Anda di halaman 1dari 10

Lanjutan A (Informatif)

A.1 Contoh Perhitungan Tebal Pelat Beton Semen

A.1.1 Diketahui data parameter perencanaan sebagai berikut :

 CBR tanah dasar = 4%


 Kuat Tarik lentur ( =
 Bahan pondasi bawah =
 Mutu baja tulangan = BJTU 39 ( fy : tegangan leleh = 3900 kg/cm2) untuk
BMDT dan BJTU 24 (fy : tegangan leleh = 2400

kg/cm2) untuk BBDT

 Koefisien gesek antara pelat beton dengan pondasi (µ) = 1,3


 Bahu jalan = Ya (beton)
 Ruji (dowel) = Ya
 Data lalu-lintas harian rata-rata :
- Mobil penumpang : 1640 buah/hari
- Bus : 300 buah/hari
- Truk 2as kecil : 650 buah/hari
- Truk 2as besar : 780 buah/hari
- Truk 3as : 300 buah/hari
- Truk gandengan : 10 buah/hari
- Pertumbuhan lalu-lintas (i) : 5% per tahun
- Umur rencana (UR) : 20 th

Direncanakan perkerasan beton semen untuk jalan 2 lajur 1 arah untuk Jalan Arteri.

Perencanaan meliputi :

 Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan (BBTT)


 Perkerasan beton bersambung dengan tulangan (BBDT)
 Perkerasan beton menerus dengan tulanga (BMDT)
A.1.1 Langkah-langkah perhitungan tebal pelat

a) Analisa lalu lintas

Tabel 1 Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan Jenis dan Bebannya


Konfigurasi beban Sumbu (ton) Juml a h
Juml a h
Juml a h
STRT STRG STdRG
Jeni s Kenda ra a n Sumbu per
Kenda ra a n Sumbu
SD SB SGD SGB Kenda ra a n BS (ton) JS BS (ton) JS BS (ton) JS
1 2 3 4 5 = 3*4 7 6 8 9 10 11
Mobil Penumpang 1 1 - - 1800 - - - - - - - -
Bus Besar 6 14 - - 625 2 1250 625 6 - - 14 625
Truk 2 as Kecil 2 4 - - 860 2 1720 860 2 - - - -
860 4 - - - -
Truk 2 as Besar 5 8 - - 925 2 1850 925 5 8 925 - -
Truk Gandengan 6 14 5 5 126 4 504 126 6 - - 14 126
126 5 - - - -
126 5 - - - -
Semi-Trailer 6 14 10 10 127 4 508 127 6 10 127 14 127
- - 10 127 - -
Total 5832 3775 1179 878
Keterangan : SD = Sumbu Depan ; SB = Sumbu Belakang ; SGD = Sumbu Gandeng Depan ; SGB = Sumbu Gandeng Belakang ; BS = Beban Sumbu ; JS = Jumlah
Sumbu ; STRT = Sumbu Tunggal Roda Tunggal ; STRG = Sumbu Tunggal Roda Ganda ; STdRG = Sumbu Tandem Roda Ganda

Jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) selama umur rencana (20 tahun)

JSKN = 365 x JSKNH x R ( R diambil dari tabel 3 )

= 365 x 5832 x 33,07

= 47,04 x 107

JSKN Rencana = C x JSKN ( C diambil dari tabel 2 )

= 0,45 x 47,04 x 107

= 3,17 x 107

b) Perhitungan repetisi sumbu yang terjadi

Tabel 2 Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana


Beban Repetisi
Jenis Jumlah Proporsi Proporsi Lalu-lintas
Sumbu yang
Sumbu Sumbu Beban Sumbu Rencana
(ton) Terjadi
1 2 3 4 5 6 7 = 4*5*6
6 878 0.23 0.65 3.17E+07 4.77E+06
5 1177 0.31 0.65 3.17E+07 6.39E+06
STRT
4 860 0.23 0.65 3.17E+07 4.67E+06
2 860 0.23 0.65 3.17E+07 4.67E+06
Total 3775 1.00
10 254 0.22 0.20 3.17E+07 1.38E+06
STRG
8 925 0.78 0.20 3.17E+07 5.02E+06
Total 1179 1.00
STdRG 14 878 1.00 0.15 3.17E+07 4.77E+06
Total 878 1.00
Kumulatif 3.17E+07
c) Perhitungan tebal pelat beton

Sumber data beton : Hasil survey

Jenis ruji : Dowel

Jenis bahu : Beton

Umur rencana : 20 tahun

JSK : 3,17 x 107

Faktor keamanan beton : 1,1 (Tabel 4)

Kuat Tarik lentur beton (f’cl) umur 28 hari : 4,43 MPa

Jenis dan tebal lapis pondasi : Stabilitas semen 15 cm (BP)

CBR tanah dasar : 3%

CBR efektif : 20% (Gambar 3)

Tebal taksiran pelat beton : 190 mm (Gambar 24 s/d 31)

Tabel 3 Analisa Fatik dan Erosi (Tebal Pelat 190mm)


Beba n Analisa Fatik Analisa Erosi
Beba n Repetis i Fa ktor
Jeni s Renca na
Sumbu
Sumbu
per Roda
ya ng Tega nga n Repetisi Persen Repetisi Persen
(kN) Terja di da n Eros i Ijin Rusak Ijin Rusak
(kN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
60 33 4.77E+06 TE = 0.93 TT 0 TT 0
50 27.5 6.39E+06 TT 0 TT 0
STRT FRT = 0.21
40 22 4.67E+06 TT 0 TT 0
20 11 4.67E+06 FE = 1.82 TT 0 TT 0
100 27.5 1.38E+06 TE = 1.42 TT 0 1.00E+07 13.80%
80 22 5.02E+06 TT 0 TT 0
STRG FRT = 0.32

FE = 2.42
140 19.25 4.77E+06 TE = 1.19 TT 0 TT 0
STdRG FRT = 0.27

FE = 2.46
Total 0% < 100% 13.80% < 100%
Keterangan : TE = Tegangan Efivalen; FRT = Faktor Rasio Tegangan; FE = Faktor Erosi; TT = Tidak Terbatas

Karena tebal 190 mm memiliki repetisi ijin pada analisa fatik 0 % maka tebal 190 mm dirasa terlalu
tebal sehingga perlu dicoba dengan tebal pelat yang lebih tipis
Tabel 4 Analisa Fatik dan Erosi (Tebal Pelat 175mm)
Beba n Analisa Fatik Analisa Erosi
Beba n Repetis i Fa ktor
Jeni s Renca na
Sumbu
Sumbu
per Roda
ya ng Tega nga n Repetisi Persen Repetisi Persen
(kN) Terja di da n Eros i Ijin Rusak Ijin Rusak
(kN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
60 33 4.77E+06 TE = 1.05 TT 0 TT 0
50 27.5 6.39E+06 TT 0 TT 0
STRT FRT = 0.23
40 22 4.67E+06 TT 0 TT 0
20 11 4.67E+06 FE = 1.92 TT 0 TT 0
100 27.5 1.38E+06 TE = 1.59 1.40E+06 98.55% 1.80E+06 76.65%
80 22 5.02E+06 TT 0 TT 0
STRG FRT = 0.36

FE = 2.52
140 19.25 4.77E+06 TE = 1.33 TT 0 TT 0
STdRG FRT = 0.3

FE = 2.54
Total 98.55% < 100% 76.65% < 100%
Keterangan : TE = Tegangan Efivalen; FRT = Faktor Rasio Tegangan; FE = Faktor Erosi; TT = Tidak Terbatas

Tebal pelat 175 mm dapat dipakai karena persen rusak pada analisa fatik mendekati 100%

A.1.2 Perhitungan Tulangan

A.1.2.1 Perkerasan beton bersambung tanpa tulangan

- Tebal pelat = 175 mm


- Lebar pelat = 2 x 3,5 cm
- Panjang pelat = 5,0 m
- Sambungan susut dipasang setiap jarak 5 m
- Ruji digunakan dengan diameter 28 mm, Panjang 45 cm, jarak 30 cm
- Batang pengikat digunakan baja ulir ϕ 16 mm, Panjang 70 cm, jarak 75 cm

A.1.2.2 Perkerasan beton bersambung dengan tulangan

- Tebal pelat = 175 mm


- Lebar pelat = 2 x 3,5 cm
- Panjang pelat = 15 m
- Koefisien gesek antara pelat beton dengan pondasi bawah = 1,3 (Tabel 1)
- Pelat tarik ijin baja = 230 MPa
-
Berat σi beton = 2400 kg/m3
-
Gravitasi = 9,81 m/dt2
-
a) Tulangan memanjang
𝜇𝑥𝐿𝑥𝑀𝑥𝑔𝑥ℎ
As perlu = 2 𝑥 fs
1,3 𝑥 15 𝑥 2400 𝑥 9,81 𝑥 0,175
As perlu = = 174,66 mm2/m’
2 𝑥 230

As min = 0.1 % x 175 x 1000 = 175 mm2/m’ > As perlu


Asumsi digunakan tulangan diameter 12 mm, jarak 250mm

Cek tulangan diameter 12mm, jarak 250 mm


As = 0.25 x 3,14 x 122 x 1000 / 250
= 452,38 mm2/m’ > 175 mm2/m’ OK !
b) Tulangan melintang
𝜇𝑥𝐿𝑥𝑀𝑥𝑔𝑥ℎ
As perlu = 2 𝑥 fs
1,3 𝑥 7 𝑥 2400 𝑥 9,81 𝑥 0,175
As perlu = = 81,51 mm2/m’
2 𝑥 230

As min = 0,1 % x 175 x 1000 = 175 mm2/m’ > As perlu


Asumsi digunakan tulangan diameter 12 mm, jarak 450mm

Cek tulangan diameter 12mm, jarak 450 mm


As = 0.25 x 3,14 x 122 x 1000 / 450
= 251,32 mm2/m’ > 175 mm2/m’ OK !
A. 1.2.3 Perkerasan beton menerus dengan tulangan
- Tebal pelat = 175m
- Lebar pelat = 2 x 3,5 m
- Kuat tekan beton (fc) = 400 kg/cm2 (silinder)
- Tegangan leleh baja (fy) = 3900 kg/cm2
- Es/Ec = 7,07
- Koefisien gesek antara beton dan pondasi bawah μ = 1,3 (Tabel 1)
fcf = 43,82 kg/cm2
Ambil fcf = 0,5 fcf - 0,5 x 43,82 = 21,91 kg/cm2
- Sambungan susut dipasang setiap jarak 75 m
- Ruji digunakan ukuran diameter 28 mm, panjang 45 cm dan jarak 30 cm
a) Tulangan memanjang
100 x fcf x [1,3 – (0,2 x μ)]
Ps = fy −(𝑛 𝑥 fcf)
100 x 21,91 x [1,3 – (0,2 x 1,3)]
Ps = = 0,608 %
3900 −(7,07 𝑥 21,91)

As perlu = 0,608 % x 1000 x 175 = 1064,762 mm2


As min = 0,6 % x 1000 x 175 = 1050 mm2/m’ < As perlu ( maka digunakan As perlu)
Asumsi digunakan tulangan diameter 16 mm jarak 160 mm

Cek tulangan diameter 16 mm dengan jarak 160 mm


As = 0.25 x 3,14 x 162 x 1000 / 160
= 1256,637 mm2/m’ > 1064,762 mm2/m’ OK !

Untuk tulangan melintang ambil diameter 12 mm jarak 450 mm (sesuai peraturan Pd T-


14-2003 subbab 6.2.3.2 perhitungannya sama seperti dijelaskan pada bab A1.2.2)
b) Pengecekan jarak teoritis antar retakan
𝑓cl ²
Lcr = 𝑛 𝑥 𝑝2 𝑥 𝑢 𝑥 𝑓
b (𝜀𝑠 𝑥 Ec − 𝑓cl )

u = 4/d = 4/1,6 = 2,5


p = 12,57/(100 x 17,5) = 0,0072
Ambil fb = (1,97 √fc’)/d = (1,97 √400)/1,6 = 24,625 kg/cm2
Ambil 𝜀𝑠 = 400 x 10-6
Ec = 14850√fc’ = 14850√400 = 297000 kg/cm2

Dikontrol terhadap jarak teoritis antar retakan (Lcr)


21,91²
Lcr = 7,07 𝑥 0,00722 𝑥 2,5 𝑥 24,625(0,0004 𝑥 297000−21,91 ) = 220,741 cm

Lcr min (150 cm) < 220,741 cm < Lcr max (250 cm) OK

Jadi tulangan memanjang digunakan diameter 16 mm, jarak 160 mm


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai