Anda di halaman 1dari 49

PERBEDAAN BATU AGREGAT A DAN 

B
Kali ini, jualbatusplit akan menerangkan apa perbedaan agregat atau yang biasa disebut base
coarse

Lapis pondasi bawah atau di sebut agregat lapis pondasi kelas B adalah bagian perkerasan
yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar. Fungsi dari lapis pondasi bawah ini antara
lain yaitu:

1. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda.


2. Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
3. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi
atas.
4. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya
daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
5. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.

          Lapis pondasi atas atau di sebut agregat lapis pondasi kelas A adalah bagian perkerasan
yang terletak antara lapis pondasi bawah dan lapisan permukaan.Fungsi dari lapis pondasi ini
antara lain yaitu:

1. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya lintang dari
beban roda.
2. Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah.
3. Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan

Pada proyek pembangunan jalan,  material agregat yang di pakai sama yaitu batu pecah yang
sudah di olah dengan mesin stone cruser dan gradasi atau ukuran di buat sama sesuai
spesifikasi yang di butuhkan untuk pembuatan pondasi jalan raya. Pada pekerjaan pondasi
jalan raya di bagi menjadi dua segmen yaitu meliputi pekerjaan perkerasan lapis pondasi
agregat kelas B 30 cm atau sesuai spesifikasi yang diminta, setelah pekerjaan lapis pondasi
kelas B selesai selanjutnya pekerjaan pondasi atas yang di sebut juga perkerasan lapis
pondasi agregat kelas A dengan tebal 20 cm atau sesuai spesifikasi yang diminta. Pada proses
pekerjaan  lapis pondasi terdiri dari penghamparan material, pemadatan, penyiraman dan
yang terakhir uji CBR.

            Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Agregat Lapis Pondasi A dan B.

1. Penghamparan Material Agregat Lapis Pondasi

Penghamparan material adalah suatu proses meratakan agregat lapis pondasi setelah proses
angkut menggunakan dump truk dari base camp. Penghamparan material agregat tidak boleh
di lakukan apabila cuaca tidak mendukung seperti pada waktu hujan karena kadar air terlalu
tinggi. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 %
di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air
optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum (modified) yang
ditentukan olehspesifikasi SNI. Alat untuk menghamparkan material  agregat lapis pondasi
menggunakan Motor Grader. Setelah material sudah rata sesuai elevasi dan ketebalan yang di
tentukan proses selanjutnya yaitu di padatkan menggunakan alat pemadat vibratory roller.

2. Proses Pelaksanaan Pemadatan Material Agregat Lapis Pondasi

Pemadatan adalah suatu peristiwa bertambahnya berat volume kering oleh beban dinamis,
akibat beban dinamis butir-butir agregat seperti kerikil dan pasir merapat satu sama lain yang
saling mengunci sebagai akibat berkurangnya rongga udara. Tujuan pemadatan dapat tercapai
dengan pemilihan bahan agregat, cara pemadatan, pemilihan mesin pemadat, dan jumlah
lintasan atau passing yang sesuai. Pada pekerjaan pemadatan lapis pondasi agregat di pakai
alat pemadat vibratory roller merk Hamm dengan berat 20 ton. Yang perlu di perhatikan
dalam pekerjaan pemadatan yaitu penghamparan yang agak berlubang atau kurang rata perlu
di tambahkan agregat material secara manual agar mendapat hasil yang padat dan merata.

Proses pekerjaan pemadatan di lapangan yang pertama kali setelah material di hamparkan
secara merata yaitu di padatkan dengan compactor setelah agak merata kemudian di siram air
secara merata dengan menggunakan water tank dengan kapasitas 5000 liter. Setelah air
merata di permukaan agregat yang sudah di padatkan kemudian agregat lapis pondasi di
padatkan lagi dengan vibratory roller sampi merata dan padat. Fungsi penyiraman ini untuk
pemadatan, karena dengan adanya penyiraman air ini rongga-rongga antara agregat akan
terpadatkan dengan sendirinya dan saling mengunci sehingga tidak ada rongga udara di
dalamnya.

3. Uji CBR

CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan standard
dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama cara umum. Perkerasan jalan harus
memenuhi 2 syarat, yaitu :

1. Secara keseluruhan perkerasan jalan harus cukup kuat untuk memikul berat kendaraan
yang akan memakainya.

2. Permukaan jalan harus dapat menahan gaya gesekan dan keausan dari roda-roda
kendaraan, juga terhadap air dan hujan.
Bila perkerasan jalan tidak mempunyai kekuatan secukupnya secara keseluruhan, maka jalan
tersebut akan mengalami penurunan dan pergeseran, baik pada perkerasan jalan maupun pada
tanah dasar. Akibatnya jalan tersebut akan bergelombang besar dan berlobang-lobang, sampai
pada akhirnya rusak sama sekali. Sedangkan kalau perkerasan jalan tidak mempunyai lapisan
yang kuat, maka permukaan jalan mengalami kerusakan yaitu berupa lobang-lobang kecil dan
pada akhirnya akan bertambah banyak dan bertambah besar sampai perkerasan jalan menjadi
rusak secara keseluruhan. Jadi untuk menilai kekuatan dasar atau bahan lain yang hendak
dipakai untuk menentukan tebal lapisan perkerasan dipergunakan  percobaan CBR. Nilai
CBR ini digunakan untuk menilai kekuatan yang juga dipakai sebagai dasar untuk penentuan
tebal lapisan dari suatu perkerasan.

Kekuatan tanah dasar tentu banyak tergantung pada kadar airnya. Makin tinggi kadar airnya,
makin kecil kekuatan CBR dari tanah tersebut. Walaupun demikian, hal itu tidak berarti
bahwa sebaiknya tanah dasar di padatkan dengan kadar air rendah untuk mendapatkan nilai
CBR yang tinggi, karena kadar air tidak konstan pada nilai rendah itu. Setelah pembuatan
jalan, maka air akan dapat meresap kedalam tanah dasar sehingga kekuatan CBR turun
sampai kadar air mencapai nilai yang constant. Kadar air yang constant inilah yang disebut
kadar air keseimbangan. Batas-batas kadar air dan berat isi kering dapat ditentukan dari hasil
percobaan laboratorium, yaitu percobaan pemadatan dan CBR.Gambar 6.6 alat uji CBR
menggunakan Field cbr test set (cbr lapangan)

44.     UjiSand Cone


Sand cone test adalah pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan dengan menggunakan pasir
Ottawa sebagai parameter kepadatan yang mempunyai sifat kering,bersih,keras,tidak
memiliki bahan pengikat sehingga dapat mengalir bebas. Percobaan ini bertujuan untuk
mengetahui kepadatan dari suatu tanah di lapangan dengan berat isi kering laboratorium.
Gambar proses tes kepadatan lapangan menggunakan alat sand sone. Dari proses uji CBR dan
Sand Cone apabila di dapat data tidak sesuai spesifikasi maka akan di lakukan perbaikan lapis
agregat pondasi atau pemadatan ulang.

Dibawah ini urutan gambar proses pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A dan agregat kelas
B sampai terakhir pengujian CBR dan sand cone.
                             

Gambar  Lapis Pondasi Agregat Kelas B

 
Gambar  Proses penghamparan material pondasi

 
Gambar  Pekerjaan Pemadatan

 
 Gambar  Pekerjaan Penyiraman Air dan Pemadatan

 
 Gambar  Hasil Akhir setelah selesai proses pemadatan

Untuk Anda yang membutuhkan batu split maupun agregat base coarse, bisa menghubungi
nomor 0853-2323-3399 untuk info lebih lanjut.

sumber

Posted in Teknik Sipil and tagged agregat A, agregat B, base coarse, batu split, cbr test, lapis


pondasi jalan, uji sand cone on Februari 12, 2018. Tinggalkan komentar

MEMAHAMI LAPIS RESAP PENGIKAT


DAN LAPIS PEREKAT ASPAL
Ada satu istilah baru yang akan saya bahas mengenai cara membedakan lapis resap pengikat
(prime coat) dan lapis perekat (tack coat) pada konstruksi jalan raya. Mungkin masih ada
sedikit dari kita yang kurang paham tentang perbedaan keduanya. Untuk penjelasan
lengkapnya dapat dilihat di bawah ini.
Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)
Gambar pelaksanaan lapis resap pengikat (prime coat) menggunakan asphalt distributor
Lapis resap pengikat atau yang disebut juga dengan prime coat merupakan lapisan ikat aspal
cair yang diletakkan di atas lapis pondasi agregat Kelas A. Lapis resap pengikat biasanya
dibuat dari aspal dengan penetrasi 80/100 atau penetrasi 60/70 yang dicairkan dengan minyak
tanah. Volume yang digunakan berkisar antara 0,4 sampai dengan 1,3 liter/ m2 untuk lapis
pondasi agregat kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m2 untuk pondasi tanah semen. Setelah
pengeringan selama 4 sampai 6 jam, bahan pengikat harus telah meresap kedalam lapis
pondasi. lapis resap pengikat yang berlebih dapat mengakibatkan pelelehan (bleeding) dan
dapat menyebabkan timbulnya bidang geser. Oleh karena itu, untuk daerah yang berlebih
ditabur dengan pasir halus dan dibiarkan agar pasir tersebut diselimuti aspal.
Fungsi dari lapis resap pengikat antara lain :
– Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran aspal
– Mencegah lepasnya butiran lapis pondasi agregat (segregasi) jika dilewati kendaraan
sebelum dilapis dengan campuran aspal.
– Menjaga lapis pondasi agregat dari pengaruh cuaca, khususnya hujan. Sehingga air tidak
masuk ke dalam lapisan pondasi agregat yang dapat mengakibatkan kerusakan struktur jalan.
Sangat berguna di Indonesia ketika tahap penyelesaian di musim penghujan.
Lapis Perekat (Tack Coat)

Gambar pelaksanaan lapis perekat (tack coat) menggunakan asphalt distributor


Lapis perekat (tack coat) merupakan lapisan aspal cair yang diletakkan di atas lapisan
beraspal atau lapis beton semen sebelum lapis berikutnya dihampar. Lapis perekat berfungsi
untuk memberikan daya ikat antara lapis lama dengan baru
Bahan lapis perekat terdiri dari aspal emulsi yang cepat menyerap atau aspal keras pen
80/100 atau pen 60/70 yang dicairkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah per 100
bagian aspal. Pemakaiannya berkisar antar 0,15 liter/m2 sampai 0,50 liter /m2. Lebih tipis
dibandingkan dengan pemakaian lapis resap pengikat.
Tata Cara Pelaksanaan
Gambar pembersihan permukaan jalan menggunakan air compressor
Pemasangan lapis resap pengikat atau lapis perekat dilaksanakan setelah permukaan lama
dibersihkan dengan air compressor, sehingga tekstur perkerasan lama menjadi bersih dan
terlihat jelas.

Gambar penyemprotan lapis perekat (tack coat) menggunakan hand sprayer


Sebelum dilakukan penyemprotan oleh pelaksana proyek, batas permukaan yang akan
disemprot harus diukur dan ditandai. Pelaksanaan penyemprotan lapis resap pengikat dan
lapis perekat menggunakan alat asphalt distributor. Asphalt distributor adalah truk atau
kendaraan lain yang dilengkapi dengan aspal, pompa, dan batang penyemprot. Umumnya
truk juga dilengkapi dengan pemanas untuk menjaga temperatur aspal. Apabila diizinkan oleh
direksi pekerjaan, pelaksanaannya dapat menggunakan alat penyemprot tangan (hand
sprayer). Hand sprayer sering digunakan untuk daerah – daerah yang sulit dijangkau dengan
Asphalt Distributor. Agar memperoleh hasil merata, sebaiknya pelaksanaanya dikerjakan
oleh operator terampil dan telah teruji coba dengan baik.
Kondisi Cuaca yang diizinkan untuk bekerja
Lapis resap pengikat dan lapis perekat hanya disemprot saat kondisi permukaan jalan dalam
keadaan kering, dan tidak boleh dikerjakan saat angin kencang, hujan atau akan terjadinya
hujan.Untuk Anda yang membutuhkan batu split untuk proyek pembuatan jalan, dapat
langsung menghubungi kami di 0853-2323-3399
sumber

Posted in Teknik Sipil and tagged agregat, aspal cair, lapis perekat aspal, lapis resap pengikat


aspal, prime coat, tack coat on Januari 1, 2018. Tinggalkan komentar

PROSEDUR PENGUJIAN MUTU BETON


Dalam kehidupan sehari-hari, beton merupakan salah satu bahan bangunan yang tidak asing
lagi bagi semua orang. Pada umumnya bahan beton ini dipergunakan sebagai stuktur utama
sebuah bangunan. Bahkan dengan adanya tren minimalis saat ini dimana penggunaan beton
sangat dimaksimalkan mulai dari pondasi hingga atap menyebabkan beton menjadi suatu
elemen yang penting dalam sebuah proyek.

Walaupun telah banyak orang yang menggunakan bahan beton, namun pada kenyataannya
tidak banyak yang mengerti bagaimana membuat beton yang benar. Kalaupun sudah
dipahami, seringkali dalam prakteknya orang melanggar prosedur yang sudah
dipahami tersebut dengan berbagai alasan. Umumnya, dari sekian tahapan proses pembuatan
beton hanya satu proses yang pasti dilalui yaitu mencampur bahan-bahan utama pembentuk
beton seperti semen, pasir dan batu split dengan perbandingan tertentu. Itupun kadang tidak
dilakukan dengan benar atau tidak sesuai dengan yang ditulis dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat.

Krisis mutu beton, barangkali itulah akibat yang bisa terjadi dari  tindakan yang melanggar
prosedur yang sudah ditetapkan tersebut. Karena tidak melewati proses secara benar, bisa
dipastikan produk beton yang dihasilkan tidak bisa memenuhi standar mutu yang diharapkan.
Penyebab lain dari krisis mutu ini adalah  tenaga kerja yang tidak berkompeten menangani
pekerjaan tersebut, kurangnya kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan
pekerjaan yang dilaksanakan secara terburu-buru.

Sengaja atau tidak sengaja, tentunya hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Perselisihan,
pengulangan pekerjaan dan perbaikan kembali pekerjaan bisa terjadi karena mutu yang tidak
bisa diterima. Semua komponen yang berkepentingan dalam pekerjaan beton, diharapkan
kesadarannya untuk selalu menggunakan dan melaksanakan standar prosedur yang benar
sebagai acuan dalam pekerjaan beton.

Melihat uraian di atas, maka perlu kiranya dibuat sebuah manual prosedur pembuatan dan
pengujian beton yang mengacu pada standar ISO yang berlaku di negara kita. Manual
prosedur ini tentunya akan sangat membantu menyamakan persepsi semua pihak yang terlibat
dalam pembuatan beton agar kualitas beton yang dihasilkan memenuhi standar mutu yang
diharapkan.

Pemeriksaan Bahan
Pemeriksaan Bahan Batu Split dan Pasir

1. Batu Split

Timbang batu split seberat  5 kg.

Batu split dimasukkan dalam keranjang lalu direndam dalam bak air. Setelah batu spit
dikeluarkan dari bak air kemudian di lap dengan kain sampai permukaannya lembab.

Didapat batu split yang SSD untuk kemudian dapat digunakan sebagai bahan untuk
percobaan campuran beton.

SSD atau Saturated Surface Dry adalah keadaan pada agregat dimana tidak terdapat air pada
permukaannya tetapi pada rongganya terisi oleh air sehingga tidak mengakibatkan
penambahan maupun pengurangan kadar air dalam beton.

2. Pasir.

Pasir basah diletakkan dan diangin-anginkan (dibalik-balikkan) selama   beberapa jam.

Kemudian pasir diuji dengan memakai alat corong/kerucut  sebagai berikut :

 Pasir yang diinginkan (dalam keadaan SSD nomor 4) diusahakan  mempunyai bentuk
yang tetap   hanya puncaknya yang sedikit longsor.
 Kemudian dicari kadar lumpurnya. Untuk pasir kadar lumpurnya harus <5%,
sedangkanuntuk kerikil kadar lumpurnya harus <1%
 

Pemeriksaan Kandungan Lumpur Untuk Pasir dan Kerikil

Pemeriksaan Kadar Air

 Pasir dalam keadaan sesungguhnya, bukan SSd ditimbang


 Kerikil  dalam keadaan sesungguhnya, bukan SSd ditimbang
 Keringkan pasir dan  kerikil tersebut dalam oven 100 C – 110  c selama 24 jam
 Timbang pasir dan kerikil yang sudah dioven.
 Dari pemeriksaan diatas diperoleh prosentase kandungan air pasir dan kerikil

Pemeriksaan Berat Jenis Agregat

1. Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Halus


2. Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Kasar

Pemeriksaan Berat Satuan Volume Agregat dan Semen

Modulus kehalusan pasir = jumlah % tertinggal komulatif pada tiap ayakan dari suatu seri
ayakan yang ukuran lubangnya berbanding 2 kali lipat dimulai dari ayakan berukuran lubang
0,15 mm

Pemeriksaan Gradasi Pasir dan Batu Split

 Timbang masing-masing pasir / batu split tersebut. Penimbangan sebaiknya dilakukan


secara komulatif, yaitu dari butir pasir / batu split yang kasar dahulu , kemudian
ditambahkan dengan butir pasir yang lebih halus sampai semua pasir tertimbang.
Catat berat pasir / batu split setiap penimbangan. Pada langkah ini harus dilakukan
dengan hati-hati agar tidak ada butir pasir / batu split yang hilang.
 Modulus kehalusan pasir / batu split = jumlah % tertinggal komulatif pada tiap ayakan
dari suatu seri ayakan yang ukuran lubangnya berbanding 2 kali lipat dimulai dari
ayakan berukuran lubang 0,15 mm.

sumber, foto

Posted in Teknik Sipil, Tips Bangunan and tagged agregat, batu split, batu split


beton, beton, kadar lumpur split, mutu beton, pasir, pasir beton, pengujian
beton on Desember 25, 2017. Tinggalkan komentar
KONSTRUKSI LAPISAN ASPAL
DI INDONESIA
Beberapa waktu lalu saya berdiskusi dengan kontraktor jalan raya yang membeli
material batu split kami. Ada istilah-istilah yang saat itu saya kurang mengerti AC-WC, AC-
BC dan lain-lain. Untuk itu saya membagikan artikel ini untuk Anda para pembaca.

Perkerasan jalan dibedakan menjadi 2 yaitu perkerasan kaku (rigid pavement) dan perkerasan
lentur (flexible pavement), Baca juga  tulisan tentang salah satu faktor penyebab kerusakan
jalan.  Pada tulisan saya kali ini mencoba membahas perkerasan lentur, yaitu jalan aspal,
lebih detailnya beton aspal (Asphalt Concrete)

Menurut Bina Marga (2007), Aspal beton merupakan campuran yang homogen antara 
agregat (agregat kasar, agregat halus dan bahan pengisi atau filler) dan aspal sebagai bahan
pengikat  yang mempunyai gradasi  tertentu, dicampur, dihamparkan dan dipadatkan pada
suhu tertentu untuk menerima beban lalu lintas yang tinggi.

Aspal beton  (Asphalt Concrete) di Indonesia dikenal dengan Laston (Lapisan Aspal Beton)
yaitu  lapis permukaan struktural atau lapis pondasi atas. Aspal beton terdiri atas 3 (tiga)
macam lapisan, yaitu Laston Lapis Aus  ( Asphalt Concrete- Wearing Course atau AC-WC),
Laston Lapis Permukaan Antara ( Asphalt Concrete- Binder Course atau AC-BC) dan Laston
Lapis Pondasi ( Asphalt Concrete- Base atau AC-Base). Ketebalan nominal minimum
masing-masing 4 Cm, 5 Cm, dan 6 Cm.

Asphalt Concrete – Wearing Course

Asphalt Concrete -Wearing Course merupakan lapisan perkerasan yang terletak paling atas
dan berfungsi sebagai  lapisan aus. Walaupun bersifat non struktural, AC-WC dapat
menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga secara keseluruhan
menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan.

Asphalt Concrete – Binder Course

Lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak dibawah lapisan aus (Wearing
Course) dan di atas lapisan pondasi  (Base Course). Lapisan ini tidak berhubungan langsung
dengan cuaca, tetapi harus mempunyai ketebalan dan kekauan yang cukup untuk mengurangi
tegangan/regangan akibat beban lalu lintas yang akan diteruskan  ke lapisan di bawahnya 
yaitu Base dan Sub Grade (Tanah Dasar). Karakteristik yang terpenting pada campuran ini
adalah stabilitas.

Asphalt Concrete – Base

Lapisan ini merupakan perkerasan yang terletak di bawah lapis pengikat (AC- BC),
perkerasan tersebut  tidak berhubungan  langsung dengan cuaca, tetapi perlu memiliki
stabilitas untuk menahan beban lalu lintas yang disebarkan melalui roda kendaraan. 
Perbedaan terletak pada jenis gradasi agregat dan kadar aspal yang digunakan. Menurut
Departemen Pekerjaan Umum  (1983)  Laston Atas atau lapisan pondasi atas ( AC- Base)
merupakan pondasi perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan
perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas. Lapis Pondasi (AC-
Base ) mempunyai fungsi memberi dukungan lapis permukaan; mengurangi regangan dan
tegangan; menyebarkan dan meneruskan beban konstruksi jalan di bawahnya (Sub Grade)

Lapisan perkerasan lentur adalah perkerasan yang memanfaatkan aspal sebagai bahan
pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan meyebarkan beban lalu lintas
ke tanah dasar. yang telah dipadatkan. Aspal beton campuran panas merupakan salah satu
jenis lapis perkerasan konstruksi perkerasan lentur. Jenis perkerasan ini merupakan campuran
homogen antara agregat dan aspal sebagai bahan pengikat pada suhu tertentu. Berdasarkan
fungsinya  aspal beton dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

 Sebagai lapis permukaan yang tahan terhadap cuaca, gaya geser dan tekanan roda
serta memberikan lapis kedap air yang dapat melindungi lapis dibawahnya dari
rembesan air.
 Sebagai Lapis Pondasi atas
 Sebagai Lapis pembentuk pondasi, jika dipergunakan pada pekerjaan peningkatan dan
pemeliharaan jalan

Sesuai fungsinya maka lapis aspal beton atau perkerasan lentur mempunyai kandungan
agregat dan aspal yang berbeda. Sebagai lapis pondasi, maka kadar aspal yang dikandungnya
haruslah cukup sehingga dapat memberikan lapis yang kedap air. Agregat yang dipergunakan
agak kasar jika dibandingkan dengan aspal beton yang berfungsi sebagai lapis aus atau
lapisan permukaan.
Untuk Anda yang membutuhkan batu split berkualitas, langsung saja hubungi sekarang juga
di 0853-2323-33399 (Ron)

sumber artikel

Posted in Teknik Sipil and tagged agregat halus, agregat kasar, aspal, batu split on Oktober


30, 2017. Tinggalkan komentar

JENIS – JENIS KERUSAKAN PADA LAPIS


PONDASI ATAS DAN BAWAH
JENIS – JENIS KERUSAKAN PADA LAPIS PONDASI ATAS DAN BAWAH

1. Aspal Amblas

Aspal amblas ambles adalah  penurunan  perkerasan  yang  terjadi  pada  area  terbatas  yang
mungkin  dapat  diikuti  dengan  retakan.  Penurunan  ditandai  dengan
adanya genangan air pada permukaan perkerasan yang membahayakan lalu lintas
yang lewat. Faktor penyebab kerusakan :

1. Beban lalu lintas berlebihan


2. Penurunan  sebagian  dari  perkerasan  akibat  lapisan  dibawah  perkerasan
mengalami penurunan.
3. Konsolidasi atau Gerakan Tanah Pondasi.
Penurunan  konsolidasi  tanah  di  bawah  timbunan  menyebabkan  distori 
perkerasan. Perkerasan  lentur  yang  dibangun  diatas  kotoran  atau  tanah  gambut, 
akan memunculkan  area  yang  ambles

Cara untuk menangani kerusakan ambles dengan cara mengisi bagian jalan yang amblas
dengan agregat, kemudian dengan pemadatan dengan campuran aspal. Untuk amblas < 5 cm,
bagian yang rendah diisi dengan bahan sesuai seperti lapen, lataston, laston. Untuk amblas
yang > 5 cm, bagian yang amblas dibongkar dan dilapisi kembali dengan lapis yang sesuai.
Jalan Aspal Amblas

Jalan amblas ini pernah penulis temukan pada tahun 2012-2013 di kota Samarinda, tepatnya
di depan kantor Gubernur Kalimantan Timur

2. Aspal Mengembang (Swell)

Aspal mengembang adalah naiknya tanah dasar akibat pengembangan yang menghasilkan


retak parah di permukaan perkerasan.
•  Faktor penyebab kerusakan
1).  Mengembangnya material lapisan di bawah perkerasan atau tanah dasar.
2). Tanah dasar perkerasan mengembang, bila kadar air naik. Umumnya, hal ini
terjadi bila tanah pondasi berupa lempung yang mudah mengembang oleh
kenaikan kadar air.
•  Cara perbaikan
1). Menambal di seluruh kedalaman.
2). Pembongkaran  total  area  yang  rusak  dan  menggantikannya  dengan
material baru.
3). Perataan permukaan dengan cara menimbunnya dengan material baru.
4). Sembarang  cara,  untuk  perbaikan  permanen,  pada  prinsipnya  harus
ditunjukan untuk menstabilkan kadar air dalam struktur perkerasan.
Jalan aspal mengembang

3. Alur (rutting)
Alur aspal adalah  deformasi  permukaan  perkerasan  aspal  dalam  bentuk  turunnya
perkerasan ke arah memanjang pada lintasan roda kendaraan..
Faktor penyebab kerusakan
1). Pemadatan  lapis  permukaan  dan  pondasi  (base)  kurang,  sehingga  akibat
beban lalu lintas lapis pondasi memadat lagi.
2). Kualitas campuran aspal rendah, ditandai dengan gerakan arah lateral dan
ke bawah dari campuran aspal di bawah beban roda berat.
3). Gerakan  lateral  dari  satu  atau  lebih  dari  komponen  pembentuk  lapis
perkerasan yang kurang padat. Contonya terjadinya alur pada lintasan roda
yang  disebabkan  oleh  deformasi  dalam  lapis  pondasi  atau  tanah  da
4). Tanah dasar lemah atau agregat pondasi kurang tebal, pemadatan kurang,
atau terjadi pelemahan akibat infiltrasi air tanah.

 Cara perbaikan.
1). Jika  penyebabnya  adalah  lemahnya  lapis  pondasi  atau  tanah  dasar,
pembangunan  kembali  perkerasan  secara  total  mungkin  diperlukan,
termasuk juga penambahan drainase, terutama jika air menjadi salah satu
Jalan Aspal Rutting Beralur

4. Bergelombang

Perbaikan yang paling baik dilakukan pada aspal bergelombang adalah dengan menambal di


seluruh kedalaman. Jika perkerasan mempunyai agregat fondasi (base) dengan lapisan tipis
perawatan permukaan maka permukaan dikasarkan kemudian dicampur dengan material
fondasi, dan dipadatkan lagi sebelum meletakkan lapisan.

 Faktor penyebab kerusakan


1). Aksi  lalu  lintas  yang  disertai  dengan  permukaan  perkerasan  atau  lapis
pondasi  yang  tidak  stabil.  Permukaan  perkerasan  yang  tidak  stabil  ini
disebabkan  karena  campuran  lapisan  aspal  yang  buruk,  misalnya  akibat
terlalu  tingginya  kadar  aspal,  terlalu  banyaknya  agregat  halus,  agregat
berbentuk bulat dan licin, atau terlalu lunaknya campuran semen.
2). Kadar  air  dalam  lapis  pondasi  granuler  (granular  base)  terlalu  tinggi
sehingga tidak stabil
Jalan Aspal Bergelombang

Nah, pasti bapak / ibu pemilik proyek pemenang tender tidak mau khan jalan aspal yang
Anda buat menjadi retak bermasalah dan malah membebani biaya perawatan / maintenance
cost proyek Anda di kemudian hari? Kami percaya keputusan terbaik ada di tangan bapak/ibu
untuk memilih dan mempercayakan kebutuhan material batu split/agregat/base coarse nya.

Untuk informasi batu split Merak / Bojonegara dengan kualitas TERBAIK dan


TERPERCAYA, bisa menghubungi kami di 081-383-223-288 atau email ke
sales@jualbatusplit.com.
Untuk masalah harga, tenang saja pak / bu, HARGA batu split kami menyesuaikan dengan
bujet proyek Anda kok.
Langsung saja hubungi kami ya untuk jual beli batu split..
Terima kasih atas perhatian bapak dan ibu..

Posted in Teknik Sipil and tagged aspalamblas, batu split bojonegara, batusplitmerak, jalan


bergelombang, jalanaspalberalur, kerusakanaspal on Mei 20, 2017. Tinggalkan komentar

JENIS RETAK JALAN BERDASARKAN


CARA BERKEMBANG RETAK
Masih menyambung artikel sebelumnya, tentang kerusakan aspal.
Berdasarkan cara berkembangnya, NDLI (1995) membagi dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Retak dari atas ke bawah (top-down cracking)
Top-down cracks  (TDC) adalah retak memanjang dan/ atau melintang yang
dimulai pada permukaan perkerasan aspal dan berkembang ke bawah. Menurut
Kuennen (2009), retak ini biasanya terjadi akibat segregasi campuran aspal cair
dengan batu split dan sifat viscoelastic aspal sebagai pengikat yang rentan terhadap
perubahan suhu yang ekstrim.

2.Retak dari bawah ke atas (bottom-up cracking)


Kuennen (2009) menyebutkan bahwa bottom-up cracking atau fatigue
cracking  adalah hasil dari perkembangan tegangan pada lapis pondasi perkerasan
aspal yang menyebabkan lapis pondasi retak dan merambat ke atas. Retak ini
diakibatkan repetisi beban lalu lintas dan bisa berupa kumpulan retak kecil yang
saling berhubungan.

 
sumber gambar 1, gambar 2
Untuk kebutuhan batu split yang berkualitas, hubungi kami di 087773399966
Posted in Teknik Sipil and tagged aspal, batu split, retak aspal on Agustus 29, 2016. 1
Komentar

RETAK JALAN
BERDASARKAN PENYEBAB
Retak Jalan Berdasarkan Penyebab 

Menurut Mamlouk (2006) berdasarkan penyebab terjadinya kerusakan retak, retak dibagi
menjadi 3 bagian:

1. Retak struktural (structural cracking)

Retak struktural yang disebut juga sebagai retak lelah (fatigue cracking) adalah serangkaian
retak memanjang dan saling berhubungan pada permukaan jalan yang disebabkan oleh
pembebanan yang berulang dari roda kendaraan, terutama kendaraan berat dengan muatan
berlebih. Jenis retak ini umumnya dimulai sebagai retak longitudinal pendek di jalan dan
berkembang menjadi retak berpola kulit buaya (retak saling berhubungan). Jenis retak ini
terjadi karena aksi lentur yang berulang pada perkerasan saat beban diberikan. Hal ini
menghasilkan tegangan tarik yang akhirnya membuat retak pada bagian bawah lapisan aspal.
Retak secara bertahap merambat ke bagian atas lapisan dan kemudian berkembang dan saling
berhubungan. Jenis kerusakan ini akhirnya akan menyebabkan hilangnya integritas struktural
dari sistem perkerasan.
Gambar Retak Struktural (Fatigue Cracking)

2. Retak melintang akibat suhu ( transverse thermal cracking)

Retak ini terjadi karena perubahan suhu pada material perkerasan jalan. Karena material ini
digerus berulang akibat gaya gesekan dengan material lain, tegangan tarik berkembang dalam
material perkerasan. Jika tegangan tarik melebihi kekuatan tegangan tarik material, maka
retak thermal akan berkembang seperti Gambar 1.10. Retak thermal biasanya terjadi dalam
arah melintang dan tegak lurus dari arah arus lalu lintas. Jenis retak ini biasanya memiliki
jarak yang sama. Retak ini adalah jenis retak yang tidak berhubungan dengan beban lalu
lintas dan retak ini dimulai saat musim dingin. Lebar retak thermal biasanya mengalami
perubahan dari musim panas.
Gambar Retak Thermal (Transverse Thermal Cracking)

3. Retak refleksi (reflection cracking)

Retak refleksi merupakan retak di bawah lapisan yang bisa terjadi overlay. Retak refleksi
sering terjadi di aspal overlay pada perkerasan beton dan cement treated basis. Mereka juga
terjadi ketika retak pada lapisan aspal yang lama tidak benar diperbaiki sebelum dioverlay.
Retak refleksi memiliki beberapa bentuk tergantung pada pola retak di lapisan bawahnya.

Posted in Teknik Sipil and tagged aspal, batu split, retak jalan, retak refleksi, retak


struktural, retak suhu on Maret 29, 2016. Tinggalkan komentar

JENIS RETAK JALAN BAG.2


b. Retak pertemuan perkerasan bahu (edge joint cracks)

Sesuai dengan namanya retak ini umumnya terjadi pada daerah sambungan perkerasan
dengan bahu yang beraspal. Retak ini berbentuk retak memanjang (longitudinal cracks) dan
biasanya terbentuknya pada permukaan bahu beraspal. Retak ini dapat terdiri atas beberapa
celah yang saling sejajar.

Kemungkinan penyebab:

1. Perbedaan ketinggian antara bahu beraspal dengan perkerasan, akibat penurunan


bahu.
2. Penyusutan material bahu/ badan perkerasan jalan.
3. Drainase kurang baik.
4. Roda kendaraan berat yang menginjak bahu beraspal.
5. Material pada bahu yang kurang baik/ kurang memadai.

Akibat lanjutan:

1. Menimbulkan kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan akibat


meresapnya air pada badan jalan dan mengganggu kenyamanan berkendaraan.
2. Berkembang menjadi besar yang diikuti oleh pelepasan butir pada tepi retak.

Hal yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan :

1.Retak dapat ditutup dengan larutan pengisi, retak yang besar diisi dengan larutan emulsi
aspal yang diikuti dengan penanganan permukaan atau larutan pengisi .

2.Pengkasaran dengan pemanas dan lapis tambahan(overlay).

c. Retak sambungan jalan (lane joint cracks)

Sesuai dengan namanya retak ini terjadi pada sambungan dua jalur lalu lintas dan berbentuk
retak memanjang (longitudinal cracks). Retak ini dapat terdiri atas beberapa celah yang
saling sejajar.
Kemungkinan penyebab:

1. Ikatan sambungan kedua jalur yang kurang baik.

Akibat lanjutan:

1. Kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan dan akan mengganggu
kenyamanan berkendaraan.
2. Lepasnya butir pada tepi retak dan bertambah lebar.

Retak Sambungan Jalan (Lane Joint Cracks)

Hal yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan :

1.Perbaikan dapat dilakukan dengan memasukan campuran aspal cair dan pasir kedalam
celah yang terjadi .

d. Retak sambungan pelebaran (widening cracks)

Bentuk retak ini adalah retak memanjang (longitudinal cracks) yang akan terjadi pada
sambungan antara perkerasan lama dengan perkerasan pelebaran. Retak ini dapat terdiri atas
beberapa celah yang saling sejajar dan akan meresapkan air pada lapisan perkerasan.

Kemungkinan penyebab:

1. Ikatan sambungan yang kurang baik.


2. Perbedaan kekuatan/ daya dukung perkerasan pada jalan pelebaran dengan jalan lama.

Akibat lanjutan:

1. Ikatan sambungan kedua jalur yang kurang baik.

Akibat lanjutan:

1. Kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan dan akan mengganggu
kenyamanan berkendaraan.
2. Lepasnya butir pada tepi retak dan bertambah lebar.
Retak Sambungan Pelebaran (Widening Crack)

Hal yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan :

1.Perbaikan dilakukan dengan mengisi celah-celah yang timbul dengan campuran aspal cair
dan pasir.

Posted in Teknik Sipil and tagged edge joint cracks, lane joint cracks., retak bahu jalan, retak
sambungan jalan on Oktober 3, 2015. Tinggalkan komentar

JENIS RETAK JALAN BAG.1


A.Lapis Permukaan Atas

1.Retak

Retak adalah suatu gejala kerusakan/ pecahnya permukaan perkerasan sehingga akan
menyebabkan air pada permukaan perkerasan masuk ke lapisan dibawahnya dan hal ini
merupakan salah satu faktor yang akan membuat luas/ parah suatu kerusakan (Departemen
Pekerjaan Umum, 2007).

Di dalam pendekatan mekanika retak diasumsikan ada bagian yang lemah pada setiap
material. Ketika pembebanan terjadi, ada konsentrasi tegangan yang lebih tinggi di sekitar
bagian tersebut, sehingga material tersebut tidak lagi memiliki distribusi tegangan yang
seragam dan terjadilah kerusakan/ retak pada bagian tersebut dan berkembang ke bagian yang
lainnya. Mekanika retak juga menggambarkan perkembangan retak tergantung pada sifat
material tersebut (Roque, 2010).

1. Jenis – jenis retak

Pengelompokan jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada retak bermacam-macam, seperti jenis
retak berdasarkan bentuk retak, penyebab terjadinya kerusakan retak, tingkat keparahan retak,
dan cara berkembangnya.
1. Berdasarkan bentuk retak

Departemen Pekerjaan Umum (2007) mengelompokkan jenis kerusakan retak berdasarkan


bentuknya menjadi:

1). Meander (meandering)

Yaitu retak yang terjadi berbentuk seperti sungai yang berkelok-kelok (meander). Jenis retak
yang termasuk dalam kerusakan ini adalah: retak halus (hair cracks).

a).Retak halus (hair cracks)

Yang dimaksud retak halus adalah retak yang terjadi mempunyai lebar celah≤ 3 mm. Sifat
penyebarannya dapat setempat atau luas pada permukaan jalan.

Kemungkinan penyebab:

1. Bahan perkerasan/ kualitas material kurang baik.


2. Pelapukan permukaan.
3. Air tanah pada badan perkerasan jalan.
4. Tanah dasar/ lapisan dibawah permukaan kurang stabil.

Akibat lanjutan:

1. Meresapnya air pada badan jalan sehingga mempercepat kerusakan dan menimbulkan
ketidak-nyamanan berkendaraan.
2. Berkembang menjadi retak buaya (alligator cracks).

retak jalan halus (hair crack)

Hal yang perlu dilakukan untuk pemeliharaan :

1. 1. Ditambal atau di tutuo sesuai dengan ukuran dan tingkat kerusakannya.


2. Garis (line)

Yaitu retak yang terjadi berbentuk garis dan dapat berupa memanjang (longitudinal),
melintang (transverse), dan diagonal. Jenis kerusakan retak yang termasuk dalam kerusakan
ini adalah: retak tepi (edge cracks), retak pertemuan perkerasan dan bahu (edge joint cracks),
retak sambungan jalan (lane joint cracks), dan retak sambungan pelebaran (widening cracks).
a.Retak tepi (edge cracks)

Retak ini disebut juga dengan retak garis (lane cracks) dimana terjadi pada sisi tepi
perkerasan/ dekat bahu dan berbentuk retak memanjang (longitudinal cracks) dengan atau
tanpa cabang yang mengarah ke bahu. Retak ini dapat terdiri atas beberapa celah yang saling
sejajar.

Kemungkinan penyebab:

1. Bahan dibawah retak pinggir kurang baik atau perubahan volume akibat jenis
ekspansif clay pada tanah dasar .
2. Sokongan bahu samping kurang baik.
3. Drainase kurang baik.
4. Akar tanaman yang tumbuh di tepi perkerasan dapat pula menjadi sebab terjadinya
retak tepi.

Akibat lanjutan:

1. Kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan sehingga mengganggu


kenyamanan berkendaraan.
2. Retak akan berkembang menjadi besar yang diikuti oleh pelepasan butir pada tepi
retak.

retak tepi (edge cracks)

Hal yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan :

1.Perbaikan bergantung pada tingkat kerusakannya, jika bahu jalan tidak mendukung pinggir
perkerasan maka material yang buruk di bongkar dan di gantikan dengan material baik yang
dipadatkan .

2.Jika air menjadi faktor penyabab kerusakan pecah ,maka harus dibuatkan drainase.

3.Penambahan parsial .

sumber
Posted in Teknik Sipil and tagged aspal rusak, hair crack, retak aspal, retak
halus on September 29, 2015. Tinggalkan komentar

PERKERASAN JALAN ASPAL


DI INDONESIA
Pembangunan suatu negara membutuhkan suatu dukungan infrastruktur yang tepat dan
memadahi. Oleh karena itu pembangunan transportasi jalan raya terus dikembangkan menuju
terciptanya jaringan transportasi yang handal, efisien dan mampu mendukung industrialisasi
dalam upaya pemerataan pembangunan.

Di Indonesia pada umumnya menggunakan lapisan permukaan konvensional berupa Asphalt


Concrete (AC) dan Hot Rolled Sheet (HRS), tetapi kinerja dari lapisan ini tidak selalu
memuaskan dan kerusakan dini sering terjadi. Kerusakan tersebut terlihat berupa gelombang
(corrugation), alur (rutting) dan retak-retak (cracks) pada permukaan perkerasan. Iklim tropis
di Indonesia dengan pergantian cuaca panas dan hujan berganti-ganti serta peningkatan
volume lalu-lintas yang tinggi, memberi sumbangan kerusakan yang sangat cepat pada
perkerasan jalan di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan campuran perkerasan yang bersifat
fleksibel dengan stabilitas dan durabilitas tinggi, tidak peka terhadap cuaca panas, tahan
oksidasi, tahan terhadap rembesan air hujan, dan aman bagi lingkungan.

Campuran aspal dengan kadar aspal relatif tinggi dibutuhkan untuk memenuhi sifat-sifat di
atas agar rongga yang terisi aspal (VFWA) besar sehingga lebih tahan terhadap oksida. Salah
satu jenis lapis perkerasan jalan yang menunjang pembangunan diatas yaitu Split Mastic
Asphalt (SMA). SMA tersusun atas Split (agregat kasar dengan kadar tinggi, ± 75 %),
Mastic Asphalt (campuran agregat halus, filler dan aspal dengan kadar relative tinggi)
ditambah dengan zat additive serat selulosa. Agregat dari SMA mempunyai gradasi terbuka,
sehingga dapat memiliki ketebalan lapisan film aspal yang tinggi, hal ini menimbulkan
pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positifnya adalah karena lapisan dengan ketebalan
film aspal yang tinggi akan tahan terhadap sinar ultraviolet dan oksidasi, sehingga akan
meningkatkan daya tahan dari lapisan perkerasan jalan, sedangkan pengaruh 2 negatifnya
adalah bahwa lapisan aspal ini kurang tahan terhadap temperature tinggi, karena pada kondisi
lapisan film aspal yang tinggi ini cenderung terjadi bleeding atau keluarnya aspal ke
permukaan, akan tetapi pengaruh negative seperti hal tersebut dapat dikurangi dengan
penambahan zat additive berupa serat selulosa yang dapat berfungsi untuk menstabilkan aspal
dan meningkatkan viskositasnya.
Perkerasan jalan rusak secara gradual yang diakibatkan oleh beban berulang kendaraan, jenis
kerusakan utama pada perkerasan jalan adalah retak (cracking), dan deformasi permanen
(rutting). Mekanisme retak yang terjadi pada perkerasan jalan disebabkan adanya gaya tarik
di bagian bawah lapisan perkerasan akibat beban roda kendaraan. Beban tarik ini sering
menyebabkan adanya retak, terutama diawali dengan adanya retak awal pada bagian bawah
lapisan perkerasan yang kemudian akan menjalar kepermukaan. Untuk mendapatkan
kekuatan tarik material campuran aspal tidak dapat dilakukan pengujian secara langsung
dengan Marshall, sehingga metode yang paling sesuai untuk mengetahui gaya tarik campuran
aspal adalah dengan menggunakan metode Indirect Tensile Strength.

BAGAIMANA CARA KERJA STONE


CRUSHER PLANT
Peralatan yang digunakan dalam sebuah Stone crusher plant antara lain :
storage bin, vibrating screen, jaw crusher, impact crusher, circular
vibrating screen and belt conveyor.

Batu menghancurkan dan penyaringan proses kerja pabrik:


 
1. Pertama, bahan baku yang besar akan dimasukkan ke pengumpan bergetar
oleh truk atau excavator, sehingga bahan dimasukkan ke dalam rongga jaw
crusher merata di bawah getaran stabil bergetar pengumpan.
 
2. Dalam rangka mencapai tujuan produk akhir berukuran kecil dari
pelanggan, kita harus menghancurkan bahan yang telah dihancurkan oleh jaw
crusher. Pada saat ini, kita lebih suka memilih impact crusher sebagai
tahap sekunder mengingat kekerasan batu. Impact crusher telah sangat
populer di kalangan pelanggan karena memiliki banyak keuntungan ketika
menghancurkan batu keras menengah, seperti kapasitas besar, rasio
pengurangan tinggi, ukuran produk akhir yang seragam dan sebagainya.

 
3. Setelah penghancuran utama oleh jaw crusher dan penghancuran dari impact
crusher, ukuran produk pada dasarnya dapat memenuhi permintaan pelanggan,
tapi bagaimana untuk mengklasifikasikan mereka sesuai dengan ukuran mereka
saat ini? Dan sekarang apa yang kita butuhkan adalah beberapa layar
tertentu yang dapat menyaring agregat ini untuk tumpukan yang berbeda
ukuran, yaitu layar bergetar dengan fitur multi-layer, struktur handal dan
stabil, efisiensi penyaringan tinggi.
 
4. Bahan dari impact crusher akan disampaikan ke layar pertama melalui ban
berjalan/belt conveyor, dan tiga jenis bahan disaring oleh itu pada saat
ini. Dan proses kerja seluruh selesai sekarang.

sumber1, sumber2, sumber3, sumber4


Posted in Produk and tagged belt conveyor, impact crusher, jaw crusher, stone crusher
plant on Juni 17, 2015. 1 Komentar

MACAM MACAM BATU SPLIT


DAN KEGUNAANNYA
Bolder Elephant Stone ( Batu Gajah)
Material jenis ini banyak digunakan untuk penimbunan daerah-daerah rawa atau bibir pantai,
penahan ombak, reklmasi pantai dan pembuatan dermaga sederhana dan untuk batu pondasi
dsb.

Base Course ( Lapisan Kedua)


Material jenis ini digunakan untuk lapisan kedua / ketiga dari suatu areal yang akan ditimbun,
dimana tanah dasarnya sudah cukup stabil.

Split Stone / Batu Pecah ( 30-50mm)


Material ini biasanya digunakan untuk dasar badan jalan sebelum menggunakan material
yang lain, penyangga bantalan kereta api, penutup/ pemberat pipa didasar laut, dsb.
Split Stone / Batu Pecah ( 20-30 mm)
Material ini banyak digunakan untuk pengecoran lantai kerja, pengecoran / pembetonan
horizontal.

Split Stone / Batu Pecah ( 10-20mm)


Material jenis ini banyak digunakan untuk pengecoran segala macam konstruksi mulai dari
yang ringan sampai konstruksi berat. Spt: Jalan Tol, Gedung bertingkat, Landasan Pesawat
Udara, Bantalan Kereta Api, Pelabuhan dan Dermaga, Tiang Pancang dan Jembatan, dsb

Screening ( 5 -10 mm)


Material jenis ini banyak digunakan untuk campuran dalam proses pengaspalan jalan, mulai
dari jalan yang ringan sampai jalan berkelas-1 ( Aspal Mixed Plant)

Abu Batu ( 0-5 mm)


Material jenis ini banyak dibutuhkan untuk campuran dalam proses pengaspalan dan bisa
digunakan sebagai pengganti pasir. Material ini adalah bahan utama dari pembuatan gorong-
gorong dan Batako Press.

Agregat A, B
Batu pecah jenis adalah campuran batu split, abu batu dan pasir, yang dicampur berdasarkan
permintaan / kebutuhan proyek dan tergantung kebutuhannya.Sand (Pasir Sungai)Material
jenis ini digunakan untuk bahan dasar pembuatan dinding / bangunan beton dan bahan baku
cor untuk semua jenis bangunan.

PENGUJIAN SEDERHANA KADAR


LUMPUR PASIR
Pengendalian mutu pemeriksaan mutu pengujian kadar lumpur pasir
Di dalam pembangunan infrastruktur maupun gedung dibutuhkan material berkualitas, salah
satunya dalam bentuk agregat halus atau dikenal sebagai pasir?abu batu (hasil pecahan batu
split). Salah satu hal yang kita perlukan ketika akan menjual atau menentukan tempat dalam
mengambil material galian C yang baik, diperlukan metode quality control atau pemeriksaan
mutu terhadap material yang akan digunakan, seperti yang akan kita bahas untuk kali ini
yaitu mengenai cara menentukan pasir bangunan yang baik dengan menggunakan pengujian
kadar lumpur pasir.

Contohnya jika ingin membangun usaha beton ready mix dan terdapat beberapa pemasok
material pasir dari berbagai lokasi yang akan menjual pasir kepada kita. Kita harus
mengetahui kualitas dari pasir tersebut melalui pengujian kadar lumpur pasir ini.

Kualitas pasir merupakan salah satu faktor untuk menentukan kualitas campuran beton. Pasir
adalah endapan butiran-butiran mineral yang lolos ayakan 4.8 mm dan tertinggal di atas
ayakan 0.075 mm. Di dalam pasir juga masih terdapat kandungan-kandungan mineral yang
lain seperti tanah dan silt. Pasir yang digunakan untuk bahan bangunan harus memenuhi
syarat yang telah ditentukan di dalam PUBI. Pasir yang dapat digunakan sebagai bahan
bangunan, jika kandungan lumpur di dalamnya tidak lebih dari 5%. Dengan cara ekivalen
endapan lumpur dalam pasir yang dinyatakan dalam (%) dapat diketahui secara tepat.

Peralatan yang digunakan untuk pengujian untu melihat kadar lumpur pasir :
1. Gelas ukur 1000 ml
gelas ukur laboratorium untuk pengujian kadar lumpur air pasir
2. Timbangan digital

Cara menimbang pasir untuk pengujian kadar lumpur pada pasir

Bahan yang digunakan untuk pengujian kadar lumpur pasir :


1. Pasir lolos ayakan 0,063 mm sebanyak 230 ml
2. NaOH (Natrium Hidroksida), bisa dibeli di toko bahan kimia
3. Air mineral

Berikut ini cara pengujian sederhana untuk melihat kadar lumpur pasir antara lain:
1. Masukkan pasir sebanyak 230 ml ke dalam gelas ukur
2. Lalu masukkan lagi air sebanyak 70 ml kedalam gelas ukurnya
3. Dan baru dimasukkan NaOH (Natrium Hidroksida) sebanyak 30 ml ke dalam gelas ukur
tersebut.
4. Lalu tutup gelas ukur tersebut dan dikocok-kocok hingga NaOH (Natrium Hidroksida)
tersebut larut di dalam air
5. Diamkan hingga 1 jam untuk melihat hasilnya
6. Jika kita menguji sampel pasir lebih dari satu, lakukan dengan cara sama seperti langkah 1-
7
7. Cara menentukan yang pasir yang berkualitas baik adalah
cara pengujian pemeriksaan mutu kadar lumpur pasir pasir bagus dan tidak bagus baik dan
tidak baik

 
– Warna air yang naik ke permukaan tidak berwarna coklat lumpur
– Pasir yang paling baik di antara beberapa sampel tersebut adalah yang warna airnya paling
bening

Jika didapat volume endapan lumpur 20 cc maka kandungan lumpur yaitu 20 / 10 = 2%

Angka 10 diatas artinya 10 cc endapan lumpur ekivalen (~) dengan 1 % lumpur. Berdasarkan
PUBI 1982 Pasal 11 bahwa kandungan lumpur dalam pasir yang lewat ayakan 0,063 mm
tidak lebih dari 5 % (Kadar Lumpur).

Dengan melakukan tes kadar lumpur secara sederhana, dapat diketahui pasir yang layak atau
tidak layak untuk bahan campuran beton. Apabila ternyata hasilnya masih lebih dari ambang
batas, maka dapat dilakukan modifikasi dengan mengurangi persentase kadar lumpur lewat
pencucian pasir ataupun metoda lainnya

sumber, sumber2, sumber3

Posted in Tips Bangunan and tagged abu batu, agregat halus, batu split, galian c, lumpur


pasir, tes kadar lumpur, tes kandungan lumpur on Januari 8, 2018. Tinggalkan komentar

PILIH PASIR HITAM ATAU PASIR PUTIH


UNTUK PROYEK ANDA
Pasir Hitam memiliki ciri khas kekuatan lebih dengan corak warnanya yang hitam pekat dan
butiran pasir yang agak kasar serta tidak mengandung lumpur sehingga sangat baik jika pasir
ini digunakan sebagai sarana pengecoran konstruksi bangunan maupun sarana lainnya.
Meskipun agak kasar tidak menutup kemungkinan pasir ini bisa juga digunakan sebagai pasir
pasang maupun plesteran konstruksi suatu bangunan.

Untuk pemasangan bata maupun batako, pasir hitam dapat langsung digunakan tanpa harus
diayak terlebih dahulu. Hasil pasangan dinding bata atau batako pun tidak diragukan lagi
kekuatannya.

Sedangkan untuk plester dinding bangunan, pasir hitam akan lebih baik hasilnya jika pasir
tersebut di ayak terlebih dahulu baik secara manual dengan alat sederhana untuk proyek-
proyek kecil maupun dengan menggunakan mesin ayakan pasir untuk proyek-proyek besar.

Alhasil permukaan dinding bangunan yang diplester dengan pasir ini hasilnya lebih halus dan
mudah diratakan tanpa mengurangi kekuatan konstruksi bangunannya.

Jika menggunakan material pasir hitam untuk pengecoran tentunya harus dicampur dengan
semen dan batu split dan sebaiknya menggunakan air bersih dengan PH normal.Perbandingan
komposisi adukan antara semen,pasir dan split adalah 1:2:3 maksudnya 1 bagian semen,2
bagian pasir dan 3 bagian batu split. Untuk info harga batu split bisa menghubungi
087773399966 (phone/WA)

Sedangkan jika digunakan untuk pasir pasang dan plesteran maka perbandingan komposisi
adukan antara semen dan pasir adalah 1:6 saja sudah cukup bagus maksudnya 1 bagian semen
dan 6 bagian pasir.

Sebenarnya menurut penulis, warna pasir tidaklah menentukan bagus atau tidaknya
digunakan untuk proyek. Seperti yang penulis pakai di proyek perumahan
subsidi http://www.rumahbapbelitung.com, pasirnya berwarna putih (ciri khas pasir Bangka –
Belitung). Yang patut diperhatikan sebenarnya adalah kadar lumpur yang ada di dalam
kandungan pasir tersebut. Cara untuk melakukan pengetesan kadar lumpur, bisa Anda baca di
artikel berikut Cara Mengetes Kadar Lumpur Pasir.

Untuk Anda yang membutuhkan informasi harga pasir bisa langsung menghubungi kami di
087773399966

Posted in Tips Bangunan and tagged pasir beton, pasir cor, pasir hitam, pasir putih on Januari


1, 2018. Tinggalkan komentar

PROSEDUR PENGUJIAN MUTU BETON


Dalam kehidupan sehari-hari, beton merupakan salah satu bahan bangunan yang tidak asing
lagi bagi semua orang. Pada umumnya bahan beton ini dipergunakan sebagai stuktur utama
sebuah bangunan. Bahkan dengan adanya tren minimalis saat ini dimana penggunaan beton
sangat dimaksimalkan mulai dari pondasi hingga atap menyebabkan beton menjadi suatu
elemen yang penting dalam sebuah proyek.

Walaupun telah banyak orang yang menggunakan bahan beton, namun pada kenyataannya
tidak banyak yang mengerti bagaimana membuat beton yang benar. Kalaupun sudah
dipahami, seringkali dalam prakteknya orang melanggar prosedur yang sudah
dipahami tersebut dengan berbagai alasan. Umumnya, dari sekian tahapan proses pembuatan
beton hanya satu proses yang pasti dilalui yaitu mencampur bahan-bahan utama pembentuk
beton seperti semen, pasir dan batu split dengan perbandingan tertentu. Itupun kadang tidak
dilakukan dengan benar atau tidak sesuai dengan yang ditulis dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat.

Krisis mutu beton, barangkali itulah akibat yang bisa terjadi dari  tindakan yang melanggar
prosedur yang sudah ditetapkan tersebut. Karena tidak melewati proses secara benar, bisa
dipastikan produk beton yang dihasilkan tidak bisa memenuhi standar mutu yang diharapkan.
Penyebab lain dari krisis mutu ini adalah  tenaga kerja yang tidak berkompeten menangani
pekerjaan tersebut, kurangnya kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan
pekerjaan yang dilaksanakan secara terburu-buru.

Sengaja atau tidak sengaja, tentunya hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Perselisihan,
pengulangan pekerjaan dan perbaikan kembali pekerjaan bisa terjadi karena mutu yang tidak
bisa diterima. Semua komponen yang berkepentingan dalam pekerjaan beton, diharapkan
kesadarannya untuk selalu menggunakan dan melaksanakan standar prosedur yang benar
sebagai acuan dalam pekerjaan beton.

Melihat uraian di atas, maka perlu kiranya dibuat sebuah manual prosedur pembuatan dan
pengujian beton yang mengacu pada standar ISO yang berlaku di negara kita. Manual
prosedur ini tentunya akan sangat membantu menyamakan persepsi semua pihak yang terlibat
dalam pembuatan beton agar kualitas beton yang dihasilkan memenuhi standar mutu yang
diharapkan.

Pemeriksaan Bahan

Pemeriksaan Bahan Batu Split dan Pasir

1. Batu Split

Timbang batu split seberat  5 kg.

Batu split dimasukkan dalam keranjang lalu direndam dalam bak air. Setelah batu spit
dikeluarkan dari bak air kemudian di lap dengan kain sampai permukaannya lembab.

Didapat batu split yang SSD untuk kemudian dapat digunakan sebagai bahan untuk
percobaan campuran beton.

SSD atau Saturated Surface Dry adalah keadaan pada agregat dimana tidak terdapat air pada
permukaannya tetapi pada rongganya terisi oleh air sehingga tidak mengakibatkan
penambahan maupun pengurangan kadar air dalam beton.

2. Pasir.

Pasir basah diletakkan dan diangin-anginkan (dibalik-balikkan) selama   beberapa jam.

Kemudian pasir diuji dengan memakai alat corong/kerucut  sebagai berikut :


 Pasir yang diinginkan (dalam keadaan SSD nomor 4) diusahakan  mempunyai bentuk
yang tetap   hanya puncaknya yang sedikit longsor.
 Kemudian dicari kadar lumpurnya. Untuk pasir kadar lumpurnya harus <5%,
sedangkanuntuk kerikil kadar lumpurnya harus <1%

Pemeriksaan Kandungan Lumpur Untuk Pasir dan Kerikil

Pemeriksaan Kadar Air

 Pasir dalam keadaan sesungguhnya, bukan SSd ditimbang


 Kerikil  dalam keadaan sesungguhnya, bukan SSd ditimbang
 Keringkan pasir dan  kerikil tersebut dalam oven 100 C – 110  c selama 24 jam
 Timbang pasir dan kerikil yang sudah dioven.
 Dari pemeriksaan diatas diperoleh prosentase kandungan air pasir dan kerikil

Pemeriksaan Berat Jenis Agregat

1. Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Halus


2. Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Kasar

Pemeriksaan Berat Satuan Volume Agregat dan Semen

Modulus kehalusan pasir = jumlah % tertinggal komulatif pada tiap ayakan dari suatu seri
ayakan yang ukuran lubangnya berbanding 2 kali lipat dimulai dari ayakan berukuran lubang
0,15 mm

Pemeriksaan Gradasi Pasir dan Batu Split

 Timbang masing-masing pasir / batu split tersebut. Penimbangan sebaiknya dilakukan


secara komulatif, yaitu dari butir pasir / batu split yang kasar dahulu , kemudian
ditambahkan dengan butir pasir yang lebih halus sampai semua pasir tertimbang.
Catat berat pasir / batu split setiap penimbangan. Pada langkah ini harus dilakukan
dengan hati-hati agar tidak ada butir pasir / batu split yang hilang.
 Modulus kehalusan pasir / batu split = jumlah % tertinggal komulatif pada tiap ayakan
dari suatu seri ayakan yang ukuran lubangnya berbanding 2 kali lipat dimulai dari
ayakan berukuran lubang 0,15 mm.

sumber, foto

 
Posted in Teknik Sipil, Tips Bangunan and tagged agregat, batu split, batu split
beton, beton, kadar lumpur split, mutu beton, pasir, pasir beton, pengujian
beton on Desember 25, 2017. Tinggalkan komentar

PASIR BETON PASIR COR


Kebutuhan pasir untuk pekerjaan kosntruksi saat ini semakin meningkat, terutama di era
presiden Jokowi yang menggenjot proyek infrastruktur di mana-mana. Pasir yang bagus
digunakan untuk pengecoran atau beton adalah pasir yang mengandung sedikit kadar lumpur
dan sedikit kadar garamnya. Kenapa? Karena kadar lumpur yang tinggi dapat menyebabkan
cor cepat retak dan keropos. Untuk tahu lebih lanjut jenis pasir yang dibutuhkan, yuk kita
bahas satu persatu.

Pasir untuk konstruksi dibedakan menjadi 2, yaitu pasir beton dan pasir pasang

Pasir Beton

Pasir beton adalah butiran-butiran mineral keras dan tajam berukuran antara 0,075 – 5 mm,
jika terdapat butiran berukuran lebih kecil dari 0,063 mm tidak lebih dari 5% berat. Pasir
beton sering digunakan untuk pekerjaan cor-coran struktur seperti kolom, balok dan pelat
lantai.

Untuk mendapatkan kekuatan beton yang optimal maka pasir harus dapat memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :

a)Pasir beton harus bersih, bila diuji dengan larutan pencuci khusus, tinggi endapan pasir
yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh endapan tidak kurang dari 70%.

b) Kadar butiran yang lewat ayakan 0,063 mm (kadar lumpur) tidak boleh lebih dari 5%
berat.

c) Angka kehalusan butir (FM) terletak antara 2,2 – 3,2 bila diuji dengan rangkaian ayakan
0,16 ; 0,315; 0,63; 1,25; 2,50; 0,5 dan 10 mm, fraksi yang lewat ayakan 0,3 mm minimal 15%
berat.

d) Pasir tidak boleh mengandung zat-zat organik yang dapat mengurangi mutu beton. Untuk
memeriksanya pasir direndam pada cairan 3% NaOH, cairan di atas endapan tidak boleh
lebih gelap dari warna larutan pembanding.

e) Kekekalan terhadap larutan Na4SO4; fraksi yang hancur tidak boleh lebih dari 12% berat.
Kekekalan terhadap larutan MgSO4; fraksi yang hancur tidak boleh lebih dari 10% berat.

f) Untuk beton dengan tingkat keawetan tinggi, reaksi pasir terhadap alkali harus negatif.
Pasir Pasang

Berdasarkan tempat penambangan, maka pasir pasang di bedakan dalam 2 jenis sebagai
berikut :

1. Pasir Gunung, adalah pasir yang diperoleh dari hasil galian , butirannya kasar dan
tidak terlalu keras. Biasanya pasir jenis ini mengandung pozolan (jika dicampur
dengan kapur padam dan air setelah beberapa waktu dapat mengeras sehingga
membentuk suatu massa padat dan sukar larut dalam air). Untuk pengolahan lebih
lanjut biasanya pasir di cuci dahulu. Contoh daerah yang memproduksi pasir gunung
adalah pasir Galunggung di daerah Tasikmalaya, pasir lokal (seperti pasir Cilegon,
pasir Rumpin, pasir Jawilan)

2. Pasir Sungai, adalah pasir yang diperoleh dari sungai yang merupakan hasil gigisan batu-
batuan yang keras dan tajam, pasir jenis ini butirannya cukup baik (antara 0,063 mm – 5 mm)
sehingga merupakan adukan yang baik untuk pekerjaan pasangan. Pasir sungai umumnya
didapatkan dari daerah Pontianak sehingga orang biasa menyebut pasir Pontianak, pasir
dari Pulang Pisau Kalimantan Tengah, dan pasir Lampung. Yang perlu diperhatikan dari
pasir sungai adalah adanya kandungan organik yang ikut tersedot oleh pompa ke dalam
timbunan
3. Pasir Darat, adalah pasir yang didapat dari dataran di darat. Karakteristiknya hampir sama
dengan pasir gunung sehingga untuk penggunaan lebih lanjut harus melalui tahap pencucian.
Daerah yang memproduksi pasir darat adalah pasir Bangka, pasir Belitung,

Untuk info harga dan kebutuhan pasir proyek konstruksi Anda, segera hubungi kami di
087773399966 bisa via WA atau phone. Terpercaya sejak tahun 2012, kami akan antar ke
lokasi proyek Anda.

sumber

Posted in Tips Bangunan and tagged pasir bangka, pasir belitung, pasir beton, pasir


cilegon, pasir cor, pasir galunggung, pasir lampung, pasir pasang, pasir pontianak, pasir
rumpin on Desember 22, 2017. Tinggalkan komentar

PROSES PEMBUATAN BETON


PRA CETAK
Anda mungkin sering atau pernah melihat proyek pembuatan jalan layang yang menyatukan
beberapa segmen beton langsung di lokasi proyek. Nah, bagaimana sebenarnya proses
pembuatan beton pracetak dilaksanakan? Beton pracetak adalah salah satu jenis beton yang
dibuat di dalam pabrik sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Setelah pembuatan
beton tersebut selesai, beton selanjutnya akan di angkut ke lokasi proyek pembangunan untuk
dilakukan pemasangan.

Berdasarkan surat keputusan SNI T-15-1991-03, pengertian beton pracetak ialah komponen
beton yang dicor di tempat yang bukan merupakan posisi akhir dalam suatu struktur. Pada
umumnya, beton pracetak mempunyai kekuatan yang berkisar antara 4.000-6.000 psi atau
bahkan lebih. Keunggulan utama beton ini antara lain dapat menghemat anggaran biaya,
menghemat penggunaan bekisting, kualitasnya terkontrol dengan baik, serta tercapainya
efisiensi waktu.

Proses Pembuatan Beton Pracetak

Di bawah ini langkah-langkah dalam pembuatan beton pracetak, yuk kita simak bersama..

Langkah 1 : Pembuatan Cetakan

Cetakan berfungsi untuk membentuk beton dengan spesifikasi yang sesuai perencanaan.


Bahan baku untuk membuat cetakan beton yaitu papan kayu. Papan-papan kayu tersebut
lantas dibentuk kotak dan ditahan menggunakan paku secukupnya. Penentuan ukuran dari
cetakan harus benar-benar diperhatikan karena akan mempengaruhi hasil jadi beton pracetak.
Penyusunan cetakan beton yang baik, dapat membuat material kayu seyogyanya bisa dipakai
lagi hingga sebanyak 50 kali.

Langkah 2 : Pembuatan Adukan Beton

Secara prinsip, pembuatan adukan beton dilakukan dengan mencampurkan bahan pengisi dan
bahan pengikat menjadi satu. Bahan-bahan yang dimaksud antara lain pasir, kerikil / batu
split, semen, dan air dengan perbandingan komposisi sesuai kualitas yang diharapkan. Untuk
mengubah sifat alami dari beton, Anda bisa menambahkan zat aditif tertentu ke dalam adukan
tersebut. Bahan material yang digunakan, seperti batu split pun harus dengan kualitas yang
baik supaya cetakan kuat dan kokoh. Untuk info lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi website
kami http://www.jualbatusplit.com atau hubungi 085323233399.

Langkah 3 : Penuangan Adukan Beton

Adukan beton yang sudah terbentuk kemudian dituangkan ke dalam cetakan. Pastikan dalam
penuangannya, adukan ini disebarkan secara merata dan memenuhi setiap bagian cetakan.
Penuangan adukan yang salah akan menyebabkan mutu beton menurun. Bahkan kekuatan
beton pun dapat berkurang drastis apabila penampangnya tidak tercetak sempurna. Adukan
beton sebaiknya dituangkan setengahnya dahulu, kemudian dilakukan pemasangan tulangan
baja di tengah cetakan, dan diteruskan lagi dengan penuangan adukan sampai penuh.

Langkah 4 : Pemasangan Tulangan Baja

Kebanyakan beton pracetak dipakai untuk menahan beban dari bangunan. Tidak hanya pelat
lantai, beton ini juga kerap digunakan sebagai pembentuk struktur balok dan kolom
bangunan. Oleh karena itu, beton harus mampu menahan gaya beban dan gaya tarik dengan
baik. Solusinya Anda bisa memasang beberapa tulangan baja ke dalam adukan beton di
dalam cetakan tadi sehingga nantinya akan terbentuk beton bertulang. Pemasangan tulangan
dilakukan ketika kondisi adukan masih basah. Ukuran baja juga harus dipertimbangkan
dengan baik. Semakin berat struktur yang disangga, diameter pun harus semakin besar.

Langkah 5 : Pengeringan Beton

Adukan beton sebaiknya dikeringkan secara alami dengan cara mengangin-anginkannya.


Penjemuran adukan beton di bawah terik sinar matahari langsung justru dapat mengakibatkan
beton mengalami keretakan sehingga tak layak pakai. Selama proses pengeringan
berlangsung, beton juga perlu disiram dengan air secara berkala untuk menghindari beton
mengering secara mendadak. Perawatan terhadap beton dilakukan sampai berumur 7 hari,
sedangkan beton akan mengering sempurna dan boleh digunakan setelah usianya mencapai
30 hari.

sumber

Posted in Tips Bangunan and tagged batu split, beton jalan layang, beton pra cetak, beton pre
cast on Desember 19, 2017. 1 Komentar

CARA PEMASANGAN PAVING BLOCK


 

Sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di Paving dalam
keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan menggunakan
mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang telah dipasang paving block
tidak amblas.

Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan syarat-syarat
yang harus dipenuhi sebagai berikut:

1. Lapisan Subgrade

Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga
mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk kemiringan
Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan tanah dasar tersebut
harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90 % MDD (Modified Max Dry Density)
sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan.
Ini sangat penting untuk kekuatan landasan area paving nantinya.

2. Lapisan Subbase

Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis yang kita
butuhkan. Profil lapisan permukaan dario subbase juga harus mempunyai minimal
kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini sangat penting untuk
jangka panjang kestabilan paving kita.

3. Kanstin/Penguat Tepi

Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan paving
dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar paving tidak
bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.

4. Drainage/Saluran Air

Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga harus sudah kita pasang sebelum
pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk effisiensi
waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving terpasang akan sangat
mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu sendiri karena harus membongkar paving
yang sudah terpasang.

Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang paving dengan
material pendukung untuk landasan area paving. Material tersebut dapat berupa : Limestone,
Base Course, Sirdam, Makadam dsb.

1. Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
2. Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang sudah
terpasang tidak bergeser.
3. Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan
dengan menggunakan jidar kayu.
4. Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja
pemasang paving berada diatas paving yang telah terpasang.
5. Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan),
potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving block
cutter.
6. Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan pengisian
antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan menggunakan abu
batu.
7. Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau
stamper kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci antar paving
block satu sama lainnya.
8. Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.
sumber1, sumber2, gambar

Anda mungkin juga menyukai