Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis
perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah
dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai
persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya
dukungnya (CBR).
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah
urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain-lain.Ditinjau dari
muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas:
Bila tanah dasar berada pada daerah galian, maka sub grade ini harus dibentuk sesuai
penampang melintang dan memanjang jalan, tetapi dengan ketinggian yang lebih tinggi daripada
elevasi akhir, setelah memperhitungkan adanya penurunan elevasi akibat pemadatan. Tanah
harus dipadatkan dengan alat pemadat (compactor) yang telah disetujui , dan sebelum pemadatan
kadar airnya harus disesuaikan dengan cara disiram air melalui truk sprinkler yang telah
disetujui. Sebelum suatu sumber tanah akan digunakan sebagai material subgrade, harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Untuk penambahan kadar air atau pengeringan
tanah subgrade harus digaruk beberapa kali untuk menghasilkan kadar air yang seragam
(homogen).
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya
dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :
· Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasi
yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.
- Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
- Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
- Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi
atas.
- Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya
daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
- Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.
- Apabila lapisan tanah dasar telah siap bahan LPB harus ditebar dengan menggunakan
tenaga kerja atau motor grader. Tebal penebaran tidak melebihi 20 cm agar dapat
mencapai pemadatan yang ditetapkan.
- Setelah penebaran dan pembentukan akan dilanjutkan dengan pemadatan dengan
menggunakan mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban, pengilasan dilaksanakan
secara gradual dari pinggir ke tengah dengan garis sumbu jalan dan harus terus menerus
sampai seluruh permukaan telah dipadatkan secara merata dengan mengikuti kemiringan
yang ditetapkan.
- Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga dalam batas lebih rendah 3 %
dari kadar air optimum sampai 1 % lebih tinggi untuk mencapai kepadatan kering
maksimum yang ditetapkan.
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi bawah dan
lapis permukaan.
- Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban
ke lapisan di bawahnya.
- Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan
beban-beban roda.Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal
antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan ke
lapangan.
Untuk metode pelaksanaan penghamparan lapis pondasi atas :
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda
kendaraan.Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
Penggilasan campuran harus terdiri dari tiga operasi pelaksanaan yang terpisah sebagai
berikut :
Penggilasan sekunder harus dilaksanakan secepat mungkin setelah penggilasan awal dan harus
dikerjakan sementara campuran masih pada suatu temperatur yang akan menghasilkan suatu
pemadatan yang maksimum. Penggilasan akhir harus dikerjakan sementara bahan yang
bersangkutan masih berada dalam suatu kondisi yang cukup dapat dikerjakan sehingga semua
bekas jejak roda mesin gilas dapat dihilangkan.
Permukaan harus digilas pada saat campuran dalam kondisi yang tepat, tidak memungkinkan
terjadi lapisan lepas (terkelupas), retak atau bergeser. Kecepatan mesin gilas tidak boleh lebih
dari 4 km/jam untuk mesin gilas beroda baja dan 6 km/jam untuk mesin yang menggunakan ban
bertekanan angin. Setiap saat mesin gilas tersebut harus cukup lambat untuk menghindari
terjadinya perpindahan (displacement) campuran panas. Jalur penggilasan tidak boleh diubah
dengan tiba-tiba begitu pula arah penggilasan tidak diputar balik dengan tiba-tiba, cara mana
dapat menimbulkan perpindahan/bergesernya campuran.
Penggilasan harus berlanjut secara terus menerus selama waktu yang diperlukan untuk
memperoleh pemadatan yang seragam sementara campuran yang bersangkutan berada dalam
kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua bekas jejak roda mesin gilas dan ketidakrataan
lainnya dihilangkan
Sambungan-sambungan melintang harus digilas pertama dan dalam penggilasan awal harus
digilas dalam arah melintang dengan memasang papan-papan dengan ketebalan seperti yang
diminta dari perkerasan jalan untuk memungkinkan gerakan mesin gilas di luar perkerasan jalan.
Dimana sambungan melintang akan dibuat di samping suatu jalur lapisan sebelumnya maka
lintasan pertama harus dibuat sepanjang sambungan membujur untuk suatu jarak yang pendek.
Kecuali bila ditentukan lain, penggilasan harus dimulai dari pinggir dan bergerak secara
longitudinal sejajar dengan sumbu (centreline) jalan ke arah puncak cembungan jalan. Setiap
gilasan roller harus overlapping (tumpang tindih) dengan gilasan terdahulu sebesar setengah
lebar roller. Bila penghamparan dilakukan dengan 2 paver (finisher) yang bersamaan (berbaris)
atau berbatasan dengan lajur yang telah dikerjakan terlebih dahulu, sambungan longitudinal
harus digilas dulu lalu diikuti dengan cara penggilasan biasa. Pada lengkung superelevasi,
penggilasan harus dimulai pada sisi yang rendah dan berlanjut ke sisi yang tinggi dengan
overlapping gilasan longitudinal yang sejajar dengan sumbu jalan (centreline).Roller harus
bergerak lambat dan dalam kecepatan tetap dengan roda penggerak berada di depan (ke arah
jalannya pekerjaan penghamparan). Jika lokasi perkerasan sempit seperti pada bahu dalam yang
tidak memungkinkan roller beroperasi maka digunakan alat yang lebih kecil (baby roller).
Roda roller harus dijaga agar selalu basah dengan disemprot air atau air dicampur sedikit
detergen atau material lain yang disetujui, agar campuan tidak melekat pada roda roller. Cairan
pembasah yang berlebihan tidak diperbolehkan.Pada daerah-daerah yang tidak memungkinkan
dipadatkan dengan roller, pemadatan dilakukan dengan "hand tamper" atau alat pemadat tangan
lainnya yang disetujui. Pada daerah yang rendah dapat digunakan trench roller, atau cleated
compression strips digunakan di bawah roller untuk meneruskan tekanan ke daerah yang rendah
tersebut.
Campuran yang menjadi tidak padat dan pecah, tercampur kotoran atau kerusakan lain, harus
dibongkar dan diganti dengan campuran baru yang panas, lalu dipadatkan agar sesuai dengan
daerah sekelilingnya. Daerah-daerah yang kelebihan atau kekurangan material bitumen harus
dibongkar dan diganti. Sebelum 12 jam setelah pekerjaan selesai, tidak boleh ada lalu lintas
memasuki perkerasan baru tersebut, kecuali bila ada ijin Konsultan Pengawas.
a. Pengangkutan Material
b. Penghampara Material
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi
lapangan.Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang telah
ditetapkan
c. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller dan PTR, Dimulai dari bagian
tepi ke bagian tengah. Setelah pemadatan selesai alat pemadatan dipindahkan kejalur
sebelahnya dengan over leving 1/8 panjang drum dan seterusnya hingga mencapai areal
pemadatan.pemadatan dilakukan dengan jumlah passing sesuia dengan hasil trial
compaction.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa harga satuan
Asumsi :
- pelaksanaan ini menggunakan alat berat (secara mekanik)
- lokasi pekerjaan sepanjang jalan
- Material agregat kelas B dicampur di base Camp kontraktor
Prosedur pelaksanan :
- Pencampuran agregat kelas B dicampurkan di base Camp dengan menggunakan
alat Wheel loader
- Pengangkutan material agregat kelas B dengan menggunakan alat Motor Grader
- Hamparan agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Tandem Roller
- Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat batu
Lapis pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis pondasi Atas untuk lapisan di bawcrh lapisan
beraspar. Lapis pondasi Agregat Kelas A mempunyai 100 % berat agregat kasar dengan
angularitas 95/90*.
a. Pengangkutan Material
Material diiurunkan dengan jarak dan volume terlentu untuk memudahkan pada saat
penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material
ditempat lain.
b. Penghamparan Material
b. Panjanghamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi
lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi
c. Material iang tidak dipakai dipisahkan dqn dilempatkan pada lokasi yang telah
ditetapkan'
c. Pemadatan Material
Pemadalan dilakukan dengan menggunakan vibra Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian
tengah.