Anda di halaman 1dari 56

PELAKSANAAN PEKERJAAN

PERKERASAN KAKU
(RIGID PAVEMENT)

KELOMPOK 2
-
-
-
-
- RAHMAT HIDAYAT / F 111 16 228
-
-
-
-
1
2
 Life-cycle-cost lebih murah dari pada perkerasan aspal.

 Tidak terlalu peka terhadap kelalaian pemeliharaan.

 Tidak terlalu peka terhadap kelalaian pemanfaatan


(overloading).

 Semen adalah material produksi dalam negeri sehingga tidak


tergantung dari import.

 Keseluruhan tebal perkerasan jauh lebih kecil dari pada


perkerasan aspal sehingga dari segi lingkungan / environment
lebih menguntungkan.
3
Keuntungan keuntungan
Ketahanan thd pelapukan / oksidasi : Konstruksi
semen relatif lebih sedikit mengandung bahan-bahan
organik (C) dari pada aspal. Jadi perkerasan beton
semen lebih tahan terhadap oksidasi (penuaan/ageing)
dari pada perkerasan aspal.

Kebutuhan pemeliharaan : Pemeliharaan perkerasan


kaku lebih murah/jarang dari pada perkerasan fleksibel.

Biaya konstruksi : Pada saat sekarang, biaya


konstruksi kedua jenis perkerasan hampir sama.

4
 Permukaan perkerasan beton semen mempunyai riding comfort
yang lebih jelek dari pada perkerasan aspal, yang akan sangat
terasa melelahkan untuk perjalanan jauh.

 Warna permukaan yang keputih-putihan menyilaukan di siang


hari, dan marka jalan (putih/kuning) tidak kelihatan secara kontras.

 Perbaikan kerusakan seringkali merupakan perbaikan keseluruhan


konstruksi perkerasan sehingga akan sangat mengganggu lalu
lintas.

5
KERUGIAN –KERUGIAN :

Pelapisan ulang / overlay tidak mudah


dilakukan.

Ketidaksempurnaan hasil pekerjaan akibat


kurang telitinya pelaksanaan pekerjaan di
lapangan tidak mudah diperbaiki.

Perbaikan permukaan yang sudah halus


(polished) hanya bisa dilakukan dengan grinding
machine atau pelapisan ulang dengan campuran
aspal, yang kedua-duanya memerlukan biaya
yang cukup mahal.
6
Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) adalah struktur yang terdiri dari plat beton semen
yang bersambungan (tidak menerus) dengan atau tanpa tulangan, atau plat beton
menerus dengan tulangan, yang terletak di atas lapis pondasi bawah, tanpa atau
dengan aspal sebagai lapis permukaan.
Perkerasan kaku dikelompokkan menjadi:
 Perkerasan Beton Semen, yaitu perkerasan kaku dengan beton sebagai lapisan
aus.
Terdapat 4 (empat) jenis perkerasan beton semen:
 Perkerasan beton semen dengan sambungan tanpa tulangan (jointed
unreinforced/plain concrete pavement);
 Perkerasan beton semen dengan sambungan dengan tulangan (jointed
reinforced concrete pavement);
 Perkerasan beton semen menerus (tanpa sambungan) dengan tulangan
(continuously reinforced concrete pavement);
 Perkerasan beton semen pratekan (prestressed concrete pavement).

 Perkerasan Komposit, yaitu perkerasan kaku dengan plat beton sebagai lapis
pondasi dan aspal beton (AC) sebagai lapis permukaan (struktural).

7
 Instal Bekisting
Setelah dilakukan pengukuran oleh tim surveyor dengan theodolite & waterpass.
 Instal plastik,profil kayu,dowel
Lembaran plastik dihamparkan diatas lean concrete sebagai alas
beton. Dowel terbuat dari besi yang ditutup PVC agar beton bisa bergerak (tidak
terikat tulangan). Besi polos ф25mm dipasang memanjang & besi ulir ф19mm
dipasang melintang.
 Hauling & Pouring Beton
Beton dituangkan perlahan-lahan sesuai ketebalan yang direncanakan. Perhatikan
cuaca & suhu karena beton yang digunakan slum-nya sangat rendah (±5 cm). Untuk
menghindari retak rambut,sebaiknya dilakukan saat malam hari (terutama untuk
daerah panas).
 Spreading
Beton diratakan keseluruh lebar jalan menggunakan spreader.

8
 Vibrating
Vibrating yaitu proses penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat
sehingga tidak terjadi keropos.
 Pekerjaan Jidar
Pekerjaan ini dilakukan untuk menguji kerataan permukaan beton. Dilakukan
dengan mengetok jidar alumunium diatas permukaan beton. Jika ada permukaan
yang bergelombang, maka ditambah adukan beton yang telah diambil 2/3 splitnya.
 PekerjaanTrowelling
Sambil menunggu beton setting (proses mengeras) penghalusan permukaan beton
terus dilakukan. Hasil trowel ini sangat bagus dengan permukaan kelihatan rata &
mengkilap.
 Grooving dan Perencanaan
Grooving dan perencanaan yaitu pemberian tekstur pada permukaan
beton. Dilakukan oleh orang yang dapat mengenal tingkat kekerasan beton.

9
 Curing Compound
Untuk melindungi beton dari retak rambut akibat cepatnya susut beton. Hal ini
harus lebih diperhatikan bila pelaksanaannya di siang hari. Bahan yang digunakan
berupa produk perawatan beton yang banyak di pasaran. Penyemprotannya
dilakukan setelah grooving saat beton belum mengeras.
 PekerjaanTenda Pelindung
Mengurangi terlalu cepatnya penguapan pada permukaan beton. Melindungi dari
benda-benda jatuh atau binatang. Melindungi bila tiba-tiba terjadi hujan.
 Curing dengan Karung
Perawatan beton setelah umur 1-7 hari. Dengan menutup permukaan beton
dengan karung goni yang dibasah. Hal ini,untuk mencegah retak rambut beton
akibat susut yang terlalu cepat.
 Cutting
Dilakukan dengan mesin pemotong khusus (Cutter Beton). Pemotongan beton
dilakukan saat beton masih cukup lunak,kira-kira jam ke 12-18 setelah pengecoran.

10
11
JENIS-JENIS
PERKERASAN KAKU

- Perkerasan beton semen


dengan sambungan tanpa
tulangan
(Jointed unreinforced/plain
concrete pavement);
- Perkerasan beton semen
dengan sambungan dengan
tulangan (Jointed reinforced
concrete pavement);
- Perkerasan beton semen
menerus (tanpa sambungan)
dengan tulangan
(Continuously reinforced
concrete pavement);
- Perkerasan beton semen
pratekan (Prestressed
concrete pavement).

12
PENULANGAN
PERKERASAN
KAKU

13
KERUSAKAN STRUKTURAL
PERKERASAN BETON SEMEN

Retak memanjang

Retak sudut (Corner break)

Retak melintang

Pecah 14
Trackline of slipform paving machine (ACPA) 15
Efek dari ketidakseragaman kekuatan tanah dasar
terhadap plat beton rigid pavement

16
 Fungsi sambungan:
- Pada sambungan melintang:
Mengakomodasi gerakan susut.

- Pada sambungan memanjang:


Mengakomodasi gerakan lenting dari pelat beton akibat panas-
dingin pada siang-malam hari.

 Sambungan dibuat dengan saw cut, crack inducer, pada akhir


pentahapan pelaksanaan.
 Pada setiap celah sambungan, harus diisi dengan joint sealant.
 Sambungan diupayakan sesuai dengan pola retak alami plat beton.

17
POLA RETAK ALAMI
PLAT BETON

18
SKEMATIS SAMBUNGAN DAN TULANGAN
SAMBUNGAN

TULANGAN PLAT

TIE BAR
DOWEL

19
 Sebagai penyambung plat beton yang sudah putus (akibat
retak).
 Tulangan sambungan melintang susut (contraction joint), dan
tulangan sambungan melintang pelaksanaan (construction
joint) disebut Dowel (Ruji).
 Tulangan sambungan memanjang disebut Tie Bar (Batang
Pengikat).

20
PEMASANGAN
DOWEL

Pinning dowel cages (ACPA)


(Pemasangan dowel cara manual)

Dowel bar insertion equipment (ACPA)


(Pemasangan dowel cara mekanis)
21
PEMASANGAN TIE BAR SECARA
MEKANIS

Tie Bar Insertor


Wirtgen SP500
22
SAMBUNGAN MELINTANG SAMBUNGAN MEMANJANG
 Sebagai load transfer devices.  Sebagai rotation devices (engsel).
 Sebagai sliding devices.  Berukuran kecil dan berulir
 Berukuran besar dan polos. (deformed bar).
 Satu ujung lekat dengan beton,  Kedua ujung lekat dengan beton.
satu ujung lainnya bebas.  Ditempatkan di tengah-tengah
 Ditempatkan di tengah-tengah tebal plat dan tegaklurus sumbu
tebal plat dan sejajar sumbu jalan.
jalan baik arah vertikal maupun  Tidak overlap dengan tulangan
horizontal. sambungan melintang.
 Mengurangi potensi faulting  Mencegah faulting, gerakan slab
(gerakan slab vertikal), pumping mendatar, dan membantu transfer
dan corner break pada beban
perkerasan beton semen dengan
sambungan.

23
Prinsip kerja
CONCRETE PAVER

Paving direction

Side form

Komponen-komponen mesin penghampar tipikal


(Slip form)

24
25
 Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) adalah
konstruksi perkerasan jalan beton semen portland
 Sebagai lapis pondasi maupun lapis aus seluruhnya
terdiri dari plat beton dengan mutu tinggi
 Lapisan dasar tanah harus dengan CBR ≥ 6 %
 Antara permukaan tanah dan plat beton, dipasang
lantai kerja dengan mutu yang lebih rendah
 Ukuran ketebalan plat beton dan lantai kerja sesuai
dengan gambar dan spesifikasi

26
 Umumnya tebal plat beton berkisar antara 25 cm –
30 cm. Tebal lantai kerja  10 cm.
 Mutu beton untuk plat beton minimal K-350, mutu
beton lantai kerja K-100
 Untuk pekerjaan plat beton dan lantai kerja selain
telah ditentukan dalam spesifikasi, semua harus
mengikuti Peraturan Beton Indonesia (PBI) tahun
1971 serta SNI-SNI yang berhubungan dengan
pekerjaan beton, seperti pengujian kuat beton dan
lain sebagainya

27
 Badan jalan harus
diperiksa
kesesuaiannya
dengan bentuk
elevasi yang
diperlihatkan dalam
gambar
 Badan jalan harus
dalam kondisi halus
dan padat pada saat
beton
ditempatkan/di Cor
 Bagian-bagian acuan
harus disambung
menjadi satu dengan
kokoh dan tidak
boleh bergerak

28
• Acuan-acuan harus
bersih dan diminyaki
setiap hendak
dipergunakan

• Pembongkaran acuan
dilakukan setelah
beton mengeras,
sekurang-kurangnya
12 jam setelah di cor

• Beton dihampar dan


dipadatkan dengan
alat penggetar

• Tidak boleh ada


segregasi dalam
beton

29
 Pembesian termasuk
penempatan dowel bar,
tie bar dan penulangan
baja pada pelaksanaan
perkerasan kaku.

30
 Dowel bar bisa dipasang sebelum pengecoran dgn
menggunakan dowel basket, atau setelah penghamparan
beton menggunakan pemasang dowel bar otomatis,
pemasangan ini merupakan masalah kritis untuk
mendapatkan joint load transfer, pemasangan yg miring,
terlalu dangkal atau berkarat dapat menyebabkan kerusakan
patah, retak pada sambungan.

31
• Dowel bar harus bebas
dari karat, dan
diproteksi dgn
memakai epoxy
coating atau stainless
stell cladding

• Dowel harus dilumasi


dengan gemuk atau oli
untuk mencegah
pelekatan dgn beton

• Bila terlalu banyak


gemuk maka akan
terjadi rongga yang
bisa dimasuki air.

32
 Tulangan baja harus
ditempatkan sesuai
gambar dan setelah
pemadatan beton
tebal selimut beton
adalah 60  10 mm dari
permukaan akhir plat.
 Permukaan perkerasan
beton yang akan
digunakan sebagai
permukaan jalan harus
diberi alur (groove)
 Toleransi kerataan
pada alinyemen
horizontal dalam 4m
panjang mendatar
permukaan slab beton
≤ 10 mm

33
 Penggergajian
dilakukan
menggunakan
piringan yg
berputar baik dgn
intan ataupun
abrasive blades.
 Penggergajian dgn
intan akan
menghasilkan
panas yg tinggi
sehingga piringan
harus diberi air
supaya tidak lumer.

34
 Sambungan-
sambungan harus
dibuat sesuai tipe,
ukuran dan pada
lokasi seperti yang
ditentukan dalam
gambar
 Semua
sambungan harus
dilindungi agar
tidak kemasukan
material yang
tidak dikehendaki
dan kemudian
ditutup dengan
bahan pengisi

35
Pengujian Kepadatan dengan Metode Sand Cone
36
37
Lean concrete sudah dipasang di atas subgrade yang sudah siap
38
Beton dituangkan dengan dumptruck
39
Pengecoran beton plat
40
Cat anti karat
Gemuk

Besi dowel sedang disiapkan, tapi salah karena dowel dilas di kedua sisi.
41
Penyiapan benda uji untuk Flexural
Strength Test dan Compression Test
42
Pelaksanaan Slump Test.
43
Alat penghampar beton mekanis (dengan slip form)
44
45
Texturing / Curing Machine Gomaco Type T/C-400B

46
Pembuatan grooving (texturing) secara manual
47
Penyemprotan curing compound secara manual
48
Hasil texturing secara manual
49
Curing menggunakan
Penyemprotan curingburlap yangsecara
compound selalu manual
dibasahi air.
50
Saw cutting harus dilakukan antara jam ke-4 dan jam ke-24.

51
Pengecoran material rubberized
asphalt untuk joint sealant

Cara pemanasan yang salah

52
Penyisipan pre-compressed asphalt
impregnated polyurethane
53
Plat beton rigid pavement yang sudah jadi masih dalam masa curing
54
Core Drill sebagai salah satu metode pengujian Quality Control.
55
“Paving the way to Heaven”

56

Anda mungkin juga menyukai