Anda di halaman 1dari 21

Konstruksi Perkerasan Jalan Raya

Wednesday, June 20th 2012. | Perkerasan Jalan Raya

Dulu orang merasa cukup dengan menggunakan jalan tanah yang dipadatkan sebagai sarana
transportasi. Dengan meningkatnya volume dan beban tonase lalulintas maka tanah yang diperkeras
saja sangat tidak mencukupi. Oleh karena itu maka dibuatlah konstruksi perkerasan.
Perkerasan adalah lapisan-lapisan bahan perkerasan yang memenuhi persyaratan tertentu yang
dihamparkan diatas tanah dasar dan kemudian dipadatkan dengan persyaratan tertentu.

Jenis-jenis konstruksi perkerasan antara lain :

 Perkerasan lentur (flexible pavement)


 Perkerasan kaku (rigid pavement)
 Perkerasan modular
 Perkerasan komposit

Perkerasan Lentur
Perkerasan Aspal

Perkerasan Kaku

Perkerasan Beton
Penyebaran tegangan di dalam struktur perkerasan

Jenis-jenis perkerasan aspal :

1. Laburan aspal satu lapis (burtu)


2. Laburan aspal dua lapis (burda)
3. Lapis tipis aspal pasir (latasir)
4. Lapis penetrasi makadam (lapen)
5. Asphalt treated base (ATB)
6. Aspal campuran dingin (cold mix)
7. Lapis tipis aspal beton (lataston)
8. Beton aspal (hot mix)
1. Laburan aspal satu lapis (burtu)
Digunakan sebagai lapis penutup ulang pada perkerasan yang ada atau sebagai rawatan pertama
pada bagian lapis perkerasan yang direkonstruksi.

2. Laburan aspal dua lapis (burda)


Digunakan sebagai lapis penutup permukaan baru pada lapis pondasi atas yang dipadatkan atau
pada bagian yang direkonstruksi.

3. Lapis tipis aspal pasir (latasir)


Digunakan sebagai lapis penutup ulang untuk pemakaian jangka pendek pada lapis perkerasan
dengan penutup yang ada atau pada bagian perkerasan yang direkonstruksi atau sebagai lapis
penutup sementara untuk perbaikan lapis perkerasan.

4. Lapis penetrasi makadam (Lapen)


Lapis permukaan yang tebalnya dari 4 sampai 8 mm dari agregat pecah dan bergradasi serta yang
bersih dilapisi dengan penetrasi bahan pengikat aspal yang panas. Diletakkan di atas lapis pondasi
atas yang padat atau permukaan lapis perkerasan yang ada sebagai penutup akhir.

5. Asphalt treated base (ATB)


Suatu lapis perata dari agregat yang dimantapkan dengan aspal diberikan untuk memperbaiki dan
memperkuat ketidakteraturan permukaan perkerasan setempat dan membentuk ulang permukaan
yang ada sampai kemiringan melintang dikehendaki.

6. Lataston
Campuran aspal semen / keras dengan gradasi tidak menerus untuk jalan yang lalulintasnya ringan
diletakkan sebagai lapis permukaan diatas dasar yang dipersiapkan dari permukaan perkerasan yang
direkonstruksi.

7. Aspal beton campuran dingin


Aspal campuran dingin yang digunakan pada jalan-jalan yang lalulintasnya dari rendah sampai
medium meliputi penambalan dan perbaikan-perbaikan kecil, pembetulan terhadap bentuk
permukaan, pelebaran tepi dan pelapisan ulang.
Konstruksi Jalan
Perencanaan Tebal Perkerasan-Metode Analisa Komponen
oleh: Drs. Boedi Raharjo, M.T., M.Pd.

Suatu perencanaan membutuhkan variabel-variabel teknis untuk mempermudah hasil outputnya. Begitu juga
dengan perencanaan di bidang perkerasan jalan yang dituntut memiliki dasar perhitungan ilmiah yang relevan.
Berikut sekilas tentang rumus-rumus yang digunakan pada perencanaan tebal perkerasan jalan dengan standar
AASHTO:

Rumus umum = Log Wt18 = 9.36 log (ITP+1)-0.20+Gt/(0.40+(1094/(ITP+1)5.19))+log FR+0.372(DDT-3)

Dimana:
Wt18 = beban lalin selama UR atas dasar beban 18 kips yang diperhitungkan terhadap faktor regional
Gt = log (IPo-IPt)/(IPo-1.5)
DDT = daya dukung tanah dasar yang merupakan korelasi dari CBR
FR = faktor regional (0.5-4)
(Sumber AASHTO ’72)

Rumus tersebut adalah rumus dasar perencanaan tebal perkerasan dengan berbagai variabel pendukung yang
perlu diketahui lebih dulu. Lebih lengkapnya, silakan download materinya di bawah.
Link unduh Perencanaan Tebal Perkerasan.ppt
Saturday, 26 January 2013

Jenis - Jenis Perkerasan Jalan Raya

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang
digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang biasanya dipakai
dalam perkerasan jalan adalah batu pecah, batu belah, batu kali dan hasil
samping peleburan baja. Sedangkan bahan ikat yang dipakai antara lain semen,
aspal dan tanah liat.

Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan
yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut :

 Lapisan tanah dasar (sub grade)


 Lapisan pondasi bawah (subbase course)
 Lapisan pondasi atas (base course)
 Lapisan permukaan / penutup (surface course)
Terdapat beberapa jenis / tipe perkerasan yaitu:

1. Flexible pavement (perkerasan lentur).


2. Rigid pavement (perkerasan kaku).
3. Composite pavement (gabungan rigid dan flexible pavement).

Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan


menyebarkannya ke lapisan di bawahnya terus ke tanah dasar
Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat
perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan
diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari
timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu
sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya
(CBR).

Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya
baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang
distabilisasi dan lain lain.

Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :

 Lapisan tanah dasar, tanah galian.


 Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
 Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-
sifat dan daya dukung tanah dasar.
Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :

 Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.


 Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
 Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat
tanah pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya
kepadatan yang kurang baik.

Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)


Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan
tanah dasar dan di bawah lapis pondasi atas.

Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :

 Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah


dasar.
 Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
 Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis
pondasi atas.
 Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat
lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
 Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.
Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis
pondasi bawah dan lapis permukaan.

Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :

 Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.
 Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga
dapat menahan beban-beban roda.
Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal
antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak
angkut bahan ke lapangan.

Lapisan Permukaan (Surface Course)


Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban
roda kendaraan.

Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :

 Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.


 Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus).
 Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke
lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
 Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul
oleh lapisan di bawahnya.
Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus
(wearing course) di atas lapis permukaan tersebut.
Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan
untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikankekesatan (skid
resistance) permukaan jalan. Apis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban
lalu lintas.
Perkerasan Kaku

Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku,
terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi
bawah (bisa juga tidak ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan
kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan
masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis
permukaan.

Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan
mendistribusikan beban ke bidang tanah dasra yang cukup luas sehingga bagian
terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal
ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh
dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.

Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang


menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan
tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya
beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil
terhadap kapasitas struktural perkerasannya.

Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa
pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali
terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada
tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk
pekerjaan konstruksi.

Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :


 Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.
 Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade
reaction = k), menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).
 Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.
 Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.
Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah
bersama air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir
perkerasan, akibat lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu
lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawah pelat.
Pemilihan penggunaan jenis perkerasan kaku dibandingkan dengan perkerasan
lentur yang sudah lama dikenal dan lebih sering digunakan, dilakukan
berdasarkan keuntungan dan kerugian masing-masing jenis perkerasan tersebut.

Jenis-jenis perkerasan jalan beton semen

Berdasarkan adanya sambungan dan tulangan plat beton perkerasan kaku,


perkerasan beton semen dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis sebagai berikut :

 Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk


kendali retak.
 Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat
untuk kendali retak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan
penggunaannya independen terhadap adanya tulangan dowel.
 Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan beton
terdiri dari baja tulangan dengan prosentasi besi yang relatif cukup banyak (0,02
% dari luas penampang beton).

Pada saat ini, jenis perkerasan beton semen yang populer dan banyak
digunakan di negara-negara maju adalah jenis perkerasan beton bertulang
menerus.
Perkerasan Komposit

Perkerasan komposit merupakan gabungan konstruksi perkerasan kaku (rigid


pavement) dan lapisan perkerasan lentur (flexible pavement) di atasnya, dimana
kedua jenis perkerasan ini bekerja sama dalam memilkul beban lalu lintas. Untuk
ini maka perlu ada persyaratan ketebalan perkerasan aspal agar mempunyai
kekakuan yang cukup serta dapat mencegah retak refleksi dari perkerasan beton
di bawahnya.

Konstruksi ini umumnya mempunyai tingkat kenyamanan yang lebih baik bagi
pengendara dibandingkan dengan konstruksi perkerasan beton semen sebagai
lapis permukaan tanpa aspal.
Perbandingan Antara Perkerasan Kaku Dan Lentur
referensi

RELATED POSTS:

Sistem Sumur Titik atau Wellpoint A...


Pengertian Gutter Dan Aplikasinya

Pengertian Sinkhole Atau Lubang Run...

Ramp Pada Jalan Tol


Pengertian Sumur Resapan

Konstruksi Menara Eiffel, Perancis


Definisi Trotoar dan Penempatannya
Definisi Kanal atau Terusan dan Jen...

Posted by Pasca Regal Tjerita at 1/26/2013 11:58:00 pm

Anda mungkin juga menyukai