Anda di halaman 1dari 26

BAB V

DATA PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

● Desain Perkerasan Jalan Beton Semen (Metode Bina Marga Pd T-14-2003)

5.1 Data Perencanaan :


- Umur Rencana : 40 Tahun (2020 - 2060)
- Fungsi Jalan : Kolektor ( 2 lajur 2 Arah )
- Kelas Jalan : 1
- Tingkat Pertumbuhan Lalu Lintas : 3%
- Bahu Jalan : Beton
- Jenis perkerasan beton semen : Bersambung Dengan ruji

5.2 Analisa Lalu Lintas


a. Data Lintas Harian Rata - Rata 2 arah
Tabel 5.2.1 Data Harian Rata-Rara 2 arah
Jumlah Distribusi Beban
No. Jenis Kendaraan Berat Total
(kend) Depan Tengah Belakang
1 Mobil Penumpang 2,3,4 2 ton 1715 50% - 50%
2 Bus Besar (5b) 9 ton 157 34% - 66%
3 Truk Sedang 2 Sumbu (6b) 8.3 ton 1000 34% - 66%
4 Truk 3 Sumbu (7a) 25 ton 57 25% - 75%
5 Truk 4 Sumbu Trailer (7c1) 42 ton 10 16% 28% 54%

b. Menghitung Faktor pertumbuhan lalu lintas

( 1 + i )UR-1
R =
i
Dimana :
R : faktor pengali pertumbuhan lalu lintas
i : laju pertumbuhan lalu lintas tahunan
UR : Umur Rencana

(1 + 3% ) 40 - 1
R = = 75.4013 > R2020 - 2060
3%

c. Perhitungan jumlah sumbu berdasarkan jenis dan bebannya

Contoh Perhitungan :
1. Bus Besar (5b)
Berat Total = 9 ton
Jumlah Kendaraan = 157 buah

ABD LATIF / F 111 17 058


"Distribusi beban didepan 34%, dan belakang 66%
Konfigurasi Beban Sumbu
Roda Depan = 34% x 9= 3.06 ton
Roda Belakang = 66% x 9= 5.94 ton

Jumlah Sumbu = Jumlah Kendaraan x Jumlah Sumbu Per Kendaraan


= 157 x 2
= 314 bh

Perhitungan Selanjutnya dalam bentuk Tabel 5.2.2

ABD LATIF / F 111 17 058


ABD LATIF / F 111 17 058

Tabel 5.2.2 Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan Jenis Dan Bebannya


Konfigurasi Beban Jumlah
Berat Jumlah STRT STRG STdRG
sumbu (ton) Sumbu Per Jumlah
Jenis Kendaraan Total Kendaraan
Kendaraan Sumbu BS JS BS JS BS JS
(ton) RD RB RGD RGB (bh)
(bh) (ton) (bh) (ton) (bh) (ton) (bh)
Sepeda Motor - - - - - 1500 - -
Mobil Penumpang
dan kendaraan 2 1 1 - - 1715 - -
ringan lain (2, 3, 4)

Bus Besar (5b) 9 3.06 5.94 - - 157 2 314 3.06 157 5.94 157
Truk sedang 2
8.3 2.82 5.478 - - 1000 2 2000 2.82 1000 5.478 1000
Sumbu
Truk 3 Sumbu (7a) 25 6.25 18.75 - - 57 2 114 6.25 57 18.75 57
Truk 4 Sumbu Traler
42 7.56 11.76 22.68 - 10 3 30 7.56 10 11.76 10 22.68 10
(7c1)
Total 2458 1224 1167 67

Keterangan :
RD = roda depan, RB = roda belakang, RGD = roda gandeng depan, RGB = roda gandeng belakang, BS = beban sumbu, JS = jumlah
sumbu, STRT = sumbu tunggal roda tunggal, STRG = sumbu tunggal roda ganda, STdRG = sumbu tandem roda ganda
ABD LATIF / F 111 17 058

a. Mobil Penumpang ( 2 ton )

"Distribusi beban didepan 50%, dan belakang 50%

( 9 ton )
b. Bus Besar

akang, BS = beban sumbu, JS = jumlah "Distribusi beban didepan 34%, dan belakang 66%

c. Truk sedang 2 sumbu ( 8.30 ton )


ABD LATIF / F 111 17 058

"Distribusi beban didepan 34%, dan belakang 66%

d. Truk 3 sumbu ( 25 ton )

"Distribusi beban didepan 25%, dan belakang 75%

e. Truk 4 Sumbu trailer ( 42 ton )

"Distribusi beban didepan 18%, tengah 28%, dan belakang 54%


Dari Tabel 5.2.2 diperoleh nilai Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga Harian (JSKNH) =2458

d. Menentukan nilai koefisien distribusi ( C )


Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan dan koefisien distribusi ( C ) kendaraan niaga
pada lajur rencana

Tabel 5.2.3 Penentuan nilai koefisien distribusi (C)

e. Menghitung Jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) selama umur rencana.

JSKN = JSKNH x 365 x R x C


= 2458 x 365 x 75 x 0.5
= 33823874.10

ABD LATIF / F 111 17 058


2458

ABD LATIF / F 111 17 058


5.3 Menghitung Repitisi Sumbu yang terjadi
Tabel 5.3.1 Perhitungan Repitisi Sumbu Rencana
Beban
Jenis Jumlah Proporsi Proporsi Lalu Lintas Repitisi yang
Sumbu
Sumbu Sumbu Beban Sumbu Rencana terjadi
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
STRT 3.06 157 0.128 0.50 3.38E+07 2.16E+06
2.82 1000 0.817 0.50 3.38E+07 1.38E+07
6.25 57 0.047 0.50 3.38E+07 7.84E+05
7.56 10 0.008 0.50 3.38E+07 1.38E+05
Total 1224 1.00
STRG 5.94 157 0.135 0.47 3.38E+07 2.16E+06
5.478 1000 0.857 0.47 3.38E+07 1.38E+07
11.76 10 0.009 0.47 3.38E+07 1.38E+05
Total 1167 1.00
STdRG 18.75 57 0.851 0.03 3.38E+07 7.84E+05
22.68 10 0.149 0.03 3.38E+07 1.38E+05
Total 67 1.00
Kumulatif 3.38E+07
*(7) = (4) x (5) x (6)

Jumlah Sumbu pada Sebuah Beban 33,823,874


Proporsi Beban =
Total Jumlah Sumbu Sejenis

Total Jumlah Sumbu Sejenis


Proporsi Sumbu =
Jumlah Sumbu Keseluruhan

Repitisi yang terjadi = Proporsi Beban x Proporsi Sumbu x Lalu Lintas Rencana

ABD LATIF / F 111 17 058


c. CBR Segmen 3

No 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
STASION 00+4400 00+4500 00+4600 00+4700 00+4800 00+4900 00+5000 00+5100 00+5200 00+5300 00+5400 00+5500 00+5600 00+5700 00+5800 00+5900 00+6000 00+6100
CBR 8 9 8 9 8 8 9 11 11 10 10 10 9 10 11 12 9 9

13
Segmen 3

11

7
CBR

00+4400 00+4500 00+4600 00+4700 00+4800 00+4900 00+5000 00+5100 00+5200 00+5300 00+5400 00+5500 00+5600 00+5700 00+5800 00+5900 00+6000 00+6100
-1
Station
Frekuensi lebih besar atau sama dengan untuk CBR segmen 1

CBR Jumlah Data Frekuensi % Lebih besar atau sama dengan

4 7 22 100.00

5 6 15 68.18

6 7 9 40.91

7 2 2 9.09

Jumlah 22

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
4,24 CBR

Gambar 4.1 Grafik penentuan CBR design untuk segmen 1 4.24%

Dengan menggunakan persamaan garis linear maka nilai CBR yang mewakili CBR design kepadatan 90% untuk segmen 1 adalah

Untuk mendapatkan Daya Dukung Tanah digunakan Rumus DDT = 1,6649 + 4,3592 Log(CBR)

maka DDT = 4.400

Frekuensi lebih besar atau sama dengan untuk CBR segmen 2

CBR Jumlah Data Frekuensi % Lebih besar atau sama dengan

5 2 22 100.00

6 3 20 90.91

7 6 17 77.27

8 8 11 50.00

9 3 5 22.73

Jumlah 22

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
6,06 CBR
Gambar 4.2 Grafik penentuan CBR design untuk segmen 2 6.06%

Dengan menggunakan persamaan garis linear maka nilai CBR yang mewakili CBR design kepadatan 90% untuk segmen 2 adalah

Untuk mendapatkan Daya Dukung Tanah digunakan Rumus DDT = 1,6649 + 4,3592 Log(CBR)

maka DDT = 5.076

Frekuensi lebih besar atau sama dengan untuk CBR segmen 3

CBR Jumlah Data Frekuensi % Lebih besar atau sama dengan

8 4 18 100.00

9 6 14 77.78

10 4 8 44.44

11 3 4 22.22

12 1 1 5.56

Jumlah 18

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
8,24 CBR
Gambar 4.3 Grafik penentuan CBR design untuk segmen 3 8.24%

Dengan menggunakan persamaan garis linear maka nilai CBR yang mewakili CBR design kepadatan 90% untuk segmen 3 adalah

Untuk mendapatkan Daya Dukung Tanah digunakan Rumus DDT = 1,6649 + 4,3592 Log(CBR)

maka DDT = 5.658


5.9 Menentukan tebal taksiran plat beton

a. Semua Segmen

Grafik 5.9.1 Grafik Perencanaan fcr = 4,24 Mpa , Lalu-Lintas luar


kota, Dengan Ruji FKB = 1,0

Karena CBR Efektif untuk semua segmen nilainya yaitu 33,0%,


25,1% dan 19,0% maka plot untuk semua segmen yaitu

Tebal Taksiran Pelat Beton yang digunakan 20 cm

Setelah dicoba dengan tebal taksiran pelat beton semen 19 cm,


menunjukan bahwa jumlah persentase fatik lebih besar 100%,
sehingga di taksir kembali dengan tebal plat 20 cm

MOH SUFI SIDDIQ / F 111 17 181


5.10 Menentukan tegangan ekivalen (TE) dan faktor erosi (FE) untuk STRT

a. Segmen 1
Tabel 5.10.1 Tegangan ekivalen (TE) dan faktor erosi (FE) untuk STRT

Dari Hasil Interpolasi Tabel, Untuk Tebal Slab 20 cm dan CBR efektif 33.0% diperoleh :

Tegangan Ekivalen STRT = 0.834


Tegangan Ekivalen STRG = 1.260
Tegangan Ekivalen STdRG = 1.060
Faktor Erosi STRT = 1.734
Faktor Erosi STRG = 2.334
Faktor Erosi STdRG = 2.368

b. Segmen 2

Tabel 5.10.2 Tegangan ekivalen (TE) dan faktor erosi (FE) untuk STRT

Dari Hasil Interpolasi Tabel, Untuk Tebal Slab 20 cm dan CBR efektif 25.0% diperoleh :

Tegangan Ekivalen STRT = 0.850


Tegangan Ekivalen STRG = 1.300
Tegangan Ekivalen STdRG = 1.100
Faktor Erosi STRT = 1.750
Faktor Erosi STRG = 2.350
Faktor Erosi STdRG = 2.400

MOH SUFI SIDDIQ / F 111 17 181


c. Segmen 3

Tabel 5.10.3 Tegangan ekivalen (TE) dan faktor erosi (FE) untuk STRT

Dari Hasil Interpolasi Tabel, Untuk Tebal Slab 20 cm dan CBR efektif 19% diperoleh :

Tegangan Ekivalen STRT = 0.862


Tegangan Ekivalen STRG = 1.334
Tegangan Ekivalen STdRG = 1.126
Faktor Erosi STRT = 1.762
Faktor Erosi STRG = 2.362
Faktor Erosi STdRG = 2.422

MOH SUFI SIDDIQ / F 111 17 181


5.11 Menentukan faktor rasio tegangan (FRT)

a. Segmen 1

TE STRT 0.834
FRT STRT = = = 0.209
fcf 4.0

TE STRG 1.26
FRT STRG = = = 0.315
fcf 4.0

TE STdRG 1.06
FRT STdRG = = = 0.265
fcf 4.0

b. Segmen 2

TE STRT 0.85
FRT STRT = = = 0.213
fcf 4.0

TE STRG 1.3
FRT STRG = = = 0.325
fcf 4.0

TE STdRG 1.1
FRT STdRG = = = 0.275
fcf 4.0

c. Segmen 3

TE STRT 0.862
FRT STRT = = = 0.216
fcf 4.0

TE STRG 1.334
FRT STRG = = = 0.334
fcf 4.0

TE STdRG 1.126
FRT STdRG = = = 0.282
fcf 4.0

MOH SUFI SIDDIQ / F 111 17 181


Grafik Repitisi ijin untuk analisa erosi segmen 2 (STdRG)

MOH SUFI SIDDIQ / F 111 17 181


Grafik Repitisi ijin untuk analisa fatik segmen 2 (STdRG)

MOH SUFI SIDDIQ / F 111 17 181


ABD LATIF / F 111 17 058

Tabel 5.3a analisa fantik dan erosi ( Segmen 1 )

Analisa Fatik Analisa Erosi


Beban Rencana Repitisi yang Faktor Tegangan dan
Jenis Sumbu Beban Sumbu ton (kN) Persen Persen
Per roda (kN) terjadi Erosi Repitisi Ijin Repitisi Ijin
Rusak (%) Rusak (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
STRT 3.06 30.60 16.83 2.16E+06 TE = 0.834 TT TT
2.82 28.22 15.52 1.38E+07 FRT = 0.209 TT TT
6.25 62.50 34.38 7.84E+05 FE = 1.734 TT TT
7.56 75.60 41.58 1.38E+05 TT TT

STRG 5.94 59.40 16.34 2.16E+06 TE = 1.260 TT TT


5.48 54.78 15.06 1.38E+07 FRT = 0.315 TT TT
11.76 117.60 32.34 1.38E+05 FE = 2.334 1.00E+07 1 1.50E+07 1

STdRG 18.75 187.50 25.78 7.84E+05 TE = 1.060 TT TT


22.68 226.80 31.19 1.38E+05 FRT = 0.265 TT 1.00E+07 1
FE = 2.368
Total 1 <100% 2 <100%

Keterangan : TE = tegangan ekivalen; FRT = faktor rasio tegangan; FE = faktor erosi; TT = tidak terbatas

(3) = (2) * Fkb / Jumlah roda


(7) = (4) * 100 / (6)
(9) = (4) * 100 / (8)

Karena % rusak fatik (telah) lebih kecil (mendekati) 100% maka tebal pelat diambil 20 cm
ABD LATIF / F 111 17 058

Tabel 5.3a analisa fantik dan erosi ( Segmen 2 )

Analisa Fatik Analisa Erosi


Beban Sumbu ton Beban Rencana Repitisi yang Faktor Tegangan dan
Jenis Sumbu Persen Persen Rusak
(kN) Per roda (kN) terjadi Erosi Repitisi Ijin Repitisi Ijin
Rusak (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
STRT 3.06 30.60 16.83 2.16E+06 TE = 0.850 TT TT
2.82 28.22 15.52 1.38E+07 FRT = 0.213 TT TT
6.25 62.50 34.38 7.84E+05 FE = 1.750 TT TT
7.56 75.60 41.58 1.38E+05 TT TT

STRG 5.94 59.40 16.34 2.16E+06 TE = 1.300 TT TT


5.48 54.78 15.06 1.38E+07 FRT = 0.325 TT TT
11.76 117.60 32.34 1.38E+05 FE = 2.350 1.00E+07 1 1.00E+07 1

STdRG 18.75 187.50 25.78 7.84E+05 TE = 1.100 TT TT


22.68 226.80 31.19 1.38E+05 FRT = 0.275 TT 1.00E+07 1
FE = 2.400
Total 1 <100% 3 <100%

Keterangan : TE = tegangan ekivalen; FRT = faktor rasio tegangan; FE = faktor erosi; TT = tidak terbatas

(3) = (2) * Fkb / Jumlah roda


(7) = (4) * 100 / (6)
(9) = (4) * 100 / (8)

Karena % rusak fatik (telah) lebih kecil (mendekati) 100% maka tebal pelat diambil 20 cm
ABD LATIF / F 111 17 058

Tabel 5.3a analisa fantik dan erosi ( Segmen 3 )

Analisa Fatik Analisa Erosi


Beban Sumbu Beban Rencana Repitisi yang Faktor Tegangan dan
Jenis Sumbu Persen Rusak
ton (kN) Per roda (kN) terjadi Erosi Repitisi Ijin Repitisi Ijin Persen Rusak (%)
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
STRT 3.06 30.60 16.83 2.16E+06 TE = 0.862 TT TT
2.82 28.22 15.52 1.38E+07 FRT = 0.216 TT TT
6.25 62.50 34.38 7.84E+05 FE = 1.762 TT TT
7.56 75.60 41.58 1.38E+05 TT TT

STRG 5.94 59.40 16.34 2.16E+06 TE = 1.334 TT TT


5.48 54.78 15.06 1.38E+07 FRT = 0.334 TT TT
11.76 117.60 32.34 1.38E+05 FE = 2.362 2.00E+06 7 1.00E+07 1

STdRG 18.75 187.50 25.78 7.84E+05 TE = 1.126 TT TT


22.68 226.80 31.19 1.38E+05 FRT = 0.282 TT 6.00E+06 2
FE = 2.422
Total 7 <100% 4 <100%

Keterangan : TE = tegangan ekivalen; FRT = faktor rasio tegangan; FE = faktor erosi; TT = tidak terbatas

(3) = (2) * Fkb / Jumlah roda


(7) = (4) * 100 / (6)
(9) = (4) * 100 / (8)

Karena % rusak fatik (telah) lebih kecil (mendekati) 100% maka tebal pelat diambil 20 cm
ABD LATIF / F 111 17 058
ABD LATIF / F 111 17 058
5.12 Sketsa Tebal Perkerasan

a. Segmen 1

20 cm Perkerasan Beton Semen

15
cm Pondasi Bawah

Tanah Dasar
Gambar 6.11.1 Tebal perkerasan pada segmen 1

b. Segmen 2

20 cm Perkerasan Beton Semen

13
cm Pondasi Bawah

Tanah Dasar
Gambar 6.11.2 Tebal perkerasan pada segmen 2

c. Segmen 3

20 cm Perkerasan Beton Semen

12
cm Pondasi Bawah

Tanah Dasar
Gambar 6.11.3 Tebal perkerasan pada segmen 2

ABD LATIF / F 111 17 058


5.13 Perhitungan Tulangan
Perkerasan Beton Bersambung Dengan Tulangan

- Tebal Pelat (h) = 20 cm


- Lebar Pelat (L) = 2 x 3.5 m
- Panjang Pelat (P) = 8 m
- koefisien gesek antar pelat
= 1.5 (Tabel 21)
beton dengan pondasi bawah (µ)
- Kuat tarik ijin baja (fs) = 240 Mpa = 2447.33 Kg/m2
- Berat isi beton (M) = 2400 Kg/m3
- Gravitasi (g) = 9.81 m/s2

Gambar 5.13.1 Struktur perkerasan Beton Bersambung Dengan Tulangan

Tabel 5.13.1 Ukuran dan berat tulangan polos anyaman las

MOH SUFI SIDDIQ / F 111 17 181


a. Tulangan memanjang
𝐴_𝑠=(𝜇.𝑃.𝑀.𝑔.ℎ)/(2.𝑓_𝑠 )

As = 1.5 x 8 x 2400 x 9.81 x 0.2


= 117.72 mm2/m'
2 x 240

As min = 0.1% x 200 x 1000 = 200 mm2/m' > As perlu


Dicoba tulangan diameter 8 mm,Jarak 200 mm, As = 201 mm /m'
2

b. Tulangan melintang
𝐴_𝑠=(𝜇.𝐿.𝑀.𝑔.ℎ)/(2.𝑓_𝑠 )

As = 1.5 x 7 x 2400 x 9.81 x 0.2


= 103.005 mm2/m'
2 x 240

As min = 0.1% x 200 x 1000 = 200 mm2/m' > As perlu


Dicoba tulangan diameter 8 mm,Jarak 250 mm, As = 251 mm2/m'

c. Penentuan Dowel

- Tebal Pelat (h) = 20 cm


- maka diameter dowel (dd) = 33 mm (Tabel 25)
- Panjang dowel (Ld) = 450 mm
- jarak dowel = 300 mm

Gambar 6.12.2 Sambunga dengan menggunakan dowel

MOH SUFI SIDDIQ / F 111 17 181


d. Batang Pengikat (Tie Bar)

- jarak antar sambungan = 3.5 m


- diameter tie bar = 16 mm (besi ulir dengan mutu minimum BJTU-24)

- luas penampang tulangan permeter panjang sambugan (mm 2 )


𝐴_𝑡=204 𝑥 𝑏 𝑥 ℎ
= 204 x 3.5 x 0.2 = 142.8 mm2
- panjang batang pengikat (mm)
I = (3.83 x ϕ ) + 75
= 136.28 mm = 13.628 cm = 14 cm
- jarak antar Tie bar (cm)
= 75 cm

Gambar 6.12.3 Sambunga dengan menggunakan Tie Bar

MOH SUFI SIDDIQ / F 111 17 181


MOH SUFI SIDDIQ / F 111 17 181

Anda mungkin juga menyukai