksud Dan Tujuan
Maksud dari penyelidikan geoteknik disini adalah pemetaan geologi teknik detail,
termasuk pemetaan tanah dasar dan sebagainya disepanjang rencana jalan dengan
tujuan memberikan informasi / gambaran secara menyeluruh mengenai :
 Tingkat stabilitas rencana badan jalan.
 Pengelompokan & analisa sifat tanah dasar/ rencana subgrade hubungannya dengan
analisa perkerasan jalan & bangunan jalan lainnya.
 Analisa jenis, volume dan lokasi quarry yang bias dimanfaatkan dalam konstruksi
jalan / jembatan nantinya.

3.11.2. halaman tidak bisa dibaca

Laporan Pendahuluan

I-40
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

5.12 halaman tidak bisa dibaca


3.12.1. halaman tidak bisa dibaca

3.12.2. Laporan

Dalam lampiran peta penyebaran tanah dengan gambar penampang ditutup


(dihilangkan). Diskripsi tanah diuraikan sebagai berikut : jenis tanah, warna, sifat,
plastisitas (tanah berbutir halus) dan gradasi (tanah berbutir kasar), klasifikasi USDA,
perkiraan prosentase tiap jenis, tingkat permebialitas, porositas, penggunaan lahan,
perkiraan ketebalan lapisan tanah.
Hasil laboratorium
Dalam lampiran laboratorium disertakan juga hasil CBR desain.
Test Pit
Pada penggambaran log test pit diuraikan dalam empat bidang (lihat gambar
terlampir), dilapangan arahnya terhadap arah utara, juga penjelasan tentang unitnya
(misalnya : tanah residu, endapan alluvium / transport material).
Test DCP (Dynamic Cone Penemeter)
Dalam laporan grafik nilai CBR dari hasil percobaan DCP dicatat besarnya sudut
mata conus DCP yang dipergunakan dilapangan.

5.13 Survey Hidrologi Dan Hidraulik

Tujuan survey hidrologi dan hidraulik yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah
untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/ perilaku aliran air pada bangunan
air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan) guna keperluan analisis hidrologi,
penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan drainase dan
bangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang
diperlukan.

3.13.1. Teknis Penelitian


Penelitian dilakukan dengan batuan data statistic yang ada di daerah setempat serta
mengidentifikasi curah hujan yang paling berpengaruh terhadap daerah tangkapan
sehingga akan mendapatkan data yang paling optimal.

3.13.2. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan kegiatan survey hidrologi dan hidraulik ini, secara umum meliputi
kegiatan-kegiatan :
Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum (mm/ hr) paling sedikit
dalam jangka 10 tahun pada daerah yang berpengaruh terhadap lokasi

Laporan Pendahuluan

I-41
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

pekerjaan, data tersebut biasa diperoleh dari badan meteorology dan geofisika
dan atau instansi terkait di kota terdekat dari lokasi perencanaan.
Mengiventarisir gorong-gorong dan saluran samping existing meliputi :
- STA
- Dimensi gorong-gorong
- Kondisi gorong-gorong
Mengiventarisir konstruksi jembatan (bnetang < 20 m) meliputi :
- STA
- Dimensi gorong-gorong
- Kondisi jembatan
Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit
dan tinggi muka air banjir rencana dengan periode ulang 25 tahunan dan 50
tahunan jembatan dengan metode yang sesuai.
Menganalisa pola aliran pada daerah rencana trase jalan untuk mendapatkan
trase jalan yang paling aman dilihat dari pengaruh pola aliran tersebut.
Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan.
Menghitung rencana elevasi aman untuk jalan / jembatan termasuk
pengaruhnya akibt adanya bangunan air (aflux).
Merencanakan bangunan pengaman jalan/ jembatan terhadap gerusan
samping atau horizontal dan vertikal.
Memprediksi kemungkinan terjadinya curah hujan yang paling besar yang
selanjutnya dapat memperkirakan besarnya intensitas curah hujan dan banjir
rencana denagn metode-metode yang ada.
Dari data lapangan dan hasil perhitungan tersebut diatas, selanjutnya
menentukan :
- Jenis dan dimensi bangunan drainase yang diperlukan seperti jenis
saluran samping dan dimensinya.
- Jenis dan dimensi gorong-gorong.
- Jenis jembatan yang diperlukan.
Membuat laporan lengkap mengenai perihal tersebut diatas yang meliputi :
Perhitungan-perhitungan perencanaan saluran dan gorong-gorong, box
culvert (jika diperlukan) lengkap dengan kapasitas, STA, dan dimensi,
gambar-gambar potongan dan saran-saran yang diperlukan (dalam bentuk
label).
Pemilihan sarana type drainase standart berdasarkan kelas jalan.
Laporan disajikan dengan lengkap dan jelas

5.14 Perhitungan dan Perencanaan Teknis


3.14.1. Standart Perencanaan Geometrik

Dalam merencana geometrik jalan, sejauh mungkin berpegang pada buku peraturan
standart spesifik perencanaan geometric jalan raya No. 13/ 1970 dari Direktorat
Jendral Bina Marga.

3.14.2. Konsep Detail Perencanaan (Draft Design)

Laporan Pendahuluan

I-42
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

Konsultan wajib membuat konsep perencanaan teknis (draft design) dari setiap detail
perencanaan kemudian melaporkan kepada project officer untuk dimintakna
persetujuan. Draft design tersebut digambar diatas kertas millimeter atau langsung
diatas kertas standart sheet yang telah ditetapkan oleh pemberi tugas.
Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaan antara
lain :
 Plan (Alinyemen Horizontal) digambar diatas peta skala 1 : 1.000 dengan
interval garis tinggi satu meter dan dilengkapi dengan index antara lain :
- Lokasi (STA) dan nomor-nomor titik kontrol horizon / vertikal.
- Lokasi dari semua data topografis yang penting seperti batas rawa,
kebun, hutan lindung, rumah, sungai dan lain-lain.
- Kerapatan tanaman/ pohon-pohon berikut menurut diameter pohon-
pohonnya.
- Elemen-elemen lengkung horizontal (kurva data) yang direncanakan
dengan bentuk tikungan full circle atau lengkung perlahan untuk sudut
lengkung > 20.
- Lokasi dari gorong-gorong dan rencana jembatan.

Setelah konsep Alinyemen horizontal disetujui project officer dan telah


dipindahkan ke atas standart sheet, maka draft design tersebut dapat
langsung dipindahkan ke atas kertas standart sheet.

Bawah dari gambar Alinyemen horizontal

Alinyemen vertikal digambar dengan skala horizontal 1 : 1.000 dan skala


vertikal 1 : 100 yang mencakup hal-hal sebagai berikut :

 Tinggi muka tanah asli dan tinggi nomor potongan melintang.


 Penerapan kemiringan max. dari lengkung horizontal (diagram super elevasi).
 Elemen-elemen / data-data lengkung vertikal.
 Lokasi bangunan-bangunan pelengkap dan bangunan-bangunan drainase.

A. Potongan Melintang (Cross Section)

Gambar potongan melintang dibuat menerus peta topografi sesuai keadaan di atas
standart sheet dengan skala 1 : 100 dan skala vertikal 1 : 50.
Stationing dilakukan setiap interval 25-50 meter.

B. Potongan Melintang Standart (Typical Cross Section)

Gambar-gambar ini dibuat dalam skala yang pantas dengan memuat semua detail
yang perlu antara lain : penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada
ketinggian yang berbeda-beda.

Laporan Pendahuluan

I-43
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

C. Bangunan Standart Dan Pelengkap Drainase

Gambar ini mencakup semua detail bangunan-bangunan drainase seperti turap


pelindung talud, gorong-gorong, saluran batu dan lain-lainnya.

D. Spesifikasi

3.14.3. Gambar Perencanaan Akhir (Final Design)


Pembuatan gambar rencana trase jalan selengkapnya, dilakukan setelah draft design
mendapat persetujuan dari pemberi tugas dengan mencantumkan koreksi-koreksi dan
saran-saran yang diberikan.
Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah diperbaiki
dan dilengkapi dengan :

Gambar perencanaan akhir tersebut selengkapnya terdiri dari :


 Sampul luar (cover) dan sampul dalam
 Daftar isi
 Peta lokasi proyek
 Peta lokasi sumber bahan material (quarry)
 Daftar symbol dan singkatan
 Daftar bangunan pelengkap dan volume
 Daftar rangkuman volume pekerjaan

3.14.4. Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Pelaksanaan Fisik


 Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (per item) harus sesuai dengan spesifikasi
yang dipakai.
 Perhitungan kuantitas pekerjaan harus dilakukan secara keseluruhan. Tabel
perhitungan harus mencakup lokasi dan semua jenis mata pembayaran (per item)

3.14.5. Perkiraan Biaya Pelaksanaan Fisik (Engineer’s Estimate)


 Tim harus mengumpulkan harga satuan upah, bahan dan peralatan yang akan
digunakan dilokasi pekerjaan.
 Tim harus menyiapkan laporan analisa harga satuan pekerjaan untuk semua mata
pembayaran yang mengacu pada panduan analisa harga satuan No. 028/ T/ BM/ 1995
yang diterbitkan direktorat jendral bina marga dan disesuaikan dengan spesifikasi
yang dipakai.
 Tim harus menyiapkan laporan perkiraan kebutuhan biaya pekerjaan konstruksi.

3.14.6. Spesifikasi
 Harus mengacu pada spesifikasi yang berlaku dilingkungan Departemen Pekerjaan
Umum melalui Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur.

Laporan Pendahuluan

I-44
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

 Bila diperlukan, tim harus menyusun spesifikasi khusus untuk mata pembayaran yang
tidak tercakup dalam spesifikasi tersebut di atas.
 Penomoran untuk mata pembayaran yang baru harus disetujui oleh proyek.

5.15 Tahap laporan


Tahap ini akan dilaksanakan oleh konsultan setelah didapat hasil-hasil dan tahap-
tahap pekerjaan sebelumnya.
Agar tujuan kegiatan pekerjaan perencanaan jembatan ini berhasil maka penyiapan
laporan-laporannya harus dibuat dengan bak dan terarah sehingga keluaran yang
ingin dicapai dari pekerjaan tersebut dapat terlaksana dengan hasil yang optimal yaitu
berupa design dan dokumen lelang perencanaan teknis jalan.

BAB IV
ORGANISASI KERJA
4.1 Umum
Tim konsultan sebagai suatu tim atau badan yang secara konstruktif administrasi dan yuridis
merupakan pihak yang ditunjuk oleh pihak pemberi kerja untuk melaksanakan.
Pekerjaan Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda, Kelurahan Dadi Mulya/ Sidodadi
Kecamatan Samarinda Ulu, yang membelah Sungai Karang Mumus pada Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2012 dengan waktu pelaksanaan 3,5
bulan.
Agar pelaksanaan pekerjaan dapat selesai sesuai jadwal yang telah ditetapkan denganharga
pelaksanaan yang wajar serta menghasilkan pekerjaan tersebut yang cermat, antisipatif
sehingga menghasilkan keluaran yang optimal sesuai dengan yang diharapkan seperti dalam
kerangka acuan kerja (KAK).

4.2 Uraian organisasi pekerjaan


Hubungan dan koordinasi dengan pihak pemberi kerja dalam pelaksanaan Pekerjaan
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda, Kelurahan Dadi Mulya/ Sidodadi Kecamatan
Samarinda Ulu, yang membelah Sungai Karang Mumus tersebut diperlukan hubungan dan
koordinasi yang sinergi antara konsultan dan pemberi kerja. Organisasi pengguna jasa adalah
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur. Konsultan harus bekerja sama
sepenuhnya dengan pemberi kerja dan instansin terkait lainnya sesuai kebijakan dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku serta dengan kerangka acuan kerja (KAK).
Struktur organisasi hubungan kerja tim konsultan dan pemberi kerja dapat dilihat pada
lampiran ke-2.

4.3 Persyaratan Umum Dan Uraian Tugas


4.3.1 Tenaga ahli
A. Ketua Tim (Team Leader)

Laporan Pendahuluan

I-45
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi dibidang teknik sipil dan
berpengalaman dibidangnya selama minimal 7 tahun yang terkait, dimana tugas utama
ketua tim adalah bertanggung jawab pada hal-hal berikut :
 Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua kegiatan dan
personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik serta mencapai hasil yang diharapkan.
 Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik dalam tahap pengumpulan
data, pengolahan, dan penyajian akhir dari hasil keseluruhan pekerjaan.
 Melakukan asistensi secara bertahap dan teratur kepada pemberi kerja dari
masing-masing jenis pekerjaan sehingga hasil akhir dari pekerjaan memuaskan.
 Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga
bias menghasilkan pekerjaan seperti yang telah diuraikan / ditentukan di atas
dengan efektif.
 Membantu pemimpin Kegiatan Perencanaan Jembatan dalam hal melaksanakan
tugas perencanaan teknis, sehingga pelaksanaan perencanaan dapat diselesaikan
sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang telah ditentukan dalam dokumen
kontrak. Perubahan-perubahan dapat dilakukan atas persetujuan pemimpin
pelaksana kegiatan.
 Membantu Departemen Pekerjaan Umum cq. Satuan kerja non vertikal tertentu
perencanaan jalan dan jembatan provinsi Kalimantan timur dalam mengikut
sertakan dan melaksanakan ketentuan hukum dari dokumen kontrak, terutama
masalah hukum yang menyangkut “Claim” perpanjangan waktu pelaksanaan
dan lain sebagainya.
 Membantu pemimpin Kegiatan Perencanaan Jembatan dalam mengevaluasi
usulan design.
 Melakukan pemeriksaan dan investigasi atas masalah khusus yang menyangkut
masalah pekerjaan yang telah dilaporkan oleh pelaksana teknis, misalnya
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, serta membuat rekomendasi pemecahan
untuk meningkatkan pencapaian kemajuan pelaksanaan.
 Mengecek semua gambar hasil design yang disiapkan oleh penyedia jasa
konsultasi, serta meneruskan dokumen tersebut kepada Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi Kalimantan Timur cq. Kegiatan Perencanaan Jembatan.
 Menyiapkan laporan bulanan, triwulan, akhir dan teknik serta makalah
sehubungan dengan masalah yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan agar
dapat berjalan sesuai dengan ketentuan dana satandar isian yang telah
ditentukan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Tingkat kecermatan informasi
dan ketetapan waktu distribusi pelaporan harus menjadi perhatian khusus dari
konsultan.
 Melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam perencanaan sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak
serta jadwal waktu yang telah ditetapkan.
 Melaksanakan pengumpulan data lapangan yang diperlukan secara terinci
untuk mendukung perencanaan dengan menyusun dan membuat perhitungan
desain, gambar desain sehingga desain tersebut dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan Pendahuluan

I-46
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

 Melaporkan kepada pemimpin pelaksana kegiatan semua masalah sehubungan


dengan pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan pencapaian target
perencanaan.
 Menyusun laporan triwulan (quarterly report) yang mencakup laporan
pekerjaan dan laporan keuangan masalah-masalah yang ditemui di lapangan.
 Melakukan kerjasama dengan bidang pengujian jalan terutama dalam
mendapatkan data lapangan yang lengkap serta pelaksanaan test-test yang
diperlukan.

B. Ahli Jalan Raya (Highway Engineer)

Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi dibidang teknik sipil dan
berpengalaman dibidangnya selama minimal 5 tahun, dimana tugas ahli teknik jalan
raya adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan
perencanaan teknik jalan yang mencakup pelaksanaan survey, pemilihan trase,
perencanaan geometrik, perkerasan jalan dan bangunan pelengkap yang diperlukan,
serta harus menjamin bahwa rencana jalan yang dihasilkan adalah pilihan yang paling
ekonomis dan sesuai dengan standar teknik.

Tugas dan tanggung jawab ahli jalan raya adalah sebagai berikut :

 Memeriksa dan menganalisa hasil pengumpulan data lapangan, memeriksa


serta menganalisanya.
 Membuat perhitungan dan desain landscape jalan dan gambar-gambar desain
yang diperlukan dalam pekerjaan.
 Mengkoordinir dan mengendalikan semua personil yang terlibat dalam
pengumpulan data dari jenis pekerjaan yang ditanganinya.
 Memeriksa dan menganalisa data lapangan serta membuat perhitungan dan
gambar-gambar yang diperlukan sesuai ketentuan.
 Bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang ditanganinya kepada team
leader dan pengguna jasa.

C. Ahli Jembatan (Bridge Engineer)

Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi dibidang teknik sipil dan
berpengalaman dibidangnya selama minimal 5 tahun, dimana tugas ahli tenik jembatan
adalah merencanakan dan melaksanakn semua kegiatan dalam pekerjaan perencanaan
teknik jembatan yang mencakup pelaksanaan survey, pemilihan tipe bangunan atas dan
bawah, perencanaan geometrik, dan bangunan pelengkap yang diperlukan, serta harus
menjamin bahwa rencana jembatan yang dihasilkan adalah pilihan yang paling
ekonomis dan sesuai dengan standar teknik.

Laporan Pendahuluan

I-47
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

Tugas dan tanggung jawab ahli jembatan adalah sebagai berikut :

 Membuat perhitungan analisa struktur untuk jembatan.


 Merencanakan gambar dan perhitungan lainnya yang diperlukan untuk
pembangunan jembatan baru atau penggantian jembatan yang sudah ada.
 Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan dan perencanaan jembatan
dan hal-hal lain yang terkait lainnya.

D. Ahli Pengukuran (Geodetic Engineer)

Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi dibidang teknik sipil dan
berpengalaman dibidangnya selama 3 tahun, dimana tugas ahli teknik pengukuran
adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan pengukuran
yang mencakup pelaksanaan survey pengukuran, pengolahan data pengukuran, dan
penggambaran data pengukuran, serta harus menjamin bahwa gambar pengukuran yang
dihasilkan adalah benar, akurat dan siap digunakan untuk tahap perencanaan teknik
jalan dan jembatan.

Tugas dan tanggung jawab ahli pengukuran adalah sebagai berikut :

 Mengendalikan dan mengatur semua personil yang terlibat dalam


pelaksanaan pengukuran dan pemetaan topografi di lapangan.
 Memeriksa dan menganalisa data lapangan.
 Membuat perhitungan dan gambar-gambar hasil pengukuran potografi
situasi, potongan memanjang dan melintang.

Bertanggung jawab atas hasil perhitungan dan gambar hasil pengukuran topografi
kepada team leader.

E. Ahli Tanah Dan Bahan (Geotechnical Engineer)

Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi dibidang teknik sipil dan
berpengalaman dibidangnya selama minimal 3 tahun, dimana tugas ahli teknik tanah
dan bahan adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup
pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium, pengolahan dan analis
data tanah, dan perhitungan-perhitungan mekanika tanah, serta harus menjamin bahwa
data, analisis dan dan perhitungan mekanika tanah yang dihasilkan adalah benar, akurat,
siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci mengenai kondisi, sifat-sifat
dan stabilitas badan jalan untuk tahap perencanaan teknik jalan dan jembatan.

Tugas dan tanggung jawab ahli tanah dan bahan adalah sebagai berikut :

Laporan Pendahuluan

I-48
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

 Mengkoordinir semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan


tanah baik dilapangan maupun laboratorium serta menyusun rencana kerjanya.
 Mengadakan pengujian tanah baik di lapangan maupun di laboratorium baik
jalan oprit maupun untuk jembatan.
 Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan
tanah baik di lapangan maupun di laboratorium serta menyusun rencana kerjanya.
 Bersama team leader menentukan lokasi titik pemboran.
 Merencanakan dan merekomendasikan jenis pondasi jalan dan jembatan
berikut perhitungannya.
 Memeriksa hasil pengujian dan membuat laporan analisanya.
 Bertanggung jawab atas semua hasil pengujian dan atas semua pengujian dan
penyelidikan tanah.
 Bertanggung jawab atas semua pengujian dan penyelidikan tanah kepada
team leader.

F. Ahli Hidrologi / Hidraulik (Hydrology Engineer)

Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi dibidang teknik sipil dan
berpengalaman dibidangnya selama minimal 3 tahun, dimana tugas ahli teknik
hidrologi/ hidraulik adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang
mencakup pelaksanaan pengumpulan hidrologi, pengolahan dan analisis data hidrologi,
dan perhitungan-perhitungan hidrologi untuk perencanaan bentuk dan dimensi
bangunan hidrologi, serta harus menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan
hidrologi yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan
masukan yang rinci mengenai curah hujan dan pola aliran air permukaan untuk tahap
perencanaan teknik jalan dan jembatan.

Tugas dan tanggung jawab ahli hydrologi / hidraulik adalah sebagai berikut :

 Mengendalikan dan mengatur personil yang mengadakan survey di lapangan.


 Menganalisa pola aliran air pada rencana trase jalan untuk mendapatkan trase
jalan yang paling aman dilihat dari pola aliran tersebut.
 Membuat laporan lengkap atas hasil perhitungan, grafik tabel dan gambar /
sket dan saran yang dibutuhkan.

G. Quantity & Cost Estimator

Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi dibidang teknik sipil
berpengalaman dibidangnya selama minimal 3 tahun, dimana tugas quantity & cost
estimator adalah melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data
harga satuan bahan dan upah, menyiapkan analisa harga satuan pekerjaan, membuat
perhitungan kuantitas pekerjaan jalan dan jembatan, membuat perkiraan biaya
pekerjaan konstruksi, serta harus menjamin bahwa data, perhatingan analisa harga
satuan dan perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan adalah benar dan akurat.

Laporan Pendahuluan

I-49
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

Tugas dan tanggung jawab quantity / cost estimator adalah sebagai berikut :

 Mengadakan analisa dan perhitungan harga satuan, mengumpulkan data


harga bahan/ material serta peralatan untuk proyek-proyek yang sedang berjalan
sebagai pembanding.
 Menghitung kuantitas dari bahan dan kebutuhan yang lain sesuai dengan
desain yang ada.
 Bertanggung jawab atas semua perhitungan atas harga dan biaya konstruksi
sesuai dengan desainnya.

H. Ahli Lingkungan (Jika Dibutuhkan)

Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi di bidang teknik lingkungan dan
berpengalaman dibidangnya selama minimal 3 tahun, dimana tugas tenaga ahli
lingkungan adalah melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data,
analisis dan menyusun rekomendasi mengenai hal-hal yang menyangkut aspek
lingkungan akibat pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan.

Tugas dan tanggung jawab ahli lingkungan adalah sebagai berikut :

 Penyusunan deskripsi rencana kegiatan.


 Pengumpulan data tentang sarana dan prasarana di lokasi kegiatan dan
sekitarnya, yang mungkin terkena dampak kegiatan.
 Analisis dan evaluasi dampak kegiatan terhadap sarana dan prasarana.
 Perumusan upaya pengelolaan lingkungan, khususnya melalui pendekatan
teknologi, sesuai dengan hasil analisis dan saran dari tenaga ahli lainnya.
 Penyusunan laporan hasil studi sesuai dengan bidang tugas dan keahlian.

I. Ahli Kontrak (Jika Dibutuhkan)

Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi dibidang ilmu hokum dan
berpengalaman dibidangnya selama minimal 3 tahun, dimana tugas tenaga ahli kontrak
adalah menyiapkan dokumen pelelangan pekerjaan fisik konstruksi jalan dan jembatan.

Tugas dan tanggung jawab ahli kontrak adalah sebagai berikut :

 Mengkoordinir dan mengendalikan semua personil yang terlibat dalam


pekerjaan kontrak-kontrak di lapangan dari jenis pekerjaan yang ditanganinya.

Laporan Pendahuluan

I-50
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

 Memeriksa dan menganalisa hasil pekerjaan, memeriksa serta


menganalisanya.
 Bertanggung jawab atas semua hasil kontrak-kontrak yang dikerjakan.

J. Ahli Landscape (Jika Dibutuhkan)

Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi dibidangnya selama minimal 3
(tiga) tahun, dimana tugas tenaga ahli landscape adalah melaksanakan semua kegiatan
yang mencakup penataan lokasi, perhitungan serta penggambaran.

Tugas dan tanggung jawab ahli landscape adalah sebagai berikut :

 Mengkoordinasi dan mengendalikan semua personil yang terlibat dalam


pengumpulan data lapangan dari jenis pekerjaan yang ditanganinya.
 Memeriksa dan menganalisa hasil pengumpulan data lapangan, memeriksa
serta menganalisanya.
 Membuat perhitungan dan desain landscape jalan dan gambar-gambar desai
yang diperlukan dalam pekerjaan.
 Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan dan gambar-gambar.

K. Ahli Lalu Lintas

Adalah seorang sarjana atau starta yang lebih tinggi dibidang teknik sipil dan
berpengalaman dibidangnya selama minimal 3 (tiga) tahun, dimana tugas tenaga ahli
lalu lintas adalah melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data lalu
lintas, analisis dan menyusun rencana mengenai hal-hal yang menyangkut lalu lintas di
dalam perencanaan konstruksi jalan dan jembatan.

Tugas dan tanggung jawab ahli lalu lintas adalah sebagai berikut :

 Mengidentifikasi keperluan dan system transporatasi, system jaringan jalan


dan lalu lintas, baik data sekunder maupun data primer.
 Merencanakan dan melaksanakan survey lalu lintas dilapangan.
 Melaksanakan analisis atau hasil survey lalu lintas.
 Menganalisis parameter-parameter kondisi jaringan yang ada dan kondisi lalu
lintas serta memberikan masukan untuk mendukung strategi dan tahapan
pelaksanaan proyek.
 Bekerjasama dengan engineer lainnya baik dalam penentuan suatu hasil
analisis yang membutuhkan multi disiplin maupun yang membutuhkan
pertimbangan bidang lalu lintas.

Laporan Pendahuluan

I-51
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

4.3.2 Staff Pendukung

A. Surveyor

Disyaratkan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran lapangan semua


alat ukur untuk pekerjaan sipil khususnya teknis jalan raya dengan alat benkelmen
beam, dynamic cone penetrometer, pengukuran geodesi, survey material.
Pendidikan minimal sarjana teknik sipil (S1) lulusan universitas / perguruan tinggi
negeri atau yang disamakan, atau sarjana muda (D3) lulusan universitas / perguruan
tinggi negeri atau yang disamakan, berpengalaman melaksanakan pekerjaan
perencanaan jalan dan jembatan.

B. Draftman/ Autocad

Disyaratkan adalah sarjana teknik sipil (S1) lulusan universitas / perguruan tinggi
negeri atau yang disamakan, atau sarjana muda (D3) lulusan universitas / perguruan
tinggi negeri atau yang disamakan dan mampu menguasai program Autocad, Corel
Draw dengan baik.

C. Pekerja Lokal

Disyaratkan mempunyai pengalaman dan berperilaku baik, jujur, rajin dan mampu
melaksanakan pekerjaan dengan baik.

4.4 Jadwal Pealaksanaan Pekerjaan Dan Penugasan Personil

Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus dibuat oleh pihak konsultan perencana dimana hal ini
dilakukan untuk mencapai keberhasilan, volume pekerjaan harus disesuikan dengan
kebutuhan personil yang ada dalam dokumen kontrak.
Jadwal pelaksanaan pekerjaan dituangkan dalam schedule yang disesuikan dengan volume
orang – bulan, uraiannya meliputi :

Mobilisasi personil
Rapat pra pelaksanaan
Perencanaan pekerjaan persiapan
Rapat lapangan
Rapat bulanan
Pembuatan laporan-laporan
Demobilisasi

Sesuai dengan kerangka acuan kerja (KAK) yang diberikan oleh pemberi tugas jangka waktu
untuk pelaksanaan pekerjaan dan jadwal pelaksanaan kegiatan pekerjaan dan penugasan
personil dapat dilihat pada lembar lampiran.

Laporan Pendahuluan

I-52
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

BAB V
PENGUMPULAN DATA

Laporan Pendahuluan

I-53
Perencanaan Jembatan Perniagaan Samarinda
Paket (E-U.14)

5.1 TAHAP PENGUMPULAN DATA LAPANGAN

5.1.1. Umum

Pengumpulan data lapangan merupakan salah satu tahapan pelaksanaan dari pekerjaan
perencanaan jembatan ini.
Survey pendahuluan adalah bagian dari kegiatan pengumpulan data yang dilakukan
konsultan dan sebelum melakukan survey lapangan konsultan telah mendapat
informasi yang lengkap mengenai proyek yang akan ditangani.
Pada saat survey pendahuluan konsultan disampingi oleh project officer dari Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur.

5.1.2. Pencapaian Lokasi Proyek


Lokasi jembatan terletak di Ruas Jalan Perniagaan Samarinda.

5.1.3. Survey Pendahuluan


Survey pendahuluan yang dilakukan berupa pengamatan umum/ global terhadap
kondisi jembatan dan trase jalan karena ruas jalan tersebut, merupakan jalan yang
sudah ada atau dengan kata lain kondisi existing sudah berbentuk badan jalan
sedangkan untuk jalan belum terbentuk badan jalan (masih hutan).

Hasil dari survey pendahuluan adalah mengetahui kondisi yang berhubungan


dengan survey detail yaitu :

A. Pemeriksaan sondir / boring


B. Inventarisasi geometric jalan foto dokumentasi
C. Persiapan personil
D. Inventarisasi sumber material
E. Pengukuran dan penggambaran topografi

Hasil Pengumpulan Data Lapangan

Keseluruhan hasil pengumpulan data baik yang diperoleh dari survey pendahuluan
maupun survey detail, selanjutnya dianalisis untuk dibuat perencanaan teknis.

Laporan Pendahuluan

I-54

Anda mungkin juga menyukai