Anda di halaman 1dari 33

USULAN TEKNIS

Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

F.1. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Pada dasarnya Pendekatan Masalah dan Metodologi yang akan diterapkan dalam
menangani proyek akan berpedoman pada Standar Bina Marga ataupun Standar
AASTHO / ASTM yang sudah diketahui bersama dan diterapkan di Indonesia, baik
itu untuk konstruksi jalan maupun struktur jembatan dan bangunan pelengkapanya
seperti gorong-gorong, dinding penahan tanah dan lain-lain.

Mengacu pada tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja dan keseluruhan hasil
optimal yang hendak dicapai, Konsultan menyampaikan tanggapan terhadap
masalah manajemen proyek yang merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan
pelaksanaan kegiatan yang ditangani. Pada dasarnya, obyektifitas jasa pekerjaan
Konsultan adalah untuk memberikan data berupa pelaporan, gambar design dan
data hasil survey sesuai dengan lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan oleh
Pengguna Jasa dan Pengguna Jasa akan mendapatkan hasil pekerjaan sesuai
dengan apa yang diharapkan. Proses untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
haruslah melalui suatu alir atau proses kegiatan untuk diverifikasi dengan ketentuan
yang telah dipersyaratkan, sehingga keluaran yang dihasilkan benar-benar dapat
dipertanggung jawabkan. Proses tersebut merupakan implementasi sistem
manajemen proyek yang berlaku. Kesemua uraian apresiasi dan inovasi ini,
berkaitan dengan pendekatan dan methodologi. Berdasarkan Kerangka Acuan

F-1
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

Kerja (KAK) pekerjaan ini secara garis besar sudah cukup jelas dan dimengerti.
Penjelasan tiap-tiap item kegiatan seperti pengumpulan data-data primer dan
sekunder dan lain-lain dijelaskan secara terperinci pada Pendekatan dan
Metodologi. Sehingga kemungkinan terjadi salah penafsiran terhadap maksud dan
tujuan pekerjaan dapat dihindari dan konsultan telah menyusun Program dan Jadwal
Kerja seperti dapat dilihat pada schedule pelaksanaan pekerjaan, dan Jadwal
Penugasan Personil. Penyusunan ini diharapkan dapat mempercepat penyelesaian
pekerjaan sehingga dapat selesai dengan target yang diharapkan dan dengan hasil
yang dapat dipertanggung jawabkan.

F.2. STANDAR PERENCANAAN

a) UU RI No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;


b) PP RI No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
c) Permen PU No. 19/PRT/M/2011 : Persyaratan Teknis Jalan (PTJ) dan Kriteria
Perencanaan Teknis Jalan (KPTJ);
d) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21/ PRT/
M/ 2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
e) Surat Edaran Dirjen Bina Marga No. 04/SE/Db/2017, Tgl 27 Juni 2017:
Manual Desain Perkerasan Jalan Revisi Tahun 2017, No.02/M/BM/2017;
f) Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 16.1/SE/Db/2020 tentang
Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan
Jembatan (Revisi 2) tanggal 27 Oktober 2020.
g) Pt T-03-2002-B tentang Tata cara identifikasi awal di daerah longsoran.
h) Pd T-09-2005-B tentang Rekayasa penanganan keruntuhan lereng pada
tanah residual dan batuan.
i) Pd. T-02-2006-B tentang Perencanaan Sistem Drainase Jalan.
j) SNI 8460 : 2017 tentang Persyaratan perancangan geoteknik.
k) SNI 8457:2017 Rancangan Tebal Jalan Beton Untuk Lalu Lintas Rendah.
l) Peraturan Menteri No. 10 Tahun 2021 tentang pedoaman.

F-2
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

m) Surat Edaran No. 15 Tahun 2021 Tentang Pedoman Gambar Standar


Pekerjaan Jalan dan Jembatan.

F.3. RINCIAN PEKERJAAN

Bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam pekerjaan ini meliputi :


1) Survey Pendahuluan.
2) Survey Detail Kondisi
3) Analisa Data.
4) Perencanaan Teknik (Jalan dan Bangunan Lengkap).
5) Gambar dan Perencanaan Teknik.
6) Perhitungan Volume dan Biaya.
7) Pembuatan Laporan dan Dokumen Tender.

F.3.1.Survey Pendahuluan dan Detail Kondisi


Sasaran Survey Pendahuluan dan Detail Kondisi adalah :
 Pengumpulan informasi menyangkut ruas jalan dan jembatan serta
bangunan struktur yang ada, termasuk data sekunder dari berbagai sumber
yang relevan, untuk maksud menetapkan survey detail berikutnya yang
diperlukan.
 Pencatatan kondisi perkerasan secara umum dan prakiran penyebab
kerusakan yang telah dan mungkin akan terjadi.
 Perkiraan secara umum tentang penanganan yang diperlukan, baik pada
perkerasan maupan pada pekerjaan-pekerjaan lainnya di luar perkerasan,
seperti bahu jalan, lajur pedestrian, drainase, perbaikan lereng timbunan dan
galian, perbaikan geometri jalan , jembatan dan bangunan – bangunan
struktur lainnya, dan peningkatan keselamatan jalan.
 Identifikasi lebar ruang milik jalan, dan perkiraan kebutuhan pembebasan
lahan atau studi lingkungan (Amdal, UKL/UPL)
 Penyiapan koordinasi dengan institusi-institusi yang berkaitan

F-3
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

 Identifikasi lokasi-lokasi yang memerlukan penanganan khusus untuk


peningkatan keselamatan jalan.

Sebelum Survey Pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu Tim Survey harus


menyiapkan dan mempelajari data pendukung, yang meliputi tetapi tidak
terbatas pada antara lain :

 Dokumen studi-studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan atau studi
lingkungan;
 As built drawing di lokasi yang bersangkutan dari pekerjaan penanganan
sebelumnya (jika ada);
 Peta-peta dasar yang relevan;
 Data kecelakaan dari kepolisian dan sebagainya.

Tahapan dalam survei detail kondisi :

1. Menginventarisasi komponen-komponen melintang jalan secara umum yang


meliputi titik koordinat awal dan akhir ruas jalan, panjang jalan, lebar
perkerasan, lebar bahu jalan. serta kondisi medan secara stationing/urutan
jarak dengan mengelompokkan kondisi: medan datar, rolling, perbukitan,
pegunungan/ bukit curam dalam bentuk tabelaris;
2. Mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang
rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk
perencanaan geometrik jalan dengan ketentuan :
 Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1:1.000 untuk jalan
dan 1:500 untuk jembatan.
 Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
 Interval garis kontur maksimal 10 meter.
 Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah sebagai Sistem
koordinat proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)
 Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (X)
dan ordinat (Y)-nya.

F-4
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

 Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1 meter panjang gambar
harus dicantumkan petunjuk arah Utara.
 Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda
khusus.
3. Mengidentifikasi nilai kondisi perkerasan jalan. Kondisi perkerasan jalan
dilakukan secara visual. Untuk nilai kekasaran jalan (Road Condition
Index/RCI) dapat ditentukan secara visual;
4. Menentukan titik koordinat awal proyek (Sta. 0+000) dan akhir proyek yang
tepat untuk mendapatkan overlaping yang baik dan memenuhi syarat
geometrik pada penentuan titik awal dan titik akhir pekerjaan, diwajibkan
mengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal dan 200 m setelah titik
akhir pekerjaan seperti disajikan dalam Gambar berikut:

5. `Mengidentifikasi bangunan pelengkap jalan (jenis konstruksi, dimensi,


kondisi serta mengusulkan penanganan yang diperlukan. (lihat format survei
inventarisasi jalan);
6. Mengidentifikasi data histori penanganan jalan, tata guna lahan dan utilitas
yang diperkirakan terkena dampak pekerjaan;
7. Mengidentifikasi kebutuhan pekerjaan seperti lokasi: galian/timbunan,
sumber material, gorong- gorong dan jembatan (oprit jembatan),
persimpangan yang bisa terlihat dengan dibuatnya sketsa-sketsa serta
tabelaris di lapangan dari identifikasi kondisi lapangan secara stationing dari
awal sampai dengan akhir proyek;

F-5
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

8. Jika terdapat masalah-masalah geoteknik, bahaya, resiko-resiko, yang


mempengaruhi keamanan/ kestabilan proyek seperti tanda - tanda/gejala –
gejala erosi maka dilengkapi dengan sketsa lokasi, foto – foto, serta lakukan
pengambilan data karakteristik tanah, pengujian DCP, Test Pit, atau
pengujian lainnya serta membuat rekomendasi untuk mengantisipasi lokasi
yang mengalami maslah;
9. Semua kegiatan ini harus disertai dokumentasi baik berupa catatan-catatan
khusus/ formulir survei, sketsa, foto dan video serta dikonfirmasikan kepada
anggota tim yang saling terkait dengan pekerjaan ini.

F.4. SURVEY GEOLOGI DAN GEOTEKNIK (jika diperlukan)


Tujuan penyelidikan geologi dan geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk
melakukan pemetaan penyebaran tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebal
tanah pelapukan, memberikan informasi mengenai stabilitas tanah,
menentukan jenis dan karakteristik tanah untuk keperluan bahan jalan dan
struktur, serta mengidentifikasi lokasi sumber bahan termasuk perkiraan
kuantitasnya.
Sangat disarankan untuk dilakukan bilamana kondisi tanah dasar diperkirakan
berupa tana lunak (Soft Soil) atau berpotensi mempengaruhi konstrusi.
a. Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji (Test Pit)
Pada setiap test pit dilakukan pengamatan/deskripsi struktur dan jenis
tanah, dan diambil sampelnya serta dilakukan pengujian laboratorium
antara lain compaction dan CBR laboratorium. Pengambilan contoh tanah
dari sumuran uji 25-40 kg untuk setiap contoh tanah. Setiap contoh tanah
harus diberi identitas yang jelas (nomor sumur uji, lokasi, kedalaman).
Penggalian sumuran uji dilakukan pada setiap jenis satuan tanah yang
berbeda atau maksimum 5 km bila jenis tanah sama, dengan kedalaman 1-
2 m. Setiap sumuran uji yang digali dan contoh tanah yang diambil harus
difoto. Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor sumur uji, dan lokasi.
Ukuran test pit panjang 1,5 m (Utara- Selatan) lebar 1,0 m, Log sumuran uji

F-6
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

digambarkan dalam 4 bidang, dengan diskripsi yang lengkap dan 1 kolom


untuk unit satuan batuan.
Jenis pengujian laboratorium yang diperlukan dalam rangka penyelidikan
tanah terinci, antara lain :
 Indeks properties tanah
 CBR rendaman Laboratorium
b. Pengambilan contoh tanah tak terganggu
Pengambilan contoh tanah tak terganggu dilakukan dengan cara bor
tangan menggunakan tabung contoh tanah (“split tube” untuk tanah keras
atau “piston tube” untuk tanah lunak). Setiap contoh tanah harus diberi
identitas yang jelas (nomor bor tangan, lokasi, kedalaman). Pemboran
tangan dilakukan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan ditimbun
(untuk perhitungan penurunan) dengan ketinggian timbunan lebih dari 4
meter dan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan digali (untuk
perhitungan stabilitas lereng) dengan kedalaman galian lebih dari 6 meter;
dengan interval sekurang - kurangnya 100 meter dan/atau setiap
perubahan jenis tanah dengan kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter.
Setiap pemboran tangan dan contoh tanah yang diambil harus difoto.
Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor bor tangan, dan lokasi.
Semua contoh tanah harus diamankan baik selama penyimpanan di
lapangan maupun dalam pengangkutan ke laboratorium.
c. Pemboran Mesin
Pengeboran adalah suatu proses pembuatan lubang
vertikal/miring/horisontal pada tanah/batuan dengan atau tanpa
menggunakan alat/mesin untuk keperluan deskripsi tanah/batuan,
biasanya dapat dilakukan bersama-sama dengan Pengujian lapangan dan
pengambilan contoh tanah/batuan. Pemboran dilakukan dengan acuan
SNI 03-2436-1991 sedangkan cara mendeskripsikan contoh tanah
mengacu pada SNI 03-4148-1996. Metode pemboran kering diterapkan
dalam pekerjaan ini untuk mendapat deskripsi tanah yang tepat.
Pemboran antara pekerjaan ini menggunakan Single Tube Core Barrels

F-7
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

berdiameter 76 mm dan panjang 100 cm, dan Double Tube Core Barrels
dengan diameter core dalam. Thin Walled digunakan dalam pengambilan
contoh tanah tak terganggu. Dalam pekerjaan ini juga dilakukan standard
Penetration Test (SPT) yang mengacu pada SNI 03-4153-1996.
a) Pendalaman dilakukan dengan menggunakan sistem putar (rotary
drilling) dengan diameter mata bor minimum 75 mm.
b) Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan maksimum
1 putaran per detik.
c) Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm per detik
d) Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak
dilakukan dengan menggunakan bentonite (drilling mud) atau casing
dengan diameter minimum 100 mm
e) Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus menjamin bahwa tidak
terjadi tekanan yang berlebih pada tanah
f) Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2 m atau
lebih. Posisi dasar casing minimal berjarak 50 cm dari posisi
pengambilan sampel berikutnya.

Jenis pengujian laboratorium yang diperlukan dalam rangka penyelidikan


tanah terinci, antara lain :
 Indeks properties tanah
 Uji Triaxial UU, CU, CD (Disesuaikan dengan kebutuhan analisis)
 Uji kuat tekan bebas (Unconfined Compression Test)
 Uji geser langsung
 Uji konsolidasi
d. Pemboran Tangan
Pemboran tangan dilakukan dengan mengacu pada ASTM D 4719
e. Pengujian Kompaksi Batu Gamping
Suatu studi untuk menilai kelayakan batu gamping sebagai bahan
timbunan dilakukan dengan memperhatikan:
1. Perilaku pemadatan laboratorium.

F-8
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

2. Persyaratan material untuk timbunan termasuk yang berkaitan dengan


kekuatan dan konsistensi material.
3. Sifat kimia yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan dan air
terhadap durabilitas kinerja timbunan.
f. Sondir (Pneutrometer Static)
Sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras,
menentukan lapisan-lapisan tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan
daya lekat tanah setiap kedalaman yang diselidiki, alat ini hanya dapat
digunakan pada tanah berbutir halus, tidak boleh digunakan pada daerah
aluvium yang mengandung komponen berangkal dan kerakal serta batu
gamping yang berongga, karena hasilnya akan memberikan indikasi
lapisan tanah keras yang salah.
Ada dua macam alat sondir yang digunakan :
1. Sondir ringan dengan kapasitas 2,5 ton
2. Sondir berat dengan kapasitas 10 ton
Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm,
pekerjaan sondir dihentikan apabila pembacaan pada manometer
berturut-turut menunjukan harga > 150 kg/cm2 , alat sondir terangkat
keatas, apabila pembacaan manometer belum menunjukan angka yang
maksimum, maka alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakan pada
baja kanal jangkar.
g. Survey DCP
Untuk mendapatkan nilai CBR lapisan tanah dasar yang dilakukan pada
jalan yang belum beraspal, seperti jalan tanah, jalan kerikil atau jalan
aspal yang telah rusak sehingga tampak lapisan pondasinya.
Pemeriksaan nilai struktural jalan, yang dilakukan dengan alat Dynamic
Cone Penetrometer (DCP). Survei dilaksanakan mengacu kepada SNI
03–1743–1989.
Prosedur Pelaksanaan Survei adalah sebagai berikut: Pemeriksaan
dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan lapisan tanah dasar.

F-9
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

1. Dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada, seperti :
sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan sebagainya.
2. Dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada, seperti :
sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan sebagainya.
3. Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm. dari permukaan
lapisan tanah dasar, kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat
keras.
4. Selama pemeriksaan dicatat kondisi-kondisi khusus yang perlu
diperhatikan seperti : timbunan, kondisi drainase dan sebagainya.
5. Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini dicatat dalam Formulir
pengambilan data DCP.

F.5. PERENCANAAN TEKNIK


F.5.1. Perencanaan Geometrik Jalan
Alinyemen horizontal akan menggunakan alinyemen horizontal existing sedangkan
alinyemen vertikal akan menggunakan alinyemen vertikal existing ditambah dengan
tebal perkerasan overlay.
Gambar-gambar standar untuk jalan meliputi penampang melintang yang tipikal. Hal
ini akan memberikan keseragaman pada desain, dan dapat dibagi kedalam 4 jenis
(empat) jenis penampang melintang yaitu :
1) Penampang pada daerah datar
2) Penampang pada daerah galian
3) Penampang pada daerah timbunan
4) Penampang pada daerah galian dan timbunan

F.5.2. Perencanaan Perkerasan Jalan


A. Perkerasan Lentur
Desain struktur perkerasan lentur pada dasarnya adalah menentukan tebal lapis
yang mempunyai sifat-sifat mekanis yang telah ditetapkan sedemikian sehingga
menjamin bahwa tegangan-tegangan dan regangan-regangan pada semua tingkat

F-10
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

yang terjadi karena beban lalulintas, pada batas-batas yang dapat ditahan dengan
aman oleh bahan tersebut.
Dalam perencanaan perkerasan lentur (aspal) digunakan standar perencanaan SNI
No.03-1732-1989, Tata Cara Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya
Dengan Metoda Analisa Komponen. Perencanaan perkerasan tersebut dapat
digambarkan dalam diagram alir berikut ini :

Gambar F. 1 Diagram alir perencanaan perkerasan lentur dengan metode


Analisa Komponen

Dimana dalam perencanaan perkerasan lentur ditentukan oleh beberapa parameter,


yaitu :
1) Lalu Lintas

F-11
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

a. Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas


Dalam perencanaan perkerasan jalan volume lalu lintas sangat
mempengaruhi struktur perkerasan jalan. Volume lalu lintas berdasarkan
data survey pada tahun tertentu (a) sebagai data awal yang akan
diproyeksikan pada tahun berikutnya (n) sesuai dengan tahun yang
direncanakan dengan tingkat pertumbuhan (i) menggunakan rumus berikut :
LHR n = LHR a (1 +i)n

Dimana :
LHR = Volume lalu lintas
i = Pertumbuhan kendaraan
a = tahun awal volume lalu lintas
n = tahun

b. Jumlah Jalur dan Koefisien Distribusi Kendaraan (C)


Jalur rencana merupakan salah satu jalur lalu lintas dari suatu ruas jalan
raya, yang menampung lalu lintas terbesar. Jika jalan tidak memiliki tanda
batas jalur, maka jumlah jalur ditentukan dari lebar perkerasan menurut
daftar di bawah ini :
Tabel F. 1 Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkerasan
Jumlah Kendaraan Ringan *) Kendaraan Berat **)
Jalur 1 Arah 2 Arah 3 Arah 4 Arah
1 Jalur 1,00 1,00 1,00 1,00
2 Jalur 0,60 0,50 0,70 0,50
3 jalur 0,40 0,40 0,50 0,475
4 Jalur - 0,30 - 0,45
5 Jalur - 0,25 - 0,425
6 Jalur - 0,20 - 0,40
*) Berat total < 5 ton, misalnya : mobil penumpang, pick up, mobil hantaran
**) Berat total ≥ 5 ton, misalnya : bus, truk, traktor, semi trailer, trailer

F-12
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

c. Angka Ekivalensi (E) Jenis Kendaraan


Angka Ekivalen (E) masing-masing golongan beban sumbu (setiap
kendaraan).
2) Lintas Ekivalen
Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan di tentukan pada awal
umur rencana, yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau
masing-masing arah pada jalan dengan median.
Lintas ekivalen dihitung dengan rumus-rumus berikut :

a. Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)


Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) dihitung dengan rumus sebagai berikut :
n
LEP = ∑ LHR j × C j × E j
j =1

Dimana : j = Jenis kendaraan

b. Lintas Ekivalen Akhir (LEA)


Lintas Ekivalen Akhir (LEA) dihitung dengan rumus sebagai berikut :
n
LEA = ∑ LHR j (1 + i)UR× C j × E j
j=1

Dimana : i = Perkembangan lalu lintas


J = Jenis kendaraan

c. Lintas Ekivalen Tengah (LET)


Lintas Ekivalen Tengah (LET) dihitung dengan rumus sebagai berikut :
LEP + LEA
LET =
2

d. Lintas Ekivalen Rencana (LER)


Lintas Ekivalen Rencana (LER) dihitung dengan rumus sebagai berikut :
LER = LET × FP

F-13
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

Faktor Penyesuaian (FP) tersebut di atas ditentukan dengan rumus :


FP = UR/10

3) Faktor Regional (FR)


Keadaan lapangan mencakup permeabilitas tanah, perlengkapan drainase,
bentuk alinyemen serta persentase kendaraan berat dengan berat ≥ 13 ton, dan
kendaraan yang berhenti, sedangkan keadaan iklim mencakup curah hujan rata-
rata per tahun.
Namun dalam perencanaan penentuan tebal perkerasan, Faktor Regional hanya
dipengaruhi oleh bentuk alinyemen (kelandaian dan tikungan), persentase
kendaraan berat dan yang berhenti serta iklim (curah hujan) seperti di bawah
ini :
Tabel F. 2 Faktor Regional (FR)
Kelandaian I Kelandaian II Kelandaian III
(<6 %) (6 – 10 %) ((>10 %)
% Kendaraan % Kendaraan % Kendaraan
Berat Berat Berat
≤ 30 % > 30 % ≤ 30 % > 30 % ≤ 30 % > 30 %
Iklim I
< 900 1,0 – 1,5 – 2,0 –
0,5 1,0 1,5
mm/tahu 1,5 2,0 2,5
n
Iklim II
> 900 2,0 – 2,5 – 3,0 –
1,5 2,5 2,5
mm/tahu 2,5 3,0 3,5
n
Catatan : Pada bagian-bagian jalan tertentu, seperti persimpangan,
pemberhentian, atau tikungan tajam (jari-jari 30 m) ditambah dengan 0,5.
pada daerah rawa-rawa FR ditambah 1,0

4) Daya Dukung Tanah Dasar

F-14
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi. Yang
dimaksud dengan harga CBR disini adalah harga CBR lapangan atau CBR
laboratorium.
Jika digunakan CBR lapangan maka pengambilan contoh tanah dasar dilakukan
dengan tabung (undisturb), kemudian direndam dan diperiksa harga CBR-nya.
Dapat juga mengukur langsung di lapangan (musim hujan/direndam). CBR
lapangan biasanya digunakan untuk perencanaan lapis tambahan (overlay). Jika
dilakukan menurut Pengujian Kepadatan Ringan (SKBI 3.3. 30.1987/UDC
624.131.43 (02) atau Pengujian Kepadatan Berat (SKBI 3.3.30.1987/UDC
624.131.53 (02) sesuai dengan kebutuhan. CBR laboratorium biasanya dipakai
untuk perencanaan pembangunan jalan baru. Sementara ini dianjurkan untuk
mendasarkan daya dukung tanah dasar hanya kepada pengukuran nilai CBR.
Cara-cara lain hanya digunakan bila telah disertai data-data yang dapat
dipertanggungjawabkan. Cara-cara lain tersebut dapat berupa : Group Index,
Plate Bearing Test atau R-value. Harga yang mewakili dari sejumlah harga CBR
yang dilaporkan, ditentukan sebagai berikut :
a. Tentukan harga CBR terendah.
b. Tentukan berapa banyak harga dari masing-masing nilai CBR yang sama
dan lebih besar dari masing-masing nilai CBR.
c. Angka jumlah terbanyak dinyatakan sebagai 100%. Jumlah lainnya
merupakan persentase dari 100%.
d. Dibuat grafik hubungan antara harga CBR dan persentase jumlah tadi.
e. Nilai CBR yang mewakili adalah yang didapat dari angka persentase 90%
Daya Dukung Tanah (DDT) ditetapkan berdasarkan kolerasi dengan nilai CBR
dengan menggunkan rumus :
DDT = 4.3 x log (CBR) + 1.7
5) Indeks Permukaan
Indeks Permukaan menyatakan nilai daripada kerataan/kehalusan serta
kekokohan permukaan yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas
yang lewat. Beberapa nilai IP beserta artinya adalah seperti yang tersebut di
bawah ini :

F-15
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

IP = 1,0 : adalah menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat


sehingga sangat mengganggu lalu lintas kendaraan.
IP = 1,5 : adalah tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin (jalan tidak
terputus).
IP = 2,0 : adalah tingkat pelayanan rendah bagi jalan yang masih mantap.
IP = 2,5 : adalah menyatakan permukaan jalan masih cukup stabil dan baik.
Dalam menentukan Indeks Permukaan (IP) pada akhir umur rencana, perlu
dipertimbangkan faktor-faktor klasifikasi fungsional jalan dan jumlah lintas
ekivalen rencana (LER), menurut tabel berikut ini :
Tabel F. 3 Indeks Permukaan pada akhir umur rencana (IP)
Lintas Ekivalen Klaisifikasi Jalan
rencana
Lokal Kolektor Arteri Tol
(LER)*)

< 10 1,0 – 1,5 1,5 1,5 – 2,0 -


10 -100 1,5 1,5 – 2,0 2,0 -
100 – 1000 1,5 – 2,0 2,0 2,0 – 2,5 -
> 1000 - 2,0 – 2,5 2,5 2,5
*)
LER dalam satuan angka ekivalen 8,16 ton beban sumbu tunggal
Dalam menentukan indeks permukaan awal umur rencana (IPo) perlu
diperhatikan jenis lapis permukaan jalan (kerataan/kehalusan serta kekokohan)
pada awal umur rencana, menurut tabel berikut :
Tabel F. 4 Indeks Permukaan pada awal umur rencana (IPo)
Rougness*)
Jenis Lapis Permukaan IPo
(mm/km)
LASTON ≥4 ≤ 1000
3,9 – 3,5 > 1000
LASBUTAG 3,9 – 3,5 ≤ 2000
3,4 – 3,0 > 2000
HRA 3,9 – 3,5 ≤ 2000
3,4 – 3,0 > 2000

F-16
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

BURDA 3,9 – 3,5 < 2000


BURTU 3,4 – 3,0 < 2000
LAPEN 3,4 – 3,0 ≤ 3000
2,9 – 2,5 > 3000
LATASBUM 2,9 – 2,5
BURAS 2,9 – 2,5
LATASIR 2,9 – 2,5
JALAN TANAH ≤ 2,4
JALAN KERIKIL ≤ 2,4
*) Alat pengukur roughness yang dipakai adalah roughometer NAASRA, yang
dipasang pada kendaraan standar Datsun 1500 station wagon, dengan
kecepatan kendaraan ± 32 km per jam.
Gerakan sumbu belakang dalam arah vertikal dipindahkan pada alat
roughometer melalui kabel yang dipasang ditengah-tengah sumbu belakang
kendaraan, yang selanjutnya dipindahkan kepada counter melalui "flexible
drive”.
Setiap putaran counter adalah sama dengan 15,2 mm gerakan vertikal
antara sumbu belakang dan body kendaraan. Alat pengukur roughness type
lain dapat digunakan dengan mengkalibrasikan hasil yang diperoleh
terhadap roughometer NAASRA.

6) Koefisien Kekuatan Relatif (a)


Koefisien kekuatan relatif (a) masing-masing bahan dan kegunaannya sebagai
lapis permukaan, pondasi, pondasi bawah ditentukan secara korelasi sesuai nilai
Marshall Test (untuk bahan dengan aspal), kuat tekan (untuk bahan yang
distabilisasi dengan semen atau kapur), atau CBR (untuk bahan lapis pondasi
bawah).

F-17
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

Tabel F. 5 Koefisien kekuatan relatif (a)


Koefisien Kekuatan
Kekuatan Bahan
Relatif
Jenis Bahan
MS Kt CBR
a1 a2 a3
(kg) (kg/cm) (%)
Laston
0,40 - - 744 - -
0,35 - - 590 - -
0,32 - - 454 - -
0,30 - - 340 - - Lasbutag
0,35 - - 744 - -
0,31 - - 590 - -
0,28 - - 454 - -
0,26 - - 340 - - HRA
0,30 - - 340 - - Aspal
0,26 - - 340 - - Macadam
0,25 - - - - - Lapen
(mekanis)

Tabel F. 6 Koefisien kekuatan relatif (a) (Lanjutan)


Koefisien Kekuatan
Kekuatan Bahan
Relatif
Kt Jenis Bahan
MS CBR
a1 a2 a3 (kg/
(kg) (%)
cm)
0,20 - - - - - Lapen (manual)
- 0,28 - 590 - -
- 0,26 - 454 - - Laston Atas
- 0,24 - 340 - -
- 0,23 - - - - Lapen (mekanis)

F-18
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

Lapen (manual)
Stab tanah dgn
semen

Stab tanah dgn


- 0,19 - - - -
kapur
- 0,15 - - 22 -
- 0,13 - - 18 -
- 0,15 - - 22 -
Batu pecah (kelas
- 0,13 - - 18 -
A)
Batu pecah (kelas
- 0,14 - - - 100
B)
- 0,13 - - - 80
Batu pecah (kelas
- 0,12 - - - 60
C)

- - 0,13 - - 70
Sirtu/pitrun (kelas
- - 0,12 - - 50
A)
- - 0,11 - - 30
Sirtu/pitrun (kelas
B)
- - 0,10 - - 20
Sirtu/pitrun (kelas
C)

Tanah/lempung
kepasiran
Catatan : Kuat tekan stabilisasi tanah dengan semen diperiksa pada hari ke 7.
Kuat tekan stabilisasi tanah dengan kapur di periksa pada hari ke 21

7) Tebal Lapisan Perkerasan


Dalam menentukan tebal setiap lapisan struktur perkerasan, terdapat batas-
batas minimum yang harus diperhatikan, yaitu seperti pada tabel-tabel berikut :

F-19
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

Tabel F. 7 Batas-batas minimum tebal lapisan perkerasan


1. Lapis permukaan
Tebal Minimum
ITP Bahan
(cm)
Lapis pelindung :
< 3,00 5
(Buras/Burtu/Burda)
3,00 – 6,70 5
Lapen/Aspal Macadam, HRA
Lasbutag
Laston
6,71 – 7,49 7,5
Lapen/Aspal Macadam, HRA
Lasbutag
Laston
7,50 – 9,99 7,75
Lasbutag, Laston
≥ 10,00 10
Laston

2. Lapis Pondasi
Tebal Minimum
ITP Bahan
(cm)
< 3,00 15 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan
semen, stabilisasi tanah dengan
3,00 – 7,49 20*) kapur
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan
10 semen, stabilisasi tanah dengan
7,50 – 9,99 20 kapur
Laston Atas
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan
15 semen, stabilisasi tanah dengan
10,00 – 20 kapur, pondasi macadam
12,14 Laston Atas
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan
semen, stabilisasi tanah dengan

F-20
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

25 kapur, pondasi macadam, Lapen,


≥ 12,25 Laston Atas
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan
semen, stabilisasi tanah dengan
kapur, pondasi macadam, Lapen,
Laston Atas
*) batas minimum 20 cm tersebut dapat diturunkan menjadi 15 cm bila untuk
pondasi bawah digunakan material berbutir kasar

3. Lapis Pondasi Bawah


Untuk setiap nilai ITP digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah 15
cm.

8) Tebal Struktur Perkerasan


Dalam menentukan tebal setiap lapisan struktur perkerasan, ditentukan oleh nilai
Indek Tebal Perkerasan (ITP).
Berdasarkan Lintas Ekivalen Rencana LER, diperoleh :
N = 3650 x LER
Log (N) = log (3650 x LER)
ITP diperoleh dengan menggunakan rumus berikut :

IPo − IPt
log( )
ITP 4 . 2 − 1. 5 1
log ( N ) = 9.36 log( + 1) −0 .2 + + log( ) + 0 . 372(DDT − 3)
2 .54 1094 FR
0.4 +
ITP 5.19
( + 1)
2. 54

9) Pelapisan Tambahan (Overlay)


Untuk perhitungan pelapisan tambahan (overlay), kondisi perkerasan jalan lama
(existing pavement) dinilai sesuai daftar di bawah ini :

Tabel F. 8 Nilai Kondisi Lapisan Perkerasan

F-21
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

1. Lapis Permukaan :
Umumnya tidak retak, hanya sedikit deformasi pada
Jalur roda ....................................................................................90 -
100%
Terlihat retak halus, sedikit deformasi pada jalur roda
Namun masih tetap stabil ............................................................70 -
90%
Retak sedang, beberapa deformasi pada jalur roda,
Pada dasarnya masih menunjukkan kestabilan ...........................50 -
70%
Retak banyak, demikian juga deformasi pada jalur
Roda, menunjukkan gejala ketidakstabilan ..................................30 -
50%
2. Lapis Pondasi :
a. Pondasi Aspal Beton atau Penetrasi Macadam
Umumnya tidak retak ..................................................................90 -
100%
Terlihat retak halus, namun masih tetap stabil ............................70 -
90%
Retak sedang, pada dasarnya masih menunjukkan kestabilan ...50 -
70%
Retak banyak, menunjukkan gejala ketidakstabilan .....................30
- 50%
b. Stabilisasi Tanah dengan Semen atau Kapur :
Indek Plastisitas (Plasticity Index = PI)  10 ..............................70 –
100%
c. Pondasi Macadam atau Batu Pecah :
Indek Plastisitas (Plasticity Index = PI)  6 .................................80 -
100%
3. Lapis Pondasi Bawah :
Indek plastisitas (Plasticity Index = PI)  6 .................................90 -

F-22
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

100%
Indek plastisitas (Plasticity Index = PI)  6 .................................70 -
90%

B. Perkerasan Kaku
Pada prinsipnya awal proses volume kendaraan sama seperti dalam perhitungan
perkerasan lentur namun untuk perhitungan selanjutnya dalam penetapan ketebalan
perkerasan seperti bagan alir di bawah ini.

Input Traffic
Total 18 – kip ESAL
(Equipment Single Axle Load)
W18

Input
Modulus Efektif
Reaksi Tanah Dasar
K (pci)

K = MR/19.4

Input
Modulus of Rupture
Beton S’C (psi) dan
Modulus Elastis Beton Ec (psi)

Input
Koefisien Transfer Beban

Input
Koefisien Drainase
cd

I
lanjutan Input
Initial Serviceability index pi = p0 = 4.5
Terminal Serceability Index pt = 2.5 F-23
PSI = pi - pt

Input
Reliability R (%)
Log10 (W18 )  Z R x S O  7.35 x Log 10 (D  1)
USULAN TEKNIS
  PSI 
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
Log 
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat)10 Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

 4.5 - 1.5 
- 0.06  7
 (4.22 - 0.32 x pt)
1.624 *10
1
(D  1) 8.46
 
 0.75

 S' c * Cd * (D - 1.132) 
x Log10  

 215.63 x j D -
0.75 18.42  


  Ec / k   
0 . 25

If Dawal = Dakhir No

Yes

Output
Tebal Perkerasan yang diperlukan
D = Dakhir

Gambar F.2. Bagan Alir Perhitungan Perkerasan Kaku(AASHTO 1993)

Metode Perhitungan Perkerasan Kaku Portland Cement


Association

F-24
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

Rasio Tegangan dan Repetisi Beban Yang Diizinkan

Teg . kerja ( tegangan akbat beban roda


Rasio tegangan =
Flexural Strength

Tabel F.9.Stress Ratios Allowable Load Repetitions

Stress Ratio Allowable Stress Allowable


Repetition Ratio Repetition

0.51 c 400.000 0.69 2.500

0.52 300.000 0.70 2.000

0.53 240.000 0.71 1..500

0.54 180.000 0.72 1.100

0.55 130.000 0.73 850

0.56 100.000 0.74 650

0.57 75.000 0.75 490

0.58 57.000 0.76 360

0.59 42.000 0.77 270

0.60 32.000 0.78 210

0.61 24.000 0.79 160

0.62 18.000 0.80 120

F-25
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

0.63 14.000 0.81 90

0.64 11.000 0.82 70

0.65 8.000 0.83 50

0.66 6.000 0.84 40

0.67 4.500 0.85 30

0.68 3.500

1 2
 K  100 kg/cm
b
Lalu Lintas (Traffic)

Equivalent Single Axel Load


(ESAL) 18 kip

working flexural stress


Flexural strength
I I

I I
F-26

Hitung : Total Fatigul Rubah Tebal Slab


USULAN TEKNIS
OK
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

Gambar F.3. Perkerasan Kaku (Portland Cement Association)

F.5.3. Perencanaan dan Perbaikan Bangunan Pelengkap


Jika ada, desain untuk bangunan sederhana atau perbaikan bangunan sederhana
seperti gorong-gorong, perkuatan tebing, sub drain, dll.; harus disederhanakan
sesuai kebutuhan dan mengacu kepada ketentuan yang berlaku.

F.5.4. Perencanaan Trotoar


Fungsi utama Trotoar adalah memfasilitasi pejalan kaki berupa jalur yang diperkeras
untuk melakukan perjalanannya dengan aman dan nyaman. Fungsi Trotoar lainnya
antara lain:
1) meningkatkan kelancaran lalu-lintas baik lalu-lintas kendaraan maupun pejalan
kaki;
2) memberikan ruang di bawah trotoar untuk menempatkan utilitas kelengkapan
jalan seperti saluran air buangan muka jalan, penempatan rambu lalu-lintas, dan
lain-lain.

a. Ketentuan Teknis
1. Keperluan Trotoar

F-27
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

Suatu jalan memerlukan Trotoar apabila:


1) terdapat keperluan untuk menyalurkan pejalan kaki dengan lancar dan aman.
Ketentuan untuk hal ini mengacu kepada Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(DitJen Bina Marga, 1997)
2) terdapat tempat-tempat dimana jumlah lalu-lintas pejalan kaki cukup banyak, atau
diperkirakan akan tumbuh menjadi banyak, ketentuan untuk hal ini mengacu kepada
MKJI. Tempat-tempat tersebut antara lain:
− perumahan
− sekolah
− pertokoan dan pusat-pusat perbelanjaan
− terminal dan pemberhentian bis dan angkot
− pusat-pusat perkantoran
− pusat-pusat hiburan
− pusat-pusat kegiatan sosial
− daerah industri
− jembatan/terowongan.

2. Penempatan Trotoar
Trotoar ditempatkan sejajar dengan lajur lalu-lintas dan terletak pada Rumaja. Pada
tempat- tempat tertentu, Trotoar dapat juga tidak sejajar dengan lajur lalu-lintas
misalnya karena topographinya atau pada pertemuan-pertemuan dengan fasilitas
jalan yang lain. Trotoar dapat juga terletak di Rumija.
3. Dimensi Trotoar
Kebutuhan lebar trotoar dihitung berdasarkan volume pejalan kaki rencana (V).
Volume
pejalan kaki rencana (V) adalah volume rata-rata per menit pada interval puncak. V
dihitung
berdasarkan survey penghitungan pejalan kaki yang dilakukan setiap interval 15
menit
selama jam sibuk dalam satu hari untuk 2 (dua) arah.
Lebar trotoar dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

F-28
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

V
W= +N
35
Dimana:
W= Lebar trotoar (m)
V = Volume pejalan kaki rencana/dua arah (orang/meter/menit)
N = Lebar tambahan sesuai dengan keadaan setempat (m)

Nilai N ditentukan dalam Tabel berikut:


Tabel F. 9 Nilai N

Lebar Trotoar juga dapat ditentukan berdasarkan tabel berikut :

Tabel F. 10 Lebar Trotoar sesuai penggunaan lahan disekitarnya

F.6. PENGGAMBARAN
1) Rancangan (Draft Perencanaan Teknik)

F-29
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaanya


antara lain :

a. Alinyamen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1:1.000


untuk jalan dan 1:500 untuk jembatan dengan interval gars tinggi 1.0
m dan dilengkapi dengan data yang dibutuhkan
b. Alinyamen Vertikal (profile) digambar dengan skala horizontal 1:1.000
untuk jalan dan 1:500 untuk jembatan dan skala vertical 1:100 yang
mencakup data yang dibutuhkan
c. Potongan melintang (cross section) digambar untuk setiap titik STA
(interval 50 meter), namun pada segmen khusus harus dibuat dengan
interval lebih rapat. Gambar potongan melintang dibuat dengan skala
horizontal 1:100 dan skala vertical 1:100. Dalam gambar potongan
melintang harus mencakup :
 Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan
 Profil tanah asli dan profile/dimensi DAMIJA (ROW) rencana
 Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan
 Data kemiringan lereng galian/timbunan (bila ada)
d. Potongan melintang tipikal (Typical Cross Section) harus digambar
dengan skala yang pantas dan memuat semua informasi yang
diperlukan antara lain :
 Gambar kontruksi existing yang ada
 Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada
ketinggian yang berbeda-beda
 Penampang pada daerah perkotaan dan daerah luar kota
 Rincian kontuksi perkerasan
 Penampang bangunan pelengkap Bentuk dan kontruksi bahu
jalan, median
 Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada)
e. Gambar standar yang mencakup antara lain : gambar gabungan
pelengkap, drainase, rambu jalan, marka jalan dsb.
f. Gambar detail bangunan bawah dan bangunan atas jembatan

F-30
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

g. Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan


2. Gambar Rencana (Final Desain)
Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan
perencanaan disetujui oleh Satker dengan memperhatikan koreksi dan
saran yang diberikan.

Gambar rencana akhir terdiri dari gambar – gambar rancangan yang telah
diperbaiki dan dilengkapi dengan :

a. Sampul luar (cover) delaminating dan sampul dalam


b. Daftar isi
c. Peta lokasi proyek
d. Peta lokasi Sumber Bahan Material (Quarry)
e. Daftar symbol dan singkatan
f. Daftar bangunan pelengkap dan volume
g. Dafar rangkuman volume pekerjaan

F.7. PERHITUNGAN VOLUME DAN BIAYA


F.7.1 Perhitungan Volume
1) Pekerjaan jalan (termasuk drainase)
Untuk keperluan mempersiapkan taksiran biaya dan daftar penawaran kontrak,
maka pengukuran volume pekerjaan diambil dari gambar-gambar rencana dengan
menggunakan perhitungan matematis dan volumenya dihitung sesuai dengan
metode pengukuran standard.
2) Pekerjaan Jembatan
Perhitungan kuantitas dapat dibagi menjadi dua tahap secara terpisah :
a) Jalan pendekat, dan
b) Jembatan (bangunan atas dan bangunan bawah )

F.7.2 Perhitungan Biaya


1) Persiapan lembar kerja

F-31
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

Untuk menentukan harga satuan biaya konstruksi, perlu mulai dari prinsip-prinsip
dasar dan mempersiapkan lembar kerja analisa biaya untuk setiap jenis kegiatan
pekerjaan, dengan menggunakan biaya setempat yang telah ditetapkan untuk
bahan-bahan dan tenaga kerja dan biaya untuk plant (peralatan produksi) dan
peralatan.
Lembar Kerja Analisa Biaya mengikuti ketentuan yang telah disediakan oleh Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Sumedang.
a. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja dan buruh berdasarkan Surat Keputusan Bupati Sumedang dan
EE Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Sumedang Tahun
2019
b. Biaya Bahan
Harga bahan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Sumedang dan EE Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Sumedang Tahun 2019

F.7.3 Biaya Peralatan dan Operasional alat


Biaya peralatan dan operasional alat berdasarkan surat keputusan Bupati
Sumedang dan EE Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Sumedang Tahun 2019
2) Penentuan Harga Satuan
Harga satuan dihitung untuk setiap jenis kegiatan pekerjaan dengan menggunakan
formulir-formulir atau metode yang telah umum dipergunakan di Dinas Pekerjaan
Uumu dan Penataan Ruang Kabupaten Sumedang
F.8. PELAPORAN
Jenis laporan yang harus disiapkan dan diajukan terdiri dari :

a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan dan Survei Pendahuluan yang berisikan: Latar Belakang,
Data Umum Pekerjaan, Metodologi dan Rencana Kerja, Menyampaikan Kriteria
Desain secara detail, Pengenalan Lokasi Awal, Organisasi Pelaksanaan
Kegiatan, Laporan Hasil Survei Pendahuluan, Penentuan Lokasi dan Jadwal
Pelaksanaan Survei Detail. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 3

F-32
USULAN TEKNIS
Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Jalan Desa Darmawangi Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
(Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat) Rehabilitasi Jalan Darmawangi-Jembarwangi Kecamatan Tomo

(tiga) hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.Laporan
Hasil Survey
b. Laporan Hasil Survey
Laporan ini berisi tentang metode dan hasil pelaksanaan survei untuk masing –
masing survei detail yang dilaksanakan. Untuk pekerjaan ini laporan hasil survei
yang dilaksanakan meliputi :
1. Laporan Survei Detail Kondisi (Diagram Strip Longitudinal)
2. Laporan Survei Penyelidikan Tanah (jika diperlukan)
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
c. Laporan Akhir
Laporan akhir terdiri dari :

1) Laporan Detail Desain/ Perencanaan sekurangnya berisi analisa


perhitungan konstruksi, analisa harga satuan disertai hasil survei harga.

2) Laporan Kuantitas (Backup) dan Biaya (Engineering Estimate) (RAB)

3) Identifikasi Bahaya dan Penetapan Resiko K3

4) Gambar – Gambar Rencana

5) Metode Pelaksanaan dan Rencana Jadwal Pelaksanaan Konstruksi

6) Flashdrive Original USB 3.0 (Soft Copy) 64 Gb.

Laporan ini diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kalender sebelum masa


akhir layanan dan diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku untuk masing – masing
ruas jalan.

e. Gambar Rencana A3
Gambar Perencanaan Teknis (Desain) jalan dalam ukuran kertas A3, agar
dapat digunakan pada saat penerapan di lapangan

F-33

Anda mungkin juga menyukai