Anda di halaman 1dari 9

NAMA : HADI ANDIDIAN

NPM : 2220116024
MATA KULIAH : PERANCANGAN PERKERASAN JALAN
DOSEN : H. ILHAM, Ir.,MT.

SOAL
 Rencanakan tebal perkerasan jalan 4 lajur 2 arah dengan data-data sebagai berikut:
 Klasifikasi jalan Arteri
 Umur rencana jalan 20 tahun
 CBR tanah dasar adalah 4,0%
 Kelandaian jalan rata-rata 2,5%
 Curah hujan rata-rata 1200 mm/tahun
 Data lalu lintas pada tahun 2011 terdiri dari :
- Kend. Ringan 2 ton (1+1) = 2530 kend/hari = 74,10 %
- Bus 9 ton (4+5) = 458 kend/hari = 13,42 %
- Truk 13 ton (6+7) = 264 kend/hari = 7,73 %
- Truk 14 ton (6+8) = 162 kend/hari = 4,75 %
∑LHRT = 3414 kend/hari =100,00 %
 Tingkat pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana jalan 4% per tahun
 Konstruksi jalan yang akan dibuat terdiri dari : Lapisan Permukaan, Lapisan Pondasi, Lapisan
Pondasi Bawah.
 Ditentukan :
- Lapisan Permukaan : LASTON (MS 744kg)
- Lapisan Pondasi : Batu pecah (kelas A)
- Lapisan Pondasi Bawah : Sirtu/pitrun (kelas A)

PENYELESAIAN :
 Menghitung Daya Dukung Tanah (DDT)
Untuk CBR tanah dasar 4,0%; dari Gambar 1 diperoleh DDT = 4,3
atau dengan menggunakan rumus :
- DDT = 4,3 log (CBR) + 1,7
- DDT = 4,3 log (4) + 1,7
= 4,289 ≈ 4,3

 Menentukan Faktor Regional (FR)


Persentase kend. berat (untuk berat ≥ 13 ton) = 12,48 % (< 30%)
Dengan menggunakan Daftar IV, untuk kelandaian jalan 2,5% (< 6%),
dan 12,48 % (< 30 %) kendaraan berat, serta curah hujan 1200 mm/th
(> 900 mm/th) diperoleh FR = 1,5
Daftar IV
Faktor Regional (FR)
Kelandaian I Kelandaian II Kelandaian III
(<6 %) (6-10 %) (>10 %)
% Kendaraan berat % Kendaraan berat % Kendaraan berat
≤ 30 % > 30 % ≤ 30 % > 30 % ≤ 30 % > 30 %
Iklim I
0,5 1,0-1,5 1,0 1,5-2,0 1,5 2,0-2,5
< 900 mm/th
Iklim II
1,5 2,0-2,5 2,0 2,5-3,0 2,5 3,0-3,5
> 900 mm/th

Hal. 1
 LHR pada akhir umur rencana (th ke 20) : LHRakhir = LHRawal (1+ tk pertbh kend)UR
- Kendaraan ringan 2 ton (1+1) = 2530 (1 + 4%)20 = 5544 kendaraan/hari
- Bus 9 ton (4+5) = 458 (1 + 4%)20 = 1004 kendaraan/hari
- Truk 13 ton (6+7) = 264 (1 + 4%)20 = 579 kendaraan/hari
- Truk 14 ton (6+8) = 162 (1 + 4%)20 = 355 kendaraan/hari
 Menghitung angka Ekivalen (E) masing-masing kendaraan sbb :
Daftar III
Angka Ekivalensi (E) Beban Sumbu Kendaraan
Beban Sumbu Angka Ekivalensi
Kg lb Sumbu Tunggal Sumbu Ganda
1000 2205 0,0002 -
2000 4409 0,0036 0,0003
3000 6614 0,0183 0,0016
4000 8818 0,0577 0,0050
5000 11023 0,1410 0,0121
6000 13228 0,2923 0,0251
7000 15432 0,5415 0,0466
8000 17637 0,9238 0,0794
8160 18000 1,0000 0,0860
9000 19841 1,4798 0,1273
10000 22046 2,2555 0,1940
11000 24251 3,3022 0,2840
12000 26455 4,6770 0,4022
13000 28660 6,4419 0,5540
14000 30864 8,6447 0,7452
15000 33069 11,4184 0,9820
16000 35276 14,7815 1,2712
- Kendaraan ringan 2 ton (1+1) 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
- Bus 9 ton (4+5) 0,0577 + 0,1410 = 0,1987
- Truk 13 ton (6+7) 0,2923 + 0,5415 = 0,8338
- Truk 14 ton (6+8) 0,2923 + 0,9238 = 1,2161

 Menghitung Lintas Ekivalen Permulaan : LEP = Σ LHR x C x E


nilai C didapat dari Daftar II
Daftar II
Koefisien Distribusi Kendaraan
Kendaraan Ringan *) Kendaraan Berat **)
Jumlah Jalur
1 arah 2 arah 1 arah 2 arah
1 jalur 1,00 1,00 1,00 1,00
2 jalur 0,60 0,50 0,70 0,50
3 jalur 0,40 0,40 0,50 0,475
4 jalur - 0,30 - 0,45
5 jalur - 0,25 - 0,425
6 jalur - 0,20 - 0,40
*) Berat total < 5 Ton, misalnya : Mobil penumpang, pick up, mobil hantaran
**) Berat total ≥ 5 Ton, misalnya : Bus, truk, traktor, semi trailler, trailler
- Kendaraan ringan 2 ton (1+1) 2530 x 0,30 x 0,0004 = 0,3036
- Bus 9 ton (4+5) 458 x 0,45 x 0,1987 = 40,952
- Truk 13 ton (6+7) 264 x 0,45 x 0,8338 = 99,055
- Truk 14 ton (6+8) 162 x 0,45 x 1,2161 = 88,654
LEP = 228,96

Hal. 2
 Menghitung Lintas Ekivalen Akhir : LEA = Σ LHRakhir x C x E
- Kendaraan ringan 2 ton (1+1) 5544 x 0,30 x 0,0004 = 0,67
- Bus 9 ton (4+5) 1004 x 0,45 x 0,1987 = 89,77
- Truk 13 ton (6+7) 579 x 0,45 x 0,8338 = 217,25
- Truk 14 ton (6+8) 355 x 0,45 x 1,2161 = 194,27
LEA = 501,96
 Menghitung Lintas Ekivalen Tengah : LET = ½ (LEP + LEA)
LET = ½ (228,96 + 501,96) = 365,46

 Menghitung Lintas Ekivalen Umur Rencana : LER = LET x UR/10


LER = 365,46 x 20/10 = 730,92 ≈ 731

 Menentukan Indeks Permukaan pada Akhir Umur Rencana (IPt)


Dengan menggunakan Daftar V, untuk LER = 731 dan klasifikasi jalan arteri diperoleh
IPt = 2,0-2,5, diambil IPt = 2,5
Daftar V
Indeks Permukaan pada Akhir Umur Rencana (IPt)
LER = Lintas Ekivalensi Klasifikasi Jalan
Rencana *) Lokal Kolektor Arteri Tol
< 10 1,0-1.5 1,5 1,5-2,0 -
10 – 100 1,5 1,5-2,0 2,0 -
100 – 1000 1,5-2,0 2,0 2,0-2,5 -
> 1000 - 2,0-2,5 2,5 2,5
*) LER dalam satuan angka ekivalen 8,16 ton beban sumbu tunggal.
Catatan : Pada proyek-proyek penunjang jalan, JAPAT/Jalan Murah, atau jalan darurat
maka IP dapat diambil 1,0

 Menentukan Indeks Permukaan pada Awal Umur Rencana (IPo)


- Jenis permukaan jalan dipilih LASTON (MS 744kg).
Dengan menggunakan Daftar VI dipilih IPo = 4
Daftar VI
Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (IPo)
Jenis Lapisan Roughness
IPo
Perkerasan (mm/km)
LASTON ≥4 ≤ 1000
3,9 - 3,5 > 1000
LASBUTAG 3,9 - 3,5 ≤ 2000
3,4 - 3,0 > 2000
HRA 3,9 - 3,5 ≤ 2000
3,4 - 3,0 > 2000
BURDA 3,9 - 3,5 ≤ 2000
BURTU 3,4 - 3,0 > 2000
LAPEN 3,4 - 3,0 ≤ 3000
2,9 - 2,5 > 3000
LATASBUM 2,9 - 2,5 -
BURAS 2,9 - 2,5 -
LATASIR 2,9 - 2,5 -
JALAN TANAH ≤ 2,4 -
JALAN KERIKIL ≤ 2,4 -

Hal. 3
 Menghitung Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
- Untuk IPt = 2,5 dan IPo = 4 digunakan nomogram (1)
- Dengan DDT = 4,3 ; LER = 731 dan FR = 1,5 diperoleh ITP = 10,5

 Menentukan Koefisien kekuatan relatif (a) untuk masing-masing lapisan perkerasan jalan
dengan menggunakan Daftar VII.

Daftar VII
Koefisien Kekuatan Relatif (a)
Koefisien Kekuatan Relatif Kekuatan Bahan
Kt CBR Jenis Bahan
a1 a2 a3 MS (Kg)
(Kg/cm) (%)
0,40 - - 744 - - Laston
0,35 - - 590 - -
0,32 - - 454 - -
0,30 - - 340 - -
0,35 - - 744 - - Latasbug
0,31 - - 590 - -
0,28 - - 454 - -
0,26 - - 340 - -
0,30 - - 340 - - HRA
0,26 - - 340 - - Aspal Macadam
0,25 - - - - - Lapen (mekanis)
0,20 - - - -- - Lapen (manual)
- 0,28 - 590 - -
- 0,26 - 454 - - Laston Atas
- 0,24 - 340 - -
- 0,23 - - - - Lapen (mekanis)
- 0,19 - - - - Lapen (manual)
- 0,15 - - 22 - Stab tanah dengan semen
- 0,13 - - 18 -

Hal. 4
Lanjutan Daftar VII
Koefisien Kekuatan Relatif (a)
Koefisien Kekuatan Relatif Kekuatan Bahan
Kt CBR Jenis Bahan
a1 a2 a3 MS (Kg)
(Kg/cm) (%)
- 0,15 - - 28 - Stab tanah dengan kapur
- 0,13 - - 18 -

- 0,14 - - - 100 Batu pecah (kelas A)


- 0,13 - - - 80 Batu pecah (kelas B)
- 0,12 - - - 60 Batu pecah (kelas C)

- - 0,13 - - 70 Sirtu/pitrun (kelas A)


- - 0,12 - - 50 Sirtu/pitrun (kelas B)
- - 0,11 - - 30 Sirtu/pitrun (kelas C)

- - 0,10 - - 20 Tanah/lempung kepasiran

Dipilih jenis lapisan perkerasan yang terdiri dari :


- Lapis Permukaan LASTON (MS 744 kg); a1 = 0,40
- Lapis Pondasi Atas Batu pecah kelas A (CBR 100%); a2 = 0,14
- Lapis Pondasi Bawah Sirtu kelas A (CBR 70%); a3 = 0,13

 Batas mininum tebal perkerasan untuk ITP = 10,5 diperoleh dari Daftar VIII, yaitu :
- Lapis Permukaan LASTON (D1 min) = 10 cm
- LPA dari Batu pecah (D2 min) = 20 cm
- LPB untuk setiap nilai ITP (D3 min ) = 10 cm
Daftar VIII
Batas-batas Minimum Tebal Lapisan Perkerasan
Tebal
Lapisan ITP Bahan
Minimum (cm)
Lapis Permukaan < 3,00 5 Lapis pelindung : Buras/Burtu/Burda
3,00 – 6,70 5 Lapen/Aspal Macadam, HRA, Latasbug
Laston.
6,71 – 7,49 7,5 Lapen/Aspal Macadam, HRA, Latasbug
Laston.
7,50 – 9,99 7,75 Latasbug, Laston.
≥ 10,00 10 Laston
Lapis Pondasi < 3,00 15 Batu Pecah, Satabilisasi tanah dengan
semen, stabilisasi tanah dengan kapur.
3,00 – 7,49 20*) Batu Pecah, Satabilisasi tanah dengan
semen, stabilisasi tanah dengan kapur.
10 Laston Atas
7,50 – 9,99 20 Batu Pecah, Satabilisasi tanah dengan
semen, stabilisasi tanah dengan kapur,
pondasi macadam.
15 Laston Atas.
10 – 12,24 20 Batu Pecah, Satabilisasi tanah dengan
semen, stabilisasi tanah dengan kapur,
pondasi macadam, Lapen, Laston Atas.
≥ 12,25 25 Batu Pecah, Satabilisasi tanah dengan
semen, stabilisasi tanah dengan kapur,
pondasi macadam, Lapen, Laston Atas
Lapis Pondasi Bawah - 10 -

Hal. 5
 OPSI 1 (DICARI NILAI D3)
 Menetapkan Tebal Lapis Perkerasan :
ITP = a1 D1 + a2 D2 + a3 D3
10,5 = 0,40 x 10 + 0,14 x 20 + 0,13 x D3 → D3 = [10,5 – (4 + 2,8)] / 0,13
D3 = 28,46 cm ini > D3 min = 10 cm → sehingga diambil D3 = 28,5 cm

 Susunan Perkerasan menjadi :


- Lapis permukaan LASTON (MS 744 kg) = 10 cm
- Lapis Pondasi Atas Batu pecah kelas A (CBR 100%) = 20 cm
- Lapis Pondasi Bawah Sirtu kelas A (CBR 70%) = 30 cm
- Tinggi lapisan perkerasan keseluruhan = 10 + 20 + 28,5 = 58,5 cm

 OPSI 2 (DICARI NILAI D2)


 Menetapkan Tebal Lapis Perkerasan :
ITP = a1 D1 + a2 D2 + a3 D3
10,5 = 0,40 x 10 + 0,14 x D2 + 0,13 x 10 → D3 = [10,5 – (4 + 1,3)] / 0,14
D2 = 37,14 cm ini > D2 min = 20 cm → sehingga diambil D2 = 37,5 cm

 Susunan Perkerasan menjadi :


- Lapis permukaan LASTON (MS 744 kg) = 10 cm
- Lapis Pondasi Atas Batu pecah kelas A (CBR 100%) = 40 cm
- Lapis Pondasi Bawah Sirtu kelas A (CBR 70%) = 10 cm
- Tinggi lapisan perkerasan keseluruhan = 10 + 37,5 + 10 = 57,5 cm

 OPSI 3 (DICARI NILAI D1)


 Menetapkan Tebal Lapis Perkerasan :
ITP = a1 D1 + a2 D2 + a3 D3
10,5 = 0,40 x D1 + 0,14 x 20 + 0,13 x 10 → D3 = [10,5 – (2,8 + 1,3)] / 0,40
D1 = 16 cm ini > D1 min = 10 cm → sehingga diambil D1 = 16 cm

Hal. 6
 Susunan Perkerasan menjadi :
- Lapis permukaan LASTON (MS 744 kg) = 16 cm
- Lapis Pondasi Atas Batu pecah kelas A (CBR 100%) = 20 cm
- Lapis Pondasi Bawah Sirtu kelas A (CBR 70%) = 10 cm
- Tinggi lapisan perkerasan keseluruhan = 16 + 20 + 10 = 46 cm

 Dari ke-3 opsi, opsi 3 memiliki tinggi lapisan tertipis, pemilihan opsi mana yang akan
dipakai mempertimbangkan dari nilai ekonomis dan tinggi maksimal lapisan dari ke-3
opsi tersebut.

 Jika Lapis Permukaan jalan dipilih dari Laston, dari Daftar VI diambil :
- IPo = 3,9 – 3,5
- Susunan Lapisan Perkerasan diambil dari Daftar VII menjadi :
 Lapisan Permukaan : LASTON (MS 590kg)
 Lapisan Pondasi : Stabilisasi tanah dengan semen (Kt 22 Kg/m)
 Lapisan Pondasi Bawah : Sirtu/pitrun (kelas B)
-
 Menghitung Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
- Untuk IPt = 2,5 dan IPo = 3,9-3,5 digunakan nomogram (2)
- Dengan DDT = 4,3 ; LER = 731 dan FR = 1,5 diperoleh ITP = 11,2

 Menentukan Koefisien kekuatan relatif (a) untuk masing-masing lapisan perkerasan jalan
dengan menggunakan Daftar VII. Dipilih jenis lapisan perkerasan yang terdiri dari :
- Lapis permukaan LASTON (MS 590kg); a1 = 0,35
- Lapis Pondasi Atas Stabilisasi tanah dengan semen (Kt 22 Kg/m); a2 = 0,15
- Lapis Pondasi Bawah Sirtu kelas B (CBR 50%); a3 = 0,12

Hal. 7
 Batas mininum tebal perkerasan untuk ITP = 11,2 diperoleh dari Daftar VIII, yaitu :
- Lapis permukaan LASTON (D1 min) = 10 cm
- LPA dari Stab tanah dengan semen (D2 min) = 20 cm
- LPB untuk setiap nilai ITP (D3 min ) = 10 cm

 OPSI 1 (DICARI NILAI D3)


 Menetapkan Tebal Lapis Perkerasan :
ITP = a1 D1 + a2 D2 + a3 D3
11,2 = 0,35 x 10 + 0,15 x 20 + 0,12 x D3 → D3 = [11,2 – (3,5 + 3)] / 0,12
D3 =39,16 cm ini > D3 min = 10 cm → sehingga diambil D3 = 40 cm

 Susunan Perkerasan menjadi :


- Lapis permukaan LASTON (MS 590kg) = 10 cm
- Lapis Pondasi Atas Stabilisasi tanah dengan semen (Kt 22 Kg/m) = 20 cm
- Lapis Pondasi Bawah Sirtu kelas B (CBR 50%) = 40 cm
- Tinggi lapisan perkerasan keseluruhan = 10 + 20 + 40 = 70 cm

 OPSI 2 (DICARI NILAI D2)


 Menetapkan Tebal Lapis Perkerasan :
ITP = a1 D1 + a2 D2 + a3 D3
11,2 = 0,35 x 10 + 0,15 x D2 + 0,12 x 10 → D1 = [11,2 – (3,5 + 1,2)] / 0,15
D2 =43,3 cm ini > D2 min = 10 cm → sehingga diambil D2 = 43,5 cm

 Susunan Perkerasan menjadi :


- Lapis permukaan LASTON (MS 590kg) = 10 cm
- Lapis Pondasi Atas Stabilisasi tanah dengan semen (Kt 22 Kg/m) = 45 cm
- Lapis Pondasi Bawah Sirtu kelas B (CBR 50%) = 10 cm
- Tinggi lapisan perkerasan keseluruhan = 10 + 43,5 + 10 = 63,5 cm

Hal. 8
 OPSI 3 (DICARI NILAI D1)
 Menetapkan Tebal Lapis Perkerasan :
ITP = a1 D1 + a2 D2 + a3 D3
11,2 = 0,35 x D1 + 0,15 x 20 + 0,12 x 10 → D1 = [11,2 – (3 + 1,2)] / 0,35
D1 =20 cm ini > D1 min = 10 cm → sehingga diambil D1 = 20 cm

 Susunan Perkerasan menjadi :


- Lapis permukaan LASTON (MS 590kg) = 20 cm
- Lapis Pondasi Atas Stabilisasi tanah dengan semen (Kt 22 Kg/m) = 20 cm
- Lapis Pondasi Bawah Sirtu kelas B (CBR 50%) = 10 cm
- Tinggi lapisan perkerasan keseluruhan = 20 + 20 + 10 = 50 cm

 Dari ke-3 opsi, opsi 3 memiliki tinggi lapisan tertipis, pemilihan opsi mana yang akan
dipakai mempertimbangkan dari nilai ekonomis dan tinggi maksimal lapisan dari ke-3
opsi tersebut.

Hal. 9

Anda mungkin juga menyukai