Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU

Diketahui data parameter jalan sebagai berikut:


CBR tanah dasar : 4%
Kuat tarik lentur (f cf) : 4.25 Mpa
Bahan pondasi bawah : stabilisasi
Mutu baja tulangan : BJTU 24 (fy tegangan leleh = 2400 kg/cm
2
)
Koefisien gesek antara pelat beton () : 1.0
dengan pondasi
Bahu jalan : ya (beton)
Ruji (dowel) : ya
Data lalu lintas harian rata-rata :
Mobil penumpang : 1000 buah/hari
Bus : 150 buah/hari
Truk 2as kecil : 10 buah/hari
Truk 2as besar : 5 buah/hari
Truk 3as : 5 buah/hari
Truk gandengan : 2 buah/hari
Pertumbuhan lalu lintas : 4% per tahun
Umur rencana : 20% tahun
Direncanakan perkerasan beton bersambung dengan tulangan (BBDT) untuk jalan 2 lajur 1
arah

Tabel 5.1 Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan Jenis dan Bebannya

Sumber: Hasil Perhitungan


Jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) selama umur rencana (20 tahun)

JSKN= 365 x JSKNH x R (R diambil dari tabel 3)

Tabel 5.2 Faktor Pertumbuhan Lalu lintas (R)

Sumber: Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen (2003)

JSKN= 365 x 348 x 29,8
JSKN= 3785196

JSKN rencana= 0,7 x 3785196
JSKN rencana= 2649637,2

b. Perhitungan repetisi sumbu yang terjadi
Setelah JSKN rencana didapatkan, lalu dihitung repetisi sumbu rencana untuk
mengecek apakah repetisi yang terjadi sesuai dengan JSKN rencana tadi, yaitu sebesar
2649637,2.
Tabel 5. 3 Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana

Sumber: Hasil perhitungan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas didapatkan bahwa jumlah repetisi sumbu
rencana sudah sama dengan JSKN rencana yang dihitung pada tahap sebelumnya yaitu
sebesar 2649637,2.

c. Perhitungan tebal pelat
Setelah didapatkan JSKN rencana sama dengan repetisi sumbu rencana, maka
dilakukan perhitungan tebal pelat beton sebagai berikut:
Sumber data beban : (asumsi)
Jenis perkerasan : BBDT
Jenis bahu : beton
Umur rencana : 20 tahun
JSK : 2649637,2 = 2,6 . 10
6

Faktor keamanan beban : 1,1 (Tabel 4)

Tabel 5.4 Faktor keamanan beban (F
kb
)

Sumber: Perencanaan Perkerasan Beton Semen (2003)

Kuat tarik lentur beton (f'cf) umur 28 hari : 4,25 Mpa
Jenis dan tebal lapis pondasi : Stabilisasi semen 10 cm
Selanjutnya yaitu mencari CBR tanah dasar berdasarkan jumlah repetisi sumbu
dan jenis bahan pengisi pondasi bawah. Pada contoh ini menggunakan campuran beton
kurus sebagai pengisi pondasi bawah dengan ketebalan 100 mm. Maka berdasarkan
Gambar 5.7 didapatkan nilai CBR tanah dasar rencana sebesar 2%.

Gambar 5.7 Tebal pondasi bawah minimum untuk perkerasan beton semen
Sumber: Perencanaan Perkerasan Beton Semen (2003)

CBR tanah dasar : 2%
Selanjutnya yaitu mencari CBR tanah dasar efektif berdasarkan nilai CBR tanah rencana
tadi (2%) dan jenis bahan pengisi pondasi bawahnya. Berdasarkan Gambar 5.7
didapatkan nilai CBR tanah dasar efektif sebesar 14%.

Gambar 5.8 CBR tanah dasar efektif dan tebal pondasi bawah
Sumber: Perencanaan Perkerasan Beton Semen (2003)

CBR efektif : 14%
Selanjutnya yaitu mencari tebal pelat beton berdasarkan beberapa parameter seperti mutu
beton, dengan/tanpa ruji, jenis lalu lintas, faktor keamanan, JSKN rencana, dan tebal sereta
jenis bahan pengisi pondasi bawahnya.

Gambar 5.9 Contoh Grafik Perencanaan, f
cf
= 4,25 Mpa, Lalu Lintas Dalam Kota,
Dengan Ruji, F
kb
= 1,1
Sumber: Perencanaan Perkerasan Beton Semen (2003)
Dari Gambar 5.9 di atas didapatkan tebal pelat beton sebsar 16,5 cm.
Tebal taksiran pelat beton :16,5 cm

Selanjutnya yaitu menghitung analisa fatik dan erosi. Pada perhitungan ini gunakan Tabel
5.5 untuk mendapatkan nilai tegangan ekivalen dan faktor erosi tiap jenis sumbu
berdasarkan tebal slab beton dan CBR tanah dasar efektif. Untuk menghitung repetisi
beban berdasarkan faktor fatik dan erosi gunakan Gambar 5.10 dan Gambar 5.11 .








Tabel 5.5 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan dengan Bahu Beton

Sumber: Perencanaan Perkerasan Beton Semen (2003)

Tabel 5.6 Perhitungan Analisa Fatik dan Analisa Erosi

Sumber: Hasil perhitungan
Keterangan:
TE = tegangan ekivalen (dari Gambar 5.5 )
FRT = faktor rasio tegangan = tegangan ekivalen/f
cf

FE = faktor erosi (Gambar 5.5)
TT = tidak terbatas








ANALISIS FATIK
STRT STRG

STdRG

Gambar 5.10 Analisis Fatik untuk STRT, STRG, dan STdRG



ANALISIS EROSI
STRT STRG

STdRG


Gambar 5.11 Analisis Erosi untuk STRT, STRG, dan STdRG

Dari perhitungan di atas terlihat bahwa total kerusakan akibat fatik dan atau erosi 100%,
sehingga tebal pelat beton sebesar 16,5 cm tadi dapat dijadikan sebagai tebal rencana
perkerasan beton semen.

d. Perhitungan Tulangan
Perkerasan beton bersambung dengan tulangan
Tebal pelat : 16,5 cm
Lebar pelat : 2 x 3 m
Panjang pelat : 10 m
Koefisien gesek antara pelat beton : 1,0
dengan pondasi bawah
Kuat tarik ijin baja : 240 MPa
Berat isi beton : 2400 kg/m
Gravitasi : 9,81 m/dt
Tulangan Memanjang
As = .L.M.g.h
2fs
As = 80.9325 mm/m'
As min = 165 mm/m' > As perlu
Dipergunakan tulangan diamater 12 mm, jarak 22,5 cm

Tulangan Melintang
As = .L.M.g.h
2fs
As = 48.5595 mm/m'
As min = 165 mm/m' > As perlu
Dipergunakan tulangan diamater 12 mm, jarak 45,0 cm

Anda mungkin juga menyukai