Anda di halaman 1dari 19

BAB V

PEKERJAAN PERKERASAN JALAN

5.1 Pengertian Perkerasan Jalan


Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan untuk
melayani dan menopang beban lalu lintas.Material agregat yang dipakai dalam perkerasan jalan
adalah batu pecah, batu belah, batu kali. Sedangkan bahan pengikat yang digunakan antara lain
aspal dan semen. Apapun jenis perkerasan jalan yang digukanan, harus dapat memfasilitasi
sejumlah pergerakan lalu lintas, apakah berupa jasa angkutan lalu lintas, jasa angkutan manusia,
atau berupa jasa angkutan barang berupa seluruh komoditas yang diijinkan untuk melintas atau
melewati perkerasan jalan tersebut. Dengan beragam jenis kendaraan dengan angkutan
barangnya, akan memberikan variasi beban ringan, sedang sampai berat.Persyaratan umum dari
suatu jalan adalah dapatnya menyediakan lapisan permukaan yang selalu rata dan kuat, serta
menjamin keamanan yang tinggi untuk masa hidup yang cukup lama, dan yang memerlukan
pemeliharaan yang sekecil-kecilnya dalam berbagai cuaca. Tingkatan sampai dimana kita akan
memenuhi persyaratan tersebut tergantung dari imbangan antara tingkat kebutuhan lalu lintas,
keadaan tanah serta iklim yang bersangkutan. Sebagaimana telah dipahami bahwa yang
dimaksud dengan perkerasan adalah lapisan atas dari badan jalan yang dibuat dari bahan-bahan
khusus yang bersifat baik/konstruktif dari badan jalannya sendiri.

5.2 Struktur Perkerasan Jalan


Perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke
atas,sebagai berikut :

• Lapisan tanah dasar (sub grade)

• Lapisan pondasi bawah (subbase course)

• Lapisan pondasi atas (base course)

• Lapisan permukaan / penutup (surface course)

Jenis / tipe perkerasan dibagi atas :

a. Flexible pavement (perkerasan lentur).


b. Rigid pavement (perkerasan kaku).

c. Composite pavement (gabungan rigid dan flexible pavement).

5.3 Spesifikasi Teknis Perkerasan Jalan


Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan menyebarkannya ke
lapisan di bawahnya terus sampai ke tanah dasar. Adapun syarat dan spesifikasi teknis untuk
masing-masing lapis pada perkerasan lentur jalan adalah :

A. LapisanTanah Dasar (Subgrade)

Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis
perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah
dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai
persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya
dukungnya (CBR).

Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah
urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain-lain.Ditinjau dari
muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas:

•Lapisan tanah dasar pada tanah galian.

• Lapisan tanah dasar pada tanah urugan.


• Lapisan tanah dasar pada tanah asli.

Bila tanah dasar berada pada daerah galian, maka sub grade ini harus dibentuk sesuai
penampang melintang dan memanjang jalan, tetapi dengan ketinggian yang lebih tinggi daripada
elevasi akhir, setelah memperhitungkan adanya penurunan elevasi akibat pemadatan. Tanah
harus dipadatkan dengan alat pemadat (compactor) yang telah disetujui , dan sebelum pemadatan
kadar airnya harus disesuaikan dengan cara disiram air melalui truk sprinkler yang telah
disetujui. Sebelum suatu sumber tanah akan digunakan sebagai material subgrade, harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Untuk penambahan kadar air atau pengeringan
tanah subgrade harus digaruk beberapa kali untuk menghasilkan kadar air yang seragam
(homogen).

Bila karakteristik alamiah tanah sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan


tercapainya CBR minimum sebesar 6 % dengan dipadatkan sesuai ketentuan dalam Spesifikasi.
Tanah bongkaran yang memenuhi syarat sebagai tanah timbunan dapat digunakan sebagai tanah
timbunan, sedangkan tanah bongkaran yang tidak memenuhi syarat sebagai tanah galian biasa
maka tanah tersebut harus dibuang. Untuk derajat kepadatan seluruh material sampai kedalaman
30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus dipadatkan sekurang-kurangnya 100 % dari kepadatan
kering maksimum sebagaimana ditentukan sesuai dengan AASHTO T 99 pada rentang kadar air
- 3% sampai dengan +1% dari kadar air optimum di laboratorium. Apabila tidak ditentukan lain
dalam Gambar, nilai CBR minimum yang diharuskan untuk subgrade pada pekerjaan perkerasan
jalan adalah sebesar 6 %.

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya
dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :

· Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.

· Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.

· Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasi
yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.

B. Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)


Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah
dasar dan di bawah lapis pondasi atas. Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai:

- Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
- Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
- Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi
atas.
- Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya
daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
- Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.

Untuk metode pelaksanaan penghamparan lapis pondasi bawah :

- Apabila lapisan tanah dasar telah siap bahan LPB harus ditebar dengan menggunakan
tenaga kerja atau motor grader. Tebal penebaran tidak melebihi 20 cm agar dapat
mencapai pemadatan yang ditetapkan.
- Setelah penebaran dan pembentukan akan dilanjutkan dengan pemadatan dengan
menggunakan mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban, pengilasan dilaksanakan
secara gradual dari pinggir ke tengah dengan garis sumbu jalan dan harus terus menerus
sampai seluruh permukaan telah dipadatkan secara merata dengan mengikuti kemiringan
yang ditetapkan.
- Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga dalam batas lebih rendah 3 %
dari kadar air optimum sampai 1 % lebih tinggi untuk mencapai kepadatan kering
maksimum yang ditetapkan.

C. Lapisan Pondasi Atas (Base Course)

Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi bawah dan
lapis permukaan.

Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :

- Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban
ke lapisan di bawahnya.
- Bantalan terhadap lapisan permukaan.

Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan
beban-beban roda.Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal
antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan ke
lapangan.
Untuk metode pelaksanaan penghamparan lapis pondasi atas :

- Agregat LPA dipasang diatas LPB yang sudah disiapkan.


- Agregat harus dihampar dengan tenaga kerja atau dengan motor grader sampai satu
campuran yang merata dengan batas kelembaban yang optimum.
- Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm sehingga
kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat dicapai.
- Penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemiringan yang diperlukan harus
dilaksanakan dengan cadangan kurang lebih 10 % ketebalan untuk pemadatan bahan
LPA. Bahan tersebut harus dipadatkan dengan baik dengan menggunakan alat pemadat
yang sesuai meliputi mesin gilas roda besi, mesin gilas ban atau mesin gilas roda
bergetar.
- Kadar air untuk pemasangan harus dijaga dalam batas 3 % lebih rendah dari kadar air
optimum sampai 1 % lebih tinggi dari kadar air optimum. Bahan LPA harus dipadatkan
sampai menghasilkan kepadatan 100 % maksimum kepadatan kering yang diperlukan.

D. Lapisan Permukaan Aspal (Asphalt Surface Course)

Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda
kendaraan.Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :

- Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.


- Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus).
- Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan
bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
- Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh lapisan
di bawahnya.
- Apabila diperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus (wearing course)
di atas lapis permukaan tersebut.
Metode pemadatan lapis permukaan aspal

Penggilasan campuran harus terdiri dari tiga operasi pelaksanaan yang terpisah sebagai

berikut :

1. Penggilasan awal (break down)

2. Penggilasan sekunder (intermediate)

3. Penggilasan akhir (finishing)


Penggilasan awal dan akhir seluruhnya harus dilaksanakan dengan mesin gilas beroda baja.
Penggilasan sekunder harus dikerjakan dengan mesin gilas yang beroda bertekanan angin. Mesin
gilas untuk penggilasan awal harus beroperasi dengan depan (drive roll) sedekat mungkin dengan
mesin penghampar (paver).

Penggilasan sekunder harus dilaksanakan secepat mungkin setelah penggilasan awal dan harus
dikerjakan sementara campuran masih pada suatu temperatur yang akan menghasilkan suatu
pemadatan yang maksimum. Penggilasan akhir harus dikerjakan sementara bahan yang
bersangkutan masih berada dalam suatu kondisi yang cukup dapat dikerjakan sehingga semua
bekas jejak roda mesin gilas dapat dihilangkan.

Permukaan harus digilas pada saat campuran dalam kondisi yang tepat, tidak memungkinkan
terjadi lapisan lepas (terkelupas), retak atau bergeser. Kecepatan mesin gilas tidak boleh lebih
dari 4 km/jam untuk mesin gilas beroda baja dan 6 km/jam untuk mesin yang menggunakan ban
bertekanan angin. Setiap saat mesin gilas tersebut harus cukup lambat untuk menghindari
terjadinya perpindahan (displacement) campuran panas. Jalur penggilasan tidak boleh diubah
dengan tiba-tiba begitu pula arah penggilasan tidak diputar balik dengan tiba-tiba, cara mana
dapat menimbulkan perpindahan/bergesernya campuran.

Penggilasan harus berlanjut secara terus menerus selama waktu yang diperlukan untuk
memperoleh pemadatan yang seragam sementara campuran yang bersangkutan berada dalam
kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua bekas jejak roda mesin gilas dan ketidakrataan
lainnya dihilangkan

Sambungan-sambungan melintang harus digilas pertama dan dalam penggilasan awal harus
digilas dalam arah melintang dengan memasang papan-papan dengan ketebalan seperti yang
diminta dari perkerasan jalan untuk memungkinkan gerakan mesin gilas di luar perkerasan jalan.
Dimana sambungan melintang akan dibuat di samping suatu jalur lapisan sebelumnya maka
lintasan pertama harus dibuat sepanjang sambungan membujur untuk suatu jarak yang pendek.

Kecuali bila ditentukan lain, penggilasan harus dimulai dari pinggir dan bergerak secara
longitudinal sejajar dengan sumbu (centreline) jalan ke arah puncak cembungan jalan. Setiap
gilasan roller harus overlapping (tumpang tindih) dengan gilasan terdahulu sebesar setengah
lebar roller. Bila penghamparan dilakukan dengan 2 paver (finisher) yang bersamaan (berbaris)
atau berbatasan dengan lajur yang telah dikerjakan terlebih dahulu, sambungan longitudinal
harus digilas dulu lalu diikuti dengan cara penggilasan biasa. Pada lengkung superelevasi,
penggilasan harus dimulai pada sisi yang rendah dan berlanjut ke sisi yang tinggi dengan
overlapping gilasan longitudinal yang sejajar dengan sumbu jalan (centreline).Roller harus
bergerak lambat dan dalam kecepatan tetap dengan roda penggerak berada di depan (ke arah
jalannya pekerjaan penghamparan). Jika lokasi perkerasan sempit seperti pada bahu dalam yang
tidak memungkinkan roller beroperasi maka digunakan alat yang lebih kecil (baby roller).

Roda roller harus dijaga agar selalu basah dengan disemprot air atau air dicampur sedikit
detergen atau material lain yang disetujui, agar campuan tidak melekat pada roda roller. Cairan
pembasah yang berlebihan tidak diperbolehkan.Pada daerah-daerah yang tidak memungkinkan
dipadatkan dengan roller, pemadatan dilakukan dengan "hand tamper" atau alat pemadat tangan
lainnya yang disetujui. Pada daerah yang rendah dapat digunakan trench roller, atau cleated
compression strips digunakan di bawah roller untuk meneruskan tekanan ke daerah yang rendah
tersebut.

Campuran yang menjadi tidak padat dan pecah, tercampur kotoran atau kerusakan lain, harus
dibongkar dan diganti dengan campuran baru yang panas, lalu dipadatkan agar sesuai dengan
daerah sekelilingnya. Daerah-daerah yang kelebihan atau kekurangan material bitumen harus
dibongkar dan diganti. Sebelum 12 jam setelah pekerjaan selesai, tidak boleh ada lalu lintas
memasuki perkerasan baru tersebut, kecuali bila ada ijin Konsultan Pengawas.

5.4 Pekerjaan Pavement Struktur (Lapis Pondasi Berbutir)


DEVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkuatn, Penghamparan dan pemadatan bahan
untuk pelaksanaan lapis pondasi jalan Tanpa penutup aspal dan suatu lapis permukaan
sementara pada permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah yang telah
disiapkan.Pemasokan bahan akan mencakup , jika perlu, pemecahan, pengayakan, pencampuran
dan operasi- operasi lainnya yang diperlukan, untuk memperoleh bahan yang memenuhi
ketentuan dari spesifikasi ini.

LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B


Untuk pelaksanan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B ini dilaksanakan sesudah pekerjaan
penyiapan badan jalan selesai dan sudah disetujui oleh Direksi Lapangan. Lapis pondasi Agregat
kelas B adalah untuk Lapis Pondasi Bawah. Lapis pondasi Agregat kelas B yang berasal dari
kerikil mempunyai 60% berat Agregat kasar dengan agnularitas 95/90*

Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat kelas B dengan prosedur sebagai berikut :

a. Pengangkutan Material

Pengangkutan material Base B kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan


loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan
volume material dialakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan disatu
tempat dan kekurangan material ditempat yang lain.

b. Penghampara Material

Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan Motor Grader dalam tahap


penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Kondisi cuaca yang memungkinkan

b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi
lapangan.Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi.

c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang telah
ditetapkan

c. Pemadatan Material

Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller dan PTR, Dimulai dari bagian
tepi ke bagian tengah. Setelah pemadatan selesai alat pemadatan dipindahkan kejalur
sebelahnya dengan over leving 1/8 panjang drum dan seterusnya hingga mencapai areal
pemadatan.pemadatan dilakukan dengan jumlah passing sesuia dengan hasil trial
compaction.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa harga satuan
Asumsi :
- pelaksanaan ini menggunakan alat berat (secara mekanik)
- lokasi pekerjaan sepanjang jalan
- Material agregat kelas B dicampur di base Camp kontraktor
Prosedur pelaksanan :
- Pencampuran agregat kelas B dicampurkan di base Camp dengan menggunakan
alat Wheel loader
- Pengangkutan material agregat kelas B dengan menggunakan alat Motor Grader
- Hamparan agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Tandem Roller
- Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat batu

LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A


Untuk pelaksanaan pekerjaan rapis pondasi aggregal kelas A ini dilaksanakan sesudah
pelaksanaan lapis pondasi aggregat kelas B.

Lapis pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis pondasi Atas untuk lapisan di bawcrh lapisan
beraspar. Lapis pondasi Agregat Kelas A mempunyai 100 % berat agregat kasar dengan
angularitas 95/90*.

Pekerjaan Lapis pondasi Aggregat Keras A dengan prosedur sebagai berikut:

a. Pengangkutan Material

Pengangkutan Material Base A kelokasi pekerjaan menggunakan Dump truck dan


loadingnya dilakukan dengan menggunakqn wheel loader. Pengecekan dan pencatatan
volume material dilakukan pada saat tiaa dilokasi pekerjaan sebelum mqierial di stack.

Material diiurunkan dengan jarak dan volume terlentu untuk memudahkan pada saat
penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material
ditempat lain.

b. Penghamparan Material

Penghamparan material dilakukan dengan menggunakqn Matar Grader dalam tahap


penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikui :

a. Kondisi cuaca yang memungkinkan

b. Panjanghamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi
lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi

c. Material iang tidak dipakai dipisahkan dqn dilempatkan pada lokasi yang telah
ditetapkan'

c. Pemadatan Material

Pemadalan dilakukan dengan menggunakan vibra Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian
tengah.

Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan


 Asumsi :
- Pelaksanaan ini menggunakan alat berat {secara mekanik)
- Lakqsi pekerjaan sepanjang jalan
- Material aggregat kelas A dicampur di Base Camp Kontraktor
 Prasedur Pelaksanaan :
- Pencampuran aggregat kelas A dicampur di Base Camp dengan menggunakan alat
Wheel Loader
- pengisian aggregat kelas A ke Dump Truck dilaksanakan dengan memakai alat
Wheel Laader
- Pengangkutan material aggregat kelas A dilaksanakan dengan Dump Truck
- Penghamparan material aggregat kelas A dengan menggunakan alat Motor Grader
- Hamparan aggregat dibasahi dengan wcter Tank Truck sebelum dipadatkan
dengan Tandem Roller
- Operasi penggilasan harus aimJtai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi
sedikit ke arah sumbu jalan.
- dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber”superelevasi”, penggilas harus
dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit demi sedikit ke
bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh
bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.
- Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
5.5 Bagan Alir Langkah Kerja Pekerjaan Pavement Struktur (Lapis Perkerasan Aspal)

5.6 Uraian Bagan Alir Lapis Perkerasan Beraspal

I. Pekerjaan Pemetaan (Pengukuraan Badan Jalan)


Tahapan pekerjaan ini dilakukan agar badan jalan sesuai dengan ukuran yang di inginkan.
II. Pekerjaan Clearing & Grubbing (Pembersihan Badan Jalan dari Pohon dan Sampah)
Sebelum badan Jalan di bentuk lahan perlu dibersihkan dahulu dari sampah dan
pepohonan agar tidak tidak jadi masalah di kemudian hari.
III. Pekerjaan Stripping (Pembentukan Badan Jalan)
Pekerjaan ini juga dinamakan pekerjaan galian dan timbunan.Pekerjaan galian adalah
pekerjaan pemotongan tanah dengan tujuan untuk memperoleh bentuk elevasi permukaan
sesuai gambar yang  di rencanakan,untuk mengetahui elevasi jalan perlu menggunakan
alat ukur Theodolit, lengkapnya pekerjaan stripping dilakukan agar bentuk badan
jalan ,tinggi dan belokannya sesuai  apa yang direncanakan.
IV. Pekerjaan Sub Grade (Pemadatan tanah)
Sub Grade adalah tanah dasar dibagian bawah lapisan perkerasan jalan lapisan ini bisa
berupa tanah asli yang di padatkan jika tanah aslinya baik,atau tanah urugan yang di
datangkan dari tempat lain lalu dipadatkan,atau tanah yang di stabilkan dengan semen
atau kapur,yang terpenting adalah tanah harus bebas dari sampah dan rumput. Untuk
pemadatannya menggunakan Alat Buldozer dan Vibrator Roller.
V. Pekerjaan Sub Base Course (Lapis Pondasi Bawah)
Setelah lapisan sub grade memenuhi standar kepadatan pekerjaan selanjutnya adalah
penghamparan Material pondasi bawah berupa Batu Kali/Batu Limstone menggunakan
alat transportasi Dump Truck kemudian diratakan dan di padatkan dengan menggunakan
alat Tandem Roller. Untuk ketebalan lapis pondasi Sub base course biasanya 30 cm.
 Fungsi utama Lapisan sub base course adalah :
➼ Bagian kontruksi jalan yang menyebarkan beeban roda ketanah dasar.
➼ Mengurangi tebal lapisan di atasnya yang lebih mahal.
➼ Lapis peresapan agar air tidak terkumpul di pondasi.
 Proses penghamparan Sub base course.
1. Membuat patok-patok untuk mengukur ketebalan
2. Mendatangkan material ke lapangan
3. Membuat kepala antara patok kanan dan patok kiri
4. Disebarkan material pada area antara kepala satu dengan kepala yang lainnya
VI. Pekerjaan Base Course (Pondasi Atas)
Penghamparan Material Pondasi Bawah berupa Sirdam sama menggunakan Dump
Truck dan diratakan lagi dengan Tandem Roller,lapisan ini di buat untuk
menyempurnakaan daya dukung beban juga sebagai bantalan terhadap lapis permukaan.
Material terbaik untuk lapis pondasi atas adalah campuran 70% batu pecahan berwarna
abu keputihan ukuran 1 sampai dengan 5 cm,dan 30%  lagi campuran abu batu atau pasir.
Cara penghamparaan batu Base course sama dengan penghamparan batu sub Base
course. Setelah Base course terhampar dengan rata  barulah dilakukan pemadatan,jika
pada saat pemadatan masih terlihat rendah atau tinggi harus di tambah atau dikurangi.
Setelah kelihatan rata selanjutnya dipadatkan kembali menggunakan tire Roller sambil
disiram air secukupnya. Sebelum di hampar lapisan atas (ATB =Asphalt Treated Base)
atau ACB diperlukan Lapis resap pengikat antara Base Course dan ATB yaitu Prime
coat,dan untuk membersihkan debu menggunakan Air Compressor.
Fungsi prime coat diantaranya:
   ➤ Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran Aspal.
   ➤ Mencegah lepasnya  butiran lapis Agregat jika dilewati kendaraan sebelum
dilapis aspal
   ➤ Mencegah lapis agregat  dari pengaruh cuaca.
VII. Pekerjaan Hotmix Binder Coarse (Lapisan Atas ATB)
Setelah di cor dengan Prime Coat kemudian dilakukan Pelapisan atas menggunakan
material ashpalt jenis ATB (Asphalt Treated Base) atau AC-BC Dan pelapisannya
menggunakan mesin finisher lalu di padatkan menggunakan mesin TR. Dan sebelum di
hampar lapisan permukaan perlu di cor tack coat (lem perekat antara ATB dengan
asphalt hotmix)dan pembersihan debu dengan Air compressor.
VIII. Pekerjaan Surface Course (Lapisan Permukaan)
Pekerjaan selanjutnya setelah dicor tack coat adalah penghamparan lapisan
permukaan menggunakan Asphalt hotmix penghamparannya sama menggunakan mesin
finisher lalu dipadatkan mengunakan Tandem Roller.
IX. Pekerjaan Finishing
Untuk pekerjaan Finishing dilakukan pemadatan dan Perataan jalan dengan alat
Peuneumatic Roller.
X. Pekerjaan Marka Jalan
Pemasangan marka jalan sangat penting sekali untuk meningkatkan kenyamanan dan
keamanan dalam berkendara, ketika jalan sempit dengan lalulintas padat, keberadaan
marka jalan sangat membantu sekali supaya pengendara tetap berada dijalurnya masing-
masing. Manfaat keberadaan marka jalan juga dapat dirasakan ketika berkendara pada
ruas satu jalur dengan dua arah atau lebih.

Anda mungkin juga menyukai