Anda di halaman 1dari 32

Struktur Perkerasan Jalan

(pekan-1)
Dosen Pengampu:
Muhammad Hadid
Rencana Pembelajaran Semester
• RPS secara keseluruhan dapat diunduh di Google Classroom
• Kode kelas: nm3ntuz
Pengertian
Perkerasan merupakan struktur yang diletakkan di atas tanah untuk
mendukung beban berulang dari lalu lintas kendaraan (Hardiyatmo,
2017)
Komponen perkerasan (FHWA, 2006)
1. Lapis aus (wearing course)
2. Lapis perkerasan terikat atau tersementasi (aspal dan beton)
3. Lapis pondasi (base course)
4. Tanah dasar (subgrade)
5. Sistem drainase
Fungsi Perkerasan (Hardiyatmo, 2017)
1. Memberikan struktur yang kuat untuk mendukung beban lalu
lintas
2. Memberikan permukaan rata bagi pengendara
3. Memberikan kekasatan atau tahanan gelincir (skid resistance) di
permukaan perkerasan
4. Mendistribusikan beban kendaraan ke tanah dasar secara
memadai, sehingga tanah dasar terlindung dari tekanan yang
berlebihan
5. Untuk melindungi tanah dasar dari pengaruh buruk perubahan
cuaca
Tipe-Tipe Perkerasan
1. Perkerasan Lentur (flexible pavement)
2. Perkerasan kaku (rigid pavement)
3. Perkerasan komposit (composite pavement)
4. Jalan tidak diperkeras (unpaved road)
Perkerasan Lentur (flexible pavement)
Secara Umum perkerasan lentur terdiri dari:
1. Lapisan permukaan (surface course)
2. Lapis pondasi (base course)
3. Lapis pondasi bawah (subbase course)
Perkerasan Lentur
(flexible pavement)
Merupakan struktur perkerasan jalan yang
menggunakan bitumen sebagai bahan
pengikat.
Bahan perkerasan beton aspal:
1. Mineral Agregat
2. Bahan Bitumen (ASMIN atau ASBUTON)
3. Campuran Beton Aspal
Perkerasan Lentur (flexible pavement)
TREATED &
UNTREATED BASE Cement – Treated Base (CTB)
(dicampur/distabilisasi
dengan Semen/ PC)
Treated
Base
Asphalt – Treated Base (ATB)
(dicampur dengan aspal)
BASE untuk pada full-depth asphalt

Untreated Awas : ada juga yang namanya


Base Cement Treated Subbase (CTSB)

IMPROVED SUBGRADE

SUBGRADE

UNIMPROVED SUBGRADE
Perkerasan kaku (rigid pavement)
Perkerasan kaku merupakan struktur perkerasan yang menggunakan
semen sebagai bahan pengikat.
Perkerasan kaku umumnya terdiri dari:
1. Tanah dasar
2. Lapis pondasi
3. Pelat beton (dengan atau tanpa tulangan)
Perbedaan Perkerasan Lentur dan
Perkerasan Kaku
Perkerasan Kaku Perkerasan lentur
1 Komponen perkerasan terdiri dari pelat Komponen perkerasan terdiri dari lapis
beton yang terletak pada tanah atau lapisan permukaan, pondasi atas, dan pondasi bawah
material granuler pondasi bawah
2 Kebanyakan digunakan untuk jalan kelas Digunakan untuk semua kelas jalan dan tingkat
tinggi volume lalu lintas
3 Pencampuran adukan beton mudah dikontrol Pengontrolan kualitas campuran lebih rumit
4 Umur rencana dapat mencapai 20-40 tahun Umur rencana lebih pendek, yaitu sekitar 10-20
tahun, jadi kurang dari perkerasan kaku
5 Lebih tahan terhadap drainase yang buruk Kurang tahan terhadap drainase buruk
6 Biaya awal pembangunan lebih tinggi Biaya awal pembangunan lebih rendah
7 Biaya pemeliharaan kecil. Namun, jika terjadi Biaya pemeliharaan lebih besar
kerusakan biaya pemeliharaan lebih tinggi
Perbedaan Perkerasan Lentur dan
Perkerasan Kaku
Perkerasan Kaku Perkerasan lentur
8 Kekuatan perkerasan lebih ditentukan oleh Kekuatan perkerasan ditentukan oleh
kekuatan pelat beton Kerjasama setiap komponen lapis perkerasan
9 Tebal struktur perkerasan adalah tebal pelat Tebal perkerasan adalah seluruh lapisan
betonnya penduduk perkerasan di atas tanah dasar
10 Perkerasan dibuat dalam panel-panel (untuk Tidak dibuat dalam panel
tipe JPCP dan JRCP), sehingga dibutuhkan
sambungan-sambungan (kecuali tipe CRCP)
Keuntungan dan Kekurangan
Perkerasan Lentur
Perkerasan Kaku Perkerasan lentur
Keuntungan dan Kekurangan
Perkerasan Kaku
Perkerasan Kaku Perkerasan lentur
Permasalahan perkerasan
jalan
Jenis-jenis kerusakan pada jalan
Kerusakan jalan pada perkerasan lentur
1. Pelepasan butir (raveling)
2. Retak (cracking)
3. Alur (rutting)

Kerusakan jalan pada perkerasan kaku


1. Retak memanjang (longitudinal crack)
2. Retak melintang (transverse crack)
3. Gompal pada sambungan (Joint spalling)
4. Pecah sudut (corner break)
5. Pumping
Pelepasan butir (raveling)
Diakibatkan oleh kadar aspal yang rendah, campuran yang kurang
baik, pemadatan yang kurang, segregasi, atau pengelupasan
Pelepasan butir
(raveling)
Retak (cracking)
1. Retak memanjang (longitudinal cracking), retak pararel yang
sejajar dengan sumbu jalan atau arah penghamparan yang dapat
disebabkan oleh pembentukan sambungan memanjang yang
kurang baik, akibat penyusutan lapis beton yang diakibatkan oleh
temperature yang rendah atau penuaan aspal, atau siklus
temperature harian, atau gabungan dari faktor-faktor tersebut.
2. Retak melintang (transverse cracking), retak yang terjadi pada
arah lebar perkerasan dan hamper tegak lurus sumbu jalan atau
arah penghamparan. Retak ini biasanya diakibatkan dengan
beban lalu lintas
Sumber: SE Dirjen Bina Marga tentang
Panduan Pemilihan Teknologi Preventif
Perkerasan Jalan, 2017
Retak (cracking)
3. Retak blok (block cracking), retak blok merupakan retak saling
berhubungan dan membagi permukaan menjadi kotak-kotak
yang berbentuk hamper bujur sangkar, utamanya disebabkan
oleh penyusutan lapis beraspal atau karakteristik aspal dan
temperature, bukan akibat beban lalu lintas.
4. Retak tepi (edge cracking), retak memanjang yang sejajar dengan
tepi perkerasan dan biasanya terjadi sekitar 0.3 m sampai 0.5 m
dari tepi luar perkerasan. Retak tepi diperparah oleh beban
kendaraan dan dapat ditimbulkan oleh pelemahan lapis pondasi
atas dan tanah dasar
Sumber: SE Dirjen Bina Marga tentang
Panduan Pemilihan Teknologi Preventif
Perkerasan Jalan, 2017
Retak (cracking)
5. Retak buaya (alligator cracking), retak yang membentuk
serangkaian kotak-kotak kecil yang saling berhubungan pada
permukaan perkerasan beraspal menyerupai kulit buaya,
umumnya akibat keruntuhan Lelah oleh beban kendaraan yang
berulang

Sumber: SE Dirjen Bina Marga tentang


Panduan Pemilihan Teknologi Preventif
Perkerasan Jalan, 2017
Alligator cracking
Alur (Rutting)
Merupakan kerusakan dengan adanya penurunan memanjang yang
terjadi pada jalur jejak roda kiri (JRKI) dan jejak roda kanan (RJKA),
terutama akibat dari deformasi permanen pada lapis perkerasan atau
tanah dasar, yang biasanya disebabkan akibat konsolidasi atau
pergerakan lateral bahan perkerasan akibat beban kendaraan.

Sumber: SE Dirjen Bina Marga tentang


Panduan Pemilihan Teknologi Preventif
Perkerasan Jalan, 2017
Alur (Rutting)
Alur (Rutting)
Merupakan kerusakan dengan adanya penurunan memanjang yang
terjadi pada jalur jejak roda kiri (JRKI) dan jejak roda kanan (RJKA),
terutama akibat dari deformasi permanen pada lapis perkerasan atau
tanah dasar, yang biasanya disebabkan akibat konsolidasi atau
pergerakan lateral bahan perkerasan akibat beban kendaraan.

Sumber: SE Dirjen Bina Marga tentang


Panduan Pemilihan Teknologi Preventif
Perkerasan Jalan, 2017
Alur (Rutting)
Kerusakan Pada Perkerasan Kaku
1. Retak memanjang (Longitudinal crack), retak yang umumnya
terjadi pada tengah perkerasan beton, sejajar sumbu jalan atau
arah lalu lintas
2. Retak melintang (transverse crack), retak yang terjadi pada arah
lebar perkerasan beton dan hamper tegak lurus sumbu jalan
3. Gompal pada sambungan (joint spalling), kerusakan/pecahnya
tepi slab beton di sekitar sambungan dan biasanya tidak
membentuk bidang vertikal, tetapi membentuk sudut terhadap
bidang datar
Sumber: SE Dirjen Bina Marga tentang
Panduan Pemilihan Teknologi Preventif
Perkerasan Jalan, 2017
Kerusakan Pada Perkerasan Kaku
4. Pecah sudut (corner breaks), pecah yang terjadi di sudut slab
beton yang memotong sambungan pada jarak kurang atau sama
dengan ½ dari panjang slab di kedua sisi panjang dan lebarny,
diukur dari sudut plat
5. Pumping, pergerakan atau terangkatnya material di bawah slab
beton akibat tekanan air yang menekan slab keatas saat dibebani
lalu lintas

Sumber: SE Dirjen Bina Marga tentang


Panduan Pemilihan Teknologi Preventif
Perkerasan Jalan, 2017
Prilaku perkerasan terhadap beban
kendaraan (Mochtar, 2009)
BEBAN
BEBAN

STRUKTUR
STRUKTUR PERKERASAN
PERKERASAN

TANAH
DASAR TEKAN TARIK
TANAH DASAR
Prilaku perkerasan terhadap beban
kendaraan (Mochtar, 2009)
Prilaku perkerasan terhadap beban
kendaraan (Mochtar, 2009)
Studi Pustaka
1. Hardiyatmo, Hary Christady (2017). Perancangan Perkerasan Jalan
& Penyelidikan Tanah. UGM Press
2. Direktorat Jendral Bina Marga (2017). Surat Edaran tentang
Panduan Pemilihan Teknologi Pemeliharaan Preventif Perkerasan
Jalan
3. Mochtar, Indrasurya (2009). Rekayasa Perkerasan Jalan. Materi
Kuliah. ITS Surabaya

Anda mungkin juga menyukai