Anda di halaman 1dari 11

SOAL

Rancangan Perkerasan Beton Semen

Rencanakan pelat beton perkerasan kaku, dengan kondisi:


a. Jalan baru berupa jalan tol (Major Freeway) dalam kota
b. Lalu lintas 2 jalur terbagi atas 4 lajur (4/2TB)
c. Umur Rencana = 25 tahun
d. Data lalu lintas harian rata-rata:
> Mobil penumpang = 1995 kend./hari 1995 X= angka terakhir NIM
> Bus 8 ton = 242 kend./hari 242 Y= tanggal ulang tahun
> Truk 2 as - 6 ton (kecil) = 824 kend./hari 824
> Truk 2 as - 13 ton (besar) = 420 kend./hari 420 contoh:
> Truk 3 as - 20 ton (tandem) = 322 kend./hari 322 NIM = 41219032
> Truk gandeng 5 as - 30 ton = 42 kend./hari 42 Ulang tahun = 4
> Truk gandeng 6 as - 40 ton = 44 kend./hari 44
Pertumbuhan lalu lintas = 6% per tahun X=2
Umur rencana = 25 tahun Y=4

e. CBRtanah dasar = 4.50% per tahun Nilai X dan Y tidak boleh 0


Misalnya dapat 0. maka ganti dengan
Perkerasan beton semen mempunyai: angka 7
a. Tipe BBTT (Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan)
b. Tipe BBDT (Beton Semen Bersambung dengan Tulangan)
c. Tipe BMDT (Beton Semen Menerus dengan Tulangan)

Dengan ketentuan:
> Kuat tarik lentur = 4.25 Mpa (fc = 310 kg/cm2, silinder)
> Bahan pondasi bawah = Stabilisasi semen 12,5 cm
> Mutu baja tulangan =
* BJTU 32 (f c = tegangan leleh 3200 kg/cm 2) untuk BMDT
2
* BJTU 24 (f c = tegangan leleh 2400 kg/cm ) untuk BBDT
> Tanpa bahu jalan beton
> Antara pelat beton dan lapis pondasi bawah diberi lapis bound breaker
dengan koefisien gesek µ = 1.5
cc

Langkah 1
Nilai CBR = 4.50%

Langkah 2
2a. Menghitung jumlah konfigurasi beban sumbu untuk masing-masing jenis kendaraan niaga dan JSKN H
Catatan: Kendaraan niaga didefinisikan oleh Uni Eropa sebagai semua tipe kendaraan bermotor Hal. 29
yang konstruksi dan peralatannya dirancang untuk mampu mengangkut, baik dengan
membayar tarif tertentu ataupun tidak. Lebih dari 9 orang termasuk pengemudi.

Tabel 1. Perhitungan jumlah sumbu berdasarkan jenis dan beban kendaraan

Jumlah sumbu per


Jumlah kendaraan
Konfigurasi Beban Sumbu

kendaraan (bh)
kendaraan (bh)

Jumlah sumbu
STRT STRG STdRG
Berat Kendaraan Gandengan

(bh)
Jenis Kendaraan Total Penarik
BS JS BS JS BS JS
RD RB RGD RGB
(ton) (ton) (ton) (ton) (ton) ton bh ton bh ton bh

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 7*8 10=3 11 12 13 14 15

1. Mobil Penumpang 2 1 1 - - 1995 - - - - - - - -


2. Bus 8 ton 8 3 5 - - 242 2 484 3 242 5 242
3. Truk 2 as - 6 ton 6 2 4 - - 824 2 2 824
1648
4 824
4. Truk 2 as - 13 ton 13 5 8 - - 420 2 840 5 420 8 420
5. Truk 3 as tandem - 20 ton 20 6 14 - - 322 2 644 6 322 14 322
6. Truk Gandeng 5 as - 30 ton 30 6 14 5 5 42 4 168 6 42 14 42
5 42
5 42
7.Truk gandeng 6 as-40 ton 40 6 14 20 44 5 220 6 44 7 44 14 44
7 44
6 44
Total 3889 4004 2802 794 408

Catatan: Eliminasi lalu lintas: Hanya mengambil kendaraan niaga dengan berat ≥ 5 ton

Ket: RD = Roda depan BS = Beban sumbu


RB = Roda belakang JS = Jumlah sumbu
RGD = Roda gandeng depan
RGB = Roda gandeng belakang
\

,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Gambar 1. Konfigurasi sumbu kendaraan

Angka Ekivalen (AE) masing-masing golongan beban sumbu tiap kendaraan:

〖𝐴𝐸〗 _(𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙)= ((𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑔)/8160)^4 Pers. 1

〖𝐴𝐸〗 _(𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑡𝑎𝑛𝑑𝑒𝑚)= 〖 0.086 ((𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑔)/8160) 〗 ^4 Pers. 2

〖𝐴𝐸〗 _(𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑡𝑟𝑖𝑑𝑒𝑚)= 〖 0.053 ((𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑔)/8160) 〗 ^4
Pers. 3

Gambar 2
𝑅= ( 〖 (1+𝑖) 〗 ^𝑈𝑅
−1)/𝑖
Tabel 2. Angka Ekivalen Tiap Jenis Kendaraan 100 8160
Truk- 3 as
Uraian MP Bus Truk- 2 as Truk- 2 as tandem Truk Gandeng 5 as Truk Gandeng 6 as

Total Berat (ton) 2 8 6 13 20 30 40


Sumbu RD RB RD RB RD RB RD RB RD RB RD RB RGD RGB RD RB RGD RGB

Konfigurasi Sumbu Tugg Tugg Tugg Tugg Tugg Tugg Tugg Tugg Tugg Ganda Tungg Tungg Tungg Ganda

% Distribusi beban 50 50 34 66 34 66 34 66 25 75 18 28 18 36 18 28 54

Dist. beban sumbu (ton) 1 1 3 5 2 4 5 8 6 14 6 14 5 5 6 14 20

E beban sumbu 0.0002 0.0002 0.0183 0.1410 0.0036 0.0577 0.1410 0.9238 0.0251 8.6647 0.2923 8.6647 0.1410 0.0121 0.2923 8.6647 0.0000 3.1035

E kendaraan 0.0005 0.1592 0.0613 1.0648 8.6898 9.1101 12.0605

2b. Menghitung jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) rencana dicari dengan persamaan 4

〖𝐽𝑆𝐾𝑁〗 _𝑈𝑅=365 𝑥 〖𝐽𝑆𝐾𝑁〗 _𝐻 𝑥 𝑅 Pers. 4.29

Tabel 3. Perhitungan jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) Selama umur rencana

Faktor
Jumlah sumbu Pertumbuhan Pertumbuhan Lalu Nilai Koefisien JSKN Rencana
kendaraan lalu lintas (i) Litas (R) Distribusi (C) Hari dalam
Jenis Kendaraan setahun

bh (%) (Pers. 5) (Tabel 4) (Pers. 4)

1 2 3 4 5 6 7=2x4x5x6
1. Mobil Penumpang - - - - - -
2. Bus 8 ton 484 6.00% 54.86 0.45 365 4,361,564.11
3. Truk 2 as - 6 ton 1,648 6.00% 54.86 0.45 365 14,850,945.57
4. Truk 2 as - 13 ton 840 6.00% 54.86 0.45 365 7,569,656.72
5. Truk 3 as tandem - 20 ton 644 6.00% 54.86 0.45 365 5,803,403.49
6. Truk Gandeng 5 as - 30 ton 168 6.00% 54.86 0.45 365 1,513,931.34
7.Truk gandeng 6 as-40 ton 220 6.00% 54.86 0.45 365 1,982,529.14
Total 4,004 36,082,030.37

Faktor Pertumbuhan
𝑅= ( 〖 (1+𝑖) 〗 ^𝑈𝑅
−1)/𝑖

1 + 6.00% ^ 25 - 1
R =
6.00%

= 54.86

Tabel 4.2 Koefisien distribusi kendaraan dalam jalur (C)


Kendaraan ringan* Kendaraan berat*
Jumlah Jalur
1 arah 2 arah 1 arah 2 arah
1 jalur 1.00 1.00 1.00 1.00
2 jalur 0.60 0.50 0.70 0.50
3 jalur 0.40 0.40 0.50 0.475
4 jalur 0.30 0.45
5 jalur 0.25 0.425
6 jalur 0.20 0.40
2c. Menghitung jumlah repetisi kumulatif tiap kombinasi konfigurasi/beban sumbu pada lajur rencana

Tabel x. Perhitungan repetisi sumbu rencana


Proporsi
Jenis Beban Jumlah Sumbu Proporsi Sumbu JSKN Rencana (Pers. Repetisi yang terjadi
beban (Pers.
Sumbu Sumbu (ton) (Pers 5) 4.29) (Pers. 3)
4)

1 2 3 4 5 6 7=4x5x6
6 408 0.1456 0.6998 36,082,030.37 3,676,690.41
5 504 0.1799 0.6998 36,082,030.37 4,541,794.03
STRT 4 824 0.2941 0.6998 36,082,030.37 7,425,472.78
3 242 0.0864 0.6998 36,082,030.37 2,180,782.06
2 824 0.2941 0.6998 36,082,030.37 7,425,472.78
Total 2802 25,250,212.06
8 420 0.5290 0.1983 36,082,030.37 3,784,828.36
7 88 0.1108 0.1983 36,082,030.37 793,011.66
STRG
6 44 0.0554 0.1983 36,082,030.37 396,505.83
5 242 0.3048 0.1983 36,082,030.37 2,180,782.06
Total 794 7,155,127.90
STdRG 14 408 1.0000 0.1019 36,082,030.37 3,676,690.41
Total 408 3,676,690.41
Kumulatif 4004 36,082,030.37

3. Memilih tipe struktur perkerasan


3a. Sifat dan jenis struktur :
> Menggunakan Ruji (Dowel)
> Tanpa bahu beton
> fcf = 4.25
> Lapis pondasi bawah: stabilisasi semen 12,5 cm
> CBRtanah dasar = 4.50%
> CBRefektif = 20% (dari Gambar 2)
> FKB = 1.2 ( Tabel 4.15)
V

Tabel 4.15
PENGGUNAAN JALAN FAKTOR KEAMANAN

1.2
1. Jalan bebas hambatan utama (major freeway) dan jalan
berlanjut banyak, volume kendaraan niaga tinggi.

1.1
2. Jalan bebas hambatan (freeway) dan jalan arteri dengan
volume kendaraan niaga menengah

1
3. Jalan dengan volume kendaraan niaga rendah
3b. Jenis perkerasan tipe: BBTT, BBDT dan BMDT

4. Menghitung kekuatan plat beton


a. Dengan data dari langkah 3 gunakan gambar grafik pada lampiran 2 s/d 8 dengan:
> Lalu lintas dalam kota dengan:
fcf = 4.25
FKB = 1.2 ( Tabel 4.15)
Repetisi sumbu = 36,082,030.37 = 3.6*10^7
Pendekatan tebal perkerasan = 23 cm 23 cm
dari lampiran C-13

b. Hitung beban rencana per roda untuk setiap jenis sumbu

> 60
STRT = x 1.2 = 36 …dst
2

> 80
STRG = x 1.2 = 24 …dst
4

> 140
STdRG = x 1.2 = 21 …dst
8
Tabel Contoh soal. Analisa Fatik dan Erosi
Analisa Fatik Analisa Erosi
Beban Sumbu ton Beban rencana per roda Faktor tegangan dan
Jumlah Sumbu Repetisi yang terjadi Persen Rusak Persen Rusak
(kN) (kN) erosi Repetisi Ijin Repetisi Ijin
(%) (%)
(7) = (4) x 100 / (9) = (4) x
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8)
(6) 100 / (8)
STRT 60 36 3,676,690.41 TE = 0.81 TT 0 TT TT
50 30 4,541,794.03 FRT = 0.19 TT 0 TT TT
40 24 7,425,472.78 FE = 2.24 TT 0 TT TT
30 18 2,180,782.06 TT 0 TT TT
20 12 7,425,472.78 TT 0 TT TT
STRG 80 24 3,784,828.36 TE = 1.34 TT 0 5.0E+06 76
70 21 793,011.66 FRT = 0.32 TT 0 1.5E+07 5
60 18 396,505.83 FE = 2.84 TT 0 3.0E+07 1
50 15 2,180,782.06 TT 0 TT 0
140 21 3,676,690.41 TE = 1.16 TT 0 5.1E+06 72
STdRG FRT = 0.27
FE = 3
TOTAL 0 > 100% 154 > 100%

TE = Tegangan Ekivalen (Lampiran C-2)


FRT = Faktor Rasio Tegangan = TE/Fcf
FE = Faktor Erosi (Lampiran C-2)
Analisa Fatik = Lampiran C-7
Analisa Erosi = Lampira C-8

Persen rusak kedua analisa melebihi 100%, jadi tebal 23 cm tidak memenuhi.
Lakukan pengulangan perhitungan mulai dari 4a lagi. Ambil tebal pelat 24 cm
Tabel Contoh soal. Analisa Fatik dan Erosi
Analisa Fatik Analisa Erosi
Beban Sumbu ton Beban rencana per roda Faktor tegangan dan
Jumlah Sumbu Repetisi yang terjadi Persen Rusak Persen Rusak
(kN) (kN) erosi Repetisi Ijin Repetisi Ijin
(%) (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) = (4) x 100 / (8) (9) = (4) x
(6) 100 / (8)
STRT 60 36 3,676,690.41 TE = 0.76 TT 0 TT
50 30 4,541,794.03 FRT = 0.18 TT 0 TT
40 24 7,425,472.78 FE = 2.19 TT 0 TT
30 18 2,180,782.06 TT 0 TT
20 12 7,425,472.78 TT 0 TT
STRG 80 24 3,784,828.36 TE = 1.26 TT 0 1.1E+07 0
70 21 793,011.66 FRT = 0.30 TT 0 3.0E+07
60 18 396,505.83 FE = 2.79 TT 0 TT
50 15 2,180,782.06 TT 0 TT 0

140 21 3,676,690.41 TE = 1.1 TT 0 1.0E+07 37


STdRG FRT = 0.26
FE = 2.96
TOTAL 0.00 < 100% 37 < 100%

Jadi tebal pelat beton 24 cm adalah yang paling tipis dan paling ekonomis untuk kondisi sebagaimana yang ditentukan.
> 100%
< 100%

Anda mungkin juga menyukai