Anda di halaman 1dari 16

50

Lampiran P. 3.1 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode Pt T 01


2002 B

1. Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode AASHTO 1993

Perhitungan tebal lapisan perkerasan dengan metode ini berpodoman pada

buku Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Pt T 01 2002 B.

Data Umum :

Lebar jalan = 5 meter, dengan bahu jalan 2 x 0,5 meter

Klasifikasi jalan = Lokal, 1 lajur 2 arah (Tabel 2.3 Halaman20)

Umur rencana = 10 tahun

Waktu pelaksanaan = 1 tahun

Perkembangan lalulintas pada masa pelaksanaan =1%

Perkembangan lalulintas pada umur rencana =6%

LHR untuk setiap jenis kendaraan adalah sebagai berikut :

Kendaraan ringan 2 ton = 105 kendaraan/hari

Truck 2 as 13 ton = 52 kendaraan/hari

Truck 3 as 20 ton =8 kendaraan/hari

LHR = 165 kendaraan/hari

Angka Ekivalen ( ESAL Traffik ) untuk masing masing jenis kendaraan,

yaitu :

10 4 10 4
2 ton (1+1) = (53) + (53 ) = 0,0025

50 4 80 4
13 ton (5+8) = (53 ) + (80) = 1.792

60 4 140 4
20 ton (6+14) = (53) + (135 ) = 2,799
51

Lampiran P. 3.2 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode Pt T 01


2002 B

Reliabilitas :

1993 Klasifikasi jalan = Lokal

Rekomendasi tingkat reabilitas = 50 80 (Tabel 2.1 halaman 18)

Dalam hal ini digunakan nilai R sebesar 80 % (Tabel 2.2 halaman19)

Deviasi Standar (So)/simpangan baku keseluruhan harus dipilih yang

mewakili kondisi setempat.

Rentang nilai So adalah 0,35 0,45 dan diambil So adalah 0,45 (Pada

halaman18)

Standard normal deviate, Zr (nilai penyimpangan normal standar),

untuk R 80 % digunakan Zr = -0,841 (Tabel 2.2 halaman19)

Lalu lintas pada lajur rencana

Pada umumnya DD diambil 0,5. Pada beberapa kasus khusus terdapat

pengecualian dimana kendaraan berat cenderung menuju satu arah

tertentu. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa DD bervariasi

dari 0,3 0,7 tergantung arah mana yang berat dan kosong. Setelah

ditinjau pada jalan yang diamati, maka nilai faktor distribusi arah (DD)

diambil 0,5 (Padahalaman).


52

Faktor distribusi lajur (DL) dilihat pada jumlah lajur per arah,

berdasarkan 2 lajur per-arah maka untuk beban gandar standar dalam

lajur rencana diambil 80-100 % (Tabel 2.4 halaman21).


Lampiran P. 3.3 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode Pt T 01
2002 B

Menghitung beban gandar standar untuk lajur rencana pertahun :

w18 = DDx DLx 18

keterangan :

DD = faktor distribusi arah (0,5).

DL = faktor distribusi lajur diambil = 1,0 (1 lajur 2 arah)

18 = beban gandar standar kumulatif untuk dua arah.

18 = LHR x Angka Ekivalen

= (105 x 0,0025) + (52 x 1,792 ) + (8 x 2,799)

= 0,2625 + + 93,184 + 22,392

= 115,8385 beban gandar standar

18 perhari = DD x DL x W18

= 0,5 x 1,0 x 115,8385

= 57,91925 beban gandar standar

18 pertahun = 365 x 57,91925

= 21140,52625 beban gandar standar


53

Lampiran P. 3.4 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode Pt T 01


2002 B

1993

(1+g)n 1
t = 18pertahun x
g

(1+0.01)10 1
= 21140,52625 x
0.01

= 21140,52625 x 13,18

= 278648,941 ESAL

2. Koefisien drainase

Dilihat dari jalan yang ditinjau, untuk kualitas drainase : Baik

Air yang hilang dalam waktu : 1 hari (tabel 2.5 halaman 22 )

3. Untuk koefisien drainase, dilihat dari hasil data curah hujan (dapat dilihat

pada lampiran halaman 22 tabel 2.5 dan tabel 2.6 pada halaman 23)

berkisar 5-25%, diambil 1,15 Indeks permukaan.

IP = 2,0 : menyatakan tingkat pelayanan terendah bagi jalan yang masih

stabil

Maka dari klasifikasi jalan lokal nilai IPt : 2,0

Jenis lapis perkerasan : LASTON (Tabel. 2.8 halaman 25)

Nilai IPo dilihat dari IP, maka nilai IPo : 3,9 (Tabel. 2.8 halaman 25)

PSI = Ipo Ipt = 3,9 2,0 = 1,9


54

Lampiran P. 3.5 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode Pt T 01


2002 B

1993

4. Koefisien kekuatan relatif (a)

Nilai untuk koefisien kekuatan relatif (a) dan modulus reselien didapat

pada lampiran gambar 1 3 pada halaman 25-26. Maka nilainya sebagai

berikut:

Koefisien kekuatan relatif, a1 = 0,42 (tabel 2.9 )

Modulus reselien, MR = 400.000 psi

(pada lampiran gambar G.1)

Untuk base dari batu pecah A dengan nilai CBR 94,485 %

Koefisien kekuatan relatif, a2 = 0,136

Modulus reselien, MR =29.700 psi

(diambil dari lampiran gambar G.1)

Adapun untuk membuktikan nilai koefisien kekuatan relatif tersebut adalah


sebagai berikut :

Lapis pondasi atas

a2 = 0,249 (log10 MR) 0,977

= 0,249 (log1029.700) 0,977

= 0,136
55

Lampiran P. 3.6 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode Pt T 01


2002 B

Untuk base dari batu pecah B dengan nilai CBR 76,774%

Koefisien kekuatan relatif, a3 = 0,132

Modulus reselien, MR = 19.000 psi


(diambil dari lampiran gambar G.1)

Adapun untuk membuktikan nilai koefisien kekuatan relatif tersebut adalah


sebagai berikut :

Lapis pondasi bawah

a3 = 0,227 (log10 MR) 0,839

= 0,227 (log1019,000) 0,839

= 0,132

Untuk base dari batu pecah Timbunan Pilihan dengan nilai CBR 28,99%

Koefisien kekuatan relatif, a4 = 0,103

Modulus reselien, MR = 14.100 psi


(diambil dari lampiran gambar G.1)

Adapun untuk membuktikan nilai koefisien kekuatan relatif tersebut adalah


sebagai berikut :

Lapis pondasi bawah


56

a4 = 0,227 (log10 MR) 0,839

= 0,227 (log1014,100) 0,839

= 0,103

Lampiran P. 3.7 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode Pt T 01


2002 B
57

Adapu rumus menurut HPJI mencari koefisien a1 secara analitis adalah A1


Adalah 0,40 0,42 untuk jalan lokal

Lampiran P. 3.8 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode Pt T 01


2002 B

CBR = 94,485 %
Adapun rumus untuk mencari koefisien pondasi atas adalah :
58

A2 = 0,249 (log1029,700) 0,977

= 0,136

Lampiran P. 3.9 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode Pt T 01


2002 B

CBR = 76,774%
59

Adapun rumus untuk mencari koefisien pondasi atas adalah :


A3 = 0,227 (log1019,000) 0,839

= 0,132

Lampiran P. 3.10 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode Pt T 01


2002 B

CBR = 28,99%
Adapun rumus untuk mencari koefisien pondasi atas adalah :
60

A4 = 0,227 (log1014.100) 0,839

= 0,103

Lampiran P. 3.11 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode Pt T 01


2002 B

1,49 SN1

1,82 SN2

1,93 SN3

2,90 SN4
61

Gambar 4. Nomogram perencanaan tebal perkerasan lentur untuk

menentukan struktural number (SN).

Lampiran P. 3.12 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode Pt T 01


2002 B

5. Menghitung tebal perkerasan :

CBR tanah dasar = 3,37%

MR tanah dasar = 1500 x CBR = 1500 x 3,37 = 5055

Struktur number, SN = 1,49

Struktur number, SN2 = 1,82

Struktur number, SN3 = 1,93

Struktur number, SN4 = 2,90

Dari hasil ESAL yaitu 278648,941 maka untuk tebal :

A. Menghitung Lapisan Permukaan

Dengan Menggunakan rumus 2.8 menurut AASHTO halaman 26 :

1 1.49
D*1 = = 3,55 inci = 9,01 cm
1 0,42

Dikarenakan hasilnya sangat kecil untuk AC-BC dan AC-WC maka


digunakan tebal minimum yaitu 4 inci = 10 cm

SN*1 = a1D*1 = 0,42 x 4 = 1,68

Syarat = SN*1 SN1 (1,68 1,49) Memenuhi Syarat

Lapisan Permukaan jenis LASTON setebal 10 cm.


62

AC BC : 6 cm

AC WC : 4 cm

Lampiran P. 3.13 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode Pt T 01


2002 B

1993
B. Menghitung Lapisan Pondasi Atas
1993
Dengan Menggunakan rumus 2.9 menurut AASHTO halaman 26 :

2 1 1,821,68
D*2 = = = 0,89 inci = 2.26 cm
2 2 0,136 .1,15

Dikarenakan hasilnya sangat kecil untuk LPA maka digunakan tebal


minimum yaitu

4 inci = 10 cm, dapat dilihat pada tabel 2.9 halaman 27

SN*2 = D*2 x a2 x m2

= 4 x 0,136 x 1,15 = 0,62

Syarat = SN*1 + SN*2 SN2

= ( 1,68 + 0,62 1.82) Memenuhi Syarat

Jadi digunakan Lapisan Pondasi Atas minimum Setebal 10 cm


63

Lampiran P. 3.14 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode Pt T 01


2002 B

1993
C. Menghitung Lapisan Bawah
Dengan Menggunakan rumus 2.10 menurut AASHTO halaman 26 :

3 (1 +2 )
D*3 = 3 3

1,93 (1,68+0,62)
=
0,132 1,15

0,37
= = 0,37 Inchi = 1 cm ( dipakai minimum 15 cm )
0,152

Dikarenakan hasilnya sangat kecil untuk LPB maka digunakan tebal


minimum yaitu 6 inci = 15 cm

SN*3 = D*3 x a3 x m3

= 6 x 0,132 x 1,15 = 0.91

Maka digunakan lapisan pondasi bawah setebal 15 cm

D. Perhitungan Lapisan Timbunan Pilihan


A4 = 0,103
M4 = 1,15
4 (2 +3 )
D*4 = 4 4
64

2,90 (0,62+1,21)
=
0,103 1,15

1,07
= = 9.06 Inchi = 23 cm
0,118

Lampiran P. 3.15 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode Pt T 01


2002 B

1993
Maka digunakan lapisan pondasi bawah setebal 23 cm

SN*3 = D*4 x a4 x m4
= 9,06 x 0,103 x 1,15 = 1,07

surface course










Base course








subbase course




Timbunan Pilihan





Subgrade
65

Anda mungkin juga menyukai