Anda di halaman 1dari 11

METODE PELAKSANAAN PADA PERKERASAN JALAN

LENTUR

Diajukan Oleh :

MEINAOMI
SRIKANDI BR. GINTING
2005021029

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2022
METODE PELAKSANAAN JALAN LENTUR

1.1 Latar belakang


Perkerasan lentur atau flexible pavement adalah perkerasan yang umumnya
menggunakan bahan campuran beraspal sebagai lapis permukaan serta bahan
berbutir sebagai lapisan dibawahnya. Jalan adalah prasarana transportasi darat
yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan air,
serta di atas permukaan air. kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

A. Komponen Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) terdiri atas:


1. Tanah Dasar (sub grade)
Tanah Dasar adalah permukaan tanah semula atau permukaan galian atau
permukaan tanah timbunan, yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar
untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya.

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari


sifat- sifat dan daya dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang
menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut:

Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) dari macam tanah tertentu


akibat beban lalu lintas.

Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan kadar
air.

Daya dukung tanah yang tidak merata dan sukar ditentukan secara pasti pada
daerah dengan macam tanah yang sangat berbeda sifat dan kedudukannya, atau
akibat pelaksanaan.

2. Lapis Pondasi Bawah (sub base course)

Lapis Pondasi Bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi
dan tanah dasar.

Fungsi lapis pondasi bawah antara lain:


Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan
beban roda.

Mencapai efisiensi penggunaan material yang relatif murah agar lapisan-lapisan


selebihnya dapat dikurangi tebalnya (penghematan biaya konstruksi).

Untuk mencegah tanah dasar masuk ke dalam lapis pondasi.

Sebagai lapis pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancar.

Hal ini sehubungan dengan terlalu lemahnya daya dukung tanah dasar terhadap
roda-roda alat-alat besar atau karena kondisi lapangan yang memaksa harus segera
menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca.

Bermacam-macam tipe tanah setempat (CBR > 20%, PI < 10%) yang relatif
lebih baik dari tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan pondasi bawah.
Campuran-campuran tanah setempat dengan kapur atau semen portland dalam
beberapa hal sangat dianjurkan, agar dapat bantuan yang efektif terhadap
kestabilan konstruksi perkerasan.

3. Lapis Pondasi (base course)

Lapis Pondasi adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan
dengan lapis pondasi bawah (atau dengan tanah dasar bila tidak menggunakan lapis
pondasi bawah).

Fungsi lapis pondasi antara lain:

Sebagai bagian perkerasan yang menahan beban roda,

Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan.

Bahan-bahan untuk lapis pondasi umumnya harus cukup kuat dan awet sehingga
dapat menahan beban-beban roda. Sebelum menentukan suatu bahan untuk
digunakan sebagai bahan pondasi, hendaknya dilakukan penyelidikan dan
pertimbangan sebaik-baiknya sehubungan dengan persyaratan teknik.
Bermacam-macam bahan alam / bahan setempat (CBR > 50%, PI < 4%) dapat
digunakan sebagai bahan lapis pondasi, antara lain : batu pecah, kerikil pecah dan
stabilisasi tanah dengan semen atau kapur.

4. Lapis Permukaan (surface course)

Lapis Permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas. Fungsi lapis
permukaan antara lain:

Sebagai bahan perkerasan untuk menahan beban roda

Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan kerusakan akibat cuaca.

Sebagai lapisan aus (wearing course).

Bahan untuk lapis permukaan umumnya adalah sama dengan bahan untuk lapis
pondasi, dengan persyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal diperlukan
agar lapisan dapat bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal sendiri memberikan
bantuan tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban
roda lalu lintas.

Pemilihan bahan untuk lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaan, umur


rencana serta pentahapan konstruksi, agar dicapai manfaat yang sebesar-besarnya dari
biaya yang dikeluarkan.

➢ Jenis-jenis Lapis Permukaan (surface course)

Jenis lapis permukaan terdapat bermacam-macam yaitu:

a. Lapis Aspal Beton (LASTON)

Lapis Aspal Beton (LASTON) adalah merupakan suatu lapisan pada konstruksi
jalan yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal keras, yang
dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.

b. Lapis Penetrasi Makadam (LAPEN)

Lapis Penetrasi Macadam (LAPEN) adalah merupakan suatu lapis perkerasan


yang terdiri dari agregat pokok dengan agregat pengunci bergradasi terbuka dan
seragam yang diikat oleh aspal keras dengan cara disemprotkan diatasnya dan
dipadatkan lapis demi lapis dan apabila akan digunakan sebagai lapis permukaan
perlu diberi laburan aspal dengan batu penutup.

c. Lapis Asbuton Campuran Dingin (LASBUTAG)

Lapis Asbuton Campuran Dingin (LASBUTAG) adalah campuran yang terdiri


dari agregat kasar, agregat halus, asbuton, bahan peremaja dan filler (bila
diperlukan) yang dicampur, dihampar dan dipadatkan secara dingin.

d. Hot Rolled Asphalt (HRA)

Hot Rolled Asphalt (HRA) merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran
antara agregat bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan perbandingan
tertentu, yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.

e. Laburan Aspal (BURAS)

Laburan Aspal (BURAS) adalah merupakan lapis penutup terdiri dengan ukuran
butir maksimum dari lapisan aspal taburan pasir 9,6 mm atau 3/8 inch.

f. Laburan Batu Satu Lapis (BURTU)

Laburan Batu Satu Lapis (BURTU) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri
dari lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam. Tebal
maksimum 20 mm.

g. Laburan Batu Dua Lapis

Laburan Batu Dua Lapis (BURDA) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri
dari lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan. Tebal
maksimum 35 mm.

h. Lapis Aspal Beton Pondasi Atas (LASTON ATAS)

Lapis Aspal Beton Pondasi Atas (LASTON ATAS) adalah merupakan pondasi
perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan
tertentu, dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas.
i. Lapis Aspal Beton Pondasi Bawah (LASTON BAWAH)

Lapis Aspal Beton Pondasi Bawah (LASTON BAWAH) adalah pada umumnya
merupakan lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar jalan
yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu dicampur
dan dipadatkan pada temperatur tertentu.

j. Lapis Tipis Aspal Beton

Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON) adalah merupakan lapis penutup yang
terdiri dari campuran antara agregat bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan
perbandingan tertentu yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu
tertentu. Tebal padat antara 25 sampai 30 mm.

k. Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR)

Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri
dari campuran pasir dan aspal keras yang dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam
keadaan panas pada suhu tertentu.

l. Aspal Makadam

Aspal Makadam adalah merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari agregat
pokok dan/atau agregat pengunci bergradasi terbuka atau seragam yang dicampur
dengan aspal cair, diperam dan dipadatkan secara dingin.

Bagian perkerasan jalan umumnya meliputi: lapis pondasi bawah (sub base course),
lapis pondasi (base course), dan lapis permukaan (surface course).
B. Alat – Alat Yang Digunakan Dalam Perkerasan letur

Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan
tanahdasar dan di bawah lapis pondasi atas. Alat-alat yang digunakan dalam proses
Grading pekerjaannya yaitu:

1. Dump Truk

2.Motor Grader

Beberapa pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh Grader antara lain adalah:

· Perataan tanah (Spreading)

· Pekerjaan tahap akhir ( finishing ) pada “pekerjaan tanah”.

· Pencampuran tanah maupun pencampuran material (Side cast/mixing ).

· Pembuatan parit (Crowning Ditching )

· Pemberaian butiran tanah ( scarifying )

Pada umumnya grader digunakan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan


pembangunan dan pemeliharaan jalan, diantaranya :

1. Scarifying
2. Side Sloping
3. Dozing
4. Vibratory roller
5. Spreading, Ditching
6. Ripping
3.Vibratory roller
C. Metode Pelaksanaan Perkerasan Jalan Kaku
a.tanah dasar Pekerjaan ini meliputi :
1. Pembersuhan daerah milik jalan untukjalan penghubung selebar 15 - 20
Penyiapan meter.Pekerjaan ini meliputi pembersihan segala macam tumbuh
tumbuhan, pohon pohon dll dengan menggunakan motorgrader
2.Pembuangan tanah lapis atas
Pada umumnya pekerjaan ini meliputi pembuangan lapisan tanah humus dan
akar - akar yang ketebalannya tidak boleh kurang dari 30 cm dari permukaan
tanah asli

b.Pekerjaan timbunan
setelah badan jalan terbentuk maka pekerjaan selanjutnya adalah penimbunan
pada bagian jalan yang ketinggiannya rendah sehingga diperoleh ketinggian
badan jalan yang sama (rata). Pada proses penimbunan ini hal pertama yang
dilakukan adalah menghamparkan tanah timbunan pada daerah yang akan
ditimbun setelah itu tanah dasar tersebut diratakan dengan motor grader. setelah
diratakan lapisan tanah dipadatkan dengan menggunakan tandem roller atau
mesin gilas roda tiga yang dilakukan berulang ulang sampai padat. setelah
dipadatkan menggunakan tandem roller lapisan atas dipadatkan lagi dengan
menggunakan vibrating compactor

c.Lapisan Pondasi lapis bawah


Pondasi bawah tidak boleh ditempatkan, dihamparkan, atau dipadatkan
sewaktu hujan dan pemadatan tidak boleh dilakukan setelah hujan.
Lapis pondasi dari bahan sirtu dibawa menggunakan dump truk kebadan jalan
kemudian dihamparkan menggunakan motor grader. selanjutnya dirapikan secara
manual. setelah itu lapisan pondasi tersebut dipadatkan dengan vibrating
compactor agar bahan sirtu tertanam kuat pada tanah dasar.
d.Pekerjaan Lapisan Pondasi
Setelah lapisan pondasi dihampar dan dipadatkan, maka proses selanjutnya
adalah penghamparan batu pokok ukuran 3-5 cm sebagai lapis pondasi (base).
sebelum batu pokok dihampar permukaan pondasi bawah dibersihkan dari
kotoran dan debu dengan sapu lidi dan diratakan. kemudian batu pokok disebar
dihampar secara merata diatas permukaaan lapis pondasi bawah.

e.Pekerjaan Lapis Permukaan (Lapisan Penetrasi)


Pekerjaan lapis permukaan terdiri dari beberapa item pekerjaan antara lain
adalah lapis resap pengikat, lapis pengisi rongga. Lapis resap pengikat (prime
coat) adalah lapis tipis aspal. cair yang diletakkan di atas lapis pondasi atas
sebelum lapis berikutnya dihampar. aspal cair ini dapat meresap ke dalam
lapispondasi mengisi rongga dan memperkeras permukaan serta mengikat lapis
pondasi dan lapis permukaan.
hal pertama yang dilakukan pada pekerjaan lapisan penetrasi ini adalah
memanaskan aspal yang ada didalam drum yang telah dibuka di bagian badan
atau tutup dan drum tersebut. Pemanasan aspal ini tidak boleh terlalu panas
karena dapat menyebabkan kebakaran dan sifat kelengketan dan kelenturan aspal
menjadi rusak.
selanjutnya aspal yang sudah cair atau lapis resap pengikat(primecoat)
disemprotkan atau disiramkan ke permukaan batu pokok sebanyak kira-kira 3 -
7 liter setiap meter. lapis resap pengikat harus disemprot pada permukaan yang
kering atau mendekati kering dan pelaksanaan penyemprotan tidak boleh
dilaksanakan pada saat angin kencang, hujan atau akan turun hujan. sebelum
aspal disiramkan, permukaan lapis pondasi terlebih dahulu dibersihkan dengan
sapu lidi.
setelah lapis resap pengikat disiramkan ke permukaan lapis pondas batu
pengunci ukuran 2- 3cm dihamparka diatas lapis resap pengikat secara merata
sebanyak 0,017 m^3setiap m^2 (seperti dalam table) dan buat kemiringan
melintang kurang lebih 3 %.
Batu pengunci yang sudah dihampar kemudian dipadatkan dengan vibrating
minimal 6 kali lintasan sampai padat atau seperti prosedur pemadatan pada
lapisan pondasi. yaitu dimulai dari bagian tepi dan bergeser ke tengah/as jalan
sampai padat.

Setelah batu pengunci dipadatkan, aspal cair kambali disiramkan secara


merata diatas lapisan batu pengunci sebanyak 1,5 Liter setiap m^2 kemudian
lapisan penutup (pasir) ditebarkan secara merata pada permukaan lapisan batu
pengunci yang sudah disiram aspal sebanyak 0,01 meter^3 setiap m^2 dan buat
kemiringan melintan ±3%.

Selanjutnya lapisan penutup yang telah dihampar tersebut dipadatkan kembali


dengan Vibrating compactor sampai padat dengan prosedur pemadatan sama
seperti pemadatan lapisan sebelumnya.

Dalam pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan dengan lapisan penetrasi ini" ada
beberapa hal penting yang harus diperhatikandiantara nya sebagai berikut :

• batu pokok, batu pengunci dan lapisan penutup (pasir) harus kering, baik
sebelum maupun sesudah disiram aspal
• selama beberapawaktu, lapisan penutup akan terdorong ketepi jalan
akibat lalu lintas yang lewat. oleh karena itu, agar LAPEN tidak cepat aus
maka lapisan penutup (pasir) yang tersebar di pinggir jalan harus di
kembalikan ke tengah permukaan jalan
D. Penjadwalan proyek
No Nama Kegiatan Minggu Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Analisis kegiatan
2 Desain fungsi

3
Pemograman

4 Pengujian
5 instalasi

6 pelatihan

7 Pemeliharaan
8 dekomentasi

Anda mungkin juga menyukai