Anda di halaman 1dari 7

METODE PEKERJAAN DCP

1.

UMUM
Sub-Grade atau tanah dasar merupakan lapisan tanah yang paling atas, dimana
akan diletakkan lapisan dengan material yang lebih baik.
Sifat tanah dasar ini akan mempengaruhi ketahanan lapisan perkerasan jalan
yang ada diatasnya dan mutu jalan secara keseluruhan.
Sifat utama tanah dasar yang berhubungan erat dengan perencanaan
perkerasan jalan adalah menyangkut daya dukung yang biasa disebut Daya
Dukung Tanah ( DDT ).
Daya Dukung Tanah (DDT) untuk maksud diatas, umumnya dilakukan dengan
pemeriksaan CBR, baik CBR lapangan maupun CBR sebagai hasil pemeriksaan
di laboratorium.
Pemeriksaan CBR Lapangan dilakukan dengan alat DCP (Dynamic Cone
Penetrometer).
Pada trace jalan yang tidak mengalami perubahan (tidak digali atau ditimbun)
dilakukan pemeriksaan dengan jarak tertentu.

METODOLOGI PEKERJAAN DCP

Alat yang digunakan seperti pada gambar berikut.

Keterangan :
1. Pegangan
2. Penumbuk seberat 8 kg
3.

Stang penghantar

4.

Kepala penumbuk

5.

Stang penetrasi

6.

Konus

7.

Mistar penetrasi

8.

Mur pengatur skala


mistar

Spesifikasi :
Diameter Konus

= 20 mm

Sudut miring konus

= 60o

Berat Penumbuk

= 8 kg

Tinggi Jatuh penumbuk

= 575 mm

Mistar penetrasi

= 100 mm

Diameter Stang penetrasi

= 16 mm

METODOLOGI PEKERJAAN DCP

2.

METODE PENGOLAHAN DATA


2.1

CBR Titik Pengamatan


Tanah pada kedalaman sampai dengan 1,0 meter, pada umumnya terdiri
atas beberapa lapis berbeda, hal mana akan memberikan nilai tahanan /
perlawanan terhadap konus. Besar nilai tahanan tersebut dinyatakan
dalam mm/pukulan.
Untuk sudut konus 60, besarnya nilai CBR untuk tiap lapis tanah,
ditentukan dengan metode menurut Road Note 31.
Pada Grafik berikut, terdapat garis no. 1,2,3 dan 4.
Nilai CBR yang dieroleh (%), adalah hasil proyeksi dari sumbu horisontal
yang memotong garis yang digunakan.
Nilai pada sumbu horisontal adalah mm/pukulan.
Pada kegiatan perencanaan ini, digunakan garis no. 4, dimana nilai CBR
pada sumbu vertikal mengikuti persamaan :
Log 10 (CBR) = 2.48 1.057 Log 10 ( mm/ blow )

METODOLOGI PEKERJAAN DCP

2.2

CBR Rata Rata Vertikal


Nilai CBR titik pengamatan yang digunakan, adalah suatu nilai yang
dianggap dapat mewakili tiap lapis tanah dalam arah vertikal dari
suatu titik pengamatan.

h1 3 CBR1

CBR

Rata RataVertik al

.........H n 3 CBRn
100

Dimana :
Hn

= Tebal tiap lapisan tanah ke n ( mm )

100 = Tebal total lapisan tanah yang diamati dalam mm


CBRn = Nilai CBR pada lapisan ke n (%)

METODOLOGI PEKERJAAN DCP

2.3

Pembagian Segmen Rencana


Jalan dalam arah memanjang, mencakup jarak yang cukup besar,
sehingga daya dukung tanah (DDT) kemungkinannya akan cukup
bervariasi mulai dari yang kecil hingga yang besar, tergantung sifat dan
kondisi tanah dasar yang ada.
Adalah tidak ekonomis bila perencanaan tebal lapis perkerasan jalan
didasarkan pada nilai CBR yang kecil, demikian sebaliknya akan tidak
memenuhi syarat bila perencanaan tebal lapis perkerasan didasarkan
pada nilai CBR yang besar.
Untuk mengatasi hal tersebut diatas maka jalan dalam arah memanjang
perlu dibagi dalam beberapa segmen yang memiliki daya dukung tanah
(DDT), sifat tanah dan kondisi lingkungan yang relatif sama.
Setiap segmen memiliki satu nilai CBR yang akan dipergunakan untuk
perencanaan tebal lapis perkerasan.
Nilai CBR segmen dapat ditentukan dengan 2 (dua) metode, yaitu :

2.4 CBR Segmen Rencana - Analitis


Perhitungan nilai CBR segmen dengan metode analitis, menggunakan
rumus :
CBR segmen = CBR

rata-rata

(CBRMaks CBRmin)/R

Dimana R tergantung dari jumlah data yang terdapat dalam segmen


tersebut.

METODOLOGI PEKERJAAN DCP

Besarnya nilai R dapat dilihat pada table berikut :

JUMLAH TITK
PENGAMATAN

2.5

NILAI R

1,41

1,91

2,24

2,48

2,67

2,83

2,96

3,08

>10

3,18

CBR Segmen Rencana - Grafis


Penentuan nilai CBR dengan metode grafik, mengikuti prosedur sebagai
berikut :
1.

Tentukan nilai CBR yang terendah

2.

Tentukan berapa banyak nilai CBR yang sama atau lebih besar dari
masing masing nilai CBR dan kemudian disusun secara tabelaris
mulai dari nilai CBR terkecil sampai yang terbesar

3.

Angka terbanyak diberi nilai 100%, angka yang lain merupakan


prosentase dari 100 %

4.

Dibuat grafik hubungan antara kerja CBR dan prosentase jumlah


tadi.

METODOLOGI PEKERJAAN DCP

5.

Nilai CBR segmen adalah nilai pada keadaan 90 %

3. EVALUASI DISAIN CBR


Setelah selesai pelaksanaan DCP ini, maka akan digambarkan distribusi CBR
lapangan tersebut :
1. Selisih penetrasi akan dihitung dan dicatat dalam kolom tertentu dalam mm.
2. Nilai CBR terdekat akan dibaca dengan menggunakan data selisih penetrasi
(dalam mm/pukulan).
3. Distribusi CBR lapangan akan digambarkan dengan suatu garis vertikal untuk
kedalaman dari pukulan masing-masing pada grafik.
4. PENENTUAN DISAIN CBR
Dengan menggunakan lapisan penutup transparan grafik untuk perkiraan
disain CBR untuk masing-masing tes DCP .
Pada pemeriksaan DCP dilakukan dengan interval kedalaman tertentu dengan
banyaknya tumbukan tiap lima kali dicatat kedalamannya.
METODOLOGI PEKERJAAN DCP

Anda mungkin juga menyukai