meningkatnya kebutuhan akan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang baik. Pertumbuhan akan kebutuhan prasarana transportasi menyebabkan perlu dilakukannya program penanganan jaringan jalan termasuk penataan persimpangan yang terencana secara efektif dan efisien serta berkesinambungan. Ditjen Bina Marga mempunyai program dengan pelaksanaan pada skala Prioritas. Prioritas penggunaan dana yang ada dalam pengawasan kegiatan fisik yang akan dilaksanakan merupakan acuan dalam melaksanakan program tersebut.Diharapkan dengan dana yang terbatas, program tersebut dapat memberikan hasil dan dampak positif untuk kesinambungan pembangunan selanjutnya. Program penanganan jaringan jalan diseluruh wilayah Indonesia membutuhkan ketersediaan desain yang mendetail dan terinci yang dapat dipertanggung jawabkan untuk mengantisipasi perubahan yang sangat cepat terhadap kondisi jalan.
Maksud dan Tujuan dari Pekerjaan Detail Desain (DED) ini adalah untuk menyiapkan Dokumen Detail Desain (DED) Jalan dan Dokumen Lelang Pekerjaan Detail Desain Auxiliary Road Sp. Kabil dan Peninggian Sp. Jam
B. Survai Pendahuluan
C. Survai Lapangan (1) Inventarisasi Geometrik Jalan (2) Survai Topografi (3) Survai Penyelidikan Tanah (4) Survai Lalu Lintas (5) Survai Hidrologi D. Perencanaan Teknik (1) Analisa Data (2) Standar dan Kriteria Perencanaan (3) Perencanaan Geometrik (4) Perencanaan Perkerasan (5) Perencanaan Drainase (6) Perencanaan Bangunan Pelengkap dan Pengaman Jalan (7) Penggambaran (8) Perhitungan Kuantitas dan Perkiraan Biaya
PERSIAPAN
Tujuan Mempersiapkan dan mengumpulkan data - data awal Menetapkan lokasi persimpangan yang akan disurvai Metodologi Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan yang akan direncanakan. Mempersiapkan peta jaringan jalan serta peta ruas jalan. Menetapkan awal dan akhir jalan yang akan direncanakan.
Tujuan
Mengumpulkan informasi menyangkut ruas jalan dan bangunan struktur yang ada, termasuk data sekunder dari berbagai sumber yang relevan dengan maksud untuk menetapkan survai detail selanjutnya. Mencatat kondisi perkerasan secara umum dan prakiraan penyebab kerusakan yang telah dan mungkin akan terjadi. Perkiraan secara umum tentang penanganan yang diperlukan, baik pada perkerasan maupun pada pekerjaan-pekerjaan lain diluar perkerasan, seperti bahu jalan, drainase, perbaikan lereng galian dan timbunan, perbaikan geometrik jalan dan bangunan-bangunan struktur lainnya. Metodologi Sebelum survai pendahuluan dilaksanakan, Tim Survai menyiapkan dan mempelajari data pendukung seperti, gambar as built drawing pekerjaan penanganan sebelumnya, peta dasar, peta jaringan jalan, dll. Survai Pendahulaun dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan survai dan berjalan kaki, sesuai dengan kebutuhan untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengambilan data lapangan pada tahapan survai pendahuluan dilakukan pada sepanjang ruas jalan (dari stasion awal ruas sampai dengan stasion akhir ruas). Keluaran (Output) Data-data mengenai kondisi dan jenis perkerasan, termasuk jenis-jenis kerusakan yang terjadi. Lokasi-lokasi yang memerlukan penanganan Foto-foto dokumentasi
Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan ukuran seperti yang ada. Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan maksimal 200 meter. Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan lapisan tanah dasar. Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada seperti lapisan sirtu/kerikil, lapisan Telford, lapisan tanah yang sangat keras (lapisan batuan), lapisan pasir dan sebagainya. Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari permukaan lapisan tanah dasar, kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat keras. Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan-keadaan khusus yang perlu diperhatikan seperti timbunan, kondisi drainase, cuaca, waktu dan sebagainya. Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan hrs dicatat dengan jelas. Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini, dicatat dalam formulir terlampir. Persyaratan lainnya harus sesuai dengan SNI 03-1743-1989.
Tujuan
Pengambilan contoh tanah bertujuan untuk penyelidikan tanah tersebut dilaboratorium. Pengambilan contoh tanah dikerjakan dengan cara Disturbed sample dengan jumlah yand disesuaikan kebutuhan. Umumnya pada lapisan tanah yang berbeda harus dilakukan pengambilan contoh tanah.
Metodologi Uraian pelaksanaan penyelidikan tanah dengan metode test pit adalah sebagai berikut :
Penyelidikan tanah dilakukan pada daerah rencana jalan dengan metode test pit yang dilakukan setiap perubahan jenis tanah dasar. Pengambilan sample tanah, dimaksudkan untuk untuk mendapatkan informasi yg lebih teliti mengenai : Daya dukung tanah dasar pada setiap lapisan Jenis tanah / laboratorium analisis Struktur lapisan tanah di bawah permukaan yang akan menjadi pondasi Penamaan dari masing-masing tanah harus dilakukan pada saat di lapangan sesuai dengan kedalaman maupun sifat-sifat tanah tersebut yang dapat dilihat secara visual. Pengambilan sample tanah dimaksudkan dengan tujuan penyelidikan lebih lanjut dilaboratorium. Terhadap contoh tanah harus dikerjakan laboratory test untuk menentukan indek dan struktural properties tanah, meliputi : Kadar Air Spesific Gravity Atterberg Limit Grain Size Analisys Hidrometer Uji kompaksi CBR
Tujuan
Untuk mengetahui volume lalu lintas dari setiap jenis kendaraan yang melawati ruas jalan yang direncanakan.
Metodologi
Pada ruas-ruas jalan yang akan direncanakan, dilakukan survai lalu lintas primer, yaitu traffic counting. Survai lalu lintas dilakukan selama 24 jam pada setiap ruas jalan yang akan direncanakan pada daerah keluar dan masuk kendaraan. Untuk kajian lalu lintas lebih lanjut, dianalisa juga dari data sekunder yang dapat mendukung untuk kajian lalu lintas.
Tujuan
Tujuan Pengukuran Topografi adalah untuk mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1 : 1000 yanga akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan.
Metodologi
Pekerjaan pengukuran topografi untuk perencanaan teknis secara umum terdiri dari pekerjaan, yaitu : Pemasangan patok-patok Pengukuran titik kontrol horizontal Pengukuran titik kontrol vertikal Pengukuran situasi Pengukuran penampang melintang Pengukuran pada daerah perpotongan jalan atau sungai Pengolahan data Penggambaran
Keluaran
Gambar poligon dibuat dengan skala 1 : 1000 Garis-garis grid dibuat setiap 10 cm Koordinat grid terluar (dari gambar) harus mencantumkan harga absis (x) dan ordinatnya (y) Harus mencantumkan petunjuk arah utara magnetis Penggambaran titik poligon didasarkan dari hasil perhitungan, tidak boleh dilakukan secara grafis Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X, Y, Z dan diberi nomor khusus.