(Rigid Pavement)
Metoda
BINA MARGA
SIFAT UMUM :
1. Bahan Perkerasan : Agregat dan semen
2. Modulus Elastisitas (E)
E Beton = 40.000 MPa
E Aspal = 4.000 MPa
E Beton ≥ 10 kali E Aspal
3. Konstruksi Perkerasan Kaku : Single Layer / Satu Lapis
Pelat Beton = Utama
Subbase = Pendukung
4. Perkerasan kaku : Perkerasan Mutu Tinggi
Flexural Strength = 45 kg/cm2
Kuat Tekan = 350 kg/cm2 setara K 375 – K 425
Tebal ~ 25 cm = kapasitas 8 juta repetisi SAL
Ekivalen Perkerasan Beton 25 cm ~ 55 cm Perkerasan Aspal
5. Perkerasan Beton lebih tahan terhadap pelapukan dibandingkan Aspal, karena
aspal banyak mengandung bahan organik
6. Laju kerusakan perkerasan disebabkan oleh : pelapukan, penuaan, keausan
Maka perkerasan beton membutuhkan pemeliharaan lebih ringan dari
perkerasan aspal
7. Penyebaran Beban
Dengan E besar : Perkerasan beton mempunyai kemampuan penyebaran beban
kebawah lebih tinggi dari perkerasan aspal
8. Biaya Konstruksi
Beton : Biaya Awal besar, Pemeliharaan kecil
Aspal : Biaya Awal kecil, Pemeliharaan besar
9. Kekakuan Beton
Compressive Strength (kuat tekan) : K = 350 – 400 kg/cm2
Flexural Strength (kuat lentur) : Fx = 40 – 45 kg/cm2
Hubungan antara K dan Fx
Tulangan polos
PARAMETER :
1. Kekuatan Tanah Dasar : CBR , k (subgrede reaction)
2. Modulus keruntuhan lentur beton (Flexural Strength/F)
3. Beban Lalu Lintas
BEBAN LALU LINTAS
Prosedur :
1. Hanya mengambil Kendaraan Niaga : ≥ 5 ton
2. Dipilih Konfigurasi Sumbu :
STRT (Sumbu Tunggal Roda Tunggal)
STRG (Sumbu Tunggal Roda Ganda)
STd RG (Sumbu Tandem Roda Ganda)
3. Lalu Lintas Rencana :
a.Hitung LHR pada akhir UR
b.LHR awal UR
c. Bila ada, konversikan sumbu tridem ke beban sumbu ganda yaitu beban
sumbu tridem = 2 x sumbu ganda
d.Hitung jumlah sumbu Kendaraan Niaga (JSKN) selama UR
JSKN UR = 365 x JSKN H x R
JSKN H = jumlah total sumbu kendaraan maks harian pada saat jalan dibuka
R = Faktor pertumbuhan lalu lintas selama UR
Nilai R
Laju Pertumbuhan Lalu Lintas (i) %
UR
0 2 4 6 8 10
5 5 5,2 5,4 5,8 5,9 6,1
10 10 10,9 12 13,2 14,5 15,9
15 15 17,3 20 23,3 27,2 31,8
20 20 24,3 29,8 36,8 45,8 57,3
25 25 32 41,6 54,9 3,1 98,3
30 30 40,6 56,1 79,1 113,3 164,5
35 35 50 73,7 111,4 172,3 271
40 40 60,4 95 154,8 259,1 442,6
e. Hitung Jumlah sumbu kendaraan Niaga Rencana per lajur jalan
JSKN UR lajur = JSKN UR x C
C = Koef Distribusi Kendaraaan
f. Hitung Jumlah repetisi Kumulatif untuk tiap kombinasi konfigurasi beban
sumbu pada lajur rencana
Tabel Koefisien Distribusi Kendaraan dalam lajur
Langkah 2 :
1. Menghitung jumlah konfigurasi beban sumbu untuk masing-
masing jenis kendaraan niaga dan JSKN h
2. Menghitung jumlah sumbu Kendaraan niaga (JSKN) rencana
JSKN UR = 365 x JSKN H x R
365 x 4384 x 54,9 = 8,78 x 107
JSKN UR lajur = JSKN UR x C
8,78 x 107 x 0,45 = 3,95 x 107
3. Menghitung jumlah repetisi kumulatif tiap kombinasi / beban
sumbu pada lajur rencana
Konfigurasi Beban Sumbu STRT STRG STdRG
Kendaraan
Jumlah Kendaraan
Jenis kendaraan
ton bh ton bh ton bh
(ton) (ton) (ton) (ton)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
MP 1 1 - - 1995 - - - - - - - -
Bus 8 ton 3 5 - - 293 2 586 3 293 5 293 - -
Truk 2 as 6 ton 2 4 - - 754 2 1508 2 754 - - - -
- - 4 754 - - - -
Truk 2 as 13 ton 5 8 - - 685 2 1370 5 685 8 685 - -
Truk 3 as Td 20
ton 6 14 - - 410 2 820 6 410 - - 14 410
Truk Gdg 5 as 30
ton 6 14 5 5 25 4 100 6 25 - - 14 25
- - 5 25
- - 5 25
Jumlah 4384 2971 978 435
Keterangan :
RD : Roda Depan
RB : Roda Belakang
RGD : Roda Gandeng Depan
RGB : Roda Gandeng Belakang
BS : Beban Sumbu
JS : Jumlah Sumbu
STRT : Sumbu Tunggal Roda Tunggal
STRG : Sumbu Tunggal Roda Ganda
STdRG : Sumbu Tandem Roda Ganda
Jenis Beban Jumlah % Beban Proporsi Lalu repetisi
Sumbu Sumbu sumbu Terhadap Sumbu Lintas Sumbu Yg
(ton) Total Rencana Terjadi
1 2 3 4 5 6 7
= (4)x(5)x(6)
4384 3,95E+07
Langkah 3 : Memilih Tipe struktur perkerasan
1.Sifat dan Jenis Struktur
Menggunakan Ruji (dowel)
Tanpa Bahu Beton
Fcf = 4,25 (kuat tarik lentur)
Lapis pondasi bawah : stabilisasi semen 12,5 cm
CBR tanah dasar 4,5 %
CBR efektif : 20 % (grafik 4.11)
FKB = 1,2
2. Tipe BBTT, BBDT, BMDT
Sumbu Sumbu Sumbu Rencana yang tegangan Repetisi % Rusak Repetisi % Rusak
5 50 30 6,63E+06 FE = 2,08 TT 0 TT 0
FRT =
4 40 24 6,80E+06 0,205 TT 0 TT 0
3 30 18 2,64E+06 TT 0 TT 0
2 20 12 6,80E+06 TT 0 TT 0
5 50 15 2,64E+06 FE = 2,69 TT 0 TT 0
FRT = 0,334
FE = 2,81
FRT = 0,287
0,00E+00 4,66E+01
Jenis Beban Beban Beban Repetisi Faktor Analisa Fatik Analisa Erosi
Sumbu Sumbu Sumbu Rencana yang tegangan Repetisi % Rusak Repetisi % Rusak
1 2 3 4 5 6 7 8 9
5 50 30 TT FE = 2,03 TT 0 TT 0
FRT =
4 40 24 TT 0,219 TT 0 TT 0
3 30 18 TT TT 0 TT 0
2 20 12 TT TT 0 TT 0
5 50 15 TT FE = 2,63 TT 0 TT 0
FRT = 0,355
FE = 2,76
FRT = 0,301
0,00E+00 2,71E+01
Penulangan Pelat
1. Tipe BBTT
Pelat tidak ditulangi secara struktural hanya dipasangi ruji dan
batang pengikat
Tebal Pelat beton 210 mm
Lebar Pelat = 4 x 3,5 m (untuk 4 lajur tanpa median)
Sambungan susut melintang dipasang tiap jarak 4 – 5 m (diambil 5
m)
Gunakan tebal 21 cm, ruji Ø 33 mm, panjang 45 cm dengan jarak
30 cm
Sambungan memanjang dipasang batang pengikat dengan tulangan
Ø 20 mm panjang 70 cm dengan jarak 75 cm.
Penulangan Pelat
2. Tipe BBDT
Memerlukan tulangan memanjang dan melintang
a. Tulangan Memanjang
Tebal Pelat beton 210 mm
Lebar Pelat = 4 x 3,5 m (untuk 4 lajur tanpa median)
Panjang Pelat (L) antara 8 – 15 m (diambil 15 m)
Koef gesekan (bound breaker) dengan µ = 1,5
Baja BJTU 24, kuat tarik leleh fy = 240 Mpa
Kuat tarik ijin fs = 0,6 x 240 = 144 Mpa
Berat isi beton (M) = 2400 kg/m3
Gravitasi g = 9,81
Maka :
As perlu = µ . L . M. g . h / 2 fs = 1,5 x 15 x 2400 x 9,81 x 0,21 / 2 x 144
= 386,3 mm2/m’ lebar
As min = 0,14 % x luas pelat = 0,14 x 210 x 1000 = 294 mm2/m’ < As perlu
Dipakai tulangan Ø 10 – 200 = As = 393 mm2/m’ lebar > 386,3
Penulangan Pelat
b. Tulangan Melintang
As perlu = µ . L . M. g . h / 2 fs = 1,5 x 14 x 2400 x 9,81 x 0,21 / 2 x 144
= 360,5 mm2/m’ lebar
As min = 0,14 % x luas pelat = 0,14 x 210 x 1000 = 294 mm2/m’ < As perlu
Dipakai tulangan Ø 10 – 200 = As = 393 mm2/m’ lebar > 360,5
Penulangan Pelat
2. Tipe BMDT
Memerlukan tulangan memanjang dan melintang
a. Tulangan Memanjang
Tebal Pelat beton 210 mm
Lebar Pelat = 4 x 3,5 m (untuk 4 lajur tanpa median)
Panjang Pelat (L) antara 8 – 15 m (diambil 15 m)
Koef gesekan (bound breaker) dengan µ = 1,5
Kuat tekan beton (fc’) = 310 kg/cm2 (Tabel 4.20, n = 6)
Fcf = 4,25
Fct = 0,5 x Fcf = 0,5 x 4,25 = 2,125 Mpa = 21,25 kg/cm2
Baja BJTU 32, kuat tarik leleh fy = 320 Mpa = 3200 kg/cm2
Sambungan susut dipasang setiap jarak 75 cm
Ruji dipasang Ø 33 mm, panjang 45 cm dan jarak 30 cm
Maka :
Ps = 100 x Fct (1,3 – 0,2 µ) / (fy – n x Fct)
= 100 x 21,25 (1,3 – 0,2 x 1,5) / (3200 – 6 x 21,25) = 0,70 %
As perlu = 0,7 x 100 x 20 = 14 cm2
As min = 0,6 % x 100 x 20 = 12 cm2 < As perlu
Dipakai tulangan Ø 16 – 100 mm =As = 20,11 cm2
b. Tulangan Melintang
As perlu = µ . L . M. g . h / 2 fs = 1,5 x 14 x 2400 x 9,81 x 0,21 / 2 x 144
= 360,5 mm2/m’ lebar
As min = 0,14 % x luas pelat = 0,14 x 210 x 1000 = 294 mm2/m’ < As perlu
Dipakai tulangan Ø 12 – 300 = As = 377 mm2/m’ lebar > 360,5