Anda di halaman 1dari 15

BAB III

TINJAUAN UMUM

2.1 Umum
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Proyek Preservasi Jalan dalam kota Kupang
dan Bolok-Tenau dilaksanakan pada tanggal 19 September – 19 Desember. Proyek ini
dilaksanakan dilaksanakan karena tidak  memungkinkannya kondisi jalan poros yang
sering dilalui masyarakat yang berlubang dan retak, maka Dinas Bina Marga Provinsi
Nusa Tenggara Timur memutuskan untuk melaksanakan preservasi jalan. Perkerasan
jalan yang digunakan pada proyek ini adalah Flexible Pavement ( perkerasan lentur)
sebagai bahan perekat.Secara umum keadaan jalan yang dikerjakan merupakan  jalan
yang sudah mengalami  perkerasan jalan sebelumnya. Oleh karena ruas jalan ini
merupakan jalan pusat perkembangan ekonomi masyarakat yang bergantung pada
kelancaran arus barang dan manusia sehingga dengan terlaksananya proyek ini
diharapkan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat pada masa sekarang
ataupun masa yang akan datang.
2.2 Lingkup Pekerjaan
Pada pelaksanaan suatu kegiatan, pelaksanaan perlu menentukan dan mengatur
langkah-langkah setiap jenis pekerjaan diawal hingga selesai pekerjaan, hal ini
menyangkut dengan penentuan rencana kerja yang disusun berdasarkan jenis dan volume
pekerjaan. sehingga dapat menghasilkan mutu pekerjaan yang sesuai dengan kontrak
kerja yang telah disepakati secara umum, terhadap dalam pelaksana pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :
A. Pekerjaan Persiapan
Pada Pekerjan Persiapan ada beberapa jenis pekerjaan yang meliputi:
1. Mobilisasi
alat Pekerjaan mobilisasi akan segera dilakukan, setelah Surat Perintah Kerja
diterbitkan,padapekerjaan mobilisasi ini, akan dilakukan mobilisasi peralatan,
tenaga kerja,alat berat serta kebutuhan lainnya yang diperlukan guna menunjang
kelancaran pekerjaan. Alat yang di mobilisasi ke pekerjaan jalan yaitu :
a. Concrete cutter
b. Stamper
c. Hand breaker
d. Motor grader
e. Vibro roller
f. Water tank
g. Asphalt sprayer
h. Tandem roller
i. Pneumtic tire roller
j. Asphalt pinisher
2. Survey lapangan dan pentuan titik STA
Pekerjaan survey lapangan dan penentuan titik STA ini sangat perlu
dilaksanakan guna mengetahuiTentang kemungkinan adanya kendala-kendala
diproyek yang akan dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan baik secara
langsung baik secara langsung maupun tidak langsung.
B. Pekerjaan Jalan
1. Cutting aspal
Pekerjaan pemotongan aspal diperlukan untuk berbagai tujuan, misalnya
saja untuk memotong area jalan aspal yang rusak untuk kemudian
ditambal atau diganti. Pemotongan atau cutting aspal dilakukan dengan
kedalaman 6 cm.

Gambar 3.1 Cuting aspal


Sumber ; Lapangan,2022

2. Galian aspal
Pekerjaan galian perkerasan beraspal di ruas jalan linkar luar di kerjakan
pada saat cuaca panas/tidak hujan. Pekerjaan ini di lakukan dengan
menggunakan mesin hand breaker dan excavator. Setelah lapisan
perkerasan aspal lama terkelupas, proses berikutnya adalah pembersihan
permukaan lapisan aspal yang tersisa, hal tersebut dikarenakan proses
galian masih menyisakan lapisan aspal sisa dan debu yang masih
menempel pada lapisan aspal AC-WC.

Gambar 3.2 galian aspal menggunakan hand breaker

Sumber; Lapangan,2022
Gambar 3.3 galian aspal menggumakam excavator
Sumber; lapangan,2022

3. Penghamparan Agregat
Penghamparan material adalah suatu proses meratakan agregat lapis
pondasi setelah proses angkut menggunakan dump truk dari base camp.
Penghamparan material agregat tidak boleh dilakukan apabila cuaca tidak
mendukung seperti pada waktu hujan karena kadar air terlalu tinggi.
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 3 % dibawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air
optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maksimum (modified)yang ditentukan oleh spesifikasi
SNI. Alat untuk menghamparkan material agregat lapis pondasi
menggunakan Motor Grader. Setelah material sudah rata sesuai elevasi
dan ketebalan yang di tentukan proses selanjutnya yaitu di padatkan
menggunakan alat pemadat vibratory roller.

Gambar 3.4 penghamparan agregat


Sumber; lapangan,2022
4. Pemadatan Agregat
Pemadatan adalah suatu peristiwa bertambahnya berat volume kering oleh
beban dinamis, akibat beban dinamis butir-butir agregat seperti krikil dan
pasir merapat satu sama lain yang saling mengunci sebagai akibat
berkurangnya rongga udara.Tujuan pemadatan dapat tercapai
dengan pemilihan bahan agregat, cara pemadatan, pemilihan mesin
pemadat, dan jumlah lintasan atau passing yang sesuai.Pada pekerjaan
pemadatan lapis pondasi agregat di pakai alat pemadat vibratory
roller . Yang perlu di perhatikan dalam pekerjaan pemadatan yaitu
penghamparan yang agak berlubang atau kurang rata perlu ditambahkan
agregat material secara manual agar mendapat hasil yang padat dan
merata.Proses pekerjaan pemadatan di lapangan yang pertama kali setelah
material di hamparkan secara merata yaitu di padatkan dengan vobrator
roller setelah agak merata kemudian di siram air secaramerata dengan
menggunakan water tank dengan kapasitas 5000 liter. Setelah air merata
dipermukaan agregat yang sudah di padatkan kemudian agregat lapis
pondasi di padatkan lagi dengan vibratory roller sampai merata dan padat.
Fungsi penyiraman ini untuk pemadatan, karena dengan adanya
penyiraman air ini rongga-rongga antara agregat akan terpadatkan
dengan sendirinya dan saling mengunci sehingga tidak ada rongga udara
di dalamnya.
Pemadatan juga di lakukan dengan menggunakan mesin stamper
pada lubang yang ukurannya kecil.

Gambar 3.5 pemadatan menggunakan vobrator roller


Sumber; lapangan,2022
Gambar 3.6 pemadatan dengan stamper
Sumber;lapangan,2022

Gambar 3.7 penyiraman air menggunakan water tank


Sumber; lapangan,2022
5. Uji Sand Cone
Sand cone test adalah pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan dengan
menggunakan pasir Ottawa sebagai parameter kepadatan yang mempunyai
sifat kering,bersih,keras,tidak memiliki bahan pengikat sehingga dapat
mengalir bebas.Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan dari
suatu tanah di lapangan dengan berat isi kering laboratorium. Gambar
proses teskepadatan lapangan menggunakan alat sand cone.
Gambar 3.8 uji sand cone
Sumber; lapangan,2022
Mulai

Survei lapangan Pekerjaan persiapan Mobilisasi


Dan penentuan
titik STA

Cutting aspal

Galian aspal

Penghamparan Agregat

Pemadatan Agregat

Uji sand cone

Gambar 3.9 diagram alir


Sumber; pembahasan tinjauan umum
C. Pekerjaan Aspal
1. Pembersihan menggunakkan compressor
Pembersihan lahan dari debu-debu menggunakan alat kompresor
sehingga lapisan utama pondasi agregat terlihat, tujuan dari
pembersihan debu ini adalah agar saat penyemprotan lapisarn resap
pemgikat (prime coat), lapisan resap tersebut dapat meresap pada
batu-batuan pondasi agregat tersebut, sehigga batuan dapat saling
mengunci satu sama lain. Dimana Pembersihan permukaan harus
memperhatikan :
 Pada saat penyemprotan lapisan resap pengikat, permukaan
harus pada kondisi kering, tidak saat hujan atau berangin
dan tidak adanya debu atau kotoran lainnya yang tidak
diinginkan.
 Pembersihan melebihi 20 cm dari tepi permukaan yang
akan disemprot aspal.

Gambar 3.10 compressor


Sumber; lapangan,2022
2. Penyiraman Prime coat
Lapis Resap Pengikat atau juga dikenal sebagai prime coat adalah
lapisan ikat aspal cair yang diletakkan di atas lapis pondasi agregat, yang
bertujuan untuk memberikan daya ikat yang kuat antara lapisan pondasi
agregat terhadap campuran aspal yang diatasnya. Kualitas dan kuantitas
yang tidak akurat dari lapis resap pengikat dapat menyebabkan kerusakan
struktur, misalkan seperti retak yang diakibatkan oleh kualitas prime coat
yang kurang berfungsi pada lapisan, dan juga bleeding yang disebabkan
oleh kuantitas pelaburan lapis resap pengikat yang terlalu banyak. Maka
dari itu perlu untuk pelaksana fisik memperhatikan spesifikasi teknis lapis
resap pengikat (prime coat) sebagai pedoman untuk melaksanakan sesuai
dengan metode kerja. Pekerjaan Prime Coat ini meliputi Pembersihan
Permukaan Sebelum, Penyemprotan prime coat juga di lakukan secara
manual.

Gambar 3.11 aspal sprayer


Sumber; lapangan,2022

3. Penghamparan Aspal ( Asphalt Concrete-Wearing Course atau


AC-WC)
Alat untuk menghamparkan campuran aspal yang dihasilkan
dari alat produksi aspal. Terdapat dua jenis asphalt finisher yaitu
Crawler yang menggunakan roda kelabang, dalam hal daya ambang
(flotation),traksi dan penghamparannya lebih halus serta lebih datar
dibandingkan Asphalt Finisher yang menggunakan roda karet dengan
ukuran sama. Kelebihan Asphalt Finisher roda karet adalah dalam hal
manuver yang lebih cepat.

Gambar 3.12 aspal finisher


Sumber; lapangan,2022

4. Pemadatan aspal
a) Tandem Roller
Kegunaan dari penggilas ini adalah untuk mendapatkan
permukaan yang agak halus, misalnya penggilasan lapisan hot mix.
Tandem roller ini memberikan lintasan yang sama pada masing
masing rodanya, beratnya antara 8-14 ton. Penambahan beban
akibat pengisian zat cair (blasting) berkisaran antara 25-60 dari
berat penggilas. Untuk mendapatkan penambahan kepadatan pada
pengerjaan penggilas biasanya digunakan three Axle tandem roller
pada penggilasan batu – batuan yang tajam dan keras.
Gambar 3.13 tandem roller
Sumber; lapangan,2022

b) Tired Roller
Pemadatan roda karet dengan jenis pemadatan permukaan, namun
berfungsi dengan prinsip meremas (kneading action). Pemadatan
roda karet pada umumnya mempunya poros ganda (tandem axle)
dengan empat atau Sembilan roda tiap poros. Roda dirancang
sedemikian rupa sehingga roda bagian belakang dapat berjalan
dalam ruang diantara bagian depan. Pemadatan karet tidak boleh
kelebihan beban akibat pemberat atau bergerak dengan kecepatan
melebihi batas karena dapat memberikan keausan pada ban.
Gambar 3.14 tired roller
Sumber; lapangan,2022
Mulai

Pembersihan

Penyiraman prime coat

Penghamparan aspal

Pemedatan aspal

Tired roller Tandem roller

Gambar 3.15 diagram alir


Sumber; pembahasan,2022

Anda mungkin juga menyukai